(Skripsi)
Oleh
ANTONIO
1114131011
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Oleh
Antonio
By
Antonio
This study aims to determine household income, factors that influence income and
household welfare level of cassava farmers in Menggala District, Tulang Bawang
Regency. Data collection was carried out in November 2017. The method of this
research was conducted in a survey. The analysis used in this study is qualitative
and quantitative analysis. The number of respondents in this study were 33
people. The average household income of cassava farmers in Menggala District,
Tulang Bawang Regency is Rp. 27,195,137.04; originating from cassava (on
farm) in the amount of Rp14,722,409.76 and the remainder from outside
agriculture (non-farm) amounting to Rp12,472,727.27 consisting of Labor,
honorary staff, Civil Servants and entrepreneurs. The factors that influence the
level of income of cassava farming in Menggala Subdistrict, Tulang Bawang
Regency are 99 percent of the income level, including production variables,
output prices and labor. Based on the criteria of Sajogyo (1997) the number of
cassava farmer households whose welfare level is in the sufficient category is
90.90 percent. Where the equivalent expenditure of rice per year is 481-960 kg /
year.
Oleh
ANTONIO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUN
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 20 September 1993 dari pasangan
Bapak Firmanto, S.E dan Ibu Risnawati. Penulis adalah anak pertama dari dua
Sakti pada tahun 2005, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2
Menggala pada tahun 2008, tingkat Sekolah Menengah Atas di SMAN 14 Bandar
Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis pada tahun 2011 melalui Jalur Ujian
2013/2014 bidang Minat, Bakat dan Kreativitas. Pada tahun 2015 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik di Desa Adi luhur Kecamatan Panca
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Solawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan, juga kepada
pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasihat, motivasi dan saran-
saran serta doa dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, kesempatan ini
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si. Selaku Dekan Fakultas
terima kasih atas bimbingan, saran dan arahan selama proses penyelesaian
skrispsi.
4. Ibu Ir. Rabiatul Adawiyah, M. Si selaku Dosen Penguji Skripsi ini atas
diberikan.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan (Kak Ayi, Mba Iin, Bang Boim dan Bang
Bukhori) di Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah diberikan selama
8. Orang tuaku tercinta: Firmanto, S.E dan Ibunda Risnawati serta adikku Putri
Oktaria atas semua limpahan kasih sayang, doa, dukungan dan bantuan yang
Novenda Manalu, Dian Fatma Sari, Elisa, Evie Marthalia, Fadel Muhamad,
May Sari, Mera Apriani, Namira Kinanti, Nathalia Werdhi, Pram Andika,
Putri Lepia Canita, Putri Maida, Rafika Tania, Rokhma Yeni, Venny Unida
Eka Prianti, Rizal Gata, Sartika, Ummi Dienely dan Zupika Audina atas
Cherli Medika, Febrina Ramadhani dan Imam Sugiharto terima kasih atas
12. Atu dan Kiyay Agribisnis 2007, 2008, 2009, 2010, sertaadik-adikangkatan
2012, 2013, dan 2014 atas dukungan dan bantuan kepada penulis.
Syamara, Hamzah Amza, Ihsan, Lita Dwi Pratama, Puji Yana, Radika Rexi,
Rahmat Saleh, Rizal Fahlevi, Rastra Dwi, Siti Nur Pratiwi, Vik Handra, Widi
14. Almamater tercinta serta seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
masih banyak kesalahan dalam pembuatan tugas akhir ini. Oleh sebab itu penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kepada Allah Penulis memohon
ampun. Penulis berharap semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi
Antonio
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data perkembangan produktivitas singkong di Indonesia
Tahun 2011–2015 ..................................................................................... 3
14. Hasil uji multikolinearitas pada variabel bebas tanpa variabel luas
lahan (X1) yang mempengaruhi pendapatan usahatani singkong
di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, tahun 2017 .......... 73
18. Jenis beras beserta harga yang dikonsumsi oleh petani singkong
di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, tahun 2017 .......... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
A. Latar Belakang
manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Pengembangan usaha
agribisnis menjadi pilihan yang sangat strategis dan penting sejalan dengan
2010) adalah usaha dalam bidang pertanian, baik mulai dari produksi,
Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat cocok sebagai media tanam
menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung (Ginting, 2002). Menurut
sisanya diekspor dalam bentuk gaplek, chips, dan tepung tapioka. Singkong
pangan, 2,00 persen untuk pakan, dan 12,66 persen terbuang (sisa di lahan
pertanian).
