DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Aisyah Bilqisth Ramadhani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Januari 1999
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Taqwa 7 Blok DG 15 No.4
RT 04/ RW 10, Pondok Petir,
Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat 16517
No. HP : 082297009215
Email : aisyahbr@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
2005 – 2008 : SD Negeri 03 Pondok Petir
2008 – 2011 : SD Negeri 06 Batu Ampar
2011 – 2014 : SMP Negeri 20 Jakarta
2014 – 2017 : SMA Negeri 51 Jakarta
2017 – 2023 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2015 – 2016 : Ketua Ekstrakurikuler Paduan Suara SMAN 51 Jakarta
2017 – sekarang : Anggota LSO Seragri
2019 – 2020 : Kepala Divisi Seni Departemen Minat, Bakat dan Kreativitas
HMJ Agribisnis UIN Jakarta
PENGALAMAN KERJA
2020 – 2021 : PT. Agripratama Mitra Sejahtera
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya yang besar, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Strategi Pemasaran Produk Buah-Buahan pada PT. Agripratama Mitra Sejahtera
(Sobat Veggies) di Kota Depok, Jawa Barat”. Tidak lupa penulis hanturkan shalawat
serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat
beliau, semoga kita semua diberikan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat serta
mendapat syafa’at dari beliau pada akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini, penulis mendapat banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis melewati proses ini, diantaranya kepada :
1. Bapak Husni Teja Sukmana, ST, MSc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
jajarannya.
2. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, S.P, M.M selaku Kepala Program Studi Agribisnis
dan Ibu Titik Inayah, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, M.M selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.
Nunuk Adiarni, M.M selaku dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan
bimbingan, arahan serta saran yang mendukung penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Dr. drh. Zulmaneri, M.M selaku dosen penguji I dan Bapak Drs. Acep
Muhib, M.M selaku dosen penguji II yang senantiasa memberikan saran dan
kritik yang membangun pada proses penyelesaian skripsi.
v
5. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan arahan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu, bantuan, dan arahan selama
masa perkuliahan.
7. Kedua orang tua, adik-adik, serta keluarga besar yang selalu memberikan do’a,
motivasi, dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat melewati proses
ini dan menyelesaikan pendidikan perkuliahan.
8. PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) yang menjadi fasilitator
penulis untuk melakukan penelitian.
9. Mba Sarah Apriliani Nurjanah, Kak Geo Septianella, Kak Indra Nugraha, dan
Pak Muhammad Alfian selaku para responden yang telah membantu dalam
pengumpulan data serta memberikan dukungan hingga selesainya skripsi ini.
10. Teman-teman Agribisnis 2017, terkhusus kelas D yang banyak memberikan
bantuan dan semangat selama menjalani perkuliahan.
11. Diri sendiri, yang sudah bertahan dan tetap kuat dalam menjalani proses ini
hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
vi
RINGKASAN
PT. Agripratama Mitra Sejahtera dengan brand name Sobat Veggies adalah salah
satu perusahaan yang bergerak dalam pemasaran produk pertanian nabati dan hewani
berbasis digital atau E-Commerce, khususnya buah dan sayur. Penjualan produk buah
di PT. Agripratama Mitra Sejahtera saat ini berfluktuasi karena beberapa
permasalahan, yaitu sedikitnya varian buah yang dijual, promosi belum maksimal,
kurangnya antusias agen mitra dalam berjualan, dan belum mempunyai website atau
aplikasi untuk pemesanan. Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi
faktor-faktor kunci internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan
pemasaran buah-buahan pada PT. Agripratama Mitra Sejahtera, (2) Menganalisis
posisi perusahaan di dalam industri berdasarkan faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh terhadap pemasaran produk buah-buahan, (3) Memformulasikan alternatif
strategi pemasaran buah-buahan yang dapat diterapkan oleh perusahaan, dan (4)
Menentukan prioritas strategi pemasaran buah-buahan terbaik yang dapat diterapkan
oleh perusahaan. Strategi pemasaran produk buah-buahan di PT. Agripratama Mitra
Sejahtera ditinjau dari faktor kunci internal dan eksternal. Faktor kunci internal
ditentukan berdasarkan segmentation, targeting, positioning (STP) dan bauran
pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process, dan physical
evidence), sedangkan analisis faktor kunci eksternal ditentukan berdasarkan
lingkungan makro dan lingkungan industri (Porter’s Five Forces). Penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi, kuesioner dan wawancara.
Data sekunder didapat dari studi pustaka dan sumber literatur. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif, analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks
IE, matriks SWOT, dan matriks QSP.
Analisis matriks IFE menghasilkan enam kekuatan dan lima kelemahan dengan
perolehan total skor sebesar 2,612. Analisis matriks EFE menghasilkan empat peluang
dan enam ancaman dengan perolehan total skor sebesar 3,117. Hasil analisis matriks
IE menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada sel II yang termasuk ke dalam
wilayah 1. Strategi yang digunakan pada wilayah ini adalah strategi intensif dan strategi
integratif. Analisis matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yaitu
mengoptimalkan jangkauan pemasaran di wilayah Jabodetabek dengan menambah
agen mitra, mempertahankan hubungan baik dengan supplier buah melalui komunikasi
intensif secara offline maupun online, memaksimalkan promosi online melalui media
sosial secara konsisten dan menggunakan layanan iklan (Instagram ads dan Facebook
ads), melakukan penjualan di marketplace, seperti Shopee atau Tokopedia, bekerja
sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan menjadi pemasok bahan
baku produk buah, menambah jumlah supplier buah dengan mencari supplier baru
vii
yang mudah dalam bekerja sama, mengoptimalkan program Community Support
Agriculture (CSA) perusahaan di wilayah Jabodetabek, dan menambah varian buah
yang dijual dengan kualitas terbaik. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa
strategi yang menjadi prioritas utama untuk diimplementasikan oleh perusahaan adalah
Bekerja sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan menjadi pemasok
bahan baku produk buah dengan STAS sebesar 6,613.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.4.1 Analisis Lingkungan Internal ........................................................... 35
2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ........................................................ 35
2.5 Formulasi Strategi ........................................................................................ 40
2.5.1 Matriks IFE dan EFE ....................................................................... 42
2.5.2 Matriks IE ........................................................................................ 42
2.5.3 Matriks SWOT ................................................................................. 43
2.5.4 Matriks QSP ..................................................................................... 45
2.6 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 47
2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................... 48
x
5.2 Posisi Perusahaan ....................................................................................... 119
5.3 Perumusan Alternatif Strategi .................................................................... 121
5.4 Prioritas Strategi ......................................................................................... 133
xi
DAFTAR TABEL
No. Halaman
17. Daftar Buah-Buahan di PT. Agripratma Mitra Sejahtera Tahun 2022 ............ 102
18. Matriks IFE PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies)........................ 105
xii
20. Pengeluaran per Kapita Seminggu Produk Buah-buahan di Jabodetabek ....... 111
23. Matriks EFE PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) ...................... 117
24. Matriks SWOT PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) ................ 122
25. Daftar Perusahaan F&B di Jabodetabek Memakai Bahan Baku Buah ............ 130
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
5. Matriks IE........................................................................................................... 64
18. Halaman Aplikasi Sayurbox, Segari, Pasarnow, dan Kedaimart ..................... 104
xiv
19. Matriks IE PT. Agripratama Mitra Sejahtera ................................................... 120
21. Tampilan Sayurbox di Shopee, Segari dan Pasarnow di Tokopedia ............... 129
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
4. Hasil Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal (Paired Comparison) ......... 162
6. Hasil Rata-rata Pemberian Nilai Faktor Internal dan Eksternal ....................... 168
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
karena menurut Wibowo dkk (2015:60) fungsinya yaitu sebagai salah satu dasar dalam
menyeluruh. Pada dasarnya strategi pemasaran perlu dilakukan agar produk dan jasa
sasaran. Hal ini akan mencapai kepuasan konsumen, yang pada akhirnya berdampak
pada perolehan keuntungan dan keberlangsungan usaha. Selain itu produk atau jasa
untuk tertanam di benak konsumen. Hal inilah yang dinamakan dengan positioning,
adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas berbeda dan
pasar dan dikonsumsi oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, vitamin,
mineral, dan serat. Buah telah menjadi bagian dari makanan sehari-hari untuk seluruh
kecuali masyarakat pedesaan yang memiliki akses buah yang tersedia secara gratis dan
1
ditemukan di lingkungan lokal atau kebun di rumah (Arifin dkk, 2018), dapat dilihat
pada Tabel 1. Rata-rata konsumsi buah di Indonesia terbilang cukup rendah, yaitu
hanya sebesar 40,35 kg per kapita per tahun, sedangkan World Health Organization
(WHO) menetapkan standar rata-rata konsumsi buah sebesar 91,25 kg per kapita per
tahunnya.
adalah sebesar 3,258 kg per kapita per tahunnya, sedangkan masyarakat pedesaan
Buah memiliki karakteristik khusus, seperti buah yang memiliki umur pendek
hingga umur panjang, artinya terdapat buah yang tidak tahan lama sehingga
mempengaruhi umur konsumsi dan nilai jual bagi pemasar atau perusahaan. Umur
simpan buah dapat diukur dengan laju respirasi. Semakin tinggi laju respirasinya,
semakin cepat terjadi perombakan substrat, maka semakin cepat pula berlangsung
kemunduran kualitas dan tingkat kesegaran buah (Balai Besar Litbang Pertanian
2
dapat dilihat pada Tabel 2. Perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran buah-
buahan, tentu perlu memperhatikan kedua hal tersebut dengan cara mendistribusikan
produk buah yang sesuai harapan konsumen dari sisi kualitas dan ketersediaan
perusahaan lebih mudah terhubung ke konsumen sasarannya. Hal ini yang biasa disebut
mampu mencapai pengguna yang lebih luas, akses informasi lebih mudah, pengalaman
belanja yang lebih praktis, serta sistem pembayaran yang lebih fleksibel, sehingga
PT. Agripratama Mitra Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dalam pemasaran produk pertanian nabati dan hewani berbasis digital atau E-
Commerce, khususnya buah dan sayur. PT. Agripratama Mitra Sejahtera dengan brand
name Sobat Veggies beroperasi sejak tahun 2020. Lokasi perusahaan berada di Jl. Tugu
3
Raya, Kota Depok, Jawa Barat, yang juga berfungsi sebagai distribution center.
produknya secara B2C dan B2B. Tagline dari perusahaan yaitu “Fresh Veggies from
Your Buddies” yang bermakna bahwa konsumen akan mendapat produk yang segar
dari “sahabat” atau orang terdekat, yaitu perusahan. PT. Agripratama Mitra Sejahtera
pada pertengahan tahun 2022. Tujuan dari program CSA adalah ingin mendekatkan
konsumen dengan petani. Hingga saat ini, produk buah-buahan yang dipasarkan
berjumlah 10 hingga 20 jenis, dengan karakteristik yang berbeda atas daya tahan, umur
order (PO) untuk pememesan produk. Sistem ini menjadi salah satu poin tambah,
karena produk jadi tidak ada yang tersisa. Konsumen dapat bertanya atau
menyampaikan keluhan pada admin di Whatsapp dan Instagram, yang akan direspon
yaitu perusahaan mana yang paling memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Namun
Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) masih kalah bersaing, mulai dari sedikitnya varian
buah yang dijual, promosi yang belum maksimal, hingga belum adanya sistem aplikasi
sendiri untuk pemesanan produk. Sobat Veggies belum memasarkan banyak jenis
4
produk buah−dalam setahun terdapat 10 sampai 20 jenis. Hal ini tentu sangat jauh lebih
sedikit dari perusahaan serupa yang sudah menjual ratusan jenis dan varian produk
buah. Bahkan Sayurbox menawarkan pilihan produk buah hidroponik dan imperfect.
Promosi yang dilakukan oleh Sobat Veggies juga masih kurang, yaitu hanya 2-3 kali
dalam sebulan, sedangkan perusahaan pesaing melakukan promosi setiap hari dengan
membuat post dan story di Instagram. Lalu dari sisi teknologi, Sobat Veggies belum
sudah memakai sistem aplikasi sebagai sarana pemesanan. Kondisi tersebut membuat
konsumen lebih memilih perusahaan pesaing dibanding Sobat Veggies. Hal ini
40000000
35000000
30000000
Jumlah (Rp)
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0
Q1 2021 Q2 2021 Q3 2021 Q4 2021 Q1 2022 Q2 2022 Q3 2022 Q4 2022
Periode Kuartal
Gambar 1. Data Penjualan Buah PT. Agripratama Mitra Sejahtera per Kuartal 2021-2022
Sumber : PT. Agripratama Mitra Sejahtera (2022)
5
Berdasarkan Gambar 1, terdapat ketidakstabilan pada penjualan buah dari kuartal
1 2021 hingga kuartal 4 2022. Penjualan cenderung menurun pada kuartal 4 2021 dan
penjualan buah yang berfluktuasi ini disebabkan oleh permasalahan, yaitu sedikitnya
varian buah yang dijual (hanya 10-20 varian), kurangnya promosi (hanya 2-3 kali
dalam sebulan), dan turunnya antusias para agen mitra dalam memasarkan produk
sebagai agen ini adalah pekerjaan sampingan mereka. Oleh karena itu, perusahaan
yang ada serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, agar kinerja pemasaran
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan dijawab dalam
buah-buahan?
buah-buahan?
6
3. Apa alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk buah-
4. Apa prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk buah-
Sejahtera.
produk buah-buahan.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini menjadi ilmu yang bermanfaat di masa yang akan
eksternal yang berpengaruh pada proses pemasaran perusahaan, alternatif strategi, dan
juga prioritas strategi pemasaran buah-buahan pada PT. Agripratama Mitra Sejahtera
(Sobat Veggies) yang berada di Jl. Tugu Raya, Tugu, Kota Depok, Jawa Barat.
Penelitian ini menggunakan metode analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,
matriks SWOT, dan matriks QSP. Analisis faktor kunci internal ditentukan
8
berdasarkan segmentation, targeting, positioning (STP) dan bauran pemasaran 7P
(product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence), sedangkan
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara harfiah agribisnis merupakan bisnis atau usaha yang bergerak dalam bidang
pertanian. Menurut Davis dan Goldberg dalam Saragih (2010:3) definisi agribisnis
yaitu seluruh total dari semua kegiatan operasi yang terlibat dalam pembuatan dan
semua distribusi persediaan pertanian; kegiatan produksi pada pertanian; dan juga
penyimpanan, proses, dan distribusi dari komoditas pertanian dan barang-barang yang
dibuat olehnya. Agribisnis dengan kata lain adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
Menurut Soehardjo yang dikutip oleh Said dan Intan (2004:20) memandang
agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa subsistem. Sistem tersebut
akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu subsistem, karena
semua subsistem saling terhubung satu sama lain. Hubungan antar subsistem agribisnis
10
SS I
(Pengadaan SS II
SS III SS IV
dan (Produksi
(Pengolahan) (Pemasaran)
Penyaluran Primer)
Sarana
Produksi)
1. Subsistem Input dan Sarana Produksi (SS 1). Aktivitas yang termasuk ke dalam
11
2. Subsistem produksi primer atau budidaya (SS 2), merupakan aktivitas yang
ada juga yang harus diproses terlebih dahulu. Jika produk dari SS 2 tersebut
dapat langsung dikonsumsi maka bisa langsung dijual melalui SS 4, tetapi jika
produk tersebut harus diproses terlebih dahulu maka produk tersebut masuk ke
SS 3 untuk diolah.
di PT. Agripratama Mitra Sejahtera ini, terletak pada susbsistem yang ke-4
karena produk yang dijual oleh perusahaan tidak diproduksi atau ditanam sendiri.
Perusahaan mendapatkan produknya dari petani dan supplier, setelah itu baru
12
2.2 Buah-Buahan
Buah secara umum dapat didefinisikan sebagai bagian dari tanaman yang berasal
dari biji. Ahli botani mendefinisikan buah sebagai struktur reproduktif dari tanaman
angiospermae yang berkembang dari ovari (bakal buah) atau bagian jaringan lain di
sumber yang kaya akan beberapa mikronutrien (vitamin dan mineral), serat, dan
beragam fitokimia yang secara individu atau dalam kombinasi bermanfaat bagi
Pertanian (2013:1), di Indonesia tidak kurangnya terdapat 329 jenis buah-buahan, baik
dan produksi etilen, buah dapat dibedakan menjadi buah klimakterik dan buah non
klimakterik. Produksi CO2 dan produksi etilen dari buah klimakterik mengalami
lonjakan produksi pada saat buah matang, sementara untuk buah non klimakterik tidak
terjadi lonjakan produksi baik CO2 maupun etilen (Balai Besar Litbang Pertanian
Kementerian Pertanian, 2010:3). Secara praktis, perbedaan antara buah klimakterik dan
buah non klimakterik adalah menyangkut perolehan buah matang yaitu kematangan
buah klimakterik dapat diperoleh melalui pemeraman, sedangkan buah non klimakterik
matang hanya dapat diperoleh di pohon atau tidak dapat diperam. Contoh buah
klimaterik yaitu buah alpukat, durian, dan mangga, sedangkan buah non klimaterik
13
yaitu anggur, rambutan, dan semangka. Buah-buahan juga digolongkan ke dalam
berdasarkan struktur dinding buah (Nurainy, 2018: 20). Berikut adalah penjelasannya:
buah yang ada sepanjang tahun dan buah yang ada pada saat tertentu (buah
musiman). Buah yang ada sepanjang tahun yaitu seperti pisang, pepaya, jambu
biji, jambu, nanas, masrkisa, dan lain sebagainya. Sedangkan buah musiman
Berdasarkan iklimnya, buah dibedakan lagi ke dalam dua jenis, yaitu iklim
tropis dan sub tropis. Buah-buahan yang tumbuh di iklim tropis yaitu buah yang
tropis tumbuh di daerah dengan suhu maksimum 220 C. Buah tropis yaitu
seperti alpukat, pisang, nanas, mangga, durian, dll, sedangkan buah-buahn sub
tropis yaitu apel, kiwi, anggur, strawberry, plum, dan lain sebagainya.
