Anda di halaman 1dari 36

TUGAS PEPER

PEPER TANAMAN JERUK (CITRUS SP)

201511028
Sri Hardianto
Politeknik kelapa sawit citra widya edukasi
Tahun
2015

PEPER BUAH JERUK (CITRUS SP)


I.

Asal-Usul Buah Jeruk (Citrus sp)


Jeruk merupakan salah satu tanaman buah
yang berasal dari China Selatan, Australia Utara,
dan New Caledonia. Saat ini jeruk sudah masuk
hampir

ke

seluruh

dunia

berkat

adanya

perdagangan-perdagangan yang menghubungkan


antara Negara yang satu dengan Negara yang
lain. Di samping itu, penyebaran jeruk ke seluruh
dunia juga berkaitan dengan syarat tumbuh
tanaman jeruk yang memiliki toleransi yang luas
dari iklim tropis sampai iklim sub tropis, atau
bahkan sedikit iklim dingin, menurut data yang
saya dapat dari scribd menjelaskan bahwa Tanaman jeruk ini banyak diusahakan di
Indonesia, terutama di Jawa. Ini disebabkan, selain buah jeruk enak rasanya dan
banyak mengandung vitamin C juga karena sangat menguntungkan. Perkembangan
penanaman jeruk di Indonesia tampak jelas sekali. Ini dilihat dari banyaknya tanaman
jeruk. Sebelum perang dan sekarang, Ir. G.I.A. Terra meanksir banyaknya pohon
jeruk di Jawa. Pada tahun 1935 ada 750.000 pohon, sedang menurut Sdr.
Rismunandar, pada tahun 1959 di Jawa Barat saja ada 31/2 juta pohon jeruk. Angka
untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur tak dapat dikemukakan di sini. Peningkatan
tampak jelas, terutama mengenai jeruk siem.
Jeruk siam memiliki kulit yang tipis sekitar 2mm. permukaan kulit halus,
mengkilat, dan licin serta kuit menempel pada buah dengan lebih lekat. Dasar buah
berleher pendek dengan puncak berlekuk. Tangkai buah pendek dengan panjang
sekitar 3cm dan berdiameter 2.6mm. biji buah berbentuk oval warna putih
kekuningan dengan ukuran sekitar 20 biji. Daging buah lunak dengan rasa manis dan
beraroma harum. Bobot buah per buah dapat mencapai 75,6 gram. Satu pohon ratarata menghasilkan sekitar 7,3 kg buah. Panen dilakukan pada bulan Mei-Agustus.

Buah jeruk termasuk buah tunggal yang berasal dari satu bunga dan satu
ovari. Buah jeruk digolongkan ke dalam katagori buah hesperidium berdasarkan cirriciri yang dimiliki oleh jeruk yaitu: kulit yang membungkus daging buah bertekstur
seperti kulit, bagian dalamnya dipisahkan oleh segmen-segmen yang berserat. Kulit
buah jeruk berasal dari eksokarp dan mesokarp dan terpisah dari daging buah yang
terbentuk dari bagian endocarp. Buah jeruk dapat dimakan dalam keadaan segar
sebagai buah meja. Perkembangan industri juga mengembangkan pengolahan buah
jeruk menjadi beraneka makanan dan minuman. Hampir di setiap minuman sacshet
pasti ada yang rasa jeruk. Jeruk sangat terkenal dengan kandungan vitamin C nya.
Segelas jus jeru sudah dapat memenuhi kebutuhan vitamin C setiap harinya.
Kandungan vitamin C yang tinggi membuat jeruk merupakan buah yang mampu
menjaga dan meningkatkan daya tahan serta berguna dalam proses penyembuhan
berbagai macam penyakit.
Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah tropis pada dataran rendah sampai
ketinggian 650 m dpl. Di daerah katulistiwa dapat di tanam sampai ketinggian 2000
m dpl, dengan temperatur optimal 25-30 0C. Dapat ditanam pada berbagai jenis tanah
mulai dari tanah berpasir sampai tanah liat berat. Paling baik pada bekas endapan
sungai. Tanaman jeruk memerlukan cukup air terutama bila mulai berbunga, tetapi
tidak tahan genangan, oleh karena itu drainase harus baik. pH tanah yang sesuai 5-6
(Purnomosidhi et al., 2002). NPK diberikan pada saat tanaman masih muda. Unsure
mikro sangat dibutuhkan untuk menunjang pembuahan yang maksimal. Yang paling
penting untuk diperhatikan, kelembaban di sekitar tanaan jeruk tidak boleh terlalu
tinggi karena dapat memunculkan berbagai penyakit yang dapat membuat jeruk gagal
panen.
A.

Fungsi buah jeruk

Selain dimakan dan dipergunakan sebagai bahan minuman, juga dapat dipergunakan
sebagai obat, umpamanya jeruk nipis, sangat besar kasiatnya untuk obat mata, batuk
dan srbagainya.
B.

Hasil dari buah jeruk

Di Indonesia, hasil ikutan (by product) dari buah jeruk belum dipikirkan, sedang di
luar negeri, sampah dari buah jeruk (kulit, biji, dll) dapat diolah menjadi:
- Gula tetes atau sirup
- Minyak (dari kulitnya)
- Minyak (dari bijinya)
- Makanan ternak
Minyak dan kulitnya dipergunakan untuk pembuatan:
- Sabun wangi
- Minyak wangi
- Membuat harum minuman
- Sebagai campuran kue
- Ice cream, dll
C.

Jenis Tanaman

Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
D.

Manfaat Tanaman

a. Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana
kandungan vitamin C yang tinggi.

b. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes,
alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk
membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue
.
E.

SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim

Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan

angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah
(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan
buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat

memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.


Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat
tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20

derajat C.
Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

Media Tanam

Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat

7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah

5,5-6,5 dengan pH optimum 6.


Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150-200 cm di bawah
permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.

Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.


Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki
kemiringan sekitar 300.

Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah
sampai tinggi tergantung pada spesies: 1. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1-

900 m dpl. 2. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. 3. Jenis Manis
Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300-800 m dpl. 4. Jenis Siem: 1-700 m dpl. 5. Jenis
Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1-700 m dpl. 6. Jenis Jepun Kasturi,
Kumkuat: 1-1.000 m dpl. 7. Jenis Purut: 1-400 m dpl.
F.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA


Pembibitan

f.1. Persyaratan Bibit


Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa
penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip
dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang
halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi
penangkaran bibit.
f.2. Penyiapan Bibit
Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif
dan vegetatif.
f.3. Teknik Penyemaian Bibit
Cara generatif Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah
dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari
hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah
diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20
m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami,
tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak
tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi
atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20
cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran
pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).
Cara Vegetatif Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas
pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan
batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan

perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas
batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen,
Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di
suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari
tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk
dapat dilihat pada data berikut ini: a) Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m b)
Manis : jarak tanam 7 x 7 m c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m d) Nipis : jarak
tanam 4 x 4 m e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m f) Besar : jarak tanam (10-12) x
(10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu
sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah
(25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang.
Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan)
berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air
untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam,
perlu dilakukan: a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan. b) Pengurangan
akar. c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau
daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar
tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman
sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela
diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai
penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
Pemeliharaan Tanaman

- Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
-Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan
juga dilakukan penyiangan.
-Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar
perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah
mulai terlihat.
- Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang
yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan.
Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak
akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki
3-4 ranting atau kelipatannya.
Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit.
Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang
sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
-Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai
berikut:
o 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20
kg/tan.
o 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40
kg/tan.
o 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60
kg/tan.
o 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80
kg/tan.
o 5 bulan:

Urea=500;

P.kandang=100 kg/tan.

