TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
BUDIDAYA PERKEBUNAN
Menyetujui,
Mengetahui,
i
RIWAYAT HIDUP
Sumatera Utara. Anak ke 4 dari 4 bersaudara. Putra dari pasangan Abdul Chalik
Utara.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini
Sumatera Utara”. Yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Perkebunan Medan.
orang tua saya Ayahanda dan Ibunda yang sangat saya hormati dan sayangi, serta
penuh cinta kasih dan do’a kepada penulis untuk dapat menyelesaikan usulan
2. Ibu Ir. Mardiana Wahyuni, M.P. selaku Wakil Ketua I sekaligus Pembimbing
3. Bapak Guntoro, S.P., M.P selaku Ketua Program Studi Budidaya Perkebunan
iii
5. Kepada teman-teman mahasiswa STIPAP angkatan 2011, khususnya kelas
Serta kepada semua yang telah membantu saya dalam penulisan Tugas
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN ................................................................................................ i
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
v
C. Pengamatan Penelitian ............................................................... 20
A. Kesimpulan .................................................................................... 35
B. Saran ............................................................................................... 35
LAMPIRAN .................................................................................................... 37
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
andalan di Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup baik. Perkebunan
kelapa sawit pada awalnya di Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam.
Pada saat ini perkebunan kelapa sawit sudah berkembang ke berbagai daerah,
yaitu: Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa
(Sunarko, 2012).
lahan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2013 adalah 10,4 juta hektar dan di
tahun 2014 mencapai 10,9 juta hektar. Hal tersebut berarti, luas lahan kelapa
sawit di Indonesia saat ini telah meningkat di banding tahun 2012 dan melebihi
memproduksi buah sesuai dengan apa yang di harapkan. Pada umumnya pupuk
diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar
tanaman. Pemberian pupuk dimaksudkan untuk memperbaiki sifat, fisik, kimia atau
biologis.
1
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara
adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan
B. Perumusan Masalah
dengan produksi atau hasil TBS kelapa sawit. Secara umum biaya pemupukan
dapat mencapai 30 – 60% dari keseluruhan biaya pemeliharaan dan karena itu
pemupukan harus dilakukan dengan 4T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu,
dan tepat cara agar pemupukan tersebut dapat efektif dan efesien.
C. Tujuan Penelitian
Sumatera Utara.
D. Manfaat Penelitian
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
faktor, baik faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri.
Faktor luar yang penting diperhatikan adalah faktor linkungan, antara lain iklim,
Syarat – syarat untuk tanaman kelapa sawit agar tumbuh dengan baik
(optimum) adalah jumlah curah hujan 2.000 – 2.500 mm/tahun, tidak memiliki
defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun, dan dengan temperatur 24°C -
28°C.
Apabila curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun bukan berarti tidak baik,
karena kebutuhan efektif hanya 1.300 – 1.500 mm/tahun. Hal yang terpenting
adalah tidak terdapat deficit air 250 mm. Begitu juga dengan temperatur. Kelapa
sawit masih dapat tumbuh dengan baik pada temperatur terendah 18°C dan
3
Tabel 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit
Kelas N1
Kelas S1
Kelas S2 Kelas S3(Agak (Tidak
No Uraian (sangat
(sesuai) sesuai) sesuai,
sesuai)
bersyarat)
B. Potensi Produksi
unggul yang memiliki potensi produksi tinggi dan budidaya yang intensif untuk
mendapatkan produktifitas nyata yang optimal. Jumlah buah dan berat TBS
faktor lahan selain iklim, yang menentukan kelas kesesuaian lahan meliputi;
4
pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit yang berbeda – beda pada setiap
jenis tanah sebagai akibat perbedaan sifat fisik dan kimia tanah.
Siklus produksi tanaman kelapa sawit cukup lama, yaitu hinggga 25 tahun.
pada tabel 2.
5
C. Kebutuhan Unsur Hara
produksi buah (TBS) menjadi optimal serta lebih tahan terhadap hama dan
penyakit. Empat langkah tepat dalam pemupukan, yaitu tepat jenis pupukny, tepat
dosisnya atau takaranya, tepat waktu, dan tepat cara pemberian pupuknya.
