TUGAS AKHIR
1
KAJIAN BIAYA REPLANTING TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq) DENGAN SISTEM PENCINCANGAN
BATANG DIKEBUN UNIT II AFDELING PONDOK SENG
PT. MOPOLI RAYA
TUGAS AKHIR
2
Judul Tugas Akhir : KAJIAN BIAYA REPLANTING TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DENGAN SISTEM
PENCINCANGAN BATANG DIKEBUN UNIT II
AFDELING PONDOK SENG PT. MOPOLI RAYA
Nim : 11011008
Menyetujui,
Mengetahui,
3
TIM PENGUJI TUGAS AKHIR
4
RINGKASAN
i
RIWAYAT HIDUP
merupakan putra dari Ayahanda H. Jansen Pandingan dan Ibunda Hj. Nurimah
Sekolah Menengah Atas Swasta Al-Azhar Medan dan tamat pada tahun 2011.
Lapangan (PKL) sebanyak 2 (dua) kali. PKL I pada tahun 2013 selama 2 (dua)
bulan di Kebun Pulau Mandi PTPN III, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera
Utara. PKL II pada tahun 2014 selama 2 (dua) bulan di PT. Mopoli Raya, Aceh
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan
Muhammad SAW, yang telah membawa islam dan umat manusia terbebas dari
belenggu kebodohan.
Dengan Sistem Pencincangan Batang Dikebun Unit II Afdeling Pondok Seng PT.
MOPOLI RAYA “ yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
(STIPAP) Medan.
kurang lebih 3 bulan sampai penulisan tugas akhir ini berakhir. Tugas akhir ini
terdiri dari 5 Bab yang berisikan tentang Kajian Biaya Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq), yang diharapkan dapat menjadi bahan bacaan yang
berguna dan bermanfaat bagi seluruh civitas akademika STIP-AP dan bagi semua
yang memerlukannya.
tidak langsung, untuk itu dengan rasa hormat mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
iii
1. Ayahanda H. Jansen Pandiangan dan Ibunda Hj. Nurimah Tumanggor atas
do’a serta dukungan baik materi dan moril yang tidak terkira yang telah
2. Bapak Saroha Manurung, S.ST., M.P selaku pembimbing yang selama ini
ini.
3. PT. Mopoli Raya Kebun Unit II, khususnya Afdeling Pondok Seng yang telah
memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian tugas akhir ini serta
kepada bapak Manager, bapak Asisten dan Krani, beserta karyawan pelaksana
di Afdeling Pondok Seng Kebun Unit II yang telah membantu dan memberi
4. Bapak Wagino, S.P., M.P selaku ketua STIPAP , kepada bapak Guntoro,
S.P., M.P selaku ketua program studi BDP dan kepada seluruh dosen dan staf
luar biasa. Penulis mengucapkan terima kasih atas motivasi, fikiran, tenaga
dan waktu serta semua rasa suka dan duka yang telah diberikan selama 4
tahun menjadi kesan yang begitu mendalam dan kesuksesan menyertai kita
bersama.
6. Terima kasih pada sahabat saya Syawalluddin Sah Putra , Muhammad Sigit
iv
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
Penulis juga menyadari tugas akhir ini masih belum sempurna, kritik dan
penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat untuk para
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ...................................................................................................i
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 2
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit ........................................ 3
B. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit .................................. 7
C. Umur Ekonomis Tanaman Kelapa Sawit ................................................ 10
D. Replanting ............................................................................................... 12
III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 19
B. Metode penelitian .................................................................................... 19
C. Pengamatan ............................................................................................ 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Informasi Umum .................................................................................... 20
1. Lokasi Pengambilan Data ........................................................ 21
2. Luas areal ................................................................................. 23
3. Curah Hujan ............................................................................. 23
B. Dasar Kebijakan Replanting ................................................................... 25
C. Tahapan Replanting dan Kajian Biaya ................................................... 27
vi
D. Biaya Replanting Tanaman Kelapa sawit Afdeling Pondok Seng ......... 34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 40
B. Saran 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41
vii
DAFTAR TABEL
7. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Afdeling Pondok seng ...................... 24
13. Kajian Biaya Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual dan Memupuk
Lubang Tanam ......................................................................................... 36
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No . Judul Halaman
x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cukup cerah dikarenakan kebutuhan akan minyak nabati dunia terus meningkat
Menurut Badan Pusat Statistka (2012) luas areal kelapa sawit di Indonesia
pada tahun 2005 adalah seluas 5.453.817 ha.Dalam kurun waktu 5 tahun, areal
kelapa sawit mencapai 8.358.394 ha. Pada tahun 2012 luas areal kelapa sawit di
Menurut Susanto dan Hartono (2002), pada tahun 2002 perkelapa sawitan
Indonesia telah memasuki babak baru yakni telah memasuki generasi ke tiga atau
ke empat. Diperkirakan pada tahun 2002 luas areal kelapa sawit yang siap untuk
direplanting adalah sekitar 1,5 juta ha. Apabila digunakan asumsi kelapa sawit
yang akan direplanting tiap tahun adalah 5% maka setiap tahunnya pekebunan
Hal ini termaksud disebabkan umur, jumlah tegakan yang berakibat biaya tinggi
1
mengetahui modal yang diperlukan pada kegiatan peremajaan tanaman kelapa
sawit.
