TUGAS AKHIR
NIM : 0801353
Menyetujui,
Ir. P. Sembiring
Pembimbing
Mengetahui,
Hal
RINGKASAN .............................................................................................. i
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 3
1. Iklim ........................................................................................... 10
2. Tanah ......................................................................................... 12
C. Pengamatan ..................................................................................... 21
A. Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk
hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang
diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah menguasai produksi
karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal
Selatan, Afrika, dan Asia sebenarnya telah memanfaatkan beberapa jenis tanaman
penghasilan getah.
yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar
Perkebunan karet dibuka oleh Hofland pada tahun tersebut didaerah pamanukan
dan Ciasem, Jawa Barat. Pertama kali jenis yang ditanam adalah karet rambung
atau Ficus elstica. Jenis karet Hevea ( Hevea Brasiliensis ) baru ditanam tahun
1902 di daerah Sumatera timur. Jenis ini di tanam di pulau Jawa pada tahun 1906.
tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun
1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun 2004.
Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar,
Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian
besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Luas area perkebunan karet
tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh
dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik swasta.
Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2
juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan memberdayakan
lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong / tidak produktif yang sesuai
dunia terhadap komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk
(Anonim, 2011)
Indonesia adalah peremajaan lahan karet yang telah memasuki tahapan tidak
perluasan lahan. Strategi peremajaan dinilai cukup baik bagi lahan perkebunan
karet Indonesia yang saat ini (2008) telah mencapai luas sekitar 3,5 juta hektar.
B. Perumusan Masalah
yang lama dianggap tidak ekonomis lagi. Hal yang perlu diperhatikan dalam
replanting tanaman karet adalah pengolahan tanah dan persiapan tanam. Mulai
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian replanting tanaman karet ini,
C. Tujuan Penelitian
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup
tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun
karet ada kecondongan arah yang tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara.
(Hevea Brasiliensis) berasal dari Brasil, tepatnya di daerah Amazone dan tersusun
Devisio : Spermatophyta
Subdevisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Species : Hevea brasiliensis
1. Akar ( Radix )
Schweigner (1989, Cit Dijkonau 1951) kemudian RRIM dan pada tahun 1977
1. Tanaman karet memiliki akar tunggang, akar lateral dan akar baru yang
sempit disekitar pohon, pada tanaman dewasa akar cabang primer mulai
dari 5 tahun meningkat mulai jarak 60 cm dari pohon kea rah ujung
memperoleh unsur-unsur hara, air, dan udara menjadi terbatas dan pada
2. Kulit
Susunan anatomi kulit karet berperan penting dengan produksi lateks dan
produktifitas pohon tidak terlepas dari sifat anatomi dari sifat-sifat yang
diturunkan oleh pohon karet itu sendiri. Karet mempunyai struktur anatomi seperti
tanaman dikotil lainnya, secara umum jaringan kulit karet tersusun dan sel-sel
Sesuai dengan umur tanam, kulit dapat dibedakan menjadi kulit perawan
(yang belum pernah disadap) dan kulit pulihan (yang sudah disadap). Kedua kulit
pengeluaran lateks ini tubuh pohon akan segera mengisi kembali pembuluh
1993)
3. Daun ( Folium )
Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi
tanaman.
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang
tangkai daun utama 3 20 cm dan anak daun 3 10 cm. Biasanya ada tiga anak
daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis
Kadar hara daun merupakan barometer akan kebutuhan hara atau analisa
Kadar hara daun sangat peka dalam menunjukkan perubahan hara, umpamanya
tersebut memang kecil. Meskipun demikian setiap penambahan yang kecil itu
4. Bunga ( Flos )
khusus yang berkembang dari apex pucuk vegetative setelah dirangsang oleh
factor-faktor eksternal dan internal untuk keperluan itu. Bunga terdiri atas
sekumpulan daun yang khas : daun kelopak ( sepal ), daun mahkota ( petal ),
kelopak bunga ( kalix ), semua petal yang biasanya berwarna-warni dan menarik,
(anther) tempat serbuk sari berkembang. Serbuk sari berisi gamet jantan
(sel sperma ). Karpel berupa organ tunggal atau dapat sebagai kumpulan, dan
membentuk putik ( pistil ) yang terdiri atas tiga buah yang dapat dibedakan :
Ovarium mengandung bakal biji (Ovule) yang melekat pada papan biji
(Lokul), ovule ini menghasilkan gamet betina-sel telur. Serbuk sari disebarkan
oleh angina atau serangga dari kepala sari yang masak ke kepala putik bunga.
