Anda di halaman 1dari 59

KAJIAN BIAYA REPLANTING TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq) DENGAN SISTEM PENCINCANGAN


BATANG DIKEBUN UNIT II AFDELING PONDOK SENG
PT. MOPOLI RAYA

TUGAS AKHIR

ABDUL KARIM PANDIANGAN


11011008
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2015

1
KAJIAN BIAYA REPLANTING TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq) DENGAN SISTEM PENCINCANGAN
BATANG DIKEBUN UNIT II AFDELING PONDOK SENG
PT. MOPOLI RAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Diploma IV Pada


Program Studi Budidaya Perkebunan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Agrobisnis Perkebunan

ABDUL KARIM PANDIANGAN


11011008
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2015

2
Judul Tugas Akhir : KAJIAN BIAYA REPLANTING TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DENGAN SISTEM
PENCINCANGAN BATANG DIKEBUN UNIT II
AFDELING PONDOK SENG PT. MOPOLI RAYA

Nama : ABDUL KARIM PANDINGAN

Nim : 11011008

Program Studi : BUDIDAYA PERKEBUNAN

Menyetujui,

Guntoro, S.P., M.P Saroha Manurung, S.ST., M.P


Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Ketua STIPAP Ketua Program Studi

Wagino, S.P., M.P Guntoro, S.P., M.P

3
TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

PEMBIMBING : Saroha Manurung, S.ST., M.P


PENGUJI : 1. Ir. Mulia Ervin
2. Ir. Nuraida, M.P

Telah Diuji pada tanggal : 11 September 2015

4
RINGKASAN

Abdul Karim Pandiangan, “Kajian Biaya Replanting Tanaman


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dengan Sistem Pencincangan Batang
Dikebun Unit II Afdeling Pondok Seng PT. MOPOLI RAYA” Telah
dilaksanakan dibawah bimbingan bapak Saroha Manurung, S.ST., M.P sebagai
pembimbing. Penelitian ini dilaksanakan di kebun unit II afdeling Pondok Seng
PT. Mopoli Raya, yang berlangsung pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli
2015, Metode yang digunakan ialah metode deskriptif, Penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data dan analisa deskriptif yang dilakukan
dengan cara mengambil data pada laporan biaya replanting dengan mengkaji
biaya replanting pada tanaman kelapa sawit, sehingga dapat disimpulkan bahwa
cara pencincangan batang atau chipping untuk sanitasi terhadap serangan Oryctes
rhinoceros dan preventif serangan penyakit busuk pangkal batang Ganoderma
boninense.
Kebun unit II afdeling Pondok Seng melakukan replanting dikarenakan
beberapa alasan yaitu : Umur Ekonomis Tanaman Kelapa Sawit yang sudah
melebihi 25 tahun terkecuali tahun tanam 1994, Jumlah SPH ( Standart Pokok per
Hektare) rata-rata di bawah 75 pkk/ha, Produksi per tahun tanaman kurang dari 11
ton/ha.
Kegiatan Replanting tanaman Kelapa Sawit terdiri dari beberapa Tahapan
pekerjaan seperti persiapan lahan, land clearing, penyemprotan gulma,
membangun penutup tanah, persiapan lubang tanam, dan menanam bibit kelapa
sawit. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan replanting tanaman kelapa sawit
yang dilakukan di kebun Unit II Afdeling Pondok Seng PT. Mopoli Raya untuk
melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit di kebun tersebut dengan sistem
pencincangan dengan luas areal 369,81 ha adalah sebesar Rp 5.060.406.766
dengan rata-rata per hektarenya adalah Rp 13.683.802 .

Kata Kunci : Elaeis guineensis Jacq, Oryctes rhinoceros, Ganoderma bonianse.

i
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 15 April 1992. Penulis

merupakan putra dari Ayahanda H. Jansen Pandingan dan Ibunda Hj. Nurimah

Tumanggor dan merupakan anak ke 7 dari 8 bersaudara.

Tamat dari Pendididkan Sekolah Dasar Negeri 030279 Sidikalang pada

tahun 2004, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Swasta

Muhammadiyah 51 Sidikalang dan tamat pada tahun 2007, lalu melanjutkan ke

Sekolah Menengah Atas Swasta Al-Azhar Medan dan tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) LPP Medan sebagai Mahasiswa

Jurusan Budidaya Perkebunanan Tanaman Kelapa Sawit dan Karet.

Selama melakukan perkuliahan, penulis melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) sebanyak 2 (dua) kali. PKL I pada tahun 2013 selama 2 (dua)

bulan di Kebun Pulau Mandi PTPN III, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera

Utara. PKL II pada tahun 2014 selama 2 (dua) bulan di PT. Mopoli Raya, Aceh

Tamiang, Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Pada tahun 2015 melaksanakan

Pengabdian Masyarakat selama 3 (tiga) minggu di Kecamatan Tanjung Tiram,

Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatnya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan tugas akhir ini.

Shalawat berangkaikan salam penulis hadiahkan pada junjungan nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa islam dan umat manusia terbebas dari

belenggu kebodohan.

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul

“Kajian Biaya Replanting Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

Dengan Sistem Pencincangan Batang Dikebun Unit II Afdeling Pondok Seng PT.

MOPOLI RAYA “ yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains Terapan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan

(STIPAP) Medan.

Tugas Akhir ini ditulis berdasarkan penelitian yang dilakukan selama

kurang lebih 3 bulan sampai penulisan tugas akhir ini berakhir. Tugas akhir ini

terdiri dari 5 Bab yang berisikan tentang Kajian Biaya Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq), yang diharapkan dapat menjadi bahan bacaan yang

berguna dan bermanfaat bagi seluruh civitas akademika STIP-AP dan bagi semua

yang memerlukannya.

Penulis telah banyak mendapatkan bantuan baik secara langsung maupun

tidak langsung, untuk itu dengan rasa hormat mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

iii
1. Ayahanda H. Jansen Pandiangan dan Ibunda Hj. Nurimah Tumanggor atas

do’a serta dukungan baik materi dan moril yang tidak terkira yang telah

diberikan selama ini kepada penulis.

2. Bapak Saroha Manurung, S.ST., M.P selaku pembimbing yang selama ini

telah memberikan waktunya di sela-sela kesibukannya untuk membimbing

dan memberikan masukan bagi penulis didalam menyelesaikan tugas akhir

ini.

3. PT. Mopoli Raya Kebun Unit II, khususnya Afdeling Pondok Seng yang telah

memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian tugas akhir ini serta

kepada bapak Manager, bapak Asisten dan Krani, beserta karyawan pelaksana

di Afdeling Pondok Seng Kebun Unit II yang telah membantu dan memberi

pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Wagino, S.P., M.P selaku ketua STIPAP , kepada bapak Guntoro,

S.P., M.P selaku ketua program studi BDP dan kepada seluruh dosen dan staf

STIPAP yang telah membantu untuk kelancaran proses studi penulis.

5. Seluruh teman-teman STIPAP angkatan 2011 khususnya kelas BDP A yang

luar biasa. Penulis mengucapkan terima kasih atas motivasi, fikiran, tenaga

dan waktu serta semua rasa suka dan duka yang telah diberikan selama 4

tahun menjadi kesan yang begitu mendalam dan kesuksesan menyertai kita

bersama.

6. Terima kasih pada sahabat saya Syawalluddin Sah Putra , Muhammad Sigit

dan Reza Fahmi karena telah memberi dukungan moral.

iv
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

do’a, dukungan dan bantuannya.

Penulis juga menyadari tugas akhir ini masih belum sempurna, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk

penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat untuk para

pengembangan usaha perkebunan dan unit pengolahnya terutama dalam

pelaksanaan replanting tanaman kelap sawit.

