Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH CEKAMAN UNSUR N TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

OLEH

NAMA : Cindi Yulia Mukhda 1710211001

Anggita Wahyuni Surachman 1710211003

Fikri Aulia 1710212019

Farhan Hasbullah 1710213002

Taufik Hidayat 1710213015

MATA KULIAH : FISIOLOGI TANAMAN A

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Ir. Auzar Syarif, MS

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdullillahhirobilalamin, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah


SWT atas segala rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kami yang tak
terhingga ini, sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar
kami Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai
akhir zaman amin ya robal alamin.

Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan proposal


hasil mini riset Fisiologi Tanaman ini dengan tepat waktu. Proposal hasil ini kami
buat berdasarkan mini riset yang telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai
dengan Mei.

Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan bundelan ini. Semoga bundelan ini dapat
memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Padang, Februari 2020

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 3
E. Hipotesis............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 8
A. Waktu dan Tempat............................................................................. 8
B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 8
C. Pengamatan Penelitian....................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
LAMPIRAN.............................................................................................. 13
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu bahan pangan yang penting di
Indonesia. Menurut Mulyono (2011),jagung memiliki peranan sebagai bahan
pangan (food ) dan pakan (feed) dan juga digunakan untuk bahan baku
energi (fuel) serta bahan baku industry. Jagung juga merupakan salah satu
tanaman palawija yang paling utama di Indonesia, komoditas ini adalah
bahan pangan alternative yang paling baik selain beras. Karena jagung
adalah sumber karbohidrat setelah beras. Seiring dengan peningkatan
pendapatan dan pertambahan jumlah penduduk menyebabkan permintaan
jagung meningkat, sementara itu produktivitas yang dicapai petani masih sangat
rendah.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, berkembangnya


perusahaan industri makanan dan meningkatnya pendapatan masyarakat
menyebabkan permintaan pasar dalam negeri terhadap jenis produk pangan
cenderung meningkat. Penduduk kota dan kawasan industri yang tahun ke tahun
makin bertambah menyebabkan pemasaran komoditas jagung mempunyai
prospek yang semakin baik Menurut data Badan Pusat Statistik (2016),
produktivitas jagung di Sumatera Barat pada tahun 2015 (602.549 ton) menurun
dibandingkan dengan tahun 2014 (605.352 ton), sedangkan luas panen jagung
tahun 2015 (87.825 ha) juga menurun dibandingkan tahun 2014 (93.097 ha). Pada
data tersebut didapatkan rata-rata produksi jagung tahun 2014-2015 yaitu berkisar
6,5-6,8 ton/ha.

Meningkatnya permintaan pasar terhadap jagung dapat menjadi tantangan


dan peluang bagi petani dalam bentuk pengembangan usaha dan meningkatkan
produksi jagung per hektarnya. Dalam upaya peningkatan produksi jagung
dihadapi beberapa kendala, dan kendala yang sering terjadi adalah penerapan
teknologi produksi yang belum dilakukan sesuai anjuran yaitu penggunaan
varietas unggul, mencakup pemeliharaan, salah satunya dalam hal pemupukan
untuk menyediakan unsur hara dalam tanah. pupuk dapat meningkatkan
2

kesuburan tanah karena terkandung satu atau lebih unsur hara yang dapat diserap
tanaman.

