SKRIPSI
Disusun Oleh:
Gyan Nina Bella Agro S.
135130059
SKRIPSI
Disusun oleh:
Gyan Nina Bella Agro S.
135130059
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing I
Agus Santosa SP., M.Si. 02-03-2021
Pembimbing II
Dr. Ir Nanik Dara Senjawati MP. ………………… …………………
Penelaah I
Dr. Ir. Budiarto MP. ………………… …………………
Penelaah II
Ir. Ni Made Suyastiri YP, MP. ………………… …………………
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Tanggal: ………………..
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
ii
PADA KELOMPOK TANI TERNAK MUKTI ANDHINI I
DI DESA CUCUKAN, KECAMATAN PRAMBANAN
KABUPATEN KLATEN
ABSTRAK
iii
BEEF CATTLE FATTENING BUSINESS ANALYSIS
ON KELOMPOK TANI TERNAK MUKTI ANDHINI I AT CUCUKAN
VILLAGE, PRAMBANAN DISTRICT, KLATEN REGENCY
ABSTRACT
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Lirik pada tanggal 8 Januari 1995, merupakan anak kedua
dari empat bersaudara dari pasangan Sumarno dan Yansorlin. Pendidikan Sekolah
Dasar (SD) kelas satu hingga kelas lima di SD 004 Sorek Satu, Pelalawan, Riau
Pertama (SMP) di SMPN 1 Prambanan, Klaten dan lulus pada tahun 2010. Penulis
Sleman dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
Kabupaten Klaten”. Skripsi ini dapat selesai karena bantuan banyak pihak. Oleh
Yogyakarta.
3. Bapak Agus Santosa SP., M.Si dan Ibu Dr. Ir Nanik Dara Senjawati, MP
4. Bapak Dr. Ir. Budiarto MP dan Ibu Ir. Ni Made Suyastiri YP,MP selaku
skripsi.
5. Kepala Desa dan petani ternak anggota Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini
skripsi.
vi
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan demi
Yogyakarta,
Januari 2021
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................................. iii
ABSTRACT............................................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP................................................................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I.......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 7
E. Landasan Teori....................................................................................... 7
F. Penelitian Terdahulu.............................................................................. 24
G. Kerangka Pemikiran............................................................................... 27
H. Hipotesis................................................................................................. 29
I. Pembatasan Penelitian............................................................................ 30
J. Definisi Operasioanal dan Pengukuran Variabel................................... 30
K. Metode Penelitian................................................................................... 32
L. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis.............................................. 37
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.......................... 42
A. Desa Cucukan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten....................... 42
B. Kelompok Mukti Andhini I...................................................................... 44
BAB III IDENTITAS PETANI TERNAK........................................................ 51
A. Identitas Petani Ternak Berdasarkan Jenis Kelamin.............................. 52
B. Identitas Petani Ternak Berdasarkan Usia............................................. 52
C. Identitas Petani Ternak Berdasarkan Pendidikan Terakhir.................... 53
D. Identitas Petani Ternak Berdasarkan Lama Bergabung dalam KTT
Mukti Andhini I..................................................................................... 54
E. Identitas Petani Ternak Berdasarkan Jumlah Ternak Sapi..................... 54
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS............................................................................................... 56
A. Analisis Hasil Penelitian........................................................................ 56
B. Pengujian Hipotesis................................................................................ 64
BAB V PEMBAHASAN........................................................................................ 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 74
A. Kesimpulan............................................................................................ 74
B. Saran....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 75
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Data Impor Sapi dan Daging Sapi Tahun 2014 sampai dengan
Tahun 2018........................................................................................ 3
Tabel 11. Rata-rata Biaya Total Usaha Penggemukan Sapi Potong Individu
dan DAPM......................................................................................... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 17. Biaya Listrik dan PBB Usaha Penggemukan Sapi Potong
Kepemilikan Individu di Kelompok Tani Mukti Andhini I
Lampiran 18. Biaya Pengangkutan Usaha Penggemukan Sapi Potong
Kepemilikan DAPM di Kelompok Tani Mukti Andhini I
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyedia bahan pangan dan sumber devisa negara. Menurut Susilorini (2008)
sangat cerah dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi pertanian. Ada enam faktor yang mendukung dunia peternakan selalu
populasi manusia
Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya
1
2
pupuk kandang, kulit, tulang dan sebagainya (Sugeng, Y.B, 2004). Sapi potong
(Ngadiyono, 2004). Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai
ketersedian daging yang juga meningkat. Oleh karena itu, usaha sapi potong
termasuk salah satu usaha yang memiliki nilai ekonomi tinggi (Wibowo, 2019).
pada tabel 1.
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa populasi sapi potong dari tahun
2014 hingga 2018 mengalami kenaikan, akan tetapi produksi sapi potong tidak
Namun hingga saat ini untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri, tidak
diimbangi oleh produksi yang optimal, hal tersebut dibuktikan dengan masih
dibukanya impor sapi hidup maupun daging sapi oleh pemerintah seperti pada
tabel 2
Tabel 2. Data Impor Sapi dan Daging Sapi Tahun 2014 sampai dengan Tahun
2018
Hasil Ternak
No. Tahun Ternak Sapi (ton)
(ton)
1. 2014 248.834,35 76.887,34
2. 2015 197.604,09 50.309,02
3. 2016 195.764,11 116.761,38
4. 2017 168.588,53 118.646,84
5. 2018 204.682,78 164.260,57
Sumber: Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2019
Sapi Potong pada tahun 2015. Selain dikenal sebagai tempat pengembangan
sapi potong Kabupaten Klaten, desa Cucukan juga diharapkan sebagai tempat
Sampai pada tahun 2018 telah terbentuk 5 kelompok tani ternak di desa
Cucukan.