Medan, 28 September 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN ...................................................................................................i
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 2
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit ........................................ 3
B. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit .................................. 7
C. Umur Ekonomis Tanaman Kelapa Sawit ................................................ 10
D. Replanting ............................................................................................... 12
III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 19
B. Metode penelitian .................................................................................... 19
C. Pengamatan ............................................................................................ 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Informasi Umum .................................................................................... 20
1. Lokasi Pengambilan Data ........................................................ 21
2. Luas areal ................................................................................. 23
3. Curah Hujan ............................................................................. 23
B. Dasar Kebijakan Replanting ................................................................... 25
C. Tahapan Replanting dan Kajian Biaya ................................................... 27

vi
D. Biaya Replanting Tanaman Kelapa sawit Afdeling Pondok Seng ......... 34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 40
B. Saran 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41

vii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Perkembangan Tinggi Batang Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan


Umur Tanaman ........................................................................................ 5

2. Proses Perkembangan Daun ..................................................................... 6

3. Kriteria Kelas Lahan Untuk Kelapa Sawit ............................................... 9

4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit ................. 10

5. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit ...................................................... 11

6. Luas Areal Afdeling Pondok Seng .......................................................... 23

7. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Afdeling Pondok seng ...................... 24

8. Blok dan Tahun Replanting ..................................................................... 27

9. Kajian Biaya Persiapan Lahan ................................................................. 34

10. Kajian Biaya Land Clearing ..................................................................... 34

11. Kajian Biaya Penyemprotan Gulma ......................................................... 35

12. Kajian Biaya Membangun Penutup Tanah .............................................. 36

13. Kajian Biaya Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual dan Memupuk
Lubang Tanam ......................................................................................... 36

14. Kajian Biaya Menanam Bibit Kelapa Sawit ............................................ 37

15. Total Biaya Replanting ............................................................................ 38

viii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Penumbangan Pohon Kelapa Sawit Dengan Bucket Excavator ............. 14

2. Menggali Sisa-sisa Akar Dari Tanah Dengan Menggunakan Excavator 14

3. Replanting Tanaman Kelapa Sawit Dengan Sistem Underplanting ....... 16

4. Alat penggunaan Pelaksanaan Pencincangan ........................................ 18

5. Grafik Rata-rata Hari Hujan Afdeling Pondok Seng Tahun 2012-2014 24

6. Grafik Rata-rata Curah Hujan Afdeling Pondok seng Tahun 201-2014 24

7. Pelaksaan Memancang Rumpukan ........................................................ 28

8. Penumbangan Pohon Kelapa Sawit Dengan Excavator ......................... 28

9. Pelaksanaan Pencincangan .................................................................... 29

10. Hasil Pencincangan ................................................................................. 29

11. Parit Skunder ......................................................................................... 31

12. Parir Primer ............................................................................................ 31

13. Grafik Biaya Replanting ........................................................................ 39

ix
DAFTAR LAMPIRAN

No . Judul Halaman

1. Peta kebun Afdeling Pondok Seng .......................................................... 42

2. Rekapitulasi Kajian Biaya Replanting Afdeling Pondok Seng ................ 43

x
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang

cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang

cukup cerah dikarenakan kebutuhan akan minyak nabati dunia terus meningkat

dan Indonesia memiliki luas lahan yang cukup memadai.

Menurut Badan Pusat Statistka (2012) luas areal kelapa sawit di Indonesia

pada tahun 2005 adalah seluas 5.453.817 ha.Dalam kurun waktu 5 tahun, areal

kelapa sawit mencapai 8.358.394 ha. Pada tahun 2012 luas areal kelapa sawit di

Indonesia sudah mencapai 9,2 juta ha (PPKS).

Menurut Susanto dan Hartono (2002), pada tahun 2002 perkelapa sawitan

Indonesia telah memasuki babak baru yakni telah memasuki generasi ke tiga atau

ke empat. Diperkirakan pada tahun 2002 luas areal kelapa sawit yang siap untuk

direplanting adalah sekitar 1,5 juta ha. Apabila digunakan asumsi kelapa sawit

yang akan direplanting tiap tahun adalah 5% maka setiap tahunnya pekebunan

yang direplanting sebanyak 75.000 ha/tahun.

Peremajaan atau replanting tanaman mutlak dilakukan bila perusahaan

menganggap produksi kelapa sawit yang dihasilkan tidak menguntungkan lagi.

Hal ini termaksud disebabkan umur, jumlah tegakan yang berakibat biaya tinggi

atau produksi rendah. Untuk melakukan permajaan kelapa sawit perlu

diketahuibiaya terlebih dahulu. Sehingga perlu dilakukan kajian biaya untuk

1
mengetahui modal yang diperlukan pada kegiatan peremajaan tanaman kelapa

sawit.

B. Perumusan Masalah.

Replanting berpengaruh penting pada proses tanaman ulang, sehingga

replanting yang baik salah satunya adalah chipping. Untuk menjalankan

peremajaan tanaman kelapa sawit maka pengkajian biaya sangat penting

dilakukan agar perusahaan mengetahui berapa modal yang diperlukan dan tidak

terjadi kerugian dalam melaksanakan peremajaan tanaman kelapa sawit dengan

pencincangan atau chipping.

Oleh karena itu penulis ingin melakukan pengkajian kajian biaya

replanting tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) dengan sistem

pencincangan.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya replanting pada tanaman

kelapa sawit dengan sistem pencincangan batang.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman informasi

kepada para pembaca mengenai biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

peremajaan kebun kelapa sawit dengan sistem pencincangan batang.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Dalam dunia morfologi semua tumbuhan diklasifikasikan untuk

memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah (Adi S,2011). Metode pemberian

nama ilmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeues. Tanaman kelapa

sawit diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Familia : Palmaceae

Subfamilia : Cocoideae

Genus : Elaeis

Species : Elaeis guineensis Jacq

Menurut bentuk/irisan melintang buahnya, kelapa sawit dapat dibedakan

menjadi 3 yaitu dura, psifera dan tenera.Dura memiliki tebal cangkang 2 – 5 mm,

mesocarp antara 20-65 %.Psifera memiliki cangkang yang sangat tipis bahkan

tidak memiliki cangkang dan memiliki inti (kernel) yang kecil. Tenera merupakan

hasil persilangan antara dura (sebagai pohon ibu) dan psifera (sebagai pohon

bapak), memiliki cangkang dengan ukuran 1- 2.5 mm, mesocarp 60-90 % (Tim

Pengembangan Materi LPP, 2010).

3
Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu meliputi

akar, batang, daun, bunga dan buah.

1. Akar (Radix)

Kelapa sawit termasuk tanaman yang mempunyai perakaran yang dangkal

(akar serabut), sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Adapun

penyebab tanaman mengalami kekeringan diantaranya transpirasi tinggi dan

diikuti dengan ketersediaan air tanah yang terbatas pada saat musim kemarau

(Mariyani,2012). Pada tanaman kelapa sawit yaitu akar serabut, yang terdiri atas

akar primer, sekunder, tersier, dan kuartier yang mana setiap bagian tersebut

memiliki fungsi (Sunarko, 2007).

Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

(bakal akar). Pada bibit terus tumbuh memanjang kearah bawah selama enam

bulan terus menerus dan panjang akar mencapai 15 cm. Susunan akar kelapa

sawit dari serabut primer yang tumbuh vertical kealam tanah dan horizontal.

Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder keatas dan kebawah.

Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu

seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelap sawit bias mencapai 8 meter dan

16 meter secara horizontal (Adi S, 2011).

