KOLOKIUM
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Agribisnis
di Fakultas Pertanian, Universitas Padjadajaran
Oleh:
AZKA MUHAMMAD SYAUKAH ALFASYA
150610130148
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
LEMBAR PENGESAHAN
i
RIWAYAT HIDUP
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Bismilahirahmanirahim
Asalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh
Puji syukur atas segala rahmat dan berkah kepada Allah SWT yang
menciptakan Alam Semesta Raya atas segala mahluk yang hidup didalamnya,
sehingga dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal usulan
penelitian yang berjudul “ Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu”
Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran sehingga
mendapat gelar sarjana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kepada Ibu Sara Ratna Qanti, SP., M.Sc. Sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan saran, masukan dan bimbingan sejak awal
pelaksanaan penelitian hingga penyusunan usulan penelitian ini.
2. Kepada Ibu Dr. Dini Rochdiani, Ir, MS. Sebagai dosen wali dan juga
dosen penelaah satu, atas bimbingan selama perkuliahan hingga
penyusunan usulan penelitian ini serta meluangkan waktu untuk
memberikan masukan dalam menyempurnakan usulan penelitian ini.
3. Kepada Ibu Endah Djuwendah, Ir., Msi Sebagai dosen penelaah kedua
saya atas bimbingannya selama perkuliahan serta meluangkan waktu
untuk memberikan saran dalam menyempurnakan usulan penelitian ini.
4. Kepada Bapak Tatang Suparman dan Ibu Sopia Respiawati sebagai
orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril dan materi,
yang selalu memberikan doa untuk kelancaran Pendidikan.
5. Kepada Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
selama kegiatan perkuliahan dan pada saat penulisan usulan penelitian.
6. Kepada Seluruh Pengurus Perusahaan Berkah Buah, Desa Pasir
Muncang, Majalengka terutama Bapak Yunus Maulana yang telah
v
memberikan izin, bimbingan dan dukungan untuk melaksanakan
penelitian.
7. Kepada Teman-teman Agribisnis 2013 C yang telah memberikan
semangat, dukungan dan pengalaman selama awal perkuliahan sampai
selesainya Program Studi.
8. Kepada Sahabat satu grup Line Abby Abah, Aziz AA, Fadel Ateng,
Aceng Fiqri, Hari Bapa, Dayat Panjang, Ersad Ecad, Fadil Begang,
Ganen, Indra, Julhamid cul, Kedang, Kemal Lele, Indra Mipa, Novaldi,
Rian Yonda, Rafli, Raka Kucik, Rasyad ocid, Togu, Tyo nanang, yang
terus memberi dukungan.
9. Kepada Rekan-rekan Organisasi Himpro Agri yang telah mewadahi
minat dan bakat, sehingga dapat mengembangkan softskill saya.
10. Kepada Rekan-rekan satu angkatan Agribisnis 2013, Kaka Agribisnis
2009-2012, dan Adik Agribisnis 2014 & 2015 & 2016 & 2017 terima
kasih atas kerjasama dan semangatnya serta pihak-pihak lainnya yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis pun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Usulan Penelitian ini, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan rahmat-Nya
kepada kita semua.
Wasalamualakum warahmatulahi wabarakatuh.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KOLOKIUM ......................................................................................................... ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 9
vii
3.2 Desain dan Teknik Penelitian ................................................................. 32
BAB IV ................................................................................................................. 36
BAB V................................................................................................................... 63
LAMPIRAN ......................................................................................................... 67
viii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
6 Jadwal Penelitian 35
ix
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2 Kerangka Pemikiran 31
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
komoditas mangga di beberapa daerah di wilayah Kabupaten Majalengka, telah
banyak dilakukan baik secara individu maupun dalam kaitan dengan program
pengembangan komoditas unggulan daerah melalui suatu sistem agribisnis
(Anugrah, 2009).
Nusa Tenggara…
Sulawesi Selatan
7%
Jawa Timur
38%
Jawa Barat
13%
Provinsi Lainya Nusa Tenggara Barat Sulawesi Selatan
Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah
Pada tahun 2014 Produksi buah sebesar 2.431.330 ton atau sekitar
12,28% dari total produksi buah nasional. Sentra produksi mangga di Indonesia
adalah Pulau Jawa dengan total produksi sebesar 1.813.281 ton atau sekitar
74,58% dari total produksi mangga nasional. Provinsi penghasil mangga terbesar
adalah Jawa Timur dengan produksi sebesar 922.727 ton atau sekitar 37,95% dari
total produksi mangga nasional, diikuti oleh Jawa Tengah 459.669 ton dan Jawa
Barat menghasilkan 321.482 ton. Sedangkan provinsi penghasil mangga terbesar
di luar Jawa adalah Sulawesi Selatan dengan produksi sebesar 161.829 ton atau
sekitar 6,66% dari total produksi mangga nasional, diikuti oleh Nusa Tenggara
2
Barat. Persentase produksi mangga pada beberapa sentra produksi di Indonesia
tahun 2014 secara rinci disajikan dalam Gambar 1. Pada tahun 2014 sentra
produksi mangga nasional terletak di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Provinsi Jawa Barat menempati urutan ketiga sebagai sentra produksi mangga
nasional dengan kontribusi sebesar 13%. Wilayah sentra produksi mangga di Jawa
Barat terletak di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, dan Kabupaten Subang. Pada tahun 2014 produksi mangga di Provinsi
Jawa Barat mencapai 321 482 ton.
KABUPATEN/ Tahun
No
KOTA 2010 2011 2012 2013 2014
1 BOGOR 16,514 136,558 39,380 29,405 22,863
2 SUKABUMI 26,593 77,695 62,054 73,571 123,735
3 CIANJUR 15,181 125,576 81,126 94,258 121,065
4 BANDUNG 7,912 26,971 33,507 42,848 51,523
5 GARUT 137,792 197,638 175,281 112,840 75,658
6 TASIKMALAYA 8,255 46,581 45,539 25,155 28,701
7 CIAMIS 12,873 28,984 50,475 38,747 37,833
8 KUNINGAN 55,281 448,682 393,765 324,062 233,286
9 CIREBON 130,776 559,818 620,533 309,481 516,607
10 MAJALENGKA 164,310 432,807 485,213 102,427 571,725
11 SUMEDANG 175,344 211,698 290,084 236,069 206,326
12 INDRAMAYU 358,269 630,577 685,059 847,878 724,359
13 SUBANG 82,758 267,920 159,705 801,066 172,113
14 PURWAKARTA 21,177 16,420 23,425 17,737 35,697
15 KARAWANG 69,308 194,511 138,066 123,699 188,261
16 BEKASI 38,832 68,457 31,028 39,819 26,677
17 BANDUNG BARAT 12,005 24,927 64,073 9,691 27,373
18 PANGANDARAN 16,669
19 KOTA BOGOR 1,367 1,991 832 5,246 4,260
20 KOTA SUKABUMI 1,654 1,550 1,252 949 677
21 KOTA BANDUNG 2,552 29,157 9,876 997 1,593
22 KOTA CIREBON 7,399 4,369 17,341 3,932 3,509
23 KOTA BEKASI 6,916 8,833 7,584 8,539 9,129
24 KOTA DEPOK 7,431 5,363 8,502 6,213 2,745
26 KOTA TASIK 416 1,684 5,129 4,445 3,066
27 KOTA BANJAR 902 9,417 11,012 10,727 8,708
3
Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sentra komoditi mangga
Gedong Gincu di Jawa Barat. Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Majalengka
memiliki luas tanam pada tahun 2011 seluas 3.210,42 ha dan produktivitas
sebesar 8 ton/ha. Data tersebut menunjukkan bahwa sentra kawasan mangga
gedong gincu di Kabupaten Majalengka cukup luas, serta produktivitas per hektar
cukup tinggi, hal tersebut mengindikasikan bahwa Kabupaten Majalengka sangat
berpotensi untuk dikembangkan usaha agribisnis mangga Gedong Gincu. (Dinas
Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, 2014).
