201511028
Sri Hardianto
Politeknik kelapa sawit citra widya edukasi
Tahun
2015
ke
seluruh
dunia
berkat
adanya
Buah jeruk termasuk buah tunggal yang berasal dari satu bunga dan satu
ovari. Buah jeruk digolongkan ke dalam katagori buah hesperidium berdasarkan cirriciri yang dimiliki oleh jeruk yaitu: kulit yang membungkus daging buah bertekstur
seperti kulit, bagian dalamnya dipisahkan oleh segmen-segmen yang berserat. Kulit
buah jeruk berasal dari eksokarp dan mesokarp dan terpisah dari daging buah yang
terbentuk dari bagian endocarp. Buah jeruk dapat dimakan dalam keadaan segar
sebagai buah meja. Perkembangan industri juga mengembangkan pengolahan buah
jeruk menjadi beraneka makanan dan minuman. Hampir di setiap minuman sacshet
pasti ada yang rasa jeruk. Jeruk sangat terkenal dengan kandungan vitamin C nya.
Segelas jus jeru sudah dapat memenuhi kebutuhan vitamin C setiap harinya.
Kandungan vitamin C yang tinggi membuat jeruk merupakan buah yang mampu
menjaga dan meningkatkan daya tahan serta berguna dalam proses penyembuhan
berbagai macam penyakit.
Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah tropis pada dataran rendah sampai
ketinggian 650 m dpl. Di daerah katulistiwa dapat di tanam sampai ketinggian 2000
m dpl, dengan temperatur optimal 25-30 0C. Dapat ditanam pada berbagai jenis tanah
mulai dari tanah berpasir sampai tanah liat berat. Paling baik pada bekas endapan
sungai. Tanaman jeruk memerlukan cukup air terutama bila mulai berbunga, tetapi
tidak tahan genangan, oleh karena itu drainase harus baik. pH tanah yang sesuai 5-6
(Purnomosidhi et al., 2002). NPK diberikan pada saat tanaman masih muda. Unsure
mikro sangat dibutuhkan untuk menunjang pembuahan yang maksimal. Yang paling
penting untuk diperhatikan, kelembaban di sekitar tanaan jeruk tidak boleh terlalu
tinggi karena dapat memunculkan berbagai penyakit yang dapat membuat jeruk gagal
panen.
A.
Selain dimakan dan dipergunakan sebagai bahan minuman, juga dapat dipergunakan
sebagai obat, umpamanya jeruk nipis, sangat besar kasiatnya untuk obat mata, batuk
dan srbagainya.
B.
Di Indonesia, hasil ikutan (by product) dari buah jeruk belum dipikirkan, sedang di
luar negeri, sampah dari buah jeruk (kulit, biji, dll) dapat diolah menjadi:
- Gula tetes atau sirup
- Minyak (dari kulitnya)
- Minyak (dari bijinya)
- Makanan ternak
Minyak dan kulitnya dipergunakan untuk pembuatan:
- Sabun wangi
- Minyak wangi
- Membuat harum minuman
- Sebagai campuran kue
- Ice cream, dll
C.
Jenis Tanaman
Manfaat Tanaman
a. Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana
kandungan vitamin C yang tinggi.
b. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes,
alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk
membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue
.
E.
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan
angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah
(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan
buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat
derajat C.
Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Media Tanam
Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat
7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah
Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah
sampai tinggi tergantung pada spesies: 1. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1-
900 m dpl. 2. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. 3. Jenis Manis
Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300-800 m dpl. 4. Jenis Siem: 1-700 m dpl. 5. Jenis
Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1-700 m dpl. 6. Jenis Jepun Kasturi,
Kumkuat: 1-1.000 m dpl. 7. Jenis Purut: 1-400 m dpl.
F.
perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas
batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen,
Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di
suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari
tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk
dapat dilihat pada data berikut ini: a) Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m b)
Manis : jarak tanam 7 x 7 m c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m d) Nipis : jarak
tanam 4 x 4 m e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m f) Besar : jarak tanam (10-12) x
(10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu
sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah
(25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang.
Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan)
berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air
untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam,
perlu dilakukan: a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan. b) Pengurangan
akar. c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau
daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar
tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman
sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela
diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai
penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
-Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan
juga dilakukan penyiangan.
-Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar
perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah
mulai terlihat.
- Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang
yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan.
Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak
akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki
3-4 ranting atau kelipatannya.
Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit.
Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang
sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
-Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai
berikut:
o 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20
kg/tan.
o 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40
kg/tan.
o 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60
kg/tan.
o 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80
kg/tan.
o 5 bulan:
Urea=500;
P.kandang=100 kg/tan.
