TESIS
Yogyakarta , 2017
Telah disetujui oleh :
i
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Analisis Strategi Pemasaran Buah
Naga Putih Pada CV Sabisa Farm Di Sleman Yogyakarta adalah benar karya saya dengan
arahan dari Dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Universitas
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rembang pada tanggal 8 Juni 1993. Penulis adalah anak pertama
dari dua bersaudara, pasangan Bapak Ladiman dan Ibu Alfiah. Penulis menyelesaikan
pendidikan dasar di SDN Plawangan 1 Rembang pada tahun 2005, kemudian melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Lasem dan selesai pada tahun 2008. Setelah
itu, pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan di SMA Darul Ulum 1 Jombang pada
tahun 2011.
pendidikan Program Studi Sarjana Agribisnis di Institut Pertanian Bogor dan diselesaikan
Nasional Yogyakarta.
iii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................11
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................................... 11
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................................. 12
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
struktur pembangunan yang banyak bertumpu pada sektor pertanian. Selama ini,
pangan, bahan baku industri, penyerap tenaga kerja, dan sumber devisa negara.
meningkat sebesar 5,78 persen dibandingkan tahun 2012, sektor pertanian juga
persen terhadap PDB Indonesia dan menduduki peringkat kedua setelah sektor
industri pengolahan (BPS 2014). Selain itu, sektor pertanian juga masih menjadi
sebesar 33.99 persen dari total penyerapan tenaga kerja seluruh sektor (BPS
2014). Hal ini menunjukkan masih tingginya peran sektor pertanian dalam
Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan
dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi. Selain itu, sektor pertanian
1
sebagai salah satu sektor penting dan mempunyai potensi besar untuk berperan
sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional. Hal ini terbukti bahwa sektor
Produk Domestik Bruto (PDB) hortikultura nasional. Pada tahun 2012, PDB
hortikultura.
2
dengan adanya peningkatan luas areal tanam. Walaupun mengalami
penurunan produksi dan luas areal tanam pada tahun 2010, namun
rata pertahun sebesar 0,31 % dari tahun 2009-2013. dibandingkan pada tahun-
tahun sebelumnya yang hanya sebesar 22.62 ton/ha pada tahun 2007.
3
dengan peningkatan penduduk di Indonesia pada kurun waktu 2000-2015
Indonesia yang sekitar 220 juta jiwa, berarti penyediaan bahan pangan termasuk
minimal kebutuhan gizi yang masih belum terpenuhi, nilai pemenuhan gizi
sumber energi dari kelompok pangan biji-bijian dan gula sudah cukup baik, yaitu
hampir 100 persen. Sedangkan untuk konsumsi kelompok sayuran dan buah-
4
pada tahun 2011 baru mencapai 34.55 kg/kapita/tahun (Direktorat Jenderal
kg/kapita/tahun atau sekitar 135 persen dari rekomendasi FAO. Berdasarkan tabel
konsumsi dalam negeri masih memiliki potensi. Hingga saat ini, untuk mencukupi
permintaan buah dalam negeri, Indonesia masih harus impor buah dari berbagai
negara lainnya baik Australia, Amerika, Thailand, Taiwan dan negara lainnya.
diperlukan peningkatan efisiensi dalam upaya peningkatan daya saing. Di sisi lain,
antisipasi terhadap kontinuitas pasokan produk baik dalam jumlah maupun mutu
unsur prioritas untuk dapat bersaing di pasar dunia (Irawan et al., 2001, dalam
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari
marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah naga merupakan salah satu jenis buah
tropis yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Utara yang sangat
5
Indonesia pada tahun 2001 dengan varietas buah naga putih di Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur seluas tiga ha1. Saat ini, buah naga juga dibudidayakan di
beberapa negara Asia seperti Thailand, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Bagi
masyarakat di negara tersebut, usaha budidaya tanaman buah naga terus dilakukan
Trend buah naga bukan saja hanya dimiliki masyarakat Jakarta, tetapi
kota besar Indonesia sudah terlihat kecenderungan permintaan akan buah naga
seperti Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali) dan Semarang (Jawa Tengah).
2002 juga sudah mulai dipenuhi buah naga walaupun masyarakat belum begitu
impor dari Thailand. Melihat dari perkembangan produksi dan penjualan di pasar
swalayan masih sering terjadi kekosongan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan
bahwa prospek usaha buah naga ini masih memiliki potensi (Kristanto 2010).
manfaat dari mengkonsumsi buah naga. Namun hal ini terkendala bahwa buah
peningkatan produksi dan peningkatan daya saing harus dilakukan oleh produsen
buah naga di Indonesia agar tidak kalah dengan jenis buah lain terutama produk
6
adalah kurangnya informasi dalam hal pembudidayaan dan pasar sasaran bagi
petani.
delima, jambu dan sirsak. Komoditas lain yang diusahakan dan juga merupakan
komoditas unggulan bagi Sabila Farm adalah srikaya dan pepaya. Srikaya dipilih
untuk diusahakan karena memiliki potensi dan juga memiliki nilai jual yang
tinggi. Lahan yang digunakan untuk mengusahakan srikaya sebesar 2,500 m2.