ZA=1000;

TSP=125;

ZK=500;

Dolomit=100;

o 6

bulan:

Urea=600;

ZA=1200;

TSP=150;

ZK=600;

Dolomit=120;

P.kandang=120 kg/tan.
o 7 bulan: Urea=700;

ZA=1400;

TSP=175;

ZK=700;

Dolomit=140;

P.kandang=140 kg/tan.;
o 8 bulan: Urea=800;

ZA=1600;

TSP=200;

ZK=800;

Dolomit=160;

P.kandang=160 kg/tan.
o >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200;
P.kandang=200 kg/tan.
-Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
-Penjarangan Buah
Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga.
Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di
dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah
di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3
buah.
G.

Hama dan Penyakit


Hama
o Kutu loncat (Diaphorina citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup
daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian:
menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40
EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC
dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat
bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
o Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.) Bagian yang diserang
adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas
sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan
aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40

EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW),


Malathion (Gisonthion 50 EC).
o Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.) Bagian yang diserang adalah daun
muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda
mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida
dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC),
Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC).
Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
o Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) Bagian yang
diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau
coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian:
semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol
(Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
o Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) Bagian yang diserang adalah buah.
Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang
terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP,
Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada
buah berumur 2-5 minggu.
o Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.) Bagian yang diserang Helopeltis
antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang
pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang
menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion
(Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron),
Methomil (Lannate 25 WP).
o Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.) Bagian yang diserang adalah
kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang
bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum
tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl
(Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang
bagian yang diserang.
o Thrips (Scirtotfrips citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun
muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di

ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat
keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar
tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk,
hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif
Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.
o Kutu dompolon (Planococcus citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai
buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos
(Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC).
Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
o Lalat buah (Dacus sp.) Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak.
Gejala: lubang kecil di bagian tengah,
H.

jenis-jenis jeruk
Di sini hanya akan diterangkan jenis-jenis jeruk yang penting dan banyak

diusahakan; di antaranya, ialah:


1. Jeruk besar (Citrus mazima, Merr)
2. Jeruk manis (Citrus aurantium, L)
3. Jeruk Citrun (Citrus medica, L)
4. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle)
5. Jeruk purut (Citrus hystrix)
6. Jeruk kasturi (Citrus microcarpa, Bunge)
7. Jeruk keprok dan sebangsanya (Citrus nobillis, Lour)
1 JERUK BESAR (Citrus Maxima, Merr)
1.Botani
Pohon : Tinggi 5 15 m, ada yang berduri banyak, ada yang tidak.
Batang : Kuat, agak bengkok, garis tengah 10 30 cm, kulit luar agak tebal,
dari luar berwarna cokelat kuning, dari dalam kuning.

Dahan : Waktu masih muda bersudut, lama-kelamaan menjadi bulat dan


berwarna hijau tua.
Tajak Pohon : Agak rendah, tidak beraturan, cabangnya berjauhan satu sama
lain dan pada ujung merunduk
Daun : Terpencar, besar-besar berdaun satu, bertangkai, berbentuk bulat telur,
puncak daun tumpul, tepi daunnya hampir rata dan di dekat ujung agak
berombak. Tangkai daun bersayap lebar, berwarna hijau kuning, berbulu, agak
suram.
Bunga : Bunga majemuk, ada yang tunggal atau bertandan. Bunga-bunga agak
besar berbau harum.
Kelopak Bunga : Membentuk lonceng atau cawan. Tajuk Bunga : 4 5 .
Waktu masih kuncup berbentuk seperti genting.
Benang Sari : 25 35, tegak, berberkas 4-5. Setelah mendepat sinat matahari
terlepas satu sama lain, panjangnya tidak sama.
Bakal Buah : Bulat atau seperti kerucut, beruang 11 16. Buah : Besar,
berbentuk bola yang tertekan, bermahkota sisa-sisa tangkai putik, kulit luar
tebal. Biji biasanya sedikit.
2. Tanah asal dan arti ekonomis
Jeruk tanaman asli Indonesia. Sering disebut limau atau limau besar. Sebagai
buah konsumsi dalam negeri, jeruk besar juga memiliki kedudukan ekonomi yang
cukup kuat.
3. Iklim dan tanah yang cocok
Jeruk besar dapat tumbuh di daerah rendah sampai 400 m dari permukaan
laut. Daerah yang cocok ialah daerah basah sampai dengan menengah kering, asalkan
air tanah letaknya di bawah 50 cm dari permukaan tanah, dan tidak kurang dari 150
cm di bawah permukaan tanah.
4. Jenis-jenis jeruk besar
1. Jeruk bali

Daun dan buahnya berbulu banyak. Buahnya tidak begitu banyak dan tidak
begitu besar. Bentuk buahnya bulat agak cekung, kulitnya tipis dan licin. Warna kulit
hijau, akan tetapi kalau dibungksu kain atau daun akan menjadi kuning keputihputihan. Warna isi merah muda, berair banyak dan rasanya manis.
2. Jeruk pandan wangi
Pohonnya kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Buahnya bundar, tetapi
pangkal ujungnya datar. Kulitnya tebal dan ulet, karena itu dapat diangkut ke tempat
yang jauh. Isinya merah, kurang berair, rasanya manis.
4. Jeruk delima Jeruk
Delima ini ada dua macam: delima merah dan delima putih. Kayu dari kedua
jenis ini sangat peka terhadap penyakit getah (diplodia). Buahnya bundar dan cekung
pada tangkai sedikit runcing. Kulitnya mudah pecah. Kulit dari delima putih lebih
tipis dan lebih licin daripada delima merah dan warnanya juga lebih muda; rasanya
asam. Masih ada lagi jenis-jenis jeruk besar seperti: jeruk silempang, jeruk ojod
gondrong, jeruk delima kepyar, dll.
5. Bibit dan cara bertanam
Jeruk besar diperbanyak dengan biji, cangkokan dan okulasi. Yang penting paling
biasa dijalankan ialah dengan cangkokan. Cangkokan dibuat dari permulaan musim
penghujan. Jeruk besar mudah sekali dicangkok, Sebaiknya cangkokan-cangkokan
dideder dalam lubang-lubang yang sejuk dan cukup lembab tanahnya. Baru pada
musim hujan yang akan datang, cangkokkan-cangkokkan itu dipindah ke kebun.
Jeruk besar juga dapat diperbanyak dengan okulasi. Sebagai batang pokok
dipergunakan Citrun Jepang (J.C. Javen Citrun), Rough Lemon. Perlu dicatat di sini
bahwa menempel jeruk besar sebaiknya dilakukan pada musim panas, pada waktu itu
pengaliran zat makanandalam batang paling baik, lagipula batang pokok yang
dipangkas tidak mudah terserang penyakit diplodia (blendok).
d. Pemeliharaan tanaman
Di samping penyiangan, pengaturan air, perlu diperhatikan pemangkasan
dahan, ranting-ranting, pemberantasan hama dan penyakit. Pemangkasan dahandahan dan ranting-ranting diperlukan untuk memperoleh bentuk yang indah dan pula

untuk mengatur pertumbuhan yang baik. Pemangkasan dilakukan di atas mata yang
menghadap ke dalam, keculai jeruk pandan wangi yang pemangkasannya, dilakukan
di atas mata yang menghadap ke luar.
e. Hama dan penyakit
Pohon jeruk yang ditanam pada ketinggian kurang dari 400 m di atas permukaan
laut (dpl), sering diserang penyakit getah diplodia, Misalnya disekitar Jakarta yang
disebabkan oleh Diplodia Metalensis. Parasit tersebut dapat diberantas dengan
mengiris bagian-bagian yang diserang penyakit tersebut, kemudian lukanya ditutup
dengan teer kayu. Luka-luka ini dapat sembuh kembali seperti semula setelah
tahun. Okulasi yang baik dianjurkan untuk mencari pangkal pohon yang tahan
terhadap penyakit tersebut.

