Anda di halaman 1dari 50

EFEKTIVITAS PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI DIVISI TB KEBUN


TANJUNG KASAU PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

REZA JULIYANDI NASUTION


11011229
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2015
EFEKTIVITAS PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI DIVISI TB KEBUN
TANJUNG KASAU PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Diploma IV Pada


Program Studi Budidaya Perkebunan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Agribisnis Perkebunan

REZA JULIYANDI NASUTION


11011229
PROGRAM STUDI

BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2015
Judul Tugas Akhir : EFEKTIVITAS PEMUPUKAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI DIVISI TB
KEBUN TANJUNG KASAU
PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA

Nama : REZA JULIYANDI NASUTION

Nomor Induk Mahasiswa : 11011229

Program Studi : BUDIDAYA PERKEBUNAN

Menyetujui,

Ir. Mardiana Wahyuni, M.P


Pembimbing

Mengetahui,

Ketua STIPAP Ketua Program Studi

Wagino, S.P., M.P Guntoro,S.P.,M.P


TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

PEMBIMBING : Ir. Mardiana Wahyuni, M.P

PENGUJI : Hardi Wijaya, S.P

Telah diuji pada tanggal : 28 Agustus 2015


RINGKASAN

Reza Juliyandi Nasution, Efektivitas Pemupukan Terhadap


Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Divisi TB
Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara. Telah dilaksanakan
dibawah bimbingan Ibu Ir. Mardiana Wahyuni, M.P sebagai Pembimbing.

Pemeliharaan tanaman merupakan faktor yang sangat penting untuk


memperoleh produktivitas yang tinggi. Pemupukan merupakan salah satu
kegiatan terpenting pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa sawit.
Pemupukan merupakan pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh subur sehingga dapat memproduksi
buah sesuai dengan apa yang di harapkan. Pada umumnya pupuk diberikan dalam
bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Pemberian
pupuk dimaksudkan untuk memperbaiki sifat, fisik, kimia atau biologis.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan
Sumatera Utara DivisiTB. Penelitian ini dilaksanakan bulan April sampai dengan
Juni 2015. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif, yaitu
dengan mengambil data sekunder mengenai pengaplikasian pemupukan dan
produksi kelapa sawit. Pengamatan dilakukan pada areal seluas 142,50 Ha,
dengan tahun tanam 2002.
Pencapaian rata- rata jumlah tandan (pohon/tahun) di Divisi TB
PT. Perkebunan sumatera utara dari tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu 11,20
(96,03%) dari standart PPKS yaitu 11,67 dengan indeks (100%). Pencapaian rata-
rata berat tandan di Divisi TB PT. Perkebunan sumatera utara dari tahun 2012
sampai dengan 2014 yaitu 16,38 Kg (95,42%) dari standart PPKS yaitu 17,17 Kg
dengan indeks (100%). Pencapaian Realisasi produksi TBS di Divisi TB PT.
Perkebunan Sumatera Utara yaitu tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu 68.974
(88,43%) dari standart PPKS yaitu 78.000 dengan indeks (100%). Kesenjangan
produksi TBS di Divisi TB PT. Perkebunan Sumatera Utara dengan standart
PPKS pada tahun 2012 yaitu -5,82%, tahun 2013 yaitu -8,6% dan tahun 2014
yaitu -20,3%.

Kata kunci : Efektivitas, Pemupukan, Produksi, Elaeis guineensis Jacq

i
RIWAYAT HIDUP

Reza Juliyandi Nasution, dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1993 di Medan,

Sumatera Utara. Anak ke 4 dari 4 bersaudara. Putra dari pasangan Abdul Chalik

Nasution dan Neniwaty Damanik. Berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar tahun 2005 di SD Muhammadiyah 17

Medan Provinsi Sumatera Utara.

Pada Tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di

SMP Muhammadiyah 01 Medan Provinsi Sumatera Utara. Tahun 2011 penulis

menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 5 Medan Provinsi

Sumatera Utara. Pada Tahun 2011 melanjutkan ke perguruan tinggi di

Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan dan

menyelesaikan studi pada tahun 2015.

Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PTPN

III Kebun Torgamba DivisiIV Kabupaten Torgamba. Pada tahun 2014

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan II di Kebun Tanjung Kasau PT.

Perkebunan Sumatera Utara Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara. Pada

tahun 2015 melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat di Desa Juhar,

Kecamatan Bandar Khalifa, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera

Utara.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini

berjudul “Efektivitas Pemupukan Terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq) di Divisi TB Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan

Sumatera Utara”. Yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains Terapan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis

Perkebunan Medan.

Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada kedua

orang tua saya Ayahanda dan Ibunda yang sangat saya hormati dan sayangi, serta

kepada Kakak-kakak saya yang telah banyak memberikan dukungan dengan

penuh cinta kasih dan do’a kepada penulis untuk dapat menyelesaikan usulan

tugas akhir ini dengan baik.


Didalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan tugas akhir, yaitu:

1. Bapak Wagino, S.P., M.P selaku Ketua STIPAP

2. Ibu Ir. Mardiana Wahyuni, M.P. selaku Wakil Ketua I sekaligus Pembimbing

3. Bapak Guntoro, S.P., M.P selaku Ketua Program Studi Budidaya Perkebunan

dan seluruh dosen STIPAP beserta staf-stafnya.

4. Kepada Bapak Arif Darmawan Ritonga, SP selaku Manajer Kebun Tanjung

Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara beserta satf-stafnya.

iii
5. Kepada teman-teman mahasiswa STIPAP angkatan 2011, khususnya kelas

BDP F yang telah memberikan dukungan dan motivasinya.

Serta kepada semua yang telah membantu saya dalam penulisan Tugas

Akhir ini yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu.

Demikian disampaikan, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis

dan pembaca umumnya. Akhir kata disampaikan terimakasih.

Medan, Agustus 2015

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ................................................................................................ i

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

A. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit .................................. 3

B. Potensi Produksi ...................................................................... 4

C. Kebutuhan Unsur Hara ............................................................. 6

D. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit ........................................ 9

E. Manajemen Pemupukan .......................................................... 10

III. METODOLOGI .............................................................................. 20

A. Tempat dan Waktu ..................................................................... 20

B. Metode Penelitian ...................................................................... 20

v
C. Pengamatan Penelitian ............................................................... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 21

A. Informasi Umum ............................................................................ 21

B. Rekomendasi Pemupukan .............................................................. 26

C. Realisasi Pemupukan ..................................................................... 27

D. Pelaksanaan Pemupukan ................................................................ 27

E. Produktivitas Kelapa Sawit di Divisi TB PT. Perkebunan


Sumatera Utara ............................................................................... 29

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 35

A. Kesimpulan .................................................................................... 35

B. Saran ............................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36

LAMPIRAN .................................................................................................... 37

vi
DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.


1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit .......... 4
2. Standart potensi Produksi Berdasarkan Kelas Kesesuaian Lahan .......... 5
3. Perbandingan Unsur Hara Tanah dan Abu Tanaman ............................. 7
4. Serapan Unsur Hara Tanaman kelapa Sawit Dewasa ............................. 8
5. Kebutuhan Unsur Hara Sesuai Umur Tanaman kelapa Sawit ................ 9
6. Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) Pada Tanah
Mineral .................................................................................................... 12
7. Jarak Aplikasi Pupuk Sesuai Umur Tanaman ........................................ 13
8. Unsur Hara Makro dan Mikro, Jenis Pupuk dan Kandungan
Unsur Haranya ........................................................................................ 16
9. Luas Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara ............... 22
10. Informasi Luas Areal Divisi TB Kebun Tanjung Kasau ........................ 23
11. Curah Hujan Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara .. 24
12. Realisasi Pemupukan di DivisiTB PT. Perkebunan Sumatera
Utara (Kg/Pohon) Tahun 2012-2014. ..................................................... 26
13. Realisasi pemupukan di Divis TB PT. Perkebunan Sumatera
Utara (Kg/Pohon) Tahun 2012-2014. ..................................................... 27
14. Rekapitulasi Data Produktivitas Divisi TB PT. Perkebunan
Sumatera Utara ....................................................................................... 29
15. Perbandingan Standart PPKS dengan Produksi TBS di Divisi
TB PT. Perkebunan Sumatera Utara ....................................................... 30
16. Perbandingan standart PPKS Dengan Realisasi Jumlah Tandan
(pohon/tahun) di Divisi TB PT. Perkebunan Sumatera Utara. ............... 32
17. Perbandingan standart PPKS Dengan Realisasi Rata-Rata Berat
Tandan Di Divisi TB PT. Perkebunan Sumatera Utara .......................... 33

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.


