SKRIPSI
OLEH :
YUNANDA PUTRI
135160054
Menyetujui,
Tanda Tangan Tanggal
Fakultas Pertanian
UPN “Veteran” Yogyakarta
Dekan
i
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN
REMPAH PADA CV. AGRADAYA INDONESIA KABUPATEN
SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Puspitaningrum ABSTRAK
i
ANALYSIS ADDED VALUE AND MARKETING STRATEGY
PRODUCT AT CV. AGRADAYA INDONESIA SLEMAN REGENCY
SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
By : Yunanda Putri
Supervised by : Budiarto and Dwi Aulia Puspitaningrum
ABSTRACT
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Analisis Startegi Pemasaran Produk Rempah pada CV. Agradaya Indonesia
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Selama menyusun skripsi, penulis
banyak mendapat dukungan, masukan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional ̏ Veteran
Yogyakarta.
2. Dr. Ir. Budiarto,. MP dan Dr. Dwi Aulia Puspitaningrum, SP., MP selaku dosen
pembimbing pertama dan kedua skripsi yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, perbaikan dan saran dalam pembuatan skripsi.
3. Dr. Ir. Nanik Dara Senjawati,. MP dan Agus Santosa, SP., M.Si selaku dosen
penelaah pertama dan kedua skripsi yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, perbaikan dan saran dalam pembuatan skripsi.
4. Mas Dika dan Mbak Asri selaku pemilik CV. Agradaya Indonesia.
5. Kedua orang tua, kakak pertama dan kakak kedua yang telah mendukung
penuh dan memberikan semangat dalam melakukan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan dan menjadi satu karya yang bermanfaat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
v
1. Nilai Tambah................................................................................86
2. Analisis Lingkungan Eksternal..................................................117
3. Analisis Lingkungan Internal.....................................................119
4. Matriks EFE (External Factor Evaluation)...............................123
5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation).................................125
6. Matriks IE (Internal Eksternal)..................................................126
7. AHP (Analytic Hierarchy Process)............................................128
B. Pengujian Hipotesis........................................................................142
BAB V PEMBAHASAN....................................................................................145
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN – LAMPIRAN ...........................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 4.13 Bobot, Prioritas dan Inconsistency Ratio Tujuan Pemasaran...........130
Tabel 4.14 Bobot, Prioritas dan Inconsistency Ratio Kriteria Bauran
Pemasaran............................................................................................131
Tabel 4.15 Bobot, Prioritas dan Inconsistency Ratio Kriteria Bauran
Pemasaran...........................................................................................132
Tabel 4.16 Bobot, Prioritas dan Inconsistency Ratio Sub Kriteria Bauran
Pemasaran............................................................................................134
Tabel 4.17 Bobot, Prioritas dan Inconsistency Ratio Sub Kriteria Bauran
Pemasaran...........................................................................................136
Tabel 4.18 Hasil Perbandingan Alternatif Strategi yang Disrankan untuk CV.
Agradaya Indonesia.............................................................................139
Tabel 4.19 Hasil Uji One Way Anova.................................................................143
Tabel 4.20 Hasil Uji LSD Nilai Tambah Produk Tisane...................................144
i
DAFTAR
Gambar 1.1 Kuadran Matriks Internal Eksternal.................................................26
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian........................................................35
Gambar 1.3 Kuadran Matriks IE..........................................................................63
Gambar 1.4 Struktur Alur Pengambilan Keputusan menggunakan AHP............64
Gambar 2.1 Peta Lokasi CV. Agradaya Indonesia di Desa Sendangrejo
Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.........................................69
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi CV. Agradaya Indonesia.......................72
Gambar 3.1 Proses Penyotiran Simplisia Kering.................................................80
Gambar 3.2 Proses Pengeringan menggunakan Solar Dryer...............................81
Gambar 3.3 Proses Standarisasi menggunakan Oven..........................................81
Gambar 3.4 Proses Penggilingan menggunakan mesin Hammer Mill................82
Gambar 3.5 Proses Memperkecil Ukuran Bahan menggunakan mesin Food
Grinder.............................................................................................82
Gambar 3.6 Proses Pencampuran Bahan – bahan Blue Ginger...........................82
Gambar 3.7 Proses Pencampuran Bahan – bahan Royal Tea..............................83
Gambar 3.8 Proses Pencampuran Bahan – bahan Indigenous Tea......................83
Gambar 3.9 Proses Sealer Papper Pouch............................................................84
Gambar 3.10 Produk Tisane Blue Ginger............................................................85
Gambar 3.11 Produk Tisane Royal Tea...............................................................85
Gambar 3.12 Produk Tisane Indigenous Tea.......................................................85
Gambar 4.1 Matriks IE CV. Agradaya Indonesia.............................................127
Gambar 4.2 Hirarki Prioritas Alternatif Strategi CV. Agradaya Indonesia......129
Gambar 4.3 Diagram Alternatif Strategi............................................................142
x
DAFTAR
x
Lampiran 23. Tabulasi Perhitungan Rating pada Matriks
Lampiran 24. Tabulasi Total Skor Matriks EFE ..................................................
Lampiran 25. Tabulasi Total Skor Matriks IFE ....................................................
Lampiran 26. Diagram Hasil AHP .......................................................................
Lampiran 27. Uji Validitas Faktor Internal ..........................................................
Lampiran 28. Uji Validitas Faktor Eksternal .......................................................
Lampiran 29. Uji Realibilitas Faktor Internal ......................................................
Lampiran 30. Uji Realibilitas Faktor Eksternal ....................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kuat, biasanya digunakan untuk penguat rasa dan memberikan aroma dalam
bentuk minuman berupa teh atau sering dikenal dengan sebutan blend
seperti jahe, kunyit, temulawak, kapulaga, pala, cengkeh dan masih banyak
masyarakat karena memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan dan
tanaman rempah berkembang dengan pesat saat ini. Menurut FAO (2014,
oleh, (1) pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia dan negara maju yang
1
2
dengan bahan baku utama tanaman rempah adalah CV. Agradaya Indonesia
atau yang biasa dikenal dengan nama Agradaya. Agradaya adalah suatu
dan bekerja sama atau berkolaborasi dengan petani skala kecil di Dusun
dari olahan rempah jenis biofarmaka seperti jahe, temulawak dan kunyit
dan baru berfokus pada tanaman rempah kurang lebih tiga tahun terakhir.
Powder, 3 varian Spices Blend Tea dan 1 varian Natural Drink. Daftar
varian-varian dan harga produk Agradaya dapat dilihat pada tabel 1.1.
3
atau biasa dikenal dengan nama Solar Dryer. Setelah dikeringkan rimpang
tisane atau blend tea. Tisane atau blend tea merupakan minuman teh herbal
yang tidak mengandung daun teh sama sekali, bentuk dari tisane seperti teh
tubruk. Proses pembuatan tisane atau blend tea hampir sama dengan
saringan yang ukurannya lebih besar. Bahan baku pembuatan tisane ini
rempah lain sehingga rasa yang dihasilkan tidak dominan pada satu jenis
rempah.
Indonesia, yaitu Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea maka perlu
4
seperti teknologi dan cara pengolahan untuk tiap produk akan menghasilkan
dengan sistem konsinyasi atau titip jual dan reseller, sudah terdapat 59 titik
kota yang bertujuan untuk menambah relasi dan mencari konsumen baru.
branding dari Agradaya. Salah satu usaha untuk menarik semangat para
5
konsinyasi dan reseller yang berada di Pulau Jawa dan Bali adalah dengan
pemberdayaan pertanian desa dan juga menjaga alam. Selain itu, untuk
merawat konsumen baru maupun lama, toko konsinyasi dan reseller serta
dapat terlihat dari volume penjualan produk Agradaya dari bulan Januari-
tabel 1.2.
6
konten Instagram yang belum sesuai target pada hal dari konten instagram
reseller di Agradaya belum dilakukan secara optimal, pada hal jika skema
ini dapat berjalan secara optimal maka akan memacu semangat reseller-
berjalan secara rutin. Selain itu yang menjadi kelemahan dari pemasaran
dapat dijangkau oleh semua orang, seperti supermarket, hotel, restoran dan
coffee shop.
berasal dari bahan baku organik dan dikemas secara hiegenis, mempunyai
rumah produksi, kebun dan petani mitra yang dapat dikunjungi, terdapat 59
titik toko sehat online dan offline yang beker jasama dengan Agradaya,
B. Rumusan Masalah
Apakah nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan produk rempah tisane
Blue Ginger lebih besar dari produk rempah tisane varian Royal Tea dan
C. Tujuan Penelitian
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
kegiatan pemasaran.
9
strategi pemasaran.
tepat.
E. Tinjauan Pustaka
1. Nilai Tambah
produksi yang tertera pada tabel 1.3 (Hayami et.al, 1987 dalam Jati,
2006).
1
Nilai tambah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu nilai tambah untuk
produksi, jumlah bahan baku dan tenaga kerja, serta faktor pasar yang
meliputi harga output, harga bahan baku, upah tenaga kerja dan harga
bahan baku lain selain bahan bakar dan tenaga kerja (Sudiyono, 2004
output yang dihasilkan dari satu satuan input, faktor koefisien yang
mengolah satu satuan input dan nilai produk yang menunjukkan nilai
2. Pemasaran
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat
3. Bauran Pemasaran
4. Strategi Pemasaran
marketing mix yang paling efektif. Hal ini perlu juga memperhatikan
5. Manajemen Strategi
alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih
6. Lingkungan Eksternal
a. Kekuatan Ekonomi
tarik potensial berbagai strategi. Ekonomi suatu negara yang ada saat
neraca pembayaran.
d. Kekuatan Teknologi
dalam industri dan menyerahkan produk dan jasa yang ada dan
sudah kuno.
e. Kekuatan Bersaing
7. Lingkungan Internal
yaitu:
a. Produk (Product)
b. Harga (Price)
c. Tempat (Place)
2008).
d. Promosi (Promotion)
Irawan, 2008).
e. Orang (People)
f. Proses (Process)
8. Matriks EFE
2) Berilah bobot untuk setiap faktor dengan kisaran dari 0,0 (tidak
dengan 1,0.
peringkat 1, 2, 3, atau 4.
4,0 dan skor tertimbang terendah adalah 1,0. Skor total rata-rata
9. Matriks IFE
b. Tentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.