2. Batang (Caulis)

Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan

umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pase muda terjadi

pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas)

(Sunarko,2007). Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur

4
pendukung tajuk (daun, bunga, dan buah). Kemudian fungsi lainnya adalah

sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan

bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya bertambah secara optimal sekitar 35-75

cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan jika mendukung. Umur ekonomis

tanaman sangat dipengaruhi oleh pertambahan tinggi batang/tahun. Semakin

rendah pertambahan tinggi batang, semakin panjang umur ekonomis tanaman

kelapa sawit (Tim Pengembangan Materi LPP, 2010).

Pada tanaman dewasa diameter batang 45 - 60 cm. Batang bertambah

tinggi dengan kecepatan 35 – 75 cm /thn. Sampai tanaman berumur 3 tahun

batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas (Tim

Pengembang Materi LPP,2010). Perkembangan tinggi batang kelapa sawit

normal disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1. Perkembangan Tinggi Batang Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Umur


Umur (thn) Tinggi (m) Umur (thn) Tinggi (m) Umur (thn) Tinggi (m)
3 1,6 11 7,5 19 11,5
4 2,2 12 8,4 20 11,9
5 2,6 13 8,9 21 12,2
6 3,8 14 9,8 22 12,4
7 4,5 15 10,0 23 13,0
8 5,4 16 10,5 24 13,3
9 5,7 17 11,0 25 14,0
10 6,7 18 11,3

3. Daun (Folium)

Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk susunan

daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun ini berwarna hijau tua

dan pelepah berwarna sedikit lebih muda (Adi S, 2011).

5
Daun-daun kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang

lebih 7,5-9 meter. Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 125-250 helai

sesuai dengan jenis tanaman kelapa sawit. Daun muda yang masih kuncup

berwarna kuning pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu

susunan yang melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang

normal biasanya memiliki sekitar 40-55 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah

pada tanaman tua mencapai 2-3 helai setip bulan, sedangkan pada tanaman yang

muda antara 4-5 helai (Adi S, 2011).

Tabel 2. Proses Perkembangan Daun


Tahap Perkembangan
Daun awal yang keluar pada masa pembibitan berupa helaian
Lanceolate yang utuh
Bentuk daun dengan helaian daun sudah pecah tetapi bagian
Bifurcate ujung belum terbuka
Bentuk daun dengan helaian yang sudah membuka sempurna
Pinnate
dengan arah anak daun keatas dan kebawah

4. Bunga (Flos)

Keberadaan bunga terdapat pada ketiak pelepah. Susunan bunga terdiri

dari bunga jantan dan bunga betina. Namun, ada juga tanaman kelapa sawit yang

hanya memproduksi bunga jantan. Umumnya bunga jantan dan bunga betina

terdapat pada dua tandan yang terpisah. Namun, adakala bunga jantan dan bunga

betina terdapat pada tandan yang sama. Bunga jantan masak lebih dahulu dari

pada bunga betina. Karena itu, penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan

bunga betina dalam satu tandan sangat jarang terjadi. Masa seseptif (masa putik

6
dapat menerima tepung sari) adalah 3 x 24 jam. Setelah itu, putik akan berwarna

hitam dan mengering (Sastrosayono, 2003).

Tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (cross pollination).

Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon

yang lainnya dengan perantaraan angin atau serangga penyerbuk (Sunarko,

2007).

5. Buah (Fructus)

Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga

bagian, yaitu bagian luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah

(mesocarpium) atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang

disebut crude palm oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,

mengandung minyak inti yang disebut PKO atau palm kernel oil (Sastrosayono,

2003).

Proses pembentukan buah sejak pada saat penyerbukan sampai buah

matang kurang lebih 6 bulan. Dalam 1 tandan terdapat 600-2000 buah. Biasanya

buah ini yang diolah menjadi minyak nabati yang digunakan oleh manusia. Buah

sawit mempunyai warna dari hitam, ungu, hinga merah. Warna-warna itu

tergantung pada bibit yang digunakan (Tim Pengembang Materi LPP, 2010).

B. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit

Sebelum pembukaan areal dimulai studi kelayakan harus dilakukan

terlebih dahulu. Studi kelayakan ini harus dilakukan melalui survei pendahuluan

7
untuk memeriksa lahan perkebunan yang akan dibangun (Malangyoedu, 2014).

Kondisi iklim dan tanah merupakan faktor fisik utama disamping faktor lainnya

seperti genetis, biotis, kultur teknis ataupun perlakuan yang diberikan dan data

karakteristik tersebut meliputi :

1. Iklim

Salah satu parameter yang sering digunakan mewakili kondisi iklim adalah

water deficit. Water deficit merupakan interaksi komplek dari curah hujan dan

lamanya penyinaran matahari. Keadaan iklim sangat mempengaruhi proses

fisiologi tanaman, seperti proses asimilasi, pembentukan bunga, dan pembuahan.

Sinar matahari dan hujan dapat menstimulasi pembentukan bunga kelapa sawit

(Malangyoedo, 2014).

Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi

dengan fluktasi produksi kelapa sawit. Curah hujan yang ideal untuk tanaman

kelapa sawit adalah 2.000-2.500 mm pertahun dan tersebar merata sepanjang

tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.

Temperatur sebaiknya 22°-23°C. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena

tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang dibandingkan dengan

tanaman lainnya (Sunarko, 2007).

Bulan kering yang berturut-turut selama beberapa bulan bisa

mempengaruhi pembentukan bunga (baik jumlah maupun sex rationya) untuk dua

tahun berikut.

8
Tabel 3. Kriteria Kelas Lahan Untuk Kelapa Sawit
No Faktor Pembatas Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

1 Letak dan tinggi


tempat (m dpl) 0-400 0-400 0-400 0-400
2 Iklim: curah
hujan/tahun (mm) 2000-2500 1800-2000 1500-1800 <1500
defisit air/tahun (mm) 0-150 150-250 250-400 >400
tempertur (°C) 22-23 22-23 22-23 22-23
Penyinaran (jam) 6 6 <6 <6
Kelembapan(%) 80 80 <80 <80
Angin Sedang Sedang Sedang Kencang
Bulan kering 0 0-1 .2-3 >3
3 Tanah :
Kedalaman/solum >80 80 60-80 <60
Bahan organik(cm) 5-10 5-10 5-10 <5
lempung- liat –
berlempung liat ,pasir
Tekstur liat berpasir
Batuan
<3 3-15 15-40 >40
penghambat(%)
Kedalaman air
>80 60-80 50-60 40-50
tanah(cm)
4-4,5 atau <4 atau
Ph 5-6 4,5-5
6,5-7 >7
4
Bentuk wilayah
datar Berombak berbukit Curam
topografi

Lereng(%) 0-15 16-25 25-36 >36


Penggenangan/banjir tidak ada tidak ada tidak ada Sedikit
Drainase Baik Sedang Kurang Jelek

9
Tabel 4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit
Kelas Kesesuaian Lahan Kriteria
Unit lahan yang memiliki tidak lebih
Kelas S1 ( Sangat Sesuai)
dari satu pembatas ringan (optimal)
Unit lahan yang memiliki lebih dari
satu pembatas ringan dan tidak
Kelas S2 (Sesuai)
memiliki lebih dari satu pembatas
berat
Unit lahan yang memiliki lebih dari
satu pembatas sedang dan atau tidak
Kelas S3 (Agak Sesuai)
memiliki lebih dari stu pembatas
berat
Unit lahan yang memiliki dua atau
Kelas N1 (Tidak Sesuai Bersyarat) lebih pembatas berat yang masih
dapat diperbaiki
Kelas N2 (Tidak Sesuai Permanen) Unit lahan yang memiliki pembatas
berat yang tidak dapat diperbaiki

C. Umur Ekonomis Tanaman Kelapa Sawit

Umur ekonomis kelapa sawit yang dibudayakan umumnya 25 tahun. Pada

umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit di panen, jumlah

tandan buah juga sudah sedikit sehingga tidak ekonomis lagi.