4
Ternak Mukti Andhini I berdiri resmi pada tanggal 15 Desember 2002 yang
TAHUN 2015. Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I memiliki unit usaha
budidaya sapi potong, penggemukan sapi potong serta unit pengolahan pakan
Usaha penggemukan sapi potong banyak diminati oleh investor dan juga
waktu 3-6 bulan saja untuk bisa mendapatkan hasil. Hal ini berarti untuk satu
siklus usaha pembibitan sapi bisa menghasilkan 3-8 kali siklus usaha
kecil dibandingkan risiko usaha pembibitan sapi, karena sapi bakalan yang
dipelihara pada usaha penggemukan sapi pada umumnya sudah berusia 6-24
bulan, sudah cukup kuat untuk bertahan hidup. Margin keuntungan usaha
diperlukan juga relatif sedikit. Rasio konversi berat pakan ke berat tubuh sapi
kegiatan usaha penggemukan sapi secara sendiri mulai dari penyediaan sarana
kepemilikan DAPM petani ternak melakukan bagi hasil dengan pemberi modal
dalam hal ini pemerintah Kecamatan Prambanan. Dalam penelitian ini peneliti
Perbedaan pola usaha penggemukan sapi pada Kelompok Tani Ternak Mukti
produksi. Hal tersebut juga dapat menyebabkan perbedaan sruktur biaya dan
peternakan sapi potong umumnya diukur dari keuntungan atau kerugian yang
ini ditentukan oleh gambaran finansial usaha, usaha tersebut dapat bertahan
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut :
Klaten?
2. Apakah nilai kelayakan usaha penggemukan sapi model DAPM lebih tinggi
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Peternak
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan atau bahan referensi serta
E. Landasan Teori
optimal. Optimalisasi produksi bisa dicapai jika didukung oleh tiga faktor
besar, yaitu pakan, manajemen atau tata laksana, dan pemuliaan ternak.
Faktor pakan sangat terkait dengan cara pemberiannya, yaitu harus sesuai
diperoleh bibit yang unggul. Apabila ketiga faktor tersebut dapat dijalankan
dengan baik, akan diperoleh produksi ternak yang sesuai dengan harapan
yaitu:
mencapai 100%.
hanya dikandangkan pada malam hari dan pada siang hari ternak
a. Intensif
7 hari;
b) Pedet dipelihara dalam satu kelompok umur dan jenis kelamin yang
sama;
tubuh;
kebuntingan;
c) Bebas bergerak;
beranak; dan
b. Semi Intensif
berasal dari padang penggembalaan. Pola budi daya semi intensif ini
hampir sama dengan budi daya intensif, namun dalam dalam penyediaan
c. Eksklusif
kelamin;
tubuh;
perkawinan;
vitamin/mineral tambahan;
d. Perkawinan
(inbreeding).
14
e. Pencatatan
betinanya);
3) Identitas ternak;
4) Jenis kelamin;
5) Tanggal lahir/umur;
alam/IB);
sistem usaha tani. Terkait dengan penyedian pupuk, maka sapi dapat
15
kotoran sebanyak 8-10 kg/hari yang apabila diproses akan menjadi 4-5
usaha ternak besar ini adalah adanya kerja sama yang biasa disebut
sebagai berikut:
1) Usaha perorangan
2) Usaha gaduhan
Usaha gaduhan merupakan salah satu usaha kerja sama yang sering
ini biasanya terjadi bila seseorang yang memiliki modal cukup dan
ingin beternak, sapi tetapi tidak ada tempat dan pengetahuan mengenai
ternak sapi.
16
3) Kemitraan
lapangan kerja. PNPM Mandiri yang berjalan sejak tahun 2007 telah
(Untari, 2019).
milik masyarakat yang berasal dari dana bergulir PNPM Mandiri yang
tani tersebut, sehingga memberi peluang bagi anggota kelompok yang tidak
pendapatan peternak
a. Biaya
satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
terpenting dalam suatu usaha karena dengan biaya usaha dapat berjalan.
kandang dan pakan, dan masih banyak lagi lainnya. Biaya adalah semua
1) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis
dalam satu masa produksi, misalnya: pajak tanah, penyusutan alat, dan
penyusutan bangunan.
19
2) Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya sangat
dikeluarkan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata
lain, biaya total adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.
sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Total Cost
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variable cost
b. Penerimaan
TR = Y × Py
Keteranganan:
TR = Total Revenue (Penerimaan Total)
Y = Produksi yang diperoleh dalam satu periode penggemukan
Py = Harga Y
c. Keuntungan
maka aspek biaya yang digunakan adalah biaya yang menghasilkan yaitu
biaya tetap dan biaya variabel. Keuntungan akan tercapai mana kala
π = TR – TC
Keterangan:
π = Keuntungan (profit)
TR = Penerimaan Total (Total Revenue)
TC = Biaya Total (Total Cost)
4. Kelayakan Usaha
sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
21
akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha
sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak dalam hal ini diartikan
merupakan salah satu faktor produksi yang langa sehingga dalam usaha
(2017) studi kelayakan usahatani adalah suatu studi apakah suatu proyek
kegiatan investasi atau suatu usaha agribisnis layak untuk dijalankan. Bagi
dapat diterima dari suatu usaha agribisnis sehingga hal ini merupakan dasar
sudah menjadi tolok ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian
dan lembaga keuangan sebelum memberi bantuan dana atau modal. Studi
apakah menerima atau menolak dari suatu rencana usaha agribisnis yang
Analisis finansial usaha dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam
sumber daya, baik modal atau sumber daya lain yang jasanya harus
kembali jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan modal yang
“tempat” yang aman, seperti tabungan atau obligasi pemerintah. Laba harus
apakah suatu proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan atau harus ditunda.
