Anda di halaman 1dari 88

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG

(Studi Kasus pada Kelompok Tani Kembang Harapan Citeureup Bogor)

Skripsi

Disusun oleh :

Slamet Misbahul Ulum

(109092000024)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA.

2017 / 1438 H

i
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG

(Studi Kasus pada Kelompok Tani Kembang Harapan Citeureup Bogor)

Oleh :

Slamet Misbahul Ulum

109092000024

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agribisnis pada
Program Studi Agribisnis

Fakultas Sains dan Tekhnologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA.

ii
2017 M / 1438 H

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “ Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung pada Kelompok


tani Kembang Harapan Citeureup Bogor “ yang ditulis oleh Slamet Misbahul
Ulum NIM 109092000024 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 29 september 2016. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agribsnis (S. Agr) pada
Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si
NIP. 19700209 201411 1 001 NIP. 19760312 199103 2 001

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Siti Rochaeni, M.Si Ir. Junaidi M.Si


NIP. 19260308 198903 2 001 NIP. 19660508 201411 1 002

Mengetahui,

Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis

Dr. Agus Salim, M.Si Dr. Ir. Edmon Daris, MS

iii
NIP. 19720816 199903 1 003 NIP. 19580429 198803 1 001
SURAT PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN SKRIPSI INI BENAR – BENAR


HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, April 2017

Slamet Misbahul Ulum


NIM. 109092000024

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Slamet Misbahul Ulum


Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang 15 Februari 1990
Jenis Kelami : Laki – Laki
Agama: Islam
Alamat Rumah : Jl. Masjid Baitul Muslimin, Desa Sima Kerajan Barat
Kec. Moga Kab. Pemalang Jawa tengah
No Tlp : 0857-7851-1000
Email : Slametmu1990@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
1997 - 2002 : SD Negeri 7 Sima Kerajan Barat, Kecamatan Moga,
Kabupaten Pemalang
2002 - 2005 : SMP Islam Moga, Pemalang
2005 - 2008 : SMA PGRI 3 Randudongkal, Kabupaten Pemalang

PENGALAMAN KERJA

2012 - 2017 : PT. L’Syifa Medika sebagai kepala bagian umum

v
RINGKASAN

Slamet Misbahul Ulum. Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung di Kelompok


tani Kembang harapan. Dibawah Bimbingan Siti Rochaeni dan Junaedi

Tanaman sayuran dalam ilmu pertanian disebut sebagai anggota komoditas


hortikultura, karena merupakan tanaman yang biasanya diusahakan di kebun.
Dalam dunia pangan, tanaman sayuran mengandung vitamin, mineral, sumber
protein dan kalori. Kalsium dan zat besi adalah diantara mineral yang terkandung
di dalam sayuran, yang penting bagi penderita kekurangan kalsium dan anemi,
yang tidak kalah pentingnya lagi adalah kandungan serat di dalam sayuran
berguna untuk memperbaiki pencernaan. Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan
salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Kangkung tergolong sayur
yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Salah satu sentra penghasil
tanaman sayuran kangkung adalah jawa barat salah satunya adalah kota bogor
yang salah satunya adalah kelompok tani kembang harapan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisitik petani kangkung
kelompok tani kembang harapan, serta mengetahui tentang berapa besar biaya dan
pendapatan usahatani yang harus dikeluarkan oleh kelompok tani ini. Penelitian
ini dilakukan di kelompok tani kangkung kembang harapan di Citeureup
Kabupaten Bogor. Salah satumetode yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel adalah menggunakan Purposiv sampling, artinya pengambilan sampel
secara sengaja. Pengambilan sampel adalah langsung kepada anggota tani yang
berjumalah 60 orang. Pengolahan data kuantitatif ini menggunakan alat bantu
berupa kalkulator dan Sorware komputer Microsof Exel.
Kelompok tani kembang harapan, rata-rata umur petani masuk kedalam
umur yang masih produktif yaitu antara 25 – 40 tahun yang terdapat 35 orang. dan
memiliki rata-rata tingkat pendidikan sekolah dasar dengan rata-rata pengalaman
bertani 5 – 10 yaitu sebanyak 30 orang atau 50 % dari total anggota kelompok tani
yaitu 60 petani. Rata-rata tanggungan keluarga pada petani kangkung adalah 4
orang. Kemudian pada status kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan petani
kangkung hanya terdapat satu interval yaitu milik Indosement dengan rata-rata
luas lahan petani kangkung adalah 333 m2. Total biaya keseluruhan yang
dikeluarkan oleh petani kangkung adalah Rp 122.560.000 dengan penerimaan
usahatani kangkung adalah sebesar Rp 219.600.000. Nilai rasio penerimaan atas
biaya (R/C ratio) petani kangkung adalah sebesar 1,7 yaitu kegiatan usahatani
kangkung layak dan menguntungkan karena memberikan penerimaan lebih besar
dari pada pengeluarannya. Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio)
usahatani kangkung sebesar 0,79 maka usahatani kangkung dikatakan layak dan
memberikan manfaaat untuk dijadikan investasi.

Kata Kunci : pendapatan, biaya usahatani

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat serta hidayah-Nya. Syukur alhamdulillah, penulis ucapkan atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “ Analisis Pendapatan Usahatani
Kangkung di Kelompok Tani Kembang Harapan Desa Citeureup Bogor.
“Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian skripsi ini tidakterlepas
dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kehadirat Allah SWT,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si Selaku dosen Pembimbing 1 dan Bapak Ir.
Junaedi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Ke II yang telah membimbing
penulis, memberikan motivasi nasehat dan arahan serta meluangkan
waktu, tenaga dan pemikiran di sela – sela kesibukanya dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Ibu Dr. Lilis Imamah Ichdayati selaku dosen pembimbing akademik
3. Bapak Agus Salam M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
beserta jajaranya.
4. Pak Iwan Aminudin Selaku Sekretaris Prodi Agribisnis yang selalu
memberi semangat.
5. Pimpinan Kelompok Tani Kangkung Kembang Harapan Bapak Tatang.
6. Kedua Orang tua penulis Ibunda (Khojanah) dan ayahanda (Solikhin) yang
telah membersarkan dan memberikan pendidikan penulis hingga saat ini
selalu memberikan pendidikan moral kepada penulis hingga saat ini, selalu
memberikan doa dan limpahan kasih sayang, motivasi baik secara moril

vii
maupun materil. Terimakasih atas perjuangan ayahanda dan ibunda
tercinta.
7. Kaka tercinta Ny. Siti Elizah, Siti Badriah, Dan Dr. Syifa Syihabul Faizin
yang tidak pernah bosan – bosanya memberikan arahan dan semangatnya
kepada penulis hingga saat ini.
8. Bidan Eliza Oktaviani yang selalu memberikan motivasi nya kepada
penulis.
9. Semua teman – teman agribisnis 2009 yang senantiasa selalu memberikan
semangat dan informasinya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang telah
memberikan masukan positif hingga akhirnya dapat terselesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari sistematika penulisan, bahasa maupun dari segi materi.
Semoga skripsi ini dapat membuka wawasan yang lebih luas lagi bagi pembaca
sekalian dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, April 2017

Slamet Misbahul Ulum

viii
DAFTAR ISI

RINGKASAN ....................................................................................................... vi
Kata Kunci : pendapatan, biaya usahatani............................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 5
2.1. Konsep Pendapatan Usahatani ............................................................... 5
2.1.1. Pengertian Usahatani ...................................................................... 5
2.1.2. Kelompok Tani ............................................................................... 7
2.1.3. Biaya Usahatani ............................................................................ 11
2.1.4. Biaya Produksi .............................................................................. 12
2.1.5. Harga Jual ..................................................................................... 12
2.1.6. Penerimaan Usahatani ................................................................... 14
2.2. Analisis Pendapatan Usahatani ............................................................ 14
2.2.1. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio) ...................... 15
2.2.2. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Ratio) ...................... 16
2.2.3. Break Event Point (BEP) .............................................................. 16
2.3. Tanaman Kangkung (Ipomeae Aquatica Forsk) ................................... 17
2.4. Klasifikasi Tanaman Kangkung .......................................................... 20
2.4.1. Sistematika Tanaman Kangkung .................................................. 20
2.4.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung ........................................... 20
2.4.3. Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung ..................................... 21

ix
2.5. Manfaat Tanaman Kangkung ............................................................... 21
2.6. Nilai Ekonomi Kangkung. .................................................................... 21
2.7. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................................... 23
2.8. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 25
BAB III ................................................................................................................. 27
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitiaan .............................................................. 27
3.2. Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 27
3.3. Metode Pengambilan Sample .............................................................. 27
3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..................................................... 28
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 28
3.5.1. Analisis Deskriptif Tabulasi ......................................................... 29
3.5.2. Analisis Biaya Usahatani .............................................................. 29
3.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Kelompok Tani
Kembang Harapan ......................................................................... 29
3.5.4. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) ...................... 31
3.5.5. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) ..................... 31
3.5.6. Analisis Break Even Point (BEP) ................................................. 32
3.6. Definisi Operasional ............................................................................. 33
BAB IV ................................................................................................................. 35
4.1. Kelompok Tani Kembang Harapan ...................................................... 35
4.2 Struktur Organisasi ............................................................................... 37
BAB V................................................................................................................... 38
5.1 Karakteristik Petani Kangkung Kembang Harapan ............................... 38
5.1.1 Umur Petani ................................................................................... 38
5.1.2 Tingkat Pendidikan ....................................................................... 40
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga ....................................................... 41
5.1.4 Status Kepemilikan Lahan ............................................................ 42
5.1.5 Luas Lahan .................................................................................... 43
5.2 Biaya Usaha Tani Kangkung ................................................................ 43
5.2.1 Biaya Tetap .................................................................................... 44
5.2.1.1. Biaya Investasi .......................................................................... 46
5.2.1.2 Biaya Penyusutan ..........................................................................46

x
5.2.2 Biaya Variabel ................................................................................ 46
5.2.2.1 Biaya Benih ..................................................................................47
5.2.2.2 Biaya Pupuk .................................................................................48
5.2.2.3 Biaya Transportasi .......................................................................48
5.2.3 Total Biaya..................................................................................... 48
5.3 Penerimaan Usahatani .......................................................................... 49
5.4 Pendapatan Usahatani ........................................................................... 49
5.5 Analisis Pendapatan Usahatani ............................................................. 50
5.5.1 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C ratio) ........................ 50
5.5.2 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C ratio)........................ 51
5.5.3 Analisis Break Even Point (BEP) .................................................. 52
BAB VI ................................................................................................................. 56
6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 56
6.2 Saran ...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Distribusi Petani kangkung Kembang Harapan Menurut Umur ............... 39
2. Penggolongan Umur Menurut DW. Sleumer ............................................ 39
3. Distribusi Petani Kembang Harapan Menurut tingkat Pendidikan ........... 41
4. Distribusi Petani kangkung Kembang Harapan Menurut Jumlah
Tanggungan Keluarga. .............................................................................. 42
5. Biaya Tetap Usahatani Kangkung tahun 2016 .......................................... 46
6. Biaya Variabel Usahatani Kangkung tahun 2016 ..................................... 48
7. Total Biaya Usahatani Kangkung Kembang Harapan pertahun 2016 ...... 48
8. Pendapatan Usahatani kangkung kembang harapan pertahun 2016 ......... 49
9. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C ratio) Usahatani kangkung
Kembang Harapan pertahun 2016 ............................................................. 50
10. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C ratio) Usahatani Kangkung
Kembang Harapan. pertahun 2016 ............................................................ 51
11. BEP Produksi Usahtanikangkung Kembang Harapan pertahun 2016 ..... 53
12. BEP Harga Usahatani Kangkung Kembang Harapan pertahun 2016 ....... 54
13. Break Even Point (BEP) pada Kelompok tani Kangkung Kembang
Harapan pertahun 2016 ............................................................................. 54

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kerangka pemikiran operasional ……..………………………...….…………25

2. Struktur organisasi …………………………………...………....….…………38

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Kuisioner Penelitian .................................................................................. 60
2. Karakteristik Petani Kangkung Kembang harapan. .................................. 63
3. Biaya usahatani responden usahatani kangkung ............................. .........69
4. Biaya Penyusutan ......................................................................................77
5. Rata-rata penerimaan usahatani ................................................................70
6. Biaya investasi ..........................................................................................72
7. Hasil perhitungan .....................................................................................73
8. Foto - foto usahatani kangkung .................................................................75

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor

pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Artinya,

sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian

dimana, penggunaan lahan di wilayah Indonesia sebagian besar diperuntukkan

sebagai lahan pertanian (Husodo dalam Pohan, 2004). Salah satu produk

holtikultura yang sangat prospektif dikembangkan adalah sayuran. Sayuran secara

ekonomis memiliki nilai tambah dan memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan apabila mampu dikelola

dengan baik. Selain itu sayuran termasuk bahan yang dibutuhkan oleh tubuh dan

banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh

baik di daerah tropis. Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena

banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus,

Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma,

Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak

ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan

Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra penghasil sayuran

terutama kangkung. Pengaruh cuaca pun telah menjadikan kabupaten Bogor

penghasil sayuran kangkung karena memliki curah hujan yang sangat baik.