Pengelompokan kelapa sawit berdasarkan umur tanaman, untuk masa

berbuah tanaman belum menghasilkan 0 – 3 tahun dan tanaman menghasilkan >3

tahun. Jika umur tanaman kelapa sawit 3 – 8 tahun maka kelapa sawit tersebut

tanaman muda, 9 – 13 tahun tanaman remaja, 14 -20 tahun tanaman dewasa, >20

tahun disebut tanaman tua (Tim Pengembangan Materi LPP, 2010).

Semua komponen kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel). Dimana daging sawit dapat

diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedang buah sawit diolah menjadi PKO

(kernel palm oil). Produksi tanaman kelapa sawit akan berpengaruh dengan umur

10
dan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit digolongkan menjadi 3

kelas yaitu S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), dan S3 (agk sesuai). Dari kriteria kelas

kesesuaian lahan diatas, tanaman kelapa sawit jenis tenera secara umum bisa

memiliki produktivitas sebagai berikut.

Tabel 5. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit


Kelas S1 Kelas S2 Kelas S3
Umur
TBS RBT RJT TBS RBT RJT TBS RTB RJT
3 22 3,2 9 18 3,0 7 17 3,0 7
4 19 6,0 15 18 6,0 14 17 5,0 12
5 19 7,5 18 17 7,0 16 16 7,0 14
6 16 10,0 21 15 9,4 15 15 8,5 17
7 16 12,5 26 15 11,8 15 15 11,1 22
8 15 15,1 30 15 13,2 15 15 13,0 25
9 14 17,0 31 13 16,5 13 13 15,5 26
10 13 18,5 31 12 17,5 12 12 16,0 26
11 12 19,6 31 12 18,5 12 12 17,0 26
12 12 20,5 31 11 19,5 11 11 18,5 26
13 11 21,1 31 11 20,0 10 10 20,0 26
14 10 22,5 30 10 21,8 10 10 20,0 25
15 9 23,0 28 9 23,1 9 9 21,0 24
16 8 24,5 27 8 23,1 8 8 22,0 24
17 8 25,0 26 8 24,1 7 7 23,0 22
18 7 26,0 25 7 25,2 7 7 24,0 21
19 7 27,5 24 7 26,4 6 6 25,0 20
20 6 28,5 23 6 27,8 5 5 27,0 19
21 6 29,0 22 6 28,6 5 5 27,0 18
22 5 30,0 20 5 29,4 5 5 28,0 17
23 5 30,5 19 5 30,1 4 4 29,0 16
24 4 31,9 18 4 31,0 4 4 30,0 15
25 4 32,4 17 4 32,0 4 4 34,0 14
Rata-rata 11 21 24 10 20 22 10 19 20
Keterangan
RJT = Jumlah
Tandan/ph/th RBT = Rata-rata Berat Tandan
TBS=TonTBS/ha/th

11
D. Replanting

Replanting adalah areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa sawit yang

sudah tua dan tidak produktif lagi dengan tanaman yang baru. Pertimbangan

utama dilakukan permajaan kelapa sawit karena umur tanaman lebih dari umur

ekonomis atau sekitar 25 tahun, yang produksinya sudah rendah sehingga secara

ekonomi tidak menguntungkan untuk dipertahankan (Adi S,2010).

Menurut Agus Susanto dan Ysin Hartono (2002) teknik replanting selalu

berkembang yang selalu terkait dengan masalah baru. Teknik replanting

dikelompokkan menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut :

1. Metode tanpa bakar

2. Metode underplanting

3. Metode bakar

4. Metode chipping

Mengenai teknik replanting yang akan dipilih dapat dianalisa dengan cara

menghubungkan antara teknik-teknik replanting dengan masalah yang ada pada

lahan tesebut yaitu masalah lingkungan, serangan hama, penyakit, dan biaya.

Namun pada saat ini sangat dianjurkan dalam melakukan replanting tanaman

kelapa sawit yaitu dengan cara zero burning dikarena iklim dunia pada saat ini

yang sangat memprihatinkan (Susanto dan Hartono, 2002).

Berikut ini penjelasan tentang teknik replanting yang ada di Indonesia

12
1. Tanpa Bakar.

Purba dkk, (1997) menegaskan zero burning semua pekerjaan persiapan

lahan mulai dari penumbangan sampai dengan lahan siap ditanami dan sama

sekali tidak ada dilakukan pembakaran.

Teknik tanpa bakar (zero burning) berarti tidak ada kegiatan pembakaran

sama sekali baik dalam program peremajaan atau dalam pengolahaan limbah yang

dihasilkan kebun atau pabrik kelapa sawit ( Guritno P, 1995 ).

Tahapan dalam pelaksanaan replanting dengan menggunakan teknik tanpa

bakar sebagai berikut :

a. Pre-lining.

Dalam pre-ling akan ditentukan lajur untuk tanaman baru, lajur untuk

penumpukan hasil cacah kayu sawit dan pelepah, dan ditentukan jalan

masuknyaalat-alat mekanisasi (excavator dan traktor).

b. Penumbangan.

Penumbangan, pencacahan dan penumpukan adalah ini dari penerapan

zero burning (tanpa bakar). Ketiga kegiatan ini diakukan dengan

menggunakan excavator. Penumbangan dilakukan dengan merobohkan

pohon sawit dengan punggung (bucket excavator), kemudian menggali

sisa-sisa akar dari pohon tersebut semaksimal mungkin.

13
Gambar 1. Penumbangan Pohon Kelapa Sawit Dengan Bucket Excavator.

Gambar 2. Menggali Sisa-sisa Akar Dari Tanah Dengan Menggunakan


Excavator.

c. Pembuatan parit untuk pembuangan air.

Pembuatan menurut jalur yang telah ditentukan di pre-lining. Pekerjaan

ini harus diselesaikan secepat mungkin terutama dalam musim hujan.

14
d. Pembuatan lubang tanaman sawit.

Pembuatan lubang untuk tanaman kelapa sawit baru ditempatkan diantara

barisan tanaman lama.

e. Penanaman bibit kelapa sawit.

Awal penaman dapat dimulai setelah 2-3 minggu setelah selesai

pembuatan lubang tanaman atau 1-2 bulan setelah kegiatan penumbangan,

pencacahan dan penumpukan hasil cacahan selesai.

Disamping itu kandungan nutrisi yang jumlahnya cukup besar didalam

tanaman kelapa sawit yang akan diremajakan akan didaur ulang kembali kedalam

tanah melalui proses dekomposisi tanaman tersebut. Pendaurulangan kandungan

nutrisi tanaman tersebut tentunya akan mengurangi kebutuhan pupuk inorganic

(Guritno ,1995).

2. Metode Underplanting

Underplanting adalah penanaman bibit baru dibawah pohon yang lama

dengan sengaja tidak ditebang pada saat replanting. Pohon lama dibiarkan hidup

dan terus dipetik buahnya atau dipanen. Tanaman tua yang tidak produktif

ditumbang dalam dua periode, yakni 50% pada waktu 4-6 bulan setelah tanam dan

50% lagi pada saat tanaman muda berumur 12 bulan. Sebelum menumbang

tanaman tidak produktif terlebih dahulu tanaman tersebut diracun. Teknik

underplanting berbeda dengan teknik replanting karena pada teknik replanting

tanaman tua langsung ditumbangkan seluruhnya terlebih dahulu baru ditanami

15
bibit baru sedangkan underplanting tanaman tua tidak langsung ditumbangkan.

Metode under planting, mampu menekan masa tidak produktif kurang dari 3

tahun. (Girsang dkk, 1995)

Gambar 3. Replanting Tanaman Kelapa Sawit Dengan Sistem Underplanting.