Dalam penelitian ini kriteria investasi yang digunakan yaitu Profit Rate
π
PR ¿ ×100 %
TC
Keterangan:
PR = Profit Rate
π = Keuntungan
TC = Total Cost
tingkat suku bunga Bank yang berlaku untuk mengetahui apakah usaha
tersebut layak atau tidak. Apabila hasil perhitungan profit rate lebih besar
dari pada tingkat suku bunga Bank yang berlaku maka usaha yang dilakukan
layak, sebaliknya apabila hasil perhitungan profit rate lebih kecil dari pada
tingkat suku bunga Bank yang berlaku maka usaha yang dilakukan
F. Penelitian Terdahulu
penelitian lain dengan topik yang sama oleh peneliti, seperti yang terdapat
pada tabel 3.
3. RC Ratio,
Produktivitas
Modal,
Produktivitas
Tenaga Kerja,
Hasil Penelitian
1. Hasil analisis struktur 1. Usaha 1. Rata-rata
biaya menunjukkan penggemukan sapi keuntungan usaha
biaya tertinggi pada potong pada penggemukan sapi
kedua pola usaha ternak kelompok usaha potong DAPM
yaitu biaya bakalan sapi ternak Samodra sebesar Rp
2. Hasil analisis Andini di Desa 13.824.013 per 3
pendapatan Segoroyoso, ekor per periode
menunjukkan bahwa Kecamatan Pleret, lebih kecil dari rata-
rat-rata pendapatan Kabupaten Bantul rata keuntungan
tunai peternak yang sebagai pekerjaan usaha penggemukan
menggaduhkan (Rp sampingan untuk sapi potong individu
1.691.120/ST/bulan) para anggota sebesar Rp
lebih besar dari kelompok 18.456.600,52 per 3
peternak mandiri (Rp 2. Usaha ekor per periode.
1.556.381/ST/bulan). penggemukan sapi 2. Berdasarkan hasil
3. Hasil analisis rasio R/C potong pada penelitian yang
menunjukkan nilai R/C kelompok usaha diperoleh nilai profit
tunai peternak yang ternak Samodra rate usaha
menggaduhkan (1.22) Andini dalam satu penggemukan sapi
lebih tinggi dari periode potong DAPM dan
peternak mandiri (1.18) membutuhkan total individu lebih besar
4. Usaha penggemukan biaya sebesar Rp. dari tingkat suku
sapi pasundan pada 162.846.369, bunga yang berlaku
pola mandiri dan penerimaan yang artinya kedua usaha
gaduhan memberikan diperoleh sebesar penggemukan sapi
manfaat ekonomi Rp. 191.280.000, potong layak untuk
berupa penyerapan pendapatan yang diusahakan. Rata-
tenaga kerja dan diperoleh sebesar rata kelayakan usaha
peningkatan pendapatan Rp. 48.962.748, penggemukan sapi
masyarakat sekitar dan keuntungan potong DAPM
yang didapat sebesar 21,96% per
sebesar Rp. 3 ekor per periode
28.434.631. lebih kecil dari
3. Usaha kelayakan usaha
penggemukan sapi penggemukan sapi
potong pada potong individu
kelompok usaha yaitu 35,24% per 3
ternak Samodra ekor per periode.
Andini di Desa
Segoroyoso layak
27
untuk diusahakan
dan dikembangkan,
dengan nilai RC
yang didapat > 1,
produktivitas modal
lebih besar dari
tingkat suku bunga
bank BRI 3% per
periode,
produktivitas
tenaga kerja lebih
besar dari Upah
Minimum buruh di
Desa Segoroyoso
perhari.
G. Kerangka Pemikiran
diperlukan input berupa sewa lahan, penyusutan alat, dan penyusutan kandang
yang termasuk dalam biaya tetap serta bibit sapi, pakan, obat dan vitamin yang
bulan maka akan dihasilkan sapi potong hidup yang siap dipasarkan ke pasar
dilakukan layak atau tidak dari perbandingan antara keuntungan dan total biaya
Input Input
Penerimaan Penerimaan
TC ( Total Cost) TC ( Total Cost)
Keuntungan Keuntungan
Kelayakan DAPM
Kelayakan Individu
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong DAPMUsahatani
29
30
H. Hipotesis
besar dari usaha penggemukan sapi potong model individu pada Kelompok
I. Pembatasan Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penggemukan sapi
potong selama satu periode yaitu bulan Agustus 2019 sampai dengan Januari
2020.
penggemukan sapi potong yang terdiri dari bibit sapi, pakan, obat-obatan,
vitamin, tenaga kerja, sewa lahan, listrik, penyusutan alat dan kandang.
penggemukan sapi potong terdiri dari biaya bibit sapi potong, biaya pakan,
biaya obat-obatan dan vitamin, serta biaya tenaga kerja diukur dengan
4. Biaya tetap adalah jumlah biaya yang digunakan terdiri dari biaya sewa
5. Biaya total merupakan total penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap
6. Hasil Produksi adalah bobot akhir sapi potong setelah digemukkan selama 6
7. Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sapi potong
yang dihitung dengan mengalikan bobot sapi potong dengan harga jual sapi
8. Harga Produk adalah harga sapi potong hidup ditingkat petani ternak dalam
satu periode penggemukan dan dihitung dalam satuan rupiah per kilogram
(Rp/Kg)
10. Kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan
11. Profit rate digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha yang merupakan
K. Metode Penelitian
metode dalam meneliti suatu status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-
kondisi yang ada. Pada Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I terdapat
kepemilikan. Hal ini dijadikan sebagai fakta bagi peneliti untuk mengetahui
potong yang dilaksanakan oleh petani ternak pada kelompok Tani Terak
Mukti Andhini I.
33
yang jelas dan baik terhadap suatu persoalan di dalam suatu daerah tertentu.
data mengenai usaha peternakan sapi potong pada Kelompok Tani Ternak
Klaten.
Potong yang berdiri pada tahun 2002. Selain itu Kelompok Tani Ternak
2013, juara I Lomba Kelompok Tani Ternak Tingkat Provinsi Jawa Tengah
tahun 2013, juara III Lomba Desa Ternak Sehat Tingkat Provinsi tahun
potong terdiri dari model DAPM sebanyak 4 orang dan model individu
sebanyak 8 orang.