1
Sayuran kangkung sangat mudah ditanami dan memiliki kandungan gizi yang

sangat baik menjadi primadona bagi kalangan masyarakat pada umumnya.

Pengembangan budidaya sayuran kangkung mempunyai prospek baik untuk

mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat,

perluasan kesempatan kerja, dan pengembangan agribisnis. Kelayakan

pengembangan budidaya tanaman kangkung antara lain ditunjukkan oleh adanya

keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk

komoditas tersebut. Disamping itu, umur panen tanaman kangkung relatif pendek

dan hasilnya memberikan keuntungan yang memadai.

Menurut Soeharjo dan Patong (1994), pada beberapa daerah di Indonesia,

petani belum mampu mengambil keputusan ekonomis yang menguntungkan, yang

dimaksud adalah kemampuan petani dalam menentukan, mengorganisasikan dan

mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif mungkin agar

produksi pertaniannya memberikan fungsi yang lebih baik dan lebih

menguntungkan.

Kelompok tani kangkung Kembang Harapan merupakan salah satu

kelompok tani yang membudidayakan sayuran kangkung, dan kelompok tani ini

merupakan salah satu pemasok sayuran di pasar swalayan dan pasar Citeureup

Bogor. Fenomena yang terjadi adalah minimnya pengetahuan para petani akan

usahatani dan belum tercapainya kesejahteraan petani dalam berusahatani

kangkung, hal tersebut terlihat dari kehidupan para petani yang sederhana. Oleh

karena itu perlu diadakan upaya peningkatan pendapatan usahatani kangkung agar

usahatani kangkung tersebut bisa berjalan secara maksimal. Maka perlu dilakukan

2
tentang analisis pendapatan usahatani kangkung, dengan dilakukan analisis

usahatani kangkung tersebut, maka akan terlihat apakah usaha ini layak

dikembangkan atau tidak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil

judul penelitian tentang “ Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung “ agar dapat

mengetahui seberapa besar pendapatan yang di peroleh dalam usahatani

kangkung yang dilakukan oleh kelompok tani Kembang Harapan dan apakah

usahatani kangkung ini masih layak untuk di lanjutkan atau tidak.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik kelompok tani Kembang Harapan ?

2. Berapa besar biaya usahatani kangkung kelompok tani Kembang Harapan ?

3. Berapa besar pendapatan usahatani kangkung yang dilakukan oleh kelompok

tani Kembang Harapan ?

4. Bagaimana kelayakan usahatani kangkung kelompok tani Kembang Harapan ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik kelompok tani Kembang Harapan

2. Menganalisis biaya usahatani kangkung kelompok tani Kembang Harapan

3. Menganalisis pendapatan usahatani kangkung kelompok tani Kembang

Harapan

4. Menganalisis kelayakan usahatani kangkung pada kelompok tani Kembang

Harapan.

3
1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi dan pertimbangan petani dalam berusahatani

sayuran kangkung.

2. Sebagai informasi untuk kelompok tani kembang harapan dalam melakukan

upaya meningkatkan taraf hidup petani.

3. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam melakukan penulisan ilmiah

dan penelitian.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok tani kangkung Kembang

Harapan di desa Cigeger, kecamatan Citeureup kabupaten Bogor. Ruang lingkup

penelitian mencakup tingkat pendapatan usahatani pada petani kangkung dengan

menggunakan Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C ratio), Analisis Rasio

Keuntungan atas Biaya (B/C ratio), Break Even Point (BEP), dan Payback Period

(PP).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pendapatan Usahatani


2.1.1. Pengertian Usahatani

Menurut Suratiyah (2006:11), usahatani adalah pengusaha tani yang

mengusahakan dan mengkoordinir faktor faktor produksi berupa lahan dan alam

sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik baiknya

sedangkan Soeharjo dan Patong (1973:9) mengungkapkan bahwa usahatani

merupakan seluruh organisasi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen yang

ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ini berdiri sendiri

dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekelompok orang. Usahatani

merupakan kegiatan yang menggunakan barang barang modal dan sumberdaya

alam untuk menghasilkan komoditas pertanian perimer, termasuk dalam hal ini

adalah usaha tanaman pangan, hortikultura, usahatani peternakan, usahatani

perikanan dan usahatani kehutanan.

Menurut Rahim dan Hastuti ( 2007;36), pada dasarnya usahatani memiliki

unsur unsur yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan usahatani,

yaitu :

1. lahan pertanian

Lahan pertanian merupakan bagian terpenting dari usahatani. Luasan lahan

bisa menentukan beberapa hal seperti besarnya jumlah produksi yang

dihasilkan dan bisa menentukan status golongan petani. apalagi saat ini

5
banyak petani yang dikenal dengan petani penggarap, yaitu petani yang

hanya bekerja sebagai penggarap pada lahan yang dimiliki oran lain.

2. Tenaga kerja

tenaga kerja dibedakan menjadi : tenaga kerja manusia, tenaga kerja

ternak, tenaga kerja mekanik. tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga

kerja peria, wanita, dan anak anak. tenaga kerja manusia dapat

menggerjakan semua jenis pekerjaan usahataniberdasarkan tingkat

kemampuannya. kerja manusia dipengaruhi umur,pendidikan, ketrampilan,

pengalaman, pendapatan,tingkat kesehatan, dan faktor alam seperti dan

kondisi lahan usahatani. tenaga kerja bisa berasal dari tenaga kerja

keluarga untuk pertanian bersekala kecil dan untuk pertanian bersekala

menengah dan besar, ternaga kerja bisa berasal dari luar keluarga dan

biasanya memiliki tenaga ahli.

3. Modal

Modal dalam pertanian merupakan modan atauu jasa yang bersama – sama

dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengolahan

menghasilkan barang barang yaitu produksi pertanian. pada kegiatan

usahtani modal dibagi menjadi dua yaitu modal tetap (fixed cost) dan

modal tidak tetap (variabel cost) modal tetap merupakan modal yang tidak

habis dipakai dalam sekali prosses produksi, sperti tanah, bangunan, mesin

dan peralatan lainya yang sesuai kategori diatas. sedangkan modal tidak

tetap berlawanan dengan modal tetap yaitu ada regulasi setiap produksi

6
berjalan seperti benih, pupuk, pestisida, dan upah yang dibayarkan kepada

tenaga kerja.

4. Manajemen

Perananan manajemen menjadi peranan yang vital dalam pengelolaan

usahtani, pengelolaan ini adalah kemampuan dari petani untuk merencakan

(planning),mengorganisasikan (organizing), mengendalaikan (controlling),

dan mengevaluasi (evaluation) faktor faktor produksi yang ada dengan

sebaik mungkin sehingga dapa menghasilkan produk yang sebaik –

baiknya. hal – hal yang membuat petani kurang berhasil dalam mengelola

usahtani adalah :(1) pengetahuan cara produksi (teknologi) yang kurang;

(2) tidak ada akses pada sumber – sumber permodalan; (3) kurangnya

informasi tentang kondisi pasar; (4) belum mampu mengetahui perubahan

ekonomi, politik, dan sosial budaya (Isdia, 2007:21).

menurut Soekartawi (1986:1), umumnya ciri ciri usahtani yan ada di

indonesia antara lain memiliki lahan sempit, modal relatif kecil,tingkat

pengetahuan terbatas dan kukrang dinamik sehingga berakibat pada

rendahnya pendaptan usahahatani.

2.1.2. Kelompok Tani


Kelompok tani merupakan bagian dari kelompok – kelompok sosial yang

hidup dalam satu kelompok masyarakat. Kelompok sosial menurut Biertedt

(1948) dalam Suharto (1993:88) adalah kumpulan individu yang memiliki

kesdaran akan persamaan dan berhubungan satu sama lain, tetapi tidak terikat

7
dalam ikatan organisasi. contoh kelompok sosial antara lain kelompok teman atau

kelompok kerabat.

Kelompok adalah sebuah unit yang tersusun dari dua orang atau lebih yang

mengadakan kontak untuk suatu maksud tertentu sehingga kontak- kontak yang

diadakan menjadi berarti atau memberikan hasil yang diharapkan. Definisi ini

menekankan bahwa kelompok tumbuh karena adanya kesamaan motivasi untuk

mencapai maksud tertentu yang menimbulkan kontak kontak antara mereka

sehingga terbentuklah kelompok. Apabila dengan terbentuknya kelompok,

maksud tertentu tersebut belum atau tidak tercapai,maka antar anggotanya akan

berhenti mengadakan kontak-kontak atau keluar dari kelompok. Keluarnya

anggota dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan kelompok tersebut

bubar.

Kelompok tani sebagai bagian dari kelompok sosial yang lebih luas

(masyarakat) memiliki pengertian sebagai kumpulan petani, peternak dan pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan dan kepentingan, kesamaan kondisi

lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan

dan mengembangkan usaha anggota. Pengertian ini memberikan ciri – ciri yang

ada pada sebuah kelompok tani, yaitu :(1) saling mengenal, akrab dan saling

percaya diantara anggota sesama anggota, (2) mempunyai pandangan dan

kepentingan yang sama daalam usahatani, (3) memiliki kesamaan dalam tradisi

dan tau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial,

bahasa, pendidikan, dan ekologi, serta (4) ada pembagian tugas dan tanggung

jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama. selanjutnya tiga fungsi

8
yang diemban oleh kelompok tani adalah : (1) unit belajar atau media komunikasi

dan pergaulan sosial, (2) unit produksi usahatani, dan (3) wahana kerjasama, baik

antaraa anggota dalam kelompok maupun dengan pihak lain (departemen

pertanian, 2007: 5-7)

Secara sederhana kelompok tani merupakan sekumpulan orang yang

memiliki kesamaan – kesamaan seperti berlatarbelakang petani, kesamaan

kebutuhan dan tujuan, serta kesamaan wilayah termpat tinggal. Kelompok tani

juga mengatur upaya pemenuhan kebutuhan, pemecahan masalah dan pencapaian

tujuan bersama. Suhardiyono (1992:32) menyatakan bahwa untuk meningkatkan

dinamika kelompok tani harus dikembangkan sepuluh jenis kemampuan

kelompok tani yang terdiri atas : (1) menyusun rencana kerja kelompok tani, (2)

kerjasama intern kelompok tani,(3) menetapkan teknologi baru, (4) memecahkan

masalah kelompok dan mengatasi keadaan darurat, (5) pemupukan modal usaha,

(6) kemampuan mengembangkan peralatan dan fasilitas kelompok, (7) membina

hubungan melembaga dengan KUD, prosesor, ekportir, perbankan dan isntansi

terkait, (8) peningkatan produktifitas usahatani, (9) ketaaatan terhadap perjanjian,

dan (10) pembinaan kader pimpinan kelompok.

Kelompok tani biasanya dipimpin oleh ketua kelompok, yang dipilih atas

dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. pada waktu

pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan strusktur organisasi

kelompok tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi

yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi – seksi yang ada disesuaikan

dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing – masing

9
pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenan dan

tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain

itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan – peraturan

yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi – sanksi yang jelas dan

tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10 – 25 orang

anggota (Suhardiyono, 1992:80)

Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani, atara lain sebagai berikut:

1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok tani.

2. Semakin cepat proses perembesan, (difusi) penerapan inovasi (teknologi)

baru.

3. Semakin naiknya rata – rata pengambil hutang (pinjaman) petani.

4. Semakin meningkatnyua orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan

masukan (input) maupun produk yang dihasilkan.

5. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigrasi serta

pengawasan oleh petani.

Tugas dan wewenang anggota kelompok tani :

1. bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan usahtani

2. wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan

petugas / penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.

3. wajib bekerjasama dan akrab antar sesama anggota, pengurus maupun

dengan petugas penyuluh.

10
4. hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan

pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani.

2.1.3. Biaya Usahatani

Fuad (2006:153) mendefinisikan tentang biaya bahwa biaya adalah

satuan nilai yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu

hasil produksi. Beban arus barang dan jasa yang dibebankan kepada pendapatan

(benefit) untuk menentukan laba (income), atau harga perolehan yang dikorbankan

dalam rangka memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurang

penghasilan yang disebut beban (expense), sedangkan nilai uang dari alat-alat

produksi yang dikorbankan disebut harga pokok.