B. Perumusan Masalah.
dilakukan agar perusahaan mengetahui berapa modal yang diperlukan dan tidak
pencincangan.
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
nama ilmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeues. Tanaman kelapa
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Familia : Palmaceae
Subfamilia : Cocoideae
Genus : Elaeis
menjadi 3 yaitu dura, psifera dan tenera.Dura memiliki tebal cangkang 2 – 5 mm,
mesocarp antara 20-65 %.Psifera memiliki cangkang yang sangat tipis bahkan
tidak memiliki cangkang dan memiliki inti (kernel) yang kecil. Tenera merupakan
hasil persilangan antara dura (sebagai pohon ibu) dan psifera (sebagai pohon
bapak), memiliki cangkang dengan ukuran 1- 2.5 mm, mesocarp 60-90 % (Tim
3
Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu meliputi
1. Akar (Radix)
diikuti dengan ketersediaan air tanah yang terbatas pada saat musim kemarau
(Mariyani,2012). Pada tanaman kelapa sawit yaitu akar serabut, yang terdiri atas
akar primer, sekunder, tersier, dan kuartier yang mana setiap bagian tersebut
Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula
(bakal akar). Pada bibit terus tumbuh memanjang kearah bawah selama enam
bulan terus menerus dan panjang akar mencapai 15 cm. Susunan akar kelapa
sawit dari serabut primer yang tumbuh vertical kealam tanah dan horizontal.
Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder keatas dan kebawah.
Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu
seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelap sawit bias mencapai 8 meter dan
2. Batang (Caulis)
Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan
umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pase muda terjadi
4
pendukung tajuk (daun, bunga, dan buah). Kemudian fungsi lainnya adalah
bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya bertambah secara optimal sekitar 35-75
batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas (Tim
3. Daun (Folium)
Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk susunan
daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun ini berwarna hijau tua
5
Daun-daun kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang
lebih 7,5-9 meter. Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 125-250 helai
sesuai dengan jenis tanaman kelapa sawit. Daun muda yang masih kuncup
berwarna kuning pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu
susunan yang melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang
pada tanaman tua mencapai 2-3 helai setip bulan, sedangkan pada tanaman yang
4. Bunga (Flos)
dari bunga jantan dan bunga betina. Namun, ada juga tanaman kelapa sawit yang
hanya memproduksi bunga jantan. Umumnya bunga jantan dan bunga betina
terdapat pada dua tandan yang terpisah. Namun, adakala bunga jantan dan bunga
betina terdapat pada tandan yang sama. Bunga jantan masak lebih dahulu dari
pada bunga betina. Karena itu, penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan
bunga betina dalam satu tandan sangat jarang terjadi. Masa seseptif (masa putik
6
dapat menerima tepung sari) adalah 3 x 24 jam. Setelah itu, putik akan berwarna
Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon
2007).
5. Buah (Fructus)
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah
(mesocarpium) atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang
disebut crude palm oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,
mengandung minyak inti yang disebut PKO atau palm kernel oil (Sastrosayono,
2003).
matang kurang lebih 6 bulan. Dalam 1 tandan terdapat 600-2000 buah. Biasanya
buah ini yang diolah menjadi minyak nabati yang digunakan oleh manusia. Buah
sawit mempunyai warna dari hitam, ungu, hinga merah. Warna-warna itu
tergantung pada bibit yang digunakan (Tim Pengembang Materi LPP, 2010).
terlebih dahulu. Studi kelayakan ini harus dilakukan melalui survei pendahuluan
7
untuk memeriksa lahan perkebunan yang akan dibangun (Malangyoedu, 2014).
