Dimana:
L =Hari Kerja Pria (HKP)
t =Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
h =Jumlah Hari Kerja (hari)
j = Jumlah jam kerja (jam)
w =Rata-rata jam kerja per hari per orang
d. Jumlah Produksi
Jumlah produksi, yaitu besarnya hasil usahatani kelapa sawit dan usaha
ternak sapi potong yang dinyatakan dalam satuan Kg.
e. Harga Jual
Harga jual, yaitu tingkat harga rata-rata yang berlaku di daerah penelitian dan
dinyatakan dalam satuan Rupiah/Kg.
f. Total Penerimaan atau manfaat
Total Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produksi dengan harga jual
produksi yang berlaku di daerah penelitian dalam satuan Rp.
g. Pendapatan Usahatani
Pendapatan bersih (keuntungan), yaitu merupakan selisih nilai hasil produksi
dengan nilai total biaya produksi yang dikeluarkan baik tunai maupun tidak
tunai dan dinyatakan dalam Rp.
43
2.4. Model Analisis
Data yang telah dikumpulkan dilapangan selanjutnya diolah dan
ditabulasikan, kemudian dipindahkan dalam bentuk tabelaris sesuai dengan
kebutuhan analisis. Sesuai dengan hipotesis yang telah diuraikan, maka model
analisis yang digunakan adalah :
Untuk hipotesis 1, diuji dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pendapatan (penerimaan) merupakan selisih antara total revenue dengan total cost,
dirumuskan sebagai berikut :
I =TR TC
I = Q. Pq (FC +VC).................................................(Suharyanto, 2004)
Dimana :
I =Pendapatan (Income).
TR =Total Penerimaan (Total Revenue).
TC =Total Biaya (Total Cost).
FC =Biaya Tetap (Fixed Cost).
VC =Biya Tidak Tetap (Variable Cost).
Q =Jumlah Produksi (Quantity).
Pq =Harga Jual Perunit.
Untuk menjawab hipotesis 2, maka digunakan model analisis Studi
Kelayakan Bisnis (SKB). Data yang telah dikumpulkan dilapangan diolah dan
ditabulasikan kemudian dipindahkan kedalam bentuk tabel sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan analisis. Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan diatas maka
pengujian nya dilakukan dengan prosedur kriteria investasi (Kadariah, 1979).
44
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan selisih antara present value dari benefit dan
present value dari biaya. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
NPV =
B
t
C
t
(1+i)
t
t=n
t=0
Dimana :
Bt = Benefit kotor sehubungan dengan suatu proyek pada tahun t
Ct =Biaya kotor sehubungan dengan suatu proyek pada tahun t, tidak dilihat
apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal (pembelian peralatan,
tanah, konstruksi dan sebagainya).
n = Umur ekonomis dari proyek
i = Sosial Opportunity Cost of Capital yang ditunjukkan sebagai Discount
Rate.
J ika NPV >0 berarti usaha atau proyek tersebut menguntungkan dan
jika NPV <0 maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya
terdiri atas present value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit
bersih positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas present value dari biaya bersih
dalam tahun-tahun dimana Bt-Ct bersifat negatif yaitu biaya kotor lebih besar
daripada benefit kotor.
45
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(B
t
C
t
)
(1+i)
t
t=n
t=0
Net B/C =
(B
t
C
t
)
(1+i)
t
t=n
t=0
NPI (+)
Net B/C =
NPI ()
Dimana :
Bt =Benefit pada tahun ke t
Ct =Biaya pada tahun ke t
i =Tingkat bunga yang berlaku
n =Umur ekonomis dari proyek
J ika Net B/C >1, berarti pengembangan sistem integrasi usahatani kelapa sawit
ternak sapi layak untuk diusahakan.
J ika Net B/C =1, berarti pengembangan sistem integrasi usahatani kelapa sawit
ternak sapi tidak untung dan tidak rugi.
J ika Net B/C <1, berarti pengembangan sistem integrasi usahatani kelapa sawit
ternak sapi tidak layak untuk diusahakan.
3. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan
dari suatu proyek tiap tahunnya dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek
dalam mengembalikan bunga pinjaman dengan formula sebagai berikut :
IRR=i
1
+
NVP
1
NVP
1
NPV
2
(i
2
i
1
)
46
i
1
=Tingkat bunga i
1
(dimana NPV positif)
i
2
=Tingkat bunga i
2
(dimana NPV negatif)
NPV
1
=Nilai NPV pada tingkatan bunga i
1
(positif menuju nol)
NPV
2
=Nilai NPV pada tingkatan bunga i
2
(negatif menuju nol)
J ika IRR > Discount rate, maka usaha tersebut layak diusahakan.
J ika IRR = Discount rate, maka usaha tersebut berada pada titik impas dan layak
untuk diusahakan.
J ika IRR <Discount rate, maka usaha tersebut tidak layak diusahakan.
4. Break Event Point (BEP)
Untuk menghitung dan menggambarkan suatu usaha atau proyek dalam
keadaan seimbang (tidak untuk dan tidak rugi secara finansial). Rumus yang
digunakan sebagai berikut :
Ic
1
t=n
t=0
B
cp-1
t=n
t=0
BEP =T
p-1
+
B
p
Dimana :
T
p-1
=Satu tahun sebelum terdapat BEP
Tc
1
=Jumlah total cost yang telah di discount
B
iep-1
=jumlah benefit yang telah di discount satu tahun sebelum terdapat BEP
B
p
=jumlah benefit yang telah di discount yang terdapat pada tahun BEP
n =Umur ekonomis proyek
47
Asumsi :
1. Umur ekonomis tanaman sawit sesuai dengan teori adalah 25 tahun
2. Putaran produk sapi intergrasi sawit- sapi dijual pada umur sapi 3
tahun.
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Daerah
Secara geografis desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Barat Daya terletak pada garis 04,30
0
- 04,60
0
Lintang Utara dan 95,75
0
- 96,20
0
Bujur
Timur. Luas wilayah kabupaten Pidie Jaya 13.200 Km.
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya dengan
batas-batas desa Lama Tuha adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Keudee Baro
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ie Mameh
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Alue Pisang
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Alue Padee
3.1.1. Tanah dan Topografi
Jenis tanah di Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Daya di dominasi oleh tanah podsolid merah kuning (PMK) dan Aluvial. Keadaan
topografi di daerah praktek adalah sangat bervariasi sebagian besar berlahan datar
yang merupakan daerah persawahan, ladang, perumahan, dan pekarangan.
Sedangkan daerah berbukit, bergelombangn dan pengunungan merupakan
perkebunan dan hutan negara.
49
Karena tanaman sawit mempunyai adaptasi yang tinggi dan dapat hidup di
daerah tersebut maka jika dilihat dari keadaan topografi di daerah praktek tanaman
sawit dapat ditanam didaerah tersebut.
3.1.2. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman disamping faktor lainnya, iklim juga berperan dalam proses
pembentukan dan perkembangan tanah disamping menentukan pertumbuhan dan
produksi bagi tanaman. Iklim mempengaruhi perkembangan profil tanah melalui
komponen curah hujan dan temperatur. Faktor penting dalam iklim adalah curah
hujan, suhu dan pancaran sinar matahari, dimana curah hujan merupakan faktor
penting baik untuk produksi tanaman maupun untuk pembentukan tanah, hal ini
berkaitan erat dengan persediaan air untuk lahan pertanian.
Tabel 1. Rata-rata Curah hujan, Hari Hujan, Bulan Kering Dan Bulan Basah
Di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Daya, Tahun 2006-2010
Tahun Curah Hujan
Hari hujan
(hari)
Bulan kering
(Bulan)
Bulan Basah
(Bulan)
2006 1558,0 74,0 2,0 8,0
2007 2190,0 114,0 1,0 9,0
2008 1056,0 71,0 3,0 7,0
2009 1930,0 84,0 2,0 8,0
2010 2470,0 132,0 1,0 9,0
Jumlah 9204,0 475,0 9,0 41,0
Rata-rata 1840,8 95,0 1,8 8,2
Sumber : BPP Aceh Barat Daya ,2011
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat curah hujan tertinggi terjadi pada
tahun 2010 yaitu 2470 mm per tahun, rata-rata hujan adalah 95,0 hari per tahun, rata-
rata bulan basah adalah 8,2 bulan per tahun, dan rata-rata bulan kering adalah 1,6
50
bulan per tahun. Menurut Schmidt dan Ferguson (Karin, 1981), tipe iklim suatu
daerah dapat dihitung dengan mencari nilai Q yaitu dengan membandingkan antara
jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah.
Formulanya adalah:
Q=
roto roto bulon kcring
roto roto bulon boso
x 100%
Dengan menggunakan formula diatas, tipe iklim daerah praktek lapangan
dapat ditentukan dengan memasukkan angka rata-rata bulan kering dan bulan basah
yang ada pada tabel 1. yaitu:
Q=
1,8
8,2
x 100%
Q=21,95%
Berdasarkan perhitungan nilai Q diatas diperoleh sebesar 22%, maka menurut
Schmidt dan Ferguson, daerah ini tergolong kedalam tipe C (basah). Iklim ini cocok
untuk tanaman pertanian seperti kakao dan jenis tanaman lainnya.