Berdasarkan proses terbentuknya, buah dibedakan lagi mejadi tiga jenis, yaitu
buah sederhana (simple fruit), buah agregat (aggregat fruit), dan buah ganda
(multiple fruit). Buah sederhana adalah buah yang terbentuk dari satu ovari
yang terdapat pada satu bunga. Buah agregrat yaitu terbentuk dari banyak ovari
14
yang terdapat pada satu bunga, contohnya strawberry. Sedangkan buah ganda
merupakan buah yang berasal dari banyak ovari yang terdapat pada banyak
Buah mempunyai dinding buah yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan luar
menjadi beberapa jenis, yaitu berry (mempunyai lapisan luar yang tipis,
lalu lapisan tengahnya banyak mengandung ruang antar sel, sedangkan lapisan
jeruk, lemon, dan jeruk nipis), drupe (mempunyai lapisan luar yang akan
terlihat jelas ketika matang, lalu lapisan tengahnya merupakan daging buah, dan
lapisan dalamnya merupakan pelindung yang keras bagi biji, contohnya yaitu
mangga, zaitun, persik, dan plum), pome (mempunyai lapisan luar yang tipis,
lapisan tengah merupakan daging buah, dan lapisan dalam seperti kertas yang
berfungsi untuk melindungi biji, contohnya yaitu apel dan pir), dan terakhir
pepo (mempunyai lapisan luar tebal dan keras, lapisan tengah dan lapisan dalam
15
Tingkat mutu suatu komoditas hortikultura (termasuk buah-buahan) dapat
dibedakan menjadi komponen mutu eksternal dan mutu internal (Balai Besar Litbang
Pertanian Kementerian Pertanian, 2010:28). Terkait dengan penelitian ini, mutu buah
sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Jika mutu buah sesuai dengan
Komponen mutu eksternal adalah tampilan yang dapat terlihat langsung dan
merupakan penilaian pertama yang dapat memberi gambaran tingkat mutu suatu
yang sangat penting, karena konsumen akan lebih dulu menilai hal yang terlihat
langsung. Beberapa hal yang mempengaruhi mutu eksternal terdiri dari bentuk, ukuran,
(eating quality) yang meliputi jumlah yang dapat dikonsumsi (tebal kulit, rendemen jus
dan jumlah kerusakan), tekstur, cita rasa dan nilai gizi. Tekstur atau tingkat kekerasan
merupakan faktor penting yang berkaitan erat dengan tingkat kesegaran buah saat
dinikmati, dan juga turut menentukan kemampuan dalam menahan tekanan pada saat
16
Tabel 3. Komponen Mutu Komoditas Buah dan Sayuran Segar.
2010:29.
Mutu dari buah-buahan dipengaruhi pada saat prapanen dan juga pascapanen.
Keterkaitannya dengan penelitian ini yaitu pada umur konsumsi dan nilai jual buah
terutama pada proses pascapanen, namun juga terkait dengan pemenuhan keinginan
17
a. Faktor-Faktor Prapanen yang Mempengaruhi Mutu Buah
pengusaha, karena benih yang bermutu tentu akan menghasilkan buah yang
bermutu pula. Penyediaan benih dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu
benih secara vegetatif dilakukan dengan cara okulasi, kultur jaringan, stek,
dalam perolehan hasil dengan mutu tertinggi pada saat panen. Faktor
ketinggian tempat, dan curah hujan. Dari semua faktor lingkungan tersebut,
suhu dan cahaya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap mutu
18
dan pengairan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemangkasan dan
pembentukan tanaman
Mutu buah yang baik akan diperoleh bila pemanenan dilakukan pada
terbentuk dengan jumlah yang sudah stabil. Panen buah yang dilakukan
lebih awal akan mengakibatkan mutu buah pada saat pematangan tidak
buah menjadi sangat pendek. Tingkat ketuaan yang tepat dapat ditentukan
kulit, warna daging buah, tekstur, aroma,rasa dan kandungan kimiawi buah.
Buah yang dipanen secara tepat akan membuat buah itu sendiri sesuai
2. Pemanenan
luka mekanis pada saat pemanenan akan tampak sebagai bercak berwarna
19
coklat dan kehitaman selama dalam penyimpanan. Disamping itu luka-luka
pada kulit buah akan menjadi pintu masuk bagi mikroba penyebab
waktu konsumsi. Buah yang sudah matang di pohon dipetik untuk segera
buah dipanen pada saat sudah cukup tua tetapi belum matang.
3. Penanganan pascapanen
20
penanganan akan mengakibatkan kehilangan dan kerusakan seperti susut
2.3 Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala
kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai
konsumen (Shinta, 2011:2). Definisi lain menurut Kotler dan Armstrong (2018:29)
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
Saat ini pemasaran tidak hanya berperan untuk menyampaikan produk atau jasa
hingga ke tangan konsumen, tetapi bagaimana produk atau jasa tersebut memberikan
kepuasan kepada konsumen dengan menghasilkan laba. Selain itu, sasaran dari
secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
pemasaran, yaitu (1) memahami pasar, kebutuhan, dan keinginan pelanggan; (2)
21
hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan; (5) menangkap
nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan. Dalam
menciptakan nilai bagi pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat dengan
nilai unggul bagi pelanggan. Penciptaan nilai ini memunculkan laba dan ekuitas
Pemahaman tentang pemasaran di atas yang dikaikan dengan penelitian ini, yaitu
PT. Agripratama Mitra Sejahtera sebagai perusahaan yang bergerak dalam pemasaran
produk pertanian, khususnya buah dan sayur perlu menciptakan nilai jual dan
langkah proses pemasaran, sehingga kedepannya akan mendapatkan laba dan ekuitas
konsumen.
yang akan dilayaninya (segmentation dan targeting) dan bagaimana cara perusahaan
22
menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan,
pembuatan rencana dan taktik pemasaran suatu produk. Strategi pemasaran juga
atau jasa. Strategi pemasaran ini dibuat dan disesuaikan dengan visi, misi, tujuan, dan
moto perusahaan.
menetapkan masing-masing aspek penting dari cara perusahaan menuju ke dalam pasar
yang ditentukan. Oleh karena itu, strategi pemasaran mengatasi hal-hal seperti (1)
tujuan jangka panjang perusahaan, (2) ruang lingkup perusahaan, (3) identifikasi
tersebut, (5) identifikasi peluang dan ancaman, (6) identifikasi prioritas kebutuhan dan
Strategi pemasaran dalam penelitian ini akan dibahas dan dianalisis untuk produk
buah-buahan pada perusahaan, yaitu memasarkan produk buah yang tepat sasaran,
artinya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumen yang disasar,
serta perlu memperhatikan umur konsumsi buah agar mencapai nilai jual yang tinggi.
Hal tersebut jika terwujud akan mencapai kepuasan konsumen, sehingga berdampak
23
perusahaan untuk menarik minat konsumen sasaran. Berikut adalah tiga komponen di
2.3.1.1 Segmentation
yang ditawarkan oleh perusahaan mendapat respon yang baik dari konsumen. Menurut
Kotler dan Armstrong (2018:75) segmentasi pasar adalah proses pembagian pasar
perilaku berbeda, yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah.
a. Segmentasi Geografis
berbeda, seperti negara, wilayah negara bagian, daearh, kota, atau bahkan
• Wilayah dunia atau negara (Amerika Utara, Eropa Barat, Timur Tengah,
100.000)
24
• Kepadatan (kota, pinggiran kota, desa)
b. Segmentasi Demografis
c. Segmentasi Psikografi
termasuk variabel dalam kelas sosial adalah kelas bawah, menengah, atas, kelas
pekerja, dll. Untuk varaiabel dalam gaya hidup yaitu pekerja keras, gaya hidup
d. Segmentasi Perilaku
Variabelnya terdiri dari situasi (situasi biasa atau khusus), manfaat (kualitas,
25
jasa, ekonomi, kenyamanan), status pengguna (bukan pengguna, pengguna
menengah, kelas berat), status loyalitas (tidak ada, menengah, kuat), tahap
kesiapan membeli (sadar, tertarik, bermaksud membeli, tidak sadar), dan sikap
2.3.1.2 Targeting
menetapkan target pasar. Penetapan target pasar ini yaitu mengevaluasi daya tarik
masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang
dimasuki (Kotler dan Armstrong, 2018:75). Fungsi dari targeting ini adalah untuk
Nantinya penetuan target pasar akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan tujuan
(2011:71) terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk
mendapatkan pasar sasaran yang optimal, yaitu responsif, potensi penjualan, penjualan
2.3.1.3 Positioning
produk untuk menduduki tempat yang jelas berbeda dan diinginkan, relatif terhadap
produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran. Positioning bukanlah strategi produk
26
dengan produk itu (Shinta, 2011:72). Tujuan dari positioning adalah untuk
memposisikan produk agar menjadi pusat perhatian konsumen dan terus melekat di
produk ke dalam pikiran konsumen, yaitu dengan cara diferensiasi produk. Diferensiasi
produk adalah keunikan atau hal yang paling menonjol dari suatu produk dan
pemasaran (marketing mix) yang sesuai dengan strategi pemasaran. Bauran pemasaran
adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
Wijayanti (2017:51) bauran pemasaran juga salah satu taktik untuk membangun merek
27
(brand building) dan mencapat target penjualan. Menurut Kotler dan Armstrong
(2018:77), bauran pemasaran terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P).
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, 4P ini juga ikut berkembang menjadi
7P, dengan menambah tiga elemen, yaitu people, process, dan physical evidence.
Menurut Kotler dan Armstrong (2018:77), produk adalah kombinasi barang dan
jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Produk yang ditawarkan
konsumenlah yang terpenting (Wijayanti, 2017). Produk terdiri dari berbagai unsur
atau perlakuan yang saling berkaitan dengan tujuan menarik hati konsumen. Produk
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah buah-buahan yang dijual oleh PT.
a. Packing
berfungsi untuk melindungi produk agar tidak rusak dan tetap utuh sampai ke
membungkus kue, atau jaring untuk mengemas buah apel. Selain berfungsi
28
kemasan yang menarik dan unik. Keterkaitannya dengan penelitian ini, yaitu
PT. Agripratama Mitra Sejahtera harus mengemas produk buah dengan sangat
aman agar mutu buah tidak turun atau rusak ketika sampai ke tangan konsumen
b. Branding
Unsur-unsur sepeti simbol, logo, atau nama yang digunakan pada suatu produk
membedakannya dengan produk lain. Unsur-unsur ini haruslah unik dan mudah
diingat oleh konsumen. Karakteristik brand yang baik yaitu mudah diucapkan
dan diingat, memberikan arti tambahan yang benar terhadap pembeli, dan tidak
boleh dikacaukan kata-katanya dengan produk lain. Nama brand dari PT.
Veggies.
c. Labelling
Label adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal
kemasan, atau merupakan etika lepas yang ditempelkan pada produk. Informasi
yang tertera pada label dapat berupa kualitas barang, kegunaannya, berat,
d. Warranty
adanya jaminan, konsumen jadi percaya bahwa produk yang ditawarkan dalam
29
keadaan baik. Kalau barang rusak, konsumen dapat meminta pengembalian
kepada perusahaan. Tetapi ada syaratnya, yaitu tenggang waktu, produk yang
konsumen, produk yang rusak hanya bersifat servis tanpa menambah suku
cadang.
e. Service
Service atau pelayanan adalah suatu aktivitas yang ditawarkan pada orang lain
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk memperoleh
(2019:181) harga merupakan unsur dari bauran pemasaran yang dapat menghasilkan
kekayaan atau keuntungan dari hasil pertukaran barang maupun jasa. Harga juga
berhubungan dengan nilai produk atau jasa, jika nilai produk atau jasa bernilai tinggi
maka harga yang ditawarkan juga tinggi, begitupun sebaliknya. Untuk menetapkan
harga suatu produk, dibutuhkan strategi yang berasal dari segmentasi dan target
konsumen potensial. Terdapat tahap-tahap dalam menentukan harga suatu produk atau
jasa, tujuannya yaitu agar dapat diterima atau dijangkau oleh konsumen di segmen
tersebut atau target konsumen. Berikut adalah tahap-tahap penentuan harga menurut
Wijayanti (2017:68) :
30
a. Melakukan survei pasar harga produk kompetitor
Harga produk buah dari PT. Agripratama Mitra Sejahtera terdapat dua kategori, yaitu
cermat terhadap beberapa faktor, yaitu akses lokasi mudah dijangkau oleh trasnportasi
umum; visibilitas atau lokasi dapat dilihat secara jelas dari tepi jalan; banyak orang
yang berlalu lalang dan lalu lintas di lokasi tidak macet; tempat parkir yang luas;
tersedia tempat untuk memperluas lokasi usaha; lingkungan sekitar yang mendukung
Saluran distribusi adalah suatu gabungan penjualan dan pembelian yang bekerja
sama memproses, menggerakkan produk dan jasa dari produsen ke konsumen (Shinta,
menyalurkan produk ke konsumen sedekat mungkin sesuai dengan target yang diraih.
Namun saluran distribusi mempunyai fungsi lainnya, yaitu sebagai pembuat perubahan
31
dari suatu nilai guna bentuk (form utility) menjadi bentuk barang dan jasa sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Lalu, distribusi berfungsi untuk mengubah nilai guna waktu
(time utility) menjadi barang danjasa yang tersedia dimana konsumen ingin
utility), yaitu sebagai fasilitator untuk pemindahan kepemilikan barang dan jasa ke
konsumen (Wijayanti, 2017:96). Saluran distribusi produk buah pada PT. Agripratama
Mitra Sejahtera terdiri dari petani/ pemasok/ pasar induk, lalu didistribusikan ke
perusahaan untuk diproses, setelah itu dikirim ke agen mitra dan terakhir
konsumen untuk membelinya (Kotler dan Armstrong, 2018:78). Promosi juga dapat
periklanan, publisitas, promosi penjualan, dan direct marketing. Promosi yang masif
sangatlah penting dilakukan oleh setiap unit usaha agar usahanya banyak dikenal oleh
masyarakat, khususnya konsumen sasaran. Jika promosi berhasil dilakukan, akan ada
konsumen baru yang berdatangan untuk membeli produk dan tentunya akan berdampak
32
2.3.2.5 People (Partisipan/ Orang)
Menurut Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2018:26) orang atau partisipan yang
dimaksud disini adalah semua pelaku manusia yang berperan dalam penyampaian
perusahaan, pelanggan tetap, dan pelanggan lain di lingkungan layanan. People bukan
hanya memegang peranan penting pada kegiatan prosuksi atau operasional, tetapi juga
langsung berhubungan dengan pelanggan harus mempunyai perilaku yang baik, karena
akan membuat konsumen mempunyai pandangan yang baik pada perusahaan sehingga
pemasaran dibuat oleh divisi pemasaran dan pimpinan perusahaan, yang ditujukan
semua aktivitas kerja adalah proses melibatkan prosedur, jadwal, tugas mekanisme,
aktivitas dan rutinitas. Produk atau jasa yang baik berasal dari proses yang baik pula.
Oleh karena itu, proses untuk menghasilkan barang atau jasa ini harus sesuai dengan
urutan kegiatan atau aktivitasnya, tidak boleh terlewatkan satupun. Proses atau
Sejahtera ditujukan untuk mempertahankan mutu buah, agar masih dalam keadaan
33
yang baik ketika sampai ke tangan konsumen akhir. Proses ini meliputi sortasi,
untuk membeli atau menggunakan produk jasa yang ditawarkan (Fatihudin dan
jasa berada, tempat dimana perusahaan berinteraksi dengan konsumen, serta komponen
semua representasi nyata seperti brosur, kop surat, kartu nama, laporan, papan nama,
peralatan, dan halaman website (Zeithaml, Bitner, dan Gremler, 2018:26). Bangunan
fisik, logo, warna, dan label juga merupakan bukti fisik. Dengan adanya bukti fisik,
konsumen menjadi percaya akan keberadaan perusahaan, sehingga mereka tidak ragu
untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu bukti fisik yang dapat
mempertahankan mutu produk buah adalah chiller. Buah yang diletakan di dalam
chiller umur simpannya akan lebih lama dan penurunan mutunya lebih lambat.
kondisi eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan sampai pada pangkalnya.
berada di luar atau dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan
tersebut. Analisis lingkungan ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu analisis
34
lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Seluruh kekuatan yang ada di
dalam lingkungan tersebut berpotensi berdampak pada produk dan jasa. Analisis
Meskipun kekuatan eksternal sering berada di luar kendali, tetapi pemasar tetap harus
(Kurtz, 2012:64).
dengan lingkungan dan memiliki kemampuan untuk beroperasi secara efektif dalam
batasan yang terdapat pada lingkungan tersebut (Gilligan dan Wilson, 2009:80).
Menurut David (2017:90) tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud untuk
internal di dalam penelitian ini terdiri dari strategi pemasaran Segmentation, Targeting,
Positioning (STP) dan juga bauran npemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion,
35
Menurut David (2017:61) tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar
peluang terbatas yang dapat menguntungkan perusahaan serta ancaman yang harus
dihindari. Perusahaan harus mampu merespon baik secara ofensif atau defensif
eksternal atau yang meminimalkan dampak ancaman potensial. Menurut Gilligan dan
Wilson (2009:80) audit eksternal mencakup dua faktor kekuatan, yaitu lingkungan
makro dan lingkungan mikro. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2009:94),
faktor lingkungan eksternal dibagai menjadi tiga subkategori yaitu lingkungan jauh
a. Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kumpulan kekuatan yang lebih luas dan
berbagai cara oleh perkembangan di lingkungan politik dan hukum. Hal ini
undangan yang harus ditaati oleh unit usaha untuk berbisnis. Elemen dari
36
praktik bisnis yang tidak adil, dan melindungi masyarakat luas dari perilaku
2. Lingkungan Ekonomi
strategi pemasaran, yaitu terdiri siklus bisnis, krisis ekonomi global, inflasi
(Kurtz, 2012:76).
3. Lingkungan Sosial-Budaya
yang terdiri dari hubungan antara pemasar, masyarakat, dan budaya (Kurtz,
37
4. Lingkungan Teknologi
b. Lingkungan Industri
mempengaruhi semua bisnis yang menyediakan produk dan jasa serupa (Pearce
dan Robinson, 2009:102). Konsep lingkungan Industri ini diprakarsai oleh oleh
sifat daya saing dalam industri tertentu dapat di lihat sebagai gabungan dari
lima kekuatan, yang disebut sebagai Porter’s Five Forces (David, 2017:72).
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh satu perusahaan dapat berhasil jika
38
khususnya buah dan sayur sekarang ini semakin banyak, tentu hal ini akan
pembiayaan khusus.
Perusahaan atau unit usaha yang memasarkan buah lokal perlu membuat
lokal.
39
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
suatu perusahaan dan industri. Hal ini dapat terjadi, terutama jika industri
memiliki sedikit pemasok, sedikit bahan baku substitusi, atau ketika biaya
untuk mengatur pemasok buah-buahan ini agar produk buah yang diterima
yang bermutu tinggi, layanan yang memuaskan, dan juga harga yang
pertanian.
40
organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dikejar.
dilaksanakan organisasi untuk mencapai tujuan akhir, serta cara yang akan digunakan
Menurut David (2017:170) teknik formulasi strategi mempunyai tiga tahap dalam
pengambilan keputusan, yaitu tahap 1 disebut tahap input, tahap 2 disebut tahap
pencocokan, dan tahap 3 disebut tahap keputusan. Tahap 1 merangkum informasi input
dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi, yang terdiri dari matriks IFE,
matriks EFE, dan matriks profil kompetitif (CPM). Tahap 2 berfokus untuk
menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan menyelaraskan faktor eksternal dan
internal kunci. Faktor eksternal dan internal kunci berasal dari analisis lingkungan
pemasaran unit usaha atau perusahaan. Teknik analisis pada Tahap 2 meliputi matriks
Internal-External (IE), dan matriks Grand Strategy. Terakhir, Tahap 3 hanya hanya
memakai satu alat analisis yaitu matriks Quantative Strategic Planning (QSPM). Tahap
3 ini, yaitu QSPM menggunakan informasi dari tahap 1 dan 2 untuk mengevaluasi
alternatif strategi.
41
2.5.1 Matriks IFE dan EFE
Menurut David (2017:116) alat yang digunakan dalam analisis internal adalah
matriks evaluasi faktor internal (Internal Factor Evaluation / IFE). Matriks IFE ini
pemasaran unit usaha atau perusahaan, dan juga menyediakan dasar untuk
dinilai dengan angka 1 hingga 4, yaitu pengaruh faktor internal terhadap perusahaan,
pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE juga dinilai dengan
angka 1 sampai dengan 4, dan maknanya sama dengan penilaian matriks IFE.