Daun sering diserang oleh ulat (Phylloenitstis citrella, Stoint). Di beberapa


tempat, pohon-pohon muda sering ditutup dengan klambu agar tidak diserang
oleh ulat tersebut, sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.

Di dalam buah sering terdapat ulat jenis: Nephopteryx robusta, More).

Beberapa Jenis citrus lainnya sering pula diserang ulat tersebut. Daging buah
ditembus, dan akibatnya cepat sekali busuk. Buah-buahnya rontok sebelum
masak dan tidak berguna lagi. Ulat jenis Proys eudocarpa, Meyr, hidup di
dalam kulit beberapa jenis jeruk dan menyebabkan benjol-benjol (penyakit
cacar). Penyakit tersebut tidak begitu berbahaya, tetapi harga buah tersebut
bisa menjadi turun.

Hama yang sering merusak tanaman jeruk ialah bermacam-macam kutu daun,
di antaranya Pseudococcus citri, Risso dan Lecanium viride, Green.

Kutu-kutu tersebut biasana dibawa oleh semut-semut rangrang.

2 Jeruk Manis (Citrus aurantium, atau Citrus sinensis Osh)


a. Botani
Pohon : Tinggi 3 10 m, pohonnya kecil, cabang-cabangnya rendah.

Batang: Rendah ada yang berduri ada yang tidak, dahannya mula- mula
bersudur, berwarna hijau tua, bila sudah agak tua menjadi bulat berkerat-kerat
dan berbecak-becak.
Daun : Terpencar, berdaun satu. bertangkai, berbentuk bulat telur atau bentuk
ellips panjang, berbau sedap tangkai daun bersayap.
Bunga : Besarnya sedang (jeruk hasil perkawinan campuran besar-besar),
berbau sedap manis. Tangkai bunga berwarna putih kuning.
Daun bunga : Berjumlah 5 lembar, waktu masih kuncup berwarna putih atau
putih kuning, benang sari 20 30 menjadi 4 5 berkas. Berkas-berkas itu
berdiri tegak dan membentuk pipa, lebih pendek daripada daun bunga.
Buah : Agak besar, pendek, kuat tangkainya, bentuknya bulat atau hampir
bulat. Kulitnya mengkilat, berwarna hijau kuning.
b. Arti ekonomis
Di daerah tropis masih dipergunakan untuk konsumsi sendiri dan belum
merupakan hasil bumi yang diekspor. Sedang di daerah sub-tropis merupakan hasil
ekspor yang penting. Jeruk manis merupakan jerul peres yang utama; banyak
mengandung vitamin C. Kulit buah tidak dapat dikupas dari dagingnya. Jika hendak
dimakan, maka harus dibelah dua, kemudian dihisap. Di Indonesia, khususnya di
daerah Garut, Ciawi, Puncak dan Jakarta, jeruk tersebut punya arti ekonomi yang
cukup besar. Jeruk manis merupakan hasil pekarangan yang pemasaran di kota-kota
besar.
c. Iklim dan tanah yang dikehendaki
Ada jenis jeruk manis yang cocok pada dataran rendah, ada juga yang cocok
pada daerah yang letaknya 1000 m dari permukaan laut dan mempunyai 3 bulan
kering. Di daerah dataran rendah yang basah biasanya buah jeruk manis berkulit
tebal, kurang harum dan lagipula berserat.
Lain daripada itu, buah jeruk manis dari tanah dataran, acapkali menjadi kering
sebelum masak.
Jenis pegunungan tidak baik ditanam di dataran. Buahnya tidak akan masak.
Sebaliknya kalau jenis dataran ditanam di daerah pegunungan, rasa buahnya menjadi

masam. Akar jeruk manis tidak masuk jauh ke dalam tanah, oleh karena itu kulit
tanah harus betul-betul subur. Tanaman jeruk manis menghendaki sinar matahari yang
banyak dan air yang cukup. Tanah tidak boleh kering, ia senantiasa harus cukup
lembab dan mudah mendapat air, supaya buahnya tidak menjadi kering dan keriput
sebelum masak. Tanah liat dan pasir kurang cocok buat tanaman pohon jeruk.
d. Jenis-jenis jeruk manis

Untuk dataran rendah: Valencia Late Orange, Pineapple Orange, Norris


Orange, Jeruk Itali, Shamouti Jaffa dsb, (varietas-varietas impor).

Untuk dataran tinggi (jenis-jenis pegungungan): jeruk Puten, Napel Orange,


dan Dumrings seedling, jeruk betawi dan sebagainya. Washington Napel
Orange adalah jenis yang terbaik. Pada tangkai buah terdapat semacam udel
(navel) yang berbentuk jeruk kecil.

e. Bibit dan cara menanam


Jeruk manis dapat diperbanyak dengan cangkokkan, okulasi dan stek. Sebagai
batang pokok untuk okulasi dapat mempergunakan jenis jeruk: Citrun Jepang, Rough
Lemon atau Citronellah. Okulasi di atas Citrun Jepang mudah berbunga. Dengan cara
cangkokan dapat menghasilkan bibit yang baik. Mana yang lebih baik antara bibit
cangkokan dan okulasi? Hal ini tergantung dari beberapa faktor, di antaranya keadaan
iklim, tanah, dll. Di tanah-tanah yang sering tergenang air, tidaklah baik untuk
mempergunakan okulasi yang memiliki batang pokok berakar panjang. Karena
panjang akarnya sampai 7 10 m; sehingga ia akan mudah mati, karena akarnya
rusak. Cangkokan yang memiliki akar-akar pendek, lebih cocok untuk daerah-daerah
tsb. Sebaiknya di tanah cadas, cangkokan kurang baik karena akar-akar yang pendek
tidak mampu menembus cadas yang berada di bawah permukaan tanah.
Sebaliknya di tanah cadas, cangkokan kurang baik karena akar-akar yang pendek
tidak mampu menembus cadas yang berada di bawah permukaan tanah. Bibit-bibit
yang telah terpilih dipindahkan ke kebun pada permukaan musim hujan. Jarak tanam
8 x 8 m, dengan ukuran lubang 100 x 100 cm dan dalamnya 50 cm.
f. Pemupukan