1. Aplikasi Pemupukan Pada Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit............ 13
2. Traktor Penebar Pupuk ............................................................................... 14
3. Grafik Rata-rata Hari Hujan di Kebun Tanjung Kasau
PT. Perkebunan Sumatera Utara ................................................................ 25
4. Grafik Rata-rata Curah Hujan di Kebun Tanjung Kasau
PT. Perkebunan Sumatera Utara ................................................................ 25
5. Grafik Produksi Kg/Ha Divisi TB PT. Perkebunan Sumatera
Utara. .......................................................................................................... 30
6. Perbandingan Standart PPKS dengan Produksi di Divisi TB
PT. Perkebunan Sumatera Utara ................................................................ 31
7. Grafik Kesenjangan (%) ............................................................................ 31
8. Perbandingan Standart PPKS Dengan Jumlah Tandan di Divisi TB
PT. Perkebunan Sumatera Utara ................................................................ 33
9. Perbandingan Standart PPKS Dengan Rata-Rata Berat Tandan di
Divisi TB PT. Perkebunan Sumatera Utara ............................................... 34

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Produksi di Divisi TB (Tanjung Beringin) Kebun Tanjung Kasa


Tahun Tanam 2002 .................................................................................... 37
000

ix
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman

andalan di Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup baik. Perkebunan

kelapa sawit pada awalnya di Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam.

Pada saat ini perkebunan kelapa sawit sudah berkembang ke berbagai daerah,

yaitu: Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa

Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan Papua.

(Sunarko, 2012).

Data Dirjen Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, luas areal

lahan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2013 adalah 10,4 juta hektar dan di

tahun 2014 mencapai 10,9 juta hektar. Hal tersebut berarti, luas lahan kelapa

sawit di Indonesia saat ini telah meningkat di banding tahun 2012 dan melebihi

target kementerian pertanian. (Ditjen Perkebunan, 2014).

Pemeliharaan tanaman merupakan faktor yang sangat penting untuk

memperoleh produktivitas yang tinggi. Pemupukan merupakan salah satu

kegiatan terpenting pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa sawit.

Pemupukan merupakan pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh subur sehingga dapat

memproduksi buah sesuai dengan apa yang di harapkan. Pada umumnya pupuk

diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar

tanaman. Pemberian pupuk dimaksudkan untuk memperbaiki sifat, fisik, kimia atau

biologis.

1
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara

secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh

peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya

adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan

kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. (Tarigan, 2013)

B. Perumusan Masalah

Pemupukan merupakan kegiatan pemeliharaan/yangberhubungan langsung

dengan produksi atau hasil TBS kelapa sawit. Secara umum biaya pemupukan

dapat mencapai 30 – 60% dari keseluruhan biaya pemeliharaan dan karena itu

pemupukan harus dilakukan dengan 4T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu,

dan tepat cara agar pemupukan tersebut dapat efektif dan efesien.

Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk

yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan apabila manfaatnya meningkatkan

produksi. Penulis melakukan penelitian tentang efektivitas pemupukan terhadap

produktivitas tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). (Tarigan, 2013)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pupuk terhadap

produktivitas tanaman kelapa sawit, di Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan

Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh semua

pihak tentang efektivitas pemupukan terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq).

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Pertumbuhan dan produktifitas kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri.

Faktor luar yang penting diperhatikan adalah faktor linkungan, antara lain iklim,

keadaan fisik, dan kesuburan tanah.

Syarat – syarat untuk tanaman kelapa sawit agar tumbuh dengan baik

(optimum) adalah jumlah curah hujan 2.000 – 2.500 mm/tahun, tidak memiliki

defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun, dan dengan temperatur 24°C -

28°C.

Apabila curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun bukan berarti tidak baik,

karena kebutuhan efektif hanya 1.300 – 1.500 mm/tahun. Hal yang terpenting

adalah tidak terdapat deficit air 250 mm. Begitu juga dengan temperatur. Kelapa

sawit masih dapat tumbuh dengan baik pada temperatur terendah 18°C dan

temperatur tertinggi 32°C.

Berdasarkan faktor – faktor ini kelas kesesuaian lahan digolongkan

menjadi 4 kelas S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (agak sesuai), dan N1 (tidak

sesuai, bersyarat) yang disajikan pada tabel 1 berikut :

3
Tabel 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit
Kelas N1
Kelas S1
Kelas S2 Kelas S3(Agak (Tidak
No Uraian (sangat
(sesuai) sesuai) sesuai,
sesuai)
bersyarat)

Letak dan tinggi


1 0-400 0-400 0-400 0-400
tempat

Bentuk wilayah Datar berombak -


berbukit Curam
topografi berombak bergelombang
2
Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 >36
Drainase Baik Sedang Agak terhambat Terhambat

Lempung Berpasir, Liat berat,


Tekstur tanah Liat Berpasir
liat berpasir berlempung, debu pasir
3 Batuan
>80 60-80 50-60 40-50
penghambat (%)
Kedalaman air
5,0 4,5 - 5,0 4,0 - 4,5 >7,0
tanah (cm)
Curah hujan (mm) 2000 – 2500 1800 - 2000 1500 - 1800 <1500
Defisit air (mm) 0 – 150 150 - 250 250 -400 >400
Temperatur (°C) 22 – 26 22 – 26 22 - 26 22 – 26
4 Penyinaran 6 6 6 <6
Kelembapan (%) 80 80 80 80
Angin Sedang Sedang sedang Kencang
Bulan kering 0 0–1 2-3 >3
Sumber : Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

B. Potensi Produksi

Peningkatan produktifitas tanaman dapat dicapai dengan pemakaian bibit

unggul yang memiliki potensi produksi tinggi dan budidaya yang intensif untuk

mendapatkan produktifitas nyata yang optimal. Jumlah buah dan berat TBS

merupakan parameter utama yang digunakan untuk menentukan produktifitas

tanaman kelapa sawit.

Produktiftas kelapa sawit ditentukan oleh karakteristik lahan yang berbeda

pada setiap wilayah pengembanganya. Belum tercapainya produktifitas tersebut

berhubungan erat dengan kondisi iklim yang berfluktuasi musiman. Beberapa

faktor lahan selain iklim, yang menentukan kelas kesesuaian lahan meliputi;

4
pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit yang berbeda – beda pada setiap

jenis tanah sebagai akibat perbedaan sifat fisik dan kimia tanah.

Siklus produksi tanaman kelapa sawit cukup lama, yaitu hinggga 25 tahun.

Melalui manajemen tanaman yang baik, rata-rata produktifitas tanaman kelapa

sawit dapat mencapai 18 ton TBS/ha/tahun atau bahkan lebih banyak.

Perbedaan produktiftas tergantung pada kualitas bibit, lahan dan

manajemen produksi, khususnya teknik budidaya yang digunakan.

Produktivitas tanaman kelapa sawit pada beberapa kelas lahan terdapat

pada tabel 2.

