SKRIPSI
Oleh :
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Pembimbing 1 Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis
iii
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Annisa Eka Puspa
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 26 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pahlawan No.22 RT 03/01 Kelurahan Cempaka
Putih Kecamatan Ciputat Timur 15412
No. HP : 087873157319
Email : annisaekapuspa@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1999 – 2005 : Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 5, Bogor
2005 – 2008 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 12, Bogor
2008 – 2011 : Sekolah Menengah Atas Negeri 10, Bogor
iv
2010 – 2011 : Anggota Pramuka SMA Negeri 10 Bogor,
Koordinator Divisi LITBANG
2010 – 2011 : Bendahara ROHIS Persatuan Remaja Islam
Sekolah (PRISS) SMA Negeri 10 Kota Bogor
2010 – 2011 : Anggota PASKIBRA PASDASA SMA Negeri 10
Kota Bogor
2013 – 2014 : Lembaga Semi Otonom (LSO) Dapur Seni FST
UIN Jakarta, Staff Ahli Divisi Musik
2013-2014 : Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HMJ
Agribisnis) UIN Jakarta, Anggota Divisi
Kemahasiswaan
2015 : Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara
Mahasiswa (PSM) UIN Jakarta, Anggota Muda
Pengalaman Kerja
2014 : Volunteer Teach For Indonesia, Mandiri Jakarta
Marathon 2014
2014 : Guru Private Kelas 1 dan 3 SD, Independen
2015 : Divisi Pemasaran PT Kebun Sayur Segar (Parun
Farm)
v
RINGKASAN
Annisa Eka Puspa. Strategi Pengembangan Bisnis Produk Fried Chicken D’BestO
di PT Setyanda Duta Makmur. Dibawah bimbingan Iwan Aminudin dan Puspi
Eko Wiranthi.
vi
Prioritas strategi yang tepat untuk PT. Setyanda Duta Makmur berdasarkan
matriks QSPM yang dapat dilaksanakan oleh PT. Setyanda Duta Makmur yaitu
mempertahankan tingkat harga bersaing dan pelayanan konsumen (Σ TAS =
5,173), alternatif berikutnya adalah membuat pengembangan dan inovasi produk
secara berkala(Σ TAS = 4,838)
Kata Kunci : Fried Chicken, Frenchisee, QSPM, Strategi
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafaat-nya di hari
kiamat nanti.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak mendapakan bantuan baik secara
moril maupun materil dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
1. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak Ridwan, S.E dan Ibu Masfufah, yang
ini.
4. Kedua mertua tecinta, Drs. Ade Sumarna dan Dra. Euis Nuraisyah ‘Amini
viii
5. Adik tercinta, Muhammad Farid Ridhillah, Khaela Iqlima dan
kepada penulis.
6. Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi
7. Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku ketua Program Studi Agribisnis atas segala
8. Bapak Dr. Iwan Aminuddin, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Puspi
saran, kritik, solusi dan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi.
9. Seluruh dosen Program Studi Agrbisnis yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, atas ilmu yang telah diberikan sejak awal masuk perkuliahan hingga
lulus.
10. Direksi dan karyawan PT. Setyanda Duta Mamur, khususnya para pakar ahli
perusahaan, Bapak Nuryanto, Bapak Hendro, Bapak Endi, serta Ibu Rosa
11. Sahabat-sahabat saya, Sunny II : Ismi Tiara Sari, Sena Aulia, Towi Umi
ix
berbagi segala duka-suka serta selalu memberikan semangat kepada
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, hanya ucapan
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan
untuk penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak.
Penulis
x
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
xi
2.4 Definisi Pengembangan .............................................................................. 29
4.3 Struktur Organisasi dan Job Desk PT. Setyanda Duta Makmur ............... 56
xii
5.2.2 Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) .......... 101
5.3 Identifikasi Posisi PT. Satyanda Duta Makmur ........................................ 111
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
xiv
DAFTAR TABEL
No Halaman
15. Perbandingan Harga Beberapa Menu D’BestO dan Quick Chiken .... 102
17. Hasil Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ………...... 111
18. Hasil Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE) ……….... 113
1
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
2
BAB I
PENDAHULUAN
terhitung dari tahun 2007 sampai 2016 penduduk Indonesia mengalami kenaikan
dari 225,6 juta jiwa menjadi 258,7 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2016). Karena
konsumsi masyarakat. Makanan meru pakan kebutuhan pokok manusia yang tidak
hidupnya. Namun, di jaman sekarang ini sudah terjadi perubahan dalam kehidupan
masyarakat, salah satunya perubahan gaya hidup dan pola konsumsi. Sekarang ini,
makanan juga dijadikan sebagai gaya hidup, adanya kesibukan yang padat dan
menginginkan makanan yang dapat disajikan secara cepat, praktis maupun prestige.
maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan dan tata ekonominya, cara-
seseorang dan semakin banyak orang mengonsumsi pangan yang berorientasi pada
kesenangan. Selain itu, masyarakat kota yang semakin sibuk dengan pekerjaan
sehari-harinya yang banyak menyita waktu, pikiran serta jam kantor yang semakin
3
meningkat menyebabkan mereka tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
kebiasaan baru dikomunitas pekerja yaitu makan di luar rumah terutama pada
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang makanan siap saji atau fast
food yang sedang berkembang adalah D’BestO dari PT Setyanda Duta Makmur.
Berdiri di bawah bendera KUFC grup yang telah 21 tahun menjalani bisnis fried
chicken. Sampai saat ini D’BestO sudah mempunyai 163 Outlet yang tersebar di
enam Kota yaitu Bogor, Bandung, Jakarta, Padang, Surabaya dan Pekanbaru.
Restoran siap saji ini menyajikan makanan siap saji dengan produk unggulannya
yaitu fried chicken, namun tidak hanya menawarkan fried chicken kepada
konsumennya, ada beberapa menu yang ada diantaranya burger dan spagethy dan
makanan pelengkap seperti kentang goreng dan berbagai minuman. Target pasar
dari restoran siap saji ini adalah dari kalangan menengah. D’BestO merupakan
perusahaan yang sudah terbilang cukup besar, karena jumlah pegawai yang sudah
mencapai 1000 orang dan omset perbulan yang sudah mencapai 30.000.000.000,-
perusahaan ini juga sudah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia
Gaya hidup dan pola konsumsi makanan masyarakat yang lebih memilih hal
yang praktis dan cepat, sehingga mampu menstimulus pelaku pasar untuk masuk
dalam pangsa pasar ini. mengingat adanya persaingan dalam lingkungan bisnis
frenchise ini, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan usahanya dengan efektif
dan efisien. Pada Tabel 1 berikut tentang beberapa pesaing perusahaan yang sejenis
4
Tabel 1 Pesaing Perusahaan Sejenis di Indonesia
No Nama Perusahaan Jumlah Outlet
1 Sabana Fried Chicken 1700
2 Crispyku Fried Chicken 500
3 Quick Chicken 263
4 D’BestO 163
5 Kane Chicken 98
6 Herbal Chicken 68
Sumber : observasi, 2016
Dapat dilihat dari tabel diatas jika dilihat dari jumlah outlet yang dimiliki
pada posisi pertama ditempati oleh Sabana Fried Chicken dengan jumlah outlet
sudah mencapai 1700 outlet, kemudian disusul dengan Crispyku Fried Chicken lalu
Quick Chicken kemudian pada posisi keempat yaitu D’BestO, ini menunjukkan
bahwa D’BestO masih berada di bawah perusahaan pesaing dari segi outlet yang
sudah dibuka, sedangkan dilihat dari visi perusahaan yaitu ”menjadi Market Leader
untuk bisnis kuliner resto fried chicken dan burger di segmen kelas menengah di
Indonesia” masih belum bisa di capai. Dilihat dari jarak lokasi perusahaan pesaing
dengan outlet D’BestO yang radiusnya kurang dari 100 m2 dan harga serta menu
yang ditawarkan relatif sama sehingga membuat persaingan antar fastfood semakin
tinggi. Kemudian tercatat dari bulan Januari sampai Juli 2016 jumlah outlet yang
ada mengalami penurunan sebanyak 4 outlet dari 163 outlet menjadi 159 outlet yag
makanan siap saji bukanlah hal yang mudah, mengingat PT Setyanda Duta Makmur
5
perusahaan harus mulai memberikan perhatian yang sama besarnya pada para
Adanya persaingan dunia bisnis khususnya pada bidang usaha frenchise fast
food karena adanya pelaku sejenis maupun produsen pengganti produk (produk
peningkatan skala produksi dan peningkatan laba, selain itu juga ada faktor
persaingan di dunia usaha makanan cepat saji dapat menjadi salah satu faktor yang
lingkungan eksternal dan internal bisnis perusahaan. Kajian strategi ini juga tidak
terlepas dari perkembangan bisnis di masa lalu untuk disajikan sebagai indikator
Gaya hidup dan pola konsumsi makanan yang praktis dan cepat membuat
banyak masyarakat memilih makanan cepat saji untuk dikonsumsi. Dalam kondisi
6
sekarang ini, peluang dalam bisnis makanan cepat saji sedang banyak diminati oleh
mungkin konsumen untuk membeli produknya dengan berbagai cara, baik dari segi
Selain itu manajemen yang dimiliki perusahaan juga menentukan cepat dan
kurang baik akan menjadi salah satu kelemahan perusahaan yang dapat
strategi yang tajam yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Hal ini terkait
konsumennya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
7
2. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang menjadi peluang dan ancaman
bagi D’BestO ?
D’BestO.
D’BestO.
1. Manfaat bagi penulis yaitu sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang
8
3. Manfaat bagi pembaca yaitu menambah wawasan dan dapat dijadikan acuan
4. Manfaat bagi perusahaan D’BestO yaitu hasil dari penelitian ini bisa
kebijakan.
manajer HRD.
3. Penelitian ini menggunakan metode EFE dan IFE untuk mengetahui faktor
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat
dan siap disantap, seperti fried chicken, hamburger atau pizza. Mudahnya memperoleh
makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai
selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat,
besar di Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan siap saji yang dapat berupa
makanan tradisional Indonesia (seperti restoran padang) dan makanan barat (kentucky
fried chicken, california fried chicken) yang terkenal dengan ayam gorengnya,
disamping jenis makanan yang tidak kalah popular seperti Burger, pizza, sandwich,
dan sebagainya dengan manajemen yang handal dan juga dilakukannya terobosan
misalnya pelayanan yang praktis, sedain interior restoran dibuat rapi, menarik dan
bersih tanpa meninggalkan unsur kenyamanan, serta rasanya yang lezat membuat
mereka yang sibuk dalam pekerjaannya memilih alternatif untuk mengkonsumsi jenis
fast food, karena lebih cepat dan juga mengandung gengsi bagi sebagian golongan
masyarakat. Bahkan di hari libur pun biasanya banyak keluarga yang memilih makanan
10
Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di Indonesia juga bisa
mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat
menengah ke atas, restoran makanan cepat saji merupakan tempat yang tepat untuk
bersantai. Makanan di restoran fast food ditawarkan dengan harga terjangkau dengan
kantong mereka, servisnya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera. Makanan
cepat saji umumnya mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang
tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam karbonat, kalsium dan folat, Khomsan
(2004; 11).
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.
produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi dan usaha patungan atau joint
keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang
dan Lembana (2013; 7), strategi adalah (1) ilmu merencanakan serta mengarahkan
dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya; (2)
sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu stratagem atau cara
11
yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Strategi di sini diartikan sebagai trik atau
Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak
dicapai. David (2011; 19) mendefinisikan strategi adalah tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam
jumlah yang besar. Selain itu strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam
jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi
strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan
dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Pengertian strategi yaitu tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajerial tingkat atas dan sumber daya
proses formulasi, implementasi dan evaluasi strategi dalam mencapai tujuan jangka
12
yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Seperti tersirat dalam
keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan
penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh
karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya
dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang digunakan dan jangkauan
pemasaran yang dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas
bersifat nirlaba maupun berorientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya
kembali), ditinjau dari factor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh
13
nilai kegunaan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang
2. Berpikir strategic
Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya factor waktu (lalu, kini
dan esok), proses kontinu (siklus) dan interatif (sekuens pembelajaran) dalam
makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan social budaya, disamping upaya
pembelajaran organisasi dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh.
Realisasi berpikir strategic dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan
3. Manajemen Strategik
dari system lingkungan yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan
dan kelemahan; sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal
(peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran
14
mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti : masuknya pendatang
Pearce dan Robinson (2005) dalam Ismail Solihin (2012: 46), memberikan
penjelasan mengenai berbagai tugas penting yang harus dilakukan manajemen puncak
perusahaan sebagai pihak yang memiliki inisiatif untuk melakukan proses manajemen
strategik. Menurut mereka terdapat Sembilan tugas penting dalam menerapkan proses
dan kemampuannya.
kumpulan tujuan jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan.
15
8. Mengimplementasi pilihan strategi dengan alat alokasi sumberdaya yang
manajemen strategi membantu organisasi merumuskan strategi yang lebih baik dengan
1. Manfaat Finansial
16
2. Manfaat nonfinansial
karyawan, menurunkan resistensi pada perubahan dan pemahaman yang lebih jelas
akan relasi kinerja dan imbalan. Proses manajemen strategis menyediakan landasan
Menurut Sofyan (2015: 60) ada beberapa alasan penting mengapa manajemen
strategic perlu bagi pelaku usaha karna dapat memberikan manfaat, antara lain :
Apabila kita memahami arah kegiatan organisasi secara baik, kitapun akan
jelas, sehingga usaha untuk mencapai prestasi kerja cepat direalisasi secara
lebih mudah.
17
informasi yang actual, lengkap, akurat dan relevan guna mendukung validitas
dari keputuasan penting perusahaan. Hal ini mau tidak mau akan mendorong
kita untuk senantiasa meng update atau memperbaiki bank data kita.
Apabila kita menyadari makna strategi, nilai keyakinan dan sasaran yang
saran bagi kepentingan pucuk pimpinan, akibatnya aktivitas yang harus kita
perankan akan semakin jelas. Ini akan berpengaruh pada pelaksanaan tugas
selanjutnya.
Apabila kita menguasai manajemen strategi dengan baik, ini akan membuka
perusahaan secara optimal, akibatnya kita akan menyadari bahwa tugas utama
Alasan mengapa manajemen strategi dirasakan penting bagi setiap perusahaan, adalah
18
3. Pengetahuan dan informasi yang dimiliki semakin luas karena didukung oleh
bank data yang lengkap, up to date dan akurat, sehingga memungkinkan proses
tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu
yang akan dilaksanakan. Isu formulasi strategi mencakup bisnis apa yang akan
daya, apakah harus melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, apakah harus
memasuki pasar intenasional, apakah harus merger atau membentuk joint venture dan
19
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dari maanajemen strategi menurut David
(2011: 7). Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti
diharapkan, evaluasi strategi adalah alat untuk mendapatkan informasi ini. Semua
strategi dapat dimodifikasi dimasa datang karena faktor internal dan eksternal secara
konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan
(3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak
menjamin kesuksesan di hari esok. Sukses selalu membawa masalah baru yang
strategi, serta evaluasi dan pengendalian. Sementara menurut David (2005: 18) proses
perubahan pada komponen utama dalam model, dapat mendorong perubahan di salah
satu atau semua komponen lain. Model manajemen strategis menggambarkan aktivitas
Suatu perubahan dalam salah satu komponen utama yang terdapat dalam model
20
manajemen strategi dapat menyebabkan perubahan pada satu atau semua komponen
lainnya. Model tersebut menunjukan suatu pendekatan yang jelas dan praktis untuk
terdapat dalam model manajemen strategi yang diterima secara luas terlihat pada
Gambar 1
21
yakni faktor-faktor yang berada diluar maupun didalam organisasi yang dapat
1. Struktur Lingkungan
Secara umum menurut Hubeis dan Najib (2014: 43) memaparkan bahwa lingkungan
suatu organisasi atau suatu perusahaan dapat diklasifikasikan dalam dua bagian besar,
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal sendiri dapat
dibagi dalam dua bagian besar lagi, yakni lingkungan yang sifatnya umum dan
lingkungan industri.
terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus
pesaing merupakan hal penting untuk keberhasilan formulasi strategi menurut David
(2011: 120)
perlu dilakukan sesuai dengan general system theory, yaitu organisasi adalah sistem
Lingkungan makro disebut juga dengan lingkungan eksternal luar perusahaan, berupa
22
kekuatan-kekuatan yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan dan harus dipantau
kekuatan ekonomi, sosial budaya demografi dan lingkungan, politik pemerintah dan
Lingkungan mikro yang biasa disebut lingkungan industri terdiri dari berbagai
melayani pelanggan. Menurut Porter (2003: 83) hakikat persaingan suatu industri dapat
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu organisasi
Pada saat perusahaan baru dapat masuk dengan mudah kedalam suatu industri
maka intensitas persaingan dalam industri tersebut akan meningkat. oleh karena
untuk memonitor strategi pesaing baru serta untuk menfaatkan kekuatan dan
23
meningkat sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain
menurun.
intensitas persaingan dalam suatu industri. Oleh karena itu, dalam menyusun
luas : (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografis dan
masuknya pesaing baru; (3) potensi pengembangan produk subtitusi; (4) daya
tawar pemasok; (5) daya tawar konsumen. Komponen lima kekuatan eksternal
24
Gambar 2 Lima Kekuatan Industri
Sumber : David (2011:146)
2. Lingkungan Internal
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis internal perusahaan dikenal juga dengan
baik dari segi kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya manusia, sumberdaya
dan kualitas fisik, keuangan perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani
25
perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dijadikan input bagi
Pada analisis ini dapat dilakukan evaluasi kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan. Faktor internal mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan. Analisis internal memberikan lebih banyak peluang untuk pihak yang
merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan menurut David (2009: 23),
1. Faktor Manajemen
2. Faktor Pemasaran
mungkin, sehingga produk atau jasa itu sesuai dengan keinginan pelanggan.
peluang.
26
3. Faktor Keuangan
Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing
perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan kelemahan
Fungsi produksi terdiri atas aktivitas mengubah masukan menjadi barang dan
pengumpulan data (input stage), tahap pencocokan (matching stage) dan tahapa
strategi dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE dan competitive profile matrix
(CMP).
27
Tahap pencocokan (tahap 2) berfokus kepada penciptaan alternatif strategi yang
layak dengan mencocokan faktor internal dan eksternal kunci. Pencocokan terhadap
(grand strategy), matriks SPACE (Strategic Poisition and Action Evolution) dan
alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk
28
2.3 Pernyataan Visi Misi
Menurut Umar (2008: 22) pernyataan visi yang dimiliki perusahaan merupakan
suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh
seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling
bawah. Visi merupakan cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-
kira mewakili seluruh anggota perusahaan. Sebuah visi berisi pernyataan yang singkat
dan jelas mengenai tujuan organisasi dan bagaimana mencapainya pada suatu titik
waktu di masa depan, sering dinyatakan dalam kata-kata atau istilah yang bersifat
kompetitif. Misi merupakan penjabaran secara tertulis megenai visi agar visi menjadi
mengembangkan pernyataan misi untuk berbagai dengan para manajer, karyawan dan
pelanggan. Satu pernyataan misi yang jelas dan dipikirkan matang memberikan
pengertian bersama kepada karyawan akan tujuan, arah dan peluang. Pernyataan misi
yang baik memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, mereka berfokus pada sejumlah
tujuan terbatas. Kedua, pernyataan misi, menekankan kebijakan dan nilai utama
aktivitas agar diperoleh hasil lebih baik. Kartasasmita (1994 :10) memberikan
pengertian sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang
29
dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang
adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa.
jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan
menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying and selling of goods
and services. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam
Menurut Griffin dan Ebert (2003 : 3) menyebut bisnis sebagai suatu organisasi
yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba. Prospek
bisnis.
terdahu yaitu Tresna Resmi Asih (2014) Strategi Pengembangan Usaha Kecil Ayam
Goreng fast food F-Chick, Kabupaten Bogor., Fadlika Fachtur Rochman (2011)
30
Strategi Pengembangan Bisnis PT Ojid Kharisma Nusantara, Ichsanul Razzaq (2015)
Tanjung Sejahtera, Kab. Bireuen, Aceh), Cindy Reinaya (2015) Strategi Bisnis Kopi
Merek Confesso PT David Roy Indonesia dan Fatimah Himatina (2016) Strategi
31
pada perumusan strategi
dan matriks QSP untuk
mengetahui prioritas
strategi yang digunakan.
Perbedaan dengan
penelitian terdahulu
yaitu, pada segi
pengembangan industry
kemudian menggunakan
rantai nilai dan nilai
tambah untuk
mengetahui faktor
internal perusahaan dan
pada alat analisis
matriks Grand Strategy
untuk menentukan
posisi perusahaan.