bahan pangan langsung, tetapi tidak memberikan pengaruh yang sangat besar
selama lima tahun sebesar 9,67 juta ton atau sebesar 10,61 persen dari total
penyediaan singkong dunia, diikuti dengan Negara Brazil, India dan Republik
Tanzania masing-masing berkisar antara 8,67 – 4,96 juta ton atau sebesar
Produktivitas
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
2011 1.183.047,00 23.918.118,00 20,21
2012 1.184.696,00 24.044.025,00 20,29
2013 1.129.688,00 24.177.372,00 21,40
2014 1.065.752,00 23.926.921,00 22,46
2015 1.075.784,00 24.558.778,00 22,82
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016
Provinsi Lampung dengan luas lahan panen 368.096 ha pada tahun 2011 yang
nasional sebesar 249,76 juta ton. Tanaman Singkong dapat dipanen dalam
jangka waktu 6 bulan dalam setahun. Data perkembangan luas panen dan
Produktivitas
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
2011 368.096,00 9.193.676,00 24,97
2012 324.749,00 8.387.351,00 25,82
2013 318.107,00 8.329.201,00 26,18
2014 304,468,00 8,034,016,00 26,38
2015 279.226,00 7,384,099,00 26,44
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016
4
terdiri dari lahan basah 47.315 hektar dan lahan kering 102.104 hektar, serta
didukung 79.709 keluarga tani dan 1.184 kelompok tani, produktivitas sektor
Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini, memiliki ketahanan pangan yang
Produktivitas
Tahun Luas Panen (Hektar) Produksi (Ton)
(Ton/Hektar)
2011 32.231,00 844.058,00 26.19
2012 32.329,00 847.575,00 26.21
2013 19.767,00 532.395,00 28.93
2014 20.814,00 570.405,00 27.40
2015 21.774,00 600.954,00 27.60
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016
5
luas lahan pertanian 55.288 hektar yang terdiri dari persawahan seluas 5.532
hektar dan lahan kering seluas 49.756 hektar. Penanaman singkong 1.30
perhatian dan tingkat pendapatan yang meningkat bisa dijadikan salah satu
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
kesejahteraannya.
selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Usahatani Singkong
a. Produksi Pertanian
atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah
manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk,
hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore
barang dan jasa-jasa. Dalam arti ekonomi, produksi adalah setiap usaha
(Ismawanto, 2009).
9
juga modal diartikan sebagai semua barang dan jasa yang sudah di
1993).
itu hubungan output dan input untuk suatu sistem produksi merupakan
(Arsyad, 2003).
perangkat input (faktor produksi). Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan
mentah, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau program
berikut:
sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour).
tertentu pula.
1, maka terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi, jika
dan jika α + β < 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun
2006).
mungkin diperoleh.
sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman
dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi
bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau
kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangkan dari sisi wujud
ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan
kompos.
1. Pupuk hijau
2. Pupuk kandang
kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok
kangkung.
lahan.
3. Pupuk kompos
organik cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat
Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa
2. Konsep Pendapatan
pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan,
keluarganya.
18
dan non pertanian. Struktur dan besarnya pendapatan dari sektor pertanian
berasal dari usahatani atau ternak dan berburuh tani. Pendapatan dari
sektor non pertanian berasal dari usaha non pertanian, profesional, buruh
dan pekerjaan lainnya di sektor non pertanian. Rintuh dan Miar (2005).
produksi. Upah riil yang dibayar kepada setiap pekerja sama dengan
produk marjinal tenaga kerja (marginal product of labor, MPL) dan harga
sewa riil yang dibayar kepada setiap pemilik modal sama dengan produk
marjinal modal (marginal product of capital). Karena itu upah riil total
Laba ekonomis dapat diketahui jika fungsi produksi memiliki sifat skala
hasil konstan, yang kerap terjadi, maka laba ekonomis harus sama dengan
nol, yaitu tidak ada yang tersisa setelah faktor-faktor produksi dibayar.
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah
pembayaran faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain skala
dan pemilik modal adalah sama, laba ekonomis dan pengembalian modal
(return to capital) seringkali disatukan. Jika dapat kita sebut sebagai laba
Jika asumsi tersebut mendekati dunia nyata maka laba dalam pos
a. Pendapatan Petani
Petani sebagai pelaksana mengharap produksi yang lebih besar lagi agar
alat yang digunakan, upah tenaga luar serta sarana produksi lainnya
(Suratiyah, 2009).