2.5.2 Matriks IE
berbagai divisi (segmen) organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE dalam
pemasarannya. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi utama, yaitu total bobot nilai
42
pada matriks IFE untuk sumbu x dan total bobot nilai matriks EFE untuk sumbu y.
Kesembilan sel matriks IE dibagi lagi ke dalam 3 wilayah, yaitu wilayah 1 jika
berkembang. Kemudian wilayah 2 untuk koordinat pada sel III, V, dan VII
digambarkan sebagai strategi panen dan bebas, jika koordinat menunjukkan pada sel
satu alat dalam menganalisa faktor lingkungan untuk mengembangkan suatu strategi.
Menurut Kurtz (2012:46) analisi SWOT merupakan alat perencanaan strategis yang
penting, yang mana membantu seorang perencana untuk membandingkan kekuatan dan
eksternal. Bentuk analisis ini membuat manajer mempunyai pandangan kritis terhadap
Analisis SWOT pada penelitian ini dimulai dengan identifikasi posisi perusahaan
melalui nilai faktor internal dan eksternal lingkungan pemasaran. Kemudian, yang
(2017:171) matriks SWOT merupakan alat pencocokan penting yang dapat membantu
43
Threats), dan strategi WT (Weaknesses - Threats). Empat strategi ini akan menjadi
mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi
langsung.
44
4. Startegi WT (Weaknesses - Threats)
Analisis SWOT telah menjadi alat analisis pilihan para manajer karena
kekuatan internal dan meremehkan ancaman eksternal; bisa menjadi statis dan berisiko
mengabaikan keadaan yang berubah; dapat terlalu menekankan pada satu kekuatan
atau elemen strategi; dan hasil dari analisis kekuatan belum tentu menjadi sumber
keunggulan kompetitif.
Strategic Planning Matrix/ QSPM), yang terdiri dari 3 tahap kerangka analisis
perumusan strategi, secara objektif menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik.
45
Matriks QSP pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis prioritas strategi
pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Matriks QSP adalah alat yang
objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan strategi lainnya, QSPM juga
memerlukan penetapan peringkat (yang disebut skor daya tarik). Secara khusus, kolom
kiri QSPM terdiri dari informasi yang diperoleh langsung dari matriks EFE dan
Mmatriks IFE. Di kolom yang berdekatan dengan faktor kunci sukses, bobot masing-
masing yang diterima oleh masing-masing faktor dalam matriks EFE dan matriks IFE
dicatat.
keterbatasan. Kelebihan atau fitur postif dari penggunaan QSPM yaitu pertama, satu
set atau seluruh strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan. Kedua, tidak
ada batasan jumlah strategi yang dapat dianalisis. Ketiga, memperkecil kemungkinan
bahwa faktor-faktor kunci akan diabaikan atau dibobot secara tidak tepat. Terakhir
QSPM dapat digunakan oleh organisasi/ perusahaan besar maupun kecil. Sedangkan
berbagai bias. Kedua adalah bahwa QSPM hanya dapat sebaik informasi prasyarat dan
46
2.6 Penelitian Terdahulu
pada skripsi ini. Beberapa judul penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian ini
47
Lanjutan Tabel 4.
No. Nama Judul Persamaan Perbedaan
3 Sijabat Analisis Strategi Menggunakan Tujuan penelitian ini
(2019) Pemasaran dengan metode adalah strategi
Menggunakan analisis pemasaran roti,
Metode SWOT dan matriks IFE, menggunakan metode
AHP untuk matriks EFE, AHP untutk menentukan
Meningkatkan matriks IE, prioritas strategi, objek
Volume Penjualan matriks SWOT penelitian di Toko Roti
(Studi Kasus: Toko Ayah Bakery
Roti Ayah Bakery)
4 Wibowo, Strategi Pemasaran Menggunakan Tujuan penelitian ini
Daryanto Produk Sosis Siap metode adalah strategi
& Rifin Makan (Studi analisis pemasaran sosis siap
(2018) Kasus PT. matriks SWOT makan, menggunakan
Primafood metode ANP untutk
Internasional) menentukan prioritas
strategi, objek penelitian
di PT. Primafood
Internasional
Buah adalah sumber vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Tingkat konsumsi buah nasional selalu berfluktuatif, ditambah lagi karakteristik buah
sebagai produk pertanian yang mudah rusak. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh
48
pengusaha penyedia bahan nabati (buah-buahan) dalam menyusun strategi
pemasarannya.
PT. Agripratama Mitra Sejahtera dengan brand name Sobat Veggies merupakan
platform penyedia bahan nabati dan hewani. Visi perusahaan adalah menyeimbangkan
supply dan demand produk pertanian dengan basis technology, sustainabillity dan
treacibillity, sedangkan misinya yaitu menata ulang supply and demand pangan,
untuk konsumen. Salah satu bahan nabati yang disediakan oleh PT. Agripratama Mitra
Mitra Sejahtera memiliki beberapa kendala, diantaranya yaitu sedikitnya varian buah
yang dijual, promosi yang belum maksimal, dan terakhir turunnya antusias para agen
mitra. PT. Agripratama Mitra Sejahtera belum menyusun strategi pemasaran dengan
maksimal dan mendalam. Tahap pertama dalam merumuskan strategi pemasaran untuk
penelitian ini adalah menentukan faktor kunci internal yang berdasarkan Segmentation,
promotion, people, process, dan physical evidence), serta faktor lingkungan eksternal
dianalisis menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External
Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE berguna untuk menganalisis kekuatan dan
dan ancaman pada perusahaan. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis matriks IE
49
untuk mengetahui posisi PT. Agripratama Mitra Sejahtera, dengan menggunakan total
bobot nilai dari matriks IFE (sebagai sumbu x) dan EFE (sebagai sumbu y). Selanjunya
50
PT. Agripratama Mitra Sejahtera
(Sobat Veggies)
Matriks Matriks
IFE Faktor Kunci Internal Faktor Kunci Eksternal EFE
Matriks
IE
Posisi Perusahaan
Matriks
SWOT
Alternatif Strategi
Matriks
QSP
Prioritas Strategi
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) yang
berlokasi di Pondok Nurul Fikri, JL. Tugu Raya, Tugu, Kota Depok, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT. Agripratama Mitra
usaha yang akan terus berkembang. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung, atau
disebut juga sebagai data asli atau baru yang memiliki sifat up to date (Siyoto dan
Sodik, 2015:58). Data primer dalam penelitian ini didapat dari observasi, kuesioner dan
wawancara kepada CEO, CMO, COO PT. Agripratama Mitra Sejahtera, dan juga CMO
PT. Arconesia Teknologi Digital (pihak eksternal). Data sekunder diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti dari berbaga sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan
kedua) (Siyoto dan Sodik, 2015:58). Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari
studi pustaka dan sumber literatur yang berguna untuk mendukung dan memperkuat
52
teori sebagai dasar dalam penelitian ini, seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Menurut Siyoto
dan Sodik (2015:59) data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Lalu untuk data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka yang dapat
Penggunaan data kualitatif dan kuantitatif di dalam penelitian ini dapat sebagai berikut.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
a. Wawancara
53
informasi awal mengenai profil perusahaan, permasalahan mengenai
b. Observasi
c. Kuesioner
faktor internal dan faktor eksternal, penentuan bobot dan nilai, serta
54
d. Studi Pustaka
yang berguna untuk melengkapi data-data, seperti buku, jurnal, atau referensi
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan matriks
Internal Factor Evaluation (IFE), matriks External Factor Evaluation (EFE), matriks
Internal-Eksternal (IE), matriks SWOT, dan analisis QSPM. Tahap pertama yaitu
yang berhubungan dengan pemasaran produk buah-buahan dengan matriks IFE dan
EFE dan selanjutnya diberi bobot. Lalu setelah itu total bobot nilai dipetakan ke dalam
yang mungkin digunakan perusahaan untuk pemasaran produk buah. Tahap terakhir
produk buah-buahan yang paling cocok untuk diterapkan pada perusahaan. Penelitian
ini tidak menggunakan semua metode analisis formulasi strategi, karena metode
matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP dinilai sudah
cukup dan sesuai untuk menganalisis alternatif dan prioritas strategi pemasaran produk
buah pada PT. Agripratama Mitra Sejahtera. Selain itu jika menggunakan semua
metode analisis, akan terlalu banyak dan memakan waktu. Berikut adalah langkah kerja
55
Tahap 1 : Tahap Input
Matriks QSP
Faktor kunci internal yang digunakan pada penelitian ini ditentukan berdasarkan
strategi STP dan bauran pemasaran 7P PT. Agripratama Mitra Sejahtera, sedangkan
mikro, dan lingkungan industri. Pada tahap awal, daftar faktor-faktor kunci internal dan
eksternal ini dibuat oleh peneliti berdasarkan wawancara kepada pihak internal
perusahaan, lalu setelahnya pihak perusahaan memilih faktor mana yang sesuai dengan
menambahkan faktor lainnya yang sekiranya lebih sesuai. Setelah faktor-faktor internal
dan eksternal ditentukan, proses selanjutnya adalah meminta informan (pihak internal
dan eksternal perusahaan) untuk memberi bobot dan nilai pada masing-masing faktor
56
Factor Evaluation (EFE) untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan. Berikut
adalah langkah-langkah menyusun matriks IFE dan EFE menurut David (2017:77-
116).
1. Peneliti membuat daftar faktor internal dan eksternal kunci PT. Agripratama
buah berdasarkan startegi STP dan bauran pemasaran 7P yang sesuai dengan
2. Peneliti meminta pihak internal perusahaan untuk memilih faktor kunci mana
memberi tanda ceklis (✓). Lalu, pihak perusahaan dapat menambahkan faktor
lainnya yang menurut mereka lebih sesuai dengan aktivitas pemasaran buah-
buahan perusahaan.
57
Tabel 6. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Internal dan Eksternal
3. Apabila faktor kunci internal dan eksternal sudah sesuai, langkah selanjutnya
yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting). Jumlah
semua bobot harus sama dengan 1,0. Pemberian bobot ini dilakukan dengan
cara membandingkan antar faktor dan menentukan faktor mana yang lebih
vertikal
58
Tabel 7. Pemberian Bobot dengan Paired Comparison.
4. Apabila jumlah narasumber lebih dari satu, maka untuk menetukan bobotnya
skala dari faktor-faktor tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan total skala
seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam menanggapi faktor tersebut,
59
6. Apabila jumlah narasumber lebih dari satu, maka untuk menetukan
60
7. Mengalikan bobot masing-masing faktor dengan peringkatnya untuk
8. Menjumlahkan skor tertimbang pada setiap faktor untuk menentukan total skor
tertimbang untuk perusahaan. Berikut adalah contoh matriks IFE dan EFE
61
Total skor tertimbang dapat berkisar dari yang terendah 1,0 hingga tertinggi 4,0,
dengan skor rata-rata 2,5. Total skor tertimbang pada matriks IFE jika jauh di bawah
2,5, maka aktivitas pemasaran produk buah PT. Agripratama Mitra Sejahtera lemah
secara internal, sedangkan skor secara signifikan di atas 2,5 menunjukkan aktivitas
pemasaran produk buah yang kuat. Jumlah faktor tidak berpengaruh pada kisaran skor
total tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1,0. Total skor tertimbang pada matriks
EFE jika berjumlah 4,0, maka menunjukkan bahwa perusahaan telah secara efektif
memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan potensi dampak buruk terhadap
Matriks IE dibentuk dari total bobot nilai matriks IFE dan EFE yang membentuk
sebuah koordinat. Total bobot nilai matriks IFE mewakili sumbu x, sedangkan total
bobot nilai matriks EFE mewakili sumbu y. Pada sumbu x matriks IE, total bobot nilai
matriks IFE adalah 1,0 hingga 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, lalu skor
2,0 hingga 2,99 dianggap rata-rata, sedangkan skor 3,0 hingga 4,0 dianggap kuat.
Begitu pula pada sumbu y, total bobot nilai EFE 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah,
kemudian skor 2,0 hingga 2,99 tergolong sedang, dan skor 3,0 hingga 4,0 dianggap
62
Kesembilan sel matriks IE dibagi lagi ke dalam 3 wilayah, yaitu wilayah 1 jika
berkembang, strategi yang dapat dilakukan pada wilayah ini adalah meningkatkan
kualitas produk atau melakukan promosi secara masif. Kemudian wilayah 2 untuk
koordinat pada sel III, V, dan VII digambarkan sebagai strategi bertahan dan
mempertahankan, strategi yang biasanya dilakukan pada wilayah ini yaitu melakukan
strategi panen dan bebas, jika koordinat menunjukkan pada sel VI, VIII, atau IX.
Strategi yang perlu dilakukan pada wilayah 3 ini yaitu meningkatkan mutu produk atau
mencoba segmen konsumen baru. Contoh matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.
63
Total Skor Tertimbang IFE
I II III
3,0
IV V VI
Total Skor
Tertimbang
EFE 2,0
VII VIII IX
1,0
Gambar 5. Matriks IE
Sumber : David (2017)
sembilan sel, lalu terdapat empat sel faktor kunci, empat sel strategi, serta satu sel yang
selalu dikosongkan (sel kiri atas). Tujuan dari analisis matriks SWOT ini adalah untuk
pada PT. Agripratama Mitra Sejahtera. Pertama, faktor kunci internal (kekuatan dan
kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang telah ditentukan, selanjutnya
diterapkan pada empat sel strategi berlabel S, W, O, dan T. Setelah itu, faktor-faktor
64
mengokombinasikan atau mencocokkan faktor-faktor kunci menjadi berlabel SO, WO,
ST, dan WT. Penentuan alternatif strategi juga disesuaikan dengan posisi perusahaan
yang telah dianalisis pada matriks IE. Berikut adalah proses pembuatan matriks SWOT
Perlu juga untuk memasukkan catatan seperti “S1, O2” (kombinasi antara faktor
kekuatan nomor 1 dan peluang nomor 2) pada setiap strategi dalam matriks SWOT.
65
Tabel 12. Contoh Matriks SWOT
Faktor Internal
STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)
Faktor Eksternal
Strategi SO Strategi WO
Menciptakan strategi Menciptakan strategi yang
OPPORTUNITIES (O) yang menggunakan meminimalkan kelemahan
kekuatan untuk untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang. peluang.
Strategi ST Strategi WT
Menciptakan strategi Menciptakan strategi yang
TREATHS (T) yang menggunakan meminimalkan kelemahan
kekuatan untuk mengatasi dan menghindari ancaman.
ancaman.
Sumber : David (2017)
Analisis matriks QSP adalah tahap terakhir untuk menentukan prioritas strategi
pemasaran produk buah-buahan yang paling cocok untuk diterapkan pada PT.
Agripratama Mitra Sejahtera. Secara khusus, kolom kiri QSPM terdiri dari informasi
yang diperoleh langsung dari matriks EFE, matriks IFE, dan matriks SWOT. Terdapat
enam langkah dalam menyusun matriks QSP, sebagai berikut (David, 2017:187) :
1. Mencatat daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan serta kekuatan dan
kelemahan internal yang sudah ditentukan pada tahap awal pembuatan matriks
66
2. Menetapkan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal kunci perusahaan
yang berhubungan dengan pemasaran prduk buah. Bobot ini sama dengan yang
ada di matriks EFE dan matriks IFE. Bobot disajikan dalam kolom tepat di
4. Meminta informan dari pihak internal perusahaan untuk menentukan skor daya
5. Menghitung total skor daya tarik (Total Attractiveness Scores/ TAS). TAS
strategis.
6. Menghitung jumlah total skor daya tarik (Sum Total Attractiveness Scores/
daftar alternatif strategi. Skor yang lebih tinggi menunjukkan strategi tersebut
67
Tabel 13. Contoh Matriks QSP.
Alternatif Strategi
Faktor-faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2
AS TAS AS TAS
Kekuatan
1.
2.
Kelemahan
1.
2.
Peluang
1.
2.
Ancaman
1.
2.
Total Skor Daya Tarik (STAS)
Sumber : David (2017)
diukur. Peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel dengan membaca definisi
(Siyoto dan Sodik, 2015:18). Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini
68
Tabel 14. Definisi Operasional
Faktor Internal Kunci Sub Faktor Internal Kunci Sub Faktor Indikator dari Sub Rumusan
Internal Faktor Internal Faktor-Faktor
Referensi Faktor Sub Faktor Referensi Penelitian Penelitian Internal Kunci
Penelitian
Kotler dan 1. Segmentation 1. Demografis Kotler dan Demografis Wilayah pemasaran Wilayah
Armstrong 2. Geografis Armstrong (Jabodetabek) pemasaran
(2017:212- 3. Psikografis (2017:213) masih terbatas
236) 4. Perilaku
2. Targeting Konsumen sasaran Kotler dan Konsumen Kelompok konsumen
Armstrong sasaran yang dianggap penting
(2017:221) dalam pemasaran
3. Positioning 1. Diferensiasi Kotler dan Diferensiasi PT. AMS ingin Program
produk Armstrong citra (image) konsumen melihat Community
2. Diferensiasi jasa (2017:230) sebagai perusahaan Support
3. Diferensiasi yang mendekatkan Agriculture
saluran konsumen dengan (CSA) belum
4. Diferensiasi petani, dengan mulai berjalan
orang mengenalkan program maksimal
5. Diferensiasi Community Support
citra (image) Agriculture (CSA).
Kotler dan 4. Produk 1. Kualitas produk Kotler dan Fitur/ variasi Varian produk buah Varian buah
Armstrong (Product) 2. Fitur/ variasi Armstrong produk banyak pilihan yang dijual
(2017:77- produk (2017:250- sedikit
78) 3. Desain/ 251)
tampilan produk
69
Lanjutan Tabel 14.
Faktor Internal Kunci Sub Faktor Internal Kunci Sub Faktor Indikator dari Sub Rumusan
Internal Faktor Internal Faktor-Faktor
Referensi Faktor Sub Faktor Referensi Penelitian Penelitian Internal Kunci
Penelitian
Kotler dan 5 Harga 1. Daftar harga Kotler dan Daftar harga Harga lebih murah Harga lebih
Armstrong (Price) 2. Diskon Armstrong dibanding dengan murah dari
(2017:77- 3. Keringanan (2017:79) perusahaan pesaing pesaing
78) 4. Periode
pembayaran
5. Syarat kredit
6. Lokasi/ 1. Saluran Kotler dan Lokasi 1. Akses jalan tol Lokasi
Tempat 2. Cakupan Armstrong perusahaan 2. Akses jalan besar perusahaan
(Place) 3. Lokasi (2017:79) 3. Tempat parkir luas strategis
4. Persediaan
5. Tranportasi
6. Logistik
7. Promosi 1. Iklan Kotler dan Pemasaran 1. Media promosi Frekuensi
(Promotion) 2. Penjualan pribadi Armstrong langsung dan yang digunakan promosi produk
3. Promosi penjualan (2017:441) digital beragam buah rata-rata
4. Hubungan 2. Intensitas promosi dilakukan 2-3
masyarakat yang dilakukan kali dalam
5. Pemasaran sebulan melalui
langsung dan Instagram dan
digital Whatsapp
70
Lanjutan Tabel 14.