Kemudian dari segi
studi kasus penelitian
dan dari segi produk
atau objek yang akan
diteliti
Cindya Rienaya Strategi Bisnis Kopi Persamaan kedua
(2015) Merek Confesso PT penelitian ini yaitu
David Roy Indonesia sama-sama
Fatimah Himmatina Strategi Pengembangan menggunakan matriks
(2016) Usaha Produk Olahan IFE-EFE, perumusan
Ikan PT. Salimah Prima strategi dengan kuadran
Cita matriks GS dan matriks
SWOT. Kemudian
untuk menentukan
prioritas strategi
menggunakan matriks
QSPM
Perbedaannya dengan
penelitian terdahulu
yaitu terletak pada studi
kasus penelitian dan
dari segi objek yang
akan diteliti.
32
2.7 Kerangka Pemikiran Konseptual
Manajemen strategi merupakan suatu proses yang terdiri dari formulasi strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi. Dalam penelitian ini penulis melakukan
proses formulasi strategi yang merupakan proses awal dalam manajemen strategi.
Proses formulasi strategi didalamnya termasuk pernyataan visi dan misi perusahaan.
Sumber Daya Manusia yang masih mengalami rangkap jabatan sehingga tidak terfokus
target dalam periode selang waktu tertentu dan untuk pemasaran dari segi teknologi
masih belum dikembangkan dan diperhatikan. Selanjutnya, dari sisi persaingan dalam
usaha frenchise makanan siap saji ini yang banyak diminati dan dianggap memiliki
persaingan yang ketat bagi D’BestO, sehiingga yang perlu dilakukan selanjutnya
Proses formulasi strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu, tahap input, pencocokan
perusahaan yang menggunakan matriks internal factor evaluation (IFE) untuk dapat
menunjukkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan matriks external
strategi alternatif yang didapat dari hasil pencocokan faktor internal dan eksternal
berdasarkan matriks IFE dan EFE dengan menggunakan alat bantu analisis grand
33
strategy. Hasil dari tahapan ini adalah tipe strategi sesuai dengan posisi perusahaan
pada matriks grand strategy yang kemudian akan diurutkan berdasarkan prioritas dan
bagi PT Setyanda Duta Makmur. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 4.
34
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Konseptual
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Blok Pembangunan No.68, DKI Jakarta. Penelitian dijalankan dalam waktu tiga
Data Primer merupakan data yang diperoleh dari pihak top manajemen dari
dan pengisian kuisioner responden dari pihak internal. Responden dalam penelitian
ini berjumlah empat orang yakni, Manager Pemasaran, Asisstant Manager HRD,
para ahli yang mengetahui dan memahami dengan baik tentang situasi yang sedang
36
D’BestO dan pesaing guna mencari informasi yang berkaitan dengan penelitian
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer. Data sekunder
diperoleh dari laporan kantor seperti laporan bulanan, tahunan, peraturan yang
beberapa pakar strategi dari luar dan Sumber Daya Manusia yang berada pada
stuktural perusahaan D’BestO dan Pemilik perusahaan sejenis yang dipilih secara
mengenal betul dinamika dan keadaan bisnis yang dijalani. Sampel pada penelitian
ini dipilih berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada studi pendahuluan
serta saran dari pimpinan perusahaan. Teknik pengumpulan data yang akan
37
perusahaan. Para responden dipilih berdasarkan rekomendasi pimpinan
kegiatan yang dilakukan oleh PT. Setyanda Duta Makmur dan hal-hal lainnya
perusahaan yaitu :
1) Manajer Pemasaran
dirumuskan.
4. Penyebaran kuesioner tahap kedua untuk mendapatkan bobot dan rating dari
38
3.4 Metode dan Analisis Data
Tahap input menggunakan matriks IFE dan matriks EFE untuk dapat
David (2011)
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan
politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan usaha. Matriks IFE dan
39
ancaman perusahaan. Dalam penelitian ini, identifikasi faktor internal diperoleh
dari pengamatan dan wawancara. Hasil dari kedua identifikasi tersebut menjadi
faktor internal kunci dan faktor eksternal kunci yang selanjutnya akan diberikan
bobot dan rating. Rating mengacu pada manajemen perusahaan sedangkan bobot
2. Penentuan Bobot
bobot untuk matriks IFE dan matriks EFE dilakukan dengan menggunakan metode
digunakan untuk memberikan penilaian terhadap setiap faktor penentu internal dan
eksternal.
kekuatan dan kelemahan pada faktor strategis internal serta variabel peluang dan
ancaman pada faktor strategis eksternal. Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat
40
Tabel 3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Perusahaan
terhadap jumlah keseluruhan faktor. Adapun bobot yang diperoleh akan berada
pada kisaran antara 0,0 (tidak penting), sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor.
Tanpa mempedulikan apakah faktor kunci kekuatan atau kelemahan serta peluang
terbesar pada prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari seluruh bobot
strategi perusahaan saat ini. David (2011) menjelaskan penentuan peringkat matriks
IFE untuk faktor kekuatan dan kelemahan menggunakan skala nilai peringkat
adalah :
41
1 = kelemahan utama
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan utama
nilai skor pembobotan. Total secara skor pembobotan diperoleh dari semua hasil
kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. Total untuk pemberian skor para
42
Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
FAKTOR-FAKTOR BOBOT RATING (bobot X
STRATEGI INTERNAL Rating) SKOR
KEKUATAN
A.
....
J.
KELEMAHAN
A.
....
J.
TOTAL
Kisaran total skor untuk matriks IFE, dibagi dalam empat kategori yakni :
Begitu juga untuk matriks EFE, total skor untuk matriks EFE :
43
3.4.2 Tahapan Pencocokan (Matching Stage)
pembobotan IFE dan EFE ke dalam matriks grand strategy untuk mengetahui posisi
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah menjadi salah satu alat
analisis yang populer untuk merumuskan strategi alternatif. Matriks grand strategy
adalah sebuah alat yang popular untuk merumuskan alternative strategi. Semua
perusahaan dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi Matriks
Strategi Besar.
yang cepat. Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan para pengambil keputusan
44
Gambar 5 Empat Kuadran Grand Strategy
Sumber : David, 2011
memiliki posisi strategis yang sempurna. Dalam kondisi ini, strategi yang sesuai
adalah konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan
1 memiliki sumber daya lebih, maka strategi yang efektif adalah integrasi ke
kiranya dapat membantu mengurangi risiko yang berkaitan dengan lini produk yang
tumbuh, mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan mereka perlu mencari
tahu mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana
45
perusahaan dapat memperbaiki daya saingnya. Oleh karena perusahaan di Kuadran
2 berada di industri dengan pasar yang bertumbuh cepat, biasanya yang menjadi
dari strategi integratif atau diversifikasi). Namun demikian, jika perusahaan kurang
dapat menyediakan dana yang diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau
kondisi ini harus segera membuat perubahan drastis untuk menghindari penurunan
lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan (penciutan) biaya dan aset yang
mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bisnis yang lain (diversifikasi). Jika
kesemuanya itu gagal, pilihan terakhir untuk bisnis di Kuadran 3 adalah divestasi
atau likuidasi.
tingkat arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas
dan sering kali dapat menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak terkait
46
dengan hasil. Perusahaan-perusahaan Kuadran 4 juga bisa melakukan usaha
patungan.
yang diperoleh pada matriks IFE dan EFE diketahui masing-masing nilainya
Keterangan :
memasukan nilai tersebut kedalam kurva. Koordinat yang akan didapati di dalam
kurva atau duagram grand strategy tersebut menunjukan posisi perusahaan atas
1) Tujuan utama strategi umum, dalam hal ini menekankan pada mengatasi
profitabilitas.
47
3.4.2.2 Analisis Matriks Strenght-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan
Terkait dengan faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal perusahaan.
politik dan kebijakan pemerintah, teknologi, pesaing, produsen baru, pemasok dan
konsumen.
2) Tahap Analisis
Nilai-nilai dari faktor internal dan faktor eksternal dijabarkan dalam bentuk
untuk memperoleh strategi (SO, WO, ST, atau WT) yang cocok dalam
48
mengoptimalkan upaya untuk mencapai kinerja yang efektif, efisien dan
berkelanjutan.
strategi W-T dan strategi S-T. Empat sel yang terdiri dari berbagai alternatif strategi
W-O, strategi S-O, strategi W-T dan strategi S-T akan digunakan untuk menentukan
disajikan pada tabel 3.5. Langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah
sebagai berikut :
strategi S-O
strategi S-T
49
h. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk
strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen
perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan perusahaan
prioritas dari strategi alternatif perusahaan. Analisis yang digunakan pada tahap ini
adalah Matriks QSP. Sumber Matriks QSP diperoleh dari hasil pemanduan matriks
50
prioritas strategi. Ilustrasi matriks QSP disajikan menurut David (2011) dalam
matrik QSP. Informasi ini harus diambil dari matriks EFE dan matriks IFE.
2. Memberikan bobot pada setiap faktor kritis eksternal dan internal. Bobot ini
identik dengan yang digunakan dalam matriks EFE dan matriks IFE.
4. Menetapkan nilai daya tarik (AS). Tentukan nilai daya tarik dari setiap strategi
5. Menghitung total nilai daya tarik (TAS). Total nilai daya tarik ditetapkan
sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik dalam setiap baris. Total
nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi
eksternal dan internal yang berdekatan. Semakin tinggi toal nilai daya tarik,
6. Menghitung junlah total nilai daya tarik (TAS). Dalam menentukan strategi
yang paling baik maka alternatif strategi yang digunakan adalah yang memiliki
jumlah total nilai daya tarik (TAS) terbesar. Nilai TAS terkecil menunjukkan
51
Tabel 7 Matriks Quantative Strategic Planning (QSPM)
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
*
Jumlah TAS
Sumber : David, 2011
Keterangan :
AS : Attractiveness Score
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berawal pada bulan Maret 1994, dua orang alumni fakultas kedokteran hewan
IPB, drh. Setyajid dan drh. Evalinda untuk pertama kalinya membuka usaha kecil ayam
goring krispi dengan format kaki lima diberi nama Kentuku Fried Chicken, atau lebih
dikenal sebagai KUFC. Sebagai penyedia makanan siap saji untuk masyarakat kelas
bawah, KUFC ternyata mendapat respon positif dari masyarakat bahkan menjadi pionir
Yogyakarta, Padang, Mataram, Bali dan Bandung. KUFC mengalami masa surut saat
diterpa krisis moneter nasional-internasional di tahun 1998, juga ketika beberapa kali
terjadi wabah flu burung. Beberapa cabang di luar kota terpaksa ditutup dan hanya
menyisakan sedikit gerai saja di wilayah Depok dan Bogor. Tahun 2010 KUFC
bernama D’BestO yang lebih membidik pasar di kalangan kelas menengah, dengan
meningkatkan kualitas rasa, penyesuaian potongan dan harga, serta tampilan yang lebih
menarik dalam konsep mini resto, d’BestO lebih diarahkan untuk membidik pasar kelas
menengah. Konsep baru ini didukung oleh penambahan produknya. Tidak lagi hanya
ayam goreng krispi, tetapi juga burger dan spaghetti, disamping produk pelengkap
53
D’BestO sudah memiliki 163 outlet yang berlokasi di wilayah Jabodetabek dan
di luar Jakarta seperti Bandung, Surabaya, Padang dan pekan Baru. Adapun presentase
kepemilikan saat ini adalah 45% milik holding dan kemitraan, 55% milik investor
ditargetkan hingga akhir tahun ini, outlet milik holding akan diperbanyak hingga
presentase kepemilikan mencapai 60% untuk holding dan 40% milik investor luar (swa
pengelolaan outlet dan manajemen dilakukan sendiri oleh investor. D’BestO berperan
dalam mensuplai bahan baku. Pola ini investor dikenai kewajiban membayar royalty
fee sebesar 2,5% dari omset gross resto selama satu bulan.
pada Akta Notaris Muhammad Syarif Umar, SH., MKn, dengan nomor : AHU-
008.AH.02.01 tahun 2012 Akta perubahan : No. 03, Tanggal 06-02-2015. Beralamat
di Jalan M. Kahfi II No.24/7 Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempat
Pusat Manajemen saat ini beralamat di Jalan M. Kahfi I Gg. Pembangunan No. 55 Kel.
Cipedak Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telepon (021 7888 5759) Fax (021 7888
5776).
Visi dan misi sangat dibutuhkan sebagai arahan perusahaan dalam menjalankan
usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan serta sebagai dasar dalam pengambilan
54
keputusan dan kebijakan untuk perusahaan. PT Setyanda Duta mempunyai visi dan
Visi : Menjadi Market Leader untuk bisnis kuliner resto Fried Chicken dan
Misi : Menjadi perusahaan yang bias memberi manfaat serta jalan kebaikan dan
maslahat bagi banyak pihak meliputi karyawan, keluarga dan khalayak umum.
Fried Chicken, D’BestO memiliki cita rasa yang benar-benar menggugah selera.
Hadir dengan dua pilihan, pedas dan original. Bumbu yang meresap. Perpaduan
krispi renyah dan gurih di luar dan daging ayam lembut di dalam tentu saja
Burger, patty yang diproduksi khusus untuk menciptakan rasa daging yang
nikmat, dipadu dengan bun (roti), sayuran dan mayonnaise yang menghasilkan
burger berkelas
D’BestO percaya bahwa pelanggan adalah raja. Kepuasan konsumen akan rasa
dan pelayanan, akan menjadi kekuatan bagi d’BestO untuk selalu memberikan
55
yang terbaik. D’BestO tiada henti berinovasi, membuat berbagai terobosan baik
produk baru yang melibatkan para ahli, d’BestO akan selalu meluncurkan produk yang
berkualitas, rasa yang disukai oleh masyarakat dan pertimbangan harga yang akan
diterima semua kalangan. D’BestO pun semakin tampil elegan. Warna khas merah,
orange, kuning cerah telah menjadi ciri khas yang membuat d’BestO mudah dikenal
dan menarik perhatian. Konsep pelayanan dari d’BestO menempatkan etalase di depan,
segenap hati memberikan pelayanan terbaik. Memberikan bahan baku dengan kualitas
terjaga, pengiriman tepat waktu sampai di outlet dan pengawasan dari para supervisor
4.3 Struktur Organisasi dan Job Desk PT. Setyanda Duta Makmur
lini dan staff. System organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi lini dan staff,
asas komandi dipertahankan tetapi dalam kelancaran pemimpin dibantu oleh para staff,
dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran saran-saran, data informasi
yang dibutuhkan. Struktir organisasi yang diterapkan oleh PT Setyanda Duta Makmur
56
Dewan Komisaris
Direktur Utama
1. Produksi
dengan pembuatan produk. Ada beberapa kegiatan yang dikerjakan oleh divisi
produksi, dimulai dari barang bahan baku diterima dari divisi logistic kemudian di
proses oleh divisi produksi menjadi berbagai produk untuk menu yang disediakan oleh
a. Manajer Divisi
1. Bertanggung jawab terhadap masalah produksi dari bahan baku barang, proses
produksi sampai bahan jadi siap dikirim ke Logistik dan ketersediaan bahan
baku.
57
2. Memanajemen mutu dan bertanggung jawab terhadap kualitas bahan jadi.
produk ini dan berapa kapasitas yang tersedia dan peralatan atau teknologi
karyawan produksi dan menyiapkan lingkungan kerja yang layak serta sejauh
banyak persediaan setiap barang yang harus dimiliki dan kapan seharusnya
memesan kembali.
karyawan di saat bisnis menurun? dan pekerjaan apakah yang dapat dilakukan
b. Supervisor Produksi
58
1. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh manajer kepada seluruh
bawahan
3. Memberikan tugas dan mengontrol kinerja kepala shift dan bawahannya sesuai
8. Mendisiplinkan bawahannya
9. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh
atasannya
11. Memberikan info kepada manajer mengenai kondisi bawahan atau menjadi
12. Mengatur stok produksi dan stok bahan baku sesauai order Departemen Logistik
13. Mengecek FIFO in & out barang bahan baku dan bahan jadi
c. Administrasi
59
1. Staff administrasi bertugas mengawasi pelaksanaan kebersihan dan kenyamanan
setiap ruangan yang ada di perusahaan itu dan mengontrol hasil kerja para
petugas kebersihan .
2. Mengawasi keluar masuknya surat2, baik surat utang, surat piutang, surat
Tugas staff administrasi juga termasuk membuat surat keluar untuk membalas
kantor bagi setiap departemen beserta kelengkapan nya bagi petugas kebersihaan
4. Membuat laporan persediaan barang dan menginput semua surat pembelian dan
departemen umum
setiap akhir bulan akan diserahkan ke bagian keuangan untuk penentuan besarnya
60
8. Menjaga dan melakukan pembaharuan informasi administrasi sehingga saat
9. Menghitung harga rata-rata ayam dan harga jual ayam ke divisi logistic.
d. Kepala Sift
3. Mengatur keluar masuk bahan baku produksi dan bahan jadi baku sesuai order
4. Departemen Logistik
Pembagian pegawai pada divisi ini dibagi dua, yaitu (1) Pegawai office dan (2)
Pegawai proses produksi, yang bekerja selama 24 jam. Produk unggulan D’BestO
sendiri adalah fried chicken sehingga khusus untuk produk ini ditanganani selama 24
jam dengan pembagian sift dibagi kedalam tiga sift : (1) Sift 1 jam 07.00 – 15.00 WIB
(2) Sift 2 jam 15.00 – 23.00 (3) sift 3 jam 23.00 – 07.00.
2. Logistik
yang nantinya akan dipergunakan untuk menunjang proses produksi. Fungsi divisi ini
61
dari stokis dilanjutkan ke mini restoran. Divisi logistic ini berhubungan langsung
dengan para pemasok. Terdapat dua macam jenis pemasok yang dimiliki D’BestO,
yaitu :
Pemasok dalam, merupakan pemasok yang berasal dari dalam perusahaan yang
dihasilkan dari produksi sendiri yang nantinya akan dikirimkan ke stokis kemudian ke
mini restoran. Barang-barang yang berasal dari pemasok dalam seperti ayam marinasi,
Pemasok luar, merupakan pemasok yang berasal dari luar perusahaan. Biasanya
untuk barang-barang yang berasal dari pemasok luar ini merupakan barang-barang
Kemudian untuk sistem pemesanan barang persediaan ada dua macam sistem
yaitu
2. system by stock, sistem yang digunakan untuk pemasok yang tidak terikat kontrak
62
Tempat penyimpanan barang dibagi menjadi gudang inti dan stokis (gudang
cabang). Terdapat satu gudang ini yang bertempat di kantor pusat dan Sembilan stokis
yang tersebar, ada lima stokis di Jakarta dan empat stokis daerah yang terdapat di
Padang, Pekanbaru, Surabaya dan Bandung. Karyawan yang berada pada divisi ini
sebanyak 146 orang yang terbagi menjadi 34 orang berada di bagian kantor dan 112
3. Pemasaran
kuat dan melekat sebagai penyedia makanan siap saji di masyarakat luas.
Divisi ini merupakan divisi yang baru terbentuk dengan terorganisir pada tahun
2015. Saat ini pemasaran mini restoran D’BestO sudah memiliki 160 cabang frenchisee
yang tersebar di enam kota di Indonesia. Terdapat dua macam jenis frenchisee yang
63
1. Kemitraan, untuk sistem kemitraan ini merupakan sistem dimana calon
usaha dan lokasi peninjauan lahan harus lewat seleksi dengan empat kriteria,
yaitu (1) traffic-nya hidup, (2) penduduk banyak, (3) perputaran uang dan (4)
dekat dengan fasilitas umum/social. Setelah kriteria lahan usaha sudah terpenuhi
dan twitter. Saat ini jumlah produk yang sudah dihasilkan oleh D’bestO sebanyak 21
Secara garis besar divisi HRD ini sebuah divisi/posisi jabatan yang bertanggung
jawab secara penuh dalam sumber daya manusia perusahaan PT Setyanda Duta
Makmur mulai dari persiapan perekrutan pegawai baru hingga mengurusi kontrak
64
kerjanya. Jumlah pegawai pada divisi HRD sebanyak 10 orang yang dikepalai oleh
1. Membuat sistem HR yang efektif dan efisien, membuat SOP, job description,
2. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari mencari
dinamakan talents yang terdiri dari beberapa tahapan proses rekrutmen, (1) tes
terkait.
dianggap perlu.