Proses ini disebut penyerbukan ( Polinasi ). Serbuk sari berkecambah pada kepala
putik untuk membentuk tabung sari, yang berisi dua sel sperma. Bila tabung sari
berhasil menembus bakal biji salah satu dari sel sperma membuahi sel telur dan
terbentuklah zigot. Pada taraf ini karpel mulai tumbuh dan membentuk dua dan
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang terdapat dalam
malai paying tambahan yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng,
pada ujungnya terdapat 5 tajuk yang sempit. Panjang tenda bunga 4-8 mm. Bunga
betina berambut vilt ukurannya sedikit lebih besar dari yang jantan dan
mengandung bakal buah yang beruang 3. Kepala putik yang akan dibuahi dalam
posisi duduk juga berjumlah 3 buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang
5. Buah ( Fructus )
Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas masing-masing ruang
enam ruang. Garis tengah buah 3 5 cm. Bila buah sudah masak maka akan pecah
Pemecahan biji ini berhubungan dengan pengembang biakan tanaman karet secara
alami. Biji-biji yang terlontar kadang-kadang sampai jauh, akan tumbuh dalam
6. Biji ( Semen )
Biji karet merupakan hasil persarian dari alat persarian yang terdiri dari
benang sari dan putik. Biji yang dihasilkan dibedakan atas tiga jenis, yaitu biji
illegitim, legitim, dan propalegitim. Biji illegitim merupakan biji yang dihasilkan
bunga jantannya tidak diketahui. Contoh biji yang illegitim adalah biji sapuan dari
kebun karet tidak terpilih atau biji dari kebun klonal yang letaknya berdekatan
Biji legitim merupakan biji yang diperoleh dari penyerbukan silang yang
bunga betina dan jantannya diketahui dengan pasti. Contohnya adalah klon karet
yang ditanam di kebun yang berdekatan dan kedua jenisnya diketahui. Sedangkan
biji propalegitim merupakan biji yang diperoleh dari penyerbukan silang dimana
bunga betinanya diketahui, tetapi bunga jantannya tidak pasti. Biji karet terdapat
dalam setiap ruang buah, jadi jumlah biji biasanya tiga kadang enam, sesuai
dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras, warnanya cokelat
1. Iklim
(Siregar, 1997). Kelompok iklim yang digunakan adalah atas dasar system
klasifikasi tipe curah hujan dari Schmidt dan Ferguson. (Vademecum Karet, 1993)
B : cukup, sesuai
C : kurang sesuai
a. Curah Hujan
4.000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun dengan terbagi antara 100 150
per hari hujan dengan tipe iklim A C dan daerah-daerah yang sering mengalami
hujan pada pagi hari akan mempengaruhi produksi. Walaupin demikian halnya
b. Temperatur
dalam jangka waktu panjang suhu harian rata-rata kurang dari 20 C, maka
tanaman karet tidak cocok ditanam di daerah tersebut. Walaupun demikian,
di daerah yang suhunya lebih tinggi, tanaman karet juga relative tidak sesuai.
Intensitas sinar matahari adalah hal yang amat dibutuhkan tanaman karet
dan sulit untuk ditawar. Bila terjadi penyimpangan terhadap factor ini, maka
yang cukup melimpah merupakan syarat lain yang diinginkan tanaman karet.
Dalam sehari tanaman karet membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang
d. Kecepatan Angin
Bahkan angin dapat merusak tanaman pada semua tingkat umur, lebih-lebih lagi
tanaman karet yang pertumbuhan akar tunggangnya terhambat akibat sifat fisik
tanah yang jelek atau serangan jamur akar putih juga dapat tumbang karena
2. Tanah
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini
disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah
vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur,
sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara
Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase
dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi
tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk
a. Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan
cadas.
f. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro.
karet dibedakan menjadi tiga berdasarkan vegetasi yang ada di areal tersebut yaitu
Pada persiapan lahan untuk penanaman ulang karet dilakukan dua sistem yaitu :
Gambar 1.