35
a. Macam Data
1) Data Primer
Data perimer ialah data yang berasal dari sumber asli atau
dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau
2) Data Sekunder
b. Sumber Data
2) Studi kepustakaan
3) Internet
a. Observasi
data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
b. Wawancara
c. Kuesioner
1. Teknik Analisis
π = TR – TC
= Y × Py – (TFC + TVC)
Keterangan :
sapi potong)
Py = Harga hasil produksi usaha penggemukan sapi potong model
DAPM/ usaha penggemukan sapi potong model individu (Rp)
TFC = Total biaya tetap untuk mengusahakan usaha penggemukan sapi
potong model DAPM/ usaha penggemukan sapi potong model
individu (Rp)
TVC = Total biaya tidak tetap untuk mengusahakan usaha penggemukan
sapi potong model DAPM/ usaha penggemukan sapi potong model
individu (Rp)
π
PR ¿ ×100 %
TC
Keterangan:
biaya. Profit rate dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank. Hal
daripada ditabung.
39
diusahakan
untuk diusahakan.
2. Pengujian Hipotesis
petani ternak penggemukan sapi potong model DAPM dan petani ternak
t hitung = −¿ ¿
√ [
( n1−1 ) s +(n2−1)s 22 1 1
]
2
1
+
( n1 +n2 ) −2 n1 n2
Keterangan:
T = Nilai t hitung
π1 = Rata-rata keuntungan usaha penggemukan sapi potong DAPM
π2 = Rata-rata keuntungan usaha penggemukan sapi potong individu
2
S1 = Varian keuntungan usaha penggemukan sapi potong DAPM
S22 = Varian keuntungan usaha penggemukan sapi potong individu
n1 = Jumlah petani ternak sampel usahatani penggemukan sapi
potong DAPM
n2 = Jumlah petani ternak sampel usahatani penggemukan sapi
potong individu
Formulasi Hipotesis:
40
Kriteria Pengujian:
1) Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel {t (α; n 1+n2-2)} atau nilai
sig lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
2) Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel {t (α; n 1+n2-2)} atau nilai
sig lebih lebih besar sama dengan 0,05, maka H o diterima dan Ha
individu.
t hitung = −¿ ¿
√ [
( n1−1 ) s + ( n2−1 ) s 22 1 1
]
2
1
+
( n1+ n2 )−2 n1 n 2
t = Nilai t hitung
= Rata-rata kelayakan usaha penggemukan sapi potong DAPM
PR 2 = Rata-rata kelayakan usaha penggemukan sapi potong individu
S12 = Varian kelayakan usaha penggemukan sapi potong DAPM
S22 = Varian kelayakan usaha penggemukan sapi potong individu
n1 = Jumlah petani ternak sampel usahatani penggemukan sapi
potong DAPM
41
Formulasi Hipotesis:
Ho : PR1 ≤ PR2 , artinya kelayakan usaha penggemukan sapi potong
model individu
Kriteria keputusan:
1) Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel {t (α; n 1+n2-2)} atau nilai
sig lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
2) Apabila nilai t hitung lebih kecil sama dengan t tabel {t (α; n 1+n2-2)}
atau nilai sig lebih besar dari 0,05, maka H o diterima dan Ha ditolak
Prambanan Kabupaten Klaten yang dapat dilihat dari gambar 1 dibawah ini,
42
43
Penggunaan lahan persawahan lebih dari 75% dari total luas wilayah
berprofesi sebagai petani. Desa Cucukan saat ini terdapat 5 kelompok ternak
Letak kelompok ternak di desa Cucukan dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Kabupaten Klaten
masih adanya kandang ternak jadi satu dengan rumah induk, keterbatasan
dengan nama kelompok Mukti Andhini dengan kegiatan awal hanya sebatas
ternak oleh Kepala Desa Cucukan berdasar Surat Keputusan Kepala Desa
tanah kas desa seluas 8.025 m2, dikukuhkan dengan Perdes No.
juga telah memiliki badan hukum dengan nomor AHU-0004867. AH. 01.07.
TAHUN 2015.
a. Tamat SD : 3 orang
potong, pada saat ini kelompok Mukti Andhini I memiliki beberapa unit
b. Tujuan
bidang peternakan,
3. Struktur Organisasi
Pelindung
(Kepala Desa)
Ketua I
Ketua II
Sekretaris Bendahara
peran serta tangung jawab yang sesuai dengan peran masing-masing seksi,
(DAPM)
dana bergulir PNPM yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat dengan dana
bergulir yang dikelola oleh Pemerintah yaitu Kementerian Koperasi dan UKM
melalui Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) dan dana bergulir yang
dari unit ekonomi atau keungan yang berpusat pada layanan keuangan,
khususnya simpan atau pinjam dan dapat dikembangkan untuk jasa keungan
lainnya dalam jangka panjang; unit sosial yatu unit kegiatan yang berpusat
pada pelayanan dana sosial untuk memenuhi kebutuhan sosial lainnya; serta
menjadi lembaga keuangan mikro hibrida (ekonomi, sosial) yang melayani dan
yang sudah ada di masyarakat, antara lain dari dana bergulir PNPM Mandiri;
penanggulangan kemiskinan.
Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I yaitu sebagai unit ekonomi dimana
49
meliputi:
dana berdasarkan permohonan dari pihak kedua yaitu petani ternak yang
2. Dana yang diterima oleh petani ternak akan dipergunakan untuk kegiatan
4. Pihak kedua mengerti dan menyadari bahwa bagi hasil yang diperoleh akan
pemupukan modal milik bersama agar dapat berkembang dan lestari serta
5. Bagi hasil akan dikembalikan dalam jangka waktu 6 bulan, pihak kedua
rumah tangga.
penggemukan sapi potong. Dalam penelitian ini, peternak yang akan menjadi
waktu yang digunakan lebih singkat dari pada usaha pembibitan sapi. Beberapa
yang berasal dari dana bergulir PNPM Mandiri yang dikelola oleh masyarakat
jenis kegiatan DAPM adalah kegiatan ekonomi produktif yaitu adanya pinjaman
target berupa kenaikan berat badan yang diberikan oleh DAPM. Hal ini
51
52
usia, pendidikan terakhir dan lama bergabung dalam Kelompok Tani Ternak
Mukti Andhini I.
penggemukan sapi potong. Usia petani ternak yang dijadikan responden dapat
individu petani ternak dalam usia produktif, dengan sebaran rentang usia 41-50
tahun terdapat 1 orang atau 12,25% dan rentang usia 51-64 tahun terdapat 6
orang atau 75%. Namun terdapat 1 orang atau 12,5% petani peternak termasuk
53
dalam usia tidak produktif yang berada pada usia lebih dari 65 tahun.
Sedangkan pada usaha penggemukan sapi potong DAPM seluruh petani dalam
usia produktif dengan sebaran usia 51-60 tahun atau 100%. Data tersebut
produktif yang memiliki kekuatan fisik dan mental dalam menjalankan usaha
dijalankan dan kemampuan mengadopsi teknologi atau cara baru dalam proses
penggemukan sapi potong individu dan DAPM didominasi oleh anggota yang
Petani ternak yang telah lebih lama bergabung dengan KTT Mukti
Mukti Andhini I, petani ternak sebagian besar telah bergabung dengan KTT
Mukti Andhini I selama 18 tahun yang terdiri dari 6 orang petani ternak yang
Selain itu terdapat masing-masing 1 orang petani ternak individu yang telah
bergabung dengan KTT Mukti Andhini I selama 8 tahun dan 15 tahun. Untuk
petani ternak DAPM terdapat 1 orang anggota yang telah bergabung dengan
yang berbeda-beda baik yang mengusahakan secara individu maupun yang ikut
dalam program DAPM. Jumlah ternak sapi yang berbeda akan mempengaruhi
keuntungan yang akan diterima oleh petani ternak. Jumlah ternak sapi potong
yang dibudidayakan oleh petani ternak yang dijadikan narasumber dapat dilihat
pada tabel 8.
55
ekor petani ternak individu dan DAPM terdiri dari 1 orang dimana
presentasenya 12,5% dan 25%. Sedangkan untuk ternak sapi potong 7-9 ekor
satu periode atau enam bulan. Adapun biaya usaha penggemukan sapi
a) Biaya Tetap
sebagai biaya tetap dalam usaha penggemukan sapi potong yaitu biaya
listrik dan PBB, biaya penyusutan alat, serta biaya penyusutan kandang.
Biaya tetap dalam usaha penggemukan sapi potong dapat dilihat pada
tabel 9.
56
57
penggemukan sapi potong individu dan DAPM memiliki total biaya yang
sama yaitu sebesar Rp 45.000 baik untuk per usaha ternak maupun per 3
digunakan antara lain ember, sekop, selang, sapu lidi, sikat, dan gerobak.
tidak berbeda jauh dari usaha penggemukan sapi potong DAPM yaitu
sebesar Rp 21.041,67.
potong individu per usaha ternak dan per 3 ekor sebesar Rp 87.539,06.
penyusutan kandang per usaha ternak dan per 3 ekor sebesar Rp 253.125.
b) Biaya Variabel
biaya pembelian bakalan sapi, pakan ampas tahu, pakan konsentrat, obat,
penggemukan sapi potong DAPM rata-rata biaya bakalan sapi per usaha
59
ampas tahu, konsentrat dan pakan hijauan. Untuk rata-rata biaya pakan
ampas tahu sapi potong individu per usaha ternak sebesar Rp 549.000
individu per usaha ternak sebesar Rp 2.308.500 dan untuk per 3 ekor
rata pakan hijauan sapi potong individu per usaha ternak sebesar Rp
rata pakan hijauan sapi potong DAPM per usaha ternak sebesar Rp
dan sebesar Rp 16.875 per 3 ekor. Pada usaha penggemukan sapi potong
DAPM sebesar Rp 25.000 per usaha ternak dan sebesar Rp 15.000 per 3
sebesar Rp 99.000 per usaha ternak dan sebesar Rp 59.400 per 3 ekor.
60
Dalam penelitian ini rata-rata tenaga kerja yang digunakan oleh petani
DAPM sebesar Rp 250.000 per usaha ternak dan sebesar Rp 150.000 per
3 ekor.
sebesar Rp 72.626.233,33.
c) Biaya Total
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya
total adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Adapun
61
total usaha penggemukan sapi potong DAPM per usaha ternak sebesar
produksi yang diperoleh dengan harga jual yang telah disepakati bersama
untuk per 3 ekor hasil produksi 1.518,19 kg dengan harga jual Rp 45.000
sapi potong DAPM per usaha ternak menghasilkan rata-rata produksi sapi
yang diperoleh peternak sebesar 80% dan 20% untuk penyedia program DAPM.
Sehingga keuntungan bersih yang diterima oleh petani ternak DAPM sebesar
penyedia program DAPM maka keuntungan bersih yang diterima oleh petani
dikalikan 100%.
potong individu per usaha ternak sebesar 7,95% dan sebesar 8,07% per 3
ekor sapi. Sedangkan profit rate usaha penggemukan sapi potong DAPM
per usaha ternak sebesar 11,06% dan untuk per 3 ekor sebesar 9,06%.
B. Pengujian Hipotesis
sebagai berikut:
65
t hitung = −¿ ¿
√ [ ]
2 2
( n1−1 ) s +(n2−1)s 1 1
1 2
+
( n1 +n2 ) −2 n1 n2
Kriteria Pengujian:
a. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai sig lebih kecil dari
b. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel atau nilai sig lebih lebih
penggemukan sapi potong DAPM lebih kecil dari usaha penggemukan sapi
potong individu.
sapi potong model DAPM lebih layak diusahakan dari penggemukan sapi
66
t hitun g= −¿ ¿
√ [ ]
2 2
( n1−1 ) s + ( n2−1 ) s2 1 1
1
+
( n1 +n2 ) −2 n 1 n2
Kriteria keputusan:
a. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai sig lebih kecil dari
Kecamatan Prambanan.
b. Apabila nilai t hitung lebih kecil sama dengan t tabel atau nilai sig lebih
kelayakan usaha penggemukan sapi potong DAPM lebih kecil dari individu.
BAB V
PEMBAHASAN
daging sapi di tahun 2014. Salah satu pelaku usaha yang telah melakukan usaha
penggemukan sapi adalah Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I dan terdapat
dan model Individu. Usaha penggemukan sapi potong model DAPM merupakan
baik model individu maupun DAPM memiliki rata-rata jumlah ternak yang
berbeda-beda yaitu sebesar 2 ekor untuk individu dan 5 ekor untuk DAPM.
setiap penggunaan biaya dan peralatan ke dalam 3 ekor, agar terlihat jelas
keuntungan yang diperoleh oleh petani ternak. Dimana untuk usaha penggemukan
67
68
sapi potong model individu seluruh proses usaha penggemukan dilakukan secara
mandiri sedangkan petani ternak model DAPM mendapatkan bantuan modal dan
(1986) keuntungan adalah selisih positif antara penerimaan total dengan biaya
total. Untuk biaya total diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya tetap dan biaya-
biaya variabel yang dikeluarkan selama satu periode usaha penggemukan sapi
produksi (bobot akhir sapi) dengan harga jual sapi hidup per kilogram.
menggunakan biaya tetap (fix cost) dan variabel (variable cost). Biaya tetap dalam
usaha penggemukan sapi potong terdiri dari biaya listrik dan PBB, penyusutan
alat, serta penyusutan kandang. Sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya
bakalan sapi, biaya pakan, biaya obat, vitamin dan biaya pengangkutan. Rata-rata
biaya tetap usaha penggemukan sapi potong DAPM untuk per usaha ternak dan
per 3 ekor sebesar Rp 319.166,67 per periode, sedangkan rata-rata biaya tetap
usaha penggemukan sapi potong individu untuk per usaha ternak dan per 3 ekor
sebesar Rp 153.955,73 per periode. Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh
petani ternak usaha penggemukan sapi potong DAPM per usaha ternak sebesar Rp
116.904.000 per periode dan per 3 ekor sebesar Rp 72.307.066,67 per periode.
Sedangkan rata-rata biaya variabel usaha penggemukan sapi potong individu per
69
usaha ternak sebesar Rp 43.327.050 per periode dan per 3 ekor sebesar Rp
ternak usaha penggemukan sapi potong DAPM per usaha ternak sebesar Rp
134.043.750 per periode dan per 3 ekor sebesar Rp 80.774.250 per periode.
usaha ternak sebesar 47.210.625 per periode dan per 3 ekor sebesar Rp
ternak pada Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I dapat dilihat dari selisih
antara rata-rata total penerimaan dengan rata-rata total biaya yang dikeluarkan.
penggemukan sapi potong DAPM setelah melakukan bagi hasil dengan penyedia
program DAPM per usaha ternak sebesar Rp 13.456.466,67 per periode dan per 3
per periode dan per 3 ekor sebesar Rp 5.135.006,77 per periode. Pada penelitian
ini untuk mengetahui apakah keuntungan yang diperoleh usaha penggemukan sapi
potong individu peneliti menggunakan rumus uji t, yang diperoleh nilai t hitung
0,740 dibandingkan dengan t tabel (0,05; 10) sebesar 1,812, berdasarkan hasil
penentian dimana t hitung lebih kecil dari t tabel (0,740 < 1,812) maka H 0 diterima
dan Ha ditolak. Dalam hal ini berarti keuntungan usaha penggemukan sapi potong
70
DAPM lebih kecil dari usaha penggemukan sapi potong individu. Berdasarkan
potong DAPM lebih kecil dari usaha penggemukan sapi potong individu, hal ini
sapi potong DAPM mendapatkan pinjaman modal dari program DAPM dimana
terdapat bagi hasil dengan penyedia program DAPM sebesar 20% dari
sapi potong DAPM lebih kecil dari usaha pengemukan sapi potong individu, akan
tetapi secara nilai perhitungan usaha penggemukan sapi potong DAPM lebih besar
penggemukan sapi potong DAPM yaitu sebesar Rp 6.518.413,33 per 3 ekor per
Rp 5.135.006,77 per 3 ekor per periode. Menurut Dahri dkk (2015) menyatakan
terhadap nilai yang diterima oleh petani. Oleh karena itu untuk meningkatkan
tetap mengikuti program DAPM akan tetapi diperlukan kesepakatan baru dalam
berdasarkan persentasi suku bunga bank yang berlaku saat program berlangsung,
yaitu sebesar 6,25% sehingga keuntungan yang diperoleh petani ternak akan lebih
karena akan mendapatkan pinjaman modal yang dapat digunakan dalam usaha
diperoleh.
bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) dalam Haris (2019) studi kelayakan bisnis
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan
atau suatu usaha yang dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu
bisnis dijalankan. Kriteria apakah suatu usaha dikatakan layak apabila nilai
kelayakan (profit rate) lebih besar dari bunga deposito bank (6,25%), maka usaha
apabila nilai kelayakan (profit rate) kurang dari sama dengan suku bunga deposito
bank (6,25%) maka usaha penggemukan sapi potong di Kelompok Mukti Andhini
keuntungan dan total biaya yang dikeluarkan. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan didapatkan rata-rata profit rate usaha penggemukan sapi potong DAPM
adalah 9,06% per 3 ekor per periode dan rata-rata profit rate usaha penggemukan
sapi potong individu adalah 8,07% per 3 ekor per periode. Untuk mengetahui
apakah usaha penggemukan sapi potong DAPM lebih layak untuk diusahakan dari
penggemukan sapi potong individu digunakan juga rumus uji t, dimana diperoleh
72
nilai t hitung 0,353 dibandingkan dengan t tabel (0,05; 10) 1,812. Dimana t hitung
lebih kecil dari t tabel (0,353 < 1,812), maka H 0 diterima dan Ha ditolak artinya
kelayakan usaha penggemukan sapi potong DAPM lebih kecil dari usaha
Dalam hal ini dikarenakan DAPM merupakan program yang baru dijalankan oleh
program dan membimbing petani ternak secara perlahan agar petani ternak
memahami program yang dilakukan sehingga usaha yang dijalankan akan lebih
layak dari usaha penggemukan yang dilakukan sebelum petani ternak mengetahui
program DAPM.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
sapi potong pada Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I di Desa Cucukan
sebesar Rp 6.518.413,33 per 3 ekor per periode lebih besar dari keuntungan
2. Kelayakan usaha penggemukan sapi potong model DAPM lebih besar dari
B. Saran
keuntungan yang diperoleh petani ternak akan lebih besar. Selain itu untuk
diperoleh.
73
yang dilakukan sehingga usaha penggemukan sapi potong yang dijalankan
akan lebih layak dari usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan
73
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Mariyono, Aggraeni,Y., Rasyid, A. 2010. Rekomendasi Teknologi Peternakan
dan Veteriner Mendukung Program Swasembada Daging Sapi (PSDS)
Tahun 2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Mayulu, H., Sunarso, C.I. Sutrisno, Sumarsono. 2010. Kebijakan Pengembangan
Peternakan Sapi Potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian.
Mulyadi. 2002. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Musa, Mohammad. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Fajar Agung.
Nazir, Moch. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ngadiyono, Nono. 2004. Pengembangan Sapi Potong dalam Rangka Penyedian
Daging di Indonesia. Yogyakarta: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: UGM.
Purwoko. 2015. Peran Kebijakan Fiskal dalam Peningkatan Produktivitas
Pembibitan Sapi Nasional. Kajian Ekonomi Keuangan Vol 19, No. 2.
Riswah, Annisa Nayyirotur. 2019. Pengaruh Pelaksanaan Program Dana
Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Khasanah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.
Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
75
76
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani
Kecil. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
.1995. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugeng, Y.B. 2004. Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,CV.
Suratiyah, Ken. 2016. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Susilorini, Tri Eko, dkk. 2008. Budi Daya 22 Ternak Potensial. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Untari, Muti. 2019. Peran Pinjaman Modal Dana Amanah Pemberdayaan
Masyarakat (DAPM) dan Perilaku Wirausaha terhadap Pendapatan Ibu-
ibu Anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Desa Bedoro
Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wibowo, Hendro. 2019. Meraup Rupiah dengan Beternak Sapi Potong.
Yogyakarta: Laksana.
Yulianto, Purnawan dan Cahyo Saparino. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara
Intensif. Jakarta: Penebar Swadaya.
Yusdja, Y. dan N. Ilham. 2004. Tinjauan Kebijakan Pengembangan Agribisnis
Sapi Potong. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
No. Responden :
KUISIONER PENELITIAN
Kuisioner ini akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi “Analisis
Usaha Penggemukan Sapi Potong pada Kelompok Tani Ternak Mukti Andhini I
di Desa Cucukan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten”, oleh Gyan Nina
Bella Agro S (135130059) Mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi
Agribisnis UPN “Veteran” Yogyakarta. Semua informasi yang diterima sebagai
hasil kuesioner ini nantinya akan digunakan untuk kepentingan akademik.
Mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini secara
lengkap. Partisipasi anda sangat saya harapkan dalam mengisi kuesioner ini. Atas
perhatian saya ucapkan terima kasih.
I. Identitas Responden
A. Nama Responden : ........................................................
B. Jenis kelamin :L/P
C. Umur : ........................................................
D. Pekerjaan :
1. Pokok : ........................................................
2. Sampingan : ........................................................
E. Pendidikan Terakhir : ........................................................
F. Pengalaman Beternak : ........................................................
G. Jumlah Kepemilikan : ........................................................
H. Sumber modal usaha ternak:
1. Sendiri
2. DAPM (Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat)
II. Penggunaan sarana produksi dalam satu periode
A. Pemeliharaan sapi potong
Harga
No Bibit Sapi Potong
(Rp/ekor)
. (ekor)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Total
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
F. Penggunaan tenaga kerja
1. Tenaga kerja keluarga
1. Ember
2. Sekop
3. Geroba
k
4. Sikat
5. Selang
6.
7.
H. Penyusutan Kandang
2.
3.
4.
5.
I. Biaya lain-lain
No. Jenis Biaya
1. Listrik
3.
4.
5.
J. Biaya Pengangkutan
K. Penerimaan
Nama
No Biaya Pakan Per Usaha Ternak B
Responden
Kepemilikan
Jumlah Harga Total Jumlah
Pakan Hijauan Sapi Potong
(kg/ekor/periode) (Rp/kg) (Rp/periode/peternak) (kg/ekor/periode)
(ekor)
1 Sajiyo 2 1.800 1.000 3.600.000 1.800
2 Susilo 4 1.800 1.000 7.200.000 1.800
3 Ribut Santoso 1 1.800 1.000 1.800.000 1.800
4 Sumaryo 2 1.800 1.000 3.600.000 1.800
5 Sukarno 1 1.800 1.000 1.800.000 1.800
6 Suhardi 2 1.800 1.000 3.600.000 1.800
7 Sunardi 3 1.800 1.000 5.400.000 1.800
8 Eko Wahyudi 2 1.800 1.000 3.600.000 1.800
Jumlah 17 30.600.000
Rata-rata 2,125 3.825.000
Lampiran 8. Biaya Obat dan Vitamin Usaha Penggemukan Sapi Potong
Kepemilikan DAPM di Kelompok Tani Mukti Andhini I
Nama
No Biaya Obat dan Vitamin Per Usaha Ternak Biaya O
Responden
Kepemilikan Total
Jumlah Harga Jumlah
Obat Sapi Potong (Rp/periode
(bolus/ekor/periode) (Rp/bolus) (bolus/ekor/pe
(ekor) /peternak)
1 Hermanto 5 1 5.000 25.000 1
2 Budiyono 3 1 5.000 15.000 1
Heru
3 9 1 5.000 45.000 1
Pramana
Muji
4 3 1 5.000 15.000 1
Raharjo
Jumlah 20 100.000
Rata-rata 5 25.000
Total
Kepemilikan Jumlah Jumlah
Harga (Rp/ml) (Rp/periode
Vitamin Sapi Potong (ml/ekor/periode) (ml/ekor/peri
/peternak)
(ekor)
B12 B1 B12 B1 B12
1 Hermanto 5 20 20 510 480 99.000 20
2 Budiyono 3 20 20 510 480 59.400 20
Heru 9
3 20 20 510 480 178.200 20
Pramana
Muji 3
4 20 20 510 480 59.400 20
Raharjo
Jumlah 20 396.000
Rata-rata 5 99.000
Lampiran 9. Biaya Obat dan Vitamin Usaha Penggemukan Sapi Potong
Kepemilikan Individu di Kelompok Tani Mukti Andhini I
Nama Per Usaha Ternak Per 3 e
No
Responden
Kepemilikan
Total Jumlah
Sapi Potong Jumlah Harga Harg
Obat (Rp/periode/ (bolus/ekor/
(ekor) (bolus/ekor/periode) (Rp/bolus) (Rp/k
peternak) periode)
1 Sajiyo 2 1 5.000 10.000 1 5.
2 Susilo 4 2 5.000 40.000 2 5.
3 Ribut Santoso 1 1 5.000 5.000 1 5.
4 Sumaryo 2 1 5.000 10.000 1 5.
5 Sukarno 1 1 5.000 5.000 1 5.
6 Suhardi 2 1 5.000 10.000 1 5.
7 Sunardi 3 1 5.000 15.000 1 5.
8 Eko Wahyudi 2 1 5.000 10.000 1 5.
Jumlah 17 105.000
Rata-rata 2,125 13.125
Total Jumlah
Jumlah Harga Harg
Vitamin (Rp/periode/ (ml/ekor/peri
(ml/ekor/periode) (Rp/ml) (Rp/m
peternak) ode)
1 Sajiyo 2 20 510 20.400 20
2 Susilo 4 20 510 40.800 20
3 Ribut Santoso 1 20 510 10.200 20
4 Sumaryo 2 20 510 20.400 20
5 Sukarno 1 20 510 10.200 20
6 Suhardi 2 20 510 20.400 20
7 Sunardi 3 20 510 30.600 20
8 Eko Wahyudi 2 20 510 20.400 20
Jumlah 17 173.400
Rata-rata 2,125 21.675
Lampiran 10. Biaya Tenaga Kerja Usaha Penggemukan Sapi Potong Kepemilikan
DAPM di Kelompok Tani Mukti Andhini I
Biaya Tenaga Kerja Per Usaha Ternak Biaya T
Nama
No Jumlah Jam Jam Jumlah Jam
Responden Hari
Upah Total Hari
TK Kerja/ Kerja Kerja/ TK Kerja/ Kerja
periode (Rp/jam) (Rp/periode) periode
(org) /hari periode (org) /hari
1 Hermanto 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
2 Budiyono 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
3 Heru Pramana 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
4 Muji Raharjo 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
Jumlah 36.000.000
Rata-rata 9.000.000
Lampiran 11. Biaya Tenaga Kerja Usaha Penggemukan Sapi Potong Kepemilikan
Individu di Kelompok Tani Mukti Andhini I
Biaya Tenaga Kerja Per Usaha Ternak Biaya Te
Nama
No Jumlah Hari Jam Jam Jumlah Hari Jam
Responden Upah Total
TK Kerja/ Kerja Kerja/ TK Kerja/ Kerja
(Rp/jam) (Rp/periode)
(org) periode /hari periode (org) periode /hari
1 Sajiyo 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
2 Susilo 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
3 Ribut Santoso 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
4 Sumaryo 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
5 Sukarno 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
6 Suhardi 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
7 Sunardi 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
8 Eko Wahyudi 1 180 4 720 12.500 9.000.000 1 180 4
Jumlah
Rata-rata
Lampiran 12. Biaya Penyusutan Alat Usaha Penggemukan Sapi Potong
Kepemilikan DAPM di Kelompok Tani Mukti Andhini I
Nama Nilai Beli Umur Ekonomis Nilai Sis
No Jenis Alat Jumlah
Responden (Rp) (th) (Rp)
Ember 2 50.000 3
1 Hermanto Sekop 1 110.000 5 25
Selang 1 16.000 8
Ember 1 25.000 3
Sekop 1 110.000 5 25
2 Budiyono Sikat 1 5.000 2
Sapu Lidi 1 5.000 1
Selang 16.000 8
Ember 2 50.000 3
Sekop 1 110.000 5 25
3 Heru Pramana Gerobak 1 340.000 10 90
Selang 1 16.000 8
Sapu Lidi 1 5.000 1
Ember 1 25.000 3
Sekop 1 110.000 5 25
4 Muji Raharjo
Sikat 1 5.000 2
Sapu Lidi 1 5.000 1
Jumlah
Rata-rata