Pemilihan jenis dan dosis pupuk harus mempertimbangkan beberapa faktor yang
meliputi. Hasil Analisa Daun, Umur Tanaman, Kondisi fisik tanaman, Tanah dan
yang spesifik disamping turunnya pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit
reproduktif.
penyelidikan para ahli bahwa berbagai unsur yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman bagi pertumbuhan dan perkembanganya, antara unsur- unsur dari bagian-
bagian abu tidaklah sebanding dengan ketersedian atau banyaknya unsur yang
6
Pada tabel 3 disajikan perbandingan unsur hara tanah dan abu tanaman
berikut.
Dari daftar diatas ternyata bahwa unsur Kalium (K) dan Fosfor (P) banyak
terdapat pada abu tanaman, sedangkan didalam tanah persediannya relatif sedikit.
Kadar rata-rata P pada abu tanaman 140 kali lebih besar dari pada yang terdapat
didalam tanah, K rata-rata pada abu tanaman 17 kali lebih besar dari pada yang
Rhizobium), adalah 500 gram/ha/tahun dan fiksasi dari atmosfer (yang tergantung
7
dari keadaan musim dan tempat) didaerah tropis dapat menghasilkan 10 Kg N per
tahun.
sedikit dan dalam keadaan demikian belum tentu semuanya tersedia untuk dihisap
Didaur ulang 0,53 0,17 0,83 0,32 0,63 0,17 0,46 0,42
Total serapan
1,29 0,40 2,15 0,60 1,01 0,32 0,87 0,63
hara
Hara yang
terangkut
38,00 44,00 35,00 35,00 20,00 29,00 31,00 8,00
dalam total
serapan
Total
serapan/ha 14 191,00 62,00 318,00 98,00 149,00 48,00 236,00 93,00
pohon (Kg)
Serapan/ton
8,00 2,50 12,20 4,20 15,50 5,00 13,30 9,60
TBS (Kg)
Sumber : Prasetyo, B, 2009
8
D. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit
9
Tanaman yang telah menghasilkan buah (masa TM) memerlukan pupuk.
menjadi 2 jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (pupuk pabrik).
Penggunaan kedua jenis pupuk ini harus diberikan secara seimbang. Berdasarkan
bentuknya, pupuk yang digunakan biasanya berbentuk butiran atau tablet (Lubis
E. Manajemen Pemupukan
1. Perencanaan (Planning)
berkaitan dengan biaya, material, dan tenaga yang jumlahnya relatif besar.
diaplikasikan, waktu dan blok yang akan dipupuk. Jenis pupuk yang akan
dan gawang pada blok-blok yang akan dipupuk. Persiapan lapangan dilakukan
untuk memastikan piringan sudah dalam keadaan bersih dan gawangan pada blok
Dosis pupuk yang akan diaplikasikan pada TM dan TBM ditetapkan oleh
bagian R&D (Researchh & Development) Kantor pusat. Dosis pupuk TBM
ditetapkan atas dasar refrensi yang sudah ada (Pusat Penelitian Kelapa Sawit).
10
Sedangkan dosis untuk TM ditetapkan berdasarkan analisis daun dan tanah bagian
R&D kantor pusat. Dosis pupuk yang diberikan pada TM mungkin berbeda tiap
Jenis tanah yang berbeda harus dipisahkan dalam penetuan kesatuan contoh daun
peroses penentuan LSU nya juga harus dipisah. Karena umur tanaman yang
berrbeda akan memiliki kandungan (kriteria) status unsur hara daun yang berrbeda
pula. Antara topografi yanng datar dan bergelombang harus dipisahkan dalam
penentuan LSU.
Hal ini untuk memberikan suatu gambaran status hara yang ada di
rekomendator pupuk yang lebih akurat. Pada umumnya, luas yang kesatuan
contoh daun adalah 1 blok (25 ha, yang merupakan satu kesatuan terkecil dalam
teknis. Untuk pola tanam yang berbeda, maka sampel daunnya juga harus
dibedakan. Tanaman kelapa sawit yang dijadikan sampel harus memenuhi syarat
yaitu: tanaman sehat (bebas dari hama penyakit), bukan sisipan, tidak terletak
pinggir parit/jalan.