Faktor Internal Kunci Sub Faktor Internal Kunci Sub Faktor Indikator dari Rumusan Faktor-
Internal Sub Faktor Faktor Internal Kunci
Referensi Faktor Sub Faktor Referensi Penelitian Internal Penelitian
Penelitian
Zeithaml 8. Orang/ 1. Karyawan Zeithaml et Kinerja 1. Keramahan Pelayanan yang
V.A, Partisipan 2. Konsumen al (2018:25) Karyawan dalam ramah dan responsif
Bitner (People) pelayanan
M.J, dan Kecepatan
Gremler dan ketepatan
D.D dalam
(2018:25- merespon
27) 9. Proses Alur aktivitas/ Zeithaml et Alur 1. Ketelitian dan 1. Alur kerja (SOP)
(Process) kegiatan al (2018:25) aktivitas/ kerapian kerja operasional
operasional : kegiatan sesuai urutan perusahaan sudah
• Kegiatan operasional proses tertata
operasional/ 2. Metode 2. Memiliki armada
produksi pengiriman pengiriman sendiri
• Pengiriman yang dipakai 3. Konsumen mudah
pesanan 3. Metode dalam melakukan
• Sistem pembayaran pembayaran
pembayaran beragam
10. Penampilan 1. Brosur Zeithaml et Halaman Adanya website Perusahaan belum
fisik (Physical 2. Papan nama al (2018:26) website atau aplikasi mempunyai sistem
Evidence) 3. Peralatan aplikasi atau website
4. Halaman untuk pemesanan
website produk
71
Lanjutan Tabel 14.
Faktor Eksternal Kunci Sub Faktor Eksternal Kunci Sub Faktor Indikator dari Rumusan Faktor-Faktor
Eksternal Sub Faktor Eksternal Kunci Penelitian
Penelitian Eksternal
Referensi Faktor Sub Faktor Referensi Penelitian
Kotler 1 Ekonomi 1. Pendapatan Kotler 1. Pendapa 1. Pendapatan 1. Pengeluaran penduduk
(2010:131 2. Angka (2010:135 tan penduduk untuk produk buah-buahan
) pengangguran ) 2. Tingkat meningkat di wilayah Jabodetabek
3. Suku bunga ketersed 2. Produksi tahun 2018-2021 menurun
4. Tingkat iaan buah dengan rata-rata sebesar -
ketersediaan (bahan meningkat 0,6% per tahun
baku) 2. Produksi buah nasional
tahun 2019-2021
meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 Gaya 1. Perilaku yang Kotler Kebiasaan Konsumsi Konsumsi buah di wilayah
hidup menyangkut (2010:135 dan selera produk buah Jabodetabek tahun 2019-2021
(Sosial- kesehatan ) makan meningkat menurun dengan rata-rata
budaya) 2. Kebiasaan dan (konsumsi) sebesar -6,9% per tahun
selera makan
3. Kehidupan
beragama
3 Politik dan 1. Perkembangan Kotler Regulasi Regulasi yang PP No.7 Tahun 2021 tentang
regulasi politik (2010:141 dapat Kemudahan, Perlindungan, dan
2. Regulasi ) mempermudah Pemberdayaan Koperasi dan
3. Penegakkan jalannya usaha Usaha Mikro, Kecil, dan
hukum Menengah
72
Lanjutan Tabel 14.
Faktor Eksternal Kunci Sub Faktor Eksternal Kunci Sub Faktor Indikator dari Rumusan Faktor-
Referensi Faktor Sub Faktor Referensi Eksternal Sub Faktor Faktor Eksternal
Penelitian Eksternal Kunci Penelitian
Penelitian
Kotler 4 Teknologi1. Fokus dari penelitian Drummon Mengemban Perkembangan Perkembangan
(2010:131 pemerintah d, Ensor, gkan proses teknologi yang teknologi dalam
) 2. Tingkat transfer and teknologi semakin canggih bidang pemasaran
teknologi Ashford dan memudahkan (digital marketing)
3. Mengembangkan (2008:24) pekerjaan
proses teknologi
Kotler dan 5 Lingkunga 1. Cuaca dan musim Kotler dan Cuaca dan Cuaca dan musim Perubahan cuaca dan
Armstrong n hidup 2. Bencana alam Armstrong musim yang sesuai dan musim yang tidak
(2017:135 (alam) 3. Polusi udara (2017:135 dapat diprediksi menentu dapat
) ) mempengaruhi
produksi buah-buahan
Porter 6 Persaingan 1. Tingkat pertumbuhan Porter Jumlah Jumlah Terdapat perusahaan
(2008:8- antar industri (2008:18) pesaing perusahaan pesaing di wilayah
20) perusahaa 2. Jumlah pesaing pesaing sedikit yang sama
n pesaing 3. Hambatan
meninggalkan
industri
7 Ancaman 1. Persyaratan modal Porter Jumlah Jumlah Munculnya
Pendatang 2. Biaya peralihan (2008:10) perusahaan perusahaan perusahaan baru yang
Baru pelanggan pendatang baru bergerak dalam
3. Jumlah perusahaan sedikit bidang E-Commerce
4. Kebijakan produk pertanian
pemerintah
73
Lanjutan Tabel 14.
Faktor Eksternal Kunci Sub Faktor Eksternal Kunci Sub Faktor Indikator dari Sub Rumusan Faktor-
Referensi Faktor Sub Faktor Referensi Eksternal Faktor Eksternal Faktor Eksternal
Penelitian Penelitian Kunci Penelitian
Porter 8 Kekuatan 1. Kualitas dan Kotler 1. Kualitas 1. Hubungan kerja 1. Hubungan
(2008:8- Tawar kerja sama (2010:143) hubungan sama dan dengan supplier
20) Menawar dengan dengan komunikasi terjalin dengan
Pemasok pemasok pemasok dengan pemasok baik
(supplier) 2. Jumlah 2. Jumlah 2. Jumlah pemasok 2. Beberapa
pemasok pemasok yang ada di supplier
dalam industri menerapkan
kuota maksimal
pembelian buah
74
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Agripratama Mitra Sejahtera adalah sebuah unit usaha yang bergerak dalam
pemasaran produk pertanian nabati dan hewani berbasis digital atau E-Commerce,
dengan memakai brand name Sobat Veggies. Sebelum Sobat Veggies terbentuk, sang
founder yaitu Sarah Apriliani Nurjanah mengawali usahanya dengan berjualan sayur
berjualan sayur ini sekaligus membantu kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai
petani di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Beliau menjualnya mulai dari teman
berkembang dan beberapa konsumennya mulai menjadi reseller. Lalu, beliau bekerja
sama dengan 2 orang teman kampusnya untuk mulai serius dengan usahanya ini dan
terbentuklah Sobat Veggies di Jakarta pada 27 September 2019. Sobat Veggies resmi
menjadi perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Agripratama Mitra Sejahtera
pada bulan Mei 2020. Fokus usaha dari PT. Agripratama Mitra Sejahtera yaitu E-
PT. Agripratama Mitra Sejahtera pada awalnya berkantor di daerah Bekasi, Jawa
Barat, kemudian pindah ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kemudian, pada bulan
Maret 2021, PT. Agripratama Mitra Sejahtera resmi pindah ke Jl. Tugu Raya, Kota
Depok, Jawa Barat. PT. Agripratama Mitra Sejahtera untuk pertama kalinya melakukan
75
penjualan secara Business to Business (B2B) ke perusahaan besar pada bulan Januari
2021. Perusahaan yang dimaksud adalah PT. Paskomnas Niaga Utama dan juga
supermarket Grand Lucky. Produk utama yang dipasok ke Pakomnas dan Grand Lucky
adalah paprika hijau, merah, dan kuning. Kemudian di tahun yang sama, PT.
Agriculture (CSA) pada pertengahan tahun 2022 sebagai citra perusahaan, yaitu PT.
yang mendekatkan konsumen dengan petani. Program CSA ini juga menyasar
76
4.2 Lokasi Perusahaan
Nurul Fikri, Jl. Tugu Raya No. 9, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota
Depok, Jawa Barat. Lokasi ini juga berfungsi sebagai distribution center, dimana
seluruh kegiatan operasional mulai dari quality control, penyimpanan, packing, sampai
Visi dari PT. Agripratama Mitra Sejahtera adalah menyeimbangkan supply dan
77
1. Menata ulang supply and demand pangan
6. Meningkatkan kerja sama dengan petani dalam memproduksi sayur dan buah
10. Menjalin kerja sama dengan hotel, restoran, cafe, dan perusahaan sejenis
17. Mencari pendanaan dengan P2P lending dan komunitas investor lainnya
78
4.4 Struktur Organisasi Perusahaan
founder dari perusahaan. Struktur organisasi PT. Agripratama Mitra Sejahtera dapat
79
Berdasarkan struktur organisasi perusahaan, maka tugas dan tanggung jawab dari
Founder PT. Agripratama Mitra Sejahtera juga bertindak sebagai CEO, yang
2. Marketing
Divisi Marketing dipimpin oleh seorang Chief Marketing Officer (CMO) yang
oleh:
80
3. Supply Chain Management (SCM)
Divisi SCM dikepalai oleh seorang Chief Operating Officer (COO) yang
konsumen.
kelistrikan
HRGA juga bertanggung jawab kepada COO, namun divisi ini menangani
perihal sumber daya manusia atau karyawan, serta bertanggung jawab terhadap
81
5. Finance
Divisi Finance dipimpin oleh seorang Chief Financial Officer (CFO) yang
penawaran pembelian.
PT. Agripratama Mitra Sejahtera dipimpin oleh 4 orang board of directors (BOD),
yaitu Chief Excecutive Officer (CEO), Chief Marketing Officer (CMO), Chief
Operating Officer (COO), dan Chief Financial Officer (CFO). Karyawan perusahaan
berjumlah 19 orang, yang dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bagian manajemen dan
terdapat 9 orang. Jam kerja bagian manajemen hari Senin – Jumat dengan 9 jam kerja
(8 jam kerja, 1 jam istirahat), dari pukul 08.30 – 17.30. Karyawan bagian gudang
bekerja selama 6 hari dengan sistem shift (7 jam kerja, 1 jam istirahat). Terdapat 3 shift,
yaitu shift I dari pukul 07.00 – 15.00, shift II pukul 15.00 – 23.00, dan shift III pukul
23.00 – 07.00.
82
4.5 Kegiatan Pemasaran Perusahaan
PT. Agripratama Mitra Sejahtera saat ini menerapkan 2 sistem pemasaran, yaitu
mengategorikan agen mitra ke dalam sistem B2C, karena pembelian agen mitra tidak
besar dan terdapat beberapa agen yang terkadang tidak menjual dan untuk dikonsumsi
sendiri. Segmentasi konsumen dari pemasaran B2C PT. Agripratama Mitra Sejahtera
adalah laki-laki dan perempuan yang tinggal di perkotaan dengan menerapkan pola
konsumen dari B2B adalah cafe, restoran, dan korporasi. Jangkauan wilayah
produk buah-buahan, saat ini konsumennya hanya berasal dari agen mitra, komunitas,
Tagline atau slogan dari PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) adalah
“Fresh Veggies from Your Buddies” yang bermakna bahwa konsumen akan
mendapatkan produk yang segar dan berkualitas dari orang terdekatnya (teman atau
Community Support Agriculture (CSA) sebagai citra perusahaan kedepannya, yaitu PT.
yang mendekatkan konsumen dengan petani. Program CSA ini menyasar komunitas-
komunitas sebagai target konsumennya. Kedepannya dengan adanya program CSA ini,
konsumen akan mengetahui darimana produk yang mereka beli berasal. Misalnya
dalam 1 pack strawberry, akan dicantumkan nama dan asal kebun, sampai cara
83
menanamnya (konvensional, organik, atau hidroponik). Perusahaan juga bekerja sama
dengan PT. Arconesia Teknologi Digital untuk memberikan penyuluhan kepada petani
mitra di wilayah Kabupaten Bandung. Saat ini produk yang masuk ke dalam prorgam
CSA ini baru selada, cabai, dan lemon, sedangkan komunitas yang menjadi konsumen
perusahaan ingin petani mitra yang ikut dalam program ini semakin banyak dan ingin
Sistem pemesanan dalam pemasaran B2C dibagi ke dalam 2 cara, yaitu dengan
cara pre order (PO) secara online dan pembelian langsung. Kemudian sistem
pemesanan pada pemasaran B2B dapat dilakukan dengan menghubungi Email atau
Whatsapp. Produk yang dijual oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera terdiri dari
sayuran, buah-buahan, ayam, ikan, daging sapi, telur ayam, bumbu dapur, dan
sembako. Untuk sayuran, ayam, dan telur ayam sudah merambah ke penjualan B2B,
sedangkan untuk produk lainnya masih penjualan B2C. Produk buah-buahan yang
dijual oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera sebagian besar adalah buah musiman,
seperti mangga, durian, dan alpukat, sedangkan untuk buah yang ada sepanjang waktu
84
Gambar 9. Produk Buah yang dijual di PT. Agripratama Mitra Sejahtera
(Lemon, Strawberry, dan Mangga Harum Manis)
Sumber : PT. Agripratama Mitra Sejahtera (2022)
Promosi yang dilakukan oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera adalah dengan
marketing atau pemasaran secara langsung ke konsumen. Bentuk promosi yang disebar
nutrisi yang terkandung dalam produk, manfaat untuk kesehatan, fakta menarik, hingga
resep untuk membuat hidangan yang mudah dan lezat. Materi konten promosi dibuat
konten dalam bentuk foto dan story. Promosi di Whatsapp dilakukan dengan cara
mengunggah foto atau video di status Whatsapp dan juga mempromosikan di grup agen
mitra. Promosi di Tiktok juga mengunggah konten video, namun sekarang sudah tidak
lagi promosi di platform tersebut. Terakhir promosi secara langsung atau direct
marketing dilakukan dengan cara menawarkan produk lewat personal chat Whatsapp
85
Gambar 10. Desain Promosi Produk Buah
Sumber : PT. Agripratama Mitra Sejahtera (2023)
Gambar 10 merupakan desain poster yang dibuat oleh divisi marketing untuk
resmi milik PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies), yaitu Instagram,
Whatsapp, dan Tiktok. Divisi marketing akan mendiskusikan bersama-sama materi apa
saja yang akan dipromosikan. Setelah itu, mereka akan mencari informasi mengenai
materi yang sudah ditetapkan di Google. Kemudian, informasi yang sudah didapatkan
akan dituangkan ke dalam bentuk poster yang sudah didesain dengan gambar atau foto
86
Gambar 11. Promosi melalui Instagram
Sumber : Akun Instagram Resmi PT. Agripratama Mitra Sejahtera (2023)
Desain poster promosi akan dibuat semenarik mungkin dengan warna, gambar,
foto, dan tulisan yang senada. Tujuannya agar enak dilihat dan menarik mata
konsumen. Desain poster promosi yang diunggah melalui Instagram adalah dalam
bentuk foto dan video singkat. Promosi dalam bentuk foto ini akan disertai dengan
caption atau deskripsi singkat tentang materi promosi yang kata-katanya dirangkai
untuk membuat konsumen tertarik membeli. Kalau promosi dalam bentuk video, akan
diunggah melalui fitur Instagram Story dan Instagram Reels. Konsumen dapat bertanya
87
Gambar 12. Promosi melalui Whatsapp
Sumber : Dokumen Pribadi (2023)
Desain poster promosi yang diunggah melalui Whatsapp sama dengan yang ada
Instagram. Poster promosi dibagikan melalui status Whatsapp dan grup agen mitra.
Promosi yang dibagikan melalui status Whatsapp juga disertai dengan caption atau
deskripsi singkat seperti di Instagram. Grup agen mitra selain berfungsi sebagai media
promosi, juga berfungsi sebagai tempat bertanya, diskusi, dan pengarahan agen.
Materi-materi promosi, seperti desain poster dan caption juga akan dibagikan di dalam
88
Gambar 13. Promosi melalui Tiktok
Sumber : Akun Tiktok PT. Agripratama Mitra Sejahtera (2023)
Bentuk promosi yang dilakukan PT. Agripratama Mitra Sejahtera di Tiktok yaitu
video pendek. Divisi marketing akan bersama-sama mendiskusikan konsep video yang
akan dibuat. Konten video yang dibuat berupa kuis, fakta menarik produk, dan juga
video komedi, yang biasanya mengikuti trend yang ada agar semakin banyak dilihat
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, konsumen B2C dapat memesan dengan 2
cara, yaitu pre order (PO) dan pembelian langsung, sedangkan konsumen B2B dengan
menghubungi Email atau Whatsapp. Konsumen B2C, yaitu anggota komunitas dan
konsumen akhir dapat memesan lewat Whatsapp atau direct message Instagram,
89
Anggota komunitas dan konsumen yang lokasinya dekat dengan perusahaan dapat
melakukan pembelian langsung selama hari Senin hingga Jumat, dari pukul 08.30 –
17.30.
Alur pemesanannya, yaitu setelah konsumen dan agen memesan, admin divisi
marketing akan merekapitulasi pesanan ke dalam Microsoft Excel. Data pesanan yang
purchasing akan melakukan cross checking dengan divisi SCM atas ketersediaan
produk (khusus produk sembako, bumbu dapur, dan frozen seperti ayam dan daging
sapi). Jika ada produk yang habis akan segera dipesan ke supplier, sekaligus melakukan
permintaan pembelian ke petani dan supplier untuk produk sayur, buah, dan telur.
Petani dan supplier sayur berasal dari wilayah Bandung, Cisarua, Bogor, dan Depok,
untuk produk buah berasal dari daerah Malang, Ciwidey, dan Jabodetabek, sedangkan
untuk aneka daging dan telur dipasok dari daerah Jabodetabek. Ketika produk yang
dilakukan oleh divisi SCM khususnya bagian warehouse, dimulai dari proses quality
control, packing, pemberian stiker (beberapa produk), freezing (produk aneka daging),
penyusunan sesuai pesanan konsumen, hingga distribusi. Beberapa produk buah ada
juga yang disimpan di dalam chiller/ showcase yaitu strawberry dan lemon, serta yang
disimpan di dalam freezer yaitu buah durian (sudah dipisahkan dari kulitnya). Tahap
pengiriman perusahaan.
90
OPERASIONAL PERUSAHAAN
Input Proses
• Raw product • QC Output Pemasaran
(buah, sayur, • Penimbangan
Supplier • Konsumen
ayam, ikan, • Freezing Produk yang Whatsapp
daging sapi, • Pengemasan sesuai dengan • Instagram
bumbu dapur) (packing) pesanan
• Kemasan • Pemberian konsumen
(plastik dan stiker
kardus) • Penyusunan
• Stiker pesanan
Keterangan :
: Decision
: Feedback
91
Sistem pembayaran yang bisa digunakan konsumen B2C untuk membayar
pesanannya adalah dengan transfer bank atau tunai (COD), sedangkan untuk konsumen
B2B menggunakan transfer bank. Pembayaran untuk agen dan konsumen B2B, diberi
tenggat waktu maksimal seminggu. Apabila produk yang busuk, rusak, atau kurang,
maka akan diberikan potongan harga (diskon) sesuai dengan tingkat kerusakannya dan
kepada petugas administrasi perusahaan, yang bernama Sovia. Petugas admin Sovia
akan melayani konsumen dengan cepat dan ramah, yaitu akan menjawab di bawah
Konsumen
Jika produk
mengecek
Barang sampai rusak atau
jumlah dan Bayar
ke konsumen kurang akan
kondisi produk
diberikan diskon
pesanan
92
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan
(product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence), sedangkan
Lokasi PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) terletak di pinggir jalan
raya, yaitu Jl. Tugu Raya yang terintegrasi dengan jalan raya besar, yaitu Jl. Akses UI,
Jl. Raya Bogor, Jl. Ir. H. Juanda, Jl. Margonda Raya dan Jl. Lenteng Agung Raya.