1. Berbagai kehidupan bisnis maupun kehidupan pribadi sehari-hari, biaya-

biaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam upaya

mempertahankan kualitas hidup.Biaya-biaya itu ada yang sifatnya tetap,

ada yang berubah-ubah tergantung pada prestasi yang

diciptakan.Kelompok yang pertama disebut biaya tetap dan yang kedua

disebut biaya variable. Berbagai kehidupan tidak jarang dijumpai batas

yang tidak jelas seperti hitam dan putih, melainkan hitam, kelabu baru

kemudian putih. Demikian pula antara biaya tetap dan biaya variable ada

biaya semi variable (Supari, 2001:84)

2. Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang

yang diproduksi.Yang termasuk biaya tetap adalah biaya investasi, sewa

tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi. Biaya tidak tetap (variable

cost), yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

11
diperoleh, seperti biaya saprodi (tenaga kerja, pupuk, bibit, dan pestisida)

(Soekartawi dkk, 1986:12-13).

2.1.4. Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2000:14), bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk

dijual. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004:50), bahwa biaya produksi

adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya produksi

adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan

bahan baku menjadi produk jadi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Menurut Mubyarto (1989:71-72) bahwa biaya produksi dapat dibagi

menjadi dua yaitu biaya-biaya yang berupa uang tunai misalnya upah kerja untuk

biaya persiapan atau penggarapan tanah, termasuk upah untuk ternak, biaya untuk

membeli pupuk, pestisida dan lain-lain. Biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan

mungkin juga pajak-pajak (Ipeda) dibayarkan dalam bentuk in-natura. Besar

kecilnya bagian biaya produksi yang berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi

pengembangan usahatani.

2.1.5. Harga Jual

Menurut Kotler (1998: 115), bahwa harga jual dalam arti sempit

merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti

12
luas, harga jual adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk

manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.

Titik berat daripada proses penetapan harga adalah harga pada berbagai

pasar. Untuk ini, harga suatu barang mungkin merupakan struktur yang kompleks

dari pada syarat-syarat penjualan yang saling berhubungan. Setiap perubahan dari

pada struktur tersebut merupakan keputusan harga dan akan mengubah

pendapatan yang diperoleh. Peranan perusahaan dalam proses penetapan harga

jual barangnya sangat berbeda-beda, tergantung dari pada bentuk pasar yang

dihadapinya. Menurut Soemarso (1999:182) ada tiga bentuk penetapan harga jual,

yakni : (1) Penetapan harga jual oleh pasar (Market Pricing). Dalam bentuk

penetapan harga jual ini, penjual tidak dapat mengontrol sama sekali harga yang

dilempar di pasaran. Harga disini betul-betul ditetapkan oleh mekanisme

penawaran dan permintaan. Dalam keadaan seperti ini, penjual tidak bisa

menetapkan harga jual, (2) Penetapan harga jual oleh pemerintah (Government

Controlled Pricing). Dalam beberapa hal, pemerintah berwenang untuk

menetapkan harga barang/jasa, terutama untuk barang/jasa yang menyangkut

kepentingan umum. Perusahaan/penjualan yang bergerak dalam eksploitasi

barang/jasa terdebut di atas tidak dapat menetapkan harga jual barang/jasa, (3)

Penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh perusahaan (Administered or

Business controlled pricing). Pada situasi ini, harga ditetapkan sendiri oleh

perusahaan. Penjual menetapkan harga dan pembeli boleh memilih “membeli atau

tidak”. Harga ditetapkan oleh keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam

perusahaan, walaupun faktor-faktor mekanisme penawaran dan permintaan, serta

13
peraturan-peraturan pemerintah tetap diperhatikan. Sampai seberapa jauh

perusahaan dapat menetapkan harga, tergantung pada tingkat diferensiasi produk,

besar perusahaan dan persaingan.

2.1.6. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual (Rahim dan Hastuti, 2007:165), sedangkan menurut

Soekartawi,dkk (1995:54-57) bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian

antara produksi dengan harga jual.Biaya usahatani adalah semua pengeluaran

yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih

antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani.

2.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan adalah kenaikan ekuitas pemilik sebagai hasil dari penjualan

produk atau jasa kepada pelanggan (Warren, 2005:631). Sedangkan menurut

Soekartawi (2006:57), bahwa pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya.Analisis pendapatan usahatani dapat dipakai sebagai

ukuran untuk melihat apakah suatu usahatani menguntungkan atau merugikan,

sampai seberapa besar keuntungan atau kerugian tersebut (Soekartawi, 2006:82).

Menurut Niswonger (1992:197) bahwa pendapatan dari penjualan adalah

seluruh total tagihan kepada pelanggan atas barang yang dijual, baik secara tunai

maupun kredit. Pendapatan yaitu pertambahan harta diluar tambahan investasi

yang mengakibatkan modal bertambah.Pendapatan usaha merupakan pendapatan

14
yang diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan, sedangkan pendapatan diluar

usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan.

2.2.1. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio)

Rahim dan Hastuti (2007:167) menyatakan bahwa analisis rasio

penerimaan atas biaya (R/C ratio) merupakan perbandingan (ratio dan nisbah)

antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Sedangkan Soeharjo dan Patong

(1991:19) menyatakan bahwa rasio penerimaan atas biaya menunjukkan berapa

besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan

dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi dapat digunakan

untuk mengukur tingkat keuntungan relative kegiatan usahatani, artinya dari

angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah usahatani

menguntungkan atau tidak. Tingkat pendapatan dapat di ukur menggunakan

analisis penerimaan dan biaya R/C (ratio analsis) yang di dasarkan pada

perhitungan finansial. Analisis ini menunjukan besar penerimaan usaha yang di

peroleh pengusaha untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

usaha. Usaha patut dikatakan layak, jika R/C ratio bernilai lebih besar dari (R/C

>1.)

Rumus Analis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) adalah sebagai

berikut :

R/C Rasio =

15
2.2.2. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Ratio)

Menurut Soeharto (1997:441) bahwa B/C Ratio merupakan metode yang

dilakukan untuk melihat beberapa manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu

satuan mata uang (dalam hal ini rupiah) yang dikeluarkan. B/C Ratio adalah suatu

rasio yang membandingkan antara benefit atau pendapatan dari suatu usaha

dengan biaya yang dikeluarkan.

Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) adalah perbandingan

antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan.

Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila analisis rasio

keuntungan atas biaya (B/C ratio) lebih besar dari nol. Semakin besar nilai rasio

keuntungan atas biaya (B/C ratio), maka semakin besar pula manfaat yang akan

diperoleh dari usaha tersebut (Rahardi dan Hartono, 2003:69).

Rahim dan Hastuti (2007:168) menyatakan bahwa analisis rasio

keuntungan atas biaya (B/C ratio) merupakan perbandingan (rasio atau nisbah)

antara manfaat (benefit) dan biaya (cost). Analisis rasio keuntungan atas biaya

(B/C ratio) pada prinsipnya sama saja dengan analisis rasio penerimaan atas biaya

(R/C ratio), hanya saja pada analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) yang

dipentingkan adalah besarnya manfaat.

2.2.3. Break Event Point (BEP)

AnalisaBreak Even Point (BEP) atau titik impas atau sering juga disebut

titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya,

keuntungan, dan volume penjualan atau produksi.Hubungan tersebut juga dikenal

dengan analisa C.B.V. (Cost-Profit-Volume) untuk mengetahui tingkat kegiatan

16
minimal yang harus dicapai, dimana pada tingkat tersebut perusahaan tidak

mengalami keuntungan maupun kerugian (Harmaizar dan Rosidayati, 2004:261).

Kuswadi (2006:196) menyatakan bahwa break event tidak lain adalah

kembali pokok, pulang pokok, impas, yang maksudnya adalah tidak untung dan

tidak rugi. Titik pulang pokok atau Break Event Point (BEP) atau titik impas

adalah suatu titik atau kondisi saat tingkat volume penjualan (produksi) tertentu

dengan harga penjualan tertentu, perusahaan tidak mengalami laba atau rugi atau

impas. Dengan kata lain, kembali pokok artinya seluruh penghasilan sama besar

dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan.

2.3. Tanaman Kangkung (Ipomeae Aquatica Forsk)

Kangkung (Ipomeae Aquatica Forsk.) merupakan tumbuhan yang

termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak

terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir

di mana-mana terutama di kawasan berair.Tanaman kangkungbersiklus panen

cepat dan relatif tahan terhadap hama. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah

yang beriklim panas maupun dingin. Kangkung disebut juga swamp cabbage,

water convovulus, atau water spinach. kangkung merupakan jenis tanaman

sayuran daun, dan termasuk kedalam famili Convolvulaceae.

Kangkung merupakan tanaman tahunan yang hidup di daerah tropis

maupun subtropis.Tanaman ini termasuk dalam family Convolvulaceae atau

kangkung- kangkungan dengan batang bergetah dan berlubang didalamnya.

Spesies dari tanaman sejenis ini adalah Ipomeae batatas atau ubi jalar. Kangkung

dikenal baik oleh masyarakat kita sebagai sayuran hijau yang memiliki kandungan

17
vitamin mineral yang cukup tinggi dengan harga murah dan mudah didapat serta

pembudidayaannya juga tergolong mudah. Karakter ini mendukung

pengembangan sebagai salah satu komoditas tanaman hortikultura yang potensial

untuk dikembangkan.

Tanaman kangkung merupakan jenis tanaman hijau yang memiliki akar,

batang, daun bunga, buah dan biji. Kangkung memiliki perakaran tunggang

dengan banyak akar samping. Akar tunggang tumbuh dari batangnya yang

berongga dan berbuku-buku. Daun kangkung berbentuk daun tunggal dengan

ujung runcing maupun tumpul mirip dengan bentuk jantung hati, warnanya hijau

kelam atau berwarna hijau keputih-putihan dengan semburat ungu dibagian

tengah. Bunganya berbentuk seperti terompet berwarna putih ada juga yang putih

keungu-unguan. Buah kangkung berbentuk seperti telur dalam bentuk mini

warnanya cokelat kehitaman, tiap-tiap buah terdapat atau memiliki tiga butir biji.

Umumnya banyak dimanfaatkan sebagai bibit tanaman. Jenis dari kangkung ini

terdiri dari dua jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat.Namun jenis tanaman

yang paling umum dibudidayakan oleh masyarakat kita yaitu tanaman kangkung

darat atau yang biasanya dikenal baik dengan sebutan kangkung cabut

Kangkung darat menyukai tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik, dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman

kangkung darat tidak menyukai tanah yang tergenang karena akar akan mudah

membusuk. Kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.

Pengelolaan lahan atau media tanam tanaman kangkung sama dengan

tanaman bayam. Lahan dicangkul terlebih dahulu dan dicampur dengan kompos

18
serta kapur. Diamkan selama tiga hari, lalu cangkul kembali untuk

menggemburkan tanah dan dibuatkan bedengan. Bedengan biasanya dibuat

berukuran 1 x 10 meter.

Ada dua cara penanaman kangkung.Pertama, ditebar langsung

menggunakan tangan. kedua dengan cara ditugal. cara kedua yang digunakan

untuk menanam kangkung yang akan dipanen dengan cara dipotong . Jumlah

benih yang akan di sebar untuk bedengan berukuran 1x 10 meter adalah berkisar

2,5 ons.

Benih biasanya diperoleh dari hasil pembenihan sendiri. Pembenihan

kangkung dapat dilakukan dengan cara membiarkan tanaman kangkung hingga

tua dan berbiji, setelah bijinya tua, biji dipungut dan dibersihkan dan dipisahkan

dari cangkangnya. Setelah itu dijemur dan diayak. Kendala pembenihan kangkung

ini adalah persoalan lahan dan waktu pembenihan yang cukup lama, yaitu antara 4

– 6 bulan.

Jenis – Jenis Tanaman Kangkung

a. Kangkung Darat (Ipomoea reptans) atau dikenal kangkung Cina, yaitu

kangkung yang hidup ditempat kering atau tegalan. Batang dan daun kangkung

darat lebih kecil daripada kangkung air. Berwarna putih kehijau- hijauan dan

warna bunganya putih bersih.

b. Kangkung air ( Ipomoea aquatica ), yaitu kangkung yang hidup ditempat yang

berair dan basah. Seperti sawah, rawa atau parit. Batang berdaun lebar dan besar.

Warna bunga putih kemerah- merahan.

19
2.4. Klasifikasi Tanaman Kangkung
2.4.1. Sistematika Tanaman Kangkung

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), Kangkung diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Convolvu lales

Famili : Convolvulacae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea aquatica.