Total skor tertimbang berkisar dari rendah sebesar 1,0 hingga tinggi
sebesar 4,0 dengan skor rata-rata menjadi 2,5. Total skor tertimbang di
2
yang kuat. Jumlah faktor tidak berdampak pada kisaran skor tertimbang
total karena bobot-bobot itu selalu berjumlah 1,0. Contoh matriks IFE
didasarkan oleh dua dimensi kunci: skor total tertimbang IFE pada
merepresentasikan posisi internal yang lemah; skor dari 2,0 hingga 2,99
dianggap rata-rata dan 3,0 hingga 4,0 adalah kuat. Sama halnya, sumbu
2
y , skor total tertimbang EFE dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah;
skor 2,0 hingga 2,99 adalah sedang dan skor dari 3,0 hingga 4,0 adalah
tinggi.
strategi yang berbeda. Pertama, rumus untuk divisi yang berada di sel I,
yang berada di sel III, V atau VII dapat dikelola paling baik denga
adalah dua strategi yang umum digunakan untuk tipe-tipe divisi ini.
Ketiga, rumus umum untuk divisi-divisi yang berada di sel VI, VIII
IE.
AHP dengan inputnya dan metode ini hanya metode matematis tanpa
matriks.
ke-i dengan setiap unsur pada baris ke-j. Digunakan skala banding
2
disimbolkan dengan aij, yaitu unsur matriks pada baris ke-i dan
dengan 10% dan setiap unsur pada baris dan kolom yang sama dari
MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik.
kurang dari atau sama dengan 10% untuk memperoleh hasil yang
11. Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai lebih besar dari 10%,
G. Kerangka Pemikiran
rempahan dengan fokus tanaman rempah yang diolah adalah jahe, kunyit
Indonesia, yaitu Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea maka perlu
menghitung besaran nilai produk olahan. Semakin tinggi nilai tambah yang
dimiliki oleh suatu produk maka semakin tinggi kepuasan konsumen yang
orang, proses dan sarana fisik. Berdasarkan analiss faktor internal kemudia
eksternal dan internal kemudia dicocokan dalam matriks IE. Tujuan dari
penjualan berdasarkan juga nilai tambah yang diperoleh dari produk tisane.
Dari paparan di atas maka dapat dibuat suatu bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
3
Produk Rempah
Strategi Pemasaran
Metode AHP
Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Diduga nilai tambah produk rempah tisane varian Blue Ginger lebih besar
daripada produk rempah tisane dengan varian Royal Tea dan Indigenous
I. Pembatasan Penelitian
tambah adalah data selama satu bulan yaitu pada Bulan Desember 2019.
Produk yang dihitung nilai tambah adalah produk tisane varian Blue Ginger,
Royal Tea dan Indigenous Tea. Peniliti memilih ketiga varian produk tisane
karena produk tisane memiliki lebih dari satu bahan baku, sehingga manfaat
produk yang didapatkan lebih banyak serta produk tisane merupakan produk
lainnya (Rp/kg).
Royal Tea dan Indigenous Tea yng dihasilkan oleh CV. Agradaya
Indonesia (kg/hari).
3. Input bahan baku adalah bahan utama yang digunakan oleh CV.
Royal Tea dan Indigenous Tea). Bahan baku yang digunakan adalah
4. Input tenaga kerja adalah curahan waktu kerja yang digunakan dalam
kerja (jam/hari).
6. Harga produk output adalah nilai finansial pada produk rempah yang
7. Upah adalah biaya rata-rata dari tenaga kerja yang dihitung berdasarkan
8. Harga input bahan baku adalah biaya bahan mentah yaitu jahe yang
rempah varian Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea (Rp/kg).
9. Sumbangan input lain adalah biaya yang dikeluarkan selain bahan baku
jahe dan biaya tenaga kerja untuk mengolah satu kg bahan baku jahe.
10. Nilai produk output adalah besarnya nilai hasil produksi per kilogram
dari pengolahan satu kilogram bahan baku pada proses produksi varian
antara nilai tambah dengan nilai produk output, yaitu produk rempah
3
dengan varian Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea yang
12. Per produksi adalah satu kali proses produk rempah varian Blue Ginger,
jam.
Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea sebanyak delapan kali
14. Joint cost merupakan biaya yang digunakan bersama untuk proses
produksi (Rp/produksi).
15. Strategi adalah cara untuk mencapai sasaran jangka panjang dalam
16. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau
19. Lingkungan internal adalah suatu kondisi yang berasal dari dalam CV.
fisik).
20. Kekuatan adalah kelebihan atau keahlian yang dimiliki oleh CV.
skor.
Kekuatan:
natural tanpa pupuk kimia serta pengolahan produk yang baik dan
higienis.
4
ramah lingkungan.
Herba dari Desa ̋ dimana branding dari Agradaya dapat menarik minat
dengan skor.
Kelemahan:
ganda.
dijangkau
terpusat pada satu pasar saja yaitu pasar organik padahal Agradaya
Peluang:
4
b. Banyak orang yang sudah tertarik dan mulai menjalankan pola hidup
sehat
untuk kesehatan.
dihasilkan.
Selain tren pola hidup sehat masyarakat juga sedang gemar dengan
Ginger.
4
23. Ancaman adalah sesuatu yang berasal dari lingkungan eksternal yang
Ancaman:
Herbilogy.
Bahan baku jahe sangat tidak memiliki kestabilan harga jika saat
tidak masa panen harga beli sangat melejit naik. Ketidakstabilan ini
Desa Pule sehingga kondisi dari BUMDes Sari Bumi belum stabil
berkerja sama.
4
K. Metode Penelitian
membuat produk dengan jenis spices blend tea atau tisane dimana bahan
baku utama yang digunakan untuk pembuatan tisane adalah jahe emprit
kering kasar. Produk tisane memiliki 3 varian yaitu Blue Ginger, Royal
Tea dan Indigenous Tea. Banyaknya varian produk tisane maka perlu
Studi kasus adalah data yang diperoleh dapat dari beberapa pihak yang
diselidiki atau yang diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah
Responden dari penelitian ini adalah 4 orang, yaitu CEO (Chief Executive
Officer), manajer tim Marketing and Sales, manajer tim produksi dan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
a. Data Primer
kuesioner oleh pihak CV. Agradaya Indonesia yang terdiri dari CEO,
manajer tim Marketing and Sales, manajer tim produksi dan manajer
b. Data Sekunder
a. Wawancara
b. Kuesioner (Angket)
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
5
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
(Sugiyono, 2016).
c. Observasi
dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
tes, angket, observasi dan alat pengukur lain dalam rangka mendapatkan
tersebut harus memenuhi syarat sebagai alat yang sesuai (valid) untuk
a. Uji Validitas
alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau
minimum jika ingin dianggap valid adalah jika r = 0,3. Jadi jika butir
koefisien korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka
butir dalam instrumen dinyatakan tidak valid, jika sama dengan 0,3
b. Uji Realibilitas
tenaga kerja, keuntungan serta balas jasa yang diterima oleh pemilik
c. Pengujian Hipotesis
Diduga nilai tambah produk rempah tisane varian Blue Ginger lebih
besar daripada produk rempah tisane dengan varian Royal Tea dan
1) Formulasi Hipotesis
Keterangan:
2) Kriteria Pengujian
3) Rumus Pengujian
JKtot = ∑ Xtot2 - ∑
2 2
(∑ Xk) Xtot
JKant =
nk N
(∑ Xtot)2
– N
JKdal = JKtot – JKant
5
JKant
MKant =
m−1
MKdal = JKdal
N−m
Fhit MKant
= MKdal
Apabila hasil uji one way anova adalah Fh > Ftab, yaitu menerima Ha,
1) Formulasi Hipotesis
Ho : NTtc NTwu
NTtc NTtk
Ha : NTtc >
NTwu
2) Kriteria Pengujian
NTtc > NTwu, nilai tambah produk Blue Ginger lebih besar
NTtc > NTtk, nilai tambah produk Blue Ginger lebih besar dari
NTtc NTtk, nilai tambah produk Blue Ginger lebih kecil atau
NTtc NTtk, nilai tambah produk Blue Ginger lebih kecil atau
Keterangan :
= 5%
3) Rumusan Pengujian
1 1 1
LSD = t tabel (/2) (df) √𝑀𝑆𝐸 ( + …+ )
𝑛1 𝑛2 𝑛4
Keterangan :
df = Degree of freedom
n = Produksi
= 5%
5
a. Analisis Deskriptif
Indonesia.
2) Berilah bobot untuk setiap faktor dengan kisaran dari 0,0 (tidak
dengan 1,0.
peringkat 1, 2, 3, atau 4.
2) Tentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.
dua dimensi kunci, yaitu skor total tertimbang IFE pada sumbu X dan
IE level korporat. Pada sumbu X matriks IE, skor total tertimbang IFE
dari 2,0 hingga 2,99 dianggap rata-rata dan skor 3,0 hingga 4,0 adalah
kuat. Sama halnya, sumbu Y, skor tertimbang total EFE dari 1,0
hingga 1,99 dianggap rendah; skor 2,0 hingga 2,99 adalah sedang dan
belakang dan vertikal) paling sesuai untuk divisi ini. Kedua, divisi-
divisi yang berada di sel III, V atau VII dapat dikelola dengan paling
yang berada di sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi.
ditemukan apa tujuan dari AHP, apa saja variabel kriteria yang
6
digunakan dan apa saja alternatif yang tersedia. Berikut adalah contoh
Fokus
Tujuan
Sub Kriteria Sub Kriteria Sub Kriteria Sub Kriteria Sub Kriteria
(sangat penting, tidak sangat penting, dsb) dan juga dapat dengan
Agradaya berdiri pada tahun 2014 oleh anak muda yang memiliki visi
dan misi yang sama. Awal berdiri Agradaya masih berbentuk sebuah
oleh Andhika Mahardika dan Asri Saraswati yang kala itu tinggal di ibu
Indonesia Mengajar.
mendalami tentang kegiatan sosial, maka saat itu Andhika menemui panutan
dalam kegiatan sosial yaitu, ibu Tri Mumpuni dan pak Iskandar. Ibu Tri
Mumpuni dan pak Iskandar ini tidak lain adalah orang tua dari Asri
Saraswati. Setelah menemui pak Iskandar dan ibu Tri Mumpuni, akhirnya
Andhika dan Asri serta dua temannya meninggalkan ibu kota dan datang ke
Minggir. Pelatihan tersebut tidak berjalan baik, karena selain hama tikus
66
6
mengenai pelatihan beras organik dan lebih memilih cara budidaya padi
Setelah pelatihan beras organik yang tidak berjalan baik, Andhika dan
Asri tidak berhenti begitu saja, dicari lagi kearifan lokal di Minggir yang
pembuatan emping, pasar yang dituju dari produksi emping yang mereka
satu orang teman yang menawarkan pasar dari bisnis minyak esensial yang
Harga jual petani yang rendah, berkisar Rp. 700,00 – Rp. 2.000,00. Hal
inilah yang membuat Argadaya bertekad untuk menaikkan harga jual petani
dengan cara menambahkan nilai pada hasil panen rempah petani. Agradaya
pertanian, karena selama ini produk pertanian dijual dengan harga yang
Farming, Solar Dryer House dan Fair Trade System. Solar Dryer House,
yaitu suatu teknologi yang memiliki fungsi sama seperti oven untuk
pengeringan hasil panen. Suhu yang pada Solar Dryer House ini berkisar
saat musim hujan atau pada saat matahari tidak muncul atau mendung. Hasil
tinggi. Fair Trade System, yaitu skema kerjasama dan kemitraan bersama
petani dengan pemberian harga yang adil, layak dan transparan. Natural
6
kepada petani agar petani mampu membuat pupuk sendiri dari bahan-bahan
untuk menanam bunga telang. Hasil panen bunga telang yang dijual petani
tisane atau blend tea dilakukan di rumah produksi tersebut. Rumah produksi
produksi juga terdapat Solar Dryer. Jumlah karyawan dari CV. Agradaya
1. Visi
berkelanjutan.