Produksi (Ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 10.775,5 1.375,5 11.066,4 15.488,2 11.488,9 10.038,9
2 Cigasong 1.370,0 424,2 2.823,9 21,9 3,5 928,7
3 Maja 399,5 592,5 487,2 9,4 5,7 298,9
4 Kadipaten 127,0 161,8 1.145,2 335,2 521,6 458,2
5 Panyingkiran 11.885,1 1.978,4 19.182,0 24.641,2 14.288,0 14.394,9
6 Jatiwangi 159,2 284,8 1.065,6 594,2 443,7 509,5
7 Dawuan 851,6 60,5 832,8 525,4 412,8 536,6
8 Kasokandel 1.324,2 261,6 985,4 674,9 378,2 724,9
9 Ligung 2.287,0 471,2 1.950,6 1.886,6 585,4 1.436,2
10 Jatitujuh 3.656,2 1.477,3 2.782,0 2.977,2 736,2 2.325,8
11 Rajagaluh 530,7 194,8 474,9 830,2 206,0 447,3
12 Sindangwangi 250,0 360,0 285,0 557,3 255,8 341,6
13 Leuwimunding 250,5 91,7 150,9 493,9 135,9 224,6
14 Sukahaji 1.033,9 574,2 867,1 1.266,2 628,9 874,1
15 Sindang 959,3 180,3 483,5 820,5 622,3 613,2
4
Tabel 2. Angka Produksi Mangga di Kabupaten Majalengka Tahun 2012 - 2016 (Lanjutan)
Produksi (Ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata - rata
16 Talaga 280,1 106,4 101,4 60,1 22,4 114,1
17 Banjaran 59,6 45,0 124,8 33,2 22,9 57,1
18 Cikijing 64,8 12,9 117,3 518,4 593,2 261,3
19 Cingambul 8,4 6,9 157,2 492,0 535,2 239,9
20 Bantarujeg 2.371,0 1.383,5 1.616,3 229,9 159,3 1.152,0
21 Malausma 3.131,6 1.237,4 1.477,4 1.266,3 1.041,5 1.630,8
22 Argapura 468,8 388,7 191,2 803,0 57,9 381,9
23 Kertajati 2.968,3 961,5 1.337,7 1.631,4 1.422,5 1.664,3
24 Sumberjaya 94,4 158,2 201,8 332,2 162,9 189,9
25 Palasah 2.350,9 357,4 757,6 1.753,6 326,8 1.109,3
26 Lemahsugih 562,7 489,4 843,7 6.152,5 2.471,8 2.104,0
Jumlah 48.220,3 13.636,1 51.508,9 64.394,9 37.529,3 43.057,9
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Majalengka, 2017
5
Tabel 3. Angka Produksi Mangga Daerah Kecamatan Panyingkiran Tahun
2017
Desa Pasir Muncang ini memiliki seorang petani sukses yang merupakan
salah satu pengepul besar bernama Pak Yunus Maulana. Perusahaan beliau dapat
menghasilkan produksi mangga gedong gincu dengan rata – rata 3 ton mangga /
hari sepanjang tahun. Pada saat puncak panen, perusahaan beliau dapat
menghasilkan produksi mangga gedong gincu dengan rata – rata 5 ton mangga /
hari. Dia memiliki perusahaan yang dia sebut bernama Berkah Buah yang
memproduksi utamanya adalah Gedong Gincu. Pak Yunus memiliki 300 pohon
dengan memiliki lahan sendiri 2 hektar dan 0,5 hektar lahan yang dia kontrak dari
petani mangga lain.
6
Menurut Pak Momo Suherman Kepala Desa Pasir Muncang
menyebutkan bahwa, perusahaan Berkah Buah yang dimiliki oleh Pak Yunus
Maulana terbilang sukses dalam berwirausaha dan dapat dijadikan sebagai
cerminan masyarakat yang bisa diteladani dalam usaha Mangga Gedong Gincu.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Bagaimana Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu di
Perusahaan Berkah Buah”. Sehingga, peneliti dapat mendeskripsikan apa saja
kegiatan yang dilakukan oleh petani besar perusahaan Berkah Buah ini dalam
mengelola usaha Mangga Gedong Gincu dan membuat perusahaan Berkah Buah
ini menjadi contoh masyarakat di daerah Desa Pasir Muncang dalam
berwirausaha.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
Bagaimana keragaan agribisnis Mangga Gedong Gincu yang selama ini sudah
dilakukan oleh perusahaan Berkah Buah di Desa Pasirmuncang, kec.
Panyingkiran, Kab. Majalengka ?
7
a. Bagi Peneliti, sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan tentang usahatani
mangga gedong gincu.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan kajian dan saran dari peneliti untuk
menentukan keragaan usahatani Mangga Gedong Gincu.
c. Bagi Pembaca, sebagai bahan informasi dalam menambah wawasan tentang
mangga gedong gincu, diharapkan dengan tulisan ini dapat memberikan inspirasi
untuk berusahatani Mangga Gedong Gincu.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Mangga
Mangga (Magifera Indica L.) merupakan buah daerah tropis dan subtropis
yang terkenal dengan aroma eksotis dan biasanya disebut sebagai raja buah
(Sivakumar, 2010). Mangga juga dikenal sebagai The Best Loved Tropical Fruit
yaitu buah khas daerah tropis yang mahal harganya dan banyak peminatnya di
pasaran luar negeri selain manggis dan pisang (Deptan RI, 2007).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica L. cv Gedong Gincu
Mangga gedong gincu dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut (dpl), memiliki curah
hujan 750 – 2.250 mm per tahun, suhu harian 24 – 28 °C, kelembaban 50 – 60%,
jenis tanah gembur yang mengandung pasir dan kedalaman air 50 – 150 cm.
9
Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di
daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta
gugur bunga/buah jika bunga muncul saat hujan. Suhu harian yang ideal untuk
pembuahan antara 24 – 40°C (Rukmana, 2007).
Mangga gedong gincu sangat tepat ditanam pada dataran rendah dengan
ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan
sekitar 1.000mm/ tahun dengan bulan kering mencapai 3 – 6 bulan. Kebutuhan
sinar matahari sangatlah krusial untuk hasil yang maksimal. Untuk ph tanah,
sebaiknya berkisar 5,5 – 6,5 dan memiliki struktur tanah berpasir dengan suhu
optimum di antara 24 – 27°C.
1. Penanaman
Mangga gedong gincu, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah
menyiapkan lahan untuk menanam. Tanah yang cocok untuk budidaya mangga
gedong gincu haruslah tanah yang subur. Pembersihan lahan juga penting karena
gulma dan lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman harus benar-
benar dihilangkan. Jarak antartanaman bisa saja bervariasi dan biasanya
menggunakan ukuran 5 × 5 meter.