Kondisi iklim dan tanah merupakan faktor fisik utama disamping faktor lainnya
seperti genetis, biotis, kultur teknis ataupun perlakuan yang diberikan dan data
1. Iklim
Salah satu parameter yang sering digunakan mewakili kondisi iklim adalah
water deficit. Water deficit merupakan interaksi komplek dari curah hujan dan
Sinar matahari dan hujan dapat menstimulasi pembentukan bunga kelapa sawit
(Malangyoedo, 2014).
dengan fluktasi produksi kelapa sawit. Curah hujan yang ideal untuk tanaman
tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.
tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang dibandingkan dengan
mempengaruhi pembentukan bunga (baik jumlah maupun sex rationya) untuk dua
tahun berikut.
8
Tabel 3. Kriteria Kelas Lahan Untuk Kelapa Sawit
No Faktor Pembatas Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
9
Tabel 4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit
Kelas Kesesuaian Lahan Kriteria
Unit lahan yang memiliki tidak lebih
Kelas S1 ( Sangat Sesuai)
dari satu pembatas ringan (optimal)
Unit lahan yang memiliki lebih dari
satu pembatas ringan dan tidak
Kelas S2 (Sesuai)
memiliki lebih dari satu pembatas
berat
Unit lahan yang memiliki lebih dari
satu pembatas sedang dan atau tidak
Kelas S3 (Agak Sesuai)
memiliki lebih dari stu pembatas
berat
Unit lahan yang memiliki dua atau
Kelas N1 (Tidak Sesuai Bersyarat) lebih pembatas berat yang masih
dapat diperbaiki
Kelas N2 (Tidak Sesuai Permanen) Unit lahan yang memiliki pembatas
berat yang tidak dapat diperbaiki
umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit di panen, jumlah
tahun. Jika umur tanaman kelapa sawit 3 – 8 tahun maka kelapa sawit tersebut
tanaman muda, 9 – 13 tahun tanaman remaja, 14 -20 tahun tanaman dewasa, >20
Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel). Dimana daging sawit dapat
diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedang buah sawit diolah menjadi PKO
(kernel palm oil). Produksi tanaman kelapa sawit akan berpengaruh dengan umur
10
dan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit digolongkan menjadi 3
kelas yaitu S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), dan S3 (agk sesuai). Dari kriteria kelas
kesesuaian lahan diatas, tanaman kelapa sawit jenis tenera secara umum bisa
11
D. Replanting
Replanting adalah areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa sawit yang
sudah tua dan tidak produktif lagi dengan tanaman yang baru. Pertimbangan
utama dilakukan permajaan kelapa sawit karena umur tanaman lebih dari umur
ekonomis atau sekitar 25 tahun, yang produksinya sudah rendah sehingga secara
Menurut Agus Susanto dan Ysin Hartono (2002) teknik replanting selalu
2. Metode underplanting
3. Metode bakar
4. Metode chipping
Mengenai teknik replanting yang akan dipilih dapat dianalisa dengan cara
lahan tesebut yaitu masalah lingkungan, serangan hama, penyakit, dan biaya.
Namun pada saat ini sangat dianjurkan dalam melakukan replanting tanaman
kelapa sawit yaitu dengan cara zero burning dikarena iklim dunia pada saat ini
12
1. Tanpa Bakar.
lahan mulai dari penumbangan sampai dengan lahan siap ditanami dan sama
Teknik tanpa bakar (zero burning) berarti tidak ada kegiatan pembakaran
sama sekali baik dalam program peremajaan atau dalam pengolahaan limbah yang
a. Pre-lining.
Dalam pre-ling akan ditentukan lajur untuk tanaman baru, lajur untuk
penumpukan hasil cacah kayu sawit dan pelepah, dan ditentukan jalan
b. Penumbangan.
13
Gambar 1. Penumbangan Pohon Kelapa Sawit Dengan Bucket Excavator.
14
d. Pembuatan lubang tanaman sawit.
tanaman kelapa sawit yang akan diremajakan akan didaur ulang kembali kedalam
(Guritno ,1995).