- Basic Skill, pelatihan dasar tentang pelayanan prima, costumer service, etos
65
- Public speaking, melatih kemampuan komunikasi karyawan dengan cara
tim.
dinamakan “Diklat SAR” diantaranya, (1) visi dan misi perusahaan, (2) pengetahuan
produk-produk D’BestO, (3) Praktek terkait pekerjaan selama dua hari, (4) training
perusahaan akan ditangani oleh divisi HRD termasuk juga pada kagiatan-kegiatan
social bagi lingkungan. PT Setyanda Duta Makmur memiliki program social yang
ditujuan untuk orang-orang yang berada di lingkungan kantor pusat berada, diantanya
(1) sedekah 30% dari keuntungan yang rutin dilaksanakan setiap bulan, (2) Rumah
5. Information Technology
Divisi IT memiliki jumlah pegawai sebanyak sembilan orang yang dibawahi oleh
seorang manager. PT Setyanda Duta Makmur ini sudah memiliki program software
tersendiri yang sudah terintegrasi dengan seluruh divisi yang ada di PT Setyanda Duta
Makmur, yang dinamakan D’BestO Online System (DOS). Divisi IT ini merupakan
66
divisi yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya DOS. Adapun tugas divisi IT
diantaranya :
kebutuhan perusahaan
67
6. Keuangan
dibawahi oleh seorang manager, divisi ini merupakan divisi yang bertanggung
jawab atas segala kegiatan yang behubungan dengan keuangan, tugas utama
2. Accountant, bagian ini memiliki tugas mencatat dan mengelompokkan dari setiap
perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Bagian accountant memiliki standard
yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca. Dari laporan keuangan tersebut
68
7. Sales
Divisi sales merupakan divisi pemasaran restoran yang ditempatkan pada setiap
mini resto D’BestO yang tersebar di daerah jawa dan sumatera. Bagi seluruh kegiatan
yang berada di setiap mini resto D’BestO akan dijalankan dan dipertanggung jawabkan
oleh divisi sales. Jumlah pegawai untuk divisi sales ini sebanyak 540 orang yang
terbagi menjadi kepala mini resto dan staff, dan saat ini D’BestO memiliki 162 outlet
sehingga memiliki 162 orang kepala mini resto dan 384 orang staff. Untuk staff pada
setiap mini resto berbeda-beda sesuai dengan besar kecilnya lahan mini resto D’BestO.
8. Audit
Divisi audit ini memiliki pegawai sebanyak delapan orang yang dibawahi oleh
seorang manager. Tugas divisi ini yaitu mengontrol dan melakukan peninjauan berkala
pada setiap divisi yang ada di PT Setyanda Duta Makmur. Namun, yang berperan
paling aktif pada bagian Auditor halal. Tugas tim Auditor halal secara umum,
diantaranya :
69
PT Setyanda Duta Makmur juga memiliki auditor konsultan yang berasal dari
luar perusahaan disediakan guna menjadi auditor ahli pada setiap divisi yang ada di PT
70
4.5 Outlet-Outlet D’BestO
tahunnya terjadi kenaikan jumlah outlet yang tersebar di beberapa daerah dan provinsi
guna mendekatkan dan memenuhi kebutuhan konsumen. Jumlah outlet yang dapat
dijumpai konsumen saat ini sudah mencapai 159 outlet yang tersebar di 6 daerah dan 2
provinsi. Berikut dapat dilihat pada tabel 9 yang merupakan daerah seluruh outlet
D’BestO :
71
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PT. Setyanda Duta Makmur
pengembangan bisnis PT. Setyanda Duta Makmur secara langsung. Sedangkan analisis
lingkungan eksternal PT. Setyanda Duta Makmur merupakan identifikasi hal-hal yang
berasal dari luar lingkungan perusahaan dan mempengaruhi pengembangan bisnis PT.
Setyanda Duta Makmur baik secara langsung maupun tidak langsung. Penjabaran
identifikasi lingkungan internal dan eksternal PT. Setyanda Duta Makmur diperoleh
dari hasil wawancara terhadap Top Management PT. Setyanda Duta Makmur dan
1. Manajemen
persediaan bahan baku, mengatur produksi yang harus dicapai untuk memenuhi
72
gudang pusat ke stokis-stokis baru kemudian ke mini resto, menetapkan wilayah
membuat struktur organisasi, membuat perencanaan, membuat tugas kerja (job desk)
yang akan dijalankan dari setiap Sumber Daya Manusia, menunjuk atau memilih
karyawan yang akan menjalankan tugas tersebut dan menjelaskan cara-cara atau
komisaris utama yaitu drh. Setyajid dan drh. Evalinda, tetapi dalam pengambilan
keputusan dimusyawarahkan bersama tim manajemen yang ada baik pada manajemen
puncak maupun manajemen bawah. Pihak perusahaan juga selalu mengadakan meeting
rutin setiap minggu di hari senin bersama dengan seluruh pegawai khusus bagian office.
drh. Setyajid dan drh. Evalinda dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan juga
yaitu, kajian setiap minggunya bagi para karyawannya. Sistem penggajian PT.
Setyanda Duta Makmur dibagi dua, yaitu bagi pegawai office dan pegawai non office.
Sistem penggajian untuk pegawai office yaitu dengan gaji tetap yang sudah disepakati
non office berdasarkan proses pencatatan absensi, untuk sehari pegawai non office
73
dimaksudkan untuk menjamin bahwa semua proses pelaksanaan perhitungan terhadap
dikendalikan dan didokumentasikan dengan baik dan benar. Adapun dokumen yang
terkait dalam prosedur penggajian adalah formulir kartu absen atau daftar hadir dan
lembur. Kemudian akan di kalkulasikan di akhir bulan untuk menghitung berapa upah
bersama dengan auditor yang didatangkan dari eksternal perusahaan, pada hari rabu
bersama dengan manajemen atas. Auditor yang berasal dari eksternal perusahaan ada
dua, yaitu (1) Auditor Halal, (2) Auditor Manajemen. Kegiatan yang dilakukan adalah
evaluasi sekaligus memantau kegiatan yang telah dilakukan sudah berjalan sesuai
dengan rencana atau belum, jika tidak berjalan sesuai dengan rencana maka dilakukan
adanya tindakan korektif. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi dari setiap kegiatan,
agar pada saat menjalankan kegiatan yang selanjutnya tidak terulang kesalahan yang
sama. Kegiatan evaluasi bersama auditor dari eksternal perusahaan juga melakukan
perancangan untuk program apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, kemudian
merubah struktur organisasi yang tepat juga dirasa harus dilakukan. Kegiatan
manajemen yang dilakukan PT. Setyanda Duta Makmur sudah cukup baik, tetapi perlu
adanya peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang masih kurang untuk posisi
manajemen atas.
74
PT. Setyanda Duta Makmur dalam kegiatan operasionalnya juga sudah
digunakan oleh hampir semua divisi, yaitu divisi produksi, logistic, sales, marketing,
HRD, keuangan dan IT tetapi untuk divisi audit belum menggunakan sistem
terintegrasi ini. Sistem terintegrasi yang dimiliki oleh PT. Setaynda Duta Makmur
sudah menjadi asset bagi perusahaan namun untuk penggunaannya masih belum
dimaksimalkan.
2. Pemasaran
masyarakat menengah ke bawah yang menyukai makanan siap saji (ready to eat) dari
Targeting pasar dari D’BestO adalah Laki-laki dan wanita, usia 3 tahun – 20 tahun
menyukai makanan dari ayam dan membutuhkan makanan siap saji (fastfood).
Makanan cepat saji yang terbuat dari ayam yang dimarinasi kemudian diberi
tepung sehingga crispy yang bergizi tanpa menggunakan bahan fresh dan higienis yang
halal. D’BestO memiliki cita rasa yang benar-benar menggugah selera. Hadir dengan
dua pilihan, pedas dan original. Bumbu yang meresap. Perpaduan crispy renyah dan
75
gurih di luar dan daging ayam lembut di dalam dengan harga yang terjangkau bagi
segmen menengah.
D’BestO terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi adalah sebagai berikut :
1. Produk
Produk yang ditawarkan oleh D’BestO berupa berbagai makanan cepat saji
(fastfood) yang menu utamanya adalah fried chicken dan burger. Produk yang
ditawarkan D’BestO berupa menu yang bisa dipesan secara terpisah atau ada juga yang
dikombinasikan menjadi paket lengkap atau paket hemat yang berisi beberapa menu
yang dijadikan satu. Ada 21 jenis menu yang disajikan oleh D’BestO, diantaranya pada
Tabel 10
76
Paket Combo 1 Nasi + Sayap + Nestle Orange
Paket Combo 3 Nasi + Dada + Nestle Orange
French Fries Kentang Goreng
Spaghetti Spaghetti
Minuman Milo Susu Milo
Minuman Nestle Orange Es Jeruk
Minuman Lemon Tea Lemon Tea
Sayap Pedas (SADAS) Fried Chicken Sayap dengan
Saus Pedas
D’Soup Sup Ayam dengan Sayuran
Sumber : Data Primer D’BestO (2016)
Tahun 2011 merupakan tahun pertama berdirinya D’BestO dan sampai saat ini
D’BestO sudah beberapa kali melakukan inovasi produk, dimulai sejak tahun 2014
selalu ada penambahan menu. Inovasi produk terbaru dari D’BestO dikeluarkan pada
tahun 2015 yaitu SADAS (Sayap Pedas). Produk makanan seperti fried chicken dan
dikemas menggunakan box ataupun piring yang terbuat dari kertas berlogo D’BestO.
Bagi konsumen yang ingin menikmati langsung di mini resto ataupun restoran D’BestO
akan disajikan menggunakan piring kertas karton berlogo, jika dibawa pulang
menggunakan kantong yang terbuat dari kertas. Kemudian untuk French fries dikemas
menggunakan kantong yang terbuat dari kertas, untuk burger dikemas menggunakan
sehelai kertas minyak yang kemudian dibungkus membalut burger, bagi minuman
disajikan menggunakan gelas plastik dengan tutup terpisah, ada juga yang langsung
dibotol. Produk D’BestO telah dilengkapi dengan sertifikasi halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
77
2. Harga
bagi perusahaan dan menunjukkan posisi perusahaan dalam persaingan. Harga jual
produk yang ditawarkan oleh D’BestO dapat dilihat pada Tabel 11.
Harga yang diberikan oleh D’BestO sudah beberapa kali mengalami kenaikan,
dikarenakan dari beberapa hal. Diantaranya kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM), harga bahan baku utama yang fluktuatif membuat pihak D’BestO menaikkan
78
harga jual produknya. Harga yang ditetapkan oleh D’BestO rata dan di samakan di
3. Tempat/Distribusi (place)
PT. Setyanda Duta Makmur memiliki kantor pusat di Jalan M. Kahfi I Gg.
Pembangunan No. 55 Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kantor tersebut
merupakan kantor pusat manajemen, tempat produksi sekaligus gudang pusat. PT.
Bekasi, Jakarta, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta
Pusat, Tangerang, Tangerang Selatan, Padang, Pekanbaru dan Surabaya. Jumlah outlet
yang dimiliki oleh D’BestO saat ini sudah mencapai 153 outlet dengan jumlah outlet
pendingin yang berisi bahan-bahan baku dari gudang pusat. Ada dua macam
pengiriman yaitu pengiriman perhari yang berupa ayam marinasi (original, pedas dan
sayap pedas) dan bumbu-bumbu rahasia D’BestO. Kemudian pengiriman berkala yang
dikirimkan tergantung permintaan atau ketika stok sudah habis seperti kertas nasi, box
79
4. Promosi
lokasinya berada di kawasan padat penduduk, tidak hanya dilakukan secara langsung
- Website : www.dbesto.com
- Twitter : @dbestomania
- Instagram : @dbestomania
D’BestO melakukan pemasaran juga melalui media social dengan maksud agar
promosi baru yang diberikan oleh D’BestO. Selain itu juga para konsumen dapat
memberikan testimoni terhadap produk langsung kepada D’BestO karena dari pihak
5. Keuangan
Sejak awal berdiri tahun 2010 modal usaha PT. Setyanda Duta Makmur berasal
dari modal perseorangan yang berasal dari pemilik PT. Setyanda Duta Makmur yaitu
drh. Setyajid dan drh. Evalinda. Modal awal yang digunakan untuk mendirikan usaha
frenchisee fried chicken ini sebesar Rp. 90.000.000,-. Modal awal diperuntukan untuk
80
pembelian sarana dan prasarana kegiatan produksi, menyewa lokasi produksi,
pembukaan outlet juga terus berkembang dan kenaikan pembukaan outlet paling
meningkat pada tahun 2015 yaitu sebanyak 80 outlet dalam waktu setahun dari 2014
sehingga berpengaruh terhadap penjualan PT. Setyanda Duta Makmur. Saat ini PT.
Setyanda Duta Makmur tidak memiliki hutang ataupun pinjaman dari pihak bank.
Secara umum, proses perekrutan tenaga kerja pada PT. Setyanda Duta Makmur
melalui prosedur secara formal dan terstruktur. Perekrutan calon tenaga kerja PT.
Setyanda Duta Makmur dinamakan talents, kemudian para talents harus mengikuti
beberapa tes seperti tes tertulis, tes skill/kemampuan, wawamcara (interview) dan
psikotes. Proses perekrutan tenaga kerja untuk posisi manajemen dan top manajemen
dilakukan dengan cara memilih orang-orang terdekat manajer seperti teman kuliah,
orang-orang terdekat manajer selain teman kuliah yang sudah mengenal dekat dengan
manajer dan dianggap memiliki keahlian pada setiap divisi yang sedang dibutuhkan
dapat direkrut untuk menjadi tenaga ahli PT. Setyanda Duta Makmur.
81
Sedangkan untuk para calon karyawan produksi atau calon karyawan staff PT.
Setyanda Duta Makmur melalui mulut ke mulut dari karyawan yang telah bekerja
sebelumnya di PT. Setyanda Duta Makmur bahwa terdapat lowongan kerja. Bagi calon
mengikuti pelatihan resto (crew restaurant) yang dinamakan diklat pelatihan dasar.
Pelatihan tersebut berjalan selama 4 hari yang dilaksanakan di house training yang
isinya tentang visi misi perusahaan, pengetahuan produk D’BestO, praktek spesialisai
selama dua hari dan Standard Operation Procedure (SOP) D’BestO. Kemudian setelah
mengikuti training dilanjutkan dengan masa percobaan selama satu bulan, jika hasil
kerjanya baik setelah melalui proses training dan percobaan, para calon karyawan
tersebut dapat diterima sebagai tenaga kerja PT. Setyanda Duta Makmur. Sedangkan
syarat untuk menjadi karyawan tidak tetap adalah harus dapat membaca dan menulis.
akan menjadi karyawan dan pelatihan juga diberikan kepada karyawan tetap
perusahaan. Terdapat kegiatan pelatihan yang diberikan secara berkala kepada para
karyawan tetap yaitu berupa pelatihan public speaking dan leadership guna
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada pada bagian manajemen. PT.
Setyanda Duta Makmur juga pernah mendatangkan konsultan dari pihak luar
perusahaan untuk memberikan materi terkait dalam kegiatan seminar yang diadakan di
PT. Setyanda Duta Makmur dan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan outing
82
yang diikuti oleh karyawan PT. Setyanda Duta Makmur. Namun, penyelenggaraan
pelatihan dari pihak eksternal dilakukan sesuai dengan kebutuhan PT. Setyanda Duta
Tenaga kerja tetap/ harian akan berbeda-beda jam kerjanya, namun pada
dasarnya bekerja ± 9 jam, untuk divisi persediaan/logistik bekerja dimulai pukul 07.00
– 16.00. Sedangkan khusus pada divisi produksi bagian ayam marinasi ditetapkan dari
hari senin sampai minggu dan berlangsung selama 21 jam, dikarenakan kebutuhan
ayam marinasi selalu ada setiap harinya. Selama waktu 21 jam dibagi menjadi 3 shift,
yaitu sift pagi dimulai dari pukul 07.00-15.00 WIB dan shift kedua di mulai dari pukul
15.00 – 23.00 dan shift ketiga dimulai pukul 23.00-07.00. pencatatan absensi karyawan
dilakukan sebelum mulai jam kerja dan sesudah jam kerja berakhir. Selain itu adanya
tenaga kerja lain dapat membantu bagian yang kekurangan pekerja. Sifat kerjasama
yang diterapkan perusahaan bermaksud mencapai target produksi per shift sehingga
kemudian tempat tinggal karyawan/ mess dengan bebas biaya sewa tinggal hanya perlu
membayar kebutuhan listrik. Pemberian fasilitas oleh PT. Setyanda Duta Makmur
83
Perusahaan juga memberikan tunjangan hari raya (THR), adanya pemberian uang cuti
karyawan. Apabila terjadi sesuatu kecelakaan yang terjadi pada saat pelaksanaan
pekerjaan untuk bagian produksi maka perusahaan akan bertanggung jawab dengan
membiayai tindakan pengobatan. Selain itu adanya wisata rekreasi bagi karyawan juga
diadakan PT. Setyanda Duta Makmur seperti ke villa di puncak pada saat waktu
tertentu.
Salah satu bagian yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan baru dan
riset pasar adalah kegiatan penelitian dan pengembangan. Agar suatu bisnis dapat
berkembang lebih cepat, penelitian dan pengembangan sangat diperlukan. Dalam hal
ini PT. Setyanda Duta Makmur berusaha untuk melakukan inovasi-inovasi dari segi
produk baru atau melakukan terobosan-terobosan baru. PT. Setyanda Duta Makmur
atau meniru perusahaan-perusahaan lain yang juga di bidang yang sama yaitu franchise
fried chicken, melihat trend terbaru. Pada divisi marketing terdapat bagian khusus yang
melihat dan meninjau ulang tentang respon konsumen yang nantinya akan dijadikan
perusahaan pesaing terutama perusahaan pendatang baru untuk food tester mengenai
rasa yang ditawarkan kepada konsumen, untuk dijadikan bahan perbandingan terhadap
produk D’BestO dan apabila terdapat hal yang dipertimbangkan akan disukai
84
konsumen perusahaan akan melakukan usaha untuk memperbaharui atau me-recycle
inovasi yang ada. Pada setiap tahunnya inovasi produk baru dilakukan oleh PT.
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan usaha. Analisis ini
dan ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal
terbagi mencakup analisis terhadap lingkungan makro dan lingkungan mikro (industri).
1. Sosial Budaya
usaha karena terjadinya perkembangan dan perubahan sebagai akibat dari upaya
individu atau sekelompok orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui
85
penyesuaian diri dan pengendalian terhadap lingkungannya. Salah satu sektor yang
berpotensi terhadap penciptaan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha suatu wilayah
mengalami peningkatan, dari 225,6 juta jiwa naik hingga 258,7 juta jiwa pada tahun
2016. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dapat menjadi peluang bagi pelaku
usaha makanan cepat saji ayam tepung untuk menambah jumlah konsumennya.
makanan yang praktis atau cepat saji. Selain jumlah penduduk yang merupakan sektor
penting yang diperhitungkan, dari segi suku, agama dan ras yang paling memberi
pengaruh adalah agama karena ada beberapa agama yang mengatur terutama untuk hal
Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Barat. Daerah ini penduduknya mayoritas beragama
86
Dari hasil tabel diatas menunjukkan jumlah pemeluk agama tertinggi adalah
agama islam dengan total 54.686.312. Dalam agama islam mewajibkan untuk
mengkonsumsi makanan yang halal. Sehingga menjadi nilai tambah bagi restoran yang
sudah memiliki sertifikat halal dari MUI, karena akan menjadi pilihan bagi masyarakat
mengkonsumsinya.
2. Kebijakan Pemerintah
dalam mengeluarkan kebijakan terkait dengan usaha yang dijalankan sehingga pihak
berdampak buruk bagi perusahaan jika kebijakan tersebut bertentangan dengan arah
pencapaian yang ingin diraih oleh pihak perusahaan. Semua pelaku bisnis
lebih baik.
87
Dalam peraturan ini, pemerintah mengamanatkan Bupati/Walikota melalui
Dinas Kesehatan untuk membina industry pangan bukan skala IRTP termasuk UMKM
Selain itu dalam penyelenggaraan industry pangan siap saji wajib memenuhi
prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yaitu : menyusun tim Hazard
pengguna yang di tuju; susun diagram alir; verifikasi diagram alir; mendaftarkan semua
(CCP); menetapkan sistem pemantauan untuk setiap Critical Control Point (CCP);
Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) perlu dilakukan agar
menghasilkan produksi pangan siap saji yang baik yang memperhatikan aspek
keamanan pangan.
3. Teknologi
Di zaman yang modern ini, menuntut semua pihak khususnya perusahaan untuk
teknologi yang terus mengalami kemajuan membawa dampak yang cukup besar pada
88
perkembangan perusahaan. Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat semua
pelaku bisnis harus mampu bersaing baik dari segi kualitas sumber daya manusia
Adanya teknologi yang sudah modern pada bidang produksi di PT. Setyanda
Duta Makmur dapat membuka kemungkinan untuk mengefisienkan sistem yang sudah
ada agar lebih hemat dalam segala hal, terciptanya produk baru, penyempurnaan
produk yang sudah tersedia dan penyempurnaan dalam teknik produksi dan distribusi.