Untuk cara tanam, lakukan penggalian lubang tanam sedalam 30 cm dan
tanahnya bisa dibiarkan di sisi kanan. Pada budidaya mangga gedong gincu tanah
yang tadinya diletakkan di sisi kanan lubang bisa dicampur dengan pupuk
kandang dengan rasio 1 : 1 setelah 1 bulan penggalian. Lalu, masukkan campuran
tanah dan pupuk kandang tadi dalam lubang galian dan masukkan benih yang
Anda beli ke dalam titik lubang.
2. Pemeliharaan
10
tanaman. Pada Mei – Juni ketika tanaman sudah berusia 4 – 5 tahun, tidak perlu
diberi air agar tanaman menjadi terangsang untuk berbunga. Apabila bunga sudah
muncul, pohon bisa segera disiram agar buah yang dihasilkan nanti menjadi
optimal. Perhatikan masalah gulma dan hal lain yang mengganggu pertumbuhan
tanaman seperti rumput dan ilalang serta tanaman parasit. Pembersihan itu penting
dan bisa dilakukan dengan cara menyiangi ataupun memberikan semprotan
pestisida.
3. Pemupukan
Untuk masalah pemupukan, tentu Anda bisa mengikuti berbagai tips
dalam memberikan pupuk pada tanaman buah mangga. Pupuk yang dibutuhkan
adalah pupuk kandang, kompos, NPK, Urea, KCI, dan Super Nasa. Biasanya
pupuk diberikan dengan cara memasukkannya pada lubang dekat tanaman dengan
dosis 30 – 40 kg / pohon setiap 2 tahun sekali yang diberikan tiap awal musim
hujan dan juga setiap pertengahan tahun.
4. Pemangkasan
5. Panen
Buah mangga gedong gincu sudah siap panen ketika buah telah terlihat
berwarna hijau dan beberapa bagian kulit berwarna kemerahan. Pada panen
pertama, mangga ini biasanya hanya menghasilkan 10 – 15 buah per pohon.
Barulah pada panen kedua buah akan tumbuh dengan lebat.
11
2.1.1.4 Kandungan Buah Mangga
12
Agribusiness is the sum total of all operation in manufacture and
distribution of farm, production operation on the farm, and the storage
processing and distribution of farm commodities and items made from
them(Davis and Golberg,1957 dalam Maulidah, 2012).
Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), Agribisnis adalah setiap usaha yang
berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan
pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara
pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek
budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran.
13
1. Subsistem Agribisnis Hulu
4. Subsistem Pemasaran
5. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen
yang meliputi : Sarana Tataniaga, Perbankan/perkreditan, Penyuluhan Agribisnis,
14
Kelompok tani, Infrastruktur agribisnis, Koperasi Agribisnis, BUMN, Swasta,
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, Transportasi, Kebijakan
Pemerintah.
15
Lebih lanjut mosher menjelaskan dalam pengadaan sarana dan alat
produksi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Efisiensi Teknis
Efisiensi Alokatif/Harga
Efisiensi Ekonomi
16
kegiatan proses pengupasan, pembersihan, pengekstrakan, pengalengan,
pembekuan, dehidrasi, serta peningkatan mutu dan pengemasan.
17
dalam soekartawi (2001) bahwa perubahan konsumen menentukan jumlah barang
yang diminta. Selanjutnya agar tidak terjadi harga yang melonjak tinggi, maka
produksi harus ditingkatkan. Hal ini menuntut produsen untuk meningkatkan
produksinya.
Kelompok tani merupakan salah satu dari bagian jasa penunjang, dalam
hal ini agar jasa penunjang berjalan sesuai sebagai mana mestinya, kelompok
harus berjalan sebagai mana fungsinya. Menurut Departemen Pertanian kelompok
tani memiliki fungsi sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.
Kelompok tani sebagai kelas belajar, merupakan wadah belajar-mengajar bagi
18
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani. Kelompok tani
sebagai wahana kerjasama merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama
diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan
pihak lain. Sedangkan kelompok tani sebagai unit produksi maka usahatani yang
dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani secara keseluruhan
harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun
kuantitas.
19
2.1.3.2 Faktor – Faktor Produksi dalam Usahatani
1. Alam
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani
yang sangat tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya
penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan
kualitas produk. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga
kerja luar keluarga. Beberapa hal yang membedakan antara tenaga kerja keluarga
dan tenaga luar, antara lain: komposisi menurut umur, jenis kelamin, kualitas dan
kegiatan kerja (prestasi kerja). Kegiatan kerja tenaga luar sangat dipengaruhi
sistem upah, lamanya waktu kerja, kehidupan sehari-hari, kecakapan dan umur
tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung
setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan, kemudian
dijumlahkan untuk seluruh usahatani.
20
3. Modal
1. Biaya Usahatani
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu
masa produksi, misalnya : pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat bangunan
pertanian.
21
c. Biaya Tunai
Biaya tunai dari biaya meliputi pajak air, kredit ataupun pajak tanah.
Biaya tenaga kerja diluar keluarga dan pemakaian sarana produksi termasuk
dalam biaya tunai dari biaya variabel.
d. Biaya Tidak Tunai
Biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan untuk membayar
tenaga kerja dalam keluarga, seperti biaya panen, serta biaya pengolahan tanah
yang dilakukan oleh keluarga petani.
2. Penerimaan Usahatani
22
jasa petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat
pemakaian barang modal yang dimilikinya.
Rumus : TR = Py . Y
3. Pendapatan Usahatani
23
Rumus: π = TR – TC
Analisis R/C rasio ini digunakan untuk melihat keuntungan relatif dari
suatu cabang usaha dengan cabang usaha yang lainnya berdasarkan finansial.
24
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 5. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian yang Dilakukan
Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
1. Cecep Permadi 1991 Keragaan 1. Bagaimana pengadaan dan - R/C rasio 1. Subsistem – subsistem
Subsitem – penyaluran sarana produksi dalam agribisnis nanas di
Subsistem dalam yang digunakan dalam kecamatan jalan cagak
Agribisnis nenas usahatani nanas. mempunyai potensi untuk
( Ananas comusus 2. Bagaimana petani ber dikembangkan. Oleh karena
(L) Merrr ) di usahatani nanas dan analisis R/ itu kendala – kendala yang
kecamatan jalan C rasio usahatani nanas . terdapat pada setiap
cagak , kabupaten 3. Bagaimana saluran dan fungsi subsistem tersebut harus
pemasaran buah nanas segar
DT. II Subang ditanggulangi.
dari tingkat petani sampai ke
tingkat konsumen berdasarkan
pendekatan kelembagaan,
menghitung marjin yang
diperoleh tiap lembaga yang
terlibat serta menghitung
bagian yang diterima petani
nanas.
25
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
2. Chunliadi 2000 Sistem Informasi 1. Bagaimana karakteristik - Net Present 1. Mangga (Mangiefera
Sutanto Buah Mangga , tanaman mangga, pisang dan Value (NPV) Indica L.) merupakan
Pisang, dan durian. tanaman daerah tropis yang
Durian untuk 2. Bagaimana aspek – aspek - Net Benefit dikenal dengan sebutan The
pengembangan agribisnis buah mangga, Cost Ratio Best Loved Tropical Fruit.