Tabel 2. Standart potensi Produksi Berdasarkan Kelas Kesesuaian Lahan


Umur Kelas I Kelas II Kelas III
Tanaman TBS JPT RBT TBS JPT RBT TBS JPT RBT
3 9,0 21,6 3,2 7,3 18,1 3,1 6,2 15,9 3,0
4 15,0 19,2 6,0 13,5 17,6 5,9 12,0 17,4 5,3
5 18,0 18,5 7,5 16,0 17,3 7,1 14,5 16,6 6,7
6 21,1 16,2 10,0 18,5 15,1 9,4 17,0 15,4 8,5
7 26,0 16,0 12,5 23,0 15,0 11,8 22,0 15,7 10,8
8 30,0 15,3 15,1 25,5 14,9 13,2 24,5 14,8 12,7
9 31,0 14,0 17,0 28,0 13,1 16,5 26,0 12,9 15,5
10 31,0 12,9 18,5 28,0 12,3 17,5 26,0 12,5 16,0
11 31,0 12,2 19,6 28,0 11,6 18,5 26,0 11,5 17,4
12 31,0 11,6 20,5 28,0 11,0 19,5 26,0 10,8 18,5
13 31,0 11,3 21,1 28,0 10,8 20,0 26,0 10,3 19.5
14 30,0 10,3 22,5 27,0 10,1 20,5 25,0 9,6 20,0
15 27,9 9,3 23,0 26,0 9,2 21,8 24,5 9,1 20,6
16 27,1 8,5 24,5 25,5 8,5 23,1 23,5 8,3 21,8
17 26,0 8,0 25,0 24,5 7,8 24,1 22,0 7,4 23,0
18 24,9 7,4 26,0 23,5 7,2 25,2 21,0 6,7 24,2
19 24,1 6,7 27,5 22,5 6,6 26,4 20,0 6,0 25,5
20 23,1 6,2 28,5 21,5 5,9 27,8 19,0 5,5 26,6
21 21,9 5,8 29,0 21,0 5,6 28,6 18,0 5,1 27,4
22 19,8 5,1 30,0 19,0 5,0 29,4 17,0 4,6 28,4
23 18,9 4,8 30,5 18,0 4,6 30,1 16,0 4,2 29,4
24 18,1 4,4 31,9 17,0 4,2 31,0 15,0 3,8 30,4
25 17,1 4,1 32,4 16,0 3,8 32,0 14,0 3,6 31,2
Rata-rata 24,0 10,8 20,9 22,0 10,2 20,1 20,0 9,9 19,2
Sumber : PPKS, 2003
Keterangan : TBS (Tandan Bbuah Segar), JPT (Jumlah Tandan/Pohon/Tahun)
RBT (Rata-rata Berat Tandan Kg)

5
C. Kebutuhan Unsur Hara

Menurut Sunarko (2012), pemupukan pada masa tanaman kelapa sawit

menghasilkan dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan unsur hara agar

produksi buah (TBS) menjadi optimal serta lebih tahan terhadap hama dan

penyakit. Empat langkah tepat dalam pemupukan, yaitu tepat jenis pupukny, tepat

dosisnya atau takaranya, tepat waktu, dan tepat cara pemberian pupuknya.

Pemilihan jenis dan dosis pupuk harus mempertimbangkan beberapa faktor yang

meliputi. Hasil Analisa Daun, Umur Tanaman, Kondisi fisik tanaman, Tanah dan

iklim Ketersediaan Biaya Dan Target Produksi.

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) sangat responsive tehadap

pemupukan sehingga kekurangan unsur hara akan menimbulkan gejala defisiensi

yang spesifik disamping turunnya pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit

(Elaeis Guineensis Jacq). Tanaman kelapa sawit sangat mampu organ

reproduktif.

N, P, dan K sebagai unsur – unsur hara makro yang primer. Berdasarkan

penyelidikan para ahli bahwa berbagai unsur yang sangat dibutuhkan oleh

tanaman bagi pertumbuhan dan perkembanganya, antara unsur- unsur dari bagian-

bagian abu tidaklah sebanding dengan ketersedian atau banyaknya unsur yang

turut serta dalam pembentukan tanah.

6
Pada tabel 3 disajikan perbandingan unsur hara tanah dan abu tanaman

berikut.

Tabel 3. Perbandingan Unsur Hara Tanah dan Abu Tanaman


Pada Abu
Pada
Unsur Tanaman Keterangan
Tanah (%)
(%)
P 0,12 16,77
K 3,02 12,82
Si 71,63 2,02
Al 6,86 -
Fe 1,02 8,44 Hanya Sedikit
Ca 0,68 6,06
Mg 0,10 3,02
S 1,08 5.56
Na 0,07 4.50
Cl 1,06 - Hanya Sedikit
Ti 0,12 -
Mn 0,50 0,11 N tidak dicantumkan pada daftar,
Unsur
Daftar, karena tidak ada unsur N
Mikro
Lainnya Pada batu-batuan pembentuk
N Tanah, adanya N pada tanah
Karena kegiatan biologis
Sumber : Sutedjo, M, 2008

Dari daftar diatas ternyata bahwa unsur Kalium (K) dan Fosfor (P) banyak

terdapat pada abu tanaman, sedangkan didalam tanah persediannya relatif sedikit.

Kadar rata-rata P pada abu tanaman 140 kali lebih besar dari pada yang terdapat

didalam tanah, K rata-rata pada abu tanaman 17 kali lebih besar dari pada yang

terdapat dalam tanah.

Unsur N dalam tanah berasal dari unsur simbiotik (pengikatan oleh

Rhizobium), adalah 500 gram/ha/tahun dan fiksasi dari atmosfer (yang tergantung

7
dari keadaan musim dan tempat) didaerah tropis dapat menghasilkan 10 Kg N per

tahun.

Dapat disimpulkan bahwa keadaan N, P dan K didalam tanah sangat

sedikit dan dalam keadaan demikian belum tentu semuanya tersedia untuk dihisap

tanaman. Jadi apabila tanah dipakai berkelanjutan tanpa adanya proses

pemupukan atau pengembalian kesuburannya semakin rendah (Sutedjo, M, 2008).

Pemakaian secara terus menerus akan mengakibatkan hara didalam tanah

berkurang, tanaman secara berkala akan kekurangan hara dalam pertumbuhan

vegetatif dan generatif. Tabel 4 menyajikan kebutuhan unsur hara yang

dibutuhkan pada tanaman menghasilkan tanaman kelapa sawit.

Tabel 4. Serapan Unsur Hara Tanaman kelapa Sawit Dewasa


Malaysia (24 Ton TBS/Ha Nigeria (9,7 Ton TBS/Ha)

Keterangan Kg/Pohon/tahun Kg/Pohon/tahun

N P2O5 K2O MgO N P2O5 K2O MgO


Terangkut
(dikonversi
0,49 0,18 0,76 0,23 0,20 0,09 0,28 0,05
dalam bentuk
TBS)
Termobilisasi
dalam jaringan 0,27 0,05 0,56 0,12 0,18 0,06 0,13 0,17
tanaman

Didaur ulang 0,53 0,17 0,83 0,32 0,63 0,17 0,46 0,42
Total serapan
1,29 0,40 2,15 0,60 1,01 0,32 0,87 0,63
hara
Hara yang
terangkut
38,00 44,00 35,00 35,00 20,00 29,00 31,00 8,00
dalam total
serapan
Total
serapan/ha 14 191,00 62,00 318,00 98,00 149,00 48,00 236,00 93,00
pohon (Kg)
Serapan/ton
8,00 2,50 12,20 4,20 15,50 5,00 13,30 9,60
TBS (Kg)
Sumber : Prasetyo, B, 2009

8
D. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit

Proses pertumbuhan kelapa sawit sangat membutuhkan unsur hara yang

banyak telampir pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Kebutuhan Unsur Hara Sesuai Umur Tanaman kelapa Sawit