2.4.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung

Tanaman kangkung mudah tumbuh, terutama dikawasan berair.Syarat

tumbuh sayuran ini memang tidak rewel.Daerah perairan tawar seperti sungai

kecil, danau, aliran air, kolam, ataupun sawah dapat dijadikan lahan

kangkung.Karena toleransinya yang tinggi terhadap daerah perairan, sebaiknya

tidak menanam kangkung di perairan yang sudah tercemar. Kangkung yang dapat

ditanam di tempat tersebut akan menyerap zat-zat beracun yang terdapat di

dalamnya. Kangkung dapat ditanam di daratan rendah dan dataran

tinggi.Kangkung dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 mdpl. Tanaman ini

akan tumbuh bagus jika ditanam pada tanah yang gembur dan subur dengan pH

6,0-7,0 dengan kelembapan 80%-90%.

20
2.4.3. Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung

Hama yang menyerang tanaman kangkung, antara lain ulat grayak

(Spodoptera Litura F), kutu daun (Myzus persicae lusz), dan Aphis gossypii.

Penyakit yang menyerang kangkung adalah karat putih yang disebabkan oleh

Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman

dan mudah terurai, seperti pestisida biologi, pestisida nabati, atau pestisida

piretoid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan baik dan

benar. jika sudah parah, dapat menggunakan pestisida hayati, seperti daun nimba,

gadung, dan sereh wangi.

2.5. Manfaat Tanaman Kangkung

Kangkung juga dikenal sebagai tanaman penawar racun dalam tubuh.

Kangkung mengandung vitamin A, B dan C, serta bahan mineral terutama zat besi

yang berguna bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Seorang pakar kesehatan

Filipina bernama Herminia de Guzman Ladion memasukan kangkung dalam

kelompok “ Tanaman penyembuh ajaib “ karena berkhasiat menyembuhkan

penyakit sembelit dan sebagai bahan pembantu diet. selain itu, akar kangkung

berguna untuk obat penawar penyakit wasir. Selain untuk dikonsumsi kangkung

juga dapat menjadi makanan tambahan bagi hewan, seperti ayam, itik, sapi, dan

kelinci.

2.6. Nilai Ekonomi Kangkung.

Tanaman kangkung merupakan komoditas tanaman sayur yang dipanen

bagian daunnya dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal ini dikarenakan kangkung

merupakan sayuran berumur relatif pendek sehingga dengan cepat dapat

21
menghasilkan, dengan menggunakan teknologi sederhana dan hasil produksi

tanaman kangkung ini dapat cepat terserap pasar. Meskipun dipasaran tanaman

kangkung dijual sangat murah Rp 1000,00- Rp 2.000,00/ ikat tanaman kangkung

ini memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Cara penanaman organik dapat menjadi solusi agar nilai jual sayuran

kangkung dapat meningkat, kangkung organk di jual di swalayan dengan harga

6000 /kg, oleh karena itu sayuran kangkung ini memiliki prospek yang baik

apabila di budidayakan dengan baik pula. Selain itukangkung memiliki manfaat

dan kandung mineral, lemak, protein, zat besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1,

serta mengandung pula vitamin C. Sehingga kangkung bermanfaat untuk

mengurangi insomnia, memperlancar air seni, menjaga kesehatan ginjal,

mengatasi susah BAB, mencegah anemia, menurunkan gula darah dan mencegah

diabetes, menjaga kesehatan mata, serta juga sebagai sumber tenaga. Tidak hanya

bermanfaat bagi kesehatan tubuh saja, tanaman kangkung juga memiliki manfaat

untuk kecantikan seperti mencegah kulit kepala gatal, menghilangkan bau mulut,

serta cocok untuk menu diet.Tanaman kangkung juga bisa dimanfaatkan sebagai

obat. Tanaman kangkung dapat dimanfaatkan untuk obat tapal untuk mengatasi

penyakit kulit seperti kurap, kudis, Jus kangkung yang dicampur dengan air untuk

mengompres demam, rebusan air kangkung bisa untuk mengobati sembelit,

kangkung bisa untuk mengobati cacingan, untuk mengobati penyakit kuning dan

masalah liver, daun kangkung bisa untuk membantu mengobati diabetes pada

wanita hamil, kangkung juga digunakan sebagai obat untuk membantu relaksasi

dan tidur. Dilihat dari kandungan didalam tanaman kangkung.Tanaman kangkung

22
memiliki manfaat yang baik untuk manusia. Namun, kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang manfaat kangkung, tanaman kangkung hanya dijual sangat

murah dibandingkan dengan tanaman sayuran lain. Terlebih lagi masih belum

banyak petani yang belum fokus membudidayakan tanaman kangkung dalam

jumlah besar dan memiliki kualitas yang baik.

2.7. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan usahatani

sayuran kangkung.Pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya

produksi dikali dengan harga jual. Sedangkan biaya produksi berasal dari jumlah

antara total biaya tetap dan total biaya tidak tetap. Analisis pendapatan usahatani

sayuran kangkung ini menggunakan indikator R/C rasio, B/C rasio, dan Break

Even Point (BEP). Berdasarkan uraian diatas maka gambaran kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

23
Usahatani Kangkung Kelompok tani Kembang
harapan di Kec. Citereup Bogor

Biaya Produksi :
- Biaya Tetap
- Biaya Variabel Penerimaan

Analisis Pendapatan:

R/C Rasio
B/C Rasio
BEP (Break Even Point)

Pendapatan Usahatani
Kangkung

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

24
2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Nur Ikhsan Ramdani Yusup 2014 dengan judul Analisis Usahatani

Kangkung Organik (Studi Kasus :Petani Binaan Agribusiness Development

Center (ADC) Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Tujuan penelitian tersebut yaitu:

(1.)Untuk mengetahuibiaya usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.(2).Untuk

mengetahui pendapatan usahatani kangkung organik petani binaanAgribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor. (3) Untuk mengetahui

kelayakan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness Development

Center (ADC) di Kabupaten Bogor dengan menggunakan R/C Rasio, B/C Rasio,

Break Even Point (BEP) dan Payback Period (PP).Hasil analisis pendapatan

menunjukan Biaya usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor memiliki biaya produksi

usahatani sebesar Rp.17.985.220,-/tahun dengan nilai rata-rata lahan seluas 575

M2 .

Pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness Development

Center (ADC) di Kabupaten Bogor memperoleh nilai rata-rata sebesar

Rp.45.801.580,-M2/tahun dengan nilai rata-rata lahan seluas 575 M2.

Analisis tingkat pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor memperoleh nilai

rasio penerimaan atas biaya (R/C Rasio) adalah sebesar 3,55. Nilai rasio

keuntungan atas biaya (B/C Rasio) merupakann perbandingan antara tingkat

25
keuntungan/pendapatan adalah sebesar 2,55. Sementara perhitungan break event

point (BEP) terbagi menjadi 2, yaitu BEP produksi/volume dan BEP harga. BEP

produksi/volume mendapatkan nilai sebesar 2.569 Kg/tahun/M2.Sedangkan BEP

harga mendapatkan nilai Rp.1.973,-/Kg/tahun/M2. Perhitungan terakhir adalah

payback period (PP) sebesar 1,48.

26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitiaan

Penelitian ini dilaksanakan didesa Cigeger, Kecamatan Citeureup

kabupaten Bogor, dikelompok tani Kembang Harapan. Pengumpulan data

dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai April 2016.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung dilapangan, berupa

pengisian kuesioner untuk mengetahui karakteristik petani, dan wawancara

langsung kepada para petani kangkung Kembang Harapan berupa data biaya,

produksi, dan penerimaan. Data sekunder diperoleh dari literatur- literatur yang

relevan seperti buku.

Wahyono (2005) menjelaskan bahwa data primer digunakan untuk

menjawab permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian, sedangkan data

sekunder digunakan sebagai bahan informasi penunjang dalam melakukan

analisis.

3.3. Metode Pengambilan Sample

Metode pengambilan sampel yang digunakan selama penelitian ini yaitu

purposive sampel artinya pengambilan sampel secara sengaja kepada seluruh

petani kangkung anggota kelompok tani kembang harapan.

27
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan langsung kepada

petani kangkung.Responden yang di ambil dalam penelitian ini meliputi petani

kangkung yang berjumlah 60 petani.

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan empat teknik pengumpulan

data, yaitu teknik observasi, wawancara, kuisioner dan studi pustaka.(1) Observasi

merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti(2)Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan

tanya jawab. (personal face to face interview) dengan sumber data (responden).

(3) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan

pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya dan harus diisi oleh responden. (4) Studi pustaka untuk memperoleh

landasan teoritis dan data penunjang yang berkaitan dengan materi pengkajian

atau penelitian.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah secara kualitatif dan kuanitatif. Data kualitatif

disajikan secara narasi, sedangkan data kuantitatif diolah dengan menggunakan

alat bantu berupa kalkulator dan melalui program Microsoft Excel. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian itu yaitu Analisis Pendapatan, Analisis R/C

Ratio, Analisis B/C Ratio, Analisis Break Even Poin (BEP), dan Analisis Payback

Period (PP) dari usahatani kangkung Kelompok tani Kembang Harapan Bogor.

28
3.5.1. Analisis Deskriptif Tabulasi

Analisis deskriptif tabulasi ini digunakan untuk melihat karakterisitk

petani kangkung. Data primer yang telah diperoleh melalui wawancara dan

kuisioner ditabulasikan dalam kerangka tabel yang dipersiapkan untuk melihat

karakteristik petani kangkung meliputi umur, tingkat pendidikan,jumlah

tanggungan keluarga, status kepemilikan lahan dan luas lahan.

3.5.2. Analisis Biaya Usahatani

Menurut Rahim dan Hastuti (2007:163), menjelaskan bahwa total biaya atau

total cost (TC) adalah jumlah dari biaya tetap atau fixed cost (FC) dan biaya tidak

tetap atau variable cost (VC). Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

TC = FC + VC

Dimana:

TC : total biaya (total cost)

FC : biaya tetap (fixed cost)

VC : biaya tidak tetap (variable cost)

3.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Kelompok Tani Kembang

Harapan

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang benar

benar dikeluarkan, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah selisih antara

penerimaan dikurangi total biaya menurut Soeharjo dan Patong (1973), dalam

(Marissa, 2010). Analisis pendapatan dilakukan terhadap biaya kegiatan produksi

29
dari awal hingga panen yang dilakukan dalam satu musim tanam.Analisis

pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai pendapatan yang

diperoleh.perhitungan pengeluaran (biaya total), penerimaan dan pendapatan adalah

sebagai berikut :

1. Perhitungan Pengeluaran:

TC = BT + BV

Dimana :

TC = biaya total

BT = Biaya tetap

BV = Biaya Variable ( biaya tidak tetap )

2. Perhitungan Penerimaan:

Y = Qy. Py

Dimana :

Y = Penerimaan usahatani kangkung

Qy = Produk satuan kangkung yang dihasilkan

Py = Harga jual produk kangkung yang dihasilkan

3. Perhitungan pendapatan :

π = TR – TC

dimana :

π = Pendapatan kangkung

TR = Penerimaan usahatani kangkung

TC = Biaya Total kangkung

30
3.5.4. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio)

Dalam Harmono dan Andoko (2005), dalam (Marissa, 2010), R/C Rasio

merupakan pembagian antara penerimaan usaha dengan biaya dari usaha tersebut.

Analisa ini digunakan untuk melihat pebandingan total penerimaan dengan total

biaya usaha. Jika nilai R/C ratio diatas satu rupiah yang dikeluarkan akan

memperoleh manfaaat sehingga penerimaan lebih dari satu rupiah. Secara

sistematis R/C rasio dapat dirumuskan sebagai berikut.

a =

Analisis ini digunakan untuk melihat keuntungan dan kelayakan dari usahatani.

Usahatani tersebut dikatakan menguntungkan atau layak jika nilai R/C rasio lebih

besar dari satu ( R/C >1). hal ini menunjukan bahwa setiap nilai rupiah yang

dikeluarkan dalam produk akan memberikan manfaat dari sejumlah nilai yang

diperoleh.

3.5.5. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)

Menurut Rahardi dan Hartono (2003, dalam Nasihah, 2014) Analisis

keuntungan dan biaya (B/C rasio) adalah perbandingan antara tingkat keuntungan

yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak

dan memberikan manfaat apabila nilai B/C rasio lebih besar dari nol (B/C rasio

>0). Semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Secara

sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

31
B/C ratio =

Dimana:

π : keuntungan

TC : total biaya

Kriteria investasi berdasarkan B/C ratio yaitu:

B/C > 0, usaha menguntungkan dan layak untuk diusahakan

B/C < 0, usaha merugikan dan tidak layak untuk diusahakan

3.5.6. Analisis Break Even Point (BEP)

Break Event Point ( BEP ) merupakan titik impas usaha (Wiryanta, 2002,

dan Marissa, 2010) Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga

berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami

kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume dan BEP harga

produksi. Dirumuskan sebagai berikut :

BEP Produksi =

BEP Harga =

32
3.6. Definisi Operasional

Menurut Bungin (2006:36), definisi operasional adalah definisi yang

didasarkan atas sifat-sifat hal definitive yang dapat diukur dan diamati, sebagai

titik tolak persamaan persepsi dalam penelitian.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Usahatani adalah kombinasi yang tersusun (organisasi) dari alam, tenaga

kerja, modal dan manajemen yang ditujukan kepada produksi dilapangan

pertanian.