3. Metode Bakar

Pada awal memasuki generasi kedua di Sumatra, teknik replanting tidak

menjadi masalah. Pada tahap-tahap ini replanting dengan cara membakar

tanaman kelapa sawit. Pembakaran tanaman kelapa sawit akan menimbulkan

polusi udara, merusak lingkungan hayati dan menyebabkan kehilangan bahan

organik. Kelebihan replanting cara bakar ini adalah mudah, cepat dan relatif

murah (Agus Susanto dan Yasin Hartono, 2002)

Pembakaran adalah pekerjaan yang sangat bahaya karena dapat

menimbulkan berbagai kecelakaan. Pembakaran dapat menimbulkan dampak

negative, antara lain dampak negative status hara tanah, hilangnya mulsa yang

16
seharusnya berubah menjadi humus dan hilangnya humus yang dilapisan

permukaan tanah akibat pembakaran tersebut.

Peremajaan atau replanting dengan cara membakar batang dan pelepah

kelapa sawit ditumbang dan dibakar sebagian atau seluruhnya sesuai kebutuhan

(Susanto dan Hartono, 2002). Batang kayu yang berukuran besar tidak akan

terbakar habis akan tetapi kayunya akan dicincang (dipotong-potong) kemudian

ditumpukkan dengan kayu yang belum terbakar semuanya dan dibakar lagi

sampai tuntas.

4. Metode Cincang

Teknik cincang merupakan teknik pembukaan lahan tanpa bakar dengan

proses cutting – chipping – decomposition (CCD).

Pembukaan lahan dengan menggunakan teknik tanpa bakar ini telah

dilakukan pada beberapa perkebunan kelapa sawit, baik untuk pembukaan areal

baru, maupun untuk peremajaan kelapa sawit. Alasan utama penggunaan teknik

tanpa bakar dalam pembukaan lahan adalah karena sistem ini dapat memberi

keuntungan yaitu :

a. Mempertahankan kesuburan tanah.

b. Mempertahankan struktur tanah.

c. Menjamin pengembalian unsur hara.

d. Mencegah erosi permukaan tanah.

e. Membantu pelestarian lingkungan.

17
Teknik menggunakan alat berat sejenis excavator dengan tungkai yang

dimodifikasi menggunakan alat tertentu yang akan mencacah batang tanaman

kelapa sawit yang sudah tua. Pekerjaan mencacah ini dilakukan sekaligus begitu

pohon ditumbang. Alat yang digunakan adalah pencincangan dengan spesifikasi

lebar potongan 12 cm dan panjang sekitar 1 meter (Susanto dan Hartono, 2002).

Gambar 4. Alat penggunaan Pelaksanaan Pencincangan.

III. METODOLOGI

18
A. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian dilaksanakan dikebun Unit II Afdeling Pondok Seng

PT. MOPOLI RAYA Kabupaten Aceh Tamiang. Kegiatan diaksanakan mulai

bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juli 2015.

B. Rancangan Penelitian.

Rancangan penelitian yang dilaksanakan menggunakan rancangan

deskriptif, yang dilakukan dengan mengambil data langsung dari lapangan

mengenai biaya replanting di Afdeling Pondok Seng PT.MOPOLI RAYA.

C. Pengamatan.

Komponen pengamatan pada penelitian ini adalah :

1. Informasi umum kebun.

2. Dasar Kebijakan Replanting.

3. Tahapan pelaksanaan replanting.

4. Data kajian biaya replanting kelapa sawit.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Informasi Umum Kebun

PT. MOPOLI RAYA merupakan salah satu perusahaan swasta yang

bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahan Tandan Buah Segar

(TBS) menjadi minyak sawit. PT. MOPOLI RAYA di dirikan pada tanggal 17

Desember 1980 atas prakarsa 3 (tiga) pendiri yaitu:

1. H.A. Basyah Ibrahim (Alm)

2. H. Muhammad Sati (Alm)

3. Mustafa Sulaiman (Alm)

Sejak pendirinya, PT. MOPOLI RAYA terus berkembang dan hal ini

dapat di lihat dari areal perkebunan kelapa sawit semakin luas di miliki oleh PT.

MOPOLI RAYA sebagai holding company beserta anak perusahaannya. Areal

perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. MOPOLI RAYA dan anak

perusahaannya tersebar di 2 (dua) propinsi di propinsi Nanggro Aceh Darussalam

(NAD) tepatnya di kabupaten Aceh Timur, Aceh Barat dan Aceh Selatan serta di

Propinsi Sumatra Utara tepatnya di Kabupaten Langkat. Luas perkebunan kelapa

sawit yang di miliki oleh PT. MOPOLI RAYA dan anak – anak perusahaannya di

propinsi Nanggroe Aceh Darussalam seluas 6.678.76 Ha dan di propinsi Sumatra

utara seluas 3.053.57 Ha. Areal yang sudah tertanam tersebut bernaung di bawah

beberapa perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha yang dikoordinir

oleh PT. MOPOLI RAYA selaku induk perusahaan.

Ada pun perusahaan - perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit

dan berada di bawah koordinasi PT. MOPOLI RAYA antara lain:

20
1. PT. SURYA MATAE, yang mengelola perkebunan Upah

2. PT. SUMBER ASIH, yang mengelola perkebunan Biara dan Paya Rambe

3. PT. PERAPEN, yang mengelola perkebunan Perapen

4. PT. DHARMA AGUNG, yang mengelola perkebunan Mopoli

5. PT. SULAIMAN SALEH, yang mengelola perkebunan Damar Condong

6. PT. PUGA, yang mengelola perkebunan Sawit Rambe

7. PT. MASDA, yang mengelola perkebunan Sarang Jaya

8. PT. TENGGULUN JAYA, yang mengelolah perkebunan Tenggulung

9. PT. ALOER TIMUR, yang mengelola perkebunan Aloer Teh

10. PT. WATUGEDE UTAMA, yang mengelola kebun Kreung Semayam

Apa yang telah di capai oleh PT. MOPOLI RAYA sebenarnya merupakan

kerjasama dari banyak pihak terutama dengan pemerintah melalui program

rehabilitasi Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) dengan penyaluran kredit

investasi melalui Bank Ekspor Impor, yang telah banyak membantu dalam proses

pendirian pabrik kelapa sawit perusahaan ini. Dengan adanya kredit fee Financing

(jenis kredit modal kerja yang di berikan kepada pemilik perusahaan) dari Bank

Ekspor Impor sebelum investasi keluar, maka pada bulan april 1984 mulai di

pelaksanaan persiapan – persiapan pelaksaaan dan pengaturan pelaksanaan

pembanguna pabrik Kelapa Sawit. Pada tanggal 26 Agustus 1985 dimulai secara

resmi pembangunan pabrik kelapa sawit ditandai dengan peletakan batu pertama

oleh Bapak Gubernur Daerah istimewa aceh.

1. Lokasi Pengambilan Data.

21
Pengambilan data ini dilakukan di Afdeling Pondok Seng. Pondok Seng

terletak di desa Gedung Biara Kec. Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Jarak

kebun ini dari kota Kuala Simpang sekitar 25 Km. Afdeling ini memiliki luas

areal 482,23 ha. Tanaman yang dikelola di afdeling Pondok Seng adalah tanaman

TBM dan TM dengan tahun tanam 2010, 2011 dan 2014. Afdeling Pondok Seng

berbatasan dengan beberapa desa yakni :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gedong Biara.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Afdeling Gedong Biara.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tualang.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Suka Ramai.

Afdeling Pondok Seng terdiri dari 23 blok dengan luas masing-masing

blok yang beragam dengan SPH mulai dari 78 sampai dengan 147 pokok/Ha.