Agribisnis (Pulau pisang dan durian. (Net B/C) Tanaman mangga dapat
Jawa) 3. Bagaimana peta digital dan tumbuh dan berproduksi di
grafis untuk menentukan daerah tropik. Di Indonesia,
lokasi tanam yang sesuai mangga tumbuh baik di
untuk mangga, pisang dan dataran rendah sampai
durian dengan menggunakan ketinggian 800 m dpl,
sistem informasi Geografi. namun paling optimal pada
4. Membuat suatu sistem ketinggian 300 m dpl dengan
informasi buah mangga, iklim kering (tipe D).
pisang dan durian untuk
pengembangan agribisnis
yang bersifat user friendly,
yaitu sederhana serta mudah
dijalankan dan dimengerti
oleh pengguna.
26
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
3 Achmad Choiri 2008 Keragaan 1. Bagaimana keragaan/potret 1.Mendeskripsikan 1. Bibit berasal dari
dan Aryo Fajar Agribisnis dan kopi rakyat yang diwakili penggunaan input, bantuan pemerintah,
Sunartomo Prospek karakteristik petani, tenaga kerja, hasil sendiri,
Pemasaran Kopi penggunaan input produksi, modal, budidaya, petani/kelompok lain dan
Rakyat penggunaan tenaga kerja, dan pemasaran. pasar. Pupuk : organik
penggunaan modal, budidaya, dan anorganik
dan pemasaran. 2. Tenaga kerja tetap yang
berasal dari keluarga dan
2. Bagaimana prospek penduduk sekitar
penjualan komoditas kopi 3. Modal sendiri dan
rakyat (deskriptif dan least pinjaman dari keluarga
square method). dan tetangga
4. Mayoritas pembeli
adalah pengempul dan
pedagang besar dengan
sistem penjualan
borongan penentu harga
jual.
27
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
4 Mirra 2006 Analisis 1. Mendeskripsikan aspek - B/C rasio 1. Proses pemasaran mangga
Rachmiyanti pemasaran ekonomid dari budidaya Gedong Gincu dari petani
mangga gedong mangga Gedong Gincu tingkat sampai konsumen akhir
gincu ( produksi dan pendapatan melibatkan beberapa
Mangifera indica usahataninya. pelaku pemasaran yaitu
sp.) di kecamatan pedagang, pengumpul,
Panyingkiran, 2. Bagaimana menganalisis pedagang besar, kelompok
kecamatan saluran pemasaran, perilaku dan tani, pedagang grosir,
Majalengka, Jawa struktur pasar serta supplier, eksportir dan
permasalahan yang ada setiap pedagang pegecer.
Barat.
pelaku pemasaran mangga
Gedong Gincu.
3. Menganalisis efisiensi
pemasaran mangga Gedong
Gincu dengan indikator marjin
pemasaran, pangsa marjin,
perbandingan keuntungan
terhadap biaya (B/C ratio) dan
bagian harga yang diterima
petani, serta intergrasi pasar.
28
Tabel 5. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Identifikasi Hasil
No Nama Tahun Judul Alat Analisis
Masalah
5 Suhaeni, Karno, 2015 Value Chain 1. Bagamaimana menganalisis - Rantai nilai 1. Rantai nilai dari petani
Wulan Sumekar Agribisnis rantai nilai (value chain) dianalisis maupun pedagang
Mangga Gedong 2. Bagaimana menganalisis dengan R/C menunjukan bahwa usaha
Gincu efisiensi pemasaran rasio yang mereka lakukan
(Mangifera agribisnis mangga Gedong - Efisiensi menguntungkan dan layak
Indica l) di Gincu di Kabupaten pemasaran diusahakan karena nilai
Majalengka Majalengka. dianalisis R/C rasio masing –
dengan masing pelaku > 1.
2. Pemerintah dan dinas
menghitung
terkait daerah setempat
margin
perlu memfalitasi
pemasaran,
mengenai kemudahan
marjin
untuk akses informasi dan
keuntungan,
penyediaan modal yang
farmer’s share, bisa diperoleh oleh para
dan efisiensi petani dan para pelaku
pemasaran. agribisnis mangga gedong
gincu.
29
2.3 Kerangka Pemikiran
30
Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu di Perusahaan Berkah
Buah, kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka
×
Keragaan agribisnis Mangga
Gedong Gincu yang terdapat di
Perusahaan Berkah Buah yang
menjadi faktor keberhasilan usaha.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
32
3.3 Sumber Data / Cara Menentukannya
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung
dengan responden, dari pihak petani Magga Gedong Gincu maupun pihak-pihak
lain yang berkaitan dengan usahatani Mangga Gedong Gincu. Untuk responden
petani, wawancara dilakukan dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Key informan yang diwawancara adalah :
a. Pemilik perusahaan
b. Tenaga Kerja perusahaan yang bertanggung jawab di bidang produksi
/ pemeliharaan.
2. Data Sekunder
Dalam penelitian data yang dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya adalah:
1. Observasi
33
2. Wawancara
3. Studi Pustaka
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses mereduksi data atau merangkum, memilih data
hasil dari lapangan yang pokok, mengelompokan hasil lapangan sehingga
mempermudah pengoreksian data, serta memfokuskan pada hal-hal penting yang
sesuai dengan identifikasi masalah yang ada.
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis yang terakhir adalah pengambilan kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir dari analisis terhadap
masalah yang di teliti.
34
3.6 Jadwal Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap
yang dapat dilihat pada Tabel 7.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB 4
36
yang terletak disebelah barat dari kota Majalengka. Jarak dari kota Majalengka
sejauh 6 km. Luas wilayah kerja Desa Pasirmuncang adalah 363, 039 Ha atau
3,63039 km2 yang terdiri dari 293,634 Ha lahan darat dan 61 Ha lahan sawah.
Secara umum penduduk Desa Pasirmuncang bermata pencaharian sebagai petani,
buruh tani, karyawan perusahaan, dan wirausahaan.
2 PNS/TNI/Polri 39 2,56
3 Pensiunan 12 0,79
5 Tukang 25 1,65
Sumberdaya alam yang memadai, tanah yang luas dan iklim yang tepat,
menjadi sasaran para penduduk Desa Pasirmuncang untuk bermata pencaharian
sebagai petani. Pertanian yang baik menimbulkan sejumlah mata pencaharian
petani sebagai mata pencaharian utama yang banyak diminati oleh masyarakat
Desa Pasirmuncang. Tercatat sekitar 52,56% penduduk bermata pencaharian
sebagai petani, setengahnya adalah PNS, Pedagang, Tukang, dan Buruh. Tabel 8.
menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagai petani lebih besar daripada yang
lainya, hal ini disimpulkan bahwa di Desa Pasirmuncang yang paling berpengaruh
adalah sektor pertanian.
37
4.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Berkah Buah
Pada tahun 2008 Pak Yunus memulai untuk belajar budidaya Mangga
Gedong Gincu dengan membeli 10 pohon Mangga Gedong Gincu yang berada di
sekitar rumahnya dengan luas ± 100 m², dengan menghasilkan produksi sekitar
700 kg / musim. Pada tahun 2009 Pak Yunus memperbanyak pohon agar
menghasilkan produksi yang lebih banyak. Pak Yunus memiliki pohon Mangga
Gedong Gincu dari 10 pohon menjadi 20 pohon dan menghasilkan sekitar 1500 kg
/ musim dalam memproduksi Mangga Gedong Gincu. Selain itu, Pak Yunus juga
menyewa pohon Mangga Gedong Gincu milik petani mangga lain, kegiatan ini
dimulai sekitar tahun 2010. Karena hasil yang menguntungkan dan pendapatan
semakin bertambah, seiring berjalanya waktu dengan penambahan uang dari hasil
penjualanya ia membeli dan sewa pohon lagi ke petani lain dengan
memperbanyak pohon Mangga Gedong Gincu yang mempunyai total sekitar 300
pohon sampai dengan tahun 2018. Selain membeli pohon yang sudah produktif,
Pak Yunus juga menanam dari bibit mangga, meskipun hanya sekitar ± 10 % dari
setiap pohon yang dimiliki produksi. Karena mendapatkan keuntungan dari
musim sebelumnya, Pak Yunus memperhitungkan untuk fokus dan
memprioritaskan untuk budidaya Mangga Gedong Gincu.