2. Misi
pencipta.
D. Struktur Organisasi
pembagian pekerjaan yang sesuai dengan divisi dan job description. Hal ini
Andhika Mahardika
(Founder dan Penasehat
Perusahaan)
evaluasi tengah tahun dan akhir tahun terhadap semua kegiatan yang
kepada petani mitra, dan memberikan pelatihan dan evaluasi jika ada
mempunyai empat staff produksi, yaitu Afif Ariza, Ririn, Sutimah dan
Susi. Tugas dan tanggung jawab dari Food Production Manager, yaitu
papper pouch.
7
spices journey dan visit. Customer Relation juga mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk menjaga hubungan dengan rekan atau relasi CV.
store.
E. Personalia
1. Tenaga Kerja
jasa. Tenaga keja terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga
2. Sistem Pengupahan
8 jam dan akan diupah per minggu pada hari sabtu. Sedangkan untuk
setiap manajer dan admin akan diupah per bulan setiap tanggal 5.
7
jam kerja yang sama setiap divisinya, yaitu selama 8 jam. Hari Senin
sampai hari Jumat dimulai pada pukul 08.00 – 16.00 WIB sedangkan
Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea antara lain sebagai berikut :
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama atau bahan dasar yang dibutuhkan
baku dari produk tisane CV. Agradaya Indonesia adalah simplisia jahe
emprit atau jahe emprit yang sudah dikeringkan. Simplisia jahe emprit
2. Bahan Pendukung
digunakan untuk produk Blue Ginger, yaitu sereh, bunga telang dan
77
7
Indigenous Tea dapat berjalan dengan baik apabila semua faktor dapat
adalah kesediaan alat dan mesin. CV. Agradaya Indonesia dalam proses
dan kapulaga.
kering produk teh seperti bunga telang, daun salam, daun cengkeh,
C. Proses Produksi
simplisia kering yang diperoleh dari petani mitra juga terdapat bahan –
bahan basah seperti bunga telang, sereh, daun salam, daun cengkeh,
kapulaga dan pala. Bahan – bahan basah ini akan dikeringkan di rumah
menggunakan rumah surya atau solar dryer dapat dilihat pada gambar
3.2.
surya atau solar sryer (bunga telang, sereh, daun salam, daun cengkeh,
dengan suhu 70̊ C. Proses sterilisasi dapat dilihat pada gambar 3.3.
8
seperti pala, kapulaga, daun cengkeh, daun salam dan bunga telang
3.5.
8
Indigenous Tea
dari Blue Ginger adalah jahe emprit, sereh, pala dan bunga telang.
gambar 3.6.
diseduh akan berwarna merah. Komposisi dari Royal Tea adalah jahe
3.7.
pouch. Netto atau berat produk tisane adalah 50gr. Setelah ditimbang
lalu produk tisane yang sudah di papper pouch akan direkat atau
pouch agar isi tisane tidak terkena angin sehingga aman untuk
dikonsumsi. Proses Sealer papper pouch dapat dilihat pada gambar 3.9.
varian, yaitu Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea. Produk tisane
dikemas menggunakan papper pouch dan bentuk produk tisane berupa teh
tubruk. Gambar produk tisane Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea
1. Nilai Tambah
jahe emprit menjadi beberapa produk tisane atau teh rempah, yaitu Blue
Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea. Unsur utama dari perhitungan
nilai tambah adalah bahan baku, output / produk yang dihasilkan, input
tenaga kerja dan sumbangan input lain. Perhitungan nilai tambah pada
2019.
atau teh rempah, yaitu sebanyak 52,91 kilogram jahe emprit kering
atau teh rempah. Harga bahan baku jahe emprit kering yang
86
87
Tabel 4.1 Kebutuhan Jahe Emprit Kering Kasar untuk Produk Blue
Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea
Jahe Emprit Kering Kasar
No. Blue Ginger Royal Tea Indigenous Tea
(Kg) (Kg) (Kg)
1. 2,3 2,8 1
2. 2,8 3,9 1,6
3. 1,7 3,2 1,4
4. 2 2,3 1,8
5. 2,3 3,5 1,6
6. 3,1 3,1 1,4
7. 2,3 1,5 1
8. 1,7 3,2 1,4
18,2 23,5 11,2
Sumber : CV. Agradaya Indonesia
emprit kering kasar per periode Desember 2019 adalah Blue Ginger
b. Output / Produk
adalah produk tisane, yaitu Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous
Tea. Rata – rata jumlah output yang dihasilkan dalam satu periode
yaitu sereh, pala dan bunga telang. Produk tisane varian Royal Tea
bahan baku pendukung untuk setiap varian tisane dapat dilihat pada
tabel 4.2.
atau teh rempah adalah tenaga kerja langsung atau tenaga kerja
kerja yang terlibat dalam proses produksi adalah tenaga kerja yang
mengolah jahe emprit kering kasar menjadi tisane atau teh rempah
jam kerja. Perhitungan lebih rinci terkait tenaga kerja dapat dilihat
jam/hari dengan upah sebesar Rp. 4.622, untuk varian Royal Tea
0,61 jam/hari dengan upah sebesar Rp. 2.639. Produksi ketiga dan
0,87 jam/hari dengan upah sebesar Rp. 3.728, varian Royal Tea
waktu sebesar 1,02 jam/hari dengan upah sebesar Rp. 4.385, varian
waktu 1,33 jam/hari dengan upah sebesar Rp. 5.694 dan varian
upah sebesar Rp. 2.480. Produksi ketujuh untuk varian Blue Ginger
jam/hari dengan upah sebesar Rp. 4.576 dan varian Indigenous Tea
e. Penyusutan Alat
alat dihitung dari selisih harga pembelian dan nilai sisa lalu dibagi
penyusutan alat dapat dilihat pada lampiran 4, 5, 10, 11, 12 dan 13.
tisane atau teh rempah dalam satu periode dapat dilihat pada tabel
4.4.
9
tabel 4.4 dapat diketahui nilai atau biaya penyusutan setiap varian
9
sebesar Rp. 5.360 dan untuk varian Indigenous Tea biaya yang
varian Royal Tea biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 5.429 dan
alat yang dikeluarkan untuk varian Blue Ginger adalah sebesar Rp.
3.119, varian Royal Tea sebesar Rp. 5.839 dan varian Indigenous
untuk varian Royal Tea adalah sebesar Rp. 4.415 dan varian
adalah sebesar Rp. 3.492, varian Royal Tea adalah sebesar Rp.
5.517 dan varian Indigenous Tea adalah sebesar Rp. 2.492. Pada
varian Blue Ginger adalah sebesar Rp. 4.664, varian Royal Tea
adalah sebesar Rp. 4.763 dan varian Indigenous Tea adalah sebesar
varian Royal Tea adalah sebesar Rp. 3.828 dan varian Indigenous
Tea adalah sebesar Rp. 2.223. Total biaya penyusutan alat yang
sebesar Rp. 31.742, varian Royal Tea adalah sebesar Rp. 40.900
f. Biaya Listrik
sebesar Rp. 3.034, varian Royal Tea sebesar Rp. 3.728 dan varian
varian Blue Ginger sebesar Rp. 2.689, varian Royal Tea sebesar
Rp. 3.776 dan varian Indigenous Tea sebesar Rp. 1.535. Pada
9
Rp. 2.169, varian Royal Tea sebesar Rp. 4.062 dan varian
untuk varian Blue Ginger sebesar Rp. 2.551, varian Royal Tea
sebesar Rp. 3.071 dan varian Indigenous Tea sebesar Rp. 2.378.
2.429, varian Royal Tea sebesar Rp. 3.837 dan varian Indigenous
Tea sebesar Rp. 1.734. Pada produksi keenam untuk varian Blue
Ginger sebesar Rp. 3.244, varian Royal Tea sebesar Rp. 3.313 dan
untuk varian Blue Ginger sebesar Rp. 3.792, varian Royal Tea
sebesar Rp. 2.662 dan Indigenous Tea sebesar Rp. 1.546. Total
biaya listrik yang dikeluarkan dalam satu periode untuk varian Blue
Ginger adalah sebesar Rp. 22.077, varian Royal Tea adalah sebesar
Rp. 28.511 dan varian Indigenous Tea adalah sebesar Rp. 13.411.
biaya pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan yang dimiliki
lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak
bumi dan bangunan (PBB) untuk satu periode dapat dilihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Produk Tisane
atau Teh Rempah dalam Satu Periode
Varian Produksi ke- Biaya PBB (Rp)
1 2.276
2 2.017
3 1.627
4 1.913
Blue Ginger 5 1.822
6 2.433
7 2.844
8 1.627
Total 16.559
1 2.796
2 2.832
3 3.046
4 2.303
Royal Tea 5 2.878
6 2.485
7 1.997
8 3.046
Total 21.383
1 928
2 1.151
3 1.327
4 1.784
Indigenous Tea 5 1.300
6 1.082
7 1.160
8 1.327
Total 10.059
Pada produksi pertama biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) yang
varian Royal Tea sebesar Rp. 2.796 dan varian Indigenous Tea
9
sebesar Rp. 928. Pada produksi kedua untuk varian Blue Ginger
sebesar Rp. 2.017, varian Royal Tea sebesar Rp. 2.832 dan varian
Royal Tea sebesar Rp. 3.046 dan varian Indigenous Tea adalah
Ginger sebesar Rp. 1.913, varian Royal Tea sebesar Rp. 2.303 dan
1.822, varian Royal Tea sebesar Rp. 2.878 dan varian Indigenous
Tea sebesar Rp. 1.300. Pada produksi keenam untuk varian Blue
Ginger sebesar Rp. 2.433, varian Royal Tea sebesar Rp. 2.485 dan
untuk varian Blue Ginger sebesar Rp. 2.844, varian Royal Tea
sebesar Rp. 1.997 dan Indigenous Tea sebesar Rp. 1.160. Total
periode untuk varian Blue Ginger adalah sebesar Rp. 16.559, varian
Royal Tea adalah sebesar Rp. 21.383 dan varian Indigenous Tea
varian Blue Ginger adalah Rp. 26.306, varian Royal Tea adalah Rp.
