BT KELAPA SAWIT
(2 SKS / 1-1)
Oleh :
Tim Penyusun
Note :
1. Laporan tidak boleh sama, apabila laporan sama maka nilai akan dibagi
dengan jumlah yang sama.
2. Tinjauan Pustaka minimal 3 paragraf, maksimal 5 paragraf
3. Tinjauan Pustaka minimal 3 sumber pustaka
4. Daftar Pustaka/sumber pustaka WAJIB dari : buku, jurnal penelitian, karya
ilmiah, BUKAN dari Wikipedia, blogspot, wordpress (artikel dari internet
yang tidak jelas asal-usulnya)
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT 2
(TAN…)
Nama :………………………….
NIM/Kelas :………………………….
Nama/NIM/Kelas
PENDAHULUAN
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai
yang cukup tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi negara Indonesia
dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya. Kelapa sawit memiliki harga jual
dan manfaat yang tinggi dikarenakan komoditi kelapa sawit hasil pasca panennya
dapat dimanfaatkan sebagai minyak goreng, sebagai bahan bakar BIO, penghasil
minyak nabati dan limbahnya yang berupa ampas dapat digunakan sebagai pupuk dan
bahan makan ternak.Di Indonesia kelapa sawit memainkan peranan penting dalam
perekonomian dan merupakan salah satu komoditas non-migas andalan dalam
menghasilkan devisa. Disamping memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
devisa negara, perannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Produksi tanaman kelapa sawit sangat berpengaruh pada saat penanaman
sampai panen. Terdapat beberapa teknik penanaman dan perawatan tanaman kelapa
sawit hingga dapat menghasilkan/ berproduksi tinggi. Teknik budidaya tanaman
kelapa sawit dimulai dari pembukaan lahan, pembibitan, pemeliharaan TBM,
pemeliharaan TM, dan pemanenan. Teknik budidaya yang benar akan berpengaruh
langsung terhadap produksi tanaman tersebut.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan teknik budidaya yaitu asal bibit,
pemeliharaan tanaman, pengendalian gulma, hama penyakit dan pemupukan. Untuk
itu penerapan teknologi budidaya memerlukan perencanaan, pengelolaan, menajemen
sumber daya manusia dan informasi, sedangkan beberapa faktor teknik budidaya
yang mempengaruhi produksi kelapa sawit antara lain: pembibitan kelapa sawit,
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Kebun Praktek Politeknik LPP Krajan
2. Alat dan bahan
Buku catatan, alat tulis, informasi mengenai tanaman kelapa sawit.
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Mencari informasi tentang morfologi tanaman kelapa sawit, kemudian
kejanggalan/ hal yang kurang normal yang ditunjukkan oleh morfologi
tanaman.
3. Kejanggalan atau hal yang kurang normal yang ditunjukkan oleh morfologi
tanaman kemudian dicari penyebabnya dan cara pengendaliannya.
4. Kemudian membuat laporan dan laporan disusun sesuai dengan format,
dilengkapi dengan foto, dan dikumpulkan pada waktu yang telah disepakati.
PENDAHULUAN
Budidaya pengembangan perkebunan Kelapa sawit sangat erat kaitannya
dengan daya dukung lahan sebagai media tanam komoditi ini. Besarnya pengaruh
kesesuaian lahan untuk mendukung pertumbuhan tanaman akan berpengaruh secara
langsung terhadap kesuburan tanah yang pada akhirnya berdampak pada produkvitas
hasil.
Pada masa-masa sekarang, tanaman kelapa sawit dibudidayakan pada lahan-
lahan marginal seperti tanah-tanah gambut yang berada di daerah Kalimantan,
Sumatra dan sekitarnya. Hal ini dilakukan karena tanaman kelapa sawit relative
toleran terhadap kondisi lahan yang marginal. Sebagai salah satu tanaman penghasil
minyak nabati, tanaman kelapa sawit memiliki prospek yang sangat baik untuk
dikembangkan. Hal ini dikarenakan tanaman kelapa sawit memiliki banyak
keunggulan dibanding dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya seperti,
kedelai, jagung dan bunga matahari. Dengan demikian, sebagai mahasiswa
perkebunan pengetahuan tentang kelapa sawit khususnya pada klasifikasi lahan yang
dapat mendukung peningkatan produksi kelapa sawit sangat penting untuk dipelajari.
Mengingat pentingnya pengetahuan tentang klasifikasi lahan kelapa sawit dalam
mendukung produksinya, maka diperlukan data produktifitas tanaman kelapa sawit
untuk mengetahui pengaruh kelas lahan terhadap produksi kelapa sawit.