2. Harga kangkung adalah nilai suatu produk barang atau jasa dalam

penjualan.

3. Biaya (cost) adalah segala sesuatu yang dikeluarkan oleh para pelaku

usahatani untuk menghasilkan suatu jasa atau barang.

4. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak tergantung pada volume

produksi atau tidak habis dipakai dalam satu kali produksi. Biaya ini

terdiri dari investasi, sewa lahan dan iuran-iuran, seperti iuran PBB.

5. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya akan

mengalami perubahan sebanding dengan hasil produksi atau volume

kegiatan, tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap.

6. Total biaya (total cost) adalah penjumlahan seluruh biaya-biaya yang

dikeluarkan baik itu tetap maupun tidak tetap.

7. Penerimaan (revenue) adalah sesuatu yang diterima oleh pelaku usahatani

dari semua jumlah produksi yang dikalikan dengan harga jual.

8. Pendapatan (benefit) usahatani adalah hasil yang diperoleh dari

33
penerimaan yang diterima oleh pelaku usahatani setelah dikurangi seluruh

biaya-biaya.

9. Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) adalah rasio perbandingan

antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh

pelaku usahatani. Nilai R/C ratio lebih dari satu mengindikasikan

usahatani tersebut menguntungkan.

10. Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) adalah perbandingan

antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang

dikeluarkan.

11. Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah titik pulang pokok yang

digunakan untuk melihat pada tingkat produksi dan harga berapa suatu

usahatani tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami

kerugian selama satu periode.

12. Payback Period (PP) adalah suatu periode waktu yang diperlukan dalam

melunasi seluruh pengeluaran investasi.

34
BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1. Kelompok Tani Kembang Harapan

Kelompok tani ini terdiri dari 60 petani dengan komoditi utama

kangkung. berawal dari tingginya peminat akan sayuran di pasar Citeureup

khususnya sayuran kangkung, maka kelompok tani kembang harapan

memanfaatkan peluang tersebut dengan berusahatani kangkung. luas lahan yang

di garap oleh kelompok tani kembang harapan adalah 2 hektar dengan komoditi

utama kangkung, selain tingginya permintaan akan sayuran kangkung di pasar

Citeureup kondisi lahan yang basah dan tersedianya air yang melimpah di desa

Citeureup ini cukup memudahkan bagi kelompok tani dalam berbudidaya

kangkung.

Jenis kangkung yang di budidayakan oleh kelompok tani kembang

harapan adalah jenis kangkung air dan itu sangat cocok dengan kondisi geografis

desa citeureup yang banyak tersedia air. Pemasaran hasil pertanian komoditi

kangkung ini langsung di jual kepada pengempul di pasar citeureup dengan harga

perikat kangkung Rp. 1500,- tapi sejak awal tahun 2015 kelompok tani ini mulai

berusahatani kangkung organik dimana harga jual nya cukup tinggi dengan harga

per kg Rp. 6000,- untuk awal panen mulai dari tanam sampai panen membutuhkan

waktu 1 bulan sedangkan setelah satu bulan tersebut kangkung bisa di panen 1

minggu sekali.

Kelompok tani kembang harapan dalam 2 hektar dapat menghasilkan 40

ton kangkung. Permasalahan yang ada adalah para petani masih belum bisa dalam

35
memahami akan arti bisnis usahatan dan juga belum tercapainya kesejahteraan

petani. Oleh karena itu dalam kelompok tani ini tidak ada laporan tertulis secara

jelas tentang besar kecilnya pendapatan yang di peroleh karena patokan mereka

selama ini adalah yang penting bisa balik modal itu sudah untung.

36
4.2 Struktur Organisasi

Pelindung
Muspika

Penasehat
Kepala Desa Citeureup dan Tokoh
Masyarakat

Ketua
Drs. Iip Jaiki, MM

Wakil Ketua
Tatang Efendi

Bendahara Sekretaris
Romlah Andri
Jaelani

Anggota

Saung Tani Kembang Harapan Sentosa Raharja


kangkung 30 orang 25 orang
(Kompos)
60 Orang
38 orang anggota

Taruna Tani Kelompok Wanita Tani


30 Orang 30 Orang

Gambar 2. Struktur Organisasi

37
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Petani Kangkung Kembang Harapan

Petani kangkung yang ada di kelompok tani Kembang Harapan pada

umumnya berusahatani sebagai pekerjaan utama mereka.Jumlah responden dalam

penelitian ini adalah 60 orang yang merupakan petani atau anggota kelompok tani

kembang harapan. Jenis kelamin petani memang paling banyak adalah laki – laki,

hal ini disebabkan karena bertani kangkung cukup membutuhkan tenaga yang

ekstra yaitu mulai dari pengolahan lahan, pemeliharaan sampai pemanenan atau

penanganan pasca panen, sehingga tenaga pria sangat dibutuhkan dalam berusaha

tani kangkung agar mendapatkan hasil yang optimal.

Karakteristik individu petani yang diteliti terdiri dari umur petani, tingkat

pendidikan petani, pengalaman petani, jumlah tanggungan keluarga tani, status

kepemilikan lahan dan luas lahan.

5.1.1 Umur Petani

Pembagian golongan umur petani dibagi menjadi tiga interval, yaitu

umur 25-40 tahun, 40-58 tahun, dan 58-64 tahun. Berikut sebaran distribusi petani

menurut umur.

38
Tabel 1. Distribusi Petani kangkung Kembang Harapan Menurut Umur

Umur Petani Jumlah Presentase (%)

25- 40 tahun 35 Orang 55 %

40-58 tahun 15 Orang 25%

58- 64 tahun 10 Orang 20 %

Total 60 Orang 100 %

Mayoritas petani responden berumur 25-40 tahun, yaitu sebanyak 35

orang (55%), dan umur ini termasuk ke dalam golongan umur yang masih

produktif, hal tersebut dapat dilihat dari Penggolongan Umur Menurut DW.

Sleumer.

Tabel 2. Penggolongan Umur Menurut DW. Sleumer

No Penggolongan Umur Menurut DW. Sleumer

1 0 – 14 tahun belum produktif

2 15 – 19 tahun belum produktif Penuh

3 20 – 54 tahun golongan produktif

4 55 - 63 tahun golongan tidak produktif penuh

5 Lebih dari 63 tahun golongan inproduktif

Dilihat dari data umur diatas mayoritas umur petani masih dalam usia

produktif yaitu antara 25 sampai 40 tahun yang berjumlah 35 petani. Hal ini

membuktikan bahwa usahatani kangkung masih sangat diminati. Petani produktif

memiliki kemampuan bekerja dan berfikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan

39
petani yang sudah tidak produktif. Petani yang lebih muda biasanya mempunyai

semangat tinggi, karena keingintauanya, dan motivasinya sehingga mereka

berusaha lebih cepat melakukan adopsi dan inovasi untuk mengembangkan

usahataninya agar dapat berproduksi dengan maksimal.

Petani yang berumur antara 40-58 tahun sebanyak 15 orang (25%)

kurang produktif. Sedangkan petani yang berumur 58-64 tahun berjumlah 10

orang dimana pada umur tersebut tergolong kedalam usia tidak produktif.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Pengelolaan usahatani itu juga tergantung dari tingkat pendidikan petani

sendiri dan bagaimana cara petani memanfaatkan berbagai faktor produksi yang

ada untuk digunakan secara efektif dan efisien agar mendapatkan keuntungan

yang maksimal. Jadi petani mempunyai peran penting yaitu sebagai pengambil

keputusan dan kebijakan dari usahatani yang dilakukan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya

peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam rangka meningkatkan

ketrampilan dan ide – ide yang dapat memberikan inovasi terbaru dalam rangka

untuk meningkatkan hasil usaha tani kangkung. Tingkat pendidikan yang tinggi

diharapkan akan lebih mengetahui dan menerapkan segala bentuk ide baru

tersebut. Pendidikan petani dibagi menjadi tiga yaitu SD, SMP, dan SMA.

40
Tabel 3. Distribusi Petani Kembang Harapan Menurut tingkat Pendidikan

Tingkat PendidikanPetani Jumlah Presentase

SD 30 Orang 50 %

SMP 20 orang 40 %

SMA 10 Orang 10 %

Jumlah 60 Orang 100 %

Tingkat pendidikan petani pada umumnya berada pada tingkatan SD

sebanyak 30 orang (50%), sedangkan tingkat pendidikan SMP sebanyak 20 orang

(40%), dan tingkatan SMA sebanyak 10 orang (10%). Berdasarkan nilai tersebut

dapat dikatakan bahwa sebagian besar pendidikan petani kangkung adalah sekolah

dasar. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting pada diri seseorang,

dikelompok tani kangkung kembang harapan mayoritas para petani adalah lulusan

SD sebanyak 30 orang (50%), hal ini menyebabkan kelompok tani ini lemah di

bagian SDM nya, hal itu terlihat dari tidak adanya laporan tertulis secara lengkap

tentang aktifitas usaha tani secara detail sehingga akibatnya para petani tidak

mengetahui seberapa besar pendapatan usahatani yang mereka dapatkan dengan

memanfaatkan faktor produksi yang ada secara maksimal.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga tani yang berdasarkan jumlah anggota keluarga

petani dibagi menjadi dua interval yang terdiri dari 1-4 orang dan 5-8 orang.

Berikut adalah tabel distribusi jumlah tanggungan keluarga petani.

41
Tabel 4. Distribusi Petani kangkung Kembang Harapan Menurut Jumlah
Tanggungan Keluarga.

Tanggungan Keluarga Tani Jumlah Persentase ( % )

1- 4 orang 40 orang 80 %

5 - 8 orang 20 orang 20 %

Total 60 orang 100 %

Tanggungan keluarga petani berpengaruh terhadap jumlah pendapatan

petani. Apabila perpetani memiliki jumlah tanggungan keluarga yang banyak

maka petani tersebut akan berpikir bagaimana caranya agar kebutuhan keluarga

terpenuhi. Kebutuhan keluarga berbeda-beda sesuai dengan jumlah setiap

pendapatan kepala keluarga petani.Tentunya ini semua tergantung dari pendapatan

para petani dalam berusaha tani semakin besar pendapatan usaha tani yang di

dapatkan dalam usahataninya maka semakin baik kebutuhan keluarga akan

terpenuhi, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu petani harus pintar dan

memahami tentang cara berusahatani yang baik dan benar agar usahatani yang

dilakukannya dapat efektif dan mendapatkan hasil sesuai dengan harapan

sehingga kebutuhan keluarga petani akan dapat terpenuhi.

5.1.4 Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan petani kangkung hanya terdapat satu interval

yaitu milik Indosement yang di kelola oleh petani sebanyak 60 orang, dimana dari

60 orang tersebut adalah para anggota kelompok tani yaitu kembang harapan.

Lahan yang digarap oleh petani adalah lahan milik Indosement, dimana

para petani di kasih kewenangan oleh pihak indosement untuk menggarap lahan

42
kosong dengan luas 2 Ha dan para petani tidak dikenakan biaya lahan dalam

menggunakan lahan tersebut.

Selain itu petani tidak di bebankan untuk membayar PBB karena untuk

PBB itu sendiri langsung dibayarkan oleh pihak Indosement pada tiap tahun.

5.1.5 Luas Lahan

Lahan sangat diperlukan untuk mengelola tanaman dan merupakan faktor

utama dari sistem produksi.Pada tanaman kangkung, jenis lahan yang dipakai oleh

petani berupa lahan rawa yang sudah di olah oleh petani menjadi lahan sawah.

Luas lahan keseluruhan adalah 2 Ha atau 20.000 m2, dimana dari total luas

lahan tersebut di bagi-bagi ke 60 petani setiap petani mendapat lahan garapan

dengan luas lahan 333, 3 m2.

Pembagian lahan tersebut dibagi secara merata kepada para anggota

kelompok tani, sehingga tidak ada pembedaan luas lahan yang digarap oleh

masing-masing petani.

5.2 Biaya Usahatani Kangkung

Fuad (2006:153) mendefinisikan tentang biaya bahwa biaya adalah

satuan nilai yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu

hasil produksi. Beban arus barang dan jasa yang dibebankan kepada pendapatan

(benefit) untuk menentukan laba (income), atau harga perolehan yang dikorbankan

dalam rangka memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurang

penghasilan yang disebut beban (expense), sedangkan nilai uang dari alat-alat

produksi yang dikorbankan disebut harga pokok.