Untuk memudahkan memonitor seluruh proses yang ada didalam perusahaan juga akan
lebih mudah jika menggunakan teknologi, khususnya menyediakan sistem yang sudah
terintegrasi dengan seluruh divisi yang ada di dalam PT. Setyanda Duta Makmur.
dalam suatu industri, yang terdiri dari aspek kompetisi (persaingan antar perusahaan
saingan, ancaman adanya produk subsitusi dan ancaman masuknya pendatang baru),
daya tawar pemasok dan daya tawar konsumen. Identifikasi lingkungan industry PT.
89
1. Aspek Kompetisi
kompetisi sampai pada akhirnya para konsumen memiliki loyalitas pada perusahannya.
Sebagai produk yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat karena sangat mudah
ditemukan, aspek kompetisi ini merupakan aspek yang sangat dipentingkan oleh
perusahaan agar menjadi pilihan di hati konsumennya meskipun banyak sekali pesaing
dengan bisnis yang sama. Beberapa perusahaan dengan jenis produk yang hampir mirip
dengan produk PT. Setyanda Duta Makmur ialah Kane Chicken, Sabana Fried
Chicken, Quick Chicken, Chrispyku Fried Chicken yang lokasi outletnya juga masih
di daerah yang sama bahkan jangkauannya lebih besar. Setiap perusahaan berlomba-
lomba untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan produknya ataupun dari segi jasa atau
Pemasok yang bermitra dengan PT. Setyanda Duta Makmur sejumlah 22 (dua
puluh dua) pemasok untuk produk fried chicken, yang terdiri dari 16 pemasok untuk
ayam karkas dan 6 pemasok untuk bahan-bahan lainnya diantara minyak, tepung,
kertas nasi, kantong kertas, beras, dus/box. Seluruh pemasok merupakan pemasok
terpilih yang dimiliki PT. Setyanda Duta Makmur dan sudah menjadi pemasok tetap
bagi PT. Setyanda Duta Makmur untuk memenuhi kebutuhan produksinya. Bagian
krusial dari pemasok adalah pada bahan baku utama yaitu, ayam yang setiap harinya
90
harus dikirim karena permintaannya yang selalu ada dan merupakan bahan yang mudah
rusak dan tidak dapat bertahan lama, sehingga PT. Setyanda Duta Makmur
diuntungkan dengan adanya ke 16 (enam belas) pemasok untuk ayam karkas tersebut,
karena jika salah satu pemasok tidak dapat memenuhi permintaan atau pengirimannya
tidak sesuai dengan permintaan dikarenakan ada ayam yang reject, dapat dialihkan
kepada pemasok lainnya. PT. Setyanda Duta Makmur pun memiliki alternatif pemasok
menangani persediaan ayam karkas yaitu pada divisi produksi dan selain ayam karkas
Makmur
merupakan bagian dari identifikasi lingkungan internal dan eksternal PT. Setyanda
Duta Makmur. Hasil wawancara penulis terhadap pakar internal dibuat menjadi poin-
poin yang dibahas dalam lingkungan internal dan eksternal PT. Setyanda Duta
Makmur, kemudian top management memilih poin-poin yang merupakan poin krusial
dan paling berpengaruh terhadap pengembangan usaha PT. Setyanda Duta Makmur.
Poin-poin krusial yang terpilih tersebut dijadikan sebagai faktor-faktor internal dan
91
merupakan hasil dari kuesioner yang diberikan penulis kepada para narasumber (pakar
internal dan pakar eksternal). Penggunaan pakar eksternal pada penentuan kekuatan,
kuesioner, sedangkan khusus pada penentuan poin-poin krusial yang hanya melibatkan
top management PT. Setyanda Duta Makmur (pakar internal) dikarenakan hanya pihak
Dari hasil identifikasi faktor internal didapatkan beberapa faktor yang menjadi
kekuatan serta kelemahan bagi PT. Setyanda Duta Makmur. Faktor-faktor strategi
5.2.1.1 Kekuatan
outlet D’BestO yang dibuka sudah dipastikan lulus seleksi. Syarat mendirikan outlet
D’BestO diantaranya berada di lokasi padat penduduk, terjadi perputaran uang, traffic
lambat dan dekat fasilitas umum. Seluruh lokasi D’BestO berada di lingkungan padat
jalan utama. seluruh lokasi outlet D’BestO akan dilampirkan pada lampiran sehingga
92
2. Jumlah Tenaga Kerja Proses Produksi yang Memadai
produksi merupakan divisi khusus dikarenakan jam kerjanya yang berbeda dengan
divisi lain, yaitu 24 jam dengan dibagi menjadi 2 shift. Mengejar target perharinya yang
rata-rata harus memenuhi permintaan sebanyak 2.500 – 3.000 ekor per hari, sehingga
divisi produksi dituntut untuk memenuhi permintaan dan untuk menunjang hal tersebut
salah satu hal yang dilakukan adalah memperbanyak tenaga kerja yang dipekerjakan.
Tenaga kerja divisi produksi sebanyak 96 orang dianggap cukup untuk memenuhi
pengerjaan proses produksi dengan bekerja 24 jam perhari, sehingga tenaga kerja
proses produksi telah menjadi kekuatan bagi PT. Setyanda Duta Makmur.
produk yang dihasilkan. Pada bagian ini PT. Setyanda Duta Makmur menerapkan SOP
pada setiap prosesnya, mulai dari ketika ayam karkas baru datang dari supplier ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya warnanya masih segar tidak pucat, tidak
ada memar/biru, bobot harus memenuhi 0.85 – 1 kg/ekor, jika tidak memenuhi syarat
PT. Setyanda Duta Makmur tidak segan-segan untuk mengembalikan ayam karkas
pesanan kepada supplier dan hal ini sering terjadi. Bagian produksi yang melakukan
pengecekan terhadap ayam karkas yang baru datang melakukannya dengan cara
93
mengecek satu persatu ayam yang didatangkan agar tidak ada yang terlewat. Kemudian
dari segi pakaian kerja, ada SOP terkait seragam dan atribut yang harus digunakan,
diantanya harus memakai pakaian yang bersih, sarung tangan karet, tutup kepala pada
laki-laki dan kerudung untuk perempuan, celemek, sepatu boot, masker muka.
Kesemuaya dilakukan agar bahan baku maupun bahan pelengkap tidak terkontaminasi
Kemudian setelah selesai proses seleksi ayam karkas yang baru didatangkan oleh
supplier, setelah itu proses pemotongan dan marinasi ayam dilakukan dengan bantuan
kemudian proses pemtongan ayam dilakukan dengan mesin pemotong dan marinasi
dengan menggunakan alat marinasi seperti tabung besar yang berputar-putar membantu
ayam dan bumbu agar tercampur dengan merata. Mesin-mesin pembantu proses
produksi akan dibersihkan dengan cara disemprot dan dibasuh dengan air bersih
dengan cara yang sesuai dengan panduan agar tidak merusak mesin, membersikan
Setelah proses marinasi selesai dilanjutkan dengan proses packing yaitu proses
memasukan ayam yang sudah dimarinasi dari mesin marinasi kemudian dipindahkan
ke wadah stainless yang besar, setelah itu ayam dipilah untuk dimasukan kedalam
wadah plastic dengan jumlah 8 potong per-pack dengan kombinasi dua sayap, dua dada
atas, dua paha atas dan dua paha bawah. Kemudian setelah itu dimasukan ke dalam
94
tray dengan satu tray berisi 10 bungkus plastic ayam yang sudah dimarinasi, setiap satu
tray selesai akan segera dimasukan kedalam mesin pendingin/ freezer dengan suhu -
18oC agar ayam marinasi tetap awet dan tidak mengalami pembusukan. Selanjutnya
untuk pengiriman ayam yang sudah dimarinasi ke outlet-outlet yang tersebar, dikirim
kualitas ayam tetap terjaga. Dari seluruh proses dan tindakan yang dilakukan PT.
Setyanda Duta Makmur kesemuanya menjaga kehigienisan produk agar kualitas tetap
terjaga dan meminimalisir peluang untuk tejadi kerusakan produk. sehingga pada
4. Fasilitas Distribusi
Fasilitas distribusi PT. Setyanda Duta Makmur dari segi kendaraan yang berfungsi
untuk mengirim ayam marinasi dan kebutuhan outlet lainnya sudah bisa memenuhi
truck khusus pendingin untuk mengirim ayam marinasi ke bagian outlet dengan ukuran
besar (colt diesel) untuk diantarkan ke stokis dan kemudian ke outlet-outlet yang ada.
Kemudian dari segi system distribusi, PT. Setyanda Duta Makmur sendiri sudah
memiliki system terintegrasi khusus guna mempermudah proses distribusi yaitu dengan
terintegrasi DOS (D’BestO Online System), pada system ini dari outlet bisa melakukan
95
pemesanan langsung terhadap gudang pusat untuk permintaan perharinya, kemudian
akan diantar untuk pengantaran penyediaan selanjutnya, pada system DOS juga
melaporkan hasil laporan barang yang sudah diantar, sehingga terlihat barang-barang
atau bahan baku apa saja yang sudah memenuhi permintaan perharinya yang nantinya
akan dilaporkan pada setiap minggunya pada rapat mingguan. Sehingga pada bagian
fasilitas distribusi sudah menjadi kelebihan dikarenakan asset perusahaan yang sudah
Pada waktu tertentu PT. Setyanda Duta Makmur selalu melakukan inovasi.
Sampai saat ini, setiap tahunnya D’BestO selalu mengeluarkan produk terbaru yang
ditawarkan kepada konsumen, diantara inovasi yang dilakukan ada produk D’BestO
yang sangat digemari oleh masyarakat yaitu SADAS (Sayap Pedas) menu ini
menyajikan sayap ayam tepung yang dilumuri dengan saus pedas khas D’BestO dengan
berbagai level, yaitu tersedia dari level 1 sampai 3 dari tingkatan tidak terlalu pedas
pada level 1 sampai level paling pedas, yaitu level 3. Menu ini mendapatkan respon
baik dari masyarakat dibuktikan pada permintaannya pada dari bulan januari sampai
pada bulan September 2016 permintaan SADAS selalu tinggi, berikut penjualan
96
Tabel 13 Data Penjualan SADAS Bulan Januari-September 2016
No. Bulan QTY
1. Januari 20.522
2. Februari 20.475
3. Maret 23.297
4. April 24.063
5. Mei 22.549
6. Juni 22.294
7. Juli 21.304
8. Agustus 27.200
9. September 28.978
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
namun cenderung mengalami kenaikan, selalu diatas angka 20.000 pcs setiap bulannya.
Terutama pada bulan Agustus dan September mengalami kenaikan penjualan, yang
signifikan pada bulan Agustus. Sehingga inovasi produk D’BestO dianggap sebagai
5.2.1.2 Kelemahan
Salah satu hal yang ditangani oleh divisi pemasaran adalah promosi. Promosi
yang dilakukan oleh perusahaan PT. Setyanda Duta Makmur melalui beberapa media
secara maksimal, dikarenakan sumber daya manusia yang tidak terpenuhi seperti tidak
adanya admin yang menangani media sosial. Kemudian dari segi pemasaran outlet
97
D’BestO juga pada tahun 2016 mengalami penurunan dari 163 menjadi 159 outlet. Ini
Struktur organisasi perusahaan pada PT. Setyanda Duta Makmur ini mengalami
beberapa pada beberapa divisi belum memiliki manager, seperti yang sudah dijelaskan
pada struktur organisasi perusahaan pada Bab IV perusahaan dipimpin oleh dewan
komisaris yang membawahi direktur utama kemudian langsung kepada kepala divisi
atau bisa disebut manager dan ada delapan divisi, namun pada penerapannya untuk
posisi manager dari divisi tidak semuanya terisi sehingga ada beberapa divisi yang
tidak mempunyai kepala divisi seperti divisi logistik, HRD dan produksi. Hal ini
memberikan dampak ketidakseimbangan pada divisi tersebut karena tidak ada sumber
daya manusia yang kompeten yang bisa mengarahkan dan memberikan program demi
membuat laporan perhari yang dikumpulkan dari beberapa bagian dengan mengisi
waktu ulang untuk mengoreksi. Padahal PT Setyanda Duta Makmur sudah memiliki
98
system online yang teritegrasi dengan seluruh divisi yang salah satu fungsinya adalah
melakukan hal tersebut termasuk divisi keuangan yang belum rutin untuk mengisi pada
sistem online yang terintegrasi tersebut. Hal ini memberikan dampak kurang efektifnya
kekurangan perusahaan.
PT. Setyanda Duta Makmur memiliki lahan sebesar 600m2 untuk memenuhi
kebutuhan permintaan sekitar maksimal 4.000 ekor per hari, pada aspek ini dianggap
masih kurang memadai dengan lahan dan tempat penyimpanan bahan baku yang baru
memiliki satu coldstorage dengan kapasitas sekitar 3.000 ekor, sehingga berdampak
pada tidak terpenuhinya permintaan perhari. Akan dijelaskan pada Tabel 14 permintaan
Dapat dilihat pada tabel 14 permintaan dan produksi ayam marinasi tahun 2016 bahwa
99
januari hingga juli jumlah permintaan selalu lebih besar daripada jumlah produksi,
kekurangan pemenuhan produksi dan permintaan terbesar terjadi pada bulan juli yaitu
sebanyak 33.926 ekor ayam yang tidak dapat dipenuhi permintaannya, dilanjut dengan
bulan januari yaitu sebanyak 19.372 ekor ayam. Sehingga rata-rata kekurangan
pemenuhan dari bulan januari hingga juli yang tidak terpenuhi permintaannya
sebanyak 11.736 ekor ayam marinasi, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
terjadinya tidak terpenuhinya permintaan dan salah satu faktor yang berperan adalah
kurangnya kapasitas penyimpanan bahan baku ayam marinasi. Meskipun PT. Setyanda
Duta Makmur mempunyai banyak pemasok akan tetapi masih sering terjadinya
PT. Setyanda Duta Makmur memiliki bangunan seluas 200m2 yang dipakai
untuk berbagai kegiatan. Dibagi menjadi tiga lantai dengan pembagian, lantai satu
dipergunakan sebagai tempat tinggal Komisaris Utama PT. Setyanda Duta Makmur,
kemudian pengolahan marinasi ayam. Selanjutnya untuk lantai dua digunakan sebagai
kantor operasional, dibagi menjadi tujuh divisi yang sudah dijelaskan pada Bab VI.
Kemudian untuk lantai tiga dipergunakan untuk proses produksi juga selain ayam
marinasi, pembuatan menu D’BestO yang lainnya selain menu ayam dilakukan di
lantai tiga, seperti spagethy, burger, kemudian pengepakan saus, minuman dan bahan-
100
bahan penunjang produksi lainnya. Lahan produksi ayam marinasi yang hanya berada
khusus di lantai satu dengan luas kurang daru 200m2 karena dibagi lagi dengan tempat
pribadi Komisaris Utama PT. Setyanda Duta Makmur masih dianggap belum memadai
5.2.2.1 Peluang
harga yang kompetitif dipasaran. Kualias dan nilai dari produk yang terus ditingkatkan
membuat harga jual D’BestO dianggap masih terjangkau oleh beberapa kalangan
terutama kalangan target pasar D’BestO yaitu kelas menengah ke atas. Meskipun
demikian, sudah dapat dibuktikan dari jumlah permintaan yang selalu konstan dan
cenderung naik pada bagian internal perusahaan di atas. Salah satu perusahaan sejenis
yang memiliki produk seperti D’BestO yang sama-sama menjual produk utama ayam
goreng tepung crispy yaitu quick chicken, yang sudah memiliki 263 cabang outlet.
Quick Chicken yang merupakan perusahaan sesama penjual fried chicken dengan
menyediakan tempat untuk makan ditempat atau dine in yang sama dengan D’BestO.
Berikut merupakan perbandingan harga jual menu-menu yang ditawarkan D’BestO dan
Quick Chicken dengan menu sejenis yang dapat dilihat pada tabel 15.
101
Tabel 15 Perbandingan Harga Beberapa Menu D’BestO dan Quick Chicken 2016.
No Menu Harga (Rupiah)
D’BestO Quick Chicken
1. Fried Chicken Sayap 7.500 10.000
2. Fried Chicken Paha Bawah 8.500 10.500
3. Fried Chicken Paha Atas 10.000 11.500
4. Fried Chicken Dada 10.000 11.500
5. French Fries 6.000 11.500
Sumber: Data Sekunder PT. Setyanda Duta Makmur dan Quick Chicken (Diolah), 2016
murah dibandingkan dengan harga Quick Chicken. Perbedaan harga antara D’BestO
dan Quick Chicken berkisar Rp 1500 – Rp 4500. Dengan perbedaan harga yang cukup
jauh ini merupakan peluang dari D’BestO untuk menjadi pilihan bagi konsumen
makanan siap saji disertai juga dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Di
tengah-tengah kesibukan dan mobilitas yang tinggi, masyarakat saat ini cenderung
mencari makanan yang cepat dan praktis, sehingga membuat adanya keinginan dan
Banyaknya minat masyarakat akan makanan fastfood ini membuat produsen melihat
peluang menjalankan usaha di bidang fastfood. Salah satu perusahaan fastfood yang
banyak diminati sebagai lahan berbisnis adalah fastfood fried chicken¸ dikarenakan
untuk bahan bakunya sendiri banyak diminati dan mudah didapat. Sudah dijelaskan
102
pada Tabel 1 mengenai perusahaan fastfood fried chicken yang sejenis dengan PT.
Setyanda Duta Makmur, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari keempat
perusahaan sejenis dengan PT. Setyanda Duta Makmur sendiri sudah memiliki cabang
dan dalam jumlah besar dan cabang yang dibuka sudah melebihi cabang PT. Setyanda
Duta Makmur. Dari perusahaan sejenis fastfood fried chicken pada Tabel 1 dilihat
bahwa jumlah cabang fastfood fried chicken yang bisa ditemui oleh konsumen
sebanyak 2561 cabang yang tersebar. Namun, ini tidak dianggap sebagai sebuah
ancaman bagi PT. Setyanda Duta Makmur, perusahaan sendiri melihat sebagai media
pengenalan juga terhadap masyarakat bahwa olahan ayam masih menjadi makanan
yang digemari masyarakat luas, dan permintaan produk D’BestO masih dalam jumlah
Selain adanya perusahaan sejenis yang menjadi pesaing dari PT. Setyanda Duta
Makmur, banyak pula perusahaan yang menawarkan produk berbahan baku dasar
sejenis sebagai pengganti dari menu yang disajikan oleh PT. Setyanda Duta Makmur
dengan harga yang relatif murah, bergizi, sehat dan praktis. Contohnya produsen yang
menawarkan produk subsitusi adalah PT. Salimah Prima Cita yang menawarkan
produk olahan ikan, ayam dll yang berupa frozen food dengan 17 produk olahan yang
berasal dari ikan diantaranya ekado, fish stik, kaki naga ikan, nugget, otak-otak, udang
gulung, dll. PT. Ada juga menu subsitusi lain yang dapat menjadi produk pengganti
ayam fried chicken yaitu steak yang dimodifikasi dengan baluran tepung, yang
103
berbahan dasar tidak hanya ayam tetapi daging dan ikan yang dimiliki oleh Waroeng
Steak and Shake yang sudah memiliki 73 cabang yang tersebar. Berikut tampilan dari
salah satu menu yang ditawarkan oleh Waroeng Steak Shake yaitu Chicken Steak
untuk saat ini tidak berlaku seperti itu untuk PT. Setyanda Duta Makmur. Menurut PT.
Setyanda Duta Makmur, saat ini produk-produk subsitusi seperti frozen food dan steak
memperkuat konsumsi masyarakat terhadap olahan ayam. PT. Setyanda Duta Makmur
masih mempercayai bahwa olahan fried chicken dengan bumbu rahasia yang
dimilikinya masih banyak digemari oleh semua kalangan, yaitu anak-anak, remaja dan
orang tua. produk PT. Setyanda Duta Makmur juga bisa dinikmati di waktu kapan saja,
praktis tanpa harus menggoreng dahulu untuk menikmatinya dan penyajiannya cepat,
juga mudah untuk dibawa ataupun makan ditempat, banyak dijadikan sebagai bekal.