Waktu pengambilan sampel daun adalah dari jam mulai kerja (pagi)
hingga jam 12 siang. Apabila terjadi hujan lebat, maka pengambilan sampel daun
harus dihentikan. Pelepah yang dijadikan sampel adalah pelepah ke 17. Pelepah
11
ke 17 merupakan pelepah yang terletak pada spiral yang sama dengan pelepah #1
pelepah #17 terletak berlawan dengan posisi spiral, apabila spiral tanaman kelapa
Anak daun yang dijadikan sampel adalah anak daun yang terletak 3/5 dari
pangkal pelepah atau 2/5 dari ujung pelepah. Anak daun diambil dari 2 sisi, dan
lebih baik genap (4 kiri dan 4 kanan). Selanjutnya, 1/3 bagian tengah diambil
untuk dijadikan sampel daun. Sampel daun yang sudah diambil (1/3 bagian
dikering di dalam oven dengan suhu 70 °C selama 20 – 24 jam atau sudah bisa
a. Tepat Dosis
pemupukan tahun yang dibuat oleh Rekomendator dari Balai Penelitian (Suwandi
12
Nutrisi yang berlebih juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan antar
beberapa nutrisi. Pada tanaman kelapa sawit pemberian urea yang berlebihan
b. Tepat Cara
Daerah tebar pupuk tergantung unsur pupuknya dan unsur tanamanya pada
Berikt ini adalah gambar pemupukan pada tanaman kelapa sawit dengan
sistem manual.
13
Pemupukan manual paling umum dan mudah dilakukan.
areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya
Areal spraying sesuai untuk aplikasi pupuk pada area yang sulit terjangkau
c. Tepat Waktu
- Waktu dan frekuensi pemberian pupuk dipengaruhi oleh curah hujan, sifat
14
Pelaksanaan pemupukan
minggu.
- Pada tapak kuda, 75% pupuk diberikan pada areal dekat tebing, untuk
pocket.
- Pupuk ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktu yang
berdekatan.
berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi pemupukan. Ada dua jenis pupuk
yang biasa digunakan pada perkebunan kelapa sawit yakni pupuk kimia atau
anorganik dan pupuk organik. Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan
15
Pemilihan jenis pupuk ditentukan oleh jumlah dan kandungan hara dalam
pupuk, sifat kimiia dan kelarutan hara dalam pupuk, biaya per unit hara,
pengaruhnya cepat atau lambat pada sifat tanah, pengaruhnya terhadap kualitas
tabel 8.
Tabel 8. Unsur Hara Makro dan Mikro, Jenis Pupuk dan Kandungan
Unsur Haranya
Kategori No Sumber Jenis Pupuk Kandungan Nutrisi
Hara
1. Nitrogen urea 46 % N
(N) Amonium Sulfat (ZA) 21 % N, 24 % S
2. Fosfor (P) Tripel Super Phospate 46 % P2O5, 28 %
(TSP) CaO
fosfat alam/Rock 29 - 34 % P2O5, 35 %
Phospate CaO
Makro 3. Kalium (K) Murite of Potash (MOP) 60 % K2O, 50 % Cl
4. magnesium Kiesrite 27 % MgO, 22 % S
(Mg) Dolomit 18 - 20 % MgO, 50 %
CaO
5. kalsium Limestone dust (LSD) 50 % CaO, 1- 3 %
(Ca) MgO
6. Boron (B) High Grade Fertilizer 48 % B2O3
Borate (HGFB)
7. Tembaga Copper Sulphate 23 - 25 % Cu
Mikro (Cu)
8. Seng (Zn) Zink Sulphate 20 - 23 % Zn
9. Besi (Fe) Ferrous Sulphate 18 - 20 % Fe
2. Pengorganisasian
16
struktur dengan bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
Tiap regu pemupukan terdiri atas kepada pemikul (pria) dan penabur
(wanita),
Kepala kerja bertugas mengecer pupuk dari SPB (Suplay Point besar) ke
Tukang pikul bertugas mengecer pupuk dari SPB ( keSuplay Point besar)
ke SPK (Suplay Point Kecil) dan membagi pupuk kepada regu tabur.
Goni yang kosong dikumpulkan oleh salah seorang yang dipercaya dan
17
Tiap SPB terdiri atas beberapa goni (±5-10 goni) yang penuh (isi 50 kg)
Pupuk yang tidak cukup 1 gonu (50kg) tersebut ditimbang 1 atau 2 hari
sebelumnya yang lazim disebut goni untilan dan ditulis SPB No.