3.1.3. Penduduk Dan Mata Pencaharian
Masyarakat Di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Barat Daya. Namun ada sebagian penduduk pendatang yang berlokasi di daerah
tersebut. Jumlah penduduk Di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya seluruhnya berjumlah 8.906 J iwa.
51
Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya
mempunyai sektor pencaharian yang beragam, namun mayoritas penduduk bermata
pencaharian sebagai petani, Banyaknya penduduk yang bermata pencaharian petani
disebabkan karena tanah pertaniannya luas khususnya sawah.
3.1.4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sudah cukup mamadai namun demikian terdapat
beberapa kekurangan. Prasarana yang telah dibangun antara lain jalan-jalan desa
telah ditingkatkan, jaringan air bersih dan jaringan listrik sudah cukup memadai.
Kedua Kecamatan ini juga dilewati kendaraan jalur lalu lintas Sumatera, dilewati
juga oleh labi-labi sebagai sarana angkutan pedesaan antar Kecamatan.
Sarana pendidikan dan peribadatan sudah cukup memadai yaitu telah adanya
Mesjid, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan lanjutan
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan serta Pesantren-pesantren. Begitu juga dengan
sarana kesehatan telah disediakan Puskesmas dan beberapa unit puskesmas bantu
juga adanya unit Posyandu.
3.2. Budiaya Kelapa Sawit
3.2.1. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-
2.500 mm. Temperatur optimal 24-28
0
C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500
m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
52
2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH
tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
3.2.2. Pedoman Teknis Budidaya
1. Pembibitan
1.1.Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag
harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah
berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan
dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah
lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5
ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan
jarak 90x90 cm.
a. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9
bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
53
Tabel 2. Penggunaan Pupuk Makro
Pupuk Makro
15-15-6-4
Minggu ke 2 dan 3 (2 gram); minggu ke 4 dan 5 (4gr); minggu ke 6 dan
8 (6gr); minggu ke 10 dan 12 (8gr)
12-12-17-2
Mingu ke 14, 15, 16 dan 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 dan 28 (12gr),
minggu ke 30, 32, 34 dan 36 (17gr), minggu ke 38 dan 40 (20gr).
12-12-17-2
Minggu ke 19 dan 21 (4gr); minggu ke 23 dan 25 (6gr); minggu ke 27,
29 dan 31 (8gr)
POC NASA
Mulai minggu ke 1 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu
sekali).
3.2.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena
dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
(gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera
setelah persiapan lahan selesai.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm
sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. J arak
9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m
dari sisi lereng.
54
3) Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati
dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah
dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama +1 minggu di sekitar perakaran
tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara
merata dengan dosis 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Adapun cara
penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPERNASA diencerkan
dalam 2 liter 2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi
10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
3.2.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar
135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
2) Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3) Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
55
Tabel 3. Dosis Pupuk Makro
Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
225 kg/ha
1000 kg/ha
TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
2. Bulan ke 48 dan 60
115 kg/ha
750 kg/ha
MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
200 kg/ha
1200 kg/ha
Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
75 kg/ha
600 kg/ha
Borax 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
20 kg/ha
40 g/ha
4) Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
1. Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk
waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
2. Pemangkasan produksi. Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk
(songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
3. Pemangkasan pemeliharaan. Membuang daun-daun songgo dua secara rutin
sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
5) Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman
berumur 12-20 bulan.
6) Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan
buatan oleh manusia atau serangga.
56
3.2.5. Hama dan Penyakit
1) Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun.
Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian:
Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala:
daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian:
Penyemprotan dengan Pestona.
2) Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang
akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa
layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan
persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau,
penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan
pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala:
bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada
daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit
57
dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO
semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala:
pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati
dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah
diinokulasi penyakit.
3.2.6. Panen
1) Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1
tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya
kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan
yang beratnya 10 kg atau lebih.
b. Beternak Sapi
1. Memilih Jenis Sapi
Jenis-jenis sapi potong yang biasa dipelihara adalah : Sapi Bali, Sapi Madura,
Sapi Ongole, sapi Peranakan ongole, sapi Charolois, sapi Hereford, sapi
Brangus dan lain-lain.
58
2. Pemeliharaan dan Kandang
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X
1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi
kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas,
sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan
produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang
kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu
kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada
kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh
daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
Setiap pagi bilamana sapi sudah dikeluarkan, maka kotoran dlm kandang
dibersihkan bersama-sama sisa makanan dan dimasukkan ke dlm lubang
yang telah disediakan, untuk kemudian dijadikan pupuk, sedang bekas-bekas
urine disiram dengan abu dari api unggun.
Kandang untuk sapi potong hendaknya dibuat dari bahan-bahan yang kuat,
keadaan kandang harus terang dan ada sirkulasi udara bebas. Atap dari
genting/rumbia/ilalang. Lantai sebaiknya disemen atau sekurang-kurangnya
tanah dipadatkan.
3. Makanan
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan
hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara
59
mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif
dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah
melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan
berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan
membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan
adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat
yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji
kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih
dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan
masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.
Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya.
Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-
alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput
gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan
nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas
rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena
terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
Sapi-sapi diberi makan rumput, daun-daunan atau jerami yang sudah
difermentasi. Sebaiknya ada cadangan makanan untuk musim kemarau.
Biasanya berbentuk jerami, namun perlu diolah lagi supaya kualitas semakin
bagus dengan cara fermentasi jerami.
60
Pakan utk sapi potong dpt dikelompokkan menjadi :
1) Hijauan
Hijauan yang berkualitas baik sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup
pokok, pertunbuhan dan reproduksi yang normal sehingga pada pemeliharaan
sapi dianjurkan lebih banyak menggunakan hijauan (85-100%), apabila
hijauan banyak tersedia, pemberian konsentrat hanya dianjurkan utk keadaan
tertentu saja seperti saat sulit hijauan (di musim kemarau) atau untuk
penggemukkan.
Contoh hijauan unggul :
Rumput setaria
Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput raja (Kinggrass)
Rumput benggala (Panicum maximum)
Rumput bede (Brachiaria decumbens)
Lamtorogun(Leucaena leucocepala)
Turi (Sesbania grandiflora)
Gamal (Gliricidia maculata)
Kaliandra
Contoh hijauan limbah pertanian :
Jerami kacang panjang
Jerami kedelai
Jerami padi
61
Jerami jagung
b. Konsentrat
Contoh konsentrat :
Dedak padi
Onggok (ampas singkong)
Ampas tahu, dan lain-lain
c. Makanan tambahan
Contoh : vitamin, mineral dan urea
Secara umum makanan utk seekor sapi setiap hari sebagai berikut :
Hijauan :35-47 kg atau bervariasi menurut berat dan besar badan
Konsentrat : 2-5 kg
Makanan tambahan : 30-50 gram
4. Kesehatan
Berbagai jenis penyakit pada sapi yang sering berjangkit baik yang menular
ataupun yang tidak menular. Penyakit menular yang terjangkit pada
umumnya menimbulkan kerugian besar bagi peternak dari tahun ke tahun.
Seperti ternak sapi menjadi korban penyakit radang limpa (Anthrax),
penyakit mulut dan kuku, serta penyakit surra.
Jenis penyakit yang sering terjadi pada sapi potong adalah :
Anthrax (radang limpa)
Penyakit mulut dan kuku
Penyakit surra
Penyakit radang paha
62
Penyakit Bruccellosis (keguguran menular)
Kuku busuk (foot ror)
Cacing hati
Cacing perut, dan lain-lain
5. Perkembangbiakan
Sapi potong mulai dewasa yaitu dimulai dari timbulnya oestrus (tanda-tanda
birahi, bronst). Pada umur 8-12 bulan, tergantung pada bangsa-bangsa,
makanan, dan lingkungannya.
Cara perkawinan Hand Mating yaitu pemeliharaan jantan dan betina dipisah
dan bila ada betina yang bronst, diambilkan pejantanya agar mengawininya
atau dilakukan perkawinan buatan atau dengan cara perkawinan bebas di
padang rumput. Dimana sapi-sapi jantan dan betina yang sudah dewasa pada
musim perkawinan dilepas bersama-sama, bila ada sapi-sapi betina yang
bronst tanpa campur tangan si pemilik akan terjadi perkawinan.
6. Pengolahan Hasil
Jenis olahan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan minat
masyarakat. Dibandingkan dengan produk olahan memiliki daya tahan yang
lebih lama sehingga dapat mengurangi resiko akibat perubahan harga. Selain
itu, dalam upaya turut menjaga kelestarian lingkungan, pengolahan produk
sampingan seperti kulit, tulang dan darah dapat mengurangi resiko
pencemaran lingkungan.
Bentuk hasil dari olahan ternak sapi potong diantaranya adalah :
63
a. daging bisa diolah sebagi dendeng, daging asap, sosis, bakso,abon,
corned.
b. kulit bisa diolah sebagi bahan utk pembuatan tas, sepatu, ikat pinggang.