104
4. Sudah Mempunyai Pemasok Tetap
sebagai pemasok. PT. Setyanda Duta Makmur tidak terikat dengan satu pemasok saja,
tetapi memiliki beberapa pemasok. Perusahaan tidak menghadapi biaya peralihan yang
tinggi antar pemasok seandainya salah satu pemasok tidak mampu untuk mencukupi
kebutuhan bahan baku atau jika bahan baku yang dibeli kurang memenuhi standar. PT
Setyanda Duta Makmur memiliki banyak pemasok sehingga terjadi kontunuitas bahan
baku ayam setiap harinya dari perusahaan pemasok kepada PT. Setyanda Duta
105
Adanya hubungan baik dan kontrak pemasok dengan PT. Setyanda Duta
Makmur membuat kontunuitas bahan baku daging yang dibutuhkan untuk proses
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa permintaan ayam marinasi tidak stabil pada
bulan januari hingga bulan juli 2016, itu sejalan dengan minat masyarakat yang
fluktuatif terhadap produk D’BestO. Permintaan setiap bulannya tidak selalu sama,
produk dan ditemukan untuk bulan-bulan tertentu permintaan akan melonjak dan pada
menjelang hari besar Idul Fitri permintaan akan naik, namun ketika bulan sesudah hari
Hal ini tidak dijadikan sebagai masalah yang signifikan bagi perusahaan,
dikarenakan meskipun terjadi fluktuatif permintaan ini masih bisa menutupi biaya
operasi dan permintaan konsumen masih dalam angka yang tinggi, hal ini membuat
106
mengalami penurunan permintaan, seperti pengeluaran menu terbaru yaitu SADAS
(Sayap Ayam Pedas) yang dikeluarkan pasca Hari Raya Idul Adha yaitu pada bulan
November 2015. Kemudian pada tabel 14 dilihat bahwa permintaan konsumen dari
bulan januari hingga juli 2016 rata-rata setiap bulannya cenderung mengalami
kenaikan, dari 6 bulan hanya dua bulan yang mengalami penurunan yaitu dari bulan
Sistem terintegrasi pada saat ini dikalangan PT merupakan hal yang penting
diterapkan untuk mempermudah jalannya hubungan antar divisi. PT. Setyanda Duta
internal, yang diberi nama DOS (D’BestO Online System) . DOS ini merupakan upaya
menghubungkan seluruh divisi yang berada didalam PT. Setyanda Duta Makmur, DOS
ini menghubungkan kesembilan divisi yang ada yaitu divisi produksi, divisi logistic,
divisi Sales, divisi marketing, divisi HRD, divisi keuangan, divisi audit dan divisi IT.
Namun, tidak semua mempunyai izin untuk mengakses DOS, hanya orang-orang yang
bekerja pada bagian office yang dapat mengaksesnya. DOS ini mulai launching pada
januari 2016, dan pada penerapannya masih belum merata karena yang
mempergunakan DOS ini secara efektif hanya pada divisi sales saja, untuk divisi yang
107
pelaporan pada cara lama. Namun, meskipun demikian perusahaan menganggap DOS
ini merupakan salah satu asset yang sudah dimiliki PT. Setyanda Duta Makmur dan
D’BestO sudah memiliki outlet sebanyak 163 yang tersebar di wilayah Jawa
Barat, Jakarta dan Sumatera Barat. Sehingga membuat target pasar yang dituju adalah
ketiga wilayah tersebut adalah Islam. Data ini menunjukan bahwa Agama Islam
menjadi agama mayoritas penduduk, dalam Agama Islam mewajibkan umatnya untuk
mengkonsumsi makanan halal, sehingga untuk restoran berlabel Halal dari MUI
merupakan restoran yang mempunyai nilai tambah yang bisa menjadi pilihan dan
jaminan bagi masyarakat muslim. D’BestO sendiri sudah mendapatkan sertifikasi halal
dari MUI dengan No. 00160075350116, sehingga D’BestO tidak diragukan lagi
kehalalan produknya.
5.2.2.2 Ancaman
Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 yaitu peraturan yang berisikan kewajiban
pendaftaran produk pangan olahan atau para produsen harus melakukan registrasi ke
108
Dinas Kesehatan atau Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) untuk
2012 Pasal 91; Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004 pasal 42; perka Badan POM
RI No. Hk. 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 tentang Pendaftaran Pangan olahan terkait
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, sehingga dalam pendirian industry pangan olahan
wajib untuk memenuhi persyaratan sanitasi dengan cara menerapkan pedoman cara
produksi pangan siap saji yang baik, yang memperhatikan aspek keamanan pangan.
Adanya peraturan ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan siap saji atau
perusahaan olahan pangan seperti PT. Setyanda Duta Makmur yang sampai saat ini
mutu dan gizi pangan seperti sertifikat Hazard Analysis Critical Point (HACCP) dan
satu produk yang seringkali mengalami fluktuatif harga, termasuk pada produk ayam
broiler. Tercatat pada bulan Agustus 2016 harga ayam broiler mengalami 3 kali
kenaikan harga, dari ke enambelas supplier ayam karkas mengalami kenaikan harga
sebesar 10%, 28% dan 15% dalam jangka waktu satu bulan selama bulan Agustus
2016.
109
Meskipun pada beberapa supplier sudah melewati proses kontrak, namun
kontrak tersebut hanya pada pemenuhan kuantitas dan untuk harga ketika mengalami
kenaikan atau penurunan harga pada perusahaan supplier akan mengikuti tren yang
ada. Hal ini berdampak pada perhitungan HPP yang akan berubah, namun untuk harga
yang diberikan kepada konsumen tidak dapat begitu saja berubah sehingga harga bahan
seringkali mengalami kekurangan pemenuhan dari jumlah yang di minta oleh pihak
D’BestO. Dibuktikan pada Permintaan dan Produksi Ayam Marinasi Tahun 2016,
untuk bagian produksi selalu tidak dapat memenuhi permintaan dengan presentase rata-
rata sebenyak 11.736 ekor ayam dalam sebulan selama tujuh bulan, dampak ini
berbanding lurus dengan akibat yang disebabkan oleh standar kuantitas yang diberikan
presentase rata-rata penerimaan tidak 100% lulus proses penyortiran, hanya kisaran
rata-rata 80%-70% yang dapat diterima dan sisanya dikembalikan kepada pemasok
karena tidak memenuhi kriteria. Hal ini dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan
110
5.3 Identifikasi Posisi PT. Satyanda Duta Makmur
yang menjadi kekuatan dan kelemahran bagi perusahaan. Maka selanjutnya dilakukan
pemberian rating dan bobot terhadap masing-masing faktor. Nilai skor yang diperoleh
dapat memberikan gambaran tentang faktor strategis yang menjadi kekuatan utama dan
Kelemahan
Promosi yang dilakukan 1,3 0,087 0,113
Kosongnya Beberapa Posisi Top 1,6 0,094 0,150
Management
Sistem pembukuan keuangan 1,3 0,079 0,102
Kurangnya Kapasitas penyimpanan 1,6 0,079 0,126
bahan baku
Lahan tempat proses produksi 2 0,062 0,062
0,553
2,156
Sumber : Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE yang dilakukan pada PT. Setyanda
Duta Makmur yang menjadi kekuatan utamanya adalah kualitas produk D’BestO
111
dengan total skor 0,4, PT. Setyanda Duta Makmur akan selalu menjaga kualitas yang
diberikan kepada konsumen, dengan pengawasan yang ketat dimulai dari penyortiran
ayam karkas sampai kepada fried chicken yang ada di outlet dari mulai yang dibawah
naungan manajemen D’BestO langsung ataupun yang frenchisee akan selalu diawasi
oleh tim sales sehingga dapat juga meningkatkan kinerja penjualan produk PT.
Setyanda Duta Makmur. Sedangkan yang menjadi kekuatan kecil adalah fasilitas
maksimal seperti untuk sistem kedatangan dan keluar barang masih dalam satu pintu,
kemudian banyak karyawan yang belum menggunakan DOS untuk media pelaporan
bahwa yang menjadi kelemahan utama bagi PT. Setyanda Duta Makmur adalah
Kosongnya Beberapa Posisi Top Management dengan total nilai 0,150. Hal ini karena
sistem organisasi pada perusahaan masih tidak jelas dan akurat, dengan tidak adanya
kedua posisi manager yang bertindak sebagai pemimpin pada divisi. Menyebabkan
tambahan tugas yang dibagikan kepada staff divisi, adanya rangkap tugas
dikhawatirkan akan membuat karyawan bekerja tidak focus sehingga akan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan dan adanya rangkap tugas menjadi tidak terstruktur job desk
Sedangkan yang menjadi kelemahan kecil adalah lahan tempat proses produksi dengan
total nilai 0,062. Kurangnya lahan tempat produksi ini yang menyebabkan kurangnya
112
tempat penyimpanan ayam karkas yang sudah dimarinasi sedangkan permintaan tinggi,
usahanya, maka selanjutnya dilakukan pemberian bobot dan rating terhadap masing-
masing faktor.
113
Berdasarkan perhitungan matriks EFE yang dilakukan pada PT. Setyanda Duta
bisnis PT. Setyanda Duta Makmur adalah Kesadaran masyarakat akan produk halal
sertifikasi halal dari MUI dan yang selalu terpampang di semua outlet-outlet yang
tersebar dan itu bisa dilihat oleh seluruh konsumen yang akan membeli produk
D’BestO, ini sangat menjadi peluang bagi PT. Setyanda Duta Makmur sebagai jaminan
kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan sudah berlabel halal dan aman untuk
dikonsumsi.
Sedangkan peluang yang sangat kecil pengaruhnya adalah harga jual produk
perusahaan sejenis dengan total nilai 0,208. Harga jual produk perusahaan sejenis juga
merupakan peluang karena harga yang ditawarkan PT. Setyanda Duta Makmur masih
dapat bersaing dengan perusahaan sejenis, bahkan lebih murah dibandingkan beberapa
perusahaan sejenis lainnya. Hal ini membuat produk D’BestO menjadi pilihan
konsumen dengan harga dan rasa yang ditawarkan. Dikatakan sebagai peluang yang
kecil dikarenakan banyaknya perusahaan sejenis yang menjual fried chicken sehingga
konsumen dihadapi dengan pilihan yang banyak dengan harga dan rasa yang beragam.
Berdasarkan data pada matriks EFE diketahui selanjutnya bahwa ancaman yang
berpengaruh pada PT. Setyanda Duta Makmur adalah kuantitas bahan baku kurang
mencukupi dengan total nilai 0,336. Hal ini berdampak kepada tidak terpenuhinya
114
permintaan karena tidak 100% pasokan diterima, kemudian selanjutnya tidak
maksimalnya penjualan. Sedangkan ancaman kecil bagi PT. Setyanda Duta Makmur
adalah harga bahan baku ayam yang fluktuatif dengan total nilai sebesar 0,210. Ayam
merupakan komoditi yang sering mengalami kenaikan atau penurunan harga terturama
pada waktu tertentu, hal ini mempengaruhi perhitungan HPP karena ayam merupakan
Skor yang sudah dihasilkan dari matriks IFE dan matriks EFE selanjutnya
diolah pada matriks Grand Strategy sehingga akan diketahui posisi PT. Setyanda Duta
Makmur. Berdasarkan pada penghitungan skor pada matriks IFE diperoleh nilai
sebesar 2,156 sedangkan matriks EFE diperoleh nilai sebesar 2,850 dengan demikian
masing-masing total nilai kedua matriks tersebut dimasukkan ke dalam matriks grand
strategy, maka posisi perusahaan dapat diketahui dengan nilai pada sumbu X dan
sumbu Y, yang diperoleh dari perhitungan nilai matriks IFE dan EFE sebagaimana
115
Tabel 19 Matriks Grand Strategy
TOTAL
Internal
Kekuatan (S) 1,603
Kelemahan (W) 0,553
2,156
Eksternal
Peluang (O) 1,968
Ancaman (T) 0.882
2,850
Sumbu X = S+(-W) Sumbu Y = O+(-T)
1,05 1,086
Sumber : Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan hasil pemetaan pada matriks Grand Strategy, PT. Setyanda Duta
pertumbuhan pasar yang cepat (Sumbu Y) dan posisi kompetitif yang kuat (Sumbu X).
116
pertumbuhan pasar PT. Setyanda Duta Makmur semakin meningkat, dibuktikan
dengan semakin meluasnya outlet D’BestO khususnya di daerah yang ramai penduduk.
disebut sebagai strategi intensif. Sebab, hal-hal tersebut mengharuskan adanya upaya-
upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat
ini ingin membaik. Penetrasi pasar adlah strategi yang mengusahakan peningkatan
pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas digunakan dalam bentuk murni
jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah strategis baru. Sementara pengembangan
produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saar ini (David, 2011:259)
menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki PT.
Setyanda Duta Makmur. Matriks SWOT berisi strategi kombinasi S-O (Strenght-
117
(Weakness-Threats). Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks
IFE dan matriks EFE. Matriks SWOT mengenai konsisi di PT. Setyanda Duta Makmur
118
D’BestO Online
System (DOS)
8. Mayoritas
penduduk
beragama Islam
Threat (Ancaman)
1. Belum adanya 1. Mempertahankan 1. Membeli lahan untuk
sertfikat ISO dan menambah menambah lokasi
dan HACCP hubungan proses produksi (W4,
2. Harga Bahan kerjasama yang W5, T1)
baku ayam yang baik dengan
fluktuatif pemasok /
3. Standar kualitas supplier (S2, S3,
yang diberikan S4, T2, T3)
pemasok
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
melalui matriks SWOT yang menggambarkan dengan jelas faktor-faktor strategis yang
menjadi kekuatan dan kelemahan serta yang menjadi peluang dan ancaman bagi PT.
Setyanda Duta Makmur. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan alat
(Weakness-Threaths).
Strategi ini dibuat untuk mengoptimalkan kekuatan dari PT. Setyanda Duta Makmur
119
dengan mengoptimalkan kekuatan dari PT. Setyanda Duta Makmur dengan merespon
1. Melakukan pengembangan dan inovasi produk secara berkala (S1, S2, S3, S5,
O1, O2, O3, O4, O5, O6)
Alternatif strategi ini dihasilkan dari perumusan beberapa isu strategis yang diperoleh
lampiran dari hasil pertemuan antar faktor lokasi Outlet D’BestO yang strategis (S1),
tenaga kerja proses produksi yang memadai (S2), kualitas produk D’BestO (S3),
inovasi produk D’BestO (S5), Daya beli masyarakat (O1), harga jual produk
perusahaan sejenis (O2), berkembangnya produk fast food fried chicken (O3),
banyaknya produk olahan ayam (O4), sudah memiliki pemasok tetap (O5), permintaan
masyarakat fluktuatif terhadap produk (O6). Isu strategis yang diperoleh adalah
bagaimana memanfaatkan lokasi D’BestO yang strategis, dibantu dengan SDM divisi
proses produksi yang memadai yang memperhatikan kualitas produk, serta permintaan
produk inovasi D’BestO yang tinggi sehingga membuat D’BestO dapat bersaing
waktu yang telah ditentukan, dengan melihat apa yang sedang digemari oleh
masyarakat sekitar, melihat tren makanan yang ada hubungannya dengan fried chicken
inovasi produk SADAS dapat kembali terulang diminati masyarakat, melihat dari sisi
outlet D’BestO yang strategis juga akan membantu untuk perkenalan dari produk-
120
produk inovasi baru selanjutnya, kemudian dari segi SDM proses produksi yang
mumpuni, yang selalu menjaga kualitas produk, ditambah yang menjadi pertimbangan
PT. Setyanda Duta Makmur dalam penetapan harga akan memberikan harga yang
Alternatif strategi ini merupakan hasil dari perumusan dari beberapa faktor,
diantaranya lokasi outlet D’BestO yang strategis (S1), kualitas produk D’BestO (S3),
inovasi produk D’BestO (S5), daya beli masyarakat (O1), harga jual produk perusahaan
sejenis (O2), berkembangnya produk fast food fried chicken (O3), permintaan
masyarakat fluktuatif terhadap produk (O6), mayoritas penduduk beragama islam (O8).
Isu strategis yang dibawa pada alternatif strategi ini adalah bagaimana
masyarakat.
Sampai saat ini harga jual produk D’BestO masih tergolong terjangkau untuk
konsumen menengah ke atas. Oleh karena itu untuk mempertahankan tingkat harga PT.
menghadapi produk-produk pesaing maupun produk olahan ayam dari pendatang baru.
adanya peningkatan biaya produksi tentu akan berpengaruh terhadap tingkat harga jual
121
produk. PT. Setyanda Duta Makmur diharapkan mampu untuk memperkirakan tingkat
kenaikan harga jual produk yang tetap sesuai sehingga kenaikan harga jual masih
terjangkau dan tidak memberatkan konsumen untuk membeli produk D’BestO. PT.
berkembangnya produsen fastfood fried chicken dan banyaknya olahan ayam. Isu
Strategi ini diharapkan mampu untuk menjaga loyalitas konsumen dan menaikkan lagi
memanfaatkan peluang. Strategi ini dibuat untuk meminimalisir kelemahan yang ada
pada PT. Setyanda Duta Makmur dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki.
(W3), dan sistem terintegrasi D’BestO Online System (DOS) (O7). Menghadapi
122
keterbatasan tenaga kerja professional atau kompeten, kemudian sistem keuangan yang
masih menggunakan laporan pribadi dan belum menggunakan sistem yang terintegrasi.
PT. Setyanda Duta Makmur dapat melalukan cara merekrut tenaga kerja kembali yang
professional atau kompeten untuk mengisi bagian yang kosong, sesuai dengan bidang
yang saat ini dibutuhkan di PT. Setyanda Duta Makmur. Adanya tenaga kerja yang
dan kemajuan PT. Setyanda Duta Makmur. Sehingga peluang-peluang seperti daya beli
digemari masyarakat yang akan berdampak kepada naiknya minat masyarakat terhadap
produk D’BestO. Dan juga dapat memaksimalkan asset yang sudah dimiliki oleh
perusahaan yaitu D’BestO Online System (DOS) sehingga pekerjaan lebih efisien dan
Output yang dihasilkan yaitu dengan adanya tenaga kerja professional akan
Setyanda Duta Makmur dapat dengan mudah menata struktur organisasi dan
pembagian kerja dengan baik dengan memperbaiki jobdesk pekerja yang masih
tumpang tindih.
2. Melakukan promosi secara agresif, khususnya media social (W1, O1, O2, O3,
O4, O6, O8)
Alternatif strategi ini dirumuskan berdasarkan isu strategis yang diperoleh dari
hasil pertemuan promosi yang dilakukan (W1), daya beli masyarakat (O1), harga jual
produk perusahaan sejenis (O2), dan berkembangnya produsen fastfood fried chicken
123
(O3), banyaknya produk olahan ayam (O4), dan minat masyarakat fluktuatif terhadap
produk (O6). Isu strategis yang diperoleh adalah bagaimana mengoptimalkan promosi
Output dari jawaban isu strategis tersebut dijabarkan dalam formulasi strategi.
Formulasi tersebut adalah PT. Setyanda Duta Makmur melakukan promosi secara
agresif. Promosi yang dilakukan seefektif dan seeifisien mungkin berdampak positif
terhadap peningkatan tingkat penjualan. Terutama promosi yang dilakukan pada media
social yang dianggap masih kurang aktif, dengan berbagai akun yang sudah dimiliki
PT. Setyanda Duta Makmur dengan nama D’BestO agar diaktifkan kembali dan
baru ataupun pesaing sejenis dengan berbagai harga yang ditawarkan, dapat
terhadap suatu produk akan terjaga dan tidak mudah beralih ke produk lain.
3. Mengoptimalkan kemajuan teknologi dan informasi (W1, W2, W3, O1, O3,
O7)
Alternatif strategi ini dihasilkan dari perumusan faktor strategis promosi yang
dilakukan (W1), kosongnya beberapa posisi top management (W2), sistem pembukuan
keuangan (W3), daya beli masyarakat (O1), berkembangnya produsen fast food fried
chicken (O3) dan sistem terintegrasi DOS (O7). Isu strategis yang diperoleh adalah
kemajuan perusahaan.