38
Hasil panen Mangga Gedong Gincu yang diproduksi, dikelompokan
kedalam 3 macam grade, diantaranya grade A, B dan C. Harga Grade A dijual
dengan harga Rp. 30.000, grade B dijual dengan harga Rp. 15.000 dan grade C
dijual dengan harga Rp. 3000. Grade A dipasarkan pada pasar ritel modern,
diantaranya Hero, Yogya, dan Carrefour. Sortir Grade B dipasarkan pada pasar -
pasar tradisional, jongko - jongko, pedagang pengeteng dan juga pedagang kaki
lima. Grade C dipasarkan ke pasar tradisional, dan biasanya diolah menjadi
makanan rujak. Hasil produksi dari 90 ton/ bulan yang termasuk ke Grade A
sekitar 40%, Grade B sekitar 50 % dan Grade C hanya menghasilkan sekitar 10
%. Dalam perbedaan buah Mangga Gedong Gincu Grade A, B, dan C dapat
dilihat dari segi bentuk, rasa, warna, dan wangi nya. Untuk buah Grade A dalam
bentuk, terlihat lebih besar dibandingkan dengan Grade B. Rasa buah untuk Grade
A lebih nikmat, dan manis dibandingkan dengan Grade B. Warna buah terlihat
lebih kuning ke merah – merahan karena lebih matang. Wangi buahnya yang
dirasakan sangat harum tercium. Walaupun Grade B tidak jauh berbeda dalam
segi bentuk, rasa, warna, dan wangi nya dengan Grade A, namun buah Grade B
dapat dibedakan dari Buah yang tidak terlalu kuning ke merah – merahan, dan
kulit buah nya masih banyak berwarna hijau. Untuk bentuknya, tidak terlalu
sempurna, dan tidak lebih besar dibandingkan buah Grade A. Rasa dan wangi nya
hampir sama dengan buah Grade A. Namun, untuk buah Grade C, buah tidak lah
sempurna karena dalam segi bentuk nya, diluar standar buah layak konsumsi.
Buah Grade C rata – rata adalah buah yang terdapat kecacatan dari segi kulit.
Kulitnya terdapat kehitaman bercak akibat hama yang menyerang. Dan buah tidak
terlalu terlihat kuning ke merah – merahan. Hanya terlihat hijau. Bentuknya pun
tidak sebesar buah Grade A dan buah Grade B.
39
petani mangga. Disamping itu, terdapat binaan binaan pada para petani petani
mangga dan 1 tahun sekali ada program kesejahteraan petani dengan metode
penyuluhan. Pak Yunus pernah menjadi pembagian pembicara di Desa Talaga di
daerah Kecamatan Cikijing untuk memberi ilmu terhadap para petani yang sedang
mengembangkan usaha dalam bertani.
40
4.3 Keragaan Agribisnis Mangga Gedong Gincu
1. Lahan
Di tahun 2018 total lahan keseluruhan yang dikuasai oleh Pak Yunus
Maulana adalah seluas 2,5 Ha yang terbagi dalam lahan sewa dan lahan pribadi.
Lahan yang dimiliki oleh Pak Yunus adalah 1 Ha sedangkan 1,5 Ha lainnya
merupakan lahan yang disewa oleh Pak Yunus yang digunakan untuk budidaya
Mangga Gedong Gincu.
Luas lahan pribadi yang dimiliki oleh Perusahaan Berkah Buah seluas 1
Ha dengan pohon sekitar 120 pohon Mangga Gedong Gincu. Lokasi lahan milik
berada disekitar gudang Pak Yunus. Untuk yang sewa, lokasi lahan bervariasi dari
yang terdekat dengan lokasi gudang perusahaan sampai yang jauh sekitar 1 km
dari lokasi perusahaan ( Dilihat di Lampiran 7 ) . Baik lahan milik maupun lahan
sewa, keduanya merupakan lahan monokultur yang berupa kebun Mangga.
2. Bibit
Untuk pohon mangga yang Pak Yunus tanam dari bibit, beliau membeli
sekitar 1 tahun. Untuk tinggi bibit Mangga Gedong Gincu awal sekitar 1 meter,
dengan cara pebanyakan secara okulasi. Harga yang diperoleh untuk membeli
bibit Mangga Gedong Gincu yaitu 50rb dengan umur 1 tahun. Seluruh bibit yang
dimiliki oleh perusahaan Berkah Buah berasal dari daerah Kec. Rajagaluh. Kab.
Majalengka.
41
Pohon yang dibeli oleh Pak Yunus rata - rata berumur sekitar 7 tahun -
10 tahun dengan menghasilkan buah sekitar 50 buah - 100 buah Mangga Gedong
Gincu / pohon / musim. Pohon yang disewa rata - rata berumur lebih dari 10 tahun
dengan menghasilkan buah sekitar 100 lebih.
42
tahun 2016. Namun, tidak semua yang diberikan dari dinas digunakan untuk
perusahaan Berkah Buah, hanya sekitar 50 kg digunakan dan sisanya diberikan
kepada rekan para petani daerah Desa Pasirmuncang. Perusahaan Berkah Buah
memerlukan obat vitamin, dan pestisida untuk pemeliharaan pohon Mangga
Gedong Gincu agar menghasilkan buah yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Obat khusus yang biasa digunakan dalam budidaya Mangga Gedong Gincu yaitu
dengan memberikan vitamin Griner yang berfungsi untuk memperbesar buah
Mangga Gedong Gincu yang tumbuh. Pada saat umur 10 tahun keatas
diperlukanya pemberian vitamin Griner, agar dalam pemeliharaan buah
menghasilkan buah yang maksimal.
Selain itu, tidak hanya dengan memberikan vitamin Griner saja. Namun,
dibutuhkan nya pemeliharaan lebih dengan penyemprotan pestisida. Pestisida
yang digunakan yaitu pestisida Abacel dan Sidamethrin, tujuanya digunakan
untuk membunuh hama ulat dan hama lalat buah yang menyerang pada buah
Mangga Gedong Gincu. Disamping itu, Pestisida Abacel dan Sidamethrin
mempercepat dalam pertumbuhan bunga Mangga Gedong Gincu.