7. Pemasaran
Pemasaran hasil sebaiknya dikoordinasikan oleh kelompok tani. Agar biaya
yang dikeluarkan tidak terlalu banyak karena bisa ditanggung bersama-sama.
Pemasaran hasil sapi potong selain dipasarkan sebagai sapi potong berupa
produk daging, juga sering dijual dalam keadaan hidup dan sebaiknya
memilih standar harga per kilogram berat hidup.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik
Karakteristik petani merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
mengusahakan lahan taninya juga mempengaruhi terhadap kemampuan kerja seorang
petani dalam usaha meningkatkan produksi dan pendapatan pada usahatani.
Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, jumlah
tanggungan, dan pengalaman petani dalam mengusahakan usahatani. Karakteristik
petani dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Rata-Rata Karakteristik Petani Sistem Integrasi di Desa Lama Tuha
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013.
No Karakteristik Petani Satuan Umur Rata-rata
1.
2.
3.
4.
Umur
Pendidikan
Pengalaman
Tanggungan
Tahun
Tahun
Tahun
J iwa
51
7
17
2
Sumber : Data Primer diolah (2012)
Tabel 4 memperlihatkan bahwa rata-rata umur petani sistem integrasi yaitu
51 tahun dengan memiliki tingkat pendidikan 7 tahun berarti petani sudah
menamatkan tingkat Sekolah Dasar (SD). Pengalaman rata-rata dalam berusahatani
17 tahun dan tangungan keluarga rata-rata adalah 2 orang.
Dimana tingkat pendidikannya masih tergolong rendah dan ini akan
mengakibatkan daya pikir petani terhadap perkembangan teknologi akan menjadi
65
lambat sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang ada.
4.2. Usahatani Kelapa Sawit
4.2.1. Penggunaan Sarana Produksi
Untuk melakukan sebuah kegiatan bercocok tanam, tentunya seorang petani
memerlukan sarana produksi diantaranya adalah bibit, pupuk dan pestisida untuk
digunakan dalam meningkatkan produksi dan melindungi tanaman. Adapun
banyaknya bibit dan pupuk serta pestisida yang digunakan oleh para petani pada
usahatani kelapa sawit di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Jumlah Sarana Produksi Pupuk Pada Usahatani Sawit di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun
2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
Pupuk Urea
Pupuk SP-36
Pupuk KCL
Pupuk Kandang
Pestisida
Kg/tahun
Kg/tahun
Kg/tahun
Kg/tahun
Liter/Tahun
622,5
542,5
525
1.628
27,325
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat banyaknya sarana produksi pupuk pada
usahatani sawit di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Daya rata-rata sebanyak 622,5 Kg per tahun untuk jenis pupuk urea, sedangkan jeis
pupuk SP-36 sebesar 542,5 Kg per tahun, pupuk KCL sebanyak 504,75 Kg per tahun
serta pupuk kandang sebanyak 3.797,5 Kg per tahun. Sedangkan pestisida sebanyak
27,325 liter per tahun.
66
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, maka para petani membeli pupuk ini,
sedangkan untuk jenis pupuk kandang para petani tidak membelinya, akan tetapi
mereka memperolehnya dari ternak mereka sendiri yang dimana mereka juga
memelihara ternak sapi di areal perkebunan sawit yang dimiliki oleh para petani di
Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa Lama Tuha Kecamatan
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya untuk mengadakan pupuk ini sebesar
Rp.10.966.875 per tahun, tidak termasuk biaya pupuk kandang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Jumlah Biaya Sarana Produksi Pada Usahatani Sawit di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun
2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
Pupuk Urea
Pupuk SP-36
Pupuk KCL
Pupuk Kandang
Pestisida
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
2.801.250
2.441.250
3.675.000
-
2.049.375
Jumlah 10.966.875
Sumber : Data Primer diolah (2012)
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat besarnya biaya sarana produksi yang terdiri
dari biaya pembelian bibit, pupuk dan pestisida. Dimana biaya terbesar adalah
pembelian pupuk urea yang mencapai Rp. 2.801.250 per tahun dan biaya terkecil
pestisida sebesar Rp. 2.049.375 per tahun.
Sedangkan biaya pembelian pupuk kandang yang mencapai Rp.813.750 per
tahun tidak dikeluarkan, dikarenakan usahatani yang dijalankan oleh petani di Desa
67
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya adalah konsep
integrasi antara usahatani kelapa sawit dengan usaha ternak sapi, oleh karena itu
adanya penggunaan sumber daya dari ternak sapi yaitu penggunaan hasil kotoran
sapi yang digunakan sebagai pupuk kandang.
4.2.2. Penggunaan Peralatan Produksi
Adapun penggunaan peralatan pada usahatani kelapa sawit terdiri dari
parang, cangkul, arit, garukan. Adapun jumlahnya yang digunakan oleh para petani
pada umumnya bervariasi dan disesuaikan dengan luas lahan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Jumlah Penggunaan Peralatan Pada Usahatani Sawit di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun
2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Sabit
Parang
Cangkul
Sprayer
Dodos
Egrek
Kereta Sorong
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
1
1
1
1
1
1
1
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat penggunaan peralatan dimana untuk
peralatan produksi, dimana untuk jenis peralatan yang digunakan oleh petani terdiri
dari sabit, parang, cangkul, sprayer, dodos, egrek dan kereta sorong, masing-masing
peralatan tersebut digunakan petani sebanyak 1 unit.
68
Besarnya biaya penyusutan peralatan produksi sangat ditentukan oleh jumlah
peralatan produksi yang digunakan, untuk usahatani kelapa sawit yaitu untuk satu
tahun tanam yaitu Rp.961.250. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8
berikut :
Tabel 8. Jumlah Biaya Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Sawit di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Sabit
Parang
Cangkul
Sprayer
Dodos
Egrek
Kereta Sorong
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
31.250
43.750
80.000
56.250
200.000
200.000
350.000
Jumlah 961.250
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa besarnya biaya penyusutan, dimana
biaya terbesar adalah pembelian kereta sorong sebesar Rp.350.000 per tahun dan
yang terkecil adalah biaya pembelian sabit sebesar Rp.31.250 per Tahun.
4.2.3. Penggunaan Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang paling
penting dalam usahatani, hal ini yang menentukan berhasil tidaknya usahatani
tersebut. Dengan adanya pekerja yang tepat tentunya usahatani tersebut dapat
berjalan sesuai dengan harapan. Besarnya penggunaan tenaga kerja pada usahatani
69
kelapa sawit adalah 493,75 HOK per Tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 9 berikut :
Tabel 9. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Sawit di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
Pemeliharaan
Penyomprotan
Pemupukan
Pemanenan
HOK/Tahun
HOK/Tahun
HOK/Tahun
HOK/Tahun
168,75
101,25
24
199,75
Jumlah HOK/Tahun 493,75
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat besarnya penggunaan tenaga kerja yang
terdiri dari 4 sub pekerjaan, dimana penggunaan tenaga kerja terkecil yaitu
pemupukan sebesar 24,00 HOK per tahun, sedangkan yang tertinggi yaitu pada
penggunaan tenaga kerja untuk pekerjaan pemanenan 199,75 HOK per tahun.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh para petani dapat dilihat pada Tabel 10
berikut :
Tabel 10. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Sawit di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
Pemeliharaan
Penyomprotan
Pemupukan
Pemanenan
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
5.062.500
5.062.500
720.000
13.982.500
Jumlah Rp/Tahun 24.827.500
Sumber : Data Primer diolah (2013)
70
Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh para petani yaitu
mencapai Rp.24.827.500 per Tahun. Dimana biaya terbesar terdapat pada kegiatan
panen yang mencapai Rp.13.982.500 per Tahun.
4.2.4. Total Biaya Produksi
Adapun biaya produksi yang terdapat pada penelitian ini adalah biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya saprodi dan biaya tenaga
kerja. Sedangkan biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan. Untuk lebih jelasnya
tentang biaya produksi pada masing-masing usahatani dapat dilihat pada Tabel 11
berikut
Tabel 11. Jumlah Biaya Produksi Pada Usahatani Sawit di Desa Lama Tuha
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013.
Uraian Nilai (Rp/Tahun)
I. Biaya Variabel
Tenaga Kerja (A) 24.827.500
Biaya Saprodi (B) 10.966.875
Jumlah (C =A +B) 35.794.375
II. Biaya Tetap
Penyusutan (A) 961.250
Jumlah (B =A) 961.250
III. Total Biaya Produksi (I +II) 36.755.625
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa besarnya biaya produksi
untuk usahatani kelapa sawit yaitu Rp. 36.755.625 per Tahun, dengan besarnya biaya
variabel mencapai Rp.35.794.375 per Tahun sedangkan biaya tetap Rp.961.250 per
Tahun.