Pendapatan petani menjadi lebih besar jika petani dapat menekan biaya
b. Pendapatan Rumahtangga
sumber dasar : (1) dari upah atau gaji yang diterima sebagai imbalan
22
tenaga kerja, (2) dari hak milik yakni: modal, tanah dan seterusnya, (3)
2007).
sebagai berikut:
23
Keterangan :
Keterangan
= Keuntungan (pendapatan)
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Y = Produksi
Py = Harga satuan produksi
Xi = Faktor produksi (i = 1, 2, 3, ....n)
Pxi = Harga faktor produksi ke-i
BTT = Biaya tetap total
dan biaya atau yang biasa disebut analisis Return Cost Ratio (R/C).
Keterangan :
c. Jika R/C = 1, artinya usahatani yang dilakukan berada pada titik impas
pula merugikan.
misal produksi, tenaga kerja dan lain-lain. Faktor jumlah dan macam
yang eksplisit.
harga.
d. Kesejahteraan Rumahtangga
bersama serta makan dari satu dapur. Maksud dari makan di satu dapur
menjadi satu.
yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumahtangga yang
berpergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah dan tamu
yang harus diatur dalam organisasi dan sistem ekonomi yang berdasarkan
26
kualitas hidupnya menuju pada keluarga sejahtera lahir dan batin, yaitu
istilah kesejahteraan sosial tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku
dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera atau
tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang
itulah yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, di lain pihak
orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga
dianggap justru lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik
lahir dan kebahagiaan batin, maka suami dan isteri harus melaksanakan
yang bukan hanya berfungsi sosial budaya tetapi juga berfungsi ekonomi.
belakangan ini keluarga diandalkan untuk suatu tugas yang lebih luhur
Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
hidup.
kondisi dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang membuat
30
seseorang menjadi miskin atau menjadi lebih miskin pada masa yang
akan datang. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena
rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan, dan paling
31
miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai
3. Tenaga Kerja
yang dihasilkan maka akan semakin besar tenaga kerja yang dibutuhkan
yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja
atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kemudian
bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Tenaga kerja ini adalah
Peranan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat besar
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan suatu sumber daya manusia (human
membutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga yang khusus dibayar sebagai
tenaga kerja upahan. Tenaga kerja upahan ini biasanya terdapat pada
usaha pertanian yang berskala luas, rutin dan memiliki administrasi dan
manajemen yang tertib dan terencana. Tetapi dewasa ini terjadi lagi
perkembangan baru, ketika tenaga kerja upahan tidak lagi hanya terdapat
pada usaha pertanian yang luas, tetapi sudah meluas pada usaha tani kecil
2002).
dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi
(Soekartawi, 2002).
2002).
ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah
diakibatkan oleh bertambahnya 1 unit tenaga kerja) lebih tinggi dari pada
salah satu faktor produksi saja, tetapi juga yang paling penting merupakan
4. Tanaman Singkong
Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela pohon berasal
5. Penelitian Terdahulu
nisbah peneriman (R/C rasio) atas biaya tunai dan atas total sebesar
8,14 dan 5,9. Dan rata-rata pendapatan petani singkong per hektar
biaya tunai dan atas total sebesar 8,14 dan 5,9, (2) Total manfaat
petani angota diukur dengan metode BPS 207 didapat hasil bahwa
dipengaruhi oleh luas lahan, harga ubikayu, harga bibit, harga pupuk
KCl, jumlah tenaga kerja, ongkos angkut dan jumlah produksi; (2)
ditunjukkan dengan nilai Gini Rasio sebesar 0,53 dengan arti bahwa
persen, dan hidup layak sebesar 11,36 persen, tidak ada golongan
sudah sejahtera.
B. Kerangka Pemikiran
produksi, harga output, lama usaha, tenaga kerja dan pendidikan. Suatu
Produksi adalah faktor yang juga penting untuk mengetahui jumlah panen
Besar atau kecilnya pendapatan dapat diketahui melalui harga output. Harga
berkembang atau tidaknya suatu usaha tani yang dijalankan. Berkembang atau
tidaknya suatu usaha dapat pula dilihat dari lama usaha tani tersebut. Jika
usahatani yang dijalankan memiliki lama usaha yang terbilang panjang maka
jika lama usaha tani yang dijalankan terbilang singkat maka usahatani yang
dengan curahan tenaga kerja. Tenaga kerja yang berkualitas baik tenaga kerja
dalam keluarga ataupun tenaga kerja luar keluarga mampu memberikan hasil
pula dan taraf hidup yang baik dapat tercapai. Taraf hidup yang baik tidak
harga jual dan selisih antara penerimaan usahatani dan modal kerja inilah yang
disebut dengan pendapatan usahatani. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil
maksimal maka faktor produksi tersebut harus diberikan dalam susunan atau
untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1
kerangka pemikiran.