124
PT. Setyanda Duta Makmur telah membuat teknologi informasi dan komunikasi
dengan data-data PT. Setyanda Duta Makmur, pemesanan permintaan perhari dari
outlet menuju pusat, pelaporan laporan harian dari setiap divisi, semua kegiatan
tersebut dapat dilakukan dalam satu sistem terintegrasi yaitu D’BestO Online System
asset dan juga kemajuan teknologi di bidang infomrasi komunikasi dan distribusi
Online System merupakan salah satu bentuk usaha perusahaan untuk memudahkan dan
membuat seluruh kegiatan yang ada di PT. Setyanda Duta Makmur lebih terstruktur,
kekuatan dan ancaman yaitu tenaga kerja proses produksi yang memadai (S2), kualitas
produk D’BestO (S3), fasilitas distribusi (S4), harga bahan baku ayam yang fluktuatif
(T2), kuantitas bahan baku kurang mencukupi (T3). Isu strategis yang diperoleh adalah
125
bagaimana mencari solusi untuk bagaimana memanfaatkan kualitas yang terjaga
dengan tenaga kerja produksi yang sudah memadai jumlahnya tanpa ada masalah
PT. Setyanda Duta Makmur selalu memperhatikan kualitas produk yang akan
diberikan kepada konsumen, hal ini dimulai dengan kualitas dan kuantitas ayam yang
diberikan oleh pemasok, sehingga ini menjadi faktor penting yang difikirkan oleh
atau perjanjian dengan pihak pemasok/supplier dalam memasok bahan baku, akan
membawa PT. Setyanda Duta Makmur kea rah pencapaian tujuannya yaitu
memperoleh bahan baku yang bisa memenuhi permintaan dan sesuai dengan standar
yang ditentukan oleh PT. Setyanda Duta Makmur. Hubungan baik yang terjalin dengan
pemasok seperti pemberian jaminan kontinuitas dalam memasok bahan baku dan
adanya pengembalian bahan baku yang tidak sesuai dengan standar kepada supplier
akan memacu kelancaran kegiatan operasional produksi di PT. Setyanda Duta Makmur
dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar perusahaan sehingga akan
perusahaan, perlu dilakukan perumusan strategi W-T. Berikut adalah alternatif W-T
126
1. Membeli lahan tambahan untuk menambah lokasi produksi (W4, W5, T1)
Alternatif strategi ini dihasilkan dari perumusan beberapa faktor strategis yaitu
kurangnya kapasitas penyimpanan bahan baku (W4), lahan tempat proses produksi
(W5), belum adanya sertifikat HACCP dan ISO (T1). Isu strategis yang diperoleh
menyebabkan salah satunya kapasitas penyimpanan bahan baku yang kurang serta
utama dalam melakukan aktivitas produksi agar penerapan higienitas dan sanitasi pada
proses produksi olahan makanan yang baik dapat diaplikasikan oleh PT. Setyanda Duta
Makmur. Pendirian lokasi untuk produksi marinasi ayam tidak dapat dilakukan
sembarang, harus adanya persetujuan dan surat perizinan untuk mendirikan lokasi
produksi olahan makanan. Upaya untuk mendirikan bangunan untuk aktivitas produksi
antara lain agar meningkatkan kualitas, higienitas tempat dan proses produksi akan
memudahkan PT. Setyanda Duta Makmur untuk dapat memperoleh sertifikat HACCP
dan ISO. Kurangnya lahan untuk aktivitas produksi ini akan menghambat yang
berujung pada penjualan yang kurang optimal, sehingga diperlukan lahan tambahan
127
a. Penentuan Prioritas Strategi PT. Setyanda Duta Makmur
alternative yang dapat menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan
tersebut. Oleh karena itu, serangkaian strategi alternative paling menarik yang bisa
alternative strategi secara objektif berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan
menentukan daya tarik relative dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor
menunjukkan daya tarik masing-masing strategi terhadao faktor kunci internal dan
narasumber diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dengan nilai AS dari
setiap faktor kunci strategis. Kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS (Sum Total
128
memanfaatkan peluang) sebagai alternative strategi terpilih yang digunakan pada
posisi PT. Setyanda Duta Makmur yang berada pada kuadran I pada matriks Grand
pertumbuhan pasar yang cepat dan posisi kompetitif yang kuat. Adapun alternative
strategi lain tetap dapat dijadikan sebagai pilihan strategi yang dapat diambil oleh PT.
Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, maka strategi terbaik yang bisa dijalankan
mempertahankan tingkat harga bersaing dan pelayanan kepada konsumen dengan total
sangat menarik bagi PT. Setyanda Duta Makmur. Dengan mempertahankan tingkat
konsumen, sehingga D’BestO menjadi pilihan diantara banyaknya produsen fast food
fried chicken.
129
Membuat pengembangan dan inovasi produk secara berkala, perusahaan dapat
130
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Setyanda Duta
1. Faktor internal utama yang menjadi kekuatan utama PT. Setyanda Duta
Makmur adalah kualitas produk D’BestO (skor = 0,4), sedangkan yang menjadi
utama PT. Setyanda Duta Makmur adalah kesadaran masyarakat akan produk
halal (skor = 0,353), sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah kuantitas
inovasi produk secara berkala dan memperthankan tingkat harga bersaing dan
tingkat harga bersaing dan pelayanan kepada konsumen untuk menjaga dan
diantara produsen fast food fried chicken. Selain itu PT. Setyanda Duta Makmur
131
3. Prioritas strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM yang dapat dilaksanakan
oleh PT. Setyanda Duta Makmur yaitu mempertahankan tingkat harga bersaing
132
6.2 Saran
Duta Makmur, dapat dihasilkan saran yang diharapkan dapat membangun dan berguna
untuk kelangsungan bisnis PT. Setyanda Duta Makmur. Saran-saran tersebut antara
lain :
posisi top management yang berfungsi sebagai leader sebuah divisi agar semua
bagi perusahaan.
4. PT. Setyanda Duta Makmur dapat menganalisis faktor internal dan eksternal
133
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji S.E. MM. 2004. Manajemen Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
David, Fred R. 2009. Strategic Management Konsep. Buku 1 Edisi 12. Alih Bahasa
Dono Sunardi. Jakarta : Salemba Empat.
David, Fred, R. 2011. Manajemen Strategis. Alih Bahasa Dono Sunardi. Jakarta :
Salemba Empat
Ebert, Ronald J. & Ricky W. Griffin. 2006. “Bisnis” Alih Bahasa Rd. Soemarnagara.
Jakarta : Erlangga
Himmatina, Fatimah. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Produk Olahan Ikan PT.
Salima Prima Cita. [SKRIPSI]. Sarjana Pertanian Fakultas Sains dan
Teknologi. UIN Jakarta
134
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen, 2003. Manajemen Strategis. Alih Bahasa
Julianto Agung S. Yogyakarta: Andi
Karamoy, A. 1997. Sukses Usaha Waralaba : Tanya Jawab Berbagai Aspek Waralaba
. Jakarta : PT. Jurnalinat Aksara Grafika
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Administrasi Pembangunan Perkembangan Pemikiran
dan Praktiknya di Indonesia . Jakarta : LP3ES
Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : RajaGrafindo
Persada
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan
Control . Alih Bahasa David Octaveria. Jakarta : Prenhalindo
Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Alih Bahasa M. Yazid.
Jakarta : Prenhalindo
Lainatussifa. 2015. Strategi Pengembangan Usaha Cake Buah Naga sebagai Ikon
Oleh-Oleh Asli Batam (Studi Kasus : CV. Aroma Cake Buah Naga Batam).
[SKRIPSI] Sarjana Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Jakarta
135
Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Razzaq, Ichsanul. 2015. Strategi Pengembangan Industri Pengolahan Sabut Kelapa
(Studi Kasus : UD Coco Tanjung Sejahtera, Kabupaten Bireun, Aceh).
[SKRIPSI] Sarjana Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Jakarta
Reinaya, Cindya. 2015. Strategi Bisnis Kopi Merek Confesso PT. David Roy Indonesia.
[SKRIPSI] Sarjana Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Jakarta
Rochman, Fadlika Fatchur. 2011. Strategi Pengembangan Bisnis PT Ojid Kharisma
Nusantara. [Skripsi]. Sarjana Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi. UIN
Jakarta
Soekresno. 2000. Manajemen Food and Baverage. Edisi ke II. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Udayana, Jusuf. Wennadi, Luky Yunia. Lembana, Devi Angrahini Anni. 2013.
Manajemen Strategik . Yogyakarta : Graha Ilmu
Umar, Husein. 2008. Strategic Manajement in Action. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
136
Lampiran 1. Daftar Wawancara Awal
DAFTAR WAWANCARA
Analisis Strategi Pengembangan Bisnis D’BestO PT Setyanda Duta Makmur
Oleh :
ANNISA EKA PUSPA (1112092000009)
Kepada :
Pihak Manajemen D’BestO PT Setyanda Duta Makmur
137
5. Apakah harga produk perusahaan pesaing mempengaruhi tingkat harga
produk D’BestO ?
6. Apakah pangsa pasar D’BestO meningkat ?
7. Apakah perusahaan mempunyai organisasi penjualan yang efektif ?
8. Apakah kualitas produk dan layanan konsumen D’BestO sudah bagus ?
9. Bentuk promosi apa saja yang dilakukan untuk semakin memperkenalkan
dan meningkatkan penjualan produk D’BestO ? dan apakah bentuk
promosi yang ada sudah berjalan dengan efektif ?
10. Apakah produk yang dihasilkan mengikuti perkembangan gaya hidup
masyarakat ?
11. Terkait dengan pesaing, sudah bisa dipastikan bahwa pasar frenchise fried
chicken ini banyak peminat yang turut menjadi produsen. Menurut
perusahaan apakah D’BestO masih unggul dibanding dengan pesaing yang
ada ? apa keunggulan perusahaan D’BestO dan bagaimana usaha
perusahaan untuk menjaga loyalitas konsumen dibanding dengan pesaing
yang ada ?
12. Apakah ada perencanaan berkala terkait inovasi produk yang dilakukan
D’BestO ?
C. Keuangan
1. Dari mana sumber modal yang diperoleh perusahaan untuk membangun
D’BestO ?
2. Berapa jumlah modal awal untuk mendirikan perusahaan makanan cepat
saji fried chicken D’BestO ?
3. Bagaimana perkembangan modal usaha ?
4. Bagaimana system pembukuan yang diterapkan perusahaan ?
D. Produksi/Operasi
1. Fasilitas apa saja yang dimiliki perusahaan untuk menunjang proses
produksi ?
2. Apakah fasilitas yang dimiliki perusahaan dalam kondisi yang baik ?
3. Apakah fasilitas tersebut sudah memadai ?
4. Bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja bagian Produksi
produk D’BestO ?
5. Apakah tenaga kerja produksi melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan
tanggung jawabnya ?
6. Apakah tenaga kerja melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP yang telah
dibuat pihak D’bestO ?
7. Darimana tenaga kerja produksi D’BestO berasal ?
8. Berapa jumlah tenaga kerja proses produksi D’BestO saat ini ?
9. Berapa jumlah kuantitas yang bisa diproduksi D’BestO perharinya ?
10. Apakah pada proses produksi produk D’BestO perusahaan sudah
menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan ?
11. Apakah produksi perharinya sudah bisa memenuhi permintaan ? dan
apakah sudah memiliki persediaan yang cukup ?
138
E. Penelitian dan Pengembangan
1. Apakah perusahaan D’BestO memiliki divisi penelitian dan
pengembangan ?
2. Jika ada, penelitian dan pengembangan apa yang telah dilakukan oleh
D’BestO ?
3. Inovasi apa saja yang telah dilakukan oleh perusahaan D’BestO ?
F. Sumber Daya Manusia
1. Bagaimana cara perekrutan karyawan D’BestO ? apakah ada kualifikasi
terhadap setiap bagian ?
2. Berapa jumlah seluruh pegawai yang dimiliki perusahaan D’BestO ?
seperti apa kualifikasi karyawan dan bagaimana detail penempatan posisi
karyawan D’BestO ?
3. Apakah ada pelatihan untuk karyawan baru ataupun pelatihan berkala
untuk karyawan lama ?
4. Apakah karyawan disetiap divisinya sudah memiliki keterampilan yang
memadai ?
139
4. Pola konsumsi masyarakat yang semakin cenderung memilih makanan
yang cepat saji dan praktis, apakah hal tersebut memberikan dampak
terhadap perusahaan D’BestO ?
5. Dominansi anak-anak dan remaja pada klasifikasi usia jumlah penduduk
Indonesia. Secara umum apakah peningkatan jumlah anak-anak dan
remaja mempengaruhi produk dari D’BestO ?
6. Apakah lokasi kantor pusat, gudang pusat dan proses produksi berdekatan
dengan rumah penduduk ? jika ya apakah penduduk sekitar setuju atau
merasa terganggu dengan ada kantor pusat, gudang pusat dan proses
produksi perusahaan D’BestO ?
7. Bagaimana hubungan masyarakat sekitar terhadap perusahaan D’BestO ?
8. Apa perusahaan D’BestO punya kegiatan social bagi lingkungan sekitar ?
jika ya, apa kegiatan social yang pernah dilakukan perusahaan D’BestO ?
C. Politik, Pemerintah dan Hukum
1. Selama perusahaan D’BestO berdiri apakah ada bantuan atau program
yang diberikan pemerintah ?
2. Jika ada bantuan atau program apa saja yang diberikan terhadap
perusahaan D’BestO ?
3. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dalam UU No.
18 Tahun 2012 pasal 91 bahwa dalam pendirian industry pangan olahan
wajib memenuhi persyaratan sanitasi dengan cara menerapkan pedoman
cara produksi pangan siap saji baik memperhatikan aspek keamanan
pangan. Dalam hal ini juga berhubungan dengan kelengkapan perusahaan
dalam memenuhi standar HACCP dan ISO. Apakah perusahaan sudah
memiliki sertifikat HACCP dan ISO ?
D. Teknologi
1. Bagaimana perkembagan IPTEK pada usaha frenchise fast food saat ini
teknologi apa saja yang dapat membantu usaha frenchise fast food ?
2. Apakah teknologi tersebut dapat membantu keberlangsungan usaha
frenchisee fast food ?
3. Jika ya apa pengaruhnya terhadap perusahaan D’BestO ?
4. Apakah teknologi yang ada sudah dimanfaatkan dengan baik oleh
perusahaan bagi keberlangsungan kegiatan perusahaan D’BestO ?
5. Apakah perusahaan mempunyai system terhubung yang menggunakan
teknologi dan sudah dimanfaatkan untuk perusahaan ?
E. Aspek kompetitif
1. Melihat banyaknya pesaing produsen makanan cepat saji fried chicken,
apakah ada perusahaan sejenis yang dianggap menjadi pesaing perusahaan
D’BestO ?
2. Jika ya, apakah perusahaan pesaing tersebut menjadi pesaing utama
perusahaan D’BestO ? dan apa pengaruhnya terhadap kelangsungan usaha
perusahaan D’BestO ?
140
3. Apakah perusahaan selalu update mengenai informasi terhadap adanya
perusahaan pesaing yang sejenis ?
4. Apakah harga yang diberikan oleh perusahaan sejenis mempengaruhi
penjualan produk D’BestO ?
5. Apakah adanya pengembangan produk selain fried chicken (ayam
bakar,bakso, sosis, dll) berpengaruh terhadap usaha perusahaan D’BestO ?
6. Pengaruh apa yang diberikan dari adanya pengembangan produk subsitusi
tersebut bagi usaha perusahaan D’BestO ?
141
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Perdivisi
Nama Responden :
Jabatan/Profesi :
142
Nama Responden :
Jabatan/Profesi :
Divisi HRD
1. Apa jobdesk untuk divisi HRD di perusahaan D’BestO ?
2. Berapa jumlah karyawan perusahaan D’BestO ? seperti apa klasifikasi
karyawan dan bagaimana detail penempatan posisi karyawan D’BestO ?
3. Bagaimana cara perekrutan karyawan ?
4. Apakah ada pelatihan untuk karyawan ?
5. Apakah karyawan sudah memiliki keterampilan yang memadai ?
6. Apakah perusahaan menerapkan konsep-konsep manajemen strategis ?
7. Apakah tujuan dan maksud perusahaan terkomunikasikan dengan baik ?
8. apakah struktur organisasi perusahaan sudah sesuai ?
9. apakah perusahaan menerapkan fungsi manajemen (planning, controlling,
actuating and organizing) dengan baik ?
10. apakah perusahaan sudah memiliki uraian tugas dan spesifikasi pekerjaan
yang jelas ? (jobdesk)
11. apa saja pemanfaatan internet/teknologi yang dimanfaatkan oleh perusahaan ?
12. apa kegiatan social yang pernah dilakukan perusahaan ?
13. berapa jumlah karyawan yang berada di divisi HRD ?
143
Nama Responden :
Profesi/Jabatan :
Divisi Logistik
1. apa jobdesk bagi divisi logistic D’BestO ?
2. berapa jumlah pemasok yang dimiliki perusahaan ? apa saja barang-barang
yang melalui pemasok dan siapa saja pemasok yang dimiliki perusahaan ?
3. apa saja kendala yang pernah dialami perusahaan dengan pemasok ?
4. bagaimana daya tawar yang dilakukan pemasok ? apakah terjadi fluktuatif
harga bahan baku / bahan pendukung dari pemasok atau sudah ditetapkan
dalam kesepakatan ?
5. apakah semua pemasok yang terkait perusahaan sudah memiliki kesepakatan
khusus ? jika perusahaan sudah memiliki kesepakatan khusus apakah bisa atau
bahkan sering terjadi perubahan dalam kesepakatan yang sudah ditentukan ?
6. berapa jumlah karyawan yang berada di bawah divisi Logistik ?
144
Nama Responden :
Jabatan/Profesi :
Divisi Keuangan
1. apa jobdesk untuk divisi keuangan di perusahaan D’BestO ?
2. apakah perusahaan sudah melakukan manajemen keuangan dengan baik ?
prosesnya masih manual apa sudah menggunakan system yang teintegrasi ?
3. berapa presentase tingkat penjualan perusahaan ?
4. dalam sebulan, berapa omset yang sudah bisa dicapai oleh perusahaan ?
5. berapa jumlah karyawan yang berada di divisi keuangan ?
145
Lampiran 3. Hasil Penentuan Faktor-Faktor Strategis
146
FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
Ekonomi
1. Daya beli masyarakat
Sosial Budaya
1. Kesadaran masyarakat akan produk halal
Politik/kebijakan
1. Belum adanya Sertifikat HACCP dan ISO
Teknologi
1. Sistem terintegrasi DOS (D’BestO Online System)
Lingkungan Kompetitif
1. Harga jual produk perusahaan sejenis
2. Berkembangnya produsen frenchisee fast food fried chicken
3. Banyaknya produk subsitusi
4. Harga bahan baku ayam yang fluktuatif
5. Sudah memiliki pemasok tetap
6. Permintaan masyarakat cenderung meningkat
7. Kuantitas bahan baku kurang mencukupi
147
Lampiran 4. Kuesioner Penentuan Faktor Strategis Internal dan Eksternal
148
eksternal : beri tanda (√) pada ruang peluang atau ancaman perusahaan sesuai
dengan pilihan atau jawaban responden.
4. Responden dapat menambahkan maupun mengurangi factor-faktor internal
maupun eksternal yang terdapat dalam kuesioner.
149
E Tenaga kerja proses √ Tenaga kerja proses produksi
produksi yang memadai sudah sangat cukup sehingga
bisa maksimal dalam
pemenuhan kuota yang
diinginkan. Dari segi jumlah
pekerja sudah memadai dan
menjadi jumlah paling banyak
sesudah bagian sales,
kemudian dari perusahaan
menyediakan fasilitas berupa
kontrakan atau mess bagi para
pekerja produksi secara
Cuma-Cuma sehingga untuk
mendapatkan pekerja di
bagian produksi tidak
mengalami kesulitan.
F Kualitas Produk D’BestO √ Produk D’BestO dianggap
sangat disukai masyarakat
menengah, dari kalangan
anak-anak, remaja dan orang
tua. tagline “Jagonya Rasa”
menjadi hal yang sudah
dianggap positif jika dilihat
dari minat masyarakat
terhadap produk D’BestO dan
bumbu yang memadukan
antara racikan masakan
padang dan masakan jawa.
Kemudian dari segi kualitas
selalu melakukan
pengontrolan pada setiap
prosesnya dari mulai bahan
baku datang dari pemasok
sampai kemudian siap untuk
tahapan akhir.
G Kurangnya Kapasitas √ Untuk kapasistas produksi
penyimpanan bahan baku yang ada di dalam perusahaan
masih terbatas karena
beberapa hal diantaranya
lahan, namun pihak
perusahaan sudah
mengantisipasi dengan cara
150
menyiapkan stok dan
menyimpannya di supplier-
suplier yang dimiliki
perusahaan sehingga sudah
memenuhi cadangan stok
berlapis.
H Fasilitas distribusi √ Fasilitas distribusi yang
dimiliki perusahaan D’BestO
masih kurang karena masih
menyatukan antara barang
basah dan barang kering pada
pengiriman barang ke setiap
mini resto D’BestO. Namun,
dari segi armada untuk
pengiriman masih tercukupi.
I Lahan tempat proses √ Lahan tempat proses produksi
produksi sebesar 200 m2 masih
dianggap kurang bagi
perusahaan, karena tidak
cukup untuk menampung
kuota produksi sehingga
dilakukan penyimpanan di
supplier-supplier yang
dimiliki perusahaan,
kemudian tidak ada sirkulasi
perputaran penerimaan dan
pengeluaran barang, belum
jelas antara vivo dan liponya.
J Inovasi produk D’BestO √ Inovasi yang dilakukan oleh
D’BestO selalu direncanakan
setiap tahunnya, bagian RnD
selalu mencari pengembangan
apa lagi yang akan dilakukan
oleh perusahaan. Kemudian
untuk produk D’BestO setiap
tahunnya selalu mengeluarkan
produk baru .
151
B. Faktor Strategis Eksternal
No Faktor-Faktor Strategis O T Alasan
Eksternal
A Daya beli masyarakat. √ Dilihat dari zaman sekarang
ini sudah semakin banyak
ibu-ibu yang tugasnya
memasak dirumah tapi justru
malah membantu tulang
punggung keluarga dan ikut
bekerja diluar rumah menjadi
wanita karier yang membuat
mereka mencari yang praktis
untuk dikonsumsi bagi
dirinya dan keluarganya,
sudah tidak lagi
memusingkan hal masak-
memasakn karena sudah
banyak pilihan yang lebih
praktis. Itu yang membuat
pengeluaran makanan bagi
keluarga semakin membesar.