71
4.2.5. Pendapatan Usahatani
Besarnya pendapatan usahatani kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh
besarnya jumlah produksi kelapa sawit itu sendiri, besarnya pendapatan selain
besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh para petani, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut :
Tabel 12. Jumlah Produksi, Harga Jual, dan Pendapatan Pada Usahatani
Sawit di Desa Kuala Batee Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Barat Daya, Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
Produksi
Harga Jual
Nilai Produksi
Biaya Produksi
Pendapatan
Kg/Tahun
Rp/Kg
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
45.061
1.100
49.566.824
36.755.625
12.811.199
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat dilihat besarnya pendapatan yang diterima
oleh petani kelapa sawit di daerah penelitian yaitu mencapai Rp.12.811.199 per
tahun, dimana besarnya biaya produksi mencapai Rp.36.755.625 per tahun dengan
jumlah produksi yang dihasilkan adalah 45.061 Kg per tahun yang memiliki harga
jual sebesar Rp.1.100 per Kg atau besarnya nilai penjualan mencapai Rp.49.566.824
per tahun.
4.3. Usaha Ternak Sapi
Usaha ternak sapi yang dijalani oleh petani sawit adalah usaha ternak sapi yang
berada di dalam kawasan kebun kelapa sawitnya. Dengan demikian usaha ternak ini
72
dapat dijalankan berbarengan dengan usahatani kelapa sawit atau yang lazim dikenal
orang yaitu sistem integrasi kelapa sawit dengan usaha ternak sapi.
4.3.1. Penggunaan Sarana Produksi
Untuk melakukan sebuah kegiatan bercocok tanam, tentunya seorang petani
memerlukan sarana produksi diantaranya adalah bibit, pupuk dan pestisida untuk
digunakan dalam meningkatkan produksi dan melindungi tanaman. Adapun
banyaknya bibit dan pupuk serta pestisida yang digunakan oleh para petani pada
usahatani kelapa sawit di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :
Tabel 13. Jumlah Sarana Produksi Pada Usaha Ternak Sapi di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun
2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
Bibit Sapi
Rumput Pakan
Pohon Pisang
Rumput Gajah
Pelepah Sawit
Obat-obatan
Ekor/Tahun
Kg/tahun
Kg/tahun
Kg/tahun
Kg/Tahun
Paket/tahun
4
28.620
3.780
11.340
1.512
1
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat banyaknya sarana produksi pada usaha
ternak sapi di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya
rata-rata sebanyak 28.620 Kg per tahun untuk rumput pakan, sedangkan jenis pohon
pisang sebesar 3.780 Kg per tahun, rumput gajah sebanyak 11.340 Kg per tahun serta
pelepah sawit sebanyak 1.512 Kg per tahun. Sedangkan obat-obatan sebanyak 1
73
paket per tahun. Sedangkan bibit sapi yang diusahakan mencapai 4 ekor per
tahunnya.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa Lama Tuha Kecamatan
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya untuk mengadakan sarana produksi ini
sebesar Rp.9.374.000 per tahun, tidak termasuk biaya pembelian rumput dan pelepah
sawit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut :
Tabel 14. Jumlah Biaya Sarana Produksi Pada Usaha Ternak Sapi di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
Bibit Sapi
Rumput Pakan
Pohon Pisang
Rumput Gajah
Pelepah Sawit
Obat-obatan
Rp/Ekor
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
6.300.000
-
756.000
2.268.000
-
50.000
Jumlah 9.374.000
Sumber : Data Primer diolah (2012)
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat besarnya biaya sarana produksi yang
terdiri dari biaya pembelian pohon pisang, rumput gajah dan obat-obatan. Dimana
biaya terbesar adalah pembelian rumput gajah yang mencapai Rp.2.268.000 per
tahun dan biaya terkecil obat-obatan sebesar Rp. 50.000 per tahun.
Untuk biaya pembelian rumput pakan dan pelepah sawit tidak mengeluarkan
biaya dikarena sudah ada di kebun kepala sawit, sehingga petani tidak perlu lagi
membeli kedua sarana produksi tesrsebut. Hal ini snagat menguntungkan petani,
dimana dengan adanya ketersediaan dari usahatani kelapa sawit maka petani telah
74
dapat menghemat biaya untuk usaha ternak sebesar Rp2.862.000 per tahun untuk
pembelian rumput pakan dan Rp.316.962 per tahun untuk pelepah kelapa sawit.
4.3.2. Penggunaan Peralatan Produksi
Adapun penggunaan peralatan pada usahatani kelapa sawit terdiri dari
parang, cangkul, arit, garukan. Adapun jumlahnya yang digunakan oleh para petani
pada umumnya bervariasi dan disesuaikan dengan luas lahan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 15 berikut :
Tabel 15. Jumlah Penggunaan Peralatan Pada Usaha Ternak Sapi di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
Kandang
Skop
Ember
Sprayer
Sabit
Cangkul
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
Unit/tahun
1
1
1
1
1
1
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat penggunaan peralatan dimana untuk
peralatan produksi, dimana untuk jenis peralatan yang digunakan oleh petani terdiri
dari kandang, skop, ember, sprayer, sabit dan cangkul masing-masing peralatan
tersebut digunakan petani sebanyak 1 unit.
Besarnya biaya penyusutan peralatan produksi sangat ditentukan oleh jumlah
peralatan produksi yang digunakan, untuk usaha ternak sapi yaitu untuk satu tahun
tanam yaitu Rp.1.325.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16 berikut :
75
Tabel 16. Jumlah Biaya Penyusutan Peralatan Pada Usaha Ternak Sapi di
Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Daya, Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
Kandang
Skop
Ember
Sprayer
Sabit
Cangkul
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
595.000
43.750
80.000
56.250
200.000
350.000
Jumlah 1.325.000
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa besarnya biaya penyusutan,
dimana biaya terbesar adalah pembuatan kandang sapi sebesar Rp.595.000 per tahun
dan yang terkecil adalah biaya pembelian skop sebesar Rp 43.750 per Tahun.
4.3.3. Penggunaan Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang paling
penting dalam usahatani, hal ini yang menentukan berhasil tidaknya usahatani
tersebut. Dengan adanya pekerja yang tepat tentunya usahatani tersebut dapat
berjalan sesuai dengan harapan. Besarnya penggunaan tenaga kerja pada usahatani
kelapa sawit adalah 693 HOK per Tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 17 berikut :
76
Tabel 17. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usaha Ternak Sapi di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
Pemeliharaan Kandang
Perawatan Sapi
HOK/tahun
HOK/Tahun
405
288
Jumlah HOK/tahun 693
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat besarnya penggunaan tenaga kerja yang
terdiri dari 2 sub pekerjaan, dimana penggunaan tenaga kerja terbesar yaitu pada
pemeliharaan kandang sebesar 405 HOK per tahun sedangkan penggunaan tenaga
kerja terkecil yaitu pada pekerjaan Perawatan sapi sebanyak 288 HOK per tahun.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh para petani dapat dilihat pada Tabel 18
berikut :
Tabel 18. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usaha Ternak Sapi di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
Pemeliharaan Kandang
Perawatan Sapi
Rp/tahun
Rp/tahun
4.050.000
1.440.000
Jumlah 5.490.000
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh para petani yaitu
mencapai Rp.5.490.000 per Tahun. Dimana biaya terbesar terdapat pada kegiatan
pemeliharaan kandang yang mencapai Rp.4.050.000 per Tahun.
77
4.3.4. Total Biaya Produksi
Adapun biaya produksi yang terdapat pada penelitian ini adalah biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya saprodi dan biaya tenaga
kerja. Sedangkan biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan. Untuk lebih jelasnya
tentang biaya produksi pada masing-masing usaha ternak sapi dapat dilihat pada
Tabel 19 berikut
Tabel 19. Jumlah Biaya Produksi Pada Usaha Ternak Sapi di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun
2013.
Uraian Nilai (Rp/Tahun)
I. Biaya Variabel
Tenaga Kerja (A) 5.490.000
Biaya Saprodi (B) 9.374.000
Jumlah (C =A +B) 14.864.000
II. Biaya Tetap
Penyusutan (A) 1.325.000
Jumlah (B =A) 1.325.000
III. Total Biaya Produksi (I +II) 16.189.000
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa besarnya biaya produksi
untuk usaha ternak sapi yaitu Rp.16.189.000 per Tahun, dengan besarnya biaya
variabel mencapai Rp.14.864.000 per Tahun sedangkan biaya tetap Rp.1.325.000 per
Tahun.
4.3.5. Pendapatan Usaha Ternak Sapi
Besarnya pendapatan usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh besarnya
jumlah produksi usaha ternak sapi itu sendiri, besarnya pendapatan selain besarnya
78
biaya produksi yang dikeluarkan oleh para petani, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 20 sebagai berikut :
Tabel 20. Jumlah Produksi, Harga Jual, dan Pendapatan Pada Usaha Ternak
Sapi di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Barat Daya, Tahun 2013.