Tanaman budidaya seperti jagung selain memerlukan unsur hara dalam


tanah juga memerlukan tambahan hara agar pertumbuhannya optimal. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pemupukan mengambil peran yang cukup penting dalam
budidaya tanaman semusim. Pemupukan merupakan usaha untuk mencukupi
kebutuhan hara tanaman. Dengan memperbaiki pertumbuhan, akar
tanaman akan lebih berkembang masuk ke dalam tanah dan dapat lebih baik
menggunakan persediaan air di lapisan bawah tanah. Tanaman yang mendapat
cukup hara dapat menyelesaikan siklus hidupnya lebih cepat, sedangkan
tanaman yang kekurangan hara dapat lebih lambat dipanen, tetapi jika tanaman
kelebihan hara juga tidak baik karena dapat meracuni tanaman, sehingga
pada proses pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu. Untuk
mengurangi hara yang berlebih, pemberian pupuk tidak sekaligus dilakukan,
tetapi secara bertahap sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal bila unsur hara
yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pada umumnya pupuk yang digunakan
dalam budidaya jagung adalah pupuk yang mengandung unsur hara N, P dan K.
Defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Selain itu, defisiensi
senyawa protein menyebabkan kenaikan nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat
ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin. Hal tersebut menyebabkan
tanaman jagung yang kekurangan nitrogen tampak kecil, kering, tidak sekulen,
dan sudut daun terhadap batang sangat runcing
Menurut Zhang dkk (2012) nitrogen adalah salah satu elemen penting
untuk pertumbuhan tanaman, yang tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan
tanaman tapi juga perperan sebagai bagian pembangun protein.Nitrogen
merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman jagung dalam
jumlah relatif besar. Apabila unsur N yang tersedia tinggi, klorofil yang terbentuk
akan meningkat. Klorofil memiliki fungsi untuk esensial dalam proses fotosintesis
yaitu berfungsi menyerap energi sinar matahari dan kemudian mentraslokasikan
keseluruh bagian tanaman. Peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun dapat
3

menyebabkan pembentukan biomassa tanaman meningkat sehingga menghasilkan


berat kering tanaman jagung yang tinggi

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh dosis unsur N terhadap pertumbuhan tanaman jagung ?
2. Bagaimana respon tanaman jagung terhadap cekaman N ?

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis unsur N yang tepat
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi pedoman dan sumber informasi dalam
mengefektifkan budidaya jagung agar berproduksi tinggi dan stabil, serta sumber
informasi ilmiah bagi pengembangan ilmu dan teknologi.

E. Hipotesis
Terdapat perbedaan pengaruh dosis cekaman unsur N terhadap tanaman
jagung
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jagung adalah tanaman serealia yang tergolong tanaman rumput-rumputan.


Tanaman ini banyak mengandung karbohidrat sehingga termasuk salah satu
sumber makanan pokok di Indonesia yaitu setelah padi (Iriany dan Erawati 2014).
Selain sebagai makanan pokok, jagung juga dapat digunakan sebagai bahan pakan
ternak, bahan utama industri seperti pembuatan sirup, kertas, minyak, cat, tepung,
dan lain-lain. Hal ini menyebabkan kebutuhan terhadap jagung terus meningkat
seiring dengan bertambahnya industri pengolahan jagung dan jumlah penduduk.
Penduduk kota dan kawasan industri yang tahun ketahun makin bertambah juga
menyebabkan pemasaran komoditas jagung mempunyai prospek yang semakin
baik (Rukmana, 2009).

Tanaman jagung yang ditanaman dibawah naungan akan memberikan


tanggapan yang berbeda terhadap dosis pupuk, maka dari itu perlu dilakukan
pengujian untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil dari tanaman jagung terhadap
penambahan dosis pupuk nitrogen. Jagung merupakan komoditas pangan sumber
karbohidrat kedua setelah beras, sangat penting untuk ketahanan pangan.
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara
yang diperlukan tidak cukup tersedia Salah satu sarana produksi pertanian yang
harus tersedia adalah pupuk. Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dalam
waktu yang lama juga mengakibatkan ketidak seimbangan unsur hara tanah dan
pemupukan menjadi tidak efisien yang berakibat kerusakan sifat tanah yang dapat
menurunkan produktivitasnya. (Erlita,dkk. 2014).

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan


berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit
berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung
termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011).

Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom:


Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas:
Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan
Spesies: Zea mays L. (Paeru dan Dewi, 2017).
5

Biji jagung tunggal berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung
atau cekung dan dasar runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu pericarp,
endosperma, dan embrio. Pericarp atau kulit merupakan bagian paling luar
sebagai lapisan pembungkus. Endosperma merupakan bagian atau lapisan kedua
sebagai cadangan makanan biji (Paeru dan Dewi, 2017).

Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk cabangnya silinder dan
terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas
dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm (Paeru dan Dewi, 2017).