varian Blue Ginger sebesar Rp. 25.205, varian Royal Tea sebesar
Rp. 25.479 dan varian Indigenous Tea sebesar Rp. 50.923. Pada
Royal Tea sebesar Rp. 26.389 dan varian Indigenous Tea sebesar
varian Royal Tea sebesar Rp. 23.231 dan varian Indigenous Tea
Royal Tea sebesar Rp. 25.674 dan varian Indigenous Tea sebesar
varian Royal Tea sebesar Rp. 24.003 dan varian Indigenous Tea
28.720, varian Royal Tea sebesar Rp. 21.929 dan varian Indigenous
Tea sebesar Rp. 50.959. Total biaya sumbangan input lain yang
Rp. 203.442, varian Royal Tea sebesar Rp. 198.420 dan varian
tambah Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea dapat dilihat
Ginger dapat dilihat pada tabel 4.8, varian Royal Tea dapat dilihat
pada tabel 4.9 dan varian Indigenous Tea dapat dilihat pada tabel
4.10.
103
artinya dari pengolahan satu kilogram jahe empit kering kasar akan
kilogram. Pada produksi kedua yaitu sebesar 1,79 yang artinya dari
Blue Ginger.
sebesar Rp. 612.500. Nilai output dari produksi kelima dan ketujuh
67,95%.
108
kilogram. Pada produksi kedua yaitu sebesar 1,28 yang artinya dari
kilogram.
11
kerja dengan input. Koefisien tenaga kerja untuk varian Royal Tea
curahan 2,3 kg jahe emprit kering kasar menjadi produk Royal Tea.
tenaga kerja sebesar Rp. 25.870 dengan rasio sebesar 22,88% dan
kilogram. Pada produksi kedua dan kelima yaitu sebesar 2,19 yang
yaitu sebesar 2,22 yang artinya dari pengolahan satu kilogram jahe
sebesar Rp. 540.00. Nilai output dari produksi kedua dan kelima
keenam dan kedelapan yaitu sebesar Rp. 578.571. Nilai output dari
sebesar 78,74%.
11
a. Faktor Ekonomi
jahe emprit yang masih fluktuatif atau tidak stabil membuat CV.
besar bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yaitu jahe
emprit.
yang mana dua bahan baku ini adalah komposisi dari produk tisane
Blue Ginger.
sama dengan salah satu badan non profit, yaitu Kompak. Jika
d. Faktor Teknologi
e. Faktor Pesaing
a. Product (Produk)
blend tea (blue ginger, royal tea dan indigenous tea) dan spices
produk tetap aman dari udara selain itu papper pouch juga
b. Price (Harga)
meliputi biaya bahan baku, biaya listrik, biaya kemasan, biaya upah
c. Place (Tempat)
d. Promotion (Promosi)
e. People (Orang)
f. Process (Proses)
admin lalu dikemas oleh tim kemas untuk mengemas produk yang
dipesan setelah itu akan dilanjutkan oleh tim yang akan mengirim
matriks EFE dapat dilihat pada lampiran 20, 22 dan 24. Matriks
tabel 4.11.
12
Total skor untuk peluang adalah sebesar 2,301 dan total skor untuk
skor sebesar 0,448. Variabel yang memiliki total skor tertinggi pada
alternatif strategi. Perhitungan bobot, rating dan total skor matriks IFE
dapat dilihat pada lampiran 21, 23 dan 25. Matriks evaluasi faktor
IFE (Internal Factor Evaluation), yaitu sebesar 2,949 dimana jika total
Indonesia dapat dikatakan kuat. Total skor untuk kekuatan yaitu sebesar
12
yang baik dan cepat kepada konsumen dan memiliki branding yang
variabel yang memiliki total skor tertinggi sebesar 0,082 yaitu produk
oleh dua dimensi kunci, yaitu total skor EFE pada sumbu x dan total
skor IFE pada sumbu y (David dan David, 2017). Matriks IE digunakan
(Analytic Hierarchy Process). Pada sumbu x matriks IE, total skor IFE
sumbu y matriks IE, total skor EFE yaitu sebesar 2,878 yang
I II III
Tinggi
(Tumbuh dan Membangun) (Menjaga dan Mempertahankan)
(Tumbuh dan Membangun)
3,0
IV V VI
2,878 Sedang
(Tumbuh (Menjaga dan (Panen atau Divestasi)
dan Mempertahankan)
Total Skor EFE 2,0 VII VIII XI
1,0
maka CV. Agradaya Indonesia berada pada sel V. Posisi atau bidang
Strategi terbaik yang masuk dalam posisi atau bidang usaha sel V
matriks IE. Tujuan yang diambil berdasarkan tujuan dari CV. Agradaya
Membantu kosumen mendapatkan produk rempah yang berkualitas untuk menjaga kondisi tubuh. Memberikan edukasi kepada konsumen dalam penggunaan produk rempah.
Variasi Berat Produk Distribusi Media Sosial Motivasi Kerja Pelayanan Admin Kebun
Kemasan Geografis Informasi Lokasi Workshop Pengetahuan Rempah Pemesanan Produk Solar Dryer
Indonesia mempunyai nilai sebesar 0,00 yaitu lebih kecil dari 0,1
13
CV. Agradaya Indonesia mempunyai nilai 0,06 yaitu lebih kecil dari
Produk Rempah
kedua yaitu orang dengan bobot sebesar 0,194. Prioritas ketiga yaitu
yaitu lebih kecil dari 0,1 atau 10% yang artinya responden saat
Hasil prioritas, bobot dan inconsistency ratio dari sub kriteria bauran
sebesar 0,328 dan prioritas ketiga yaitu variasi dengan bobot sebesar
0,103. Pada sub kriteria harga yang menjadi prioritas pertama yaitu
jenis bahan baku dengan bobot sebesar 0,598 prioritas kedua yaitu
geografis dengan bobot sebesar 0,275 dan prioritas ketiga yaitu berat
produk dengan bobot sebesar 0,127. Pada sub kriteria promosi yang
dan prioritas ketiga yaitu pameran dengan bobot sebesar 0,162. Pada
dan prioritas ketiga yaitu motivasi kerja dengan bobot sebesar 0,237.
Pada sub kriteria sarana fisik yang menjadi prioritas pertama yaitu
solar dryer dengan bobot sebesar 0,272 dan prioritas ketiga yaitu
kebun dengan bobot sebesar 0,071. Pada sub kriteria proses yang
Pada sub kriteria produk memiliki nilai inconsistency ratio 0,04. Sub
dan benar.
Produk Rempah
Hasil prioritas, bobot dan inconsistency ratio dari sub kriteria bauran
sebesar 0,240 dan prioritas ketiga yaitu varian dengan bobot sebesar
0,075. Pada sub kriteria harga yang menjadi priotitas pertama yaitu
jenis bahan baku dengan bobot sebesar 0,599 prioritas kedua yaitu
geografis dengan bobot sebesar 0,220 dan prioritas ketiga yaitu berat
produk dengan bobot sebesar 0,182. Pada sub kriteria promosi yang
0,539 prioritas kedua yaitu media sosial dengan bobot sebesar 0,353
distribusi dengan bobot sebesar 0,305. Pada sub kriteria orang yang
adalah motivasi kerja dengan bobot sebesar 0,138. Pada sub kriteria
dengan bobot sebesar 0,497 prioritas kedua yaitu solar dryer dengan
bobot sebesar 0,423 dan prioritas ketiga yaitu kebun dengan bobot
13
sebesar 0,80. Pada sub kriteria proses yang menjadi prioritas pertama
0,098.
Pada sub kriteria produk memiliki nilai inconsistency ratio 0,04. Sub
dan proses memiliki inconsistency ratio 0,09. Sub kriteria tempat dan
dan benar.
Indonesia
adalah penetrasi pasar dengan bobot sebesar 0,843 dan sub kriteria
14
alternatif strategi yang sama atau seimbang dengan bobot 0,500 sub
prioritas adalah penetrasi pasar dengan bobot 0,862 dan sub kriteria
dihasilkan memiliki nilai yang sama sebesar 0,00 yaitu lebih kecil
dari 0,1 atau 10% yang artinya responden saat mengisi kuesioner
B. Pengujian Hipotesis
Diduga nilai tambah produk rempah tisane varian Blue Ginger lebih
besar dari produk tisane dengan varian Royal Tea dan Indigenous Tea di
Uji one way anova bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai
a. Formulasi Hipotesis
b. Kriteria Pengujian
c. Hasil Pengujian
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui hasil uji one way anova
nilai tambah. Diperoleh nilai Sig sebesar 0,000 dimana jika nilai
bahwa nilai Sig (0,000) < α (0,05). Sehingga dapat diketahui bahwa
tisane varian Blue Ginger, Royal Tea dan Indigenous Tea kemudian
produk tisane. Hasil uji LSD dapat dilihat pada tabel 4.20 sebagai
berikut:
Indonesia menunjukkan bahwa NTtc > NTwu dan NTtc > NTtk
yang artinya nilai tambah produk tisane dengan varian Blue Ginger
Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena adanya input
berupa proses pengubahan bentuk (form utility), pemindahan tempat (place utility)
maupun proses penyimpanan (time utility). Analisis nilai tambah dihitung untuk
mengetahui pertambahan bahan baku menjadi produk jadi (Hayami et.al, 1987
dalam Jati, 2006). Pengolahan jahe emprit kering kasar menjadi produk tisane
pada CV. Agradaya Indonesia dapat memberikan nilai tambah yang diuji
tisane dari tiga varian mempunyai nilai tambah yang berbeda karena setiap
kilogram jahe emprit kering kasar yang diolah menjadi produk tisane dilihat dari
biaya bahan baku, biaya sumbangan input lain dan biaya tenaga kerja.