No Uraian Satuan Jumlah
1
2
3
4
5
Produksi
Harga Jual
Nilai Produksi
Biaya Produksi
Pendapatan
ekor/Tahun
Rp/Ekor
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
3
7.500.000
22.500.000
16.189.000
6.311.000
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 20 di atas dapat dilihat besarnya pendapatan yang diterima
oleh petani di daerah penelitian yaitu mencapai Rp.6.311.000 per tahun, dimana
besarnya biaya produksi mencapai Rp.16.189.000 per tahun dengan jumlah produksi
yang dihasilkan adalah 3 ekor lembu dengan berat daging mencapai 60 Kg yang
memiliki harga jual sebesar Rp.7.500.000 per ekor atau besarnya nilai penjualan
mencapai Rp.22.500.000 per tahun.
4.4. Konsep Integrasi Tanaman Ternak
4.4.1. Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Kelapa Sawit Untuk Usaha
Ternak Sapi
Penggunaan sarana produksi yang yang dihasilkan oleh usahatani kelapa
sawit dapat dipergunakan oleh usaha ternak sapi, yaitu :
1. Penggunaan rumput yang terdapat pada usahatani kelapa sawit serta daun
muda yang ada pada tanaman kelapa sawit dapat digunakan sebagai
79
pakan ternak, sehingga memudahkan kepada petani untuk mencari pakan
ternak, pelengkap. Selain itu penggunaan pakan ternak yang berasal dari
tanaman kelapa sawit saat ini sudah banyak digunakan.
2. Besarnya biaya yang dapat dihemat oleh petani ternak sapi bila
menggunakan pakan yang berasal dari usahatani kelapa sawit yaitu
sebesar Rp. 2.466.000 per tahun untuk pembelian rumput pakan dan
Rp.274.644 per tahun untuk pelepah kelapa sawit, hal ini tentunya akan
mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima oleh petani itu sendiri.
4.4.2. Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Kelapa Sawit Untuk Usaha
Ternak Sapi
Penggunaan sarana produksi yang yang dihasilkan usaha ternak sapi oleh
dapat dipergunakan oleh usahatani kelapa sawit, yaitu :
1. Penggunaan output usaha ternak sapi untuk kegiatan usahatani kelapa sawit
diantarnya adalah penggunaan limbah sapi yaitu kotoran sapi yang dapat
dijadikan pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang pada usahatani kelapa
sawit ini mencapai 1.628 kg per tahun atau besarnya biaya yang harus
ditambahkan bila menggunakan pupuk kandang mencapai Rp.813.750 per
tahun. Dengan besarnya biiaya yang harus ditanggung oleh petani ternak sapi
tentunya akan mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima oleh petani
tersebut
2. Selain kotoran sapi yang dijadikan sebagai pupuk kandang untuk kegiatan
penanaman kelapa sawit, para petani kelapa sawit juga dapat menggunakan
jasa ternak yaitu berupa pemeliharaan tanaman yang ada dibawah pohon
kelapa sawit yaitu rumput. Rerumputan tersebut dapat dikonsumsi oleh
80
ternak, sehingga biaya yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman
memotong rumput (manual atau dengan herbisida) dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak langsung ditempat, selain itu akan menekan biaya
produksi kelapa sawit itu sendiri. Besarnya biaya penggunaan tenaga kerja
yang dapat ditekan akibat adanya sistem integrasi ini mencapai Rp.472.500
per tahun.
4.5. Analisis Kelayakan Integrasi Usahatani Kelapa Sawit Usaha Ternak
Sapi
Analisa kelayakan usaha merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan, apakah layak atau tidak layak dari usaha yang dijalankan.
Pengertian layak dalam penelitian ini kemungkinan dari gagasan usaha yang
dilakukan dapat memberi manfaat (benefit) bagi pengusaha tersebut. Penelitian
proyek dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi.
Untuk melihat layak tidaknya sistem integrasi pada usahatani kelapa sawit
dengan usaha ternak sapi di desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya yang dijalankan, maka dapat digunakan 4 kriteria investasi di atas,
yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cos Ratio (Net B/C), Internal Rate of
Return (IRR), Break Even Point (BEP). Untuk sistem integrasi pada usahatani kelapa
sawit dengan usaha ternak sapi di desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee
Kabupaten Aceh Barat Daya layak untuk diusahakan apabila NPV >0, Net B/C >1,
IRR >tingkat suku bunga yang berlaku dan BEP terjadi dalam umur ekonomis
proyek. Untuk hasil analisa usaha ternak sapi potong adalah sebagai berikut :
81
1. Net Present Value (NPV) pada Df 18 % = Rp 14.512.317
2. Net Benefit Cos Ratio (Net B/C) = 1,82
3. Internal Rate of Return (IRR) =28.61%
4. Break Even Point (BEP) =5 Tahun 3 Bulan 23 Hari
Berdasarkan analisa diatas, maka sistem integrasi pada usahatani kelapa sawit
dengan usaha ternak sapi di desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan nilai NPV >0, yaitu
Rp.14.512.317,- yang berarti peneriman yang diterima lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Net B/C >1, yaitu 1,82 yang berarti setiap penambahan biaya Rp. 1,-
akan memberikan hasil sebesar Rp.1,82,-. IRR adalah sebesar 28,61%. Sedangkan
BEP sistem integrasi pada usahatani kelapa sawit dengan usaha ternak sapi di desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya terjadi pada umur
proyek 5 Tahun 3 Bulan 23 Hari.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Usahatani kelapa sawit dan usaha ternak sapi di desa Lama Tuha Kecamatan
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, telah memberikan pendapatan
yang layak.
2. Sistem integrasi usahatani kelapa sawit usaha ternak sapi di desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya secara finansial
menguntungkan untuk dilaksanakan dan layak untuk dikembangkan.
5.2. Saran
1. Mengingat banyak pihak yang terlibat dalam usaha SISKA, maka perlu
kejelasan tugas dan kewajiban dari masing-masing pihak dengan
mengoptimalkan koordinasi.
2. Usaha perternakan sapi penggemukan dan kombinasi (penggemukan dan
pembibitan) ditingkat petani plasma lebih efisien dan efiktif dilakukan dengan
pola kelompok.
3. Usaha peternakan sapi pembibitan di tingkat petani plasma lebih efisien dan
efiektif dilakukan dengan pola perorangan.
83
4. Untuk kelancaran pengembalian kredit, pihak petani dapat menggunakan
pendapatan dari hasil TBS dengan dipotong langsung oleh pihak inti.
5. Untuk usaha pembibitan sebaiknya mengusahakan jenis sapi Bali atau PO dan
untuk penggemukan jenis sapi Brahman Cross.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, 2002 . Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Alma, B. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2002. Pengembangan Kawasan
Agribisnis Berbasis Peternakan.
Erwidodo. 1993. Kemungkinan Deregulasi Industri Persusuan Indonesia. Makalah
Seminar. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor
Farhani MA. 2003. Kontribusi pendapatan keluarga dari pemanfaatan limbah
pertanian di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor
[skripsi]. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
FAO. 2001. World Markets for Organic Fruit and Vegetables: Opportunity for
Developing Countries in the Production and Export of Organic
Horticultural Products. Rome.
Halcrow HG. 1992. Ekonomi Pertanian. Armand Sudiyono, penerjemah. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang Press. Terjemahan dari: Economics of
Agriculture.
Haryanto.B.,I.Inounu.,Arsana.B dan K. Diwyanto. 2002. Sistem Integrasi Padi-
Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian. Jakarta
Hernanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya: Jakarta.
Kadariah; Lien Karlina; Cliver Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Maramba DF. 1978. Biogas and waste recycling: The Philippine Experience Maya
Farms Division, Liberty Flour Mills, Inc. Metro Manila. Philippines: Maya
Farms.
Nyak Ilham dan Handewi P. Saliem. 2011. Kelayakan Finansial Sistem Integrasi
Sawit-Ternak Sapi Melalui Program Kredit Usaha Pembibitan Sapi. Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Jawa Barat.
85
Ratu Nurul Hanifah, 2008. Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran-Ternak-
Ikan (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial,
Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung). Skripsi
TIdak di Publikasikan.
Righby D, Caceres D. 2001. Organic farming and the sustainability of agricultural
system. J Agric Syst 68:21-40.
RIRDC. 2002. Introduction: what is an integrated biosystem? Di dalam: Warburton
K, Pillai-McGarry U, Ramage D, editor. Integrated Biosystems for
Sustainable Development. Proceedings of the INFORM 2000 National
Workshop on Integrated Food Production and Resource Management.
Queensland: RIRDC. hlm 1.
Rosyidi, 1996 . Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan pada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro. PT. Radja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi dkk. 1995. Analisis Usaha Tani. PT. Raha Grafindo Persada, Jakarta.
--------------. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Suwandi. 2005. Keberlanjutan usahatani pola padi sawah-sapi potong terpadu di
Kabupaten Sragen: pendekatan RAP-CLS [disertasi]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sutanto R. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.
Swastha, B dan Sukartjo,I. 1993. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi
Perusahaan Modern. Edisi III. Liberty, Yogyakarta
Taj-Uddin M, Talukder RK. 1997. Business analysis of farm households practising
crop-cattle-poultry-fish farming systems in a selected area of bangladesh.
Banglad J Agric Econs XX 1:97-105.