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki
petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang
berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung
batang. Adapun bunga betina terdapat di bagian daun ke-6 atau ke-8 dari bunga
jantan (Paeru dan Dewi, 2017).

Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol muncul


dari buku ruas berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol. Pada
tongkol terdapat biji jagung yang tersusun rapi. Dalam satu tongkol terdapat 200-
400 biji (Paeru dan Dewi, 2017).

Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik,
dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurang
dari 40 % kapasitas lapang atau jika batangnya terendam air. Pada daerah dataran
rendah umurjagung berkisar antara 3 – 4 bulan, tetapi untuk daerah dataran tinggi
diatas 1000 m dpl berumur 4 – 5 bulan (Panut, 2010).

Pengembangan jagung pada lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan


merupakan salah satu peluang dalam meningkatkan produksi jagung. Rendahnya
intensitas cahaya untuk proses fotosintesis tanaman menyebabkan produktivitas
rendah. Tanaman jagung yang ditumbuhkan dalam ruang gelap mengalami
penurunan klorofil, karbohidrat, dan lemak, tetapi kandungan N meningkat.
Tanaman yang toleran cahaya rendah mengalami penurunan klorofil dan
karbohidrat serta meningkatkan kadar N lebih rendah dibanding genotipe peka
(Suwarti, Syafruddin. 2014).
6

Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi .
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur
nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun
tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman
sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau
daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk
urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain). Serta, pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam
tanaman (Suhartono, 2012).

Menurut Zhang dkk (2012) nitrogen adalah salah satu elemen penting untuk
pertumbuhan tanaman, yang tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan tanaman
tapi juga perperan sebagai bagian pembangun protein.Nitrogen merupakan salah
satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman jagung dalam jumlah relatif besar.
Apabila unsur N yang tersedia tinggi, klorofil yang terbentuk akan meningkat.
Klorofil memiliki fungsi untuk esensial dalam proses fotosintesis yaitu berfungsi
menyerap energi sinar matahari dan kemudian mentraslokasikan keseluruh bagian
tanaman. Peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun dapat menyebabkan
pembentukan biomassa tanaman meningkat sehingga menghasilkan berat kering
tanaman jagung yang tinggi (Handayunik dalam Zakariah, 2012).

Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian


vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal
pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, unsur N
berperan untuk mempercepat fase vegetative karena fungsi utama unsur N itu
sendiri sebagai sintesis klorofil. Klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya
matahari yang berguna untuk pembentukan makanan dalam fotosintesis,
kandungan klorofil yang cukup dapat membentuk atau memacu pertumbuhan
tanaman terutama merangsang organ vegetative tanaman. Pertumbuhan akar,
batang, dan daun terjadi dengan cepat jika persediaan makanan yang digunakan
untuk proses pembentukan organ tersebut dalam keadaan atau jumlah yang cukup
(Purwadi, 2011).
7

Tanaman jagung mengambil nitrogen (N) sepanjang hidupnya karena


nitrogen dalam tanah sudah tercuci, maka pemberian dengan cara bertahap sangat
dianjurkan. Nitrogen diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai
pematangan biji, sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus
menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji (Patola, 2008).

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang


pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-
bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Namun, jika terlalu
banyak terdapat dalam tanaman nitrogen juga dapat menghambat pembungaan
dan pembuahan pada tanaman. Fungsi N selengkapnya pada tanaman adalah: 1.
Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. 2. Dapat menyehatkan pertumbuhan
daun, daun tanaman lebih lebar dan lebih hijau, kekurangan N menyebabkan
klorosis (pada daun muda berwarna kuning). 3. Meningkatkan kadar protein
dalam tubuh tanaman. 4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.
5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme didalam tanah.
Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan bahan
organik. N diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4+
(amonium).Nitrogen organik berasal dari sisa-sisa tanaman atau sampah tanaman
yang melapuk dan nitrogen buatan berasal dari pupuk buatan misalnya pupuk
Urea atau ZA (Sutedjo, 2008).