Hasil rata-rata nilai tambah untuk produk tisane varian Blue Ginger adalah
sebesar Rp 224.589 dan rasio nilai tambah varian Blue Ginger sebesar 36,51%.
Varian Royal Tea mempunyai rata–rata nilai tambah sebesar Rp 90.467,88 dan
rasio nilai tambah varian Royal Tea sebesar 18,80%. Varian Indigenous Tea
mempunyai rata–rata nilai tambah sebesar Rp 158.094,75 dan rasio nilai tambah
varian Indigenous Tea sebesar 27,42%. Berdasarkan hasil analisis nilai tambah
menggunakan metode Hayami produk tisane yang memiliki nilai tambah terbesar
adalah varian Blue Ginger dibandingkan varian Royal Tea dan Indigenous Tea.
Hal ini dikarenakan varian Blue Ginger menggunakan bahan baku jahe emprit
kering kasar tidak sebanyak varian Royal Tea dan bahan penolong yang
145
14
digunakan varian Blue Ginger sebanyak 3 item yaitu sereh, pala dan bunga telang
memiliki biaya yang lebih rendah dibanding varian Indigenous Tea. Produk tisane
varian Blue Ginger juga merupakan produk dengan tingkat penjualan yang tinggi
hal ini dapat dilihat pada volume penjualan tabel 1.2 dimana dalam satu periode
bulan Desember 2019 produk tisane varian Blue Ginger dapat terjual sebanyak
188 kemasan. Penjualan produk tisane varian Blue Ginger tersebut dapat
dikatakan lebih banyak dari varian Royal Tea dan Indigenous Tea. Selain itu,
produk tisane varian Blue Ginger mempunyai manfaat berupa relaksasi tubuh,
Pendapatan tenaga kerja adalah besarnya imbalan yang diterima oleh tenaga
kerja untuk setiap produk tisane yang dihasilkan. Hasil rata-rata pendapatan
tenaga kerja yang diperoleh untuk varian Blue Ginger adalah sebesar Rp.
kerja yang diperoleh untuk varian Royal Tea adalah sebesar Rp. 45.559,38 dan
diperoleh untuk varian Indigenous Tea adalah sebesar Rp. 22.499,88 dan
perusahaan adalah sebesar Rp. 183.990,88/kg yang berarti bahwa 81,7% dari
tisane varian Royal Tea yang berhasil diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp.
44.908,3/kg yang berarti bahwa 47,50% dari harga jual merupakan keuntungan
yang diterima perusahaan. Keuntungan produk tisane varian Indigenous Tea yang
14
berhasil diperoleh adalah sebesar Rp. 135.595,25/kg yang berarti bahwa 85,59%
dari harga jual merupakan keuntungan yang diterima perusahaan. Keuntungan ini
merupakan nilai tambah bersih karena sudah dikurangi dengan imbalan tenaga
untuk produk tisane varian Blue Ginger dan Indigenous Tea diperoleh presentase
di atas 50% yang artinya CV. Agradaya Indonesia lebih berperan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan teori Soeharjo (1991
dalam Hasanah, dkk 2015) yang menyebutkan bahwa apabila tingkat keuntungan
yang diperoleh (dalam persen) tinggi maka perusahaan tersebut lebih berperan
keuntungan yang di dapat dibawah 50%. Hal ini dikarenakan bahwa pengolahan
bahan baku utama untuk varian Royal Tea lebih banyak menggunakan jasa tenaga
kerja.
Hasil analisis juga didukung dari hasil pengujian hipotesis yang menduga
apabila produk tisane varian Blue Ginger memiliki nilai tambah yang lebih besar
dari varian Royal Tea dan Indigenous Tea di CV. Agradaya Indonesia.
Berdasarkan hasil uji One Way Anova dapat diketahui nilai Sig sebesaar 0,000
lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang
artinya terdapat perbedaan nilai tambah produk tisane dari varian Blue Ginger,
Royal Tea dan Indigenous Tea. Selanjutnya untuk mengetahui besar perbedaan
nilai tambah dilakukan uji LSD (Least Significant Difference). Berdasarkan hasil
uji LSD diperoleh selisih nilai tambah produk tisane varian Blue Ginger dengan
14
Royal Tea dan Indigenous Tea menunjukkan hasil yang positif. Nilai tambah
produk tisane varian Blue Ginger (NTtc) memiliki perbedaan yang signifikan
terhadap nilai tambah produk tisane varian Royal Tea (NTwu) dengan selisih rata-
rata sebesar 134.121,12 dan produk tisane varian Indigenous Tea (NTtk) dengan
selisih rata-rata sebesar 66.494,25. Oleh karena itu, CV. Agradaya Indonesia
sebaiknya lebih memfokuskan pada produksi tisane varian Blue Ginger agar
yang dapat disarankan untuk CV. Agradaya Indonesia. Tahapan pertama yaitu
matriks EFE (External Factor Evaluation) pada tabel 4.10 dapat diketahui total
skor yang diperoleh adalah sebesar 2,878 yang berarti CV. Agradaya Indonesia
merespon dengan baik kesempatan dan ancaman yang ada. Terdapat 2 variabel
dan informasi untuk kegiatan pemasaran serta loyalitas konsumen tinggi dengan
skor sebesar 0,448. Hal tersebut karena konsumen sekarang lebih sering melihat
suatu informasi melalui media sosial seperti whatsapp, instagram dan marketplace
mencari konsumen baru biasanya CV. Agradaya Indonesia lakukan dengan cara
bercerita di media sosial. CV. Agradaya Indonesia juga memiliki konsumen yang
loyal, hal ini karena Agradaya dapat merespon pesanan konsumen dengan cepat
dan baik. Selain itu, konsumen yang memiliki loyalitas tinggi adalah konsumen
14
rempah serta konsumen merasa cocok dengan rasa dan khasiat produk rempah
mempunyai skor tertinggi yaitu memiliki banyak pesaing seperti Rasah Nusantara,
Herbilogy dan Herbana dengan skor sebesar 0,211. Hal ini menjadi ancaman
kolaborasi dengan salah satu selebgram terkenal di Indonesia dan dua kompetitor
menjual salah satu produk rempah dalam bentuk kapsul yang mana lebih
tabel 4.11 dapat diketahui total skor yang diperoleh adalah sebesar 2,949. Total
skor di atas 2,5 yang mengindikasikan bahwa posisi internal CV. Agradaya
Indonesia dapat dikatakan kuat. Terdapat 3 variabel pada kekuatan yang memiliki
total skor tertinggi sebesar 0,377 yaitu memiliki produk yang berkualitas tinggi,
pelayanan yang baik dan cepat kepada konsumen serta memiliki branding yang
yang berkualitas tinggi karena bahan baku yang datang dari petani akan dilakukan
sistem sortasi setelah itu akan distandarisasi di oven dengan suhu 70̊ C selama 15
menit dan karyawan yang ada di ruangan produksi menggunakan penutup kepala,
masker, sarung tangan, sandal khusus dan apron. Kebersihan ruangan dan alat–
yang sangat baik dan cepat karena memiliki bagian pekerjaan masing-masing,
15
seperti pembagian untuk menangani admin whatsapp dan marketplace online serta
pelayanan kepada konsumen dapat direspon secara cepat dan baik. CV. Agradaya
Indonesia juga memiliki branding yang kuat karena dua pemilik Agradaya adalah
anak kota yang hijrah ke desa dan melakukan kolaborasi dengan petani rempah
hal ini lah yang menarik perhatian konsumen untuk lebih mengenal CV. Agradaya
yaitu produk yang belum punya izin BPOM dengan skor sebesar 0,082. Produk
berakibat produk Agradaya belum bisa masuk ke pasar–pasar lain karena salah
satu syarat untuk masuk ke pasar yang lebih luas adalah produk yang mempunyai
izin BPOM.
matriks EFE (Enternal Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation).
Total skor matriks EFE berada pada sumbu x dan total skor matriks IFE berada
pada sumbu y. Hasil total skor matriks EFE adalah 2,878 dan total matriks IFE
adalah 2,949. Hasil dari kedua total skor tersebut ditarik dan berada pada kuadran
V. Strategi terbaik yang masuk dalam posisi atau bidang usaha sel V menurut
David dan David (2017), yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Strategi penetrasi pasar yaitu strategi yang digunakan untuk meningkatkan pangsa
pasar dari produk yang dihasilkan dengan cara meningkatkan usaha pemasaran.
15
penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada.
tahap ini adalah metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Proses pengambilan
keputusan dengan metode AHP menggunakan hasil analisis data dari matriks IE.
Hasil dari pemetaan matriks IE bahwa CV. Agradaya Indonesia berada pada
alternatif ini akan dianalisis berdasarkan tujuan dari CV. Agradaya Indonesia,
bauran pemasaran dan sub kriteria bauran pemasaran untuk memilih strategi yang
Berdasarkan hasil analisis AHP untuk tingkat prioritas tujuan dari CV.
menjaga kondisi tubuh. CV. Agradaya Indonesia memiliki visi untuk mewujudkan
tersebut CV. Agradaya Indonesia melakukan kerja sama dengan warga petani desa
rempah yang bernilai dan berkualitas tinggi. Nilai manfaat produk dari CV.
rempah dan herbal yang natural, berkualitas tinggi dan sustainable ke dalam
15
bentuk yang praktis sehingga konsumen dapat dengan mudah menjaga kesehatan
tubuhnya serta mendukung pemberdayaan pertanian desa dan juga menjaga alam.
menjaga kondisi tubuh dapat diketahui bahwa proses menjadi prioritas bauran
konsumen mendapatkan apa yang diinginkan (Kotler, 2009 dalam Marcelina dan
jalur, yaitu melalui admin whatsapp, admin instagram dan marketplace online.
Terdapat 3 jalur proses pelayanan konsumen yang ada di CV. Agradaya Indonesia
memudahkan konsumen ini selaras dengan tujuan dari CV. Agradaya Indonesia
kepentingan antar sub kriteria dari bauran pemasaran proses. Pada analisis AHP
dapat diketahui yang menjadi prioritas dari sub kriteria bauran pemasaran proses
merupakan sistem proses pelayanan konsumen meliputi orderan yang masuk akan
diproses oleh admin lalu dikemas oleh tim kemas untuk mengemas produk yang
dipesan setelah itu akan dilanjutkan oleh tim yang akan mengirim pesanan
15
terkait nama pemesan, nomor telepon, alamat dan produk yang dipesan. Selain itu,
pelayanan melalui admin Agradaya akan direspon secara cepat dan sopan.
yang dapat disarankan untuk CV. Agradaya Indonesia adalah strategi penetrasi
pasar. Strategi penetrasi pasar menurut David dan David (2017) adalah strategi
yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang ada di
pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Terdapat beberapa
pedoman penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif, yaitu ketika
pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu dan ketika tingkat
sekarang produk rempah sangat dicari karena adanya perubahan gaya hidup
konsumen yang ingin menjalani hidup yang lebih sehat dengan menggunakan
produk-produk dari bahan baku yang alami. Perubahan gaya hidup konsumen
Agradaya menjadi meningkat. Strategi penetrasi pasar yang dapat dilakukan oleh
manfaat produk rempah melalui media sosial dan melakukan kegiatan workshop
A. Kesimpulan
158.094,75/kg.
mempertahankan.