Vidiayanti A. 2004. Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi pada usaha peternakan sapi perah studi kasus Kawasan Usaha
Peternakan (KUNAK) sapi perah di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Wicaksono D. 2006. Analisis pendapatan usahatani dan optimalisasi pola tanam
sayuran di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat [skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
86
Lampiran 1.
Karakteristik Petani Sistem Integrasi Usahatani Kelapa sawit - Usaha Ternak Sapi di
Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Luas Lahan Umur Pendidikan Pengalaman Tanggungan
(Ha) (tahun) (Tahun) (tahun) (Jiwa)
1 1,75 54 6 17 3
2 1,75 54 6 17 3
3 2,75 55 6 17 3
4 2 45 16 17 2
5 1,75 52 6 17 2
6 1,75 54 6 17 2
7 1,75 49 6 17 1
8 1,75 47 6 17 3
9 1,75 50 6 17 2
10 2,5 46 12 17 3
11 1,75 52 6 17 2
12 1,75 55 6 17 1
13 1,75 52 6 17 1
14 1,75 51 6 17 2
15 2,75 49 9 17 5
16 1,75 52 6 17 1
17 1,75 54 6 17 3
18 1,75 49 6 17 3
19 2,5 45 9 17 3
20 2,75 45 9 17 3
Jumlah 39,75 1010 145 340 48
Rata-rata 1,9875 51 7 17 2
Lampiran 2.
Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Kelapa sawit Sistem Integrasi di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee
Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Luas Pupuk Urea Luas Pupuk SP-36
Lahan Jumlah Harga Biaya Lahan Jumlah Harga Biaya
(Ha) Kg/tahun Rp/Kg Rp (Ha) Kg/tahun Rp/Kg Rp
1 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 500 4.500 2.250.000
2 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
3 2,75 1000 4.500 4.500.000 2,75 750 4.500 3.375.000
4 2 600 4.500 2.700.000 2 500 4.500 2.250.000
5 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
6 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
7 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
8 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
9 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
10 2,5 900 4.500 4.050.000 2,5 750 4.500 3.375.000
11 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 500 4.500 2.250.000
12 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
13 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
14 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
15 2,75 1050 4.500 4.725.000 2,75 850 4.500 3.825.000
16 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
17 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
18 1,75 500 4.500 2.250.000 1,75 450 4.500 2.025.000
19 2,5 900 4.500 4.050.000 2,5 750 4.500 3.375.000
20 2,75 1000 4.500 4.500.000 2,75 850 4.500 3.825.000
Jumlah 39,75 12450 90.000 56.025.000 39,75 10850 90.000 48.825.000
Rata-rata 1,9875 622,5 4.500 2.801.250 1,9875 542,5 4.500 2.441.250
Lanjutan Lampiran 2
NO
Luas KCL Luas Pupuk Kandang Luas Pestisida
Lahan Jumlah Harga Biaya Lahan Jumlah Harga Biaya Lahan Jumlah Harga Biaya LuasLahan
(Ha) Kg/tahun Rp/Kg Rp (Ha) Kg/tahun Rp/Kg Rp (Ha) Liter/tahun Rp/Kg Rp (Ha)
1 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.500 500 750.000 1,75 25,5 75.000 1.912.500 9.562.500
2 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
3 2,75 850 7.000 5.950.000 2,75 2.250 500 1.125.000 2,75 42 75.000 3.150.000 16.975.000
4 2 450 7.000 3.150.000 2 1.500 500 750.000 2 30 75.000 2.250.000 10.350.000
5 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
6 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
7 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
8 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
9 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
10 2,5 700 7.000 4.900.000 2,5 2.250 500 1.125.000 2,5 15 75.000 1.125.000 13.450.000
11 1,75 400 7.000 2.800.000 1,75 1.500 500 750.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.100.000
12 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
13 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
14 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
15 2,75 750 7.000 5.250.000 2,75 2.550 500 1.275.000 2,75 42 75.000 3.150.000 16.950.000
16 1,75 400 7.000 2.800.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 8.875.000
17 1,75 400 7.000 2.800.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 8.875.000
18 1,75 450 7.000 3.150.000 1,75 1.350 500 675.000 1,75 24 75.000 1.800.000 9.225.000
19 2,5 750 7.000 5.250.000 2,5 2.250 500 1.125.000 2,5 35 75.000 2.625.000 15.300.000
20 2,75 850 7.000 5.950.000 2,75 2.550 500 1.275.000 2,75 45 75.000 3.375.000 17.650.000
Jumlah 39,75 10500 140.000 73.500.000 39,75 32.550 10.000 16.275.000 39,75 546,5 1.500.000 40.987.500 219.337.500
Rata-rata 1,9875 525 7.000 3.675.000 1,9875 1.628 500 813.750 1,9875 27,325 75.000 2.049.375 10.966.875
Lampiran 3. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Kelapa sawit SistemIntegrasi
di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,
Tahun 2013
Pemeliharaan Penyomprotan
NO
LuasLahan HOK Harga Biaya LuasLahan HOK Harga Biaya
(Ha) HOK/Tahun Rp/HOK Rp (Ha) HOK/Tahun Rp/HOK Rp
1 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
2 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
3 2,75 225 30.000 6.750.000 2,75 135 50.000 6.750.000
4 2,00 200 30.000 6.000.000 2,00 120 50.000 6.000.000
5 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
6 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
7 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
8 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
9 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
10 2,50 200 30.000 6.000.000 2,50 120 50.000 6.000.000
11 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
12 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
13 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
14 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
15 2,75 225 30.000 6.750.000 2,75 135 50.000 6.750.000
16 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
17 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
18 1,75 150 30.000 4.500.000 1,75 90 50.000 4.500.000
19 2,50 200 30.000 6.000.000 2,50 120 50.000 6.000.000
20 2,75 225 30.000 6.750.000 2,75 135 50.000 6.750.000
Jumlah 39,75 3375 600.000 101.250.000 39,75 2025 1.000.000 101.250.000
Rata-rata 1,9875 168,75 30.000 5.062.500 1,9875 101,25 50.000 5.062.500
Lampiran 4.
Penggunaan Peralatan Pada Usahatani Kelapa sawit SistemIntegrasi di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
Sabit Parang
NO
Luas
Lahan Jumlah Harga Biaya Umur E. Penyusutan LuasLahan Jumlah Harga Biaya Umur E. Penyusutan
(Ha) Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun) (Ha) Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun)
1 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
2 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
3 2,75 2 50.000 100.000 2 50.000 2,75 2 70.000 140.000 2 70.000
4 2 1 50.000 50.000 2 25.000 2 1 70.000 70.000 2 35.000
5 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
6 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
7 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
8 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
9 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
10 2,5 2 50.000 100.000 2 50.000 2,5 2 70.000 140.000 2 70.000
11 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
12 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
13 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
14 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
15 2,75 2 50.000 100.000 2 50.000 2,75 2 70.000 140.000 2 70.000
16 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
17 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
18 1,75 1 50.000 50.000 2 25.000 1,75 1 70.000 70.000 2 35.000
19 2,5 2 50.000 100.000 2 50.000 2,5 2 70.000 140.000 2 70.000
20 2,75 2 50.000 100.000 2 50.000 2,75 2 70.000 140.000 2 70.000
Jumlah 39,75 25 1.000.000 1.250.000 40 625.000 39,75 25 1.400.000 1.750.000 40 875.000
Rata-rata 1,9875 1 50.000 62.500 2 31.250 1,9875 1 70.000 87.500 2 43.750
Lampiran 5.
Jumlah Produksi, Harga, Nilai Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan Pada Usahatani Kelapa sawit SistemIntegrasi di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Luas
Lahan Produksi Harga Nilai Produksi Biaya Produksi Totao Pendapatan
(Ha) (Kg) (Tahun) (tahun) Saprodi Tenaga Kerja Peralatan Biaya (Rp/Tahun)
1 1,75 41.857 1100 46.042.739 9.562.500 22.900.000 946.250 33.408.750 12.633.989
2 1,75 42.272 1100 46.499.554 9.225.000 22.900.000 946.250 33.071.250 13.428.304
3 2,75 56.309 1100 61.939.500 16.975.000 30.800.000 1.006.250 48.781.250 13.158.250
4 2 46.748 1100 51.422.663 10.350.000 25.900.000 946.250 37.196.250 14.226.413
5 1,75 41.755 1100 45.930.539 9.225.000 22.550.000 946.250 32.721.250 13.209.289
6 1,75 42.123 1100 46.335.261 9.225.000 21.850.000 946.250 32.021.250 14.314.011
7 1,75 42.165 1100 46.381.343 9.225.000 22.200.000 946.250 32.371.250 14.010.093
8 1,75 42.234 1100 46.457.078 9.225.000 21.850.000 946.250 32.021.250 14.435.828
9 1,75 41.682 1100 45.850.396 9.225.000 21.850.000 946.250 32.021.250 13.829.146
10 2,5 49.326 1100 54.258.985 13.450.000 32.200.000 1.006.250 46.656.250 7.602.735
11 1,75 41.726 1100 45.898.482 9.100.000 21.400.000 946.250 31.446.250 14.452.232
12 1,75 41.946 1100 46.140.914 9.225.000 21.500.000 946.250 31.671.250 14.469.664
13 1,75 41.863 1100 46.048.750 9.225.000 20.800.000 946.250 30.971.250 15.077.500
14 1,75 42.056 1100 46.261.129 9.225.000 20.800.000 946.250 30.971.250 15.289.879
15 2,75 56.011 1100 61.612.250 16.950.000 31.600.000 1.006.250 49.556.250 12.056.000
16 1,75 41.422 1100 45.563.886 8.875.000 21.400.000 946.250 31.221.250 14.342.636
17 1,75 42.096 1100 46.305.207 8.875.000 21.850.000 946.250 31.671.250 14.633.957
18 1,75 42.238 1100 46.461.486 9.225.000 21.850.000 946.250 32.021.250 14.440.236
19 2,5 49.750 1100 54.724.615 15.300.000 34.300.000 1.006.250 50.606.250 4.118.365
20 2,75 55.638 1100 61.201.700 17.650.000 36.050.000 1.006.250 54.706.250 6.495.450
Jumlah 39,75 901.215 22000 991.336.476 219.337.500 496.550.000 19.225.000 735.112.500 256.223.976
Rata-rata 1,99 45.061 1100 49.566.824 10.966.875 24.827.500 961.250 36.755.625 12.811.199
Lampiran 6.