2. Luas Areal.
Tabel 6. Luas Areal Afdeling Pondok Seng
Tahun Tanam Blok Luas (Ha) Jumlah Pokok SPH
TM II
33 24,09 3.222 134
2010 34 24,16 3.237 134
Jumlah 48,25 6.459
TM I

22
35 23,30 3.223 138
36 17,65 1.950 110
2011
38 23,22 3.129 135
Jumlah 64,17 8.302
TBM I
31 27,72 3.114 112
32 24,07 2.964 123
37 9,05 1.209 134
39 22,69 2.964 131
40 24,27 3.082 127
41 20,86 3.076 147
42 14,81 1.622 110
43 2,40 325 135
44 24,65 3.382 137
2014 45 24,14 3.095 128
46 28,45 3.407 120
47 28,51 3.346 117
48 17,29 1.350 78
49 19,59 2.451 125
50 26,15 3.312 127
51 24,00 2.909 121
52 13,45 1.281 95
53 17,71 2.361 133
Jumlah 369,81 45.250

3. Curah hujan

Data hari hujan dan curah hujan Afdeling Pondok Seng, PT. Mopoli Raya

tahun 2012-2014 dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Afdeling Pondok Seng
2012 2013 2014 Rata-rata
Bulan CH CH CH CH
HH HH HH HH
(mm) (mm) (mm) (mm)
Januari 10 174 7 117 3 34 7 108
Februari 4 55 9 132 1 45 5 77
Maret 8 64 2 14 3 333 4 137
April 9 139 7 113 1 53 6 102
Mei 9 48 8 79 7 86 8 71

23
Juni 6 44 5 108 3 16 5 56
Juli 8 64 6 66 2 29 5 53
Agustus 7 89 9 158 5 258 7 168
September 11 89 13 169 11 303 12 187
Oktober 12 150 14 294 8 145 11 196
November 14 101 9 99 7 67 10 89
Desember 14 101 17 699 9 343 13 381
Jumlah 112 1.118 106 2.048 60 1.712 93 1.626
Rata-rata 9 93 9 171 5 143 8 136

Selama periode 3 tahun yaitu tahun 2012 – 2014 jumlah rata-rata hari

hujan yang jatuh dalam 1 tahun adalah selama 93 hari. Apabila di perhatikan dari

bulan ke bulan maka rata-rata hari hujan yang terbanyak jatuh pada bulan

Desember yaitu 13 hari dan yang paling terendah jatuh pada bulan Maret yaitu

sebanyak 4 hari.

Selama periode 3 tahun yaitu tahun 2012 – 2014 jumlah rata-rata curah

hujan yang jatuh dalam 1 tahun adalah selama 1,626 mm. Apabila di perhatikan

dari bulan ke bulan maka rata-rata curah hujan yang terbanyak jatuh pada bulan

Desember yaitu 381 mm dan yang paling terendah jatuh pada bulan Juli yaitu

sebanyak 53 mm.

24
B. Dasar Kebijakan Replanting

Hal – hal yang menjadi pertimbangan kebun unit II PT. Mpoli Raya dalam

melaksanakan replanting adalah sebagai berikut

1. Umur tanaman lebih dari 25 tahun.

Pada umumnya kelapa sawit dibudayakan sampai berumur 25 tahun. Pada

umur lebih dari dari 25 tahun tanaman sudah tinggi, tandannya sudah jarang dan

diperhitungkan kurang produktif atau tidak ekonomis lagi. Sehingga perusahaan

melakukan replanting.

25
2. Tinggi tanaman lebih dari 13 meter.

Pertimbangan dilakukan replanting adalah tinggi tanaman. Ketinggian

tanaman yang sudah mencapai 13 meter menjadi dasar kebijakan perusahaan

melakukan replanting. Tanaman yang sudah tinggi dapat menyulitkan pemanen

melakukan proses panen. Karena hal tersebut basis borong pemanen menjadi

menurun.

3. Jumlah tegakan kurang dari 100 pokok.

Jumlah SPH adalah salah satu hal penentu produksi dalam suatu areal

perkebunan. Jika jumlah SPH kurang dari 100 pokok/hektar. Maka kebijakan

replanting akan dilaksanakan.

4. Produksi per tahun tanaman kurang dari 11 ton/ ha.

Produksi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Akan

tetapi produksi yang seharusnya maksimal menjadi tidak maksimal di karenakan

jumlah pokok yang sudah banyak berkurang akibat serangan penyakit busuk

pangkal batang. Hal ini yang menjadi alasan perusahaan melakukan replanting.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka blok yang akan

direplanting dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 8. Blok dan Tahun Tanam Replanting.


Luas Pokok Jumlah
Tahun Tanam Blok SPH
(Ha) Hidup Mati Pokok
1984 31 27,72 3.054 60 3.114 112
1984 32 24,07 2.819 145 2.964 123
1984 37 9,05 1.195 14 1.209 134
1984 39 22,69 2.887 77 2.964 131
1984 40 24,27 2.980 102 3.082 127
1984 41 20,86 2.896 180 3.076 147

26
1984 42 14,81 1.546 76 1.622 110
1984 43 2,40 320 5 325 135
1984 44 24,65 3.322 60 3.382 137
1984 45 24,14 2.990 105 3.095 128
1984 46 28,45 3.277 130 3.407 120
1984 47 28,51 3.249 97 3.346 117
1984 48 17,29 1.278 72 1.350 78
1984 49 19,59 2.439 12 2.451 125
1984 50 26,15 2.941 371 3.312 127
1984 51 24,00 2.789 120 2.909 121
1984 52 13,45 1.257 24 1.281 95
1984 53 17,71 2.316 45 2.361 133
Jumlah 369,81 Jumlah 45.250

C. Tahapan Replanting dan Kajian Biaya.


Tahapan dalam melakukan kegiatan replanting adalah sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan pada saat replanting dilakukan dalam beberapa tahapan

antara lain sebagai berikut

a. Memancang Rumpukan
Pancang rumpukan bermanfaat untuk tempat susunan batang pohon yang

telah ditumbang dengan arah utara – selatan dan dengan sistem 2 : 1 artinya dua

barisan tanaman disusun atau dirumpuk pada satu barisan. Pelaksanaan

memancang rumpukan dapat dilihat pada gambar 7.

27
Gambar 7. Pelaksaan Memancang Rumpukan.
2. Land Clearing
a. Menumbang Pohon

1. Pohon yang ditumbang dengan menggunakan alat excavator.

2. Agar bonggol akar dapat ikut terbongkar maka sebelum menumbang

dilakukan pengorekan sebagian tanah pada pangkal batang.

3. Arah penumbangan pohon sejajar dengan arah barisan tanaman pelaksaan

dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Penumbangan Pohon Sawit dengan Alat Excavator

b. Mencacah batang kelapa sawit (chipping)

1. Mencacah batang kelapa sawit (chipping) dilaksanakan dengan alat

excavator dengan bucket khusus chipping.

28
2. Tebal cacahan (batang chipping) 10 cm dengan bentuk cacahan miring.

3. Batang/pelepah yang dicacah (chipping) dilaksanakan pada rumpukan dan

pelaksanaan memancang rumpukan dapat dilihat pada gambar 9 dan 10.

Gambar 9. Pelaksanaan Pencincangan

Gambar 10. Hasil Pencincangan

c. Bongkar pokok sawit yang mati.

Semua tanaman tua ditumbang dengan cara mendorong batang dan pokok

sawit yang mati beserta akar yang tinggal atau patah akan dibongkar, dengan

tujuan menjaga agar tanaman muda yang akan ditanam nanti dapat terhindar dari

29
kemungkinan timbulnya penyakit akar (Ganoderma boninense). Pekerjaan

tersebut dikerjakan oleh alat berat seperti excavator.

d. Pembuatan/rehap teras.