2. Metode Underplanting
dengan sengaja tidak ditebang pada saat replanting. Pohon lama dibiarkan hidup
dan terus dipetik buahnya atau dipanen. Tanaman tua yang tidak produktif
ditumbang dalam dua periode, yakni 50% pada waktu 4-6 bulan setelah tanam dan
50% lagi pada saat tanaman muda berumur 12 bulan. Sebelum menumbang
15
bibit baru sedangkan underplanting tanaman tua tidak langsung ditumbangkan.
Metode under planting, mampu menekan masa tidak produktif kurang dari 3
3. Metode Bakar
organik. Kelebihan replanting cara bakar ini adalah mudah, cepat dan relatif
negative, antara lain dampak negative status hara tanah, hilangnya mulsa yang
16
seharusnya berubah menjadi humus dan hilangnya humus yang dilapisan
kelapa sawit ditumbang dan dibakar sebagian atau seluruhnya sesuai kebutuhan
(Susanto dan Hartono, 2002). Batang kayu yang berukuran besar tidak akan
ditumpukkan dengan kayu yang belum terbakar semuanya dan dibakar lagi
sampai tuntas.
4. Metode Cincang
dilakukan pada beberapa perkebunan kelapa sawit, baik untuk pembukaan areal
baru, maupun untuk peremajaan kelapa sawit. Alasan utama penggunaan teknik
tanpa bakar dalam pembukaan lahan adalah karena sistem ini dapat memberi
keuntungan yaitu :
17
Teknik menggunakan alat berat sejenis excavator dengan tungkai yang
kelapa sawit yang sudah tua. Pekerjaan mencacah ini dilakukan sekaligus begitu
lebar potongan 12 cm dan panjang sekitar 1 meter (Susanto dan Hartono, 2002).
III. METODOLOGI
18
A. Tempat dan Waktu Penelitian.
B. Rancangan Penelitian.
C. Pengamatan.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahan Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak sawit. PT. MOPOLI RAYA di dirikan pada tanggal 17
Sejak pendirinya, PT. MOPOLI RAYA terus berkembang dan hal ini
dapat di lihat dari areal perkebunan kelapa sawit semakin luas di miliki oleh PT.
perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. MOPOLI RAYA dan anak
(NAD) tepatnya di kabupaten Aceh Timur, Aceh Barat dan Aceh Selatan serta di
sawit yang di miliki oleh PT. MOPOLI RAYA dan anak – anak perusahaannya di
utara seluas 3.053.57 Ha. Areal yang sudah tertanam tersebut bernaung di bawah
20
1. PT. SURYA MATAE, yang mengelola perkebunan Upah
2. PT. SUMBER ASIH, yang mengelola perkebunan Biara dan Paya Rambe
Apa yang telah di capai oleh PT. MOPOLI RAYA sebenarnya merupakan
investasi melalui Bank Ekspor Impor, yang telah banyak membantu dalam proses
pendirian pabrik kelapa sawit perusahaan ini. Dengan adanya kredit fee Financing
(jenis kredit modal kerja yang di berikan kepada pemilik perusahaan) dari Bank
Ekspor Impor sebelum investasi keluar, maka pada bulan april 1984 mulai di
pembanguna pabrik Kelapa Sawit. Pada tanggal 26 Agustus 1985 dimulai secara
resmi pembangunan pabrik kelapa sawit ditandai dengan peletakan batu pertama
21
Pengambilan data ini dilakukan di Afdeling Pondok Seng. Pondok Seng
terletak di desa Gedung Biara Kec. Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Jarak
kebun ini dari kota Kuala Simpang sekitar 25 Km. Afdeling ini memiliki luas
areal 482,23 ha. Tanaman yang dikelola di afdeling Pondok Seng adalah tanaman
TBM dan TM dengan tahun tanam 2010, 2011 dan 2014. Afdeling Pondok Seng
blok yang beragam dengan SPH mulai dari 78 sampai dengan 147 pokok/Ha.