154
155
B. Saran
1. Produk tisane dengan varian Blue Ginger memiliki nilai tambah yang
paling besar di antara varian Royal Tea dan Indigenous Tea, oleh
Aulia, Giska Rizy. 2012. Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Usaha
Industri Tahu di Kota Medan. Progrm Studi Agribisnis. Fakultas
Pertnian. Universits Sumtera Utara. Medan.
David, Fred dan David, Forest. 2017. Manajemen Strategi. Edisi 15. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta Selatan.
Hasanah, Masyhuri dan Djuwari. 2015. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Sale
Pisang di Kabupaten Kebumen. Fakultas Pertanian. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hermawan. 2015. Daya Saing Rempah Indonesia di Pasar ASEAN Periode PRA
dan Pasca Krisis Ekonomi Global. P3DI Bidang Ekonomi dan
Kebijakan Publik. Setjen DPR RI. Jakarta Pusat.
Jati, Yodhy Purwoko. 2006. Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Kopi
Bubuk Arabika Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu
Semarang. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Marcelina dan Tantra. 2016. Pengaruh Marketing Mix (7P) terhadap Keputusan
Pembelian pada Guest House di Surabaya. Program Manajemen
Perhotelan. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Petra.
Surabaya.
Paramita dan Kristiana. 2013. Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian
Kualitatif. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Pratama, Graceta Putra. 2015. Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha Susu
Kedu di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Departemen
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Nomor : 3 /UN62.13/V1/2020
Perihal : Permohonan ijin penelitian (ski ipsi) Yogynk:mia.Q Juni 2O20
Kepada
Dalam rangka Penelitian (skripsi) bagi mahasiswa Program Studi Ag roteknologi Fnkultms
Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta :
Bersama ini kami memohonkan ijin bagi inahasiswa tersebut untuk melaksanakan penelitian
(skripsi) bulan Juni — Juli 2020 di CV. â• ¿i-ad.aya Indonesia Planden, RT 3, RW 14, Scndan
rejo. Minggir, Sleman, Yogyakarta dengan j•adul : “Analisis Nilai Tambah den sirntcgi
l*tmnsamn Produk Rempah ”
Dosen Pembimbing : 1. Dr.
2. Dr. Dwi Aulia .*uspitaningrum, MP
Demikian Permohonan kami, atas bantuan dan kerjasamanya disampaikan tcri ma knsih.
200741
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
D•mikian Surat Keterargan ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan
untuk dipergunaxan sebagaimana mestinya.
Cliie[Ex‘ciiti›'e Officer
CV. Agradaya Indonesia
Andhika Mahardika
Lampiran 1. Kuesioner Faktor Internal dan Eksternal
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan :
Diharapkan dalam pengisian kuesioner ini dapat dilakukan dengan jawaban yang
objektif dan valid, yang mana tujuan dari pengisian kuesioner ini ialah sebagai
data yang selanjutnya akan diolah untuk kebutuhan penelitian atau skripsi
Peneliti:
Yunanda Putri
135160054
PENENTUAN BOBOT
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidak konsistenan atas
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang tercantum
dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya
atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang
kuat.
Pentunjuk Khusus:
Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal adalah
sebagai berikut:
Kekuatan: Kelemahan:
4 = Sangat Penting 1 = Sangat Penting
3 = Penting 2 = Penting
2 = Cukup Penting 3 = Cukup Penting
1 = Tidak Penting 4 = Tidak Penting
Peluang: Ancaman
4 = Sangat Penting 1 = Sangat Penting
3 = Penting 2 = Penting
2 = Cukup Penting 3 = Cukup Penting
1 = Tidak Penting 4 = Tidak Penting
Lanjutan Lampiran
Peluang: Ancaman
4 = Sangat Besar 1 = Sangat Besar
3 = Besar 2 = Besar
2 = Cukup Besar 3 = Cukup Besar
1 = Tidak Besar 4 = Tidak Besar
Lanjutan Lampiran
Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Perusahaan
Faktor Internal Kriteria
Sangat Kuat Cukup Tidak
No. Kekuatan Kuat Kuat Kuat
(4) (3) (2) (1)
1. Memiliki banyak varian
produk
2. Memiliki produk yang
berkualitas tinggi
3. Harga jual yang kompetitif
4. Memiliki kemasan produk
yang ramah lingkungan
5. Terdapat 59 titik kanal
penjualan di Pulau Jawa,
Sumatera, Bali, Sulawesi
dan Kalimantan
6. Menggunakan media sosial
untuk sarana promosi
7. Pelayan yang baik dan
cepat kepada konsumen
8. Memiliki branding yang
dapat menarik perhatian
konsumen
9. Rumah produksi, kebun
dan petani mitra yang dapat
dikunjungi
Faktor Internal Kriteria
Sangat Lemah Cukup Tidak
No. Kelemahan Lemah Lemah Lemah
(1) (2) (3) (4)
1. Produk yang belum punya
izin BPOM
2. Sumber daya manusia yang
kurang
3. Kegiatan promosi
penjualan yang belum
maksimal
4. Kurang memberikan
penjelasan manfaat produk
5. Produk Agradaya belum
masuk ke pasar-pasar yang
masih dapat dijangkau
Lanjutan Lampiran
Penentuan Rating Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
Faktor Eksternal Sangat Besar Cukup Tidak
No. Peluang Besar Besar Besar
(4) (3) (2) (1)
1. Perkembangan teknologi dan
informasi untuk kegiatan
pemasaran
2. Banyak orang yang sudah
tertarik dan mulai menjalankan
pola hidup sehat
3. Loyalitas konsumen tinggi
4. Memiliki banyak supporting
partner seperti Bank Mandiri,
Astra, Inkubator Bisnis,
Ristekdikti, Kedutaan Australia,
dll
5. Tren rempah ramah lingkungan
(organik)
6. Masyarakat sekitar Agradaya
menanam bunga telang dan
akan di supply di Agradaya
untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku Blue Ginger
Faktor Eksternal Sangat Besar Cukup Tidak
No. Ancaman Besar Besar Besar
(1) (2) (3) (4)
1. Memiliki banyak pesaing,
seperti Rahsa Nusantara,
Herbana dan Herbilogy
2. Kompetitor gencar melakukan
kegiatan promosi penjualan
3. Ketidakstabilan harga bahan
baku jahe
4. Ketidakstabilan kondisi
BUMDes Sari Bumi, supplier
bahan baku jahe kering
Total
Lampiran 2. Kuesioner AHP (Analythical Hierarchy Process)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan :
Diharapkan dalam pengisian kuesioner ini dapat dilakukan dengan jawaban yang
objektif dan valid, yang mana tujuan dari pengisian kuesioner ini ialah sebagai
data yang selanjutnya akan diolah untuk kebutuhan penelitian atau skripsi
Peneliti:
Yunanda Putri
135160054
Contoh Pengisian:
1. Jika responden menganggap ̏ A ̋ sama penting dengan ̏ B
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Lanjutan Lampiran 2.
1. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif strategi
dengan alternatif strategi lain dalam hal ini terkait bauran pemasaran produk
sub faktor variasi
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Lanjutan Lampiran 2.
4. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif strategi
dengan alternatif strategi lain dalam hal ini terkait bauran pemasaran harga
sub faktor berat produk
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Lanjutan Lampiran 2.
9. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif strategi
dengan alternatif strategi lain dalam hal ini terkait bauran pemasaran
promosi sub faktor workshop
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Lanjutan Lampiran 2.
14. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif strategi
dengan alternatif strategi lain dalam hal ini terkait bauran pemasaran orang
sub faktor pelatihan dan pengembangan
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Lanjutan Lampiran 2.
19. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif strategi
dengan alternatif strategi lain dalam hal ini terkait bauran pemasaran proses
sub faktor pelayanan admin Agradaya
Nilai Perbandingan
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk
Lampiran 8. Tenaga Kerja dan Upah Bersama Pengolahan Produk Tisane Varian
Royal Tea Periode Desember 2019
Royal Tea Tenaga Kerja (Jam/hari) Upah (Rp/jam)
Produksi ke 1 46,40% x 40% x 8 = 1,49 46,40% x 40% x 34.375 = 6.408
Produksi ke 2 47,19% x 40% x 8 = 1,51 47,19% x 40% x 34.375 = 6.490
Produksi ke 3 50,76% x 40% x 8 = 1,62 50,76% x 40% x 34.375 = 6.981
Produksi ke 4 38,38% x 40% x 8 = 1,23 38,38% x 40% x 34.375 = 5.278
Produksi ke 5 47,96% x 40% x 8 = 1,53 47,96% x 40% x 34.375 = 6.596
Produksi ke 6 41,41% x 40% x 8 = 1,33 41,41% x 40% x 34.375 = 5.694
Produksi ke 7 33,27% x 40% x 8 = 1,06 33,27% x 40% x 34.375 = 4.576
Produksi ke 8 50,76% x 40% x 8 = 1,62 50,76% x 40% x 34.375 = 6.981
Lampiran 9. Tenaga Kerja dan Upah Bersama Pengolahan Produk Tisane Varian
Indigenous Tea Periode Desember 2019
Indigenous Tea Tenaga Kerja (Jam/hari) Upah (Rp/jam)
Produksi ke 1 15,37% x 40% x 8 = 0,49 15,37% x 40% x 34.375 = 2.127
Produksi ke 2 19,18% x 40% x 8 = 0,61 19,18% x 40% x 34.375 = 2.639
Produksi ke 3 22,11% x 40% x 8 = 0,71 22,11% x 40% x 34.375 = 3.041
Produksi ke 4 29,72% x 40% x 8 = 0,95 29,72% x 40% x 34.375 = 4.087
Produksi ke 5 21,66% x 40% x 8 = 0,69 21,66% x 40% x 34.375 = 2.979
Produksi ke 6 18,03% x 40% x 8 = 0,58 18,03% x 40% x 34.375 = 2.480
Produksi ke 7 19,32% x 40% x 8 = 0,62 19,32% x 40% x 34.375 = 2.658
Produksi ke 8 22,11% x 40% x 8 = 0,71 22,11% x 40% x 34.375 = 3.041
Lampiran 10. Penyusutan Peralatan pada CV. Agradaya
No. Nama Alat Jumlah Harga Beli Harga Total Umur Ekonomis Penyusutan per Penyusutan per
(Rp) (Rp) (Tahun) Tahun (Rp) Produksi (Rp)
1. Solar Dryer House / Rumah Surya 1 15.000.000 15.000.000 20 750.000 7.813
2. Food Grinder / Mesin Cacah 2 1.097.143 2.194.286 10 219.429 2.286
3. Oven Machine / Mesin Pengering 2 5.000.000 10.000.000 15 666.667 6.944
4. Ayakan 2 15.000 30.000 5 6.000 63
5. Timbangan Besar 2 1.200.000 2.400.000 10 240.000 2.500
6. Timbangan Sedang 2 304.000 608.000 5 121.600 1.267
7. Sealer 1 450.000 450.000 5 90.000 938
8. Hammer Mill / Mesin Pembubuk 2 4.500.000 9.000.000 15 600.000 6.250
9. Baskom Stainless 4 45.000 180.000 5 36.000 375
10. Gas 2 145.000 290.000 10 29.000 302
11. Sendok Stainless 4 2.000 8.000 5 1.600 17
Total 40.160.286 2.760.295 28.753
Lampiran 11. Biaya Bersama Penyusutan Peralatan Produk Tisane Varian Blue Ginger Periode Desember 2019
Biaya Penyusutan Bersama (Rp)
No. Nama Alat Produksi ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Solar 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Dryer 7.813 = 1.185 7.813 = 1.050 7.813 = 847 7.813 = 997 7.813 = 949 7.813 = 1.267 7.813 = 1.481 7.813 = 847
House
2. Food 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Grinder 2.286 = 347 2.286 = 307 2.286 = 248 2.286 = 291 2.286 = 278 2.286 = 371 2.286 = 433 2.286 = 248
3. Oven 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Machine 6.944 = 1.054 6.944 = 934 6.944 = 753 6,944 = 886 6.944 = 843 6.944 = 1.126 6.944 = 1.317 6.944 = 753
4. Ayakan 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 63 40,54% x 40% x 63 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
63 = 9 63 = 8 63 = 7 63 = 8 =8 = 10 63 = 12 63 = 7
5. Timbangan 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Besar 2.500 = 379 2.500 = 336 2.500 = 271 2.500 = 319 2.500 = 304 2.500 = 405 2.500 = 474 2.500 = 271
6. Timbangan 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Sedang 1.267 = 192 1.267 = 170 1.267 = 137 1.267 = 162 1.267 = 154 1.267 = 206 1.267 = 240 1.267 = 137
7. Sealer 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
938 = 142 938 = 126 938 = 102 938 = 120 938 = 114 938 = 152 938 = 178 938 = 102
8. Hammer 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Mill 6.250 = 948 6.250 = 840 6.250 = 678 6.250 = 797 6.250 = 759 6.250 = 1.014 6.250 = 1.185 6.250 = 678
9. Baskom 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Stainless 375 = 57 375 = 50 375 = 41 375 = 48 375 = 46 375 = 61 375 = 71 375 = 41
10. Gas 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 40,54% x 40% x 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
302 = 46 302 = 41 302 = 33 302 = 39 302 = 37 302 = 49 302 = 57 302 = 33
11. Sendok 37,92% x 40% x 33,61% x 40% x 27,11% x 40% x 31,89% x 40% x 30,36% x 40% x 17 40,54% x 40% x 17 47,39% x 40% x 27,11% x 40% x
Stainless 17 = 3 17 = 2 17 = 2 17 = 2 =2 =3 17 = 3 17 = 2
Lampiran 12. Biaya Berama Penyusutan Peralatan Produk Tisane Varian Royal
Biaya Penyusutan Bersama (Rp)
No. Nama Alat Produksi ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Solar 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Dryer 7.813 = 1.456 7.813 = 1.475 7.813 = 1.587 7.813 = 1.200 7.813 = 1.499 7.813 = 1.294 7.813 = 1.040 7.813 = 1.587
House
2. Food 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Grinder 2.286 = 426 2.286 = 431 2.286 = 464 2.286 = 351 2.286 = 438 2.286 = 379 2.286 = 304 2.286 = 464
3. Oven 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Machine 6.944 = 1.295 6.944 = 1.311 6.944 = 1.410 6,944 = 1.066 6.944 = 1.333 6.944 = 1.150 6.944 = 924 6.944 = 1.410
4. Ayakan 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 63 41,41% x 40% x 63 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
63 = 12 63 = 12 63 = 13 63 = 10 = 12 = 10 63 = 8 63 = 13
5. Timbangan 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Besar 2.500 = 466 2.500 = 472 2.500 = 508 2.500 = 384 2.500 = 480 2.500 = 414 2.500 = 333 2.500 = 508
6. Timbangan 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Sedang 1.267 = 236 1.267 = 239 1.267 = 257 1.267 = 195 1.267 = 243 1.267 = 210 1.267 = 169 1.267 = 257
7. Sealer 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
938 = 175 938 = 177 938 = 190 938 = 144 938 = 180 938 = 155 938 = 125 938 = 190
8. Hammer 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Mill 6.250 = 1.165 6.250 = 1.180 6.250 = 1.269 6.250 = 960 6.250 = 1.199 6.250 = 1.035 6.250 = 832 6.250 = 1.269
9. Baskom 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Stainless 375 = 70 375 = 71 375 = 76 375 = 58 375 = 72 375 = 62 375 = 50 375 = 76
10. Gas 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 41,41% x 40% x 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
302 = 56 302 = 57 302 = 61 302 = 46 302 = 58 302 = 50 302 = 40 302 = 61
11. Sendok 46,40% x 40% x 47,19% x 40% x 50,76% x 40% x 38,38% x 40% x 47,96% x 40% x 17 41,41% x 40% x 17 33,27% x 40% x 50,76% x 40% x
Stainless 17 = 3 17 = 3 17 = 4 17 = 3 =3 =3 17 = 2 17 = 4
Lampiran 13. Biaya Penyusutan Peralatan Produk Tisane Varian Indigenous
Biaya Penyusutan Bersama (Rp)
No. Nama Alat Produksi ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Solar 15,37% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Dryer 7.813 = 483 7.813 = 600 7.813 = 691 7.813 = 929 7.813 = 677 7.813 = 564 7.813 = 604 7.813 = 691
House
2. Food 15,37% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Grinder 2.286 = 141 2.286 = 175 2.286 = 202 2.286 = 272 2.286 = 198 2.286 = 165 2.286 = 177 2.286 = 202
3. Oven 15,37% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Machine 6.944 = 430 6.944 = 533 6.944 = 614 6,944 = 826 6.944 = 602 6.944 = 501 6.944 = 537 6.944 = 614
4. Ayakan 15,37% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 63 18,03% x 40% x 63 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
63 = 4 63 = 5 63 = 6 63 = 7 =5 =5 63 = 5 63 = 6
5. Timbangan 15,37% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Besar 2.500 = 155 2.500 = 192 2.500 = 221 2.500 = 297 2.500 = 217 2.500 = 180 2.500 = 193 2.500 = 221
6. Timbangan 15,37% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Sedang 1.267 = 78 1.267 = 97 1.267 = 112 1.267 = 151 1.267 = 110 1.267 = 91 1.267 = 98 1.267 = 112
7. Sealer 15,27% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
938 = 58 938 = 72 938 = 83 938 = 111 938 = 81 938 = 68 938 = 72 938 = 83
8. Hammer 15,27% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Mill 6.250 = 387 6.250 = 480 6.250 = 553 6.250 = 743 6.250 = 542 6.250 = 451 6.250 = 483 6.250 = 553
9. Baskom 15,27% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Stainless 375 = 23 375 = 29 375 = 33 375 = 45 375 = 33 375 = 27 375 = 29 375 = 33
10. Gas 15,27% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 18,03% x 40% x 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
302 = 19 302 = 23 302 = 27 302 = 36 302 = 26 302 = 22 302 = 23 302 = 27
11. Sendok 15,27% x 40% x 19,18% x 40% x 22,11% x 40% x 29,72% x 40% x 21,66% x 40% x 17 18,03% x 40% x 17 19,32% x 40% x 22,11% x 40% x
Stainless 17 = 1 17 = 1 17 = 2 17 = 2 =2 =1 17 = 1 17 = 2
Lampiran 14. Biaya Listrik Bersama Produk Tisane Varian Blue Ginger
Blue Ginger Biaya Listrik (Rp)
Produksi ke 1 37,92% x 40% x 20.000 = 3.034
Produksi ke 2 33,61% x 40% x 20.000 = 2.689
Produksi ke 3 27,11% x 40% x 20.000 = 2.169
Produksi ke 4 31,89% x 40% x 20.000 = 2.551
Produksi ke 5 30,36% x 40% x 20.000 = 2.429
Produksi ke 6 40,54% x 40% x 20.000 = 3.244
Produksi ke 7 47,39% x 40% x 20.000 = 3.792
Produksi ke 8 27,11% x 40% x 20.000 = 2.169
Total (Rp) 22.077
Lampiran 15. Biaya Listrik Bersama Produk Tisane Varian Royal Tea
Royal Tea Biaya Listrik (Rp)
Produksi ke 1 46,40% x 40% x 20.000 = 3.728
Produksi ke 2 47,19% x 40% x 20.000 = 3.776
Produksi ke 3 50,76% x 40% x 20.000 = 4.062
Produksi ke 4 38,38% x 40% x 20.000 = 3.071
Produksi ke 5 47,96% x 40% x 20.000 = 3.837
Produksi ke 6 41,41% x 40% x 20.000 = 3.313
Produksi ke 7 33,27% x 40% x 20.000 = 2.662
Produksi ke 8 50,76% x 40% x 20.000 = 4.062
Total (Rp) 28.511
Lampiran 16. Biaya Listrik Bersama Produk Tisane Varian Indigenous Tea
Indigenous Tea Biaya Listrik (Rp)
Produksi ke 1 15,37% x 40% x 20.000 = 1.237
Produksi ke 2 19,18% x 40% x 20.000 = 1.535
Produksi ke 3 22,11% x 40% x 20.000 = 1.769
Produksi ke 4 29,72% x 40% x 20.000 = 2.378
Produksi ke 5 21,66% x 40% x 20.000 = 1.734
Produksi ke 6 18,03% x 40% x 20.000 = 1.443
Produksi ke 7 19,32% x 40% x 20.000 = 1.546
Produksi ke 8 22,11% x 40% x 20.000 = 1.769
Total (Rp) 13.411
Lampiran 17. Biaya PBB Bersama Produk Tisane Varian Blue Ginger
Blue Ginger Biaya PBB (Rp)
Produksi ke 1 37,92% x 40% x 15.000 = 2.276
Produksi ke 2 33,61% x 40% x 15.000 = 2.017
Produksi ke 3 27,11% x 40% x 15.000 = 1.627
Produksi ke 4 31,89% x 40% x 15.000 = 1.913
Produksi ke 5 30,36% x 40% x 15.000 = 1.822
Produksi ke 6 40,54% x 40% x 15.000 = 2.433
Produksi ke 7 47,39% x 40% x 15.000 = 2.844
Produksi ke 8 27,11% x 40% x 15.000 = 1.627
Total (Rp) 16.559
Lampiran 18. Biaya PBB Bersama Produk Tisane Varian Royal Tea
Royal Tea Biaya PBB (Rp)
Produksi ke 1 46,40% x 40% x 15.000 = 2.796
Produksi ke 2 47,19% x 40% x 15.000 = 2.832
Produksi ke 3 50,76% x 40% x 15.000 = 3.046
Produksi ke 4 38,38% x 40% x 15.000 = 2.303
Produksi ke 5 47,96% x 40% x 15.000 = 2.878
Produksi ke 6 41,41% x 40% x 15.000 = 2.485
Produksi ke 7 33,27% x 40% x 15.000 = 1.997
Produksi ke 8 50,76% x 40% x 15.000 = 3.046
Total (Rp) 21.383
Lampiran 19. Biaya PBB Bersama Produk Tisane Varian Indigenous
Indigenous Tea Biaya PBB (Rp)
Produksi ke 1 15,37% x 40% x 15.000 = 1.327
Produksi ke 2 19,18% x 40% x 15.000 = 1.160
Produksi ke 3 22,11% x 40% x 15.000 = 1.082
Produksi ke 4 29,72% x 40% x 15.000 = 1.300
Produksi ke 5 21,66% x 40% x 15.000 = 1.784
Produksi ke 6 18,03% x 40% x 15.000 = 1.327
Produksi ke 7 19,32% x 40% x 15.000 = 1.151
Produksi ke 8 22,11% x 40% x 15.000 = 928
Total (Rp) 10.059
Mzñ2yb<eOsIize
Izco4siste4cy - fi.