1. Dikerjakan pada areal dengan kemiringan lahan > 7%

2. Dikerjakan dengan Buldozer D-6/D7 (atau yang setara) atau dengan

excavator E220 atau yang setara.

3. Lokasi pembuatan/rehap teras ditentukan berdasarkan pancang yang

terlebih dahulu di buat oleh pihak kebun.

4. Pembuatan/rehap teras dengan sudut kemiringan 10º – 15º kedalam.

5. Luas area 100% = 369,81 ha.

Luas area berbukit = 3 % = 11,10 ha.

Luas area datar = 97 % = 358,71 ha.

e. Pembuatan dan rehap saluran air/parit.

1. Dikerjakan dengan excavator dengan menggunakan bucket normal untuk

parit primer dan bucket trapesium untuk parit skunder.

2. Lokasi parit dengan waktu pembuatan akan ditentukan oleh pihak PT.

Mopoli Raya dan untuk itu akan dibuatkan pancang parit terlebih dahulu.

3. Tanah galian parit harus diratakan digawangan sampai rata dengan

permukaan tanah sekitarnya.

4. Pada saat pekerjaan mendalamkan parit, jika dilokasi terdapat titi maka titi

tersebut dipindahkan terlebih dahulu dengan mengunakan tali ban yang di

ikatkan pada bucket excavator agar titi tersebut tidak pecah.

Spesifikasi teknis pembuatan dan rehab parit primer dan skunder

30
 Pembuatan dan rehap parit primer dengan lebar 2 meter kedalaman 2

meter.

 Pembuatan dan rehap parit skunder dengan lebar 1 meter dengan

kedalaman 1 meter.

Gambar 11. Parit skunder


Gambar 12. Parit primer

3. Penyemprotan Gulma.

Penyemprotan gulma bertujuan untuk meminimalisir pertumbuhan gulma.

Setelah dilakukan kegiatan land clearing. Penyemprotan gulma pada tahapan

31
ini dilakukan dengan menggunakan herbisida paraquat dengan campuran

metafuron. Dengan norma 0,75 hk/ha dan norma herbisida 1 ltr/ha.

4. Membangun Penutup Tanah

a. Jenis kacangan yang ditanam adalah kacangan Mucuna bracteata yang

berasal dari perbanyakan biji dengan jumlah kacangan siap salur = 500

stek /ha.

b. Kacangan yang ditanam harus tumbuh merata dalam barisan/ jalur

kacangan.

c. Pemeliharaannya harus disiplin terhadap rotasi penyiangan agar tanaman

kelapa sawit tidak tertutupi oleh muchuna.

d. Penanaman kacangan penutup tanah bertujuan untuk mencegah tanah dari

bahaya erosi, memperbaiki struktur tanah serta menyuburkan tanah,

melindungi tanah dari penyinaran matahari langsung, serta menjaga

kelembapan tanah dan menekan pertumbuhan gulma

5. Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual.


Pembuatan lubang tanam dilakukan mengikuti titik tanam pada pemancangan

tanaman utama yang telah dilakukan sebelumnya. Lubang dibuat dengan ukuran

60 cm × 40 cm × 60 cm secara manual.

6. Menanam Bibit Kelapa Sawit.

Tahapan pelaksanaan persiapan tanam dan penanaman kelapa sawit adalah

sebagai berikut :

a. Angkut bibit kelapa sawit

32
1. Bibit yang diangkut dari pembibitan kelapangan harus dalam keadaan baik

(tidak rusak) dan telah di seleksi.

2. Untuk menghindari kerusakan bibit pada waktu angkut, bibit tidak

dibenarkan saling tindih.

3. Maksimal jumlah bibit yang diangkut 130 pokok/ truk.

b. Mengecer bibit

1. Bibit yang telah diangkut dan dicer disisi lubang tanam.

2. Setiap lubang tanam di tempatkan 1 bibit polybag

c. Menanam bibit kelapa sawit

1. Alas polybag disayat tanpa mengganggu tanah polybag sehingga alas

polybag terlepas.

2. Masukkan bibit polybag kedalam lubang tanaman, sayat (iris) palstik

dinding polybag lalu ditimbun tanah topsoil 1/3 bagian dan dipadatkan.

3. Tarik perlahan plastik polybag sampai tanah yang telah ditimbun.

4. Lakukan seterusnya sampai lubang tertutup seluruhnya.

5. Setelah selesai tanah di timbun dan dipadatkan buat piringan pohon

selebar 1 meter.

6. Sangkutkan bekas plastik polybag di anak pancang untuk menandakan

penanaman telah selesai pada lubang tersebut.

7. Penanaman yang baik di lapangan akan menghasilkan tanaman yang sehat

dan seragam. Konsolidasi dan penyiraman pada saat penanaman kelapa

sawit akan mengurangi stress dan mendorong pertumbuhan akar yang

baik.

33
D. Biaya Replanting Tanaman Kelapa sawit Afdeling Pondok Seng.
1. Persiapan Lahan.
Berikut adalah Perincian biaya persiapan lahan dengan luas 369,81 Ha.
Tabel 9. Kajian Biaya Persiapan Lahan
Harga Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Norma Jumlah
Satuan (Rp) (Rp) Rp/Ha
Memancang 0,75
Hk 247 103.000 25.441.000 68.795
Rumpukan Hk/Ha
Pancang
Btg 16 btg/Ha 5.916 300 1.774.800 4.799
Rumpukan
Jumlah 27.215.800 73.594

Dari tabel diatas pekerjaan persiapan lahan replanting dengan kegiatan

memancang rumpukan, dapat kita lihat total biayanya sebesar Rp 27.215.800

dengan luas areal 369,81 Ha dan untuk biaya per hektarnya sebesar Rp 73.596 .

2. Land Clearing.

Berikut adalah Perincian biaya land clearing dengan luas 369,81 Ha.
Tabel 10. Kajian Biaya Land Clearing
Harga Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Jumlah
satuan (Rp) (Rp) Rp/Ha
Menumbang,
Pokok 43.555 42.500 1.851.087.500 5.005.510
Chipping
Bongkar pokok
Pokok 1.695 10.178 17.251.710 46.650
sawit mati
Pembuatan/rehap Meter 115.942 8.163 946.434.546 2.559.245
Teresan
Pembuatan Tapak Meter 396 16.071 6.364.116 17.209
Timbun
Rehap parit primer Meter 11.660 33.673 392.627.180 1.061.700
Rehap parit skunder Meter 26.309 11.786 310.077.874 838.479
Jumlah 3.523.842.926 9.528.793

34
Dari tabel diatas pekerjaan land clearing dengan luas areal 369,81 Ha

dapat kita lihat total biayanya sebesar Rp 3.523.842.926 dan untuk biaya per

hektarnya sebesar Rp 9.528.793. Jenis pekerjaan yang memerlukan biaya terbesar

adalah menumbang dan chipping dengan biaya sebesar Rp 1.851.087.500 .

3. Penyemprotan Gulma.

Berikut adalah Perincian biaya penyemprotan gulma dengan luas 369,81


Ha.
Tabel 11. Kajian Biaya Penyemprotan Gulma
Harga Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Norma Jumlah
Satuan (Rp) (Rp) Rp/Ha
0,75
Tenaga (SKU) Hk 277 103.000 28.531.000 77.150
Hk/Ha
Paraquat Liter 1 ltr/Ha 369,81 32.000 11.840.000 32.016
0,15
Metafuron Kg 55,5 450.000 24.975.000 67.535
kg/Ha
Keep Solo Bh 6 300.000 1.800.000 4.867
Jumlah 67.146.000 181.569

Dari tabel diatas pekerjaan penyemprotan gulma dengan menggunakan

herbisida paraquat dengan campuran metafuron, dapat kita lihat total biayanya

sebesar Rp 67.146.000 dan untuk biaya per hektarnya sebesar Rp 181.569 .