Tanaman jeruk manis menghendaki tanah yang gembur. Ia tidak tahan


genangan air. Pengaruh manis menghendaki tanah yang masam. Di samping itu
semua jeruk manis menghendaki pemupukan yang baik, khususnya pupuk organis
(pupuk kandang, kompos, dll) dan anorganis (pupuk N, pupuk Fosfor dan Kali).
Pupuk organis sangat diperlukan. Oleh karena pupuk tersebut akan membantu
pertumbuhan suatu jenis cendawan (mycarrhiza) yang melekat pada akar jeruk dan
merupakan alat penghisap zat-zat makanan dari tanah bagi tanaman. Hal ini
disebabkan karena akar-akar jeruk tidak mempunyai akar rambut, maka cendawan
tersebut lalu menjadi penggantungnya. Pada permulaan tanam, diberi 2 3 blek
pupuk kandang. Kemudian tiap tahunnya diberi tambahan pupuk 2 -4 blek lebih
banyak daripada pemupukan tahun yang lalu, sehingga pada umur 9 tahun, tiap-tiap
tanaman akan menerima 200 kg (20 kg blek) pupuk kandang. Sesudah itu tidak
memerlukan penambahan lagi, karena penambaha pemupukan tidak akan
mendatangkan hasil. Pupuk anorganis diperlukan, karena tanaman jeruk sangat peka
terhadap pupuk buatan, seperti Z.A, Fosfor dan Kali. Dewasa ini di Indonesia sudah
banyak yang menggunakan pupuk buatan. Dari penyelidikan dengan pupuk buatan,
sementara mendatangkan hasil seperti berikut: Di tanah yang subur, tambahan pupu
buatan itu merupakan campuran pupuk yang mengandung zat-zat N, P2O5 dan K2O,
dengan perbandingan 2 : 1 : 1, sedang pada tanah yang kurus perbandingannya 1 : 2 :
2. Selanjutnya pemberian zat lemas 400kg/Ha tidak memberikan hasil lebih, bahkan
sering merugikan. Maksimal hanya dapat diberikan 200 kg/Ha, yang diberikan
beberapa kali, sebanyak 50 kg/Ha, tiap-tiap kalinya. Jika jumlah tersebut diberikan
dalam 4 kali, maka tiap-tiap pohon akan menerima 0,3 kg N atau 1,5 kg Z.A. Sedang
untuk kebutuhan zat Fosfor adalah 2 x 0,2 kg P2O5 atau 1 kg D.S dan untuk zat
Kali 1 3 kali besar Fosfat atau 0,2 1,7 kg K2O atau 1,5 4,5 kg Z.K.
g. Pemberantasan hama dan penyakit.
Penyakit yang banyak menyerang jeruk manis ialah penyakit getah
(Gomziekte), yang disebabkan oleh Phytophtora parasitica. Jenis kapang tersebut
hidup di dalam tanah dan menyerang pada pangkal batang. Kulit yang diserang
berubah warnanya dan mati, sedang dari luka-lukanya yang ditimbulkan oleh

penyakit tersebut, keluarlah getah seperti damar. Kalau penyakit tersebut sudah hebat,
pohon itu dilingkari oleh gelang-gelang penyakit dan akhirnya mati. Pada umumnya
penyakit tersebut dapat dibatasi dengan mengupas kulit yang mendapat serangan.
Tempat yang dikupas sebaiknya didesinfektir dengan teer kayu atau desinfektan
lainnya. Untuk mencegah penyakit tersebut leher akar dibuka di atas tanah, air yang
biasanya untuk mengairi dan membawa penyakit tersebut tidak boleh mengenai
batangnya, Penyakit kudis (Cladosporium citri, Massee) dan kanker (Pseudomonas
citri, Hasse) banyak juga menyerang pohon jeruk. Kedua penyakit tersebut
menyebabkan timbulnya banyak kelainan seperti zat gabus pada daun dan buah.
Pertumbuhan cabang-cabang baru menjadi terhalang. Daun yang diserang gugur.
Untuk mencegah tumbuhnya penyakit-penyakit tersebut, daun muda dapat disemprot
dengan bubur Bordo, sesaat sebelum tumbuhnya daun muda.
h. Pemungutan hasil
4 5 tahun sesudah ditanam, pohon jeruk manis mulai berbunga. Musim
bunga biasanya jatuh pada permulaan musim penghujan. Kira-kira 9 bulan kemudian,
buahnya sudah dapat dipetik. Rata-rata tiap-tiap pohon dapat menghasilkan 300 400
buah per tahun. Adakalanya sampai 400 500 buah. Jeruk manis biasanya
diusahakan secara besar-besaran, untuk diambil air jeruknya (juice). Dengan teknik
modern, buah-buah tersebut dapat diperas dan dapat menghasilkan air jeruk 62 %
dari berat buah.
3 JERUK CITRUN (Citrus medica, L)
a. Botani
Pohon : Tinggi 2 3,5 meter
Batang : Pendek sekali, tak berbulu, hampir selalu berduri, dahan mula-mula
bersudut, kemudian menjadi bulat, berwarna hijau tua, mengkilat sedikit,
kadang-kadang sedikit merah, penuh dengan bintik-bintik. Duri terdapat di
sekitar daun, daun tunggal, kuat, panjang sedikit runcing dan berwarna hijau.
Daun : terpencar, tangkai sangat pendek, berdaun tunggal, daunnya tipis
seperti bertulang, berbau sedap (bila diremas).

Bunga : terletak di ketiak daun, jarang sekali pada ujung cabang, kadangkadang berdaun, jumlah bunga dalam tandan 1 10 bunga. Bunganya besar,
berbau sangat harun, kuncup berwarna merah atau ungu. Bertangkai, sebagian
dari bunga-bunga itu adalah bunga jantan. Kelopaknya kecil berwarna kuning
hijau.
Tajuk bunga : Berjumlah 4 5 lembar, berwarna putih atau kuning muda,
lama- lama menjadi merah muda atau merah. Benang sari 30 40 menjadi 4
8 berkas, berkasnya berdiri tegak dan panjangnya tidak sama.
Bakal buah : Bulat telur memanjang, berwarna hijau tua, beruang 9 12;
tangkai putik kuat, bulat mempunyai kelenjar-kelenjar minyak.
Buah : bertangkai-tangkai, agak panjang besar atau sangat besar, bulat
panjang, berbau tuak, ada yang penuh bintil-bintil atau rata halus, penuh
dengan kelenjar-klenjar. Kulit luat tebal sampai sangat tebal, daging buah
kuning muda, berbau harun, rasanya masam dan segar.
Biji : Agak pipih, bulat panjang, berwarna kuning putih, selaput dalam
berwarna merah ungu, kepingnya berwarna putih.
b. Jenis-janis jeruk citrun
Yang termasuk golongan ini ialah:
1. Citrus Limonium atau jeruk citrun
2. Citrus Cedra (atau C. medica) atau jeruk sukade.
1. Jeruk citrun
Sesungguhnya buah jeruk citrun rasanya masam, rasa pahit itu berasal dari
minyak kulit, waktu jeruknya diperas. Dalam keadaan baik, yakni jika terdapat cukup
air, jeruk
citrun akan berbuah sepanjang tahun. Jeruk citrun cocok di daerah rendah hingga
tempat pegunungan setinggi 1000 m, di atas permukaan air laut. Sebagai bibit
dipergunakan biji. Meskipun citrun Jepang dan Rough Lemon dapat dipergunakan
sebagai batang pokok tempelan, namun hasilnya tidak memuaskan, karena tanaman
okulasi yang diperoleh akhirnya hidup merana. Jarak tanam 6 x 6 m. Jenis-jenis jeruk
citrun ialah: jeruk Ponderosa dan jeruk Khatta dari India.