43
Biaya usahatani dibedakan menjadi dua yaitu ; biaya tetap ( fixed cost )

dan biaya tidak tetap ( variabel cost ). Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada

kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi, contoh biaya tetap adalah biaya

investasi, sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi.

Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi (tenaga kerja,

pupuk, bibit, dan pestisida) (Soekartawi dkk, 1986:12-13).

Berikut ini adalah biaya – biaya yang di keluarkan oleh petani dalam

berusaha tani kangkung yaitu:

5.2.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang

yang diproduksi. Yang termasuk biaya tetap adalah biaya investasi, sewa tanah,

pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu

biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya

saprodi (tenaga kerja, pupuk, bibit, dan pestisida) (Soekartawi dkk, 1986:12-13).

Biaya usaha tani atau biasa disebut biaya total (Total Cost) merupakan

jumlah dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost) (Rahim

dan Hastuti, 2007 dalam Amalia, 2013).

Biaya-biaya tetap yang ada pada kelompok tani kembang harapan antara

lain, yaitu : biaya investasi, dan biaya penyusutan alat . Berikut penjelasan biaya

tetap dalam usahatani kangkung.

44
5.2.1.1 Biaya Investasi

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut

(Ahmad, 2004:3). Investasi dalam proses produksi usahatani kangkung terdiri dari

bangunan, dan alat-alat pertanian sebagai pendukung untuk melakukan kegiatan

usahatani Kangkung.

Alat-alat pertanian yang diperlukan dalam proses produksi usahatani

kangkung antara lain: cangkul, garpu, arit, tangki penyemprot, dan selang. Total

biaya investasi yang dikeluarkan oleh petani kangkung yaitu sebesar biaya total

investasi Rp 60.600.000 dengan rata-rata biaya investasi per petani adalah Rp

1.010.000 ( lampiran 6).

5.2.1.2 Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan biaya investasi yang disusutkan dalam satu

tahun dengan umur ekonomis seperti, alat-alat pertanian.

Total biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh kelompok tani kembang

harapan adalah Rp 27.600.000 dengan rata-rata per petani adalah Rp 460.000

(lampiran 4)

Rincian biaya tetap yang dikeluarkan pada petani kangkung terlihat di

dalam Tabel di bawah ini.

45
Tabel 5. Biaya Tetap Usahatani Kangkung tahun 2016

No Biaya Tetap Total (Rp)

1 Penyusutan Alat 27.600.000

2 Investasi 60.600.000

Total Biaya Tetap 88.200.000

Berdasarkan Tabel 5, terlihat biaya penyusutan alat sebesar Rp

27.600.000. dengan rata-rata perpetani Rp 460.000 dan total biaya investasi

adalah sebesar Rp 60.600.000 dengan rata – rata investasi perpetani adalah Rp

1.010.000. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh kelompok tani kembang

harapan dalam melakukan usahatani kangkung yaitu sebesar Rp 88.200.000.

5.2.2 Biaya Variabel

Biaya variabel (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya berubah

ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya

tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat, maka total biaya

juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula.

Biaya-biaya yang merupakan biaya variabel antara lain, yaitu: biaya

benih, biaya pupuk kandang, biaya transportasi. Berikut penjelasan biaya variabel

yang ada dalam usahatani kangkung.

5.2.2.1 Biaya Benih

Biaya benih merupakan biaya penggunaan benih yang dikeluarkan petani

responden pada usahatani kangkung. Biaya benih yang dikeluarkan kelompok

46
tani kembang harapan adalah Rp 840.000.dengan total pertahun 10.080.000

dengan rata – rata per petani adalah Rp 168.000. (lampiran 3)

5.2.2.2 Biaya Pupuk

Pemupukan yang dilakukan oleh petani kangkung terdiri dari Pupuk

Kandang.Pupuk tersebut merupakan unsur yang sangat mempengaruhi dalam

usahatani kangkung.

Jumlah biaya pupuk yang harus dikeluarkan oleh kelompok tani kembang

harapan adalah Rp 8.400.000 permusim tanam dengan total pertahun Rp

10.080.000 dengan biaya rata – rata perpetani Rp 5.286.000 (lamiran 3)

5.2.2.3 Biaya Transportasi

Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani

responden pada usahatani kangkung dengan menggunakan alat transportasi berupa

mobil bak terbuka.

Biaya transportasi ini adalah biaya pengangkutan hasil panen mulai dari

packing house sampai ke tempat penjualan. Biaya transportasi yang dikeluarkan

oleh petani responden adalah Rp 7.090.000 permusim panen dengan jumlah biaya

pertahun adalah Rp 85.080.000. Jadi rata – rata biaya transportasi per responden

adalah Rp 1.418.000.

47
Tabel 6. Biaya Variabel Usahatani Kangkung tahun 2016

No Biaya Variabel Harga (Rp)

1 Biaya Benih 840.000

2 Biaya Pupuk 26.430.0000

3 Biaya Transportasi 7.090.000

Total Biaya Variabel 34. 360.000

5.2.3 Total Biaya

Biaya keseluruhan atau biaya total hasil jumlah dari biaya tetap ditambah

biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh petani kangkung sebesar Rp

35.600.000. Total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani kangkung

dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:

Tabel 7. Total Biaya Usahatani Kangkung Kembang Harapan pertahun 2016

No Jenis Biaya Nilai (Rp)

1 Biaya Tetap (Fixed Cost) 88.200.000

2 Biaya Variabel (Variable Cost) 34.360.000

Total Biaya 122.560.000

Berdasarkan Tabel diatas, terlihat bahwa biaya tetap yang dikeluarkan

oleh kelompok tani kangkung adalah sebesar Rp 88.200.000. Sedangkan biaya

variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 34.360.000. Jadi total biaya

keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani kangkung adalah Rp 122.560.0000

48
5.3 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani kangkung berasal dari harga yang dijual per kg

dikalikan dengan volume produksi yang dihasilkan tiap panen. Petani kangkung

menjual hasil produksi dengan harga Rp 6000/kg, dengan total produksi sebesar

36.600 kg

Dengan demikian penerimaan yang diperoleh dalam satu kali panen

adalah sebesar Rp 219.600.000,- dengan rata-rata penerimaan perpetani dalam

satu kali panen adalah Rp 3.660.000,-

5.4 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani merupakan hasil pengurangan dari penerimaan

dikurangi dengan total biaya usahatani yang dikeluarkan selama proses produksi

berlangsung. Penerimaan yang diperoleh oleh petani kangkung kembang harapan

adalah Rp 219.600.000. Total biaya usahatani yang dikeluarkan oleh kelompok

tani kangkung kembang harapan adalah Rp 122.560.000

Tabel 8. Pendapatan Usahatani kangkung kembang harapan pertahun 2016

No Komponen Nilai (Rp)

1 Penerimaan 219.600.000

2 Total Biaya 122.560.000

Pendapatan 97.040.000

Berdasarkan Tabel 8, bahwa pendapatan usahatani kangkung kelompok

tani Kembang Harapan yaitu sebesar Rp 97.040.000 dari pengurangan

penerimaan dengan total biaya usahatani selama proses produksi yang dihasilkan.

49
Analisis penerimaan, biaya, dan pendapatan yang dihasilkan dapat mencari

analisis berikutnya, seperti : analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio),

analisis keuntungan atas biaya (B/C ratio), Break Even Point (BEP),

5.5 Analisis Pendapatan Usahatani


5.5.1 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C ratio)

Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) merupakan perbandingan

(ratio atau nisbah) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Total

penerimaan yang diperoleh pada kelompok tani kangkung kembang harapan yaitu

sebesar Rp.219.600.000, sedangkan biaya total yang dikeluarkan adalah

Rp.122.560.000. Jadi, analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) usahatani

kangkung kembang harapan adalah sebesar 1,79 dan dikatakan layak. (Lampiran

4)

Tabel 9. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C ratio) Usahatani kangkung
Kembang Harapan pertahun 2016

No Jenis Biaya Nilai (Rp)

1 Total Penerimaan 219.600.000

2 Total Biaya 122.560.000

Nilai Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C ratio) 1,79

Usahatani kangkung kembang harapan dapat dikatakan efisien karena

memiliki nilai rasio penerimaan atas biaya yang lebih dari satu (R/C ratio> 1)

sehingga kegiatan usahatani kangkung kembang harapan dapat dikatakan layak

karena memberikan penerimaan lebih besar dari pada pengeluarannya. Analisis

rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) ini menunjukkan bahwa kelompok tani

50
kangkung mengalami keuntungan yang diperoleh dari hasil perbandingan antara

analisis penerimaan dengan analisis biaya total usahatani kangkung. Hasil

perhitungan analisis penerimaan atas biaya (R/C ratio) ini dapat dilihat pada

(Lampiran 7).

5.5.2 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C ratio)

Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) merupakan

perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh (pendapatan) dengan total

biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan. Manfaat analisis rasio keuntungan

atas biaya (B/C ratio) yaitu untuk investasi/penanaman modal bagi pihak lain pada

petani kangkung kembang harapan. Keuntungan atas pendapatan yang diperoleh

oleh petani kangkung yaitu sebesar Rp 97.040.000 dengan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp 122.560.000,- sehingga diperoleh nilai rasio keuntungan

atas biaya (B/C ratio) usahatani kangkung adalah sebesar 0,79 (lampiran 7)

Tabel 10. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C ratio) Usahatani Kangkung
Kembang Harapan. pertahun 2016

No Jenis Biaya Nilai (Rp)

1 Pendapatan 97.040.000

2 Total Biaya 122.560.000

Nilai Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C ratio) 0,79

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa analisis rasio keuntungan

atas biaya (B/C ratio) usahatani kangkung kembang harapan adalah sebesar 0,79.

Nilai keuntungan atas biaya (B/C ratio) yang sebesar 0,79. Artinya dengan

dihasilkan analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) sebesar 0,79 maka

51
usahatani kangkung dikatakan layak dan memberikan manfaaat untuk dijadikan

investasi.

Jika dilihat lebih lanjut akan menunjukkan bahwa usahatani kangkung

yang dijalankan petani di kelompok tani kembang harapan masih mendatangkan

keuntungan mengingat nilai rasio keuntungan atas biaya lebih besar dari nol (B/C

ratio>0 ). Hal ini berarti usahatani kangkung tersebut memberikan manfaat dan

layak untuk terus dilanjutkan. Hasil perhitungan analisis keuntungan atas biaya

(B/C ratio) ini dapat dilihat pada (Lampiran 7).

5.5.3 Analisis Break Even Point (BEP)

Break Event Point ( BEP ) merupakan titik impas usaha (Wiryanta, 2002,

dan Marissa, 2010) Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga

berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami

kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume dan BEP harga

produksi. Break Even Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik

tersebut suatu usahatani kangkung tidak memperoleh untung dan tidak pula rugi.

Kondisi ini laba yang diperoleh adalah nol (impas).

Analisis Break Even Point (BEP), titik impas produksi selain dinyatakan

dalam satuan kilogram, juga dinyatakan dalam satuan rupiah. Perhitungan BEP

memiliki duacara yaitu BEP produksi atau volume, dan BEP harga,

5.5.3.1 BEP Produksi

Yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana produsen pada

posisi tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata lain BEP satuan menjelaskan

jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan oleh produsen.

52
Analisis BEP produksi merupakan hasil pembagian antara total biaya

yang dikeluarkan oleh kelompok tani kangkung dengan harga jual produksi

usahatani kangkung (Lampiran 7). Biaya total yang dikeluarkan oleh petani

kangkung adalah sebesar Rp. 122.560.000. sedangkan harga jual kangkung adalah

Rp 6000/kg.

Tabel 11. BEP Produksi Usahtani kangkung Kembang Harapan pertahun 2016

No Jenis Biaya Nilai (Rp)

1 Total Biaya 122.560.000

2 Harga Jual 6000/kg

BEP Produksi 20.426 kg

Berdasarkan Tabel 11 diatas, hasil BEP produksi yang ada pada petani

kangkung sebesar 20.426 kg. Jadi, jika produksi melebihi 20.426 kg, maka akan

memperoleh keuntungan. Jika produksinya kurang dari 20.426 kg, maka usahatani

kangkung tersebut akan mengalami kerugian.

5.5.3.2 BEP Harga

Yaitu tingkat atau besarnya harga per unit suatu produk yang dihasilkan

produsen pada posisi tidak untung dan tidak rugi. Dengan kata lain BEP harga

menjelaskan besarnya harga minimal perunit barang yang ditetapkan produsen.

Analisis BEP harga merupakan hasil dari perbandingan antara total biaya

yang dikeluarkan oleh petani kangkung dengan volume produksi total usahatani

kangkung (Lampiran 7). Biaya total yang dikeluarkan oleh kelompok tani

53
kangkung kembang harapan adalah Rp 122.560.000 sedangkan volume produksi

total adalah 36.600. kg.