Ini dilihat sebagai peluang
dan juga solusi untuk warga
yang mencari simple, praktis
dan halal.
B Belum adanya Sertifikat √ HACCP dan ISO menjadi
HACCP dan ISO target perusahaan yang ingin
dicapai kedepannya, terutama
melihat kondisi perusahaan
yang sudah masuk kedalam
kategori perseroan, sehingga
membuat perusahaan
152
menerapkan segala
systemnya lebih baik lagi dari
berbagai aspek.
C Sistem Integrasi DOS √ Perkembangan teknologi
(D’BestO Online System) informasi dan komunikasi
menjadi sebuah peluang yang
sangat besar bagi perusahaan,
mengingat dari segi promosi
perusahaan pun
menggunakan salah satu hasil
dari perkembangan informasi
dan komunikasi yaitu media
social seperi facebook, web
dan twitter yang diharapkan
kedepannya memberikan
peluang semakin luasnya
masyarakat yang mengetahui
produk D’BestO. Kemudian
dari segi teknologi juga
perusahaan memanfaatkan
dengan cara menggunakan
alat-alat mesin untuk
membantu efisiensi kegiatan
produksi
D Berkembangnya produsen √ Munculnya perusahaan
fast food fried chicken sejenis diakui perusahaan
semakin banyak, namun
perusahaan melihat ini tetap
sebagai peluang karena
respon di masyarakat bahwa
olahan ayam masih menjadi
makanan yang digemari
masyarakat luas.
E Banyaknya produk subsitusi √ Ayam memiliki banyak
penggemar di masyarakat,
sehingga olahan ayam ini
banyak diciptakan oleh
produsen-produsen makanan
sehingga, semakin
memperkuat konsumsi
masyarakat terhadap olahan
ayam. Tapi olahan fried
153
chicken masih banyak sekali
digemari oleh kalangan anak-
anak dan remaja, tak jarang
orang tua ikut juga
mengkonsumsi makanan
tersebut.
F Harga bahan baku ayam √ Setiap hari untuk harga bahan
yang fluktuatif baku utama yaitu ayam selalu
mengalami naik turun harga
yang tidak stabil, membuat
perhitungan HPP sering
mengalami perubahan.
Namun, perusahaan masih
mensiasati dengan cara ada
beberapa supplier yang
melakukan system kontrak
dengan perusahaan sehingga
harga yang berlaku
merupakan harga yang tidak
berubah dalam kurun waktu
yang sudah ditentukan.
G Sudah memiliki pemasok √ Produk unggulan D’BestO
tetap berupa olahan ayam
membuat ayam menjadi
bahan baku yang paling
diperhatikan bagi
perusahaan. Perusahaan
sudah mempunyai kontrak
dengan RPA yang sekaligus
menjadi supplier perusahaan
sehingga tidak mengalami
masalah untuk kontinuitas
bahan baku
H Permintaan masyarakat √ Perusahaan selalu melakukan
fluktuatif terhadap produk peninjauan untuk hasil
penjualan perusahaan dalam
setiap tahunnya, untuk
permintaan sampai saat ini
masih terpola dan masih
sesuai dengan peramalan
perusahaan sehingga sudah
terlebih dahulu melakukan
154
perencanaan penanggulangan
saat periode permintaan
turun. Biasanya penurunan
terjadi sesudah idul fitri, idul
adha dan tahun ajaran baru
I Harga jual produk perusahan √ Harga yang D’BestO
sejenis tawarkan masih tejangkau
dengan ukuran berat ayam
kemudian dari kualitas dan
rasa yang diberikan.
Perusahaan optimis masih
memberikan harga yang
dapat dipenuhi masyarakat
mengah. Kemudian sampai
saat ini D’BestO belum
mengenakan ppn meskipun
perusahaan sudah terkena
pajak perusahaan itu juga
usaha perusahaan untuk tetap
menjaga harga jual. Jika
dibandingkan dengan
produsen lain, perusahaan
masih optimis dengan rasa
yang diberikan msyarakat
akan tetap membeli dengan
harga yang ditawarkan.
Terbukti dengan penjualan
yang tidak melonjak akibat
harga yang ditawarkan
produk sejenis.
J Kuantitas bahan baku kurang √ Bahan baku yang dikirimkan
mencukupi dari pemasok untuk produk
unggulan yaitu ayam masih
sering terjadi pengembalian
barang yang tidak sesuai
dengan kriteria bahan baku
yang ditetapkan, dalam
pengiriman rata-rata yang
diterima hanya sebesar 70%.
K Kesadaran masyarakat akan √ Indonesia merupakan salah
produk halal. satu Negara yang warga
muslimnya terbanyak, dalam
155
ajaran agama islam
diharuskan untuk
mengonsumsi makanan yang
halal, dan produk kami
merupakan produk yang halal
dan sudah bersertifikat
sehingga dengan banyaknya
jumlah penduduk beragama
islam ini perusahaan
menganggap sebagai peluang
besar agar konsumen tidak
perlu ragu lagi dari segi
kehalalan produk D’BestO.
156
KUESIONER PUTARAN PERTAMA
Strategi Pengembangan Bisnis PT Setyanda Duta Makmur D’BestO
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Dalam rangka penelitian skripsi
Oleh :
Annisa Eka Puspa
1112092000009
157
eksternal : beri tanda (√) pada ruang peluang atau ancaman perusahaan sesuai
dengan pilihan atau jawaban responden.
8. Responden dapat menambahkan maupun mengurangi factor-faktor internal
maupun eksternal yang terdapat dalam kuesioner.
158
D System pembukuan √ System pembukuan keuangan
keuangan masih manual sehingga masih
dianggap sebagai suatu
kelemahan perusahaan.
Meskipun perusahaan sudah
menerapkan D’BestO Online
System (DOS) tetapi
penggunaannya belum
dilakukan secara maksimal
dan transparan. Terkadang
terjadi kecolongan-
kecolongan pada keuangan.
E Tenaga kerja proses √ Tenaga kerja produksi sudah
produksi yang memadai menjadi kekuatan perusahaan
karena dari segi jumlah sudah
sangat cukup untuk meng-
cover jumlah produksi yang
dibutuhkan perusahaan.
F Kualitas produk D’BestO √ Dalam menjaga kualitas
produk selalu diadakan
pengontrolan kembali
sebelum masuk gudang
ataupun di olah, tidak jarang
barang dikembalikan kepada
supplier karena tidak
memenuhi kriteria D’BestO.
Kemudian dari segi variasi
sudah memiliki banyak menu
pilihan dan cukup lengkap
bagi usaha dikelasnya.
G Kurangnya Kapasitas √ Kapasitas produksi secara
penyimpanan bahan baku lahan masih belum memadai
sehingga berpengaruh
terhadap pemenuhan
produksi yang belum
maksimal karena
keterbatasan lahan yang
dimilik perusahaan, sehingga
masih dikategorikan
kelemahan perusahaan,
H Fasilitas distribusi √ Fasilitas distribusi sudah
menjadi kekuatan, ditinjau
159
dari armada yang dimiliki
perusahaan sudah cukup
untuk melayani seluruh
stokes-stokis kemudian
dilanjutkan ke mini resto.
Bagi armada selalu menjadi
hal yang diperhatikan dari
perusahaan.
I Lahan tempat proses √ Lahan produksi masih kurang
produksi karena dengan luas yang
kurang lebih 200m2 masih
belum cukup untuk
memenuhi permintaan
perharinya.
J Inovasi produk D’BestO √ Inovasi produk berkala masih
dianggap sebagai kelemahan
karena pada perencanaannya
belum direncanakan secara
maksimal.
160
sibuk dan mencari makanan
yang cepat saji dan praktis.
B Belum adanya Sertifikat √ Belum diterapkan HACCP
HACCP dan ISO dan ISO di perusahaan. Masih
dalam masa percobaan
namun dari beberapa aspek
belum dapat memenuhi
kriteria.
C Sistem terintegrasi DOS √ Perkambangan teknologi
(D’BestO Online System) informasi komunikasi
menjadi ancaman karena
belum memanfaatkan secara
maksimal, dari segi
administrasi, keuangan dan
distribusi.
D Berkembangnya produsen √ Masuknya pendatang baru
fast food fried chicken dilihat sebagai peluang
karena akan berdampak pada
semakin dikenalnya makanan
cepat saji oleh masyarakat,
kemudian melihat juga dari
sisi keloyalan konsumen.
D’BestO optimis soal rasa
yang diberikan. Mungkin
konsumen akan mencoba
produk baru dari luar tapi
D’BestO percaya konsumen
akan membandingkan dan
akan balik lagi ke D’BestO,
sehingga secara dalam waktu
dekat akan menjadi ancaman
tapi dalam waktu panjang
akan menjadi peluang.
E Banyaknya produk subsitusi √ Adanya produk subsitusi
menjadi peluang bagi
perusahaan karena
memberikan dampak kepada
masyarakat pembiasaan
mengkonsumsi ayam sebagai
makanan sehari-hari dan
semakin digemari oleh
masyarakat.
161
F Harga bahan baku ayam √ Perusahaan belum bisa
yang fluktuatif mempresiksi harga pokok
bahan baku seperti ayam
yang sangat diperhitungkan
oleh perusahaan dalam
pemenuhannya, sedangkan
hamper setiap hari terjadi
perubahan sehingga sering
dilakukan peninjauan
kembali bagi penentuan HPP
yang digunakan.
G Sudah memiliki pemasok √ Kontinuitas bahan baku dari
tetap pemasok menjadi peluang
dikarenakan kerjasama
dengan para supplier selalu
berjalan, sehingga D’BestO
sudah punya pemasok tetap
yang memasok ayam karkas
setiap harinya
H Permintaan masyarakat √ permintaan masyarakat selalu
fluktuatif terhadap produk naik turun terhadap D’BestO
apalagi pada masa-masa
periode tertentu seperti
masuknya ajaran baru dan
sesudal hari raya besar,
membuat penjualan menurun
sehingga dianggap sebagai
ancaman bagi perusahaan
I Harga jual produk √ Meskipun harga jual produk
perusahaan sejenis perusahaan selalu bersaing,
perusahaan juga masih
menggunakan harga yang
relatif terjangkau pada pangsa
pasar kita yaitu masyarakat
menengah.
J Kuantitas bahan baku kurang √ Masih sering terjadi
mencukupi penolakan bahan baku,
terutama pada ayam. Tidak
semua supplier ayam
menggunakan teknologi pada
prosesnya sehingga
terkadang memang secara
162
kuantitas mereka mampu
memenuhi tapi sering sekali
tidak semua kuantitas dapat
lulus secara kualitas, dari
100% pengiriman biasanya
hanya kisaran 70% - 80%
yang lulus standarisasi.
K Kesadaran masyarakat akan √ Produk D’BestO sudah
produk halal. mendapatkan sertifikat halal
dari MUI, sehingga dengan
banyaknya dan hampir
mayoritasnya penduduk
Indonesia yang beragama
islam, tidak perlu takut untuk
mengonsumsi produk
D’BestO sehingga
diharapkan D’BestO ini
menjadi pilihan konsumen
banyak, kami melihat sebagai
peluang yang besar.
163
KUESIONER PUTARAN PERTAMA
Strategi Pengembangan Bisnis PT Setyanda Duta Makmur D’BestO
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Dalam rangka penelitian skripsi
Oleh :
Annisa Eka Puspa
1112092000009
164
eksternal : beri tanda (√) pada ruang peluang atau ancaman perusahaan sesuai
dengan pilihan atau jawaban responden.
12. Responden dapat menambahkan maupun mengurangi factor-faktor internal
maupun eksternal yang terdapat dalam kuesioner.
165
sehingga poin ini menjadi
kekuatan bagi perusahaan.
C Kosongnya beberapa √ Sangat menjadi kelemahan
posisi top management dari segi struktur organisasi
perusahaan dikarenakan
stuktur penempatan posisi
yang belum jelas, banyak
posisi yang kosong terutama
pada manajer, padahal dalam
manajemen itu merupakan hal
penting. Namun, pada
kenyataannya saat ini
perusahaan masih melakukan
pembenahan pada system
struktur organisasi
perusahaan.
D System pembukuan √ Karena system pembukuan
keuangan keuangan belum sempurna.
Meskipun sudah teritegrasi
dengan system namun pada
kenyataannya masih banyak
laporan yang dibuat manual.
E Tenaga kerja proses √ Tenaga kerja proses produksi
produksi yang memadai masih menjadi kelemahan
karena dilihat dari segi tingkat
efisiensi dan kemampuan
setiap orang berbeda-beda.
Dapat dilihat juga dampaknya
pada hal sering tidak
terpenuhi stok yang
dibutuhkan untuk permintaan.
Dari jumlah permintaan
biasanya yang dapat dipenuhi
hanya 80%.
F kualitas produk D’BestO √ Saat ini perusahaan selalu
melakukan pengecekan dari
mulai bahan baku baru datang
kemudian diadakan
penyortiran, kemudian
peracikan bumbu yang teliti
sesuai takaran, sampai
pengepakan ayam karkas
166
yang sudah dipotong dan di
marinasi.
G Kurangnya Kapasitas √ Kapasitas penyimpanan
penyimpanan persediaan persediaan bahan baku yang
bahan baku dimiliki perusahaan masih
kurang, yang mengakibatkan
sering kali permintaan sadas
tidak terpenuhi karena
kekurangan tempat, bahkan
pernah kosong. Meskipun ada
campur tangan kekurangan
dari pemasok, tapi dari pihak
ketersediaan penyimpanan
perusahaan pun membuat
semakin memberikan dampak
pada persediaan yang tidak
tercukupi.
H Fasilitas distribusi √ Hampir setiap tahun
perusahaan selalu
menambahkan armada guna
kegiatan distribusi dari
gudang pusat menuju stokis,
kemudian stokis menuju ke
outlet.
I Lahan tempat proses √ Permintaan perhari mencapai
produksi dikisaran 8000 – 10.000 ekor
ayam perhari, tapi lahan yang
dimiliki oleh D’BestO sekitar
200m2 masih dianggap
kelemahan bagi perusahaan
karena masih kurang untuk
proses produksi. Dampaknya
pada pemenuhan permintaan
yang tidak dapat dipenuhi
secara sempurna.
J Inovasi produk D’BestO √ Setiap tahunnya perusahaan
selalu mengeluarkan produk
baru yang dapat dikonsumsi
konsumen D’BestO .
meskipun hitungan tahun,
namun produk baru yang
dikeluarkan penuh
167
pertimbangan dan keksuaian
dengan tujuan awal
berdirinya perusahaan
D’BestO yang
mengutamakan ayam sebagai
produk unggulan, sehingga
untuk produk baru yang
dikeluarkan harus selaras dan
cocok disandingakan dengan
produk utama. Produk baru
yang terhitung belum lama
dikeluarkan D’BestO salah
satunya Sayap Pedas
(SADAS) yang mendapat
respon baik dari konsumen.
168
keluarga. Kami melihat
sebagai peluang agar tidak
perlu repot dan kami bisa
menjadi pilihan bagi
konsumen.
B Belum adanya Sertifikat √ Perusahaan belum
HACCP dan ISO mempunyai setifkat HACCP
dan ISO sampai saat ini.
Masih banyak yang masih
perlu dibenahi dari internal
perusahaan, masih banyak
yang belum diterapkan dari
pihak perusahaan untuk
mendapatkan pengakuan
HACCP dan ISO.
C Sistem terintegasi DOS √ Teknologi informasi
(D’BestO Online System) komunikasi yang bisa
dimanfaatkan akan banyak,
namun pada kenyataannya
perusahaan belum
memaksimalkan itu semua
sehingga yang seharusnya
memberikan banyak dampak
positif bagi perusahaan,
misalnya dari segi marketing,
segi efisien proses produksi
namun terhambat dan
hasilnya belum maksimal
dikarenakan teknologi yang
belum terjamah oleh
perusahaan.
D Berkembangnya produsen √ Dengan banyaknya produsen
frenchisee fast food fried frenchisee fast food fried
chicken chicken, perusahaan masih
optimis dengan rasa yang
disajikan. Bahkan,
perusahaan melihat sebagai
sisi terujinya kualitas produk
D’BestO. Dengan semakin
banyaknya perusahaan
sejenis tetap membuat
penjualan perusahaan tidak
169
terlalu terganggu atau tidak
ada penurunan penjualan
yang drastic kecuali pada
musim-musim tertentu
E Banyaknya produk subistusi √ Semakin memperkenalkan
bahwa ayam merupakan
makanan yang banyak
dikonsumsi sekaligus
digemari oleh masyarakat.
F Harga bahan baku ayam √ Harga ayam ditentukan oleh
yang fluktuatif pasar, dan harga ayam
dipasaran sering mengalami
naik turun. Itu semua
mempengaruhi pada
penentuan harga HPP yang
sering berubah dikarenakan
harga ayam yang berubah
naik.
G Sudah memiliki pemasok √ Perusahaan sudah memiliki
tetap supplier yang sudah memiliki
kontrak dengan perusahaan
guna memenuhi permintaan
perharinya. Sehingga, tidak
ada masalah akibat
kekurangan pemasok
sehingga harus mencari-cari
kemana bahan baku ayam.
H Permintaan masyarakat √ Grafik pertumbuhan
fluktuatif terhadap produk penjualan setiap bulannya
memang mengalami
fluktuatif, namun tidak jarang
pada masa tertentu
mengalami pelonjakan naik
yang drastis. Perusahaan
memandang optimis terhadap
konsumen, karena dalam
pertumbuhannya tidak ada
ancaman yang berarti bagi
perusahaan.
I Harga jual produk √ Harga jual produk perusahaan
perusahaan sejenis sejenis pasti mengalami
persaingan dan itu tidak dapat
170
dipungkiri, namun
perusahaan masih optimis
dengan harga yang diberikan
lalu dilihat dari kualitas dan
rasa yang disuguhkan kepada
konsumen. Perusahaan sering
melakukan survey dan
hasilnya menunjukan banyak
konsumen yang loyal
terhadap D’BestO
J Kuantitas bahan baku kurang √ Sering sekali pemasok tidak
mencukupi memenuhi permintaan
pemesanan 100% dapat
dipenuhi, banyak barang yang
dikembalikan dari pihak
D’BestO karena tidak sesuai
dengan standar bahan baku
yang ditentukan, sehingga
berdampak pada pemenuhan
permintaan yang kurang.
K Kesadaran masyarakat akan √ Produk D’BestO ini memang
produk halal dibentuk untuk menjadi
produk yang halalan
tayyiban, sehingga tidak
hanya halal tetapi juga tayyib
yaitu baik. D’BestO ini
diperuntukkan untuk
siapapun tetapi melihat
penduduk Indonesia
mayoritas islam memang
sasaran kami seluruh
kalangan apalagi penduduk
beragama islam yang tidak
perlu lagi cemas karena
produk kami halal.
171
Lampiran 5. Hasil Penentuan Faktor Strategis Internal dan Eksternal Perusahaan
172
Factor-Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
173
Lampiran 6. Penentuan Tingkat (Rating) dan Bobot
Untuk mengukur pengaruh masing-masing variable dari factor internal dan eksternal
terhadap kondisi perusahaan dalam mengembangkan usahanya, digunakan skala 1, 2,
3 dan 4 yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini.
1. Factor strategis internal
a. Penilaian diberikan dengan cara menilai factor-faktor strategis yang
terdapat pada table dengan rata-rata industri atau pesaing utama
b. Penilaian :
1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil
2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama
No Faktor Internal 1 2 3 4
Kekuatan
A Lokasi outlet D’BestO yang strategis
B Tenaga kerja proses produksi yang
memadai
C Kualitas produk D’BestO
D Fasilitas Distribusi
E Inovasi Produk D’BestO
Kelemahan
F Promosi yang dilakukan
G Kosongnya beberapa posisi top
management
H System pembukuan keuangan
I Kurangnya Kapasitas penyimpanan
bahan baku
J Lahan tempat proses produksi
174
2. Faktor Strategis Eksternal
Untuk menentukan rating peluang dan ancaman dengan cara memberikan
peringkat 1 sampai 4, yaitu :
a. Penilaian faktor peluang dan ancaman :
1 = jika factor dinilai sangat lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
2 = jika factor dinilai lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
3 = jika factor dinilai kuat pengaruhnya bagi perusahaan
4 = jika factor dinilai sangat kuat pengaruhnya bagi perusahaan
No Factor Eksternal
Peluang 1 2 3 4
A Daya beli masyarakat
B Harga jual produk perusahaan sejenis
C Berkembangnya produsen fast food fried
chicken
D Banyaknya produk olahan ayam
E Sudah memiliki pemasok tetap
F Permintaan masyarakat fluktuatif
terhadap produk
G System terintegrasi DOS (D’BestO
Online System)
H Kesadaran masyarakat akan produk
halal
Ancaman 1 2 3 4
I Belum adanya Sertifikat HACCP dan
ISO
J Harga bahan baku ayam yang fluktuatif
K Kuantitas bahan baku kurang
mencukupi
175
PENENTUAN TINGKAT (RATING) FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
DAN EKSTERNAL
Nama Responden : Bapak Hendro
Jabatan : Manager Marketing
Tujuan :
Untuk mengukur pengaruh masing-masing variable dari factor internal dan eksternal
terhadap kondisi perusahaan dalam mengembangkan usahanya, digunakan skala 1, 2,
3 dan 4 yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini.