Perusahaan juga dekat dengan akses jalan tol Cinere – Jagorawi, yang gerbang tol nya
berjarak 3,4 km dan 4 km dari perusahaan, yaitu gerbang tol Margonda 2 dan 3. Lokasi
perusahaan yang dekat dengan jalan raya dan juga gerbang tol (jalan tol), memudahkan
dalam proses distribusi produk, baik distribusi dari pemasok maupun kepada
konsumen. Selain itu, perusahaan mempunyai lahan parkir yang cukup luas, yang
93
memudahkan dalam proses loading dan unloading ke dalam atau luar truk pengiriman.
dalam sistem pelayanan konsumen, yaitu melayani dari pukul 08.00 – 20.00;
permintaan, pertanyaan, keluhan, dan masalah dari konsumen harus dijawab dengan
sopan dan ramah; serta waktu membalas pertanyaan dan keluhan konsumen adalah di
bawah 10 menit, jadi konsumen tidak akan menunggu balasan terlalu lama. Selain itu,
perusahaan juga memberi nama kepada karyawan bagian administrasi ini, yaitu Sovia.
administrasi sebagai teman atau orang terdekat, yang membuat komunikasi menjadi
Tata kelola operasional perusahaan disusun melalui alur kerja atau workflow dari
proses bisnis yang berisi prosedur dan perlu dikerjakan sesuai aturan agar berjalan
dengan lancar. Sebagaimana dinyatakan oleh Ramadhan dkk (2019) bahwa workflow
merupakan otomisasi suatu prosedur seperti tugas ataupun dokumen untuk bergerak
sesuai aturan tertentu untuk mencapai tujuan bisnis. Workflow dapat membantu suatu
perusahaan sehingga seluruh alur kerjanya dapat terlacak dan juga teratur, sehingga
94
bisa mengontrol suatu alur proses pekerjaan. Sebenarnya, alur kerja operasional di PT.
Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) pada tahun 2020 dan 2021 sudah dibuat,
warehousing, logistik). Saat ini alur kerjanya sudah lebih tertata dan terstruktur, karena
sendiri, yaitu truk chiller, mobil berjenis MPV (multi-purpose vehicle), dan sepeda
motor. Pesanan konsumen yang berjarak jauh dari perusahaan akan dikirim
menggunakan yaitu truk chiller dan mobil MPV, sedangkan untuk pesanan berjarak
dekat menggunakan sepeda motor. Armada pengiriman yang dimiliki sendiri oleh
perusahaan ini merupakan kekuatan karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
menjadi tidak terlalu besar dan lebih hemat dibandingkan apabila perusahaan
menggunakan jasa ojek online atau perusahaan pengiriman barang untuk mengirim
dapat segera dikirim. Kalau mengirim pesanan menggunakan jasa ojek online atau
mengambil pesanan bisa memakan waktu lama dan pesanan konsumen bisa terlambat
dikirim.
95
Gambar 16. Truk Chiller untuk Mengirim Pesanan
Sumber : Dokumen pribadi
Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) menyediakan transfer via beberapa bank, yaitu BNI,
BSI, BCA, BRI, dan Permata Bank. Pembayaran melalui transfer bank ini sangat
praktis karena konsumen dapat membayar dari rumah (dengan m-banking) atau dari
ATM terdekat. Selain itu pembayaran melalui transfer dengan beberapa saluran
penggunaan bank yang disediakan oleh perusahaan ini, membuat konsumen tidak perlu
pembayaran yang kedua, yaitu konsumen dapat membayar dengan cara tunai di tempat
konsumen untuk bertransaksi dan mereka akan puas berbelanja di Sobat Veggies, serta
96
Gambar 17. Halaman Internet Banking BCA, BSI, dan BRI
Sumber : Google Images (2023)
Harga produk buah-buahan yang dijual oleh PT. Agripratma Mitra Sejahtera
Perusahaan berkomitmen untuk menawarkan harga yang lebih rendah dari pesaing
tetapi tetap bisa mendapatkan laba. Berikut adalah beberapa perbandingan harga buah
97
Tabel 15. Perbandingan Harga Buah dengan Perusahaan Pesaing
Seluruh harga produk diatas merupakan harga tanpa diskon. Perbandingan harga
jeruk baby yang dijual oleh Sobat Veggies dengan perusahaan lain adalah Rp 3.000
(Sayurbox dan Pasarnow tidak ada jeruk baby). Kemudian perbandingan harga lemon,
yaitu berkisar antara Rp 2.500 hingga Rp 13.500 (harga stroberi Sayurbox tidak ada
karena stroberi yang dijual adalah stroberi hidroponik). Perbandingan harga buah
adalah sebesar Rp 4.000 – Rp 9.000. Perbandingan harga anggur merah adalah sebesar
98
Rp 3.500 – Rp 20.000. Perbandingan harga pear century, yaitu antara Rp 2.500 – Rp
13.900. Lalu perbandingan harga apel fuji, yaitu antara Rp 2.900 hingga Rp 13.300,
Wilayah pemasaran dari PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) berada
Jabodetabek. Hal tersebut terjadi karena menurunnya dan ketidakpastian dari sistem
keagenan yang diterapkan oleh perusahaan. Selama tahun 2020-2021, agen-agen yang
namun saat ini terjadi penurunan pembelian dari agen, bahkan di pertengahan tahun
2022 sempat hilang atau sama sekali tidak melakukan pembelian. Berikut adalah agen
99
Komunitas yang yang menjadi terget pasar dalam program Community Support
konsumen akhir hanya berasal dari sekitar wilayah kantor perusahaan saja. Hal-hal di
atas menjadi kelemahan dalam pemasaran produk buah, karena konsumen di wilayah
lain yang belum terdapat agen jadi susah untuk mendapatkan produk. Selain itu
perusahaan masih kalah dengan perusahaan sejenis yang produknya sudah dipasarkan
maksimal.
pertanian alternatif berbasis komunitas yang didasari dari prinsip lokalitas (locality)
dibuat berbeda dengan sistem pangan global (Shabia, 2021). CSA ini merupakan
program yang baru dikenalkan oleh PT. Agripratma Mitra Sejahtera di pertengahan
tahun 2022, CSA juga dicanangkan sebagai citra perusahaan bahwa konsumen melihat
Sobat Veggies sebagai perusahaan yang mendekatkan konsumen dengan petani. PT.
budidaya pertanian yang bernama PT. Arconesia Teknologi Digital. Namun saat ini,
program CSA belum berjalan maksimal. Buah yang terdapat dalam program CSA baru
lemon saja, karena perusahaan belum banyak bermitra dengan petani buah lainnya.
Selain itu perkembangan dari program CSA ini belum terlihat. Komunitas yang
100
menjadi konsumen sasaran dalam program ini masih berjumlah 3 komunitas dengan
total keseluruhan anggota 80 orang dan komunitas yang ikut dalam program ini belum
bertambah. Kedua hal tersebut menjadi kelemahan bagi pemasaran perusahaan karena
berarti perusahaan belum membuat citra CSA ini terlihat oleh konsumen dan konsumen
tidak memiliki kesan apapun pada perusahaan, serta mereka akan beralih ke perusahaan
lain yang sudah memiliki nama dan citra yang kuat di masyarakat, contohnya seperti
Sayurbox.
Saat ini PT. Agripratma Mitra Sejahtera belum menjual banyak varian produk
buah, masih sekitar 10-20 varian, itupun tidak tersedia setiap saat karena mengikuti
musim buahnya. Begitupun dengan buah yang tersedia sepanjang tahun (seperti pisang)
juga tidak dijual di perusahaan. Sedikitnya varian buah yang dijual terlihat tidak
menarik dimata konsumen dan akan berpengaruh terhadap minat beli. Konsumen akan
produk buah-buahan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataaan Munte dan Polewangi
(2022), bahwa semakin beragamnya jumlah dan jenis produk yang dijual disuatu
tempat, maka konsumen akan merasa puas jika ia melakukan pembelian di tempat
tersebut dan ia tidak perlu melakukan pembelian ditempat lain. Berikut adalah daftar
buah-buahan yang dijual di PT. Agripratma Mitra Sejahtera selama tahun 2022.
101
Tabel 17. Daftar Buah-Buahan di PT. Agripratma Mitra Sejahtera Tahun 2022
10. Frekuensi promosi produk buah rata-rata dilakukan 2-3 kali dalam sebulan melalui
Media sosial saat ini adalah media promosi yang paling masif digunakan oleh para
pelaku usaha. Penggunaannya yang mudah membuat media sosial mempunyai banyak
konsumen kapanpun dan dimanapun dengan konten yang relevan, hemat biaya, dan
kesempatan engagement yang besar dari konsumen (Kotler dan Armstrong, 2018:523).
Namun, PT. Agripratma Mitra Sejahtera saat ini belum memanfaatkan media sosial
sebagai media untuk mempromosikan produk buah. Materi atau konten tentang buah-
buahan yang dibagikan di media sosial Instagram dan Whatsapp rata-rata dilakukan 2-
3 kali dalam sebulan. Padahal jika frekuensi promosi di media sosial dilakukan secara
kontinyu, konsumen yang awalnya tidak berniat membeli buah akan tertarik membeli,
102
serta konsumen baru juga akan mengetahui bahwa perusahaan menjual produk buah
11. Perusahaan belum mempunyai aplikasi atau website untuk memesan produk.
menjalankan pemasarannya, namun saat ini PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat
aplikasi atau website, selain sebagai media pemasaran produk manfaatnya juga sebagai
media promosi dan profil perusahaan yang berguna untuk menarik konsumen baru.
Website atau aplikasi juga dapat meyakinkan konsumen bahwa Sobat Veggies adalah
perusahaan yang kredibel. Selain itu, perusahaan jadi kalah bersaing dengan
perusahaan sejenis yang sudah memiliki aplikasi dan website seperti Sayurbox dan
Segari.
103
Gambar 18. Halaman Aplikasi Sayurbox, Segari, Pasarnow, dan Kedaimart
Sumber : Aplikasi Sayurbox, Segari, Pasarnow, dan Kedaimart (2023)
kekuatan dan kelemahan. Setelah itu, faktor-faktor tersebut diberi bobot dengan cara
atau peringkat. Hasil dari rata-rata bobot kemudian dikalikan dengan rata-rata
peringkat untuk mendapatkan skor pada matriks IFE. Skor masing-masing faktor pada
matriks IFE menunjukan faktor mana yang menjadi kekuatan utama hingga kelemahan
utama bagi perusahaan. Hasil analisis matriks IFE PT. Agripratma Mitra Sejahtera
104
Tabel 18. Matriks IFE PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies)
105
Berdasarkan analisis matriks IFE, yang menjadi kekuatan utama pemasaran PT.
Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) adalah lokasi perusahaan strategis dengan
skor sebesar 0,349. Urutan kekuatan pemasaran perusahan yang kedua adalah
pelayanan yang ramah dan responsif dengan skor sebesar 0,317. Selanjutnya kekuatan
dengan skor 0,311. Lalu kekuatan di urutan keempat, kelima, dan keenam yaitu
konsumen mudah dalam melakukan pembayaran, harga lebih murah dari pesaing, dan
alur kerja operasional perusahaan sudah tertata, dengan skor masing-masing sebesar
frekuensi promosi produk buah rata-rata dilakukan 2-3 kali dalam sebulan melalui
Instagram dan Whatsapp merupakan kelemahan utama dengan skor sebesar 0,131.
Selanjutnya faktor yang menjadi kelemahan bagi pemasaran perusahaan, yaitu wilayah
pemasaran masih terbatas dan varian buah yang dijual sedikit, dengan skor yang sama
sebesar 0,169. Terakhir, faktor yang menjadi kelemahan yaitu perusahaan belum
mempunyai aplikasi atau website untuk memesan produk dengan skor sebesar 0,179,
dan program Community Support Agriculture (CSA) belum berjalan maksimal dengan
Berdasarkan perhitungan matriks IFE, total skor dari faktor kekuatan adalah
sebesar 1,781, sedangkan faktor kelemahan mempunyai total skor sebesar 0,831.
Kemudian total skor faktor kekuatan dan kelemahan tersebut dijumlahkan dan
106
5.1.2 Identifikasi Faktor Kunci Eksternal
1. Produksi buah nasional tahun 2019−2021 meningkat dengan rata-rata sebesar 7%.
konsumen. Menurut data di Badan Pusat Statistik (BPS) produksi buah nasional antara
tahun 2019−2021 mengalami peningkatan, hal ini dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan Tabel 19, produksi buah nasional antara tahun 2019−2021 meningkat
sebesar 10%, sedangkan antara tahun 2020 −2021 meningkat sebesar 4%, dan selama
buah nasional ini dapat menjadi peluang bagi PT. Aripratama Mitra Sejahtera (Sobat
Veggies), karena perusahaan akan memiliki akses yang lebih mudah dan stabil
terhadap pasokan bahan baku. Hal ini akan membantu perusahaan dalam menjaga
107
2. PP No.7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan
Bentuk kemudahan bagi UMKM di dalam PP No.7 Tahun 2021, yaitu contohnya
sedikit 50%; Pasal 124 yang berisi kemudahan administrasi perpajakan, insentif pajak
penghasilan, dan keringanan/ pembebasan pajak atau retribusi daerah; dan Pasal 128
yang isinya tentang penyediaan pembiayaan yang murah dan mudah bagi Usaha Mikro
dan Usaha Kecil. Selanjutnya bentuk perlindungan yang dilakukan pemerintah untuk
Usaha Mikro dan Usaha Kecik tertuang pada Pasal 48, yaitu menyediakan layanan
promosi, Pasal 91 tentang pengusulan program pengembangan, dan Pasal 132 tentang
program inkubasi usaha semuanya tertuang di dalam Bab VII. Segala bentuk peraturan
dan ketentuan di atas merupakan peluang bagi UMKM, khususnya Usaha Mikro dan
Usaha Kecil seperti PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies), karena dapat
sangat bagus bagi perusahaan, karena selain mendapatkan pelatihan dan ilmu baru,
perusahaan juga mendapatkan network (jaringan) dari sesama peserta maupun alumni
program inkubasi.
108
3. Hubungan dengan supplier terjalin dengan baik.
dengan para supplier atau pemasoknya. Contohnya, pada saat membuat perjanjian awal
dengan supplier akan disepakati syarat-syarat antar kedua belah pihak, seperti setiap
minggu dapat memasok berapa banyak buah, penentuan spesifikasi kualitas buah,
sampai harga dan pembayarannya. Jika buah yang datang tidak sesuai spesifikasi yang
telah disepakati di awal (misalnya ada beberapa yang busuk), maka perusahaan akan
bernegosiasi kembali dengan supplier. Hubungan yang terjalin dengan baik antara
perusahaan dengan suppliernya ini adalah peluang bagi perusahaan, karena hubungan
yang terjalin baik dengan supplier atau pemasok sangatlah penting bagi perusahaan,
karena akan berdampak pula dengan kondisi produk yang akan dijual kepada
konsumen dan juga keuntungan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler
(2010:144), bahwa kualitas dan kerja sama pemasok perusahaan akan berdampak besar
Jika mengelola hubungan dan kolaborasi baik atau dengan pemasoknya, maka
merupakan pendapat yang dikemukaan oleh Riofiandi dan Tarigan (2022) bahwa
109
4. Perkembangan teknologi dalam bidang pemasaran (digital marketing).
Teknologi di zaman ini berkembang semakin pesat dan canggih. Begitupun juga
teknologi dalam bidang pemasaran. Tren pemasaran di dunia saat ini beralih dari yang
semula konvensional (offline) menjadi digital (online) atau disebut dengan digital
para calon konsumen potensial untuk memperoleh segala macam informasi mengenai
produk dan bertransaksi melalui internet (Purwana dkk, 2017). Digital marketing
membantu perusahaan untuk memantau dan lebih mudah mengetahui apa saja yang
perusahaan untuk melakukan promosi, karena promosi di internet lebih murah dan
marketing menjadi peluang bagi perusahaan karena dapat menjangkau pasar yang lebih
luas sehingga dapat berpengaruh pada keberadaan perusahaan secara jangka panjang.
penurunan antara tahun 2018–2021. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
110
Tabel 20. Pengeluaran per Kapita Seminggu Produk Buah-buahan di Jabodetabek.
Lalu antara tahun 2019−2020 meningkat menjadi sebesar 9,7%. Kemudian antara
tahun tahun 2020−2021 mengalami penurunan lagi sebesar -6,7%, sedangkan secara
antara tahun 2018-2021 menurun sebesar -0,6% per tahun. Menurunnya jumlah
pengeluaran yang dikeluarkan oleh penduduk untuk membeli buah menjadi ancaman
perusahaan. Hal ini akan berdampakpula pada penurunan pendapatan dan keuntungan
111
6. Konsumsi buah di wilayah Jabodetabek tahun 2019−2021 menurun dengan rata-
suatu wilayah. Menurut pendapat Suriani dan Meutia (2022) pada ujungnya akan
berdampak pada keadaan dan kondisi ekonomi makro maupun mikro. Tingkat
wilayah Jabodetabek antara tahun 2019−2021 dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Tingkat Konsumsi Buah per Kapita seminggu di Jabodetabek Tahun
2019−2021.
Tahun Konsumsi (satuan komoditas) Tingkat Konsumsi (%)
2019 9,277
2020 8,397 -9,5
2021 8,034 -4,3
Rata-rata pertumbuhan (%) -6,9
Sumber : BPS, diolah (2022)
menurun sebesar -9,5%, sedangkan antara tahun 2020−2021 menurun sebesar -4,3%,
dan rata-rata penurunan selama tahun 2019−2021 sebesar -6,9% per tahun.
112
sedikit. Hal tersebut juga akan menyebabkan pendapatan dan keuntungan perusahaan
menjadi turun, atau bahkan perusahaan juga bisa tidak mendapatkan keuntungan.
7. Perubahan cuaca dan musim yang tidak menentu dapat mempengaruhi produksi
buah-buahan.
Perubahan cuaca dan musim yang tidak menentu dipengaruhi oleh perubahan
iklim, akibat dari pemanasan global. Hal ini akan sangat berdampak pada tanaman buah
yang membutuhkan elemen-elemen cuaca, seperti suhu udara, sinar matahari, dan
hujan untuk berkembang dan berproduksi. Variasi suhu dapat secara langsung
berdampak signifikan pada kualitas pasca panen dengan mengubah parameter kualitas
seperti sintesis gula, asam organik, senyawa antioksidan, dan tekstur buah (Mattos et
al, 2014:479). Lalu, curah hujan menentukan proses produksi pada tanaman buah-
buahan tahunan seperti manggis, durian, mangga dan alpukat. Pengaruhnya bergantung
pada fase pertumbuhan tanaman. Curah hujan tinggi pada fase berbunga dan berbuah
dapat menyebabkan gugurnya bunga dan calon buah. Pada proses pematangan buah,
curah hujan tinggi mempercepat pembusukan buah sehingga merusak kualitas buah
(Servina, 2019). Penurunan curah hujan juga berpotensi menurunkan produksi buah,
karena sebagian besar tanaman buah-buahan dibudidayakan pada lahan kering, yang
kalau terjadi kekeringan akan susah mendapatkan ketersediaan air. Pergeseran musim
memberikan dampak terhadap peningkatan risiko gagal panen, kerusakan hasil panen,
dan penurunan kualitas panen, karena sulit untuk memprediksi awal atau akhir musim
hujan dan musim kemarau. Selain itu, perubahan iklim cenderung menyebabkan
113
musim kemarau yang semakin panjang (Hidayati dan Suryanto, 2015). Hal-hal yang
produksi buah menjadi menurun, dan dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena
pasokan dan kualitas buah dapat berkurang. Jika pasokan dan kualitas buah tidak
sama dengan PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) jumlahnya banyak,
Bahkan beberapa perusahaan memiliki pasar yang kuat, contohnya yaitu Sayurbox dan
ancaman bagi perusahaan, karena konsumen memiliki banyak pilihan dan sangat
memiliki pasar yang kuat dan menjadi market leader, serta jauh lebih unggul dibanding
dengan Sobat Veggies, mulai dari sisi sumber daya, teknologi, hingga pelanggan setia.
pertanian.