Kekurangan N pada tanaman jagung dapat mengakibatkan terbentuknya


garis V berwarna kuning pada daun muda. Warna kuning ini berasal dari bagian
bawah dan menyebar kebagian atas daun, dan tanaman berubah menjadi hijau
pucat atau kuning (Subedi dan Ma, 2009).
8

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan dilakukan di rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
Andalas, Padang. Rentang waktu penelitian dijadwalkan dari bulan Februari
sampai dengan Mei 2020. Jadwal kegiatan terdapat pada Lampiran 1.

B. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jagung varietas
Bonanza F1, pupuk urea dengan konsentrasi 0 g/pot, 0.2 g/pot, 0.5 g/pot, 0.8 g/pot
dan 1 g/pot. Deskripsi varietas Bonanza F1 terdapat pada Lampiran 2. Alat-alat
yang digunakan antara lain, polybag 5 kg, kertas label, timbangan, alat tulis, dan
kamera.

C. Rancangan
Percbaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 1 faktor yaitu dengan pemberian unsur N yang terdiri atas 4 taraf
perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 15 satuan percobaan.
Denah percobaan terdapat pada lampiran 3. Data hasil pengamatan dianalisis
dengan uji F pada taraf 5%. Jika pada hasil yang didapatkan berpengaruh nyata
maka aka dianalisis dengan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test
(DNMRT) pada taraf 5%.
Perlakuan yang akan diteliti yaitu

Tanpa pupuk N : P0
0.25 gram/polybag : P1
0.5 gram/polybag : P2
0.75 gram/polybag : P3
1 gram/polybag : P4

D. Pelaksanaan

1. Pemasukan tanah dalam polybag


9

Pada penelitian ini menggunakan tanah sebagai media tanam yang di masukan
kedalam Polybag ukuran 5 kg. Pemasukan tanah dalam polybag ini dilakukan
dengan menggunakan cangkul atau alat lainnya yg bisa digunakan.

2. Pemasangan label
Setelah semua tanah siap dimasukan kedalam polybag maka pada setiap
polybag kita beri label sesuai dengan perlakuan dan ulanganya.

3. Penanaman Tanaman
Penanaman dilakukan setelah media tanam nya telah siap untuk ditanam,
dengan menanam 2 benih tanaman jagung per polybag

4. Pemupukan
Pemupukan diberikan di hari ke 7 HST dengan cara ditugal. Perlakuan
diberikan dengan 3 ulangan. Pengaplikasian perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali.
Pemupukan pertama dilakukan 7 HST, pemupukan kedua dilakukan 21 HST dan
pemupukan 42 HST.

5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman jagung ini disesuaikan dengan kondisi tanah pada tanaman,
apabila terlalu lembab maka tanaman jangan disiram terlebih dahulu namun
pengecekan untuk tanaman disiram atau tidak dicek 1x2 hari
b. Penyiangan
dilakukan dengan secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman yang kita tanam.
c. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman yang terserang hama maka dikendalikan dengan cara manual saja
yaitu membuang hama dari tanaman, dan jika tanaman terkena penyakit maka
bagian yang terserang penyakit tersebut dibuang.

6. Panen
Apabila jagung yang kita tanam sudah berusia lebih kurang 70 hari, maka
jagung siap di panen.
10

E. Pengamatan Penelitian
Pengamatan dilakukan 1x1 minggu, dengan variable yang akan diamati adalah
sebagai berikut :

1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran yaitu
dari permukaan tanah sampai daun paling tinggi yang diluruskan.

2. Jumlah daun
Pengamatan jumlah daun dilakukan secara manual dengan menghitung jumlah
daun yang sudah membuka dengan sempurna

3. lebar daun
Lebar daun terlebar pada jagung diukur dari ujung kanan ke kiri pada bagian
tengah daun tanaman sampel dengan menggunakan penggaris.

4. Panjang daun
Pengukuran panjang daun terpanjang dengan mengukur dari pangkal daun
sampel sampai ujung daun sampel dengan menggunakan penggaris.

5. Umur Berbunga
Pengamtan dilakukan saat tasel jagung sudah muncul
11

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negri:


Impor Jagung. Jakarta. Badan Pusat Statistik.