Tabel 12. BEP Harga Usahatani Kangkung Kembang Harapan pertahun 2016

No Jenis Biaya Nilai (Rp)

1 Total Biaya 122.560.000

2 Volume Produksi Total 36.600. kg

BEP Harga 3.348/kg

Berdasarkan Tabel 12 diatas, menunjukkan bahwa hasil BEP harga yang

ada pada petani kangkung kembang harapan adalah seharga Rp.3,348/kg. Jadi,

jika harga yang ditetapkan petani melebihi Rp 3.348/kg maka dikatakan untung

dan jika penetapan harga kurang dari Rp 3.348/kg maka usahatani kangkung

kembang harapan tersebut dikatakan rugi.

54
Hasil Break Even Point (BEP) yang dikeluarkan pada petani terlihat di

dalam tabel 14 di bawah ini

Tabel 13. Break Even Point (BEP) pada Kelompok tani Kangkung Kembang

Harapan pertahun 2016

No Uraian Nilai (Rp)

1 Penerimaan 219.600.000

2 Biaya Tetap

Biaya Penyusutan 27.600.000

Biaya Investasi 60.600.000

Total Biaya Tetap (Fixed Cost) 88.200.000

3 Biaya Variabel

Biaya Benih 840.000

Biaya Pupuk Organik / Kandang 26.430.000

Biaya Transportasi 7.090.000

Total Biaya Variabel (Variable Cost) 34.360.000

4 Total Biaya 122.560.000

5 Total Produksi 36.600.kg

6 Harga Perkilogram Rp 6000

7 Break Even Point Volume/ produksi 20.426 kg

8 Break Even Point Harga 3.348/kg

55
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan dan uraian mengenai “Analisis

Pendapatan Usahatani Kangkung di Kelompok Tani Kembang Harapan , maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Di kelompok tani kembang harapan, rata-rata umur petani masuk kedalam

umur yang masih produktif yaitu antara 25 – 40 tahun yang terdapat 35 orang.

dan memiliki rata-rata tingkat pendidikan sekolah dasar dengan rata-rata

pengalaman bertani 5 – 10 yaitu sebanyak 30 orang atau 50 % dari total

anggota kelompok tani yaitu 60 petani. Rata-rata tanggungan keluarga pada

petani kangkung adalah 4 orang. Kemudian pada status kepemilikan lahan,

status kepemilikan lahan petani kangkung hanya terdapat satu interval yaitu

milik Indosement dengan rata-rata luas lahan petani kangkung adalah 333,3 m2.

2. Total biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh kelompok tani kangkung adalah

Rp 122.560.000 dengan penerimaan sebesar Rp 219.600.000 dan pendapatan

usahatani kangkung adalah sebesar Rp 97.040.000. Nilai rasio penerimaan atas

biaya (R/C ratio) petani kangkung adalah sebesar 1,79 yaitu kegiatan usahatani

kangkung layak dan menguntungkan karena memberikan penerimaan lebih

besar dari pada pengeluarannya. Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C

ratio) usahatani kangkung sebesar 0,79 maka usahatani kangkung dikatakan

layak dan memberikan manfaaat untuk dijadikan investasi.

56
3. Kegiatan usahatani kangkung ini merupakan kegiatan usahatani yang

positif dan menguntungkan hal tersebut dapat di lihat dari analisi B/C ratio

dan R/C ratio yang menunjukan hasil > 1 yang artinya untung dan layak

untuk di kembangkan.

4. Biaya usahatani kangkung yang dikeluarkan sudah baik dan perlu untuk

dipertahankan.

5. Pendapatan usahatani kangkung yang dihasilkan sangat baik dan perlu

untuk dipertahankan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang

diberikan berkaitan dengan hasil penelitian adalah :

1. Sebaiknya kelompok tani kembang harapan lebih meningkatkan volume

produksi agar pendapatan para petani semakin meningkat

2. Sebaiknya kelompok tani kembang harapan membuat sebuah catatan tersendiri

seperti pembekuan tentang biaya usahataninya agar dapat mengetahui seberapa

besar biaya yang telah dikeluarkan selama proses usahatani sehingga dengan

adanya catatan tersebut petani dapat mengetahui seberapa besar keuntungan

yang dapat diraih oleh para petani dalam berusahatani kangkung

57
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. PT.

RinekaCipta. 2004. Jakarta.

Bayu Hidayat 2010 Analisis Pendapatan Usahtani Jamu Getas Merah di

Blocher. 2007. Cost Management: Manajemen Biaya (Penekanan Strategis).

Salemba 4. Jakarta.

Hernanto, F. Ilmu Usahatani. ( Jakarta, Penebar Swadaya : 1991).

Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani . Jakarta : Penebar Swadaya.

Hermanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya PT Raja

Grafindo Persada

Mubyarto. Pengantar ekonomi Pertanian. ( jakaarta, LP3S : 1989 )

Mubyarto. Pengantar ekonomi Pertanian. ( jakarta, PT. Pustaka LP3ES

Indonesia, Anggota IKAPI : 1995).

Mulyadi. Akuntansi Biaya . ( Yogyakarta, Aditya Media : 2000 ).

Nur Ikhsan Ramdani Yusup 2015 Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung

Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) Di

Kabupaten Bogor”.

Kelurahan Sukaresmi Kecamatan Tanah Sareal Bogor.

Mia Fidyatun nasihah 2014 Anaslisi Pendapatan Usahatani Belimbing Dewa

pada Petani Mitra di Depok Organik.

Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam Kangkung. Kanisius.Yogyakarta.

Rahim, Abd. dan Hastuti. DRW. Ekonomi Pertanian. ( jakarta, Penebar Swadaya:

2007 ).

58
Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Kecil.

UI Press. Jakarta

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta

Soekarwati. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Soeharjo dan Patong. 1973. Ilmu Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial

Ekonomi Institut Pertanian. Bogor.

Soekartawi. 1994. Pembangunan Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soetrisno, Lukman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian: Sebuah

Tinjauan Sosiologis. Kanisius. Yogyakarta.

Soeharjo dan Patong. Sendi – sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu

Sosialekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ( Bogor: 1991).

Soekartawi, A. Soeharjo, J.L Dillon dan J.B. Hardaker. Ilmu Usahatani dan

Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. ( Jakarta, Penerbit Universitas

Indonesia: 1986 ).

Soekartawi. Analisis Usahatani. ( Jakarta, UI- Press: 1995 ).

Soekartawi. Analisis Usahatani. ( Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia: 2006 ).

Suratiyah. Ilmu Usahatani. ( Jakarta, Penebar Swadaya: 2006 ).

Soekartawi, 2002. Prinsip Usahtani. Jakarta: UI Press.

Zulkarnaen 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Jakarata.

59
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Skripsi
Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Kangkung Kelompok tani Kembang
Harapan di Desa Cigeger, Kec. Citeureup, Kabupaten Bogor.
Slamet Misbahul Ulum (109092000024)

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-
Nya kepada kita semua. Perkenankanlah saya mahasiswa meminta bantuan
kepada Bapak / Ibu untuk mengisi kuisioner di bawah ini. Kuisioner ini
merupakan alat bantu dalam penelitian saya. Sekecil apapun informasi yang anda
berikan kepada saya, akan sangat besar artinya bagi kelancaran penelitian skripsi
saya ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hari / Tanggal :

*) lingkari pilihannya
A. Data Responden / Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Alamat / No. Hp :

3. Jenis kelamin :L/P*


4. Umur : tahun
5. Status pernikahan : 1. Belum Menikah; 2.
Menikah *
6. Pendidikan formal responden :
7. Jumlah tanggungan keluarga (termasuk responden):
8. Luas lahan lahan yang diusahakan untuk sayuran kangkung:
……………. m2 dari total:………….m2

9. Sifat usahatani : utama/ sampingan *

60
10. Pekerjaan diluar usahatani :
11. Pengalaman bertani sayuran kangkung :………..tahun

B. Data Usahatani
Penggunaan Input Satu Musim Tanam
N Uraian Satua Jumla Harga Satuan Total
o n h (Rp) (Rp)
1 Lahan
2 Benih
3 Pupuk
4 Pestisida
6 Cangkul
7 Garpu
8 Celurit
9 Penyusutan
Cangkul
10 Penyusutan
Garpu
11 Penyusutan
Celurit

C. Penerimaan Hasil Panen Sayur Kangkung Satu Musim Tanam


No Uraian Total Produksi (kg) Harga (Rp/kg)
1 Kangkung
Jumlah

61
D. Rincian Biaya dan Pendapatan Usahatani Satu Musim Tanam
No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Total
(Rp) (Rp)
A Biaya Tetap (FC)
Lahan
Penyusutan
Cangkul
Penyusutan
Garpu
Penyusutan
Celurit
Jumlah
B Biaya Tidak Tetap (VC)
Benih
Pupuk
Tranportasi
Jumlah
C Biaya Total (A+B)
D Penerimaan
E Pendapatan Bersih (D-C)

62
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

Lampiran 2. Karakteristik Petani Kangkung Kembang harapan.

no Nama Petani Jenis Umur pendidikan Lama Status Luas lahan Tanggungan
Kelamin usaha tani kepemilikan keluarga
lahan
1 Dadang Laki - laki 40 tahun SD 8 tahun indosemen 333.3 m2 4
2 Sodik Laki klaki 35 tahn SD 6 tahun indosemen 333.3.m2 4
3 Mawan maulana Laki laki 40 tahun SD 7 tahun indosemen 333.3 m2 4
4 Oyan royani Laki laki 40 tahun SD 8 tahun indosemen 333.3 m2 4
5 M. Yusuf Laki laki 36 Tahun SD 8 Tahun indosemen 333.3 m2 4
6 M. Wahyu Laki- Laki 40 Tahun SD 8 tahun indosemen 333.3 m2 4
7 Suhendar Laki laki 40 tahun SD 8 Tahun Indosemen 333.3 m2 4
8 Hadijah Perempuan 40 tahun SMP 7 tahun indosemen 333.3 m2 4
9 Anda Suhanda Laki laki 35 tahun SMP 6 tahun indosemen 333.3m2 4
10 Maman Nasir Laki laki 40 tahun SMP 8 tahun indosemen 333.3.m2 4
11 Rastam Laki laki 40 tahun SD 8 tahun insosemen 333.3 m2 4
12 Saman Laiki laki 3 5 tahun SD 6 tahun indosemen 333.3 m2 4
13 Wasram Laki laki 35 tahun SD 6 tahun indosemen 333.3 m2 4
14 Ziat Laki laki 35 tahun SD 6 tahun Indosemen 333.3 m2 4
15 Carlim Laki laki 40 tahun SMP 8 tahun indosemen 333.3 m2 4
16 Dumyati Laki laki 35 tahun SD 7 tahun indosemen 333.3 m2 4
17 Daya supriatna Laki laki 36 tahun SD 6 tahun indosemen 333.3 m2 4
18 Yadi Laki laki 35 tahun SD 7 tahun indosemen 333.3. m2 4
19 Oyib Laki laki 37 tahun SD 7 tahun indosemen 333.3 m2 4
20 Nedih Laki lak i 35 tahun SD 6 tahun indosemen 333.3m2 4
21 Ujang Laki laki 35 tahun SD 5 tahun indosemen 333.3 m2 4
22 Mugiri Laki laki 38 tahun SD 6 tahun indosemen 333.3 m2 4
23 Makinah perempuan 35 tahun SMP 5 tahun indosemen 333.3 m2 4

63
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

24 Rohadi Laki laki 35 tahun SD 5 tahun indosemen 333.3 m2 4


25 Sanan Juhri Laki laki 37 tahun SD 6 tahun indosemen 333.3 m2 4
26 Tikli Laki laki 36 tahun SD 5 tahun indosemen 333.3 m2 4
27 Mail Laki laki 40 tahun SD 8 tahun indosmen 333.3 m2 4
28 Aca Laki laki 35 tahun SD 5 tahun indosemen 333.3m2 4
29 Enung perempuan 34 tahun SMP 5 tahun indosemen 333.3 m2 4
30 Iyas Perempuan 36 tahun SMP 5tahun indosemen 333.3 m2 4
31 Aep Laki laki 40 tahun SD 10 tahun indosemen 333.3m2 4
32 Uding Laki laki 40 tahun SD 10 tahun indosemen 333.3 m2 4
33 Jajat Laki laki 38 tahun SMP 12 tahun indosemen 333.3 m2 4
34 Arda Laki laki 35 tahun SMP 11 tahun Indosemen 333.3 m2 4
35 Usup Laki laki 35 tahun SMA 12 tahun indosemen 333.3 m2 4
36 Jamal Laki laki 40tahun SMA 10 tahun indosemen 333.3 m2 4
37 Wayul Laki laki 43 tahun SMP 10 tahun indosemen 333.3 m2 4
38 Rosik Laki laki 43 tahun SD 12 tahun indosemen 333.3m2 4
39 H. Ukar Laki laki 40tahun SMP 10tahun indosemen 333.3 m2 4
40 Muhammad Laki laki 40 tahun SD 10 tahun indosemen 333.3 m2 4
41 Akum Laki laki 40 tahun SMP 10 tahun indosemen 333.3 m2 5
42 H. Manaf Laki laki 40 tahun SMP 10 tahun indosemen 333.3 m2 5
43 Usur Laki laki 40 tahun SMA 10Tahun Indosemen 333.3 m2 5
44. Madsani Laki laki 58 tahun SMA 10 tahun Indosemen 333.3 m2 5
45 Eman Laki laki 55 tahun SMA 10 tahun indosemen 333.3 m2 5
46 Ta’ing Laki laki 53 tahun SMA 11 tahun Indosemen 333.3 m2 6
47 Oco Laki laki 57 tahun SMA 10tahun Indosemet 333.3 m2 5
48 Sanan Laki laki 50 tahun SD 10 tahun Indosemen 333.3 m2 5
49 Yayong Laki laki 52 tahun SD 10 tahun Indosemen 333.3 m2 5
50 Dede asep Laki laki 55 tahun SD 12 Tahun Indosemen 333.3 m2 5