Dosis Dosis
Umur (Tahun) Jenis Pupuk
(Gram/Pohon) (Kg/hektare)
N (Urea,ZA) 380 54,0
P(RP,TST,SP36) 500 72,0
3 (Tiga) K(ZK<MoP/KCl) 1000 143,0
Mg(Kiesrite) 500 72,0
Bo(HGF - Borate) 25 3,6
N (Urea,ZA) 750 107,0
P(RP,TST,SP36) 1000 143,0
4–6 K(ZK<MoP/KCl) 2000 128,0
Mg(Kiesrite) 1000 143,0
Bo(HGF - Borate) 50 7,2
N (Urea,ZA) 1250 179,0
P(RP,TST,SP36) 1000 143,0
7–9 K(ZK<MoP/KCl) 2500 358,0
Mg(Kiesrite) 1000 143,0
Bo(HGF - Borate) 50 7,2
N (Urea,ZA) 1250 179,0
P(RP,TST,SP36) 1000 143,0
10 – 11 K(ZK<MoP/KCl) 3000 429,0
Mg(Kiesrite) 1000 143,0
Bo(HGF - Borate) 50 7,2
N (Urea,ZA) 1000 143,0
P(RP,TST,SP36) 1000 143,0
15 – 18 K(ZK<MoP/KCl) 2000 286,0
Mg(Kiesrite) 1000 143,0
Bo(HGF - Borate) 50 7,2
N (Urea,ZA) 1000 107,0
P(RP,TST,SP36) 1000 143,0
19 – 22 K(ZK<MoP/KCl) 1500 281,0
Mg(Kiesrite) 750 143,0
Bo(HGF - Borate) - -
Sumber : PPKS dan LPP

9
Tanaman yang telah menghasilkan buah (masa TM) memerlukan pupuk.

Pupuk berguna bagi tanaman sebagai nutrisi untuk pembentukan buah,

pertumbuhan, dan perkembangan sawit. Berdasarkan asalnya, pupuk dibedakan

menjadi 2 jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (pupuk pabrik).

Penggunaan kedua jenis pupuk ini harus diberikan secara seimbang. Berdasarkan

bentuknya, pupuk yang digunakan biasanya berbentuk butiran atau tablet (Lubis

dan Widanorko, 2011).

E. Manajemen Pemupukan

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan pemupukan perlu dilakukan sebaik mungkin. Karena

berkaitan dengan biaya, material, dan tenaga yang jumlahnya relatif besar.

Perencanaan dipergunakan untuk menentukan biaya (Budget) operasional

(Tanaman), menentukan waktu pengadaan material pupuk (Semester), Pengaturan

di gudang, penyedian tenaga kerja (bulanan/mingguan), dosis pupuk yang akan

diaplikasikan, waktu dan blok yang akan dipupuk. Jenis pupuk yang akan

digunakan ditetapkan oleh Kantor pusat.

Kegiatan pemupukan diawali dengan persiapan lapangan seperti piringan

dan gawang pada blok-blok yang akan dipupuk. Persiapan lapangan dilakukan

untuk memastikan piringan sudah dalam keadaan bersih dan gawangan pada blok

tersebut layak untuk dilalui tenaga kerja pemupuk.

Dosis pupuk yang akan diaplikasikan pada TM dan TBM ditetapkan oleh

bagian R&D (Researchh & Development) Kantor pusat. Dosis pupuk TBM

ditetapkan atas dasar refrensi yang sudah ada (Pusat Penelitian Kelapa Sawit).

10
Sedangkan dosis untuk TM ditetapkan berdasarkan analisis daun dan tanah bagian

R&D kantor pusat. Dosis pupuk yang diberikan pada TM mungkin berbeda tiap

tahunnya. Tenaga kerja pemupukan diperoleh dari SKU maupun PHI.

Pengambilan sampel daun tanaman kelapa sawit memerlukan jenis tanah.

Jenis tanah yang berbeda harus dipisahkan dalam penetuan kesatuan contoh daun

(LSU-Leaf Samping Unit). Umur tanaman yang berbeda, seharusnya dalam

peroses penentuan LSU nya juga harus dipisah. Karena umur tanaman yang

berrbeda akan memiliki kandungan (kriteria) status unsur hara daun yang berrbeda

pula. Antara topografi yanng datar dan bergelombang harus dipisahkan dalam

penentuan LSU.

Hal ini untuk memberikan suatu gambaran status hara yang ada di

lapangan yang lebih akurat. Sehingga rekomendator dapat menentukan

rekomendator pupuk yang lebih akurat. Pada umumnya, luas yang kesatuan

contoh daun adalah 1 blok (25 ha, yang merupakan satu kesatuan terkecil dalam

rekomendasi pemupukan, penentuan LSU juga harus memperhatikan kultur

teknis. Untuk pola tanam yang berbeda, maka sampel daunnya juga harus

dibedakan. Tanaman kelapa sawit yang dijadikan sampel harus memenuhi syarat

yaitu: tanaman sehat (bebas dari hama penyakit), bukan sisipan, tidak terletak

disebelah tanaman kosong, tidak terletak di tepi bangunan, tidak terletak di

pinggir parit/jalan.

Waktu pengambilan sampel daun adalah dari jam mulai kerja (pagi)

hingga jam 12 siang. Apabila terjadi hujan lebat, maka pengambilan sampel daun

harus dihentikan. Pelepah yang dijadikan sampel adalah pelepah ke 17. Pelepah

11
ke 17 merupakan pelepah yang terletak pada spiral yang sama dengan pelepah #1

(pelepah #1 adalah pelepah termuda yang telah membuka sempurna). Posisi

pelepah #17 terletak berlawan dengan posisi spiral, apabila spiral tanaman kelapa

sawit ke kanan, maka posisinya sedikit agak ke kiri dan sebaliknya.

Anak daun yang dijadikan sampel adalah anak daun yang terletak 3/5 dari

pangkal pelepah atau 2/5 dari ujung pelepah. Anak daun diambil dari 2 sisi, dan

lebih baik genap (4 kiri dan 4 kanan). Selanjutnya, 1/3 bagian tengah diambil

untuk dijadikan sampel daun. Sampel daun yang sudah diambil (1/3 bagian

tengah) dilab, midrib/lidi sampel tersebut dibuang. Selanjutnya, helaian daun

tersebut dipotong-potong dengan ukuran 1 cm sampel daun yang sudah dipotong,

dikering di dalam oven dengan suhu 70 °C selama 20 – 24 jam atau sudah bisa

diremas seperti kerupuk.

a. Tepat Dosis

Pemupukan di TM dosisnya berdasarkan ketentuan dalam rekomendasi

pemupukan tahun yang dibuat oleh Rekomendator dari Balai Penelitian (Suwandi

dan Fidber Chan, 1989).

Tabel 6. Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) Pada Tanah


Mineral
Kelompok Dosis Pupuk (gram/pohon)
Umur
Urea SP-36 MOP(KCL) Kieserite Jumlah
(Tahun)
3–8 2,00 1,50 1,50 1,00 6,00
9 – 13 2,75 2,25 2,25 1,50 8,75
14 – 20 2,50 2,00 2,00 1,50 7,75
21 – 25 1,70 1,25 1,25 1,00 5,25
Sumber PPKS, 2005

12
Nutrisi yang berlebih juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan antar

beberapa nutrisi. Pada tanaman kelapa sawit pemberian urea yang berlebihan

dapat menyebabkan pelepah mudah patah. Prinsipnya semua nutrisi yang

diberikan harus sesuuai kebutuhan tanaman.

b. Tepat Cara

Daerah tebar pupuk tergantung unsur pupuknya dan unsur tanamanya pada

tanaman menghasilkan terdapat pada tabel 7 adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Jarak Aplikasi Pupuk Sesuai Umur Tanaman


Umur Jenis Pupuk Daerah Tebar
3 - 8 Tahun Urea 50 cm - Batas Piriran
MOP
1- 2,75 m dari pangkal
Kiesrite
pokok
RP
> 8 Tahun Urea
1- 3 m dari pangkal
MOP
pokok
Kiesrite
RP Di gawangan

Berikt ini adalah gambar pemupukan pada tanaman kelapa sawit dengan

sistem manual.

Gambar 1. Aplikasi Pemupukan Pada Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit

Berdasarkan alat yang digunakan, pemupukan dapat dilakukan secara

manual, mekanis, maupun dengan pesawat terbang.

13
 Pemupukan manual paling umum dan mudah dilakukan.

 Pemupukan mekanis menggunakan alat (traktor) penebar pupuk untuk

areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya

memperoleh tenaga kerja pemupuk.

 Areal spraying sesuai untuk aplikasi pupuk pada area yang sulit terjangkau

dan daerah yang sulit memperoleh tenaga kerja.