Usahatani Non Usahatani
- Produksi
- Harga output
-Tenaga kerja
Biaya Penerimaan
Pendapatan non
Pendapatan Pendapatan Usahatani Usahatani
Usahatani Singkong
Pendapatan Rumahtangga
Kesejahteraan Rumahtangga
Gambar 1. Kerangka pemikiran pendapatan dan kesejahteraan petani singkong di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
39
40
C. Hipotesis
berfokus pada tujuan tertentu dengan pertimbangan bahwa Desa Astra Ksetra
data penelitian dilakukan pada bulan November 2017 sampai dengan bulan
dilakukannya. Indikator ini dapat dilihat dari petani yang menanam tanaman
jenis sumberdaya alam, modal dan tenaga kerja sesuai dengan kondisi
Usahatani non singkong adalah usaha yang masih berkaitan dengan bidang per-
selain singkong seperti cabai, tomat dan lain-lain. Indikator ini dilihat dari
singkong.
Non usahatani adalah usaha yang dilakukan di luar bidang pertanian yang
misalnya berdagang dan lain-lain. Indikator ini dilihat dari usaha yang
Produksi tanaman singkong adalah jumlah dari hasil tanaman singkong yang
dihasilkan dalam satu kali proses produksi yang diukur dalam satuan kilogram.
Indikator ini dapat dilihat dari total keseluruhan dari hasil panen usahatani
singkong.
43
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan dikorbankan dalam proses
produksi tanaman singkong dalam hal ini biaya benih, biaya pupuk, upah
tenaga kerja dalam satu kali musim tanam. Biaya produksi diukur dalam
satuan rupiah (Rp). Indikator ini dapat dilihat dari jumlah uang yang
Penerimaan adalah hasil yang diterima petani dari jumlah produksi singkong
dikalikan dengan harga jual dan diukur dalam satuan rupiah (Rp). Indikator
penerimaan ini dapat dilihat dari jumlah produksi singkong dikalikan dengan
proses produksi, penerimaan tersebut berasal dari kegiatan usaha on farm, off
farm dan non farm. Indikator ini dilihat dari seluruh pendapatan rumahtangga
yang didapat dan diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).
diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th). Indikator ini dapat diukur
biaya produksi.
berasal dari usaha non pertanian yang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
44
selama proses usaha non pertanian berlangsung, yang diukur dalam satuan
rupiah per tahun (Rp/th). Indikator ini dapat diukur melalui seluruh
Total pendapatan adalah keseluruhan biaya yang didapat dari pendapatan usaha
pertanian dan usaha non pertanian yang diukur dalam satuan rupiah per tahun
rupiah per tahun (Rp/th). Indikator ini dapat dilihat dari besarnya uang yang
dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th). Indikator ini dapat dilihat dari besarnya
satuan rupiah per tahun (Rp/th). Indikator ini dapat dilihat dari jumlah uang
bangunan fisik dan umumnya tinggal bersama-sama. Indikator ini dapat di-
dari istri, anak serta orang lain yang turut serta berada dalam satu rumah dan
menjadi tanggungan kepala keluarga yang diukur dalam satuan jiwa. Indikator
ini ditunjukkan dengan jumlah anggota keluarga serta orang lain yang menjadi
Usia kepala keluarga adalah lamanya waktu hidup sejak dilahirkan yang diukur
dalam satuan tahun. Indikator ini ditunjukkan dengan lamanya waktu hidup
Perguruan Tinggi yang pernah dilalui dengan sukses yang diukur dalam satuan
Dasar (1-6), Sekolah Menengah Pertama (7-9), Sekolah Menengah Atas (10-
dengan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan buku raport.
Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang dicurahkan dalam proses produksi
singkong selama musim tanam yang terdiri dari pengolahan lahan, penanaman,
panen. Indikator ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja dalam keluarga
46
maupun luar keluarga yang ikut serta dalam proses produksi dan diukur dalam
Pengalaman usahatani adalah jangka waktu yang telah dilalui petani dalam
Luas lahan adalah tempat atau areal yang digunakan petani untuk melakukan
usahatani singkong secara monokultur yang diukur dalam satuan hektar (ha).