Industri e-commerce yang menjual produk hasil pertanian adalah industri yang
mudah dimasuki oleh para pelaku usaha, akibatnya banyak pula perusahaan baru yang
bermunculan dan persaingan menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
David (2017:73) bahwa setiap kali perusahaan baru dapat dengan mudah memasuki
industri tertentu, intensitas daya saing antar perusahaan jadi meningkat. Perusahaan
114
baru e-commerce produk pertanian ini seperti Hatata, Allofresh, dan Astro. Belum lagi
supermarket dan perusahaan marketplace yang ikut beralih ke pasar e-commerce yang
menjual produk segar, seperti Hypermart, Tokopedia Now, dan Bliblimart. Munculnya
banyak perusahaan baru ini merupakan ancaman untuk Agripratma PT. Agripratama
Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) karena konsumen akan mempunyai semakin banyak
pilihan dan dapat beralih ke perusahaan baru. Beberapa faktor yang menyebabkan
industri ini mudah dimasuki oleh pelaku usaha baru adalah teknologi yang semakin
maju dan murah, konsumen yang potensial, regulasi yang mudah, serta bahan baku
115
10. Beberapa supplier menerapkan kuota maksimal pembelian buah.
Terdapat beberapa supplier buah yang dimiliki oleh PT. Mitra Sejahtera (Sobat
di impor dari luar negeri. Hal ini terjadi karena supplier tersebut sudah lebih dulu
bekerja sama dengan perusahaan besar, seperti supermarket, jadi mereka lebih
pembelian ini merupakan ancaman bagi perusahaan, karena jumlah buah yang dijual
menjadi sedikit dan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen, serta pendapatan yang
faktor peluang dan ancaman bagi pemasaran produk buah perusahaan. Setelah itu,
faktor, dan selanjutnya faktor-faktor diberi rating atau peringkat. Hasil dari rata-rata
bobot kemudian dikalikan dengan rata-rata peringkat untuk mendapatkan skor pada
matriks EFE. Skor masing-masing faktor pada matriks EFE menunjukan faktor mana
yang menjadi peluang utama hingga ancaman utama bagi perusahaan. Hasil analisis
matriks EFE PT. Agr ipratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) dapat dilihat pada
Tabel 23.
116
Tabel 23. Matriks EFE PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk produk buah- 0,077 4 0,306
buahan di wilayah Jabodetabek tahun
2018-2021 menurun dengan rata-rata
sebesar
-0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah Jabodetabek 0,108 3,25 0,352
tahun 2019-2021 menurun dengan rata-rata
sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang tidak 0,095 3,5 0,331
menentu dapat mempengaruhi produksi
buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di wilayah 0,101 2,75 0,278
yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang bergerak 0,113 2,5 0,281
dalam bidang e-commerce produk
pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan kuota 0,111 3 0,334
maksimal pembelian buah
Sub Total 1,882
117
Berdasarkan analisis matriks EFE, yang menjadi peluang utama bagi pemasaran
PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) adalah hubungan dengan supplier
terjalin dengan baik dengan skor sebesar yang mempunyai skor sebesar 0,344. Urutan
dalam bidang pemasaran (digital marketing) dengan skor sebesar 0,335. Selanjutnya
peluang urutan ketiga adalah produksi buah nasional tahun 2019-2021 meningkat
dengan rata-rata sebesar 7%. yang mempunyai skor 0,299. Lalu peluang yang terakhir
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan skor 0,257.
bahwa konsumsi buah di wilayah Jabodetabek tahun 2019-2021 menurun dengan rata-
rata sebesar -6,9% per tahun merupakan ancaman utama dengan skor sebesar 0,352.
Kemudian faktor yang menjadi ancaman urutan kedua bagi pemasaran perusahaan,
yaitu beberapa supplier menerapkan kuota maksimal pembelian buah yang mempunyai
skor sebesar 0,334. Selanjutnya ancaman urutan ketiga adalah perubahan cuaca dan
musim yang tidak menentu dapat mempengaruhi produksi buah-buahan dengan skor
menurun dengan rata-rata sebesar -0,6% per tahun dengan skor sebesar 0,306,
munculnya perusahaan baru yang bergerak dalam bidang e-commerce produk pertanian
dengan skor sebesar 0,281, dan terdapat perusahaan pesaing di wilayah yang sama
118
Berdasarkan perhitungan matriks EFE, total skor dari faktor peluang adalah
sebesar 1,235, sedangkan faktor ancaman mempunyai total skor sebesar 1,882.
Kemudian total skor faktor peluang dan ancaman tersebut dijumlahkan dan
Selanjutnya total skor dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks IE.
Total skor matriks IFE mewakili sumbu x, sedangkan total skor matriks EFE mewakili
sumbu y, dan kemudian keduanya dihubungkan dengan garis di dalam sembilan sel
untuk mengetahui di mana posisi PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies).
Berikut adalah hasil dari matriks IE yang dapat dilihat pada Gambar 19.
119
Total Skor IFE
Tinggi I II III
3,0 − 4,0
3,0
Total
Skor Sedang IV V VI
EFE 2,0 − 2,99
2,0
1,0
Matriks IFE mempunyai total skor sebesar 2,612 dan matriks EFE mempunyai
total skor sebesar 3,117, kemudian keduanya dihubungkan dengan garis. Hasil dari
garis tersebut menunjukkan bahwa posisinya berada di dalam sel II, yaitu termasuk ke
dalam wilayah 1 yang disebut strategi grow and build atau tumbuh dan berkembang.
120
Menurut David (2017:183) strategi yang biasanya digunakan dalam wilayah ini adalah
strategi intensif atau integratif. Strategi intensif terdiri dari penetrasi pasar,
penetrasi pasar adalah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar produk atau jasa yang
ada di pasaran saat ini dengan upaya pemasaran yang lebih besar (David, 2017:134).
Berdasarkan analisis matriks IE, PT. Agripratma Mitra Sejahtera (Sobat Veggies)
terdapat di sel II dan termasuk wilayah 1 dengan strategi tumbuh dan berkembang.
Strategi yang dapat digunanakan yaitu strategi intensif dan integrasi, serta akan
menentukan alternatif strategi dengan menggunakan faktor kunci internal dan eksternal
perusahaan. Adapun analisis alternatif strategi dapat dilihat pada Tabel 24.
121
Tabel 24. Matriks SWOT PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies)
122
Lanjutan Tabel 24.
STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)
Faktor 1. Lokasi perusahaan 1. Wilayah pemasaran
Internal strategis masih terbatas
2. Pelayanan yang ramah 2. Program Community
dan responsif Support Agriculture
3. Alur kerja operasional (CSA) perusahaan belum
perusahaan sudah berjalan maksimal
tertata 3. Varian buah yang dijual
4. Memiliki armada sedikit
pengiriman sendiri 4. Frekuensi promosi
Faktor 5. Kemudahan dalam produk buah rata-rata
Eksternal melakukan dilakukan 2-3 kali dalam
pembayaran sebulan melalui
6. Harga lebih murah Instagram dan Whatsapp
dari pesaing 5. Perusahaan belum
mempunyai sistem
aplikasi atau website
untuk memesan produk
TREATHS (T) Strategi S−T Strategi W−T
1. Pengeluaran penduduk 1. Bekerja sama dengan 1. Mengoptimalkan program
untuk produk buah-buahan pelaku usaha food and Community Support
di wilayah Jabodetabek beverage (F&B) Agriculture (CSA)
tahun 2018-2019 menurun dengan menjadi perusahaan di wilayah
dengan rata-rata sebesar pemasok bahan baku Jabodetabek (W1, W2,
-0,6% per tahun. produk buah (S1, S2, T4, T5)
2. Konsumsi buah di wilayah S3, S4, S5, S6, T1, T2, (penetrasi pasar)
Jabodetabek tahun 2019- T4, T5)
2021 menurun dengan rata- (penetrasi pasar) 2. Menambah varian buah
rata sebesar -6,9% per yang dijual dengan
tahun. 2. Menambah jumlah kualitas terbaik (W3, T1,
3. Perubahan cuaca dan supplier buah dengan T2, T3, T4, T5)
musim yang tidak menentu mencari supplier baru (pengembangan produk)
dapat mempengaruhi yang mudah dalam
produksi buah-buahan. bekerja sama (S1, S3,
4. Terdapat perusahaan T6)
pesaing di wilayah yang (integrasi ke belakang)
sama
5. Munculnya perusahaan
baru yang bergerak dalam
bidang E-Commerce
produk pertanian
6. Beberapa supplier
menerapkan kuota
maksimal pembelian buah
Sumber : Data primer, diolah (2022)
123
Berdasarkan analisis matriks SWOT, didapatkan delapan alternatif strategi yang
Alternatif strategi S−O dirumuskan berdasarkan faktor kekuatan dan peluang yang
dimiliki oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies). Strategi ini
yang ada.
agen mitra.
depan yang meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Peran agen mitra
bagi PT. Agripratama Mitra Sejahtera sangatlah penting karena agen mitralah yang
yang mumpuni (website dan aplikasi). Banyaknya jumlah agen mitra serta kuatnya
semakin banyak pula konsumen yang dapat membeli produk perusahaan, sehingga
perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Namun, saat ini agen yang bermitra
yang terdapat di Tabel 14. Adanya strategi ini, konsumen akhir dapat lebih mudah
124
mendapatkan produk melalui agen-agen baru di wilayah yang belum terdapat agen
belakang yang mencari atau meningkatkan kendali atas pemasok. Supplier atau
pemasok sama pentingnya dengan konsumen atau distributor (agen) dalam hal
kepercayaan. Maka dari itu, perusahaan perlu untuk menjaga hubungan baik agar
kedua belah pihak tetap saling percaya. PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat
Vegies) sudah mempunyai hubungan yang baik dengan para pemasoknya. Hal
tersebut dengan cara komunikasi secara intensif. Komunikasi ini sangat berguna
untuk transaksi antar perusahaan dan pemasok. Menurut Jamaludin (2021) tanpa
komunikasi yang efektif transaksi antara pemasok dan perusahaan tak akan
mungkin berlangsung lama. Selain itu komunikasi yang efektif dan intensif dengan
pengiriman barang, kualitas produk yang buruk, dan masalah harga. Komunikasi
intensif ini dilakukan secara offline, yaitu perusahaan bertemu secara tatap muka
Whatsapp chat, telepon, ataupun Zoom Meeting. Hal ini akan membantu
125
membangun kepercayaan dan memastikan bahwa kedua belah pihak bekerja sama
yang dimiliki oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera. Strategi ini dibuat untuk
Alternatif strategi ini merupakan strategi intensif, yaitu strategi penetrasi dengan
cara meningkatkan pangsa pasar yang ada di pasaran saat ini untuk memperbaiki
Mitra Sejahtera (Sobat Veggies). Strategi ini dilakukan dengan cara melakukan
promosi di sosial media (Instagram, Whatsapp, Tiktok) setiap hari, yaitu minimal
video promosi di feeds dan story, promosi di Tiktok yaitu membuat video pendek,
story dan personal chat ke konsumen. Promosi juga perlu dibuat perencanaan
setiap bulannya, mulai dari isi materi promosi, jumlah materi promosi, sampai
waktu unggah promosi di media sosial. Promosi dengan layanan iklan juga sangat
penting untuk digunakan karena seluruh pengguna media sosial dapat melihat iklan
126
Google, Youtube, dan Tiktok Strategi ini diharapkan akan lebih mempengaruhi
konsumen agar lebih mengenal perusahaan dan akhirnya tertarik membeli produk
buah di perusahaan. Selain itu promosi yang dilakukan secara konsisten, dapat
menggunakan layanan iklan di media sosial, seperti Instagram ads dan Facebook
ads, audiens yang melihat iklan perusahaan menjadi lebih banyak, sehingga lebih
banyak pula yang mengenal perusahaan serta berpotensi untuk membeli produk.
127
b. Melakukan penjualan di marketplace, seperti Shopee atau Tokopedia.
Alternatif strategi ini merupakan strategi intensif, yaitu strategi penetrasi pasar
perusahaan. Strategi ini dilakukan karena perusahaan belum memiliki sumber daya
yang cukup untuk membuat aplikasi atau website untuk menjual produk. Selain itu
jumlah agen dan persebarannya tidak merata. Sebagai gantinya, dengan adanya
tersebut.
128
Gambar 21. Tampilan Sayurbox di Shopee, Segari, Pasarnow di Tokopedia
Sumber : Dokumen pribadi (2023)
yang dimiliki oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera. Strategi ini menggunakan
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengatasi ancaman yang ada.
a. Bekerja sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan menjadi
Alternatif strategi ini merupakan strategi intensif, yaitu strategi penetrasi pasar
ancaman dari eksternal perusahaan. Bisnis food and beverage (F&B) atau makanan
dan minuman merupakan bisnis yang populer di Indonesia. Industri food and
129
beverage (F&B) mampu bertahan di era pasca pandemi (tahun 2021), ditandai
dengan laju pertumbuhan yang postif sebesar 2,54% (BPS, 2021). Tumbuhnya
industri F&B ini dapat dimanfaatkan oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera sebagai
pemasok bahan baku buah segar. PT. Agripratama Mitra Sejahtera mencari
pengusaha F&B yang membutuhkan bahan baku buah segar, misalnya pengusaha
F&B yang menjual produk jus. Jika kerjasama sudah sepakat, PT. Agripratama
Mitra Sejahtera dan pengusaha F&B perlu membuat MoU agar kesepakatan antar
kedua belah pihak jelas dan resmi. Pelaku usaha F&B mendapatkan buah segar
secara kontinyu, sedangkan perusahaan mendapat pelanggan tetap. Hal ini akan
Tabel 25. Daftar Perusahaan F&B di Jabodetabek Memakai Bahan Baku Buah
130
b. Menambah jumlah supplier buah dengan mencari supplier baru yang mudah dalam
bekerja sama.
Alternatif strategi ini merupakan strategi intensif, yaitu strategi penetrasi pasar
ancaman dari luar perusahaan. PT. Agripratama Mitra Sejahtera memiliki beberapa
supplier yang menerapkan kuota makmimal pembelian, dan hal ini dapat
mengurangi jumlah stok buah yang dijual. Jika permintaan pembelian konsumen
sedang banyak atau meningkat sedangkan stok buah yang tersedia sedikit, maka
supplier buah dengan mencari supplier baru sangat berguna untuk mengatasi
ancaman tersebut. Perusahaan terlebih dahulu mencari supplier baru yang mudah
dalam bekerja sama, yaitu tidak ada syarat maksimal pembelian, dapat memasok
buah secara kontinyu, serta kesepakatan dalam menentukan spesifikasi dan harga.
Pencarian supplier baru ini dapat dilakukan dengan mencari referensi dari rekan
bisnis atau melakukan penelitian online untuk menemukan calon supplier yang
sesuai dengan kriteria perusahaan. Sesudah mencari supplier baru dan membuat
kesepakaatn, perusahaan dapat memutus kerja sama dengan supplier buah yang
yang dimiliki oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera. Strategi ini dibuat untuk
131
meminimalkan atau memperbaiki kelemahan perusahaan dan menghindari ancaman
dari luar.
wilayah Jabodetabek.
Alternatif strategi ini merupakan strategi strategi intensif, yaitu strategi penetrasi
pasar untuk memperbaiki kelemahan dan menghindari ancaman yang dimiliki oleh
perusahaan masih belum maksimal, padahal program ini dibuat untuk menjadi citra
adalah strategi yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar memberikan hasil yang
maksimal bagi semua pihak yang terlibat serta citra perusahaan semakin dikenal.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan program CSA, yaitu membuat
koneksi yang kuat dengan petani; menjaga komunikasi yang baik antara petani,
memberikan informasi kepada komunitas tentang CSA ini, mulai dari tempat
berasalnya produk, petani yang bekerja sama, proses budidaya, hingga kandungan
132
perusahaan distributor, jadi mereka tidak memproduksi atau menanam buah.
menambah varian buah yang dijual. Strategi ini dilakukan agar semakin banyak
konsumen yang tertarik membeli buah di PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat
mendapatkan beragam varian pilihan produk, sehingga mereka tidak bosan dengan
pilihan yang tersedia sebelumnya. Strategi ini juga dapat menarik konsumen baru
dan bersaing dengan perusahaan pesaing, dimana mereka sudah menjual lebih
Hasil analisis dari matriks SWOT didapatkan 8 alternatif stratgi yang dapat
diterapkan oleh PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies). Kemudian alternatif
strategi tersebut akan dianalisis kembali dengan matriks QSP untuk menentukan
strategi mana yang menjadi prioritas untuk diterapkan oleh perusahaan. Alternatif
strategi dinilai berdasarkan ketertarikan dengan faktor kunci internal dan eksternal,
yang disebut dengan Attractiveness Score (AS). Selanjutnya, AS ini dikalikan dengan
bobot dari masing-masing faktor kunci internal dan eksternal. Lalu didapatkanlah Total
Attractiveness Score (TAS), dimana alternatif strategi yang memiliki jumlah TAS atau
Sum Total Attractiveness Score (STAS) paling tinggi menunjukkan bahwa strategi
tersebut menjadi prioritas dibanding dengan strategi lainnya. Berikut adalah hasil
133
analisis matriks QSP berdasarkan nilai STAS tertinggi secara berurutan dari atas ke
Tabel 26. Prioritas Strategi Pemasaran Produk Buah PT. Agripratama Mitra Sejahtera
Berdasarkan hasil analisis matriks QSP, strategi yang memiliki nilai STAS
tertinggi adalah bekerja sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan
menjadi pemasok bahan baku produk buah dengan nilai sebesar 6,613. Strategi tersebut
134
pasar dan strategi ini menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan.