4. Membangun Penutup Tanah

Berikut adalah Perincian biaya membangun penutup tanah dengan luas

369,81 Ha.

Tabel 12. Kajian Biaya Membangun Penutup Tanah


Harga Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Norma Jumlah
Satuan (Rp) (RP) Rp/Ha
Mucuna Bractheata Stek 500 Bh/Ha 184.905 800 147.924.000 400.000
Menanam kacangan Ha 4 Hk/Ha 1.479 103.000 152.337.000 411.933

35
Rawat Kacangan I Ha 369,81 450.000 166.414.500 450.000
Rawat Kacangan II Ha 369,81 450.000 166.414.500 450.000
Rawat Kacangan III Ha 369,81 450.000 166.414.500 450.000
Biaya Pupuk RP Kg 45kg/ha 16.641 1.440 23.963.040 64.798
Kacangan NPK Kg 30kg/ha 11.000 4.500 49.500.000 133.853
Jumlah 872.967.540 2.360.584

Dari tabel diatas pekerjaan membangun penutup tanah dengan

menggunakan kacangan mucuna bracteata, dapat kita lihat total biayanya sebesar

Rp 872.967.540 dan untuk biaya per hektarnya sebesar Rp 2.360.584 .

5. Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual dan Memupuk Lubang Tanam.


Berikut adalah Perincian biaya pembuatan lubang tanam secara manual

dan memupuk lubang tanam dengan luas 369,81 Ha.

Tabel 13. Kajian Biaya Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual dan Memupuk Lubang Tanam
Harga
Uraian Pekerjaan Satuan Norma Jumlah Satuan Biaya Total Biaya
(Rp) (Rp) Rp/Ha
Memancang Lbg 45.250 1.687 76.336.750 206.422
Melubang Tanam Lbg 45.250 3.571 161.587.750 436.948
Mupuk Lubang Tanam Lbg 45.250 510 23.077.500 62.404
Biaya Pupuk RP Kg 0,2kg/Lbg 9.050 1.440 13.032.000 35.240
Lubang Tanam Dolomit Kg 0,4kg/Lbg 18.100 607 10.986.700 29.709
Jumlah 285.020.700 770.722

Dari tabel diatas pekerjaan pembuatan lubang tanam secara manual dan

memupuk lubang tanam, dapat kita lihat total biayanya adalah Rp 285.020.700

dan untuk biaya per hektarnya adalah Rp 770.722 .

6. Menanam Bibit Kelapa Sawit.

Berikut adalah Perincian biaya menanam bibit kelapa sawit dengan luas

369,81 Ha.

36
Tabel 14. Kajian Biaya Menanam Bibit Kelapa Sawit
Harga Satuan Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Jumlah
(Rp) (Rp) Rp/Ha
Muat Bibit
Pokok 45.250 962 43.543.800 117.746
Kelapa Sawit
Transport Bibit
Pokok 45.250 3.200 144.800.000 391.552
Kelapa Sawit
Pengawasan
Menanam Bibit Pokok 45.250 119 5.370.000 14.521
Kelapa Sawit
Menanam Bibit
Pokok 45.250 2.000 90.500.000 244.720
Kelapa Sawit
Jumlah 284.213.800 768.540

Dari tabel diatas pekerjaan menanam bibit kelapa sawit dengan luas areal

369,81 Ha dapat kita lihat total biayanya sebesar Rp 284.213.800 dan untuk biaya

per hektarnya sebesar Rp 768.540 . Jenis pekerjaan yang memerlukan biaya

terbesar adalah transport bibit kelapa sawit dengan biaya sebesar Rp 144.800.000 .

Unsur biaya replaning tanaman kelapa sawit afdeling kebun Unit II

Pondok Seng PT. Mopoli Raya terdiri dari beberapa unsur yakni sebagai berikut :

1. Persiapan Lahan.

2. Land Clearing.

3. Penyemprotan Gulma.

4. Membangun Penutup Tanah.

5. Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual.

6. Menanam Bibit Kelapa Sawit.

Total Biaya Replanting Afdeling Pondok Seng PT. Mopoli Raya dapat dilihat

pada tabel 15.

37
Tabel 15. Total Biaya Replanting
Biaya Replanting (Rp) %
No Uraian Pekerjaan
Total Rp/Ha Total
1 Persiapan Lahan 27.215.800 73.594 0,54
2 Land Clearing 3.523.842.926 9.528.793 69,64
3 Penyemprotan Gulma 67.146.000 181.569 1,33
4 Membangun Penutup Tanah 872.967.540 2.360.584 17,25
5 Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual 285.020.700 770.722 5,63
6 Menanam Bibit Kelapa Sawit 284.213.800 768.540 5,62
Jumlah Total 5.060.406.766 13.683.802 100

38
Gambar 13. Total Biaya Replanting.

Dari grafik diatas dapat dilihat penggunaan biaya tertinggi ada pada

kegiatan land clearing yaitu sebesar Rp 3.523.842.926 dengan persentase 69,64 %

dan untuk penggunaan biaya terendah ada pada kegiatan persiapan lahan yaitu

sebesar Rp 27.215.800 dengan persentase 0,54 % dari total biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan jumlah

total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Mopoli Raya Kebun Unit II afdeling

Pondok Seng untuk melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit di kebun

tersebut dengan menggunakan sistem chipping (pencincangan) dengan luas areal

369,81 ha adalah sebesar Rp 5.060.406.766 dengan rata-rata per hektarnya adalah

Rp 13.683.802.

Penggunaan biaya tertinggi ada pada kegiatan land clearing yaitu dengan

kegiatan menumbang dan chipping yang terbesar dan total keseluran dari

39
kegiantan land clearing yaitu sebesar Rp 3.523.842.926 dengan persentase 69,64

% dan untuk penggunaan biaya terendah ada pada kegiatan persiapan lahan yaitu

penggunaan biaya untuk bahan mancang dan total keselurahan dari kegiatan

persiapan lahan sebesar Rp 27.215.800 dengan persentase 0,54 % dari total biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

B. Saran

Dalam peremajaan tanaman ulang kelapa sawit dengan system chipping

(pencicangan) membutuhkan biaya yang besar sehingga membutuhkan

perencanaan yang matang, selain itu pengawasan harus dilakukan dengan baik

agar tenaga dan biaya terealisasi secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adi S. 2011., Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.

Guritno, P. 1995., Konsep zero Burning, Warta Pusat Penelitian Tanaman kelapa
sawit, Medan ., Vol 3 (1):15-20

Girsang, P, Purba, P. 1995., Analisis Ekonomi Teknik “Underplanting” . Warta


Pusat Penelitian Tanaman Kelapa Sawit, Medan ., Vol 3 (1): 21-27

Malangyoedo, A. 2014., Sukses Pengolahan Perkebunan Kelapa Sawit


Produktivitas Tinggi, Yogyakarta.

Sastosayono, S. 2003., Budidaya Kelapa Sawit, AgroMedia Pustaka, Jakarta.

40
Susanto, A, Hartono, y. 2002., Teknik Replanting yang Aman Terhadap Penyakit
Ganoderma dan Oryctes rhinoceros, Pusat Penelirtian Kelapa Sawit,
Medan., Vol 11 (2-3):19-22

Sunarko. 2007., Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit,
AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Tim Pengembangan Materi LPP, 2004., Buku Pintar Mandor Seri Budaya
Tanaman Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan Perkebunan.

Wahyuni, M. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit. Bahan Ajar Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Medan.

41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai