Oleh :
Isma Mutiara Anisa
11160920000138
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Agribisnis
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANISASI
2010-2011 : Anggota OSIS SMPN 31 Jakarta
2016-2019 : Anggota LSO Sagribisnis UIN Jakarta
2016-2019 : Anggota OPK Dapur Seni FST UIN Jakarta
PENGALAMAN KERJA
2019 : PKL di Kelompok Tani Mandiri Cianjur
RINGKASAN
Kata Kunci : Usahatani, Pendapatan, B/C Ratio, Break Even Point, Payback
Period
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
kenikmatan luar biasa besar tidak terkira. Shalawat serta salam penulis ucapkan
kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat beliau. Semoga kita
semua memperoleh syafa’at dari beliau dan berhasil sukses dunia maupun akhirat.
Atas dasar rasa syukur ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Bogor Provinsi Jawa Barat”. Pada penyusunan skripsi ini penulis memperoleh
banyak bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
1. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Titik Inayah, SP. M.Si, selaku Dosen
2. Ibu Dr. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si dan Bapak Ir. Junaidi, M.Si selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan sehingga skripsi
3. Bapak Akhmad Mahbubi, SP, MM., Ph.D selaku Ketua Program Studi dan
Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM, selaku Sekretaris Program Studi
skripsi.
4. Bapak Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
perkuliahan.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Drs. R. Hasto Nugroho dan Ibu Adhe Irnah
8. Audia, Riza, Arini, Salshabia, Izma, Dania, Jovanda, Amelia, Vania, Linda,
Zulia, Bang El, Bang iki, Bang Aji, Aset Negara, Teman-teman kelas C dan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
kata, penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 68
vi
DAFTAR TABEL
No Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
No Halaman
Tanaman pangan memiliki peran yang cukup besar bagi pembangunan pertanian
serta memiliki potensi pasar yang berkembang. Padi merupakan salah satu
padi dapat diganti oleh makanan lain, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi
orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah diganti oleh makanan
lain (Suger, 2001 : 16). Preferensi penduduk terhadap beras demikian besarnya,
bahkan penduduk yang mempunyai pola pangan pokok bukan beras beralih ke
beras karena beras dianggap merupakan sumber kalori dan protein yang utama.
Disamping itu, beras juga dianggap memiliki citra pangan yang lebih baik secara
sosial.
Indonesia dari tahun 2014 – 2018 memiliki jumlah produksi terbanyak dan
74.107.319 ton setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman padi sawah
pangan pokok mengonsumsi beras karena dianggap menjadi sumber kalori dan
Tahun Pertumbuhan
Tanaman 2018 thp
2014 2015 2016 2017 2018
2017 (%)
Padi
67.102.361 71.766.496 75.482.556 77.366.049 78.819.137 1,88
Sawah
Jagung 19.008.426 19.612.435 23.578.413 28.924.015 30.055.623 3,91
merupakan Provinsi yang memproduksi padi sawah urutan 4 setelah Jawa Tengah
namun berbeda dengan Jawa Tengah pertumbuhannya pun naik sebesar 1,66%.
Kemudian yang terakhir DI. Yogyakarta dan DKI Jakarta dengan penurunan
Jawa Barat merupakan Provinsi dengan produksi padi sawah terbesar kedua
setelah Jawa Timur, namun dengan pertumbuhan yang naik tertinggi sebesar
2,04%.
2
Tabel 2 Produksi Padi Sawah menurut Provinsi Tahun 2014 – 2018 (Ton)
Tahun Pertumbuhan
Provinsi 2018 thp
2014 2015 2016 2017 2018
2017 (%)
Jawa
11.785.464 12.565.824 12.903.595 12.432.793 12.367.414 -0,53
Timur
Jawa
11.085.544 10.856.438 12.031.508 11.849.636 12.090.951 2,04
Barat
Jawa
9.294.475 11.006.570 11.176.039 11.067.247 11.052.782 -0,13
Tengah
DI.
719.194 746.810 712.285 678.530 665.621 -19,0
Yogyakarta
DKI
7.541 6.361 5.342 4.238 4.183 -1,30
Jakarta
Sumber : Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2018)
menghasilkan padi sawah yang ada di Provinsi Jawa Barat. Tabel 3 menunjukan,
pada 2018 jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Bogor sebesar 483.807 ton
dengan luas panen sebesar 85.952 hektar. Produksi padi sawah yang dihasilkan
Tabel 3. Luas Panen, Produksi Padi Sawah menurut Kabupaten Kota Tahun 2014
– 2018.
3
Adanya penurunan penyaluran pupuk bersubsidi saat ini tengah dirasakan
Pada Tabel 4, diketahui bahwa subsidi pupuk pada tahun 2016 – 2020
mengalami penurunan sebesar 700.000 ton. Pada tahun 2016 subsidi pupuk yang
diberikan oleh pemerintah sebesar 9.600.000 ton dan pada tahun 2020 menjadi
8.900.000 ton. Adapun jenis pupuk yang disubsidi oleh pemerintah yaitu pupuk
ini disusun dari hasil rekapitulasi berjenjang mulai dari petani, kelompok tani,
4
alokasi pupuk bersubsidi akan menyebabkan kelangkaan pupuk di lapangan
seperti yang terjadi hampir setiap musim tanam karena penyediaan pupuk
bersubsidi terjadi bukan hanya antara usulan daerah dan alokasi penyediaan dari
pemerintah, namun juga terjadi antara alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah
Selain itu, dapat dilihat dari sisi anggaran pada Tabel 5 dibawah ini.
Alokasi anggaran subsidi pupuk mengalami penurunan selama tahun 2016 – 2020
(Sucihartiningsih, 2021).
5
kegiatan usahatani padi untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok desa.
petani padi sawah Gapotan Resmi Lestari yang menjadi salah satu kendala
produksi padi.
Hingga saat ini produksi padi sawah dari Gapoktan Resmi Lestari belum
mampu memenuhi kebutuhan desa. Selain itu, Gapoktan Resmi Lestari belum
secara efektif dan efisien, maka perlu untuk mengetahui besarnya penerimaan dan
dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
6
2. Berapa penerimaan dan pendapatan usahatani padi sawah yang
3. Berapa B/C Ratio, Break Even Point (BEP), Payback Period (PP)?
3. Mengetahui B/C Ratio, Break Even Point (BEP), Payback Period (PP)
Pertanian.
2. Bagi pelaku usahatani, sebagai salah satu bahan referensi sehingga dapat
7
3. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dalam penelitian lebih
padi sawah studi kasus Gapoktan Resmi Lestari di Desa Sukaresmi, Kecamatan
yaitu seluruh anggota Gapoktan Resmi Lestari yang melakukan usahatani padi
sawah. Objek penelitian adalah analisis usahatani padi sawah 1 musim tanam
yang dilakukan untuk mengetahui pendapatan Gapoktan Resmi Lestari yang dapat
dilihat melalui analisis pendapatan, B/C Ratio, Break Even Point (BEP), Payback
Period (PP).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usahatani
seorang petani mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki secara efektif dan
efisien dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi pada waktu
apabila output yang mereka hasilkan lebih besar dari input yang mereka gunakan.
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan
atau illmu usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha
1. Tanah
penguasaannya dimasyarakat tidak merata. Tanah memiliki sifat luas relatif tetap
atau dianggap tetap, secara fisik tanah tidak dapat dipindah tempat tetapi hak
yang khusus tersebut tanah kemudian dianggap sebagai salah satu faktor produksi
usahatani, meskipun dibagian lain dapat juga berfungsi sebagai faktor atau unsur
pokok modal usahatani, meskipun dibagian lain dapat juga berfungsi sebagai
faktor atau unsur pokok modal usahatani. Pada dasarnya petani berdasarkan luas
2. Tenaga
ternak dan mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria,
wanita dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis
kecukupan, tingakt kesehatan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan
tenaga kerja harus dilipatkan atau dikalikan pencurahannya dalam satu tahun.
baku, yaitu 1 HOK = 1 hari kerja pria (HKP), 1 HOK wanita = 0,7 HKP, 1 HK
3. Modal
usahatani yang penting. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau
10
uang yang bersama-sama dengan faktor produksi lainnya menghasilkan barang-
piutang di bank, uang tunai. Sementara menurut sifatnya modal terbagi dua,
yaitu:
modal yang tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini
lama. Jenis modal ini pun terkena penyusutan. Artinya nilai modal
tanaman, ternak, ikan. Jenis modal ini habis atau dianggap habis dalam
sendiri, pinjaman atau kredit, hadiah warisan, dari usaha lain, kontrak sewa.
4. Manajemen
demikian pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan faktor-faktor yang
11
dapat dikuasai akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan (Hernanto
1991:20).
dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal senada
adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau
dibayar oleh penjual, sederhananya karena mereka ada dalam usaha tersebut.
Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tetap tidak tergantung volume usaha serta
tidak mempengaruhi hasil akhir yang ingin diperoleh dari usaha ini (Mulyono,
2002:147).
langsung dan berbanding lurus terhadap jumlah produksi suatu produk (Revino,
2006:65). Biaya variabel adalah biaya yang secara langsung berkaitan dengan
jumlah tanaman yang diusahakan dan dengan input variabel yang dipakai, seperti
penyiangan, pupuk, tenaga kerja tidak tetap, bibit, dan sebagainya (Mahekam
dan Malcom, 1991:93). Biaya variabel merupakan besar kecilnya biaya yang
2000:18), sedang menurut Usry (2004:59) biaya variabel sebagai biaya yang
12
secara total meningkat terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun
menunjukkan bahwa pendapatan adalah seluruh perolehan baik yang berasal dari
biaya faktor produksi maupun total output yang dihasilkan untuk seluruh produksi
dengan harga jual. Harga jual adalah harga transaksi antara petani (penghasil) dan
pembeli untuk setiap komoditas menurut satuan tempat. Satuan yang digunakan
seperti satuan yang lazim dipakai pembeli atau penjual secara partai besar,
13
2.4 Investasi dan Penyusutan
membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dan sebagainya) dengan tujuan untuk
mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang. Investasi
1. Real Investment
Investasi nyata atau Real Investment merupakan investasi yang dibuat dalam
harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin –
mesin.
2. Financial Investment
bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga
terjadi ketika aset tetap telah digunakan dan merupakan beban bagi periode
potensi aset yang dimiliki semakin berkurang. Pengurangan nilai aset tersebut
penyusutan periodik. Pada akhir tahun pertama aset dimanfaatkan dan akumulasi
14
penyusutan sama dengan besar beban penyusutan selama tahun pertama
Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya ( B/C ratio) adalah perbandingan antara
tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu
usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C lebih besar dari
nol (0), semakin besar nilai B/C maka semakin besar pula manfaat yang akan
diperoleh dari usaha tersebut (Rahardi dan Hartono, 2003:69). Menurut Sofyan
(2003: 177), Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya ( B/C ratio) merupakan suatu
rasio yang membandingkan antara benefit atau keuntungan dari suatu usaha
Analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk
(break even point) modal merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP diketahui
pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan
15
keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian (Wiryanta, 2002:79). Ada dua
jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP harga produksi.
sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya. Jika aliran kas masuknya besar
atau lancar, maka proses pengembalian modal akan lebih cepat dengan asumsi
modal yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur
proyek.
2.8 Gapoktan
Gapoktan merupakan lembaga yang menjadi penghubung petani satu desa dengan
16
Petani, penggabungan kelompok tani menjadi gapoktan dengan tujuan untuk
berdaya guna dan berhasil guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian,
permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan hilir,
93).
dibentuk oleh dan untuk petani, guna mengatasi masalah bersama dalam usahatani
serta menguatkan posisi tawar petani, baik dalam pasar sarana maupun pasar
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang berasal dari
dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Penanaman padi
sendiri sudah dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di Zhejiang, Tiongkok
17
hari (Rahmawati, 2006 : 1). Menurut Grist dalam Suger (2001: 10), padi dalam
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
berstruktur lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang ideal untuk sawah harus memiliki
dari dataran rendah hingga dataran tinggi (2000 m dpl). Tanaman padi termasuk
jenis rumput yang mempunyai rumpun yang kuat, dan dari ruasnya keluar banyak
usahatani padi sawah diperlukan tahapan – tahapan dalam budidaya padi sawah
yaitu:
1. Penyiapan Lahan
Waktu pengolahan tanah yang baik tidak kurang dari 4 minggu sebelum
18
Sebelum diolah, lahan digenangi air terlebih dahulu sekitar 7 hari. Pada tanah
ringan, pengokahan tanah cukup dengan satu kali bajak dan dua kali garu, lali
dilakukan perataan. Pada tanh berat, pengolahan tanah terdiri dari dua kali
2007 : 17).
2. Penyiapan Bibit
gram/liter air), Bibit yang mengembang dibuang. Bibit yang bagus di tiriskan,
disuse, lalu direndam didalam air bersih selama 24 jam. Air rendaman diganti
24 jam. Bakam lembaga akan muncul berupa titik putih pada bagian ujungnya
3. Penyemaian
seluas 500 m2. Pada lahan persemaian tersebut dibuat bedengan dengan
19
penggilingan padi atau jerami diatas Bibit. Tujuannya untuk melindungi
4. Cara Tanam
setelah tanaman (HST) jika ada bibit yang mati. (Purwono dan Purnamawati
2007 : 19)
5. Pemupukan
kombinasi antara pupuk organik dan pupuk buatan atau kimia. Pupuk
organik yang digunakan dapat berupa pupuk kandang atau pupuk hijau
dengan dosis 2 sampai 5 ton/ha yang diberikan saat pengolahan sifat fisik
dan kimia tanah, dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai
setengahnya.
pada umur 14 HST (hari setelah tanam), 30 HST, dan saat primordial
20
bunga. Sedangkan pupuk SP 36 dan KCL diberikan saat tanam atau pada
umur 14 hari. Apabila digunakan pupuk NPK adalah setengah dosis pada
umur 14 HST, dan sisanya pada umur 50 HST. Dosis pupuk tersebut
diatas adalah anjuran umum, bila sudah ada rekomendasi dosis spesifik
6. Penyiangan
7. Pengairan
maka metode pemberian air pada padi sawah dapat disesuaikan dengan
21
juga dilakukan pemeliharaan tanah dengan pengeringan pada waktu tertentu,
masih cukup tinggi (15 – 20%). penanganan panen dan pascapanen primer
meliputi :
minimal 80% butir gabah sudah menguning dan tangkai bunga sudah
b. Perontokan
perontok sebaiknya padi dipanen dengan potong tengah atau atas. Untuk
22
c. Pembersihan
blower.
d. Pengeringan
Gabah segera dikeringkan setelah dirontokkan hingga kadar air 14% agar
aman untuk disimpan. Biasanya biji dipanen pada saat kadar air masih
lebih dari 20%, jika penurunan kadar air mendadak secara cepat dapat
gabah 5 – 7 cm. penjemuran dilakukan diatas lantai jemur atau lasa tikar.
e. Penyimpanan
tertentu, seperti kering dan bersih, tidak lembab, dan bebas dari serangan
hama dan penyakit gudang. Gabah yang aman simpan selama 6 bulan
adalah yang berkadar air maksimum 14% dan kadar kotoran maksimum
3%.
23
2.10 Penelitian Terdahulu
ini belum dilakukan sebelumnya. Deskripsi tentang studi terdahulu yang penulis
peroleh tentang topik yang berkaitan dengan penelitian ini dan penulis jadikan
dari hasil R/C rasio sebesar 3,55 artinya kegiatan usaha tersebut
menguntungkan atau layak, B/C ratio sebesar 2,55 artinya kegiatan usaha
Payback Period (PP) sebesar 1,48. Persamaan pada penelitian ini terletak
24
jenis komoditi dan lokasi penelitian.
Usahatani Kelapa Sawit Antara PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha
Bekri dengan Petani Mitra di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Bangun Rejo,
mitra sudah berjalan dengan efektif. Adapun pola kemitraan pada usahatani
kelapa sawit antara petani dan perusahaan adalah pola kemitraan inti plasma.
2). Pada pola ini, perusahaan bertindak sebagai pemberi pinjaman modal
berupa bibit kelapa sawit yang siap tanam dan disertai dengan pembinaan
penanaman, pemeliharaan hingga panen kelapa sawit yang baik. 3). Usahatani
finansial layak untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Gross
IRR sebesar 23,3516; dengan Payback period selama 9 tahun pada tingkat
suku bunga 16%. Persamaan pada penelitian ini adalah terletak pada metode
25
3. Penelitian yang dilakukan oleh Utama (2011) dengan judul Analisis
Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus: PT. Ojid Kharisma
pendapatan usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010
sebesar Rp. 1.182.571.556,- yang berasal dari penjualan produk fillet tuna
perhitungan B/C ratio pengolahan fillet ikan sebesar 0,76 atau akan
Period (PP) pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara memperoleh nilai sebesar 0,21 artinya usaha pengolahan fillet ikan
pengolahan fillet tuna Maguro sebesar Rp. 48. 191,-/kg, BEP volume
produksi sebesar 171,5 Kg, serta BEP penerimaan sebesar Rp. 8.264.756,5,-.
Perhitungan BEP harga fillet tuna Maguro Co sebesar Rp. 35.172,-/kg, BEP
volume produksi sebesar 154 Kg, serta BEP penerimaan sebesar Rp.
sebesar Rp. 38.134,-/kg, BEP volume produksi sebesar 170 Kg, serta BEP
26
2.11 Kerangka Pemikiran
Jawa Barat. Adanya penurunan penyaluran pupuk bersubsidi kerap dirasakan oleh
petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari selama pandemi. Selain itu, Gapoktan
Resmi Lestari dalam upaya memenuhi kebutuhan beras didalam desa, belum
perhitungan usahatani padi sawah sehingga gapoktan belum dapat menilai tingkat
biaya selama proses kegiatan. Dari hasil usahatani tersebut petani menjual
dikurangi dengan biaya produksi. Penerimaan ini berasal dari total produksi dikali
dengan harga jual. Biaya produksi berasal dari hasil penjumlahan biaya tetap dan
biaya variabel.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Gapoktan Resmi Lestari di
Barat.
27
Analisis pendapatan digunakan untuk menghitung besarnya tingkat
dengan Keuntungan atas biaya (B/C ratio), Break Even Point (BEP), Payback
Period (PP). Berikut merupakan singkat alur kerangka pemikiran dari penelitian
28
Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi
Lestari Kecamatan Megamendung
Kabupaten Bogor
29
BAB III
METODE PENELITIAN
dilaksanakan pada bulan November 2020 – Februari 2021 dalam waktu 3 bulan.
Jenis data yang digunakan ialah data kuantitatif. Sumber data yang
dibutuhkan berasal dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer
setempat, teori-teori dan hasil-hasil penelitian terkait dengan penelitian ini yang
dijadikan responden sesuai dengan persyaratan yaitu petani padi sawah Gapoktan
Resmi Lestari. Populasi petani pada gapoktan ada sebanyak 30 orang dan semua
observasi, wawancara.
sehingga diperoleh gambaran yang nyata dari keadaan atau kondisi tempat
penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, atau dapat
dihitung secara langsung. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif yang dikumpulkan adalah data
mengenai identitas petani yang merupakan anggota Gapoktan Resmi Lestari padi
31
sawah, sebagai karakteristik responden terdiri dari; jenis kelamin, usia,
pendidikan, status dan jumlah tanggungan petani padi sawah Gapoktan Resmi
usahatani padi sawah, produksi, harga jual, dan juga penerimaan usahatani padi
dianalisis dan menjadi hasil penelitian menggunakan alat bantu Microsoft office
excel. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio keuntungan atas biaya
1. Biaya Total
Biaya total (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
Keterangan :
TB : Total biaya usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa Sukaresmi
BT : Biaya tetap usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa Sukaresmi
BV: Biaya Variabel usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa
32
Sukaresmi Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
2. Penerimaan
Keterangan :
3. Pendapatan
Keterangan :
33
3.5.2 Penyusutan
Gapoktan Resmi Lestari menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Mengacu kepada Hery (2015 : 195) metode ini menghubungkan alokasi biaya
dengan berlalunya waktu, dan pembebanan periodik yang sama sepanjang umur
berikut :
Keterangan :
Mengacu kepada Cahyono (2007 : 99) bahwa B/C ratio merupakan perbandingan
antara kas bersih dan total biaya yang dikeluarkan. B/C ratio digunakan dalam
analisis kelayakan usaha. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 0 maka usahatani
besar nilai B/C maka semakin besar nilai manfaat yang diperolah dari usahatani
34
tersebut. Adapun perhitungan B/C ratio adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TB : Total biaya usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa Sukaresmi
Mengacu kepada Padangaran (2013: 93), analisis break even point atau bisa
juga disebut analisis titik pulang pokok adalah suatu teknik analisis yang
mencapai titik dimana penerimaan persis sama dengan total modal yang
digunakan. Ada dua jenis perhitungan BEP yaitu, BEP volume dan BEP harga
produksi. Adapun perhitungan BEP volume dan BEP harga adalah sebagai
berikut:
Keterangan :
TB : Total biaya usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa Sukaresmi
35
HJ : Harga jual usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa Sukaresmi
TProd : Total produksi usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari di Desa
digunakan untuk mengetahui berapa harga yang dibutuhkan untuk mencapai titik
atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup nilai investasi suatu
proyek tersebut. Adapun Perhitungan payback period untuk suatu proyek yang
mempunyai pola aliran kas yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan
usim Tanam
Keterangan :
36
3.6 Definisi Operasional
1. Usahatani padi sawah dalam penelitian ini adalah usahatani padi sawah pada
2. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang
relatif tetap jumlahnya, besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi usahatani padi sawah, biaya tetap dinyatakan dalam satuan
rupiah (Rp).
3. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang
terdiri dari bibit, tenaga kerja, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida,
oleh produksi usahatani padi sawah yang dinyatakan dalam satuan rupiah
(Rp).
4. Biaya total adalah penjumlahan total biaya tetap dan biaya variabel.
5. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala
digunakan per satu kali musim tanam padi sawah. Besarnya penyusutan alat
pertanian ini dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (Straight line
37
7. Penerimaan usahatani adalah hasil produksi padi sawah dikalikan dengan
biaya operasional pada suatu usahatani padi sawah yang dinyatakan dalam
9. B/C ratio adalah perbandingan nilai antara total pendapatan dengan total
10. BEP (Break Even Point) adalah titik pertemuan antara biaya dan penerimaan
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Megamendung Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini berjarak 2,5 Km dari pusat
Bogor. Desa Sukaresmi memiliki wilayah dengan luas keseluruhan 618 ha yang
Fasilitas Umum, dan Hutan. Penggunaan lahan secara rinci terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas Lahan berdasarkan penggunaan di Desa Sukaresmi pada tahun 2020
Berdasarkan Tabel 6, Lahan sawah merupakan salah satu dari sebagian besar
lahan yang terpakai di Desa Sukaresmi . Luas lahan yang terpakai untuk areal
persawahan sebesar 130 ha atau 21,1% dari keseluruhan lahan yang dimiliki oleh
Desa Sukaresmi . Secara geografis Desa Sukaresmi terletak antara 1060 55’ BT
dan - 60 43’ LS. Desa ini berada pada ketinggian 731 meter diatas permukaan laut,
memiliki rata-rata curah hujan 304 mm dengan suhu berkisar 15 – 36 Co. Desa
Sukaresmi merupakan salah satu dari 12 Desa yang berada di kawasan
Desa Sukaresmi memliki 6.614 jiwa penduduk yang terdiri dari 3.505
laki-laki dan 3.109 dengan jumlah Kepala Keluarga 1.717 KK. Berikut
Berdasarkan Tabel 7,dapat dilihat penduduk laki-laki terbanyak ada pada usia
26 – 40 tahun yaitu 860 jiwa atau 24,5% dan penduduk perempuan terbanyak ada
pada umur 26 – 40 tahun yaitu 737 jiwa atau 24%. Penduduk Desa Sukaresmi di
40
Tabel 8. Penduduk Desa Sukaresmi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Tahun
2020
Jumlah Presentase
No. Tingkat Pendidikan
(Orang) (%)
1. Tamat SD 3.956 75,2
2. Tamat SMP 784 15
3. Tamat SMA 444 8,4
4. Tamat D-3/Sederajat 30 0,5
5. Tamat S-1/Sederajat 40 0,8
6. Tamat S-2/Sederajat 3 0,09
7. Tamat S-3/Sederajat 1 0,01
Jumlah 5.258 100
Sumber: Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor (2020)
Desa Sukaresmi sebagian besar di tingkat dasar mencapai 75,2% atau sebanyak
3.956 orang. Penduduk tamat SMP sebanyak 15% atau 784 orang, penduduk
tamat SMA sebanyak 8,4% atau 444 orang, penduduk tamat D3 0,5% atau 30
orang, penduduk tamat S-1 0,8% atau 40 orang, penduduk tamat S-2 sebanyak
0,09% atau 3 orang, dan penduduk tamat S-3 0,01% atau 1 orang. Artinya masih
banyak dari penduduk Desa Sukaresmi yang belum sadar akan pentingnya
pendidikan.
Jumlah
No. Jenis Mata Pencaharian Presentase
(orang)
1. Petani 101 10
2. Pegawai Negeri Sipil 39 4
3. Wiraswasta 829 82
4. Karyawan Swasta 40 4
Jumlah 1.009 100
Sumber : Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor (2020)
pencaharian yang paling besar dilakukan oleh penduduk Desa Sukaresmi adalah
41
wiraswasta sebesar 82% atau 829 orang. Selanjutnya ialah mata pencaharian
sebagai petani yaitu sebesar 10% atau sebesar 101 dan memiliki 1 gapoktan yang
didalamnya terdapat 5 kelompok tani yaitu Tunas Tani, Mitra Tani, Bumi Lestari,
Timbul Wangi, Mekar Tani. Kemudian pegawai negeri sipil yaitu sebesar 4% atau
transportasi penduduk dari desa ke jalan raya. Kondisi jalan di Desa Sukaresmi
Prasarana pemerintahan yang ada berupa gedung kantor, balai desa atau
kelurahan. Prasarana pendidikan berupa 2 unit gedung TK, 1 unit gedung SD, 3
unit gedung SMP, 2 unit gedung SMA, 1 unit gedung PTS, 2 unit lembaga
2 unit lapangan basket, 1 unit lapangan bulu tangkis, 1 unit lapangan bola, 1 unit
lapangan voli.
oleh H. Dede Supria. Pada awalnya gapoktan ini hanya terdiri dari 30 orang
42
anggota, saat ini Gapoktan Resmi Lestari terdiri dari 5 anggota kelompok tani
yaitu Tunas Tani, Mitra Tani, Bumi Lestari, Timbul Wangi, Mekar Tani yang
terdiri dari 90 orang anggota petani. Pada dasarnya Gapoktan Resmi Lestari
pangan, hortikultura, serta peternakan. Usahatani padi yang dijalankan oleh petani
pestisida dalam membasmi hama padi. Pada saat ini hasil panen padi hanya cukup
Karakteristik responden merupakan ciri atau atau sifat yang dimiliki oleh
responden. Responden dalam penelitian ini merupakan petani padi sawah yang
merupakan bagian dari Gapoktan Resmi Lestari. Karakteristik pada penelitian ini
terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani dan luas lahan.
Tabel 10. Responden penelitian berdasarkan umur petani padi sawah Gapoktan
Resmi Lestari Tahun 2020
Jumlah Presentase
No. Umur
(orang) (%)
1. 30 – 40 3 10
2. 41 – 50 6 20
3. 51 – 60 12 40
4. 61 – 70 9 30
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2020 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa petani padi sawah tergolong pada
sebanyak 30% atau 9 orang. Artinya petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari
43
cenderung produktif pada umur 51 - 60 tahun dan 61 – 70 tahun atau 70% petani
responden, hal ini berpengaruh pada perilaku petani dalam mengelola usahatani.
tanggungan keluarga terbanyak ada pada 1-3 orang yaitu sebanyak 17 orang
dengan presentase 57% dan tanggungan keluarga selanjutnya ada pada 4-5 orang
dengan yaitu sebanyak 13 orang dengan presentase 43%. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa tanggungan keluarga pada petani padi sawah Gapoktan Resmi
44
Tabel 13. Responden penelitian berdasarkan tingkat pendidikan petani padi sawah
Gapoktan Resmi Lestari Tahun 2020
Jumlah Presentase
No. Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1. SD 27 90
2. SMP 3 10
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2020 (Data diolah)
paling banyak ialah tamatan SD sebanyak 90% atau 27 orang, dan jumlah tingkat
pendidikan paling rendah ialah tamatan SMP sebanyak 10% atau 3 orang. Dapat
dilihat bahwa banyaknya petani yang masih belum memiliki tingkat kesadaran
akan pendidikan, namun para petani tersebut sangat faham akan kegiatan
usahatani padi sawah karena sudah dilakukan secara turun temurun dan
Tabel 14. Responden penelitian berdasarkan luas lahan petani padi sawah
Gapoktan Resmi Lestari Tahun 2020
Berdasarkan Tabel 14, dapat dillihat bahwa petani yang memiliki luas lahan
terbanyak ada pada petani dengan luas lahan lahan kurang dari 5.000 m2 sebanyak
66,6% atau 20 orang, petani yang memiliki luas lahan sebanyak 5.000 – 10.000
m2 sebanyak 30% atau 9 orang, dan petani yang memiliki luas lahan lebih dari
10.000m2 sebanyak 3,4% atau hanya 1 orang. Hal ini menunjukkan bahwa luas
45
lahan yang dimiliki petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari pada usahatani ini
tidak terlalu luas dan memiliki luas lahan yang hampir merata.
Tabel 15. Responden penelitian berdasarkan status lahan petani padi sawah
Gapoktan Resmi Lestari Tahun 2020
Jumlah Presentase
No. Status Lahan
(orang) (%)
1. Lahan Sewa 7 24
2. Lahan Garap 19 63
3. Lahan Milik Sendiri 4 13
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2020 (Data diolah)
46
4.5 Kegiatan Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
umumnya kegiatan usahatani yang dilakukan oleh para petani gapoktan seragam,
Adapun benih yang digunakan oleh petani gapoktan merupakan benih berjenis IR
32. Harga benih tersebut 12.000/kg. Pupuk yang digunakan oleh petani padi
gapoktan ialah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik menggunakan pupuk
kandang, dan anorganik menggunakan pupuk urea, NPK, KCL, dan TSP. Berikut
1. Budidaya padi sawah diawali dengan tahap pengolahan lahan, pada tahap ini
pengairan sawah. Setelah lahan selesai diolah dengan traktor, kemudian lahan
2. Setelah lahan persemaian siap, benih yang telah di rendam selama 24 jam,
Setelah itu benih dapat ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Benih
yang digunakan oleh petani Gapoktan Resmi Lestari merupakan benih jenis
47
IR 32. Padi dapat ditanam 2 kali dalam setahun. Benih yang dibutuhkan
sekitar 25 kg/ha sawah. Benih dapat dibeli di pasar dengan harga 12.000/kg.
Biasanya saat tandur membutuhkan bantuan tenaga kerja wanita dengan upah
30.000/ orang dan dilakukan hanya sampai pukul 12 siang. Setelah dilakukan
satu kali musim tanam, pertama kali pada saat pengolahan lahan,dan pupuk
yang kedua saat padi berumur 20 hari yaitu menggunakan pupuk anorganik
4. Pemanenan biasanya dilakukan ketika padi berumur 100 - 110 hari setelah
dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 80.000/ orang untuk tenaga kerja laki -
laki dengan jam kerja dari pukul 7 pagi hingga pukul 3 sore, sedangkan untuk
tenaga kerja wanita sebesar 30.000/orang dengan jam kerja dari pukul 7 pagi
matahari selama 2 – 3 hari, setelah itu baru padi di giling menggunakan mesin
penggiling yang ada di desa dengan cara menyewa mesin penggiling tersebut
48
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biaya usahatani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel dalam satu musim tanam. Biaya tetap terdiri dari sewa
lahan, dan biaya penyusutan alat. Sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya
pupuk organik dan anorganik, biaya pestisida, biaya tenaga kerja luar keluarga,
biaya benih, biaya transportasi, biaya penggilingan, biaya perawatan traktor, biaya
bensin traktor, dan biaya angkut. Selain itu terdapat biaya investasi, dan biaya
penyusutan.
Biaya investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan oleh petani padi
sawah Gapoktan Resmi Lestari dalam memulai usahatani padi sawah. Berikut
merupakan total investasi yang dikeluarkan oleh petani padi sawah Gapoktan
dikeluarkan oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari adalah sebesar
Rp51.800.000. Biaya terbesar pertama yang dikeluarkan oleh petani padi sawah
Gapoktan Resmi Lestari adalah biaya untuk pembelian satu buah traktor sebesar
Rp20.000.000, kemudian ada biaya untuk pembelian 1 buah motor roda tiga
biaya untuk pembelian 30 buah kored sebanyak 450.000, biaya untuk pembelian 1
buah caplak roda legowo sebesar Rp70.000, dan biaya untuk pembelian 1 buah
caplak biasa sebesar Rp20.000. Biaya Investasi yang dikeluarkan oleh petani padi
Tabel 17. Total Biaya Investasi Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
(penyusutan) dari aset tetap selama umur ekonomisnya. Berikut adalah total biaya
50
penyusutan yang dikeluarkan oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari
Tabel 18. Total Biaya Penyusutan Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
dikeluarkan oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari adalah sebesar
nilai umur ekonomis. Penyusutan pada usahatani padi sawah ini yaitu traktor,
spryer, timbangan, golok, ember, cangkul, kored, caplak biasa, caplak roda
legowo, motor roda tiga, kultivator, dan gasrok. Total biaya penyusutan yang
dikeluarkan oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari adalah sebesar
Rp10.525.000 setahun.
51
5.1.3 Biaya Tetap
Biaya tetap pada penelitian ini meliputi biaya sewa lahan dan penyusutan alat.
Lahan yang digunakan oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari ialah
lahan sendiri, lahan garap, dan lahan sewa. Lahan garap yang digunakan oleh
responden merupakan lahan kosong milik pemerintah, dan tidak ada bagi hasil.
Perhitungan biaya sewa lahan dan penyusutan alat terdapat pada Lampiran 3.
Hasil dari perhitungan biaya tetap usahatani padi sawah satu musim tanam
periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha terdapat pada Tabel 19
dibawah ini.
Tabel 19. Komponen Biaya Tetap Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
Biaya
No. Uraian
(Rp)
1. Sewa Lahan 28.600.000
2. Penyusutan Alat 10.525.000
Total Biaya Tetap 39.125 .000
Sumber : Lampiran 3 dan Tabel 18.
Berdasarkan Tabel 19, komponen biaya tetap usahatani padi sawah ialah
biaya sewa lahan dan penyusutan alat. Petani yang tidak memiliki lahan untuk
usahatani maka petani tersebut menggunakan lahan sewa ataupun lahan garap.
Lahan garap tidak membutuhkan biaya ataupun sistem bagi hasil. Dari 30 petani,
terdapat 7 petani yang menggunakan lahan sewa dengan biaya dan luas lahan
yang berbeda-beda. Biaya lahan sewa per petani terdapat pada Lampiran 3 kolom
52
Kemudian adalah penyusutan alat, metode penyusutan alat yang digunakan
pada penelitian ini ialah metode penyusutan garis lurus. Penyusutan pada
usahatani padi sawah ini yaitu traktor, spryer, timbangan, golok, ember, cangkul,
kored, caplak biasa, caplak roda legowo, motor roda tiga, kultivator, dan gasrok.
Biaya variabel pada penelitian ini meliputi biaya TKLK (tenaga kerja luar
penggilingan, perawatan traktor, bensin traktor, biaya angkut. Biaya variabel yang
digunakan ialah biaya variabel satu musim tanam periode November 2020 –
Februari 2021 Per 14,1 ha. Komponen biaya variabel usahatani padi sawah
Berdasarkan Tabel 20, dapat diketahui bahwa biaya variabel tertinggi ialah
biaya pupuk anorganik. Besarnya biaya pupuk yang digunakan dikarenakan ada
beberapa jenis pupuk anorganik yang digunakan oleh petani responden yaitu
pupuk urea, NPK, TSP, dan KCL yaitu sebesar Rp. 37.425.000. Perhitungan biaya
terdapat pada Lampiran 5. Pupuk organik yang digunakan ialah pupuk kandang.
Pupuk kandang digunakan saat pemberian pupuk pertama kali pada saat
53
pengolahan tanah. Jumlah pupuk yang digunakan 1.615 karung dengan ukuran
merupakan proses dari gabah kering giling menjadi beras, karena hasil produksi
yang dijual sudah merupakan dalam bentuk beras. Biaya penggilingan sebesar
Rp600 perkilo beras, tergantung kualitas gabah untuk menghasilkan beras. Biaya
yang dikeluarkan untuk penggilingan gabah kering giling pada periode November
yang digunakan oleh petani responden. Pestisida yang digunakan oleh petani
responden yaitu pestisida jenis decis yang dijual dipasaran. Pestisida digunakan
guna untuk merawat tanaman padi sawah dari serangan hama. Penyemprotan
pestisida dilakukan pada saat padi berumur kurang dari satu bulan dan lebih dari
satu bulan. Pestisida yang digunakan sebanyak 14.150 liter dengan biaya sebesar
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yang dibutuhkan oleh petani padi
sawah tergantung dari luas lahan yang digunakan dan produktivitas petani
tersebut. HOK untuk tenaga kerja laki-laki sebesar 80.000/hari/8 jam, sedangkan
HOK untuk tenaga kerja perempuan sebesar 30.000/hari/5 jam. Biaya yang
54
Benih yang digunakan oleh petani responden yaitu benih IR 32.
Perhitungan biaya benih dapat dilihat pada Lampiran 4 kolom 9. Benih yang
Rp2.550.000.
Lampiran 6 kolom 9.
Biaya transportasi yang dimaksud ialah biaya yang dikeluarkan saat membeli
pupuk, benih, dan pestisida yang dibeli di pasar muncang. Biaya transportasi
transportasi yang digunakan oleh setiap petani responden dapat dilihat pada
Lampiran 6 kolom 8.
tergantung luas lahan yang digunakan untuk usahatani. Perhitungan biaya bensin
traktor yang digunakan setiap petani responden terdapat pada Lampiran 6 kolom
karena traktor sangat dibutuhkan dalam hal pengolahan lahan. Perawatan traktor
berupa service ganti oli traktor yang dilakukan setiap musim tanam. Biaya yang
55
terdapat pada Lampiran 6 kolom 10. Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh
Tabel 20. Komponen Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi
Lestari Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021
Per 14,1 ha
Jumlah
No. Uraian
(Rp)
1. TKLK 9.400.000
2. Benih 2.550.000
3. Pupuk Organik 32.300.000
4. Pupuk Anorganik 37.425.000
5. Pestisida 4.288.000
6. Ongkos Transportasi 1.500.000
7. Penggilingan 28.692.540
8. Perawatan Traktor 100.000
9. Bensin Traktor 451.500
10. Biaya Angkut Penggilingan 1.740.000
Total Biaya Variabel 118.447.040
Sumber : Lampiran 5 dan 6.
Total biaya usahatani padi sawah satu musim tanam periode November 2020
– Februari 2021 merupakan penjumlahan dari semua komponen biaya tetap dan
biaya variabel. Total biaya yang digunakan oleh petani padi sawah Gapoktan
Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa biaya terbesar dalam usahatani
padi sawah adalah biaya variabel. Biaya variabel petani padi sawah Gapoktan
Resmi Lestari satu musim tanam periode November 2020 – Februari 2021 yaitu
sebesar Rp39.125.000. Total biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah
56
Gapoktan Resmi Lestari satu musim tanam periode November 2020 – Februari
Tabel 21. Komponen Total Biaya Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
Biaya
No. Uraian
(Rp)
1. Biaya Tetap 39.125.000
2. Biaya Variabel 118.447.040
Total Biaya 157.572.040
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2021 (Diolah)
petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari. Penerimaan usahatani padi sawah
diperoleh dari total produksi dari GKG menjadi beras dikalikan dengan harga per
kilogram. Penerimaan yang didapatkan oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi
Tabel 22. Penerimaan Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim
Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
dari hasil volume penjualan beras yang dihasilkan yaitu sebanyak 46.727 Kg dan
dikalikan dengan harga jual beras perkilo yaitu Rp 12.000/Kg dan total
57
penerimaan sebesar Rp560.718.000. Harga jual beras ditentukan atas kesepakatan
kedua belah pihak yaitu penjual selaku petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari
dengan pembeli yaitu warga Desa Sukaresmi. Pemasaran yang dilakukan hanya
padi sawah. Analisis pendapatan padi sawah dapat dilihat pada Tabel 23 dibawah
ini.
Tabel 23. Pendapatan Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim
Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
Biaya
No. Uraian
(Rp)
1. Penerimaan 560.718.000
2. Biaya Tetap 39.125 .000
3. Biaya Variabel 118.447.040
4. Total Biaya 157.572.040
5. Pendapatan Atas Total Biaya 403.145.960
7.. Rata – Rata Pendapatan Per Petani 13.438.198
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2021 (Diolah)
usahatani padi sawah yaitu dengan menjumlahkan seluruh biaya baik biaya tetap
dari usahatani padi sawah oleh setiap petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari.
pendapatan ini sudah cukup memadai dan dapat dikatakan berhasil karena semua
58
biaya yang dikeluarkan baik biaya tetap maupun biaya variabel dapat terbayarkan,
selain itu petani juga mendapatkan selisih berupa laba atau keuntungan.
oleh petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari masih belum cukup jika dilihat
dari nilai pendapatan yang diperoleh dari selisih penerimaan dengan total biaya.
Maka dari itu diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk keberlangsungan
usahatani padi sawah ini yaitu dengan melakukan analisis biaya B/C ratio, Break
Even Poin (BEP), Payback Period (PP). Dari analisis tersebut dapat diketahui
lebih mendalam usahatani yang dijalankan oleh petani padi sawah Gapoktan
total biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usahatani padi sawah pada
Berdasarkan Tabel 24 dibawah ini, dapat diketahui bahwa nilai B/C ratio atas
biaya total permusim tanam periode November 2020 – Februari 2021 sebesar
2,55. B/C ratio atas total biaya menunjukan bahwa usahatani yang dijalankan oleh
petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari memiliki keuntungan karena nilai B/C
ratio atas total biaya lebih besar dari 0 ( B/C ratio > 0). Hal ini menunjukan
59
bahwa usahatani padi sawah yang dijalankan memberikan keuntungan dan layak
Tabel 24. Keuntungan Atas Biaya Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
Break even point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik tersebut
Perhitungan Break Even Point (BEP) dibagi menjadi dua yaitu BEP produksi dan
BEP Harga.
1. BEP Produksi
pembagian dari total biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani padi sawah
Gapoktan Resmi Lestari dengan harga jual. Total biaya usahatani yang
dengan harga jual hasil produksi yang sudah berupa beras sebesar Rp. 12.000
perkilo. Analisis Break Even Point (BEP) dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.
60
Tabel 25. Break Even Point (BEP) Produksi Usahatani Padi Sawah Gapoktan
Resmi Lestari Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari
2021 Per 14,1 ha
Produksi sebesar 13.131 kg. Artinya bahwa BEP produksi mengalami titik impas
pada volume produksi mencapai sebesar 13.131 kg, dan dari hasil perhitungan
tersebut bahwa pada titik itu tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
2. BEP Harga
Break Even Point (BEP) harga merupakan pembagian antara total biaya
usahatani padi sawah petani responden dengan volume total penjualan. Total
sebesar 46.727 Kg. Analisis BEP harga dapat dilihat pada Tabel 26 dibawah ini.
Tabel 26. Break Even Point (BEP) Harga Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi
Lestari Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021
Per 14,1 ha
Berdasarkan Tabel 26, hasil analisis BEP harga petani responden padi
sawah sebesar Rp3.372 per kg, yang artinya usahatani padi sawah mengalami titik
impas pada harga jual Rp3.372 per kg. Jika harga jual kurang dari nilai tersebut
61
maka usaha akan mengalami kerugian, dan bila harga lebih tinggi dari harga
jangka waktu pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh petani responden
padi sawah selama produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai investasi
dengan pendapatan. Berikut hasil analisis Payback Period dapat dilihat pada
Tabel 27. Payback Period (PP) Usahatani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari
Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
hasil Payback Period sebesar 0,1 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai
padi sawah mengalami pengembalian modal dalam waktu 0,1 musim tanam atau
12 hari.
62
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Rp403.145.960
3. Nilai B/C ratio sebesar 2,55 yang artinya nilai B/C ratio lebih besar
dari nol. BEP volume produksi sebesar 13.131 kg dan BEP harga
yang artinya bahwa usahatani padi sawah yang dilakukan oleh petani
63
6.2 Saran
2. Petani padi sawah melakukan pencatatan pada setiap musim tanam agar
64
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi (Edisi Revisi 2011). Jakarta:
Rajawali.
Hery. 2015. Praktis Menyusun Laporan Keuangan Cepat Dan Mahir Menyajikan.
Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Pasribu, Agustina Irene dan Hasanudin, Tubagus dan Nurmayasari, Indah. 2013.
Pola Kemitraan dan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit : Kasus
Kemitraan Usahatani Kelapa Sawit Antara PT. Perkebunan Nusantara VII
Unit Usaha Bekri dengan Petani Mitra di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan
Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah. JIIA, Vol. 1. No. 4. Lampung :
Universitas Lampung.
66
Revino. 2006. Purchasing Suatu Pengantar. Djambatan. Jakarta.
Sofyan, Iban. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Ed. Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta
Soekartawi. 2006. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Cetakan
ke-3. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suger, HR. 2001. Bercocok Tanam Padi. CV. Aneka Ilmu. Anggota IKNPI.
Sukirno, Sadono. (2009). Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta.
Rajawali Pers.
Usry, Carter. 2004. Akuntansi Biaya. Ed. Ke-13. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahyuni, S. (2003). Kinerja Kelompok Tani dalam Sistem Usahatani Padi dan
Metode Pemberdayaannya. Jurnal Litbang Pertanian Bogor. Vol. 22 No. 1,
hal : 93. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Wiryanta, Bernadinus T. Wahyu. 2002. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Cet.
1. Agromedia. Jakarta.
67
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Responden
1. Nama :
2. Usia :
B. Data usaha
1. Status Lahan :
2. Luas Lahan : ha
4. Modal Usaha :
68
Lampiran 1a. Sumber modal
1.
2.
3.
Total Modal
C. Pendapatan
Pupuk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
69
Lampiran 1c. Biaya tenaga kerja dalam 1 musim tanam
1. Pengolahan lahan
2. Penanaman benih
3. Pemupukan padi
4. Pengairan padi
5. Penyulaman padi
6. Penyiangan gulma
7. Pengendalian hama
dan penyakit
8. Penyemprotan
obat-obatan padi
9. Panen padi
10. Pascapanen
70
Lampiran 1d. Biaya sarana dan prasarana produksi
kebutuhan (Rp)
(tahun/bulan)
2. Biaya Perawatan
Pompa Air
3. Biaya transportasi
5.
6.
1. Cangkul
2. Celurit / Arit
3. Traktor
4. Pompa air
5. Ember
6. karung
Mesin
7.
timbangan
8. Spryer
71
9. Golok
10.
11.
12.
72
Lampiran 2. Data Responden petani padi sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu
Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1
ha
Jumlah
Pengalaman Tanggungan
Usia Bertani Keluarga
No. Nama (tahun) Pendidikan (tahun) (orang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umuh 55 SD 30 5
2. Kartijan 59 SD 20 4
3. Pardi 52 SD 20 5
4. Eman 42 SD 12 4
5. Kardi 65 SD 15 2
6. Oeih 60 SD 20 4
7. Jumani 49 SD 15 4
8. Entah 62 SD 25 2
9. Udin 61 SD 15 2
10. Udin Nyai 62 SD 15 2
11. H. Adik 65 SD 30 3
12. Ajud 63 SD 20 5
13. Asep 35 SD 10 2
14. Yuli 34 SMP 10 2
15. Siti 50 SD 15 3
16. Ayub 47 SMP 10 2
17. Embad 54 SD 15 2
18. Ukar 60 SMP 15 3
19. Encug 58 SD 15 4
20. Uloh 40 SD 17 3
21. Apud 60 SD 23 4
22. Elu 58 SD 12 5
23. Saep 62 SD 12 3
24. Iyam 60 SD 15 2
25. Uei 65 SD 17 3
26. Emud 48 SD 12 3
27. Acep 45 SD 15 4
28. H. Uloh 55 SD 25 5
29. Endum 55 SD 15 4
30. Jama 63 SD 20 2
73
Lampiran 3. Status Lahan, Luas Lahan dan Biaya Sewa Lahan Responden Petani
Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim Tanam Periode
November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
74
Lampiran 4. Biaya TKLK, dan Benih Responden Petani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim Tanam Periode November
2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
75
21. 160.000 390.000 80.000 120.000 750.000 15 180.000
22. 320.000 450.000 160.000 180.000 1.110.000 30 360.000
23. 160.000 360.000 80.000 120.000 720.000 15 180.000
24. 80.000 90.000 0 60.000 230.000 3 36.000
25. 0 120.000 0 60.000 180.000 6 72.000
26. 0 90.000 0 80.000 170.000 4,5 54.000
27. 0 60.000 0 80.000 140.000 3 36.000
28. 80.000 380.000 0 90.000 550.000 10,5 126.000
29. 0 60.000 0 30.000 90.000 3 36.000
30. 0 60.000 0 30.000 90.000 4,5 54.000
Total Biaya 1.360.000 4.900.000 480.000 2.660.000 9.400.000 212,5 2.550.000
76
Lampiran 5. Biaya Pupuk Organik dan Anorganik Responden Petani Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim Tanam
Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
Pupuk Organik
Pupuk Anorganik
(Kandang)
Urea NPK TSP KCL
No. Kuantitas Biaya Kuantitas Biaya Kuantitas Biaya Kuantitas Biaya Kuantitas Biaya
Responden (Karung) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. 30 600.000 60 420.000 - - - - - -
2. 65 1.300.000 130 910.000 65 455.000 - - - -
3. 30 600.000 60 420.000 30 210.000 - - - -
4. 30 600.000 60 420.000 - - 90 630.000 - -
5. 70 1.400.000 140 980.000 70 490.000 - - - -
6. 70 1.400.000 140 980.000 - - - - 70 560.000
7. 20 400.000 40 280.000 20 140.000 - - - -
8. 250 5.000.000 100 700.000 - - 150 1.050.000 - -
9. 30 600.000 60 420.000 30 210.000 - - - -
10. 30 600.000 60 420.000 - - 90 630.000 - -
11. 60 1.200.000 120 840.000 - - 180 1.260.000 - -
12. 80 1.600.000 160 1.120.000 80 560.000 - - - -
13. 20 400.000 0 0 20 140.000 - - 20 160.000
14. 30 600.000 0 0 30 210.000 - - - -
15. 20 400.000 40 280.000 20 140.000 - - - -
16. 30 600.000 60 420.000 - - 90 630.000 - -
17. 20 400.000 40 280.000 20 140.000 - - - -
18. 30 600.000 60 420.000 - - - - 30 240.000
77
19. 40 800.000 80 560.000 - - 120 840.000 - -
20. 30 600.000 60 420.000 - - - - 30 240.000
21. 100 2.000.000 200 1.400.000 - - 300 2.100.000 - -
22. 200 4.000.000 400 2.800.000 - - 600 4.200.000 - -
23. 100 2.000.000 200 1.400.000 100 700.000 - - - -
24. 20 400.000 40 280.000 - - 60 420.000 - -
25. 40 800.000 80 560.000 - - - - 40 320.000
26. 30 600.000 60 420.000 - - 90 630.000 - -
27. 20 400.000 40 280.000 20 140.000 - - - -
28. 70 1.400.000 140 980.000 70 490.000 - - - -
29. 20 400.000 40 280.000 20 140.000 - - - -
30. 30 600.000 60 420.000 - - - - 30 240.000
Total 1.615 32.300.000 2.730 19.110.000 595 4.165.000 1.770 12.390.000 220 1.760.000
78
Lampiran 6. Biaya Pestisida, Bensin Traktor, Penggilingan, Transportasi, Biaya Angkut dan Perawatan Traktor Responden Petani
Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim Tanam Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
79
20. 300 108.000 2 12.900 1.030 618.150 50.000 50.000
21. 1.000 260.000 4 25.800 3.200 1.920.000 50.000 70.000
22. 2.000 520.000 8 51.600 7.800 4.680.000 50.000 250.000
23. 1.000 260.000 4 25.800 3.162 1.897.200 50.000 70.000
24. 200 70.000 1 6.450 793 475.800 50.000 50.000
25. 400 130.000 2 12.900 1.365 819.000 50.000 50.000
26. 300 108.000 2 12.900 1.014 608.400 50.000 50.000
27. 200 70.000 1 6.450 864 518.400 50.000 50.000
28. 700 200.000 3 19.350 2.124 1.274.400 50.000 50.000
29. 200 70.000 1 6.450 802 481.440 50.000 50.000
30. 300 108.000 2 12.900 995 596.700 50.000 50.000
Total 14.150 4.288.000 70 451.500 4.7821 28.692.540 100.000
80
Lampiran 7. Penerimaan Padi Sawah Gapoktan Resmi Lestari Satu Musim Tanam
Periode November 2020 – Februari 2021 Per 14,1 ha
Konsumsi
No. Volume GKG Volume Beras Sendiri
Responden (kg) (Kg) (Kg) Total Jual
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 1.500 945 60 885
2. 3.250 2.015 40 1.975
3. 1.550 1.008 65 943
4. 1.630 1.060 40 1.020
5. 3.490 2.094 30 2.064
6. 3.510 2.141 35 2.106
7. 1.000 610 35 575
8. 2.500 1.675 25 1.650
9. 1.485 980 20 960
10. 1.560 1.061 25 1.036
11. 3.000 1.890 35 1.855
12. 4.000 2.480 60 2.420
13. 985 640 20 620
14. 1.600 1.088 25 1.063
15. 1.100 737 30 707
16. 1.565 1.002 30 972
17. 1.120 750 25 725
18. 1.510 1.027 35 992
19. 2.130 1.470 50 1.420
20. 1.585 1.030 35 995
21. 5.000 3.200 35 3.165
22. 12.000 7.800 65 7.735
23. 5.100 3.162 25 3.137
24. 1.220 793 20 773
25. 2.100 1.365 27 1.338
26. 1.560 1.014 30 984
27. 1.350 864 43 821
28. 3.600 2.124 65 2.059
29. 1.180 802 40 762
30. 1.530 995 25 970
Total Volume
74.710 47.822 1.095 46.727
Produksi
Harga Jual 12.000
Total
Penerimaan 560.718.000
Rata – Rata
Penerimaan 18.690.600
81
Lampiran 8. Dokumentasi
82