2. Jeruk sukade
Jeruk sukade mempunyai kulit yang sangat tebal. Kalau jeruk citrun yang
diambil ialah sari buahnya, sebaliknya dari jeruk sukade justru diambil kulitnya. Jenis
jeruk sukade yang baik untuk dipergunakan sebagai sukade ialah: jeruk kates, kulit
buah berkerut-kerut dan pada ujung buah terdapat pentil yang sangat menonjol,
sehingga seolah-olah buah itu memiliki udel besar. Karena itu juga dinamakan jeruk
bodong. Jeruk sukade dapat tumbuh baik, terutama di daerah pegunungan. Jeruk
sukade dapat diperbanyak dengan stek atau okulasi, sebab bijinya kurang baik.
Sebagai batang pokok dipergunakan: Citrun Jepang dan Rough Lemon. Jarak tanam 5
6 m. Baik jeruk citrun maupun sukade cocok ditanam di daerah-daerah basah,
dengan musim kering dan setengah kering dengan pengertian bahwa air tanah harus
terletak 50 cm di bawah permukaan tanahm, dan di daerah setengah kering antara
50 150 cm di daerah basah antara 50 200 cm.
c. Pemungutan dan pengolahan buah citrun dan buah sukade.
1. Asal dipelihara dan dipupuk secara baik-baik, maka jeruk citrun dapat berbuah
setelah umur 3 tahun. Masaknya buah citrun tidak serentak. Sebagai tanda bahwa
buah tersebut sudah masak, kuli buah berwarna kuning. Jumlah rata-rata per phon
90 buah. Buah citrun yang harus dipetik tidak boleh langsung diperas, buah tersebut
harus diistirahatkan (didiamkan) untuk beberapa hari agar minyak di dalam kulit yang
pahit rasanya bisa memperoleh waktu untuk berubah menjadi minyak yang harum
baunya. Buah-buah yang sudah diistirahatkan dibersihkan, kemudian dibelah dan
diperas. Pemerasan harus hati-hati agar minyak kulit tidak bercampur dengan sari
buah. Sari jeruk yang didapat kemudian dicampur dengan air dan gula dalam
perbandingan 1 liter air jeruk + 2 liter air dan + 10 kg gula pasir, Campuran diaduk
sampai

larut.

Campuran

ini

jangan

sekali-kali

dipanaskan,

sebab

dapat

menghilangkan aroma citrun. Untuk meningkatkan mutu, sebaiknya ditambah dengan


asam cetrat beberapa gram. Untuk mengawetkan sari citrun baiklah dibubukkan obatobat pengawet seperti gram natrium bensoat + gram kalium metasulfat tiap 1
liter sirup.

2. Lalu daripada buah citrun, buah sukade kalau masak kulitnya masih berwarna
hijau. Buah-buah yang dipilih, kemudian dicuci dan dibelah dua untuk dibuang
isinya. Kulitnya lalu direndam di dalam garam dapur 3 %. Tiap-tiap 1 kg kulit
membutuhkan 1,25 liter laarutan garam. Setelah beberapa hari ( 5 hari), pada
permukaan rendaman akan keluar busa-busa. Busa-busa tersebut harus dibuang. Tiaptiap 2 minggu sekali, larutan itu harus diganti dengan larutan garam yang baru.
Penggantian ini dilakukan sampai warna kulit berubah dari putih bersih menjadi putih
keruh dan mengkilat. Kulit-kulit tersebut kemudian direndam dalam air dingin selama
24 jam, agar sisa-sisa garam hanyut. Setelah pekerjaan itu selsesai, maka kulit-kulit
dimasak dengan air hingga lunak, kemudian direndam lagi dalam air dingin hingga 1
malam. Keesokan harinya kulit-kulit dimasak dengan air gula 30% yang telah
dipanasi lebih dahulu. Untuk tiap-tiap 1 liter diperlukan 0,8 liter air gula, kemudian
didinginkan selama 24 jam. Kulit-kulit yang sudah didinginkan itu kemudian
diangkat dari air gula yang sudah menjadi kental. Pada sirop tersebtu ditambah 150
gram gula untuk tiap 1 liter sirop. Kemudian sirop ini dimasak lagi dan kulit-kulit
tersebut dimasukkan kembali. Pekerjaan ini diulangi sedemikian rupa hingga
siropnya menjadi kental sekali. Kulit-kulit yang sudah menjadi sukade dibiarkan di
dalam sirop selama 7 hari. Agar kulit-kulit itu tidak tersebmbul, maka diatasnya
diberi papan yang bersih dengan batu-batu di atasnya. Sukade yang sudah selesai,
setelah direndam selama 7 hari, kemudian dicuci satu per satu dalam air mendidih,
agar gula yang melekat hilang. Kulit-kulit yang sudah dicuci kemudian dianginanginkan hingga kering. Hasil yng diperoleh ini dinamakan sukade.
4 Jeruk Nipis (Citrus aurantifola, Swingle)
a. Botani
Pohon : Kecil, bercabang banyak, tinggi 1,5 3,5 m.
Barang : Banyak dan cabangnya berduri, dahannya bulat, berwarna hijau tua
penuh dengan bintil-bintil kecil dan berkelenjar-kelenjar, durinya pendek
berjauhan, runcing.

Daun : Terpencar, bertangkai, berdaun satu, berbentuk bulat telur, ujungnya


agak tumpul dan kakinya agak membulat, di bagian atas berwarna hijau tua,
mengkilat, bagian bawah hijau muda, berbau sedap.
Tangkai Daun : Bersayap, agak lebar, warnanya seperti daunnya, panjangnya
0,1 1 cm.
Bunga : Majemuk, terletak di ketiak daun pada ujung tangkai
Daun Bunga : 4 5 lembar, berbentuk pisau panjang, benang sari berberkas.
Bakal Buah : berbentuk bola, berwarna kuning hijau, mengkilat
Buah : Agak kecil, sangat masam, berair, berbau sedap. Bijinya bulat telur
panjang, kepingnya putih hijau.
b. Daerah yang dikehendaki
Memerlukan tanah yang gembur dan mengandung banyak air. Terletak pada
dataran sampai dengan ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Dapat tumbuh
bagus di daerah basah, daerah basah dengan bulan-bulan kering dan derah setengah
kering, dengan pengertian bahwa air tanah di daerah setengah kering tiak boleh leboh
dari 200 cm di bawah permukaan tanah.
c. Cara memperbanyak
Jeruk nipis dapat diperbanyak dengan stek, cangkokan dan okulasi pada batang
bawah pohon jeruk Jepang, Cetronela, kasturi dan Sour orange. Yang paling baik
dipergunakan sebagai batang bawah ialah pohon jeruk kasturi. Karena jenis ini
banyak buahnya dan tidak mudah terserang penyakit kanker. Cara menanam dengan
jarak tanam 6 x 6 m.
d. Catatan
Jenis jeruk tersebut berbuah sepanjang tahun dengan rata-rata produksi tiap pohon
400 buah. Berbuah yang paling lebat adalah pada musim kemarau. Buah jeruk nipis
atau jeruk pecel dapat digunakan untuk obat batuk, untuk minuman dan campuran di
dalam bermacam-macam masakan.
5 Jeruk Purut (Citrus hystriix, Aug D.C)