Penggunaan Sarana Produksi Pada Usaha Ternak Sapi SistemIntegrasi di Desa Lama
Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Bibit Sapi Rumput Pakan Pohon Pisang
Jumlah Harga Biaya Jumlah Harga Biaya Jumlah Harga Biaya
Ekor/Tahun Rp/Ekor Rp Kg/tahun Rp/Kg Rp Kg/tahun Rp/Kg Rp
1 6 1.500.000 9.000.000 10.800 100 1.080.000 5.400 200 1.080.000
2 3 1.500.000 4.500.000 21.600 100 2.160.000 2.700 200 540.000
3 3 1.500.000 4.500.000 21.600 100 2.160.000 2.700 200 540.000
4 5 1.500.000 7.500.000 36.000 100 3.600.000 4.500 200 900.000
5 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
6 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
7 3 1.500.000 4.500.000 21.600 100 2.160.000 2.700 200 540.000
8 6 1.500.000 9.000.000 43.200 100 4.320.000 5.400 200 1.080.000
9 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
10 3 1.500.000 4.500.000 21.600 100 2.160.000 2.700 200 540.000
11 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
12 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
13 3 1.500.000 4.500.000 21.600 100 2.160.000 2.700 200 540.000
14 5 1.500.000 7.500.000 36.000 100 3.600.000 4.500 200 900.000
15 5 1.500.000 7.500.000 36.000 100 3.600.000 4.500 200 900.000
16 3 1.500.000 4.500.000 21.600 100 2.160.000 2.700 200 540.000
17 6 1.500.000 9.000.000 43.200 100 4.320.000 5.400 200 1.080.000
18 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
19 5 1.500.000 7.500.000 36.000 100 3.600.000 4.500 200 900.000
20 4 1.500.000 6.000.000 28.800 100 2.880.000 3.600 200 720.000
Jumlah 84 30.000.000 126.000.000 572.400 2000 57.240.000 75.600 4000 15.120.000
Rata-rata 4 1.500.000 6.300.000 28.620 100 2.862.000 3.780 200 756.000
Lanjutan 'Lampiran 6.
Rumput Gajah Pelepah Sawit Obat-obatan
Jumlah Harga Biaya Jumlah Harga Biaya Jumlah Harga Biaya Total
Kg/tahun Rp/Kg Rp Kg/tahun Rp/Kg Rp Paket/tahun Rp/Kg Rp (Ha)
16.200 200 3.240.000 2.160 200 432.000 1 50.000 50.000 13.370.000
8.100 200 1.620.000 1.080 201 217.080 1 50.000 50.000 6.710.000
8.100 200 1.620.000 1.080 202 218.160 1 50.000 50.000 6.710.000
13.500 200 2.700.000 1.800 203 365.400 1 50.000 50.000 11.150.000
10.800 200 2.160.000 1.440 204 293.760 1 50.000 50.000 8.930.000
10.800 200 2.160.000 1.440 205 295.200 1 50.000 50.000 8.930.000
8.100 200 1.620.000 1.080 206 222.480 1 50.000 50.000 6.710.000
16.200 200 3.240.000 2.160 207 447.120 1 50.000 50.000 13.370.000
10.800 200 2.160.000 1.440 208 299.520 1 50.000 50.000 8.930.000
8.100 200 1.620.000 1.080 209 225.720 1 50.000 50.000 6.710.000
10.800 200 2.160.000 1.440 210 302.400 1 50.000 50.000 8.930.000
10.800 200 2.160.000 1.440 211 303.840 1 50.000 50.000 8.930.000
8.100 200 1.620.000 1.080 212 228.960 1 50.000 50.000 6.710.000
13.500 200 2.700.000 1.800 213 383.400 1 50.000 50.000 11.150.000
13.500 200 2.700.000 1.800 214 385.200 1 50.000 50.000 11.150.000
8.100 200 1.620.000 1.080 215 232.200 1 50.000 50.000 6.710.000
16.200 200 3.240.000 2.160 216 466.560 1 50.000 50.000 13.370.000
10.800 200 2.160.000 1.440 217 312.480 1 50.000 50.000 8.930.000
13.500 200 2.700.000 1.800 218 392.400 1 50.000 50.000 11.150.000
10.800 200 2.160.000 1.440 219 315.360 1 50.000 50.000 8.930.000
226.800 4000 45.360.000 30.240 4.190 6.339.240 20 1.000.000 1.000.000 187.480.000
11.340 200 2.268.000 1.512 210 316.962 1 50.000 50.000 9.374.000
Lampiran 7.
Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usaha Ternak Sapi SistemIntegrasi di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Jumlah Pemeliharaan Kandang Perawatan Sapi
Ternak HOK Harga Biaya Jumlah Harga Biaya Total Biaya
(ekor) HOK/Tahun Rp/HOK Rp HOK/Tahun Rp/Kg Rp (Rp)
1 6 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
2 3 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
3 3 540 10.000 5.400.000 480 5.000 2.400.000 7.800.000
4 5 480 10.000 4.800.000 240 5.000 1.200.000 6.000.000
5 4 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
6 4 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
7 3 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
8 6 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
9 4 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
10 3 480 10.000 4.800.000 240 5.000 1.200.000 6.000.000
11 4 360 10.000 3.600.000 480 5.000 2.400.000 6.000.000
12 4 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
13 3 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
14 5 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
15 5 540 10.000 5.400.000 240 5.000 1.200.000 6.600.000
16 3 360 10.000 3.600.000 480 5.000 2.400.000 6.000.000
17 6 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
18 4 360 10.000 3.600.000 240 5.000 1.200.000 4.800.000
19 5 480 10.000 4.800.000 240 5.000 1.200.000 6.000.000
20 4 540 10.000 5.400.000 480 5.000 2.400.000 7.800.000
Jumlah 84 8100 200.000 81.000.000 5760 100.000 28.800.000 109.800.000
Rata-rata 4,2 405 10.000 4.050.000 288 5.000 1.440.000 5.490.000
Lampiran 8.
Penggunaan Peralatan Produksi Pada Usaha Ternak Sapi SistemIntegrasi di Desa
Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Jumlah Kandang Skop
Ternak Jumlah Harga Biaya Umur Ekonomis Penyusutan Jumlah Harga Biaya
Umur
Ekonomis Penyusutan
(ekor) Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun) Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun)
1 6 1 3.000.000 3.000.000 5 600.000 1 70.000 70.000 2 35.000
2 3 1 2.500.000 2.500.000 5 500.000 1 70.000 70.000 2 35.000
3 3 2 1.500.000 3.000.000 5 600.000 2 70.000 140.000 2 70.000
4 5 1 2.000.000 2.000.000 5 400.000 1 70.000 70.000 2 35.000
5 4 1 3.000.000 3.000.000 5 600.000 1 70.000 70.000 2 35.000
6 4 1 2.500.000 2.500.000 5 500.000 1 70.000 70.000 2 35.000
7 3 1 3.000.000 3.000.000 5 600.000 1 70.000 70.000 2 35.000
8 6 1 2.500.000 2.500.000 5 500.000 1 70.000 70.000 2 35.000
9 4 1 1.500.000 1.500.000 5 300.000 1 70.000 70.000 2 35.000
10 3 2 3.000.000 6.000.000 5 1.200.000 2 70.000 140.000 2 70.000
11 4 1 2.500.000 2.500.000 5 500.000 1 70.000 70.000 2 35.000
12 4 1 3.000.000 3.000.000 5 600.000 1 70.000 70.000 2 35.000
13 3 1 2.500.000 2.500.000 5 500.000 1 70.000 70.000 2 35.000
14 5 1 1.500.000 1.500.000 5 300.000 1 70.000 70.000 2 35.000
15 5 2 3.000.000 6.000.000 5 1.200.000 2 70.000 140.000 2 70.000
16 3 1 2.500.000 2.500.000 5 500.000 1 70.000 70.000 2 35.000
17 6 1 1.500.000 1.500.000 5 300.000 1 70.000 70.000 2 35.000
18 4 1 2.000.000 2.000.000 5 400.000 1 70.000 70.000 2 35.000
19 5 2 1.500.000 3.000.000 5 600.000 2 70.000 140.000 2 70.000
20 4 2 3.000.000 6.000.000 5 1.200.000 2 70.000 140.000 2 70.000
Jumlah 84 25 47.500.000 59.500.000 100 11.900.000 25 1.400.000 1.750.000 40 875.000
Rata-rata 4,2 1 2.375.000 2.975.000 5 595.000 1 70.000 87.500 2 43.750
Lanjutan Lampiran 8.