2. Luas Areal.
Tabel 6. Luas Areal Afdeling Pondok Seng
Tahun Tanam Blok Luas (Ha) Jumlah Pokok SPH
TM II
33 24,09 3.222 134
2010 34 24,16 3.237 134
Jumlah 48,25 6.459
TM I
22
35 23,30 3.223 138
36 17,65 1.950 110
2011
38 23,22 3.129 135
Jumlah 64,17 8.302
TBM I
31 27,72 3.114 112
32 24,07 2.964 123
37 9,05 1.209 134
39 22,69 2.964 131
40 24,27 3.082 127
41 20,86 3.076 147
42 14,81 1.622 110
43 2,40 325 135
44 24,65 3.382 137
2014 45 24,14 3.095 128
46 28,45 3.407 120
47 28,51 3.346 117
48 17,29 1.350 78
49 19,59 2.451 125
50 26,15 3.312 127
51 24,00 2.909 121
52 13,45 1.281 95
53 17,71 2.361 133
Jumlah 369,81 45.250
3. Curah hujan
Data hari hujan dan curah hujan Afdeling Pondok Seng, PT. Mopoli Raya
Tabel 7. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Afdeling Pondok Seng
2012 2013 2014 Rata-rata
Bulan CH CH CH CH
HH HH HH HH
(mm) (mm) (mm) (mm)
Januari 10 174 7 117 3 34 7 108
Februari 4 55 9 132 1 45 5 77
Maret 8 64 2 14 3 333 4 137
April 9 139 7 113 1 53 6 102
Mei 9 48 8 79 7 86 8 71
23
Juni 6 44 5 108 3 16 5 56
Juli 8 64 6 66 2 29 5 53
Agustus 7 89 9 158 5 258 7 168
September 11 89 13 169 11 303 12 187
Oktober 12 150 14 294 8 145 11 196
November 14 101 9 99 7 67 10 89
Desember 14 101 17 699 9 343 13 381
Jumlah 112 1.118 106 2.048 60 1.712 93 1.626
Rata-rata 9 93 9 171 5 143 8 136
Selama periode 3 tahun yaitu tahun 2012 – 2014 jumlah rata-rata hari
hujan yang jatuh dalam 1 tahun adalah selama 93 hari. Apabila di perhatikan dari
bulan ke bulan maka rata-rata hari hujan yang terbanyak jatuh pada bulan
Desember yaitu 13 hari dan yang paling terendah jatuh pada bulan Maret yaitu
sebanyak 4 hari.
Selama periode 3 tahun yaitu tahun 2012 – 2014 jumlah rata-rata curah
hujan yang jatuh dalam 1 tahun adalah selama 1,626 mm. Apabila di perhatikan
dari bulan ke bulan maka rata-rata curah hujan yang terbanyak jatuh pada bulan
Desember yaitu 381 mm dan yang paling terendah jatuh pada bulan Juli yaitu
sebanyak 53 mm.
24
B. Dasar Kebijakan Replanting
Hal – hal yang menjadi pertimbangan kebun unit II PT. Mpoli Raya dalam
umur lebih dari dari 25 tahun tanaman sudah tinggi, tandannya sudah jarang dan
melakukan replanting.
25
2. Tinggi tanaman lebih dari 13 meter.
melakukan proses panen. Karena hal tersebut basis borong pemanen menjadi
menurun.
Jumlah SPH adalah salah satu hal penentu produksi dalam suatu areal
perkebunan. Jika jumlah SPH kurang dari 100 pokok/hektar. Maka kebijakan
Produksi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Akan
jumlah pokok yang sudah banyak berkurang akibat serangan penyakit busuk
pangkal batang. Hal ini yang menjadi alasan perusahaan melakukan replanting.
26
1984 42 14,81 1.546 76 1.622 110
1984 43 2,40 320 5 325 135
1984 44 24,65 3.322 60 3.382 137
1984 45 24,14 2.990 105 3.095 128
1984 46 28,45 3.277 130 3.407 120
1984 47 28,51 3.249 97 3.346 117
1984 48 17,29 1.278 72 1.350 78
1984 49 19,59 2.439 12 2.451 125
1984 50 26,15 2.941 371 3.312 127
1984 51 24,00 2.789 120 2.909 121
1984 52 13,45 1.257 24 1.281 95
1984 53 17,71 2.316 45 2.361 133
Jumlah 369,81 Jumlah 45.250
a. Memancang Rumpukan
Pancang rumpukan bermanfaat untuk tempat susunan batang pohon yang
telah ditumbang dengan arah utara – selatan dan dengan sistem 2 : 1 artinya dua
27
Gambar 7. Pelaksaan Memancang Rumpukan.