Strategi dengan nilai STAS tertinggi kedua adalah strategi melakukan penjualan di
marketplace, seperti Shopee atau Tokopedia dengan nilai sebesar 6,569, strategi ini
penetrasi pasar. Selanjutnya strategi dengan nilai STAS tertinggi ketiga, yaitu strategi
wilayah Jabodetabek yang mempunyai nilai sebesar 6,533, strategi adalah strategi
Kemudian strategi dengan nilai STAS urutan keempat adalah strategi memaksimalkan
promosi online melalui media sosial secara konsisten dan menggunakan layanan iklan
(Instagram ads dan Facebook ads) dengan nilai STAS sebesar 6,343, strategi ini
pasar. Strategi dengan nilai STAS tertinggi kelima adalah mengoptimalkan jangkauan
nilai sebesar 6,241, strategi ini merupakan strategi S−O (Strengths−Opportunities) dan
termasuk strategi integrasi ke depan. Lalu strategi urutan keenam, yaitu menambah
varian buah yang dijual dengan kualitas terbaik dengan nilai STAS sebesar 6,111,
supplier buah dengan mencari supplier baru yang mudah dalam bekerja sama yang
mempunyai nilai STAS sebesar 5,876, strategi ini adalah strategi S−T
135
dengan nilai STAS terendah adalah mempertahankan hubungan baik dengan supplier
buah melalui komunikasi intensif secara offline maupun online dengan nilai sebesar
strategi integrasi ke belakang. Hasil dari matriks QSP diatas sudah dikomunikasikan
dengan pihak perusahaan. Perusahaan setuju dengan hasil prioritas strategi yaitu
bekerja sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan menjadi pemasok
bahan baku produk buah. Perusahaan sanggup untuk menjalani strategi tersebut dan
dibandingkan dengan ketujuh strategi lainnya, hasil prioritas strategi ini merupakan
136
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
(Sobat Veggies) menggunakan analisis lingkungan internal dan eksternal (matriks IFE
dan EFE), matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
kunci internal dan 10 faktor kunci eksternal. Faktor kunci internal terdapat 6
perusahaan.
2. Posisi PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) pada matriks IE berada di
dalam sel II, yaitu termasuk ke dalam wilayah 1 yang disebut dengan strategi grow
and build atau tumbuh dan berkembang, yang diperoleh dari skor matriks IFE
137
buah melalui komunikasi intensif secara offline maupun online, memaksimalkan
promosi online melalui media sosial secara konsisten dan menggunakan layanan
seperti Shopee atau Tokopedia, bekerja sama dengan pelaku usaha food and
beverage (F&B) dengan menjadi pemasok bahan baku produk buah, menambah
jumlah supplier buah dengan mencari supplier baru yang mudah dalam bekerja
perusahaan di wilayah Jabodetabek, dan menambah varian buah yang dijual dengan
kualitas terbaik.
4. Prioritas strategi PT. Agripratama Mitra Sejahtera (Sobat Veggies) adalah bekerja
sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan menjadi pemasok
bahan baku produk buah, yang berdasarkan analisis matriks QSP STAS nya sebesar
6,613.
6.2 Saran
(Sobat Veggies), terdapat beberapa saran yang diajukan dan diharapkan dapat
138
2. PT. Agripratama Mitra Sejahtera diharapkan untuk mempertimbangkan alternatif-
penelitian ini, sebagai bahan referensi dan evaluasi dalam pengambilan keputusan
strategi pemasaran yang dihasilkan pada penelitian ini, yaitu bekerja sama dengan
pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan menjadi pemasok bahan baku
produk buah. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan pangsa pasar, khususnya
4. PT. Agripratama Mitra Sejahtera sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu pada
usaha F&B yang ingin diajak bekerja sama untuk menjalankan prioritas strategi.
Riset perlu dilakukan secara keseluruhan, mulai dari profil usaha sampai latar
kesepakatan dengan pelaku usaha F&B jika sudah resmi saling bekerja sama.
Buatlah MoU secara legal dan kuat dimata hukum agar kedua belah pihak tidak
sembarangan dalam menjalani hubungan kerja sama. Jangan lupa untuk selalu
juga sebaiknya memperhatikan jumlah pasokan dan kualitas produk yang akan
dipasok ke usaha F&B, jangan sampai produk kurang atau kualitasnya buruk (tidak
segar).
139
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2022. Rata-rata Konsumsi per kapita Seminggu Menurut
Kelompok Buah-buahan per Kabupaten/ Kota. Jakarta.
https://www.bps.go.id/indicator/5/2102/1/rata-rata-konsumsi-perkapita-seminggu-
menurut-kelompok-buah-buahan-per-kabupaten-kota.html
[Diakses pada 25 April 2022 Pukul 13:08].
Badan Pusat Statistik. 2022. Rata-rata Pengeluaran per kapita Seminggu Menurut
Kelompok Buah-buahan per Kabupaten/ Kota. Jakarta.
https://www.bps.go.id/indicator/5/2118/1/rata-rata-pengeluaran-perkapita-
seminggu-menurut-kelompok-buah-buahan-per-kabupaten-kota.html
[Diakses pada 28 November 2022 Pukul 23:30].
140
Badan Pusat Statistik. 2021. Laju Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen). Jakarta.
https://www.bps.go.id/indicator/11/104/2/-seri-2010-laju-pertumbuhan-pdb-seri-
2010.html
[Diakses pada 14 Februari 2022 Pukul 22.13].
David, Fred R dan David, Forest R. 2016. Strategic Management : Concepts and
Cases−A Competitive Advantage Approach Sixteenth Edition. New Jearsey : Pearson
Education, Inc.
Fatihudin, Didin dan Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Jasa (Strategi, Mengukur
Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan). Yogyakarta : Deepublish.
Gilligan, Colin dan Wilson, M. S. Richard. 2009. Strategic Marketing Planning Second
Edition. Oxford : Butterworth-Heinemann.
Hidayati, Ida Nurul dan Suryanto. 2015. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Produksi
Pertanian dan Strategi Adaptasi pada Lahan Rawan Kekeringan. Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan. Vol. 16 (1).
141
Jamaludin, Maun. 2021. Pengaruh Komunikasi Bisnis dan Strategi Aliansi terhadap
Kinerja Manajemen Rantai Pasok pada PT.”XXX” Bandung. Jurnal Ilmu
Komunikasi. Vol. 4 (2).
Khan, Abdul Gaffar. 2016. Electronic Commerce: A Study on Benefits and Challanges
in an Emerging Economy. Global Journal of Management and Business
Research. Vol. 16 (1).
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2018. Principles of Mrketing, Global Edition.
Harlow : Pearson Education Limited.
Kurtz, David L. 2012. Contemporary Marketing, 15th Edition. Mason, Ohio : South-
Western Cengage Learning.
Mattos L.M, Moretti C.L, Jan S, Sargent S.A, Lima C.E.P, dan Fontenelle M.R. 2014.
Emerging Technologies and Management of Crop Stress Tolerance Volume 1 :
Biological Techniques. Amsterdam : Elsevier Inc.
Munte, Fadhila Sirmas dan Polewangi, Yudi Daeng. 2022. Pengaruh Harga, Variasi
Produk, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Keripik Singkong
saat Pandemi COVID-19 di UKM Cap Rumah Adat Minang medan. Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin dan Industri. Vol. 1 (1).
142
Musthofa, Ali M, B. Mulyatno, dan Mukson. 2019. Analisis Strategi Pemasaran Buah
Semangka di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur di Desa
Cabean Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Jurnal Hexagro. Vol. 3 (2).
Mooradian, Todd .A, Matzler .K, and Ring, Lawrence .J. 2014. Strategic Marketing,
First Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Purwana, Dedi E.S, Rahmi, dan Aditya, Shandy. 2017. Pemanfaatan Digital Marketing
bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Malaka Sari,
Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani. Vol. 1 (1).
143
Rahayu, P. Winiati, dkk. 2018. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan dan Kesejahteraan
Masyarakat. Bogor : IPB Press.
Rerung, Rintho Rante. 2018. E-Commerce Menciptakan Daya Saing melalui Teknologi
Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
Riofandi, Dherma dan Tarigan Zeplin Jiwa Husada. 2022. The Effect of Supplier
Collaboration on Company Performance through Lean Manufacture and
Inventory Control. Petra International Journal of Business Studies. Vol 5 (1).
Sa’id, E. Gumbira dan Intan, A. Harizt. 2004. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Saragih, Bungaran. 2010. Suara dari Bogor : Membangun Opini Sistem Agribisnis.
Bogor : IPB Press.
Servina, Yuli. 2019. Dampak Perubahan Iklim dan Strategi Adaptasi Tanaman Buah
dan Sayuran di Daerah Tropis. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 38 (2).
Shabia, Gusti Nur Asla. 2021. Kontribusi Community Support Agriculture untuk
Gerakan Agraria di Indonesia : Pelajaran dari Jerman. Bhumi, Jurnal Agraria
dan Pertanahan. Vol. 7 (2).
144
Sijabat, Murni Novita. 2019. Analisis Strategi Pemasaran dengan Menggunakan
Metode SWOT dan AHP untuk Meningkatkan Volume Penjualan (Studi Kasus:
Toko Roti Ayah Bakery). [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
Turban, Efrain, Judy. W, King . D, dan Outland .J. 2017. Introduction to Electronic
Commerce and Social Commerce. Cham : Springer International Publishing.
Wibowo, Dimas H, Arifin Z, dan Sunarti. 2015. Analisis Strategi Pemasaran untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi Pada Batik Diajeng Solo). Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 29 (1).
Wijayanti, Titik. 2017. Marketing Plan dalam Bisnis Third Edition. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Wills, Ron B.H dan Golding, John B. 2016. Postharvest : An Introduction to The
Physiology and Handling of Fruit and Vegetables Sixth Edition. New South
Wales : UNSW Press.
Yahia, E.M, Solis-Garcia .P, Celis M.E.M. 2019. Postharvest Physiology and
Biochemistry of Fruits and Vegetables. Duxford : Woodhead Publishing.
Zeithaml V.A, Bitner M.J, dan Gremler D.D. 2018. Services Marketing : Integrating
Customer Focus Across The Firm Seventh Edition. New York : McGraw-Hill
Education.
145
LAMPIRAN
146
Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Kunci Internal dan Eksternal
KUESIONER PENENTUAN
FAKTOR KUNCI INTERNAL DAN EKSTERNAL
Oleh :
Aisyah Bilqisth Ramadhani
11170920000127
Nama Responden :
Jabatan/ Profesi :
Hari/ Tanggal :
Tujuan :
Menentukan faktor-faktor kunci internal dan eksternal yang sesuai dan cocok dengan
aktivitas pemasaran produk buah-buahan PT. Agripratama Mitra Sejahtera.
Petunjuk Pengisian :
1. Di bawah ini sudah terdapat faktor kunci internal dan eksternal yang ditentukan
oleh penulis. Anda dapat mengoreksi faktor kunci tersebut yang sesuai dengan
aktivitas pemasaran produk buah-buahan perusahaan saat ini.
2. Apabila faktor tersebut benar kekuatan/ kelemahan (faktor internal) dan peluang/
ancaman (faktor eksternal), berikan tanda (✓) pada kolom yang telah disediakan
3. Apabila terdapat faktor kunci yang perlu ditambahkan, silakan tulis di bawah daftar
faktor kunci yang ditentukan oleh penulis.
147
A. Faktor Internal
(+) (-)
1 Wilayah pemasaran
masih terbatas
2 Program Community
Support Agriculture
(CSA) perusahaan belum
berjalan maksimal
4 Lokasi perusahaan
strategis
5 Frekuensi promosi
produk buah rata-rata
dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui
Instagram dan Whatsapp
148
No. Faktor Kunci Internal Kekuatan Kelemahan Alasan
(+) (-)
8 Perusahaan belum
mempunyai sistem
aplikasi atau website
untuk pemesanan produk
9 Memiliki armada
pengiriman sendiri
B. Faktor Eksternal
(+) (-)
149
No. Faktor Kunci Eksternal Peluang Ancaman Alasan
(+) (-)
150
No. Faktor Kunci Eksternal Peluang Ancaman Alasan
(+) (-)
8 Hubungan dengan
supplier terjalin dengan
baik
9 Beberapa supplier
menerapkan kuota
maksimal pembelian buah
10 Perkembangan teknologi
dalam bidang pemasaran
(digital marketing)
151
Lampiran 2. Kuesioner Pemberian Bobot dan Peringkat Faktor Kunci Internal dan
Eksternal
Oleh :
Aisyah Bilqisth Ramadhani
11170920000127
Nama Narasumber :
Jabatan/ Profesi :
Hari/ Tanggal :
152
A. Faktor Internal
Faktor-faktor Internal Kunci
A Wilayah pemasaran masih terbatas
B Program Community Support Agriculture (CSA) belum berjalan maksimal
C Varian buah yang dijual sedikit
D Lokasi perusahaan strategis
E Frekuensi promosi produk buah rata-rata dilakukan 2-3 kali dalam sebulan
melalui Instagram dan Whatsapp
F Pelayanan yang ramah dan responsif
G Alur kerja operasional perusahaan sudah tertata
H Perusahaan belum mempunyai sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
I Memiliki armada pengiriman sendiri
J Konsumen mudah dalam melakukan pembayaran
K Harga lebih murah dari pesaing
153
B. Faktor Eksternal
Faktor-faktor Eksternal Kunci
A Pengeluaran penduduk untuk produk buah-buahan di wilayah Jabodetabek
tahun 2018-2021 menurun dengan rata-rata sebesar -0,6% per tahun
B Produksi buah nasional tahun 2019-2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
C Konsumsi buah di wilayah Jabodetabek tahun 2019-2021 menurun dengan
rata-rata sebesar -6,9% per tahun
D PP No.7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
E Perubahan cuaca dan musim yang tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan
F Terdapat perusahaan pesaing di wilayah yang sama
G Munculnya perusahaan baru yang bergerak dalam bidang E-Commerce
produk pertanian
H Hubungan dengan supplier terjalin dengan baik
I Beberapa supplier menerapkan kuota maksimal pembelian buah
J Perkembangan teknologi dalam bidang pemasaran (digital marketing)
154
II. Pemberian Peringakat Terhadap Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
Tujuan :
Memberi nilai peringkat pada faktor-faktor internal dan eksternal untuk
mengindikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam golongan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman utama atau bukan.
A. Faktor Internal
Petunjuk Pengisian :
Berilah peringkat terhadap faktor internal yang paling sesuai menurut narasumber.
Nilai 1 dan 2 diisi untuk kelemahan, sedangkan nilai 3 dan 4 untuk kekuatan
Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan di bawah ini :
• Nilai 4 = Kekuatan utama
• Nilai 3 = Kekuatan kecil
• Nilai 2 = Kelemahan kecil
• Nilai 1 = Kelemahan utama
No. Faktor Internal Kunci Peringkat
1 2 3 4
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis
2 Pelayanan yang ramah dan responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan sudah
tertata
4 Memiliki armada pengiriman sendiri
5 Konsumen mudah dalam melakukan
pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas
8 Program Community Support Agriculture
(CSA) belum berjalan maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit
10 Frekuensi promosi produk buah rata-rata
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan melalui
Instagram dan Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai sistem aplikasi
atau website untuk pemesanan produk
155
B. Faktor Eksternal
Petunjuk Pengisian :
Berilah peringkat atau rating terhadap faktor-faktor eksternal yang paling sesuai
menurut narasumber. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan di bawah ini :
• Nilai 4 = Jika faktor tersebut sangat berpengaruh
• Nilai 3 = Jika faktor tersebut berpengaruh
• Nilai 2 = Jika faktor tersebut cukup berpengaruh
• Nilai 1 = Jika faktor tersebut kurang berpengaruh
No. Faktor Eksternal Kunci Peringkat
1 2 3 4
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019-2021
meningkat dengan rata-rata sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,
Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi
dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin dengan
baik
4 Perkembangan teknologi dalam bidang
pemasaran (digital marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk produk buah-
buahan di wilayah Jabodetabek tahun
2018-2021 menurun dengan rata-rata
sebesar -0,6% per tahun
6 Konsumsi buah di wilayah Jabodetabek
tahun 2019-2021 menurun dengan rata-rata
sebesar -6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang tidak
menentu dapat mempengaruhi produksi
buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di wilayah
yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang bergerak
dalam bidang E-Commerce produk
pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan kuota
maksimal pembelian buah
156
Lampiran 3. Kuesioner QSPM
Oleh :
Aisyah Bilqisth Ramadhani
11170920000127
Nama Narasumber :
Jabatan/ Profesi :
Hari/ Tanggal :
Tujuan :
Menetapkan tingkat daya tarik faktor-faktor internal dan eksternal kunci terhadap
alternatif strategi yang dianalisis dengan matriks IE dan SWOT guna menetapkan
prioritas strategi yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan oleh perusahaan.
Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai/ skor daya tarik atau Attractive Score (AS) pada faktor-faktor
internal dan ekternal kunci berdasar pada pertanyaan “Apakah faktor ini
mempengaruhi strategi pilihan (strategi 1, 2, 3, dst) dalam pelaksanaannya?
Seberapa besar pengaruhnya?”
2. Skor daya tarik atau Attractive Score (AS) yang digunakan :
• Nilai 1 = Tidak menarik
• Nilai 2 = Agak menarik
• Nilai 3 = Menarik
• Nilai 4 = Sangat menarik
157
Alternatif Strategi Terpilih :
Strategi 1 Mengoptimalkan jangkauan pemasaran di wilayah Jabodetabek
dengan menambah agen mitra
Strategi 2 Mempertahankan hubungan baik dengan supplier buah melalui
komunikasi intensif secara offline maupun online
Strategi 3 Memaksimalkan promosi online melalui media sosial secara
konsisten dan menggunakan layanan iklan (Instagram ads dan
Facebook ads)
Strategi 4 Melakukan penjualan di marketplace, seperti Shopee atau Tokopedia
Strategi 5 Bekerja sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan
menjadi pemasok bahan baku produk buah
Strategi 6 Menambah jumlah supplier buah dengan mencari supplier baru yang
mudah dalam bekerja sama
Strategi 7 Mengoptimalkan program Community Support Agriculture (CSA)
perusahaan di wilayah Jabodetabek
Strategi 8 Menambah varian buah yang dijual dengan kualitas terbaik
Faktor-Faktor Kunci
No. Faktor Internal (Kekuatan) No. Faktor Internal (Kelemahan)
1 Lokasi perusahaan strategis 1 Wilayah pemasaran masih
terbatas
2 Pelayanan yang ramah dan 2 Program Community Support
responsif Agriculture (CSA) perusahaan
belum berjalan maksimal
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 Varian buah yang dijual sedikit
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 4 Frekuensi promosi produk buah
sendiri rata-rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
5 Konsumen mudah dalam 5 Perusahaan belum mempunyai
melakukan pembayaran aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
6 Harga lebih murah dari pesaing
158
Faktor Eksternal (Peluang) Faktor Eksternal (Ancaman)
1 Produksi buah nasional tahun 1 Pengeluaran penduduk untuk
2019-2021 meningkat dengan rata- produk buah-buahan di wilayah
rata sebesar 7%. Jabodetabek tahun 2018-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-0,6% per tahun.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 2 Konsumsi buah di wilayah
Kemudahan, Perlindungan, dan Jabodetabek tahun 2019-2021
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha menurun dengan rata-rata sebesar
Mikro, Kecil, dan Menengah. -6,9% er tahun
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 Perubahan cuaca dan musim yang
dengan baik tidak menentu dapat
mempengaruhi produksi buah-
buahan.