4. Pengairan
43
5. Tenaga Kerja
44
4.3.2 Subsistem Usaha Tani
1. Penanaman
2. Pemupukan
Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar kondisi unsur hara
dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi. Pemupukan pada bibit
Mangga Gedong Gincu diberi 1 kali pemupukan / pohon dengan total pupuk 3 kg
+ 2 ml pupuk Gold Star (pupuk kandang, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk
perangsang) yang dimulai pada awal musim hujan. Masing – masing pupuk yang
diberikan untuk 1 pohon / musimnya adalah sebanyak 1 kg pupuk kandang
45
(domba), 1 kg pupuk Urea, 2 ml pupuk perangsang (GoldStar) dan 1 kg pupuk
NPK (mutiara). Untuk jarak pemupukan Mangga Gedong Gincu yaitu 50 cm dari
batang pohon ke serabut akar. Proses pemupukan yang dilakukan dengan
pengadukan yang dicampur oleh air. Pupuk yang sudah dicampurkan dengan air
lalu ditaburkan pada tanah yang akan ditanam. Untuk tenaga kerja pemupukan
dilakukan oleh 2 orang. Pendapatan yang diperoleh sekitar Rp. 3.000.000 / bulan
dengan per harinya Rp. 100.000 . Pembagian upah dalam pemupukan, dilakukan
secara perbulan. Tenaga kerja bagian pemupukan dan penanaman, masih dengan
orang yang sama yaitu Pak Insta dan Pak Udin.
3. Penyiangan
46
4. Pemangkasan
5. Pengairan
47
tanaman. Menjelang buah tua pengairan tidak diberikan untuk membentuk mutu
buah yang diinginkan (rasa manis dan kematangan), pada saat setelah panen
tanaman mangga memerlukan banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan
stres ke keadaan normal. Untuk tenaga kerja dalam pengairan, dilakukan oleh 2
orang. Tenaga kerja yang melakukan kegiatan dalam pengairan merupakan bagian
dari Penanaman, pemupukan, penyiangan, pemangkasan, dan pengendalian hama
dan penyakit. Pendapatan yang didapat Rp. 3.000.000 / bulan.
a. Hama
1. Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis )
Gejala : Buah Mangga Gedong Gincu yang terserang lalat buah terdapat noda
bekas tusukan alat peletak telur lalat betina saat meletakkan telurnya pada
permukaan kulit buah. Larva muncul dari telur di dalam buah. Serangan larva
menyebabkan noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak cokelat di sekitar
titik noda, larva memakan daging buah, menyebabkan buah busuk, jatuh dan
menurunkan produktivitas.
Gejala : Hama menggerek batang cabang hingga terbentuk lubang, jika bagian
tanaman yang terserang terbelah, akan terlihat lorong-lorong tempat larva. Pada
tingkat serangan tinggi, tanaman menjadi layu, daun rontok, dan akhirnya
tanaman mati. Hama ini biasanya menyerang saat musim hujan.
48
Anagyrus, dan eupelmus. Parasit telur dibiakkan terlebih dahulu, lalu disebar di
lokasi kebun. Pengendalian kimiawi menggunakan pestisida berbahan aktif
karbufuron, betasiflutrin, mancozeb, seperti bludok 25EC dengan dosis 2 ml/liter
air (Joko dan Wibisono, 2007).
Gejala : Buah Mangga Gedong Gincu yang terserang hama Ulat (Philotroctis sp),
hama ini menyerang buah yang berada dipohon mangga. Hama tersebut membuat
buah Mangga Gedong Gincu menjadi terbelah, cacat, dan terdapat lubang hitam
yang disebabkan oleh gigitan, bila dibiarkan buah akan menjadi buruk dan busuk.
Ulat juga menghancurkan dalam batang pohon Mangga Gedong Gincu dengan
menggerogoti batang pohon. Ciri jika batang pohon terkena hama Ulat akan
terlihat pada batang pohon menjadi copong dan daun menjadi hitam juga
mengering.
b. Penyakit
1. Antraknosa
2. Jegang
Penyebab : kulit buah Mangga Gedong Gincu yang terkena penyakit jegang
menjadi sangat lengket.
49
Pengendalian : Penyakit jegang akan hilang bila dibersihkan dengan air tawar.
Namun, jika ingin hilang dengan sendirinya penyakit jegang akan teratasi dengan
air hujan yang membasahi mangga. Air hujan memberikan khasiat memulihkan
kembali kulit Mangga Gedong Gincu yang lengket menjadi luntur.
c. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena
menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian
dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman yang diserang
benalu dengan berat.
Tenaga kerja dalam pengendalian Hama dan penyakit dilakukan oleh
tenaga kerja ahli dengan jumlah 2 orang. Dalam kegiatan ini, Pak Insta dan Pak
Udin yang selalu mengawasi Pohon Mangga Gedong Gincu agar selalu terpelihara
juga terhindar dari hama, penyakit dan gulma. Pendapatan yang diperoleh yaitu
Rp.3.000.000 / bulan. Kegiatan ini perlu dilakukan secara serius, karena bila buah
Mangga Gedong Gincu mengalami pemburukan, akan menimbulkan
terhambatnya produksi buah Mangga Gedong Gincu.
7. Panen
Panen Mangga Gedong Gincu di Perusahaan Berkah Buah dimulai pada
saat bulan September sampai dengan Desember. Perusahaan Berkah Buah
melakukan off season terakhir pada tahun 2017 pada bulan April – Juni. Namun,
untuk tahun 2018 tidak melakukan off season, dikarenakan cuaca yang kurang
mendukung mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan buah mangga yang
seharusnya berbuah tidaklah menghasilkan buah pada waktu panen diluar musim.
Ciri buah Mangga Gedong Gincu yang sudah siap panen akan terlihat hijau dan
beberapa bagian kulit berwarna kuning ke merah - merahan. Alat yang digunakan
untuk panen yaitu, gunting pangkas, galah berjaring dan dilengkapi keranjang atau
kantong. Buah mangga dipanen dengan menggunakan gunting pangkas dan
disisakan tangkai buah sepanjang kurang lebih 5-10 cm (untuk mencegah agar
buah tidak terkena getah). Buah mangga diletakkan didalam keranjang buah
dengan menggunakan alas daun pisang kering dan diletakkan dengan posisi
tangkai buah menghadap ke bawah sampai getah habis.
50
Buah tanaman mangga yang siap panen memiliki kriteria yaitu, bekas
tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya, lekukan ujung buah
rata dan hampir hilang, warna kulit buah hijau kemerahan, pori-pori merata dan
lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah, dan buah tidak berbunyi
nyaring bila disentil. Buah mangga yang siap dipanen berumur 95-115 hari setelah
bunga mekar dan waktu petik dilakukan pada jam 09:00-16:00 WIB. Total
produksi keseluruhan buah Mangga Gedong Gincu yang dihasilkan dari 280
pohon mangga sekitar 90 ton / bulan. Untuk produktivitasnya, dari 1 pohon rata –
rata dapat menghasilkan buah sekitar 200 kg/ pohon untuk yang sudah berumur
±10 tahun. Pada awal panen dibulan April - Juni, per bulannya buah Mangga
Gedong Gincu hanya menghasilkan 50 ton/ bulan. Sedangkan saat panen raya
dalam per bulannya dapat menghasilkan sekitar 90 ton/ bulan
51
merupakan pedagang yang menerima produksi Mangga Gedong Gincu dengan
kualitas C atau biasa disebut mangga cakra dengan buah kualitas rendah. Bagi
pedagang pengecer atau pengeteng, untuk mengambil buah Mangga Gedong
Gincu yang kualitas grade A dan B adalah sebuah resiko yang besar karena harga
kualitas A dan B sangat mahal dan kesulitan untuk menjualnya.
Buah mangga yang telah dipanen tidak boleh langsung terkena sinar
matahari, angin, atau hujan, baik di lapangan mapun waktu diangkut ke tempat
pengemasankarena hal tersebut dapat mempengarui kualitas buah. Setelah
dipanen perludilakukan penanganan pasca panen. Penanganan pasca panen buah
dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan kemudian pemasaran.