Berikut adalah contoh pemupukan dengan menggunakan alat mekanisasi

pada tanaman kelapa sawit.

Gambar 2. Traktor Penebar Pupuk

c. Tepat Waktu

- Waktu dan frekuensi pemberian pupuk dipengaruhi oleh curah hujan, sifat

fisik tanah, pengadaan pupuk, jenis pupuk dan umur tanaman.

- Program kerja pembuatan rekomendasi pemupukan biasanya diatur oleh

Balai Pusat Penelitian sebagai berikut:

 Pengambilan contoh daun : September - Oktober

 Analisis di Labolatorium : Oktober - November

 Pengamatan Lapangan : November-Desember

 Penyusunan Rekomendasi Pemupukan : Januari – Februari

14
 Pelaksanaan pemupukan

 Aplikasi I : Maret – April

 Aplikasi II : Juli – Agustus

- Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan.

Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.

- Jarak waktu penaruhan Rock Phodphate dengan Urea/ZA minimal 4

minggu.

- Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.

- Pada tapak kuda, 75% pupuk diberikan pada areal dekat tebing, untuk

mengurangi pencucian. Pupuk ini sebaiknya diaplikasikan dengan sistem

pocket.

- Pupuk ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktu yang

berdekatan.

- Rock Phosphate tidak boleh diberikan bersamaan dengan pupuk ZA/Urea.

- Tanaman yang terletak dipinggir jalan atau parit sebaiknya pupuk

dibenamkan pada piringan sebelah dalam.

d. Pemupukan Tepat Jenis

Masing-masing jenis pupuk memiliki karakteristik tersendiri yang akan

berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi pemupukan. Ada dua jenis pupuk

yang biasa digunakan pada perkebunan kelapa sawit yakni pupuk kimia atau

anorganik dan pupuk organik. Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan

tergantung dari teknik pemupukan yang ditetapkan dan diperhitungkan

ekonomisnya. (Batubara, 2013)

15
Pemilihan jenis pupuk ditentukan oleh jumlah dan kandungan hara dalam

pupuk, sifat kimiia dan kelarutan hara dalam pupuk, biaya per unit hara,

pengaruhnya cepat atau lambat pada sifat tanah, pengaruhnya terhadap kualitas

tanaman, kemudahan penyiapan, penyimpanan, dan penggunaan terlampir pada

tabel 8.

Tabel 8. Unsur Hara Makro dan Mikro, Jenis Pupuk dan Kandungan
Unsur Haranya
Kategori No Sumber Jenis Pupuk Kandungan Nutrisi
Hara
1. Nitrogen urea 46 % N
(N) Amonium Sulfat (ZA) 21 % N, 24 % S
2. Fosfor (P) Tripel Super Phospate 46 % P2O5, 28 %
(TSP) CaO
fosfat alam/Rock 29 - 34 % P2O5, 35 %
Phospate CaO
Makro 3. Kalium (K) Murite of Potash (MOP) 60 % K2O, 50 % Cl
4. magnesium Kiesrite 27 % MgO, 22 % S
(Mg) Dolomit 18 - 20 % MgO, 50 %
CaO
5. kalsium Limestone dust (LSD) 50 % CaO, 1- 3 %
(Ca) MgO
6. Boron (B) High Grade Fertilizer 48 % B2O3
Borate (HGFB)
7. Tembaga Copper Sulphate 23 - 25 % Cu
Mikro (Cu)
8. Seng (Zn) Zink Sulphate 20 - 23 % Zn
9. Besi (Fe) Ferrous Sulphate 18 - 20 % Fe

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian (organizing) merupakan kegiatan yang menetapkanapa

yang diperlukan untuk dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang

mengerjakannya. Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu

16
struktur dengan bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka

dengan keseluruhan struktur tersebut.

Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi

kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam

melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut (Pardamean, M, 2011).

Menurut Risza Suyatno (1995), pengorganisasian pemupukan terdiri dari:

Pengaturan tenaga kerja adalah sebagai berikut

 Tiap regu pemupukan terdiri atas kepada pemikul (pria) dan penabur

(wanita),

 Kepala kerja bertugas mengecer pupuk dari SPB (Suplay Point besar) ke

SPK (Suplay Point Kecil).

 Tukang pikul bertugas mengecer pupuk dari SPB ( keSuplay Point besar)

ke SPK (Suplay Point Kecil) dan membagi pupuk kepada regu tabur.

 Penabur bertugas menabur keseluruhan pohon dengan dosisi yang tepat

dan cara tabur yang tepat dan merata.

 Goni yang kosong dikumpulkan oleh salah seorang yang dipercaya dan

sekaligus ditugaskan memonitor jumlah goni yang diecerkan harus sama

dengan jumlah goni kosong yang dikumpulkann setiap SPB.

Pengaturan Supply Poin/Titik Ecer

 Tiap 5 baris tanaman dibuat 1 SPB

 Dengan mengambil darii inventaris pokok terakhri, hitung jumlah pokok X

dosis, kemudian buat daftar rencana pengeceran pupuk per SPB.

17
 Tiap SPB terdiri atas beberapa goni (±5-10 goni) yang penuh (isi 50 kg)

namun ada yang tidak penuh (isi 2-49 kg).

 Pupuk yang tidak cukup 1 gonu (50kg) tersebut ditimbang 1 atau 2 hari

sebelumnya yang lazim disebut goni untilan dan ditulis SPB No.

 Khusus teresan diatur SPBnya menurut jumlah pokok dalam teresan.

 Selanjutnya pembuatan pencang SPB dari pelepah kelapa sawit ditulis

tanggal, Noo SPB dan berapa isi goni untilan.

 Pengeceran pupuk dari truk berdasarkan jumlah yang tertera dalam SPB

(Suplay Point Besar).

 Beberapa goni pupuk + untiloan diecer ke SPK sedemikian rupa sehingga

penabur tidak terlalu jauh menabur pupuk.

3. Menggerakkan (Actuating)

Menggerakkan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan

agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasran sesuai dengan

perancangan dan tujuan organisasi. Jadi actuating adalah menggerakan orang-

orang agar mau berkerja dengan sendirinya atau penuh dengan kesadaran secara

bersama- sama untuk mencapai tujauuan yang dikehendai secara efektif. Dalam

hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

Dalam praktisi sehari-hari seorang menejer terlibat langsung

menggerakkan untuk mencapai target kerja yang diinginkan. Misalnya

memberikan motivasi dan memberikan sanksi kepada bawahan yang sudah

menunjukkan gejala penurunan performa atau memberikkan penghargaan kepada

bawahaan yang telah memperlihatkan potensi kerja (Pardamean. M, 2011).

18
4. Pengawasan (Controling)

Fungsi pemupukan bagi tanaman kelap sawit disamping biaya pemupukan

yang cukup besar, maka kegiatan asisten afdeling diarahkan sepenuhnya

kepelaksanaan pemupukan dan tidak diperkenankan meninggalkan areal pada saat

ada pelaksanaan pemupukan Sulistyo (2010).

Masing- masing manajemen berhubungan erat satu sama lainnya, dan

fungsinya yang paling utama adalah perencanaan, kemudian pengorganisasian,

menggerakkan dan terakhir adalah pengawasan. Pengawasaan (Controling)

merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu

organisasi. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa disertai fungsi

pengawasan (Pardamean. M, 2011).

19
III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Divisi TB, Kebun Tanjung

Kasau, PT. Perkebunan Sumatera Utara, Pada Bulan Mei sampai dengan Juli

2015.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode

penelitian analisa deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang

berhubungan dengan aplikasi pemupukan di PT. Perkebunan Sumatera Utara.

C. Pengamatan Penelitian

Pengamatan yang dilakukan pada peneelitian ini mengenai data sebagai

berikut:

1. Data informasi kebun lokasi penelitian meliputi :

- Lokasi penelitian, luas areal dan curah hujan.

2. Data rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan (jenis

dan dosis pupuk).

3. Data realisasi pemupukan.

4. Data pelaksanaan pemupukan yang meliiputi:

- Persiapan, Apliikasi lapangan dan Pengawasan.