64
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

51 Jarif Laki laki 58 tahun SMA 10 tahun Indosemen 333.3 m2 4


52 Rohadi Laki laki 57 tahun SMA 12 tahun Indosemen 333.3 m2 4
53 Usman Laki laki 58 tahun SMP 11 tahun Indosemen 333.3 m2 5
54 Ma’nah Perempuan 60 tahun SMP 11tahun Indosemen 333.3 m2 5
55 Anda Laki laki 64 tahun SMP 11 tahun Indosemen 333.3 m2 6
56 Nurman Laki laki 57 tahun SMP 16 tahun indosemen 333.3 m2 6
57 M cukur Laki laki 57 tahun SMP 15 tahun Indosemen 333.3 m2 6
58 Andri Jaelanii Laki laki 58 tahun SMA 15 tahun Indosemen 333.3 m2 6
59 Mawan Maulana Laki laki 58 tahun SMP 15 tahun Indosemnen 333.3 m2 6
60 U. Sulaiman Laki laki 60 tahun SMP 16 tahun Indosemen 333.3 m2 6 orang
Jumlah 663 19.9998 265
2. 591

Rata- rata 11.05 333.3 4.4


43.1

65
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

Lampiran 3. Biaya responden usahatani kangkung kelompok tani kembang harapan permusim tanam dengan total luas lahan 2 Ha

Biaya Usahatani
No Nama Luas Benih Pupuk Transportasi Biaya Jumlah Jumlah Biaya Usahatani
Lahan (Rp) (Rp) (Rp) Penyusutan Biaya (Rp/Tahun)
(M2) (Rp) Usahatani
(Rp/MT)
1 Dadang 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
2 Sodik 333,3 15.000 450.000 120.000 460.000 1.045.000 7.480.000
3 Mawan 333,3 12.000 400.000 150.000 460.000 1.022.000 7.204.000
Maulana
4 Oyan Royani 333,3 12.000 420.000 150.000 460.000 1.042.000 7.444.000
5 M. Wahyu 333,3 10.000 420.000 150.000 460.000 1.040.000 7.420.000
6 Suhendar 333,3 15.000 400.000 150.000 460.000 1.025.000 7.240.000
7 Hadijah 333,3 15.000 430.000 150.000 460.000 1.055.000 7.600.000
8 Anda 333,3 15.000 450.000 150.000 460.000 1.075.000 7.840.000
Suhanda
9 Maman Nasir 333,3 15.000 450.000 150.000 460.000 1.075.000 7.840.000
10 Rastam 333,3 15.000 450.000 150.000 460.000 1.075.000 7.600.000
11 Saman 333,3 15.000 450.000 130.000 460.000 1.055.000 7.360.000
12 Wasram 333,3 15.000 430.000 130.000 460.000 1.055.000 7.480.000
13 Ziat 333,3 15.000 430.000 140.000 460.000 1.045.000 7.600.000
14 Carlim 333,3 15.000 430.000 150.000 460.000 1.055.000 7.240.000
15 Dumyati 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
16 Daya 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
Supriatna
17 Yadi 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7240.000
18 Oyib 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
19 Nedih 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
20 Ujang 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000

66
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

21 Mugiri 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000


22 Makinah 333,3 18.000 450.000 140.000 460.000 1.068.000 7.756.000
23 Muhadi 333,3 15.000 450.000 140.000 460.000 1.025.000 7.720.000
24 Sanan Juhri 333,3 15.000 450.000 140.000 460.000 1.025.000 7.720.000
25 Tikli 333,3 15.000 450.000 140.000 460.000 1.025.000 7.720.000
26 Mail 333,3 15.000 450.000 140.000 460.000 1.025.000 7.720.000
27 Aca 333,3 15.000 450.000 140.000 460.000 1.025.000 7.720.000
28 Enung 333,3 18.000 450.000 150.000 460.000 1.078.000 7.876.000
29 Iyas 333,3 15.000 450.000 150.000 460.000 1.075.000 7.840.000
30 Acep 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
31 Uding 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
32 Jajat 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
33 Arda 333,3 15.000 430.000 100.000 460.000 1.005.000 7.000.000
34 Usup 333,3 15.000 430.000 100.000 460.000 1.005.000 7.000.000
35 Jamal 333,3 15.000 430.000 100.000 460.000 1.005.000 7.000.000
36 Wayul 333,3 15.000 430.000 100.000 460.000 1.005.000 7000.000
37 Rosik 333,3 15.000 400.000 120.000 460.000 995.000 6.880.000
38 H. Ukar 333,3 15.000 350.000 120.000 460.000 945.000 6.280.000
39 Muhammad 333,3 15.000 350.000 120.000 460.000 945.000 6.280.000
40 Akum 333,3 15.000 450.000 120.000 460.000 1.045.000 7.480.000
41 H. Manaf 333,3 15.000 450.000 120.000 460.000 1.045.000 7.480.000
42 Usur 333,3 15.000 450.000 120.000 460.000 1.045.000 7.480.000
43 Madsani 333,3 10.000 450.000 120.000 460.000 1.040.000 7.420.000
44 Eman 333,3 10.000 450.000 120.000 460.000 1.040.000 7.420.000
45 Ta’ing 333,3 10.000 450.000 120.000 460.000 1.040.000 7.420.000
46 Oco 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.020.000 7.180.000
47 Sanan 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.020.000 7.180.000
48 Yayong 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
49 Dede Asep 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
50 Jarif 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000

67
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

51 Rohadi 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000


52 Usman 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
53 Ma’nah 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.020.000 7.180.000
54 Anda 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.020.000 7.180.000
55 Nurman 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.020.000 7.180.000
56 M. Sukur 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
57 Andri Jaelani 333,3 15.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.240.000
58 Mawan 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.180.000
59 Usman 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.180.000
Sulaiman
60 M. Yusuf 333,3 10.000 450.000 100.000 460.000 1.025.000 7.180.000
Jumlah 19,999 840.000 26.430.000 7.090.000 27.600.000 61.795.000 432.440.000
Total (Tahun) 19,999 10.080.000 317.160.000 85.080.000 27.600.000
Rata-rata 333,3 168.000 5.286.000 1.418.000 460.000 1.029.916 7.207.333

Lampiran 4. biaya penyusutan


No Nama Alat Harga Perunit Umur Ekonomis Biaya Penyusutan Jumlah Unit Total Penyusutan Per
per Tahun Tahun
1 Cangkul 80.000 2 tahun 40.000 120 4.800.000
2 Arit 100.000 2 tahun 50.000 120 6000.000
3 Tangki Penyemrot 500.000 4 tahun 200.000 60 12.000.000
4 Selang 100.000 2 tahun 50.000 60 3000.000
5 Garpu 50.000 2 tahun 30.000 60 1.800.000
Total 370.000 420 27.600.000
Rata - rata 460.000

68
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

Lampiran 5. Rata-rata penerimaan usahatani kangkung kelompok tani kembang harapan

No Nama Luas lahan Jumlah Jumlah Produksi Harga Jual Penerimaan Penerimaan
(M2) Produksi (kg/Tahun) (Rp/Kg) (Rp/Kg/MT) (Rp/Kg/Tahun
(kg/MT) 550x12 550x6000 6.600x6000
1 Dadang 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
2 Sodik 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
3 Mawan Maulana 333,3 580 6.960 6000 3.480.000 41.760.000
4 Oyan Royani 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
5 M. Wahyu 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000
6 Suhendar 333,3 750 9000 6000 4.500.000 54.000.000
7 Hadijah 333,3 730 8.760 6000 4.380.000 52.560.000
8 Anda Suhanda 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000
9 Maman Nasir 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000
10 Rastam 333,3 800 9.600 6000 4.800.000 57.600.000
11 Saman 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
12 Wasram 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000
13 Ziat 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
14 Carlim 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
15 Dumyati 333,3 750 9.000 6000 4.500.000 54.000.000
16 Daya Supriatna 333,3 750 9.000 6000 4.500.000 54.000.000
17 Yadi 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000
18 Oyib 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
19 Nedih 333,3 660 7.920 6000 3.960.000 47.520.000
20 Ujang 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000
21 Mugiri 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
22 Makinah 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
23 Muhadi 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000

69
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

24 Sanan Juhri 333,3 700 8.400 6000 4.200.000 50.400.000


25 Tikli 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
26 Mail 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
27 Aca 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
28 Enung 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
29 Iyas 333,3 500 6.000 6000 3.000.000 36.000.000
30 Acep 333,3 500 6.000 6000 3.000.000 36.000.000
31 Uding 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
32 Jajat 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
33 Arda 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
34 Usup 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
35 Jamal 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
36 Wayul 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
37 Rosik 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
38 H. Ukar 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
39 Muhammad 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
40 Akum 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
41 H. Manaf 333,3 650 7.800 6000 3.900.000 46.800.000
42 Usur 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
43 Madsani 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
44 Eman 333,3 600 7.200 6000 3.600.000 43.200.000
45 Ta’ing 333,3 500 6.000 6000 3.000.000 36.000.000
46 Oco 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
47 Sanan 333,3 570 6.840 6000 3.420.000 41.040.000
48 Yayong 333,3 560 6.720 6000 3.360.000 40.320.000
49 Dede Asep 333,3 660 7.920 6000 3.960.000 47.520.000
50 Jarif 333,3 570 6.840 6000 3.420.000 41.040.000
51 Rohadi 333,3 670 8.040 6000 4.020.000 48.240.000
52 Usman 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
53 Ma’nah 333,3 490 5.880 6000 2.940.000 35.280.000

70
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

54 Anda 333,3 500 6000 6000 3.000.000 36.000.000


55 Nurman 333,3 560 6.720 6000 3.360.000 40.320.000
56 M. Sukur 333,3 530 6.360 6000 3.180.000 38.160.000
57 Andri Jaelani 333,3 500 6.000 6000 3.000.000 36.000.000
58 Mawan Maulana 333,3 500 6.000 6000 3.000.000 36.000.000
59 Usman Sulaiman 333,3 550 6.600 6000 3.300.000 39.600.000
60 M. Yusuf 333,3 520 6.240 6000 3.120.000 37.440.000
Jumlah 19,999 36.600 439.200 - 219.600.000 2.635.200.000
Rata - rata 333,3 610 7.320 - 3.660.000 43.920.000

Lampiran 6. biaya invesati usahatani

No Nama Alat Jumlah Unit unit Harga perunit Total harga


1 Cangkul 120 80.000 9.600.000
2 Arit 120 100.000 12.000.000
3 Tangki Penyemrot 60 500.000 30.000.000
4 Selang 60 100.000 6000.000
5 Garpu 60 50.000 3000.000
Total 60.600. 000
Rata – Rata 1.010.000

71
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Analisis

1. Perhitungan Biaya Total


TC = FC + VC
= Rp 88.200.0000 + 34.360.000
= Rp 122.560.000
2. Perhitungan Penerimaan
TR = PxQ
= Rp 6000/kg x 36.600 kg/
= Rp 219.600.000
3. Perhitungan Pendapatan
π = TR-TC
= Rp 219.600.000 – 122.560.000
= Rp 97. 040.000
4. Perhitungan Analisis Penerimaan atas Biaya (R/C ratio)
a =

= 1,79

72
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

5. Perhitungan Analisis Keuntungan atas Biaya(B/C ratio)

B/C ratio =

= 0,79

6. BEP Produksi
BEP Produksi =

= 20.426 kg
7. BEP Harga
BEP Harga =

= Rp 3.068 /kg

73
Lampiran ddkdkdkdk dk gggggg

Lampiran 8. Foto kegiatan usahatani kangkung

74

Anda mungkin juga menyukai