NO
Ember Sprayer
Jumlah Harga Biaya
Umur
Ekonomis Penyusutan Jumlah Harga Biaya
Umur
Ekonomis Penyusutan
Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun) Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun)
1 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
2 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
3 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
4 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
5 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
6 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
7 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
8 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
9 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
10 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
11 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
12 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
13 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
14 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
15 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
16 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
17 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
18 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
19 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
20 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
Jumlah 20 1.600.000 1.600.000 20 1.600.000 20 9.000.000 9.000.000 160 1.125.000
Rata-rata 1 80.000 80.000 1 80.000 1 450.000 450.000 8 56.250
Lanjutan Lampiran 8.
NO
Sabit Cangkul
Jumlah Harga Biaya
Umur
Ekonomis Penyusutan Jumlah Harga Biaya Umur E Penyusutan Total Biaya
Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun) Unit Rp/Unit Rp/Tahun (Tahun) (Rp/Tahun) (Rp)
1 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.321.250
2 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.221.250
3 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.356.250
4 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.121.250
5 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.321.250
6 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.221.250
7 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.321.250
8 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.221.250
9 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.021.250
10 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.956.250
11 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.221.250
12 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.321.250
13 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.221.250
14 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.021.250
15 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.956.250
16 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.221.250
17 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.021.250
18 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.121.250
19 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.356.250
20 1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.956.250
Jumlah 20 4.000.000 4.000.000 20 4.000.000 20 7.000.000 7.000.000 20 7.000.000 26.500.000
1 200.000 200.000 1 200.000 1 350.000 350.000 1 350.000 1.325.000
Lampiran 9.
Jumlah Produksi, Harga, Nilai Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan Pada Usaha Ternak Sapi SistemIntegrasi di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala
Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
NO
Jumlah Jumlah harga Nilai Biaya Produksi Jumlah
Ternak Produksi Jual Produksi Saprodi Tenaga Kerja Peralatan Total Pendapatan
(ekor) (tahun) (Tahun) (tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun)
1 6 5 7.500.000 37.500.000 13.370.000 4.800.000 1.321.250 19.491.250 18.008.750
2 3 3 7.500.000 22.500.000 6.710.000 4.800.000 1.221.250 12.731.250 9.768.750
3 3 3 7.500.000 22.500.000 6.710.000 7.800.000 1.356.250 15.866.250 6.633.750
4 5 5 7.500.000 37.500.000 11.150.000 6.000.000 1.121.250 18.271.250 19.228.750
5 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 4.800.000 1.321.250 15.051.250 14.948.750
6 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 4.800.000 1.221.250 14.951.250 15.048.750
7 3 3 7.500.000 22.500.000 6.710.000 4.800.000 1.321.250 12.831.250 9.668.750
8 6 5 7.500.000 37.500.000 13.370.000 4.800.000 1.221.250 19.391.250 18.108.750
9 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 4.800.000 1.021.250 14.751.250 15.248.750
10 3 3 7.500.000 22.500.000 6.710.000 6.000.000 1.956.250 14.666.250 7.833.750
11 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 6.000.000 1.221.250 16.151.250 13.848.750
12 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 4.800.000 1.321.250 15.051.250 14.948.750
13 3 3 7.500.000 22.500.000 6.710.000 4.800.000 1.221.250 12.731.250 9.768.750
14 5 5 7.500.000 37.500.000 11.150.000 4.800.000 1.021.250 16.971.250 20.528.750
15 5 5 7.500.000 37.500.000 11.150.000 6.600.000 1.956.250 19.706.250 17.793.750
16 3 3 7.500.000 22.500.000 6.710.000 6.000.000 1.221.250 13.931.250 8.568.750
17 6 5 7.500.000 37.500.000 13.370.000 4.800.000 1.021.250 19.191.250 18.308.750
18 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 4.800.000 1.121.250 14.851.250 15.148.750
19 5 5 7.500.000 37.500.000 11.150.000 6.000.000 1.356.250 18.506.250 18.993.750
20 4 4 7.500.000 30.000.000 8.930.000 7.800.000 1.956.250 18.686.250 11.313.750
Jumlah 84 81 150.000.000 607.500.000 187.480.000 109.800.000 26.500.000 323.780.000 283.720.000
Rata-rata 4,2 3 7.500.000 22.500.000 9.374.000 5.490.000 1.325.000 16.189.000 6.311.000
Lampiran 10. AnalisisKelayakan SistemIntegrasi di Desa Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, Tahun 2013
TahunKe
Benefit Cost NetBenefit DF18% NPV18% DF28% NPV28% DF29% NPV29%
Rp/Tahun Rp/Tahun Rp/Tahun Rp/Tahun Rp/Tahun Rp/Tahun
1 34.891.705,95 55.762.125,00 (20.870.419,05) 0,8475 (17.686.795,80) 0,7813 (16.305.014,88) 0,7752 (16.178.619,42)
2 39.848.388,33 52.944.625,00 (13.096.236,67) 0,7182 (9.405.513,26) 0,6104 (7.993.308,51) 0,6009 (7.869.861,59)
3 54.718.435,47 52.944.625,00 1.773.810,47 0,6086 1.079.595,82 0,4768 845.818,74 0,4658 826.300,63
4 64.631.800,23 52.944.625,00 11.687.175,23 0,5158 6.028.114,97 0,3725 4.353.812,05 0,3611 4.220.371,82
5 72.066.823,80 52.944.625,00 19.122.198,80 0,4371 8.358.489,33 0,2910 5.565.292,32 0,2799 5.352.901,82
6 72.066.823,80 52.944.625,00 19.122.198,80 0,3704 7.083.465,54 0,2274 4.347.884,62 0,2170 4.149.536,29
7 72.066.823,80 52.944.625,00 19.122.198,80 0,3139 6.002.936,89 0,1776 3.396.784,86 0,1682 3.216.694,80
8 72.066.823,80 52.944.625,00 19.122.198,80 0,2660 5.087.234,66 0,1388 2.653.738,17 0,1304 2.493.561,86
9 72.066.823,80 52.944.625,00 19.122.198,80 0,2255 4.311.215,81 0,1084 2.073.232,95 0,1011 1.932.993,69
10 72.066.823,80 52.944.625,00 19.122.198,80 0,1911 3.653.572,72 0,0847 1.619.713,24 0,0784 1.498.444,72
Jumlah 626.491.272,81 532.263.750,00 94.227.522,81 14.512.316,66 557.953,57 -357.675,38
NPV+ 115.097.941,86 32.199.112,47 16.862.968,45 15.820.944,04
NPV- (20.870.419,05) (17.686.795,80) (16.305.014,88) (16.178.619,42)
Jumlah 94.227.522,81 14.512.316,66 557.953,57 (357.675,38)
88
Lanjutan Lampiran 10.
1. Net Present Value (NPV) pada Df 18 %
NPV =
n
i
t
t t
i
C B
1
) 1 (
) (
. (Gray, 1992:66)
NPV =
n
i 1
10
) 18 , 0 1 (
5,80) (17.686.79 - ) 2,47 (32.199.11
NPV = Rp. 14.512.317
2. Net Benefit Cos Ratio (Net B/C)
Net B/C =
n
i
t
t t
n
i
t
t t
i
B C
i
C B
1
1
) 1 (
) (
) 1 (
) (
Net B/C =
,80 17.686.795
,47 32.199.112
Net B/C =1,82
3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR =i
1
2 1
1
NPV NPV
NPV
(i
2
- i
1
)
IRR =0,28
+
38) (-357.675, - 7) (557.953,5
7) (557.953,5
(0,29 - 0,28)
IRR =0,28
+
915.629
557.954
(0,01)
IRR =0,28 +(0,6094)
(0,01)
IRR =0,28+(0,00609)
IRR =0,2861
89
IRR =28,61%
4. Break Even Point (BEP)
BEP =T
p-1
+
p
n
i
icp
n
i
i
B
B TC
1
1
1
BEP =5 Tahun+
) ,54 (7.083.465
8,22) (50.379.40 - 6) (17.686.79
BEP =5 Tahun+
) (7.083.466
) (2.220.596
BEP =5 Tahun +0,31
BEP =5,31 Tahun
BEP =5 Tahun +3 Bulan, +23Hari