with g nis ingjzdgmezt .
.Z12
153
Ii0onsistei9 - fl.
Ii0onsistenq= 0.
Lampiran 27 Uji Validitas Faktor Internal
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P1 P2 P3 P4 P5 Total
P1 Pearson Correlation 1 .333 .333 .870 .870 .333 .333 .333 .333 .174 .333 .174 .577 1.000 **
.741
Sig. (2-tailed) .667 .667 .130 .130 .667 .667 .667 .667 .826 .667 .826 .423 .000 .259
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P2 Pearson Correlation .333 1 1.000 **
-.174 -.174 1.000 1.000 1.000 1.000
** ** ** **
.522 1.000 **
.522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .826 .826 .000 .000 .000 .000 .478 .000 .478 .423 .667 .205
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P3 Pearson Correlation .333 1.000** 1 -.174 -.174 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .522 1.000** .522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .826 .826 .000 .000 .000 .000 .478 .000 .478 .423 .667 .205
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P4 Pearson Correlation .870 -.174 -.174 1 1.000** -.174 -.174 -.174 -.174 -.091 -.174 -.091 .302 .870 .358
Sig. (2-tailed) .130 .826 .826 .000 .826 .826 .826 .826 .909 .826 .909 .698 .130 .642
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P5 Pearson Correlation .87 -.17 -.17 1.000** 1 -.17 -.17 -.17 -.17 -.09 -.17 -.09 .30 .87 .35
Sig. (2-tailed) 0 4 4 .000 4 4 4 4 1 4 1 2 0 8
.13 .82 .82 .82 .82 .82 .82 .90 .82 .90 .69 .13 .64
0 6 6 6 6 6 6 9 6 9 8 0 2
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P6 Pearson Correlation .333 1.000** 1.000** -.174 -.174 1 1.000** 1.000** 1.000** .522 1.000** .522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .000 .826 .826 .000 .000 .000 .478 .000 .478 .423 .667 .205
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P7 Pearson Correlation .333 1.000** 1.000** -.174 -.174 1.000** 1 1.000** 1.000** .522 1.000** .522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .000 .826 .826 .000 .000 .000 .478 .000 .478 .423 .667 .205
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P8 Pearson Correlation .333 1.000** 1.000** -.174 -.174 1.000** 1.000** 1 1.000** .522 1.000** .522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .000 .826 .826 .000 .000 .000 .478 .000 .478 .423 .667 .205
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P9 Pearson Correlation .333 1.000 1.000
** **
-.174 -.174 1.000 1.000 1.000
** ** **
1 .522 1.000**
.522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .000 .826 .826 .000 .000 .000 .478 .000 .478 .423 .667 .205
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P1 Pearson Correlation .174 .522 .522 -.091 -.091 .522 .522 .522 .522 1 .522 1.000** .905 .174 .702
Sig. (2-tailed) .826 .478 .478 .909 .909 .478 .478 .478 .478 .478 .000 .095 .826 .298
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P2 Pearson Correlation .333 1.000 **
1.000**
-.174 -.174 1.000**
1.000**
1.000**
1.000**
.522 1 .522 .577 .333 .795
Sig. (2-tailed) .667 .000 .000 .82 .826 .000 .000 .000 .000 .478 .478 .423 .667 .205
6
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P3 Pearson Correlation .174 .522 .522 -.091 -.091 .522 .522 .522 .522 1.000 **
.522 1 .905 .174 .702
Sig. (2-tailed) .826 .478 .478 .909 .909 .478 .478 .478 .478 .000 .478 .095 .826 .298
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P4 Pearson Correlation .577 .577 .577 .302 .302 .577 .577 .577 .577 .905 .577 .905 1 .577 .903
Sig. (2-tailed) .423 .423 .423 .698 .698 .423 .423 .423 .423 .095 .423 .095 .423 .097
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P5 Pearson Correlation 1.000 **
.333 .333 .870 .870 .333 .333 .333 .333 .174 .333 .174 .577 1 .741
Sig. (2-tailed) .000 .667 .667 .130 .130 .667 .667 .667 .667 .826 .667 .826 .423 .259
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Tot Pearson Correlation .741 .795 .795 .358 .358 .795 .795 .795 .795 .702 .795 .702 .903 .741 1
al Sig. (2-tailed)
.259 .205 .205 .642 .642 .205 .205 .205 .205 .298 .205 .298 .097 .259
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Lampiran 28 Uji Validitas Faktor Eksternal
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 Total
P1 Pearson Correlation 1 .577 .000 .302 .000 .000 .577 -.577 1.000**
1.000**
.523
Sig. (2-tailed) .423 1.000 .698 1.000 1.000 .423 .423 .000 .000 .477
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P2 Pearson Correlation .577 1 .577 .870 .577 .577 1.000**
.333 .577 .577 .906
Sig. (2-tailed) .423 .423 .130 .423 .423 .000 .667 .423 .423 .094
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P3 Pearson Correlation .000 .577 1 .905 1.000** 1.000** .577 .577 .000 .000 .822
Sig. (2-tailed) 1.000 .423 .095 .000 .000 .423 .423 1.000 1.000 .178
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P4 Pearson Correlation .302 .870 .905 1 .905 .905 .870 .522 .302 .302 .969*
Sig. (2-tailed) .698 .130 .095 .095 .095 .130 .478 .698 .698 .031
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P5 Pearson Correlation .00 .57 1.000**
.90 1 1.000** .57 .57 .00 .00 .82
Sig. (2-tailed) 0 7 .000 5 .000 7 7 0 0 2
1.000 .42 .09 .42 .42 1.00 1.00 .17
3 5 3 3 0 0 8
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P6 Pearson Correlation .000 .577 1.000** .905 1.000** 1 .577 .577 .000 .000 .822
Sig. (2-tailed) 1.000 .423 .000 .095 .000 .423 .423 1.000 1.000 .178
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P1 Pearson Correlation .577 1.000**
.577 .870 .577 .577 1 .333 .577 .577 .906
Sig. (2-tailed) .423 .000 .423 .130 .423 .423 .667 .423 .423 .094
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P2 Pearson Correlation -.577 .333 .577 .522 .577 .577 .333 1 -.577 -.577 .302
Sig. (2-tailed) .423 .667 .423 .478 .423 .423 .667 .423 .423 .698
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P3 Pearson Correlation 1.000** .577 .000 .302 .000 .000 .577 -.577 1 1.000** .523
Sig. (2-tailed) .000 .423 1.000 .698 1.000 1.000 .423 .423 .000 .477
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P4 Pearson Correlation 1.000 **
.577 .000 .302 .000 .000 .577 -.577 1.000**
1 .523
Sig. (2-tailed) .000 .423 1.000 .698 1.000 1.000 .423 .423 .000 .477
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Total Pearson Correlation .523 .90 .82 .969 *
.82 .82 .906 .302 .52 .523 1
Sig. (2-tailed) .477 6 2 .03 2 2 .094 .698 3 .477
.09 .17 1 .17 .17 .47
4 8 8 8 7
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 29. Uji Reabilitas Faktor Internal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.895 14
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item- Total Alpha if
Item Deleted if Item Correlation Item Deleted
Deleted
P1 34.00 32.667 .700 .884
P2 33.50 32.333 .762 .882
P3 34.50 32.333 .762 .882
P4 34.50 33.667 .210 .912
P5 34.50 33.667 .210 .912
P6 33.50 32.333 .762 .882
P7 33.50 32.333 .762 .882
P8 33.50 32.333 .762 .882
P9 34.50 32.333 .762 .882
P1 35.50 29.667 .607 .889
P2 35.50 32.333 .762 .882
P3 35.50 29.667 .607 .889
P4 35.75 30.917 .883 .876
P5 36.00 32.667 .700 .884
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 23.50 16.333 .429 .895
P2 24.25 14.917 .906 .867
P3 23.50 15.000 .745 .875
P4 23.75 11.583 .946 .858
P5 23.50 15.000 .745 .875
P6 24.50 15.000 .745 .875
P1 24.25 14.917 .906 .867
P2 24.75 17.583 .199 .906
P3 25.50 16.333 .429 .895
P4 25.50 16.333 .429 .895