Penanganan pasca panen yang dilakukan pada buah Mangga Gedong Gincu yang
diantaranya adalah :
1. Pengumpulan Buah
52
pembatas antara keranjang. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengumpulan
buah adalah 7 orang. Pendapatan untuk kegiatan pengumpulan buah adalah Rp.
80.000 / hari. Sistem pembayannya per hari setelah selesai pekerjaan.
2. Pembersihan buah
3. Sotrasi Buah
53
4. Grading
54
c. Tujuan Pasar
Proses grading pada saat panen buah Mangga Gedong Gincu dilakukan
dengan pembagian buah kualitas tinggi dengan grade A, sedangkan dengan
kualitas grade B cukup baik dan kualitas rendah dengan grade C. Untuk kualitas
buah Grade A dipasarkan ke toko – toko retail modern seperti Carrefour, Hero,
Yogya dan Mangga Gedong Gincu Grade B lebih dipasarkan pada pedagang
jongko – jongko, pasar tradisional, dan pedagang kaki lima atau pengeteng yang
berlokasi didaerah sekitaran Majalengka, Cirebon. Namun, untuk buah grade C
dipasarkan ke pasar tradisional atau tukang rujak yang berlokasi sekitaran desa
Pasirmuncang dan sekitaran kota Majalengka. Proses grading buah Mangga
Gedong Gincu bertujuan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar,
sedang, kecil atau sangat kecil). Sehingga mendapatkan harga yang lebih tinggi.
d. Harga Grading
e. Tenaga Kerja
55
5. Pengemasan
56
buah yang diberi alas busa saja. Karena permintaan konsumen yang membeli buah
Mangga Gedong Gincu grade B rata – rata nya akan dijual kembali. Pengemasan
untuk grade C yang dijual ke pasar tradisional, untuk pengemasan hanya memakai
keranjang buah saja. Namun, ada juga permintaan pasar untuk grade C sebagian
memakai keresek hitam sebagai kemasan.
6. Penyimpanan
7. Pengiriman
57
4.3.4 Subsistem Pemasaran Komoditas Agribisnis
58
Bentuknya yang hampir sama dan sebanding dengan grade A membuat buah
Mangga Gedong Gincu grade B semakin diminati oleh para konsumen.
59
Namun, untuk barang yang dipasarkan ke pasar ritel modern hanya membutuhkan
buah Mangga Gedong Gincu yang memiliki kriteria grade A.Untuk buah Mangga
Gedong Gincu grade B dapat dipasarkan ke jongko – jongko, pasar tradisional,
pedagang kaki lima, dan pedagang pengeteng karena permintaan pasar yang
dibutuhkan tidak ada seleksi seperti pasar ritel modern.
Oleh karena itu, bentuk solusi dari resiko – resiko tersebut, menghasilkan
dampak yang dapat diambil untuk menjadi kesimpulan yang mengacu pada
perencanaan kedepanya yang lebih baik. Untuk angka volume penjualan Mangga
Gedong Gincu sehari dapat mencapai sekitar 3 ton/ hari, dengan grade A harga
30rb, grade B harga 15rb, dan harga grade C/ mangga cakra 3rb. Namun dalam
harga tanpa grading, Mangga Gedong Gincu dijual dengan memiliki harga Rp.
60
13.000. Pemasaran Mangga Gedong Gincu di perusahaan Berkah Buah ini
dilakukan oleh Pak Yunus yang bergerak dalam memasarkan hasil produksi
mangga. Dalam kurun waktu sebulan, Pak Yunus mengeluarkan dana kebutuhan
sekitar 100 jt/ bulan. Beberapa konsumen yang membeli hasil produksi Mangga
Gedong Gincu di perusahaan Berkah Buah milik Pak Yunus diantaranya :
61
Gincu adalah Pak Yunus sebagai petani besar. Pak Yunus selaku pemilik
perusahaan Berkah Buah di Desa Pasir Muncang yang memperoleh sumber
informasi harga pasar dari rekan – rekan para petani mangga. Pak Yunus sudah
hampir 10 tahun mengontrol perusahaan Berkah Buah, lama perjalanan usaha nya
membuat luasnya relasi semakin bertambah.
62
BAB V
5.1 Kesimpulan
63
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, berikut adalah saran yang dapat
di berikan oleh penulis :
64
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Choiri dan Aryo Fajar Sunartomo. 2008. Keragaan Agribisnis dan
Prospek Pemasaran Kopi Rakyat .Jurnal sosial ekonomi pertanian 2 (3): 59-
71.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral. 2014. Produksi Mangga Menurut
Provinsi Tahun 2014. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Mangga Menurut Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010 – 2014. Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
65
Sivakumar, D., Jiang Y., and Yahia, E.M. 2010. Maintaining mango (Mangifera
indica L.) fruit quality during the export chain. A review. Food Research
International.03411:1-10.
Soekartawi, 1986, Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, UI – Press, Jakarta.
Suhaeni, Karno, Wulan Sumekar. 2015. Value Chain Agribisnis Mangga Gedong
Gincu (Mangifera Indica l). Jurnal AGRARIS. 1(2): 125 – 135.
Sutanto, Chunliadi. 2000. Sistem Informasi Buah Mangga , Pisang, dan Durian
untuk pengembangan Agribisnis (Pulau Jawa) . Skripsi. Institut Pertanian
Bogor.