Pengeceran pupuk dari truk berdasarkan jumlah yang tertera dalam SPB
3. Menggerakkan (Actuating)
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasran sesuai dengan
orang agar mau berkerja dengan sendirinya atau penuh dengan kesadaran secara
bersama- sama untuk mencapai tujauuan yang dikehendai secara efektif. Dalam
18
4. Pengawasan (Controling)
organisasi. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
19
III. METODOLOGI
Kasau, PT. Perkebunan Sumatera Utara, Pada Bulan Mei sampai dengan Juli
2015.
B. Metode Penelitian
C. Pengamatan Penelitian
berikut:
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Informasi Umum
1. Sejarah Kebun
awal tahun 1962 s/d 1967 yang disebut PT. PPDSU diubah menjadi PDPSU dan
pada tanggal 8 Agustus 2006 diubah menjadi PT. Perkebunan Sumatera Utara
sampai sekarang.
2. Lokasi Kebun
Tebing Tinggi dengan jarak ±17 km dari pusat kota, yang mengarah ke kota
permukaan laut.
kabupaten, yaitu Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Serdang Bedagai yang
berbatasan dengan :
21
Sebelah barat berbatasan dengan PT. Gotong Royong.
3. Luas Kebun
Luas areal HGU Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara
(Tanjung Beringin) Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara. Luas
areal pada Afdeling TB (Tanjung Beringin) ini, yaitu 599.72 Ha kelapa sawit dan
235.19 ha karet, terdiri dari 37 blok kelapa sawit dan 10 blok karet. Kebun
Tanjung Kasau Afdeling TB terdiri dari beberapa tahun tanam yaitu tahun tanam
22
Rincian luas areal kelapa sawit di Afd TB Kebun Tanjung Kasau PT. PSU.
23
4. Curah Hujan
Tabel 11. Curah Hujan Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera
Utara
2012 2013 2014 Rata-rata
Bulan
Ch Hh Ch Hh Ch Hh Ch Hh
Jan 60 5 48 7 110 9 73 7
Feb 11 2 281 8 60 3 117 4
Mar 155 11 70 6 24 4 83 7
Apr 107 11 92 8 112 5 104 8
Mei 121 9 38 3 137 4 99 5
Juni 18 2 72 7 38 5 43 5
Juli 154 6 48 5 44 4 82 5
Agust 111 6 180 9 129 14 140 10
Sept 143 14 128 9 230 12 167 12
Okt 115 11 319 16 197 15 210 14
Nov 245 13 193 14 228 12 222 13
Des 119 11 279 11 213 15 204 12
Total 1359 101 1748 103 1522 102 1543 102
Rata-rata 113 8 146 9 127 9 129 9
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa hari hujan tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014 adalah 102, sedangkan rata-rata curah hujan tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 berkisar >1500 mm per tahun. Jika disesuaikan
dengan kriteria karakteristik lahan untuk tanaman kelapa sawit maka curah hujan
termasuk dalam intensitas pembatas ringan atau cukup untuk tanaman kelapa
sawit.
Dari rata-rata kondisi hari hujan lahan tersebut juga dapat disajikan pada
24
Berikut ini disajikan grafik hari hujan periode tahun 2012 sampai dengan
tahun 2014.
10
8
6
4
2
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
Bulan
Gambar 3. Grafik Rata-rata Hari Hujan di Kebun Tanjung Kasau
PT. Perkebunan Sumatera Utara
Dari grafik rata - rata hari hujan dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2014 diatas menunjukkan adanya perubahan rata-rata hari hujan dari bulan
Januari sampai dengan bulan Desember. Rata-rata hari hujan tertinggi terjadi
pada bulan Oktober yaitu 14 hari dan rata - rata hari hujan terendah terjadi pada
bulan Februari yaitu 4 hari. Rata-rata curah hujan periode tahun 2012-2014
200
Curah Hujan
150
100
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
Gambar 4. Grafik Rata-rata Curah Hujan di Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan
Sumatera Utara
25
Dari grafik di atas, dapat dilihat rata-rata curah hujan diatas diperoleh hasil
bahwa terdapat bulan kering dan bulan lembab. Bulan basah terjadi pada bulan
kering terjadi pada bulan Juni. Bulan basah merupakan bulan dengan curah hujan
≥ 100 mm, bulan lembab dengan curah hujan 60-100 mm, dan bulan kering
sebanyak 222 mm dan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni
B. Rekomendasi Pemupukan
jenis pupuk yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi kelapa sawit pada luasan dan periode tertentu. Rekomendasi
26
C. Realisasi Pemupukan
daun atau analisa tanah. Realisasi pemupukan per tahun berlaku untuk semua
D. Pelaksanaan Pemupukan
1. Persiapan Pemupukan
memberikan pupuk pada setiap pokok harus sesuai dosis yang ditentukan dalam
27
Jenis dan jumlah yang diperlukan harus tersedia di kebun pada waktunya.