ZA=1000;
TSP=125;
ZK=500;
Dolomit=100;
o 6
bulan:
Urea=600;
ZA=1200;
TSP=150;
ZK=600;
Dolomit=120;
P.kandang=120 kg/tan.
o 7 bulan: Urea=700;
ZA=1400;
TSP=175;
ZK=700;
Dolomit=140;
P.kandang=140 kg/tan.;
o 8 bulan: Urea=800;
ZA=1600;
TSP=200;
ZK=800;
Dolomit=160;
P.kandang=160 kg/tan.
o >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200;
P.kandang=200 kg/tan.
-Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
-Penjarangan Buah
Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga.
Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di
dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah
di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3
buah.
G.
ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat
keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar
tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk,
hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif
Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.
o Kutu dompolon (Planococcus citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai
buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos
(Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC).
Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
o Lalat buah (Dacus sp.) Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak.
Gejala: lubang kecil di bagian tengah,
H.
jenis-jenis jeruk
Di sini hanya akan diterangkan jenis-jenis jeruk yang penting dan banyak
Daun dan buahnya berbulu banyak. Buahnya tidak begitu banyak dan tidak
begitu besar. Bentuk buahnya bulat agak cekung, kulitnya tipis dan licin. Warna kulit
hijau, akan tetapi kalau dibungksu kain atau daun akan menjadi kuning keputihputihan. Warna isi merah muda, berair banyak dan rasanya manis.
2. Jeruk pandan wangi
Pohonnya kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Buahnya bundar, tetapi
pangkal ujungnya datar. Kulitnya tebal dan ulet, karena itu dapat diangkut ke tempat
yang jauh. Isinya merah, kurang berair, rasanya manis.
4. Jeruk delima Jeruk
Delima ini ada dua macam: delima merah dan delima putih. Kayu dari kedua
jenis ini sangat peka terhadap penyakit getah (diplodia). Buahnya bundar dan cekung
pada tangkai sedikit runcing. Kulitnya mudah pecah. Kulit dari delima putih lebih
tipis dan lebih licin daripada delima merah dan warnanya juga lebih muda; rasanya
asam. Masih ada lagi jenis-jenis jeruk besar seperti: jeruk silempang, jeruk ojod
gondrong, jeruk delima kepyar, dll.
5. Bibit dan cara bertanam
Jeruk besar diperbanyak dengan biji, cangkokan dan okulasi. Yang penting paling
biasa dijalankan ialah dengan cangkokan. Cangkokan dibuat dari permulaan musim
penghujan. Jeruk besar mudah sekali dicangkok, Sebaiknya cangkokan-cangkokan
dideder dalam lubang-lubang yang sejuk dan cukup lembab tanahnya. Baru pada
musim hujan yang akan datang, cangkokkan-cangkokkan itu dipindah ke kebun.
Jeruk besar juga dapat diperbanyak dengan okulasi. Sebagai batang pokok
dipergunakan Citrun Jepang (J.C. Javen Citrun), Rough Lemon. Perlu dicatat di sini
bahwa menempel jeruk besar sebaiknya dilakukan pada musim panas, pada waktu itu
pengaliran zat makanandalam batang paling baik, lagipula batang pokok yang
dipangkas tidak mudah terserang penyakit diplodia (blendok).
d. Pemeliharaan tanaman
Di samping penyiangan, pengaturan air, perlu diperhatikan pemangkasan
dahan, ranting-ranting, pemberantasan hama dan penyakit. Pemangkasan dahandahan dan ranting-ranting diperlukan untuk memperoleh bentuk yang indah dan pula
untuk mengatur pertumbuhan yang baik. Pemangkasan dilakukan di atas mata yang
menghadap ke dalam, keculai jeruk pandan wangi yang pemangkasannya, dilakukan
di atas mata yang menghadap ke luar.
e. Hama dan penyakit
Pohon jeruk yang ditanam pada ketinggian kurang dari 400 m di atas permukaan
laut (dpl), sering diserang penyakit getah diplodia, Misalnya disekitar Jakarta yang
disebabkan oleh Diplodia Metalensis. Parasit tersebut dapat diberantas dengan
mengiris bagian-bagian yang diserang penyakit tersebut, kemudian lukanya ditutup
dengan teer kayu. Luka-luka ini dapat sembuh kembali seperti semula setelah
tahun. Okulasi yang baik dianjurkan untuk mencari pangkal pohon yang tahan
terhadap penyakit tersebut.