Indikator ini ditunjukkan dengan ukuran luas lahan yang dimiliki oleh petani.
Adapun yang menjadi populasi dari penelitian adalah adalah 123 orang petani
Tulang Bawang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
sampel adalah merupakan bagian yang diambil dari populasi. Pada penelitian
acak, setiap sampel atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
47
n= N
(1 + N (e)2)
Di mana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = % kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir 15% maka ukuran sampel
Berdasarkan rumus di atas, maka sampel yang diambil adalah sebagai berikut :
123
n =
(1 123 (0,15) 2 )
123
n =
1 123 . 0,0225
123
n = 32,64 33 (dibulatkan)
3,7675
n = 33 responden
Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak
Jenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
Metode yang digunakan dalam menjawab tujuan dalam penelitian ini yaitu
berikut:
Keterangan :
Prt = Pendapatan rumah tangga petani singkong per
tahun
Pon-farmusahatani singkong = Pendapatan dari usahatani singkong
Poff-farm = Pendapatan dari usahatani non singkong
Pnon-farm = Pendapatan dari non-usahatani
49
Keterangan
= Keuntungan (pendapatan)
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Y = Produksi
Py = Harga satuan produksi
Xi = Faktor produksi (i = 1, 2, 3, ....n)
Pxi = Harga faktor produksi ke-i
BTT = Biaya tetap total
biaya atau yang biasa disebut analisis Return Cost Ratio (R/C). Rumus
Keterangan :
for Social Science) versi 16.0 dan Eviews 9 serta persamaan fungsi
Keterangan:
Y = Pendapatan usahatani singkong
b0 = intersep
b1 – b6 = koefisien regresi
X1 = luas lahan (ha)
X2 = produksi (kg)
X3 = harga output (rp)
X4 = lama usaha (tahun)
X5 = tenaga kerja (HOK)
X6 = pendidikan (tahun)
µ = error
model regresi. Setelah dilakukan uji asumsi klasik dilihat apakah variabel
Ho : α1 = α2 = α3 = α4 – β1
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas
Kriteria uji :
Jika F- hitung < F-tabel, maka terima Ho
Jika F-hitung > F-tabel, maka tolak Ho
t hitung = bi
Sbi
Keterangan:
bi = parameter regresi ke-i
Sbi = kesalahan baku parameter regresi ke-i
Ho : bi = 0
H1 : bi ≠ 0
Apabila :
lokasi penelitian.
sebagai tingkat konsumsi per kapita per tahun yang sama dengan beras,
Pengeluaran Per Kapita Per Tahun (Rp) = Pengeluaran RT/ Tahun (Rp)
Jumlah Tanggungan Keluarga
dapat dilihat dari pengeluaran rumahtangga per kapita per tahun, yaitu
rumahtangga per kapita per tahun kemudian dibagi dengan harga beras per
kilogram.
Besarnya pengeluaran per kapita per tahun yang diukur dengan harga atau
nilai beras/tahun.
beras/tahun.
nilai beras/tahun.
beras/tahun.
nilai beras/tahun.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang ada, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
Tulang Bawang berasal dari sektor on farm dan non farm. Rata-rata
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan dalam
Biro Pusat Statistik Indonesia, 2000. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Djaafar dan Rahayu. 2003. Ubi Kayu dan Olahannya. Kanisius. Yogyakarta.
Istijanto, 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Joesron dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta.
Kuncoro. 2004. Metode Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan
Ekonomi. Edisi kedua. AMP YKPN. Yogyakarta.
Mankiw. 2007. Perbedaan Macam Investasi. Ekonomi Perencanaan
Pembangunan. PT. Raja Grafindo Pustaka. Jakarta.
Mantra, I.B. 2004. Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Paidi. 2007. Anaisis Pendapatan Petani Usaha Tani Ubi Kayu di Kecamatan
Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Putong. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi Kedua, Ghalilea.
Jakarta.
Pyndick. 2001. Ekonomi Mikro. Alih bahasa oleh Aldi Jenie. Cetakan Asli.
Prentice Hal Inc.
Rintuh dan Miar. 2005. Kelembagaan dan Ekonomi Rakyat. Rajawali. Jakarta.
Sitepu dan Sinaga. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika. LPSB IPB. Bogor
Soekartawi. 2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sukirno. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.