Stok pupuk lama dan pupuk yang karung goninya rusak harus digunakan lebih
kemudian di until.
2. Aplikasi Pemupukan
Pertama yaitu pupuk akan sangat mudah diserap oleh tanaman apabila ditebar
setipis mungkin dan langsung bersentuhan dengan tanah. Kedua yaitu sebarkan
lah pupuk pada daerah yang banyak terdapat akar serabut atau akar tertier yang
merupakan akar yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari tanah yang berjarak
1-1,5 m. Ketiga yaitu nutrisi didalam pupuk akan cepat diserap tanaman apabila
dilanjutkan bila cuaca cerah. Bila hujan deras melanda dan tidak memungkinkan
gudang, pupuk yang dibawa ke gudang dihitung dan lakukan serah terima untuk
digudang.
3. Pengawasan
Asisten Afdeling harus tahu blok-blok mana saja mana yang mau di pupuk, berapa
kebutuhan tenaga kerja, dan berapa dosis yang di berikan. Dalam pelaksanaan
28
pemupukan seseorang mandor pemupukan, mandor 1 dan asisten wajib
untuk membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan membuat penaburan pupuk
sesuai dengan dosis dan tidak ada pupuk yang menggumpal di piringan.
Utara
1. Produktivitas
Data produktivitas tahun tanam 2002 mulai dari tahun 2012 sampai
29
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa realisasi produksi TBS Kg/Ha dari
tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah 68.974 Kg dengan indeks 91,31% dan
taksasi yaitu 75.452 Kg dengan indeks 100% yang berarti 8,69% lebih rendah
dibandingkan dari taksasi. Realisasi produksi Kg/Ha yang terjadi pada tahun
30.000
25.000
20.000
Kg/Ha
Taksasi
15.000
Realisasi
10.000
5.000
0
2012 2013 2014
30
Dari tabel diatas diketahui bahwa indeks produksi TBS Kg/Ha pada tahun
2012 sampai dengan 2014 masing-masing adalah 1.512 (5,82%), 2.235 (8,60%),
5.279 (20,30%). Secara total produksi TBS Kg/Ha pada tahun 2012 sampai
dengan 2014 yaitu 68.974 dengan indeks 88,43% dan standart PPKS yaitu 78.000
dengan indeks 100% yang berarti 11,57% lebih rendah dibandingkan dengan
standart PPKS.
30000
25000
TBS Kg/Ha
20000
PPKS
15000
PT.PSU
10000
5000
0
2012 2013 2014
TBS Kg/Ha
25 20,3
20
15
8,6 TBS Kg/Ha
10 5,82
5
0
2012 2013 2014
31
3. Jumlah Tandan
Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan rata-rata jumlah tandan antara
tertinggi terdapat di tahun 2012 yaitu 12,09 dengan indeks 100,75% dan
pencapain rata-rata tandan terendah terdapat di tahun 2014 yaitu 9,67 dengan
32
Berikut hasil pengamatan perbandingan rata-rata jumlah tandan kebun
14
12
Jumlah Tandan/Phn
10
8 PPKS
6 Kebun
0
2012 2013 2014
33
Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan rata-rata berat tandan antara
data kebun dengan standart PPKS. Rata-rata berat tandan dari tahun 2012 sampai
dengan 2014 yaitu 16,38 dengan indeks 95,42% dan standart PPKS yaitu 17,17
dengan indeks 100% yang berarti 4,58% lebih rendah di bandingkan dengan
standart PPKS.
18,5
18,0
17,5
17,0
RBT
PPKS
16,5
Kebun
16,0
15,5
15,0
14,5
2012 2013 2014
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PT. Perkebunan sumatera utara dari tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu
11,20 (96,03%) dari standart PPKS yaitu 11,67 dengan indeks (100%).
utara dari tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu 16,38 Kg (95,42%) dari
Sumatera Utara yaitu tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu 68.974
dengan standart PPKS pada tahun 2012 yaitu -5,82%, tahun 2013 yaitu
B. Saran
terhadap produksi pada tanaman kelapa sawit, supaya produksi bisa tercapai
secara optimal.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
37