Erlita,dkk. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemangkasan Terhadap Silase Dua
Varietas Jagung (Zea mays L.). Agripet. Vol. 9, No. 1:17 – 25.

Iriany. R.N. dan B.T.R. Erawati 2014. Asal, sejarah, evolusi, dan taksonomi.

Mulyono. 2011. Teknologi Budidaya Jagung . Jakarta. Direktorat Jenderal


Tanama Pangan

Nuridayanti, Eka Fitri Testa. 2011. “Uji Toksisitas Akut Ekstrak Air Rambut
Jagung (Zea mays L.) Ditinjau dari Nilai LD50 dan Pengaruhnya terhadap
Fungsi Hati dan Ginjal pada Mencit” (Skripsi S-1 Progdi Ekstensi).
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Indonesia.
Paeru, RH., dan Dewi, TQ. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Jakarta :
Penebar Swadaya. Cetak 1.

Panut. 2010. Budidaya Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian:


Kalimantan Barat. Hlm 1.

Patola, E .2008. Analisis Pengaruh Dosis pupuk Urea dan jarak tanam terhadap
produktivitas jagung hibrida P21(Zea mays L.). Jurnal Inovasi Pertanian
Vol. 7, No. 1, 2008 (51 - 65).

Purwadi, E. 2011. Batas Kritis Suatu Unsur Hara (N) dan Pengukuran Kandungan
Klorofil pada Tanaman. http://www.masbied.com/2011/05/19/bataskritis-
suatu-unsur-hara-dan-pengukuran-kandungan- klorofil/. [12 Maret 2012].

Rukmana, R. 2009. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta, Kanisius.

Subedi dan Ma, 2009. Kesuburan tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.
Gava Media, Yogyakarta.
12

Suhartono. 2012. Unsur-unsur nitrogen dalam pupuk urea. UPN Veteran,


Yogyakarta

Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta

Suwarti, Syafruddin. 2014. Jagung. Jurusan Agronomi. Fak. Pertanian IPB,


Bogor. 50 hal..

Zakariah, Askari. 2012. Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan


Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung. (Skripsi). Universitas
Gadjah mada Yogyakarta. 23 hlm.

Zhang, Jin. Zhao- Hua Li. Kun-Li. Wei-Huang dan Lian-hai Sang. 2012. Nitrogen
Use Efficiency under Different Field Treatments on Maize Fields in
Central China: A Lysimeter and N Study. Journal of Water Resource and
Protection, 12 (4): 590-596
13

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Percobaan ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei dengan jadwal
sebagai berikut

No Minggu ke-
Kegiatan
. 1 2 3 4 5 6 7
Persiapan
1 Media              
Tanam
2 Penanaman              
3 Pemupukan              
Pemeliharaa
4              
n
5 Pengamatan              
6 Panen              
14

Lampiran 2. Deskripsi Varietas

Varietas yang dipakai pada percobaan ini adalah jagung Bonanza F1.
Jagung ini merupakan jagung manis hibrida, tanaman seragam, tinggi sedang,
tongkol seragam, warna bulir kuning tua, rasa manis dan lembut, bobot tongkol
270 - 300 gram, untuk konsumsi segar,  dipanen pada umur 63 HSS, dengan hasil
segar    13 - 15 ton per hektar.

 Vigour tanaman : sangat vigour (skala : 8)

 Tinggi tanaman : 175 ~ 200 cm

 Warna daun : hijau (skala : 7)

 Klobot : hijau muda (skala : 5), tipis

 Ukuran tongkol : lebih besar (skala : 8)

 Bobot tongkol : 475 g

 Kernel : kecil (skala : 5), lebih kuning (8), full-tip

 Daya simpan tongkol : 4 ~ 6 hari

 Rasa : manis (brix 12)


15

 Ketahanan kresek : cukup (skala : 5)

 Baby corn : kernel bulat-putih tidak pecah, potensi hingga 400 kg/1 kg
benih

Lampiran 3. Denah Penelitian


Denah percobaan ini berdasarkan Rancangan Acak Lengkap. Dapat dilihat
pada denah berikut.
16

Anda mungkin juga menyukai