PENDAHULUAN
Memilih dengan tepat tentang Kerapatan Tanam atau Stand per Hectare
(SPH) adalah sebuah keputusan penting yang akan memberikan dampak jangka
panjang, terutama yang berkaitan dengan produktifitas. Kebijakan tentang Kerapatan
Tanam ini berada pada Pimpinan. Populasi per hektar yang terlalu padat lama
kelamaan produksinya akan menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan
unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar
matahari yang diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi
(fotosintesis).
Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh tanaman
bervariasi menurut jenis tanamannya. Intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran
merupakan salah satu yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan morfologi.
Tanaman yang terlindung pertumbuhannya akan meninggi (etiolasi), habitusnya
rendah dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang.
3. Membuat laporan dan laporan disusun sesuai dengan format dan dikumpulkan
pada waktu yang disepakati.
PENDAHULUAN
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit merupakan jenis usaha jangka
panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa
tahun kemudian. Sebagai tanaman tahunan (perennial crop), pertumbuhan tanaman
kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya
bervariasi (2-3 tahun), bergantung dari bahan tanamannya (genetik) dan teknik
budidayanya. Fase pembibitan kelapa sawit sangat penting diperhatikan untuk
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diingini nantinya. Bibit yang baik dan benar
sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan industri yang berbasis kepada
tanaman kelapa sawit.
Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan bididaya
tanaman kelapa sawit, sehingga proses pembibitan yang dimulai dari mengghitung
kebutuhan kecambah harus tepat agar bibit siap salur bisa memenuhi kebutuhan di
lapangan.
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Laboratorium Politeknik LPP Yogyakarta
2. Alat dan bahan
Kertas HVS, alat tulis dan alat hitung (kalkulator)
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Menghitung kebutuhan kecambah yang akan dipesan sesuai dengan SPH
(Stand Per Hektar) yang ditentukan.
Cara 2 :
= (% seleksi kecambah x % bibit lolos seleksi di MN x % bibit lolos seleksi di
PN x % persiapan sisipan) x poplasi
100 100 100 100
= ( 98 𝑥 𝑥 𝑥 ) 𝑥 143
85 90 95
= 1,404070 x 143
= 200,78 GS
~ 201 GS
Note :
Umur bibit dapat ditanami di areal paling muda 8 bulan, idealnya 12 bulan dan paling
telat/tua 24 bulan (akan tetapi biasanya digunakan pada daerah yang rawan hama
gajah, babi, tikus maupun landak yang mengkonsumsi umbut dari tanaman muda
PENDAHULUAN
Pembelian benih harus berasal dari sumber penyedia benih nasional
seperti di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) untuk meminimalisir resiko
memperoleh benih palsu atau memperoleh benih terkontaminasi Dura dan penyakit.
Pemesanan/pembelian kecambah sebaiknya dilakukan 3-6 bulan sebelum pembibitan
dimulai atau 18-24 bulan sebelum waktu penanaman di lapangan dan persiapan
lapangannya agar disesuaikan dengan jadwal kedatangan kecambah. Bahan tanaman
kelapa sawit disediakan dalam bentuk kecambah (germinated seed).
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Laboratorium Proteksi Tanaman Politeknik LPP Yogyakarta
2. Alat dan bahan
Tabel jadwal pemesanan kecambah dan alat tulis
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
JUDUL : Pemancangan
TUJUAN : 1. Mahasiswa mampu menentukan titik tanam pohon kelapa sawit
2. Mahasiswa mampu menentukan jumlah populasi
3. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat pengajiran
PENDAHULUAN
Dalam pengajiran terdapat banyak cara dan teknik berdasarkan jenis
komoditi yang akan ditanam dan jarak tertentu. Dalam sistem pertanian yang baik dan
benar, jarak tanam sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan dilapangan, jarak
tanam sangat berkaitan dengan hasil produksi tanaman. Cara untuk mengatur jarak
tanam agar rapi, lurus dan teratur adalah dengan menggunakan car mengajir, dan
tempat yang dileakkan ajir ini yang akan dilobang dan digunakan untuk tempat tanam
tanaman. Pengajiran adalah langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu
areal yang akan diusahakan/ditanam dengan tanaman perkebunan.
Manfaat pengajiran sangatlah banyak dan berpengaruh pada petani dan
ada kaitannya dengan hasil. Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat produksi tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan
dengan keadaan topografi areal yang akan kita tanami. Pengajiran ada dasarnya
pemancangan untuk meluruskan dan mengatur ketentuan jarak tanaman, maka
pegajiran perlu dilakukan. Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh
cahaya matahari serta mendapatkan ltak dan barisan tanaman yang teratur, maka
pengaturan arah barisan tanaman kelapa sawit sangat penting agar penggunaan
cahaya matahari seefektif mungin bagi setiap tanaman.
Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat produksi tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan
topografi areal yang akan kita tanami.
JUDUL : Pemupukan
TUJUAN :1. Mengetahui metode pemupukan yang tepat pada tanaman kelapa
sawit.
2. Mengetahui subtitusi pupuk.
PENDAHULUAN
Tujuan dari pemupukan adalah untuk mempertahankan kesuburan
tanah dengan memberikan pupuk ke dalam tanah sebagai pengganti unsur hara yang
telah diambil oleh tanaman. Kegiatan pemupukan diperkebunan kelapa sawit
mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kuantitas dan kualitas produksi.
Mengingat biaya pemupukan ± 50% dari total pemeliharaan maka efektivitas
pemupukan harus dijamin dapat dilaksanakan dengan baik. Aplikasi pemupukan yang
tidak dilakukan dengan benar (4-T) berarti biaya yang dikeluarkan akan sia-sia dan
berdampak pada produktivitas yang rendah.
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Kebun praktek Politeknik LPP krajan.
2. Alat dan bahan
Meteran, cangkul, tanaman kelapa sawit, alat tulis dan alat hitung (kalkulator)
3. Cara kerja
1. Metode Pemupukan
a. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Pilih tanaman kelapa sawit yang akan dijadikan objek praktikum.
c. Bersihkan piringan tanaman kelapa sawit.
d. Buatlah alur pupuk untuk meletakkan pupuk urea dan pupuk agropos.
PENDAHULUAN
Pemupukan untuk tanaman kelapa sawit dilaksanakan sesuai dengan
tahapan perkembangan tanaman yaitu pembibitan, tanaman belum menghasilkan dan
tanaman menghasilkan. Untuk pembibitan dan TBM, pupuk diberikan dengan dosis
baku berdasarkan hasil percobaan.
Sedangkan tanaman menghasilkan ditentukan berdasarkan pada konsep
keseimbangan hara yang dituangkan dalam rekpmendasi dari Balai. Konsep
menghitung kebutuhan tanaman berdasarkan :
1. Perkiraan jumlah hara yang digunakan tanaman dan diambil dari tanah dengan
indikator jumlah produksi TBS dan pertumbuhan vegetatif.
2. Perkiraan kemampuan tanah menyediakan persediaan hara dengan
mempertimbangkan adanya kehilangan hara akibat pencucian, penguapan dan
erosi.
Leaf Sampling Unit (LSU) atau Kesatuan Contoh Daun (KCD) adalah areal
dimana diambil contoh daun yang merupakan satu kesatuan untuk pemupukan. Satu
LSU/KCD harus memenuhi prinsip keseragaman dalam hal :
1. Umur tanaman
2. Jenis tanah
3. Tindakan kultur teknis
4. Topografi dan drainase
Luas satu LSU/KCD adalah 20–30 Ha atau luasan satu blok tetapi bila
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Kebun praktek Politeknik LPP krajan.
2. Alat dan bahan
Gunting, kertas amplop, kapas, aquades, dan alat tulis
3. Cara kerja
1. Tentukan nomor daun yang akan dijadikan pohon contoh, TBM 3 : daun no. 9
dan TM : daun no.17 (untuk menentukan nomor daunnya lihat gambar 1).
2. Potong pelepahnya (bila masih terjangkau tidak perlu dipotong, cukup diikat
dengan galah atau egrek).
3. Ambil 4 anak daun dari titik ujung permukaan datar pelepah (node); 2 kiri 2
kanan masing-masing 1 mengarah kebawah dan 1 yang ke atas.
4. Buang 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun, yang dipakai hanya 1/3
bagian tengah.
5. Masukkan ke kantong/amplop.
6. Lakukan pengambilan sampai seluruh pohon contoh.
7. Di ruangan helaian daun dibuang lidi dan pinggirnya kemudian dilab dengan
kapas dan aguades.
8. Helaian daun dimasukkan ke amplop/kantong.
Cipnadi, Gunawan. 2000. Buku Pintar Mandor Tanaman Kelapa Sawit.LPP Press.
Yogyakarta.
Harahap, Y., Winarna dan E.S. Sutarta. 2005. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit.
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2. Dosen Fakultas
Pertanian, Universitas Riau JOM Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015
Tinjauan dari Aspek Tanah dan Iklim. Dalam W. Darmosakoro, E.S.
Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit.
Medan.