Beberapa Jenis citrus lainnya sering pula diserang ulat tersebut. Daging buah
ditembus, dan akibatnya cepat sekali busuk. Buah-buahnya rontok sebelum
masak dan tidak berguna lagi. Ulat jenis Proys eudocarpa, Meyr, hidup di
dalam kulit beberapa jenis jeruk dan menyebabkan benjol-benjol (penyakit
cacar). Penyakit tersebut tidak begitu berbahaya, tetapi harga buah tersebut
bisa menjadi turun.
Hama yang sering merusak tanaman jeruk ialah bermacam-macam kutu daun,
di antaranya Pseudococcus citri, Risso dan Lecanium viride, Green.
Batang: Rendah ada yang berduri ada yang tidak, dahannya mula- mula
bersudur, berwarna hijau tua, bila sudah agak tua menjadi bulat berkerat-kerat
dan berbecak-becak.
Daun : Terpencar, berdaun satu. bertangkai, berbentuk bulat telur atau bentuk
ellips panjang, berbau sedap tangkai daun bersayap.
Bunga : Besarnya sedang (jeruk hasil perkawinan campuran besar-besar),
berbau sedap manis. Tangkai bunga berwarna putih kuning.
Daun bunga : Berjumlah 5 lembar, waktu masih kuncup berwarna putih atau
putih kuning, benang sari 20 30 menjadi 4 5 berkas. Berkas-berkas itu
berdiri tegak dan membentuk pipa, lebih pendek daripada daun bunga.
Buah : Agak besar, pendek, kuat tangkainya, bentuknya bulat atau hampir
bulat. Kulitnya mengkilat, berwarna hijau kuning.
b. Arti ekonomis
Di daerah tropis masih dipergunakan untuk konsumsi sendiri dan belum
merupakan hasil bumi yang diekspor. Sedang di daerah sub-tropis merupakan hasil
ekspor yang penting. Jeruk manis merupakan jerul peres yang utama; banyak
mengandung vitamin C. Kulit buah tidak dapat dikupas dari dagingnya. Jika hendak
dimakan, maka harus dibelah dua, kemudian dihisap. Di Indonesia, khususnya di
daerah Garut, Ciawi, Puncak dan Jakarta, jeruk tersebut punya arti ekonomi yang
cukup besar. Jeruk manis merupakan hasil pekarangan yang pemasaran di kota-kota
besar.
c. Iklim dan tanah yang dikehendaki
Ada jenis jeruk manis yang cocok pada dataran rendah, ada juga yang cocok
pada daerah yang letaknya 1000 m dari permukaan laut dan mempunyai 3 bulan
kering. Di daerah dataran rendah yang basah biasanya buah jeruk manis berkulit
tebal, kurang harum dan lagipula berserat.
Lain daripada itu, buah jeruk manis dari tanah dataran, acapkali menjadi kering
sebelum masak.
Jenis pegunungan tidak baik ditanam di dataran. Buahnya tidak akan masak.
Sebaliknya kalau jenis dataran ditanam di daerah pegunungan, rasa buahnya menjadi
masam. Akar jeruk manis tidak masuk jauh ke dalam tanah, oleh karena itu kulit
tanah harus betul-betul subur. Tanaman jeruk manis menghendaki sinar matahari yang
banyak dan air yang cukup. Tanah tidak boleh kering, ia senantiasa harus cukup
lembab dan mudah mendapat air, supaya buahnya tidak menjadi kering dan keriput
sebelum masak. Tanah liat dan pasir kurang cocok buat tanaman pohon jeruk.
d. Jenis-jenis jeruk manis
penyakit tersebut, keluarlah getah seperti damar. Kalau penyakit tersebut sudah hebat,
pohon itu dilingkari oleh gelang-gelang penyakit dan akhirnya mati. Pada umumnya
penyakit tersebut dapat dibatasi dengan mengupas kulit yang mendapat serangan.
Tempat yang dikupas sebaiknya didesinfektir dengan teer kayu atau desinfektan
lainnya. Untuk mencegah penyakit tersebut leher akar dibuka di atas tanah, air yang
biasanya untuk mengairi dan membawa penyakit tersebut tidak boleh mengenai
batangnya, Penyakit kudis (Cladosporium citri, Massee) dan kanker (Pseudomonas
citri, Hasse) banyak juga menyerang pohon jeruk. Kedua penyakit tersebut
menyebabkan timbulnya banyak kelainan seperti zat gabus pada daun dan buah.
Pertumbuhan cabang-cabang baru menjadi terhalang. Daun yang diserang gugur.