3. Factor strategis internal
c. Penilaian diberikan dengan cara menilai factor-faktor strategis yang
terdapat pada table dengan rata-rata industri atau pesaing utama
d. Penilaian :
1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil
2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama
No Faktor Internal 1 2 3 4
Kekuatan
A Lokasi outlet D’BestO yang strategis √
B Tenaga kerja proses produksi yang √
memadai
C Kualitas produk D’BestO √
D Fasilitas Distribusi √
E Inovasi Produk D’BestO √
Kelemahan
F Promosi yang dilakukan √
G Kosongnya beberapa posisi top √
management
H System pembukuan keuangan √
I Kurangnya Kapasitas penyimpanan √
bahan baku
J Lahan tempat proses produksi √
176
4. Faktor Strategis Eksternal
Untuk menentukan rating peluang dan ancaman dengan cara memberikan
peringkat 1 sampai 4, yaitu :
b. Penilaian faktor peluang dan ancaman :
1 = jika factor dinilai sangat lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
2 = jika factor dinilai lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
3 = jika factor dinilai kuat pengaruhnya bagi perusahaan
4 = jika factor dinilai sangat kuat pengaruhnya bagi perusahaan
No Factor Eksternal
Peluang 1 2 3 4
A Daya beli masyarakat √
B Harga jual produk perusahaan sejenis √
C Berkembangnya produsen fast food fried √
chicken
D Banyaknya produk subsitusi √
E Sudah memiliki pemasok tetap √
F Permintaan masyarakat fluktuatif √
terhadap produk
G System terintegrasi DOS (D’BestO √
Online System)
H Kesadaran masyarakat akan produk √
halal
Ancaman 1 2 3 4
I Belum adanya Sertifikat HACCP dan √
ISO
J Harga bahan baku ayam yang fluktuatif √
K Kuantitas bahan baku kurang √
mencukupi
177
PENENTUAN TINGKAT (RATING) FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
DAN EKSTERNAL
Nama Responden : Bapak Endi
Jabatan : AMGR HRD
Tujuan :
Untuk mengukur pengaruh masing-masing variable dari factor internal dan eksternal
terhadap kondisi perusahaan dalam mengembangkan usahanya, digunakan skala 1, 2,
3 dan 4 yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini.
5. Factor strategis internal
e. Penilaian diberikan dengan cara menilai factor-faktor strategis yang
terdapat pada table dengan rata-rata industri atau pesaing utama
f. Penilaian :
1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil
2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama
No Faktor Internal 1 2 3 4
Kekuatan
A Lokasi outlet D’BestO yang strategis √
B Tenaga kerja proses produksi yang √
memadai
C Kualitas produk D’BestO √
D Fasilitas Distribusi √
E Inovasi Produk D’BestO √
Kelemahan
F Promosi yang dilakukan √
G Kosongnya beberapa posisi top √
management
H System pembukuan keuangan √
I Kurangnya Kapasitas penyimpanan √
bahan baku
J Lahan tempat proses produksi √
178
6. Faktor Strategis Eksternal
Untuk menentukan rating peluang dan ancaman dengan cara memberikan
peringkat 1 sampai 4, yaitu :
c. Penilaian faktor peluang dan ancaman :
1 = jika factor dinilai sangat lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
2 = jika factor dinilai lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
3 = jika factor dinilai kuat pengaruhnya bagi perusahaan
4 = jika factor dinilai sangat kuat pengaruhnya bagi perusahaan
No Factor Eksternal
Peluang 1 2 3 4
A Daya beli masyarakat √
B Harga jual produk perusahaan sejenis √
C Berkembangnya produsen fast food fried √
chicken
D Banyaknya produk subsitusi √
E Sudah memiliki pemasok tetap √
F Permintaan masyarakat fluktuatif √
terhadap produk
G System terintegrasi DOS (D’BestO √
Online System)
H Kesadaran masyarakat akan produk √
halal
Ancaman 1 2 3 4
I Belum adanya Sertifikat HACCP dan √
ISO
J Harga bahan baku ayam yang fluktuatif √
K Kuantitas bahan baku kurang √
mencukupi
179
PENENTUAN TINGKAT (RATING) FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
DAN EKSTERNAL
Nama Responden : Bapak Nuryanto
Jabatan : AMGR Logistik
Tujuan :
Untuk mengukur pengaruh masing-masing variable dari factor internal dan eksternal
terhadap kondisi perusahaan dalam mengembangkan usahanya, digunakan skala 1, 2,
3 dan 4 yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini.
7. Factor strategis internal
g. Penilaian diberikan dengan cara menilai factor-faktor strategis yang
terdapat pada table dengan rata-rata industri atau pesaing utama
h. Penilaian :
1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil
2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama
No Faktor Internal 1 2 3 4
Kekuatan
A Lokasi outlet D’BestO yang strategis √
B Tenaga kerja proses produksi yang √
memadai
C Kualitas produk D’BestO √
D Fasilitas Distribusi √
E Inovasi Produk D’BestO √
Kelemahan
F Promosi yang dilakukan √
G Kosongnya beberapa posisi top √
management
H System pembukuan keuangan √
I Kurangnya Kapasitas penyimpanan √
bahan baku
J Lahan tempat proses produksi √
180
8. Faktor Strategis Eksternal
Untuk menentukan rating peluang dan ancaman dengan cara memberikan
peringkat 1 sampai 4, yaitu :
d. Penilaian faktor peluang dan ancaman :
1 = jika factor dinilai sangat lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
2 = jika factor dinilai lemah penting pengaruhnya bagi perusahaan
3 = jika factor dinilai kuat pengaruhnya bagi perusahaan
4 = jika factor dinilai sangat kuat pengaruhnya bagi perusahaan
No Factor Eksternal
Peluang 1 2 3 4
A Daya beli masyarakat √
B Harga jual produk perusahaan sejenis √
C Berkembangnya produsen fast food fried √
chicken
D Banyaknya produk subsitusi √
E Sudah memiliki pemasok tetap √
F Permintaan masyarakat fluktuatif √
terhadap produk
G System terintegrasi DOS (D’BestO √
Online System)
H Kesadaran masyarakat akan produk √
halal
Ancaman 1 2 3 4
I Belum adanya Sertifikat HACCP dan √
ISO
J Harga bahan baku ayam yang fluktuatif √
K Kuantitas bahan baku kurang √
mencukupi
181
Kuisioner Penentuan Bobot
Strategi Bersaing D’BestO PT Setyanda Duta Makmur
Nama responden :
Jabatan/ Profesi :
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal dan eksternal dalam
mengembangkan usaha berdasarkan poling pendapat dari para responden melalui kuiosioner putaran pertama. Tingkat kepentingan
yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot-bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk melihat seberapa besar faktor-faktor
tersebut menentukan tingkat keberhasilan untuk strategi bersaing D’BestO di PT Setyanda Duta Makmur
Pentunjuk Umum :
1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari
inkonsistensi jawaban.
4. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan rangkuman dari jawaban responden pada
poling putaran pertama
182
Petunjuk khusus :
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan
memberikan nilai 1,2 atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara sebagai berikut :
183
Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor-faktor strategis internal A B C D E F G H I J
A Promosi yang dilakukan
B Lokasi outlet D’BestO yang
strategis
C Kosongnya beberapa posisi top
management
D Sistem pembukuan keuangan
E Tenaga kerja proses produksi yang
memadai
F Kualitas produk D’BestO
G Kurangnya Kapasitas
penyimpanan bahan baku
H Fasilitas distribusi
I Lahan tempat proses produksi
J Inovasi produk D’BestO
184
Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor-faktor strategis Eksternal A B C D E F G H I J K
A Daya beli masyarakat
B Belum adanya Sertifikat HACCP & ISO
C System terintegrasi DOS (D’BestO Online
System)
D Harga jual produk perusahaan sejenis
E Berkembangnya produsen fast food fried
chicken
F Banyaknya produk subsitusi
G Harga bahan baku ayam yang fluktuatif
H Sudah memiliki pemasok tetap
I Permintaan masyakarat fluktuatif terhadap
produk
J Kuantitas bahan baku kurang mencukupi
K Kesadaran masyarakat akan produk halal
185
Kuisioner Putaran Kedua
Strategi Bersaing D’BestO PT Setyanda Duta Makmur
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal dan eksternal dalam
mengembangkan usaha berdasarkan poling pendapat dari para responden melalui kuiosioner putaran pertama. Tingkat kepentingan
yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot-bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk melihat seberapa besar faktor-faktor
tersebut menentukan tingkat keberhasilan untuk strategi bersaing D’BestO di PT Setyanda Duta Makmur
Pentunjuk Umum :
5. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
6. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
7. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari
inkonsistensi jawaban.
8. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan rangkuman dari jawaban responden pada
poling putaran pertama
186
Petunjuk khusus :
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan
memberikan nilai 1,2 atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara sebagai berikut :
187
Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor-faktor strategis internal A B C D E F G H I J K L
A Promosi yang dilakukan 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2
B Lokasi outlet D’BestO yang 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2
strategis
C Kosongnya posisi beberapa top 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2
management
D Sistem pembukuan keuangan 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1
E Tenaga kerja proses produksi yang 1 1 1 1 3 1 1 2 2 3 1
memadai
F Kualitas produk D’BestO 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2
G Kurangnya Kapasitas 2 2 1 1 2 2 3 1 3 3 1
penyimpanan bahan baku
H Fasilitas distribusi 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 1
I Lahan tempat proses produksi 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
J Inovasi produk D’BestO 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3
188
Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor-faktor strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L
B Daya beli masyarakat 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 2
C Belum adanya Sertifikat HACCP & ISO 3 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2
D System terintegrasi DOS (D’BestO Online 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1
System)
E Harga jual produk perusahaan sejenis 2 2 1 2 3 3 2 1 1 1 1
F Berkembangnya produsen fast food fried 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1
chicken
G Banyaknya produk subsitusi 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
H Harga bahan baku ayam yang fluktuatif 2 2 2 2 3 2 3 1 2 1 1
I Sudah memiliki pemasok tetap 2 1 2 2 3 3 3 2 2 1 2
J Permintaan masyarakat fluktuatif terhadap 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2
produk
K Kuantitas bahan baku kurang mencukupi 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2
L Kesadaran masyarakat akan produk halal 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2
189
Kuisioner Putaran Kedua
Strategi Bersaing D’BestO PT Setyanda Duta Makmur
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal dan eksternal dalam
mengembangkan usaha berdasarkan poling pendapat dari para responden melalui kuiosioner putaran pertama. Tingkat kepentingan
yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot-bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk melihat seberapa besar faktor-faktor
tersebut menentukan tingkat keberhasilan untuk strategi bersaing D’BestO di PT Setyanda Duta Makmur
Pentunjuk Umum :
9. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
10. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
11. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari
inkonsistensi jawaban.
12. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan rangkuman dari jawaban responden pada
poling putaran pertama
190
Petunjuk khusus :
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan
memberikan nilai 1,2 atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara sebagai berikut :
191
Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor-faktor strategis internal A B C D E F G H I J K L
A Promosi yang dilakukan 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
B Lokasi outlet D’BestO yang 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
strategis
C Kosongnya beberapa posisi top 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
management
D Sistem pembukuan keuangan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
E Tenaga kerja proses produksi yang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
memadai
F Kualitas produk D’BestO 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
G Kurangnya Kapasitas 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
penyimpanan bahan baku
H Fasilitas distribusi 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
I Lahan tempat proses produksi 1 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2
J Inovasi produk D’BestO 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 1
192
Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor-faktor strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L
A Daya beli masyarakat 3 3 3 1 2 2 2 2 2 1 3
B Belum adanya Sertifikat HACCP & ISO 3 1 3 1 2 2 2 2 2 2 1
C System terintegrasi DOS (D’BestO Online 3 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1
System)
D Harga jual produk perusahaan sejenis 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
E Berkembangnya produsen fast food fried 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
chicken
F Banyaknya produk subsitusi 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
G Harga bahan baku ayam yang fluktuatif 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
H Sudah memiliki pemasok tetap 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I Permintaan masyarakat fluktiatof terhadap 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
produk
J Kuantitas bahan baku kurang mencukupi 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
K Kesadaran masyarakat akan produk halal 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 3
193
Kuisioner Putaran Kedua
Strategi Bersaing D’BestO PT Setyanda Duta Makmur
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal dan eksternal dalam
mengembangkan usaha berdasarkan poling pendapat dari para responden melalui kuiosioner putaran pertama. Tingkat kepentingan
yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot-bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk melihat seberapa besar faktor-faktor
tersebut menentukan tingkat keberhasilan untuk strategi bersaing D’BestO di PT Setyanda Duta Makmur
Pentunjuk Umum :
13. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
14. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
15. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari
inkonsistensi jawaban.
16. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan rangkuman dari jawaban responden pada
poling putaran pertama
194
Petunjuk khusus :
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan
memberikan nilai 1,2 atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara sebagai berikut :
195
Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor-faktor strategis internal A B C D E F G H I J K L
A Promosi yang dilakukan 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2
B Lokasi outlet D’BestO yang 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1
strategis
C Kosongnya beberapa posisi top 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2
management
D Sistem pembukuan keuangan 2 3 3 2 1 2 1 3 3 3 2
E Tenaga kerja proses produksi yang 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2
memadai
F Kualitas produk D’BestO 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2
G Kurangnya Kapasitas 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1
penyimpanan bahan baku
H Fasilitas distribusi 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1
I Lahan tempat proses produksi 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1
J Inovasi produk D’BestO 2 3 2 1 1 3 1 3 2 3 1
196
Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor-faktor strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L
B Daya beli masyarakat 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1
C Belum adanya Sertifikat HACCP & ISO 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
D System terintegrasi DOS (D’BestO Online 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1
System)
E Harga jual produk perusahaan sejenis 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1
F Berkembangnya produsen fast food fried 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1
chicken
G Banyaknya produk subsitusi 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1
H Harga bahan baku ayam yang fluktuatif 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1
I Sudah memiliki pemasok tetap 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1
J Permintaan masyarakat fluktuatif terhadap 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1
produk
K Kuantitas bahan baku kurang mencukupi 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1
L Kesadaran masyarakat akan produk halal 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
197
Lampiran 7. Kuesioner Penentuan Strategi QSPM
Nama Responden :
Jabatan/Profesi :
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para narasumber tentang tingkat daya Tarik fakor-faktor
kunci terhadap alternatif-alternatif mana yang terbaik dan menjadi prioritas dalam
pelaksanaannya.
Petunjuk Penilaian :
1. Pemberian nilai pada faktor-faktor kunci dengan mengajukan pertanyaan
terlebih dahulu “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan dalam
pelaksanaannya (strategi 1,2,3,dst) ? dan seberapa besar pengaruhnya ?”
2. Alternatif penilaian :
1 = tidak menarik 3 = cukup menarik
2 = agak menarik 4 = sangat menarik
3. Alternatif strategi pilihan yang akan diberikan penilaian :
Strategi 1 : membuat pengembangan dan inovasi produk secara berkala
Strategi 2 : mempertahankan tingkat harga bersaing dan pelayanan kepada
konsumen
198
Promosi yang dilakukan
Kosongnya beberapa posisi top
management
Sistem pembukuan keuangan
Kurangnya kapasitas
penyimpanan bahan baku
Lahan tempat proses produksi
Peluang
Daya beli masyarakat
Harga jual produk perusahaan
sejenis
Berkembangnya produsen fast
food fried chickeno
Banyaknya produk subsitusi
Sudah memiliki pemasok tetap
Permintaan masyarakat
fluktuatif terhadap produk
Sistem terintegrasi DOS
(D’BestO Online System)
Kesadaran masyarakat akan
produk halal
Ancaman
Belum adanya sertifikat
HACCP dan ISO
Harga bahan baku ayam yang
fluktuatif
Kuantitas bahan baku kurang
mencukupi
199
Hasil Penilaian Daya Tarik Strategi
Faktor-faktor Strategi 1 Rataan Strategi 2 Rataan
Utama AS 1 AS 1 AS 2 AS 2
P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4
Kekuatan
Lokasi Outlet 4 4 4 4 2 4 4 4
D’BestO yang 4 3.5
Strategis
Tenaga kerja 4 4 4 4 2 2 3 2
proses produksi 4 2.25
yang memadai
Kualitas produk 3 4 4 4 4 4 4 4
3.75 4
D’BestO
Fasilitas 2 2 3 3 2 2 3 2
2.5 2.25
distribusi
Inovasi produk 4 4 4 4 2 3 3 4
4 3
D’BestO
Kelemahan
Promosi yang 4 4 4 4 2 4 4 4
4 3.5
dilakukan
Kosongnya 1 2 3 1 1 2 3 2
beberapa posisi 1.75 2
top management
Sistem 1 1 1 2 3 4 3 4
pembukuan 1.25 3.5
keuangan
Kurangnya 3 3 3 2 4 3 3 3
kapasitas
2.75 3.25
penyimpanan
bahan baku
Lahan tempat 2 3 4 3 4 3 4 2
3 3.25
proses produksi
200
Faktor-faktor Strategi 1 Rataan Strategi 2 Rataan
Utama AS 1 AS 1 AS 2 AS 2
P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4
Peluang
Daya beli 3 4 4 4 4 4 4 4
3.75 4
masyarakat
Harga jual produk 3 3 3 4 4 4 4 4
perusahaan 3.25 4
sejenis
Berkembangnya 4 3 4 4 4 4 4 4
produsen fast 3.75 4
food fried chicken
Banyaknya 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
produk subsitusi
Sudah memiliki 3 3 4 2 4 4 4 2
3 3.5
pemasok tetap
Permintaan 2 4 4 4 4 4 4 4
masyarakat
3.5 4
fluktuatif
terhadap produk
Sistem 4 3 1 1 4 1 1 2
terintegrasi DOS
2.25 2
(D’BestO online
System)
Kesadaran 1 3 4 2 1 4 4 4
masyarakat akan 2.5 3.25
produk halal
Ancaman
Belum adanya 1 1 2 2 1 1 2 2
sertifikat HACCP 1.5 1.5
dan ISO
Harga bahan baku 2 2 2 3 4 4 4 4
ayam yang 2.25 4
fluktuatif
Kuantitas bahan 2 4 3 3 3 4 3 3
baku kurang 3 3.25
mencukupi
201
Hasil Penilaian Prioritas Strategi
Faktor-faktor Utama Bobot Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2
AS TAS AS TAS
Kekuatan
Lokasi outlet D’BestO yang 0,080
4 0.32 3.5 0.28
strategis
Tenaga kerja proses produksi 0,082
4 0.328 2.25 0.184
yang memadai
Kualitas produk D’BestO 0,100 3.75 0.375 4 0.4
Fasilitas distribusi 0,070 2.5 0.175 2.25 0.157
Inovasi produk D’BestO 0,090 4 0.36 3 0.27
Kelemahan
Promosi yang dilakukan 0,087 4 0.348 3.5 0.304
Kosongnya beberapa posisi top 0,094
1.75 0.164 2 0.188
management
Sistem pembukuan keuangan 0,079 1.25 0.098 3.5 0.276
Kurangnya kapasitas 0,079
2.75 0.217 3.25 0.256
penyimpanan bahan baku
Lahan tempat proses produksi 0,063 3 0.189 3.25 0.204
Peluang
Daya beli masyarakat 0,085 3.75 0.318 4 0.34
Harga jual produk perusahaan 0,080
3.25 0.26 4 0.32
sejenis
Berkembangnya produsen fast 0,074
3.75 0.277 4 0.296
food fried chicken
Banyaknya produk subsitusi 0,070 4 0.28 4 0.28
Sudah memiliki pemasok tetap 0,084 3 0.252 3.5 0.294
Permintaan masyarakat 0,081
3.5 0.283 4 0.324
fluktuatif terhadap produk
Sistem terintegrasi DOS 0,071
2.25 0.159 2 0.142
(D’BestO Online System)
Kesadaran masyarakat akan 0,107
2.5 0.267 3.25 0.347
produk halal
Ancaman
Belum adanya sertifikat HACCP 0,102
1.5 0.153 1.5 0.153
dan ISO
Harga bahan baku ayam yang 0,080
2.25 0.18 4 0.32
fluktuatif
Kuantitas bahan baku kurang 0,102
3 0.306 3.25 0.331
mencukupi
TOTAL 5 6
202
Lampiran 8. Dokumentasi
203