2. Land Clearing
a. Menumbang Pohon
28
2. Tebal cacahan (batang chipping) 10 cm dengan bentuk cacahan miring.
Semua tanaman tua ditumbang dengan cara mendorong batang dan pokok
sawit yang mati beserta akar yang tinggal atau patah akan dibongkar, dengan
tujuan menjaga agar tanaman muda yang akan ditanam nanti dapat terhindar dari
29
kemungkinan timbulnya penyakit akar (Ganoderma boninense). Pekerjaan
d. Pembuatan/rehap teras.
2. Lokasi parit dengan waktu pembuatan akan ditentukan oleh pihak PT.
Mopoli Raya dan untuk itu akan dibuatkan pancang parit terlebih dahulu.
4. Pada saat pekerjaan mendalamkan parit, jika dilokasi terdapat titi maka titi
30
Pembuatan dan rehap parit primer dengan lebar 2 meter kedalaman 2
meter.
kedalaman 1 meter.
3. Penyemprotan Gulma.
31
ini dilakukan dengan menggunakan herbisida paraquat dengan campuran
berasal dari perbanyakan biji dengan jumlah kacangan siap salur = 500
stek /ha.
kacangan.
tanaman utama yang telah dilakukan sebelumnya. Lubang dibuat dengan ukuran
60 cm × 40 cm × 60 cm secara manual.
sebagai berikut :
32
1. Bibit yang diangkut dari pembibitan kelapangan harus dalam keadaan baik
b. Mengecer bibit
polybag terlepas.
dinding polybag lalu ditimbun tanah topsoil 1/3 bagian dan dipadatkan.
selebar 1 meter.
baik.
33
D. Biaya Replanting Tanaman Kelapa sawit Afdeling Pondok Seng.
1. Persiapan Lahan.
Berikut adalah Perincian biaya persiapan lahan dengan luas 369,81 Ha.
Tabel 9. Kajian Biaya Persiapan Lahan
Harga Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Norma Jumlah
Satuan (Rp) (Rp) Rp/Ha
Memancang 0,75
Hk 247 103.000 25.441.000 68.795
Rumpukan Hk/Ha
Pancang
Btg 16 btg/Ha 5.916 300 1.774.800 4.799
Rumpukan
Jumlah 27.215.800 73.594
dengan luas areal 369,81 Ha dan untuk biaya per hektarnya sebesar Rp 73.596 .
2. Land Clearing.
Berikut adalah Perincian biaya land clearing dengan luas 369,81 Ha.
Tabel 10. Kajian Biaya Land Clearing
Harga Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Jumlah
satuan (Rp) (Rp) Rp/Ha
Menumbang,
Pokok 43.555 42.500 1.851.087.500 5.005.510
Chipping
Bongkar pokok
Pokok 1.695 10.178 17.251.710 46.650
sawit mati
Pembuatan/rehap Meter 115.942 8.163 946.434.546 2.559.245
Teresan
Pembuatan Tapak Meter 396 16.071 6.364.116 17.209
Timbun
Rehap parit primer Meter 11.660 33.673 392.627.180 1.061.700
Rehap parit skunder Meter 26.309 11.786 310.077.874 838.479
Jumlah 3.523.842.926 9.528.793
34
Dari tabel diatas pekerjaan land clearing dengan luas areal 369,81 Ha
dapat kita lihat total biayanya sebesar Rp 3.523.842.926 dan untuk biaya per
3. Penyemprotan Gulma.
herbisida paraquat dengan campuran metafuron, dapat kita lihat total biayanya
369,81 Ha.
35
Rawat Kacangan I Ha 369,81 450.000 166.414.500 450.000
Rawat Kacangan II Ha 369,81 450.000 166.414.500 450.000
Rawat Kacangan III Ha 369,81 450.000 166.414.500 450.000
Biaya Pupuk RP Kg 45kg/ha 16.641 1.440 23.963.040 64.798
Kacangan NPK Kg 30kg/ha 11.000 4.500 49.500.000 133.853
Jumlah 872.967.540 2.360.584
menggunakan kacangan mucuna bracteata, dapat kita lihat total biayanya sebesar
Tabel 13. Kajian Biaya Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual dan Memupuk Lubang Tanam
Harga
Uraian Pekerjaan Satuan Norma Jumlah Satuan Biaya Total Biaya
(Rp) (Rp) Rp/Ha
Memancang Lbg 45.250 1.687 76.336.750 206.422
Melubang Tanam Lbg 45.250 3.571 161.587.750 436.948
Mupuk Lubang Tanam Lbg 45.250 510 23.077.500 62.404
Biaya Pupuk RP Kg 0,2kg/Lbg 9.050 1.440 13.032.000 35.240
Lubang Tanam Dolomit Kg 0,4kg/Lbg 18.100 607 10.986.700 29.709
Jumlah 285.020.700 770.722
Dari tabel diatas pekerjaan pembuatan lubang tanam secara manual dan
memupuk lubang tanam, dapat kita lihat total biayanya adalah Rp 285.020.700
Berikut adalah Perincian biaya menanam bibit kelapa sawit dengan luas
369,81 Ha.