Untuk mencegah tumbuhnya penyakit-penyakit tersebut, daun muda dapat disemprot
dengan bubur Bordo, sesaat sebelum tumbuhnya daun muda.
h. Pemungutan hasil
4 5 tahun sesudah ditanam, pohon jeruk manis mulai berbunga. Musim
bunga biasanya jatuh pada permulaan musim penghujan. Kira-kira 9 bulan kemudian,
buahnya sudah dapat dipetik. Rata-rata tiap-tiap pohon dapat menghasilkan 300 400
buah per tahun. Adakalanya sampai 400 500 buah. Jeruk manis biasanya
diusahakan secara besar-besaran, untuk diambil air jeruknya (juice). Dengan teknik
modern, buah-buah tersebut dapat diperas dan dapat menghasilkan air jeruk 62 %
dari berat buah.
3 JERUK CITRUN (Citrus medica, L)
a. Botani
Pohon : Tinggi 2 3,5 meter
Batang : Pendek sekali, tak berbulu, hampir selalu berduri, dahan mula-mula
bersudut, kemudian menjadi bulat, berwarna hijau tua, mengkilat sedikit,
kadang-kadang sedikit merah, penuh dengan bintik-bintik. Duri terdapat di
sekitar daun, daun tunggal, kuat, panjang sedikit runcing dan berwarna hijau.
Daun : terpencar, tangkai sangat pendek, berdaun tunggal, daunnya tipis
seperti bertulang, berbau sedap (bila diremas).
Bunga : terletak di ketiak daun, jarang sekali pada ujung cabang, kadangkadang berdaun, jumlah bunga dalam tandan 1 10 bunga. Bunganya besar,
berbau sangat harun, kuncup berwarna merah atau ungu. Bertangkai, sebagian
dari bunga-bunga itu adalah bunga jantan. Kelopaknya kecil berwarna kuning
hijau.
Tajuk bunga : Berjumlah 4 5 lembar, berwarna putih atau kuning muda,
lama- lama menjadi merah muda atau merah. Benang sari 30 40 menjadi 4
8 berkas, berkasnya berdiri tegak dan panjangnya tidak sama.
Bakal buah : Bulat telur memanjang, berwarna hijau tua, beruang 9 12;
tangkai putik kuat, bulat mempunyai kelenjar-kelenjar minyak.
Buah : bertangkai-tangkai, agak panjang besar atau sangat besar, bulat
panjang, berbau tuak, ada yang penuh bintil-bintil atau rata halus, penuh
dengan kelenjar-klenjar. Kulit luat tebal sampai sangat tebal, daging buah
kuning muda, berbau harun, rasanya masam dan segar.
Biji : Agak pipih, bulat panjang, berwarna kuning putih, selaput dalam
berwarna merah ungu, kepingnya berwarna putih.
b. Jenis-janis jeruk citrun
Yang termasuk golongan ini ialah:
1. Citrus Limonium atau jeruk citrun
2. Citrus Cedra (atau C. medica) atau jeruk sukade.
1. Jeruk citrun
Sesungguhnya buah jeruk citrun rasanya masam, rasa pahit itu berasal dari
minyak kulit, waktu jeruknya diperas. Dalam keadaan baik, yakni jika terdapat cukup
air, jeruk
citrun akan berbuah sepanjang tahun. Jeruk citrun cocok di daerah rendah hingga
tempat pegunungan setinggi 1000 m, di atas permukaan air laut. Sebagai bibit
dipergunakan biji. Meskipun citrun Jepang dan Rough Lemon dapat dipergunakan
sebagai batang pokok tempelan, namun hasilnya tidak memuaskan, karena tanaman
okulasi yang diperoleh akhirnya hidup merana. Jarak tanam 6 x 6 m. Jenis-jenis jeruk
citrun ialah: jeruk Ponderosa dan jeruk Khatta dari India.
2. Jeruk sukade
Jeruk sukade mempunyai kulit yang sangat tebal. Kalau jeruk citrun yang
diambil ialah sari buahnya, sebaliknya dari jeruk sukade justru diambil kulitnya. Jenis
jeruk sukade yang baik untuk dipergunakan sebagai sukade ialah: jeruk kates, kulit
buah berkerut-kerut dan pada ujung buah terdapat pentil yang sangat menonjol,
sehingga seolah-olah buah itu memiliki udel besar. Karena itu juga dinamakan jeruk
bodong. Jeruk sukade dapat tumbuh baik, terutama di daerah pegunungan. Jeruk
sukade dapat diperbanyak dengan stek atau okulasi, sebab bijinya kurang baik.