5. Produksi tanaman kelapa sawit.

20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Informasi Umum

1. Sejarah Kebun

Perkebunan Tanjung Kasau adalah salah satu perkebunan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) Tingkat I Provinsi Sumatera Utara yang terletak di

Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.

PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada

awal tahun 1962 s/d 1967 yang disebut PT. PPDSU diubah menjadi PDPSU dan

pada tanggal 8 Agustus 2006 diubah menjadi PT. Perkebunan Sumatera Utara

sampai sekarang.

Unit PT. Perkebunan Sumatera Utara, terdiri dari :

1. Kebun Sei Kari di Kabupaten Serdang Bedagai

2. Kebun Tanjung Kasau di Kabupaten Batu Bara dan Serdang Bedagai

3. Kebun Simpang Gambir dan Patiluban di Kabupaten Madina

2. Lokasi Kebun

PT. Perkebunan Sumatera Utara Kebun Tanjung Kasau terletak di

Tebing Tinggi dengan jarak ±17 km dari pusat kota, yang mengarah ke kota

administratif Kisaran. Jarak terdekat dengan pesisir pantai adalah ± 17 km dan

lokasi unit Kebun Tanjung Kasau berada pada ketinggian 9 - 12 m dari

permukaan laut.

PT. Perkebunan Sumatra Utara Kebun Tanjung Kasau berada di dua

kabupaten, yaitu Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Serdang Bedagai yang

berbatasan dengan :

21
 Sebelah barat berbatasan dengan PT. Gotong Royong.

 Sebelah timur berbatasan dengan PT. Moeis

 Sebelah selatan berbatasan dengan PTPN. III Kebun Sei Mujur

 Sebelah utara berbatasan dengan Sungai merah

3. Luas Kebun

Luas areal HGU Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara

adalah seluas 2.589,71 Ha , dengan perincian sebagai Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Luas Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara


Keterangan Luas (Ha)
Luas areal komoditi karet 235.19
Luas areal komoditi kelapa sawit 2,170.27
a. Areal Perumahan/Emplasmen/tanah
48.00
lapang/ PKS
b. Jalan, Parit, Sungai, lain-lan 63.92
c. Areal Rawa-rawa 69.83
d. Pinjam Pakai Kampung Tanjung Seri 1.50
d. Tanah Wakaf 1.00
Total Jumlah 2,589.71

Afdeling yang menjadi sampel penelitian ini yaitu Afdeling TB

(Tanjung Beringin) Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara. Luas

areal pada Afdeling TB (Tanjung Beringin) ini, yaitu 599.72 Ha kelapa sawit dan

235.19 ha karet, terdiri dari 37 blok kelapa sawit dan 10 blok karet. Kebun

Tanjung Kasau Afdeling TB terdiri dari beberapa tahun tanam yaitu tahun tanam

seperti terdapat pada Tabel 10.

22
Rincian luas areal kelapa sawit di Afd TB Kebun Tanjung Kasau PT. PSU.

Tabel 10. Informasi Luas Areal Afdeling TB Kebun Tanjung Kasau


Tahun Tanam Blok Luas (Ha) Jumlah Pohon Kerapatan / Ha
1993 8 1.81 214 118
24 1.82 228 125
25 7.50 923 123
26 5.25 632 120
27 2.27 250 110
Sub Jumlah 18.65 2,247 120
1994 27 2.45 314 128
30 1.31 173 132
28 7.00 894 127
29 3.00 384 128
Sub Jumlah 13.76 1,765 128
1995 24 9.50 1,356 143
Sub Jumlah 9.50 1,356 143
1996 6 35.50 4,907 138
7 36.00 5,015 139
8 36.00 5,041 140
Sub Jumlah 107.50 14,963 139
1997 19 12.31 1,711 138
Sub Jumlah 12.31 1,711 138
1998 28 10.00 1,421 142
Sub Jumlah 10.00 1,421 142
1999 29 7.00 987 141
Sub Jumlah 7.00 987 141
2000 17 6.00 776 129
Sub Jumlah 6.00 776 129
2001 28 5.00 623 124
30 10.00 1,250 125
Sub Jumlah 15.00 1,873 124
**2002 19 6.00 750 125
20 10.00 1,249 124
25 36.50 4,562 124
26 41.00 5,125 125
27 49.00 6,125 125
Sub Jumlah 142.50 17,811 124
2003 17 49.00 6,123 124
18 23.00 2,875 125
19 21.50 2,688 125
20 7.00 875 125
Sub Jumlah 100.50 12.561 124
2004 16 53.00 6,623 124
Sub Jumlah 53.00 6,623 124
2006 29 6.00 780 130
30 18.00 2,340 130
29E 25.00 3,605 144
30E 10.00 1,452 145
Sub Jumlah 59.00 8,177 138
2007 6 3.00 429 143
24 3.50 455 130
25 7.50 975 130
Sub Jumlah 14.00 1,859 132
2009 15 31.00 4,185 135
Sub Jumlah 31.00 4,185 135
Total 599.72 78,315 130
Keterangan : ** = Data yang diamati Tahun Tanam 2002.

23
4. Curah Hujan

Curah hujan di Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera Utara

disajikan ke dalam tabel berikut.

Tabel 11. Curah Hujan Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan Sumatera
Utara
2012 2013 2014 Rata-rata
Bulan
Ch Hh Ch Hh Ch Hh Ch Hh
Jan 60 5 48 7 110 9 73 7
Feb 11 2 281 8 60 3 117 4
Mar 155 11 70 6 24 4 83 7
Apr 107 11 92 8 112 5 104 8
Mei 121 9 38 3 137 4 99 5
Juni 18 2 72 7 38 5 43 5
Juli 154 6 48 5 44 4 82 5
Agust 111 6 180 9 129 14 140 10
Sept 143 14 128 9 230 12 167 12
Okt 115 11 319 16 197 15 210 14
Nov 245 13 193 14 228 12 222 13
Des 119 11 279 11 213 15 204 12
Total 1359 101 1748 103 1522 102 1543 102
Rata-rata 113 8 146 9 127 9 129 9

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa hari hujan tahun 2012 sampai

dengan tahun 2014 adalah 102, sedangkan rata-rata curah hujan tahun 2012

sampai dengan tahun 2014 berkisar >1500 mm per tahun. Jika disesuaikan

dengan kriteria karakteristik lahan untuk tanaman kelapa sawit maka curah hujan

termasuk dalam intensitas pembatas ringan atau cukup untuk tanaman kelapa

sawit.

Dari rata-rata kondisi hari hujan lahan tersebut juga dapat disajikan pada

gambar 7 di Kebun Tanjung Kasau PT. PSU tahun 2012-2014.

24
Berikut ini disajikan grafik hari hujan periode tahun 2012 sampai dengan

tahun 2014.

Rata-rata Hari Hujan Periode 2012-2014


16
14
12
Hari Hujan

10
8
6
4
2
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

Bulan
Gambar 3. Grafik Rata-rata Hari Hujan di Kebun Tanjung Kasau
PT. Perkebunan Sumatera Utara

Dari grafik rata - rata hari hujan dari tahun 2012 sampai dengan tahun

2014 diatas menunjukkan adanya perubahan rata-rata hari hujan dari bulan

Januari sampai dengan bulan Desember. Rata-rata hari hujan tertinggi terjadi

pada bulan Oktober yaitu 14 hari dan rata - rata hari hujan terendah terjadi pada

bulan Februari yaitu 4 hari. Rata-rata curah hujan periode tahun 2012-2014

disajikan pada gambar berikut.

Rata-rata Curah hujan periode 2012-2014


250

200
Curah Hujan

150

100

50

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Bulan
Gambar 4. Grafik Rata-rata Curah Hujan di Kebun Tanjung Kasau PT. Perkebunan
Sumatera Utara

25
Dari grafik di atas, dapat dilihat rata-rata curah hujan diatas diperoleh hasil

bahwa terdapat bulan kering dan bulan lembab. Bulan basah terjadi pada bulan

Februari, April, Agustus sampai dengan bulan Desember. Sedangkan bulan

kering terjadi pada bulan Juni. Bulan basah merupakan bulan dengan curah hujan

≥ 100 mm, bulan lembab dengan curah hujan 60-100 mm, dan bulan kering

dengan curah hujan ≤ 60 mm.

Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yaitu

sebanyak 222 mm dan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni

dengan rata-rata curah hujan sebesar 43 mm.

B. Rekomendasi Pemupukan

Rekomendasi pemupukan yaitu suatu proses untuk menentukan dosis dan

jenis pupuk yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi kelapa sawit pada luasan dan periode tertentu. Rekomendasi

pemupukan dibuat untuk periode satu tahun.

Tabel 12. Rekomendasi Pemupukan di Afdeling TB PT. Perkebunan


Sumatera Utara (Kg/Pohon) Tahun 2012-2014.
2012 Total 2013 Total 2014 Total
Jenis pupuk
I II (Kg) I II (Kg) I II (Kg)
Urea 1,50 1,50 3,00 1,50 1,50 3,00 1,25 0,75 2,00
CIRP 2,25 1,50 3,75 2,25 1,50 3,75 2,00 0,75 2,75
MoP (60) - 0,75 0,75 - 0,75 0,75 - - -
MoP (80) 1,20 - 1,20 1,20 - 1,20 - - -
MoP (100) 1,50 1,25 2,75 1,50 1,25 2,75 1,20 0,75 1,95
Abu Janjang 0,6 1,00 1,60 0,6 1,00 1,60 0,75 0,75 1,50
Kieserit 1,75 1,75 3,50 1,75 1,75 3,50 - - -
Dolomite - - - - - - 1,5 0,75 2,25
Total (Kg) 8,80 7,75 16,55 8,80 7,75 16,55 6,70 3,75 10,45
Keterangan : I = Semester I, II = Semester II, Realisasi pemupukan sama
dengan Rekomendasi pemupukan.

26
C. Realisasi Pemupukan

Realisasi pemupukan yaitu suatu bukti sudah terlaksanakan dosis

rekomendasi pemupukan di kebun. Realisasi merupakan lanjutan dari

rekomendasi pemupukan, yang telah dibuat terlebih dahulu pengamatan analisa

daun atau analisa tanah. Realisasi pemupukan per tahun berlaku untuk semua

jenis tahun tanam.

Ringkasan dari rekomendasi pemupukan di Afdeling TB

PT. Perkebunan Sumatera Utara disajikan pada tabel 8.

Tabel 13. Realisasi pemupukan di Afdeling TB PT. Perkebunan


Sumatera Utara (Kg/Pohon) Tahun 2012-2014.
2012 Total 2013 Total 2014 Total
Jenis pupuk
I II (Kg) I II (Kg) I II (Kg)
Urea 1,50 1,50 3,00 1,50 1,50 3,00 1,25 0,75 2,00
CIRP 2,25 1,50 3,75 2,25 1,50 3,75 2,00 0,75 2,75
MoP (60) - 0,75 0,75 - 0,75 0,75 - - -
MoP (80) 1,20 - 1,20 1,20 - 1,20 - - -
MoP (100) 1,50 1,25 2,75 1,50 1,25 2,75 1,20 0,75 1,95
Abu Janjang 0,6 1,00 1,60 0,6 1,00 1,60 0,75 0,75 1,50
Kieserit 1,75 1,75 3,50 1,75 1,75 3,50 - - -
Dolomite - - - - - - 1,5 0,75 2,25
Total (Kg) 8,80 7,75 16,55 8,80 7,75 16,55 6,70 3,75 10,45
Keterangan : I = Semester I, II = Semester II, Realisasi pemupukan sama
dengan Rekomendasi pemupukan.

D. Pelaksanaan Pemupukan

1. Persiapan Pemupukan

Di dalam penaburan (aplikasi) pupuk, pengaplikasian bertujuan untuk

memberikan pupuk pada setiap pokok harus sesuai dosis yang ditentukan dalam

buku rekomendasi pemupukan. Dosis yang tertulis di buku tersebut merupakan

dari hasil analisa daun.

27
Jenis dan jumlah yang diperlukan harus tersedia di kebun pada waktunya.

Stok pupuk lama dan pupuk yang karung goninya rusak harus digunakan lebih

dahulu. Pupuk yang menggumpal harus dikeluarkan dari karungnya, dihancurkan,

kemudian di until.

2. Aplikasi Pemupukan

Terdapat tiga prinsip penting pada saat aplikasi pupuk di lapangan.

Pertama yaitu pupuk akan sangat mudah diserap oleh tanaman apabila ditebar

setipis mungkin dan langsung bersentuhan dengan tanah. Kedua yaitu sebarkan

lah pupuk pada daerah yang banyak terdapat akar serabut atau akar tertier yang

merupakan akar yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari tanah yang berjarak

1-1,5 m. Ketiga yaitu nutrisi didalam pupuk akan cepat diserap tanaman apabila

diaplikasikan segera setelah turun hujan.

Bila cuaca hujan gerimis berkepanjangan agar pemupukan di stop dan

lakukan penggeseran pupuk ke dalam piringan di bawah pohon dan dapat

dilanjutkan bila cuaca cerah. Bila hujan deras melanda dan tidak memungkinkan

untuk melakukan pemupukan lebih lanjut pupuk dikumpulkan dan dibawa ke

gudang, pupuk yang dibawa ke gudang dihitung dan lakukan serah terima untuk

digunakan keesokkan harinya serta ditempatkan terpisah dengan susunan pupuk

digudang.

3. Pengawasan

Sebelum melaksanakan pemupukan, mandor pemupukan, mandor 1 dan

Asisten Afdeling harus tahu blok-blok mana saja mana yang mau di pupuk, berapa

kebutuhan tenaga kerja, dan berapa dosis yang di berikan. Dalam pelaksanaan

28
pemupukan seseorang mandor pemupukan, mandor 1 dan asisten wajib

melakukan pengawasan dilapangan karena mengingat mahalnya harga pupuk.

Pengawasan dilakukan agar tidak ada pupuk yang hilang

dibuang/disembunyikan ke gawangan atau parit atau dibuang dengan sengaja

untuk membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan membuat penaburan pupuk

sesuai dengan dosis dan tidak ada pupuk yang menggumpal di piringan.

E. Produktivitas Kelapa Sawit di Afdeling TB PT. Perkebunan Sumatera

Utara

1. Produktivitas

Data produktivitas tahun tanam 2002 mulai dari tahun 2012 sampai

dengan 2014 terdapat pada tabel 14.

Tabel 14. Rekapitulasi Data Produktivitas Afdeling TB PT. Perkebunan


Sumatera Utara
Tahun pengamatan Umur (Thn) Komponen Kg Total Kg/Ha
2012 10 Taksasi 3.675.773 25.795
(%) (100) (100)
Realisasi 3.489.544 24.488
(%) (94,93) (94,93)
2013 11 Taksasi 3.560.150 24.984
(%) (100) (100)
Realisasi 3.386.451 23.765
(%) (95,12) (95,12)
2014 12 Taksasi 3.528.747 24.763
(%) (100) (100)
Realisasi 2.952.714 20.721
(%) (83,68) (83,68)
Total Taksasi 10.764.670 75.542
(%) (100) (100)
Realisasi 9.828.709 68.974
(%) (91,31) (91,31)
Rata-Rata Taksasi 3.588.223 25.181
(%) (100) (100)
Realisasi 3.276.236 22.991
(%) (91,31) (91,31)
Keterangan : Angka taksasi sebagai standard dengan indeks 100%

29
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa realisasi produksi TBS Kg/Ha dari

tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah 68.974 Kg dengan indeks 91,31% dan

taksasi yaitu 75.452 Kg dengan indeks 100% yang berarti 8,69% lebih rendah

dibandingkan dari taksasi. Realisasi produksi Kg/Ha yang terjadi pada tahun

2012 sampai dengan 2014 tidak mencapai taksasi.

Berikut hasil pengamatan Produksi Kg/Ha tersaji juga pada gambar 5.