66
LAMPIRAN
Lampiran 1. Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Produktivitas
67
LUAS PANEN MANGGA TAHUN 2012-2016
DI KABUPATEN MAJALENGKA
68
PRODUKSI MANGGA TAHUN 2012-2016
DI KABUPATEN MAJALENGKA
Produksi (ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 10.775,5 1.375,5 11.066,4 15.488,2 11.488,9 10.038,9
2 Cigasong 1.370,0 424,2 2.823,9 21,9 3,5 928,7
3 Maja 399,5 592,5 487,2 9,4 5,7 298,9
4 Kadipaten 127,0 161,8 1.145,2 335,2 521,6 458,2
5 Panyingkiran 11.885,1 1.978,4 19.182,0 24.641,2 14.288,0 14.394,9
6 Jatiwangi 159,2 284,8 1.065,6 594,2 443,7 509,5
7 Dawuan 851,6 60,5 832,8 525,4 412,8 536,6
8 Kasokandel 1.324,2 261,6 985,4 674,9 378,2 724,9
9 Ligung 2.287,0 471,2 1.950,6 1.886,6 585,4 1.436,2
10 Jatitujuh 3.656,2 1.477,3 2.782,0 2.977,2 736,2 2.325,8
11 Rajagaluh 530,7 194,8 474,9 830,2 206,0 447,3
12 Sindangwangi 250,0 360,0 285,0 557,3 255,8 341,6
13 Leuwimunding 250,5 91,7 150,9 493,9 135,9 224,6
14 Sukahaji 1.033,9 574,2 867,1 1.266,2 628,9 874,1
15 Sindang 959,3 180,3 483,5 820,5 622,3 613,2
16 Talaga 280,1 106,4 101,4 60,1 22,4 114,1
17 Banjaran 59,6 45,0 124,8 33,2 22,9 57,1
18 Cikijing 64,8 12,9 117,3 518,4 593,2 261,3
19 Cingambul 8,4 6,9 157,2 492,0 535,2 239,9
20 Bantarujeg 2.371,0 1.383,5 1.616,3 229,9 159,3 1.152,0
21 Malausma 3.131,6 1.237,4 1.477,4 1.266,3 1.041,5 1.630,8
22 Argapura 468,8 388,7 191,2 803,0 57,9 381,9
23 Kertajati 2.968,3 961,5 1.337,7 1.631,4 1.422,5 1.664,3
24 Sumberjaya 94,4 158,2 201,8 332,2 162,9 189,9
25 Palasah 2.350,9 357,4 757,6 1.753,6 326,8 1.109,3
26 Lemahsugih 562,7 489,4 843,7 6.152,5 2.471,8 2.104,0
Jumlah 48.220,3 13.636,1 51.508,9 64.394,9 37.529,3 43.057,9
69
PRODUKTIVITAS MANGGA TAHUN 2012-2016
DI KABUPATEN MAJALENGKA
Produktivitas (ku/Ha)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Majalengka 112,11 49,26 90,66 163,03 95,74 108,9
2 Cigasong 71,51 45,94 47,42 114,06 55,56 52,6
3 Maja 27,08 50,00 64,99 78,99 58,16 43,5
4 Kadipaten 36,05 38,32 77,38 126,02 70,54 70,3
5 Panyingkiran 67,24 40,74 75,08 149,34 112,50 93,1
6 Jatiwangi 23,57 31,86 75,54 89,17 45,00 55,0
7 Dawuan 66,63 37,51 82,73 59,72 61,02 67,0
8 Kasokandel 81,06 32,88 73,56 87,97 55,00 69,4
9 Ligung 121,62 23,98 75,17 103,86 106,49 81,5
10 Jatitujuh 100,28 46,55 72,36 93,60 65,49 77,7
11 Rajagaluh 50,00 23,54 65,50 115,31 164,80 64,7
12 Sindangwangi 50,00 51,43 54,49 103,20 92,55 67,3
13 Leuwimunding 25,34 42,85 57,18 195,14 87,12 59,9
14 Sukahaji 74,57 39,38 52,08 95,92 75,99 65,6
15 Sindang 75,00 21,17 49,99 98,10 75,00 64,4
16 Talaga 49,70 38,00 45,35 47,96 45,25 45,9
17 Banjaran 54,63 53,83 50,63 88,53 34,96 52,7
18 Cikijing 38,73 75,00 56,50 166,96 148,23 118,5
19 Cingambul 28,19 35,94 54,51 163,02 118,88 110,1
20 Bantarujeg 55,70 52,28 45,00 131,00 73,24 52,9
21 Malausma 62,72 31,57 53,82 77,51 78,36 55,8
22 Argapura 50,21 49,52 58,51 132,31 34,98 67,8
23 Kertajati 89,95 38,30 55,12 100,39 107,68 74,4
24 Sumberjaya 30,91 42,23 45,00 92,33 44,99 51,3
25 Palasah 47,97 45,32 54,77 195,32 59,28 65,1
26 Lemahsugih 132,40 23,00 75,00 132,77 62,45 85,7
Jumlah 73,79 39,22 70,28 134,20 92,52 82,2
70
Lampiran 2. Biaya Produksi, Pekerja, Pemasaran dan Pendapatan
Rp. 200.000 / 50 Kg /
3 Pupuk Urea 6 Rp. 1.200.000
Karung
Biaya Pekerja
Banyak
No Tenaga Kerja Biaya Total
Pekerja
1 Biaya Penanaman, 2 Rp. 100.000 / hari × 30 Rp. 6.000.000
Pembibitan, hari = Rp. 3.000.000
Pemupukan,
Penyiangan,
Pemangkasan,
Pemeliharaan.
Total : 6.000.000
71
Biaya Pemasaran
Total : 29.520.000
Biaya Pendapatan
72
Lampiran 3. Perhitungan Biaya
1. Analisis Biaya
a. Biaya Produksi
Maka, Biaya Produksi Budidaya Mangga Gedong Gincu untuk 300 pohon adalah
Rp. 6.000.000
b. Biaya Pekerja
Biaya Tenaga Kerja pengolahan panen, sortasi, dan grading = Rp. 100.000
c. Penerimaan
2, 5 Ha = 250
d. Keuntungan
73
2. Analisis BEP
Maka, biaya yang dikeluarkan dari Rp. 6.500.000 akan diperoleh penerimaan
sebesar 100 kali lipat.
74
Lampiran 4. Dokumentasi Lapangan
75
Buah Sebelum di Pasarkan
76
Buah Terkena Penyakit Hama Penyerang Buah Mangga
77
Lampiran 5. Panduan Wawancara
Usaha Tani
Hilir
Penunjang
a. Apa saja aktivitas yang dilakukan Perusahaan Berkah Buah dan melibatkan
lembaga?
b. Bagaimana peran perkembangan Perusahaan Berkah Buah dalam lembaga?
c. Sudah optimalkah peran lembaga dalam mendukung Perusahaan Berkah
Buah?
d. Apa saja bentuk dukungan lembaga yang diberikan kepada Perusahaan
Berkah Buah?
78
Lampiran 6. Kuisioner
B. Data Usahatani
1. Luas lahan milik yang ditanam mangga : .......... ......... Ha
2. Benih : ..............................
3. Sistem tanam : tumpangsari / monokultur
Jika tumpangsari, apa saja yang ditanam selain mangga?
a.........................................
b.........................................
c..........................................
4. Jarak tanam mangga : ................... m X .......m
5. Jumlah pohon total :
Yang dimiliki : .....................
79
Jika ya, pemeliharaan yang dilakukan :
a. Pemupukan :
- kandang :
- Urea :
- Tsp :
b. Penyiangan :
a. Harga Pupuk :
b. Harga Bibit :
c. Harga Hormon :
d. Harga Pestisida :
9. Produksi : ..............................
C. Data Pemasaran
80
No Tujuan Penjualan Nama dan Alamat Jumlah Harga (Rp/kg)
mangga/ton
Pedagang
1. pengumpul dalam
desa
Pedagang
2. pengumpul luar
desa
3. Pedagang besar
Pedagang
4.
pengecer
5. Konsumen
2. Hasil panen dalam bulan terakhir Anda menjual mangga kepada siapa saja
(alternatifnya) ?
................................................................................................................
3. Apakah Anda bebas menjual hasil panen mangga kemana saja Anda
diinginkan?
................................................................................................................
81
2) standarisasi
3) penanggungan risiko
4) penyediaan dana
Jika ya, berapa biaya risiko rusak setiap transaksi? Atau berapa biaya
risiko rusak per bulan? Jawab: Rp......................./ bulan
82
Jumlah Harga
No Nama Alat atau Bahan
(unit) (Rp/unit)
d. Biaya penyusutan
Umur
Nama Jumlah Harga Beli Nilai Sisa Penyusutan
No Ekonomis
Alat (unit) (Rp/unit) (Rp) (Rp/tahun)
(tahun)
Total
16. Apa yang menjadi alasan Anda melakukan usaha pemasaran mangga?
..............................................................................................................
17. Kemana saja Anda melakukan pemasaran mangga (alternatifnya)?
...............................................................................................................
20. Siapakah yang posisinya lebih dominan dalam menentukan harga mangga?
83
a. Penjual
b. Pembeli
c. Sama-sama kuat
84
Lampiran 7. Denah Jarak Lahan
Keterangan Bentuk :
2. (Persegi Panjang)
3. (Garis)
Jalan
( untuk ukuran jarak jauh dari Perusahaan Berkah Buah menuju Lahan 1 Km )
85