Sebagai batang pokok dipergunakan: Citrun Jepang dan Rough Lemon. Jarak tanam 5
6 m. Baik jeruk citrun maupun sukade cocok ditanam di daerah-daerah basah,
dengan musim kering dan setengah kering dengan pengertian bahwa air tanah harus
terletak 50 cm di bawah permukaan tanahm, dan di daerah setengah kering antara
50 150 cm di daerah basah antara 50 200 cm.
c. Pemungutan dan pengolahan buah citrun dan buah sukade.
1. Asal dipelihara dan dipupuk secara baik-baik, maka jeruk citrun dapat berbuah
setelah umur 3 tahun. Masaknya buah citrun tidak serentak. Sebagai tanda bahwa
buah tersebut sudah masak, kuli buah berwarna kuning. Jumlah rata-rata per phon
90 buah. Buah citrun yang harus dipetik tidak boleh langsung diperas, buah tersebut
harus diistirahatkan (didiamkan) untuk beberapa hari agar minyak di dalam kulit yang
pahit rasanya bisa memperoleh waktu untuk berubah menjadi minyak yang harum
baunya. Buah-buah yang sudah diistirahatkan dibersihkan, kemudian dibelah dan
diperas. Pemerasan harus hati-hati agar minyak kulit tidak bercampur dengan sari
buah. Sari jeruk yang didapat kemudian dicampur dengan air dan gula dalam
perbandingan 1 liter air jeruk + 2 liter air dan + 10 kg gula pasir, Campuran diaduk
sampai
larut.
Campuran
ini
jangan
sekali-kali
dipanaskan,
sebab
dapat
2. Lalu daripada buah citrun, buah sukade kalau masak kulitnya masih berwarna
hijau. Buah-buah yang dipilih, kemudian dicuci dan dibelah dua untuk dibuang
isinya. Kulitnya lalu direndam di dalam garam dapur 3 %. Tiap-tiap 1 kg kulit
membutuhkan 1,25 liter laarutan garam. Setelah beberapa hari ( 5 hari), pada
permukaan rendaman akan keluar busa-busa. Busa-busa tersebut harus dibuang. Tiaptiap 2 minggu sekali, larutan itu harus diganti dengan larutan garam yang baru.
Penggantian ini dilakukan sampai warna kulit berubah dari putih bersih menjadi putih
keruh dan mengkilat. Kulit-kulit tersebut kemudian direndam dalam air dingin selama
24 jam, agar sisa-sisa garam hanyut. Setelah pekerjaan itu selsesai, maka kulit-kulit
dimasak dengan air hingga lunak, kemudian direndam lagi dalam air dingin hingga 1
malam. Keesokan harinya kulit-kulit dimasak dengan air gula 30% yang telah
dipanasi lebih dahulu. Untuk tiap-tiap 1 liter diperlukan 0,8 liter air gula, kemudian
didinginkan selama 24 jam. Kulit-kulit yang sudah didinginkan itu kemudian
diangkat dari air gula yang sudah menjadi kental. Pada sirop tersebtu ditambah 150
gram gula untuk tiap 1 liter sirop. Kemudian sirop ini dimasak lagi dan kulit-kulit
tersebut dimasukkan kembali. Pekerjaan ini diulangi sedemikian rupa hingga
siropnya menjadi kental sekali. Kulit-kulit yang sudah menjadi sukade dibiarkan di
dalam sirop selama 7 hari. Agar kulit-kulit itu tidak tersebmbul, maka diatasnya
diberi papan yang bersih dengan batu-batu di atasnya. Sukade yang sudah selesai,
setelah direndam selama 7 hari, kemudian dicuci satu per satu dalam air mendidih,
agar gula yang melekat hilang. Kulit-kulit yang sudah dicuci kemudian dianginanginkan hingga kering. Hasil yng diperoleh ini dinamakan sukade.
4 Jeruk Nipis (Citrus aurantifola, Swingle)
a. Botani
Pohon : Kecil, bercabang banyak, tinggi 1,5 3,5 m.
Barang : Banyak dan cabangnya berduri, dahannya bulat, berwarna hijau tua
penuh dengan bintil-bintil kecil dan berkelenjar-kelenjar, durinya pendek
berjauhan, runcing.
a. Botani
Pohon : Rendah atau perdu, tinggi 2 12 m.
Batang : Bengkok atau bersudut, agak kecil, bercabang rendah, tajaknya tidak
beraturan, cabang-cabangnya rapat, dahan-dahannya kecil-kecil dan bersudut
tajam, yang lebih tua bulat, berwarna hijau tua, polos, berbintik-bintik, berduri
di ketiak daun.
Duri: Pendek, kaku, berbentuk seperti cundrik, berwarna hitam, ujungnya
berwarna coklat, panjangnya 0,2 1 cm.
Daun : Terpencar atau silih berganti, bertangkai, berdaun satu, bentuknya
bulat telur, ujungnya tumpul berbau sedap, berwatna hijau kuning,
Tangkai daun : Bersayap lebar, hampir menyerupai daun, berwarna hijau
kuning.
Bunga : Majemuk, terletak pada ketiak daun atau pada ujung tangkai, berbau
sedap.
Tajuk bunga : 4 5 lembar, bulat panjang, benang sari 24 30, pada kakinya
membesar, ujungnya runcing.
6 Jeruk Kasturi
a. Botani
Pohon : Tinggi 2 5 m, tajuknya agak bulat, batangnya rendah.
Daun : Terpencar, berdaun tunggal, agak kecil, berwarna hijau tua, bertangkai
pendek, pada bagian tepi daun juga terdapat bintil-bintil kelenjar, berbau
sedap.
Bunga : Majemuk, terletak di ketiak daun atau pada ujung cabang, bunga
kecil-kecil berbau harum, waktu masih kuncup berbentuk bulat telur panjang,
tangkai pendek, bulat berwarna hijau tua, daun pelindungnya kecil, kelopak
dau berbentuk cawan, terdiri dari 5 daun.
Tangkai bunga : 5 helai, bulat telur panjang.
Benang sari : 18 25, lebih pendek daripada tajuk bunga dan terikat menjadi
5 berkas. Tetapi ada pula yang lepas; panjangnya tidak sama.
Bakal buah : Berbentuk bola, pada pangkal dan ujung datar berwarna hijau
kuning.
Buah : Kecil, bertangkai pendek, hampir bulat, bila masak berwarna orange,
kuning atau kuning bercampur hijau, licin, mengkilat, garis tengah 2,5 3,5
cm.
Biji : Berbentuk seperti per, kepingnya panjang dan runcing, ujungnya
tumpul.
b. Daerah yang dikehendaki
Jeruk kasturi dapat tumbuh di mana-mana, baik di tanah dataran maupun di tanah
pegunungan.
c. Cara memperbanyak
Dengan biji. Jarak tanam 5 6 m. Walaupu ada sedikit kalium, jeruk kasturi dapat
dianggap termasuk salah satu tipe Cotrus nobilis, Lour. Kulit mudah lepas. Sisir-sisir
yang mudah dipisahkan dan lembaga yang berwarna hijau, menunjukkan adanya
persamaan sifat. Bakal buah : bentuknya seperti bola, menggantung. Kulitnya penuh
dengan bintik-bintik kelenjar, jika sudah masak berwarna kuning atau hijau kuning
agak mengkilat, kulitnya tebal, daging buahnya berwarna hijau, sangat masam dan
sangat pahit. Biji: Bulat telur panjang, kepingannya berwarna putih.
d. Catatan
Berbunga sepanjang tahun, tetapi yang paling banyak bunganya pada bulan
Oktober dan Nopember, dan panennya Juni Juli. Digunakan untuk masakan, untuk
manisan-manisan,
Di
beberapa
daerah,
kulit
buahnya
digunakan
untuk
menyegarkan. Tanaman tersebut tidak pernah diserang oleh penyakit kanker dan
kudis. Mengingat sifat-sifat tersbut, dapat digunakan menjadi batang bawah yang
baik. Sampai sekarang percobaan-percobaan ke arah itu sudah banyak hasilnya.
7 Jeruk Keprok dan sebangsanya (Citrus nobilis, Lour)
a. Botani
Pohon : Rendah 2 8 m, batangnya ada yang berduri ada yang tidak.
Tajuk pohon : Tidak beraturan, seperti bola atau ada yang seperti tiang,
bercabang banyak dan rindang, dahannya kecil.
Dahan : Terpencar, berdaun tunggal, agak kecil, bertangkai pendek, seperti
bertulang, berwarna hijau tua mengkilat, bagian bawah hijau muda.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun atau pada ujung cabang. Bunga kecil-kecil
berbau harun, tangkainya pendek, daun pelindungnya kecul, kelopak
berbentuk cawan bulat telur.
Tajuk bunga : Lima lembar, bulat telur panjang ke arah pangkal dan ujungnya
menyempit, putih berbintik-bintik, berkelenjar.
Benang sari : 18 23, sedikit lebih pendek daripada tajuk bunga, lepas atau
hanya sebagian menjadi beberapa berjas, tetapi setelah kering lepas kembali.
