MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Produksi Tanaman
Penyegar
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
AGROTEKNOLOGI A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas karunia -Nya
kami berhasil menyelesaikan makalah yang telah penulis susun sebelumnya
berdasarkan apa yang telah kami dapatkan dari perkuliahan dan ditambah beberapa
sumber terpercaya yang kami anggap relevan untuk melengkapi isi makalah ini.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen dalam mengikuti perkuliahan Produksi Tanaman Penyegar dengan judul
“Pembibitan Tembakau (Nicotiana tabacum) Konvensional dan Kultur Jaringan”
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………......................………..…….. i
DAFTAR ISI …………………………………….........................……..……….. ii
DAFTAR TABEL ....................................... ...................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ………………………...……………..……………….
1.1. Latar belakang …….....……………….......................................….…. 1
1.2. Tujuan Penelitian ………....................…………….....……….………. 2
1.3. Rumusan Masalah ...........................…...…………….……………..... 2
BAB II. PEMBAHASAN ……….…………….…….…………….……………… 3
2.1 Pembibitan …….…………….…….……………………….…….……... 3
2.1.1. Pembibitan sistem konvensional …….…………….…….…….. 3
2.1.2. Pembibitan sistem para-para …….…………….…….…………. 3
2.1.3. Pembibitan sistem semi floating …….…………….…………… 4
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana sistem dan cara pembibitan yang tepat dan
perbandingan antara pembibitan secara kultur jaringan terhadap pembibitan
secara konvensional, para-para dan semifloat.
PEMBAHASAN
2.1 Pembibitan
Langkah pertama dalam pembibitan adalah mengadakan benih yang bermutu
dari varietas unggul. Benih yang bermutu dan varietas unggul dapat menentukan
hasil tembakau. Varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari tetua-tetua yang
memiliki sifat-sifat yang unggul.
a) Benih
Benih tembakau sangat kecil dengan indeks biji 50 – 80 mg/1 000 biji atau
setiap gram mengandung 13.000 butir benih, dengan demikian untuk dapat
menyebar secara merata di atas bedengan tidak dapat disebarkan secara
langsung. Benih yang digunakan untuk pembibitan harus dipersiapkan dari areal
khusus pembibitan dan diseleksi secara tepat. Benih harus memiliki daya
kecambah lebih dari 80 %. Untuk itu pengadaan benih haruslah dikelola secara
profesional baik oleh instansi terkait (seperti Balitas Malang dan Badan
Penangkar Benih) dan swasta yang berkecimpung dalam industri tembakau.
b) Persemaian Bedengan
2) Penaburan Benih
3) Penaungan
4) Pemeliharaan pembibitan
Yang sering menyerang pembibitan adalah ulat daun, ulat pucuk, ulat tanah
dan penyakit rebah kecambah Phytium spp.
8) Seleksi bibit
Dilakukan tiga kali yaitu pada umur 10 – 13 hari, 20 – 23 hari dan 33 hari.
Bibit siap salur memiliki kriteria umur 38 – 40 hari, tinggi bibit 10 – 12 cm,
diameter batang 0,8 – 1 cm, jumlah daun 5 -6 lembar, warna daun hijau dan
tanaman sehat. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi atau sore hari dengan
menyiram bedengan sebelumnya. Pencabutan dilakukan dengan
menyatukan daun yang telah sempurna.
2. Sterilisasi Media dan Pembuatan Stoj Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) IAA
dan BAP.
Media yang digunakan adalah media Murashige dan skoog yang
disetrilkan dengan autoklav. Untuk ZPT Pembuatan larutan stok IAA dan
BAP 10 ppm, dilakukan dengan menimbang bahan sebanyak 10 mg lalu
ditambahkan 50 ml aquades ke dalam erlenmeyer berukuran 100 ml.
Sambil diaduk, diteteskan sedikit larutan KOH 1 N dengan hati-hati
sampai larut benar (jernih) (Hendaryono, 1994).
3. Sterilisasi Eksplan.
Ekspan yang digunakan adalah daun muda tembakau Nicotiana tabacum
L. var prancak 95 yang dosterilisasi dengan cara dicelupkan dengan etanol
75 % yang selajutnya di bilas. Sterilisasi dilakukan di dalam Laminar air
flow.
4. Inokulasi Eksplan
Proses inokulasi dilakukan di laminar air flow dengan kondisi aseptik.
Alat-alat inokulasi ditata didalam laminar air flow. Setiap alat tersebut
dicelupkan ke dalam alkohol 95% dan dilewatkan di atas nyala api bunsen
selama 1-2 menit. Daun tembakau dipotong ±1x1 cm dan diinokulasikan
ke dalam botol kultur yang telah berisi ± 20 ml media MS dengan posisi
bagian abaksial menyentuh medium (Dhaliwal et al., 2004). Penelitian ini
menggunakan 20 kombinasi dengan empat kali ulangan. Tujuan dari
pengulangan adalah memperoleh komposisi yang efektif untuk
morfogenesis eksplan.
2.2.2. Hasil dan Pembahasan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Basuki, soesanti et al. 1999. Biologi dan Morfologi Tembakau Madura. Monograf
Balitas No.4. Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat : Malang
Fatmawati et al. 2011. Pengaruh Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh IAA Dan BAP
Pada Kultur Jaringan Tembakau Nicotiana tabacum L. VAR. Prancak 95.
ITS . Surabaya
George, Edwin F. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture, Part 1, 2nd Edition.
Exegetic Limited : England
Hendaryono, Daisy et al. 1994. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius : Yogyakarta