4 Perkembangan teknologi dalam 4 Terdapat perusahaan pesaing di
bidang pemasaran (digital wilayah yang sama
marketing)
5 Munculnya perusahaan baru yang
bergerak dalam bidang e-
commerce produk pertanian
6 Beberapa supplier menerapkan
kuota maksimal pembelian buah
159
Faktor- Alternatif Strategi
Faktor Bobot S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Kunci AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1 0,093
2 0,079
3 0,059
4 0,083
5 0,084
6 0,082
Kelemahan
1 0,113
2 0,105
3 0,113
4 0,087
5 0,113
160
Faktor- Alternatif Strategi
Faktor Bobot S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Kunci AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1 0,100
2 0,114
3 0,086
4 0,096
Ancaman
1 0,077
2 0,108
3 0,095
4 0,101
5 0,113
6 0,111
161
Lampiran 4. Hasil Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal (Paired Comparison)
Narasumber 1
Nama : Sarah Apriliani Nurjanah
Jabatan : Chief Excecutive Officer (CEO)
Faktor Total Bobot
Kunci A B C D E F G H I J K
Internal
A 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 0,123
B 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 24 0,109
C 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 25 0,114
D 1 2 2 1 2 1 1 2 3 2 17 0,077
E 1 2 2 3 2 3 1 1 1 1 17 0,077
F 2 2 1 2 2 3 2 1 3 1 19 0,086
G 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 13 0,059
H 1 1 1 3 3 2 3 2 1 3 20 0,091
I 1 1 1 2 3 3 3 2 3 3 22 0,100
J 1 1 1 1 3 1 2 3 1 2 16 0,073
K 1 1 3 2 3 3 3 1 1 2 20 0,091
Total 13 16 15 23 23 21 27 20 18 24 20 220 1
162
Narasumber 2
Nama : Geo Septianella
Jabatan : Chief Marketing Officer (CMO)
Faktor Total Bobot
Kunci A B C D E F G H I J K
Internal
A 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 23 0,105
B 2 1 1 3 2 3 3 2 3 2 22 0,100
C 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 26 0,118
D 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 26 0,118
E 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 21 0,095
F 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 17 0,077
G 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 16 0,073
H 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 19 0,086
I 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 20 0,091
J 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 14 0,064
K 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 16 0,073
Total 17 18 14 14 19 23 24 21 20 26 24 220 1
163
Narasumber 3
Nama : Indra Nugraha
Jabatan : Chief Operating Officer (COO)
Faktor Total Bobot
Kunci A B C D E F G H I J K
Internal
A 2 1 3 3 3 3 3 3 1 1 23 0,105
B 2 1 3 3 3 3 1 3 1 1 21 0,095
C 3 3 3 1 3 3 3 3 2 1 25 0,114
D 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 13 0,059
E 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 18 0,082
F 1 1 1 3 1 3 1 2 2 2 17 0,077
G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 12 0,055
H 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 25 0,114
I 1 1 1 3 3 2 3 1 1 1 17 0,077
J 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 26 0,118
K 3 3 3 2 3 2 1 1 3 2 23 0,105
Total 17 19 15 27 22 23 28 15 23 14 17 220 1
164
Narasumber 4
Nama : Muhammad Alfian
Jabatan : Direktur Pemasaran (CMO) PT. Arconesia Teknologi Digital
Faktor Total Bobot
Kunci A B C D E F G H I J K
Internal
A 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 26 0,118
B 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 25 0,114
C 3 1 1 3 3 3 1 3 3 2 23 0,105
D 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 26 0,118
E 1 2 1 1 2 3 2 3 3 3 21 0,095
F 1 1 1 1 2 3 1 3 1 3 17 0,077
G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 0,050
H 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 26 0,118
I 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 14 0,064
J 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3 18 0,082
K 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 13 0,059
Total 14 15 17 14 19 23 29 14 26 22 27 220 1
165
Lampiran 5. Rata-rata Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal
Hasil Rata-rata Pembobotan Faktor Internal
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
Bobot
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 0,077 0,118 0,059 0,118 0,093
2 Pelayanan yang ramah dan 0,086 0,077 0,077 0,077 0,079
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 0,059 0,073 0,055 0,05 0,059
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 0,100 0,091 0,077 0,064 0,083
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 0,073 0,064 0,118 0,082 0,084
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 0,091 0,073 0,105 0,059 0,082
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 0,123 0,105 0,105 0,118 0,113
8 Program Community Support 0,109 0,100 0,095 0,114 0,105
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 0,114 0,118 0,114 0,105 0,113
10 Frekuensi promosi produk buah 0,077 0,095 0,082 0,095 0,087
rata-rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 0,091 0,086 0,114 0,118 0,102
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
166
Hasil Rata-rata Pembobotan Faktor Eksternal
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
Bobot
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 0,1 0,094 0,111 0,094 0,100
2019-2021 meningkat dengan
rata-rata sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 0,106 0,133 0,106 0,111 0,114
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 0,094 0,067 0,1 0,083 0,086
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 0,072 0,117 0,083 0,111 0,096
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 0,089 0,078 0,067 0,072 0,077
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar
-0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 0,111 0,1 0,122 0,1 0,108
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 0,106 0,094 0,106 0,072 0,095
tidak menentu dapat
mempengaruhi produksi buah-
buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 0,111 0,094 0,078 0,122 0,101
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 0,111 0,106 0,111 0,122 0,113
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 0,1 0,117 0,117 0,111 0,111
kuota maksimal pembelian buah
167
Lampiran 6. Hasil Rata-rata Pemberian Nilai Faktor Internal dan Eksternal
168
Hasil Rata-rata Pemberian Peringkat Faktor Eksternal
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-rata
1 2 3 4 Peringkat
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 3 3 2 4 3
2019-2021 meningkat dengan rata-
rata sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 2 3 2 2 2,25
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 4 4 4 4 4
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 4 3 3 4 3,5
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 4 4 4 4 4
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 2 4 3 4 3,25
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 4 4 2 4 3,5
tidak menentu dapat
mempengaruhi produksi buah-
buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 2 3 3 3 2,75
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 2 3 2 3 2,5
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 3 3 3 3 3
kuota maksimal pembelian buah
169
Lampiran 7. Hasil Penentuan Prioritas Strategi (Attractive Score/ AS)
170
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 3 3 2 2 2,5
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 3 3 3 3 3
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 3 3 3 3
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 3 3 3 4 3,25
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 3 3 3 4 3,25
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 3 3 3 4 3,25
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 2 3 2 2,5
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 4 4 4 4 4
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 4 4 4 4 4
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 3 2 2 2 2,25
kuota maksimal pembelian buah
171
Strategi 2 : Mempertahankan hubungan baik dengan supplier buah melalui
komunikasi intensif secara offline maupun online
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 3 2 2 2 2,25
2 Pelayanan yang ramah dan 4 3 3 3 3,25
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 4 3 2 3 3
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 3 2 2 2 2,25
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 4 3 2 2 2,75
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 4 3 3 3,25
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 2 2 2 2,25
8 Program Community Support 4 3 3 2 3
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 3 3 3 3 3
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 3 3 2 2,75
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 3 2 3 2 2,5
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
172
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 3 3 3 3 3
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 3 2 2 1 2
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 4 4 4 4 4
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 3 3 3 3 3
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 2 3 2 2 2,25
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 2 3 2 2 2,25
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 3 3 3 3
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 3 4 4 3 3,5
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 3 4 4 3 3,5
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 3 3 3 4 3,25
kuota maksimal pembelian buah
173
Strategi 3 : Memaksimalkan promosi online melalui media sosial secara konsisten
dan menggunakan layanan iklan (Instagram ads dan Facebook ads)
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 3 3 3 1 2,5
2 Pelayanan yang ramah dan 4 3 3 3 3,25
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 3 3 2 2,75
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 3 3 3 1 2,5
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 4 4 3 3 3,5
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 4 4 4 3,75
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 4 3 1 2,75
8 Program Community Support 4 4 3 2 3,25
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 3 3 3 3 3
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 4 4 4 3,75
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 3 4 3 3 3,25
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
174
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 3 4 3 2 3
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 3 3 3 3 3
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 4 3 3 2 3
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 4 4 4 4 4
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 3 4 3 3 3,25
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 3 4 3 3 3,25
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 2 2 1 2
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 4 4 4 4 4
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 4 4 4 4 4
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 3 3 3 2 2,75
kuota maksimal pembelian buah
175
Strategi 4 : Melakukan penjualan di marketplace, seperti Shopee atau Tokopedia
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 4 4 3 2 3,25
2 Pelayanan yang ramah dan 4 3 3 3 3,25
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 3 3 3 3
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 3 3 3 2 2,75
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 4 4 4 3 3,75
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 4 4 4 3,75
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 3 3 3 3
8 Program Community Support 3 2 3 2 2,5
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 4 4 3 3 3,5
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 4 4 3 3,5
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 4 4 4 4 4
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
176
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 3 4 3 3 3.25
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 3 3 3 3 3
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 2 3 3 2.75
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 4 4 4 4 4
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 3 4 3 4 3.5
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 2 3 3 3 2.75
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 2 3 3 2.75
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 4 4 4 4 4
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 3 4 4 4 3.75
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 3 3 3 3 3
kuota maksimal pembelian buah
177
Strategi 5 : Bekerja sama dengan pelaku usaha food and beverage (F&B) dengan
menjadi pemasok bahan baku produk buah
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 4 4 3 3 3,5
2 Pelayanan yang ramah dan 4 3 4 3 3,5
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 4 4 3 3,5
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 4 3 3 3 3,25
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 4 4 4 4 4
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 3 3 4 3,25
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 3 3 2 2,75
8 Program Community Support 4 3 3 3 3,25
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 3 3 3 3 3
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 3 3 3 3
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 4 4 3 2 3,25
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
178
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 4 4 4 4 4
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 3 4 3 2 3
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 3 4 3 3,25
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 3 4 4 4 3,75
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 2 4 4 3 3,25
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 3 3 4 3 3,25
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 2 3 3 2,75
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 4 4 4 3 3,75
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 3 4 4 3 3,5
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 3 2 3 4 3
kuota maksimal pembelian buah
179
Strategi 6 : Menambah jumlah supplier buah dengan mencari supplier baru yang
mudah dalam bekerja sama
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 4 2 2 3 2,75
2 Pelayanan yang ramah dan 3 2 2 3 2,5
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 3 3 3 3
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 4 2 3 3 3
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 3 3 3 1 2,5
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 3 3 3 3
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 2 2 2 2,25
8 Program Community Support 4 4 3 2 3,25
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 3 4 4 4 3,75
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 2 2 1 2
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 3 2 2 1 2
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
180
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 4 4 4 3 3,75
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 3 2 2 1 2
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 3 3 4 3,25
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 3 4 3 3 3,25
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 3 2 3 3 2,75
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 3 2 3 3 2,75
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 4 4 3 3,5
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 4 4 3 2 3,25
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 3 4 3 2 3
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 4 4 4 4 4
kuota maksimal pembelian buah
181
Strategi 7 : Mengoptimalkan program Community Support Agriculture (CSA)
perusahaan di wilayah Jabodetabek
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 3 3 3 2 2,75
2 Pelayanan yang ramah dan 4 3 3 2 3
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 3 3 3 3
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 4 3 3 3 3,25
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 3 4 3 4 3,5
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 4 4 3 3,5
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 3 3 3 3
8 Program Community Support 4 4 4 4 4
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 3 3 3 3 3
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 3 3 4 3,25
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 3 3 3 3 3
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
182
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 3 4 3 3 3,25
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 4 2 3 2 2,75
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 3 3 4 3,25
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 3 4 4 3 3,5
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 3 3 3 3 3
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 4 3 3 3 3,25
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 3 4 4 4 3,75
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 3 4 4 3 3,5
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 3 4 4 3 3,5
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 4 3 4 3 3,5
kuota maksimal pembelian buah
183
Strategi 8 : Menambah varian buah yang dijual dengan kualitas terbaik
No. Faktor Internal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata AS
Kekuatan
1 Lokasi perusahaan strategis 3 4 3 2 3
2 Pelayanan yang ramah dan 4 2 2 2 2,5
responsif
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 2 3 2 2,5
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 4 2 3 3 3
sendiri
5 Konsumen mudah dalam 3 3 3 3 3
melakukan pembayaran
6 Harga lebih murah dari pesaing 3 3 3 3 3
Kelemahan
7 Wilayah pemasaran masih terbatas 3 2 2 2 2,25
8 Program Community Support 4 3 3 2 3
Agriculture (CSA) belum berjalan
maksimal
9 Varian buah yang dijual sedikit 3 3 4 4 3,5
10 Frekuensi promosi produk buah rata- 3 3 4 3 3,25
rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
11 Perusahaan belum mempunyai 4 2 2 2 2,5
sistem aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
184
No. Faktor Eksternal Kunci Narasumber Rata-
1 2 3 4 rata
AS
Peluang
1 Produksi buah nasional tahun 2019- 3 3 4 4 3,5
2021 meningkat dengan rata-rata
sebesar 7%.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 4 3 2 1 2,5
Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 2 3 3 2,75
dengan baik
4 Perkembangan teknologi dalam 3 4 3 2 3
bidang pemasaran (digital
marketing)
Ancaman
5 Pengeluaran penduduk untuk 3 2 3 3 2,75
produk buah-buahan di wilayah
Jabodetabek tahun 2018-2019
menurun dengan rata-rata sebesar -
0,6% per tahun.
6 Konsumsi buah di wilayah 4 2 3 3 3
Jabodetabek tahun 2019-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-6,9% per tahun
7 Perubahan cuaca dan musim yang 4 4 4 4 4
tidak menentu dapat mempengaruhi
produksi buah-buahan.
8 Terdapat perusahaan pesaing di 3 4 4 3 3,5
wilayah yang sama
9 Munculnya perusahaan baru yang 4 4 4 3 3,75
bergerak dalam bidang E-
Commerce produk pertanian
10 Beberapa supplier menerapkan 4 3 3 4 3,5
kuota maksimal pembelian buah
185
Lampiran 8. Hasil Penentuan Prioritas Staretgi (Matriks QSPM)
Faktor-Faktor Kunci
No. Faktor Internal (Kekuatan) No. Faktor Internal (Kelemahan)
1 Lokasi perusahaan strategis 1 Wilayah pemasaran masih
terbatas
2 Pelayanan yang ramah dan 2 Program Community Support
responsif Agriculture (CSA) perusahaan
belum berjalan maksimal
3 Alur kerja operasional perusahaan 3 Varian buah yang dijual sedikit
sudah tertata
4 Memiliki armada pengiriman 4 Frekuensi promosi produk buah
sendiri rata-rata dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan melalui Instagram dan
Whatsapp
5 Konsumen mudah dalam 5 Perusahaan belum mempunyai
melakukan pembayaran aplikasi atau website untuk
pemesanan produk
6 Harga lebih murah dari pesaing
186
Faktor Eksternal (Peluang) Faktor Eksternal (Ancaman)
1 Produksi buah nasional tahun 1 Pengeluaran penduduk untuk
2019-2021 meningkat dengan rata- produk buah-buahan di wilayah
rata sebesar 7%. Jabodetabek tahun 2018-2021
menurun dengan rata-rata sebesar
-0,6% per tahun.
2 PP No.7 Tahun 2021 tentang 2 Konsumsi buah di wilayah
Kemudahan, Perlindungan, dan Jabodetabek tahun 2019-2021
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha menurun dengan rata-rata sebesar
Mikro, Kecil, dan Menengah. -6,9% er tahun
3 Hubungan dengan supplier terjalin 3 Perubahan cuaca dan musim yang
dengan baik tidak menentu dapat
mempengaruhi produksi buah-
buahan.
4 Perkembangan teknologi dalam 4 Terdapat perusahaan pesaing di
bidang pemasaran (digital wilayah yang sama
marketing)
5 Munculnya perusahaan baru yang
bergerak dalam bidang e-
commerce produk pertanian
6 Beberapa supplier menerapkan
kuota maksimal pembelian buah
187
Matriks QSPM
Faktor- Alternatif Strategi
Faktor Bobot S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Kunci AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1 0,093 3 0,279 2,25 0,209 2,5 0,233 3,25 0,302 3,5 0,326 2,75 0,256 2,75 0,256 3 0,279
2 0,079 3,25 0,258 3,25 0,258 3,25 0,258 3,25 0,258 3,5 0,277 2,5 0,198 3 0,238 2,5 0,198
3 0,059 3,25 0,193 3 0,178 2,75 0,163 3 0,178 3,5 0,207 3 0,178 3 0,178 2,5 0,148
4 0,083 3 0,249 2,25 0,187 2,5 0,208 2,75 0,228 3,25 0,270 3 0,249 3,25 0,270 3 0,249
5 0,084 3,25 0,274 2,75 0,232 3,5 0,295 3,75 0,316 4 0,337 2,5 0,211 3,5 0,295 3 0,253
6 0,082 3 0,246 3,25 0,267 3,75 0,308 3,75 0,308 3,25 0,267 3 0,246 3,5 0,287 3 0,246
Sub Total 1,498 1,330 1,463 1,589 1,684 1,337 1,523 1,373
Kelemahan
7 0,113 3,5 0,395 2,25 0,254 2,75 0,310 3 0,338 2,75 0,310 2,25 0,254 3 0,338 2,25 0,254
8 0,105 3 0,314 3 0,314 3,25 0,340 2,5 0,261 3,25 0,340 3,25 0,340 4 0,418 3 0,314
9 0,113 3 0,338 3 0,338 3 0,338 3,5 0,395 3 0,338 3,75 0,423 3 0,338 3,5 0,395
10 0,087 3 0,262 2,75 0,240 3,75 0,327 3,5 0,305 3 0,262 2 0,175 3,25 0,284 3,25 0,284
11 0,113 3,25 0,332 2,5 0,256 3,25 0,332 4 0,409 3,25 0,332 2 0,205 3 0,307 2,5 0,256
Sub Total 1,640 1,401 1,647 1,709 1,582 1,395 1,685 1,501
188
Faktor- Alternatif Strategi
Faktor Bobot S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Kunci AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1 0,100 2,5 0,249 3 0,299 3 0,299 3.25 0,324 4 0,399 3,75 0,374 3,25 0,324 3,5 0,349
2 0,114 3 0,342 2 0,228 3 0,342 3 0,342 3 0,342 2 0,228 2,75 0,314 2,5 0,285
3 0,086 3 0,258 4 0,344 3 0,258 2.75 0,237 3,25 0,280 3,25 0,280 3,25 0,280 2,75 0,237
4 0,096 3,25 0,311 3 0,287 4 0,383 4 0,383 3,75 0,359 3,25 0,311 3,5 0,335 3 0,287
Sub Total 1,161 1,159 1,282 1,286 1,380 1,193 1,252 1,158
Ancaman
5 0,077 3,25 0,249 2,25 0,172 3,25 0,249 3.5 0,268 3,25 0,249 2,75 0,210 3 0,230 2,75 0,210
6 0,108 3,25 0,352 2,25 0,244 3,25 0,352 2.75 0,298 3,25 0,352 2,75 0,298 3,25 0,352 3 0,325
7 0,095 2,5 0,236 3 0,284 2 0,189 2.75 0,260 2,75 0,260 3,5 0,331 3,75 0,354 4 0,378
8 0,101 4 0,405 3,5 0,354 4 0,405 4 0,405 3,75 0,380 3,25 0,329 3,5 0,354 3,5 0,354
9 0,113 4 0,450 3,5 0,394 4 0,450 3.75 0,422 3,5 0,394 3 0,338 3,5 0,394 3,75 0,422
10 0,111 2,25 0,250 3,25 0,362 2,75 0,306 3 0,334 3 0,334 4 0,445 3,5 0,389 3,5 0,389
Sub Total 1,942 1,809 1,950 1,986 1,968 1,950 2,073 2,079
TOTAL 6,241 5,698 6,343 6,569 6,613 5,876 6,533 6,111
189