Bakal buah : Seperti bola, beruang 9 19, garis tengah 0,15 0, 2 cm, hijau
tua, atau hijau
II. Sejarah dan Penyebaran tanaman jeruk ( Citrus Sp)
Jeruk (Citrus sp) bukan tanaman asli Indonesia. Negeri asal jeruk adalah Asia
Tenggara, India, Cina, Australia dan Kaledonia Baru (Sunaryono, 1987). Disudut
sudut hutan daerah ini banyak ditemukan berbagai jenis tanaman jeruk liar. Tanaman
jeruk yang sekarang dibudidayakan dahulunya berasal dari daerah berhutan tropis
yang banyak curah hujannya yaitu daerah Cina Selatan dan Vietnam. Kedua daerah
ini tanahnya subur dan basah, hawanya lembab dan musim keringnya tidak lebih dari
3 bulan. Perkebunan jeruk terluas bukan terletak di Asia melainkan di daerah sub
tropis seperti USA, Italia, Spanyol, Israel, Mesir, Afrika Selatan, Australia bagian
selatan. Di Asia komoditi buah ini dihasilkan di Jepang, Cina, Taiwan, Korea, India
dan Irak. Negara-negara tropis yang banyak menghasilkan jeruk antara lain
Venezuela, Equador, Peru (Sarwono, 1986).
Di Indonesia tanaman jeruk sudah terdapat sejak ribuan tahun yang lalu.
Tanaman ini semula tumbuh liar di hutanhutan Sumatra, Kalimantan dan Jawa.
Setelah daerah-daerah tersebut didiami orang, jeruk mulai ditanam orang secara
budidaya bersama tanaman-tanaman penghasil pangan yang lain. Tanaman ini
sekarang telah tersebar di seluruh dunia dan Asia Tenggara antara lain di Spanyol,
Portugis, Benua Amerika dan Australia. Penyebaran di Amerika diperkirakan berasal
dari Spanyol dan Portugis, sebab pada waktu kedatangan Columbus pada tahun 1492
penduduk benua Amerika Utara dan Selatan belum belum mengenal pohon jeruk.
Dalam perjalanannya yang ke 2 pada tahun 1493, Columbus membawa banyak buah
dan biji jeruk sehingga 50 tahun kemudian di berbagai pulau, di Hindia Barat banyak
tumbuh tanaman jeruk setengah liar yang arealnya luas terutama jenis jeruk citrun.
(Sarwono,1982).
Daerah penyebaran jeruk di Indonesia yaitu Garut, Sukabumi, Purworejo,
Karang Anyar, Sragen Banyuwangi, Tulungagung, Jeneponto, Pangkep, Bangli,
Sambas, Pontianak, Sumedang, Bogor, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Solo,
Madura, Malang, Palembang, Medan, Brastagi, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur da Sulawesi Selatan (Sarwono, 1982; DirjenPangan, 1992).
III
(Sumatera Utara) berasal dari Tiongkok Selatan yang hidup di daratan tinggi dengan
sinar matahari dan curah hujan 1900-2040 mm/tahun. Jeruk ini tumbuh pada curah
hujan tipe C yaitu 5-7 bulan basah dan 4-6 bulan kering (Joesoef, 1993). Buah jeruk
bukan hanya daging buahnya saja yang dapat dimanfaatkan untuk makanan, tetapi
kulitnya pun digunakan untuk pembuatan pektin ataupun pembuatan jelly. 500 gram
kulit jeruk dapat menghasilkan 14-18 gram pektin kering. Pektin adalah senyawa
polimer yang bersifat mengikat air, membentuk gel atau mengentalkan cairan
(Soelarso, 1996).
IV.
Upakelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Upafamili : Aurantioideae
Bangsa : Citreae
Genus : Citrus L.
Spesies dan Hibrida
DESKRIPSI TANAMAN
Habitat
MANFAAT TANAMAN
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari
suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang
berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya
yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan "jeruk" kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota
marga lain yang masih berkerabat dalam suku yang sama, seperti kingkit. Dalam
bahasa sehari-hari, penyebutan "jeruk" atau "limau" (di Sumatra dan Malaysia)
seringkali berarti "jeruk keprok" atau "jeruk manis". Di Jawa, "limau" (atau "limo")
berarti "jeruk nipis".
Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan
menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang
khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan
klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang
baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak
diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir
menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat),
Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan
penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan
Papeda.
Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah
busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke
barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia
Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.
Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan
pangan, wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan
wewangian atau parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.