30.000

25.000

20.000
Kg/Ha

Taksasi
15.000
Realisasi
10.000

5.000

0
2012 2013 2014

Gambar 5. Grafik Produksi Kg/Ha Afdeling TB PT. Perkebunan Sumatera


Utara.

2. Perbandingan Standart PPKS dengan Produksi di Afdeling TB PT.

Perkebunan Sumatera Utara

Hasil pengamatan tentang produksi akan dibandingkan dengan standart

PPKS sebagaimana disajikan pada tabel 15.

Tabel 15. Perbandingan Standart PPKS dengan Produksi TBS di


Afdeling TB PT. Perkebunan Sumatera Utara
Luas Jumlah Jumlah TBS Kg/Ha
Produksi Blok Total
(Ha) Pohon Pkk/Ha 2012 2013 2014
26.000 26.000 26.000 78.000
PPKS
100% 100% 100% 100%
19
20
24.488 23.765 20.721 68.974
Kebun 25 142,50 17.811 124
(94,18%) (91,40%) (79,70%) (88,43%)
26
27
(+/-) (-)5,82% (-)8,6% (-)20,3% (-)11,57%
Keterangan : Standard PPKS dengan indeks 100%

30
Dari tabel diatas diketahui bahwa indeks produksi TBS Kg/Ha pada tahun

2012 sampai dengan 2014 masing-masing adalah 1.512 (5,82%), 2.235 (8,60%),

5.279 (20,30%). Secara total produksi TBS Kg/Ha pada tahun 2012 sampai

dengan 2014 yaitu 68.974 dengan indeks 88,43% dan standart PPKS yaitu 78.000

dengan indeks 100% yang berarti 11,57% lebih rendah dibandingkan dengan

standart PPKS.

Berikut hasil pengamatan perbandingan Produksi Kg TBS dengan standart

PPKS tersaji juga pada gambar 6.

30000
25000
TBS Kg/Ha

20000
PPKS
15000
PT.PSU
10000
5000
0
2012 2013 2014

Gambar 6. Perbandingan Standart PPKS dengan Produksi di Afdeling TB


PT. Perkebunan Sumatera Utara

Berikut disajikan gambar kesenjangan produksi.

TBS Kg/Ha

25 20,3
20
15
8,6 TBS Kg/Ha
10 5,82
5
0
2012 2013 2014

Gambar 7. Grafik Kesenjangan (%)

31
3. Jumlah Tandan

Hasil pengamatan tentang rata-rata jumlah tandan (pohon/tahun) akan

dibandingkan dengan standart PPKS sebagaimana disajikan pada tabel 16

Tabel 16. Perbandingan standart PPKS Dengan Realisasi Jumlah Tandan


(pohon/tahun) di Afdeling TB PT.Perkebunan Sumatera Utara.
Tahun Jmlah Tandan (Pohon/tahun)
Umur
Pengamatan PPKS Kebun
2012 10 12 12,09
(100%) (100,75%)
2013 11 12 11,85
(100%) (98,75%)
2014 12 11 9,67
(100%) (87,91%)
Total 35 33,61
(100%) (96,03%)
Rata-rata 11,67 11,20
(100%) (96,03%)
Keterangan : Standart PPKS dengan indeks 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan rata-rata jumlah tandan antara

data kebun dengan standart PPKS. Pencapaian jumlah tandan (pohon/tahun)

tertinggi terdapat di tahun 2012 yaitu 12,09 dengan indeks 100,75% dan

pencapain rata-rata tandan terendah terdapat di tahun 2014 yaitu 9,67 dengan

indeks 87,91%. Dapat disimpulkan realisasi rata-rata jumlah tandan di kebun

tidak mencapai standart PPKS.

32
Berikut hasil pengamatan perbandingan rata-rata jumlah tandan kebun

dengan standart PPKS tersaji juga pada gambar 8.

14

12
Jumlah Tandan/Phn

10

8 PPKS
6 Kebun

0
2012 2013 2014

Gambar 8. Perbandingan Standart PPKS dengan jumlah Tandan di Afdeling


TB PT. Perkebunan Sumatera Utara

4. Rata-rata Berat Tandan

Hasil pengamatan tentang rata-rata berat tandan akan dibandingkan

dengan standart PPKS sebagaimana disajikan pada tabel 17

Tabel 17. Perbandingan standart PPKS Dengan Realisasi Rata-Rata


Berat Tandan Di Afdeling TB PT.Perkebunan Sumatera Utara
RBT
Tahun Pengamatan Umur
PPKS Kebun
2012 10 16,0 16,11
(100%) (100,69%)
2013 11 17,0 15,90
(100%) (93,53%)
2014 12 18,50 17,13
(100%) (92,59%)
Total 51,5 49,14
(100%) (95,42%)
Rata-Rata 17,17 16,38
(100%) (95,42%)
Keterangan : Standart PPKS dengan indeks 100%

33
Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan rata-rata berat tandan antara

data kebun dengan standart PPKS. Rata-rata berat tandan dari tahun 2012 sampai

dengan 2014 yaitu 16,38 dengan indeks 95,42% dan standart PPKS yaitu 17,17

dengan indeks 100% yang berarti 4,58% lebih rendah di bandingkan dengan

standart PPKS.

Berikut hasil pengamatan perbandingan rata-rata berat tandan kebun

dengan standart PPKS tersaji juga pada gambar 9.

18,5

18,0

17,5

17,0
RBT

PPKS
16,5
Kebun
16,0

15,5

15,0

14,5
2012 2013 2014

Gambar 9. Perbandingan Standart PPKS Dengan Rata-Rata Berat Tandan di


Afdeling TB PT. Perkebunan Sumatera Utara

34
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan:

1. Pencapaian rata- rata jumlah tandan (pohon/tahun) di Divisi TB

PT. Perkebunan sumatera utara dari tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu

11,20 (96,03%) dari standart PPKS yaitu 11,67 dengan indeks (100%).

2. Pencapaian rata-rata berat tandan di Divisi TB PT. Perkebunan sumatera

utara dari tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu 16,38 Kg (95,42%) dari

standart PPKS yaitu 17,17 Kg dengan indeks (100%).

3. Pencapaian Realisasi produksi TBS di Divisi TB PT. Perkebunan

Sumatera Utara yaitu tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu 68.974

(88,43%) dari standart PPKS yaitu 78.000 dengan indeks (100%).

4. Kesenjangan produksi TBS di Divisi TB PT. Perkebunan Sumatera Utara

dengan standart PPKS pada tahun 2012 yaitu -5,82%, tahun 2013 yaitu

-8,6% dan tahun 2014 yaitu -20,3%.

B. Saran

Mengingat produksi adalah jantung perusahaan maka faktor-faktor

pendukung seperti pemupukan, harus diperhatikan secara spesifik efektifitasnya

terhadap produksi pada tanaman kelapa sawit, supaya produksi bisa tercapai

secara optimal.

35
36
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-pertumbuhan-areal-


kelapa-sawit-meningkat.html diakses pada 1 April 2015.

Batubara, N.I. 2013. Kajian Biaya Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa


Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Divisi Sei Merah Kebun Sei Merah
Estate PT.PP.London Sumatera Indonesia Tbk. Medan. Tugas Akhir
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP).

Lubis A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat


Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Lubis E, Widarnoko A. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka.


Medan.

Pardamean, M. 2011. Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Ssawit. Medan.

Prasetyo, B. 2009. Pemupukan. www.potretpertanian.blogspot.com. Diakses


(diunduh) pada 6 Mei 2015

Risza, S. 1995. Upaya Peningkatan Produktivitas kelapa Sawit. Medan.

Risza, S. 2008. Seri Budi Daya Kelapa Sawit Karangan. Bekasi.

Sunarko. 2012. Membangun Kebun Mini Kelapa Sawit di Lahan 2 Hektare


AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Sutedjo, M, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Tarigan, S. P. 2013. Kajian Efektivitas Pupuk Terhadap Produktivitas Tanaman


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Bangun Bandar Afdeling
II. PT. Socfin Indonesia.

37

Anda mungkin juga menyukai