Tanaman tua
a. Sistem
a. Menumbang
b. Bongkar tunggul
c. Merumpuk / mengumpul sisa tanaman
d. Ripper I
e. Ayap akar 1
f. Ripper II
g. Ayap akar 2
h. Luku I
i. Ayap akar 3
j. Luku II
k. Ayap akar 4
l. Menggaru
m. Ayap akar 5
b. Sistem Khemis Untuk Tanaman Ulang Karet
1. Pengolahan Tanah
Pembabatan ini dilakukan dengan cara manual untuk kebun yang tidak luas dan
cara mekanis untuk kebun yang sangat luas. Untuk kebun yang luas, penggunaan
mesin pembabat pohon dan traktor lebih ekonomis dibanding tenaga manusia
yang banyak.
Gambar 2.
Pengolahan tanah
2. Penataan Blok
Lahan kebun dipetak petak menurut satuan terkecil dan didata ke dalam
blok blok berukuran 10 20 Ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu
3. Penataan Jalan
blok blok tanaman. Pembangunan jalan di areal datar dan berbukit dengan
pedoman dapat menjangkau setiap areal terkecil, dengan jarak pikul maksimal
sejauh 200 m. Lebar jalan disesuaikan dengan jenis / kelas jalan dan alat angkut
curah hujan pada satuan waktu tertentu, dan mempertimbangkan faktor peresapan
dan penguapan. Seluruh kelebihan air pada field drain dialirkan pada parit parit
5. Persiapan Tanam
Tabel 1. Pemancangan
Jarak Tanam ( m ) Pohon/ ha
5 x 3,33 m 600
6,66 x 2, 70 m 555
5x3m 666
4,25 x 4, 25 ( mata lima ) 625
Jarak tanaman dalam satu baris minimal 2,5 m. Populasi optimal berdasarkan
Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet mulai
struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi penguapan air serta untuk membatasi
pertumbuhan gulma. Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah 4 kg.
tahan naungan ( Shade Resistence ) ex biji atau ex steck dalam polibeg kecil
penyiangan dan pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan cara menyebar
a. Kebutuhan Bibit
tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk
b. Seleksi Bibit
Sebelum bibit tanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk
memperoleh bahan tanam yang memiliki sifat sifat umum yang baik antara lain :
a. Berproduksi tinggi
b. Responsif terhadap stimulasi hasil
c. Resistensi terhadap serangan hama, penyakit daun dan kulit serta
pemulihan luka kulit yang baik.
III. METEDOLOGI PENELITIAN
III. Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada bulan Mei sampai dengan
B. Rancangan Penelitian
C. Pengamatan
Kebun Tanah Raja merupakan salah satu unit PTP. Nusantara III ( Persero )
Medan Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan
Kelapa Sawit, dengan produksi lateks dan kompo dari karet, serta Tandan Buah
Kebun Tanah Raja adalah kebun peninggalan bangsa Belanda dengan nama
Sumatera Utara.
PPN Baru Cabang Sumatera Utara dirubah menjadi PPN Baru Karet IV dan
perusahaan perseroan PTP. III, IV dan V menjadi PTP. Nusantara III dengan akte
No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH, Jakarta. Kebun
Tanah Raja sendiri terletak di dua kecamatan, Kecamatan Sei Rampah ( Afdeling
Serdang Berdagai. Jarak dari kota Medan 56 km dan dari kota Tebing Tinggi
30 km.
Tabel 2. Data Luas Areal H.G.U Kebun Tanah Raja PTPN III
Uraian Luas Areal / Afdeling ( HA )
Tahun Tanam I II III IV V Jumlah ( Ha )
TM. Karet
1989 205,00 18,00 - - - 223,00
1991 40,70 15,20 - - - 55,90
1995 196,5 - - - - 196,50
1996 - 185,51 - - - 185,51
1. Tanah
Secara geografis, areal kebun tahah raja tergolong dalam formasi kuarter
dengan bahan induk tuff lipart Toba dan endapan aluvial. Fisiografi sebagian
besar areal merupakan daerah endapan dengan topografi datar. Jenis tanah yang
terdapat dikebun tanah raja adalah Typic Hapludults( podsolik merah kekuningan)
kelabu).
Sifat fisik tanah tergolong sedang yang ditunjukkan oleh tekstur liat
berpasir, struktur tanah gumpal dengan konsentrasi tanah gembur sampai agak
teguh. Kelas kesesuaian lahan ( KKL) secara potensial pada sebgian besar areal
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Kisaran curah hujan pada kebun tanah raja selama kurun waktu 4 tahun terakhir,
yaitu pada tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 adalah 1.600 1.900 mm/tahun
200
150
Hari Hujan
100
Curah Hujan
50
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 4 . Rata rata Curah Hujan di Kebun Tanah Raja PTPN III Tahun 2007
2010
B. Data Inventaris Pohon TBM Karet Tahun 2011 Sesuai Hasil Pengukuran
Defenitip.