Pohon kecil, perdu atau semak besar, ketinggian 2-15 m, dengan batang atau
ranting berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal,
permukaan biasanya licin dan agak berminyak. Bunga tunggal atau dalam kelompok,
lima mahkota bunga (kadang-kadang empat) berwarna putih atau kuning pucat,
banyak, seringkali sangat harum. Buah bertipe "buah jeruk" (hesperidium), semacam
buah buni, membulat atau seperti tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm
tergantung jenisnya; kulit buah biasanya berdaging dengan minyak atsiri yang
banyak.
Buah dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai penyedap atau komponen kue
atau puding. Aroma yang khas berasal dari sejumlah flavonoid dan beberapa
terpenoid. "Daging buah" mengandung banyak asam sitrat (harafiah: "asam jeruk")
yang memberikan rasa masam yang tajam tetapi segar.
VI
Hampir semua orang baik tua maupun muda mengenal dan mengonsumsi
buah jeruk. Jeruk (Citrus Sp.) memang merupakan salah satu komoditi buahbuahan
terpenting setelah pisang dan mangga, dan termasuk buah yang digemari untuk
dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan. Bahkan jeruk juga merupakan
komoditas buah yang cukup menguntungkan, dimana mampu meningkatkan
kesejahteraan petani dan menumbuhkembangkan perekonomian regional serta
peningkatan pendapatan nasional.
Jika konsumen ditanya kriteria buah jeruk yang mereka sukai, jawaban yang
akan diperoleh tidak akan jauh dari rasa manis, tekstur lembut, harum, kadar jus
tinggi dan jika bisa tanpa biji. Hal inilah yang membuat buah jeruk impor yang
banyak dijumpai di semua tingkat pasar nasional lebih laris daripada jenis jeruk lokal,
walaupun jeruk impor tersebut sering tidak lagi segar. Pada kenyataannya Indonesia
memiliki banyak sekali jenis jeruk. Tiga diantaranya merupakan jeruk komersial yang
sudah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai jeruk konsumsi segar yaitu jeruk
Siam, jeruk Keprok dan Pamelo. Ketiga jenis jeruk tersebut memiliki potensi
produktivitas tinggi karena kemampuan adaptasinya yang baik terhadap beberapa
kondisi iklim di Indonesia. Namun ketiga jenis jeruk tersebut juga memiliki kualitas
yang kurang jika dibandingkan dengan jeruk impor seperti jumlah biji yang
cenderung banyak, kulit yang terkadang sulit dikupas dan warna buah kurang
menarik, serta tidak tahan simpan dalam waktu yang lebih dari 2 minggu. Hal ini
tanaman
serta
pengadaptasian
pada
Penelitian Tanaman
suatu
cara
pembudidayaan.
(Balitjestro) sejak tahun 2003 telah melakukan perbaikan varietas jeruk dengan tiga
metode pemuliaan yaitu:
Genetika jeruk
VII
PLASMA NUTFAH
Balitjestro
merupakan
salah
satu
Sampai
untuk
mendukung
pelepasan
HASIL JERUK
varietas
unggul
sehingga
dapat
PANEN
Ciri dan Umur Panen Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya
berumur antara 2836 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
PASCAPANEN
Penyimpanan Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan
bersih dengan temperatur ruangan 8-10 o C. 9.4. Pengemasan Sebelum
pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan
jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa
sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat
bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/231311362/jenis-jenis-jeruk.pdf
Diakses pada tanggal 17 juni 2016 pukul 14.00 wib
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40332/4/Chapter II.pdf
Diakses pada tanggal 18 juni 2016 16.00 wib
http://www.petanihebat.com/2014/02/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jeruk.html
Diakses pada tangal 18 juni 2016 16.10 wib
http://amuntaha38.blogspot.co.id/2011/04/jeruk.html
Diakses pada tangal 18 juni 2016 16.20 wib
http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/1663/
Diakses pada tangal 19 juni 2016 14.20 wib
http://bacaananda.blogspot.co.id/2011/04/jeruk-rekayasa-genetika-tumbuh-digurun.html
Diakses pada tangal 19 juni 2016 15.00 wib
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/en/publikations/proceeding/prosidingseminar-nasional-jeruk-2007-yogyakarta-13-14-juni-2007/induksi-mutagenesis-danprospek-aplikasi-penanda-pcr-mempercepat-penemuan-calon-varietas-unggul-jerukbaru/
Diakses pada tangal 20 juni 2016 15.30 wib
http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20jeruk.pdf
Diakses 26 juni 2015 13.00 wib