36
Tabel 14. Kajian Biaya Menanam Bibit Kelapa Sawit
Harga Satuan Biaya Total Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Jumlah
(Rp) (Rp) Rp/Ha
Muat Bibit
Pokok 45.250 962 43.543.800 117.746
Kelapa Sawit
Transport Bibit
Pokok 45.250 3.200 144.800.000 391.552
Kelapa Sawit
Pengawasan
Menanam Bibit Pokok 45.250 119 5.370.000 14.521
Kelapa Sawit
Menanam Bibit
Pokok 45.250 2.000 90.500.000 244.720
Kelapa Sawit
Jumlah 284.213.800 768.540
Dari tabel diatas pekerjaan menanam bibit kelapa sawit dengan luas areal
369,81 Ha dapat kita lihat total biayanya sebesar Rp 284.213.800 dan untuk biaya
terbesar adalah transport bibit kelapa sawit dengan biaya sebesar Rp 144.800.000 .
Pondok Seng PT. Mopoli Raya terdiri dari beberapa unsur yakni sebagai berikut :
1. Persiapan Lahan.
2. Land Clearing.
3. Penyemprotan Gulma.
Total Biaya Replanting Afdeling Pondok Seng PT. Mopoli Raya dapat dilihat
37
Tabel 15. Total Biaya Replanting
Biaya Replanting (Rp) %
No Uraian Pekerjaan
Total Rp/Ha Total
1 Persiapan Lahan 27.215.800 73.594 0,54
2 Land Clearing 3.523.842.926 9.528.793 69,64
3 Penyemprotan Gulma 67.146.000 181.569 1,33
4 Membangun Penutup Tanah 872.967.540 2.360.584 17,25
5 Pembuatan Lubang Tanam Secara Manual 285.020.700 770.722 5,63
6 Menanam Bibit Kelapa Sawit 284.213.800 768.540 5,62
Jumlah Total 5.060.406.766 13.683.802 100
38
Gambar 13. Total Biaya Replanting.
Dari grafik diatas dapat dilihat penggunaan biaya tertinggi ada pada
dan untuk penggunaan biaya terendah ada pada kegiatan persiapan lahan yaitu
A. Kesimpulan
total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Mopoli Raya Kebun Unit II afdeling
Rp 13.683.802.
Penggunaan biaya tertinggi ada pada kegiatan land clearing yaitu dengan
kegiatan menumbang dan chipping yang terbesar dan total keseluran dari
39
kegiantan land clearing yaitu sebesar Rp 3.523.842.926 dengan persentase 69,64
% dan untuk penggunaan biaya terendah ada pada kegiatan persiapan lahan yaitu
penggunaan biaya untuk bahan mancang dan total keselurahan dari kegiatan
persiapan lahan sebesar Rp 27.215.800 dengan persentase 0,54 % dari total biaya
B. Saran
perencanaan yang matang, selain itu pengawasan harus dilakukan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Adi S. 2011., Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
Guritno, P. 1995., Konsep zero Burning, Warta Pusat Penelitian Tanaman kelapa
sawit, Medan ., Vol 3 (1):15-20
40
Susanto, A, Hartono, y. 2002., Teknik Replanting yang Aman Terhadap Penyakit
Ganoderma dan Oryctes rhinoceros, Pusat Penelirtian Kelapa Sawit,
Medan., Vol 11 (2-3):19-22
Sunarko. 2007., Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit,
AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Tim Pengembangan Materi LPP, 2004., Buku Pintar Mandor Seri Budaya
Tanaman Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan Perkebunan.
Wahyuni, M. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit. Bahan Ajar Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Medan.
41
42
43
44
45