Data Inventaris Pohon TBM Karet Tahun 2011 ini menjelaskan tentang
jenis klon yang diaplikasikan pada afdeling II dengan luas 111,80 Ha. Luasan Ha
pada tanaman karet yaitu 113,05 Ha. Hal ini disebabkan oleh adanya pelebaran
Jenis klon yang ditanam pada areal lahan dengan luas 111,80 Ha ini adalah
N 33, PB 260 dan PB 340. Ketiga jenis klon ini didatangkan dari Kebun
Sarang Ginting PT. Perkebunan Nusantara III. Data Inventaris TBM Karet Tahun
yang lama dianggap tidak ekonomis lagi. Replanting ini dilakukan di afdeling II
Kebun Tanah Raja, pada tahun tanam 1988 dengan luas 113,05 Ha.
c. Produktivitas Rendah
Tabel 6.. Produktivitas Tanaman Karet
Kare Menghasilkan Tahun 2007 - 2011
Tahun Kg.KK/Tahun
Afd. Luas as (Ha)
(Ha
Tanam 2007 2008 2009 2010 2011
Produktif
1988 II 113,05 167.635 173.032 210.892 125.645 ...
Renc. TU
1988 II 77,95 ... ... ... ... 21.517
Ket :
KK : Karet Kering
250.000
Hasil Produksi Kg.KK/Tahun
200.000
2007
150.000 2008
2009
100.000 2010
2011
50.000
0
Gambar 5. Produktivitas tanaman karet Kg. KK/Tahun
Dari diagram diatas dapat kita lihat, produksi pada tahun 2007 hingga
tahun 2009 merupakan peningkatan produksi yang semakin meningkat. Hal ini
dipengaruhi oleh pemeliharaan yang baik terhadap tanaman karet, dari pemberian
Namun pada tahun 2010 hingga 2011, produksi tanaman karet mengalami
penurunan. Umur tanaman yang semakin tua dan produktivitas yang semakin
2.000
1.800
Hasil Produksi Kg.KK/Ha/Tahun
1.600
1.400 2007
1.200 2008
1.000 2009
800 2010
600 2011
400
200
0
Gambar 6. Produktivitas tanaman karet Kg. KK/Ha/Tahun
Dari diagram diatas dapat kita lihat, produksi tanaman karet mengalami
peningkatan per Ha/tahun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir sebelum dilakukan
replanting. Namun pada tahun 2010 hingga 2011 dapat kita lihat, produksi kian
Tanah Raja
Tanah Raja, menggunakan 2 sistem, yaitu sistem mekanis dan sistem khemis.
a. Menumbang
Menumbang
umbang pohon karet yang berdiameter > 30 80 cm. Penumbangan
dilakukan secara sistematis agar arah tumbangan tidak menutupi jalan atau
saluran air yang ada. Arah tumbangan diupayakan arah Utara Selatan
Gambar
7. Pohon
yang telah ditumbang
b. Bongkar Tunggul
karet dibongkar dengan Buldozer Traktor Roda Rantai ( TRR ) hingga akar
dipinggir jalan.
Gambar
8.
Tunggul
yang telah
dibongkar
c. Merumpuk
potongan kayu karet yang telah membusuk dan mengering dipinggir areal
Gambar 9.
d. Ripper I
Gambar 10.
Ripper
e. Ayap akar I
Gambar 11.
Ayap Akar
f. Ripper II
dengan ripper II ini sisa sisa akar akan terbongkar semua keatas
perrmukaan tanah, kemudian dikumpul/dirumpuk. Ripper II dikerjakan
g. Ayap Akar II
Ayap akar II dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan pekerjaan ayap akar I,
dirumpuk.
h. Luku I/II
Meluku I dan meluku II di laksanakan dgn traktor ban dgn kedalaman luku
minimum 30 cm. Jenis alat meluku adalah Disc Plough dgn diameter 25
inch. Interval Ripper II dgn meluku I adalah 21 hari, arah meluku I tegak
Gambar 12.
Meluku
Ayap akar III dan IV dilaksanakan setelah pekerjaan meluku selesai. Ayap
akar III dan IV, tidak jauh berbeda dengan ayap akar I dan II yaitu
membersihkan akar yang berukuran kecil yang masih tertinggal di
j. Menggaru/Rajang
k. Ayap akar V
Data
ta kajian biaya replanting tanaman karet (hevea
( brasilliensis)) pada
afdeling II kebun tanah raja, terbagi menjadi lima (5) bagian yaitu :
1. Pembukaan Lahan ( Areal Mekanis ) dengan luas 81,05 Ha
bahwa total biayanya adalah Rp. 1.201.400.706 dengan luas areal 81,05 Ha dan
untuk biaya per hektar adalah Rp. 14.822.957. Jenis pekerjaan yang membutuhkan
Rp. 217.243.826.
Dari uraian pekerjaan pembukaan lahan areal chemis, dapat kita lihat total
biayanya adalah Rp. 66.560.000 dengan luas 32,00 Ha. Biaya per hektar adalah
Rp. 2.080.000. Pada pembukaan lahan areal chemis, jenis pekerjaan yang
dengan jenis glifosat untuk gulma dan wipping. Dosis yang dipakai adalah 5,00
ltr/Ha untuk pemberantasan gulma, dan 0,05 ltr/Ha untuk pemberantasan wipping.
C Penanaman = 113,05 Ha
Nusantara III, menggunakan jenis klon N-33, PB-260 dan PB 340 sebanyak
67.080 bibit. Bibit tersebut diambil dari Kebun Sarang Ginting PT. Perkebunan
Nusantara III. Untuk Ketiga jenis klon ini merupakan klon yang berproduksi
tinggi. Klon N-33 merupakan jenis klon yang sering dipakai di kebun tanah raja,
biaya besar yaitu Rp. 149.342.730 dengan biaya per hektar adalah
Rp. 1.321.032/Ha.
4. Pemeliharaan 113,05 Ha
membutuhkan biaya besar adalah pada pekerjaan menyiang dengan jumlah biaya
biaya terendah terdapat pada konsolidasi tanaman dengan jumlah biaya adalah
Brachteata dengan jumlah biaya adalah Rp.79.135.000 dengan biaya per hektar
adalah Rp.700.000/Ha. Untuk biaya terendah terdapat pada pancang kepala yaitu
Unsur biaya Replanting Tanaman Karet pada Afdeling II Kebun Tanah Raja
PT. Perkebunan Nusantara III, terdiri dari biaya Pembukaan Lahan ( Areal
Mekanis ) dengan luas 81,05 Ha, Pembukaan Lahan ( Areal Chemis ) dengan luas
32,00 Ha, Penanaman, Pemeliharaan, hingga pada penggunaan Bahan dan Alat.
Total biaya Replanting Tanaman Karet pada afdeling II di Kebun Tanah Raja PT.
Dari uraian tabel diatas, dapat kita lihat bahwa total biaya seluruhnya untuk
Replanting Tanaman Karet pada afdeling II Kebun Tanah Raja PT. Perkebunan
Nusantara III dengan luas 113,05 Ha adalah Rp. 2.136.230.789, dengan biaya per
Ha adalah Rp.18.896.336.
3% Bahan / Alat
Gambar 14. Grafik Total Riaya Replanting Tanaman Karet Tahunahun 2011
Dari gambar grafik diatas, dapat kita lihat biaya pembukaan lahan di areal
mekanis lebih besar yaitu 62%, dibandingkan dengan biaya pekerjaan lain pada
replanting tanaman karet di afdeling II Kebun Tanah Raja yang hanya
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa total biaya replanting
untuk tanaman karet yaitu Rp. 2.136.230.789 dari total jumlah hektar 113,05
B. Saran
intensif pada tiap pekerjaan replanting dan pengawasan biaya yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, E.S. 2009 . Botani dan Morfologi Tanaman Karet. Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Agribisnis Perkebunan. Medan.
Anonim. 2010 . Pemeliharaan Tanaman Karet ( Hevea Brassiliensis Muell. Arg.)
www.4m3ones.com. Diakses tanggal 29 Mei 2012.
Anonim. 2011 . Perkebunan karet. www. Perkebunan Karet blogspot.com.
Diakses tanggal 5 Juli 2012.
Anonim. 2011 . Budidaya Tanaman Karet .
www.htysite.com/budidaya%20karet.htm. Diakses tanggal 9 Juli 2012.
Anonim. 2011 . peremajaan-dan-perluasan-perkebunan-karet. www.binaukm.com.
Diakses tanggal 15 Juli 2012.