a. Botani
Pohon : Rendah atau perdu, tinggi 2 12 m.
Batang : Bengkok atau bersudut, agak kecil, bercabang rendah, tajaknya tidak
beraturan, cabang-cabangnya rapat, dahan-dahannya kecil-kecil dan bersudut
tajam, yang lebih tua bulat, berwarna hijau tua, polos, berbintik-bintik, berduri
di ketiak daun.
Duri: Pendek, kaku, berbentuk seperti cundrik, berwarna hitam, ujungnya
berwarna coklat, panjangnya 0,2 1 cm.
Daun : Terpencar atau silih berganti, bertangkai, berdaun satu, bentuknya
bulat telur, ujungnya tumpul berbau sedap, berwatna hijau kuning,
Tangkai daun : Bersayap lebar, hampir menyerupai daun, berwarna hijau
kuning.
Bunga : Majemuk, terletak pada ketiak daun atau pada ujung tangkai, berbau
sedap.
Tajuk bunga : 4 5 lembar, bulat panjang, benang sari 24 30, pada kakinya
membesar, ujungnya runcing.
6 Jeruk Kasturi
a. Botani
Pohon : Tinggi 2 5 m, tajuknya agak bulat, batangnya rendah.
Daun : Terpencar, berdaun tunggal, agak kecil, berwarna hijau tua, bertangkai
pendek, pada bagian tepi daun juga terdapat bintil-bintil kelenjar, berbau
sedap.
Bunga : Majemuk, terletak di ketiak daun atau pada ujung cabang, bunga
kecil-kecil berbau harum, waktu masih kuncup berbentuk bulat telur panjang,
tangkai pendek, bulat berwarna hijau tua, daun pelindungnya kecil, kelopak
dau berbentuk cawan, terdiri dari 5 daun.
Tangkai bunga : 5 helai, bulat telur panjang.
Benang sari : 18 25, lebih pendek daripada tajuk bunga dan terikat menjadi
5 berkas. Tetapi ada pula yang lepas; panjangnya tidak sama.

Bakal buah : Berbentuk bola, pada pangkal dan ujung datar berwarna hijau
kuning.
Buah : Kecil, bertangkai pendek, hampir bulat, bila masak berwarna orange,
kuning atau kuning bercampur hijau, licin, mengkilat, garis tengah 2,5 3,5
cm.
Biji : Berbentuk seperti per, kepingnya panjang dan runcing, ujungnya
tumpul.
b. Daerah yang dikehendaki
Jeruk kasturi dapat tumbuh di mana-mana, baik di tanah dataran maupun di tanah
pegunungan.
c. Cara memperbanyak
Dengan biji. Jarak tanam 5 6 m. Walaupu ada sedikit kalium, jeruk kasturi dapat
dianggap termasuk salah satu tipe Cotrus nobilis, Lour. Kulit mudah lepas. Sisir-sisir
yang mudah dipisahkan dan lembaga yang berwarna hijau, menunjukkan adanya
persamaan sifat. Bakal buah : bentuknya seperti bola, menggantung. Kulitnya penuh
dengan bintik-bintik kelenjar, jika sudah masak berwarna kuning atau hijau kuning
agak mengkilat, kulitnya tebal, daging buahnya berwarna hijau, sangat masam dan
sangat pahit. Biji: Bulat telur panjang, kepingannya berwarna putih.
d. Catatan
Berbunga sepanjang tahun, tetapi yang paling banyak bunganya pada bulan
Oktober dan Nopember, dan panennya Juni Juli. Digunakan untuk masakan, untuk
manisan-manisan,

Di

beberapa

daerah,

kulit

buahnya

digunakan

untuk

mengharumkan rambut wanita. Buah muda banyak digunakan untuk campuran


kembang boreh, untuk {mboreh} agar badan segar dan berbau sedap.
e. Catatan Lain
Rasa buahnya asam getir, maka hampir tidak pernah dimakan secara langsung.
Biasanya diperas airnya, kemudian diberi gula, maka akan mendapatkan air yang

menyegarkan. Tanaman tersebut tidak pernah diserang oleh penyakit kanker dan
kudis. Mengingat sifat-sifat tersbut, dapat digunakan menjadi batang bawah yang
baik. Sampai sekarang percobaan-percobaan ke arah itu sudah banyak hasilnya.
7 Jeruk Keprok dan sebangsanya (Citrus nobilis, Lour)
a. Botani
Pohon : Rendah 2 8 m, batangnya ada yang berduri ada yang tidak.
Tajuk pohon : Tidak beraturan, seperti bola atau ada yang seperti tiang,
bercabang banyak dan rindang, dahannya kecil.
Dahan : Terpencar, berdaun tunggal, agak kecil, bertangkai pendek, seperti
bertulang, berwarna hijau tua mengkilat, bagian bawah hijau muda.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun atau pada ujung cabang. Bunga kecil-kecil
berbau harun, tangkainya pendek, daun pelindungnya kecul, kelopak
berbentuk cawan bulat telur.
Tajuk bunga : Lima lembar, bulat telur panjang ke arah pangkal dan ujungnya
menyempit, putih berbintik-bintik, berkelenjar.
Benang sari : 18 23, sedikit lebih pendek daripada tajuk bunga, lepas atau
hanya sebagian menjadi beberapa berjas, tetapi setelah kering lepas kembali.
Bakal buah : Seperti bola, beruang 9 19, garis tengah 0,15 0, 2 cm, hijau
tua, atau hijau
II. Sejarah dan Penyebaran tanaman jeruk ( Citrus Sp)
Jeruk (Citrus sp) bukan tanaman asli Indonesia. Negeri asal jeruk adalah Asia
Tenggara, India, Cina, Australia dan Kaledonia Baru (Sunaryono, 1987). Disudut
sudut hutan daerah ini banyak ditemukan berbagai jenis tanaman jeruk liar. Tanaman
jeruk yang sekarang dibudidayakan dahulunya berasal dari daerah berhutan tropis
yang banyak curah hujannya yaitu daerah Cina Selatan dan Vietnam. Kedua daerah
ini tanahnya subur dan basah, hawanya lembab dan musim keringnya tidak lebih dari
3 bulan. Perkebunan jeruk terluas bukan terletak di Asia melainkan di daerah sub
tropis seperti USA, Italia, Spanyol, Israel, Mesir, Afrika Selatan, Australia bagian

selatan. Di Asia komoditi buah ini dihasilkan di Jepang, Cina, Taiwan, Korea, India
dan Irak. Negara-negara tropis yang banyak menghasilkan jeruk antara lain
Venezuela, Equador, Peru (Sarwono, 1986).
Di Indonesia tanaman jeruk sudah terdapat sejak ribuan tahun yang lalu.
Tanaman ini semula tumbuh liar di hutanhutan Sumatra, Kalimantan dan Jawa.
Setelah daerah-daerah tersebut didiami orang, jeruk mulai ditanam orang secara
budidaya bersama tanaman-tanaman penghasil pangan yang lain. Tanaman ini
sekarang telah tersebar di seluruh dunia dan Asia Tenggara antara lain di Spanyol,
Portugis, Benua Amerika dan Australia. Penyebaran di Amerika diperkirakan berasal
dari Spanyol dan Portugis, sebab pada waktu kedatangan Columbus pada tahun 1492
penduduk benua Amerika Utara dan Selatan belum belum mengenal pohon jeruk.
Dalam perjalanannya yang ke 2 pada tahun 1493, Columbus membawa banyak buah
dan biji jeruk sehingga 50 tahun kemudian di berbagai pulau, di Hindia Barat banyak
tumbuh tanaman jeruk setengah liar yang arealnya luas terutama jenis jeruk citrun.
(Sarwono,1982).
Daerah penyebaran jeruk di Indonesia yaitu Garut, Sukabumi, Purworejo,
Karang Anyar, Sragen Banyuwangi, Tulungagung, Jeneponto, Pangkep, Bangli,
Sambas, Pontianak, Sumedang, Bogor, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Solo,
Madura, Malang, Palembang, Medan, Brastagi, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur da Sulawesi Selatan (Sarwono, 1982; DirjenPangan, 1992).
III

PUSAT PENANAMAN JERUK (Citrus Sp)

Tanaman jeruk sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Sumatera Utara


adalah daerah terbesar penghasil buah jeruk. Buah jeruk dinikmati karena segar
rasanya sebagai pelepas dahaga dan buah pencuci mulut. Buah jeruk dapat diolah
menjadi minuman, makanan, dan obat penurun demam (AAK, 1994).
Daerah pusat penghasil jeruk terpenting di Indonesia adalah Garut, Malang,
Cibinong yang tak berarti lagi saat ini. Beberapa daerah penghasil jeruk yang masih
bertahan hingga sekarang adalah Berassitepu (Sumatera Utara), Cilacap, Madura, dan
Palembang. Jeruk keprok (Citrus Reticulata Blanco syn) yang tumbuh di Berastagi

(Sumatera Utara) berasal dari Tiongkok Selatan yang hidup di daratan tinggi dengan
sinar matahari dan curah hujan 1900-2040 mm/tahun. Jeruk ini tumbuh pada curah
hujan tipe C yaitu 5-7 bulan basah dan 4-6 bulan kering (Joesoef, 1993). Buah jeruk
bukan hanya daging buahnya saja yang dapat dimanfaatkan untuk makanan, tetapi
kulitnya pun digunakan untuk pembuatan pektin ataupun pembuatan jelly. 500 gram
kulit jeruk dapat menghasilkan 14-18 gram pektin kering. Pektin adalah senyawa
polimer yang bersifat mengikat air, membentuk gel atau mengentalkan cairan
(Soelarso, 1996).
IV.

MORFOLOGI JERUK ( CITRUS Sp )

Berdasarkan taksonominya, tanaman kamboja di klasifikasikan sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp
(Zaifbio, 2011)

Anatomi Tanaman Jeruk ( citrus Sp )


Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

Upakelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Upafamili : Aurantioideae
Bangsa : Citreae
Genus : Citrus L.
Spesies dan Hibrida

-Spesies budidaya penting:


Citrus aurantifolia Jeruk nipis
Citrus maxima Jeruk pomelo
Citrus medica Jeruk sukade
Citrus reticulata Jeruk keprok
-Hybrida budidaya penting:
Citrus aurantium Bitter Orange
Citrus hystrix Jeruk purut
Citrus latifolia Persian Lime
Citrus limon Jeruk sitrun/lemon
Citrus limonia Rangpur
Citrus paradisi Grapefruit
Citrus sinensis Jeruk manis
Sinonim

DESKRIPSI TANAMAN
Habitat

Tanaman ini banyak tumbuh di daerah tropis.


Habitus
Termasuk tanaman perdu.
Akar
System perakarannya yaitu tunggang.
Batang
Batang terkadang berduri.
Daun
Daunnya majemuk , dan duduk daunnya tersebar.
Bunga
Perbungaanya yaitu tunggal.
Buah
Buahnya berbentuk bulat dengan bagian atas agak meruncing dan bagian
bawah mendatar.
Biji
Umumnya jumlah biji pada jeruk sedikit bahkan ada yang tidak berbiji.
Manfaat
Citrus sp. banyak dimnfaatkan sebagian orang. Misalnya buahnya yang
mengandung Vitamin C. Citrus sp. yang kita lihat banyak dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dalam tubuh dan mencegah sariawan. Selain itu
dapat pula dijadikan sebagai pengharum ruangan karena aroma jeruk yang
harum dan khas .
V.

MANFAAT TANAMAN

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari
suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang

berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya
yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan "jeruk" kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota
marga lain yang masih berkerabat dalam suku yang sama, seperti kingkit. Dalam
bahasa sehari-hari, penyebutan "jeruk" atau "limau" (di Sumatra dan Malaysia)
seringkali berarti "jeruk keprok" atau "jeruk manis". Di Jawa, "limau" (atau "limo")
berarti "jeruk nipis".
Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan
menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang
khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan
klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang
baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak
diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir
menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat),
Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan
penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan
Papeda.
Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah
busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke
barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia
Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.
Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan
pangan, wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan
wewangian atau parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.
Pohon kecil, perdu atau semak besar, ketinggian 2-15 m, dengan batang atau
ranting berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal,
permukaan biasanya licin dan agak berminyak. Bunga tunggal atau dalam kelompok,
lima mahkota bunga (kadang-kadang empat) berwarna putih atau kuning pucat,
banyak, seringkali sangat harum. Buah bertipe "buah jeruk" (hesperidium), semacam

buah buni, membulat atau seperti tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm
tergantung jenisnya; kulit buah biasanya berdaging dengan minyak atsiri yang
banyak.
Buah dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai penyedap atau komponen kue
atau puding. Aroma yang khas berasal dari sejumlah flavonoid dan beberapa
terpenoid. "Daging buah" mengandung banyak asam sitrat (harafiah: "asam jeruk")
yang memberikan rasa masam yang tajam tetapi segar.
VI

PEMULIAN TANAMAN JERUK ( CITRUS Sp )

Hampir semua orang baik tua maupun muda mengenal dan mengonsumsi
buah jeruk. Jeruk (Citrus Sp.) memang merupakan salah satu komoditi buahbuahan
terpenting setelah pisang dan mangga, dan termasuk buah yang digemari untuk
dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan. Bahkan jeruk juga merupakan
komoditas buah yang cukup menguntungkan, dimana mampu meningkatkan
kesejahteraan petani dan menumbuhkembangkan perekonomian regional serta
peningkatan pendapatan nasional.
Jika konsumen ditanya kriteria buah jeruk yang mereka sukai, jawaban yang
akan diperoleh tidak akan jauh dari rasa manis, tekstur lembut, harum, kadar jus
tinggi dan jika bisa tanpa biji. Hal inilah yang membuat buah jeruk impor yang
banyak dijumpai di semua tingkat pasar nasional lebih laris daripada jenis jeruk lokal,
walaupun jeruk impor tersebut sering tidak lagi segar. Pada kenyataannya Indonesia
memiliki banyak sekali jenis jeruk. Tiga diantaranya merupakan jeruk komersial yang
sudah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai jeruk konsumsi segar yaitu jeruk
Siam, jeruk Keprok dan Pamelo. Ketiga jenis jeruk tersebut memiliki potensi
produktivitas tinggi karena kemampuan adaptasinya yang baik terhadap beberapa
kondisi iklim di Indonesia. Namun ketiga jenis jeruk tersebut juga memiliki kualitas
yang kurang jika dibandingkan dengan jeruk impor seperti jumlah biji yang
cenderung banyak, kulit yang terkadang sulit dikupas dan warna buah kurang
menarik, serta tidak tahan simpan dalam waktu yang lebih dari 2 minggu. Hal ini

mengakibatkan jeruk-jeruk tersebut belum menjadi komoditas primadona pada negeri


sendiri. Keadaan ini akan menjadi bumerang bagi agribisnis perjerukan di Indonesia
apabila upaya perbaikan varietas jeruk baik kualitas dan hasil tidak segera dilakukan.
Perbaikan kualitas dapat dilakukan secara genetik melalui pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman merupakan penerapan suatu metoda untuk mengeksploitasi
potensi genetik tanaman. Tujuan pemuliaan tanaman adalah memaksimumkan hasil
pada suatu kondisi lingkungan tertentu dalam suatu usaha budidaya pertanian dengan
meminimalkan keluaran melalui peningkatan hasil, perbaikan kualitas hasil,
ketahanan terhadap kendala biotik dan abiotik, pengubahan daur hidup, modifikasi
keragaan

tanaman

serta

Balitbangtan melalui Balai

pengadaptasian

pada

Penelitian Tanaman

suatu

cara

pembudidayaan.

Jeruk dan Buah Subtropika

(Balitjestro) sejak tahun 2003 telah melakukan perbaikan varietas jeruk dengan tiga
metode pemuliaan yaitu:

perbaikan sifat utama jeruk (seedless) melalui Induksi Mutasi Radiasi;

persilangan konvensional dengan embrio rescue; dan

peningkatan keragaman genetik melalui Fusi Protoplasma dan


penggandaan kromosom (colchiploid) yang diseleksi secara individu.
Dengan metode pemuliaan tersebut Balitbangtan telah menghasilkan
jeruk dengan kualitas yang dapat bersaing dengan jeruk impor, seperti
varietas jeruk hasil Balitbangtan tanpa biji.

Genetika jeruk

(T. Williams/UC Riverside)


Manis, tanpa biji, kulitnya tipis dan mudah dikupas, serta dapat ditumbuhkan
di padang pasir. Itulah jeruk sempurna. hasil rekayasa genetika. Departemen Plant
Biology dari University of California di Riverside mengumumkan kesuksesan
peneliti mereka membuat KinnowLS, jeruk hasil rekayasa genetika yang dibuat
berdasarkan jeruk kinnow yang biasa tumbuh di India dan Pakistan. Kinnow sendiri
sebetulnya merupakan hasil rekayasa genetika oleh UC Riverside 10 tahun yang lalu.
KinnowLS dibuat dengan memborbardir tanaman muda dengan sinar X, sinar
gamma, dan berbagai bahan kimia. Beberapa pertanian di daerah panas di California
sudah diberi izin untuk menumbuhkan pohon jeruk ini dan akan menghasilkan
KinnowLS tiga tahun lagi.
Jeruk ini belum akan dikomersialkan setidaknya sampai lima tahun lagi
karena saat ini masih dalam versi coba-coba. Jenis jeruk rekayasa yang tahan kondisi
ekstrim tentu harapan bagi ketahanan pangan di masa depan, tetapi keamanan
introduksi ke alam liar tentu masih menjadi pertimbangan utama untuk dikaji lebih
lanjut.

VII

VARIETAS UNGGUL JERUK

PLASMA NUTFAH
Balitjestro

merupakan

salah

satu

pengelola operasional plasma nutfah Indonesia,


bertanggung jawab terhadap pengelolaan plasma
nutfah jeruk dan buah subtropika.

Sampai

dengan tahun 2015, Balitjestro telah memiliki


koleksi 242 aksesi jeruk, 47 aksesi apel, 51
aksesi anggur, 37 aksesi lengkeng dan 23 aksesi
Stroberi. Penggunaan aksesi ini untuk penelitian
dan perakitan varietas unggul baru.
Aksesi baru hasil eksplorasi bersama
koleksi lama lainnya dikelola sedemikian sehingga kelestariannya terjaga dan dapat
dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung oleh pengguna. Konservasi
plasma nutfah oleh Balitjestro dilakukan secara ex situ dengan pengelolaan kebun
koleksi plasma nutfah. Dalam pengelolaan kebun koleksi, serangan hama dan
penyakit merupakan kendala utama untuk pelestarian plasma nutfah yang pada
beberapa kasus di kebun koleksi telah menyebabkan kematian (erosi genetik),
contohnya pada koleksi anggur, pada tahun 1991 terdapat 70 aksesi dan sampai
dengan tahun 2009 hanya terdapat 46 aksesi. Oleh karena itu, pengelola plasma
nutfah harus merencanakan monitoring secara rutin agar tingkat serangan paling tidak
sampai dengan batas toleransi dan dapat menghindari erosi genetik di kebun koleksi.
Saat ini Balitjestro melakukan karakterisasi dan evaluasi plasma nutfah dalam rangka
mengetahui potensi sifat-sifat yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan dalam program
pemuliaan. informasi yang tepat tentang keunggulan dan kemanfaatan aksesi sangat
penting untuk percepatan penggunaan aksesi oleh pemulia tanaman. Hasil dari
karakterisasi dan dilanjutkan dengan seleksi aksesi yang mempunyai sifat unggul juga
bermanfaat

untuk

mendukung

pelepasan

dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya.


VIII

HASIL JERUK

varietas

unggul

sehingga

dapat

PANEN

Ciri dan Umur Panen Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya
berumur antara 2836 minggu, tergantung jenis/varietasnya.

Cara Panen Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.

Perkiraan Produksi Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah


per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di
Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang
dapat mencapai 40 ton/ha.

PASCAPANEN

Pengumpulan Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih.


Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak.
Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri
atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar
sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.

Penyortiran dan Penggolongan Setelah buah dipetik dan dikumpulkan,


selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah
jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.

Penyimpanan Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan
bersih dengan temperatur ruangan 8-10 o C. 9.4. Pengemasan Sebelum
pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan
jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa
sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat
bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.

Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/231311362/jenis-jenis-jeruk.pdf
Diakses pada tanggal 17 juni 2016 pukul 14.00 wib
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40332/4/Chapter II.pdf
Diakses pada tanggal 18 juni 2016 16.00 wib
http://www.petanihebat.com/2014/02/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jeruk.html
Diakses pada tangal 18 juni 2016 16.10 wib
http://amuntaha38.blogspot.co.id/2011/04/jeruk.html
Diakses pada tangal 18 juni 2016 16.20 wib
http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/1663/
Diakses pada tangal 19 juni 2016 14.20 wib
http://bacaananda.blogspot.co.id/2011/04/jeruk-rekayasa-genetika-tumbuh-digurun.html
Diakses pada tangal 19 juni 2016 15.00 wib
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/en/publikations/proceeding/prosidingseminar-nasional-jeruk-2007-yogyakarta-13-14-juni-2007/induksi-mutagenesis-danprospek-aplikasi-penanda-pcr-mempercepat-penemuan-calon-varietas-unggul-jerukbaru/
Diakses pada tangal 20 juni 2016 15.30 wib
http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20jeruk.pdf
Diakses 26 juni 2015 13.00 wib

Anda mungkin juga menyukai