Pepaya juga merupakan salah satu komoditas unggulan dari Sabila Farm.
Walaupun demikian, lahan yang digunakan untuk usahatani buah naga paling luas
Sabila Farm mulai membudidayakan buah naga pada tahun 2005. Lahan
yang dimiliki Sabila Farm saat ini mencapai tujuh hektar. Walaupun masih
tergolong baru, namun buah naga yang dihasilkan sangat terkenal dan sudah
hanya Sabila Farm yang mengusahakan buah naga secara komersial. Desa
7
Pakembinangun merupakan salah satu desa yang memiliki kondisi agroekologi
merupakan komoditas sayuran yaitu berupa caisin, selada, cabai dan tomat.
petani sebagai produsen buah naga kini masih memproduksi dalam jumlah kecil.
Walaupun dapat dikatakan bahwa pasar mencari produk, namun masalah kualitas
harus tetap diperhatikan. Semakin baik mutu buah naga yang dihasilkan maka
akan semakin tinggi nilai jual dan semakin cepat terserap pasar (Kristanto 2010).
Selain itu, buah naga yang dihasilkan di Indonesia diharapkan tidak hanya dapat
memenuhi kontinuitas saja namun juga memiliki keunggulan baik dalam kualitas,
rasa, tampilan dan harga sehingga mampu bersaing dengan produk impor.
8
B. Identifikasi Masalah
Salah satu jenisnya adalah buah naga putih. Dalam penanganannya buah naga
mempertahankan kualitas buah. Buah naga putih juga perlu disortir agar dapat
dipisahkan antara buah yang layak dan buah yang tidak layak untuk
didistribusikan atau dijual ke pasar swalayan, toko buah, dan pasar lainnya.
Pengemasan buah naga memerlukan ketelitian agar kualitas buah tetap terjaga
mulai dari panen sampai ke tangan konsumen. Kondisi buah naga putih yang baik
antara lain tidak mengalami cacat pada kulit buah dalam bentuk apapun untuk
menghindari busuk buah, kelembaban dan suhu buah terjaga dan hal-hal lain yang
menunjang kualitas buah naga putih tersebut. Sabila Farm merupakan salah satu
Sleman DIY. Selain buah naga, komoditas lain yang juga diusahakan di Sabila
Farm adalah srikaya dan pepaya. Pemilihan komoditas tersebut karena memiliki
9
komoditas sayuran. Beberapa komoditas yang diusahakan diantaranya cabai,
negara anggota WTO akan berimplikasi pada kemudahan produk impor masuk ke
Indonesia sehingga produk lokal harus memiliki keunggulan agar tidak kalah
dengan produk impor. Selain itu, dalam pemilihan komoditas yang diusahakan
harus didasarkan pada komoditas yang memiliki potensi dan nilai ekonomis yang
tinggi. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan daya saing dalam mengusahakan
suatu komoditas. Sabila Farm sebagai salah satu produsen komoditas hortikultura
usahanya. Untuk bisa mengetahui strategi apa saja yang dibutuhkan bisa
Sleman cukup tinggi dikarenakan kondisi cuaca dan iklim, serta kesesuaian lahan
yang cocok untuk pengembangan budidaya buah naga. Selain itu, prospek
pembudidayaan buah naga juga memiliki potensi yang baik karena dapat
komoditas hortikultura lainnya. Namun, buah naga belum banyak diusahakan oleh
pembudidayaan dan informasi pasar yang cukup baik bagi petani. Selain itu,
didasarkan karena umur produksi komoditas yang relatif pendek dan tidak
10
memerlukan modal yang besar. Untuk itu, perlu dilakukan analisis strategi
saing dan dalam meningkatkan permintaan dibutuhkan strategi yang tepat dan
2. Strategi pemasaran apa saja yang diterapkan UD Sabila Farm pada komoditas buah
naga putih ?
3. Strategi apa yang menjadi prioritas UD Sabila Farm untuk mencapai target atau
harapan ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
11
yang diperoleh dalam perkuliahan, dan menambah pengalaman dan wawasan
4. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
menyusun alternatif strategi dengan bantuan alat analisis matriks IFE, EFE,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
dan eksternal. Faktor internal terdiri dari produksi operasi, sumberdaya manusia,
12
faktor eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri. Yang
adalah bagian dari manajemen strategi suatu perusahaan yang dapat mengarahkan
bisnis pada lingkungan yang dinamis sesuai tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang yang dimiliki. Tahap input pada strategi pemasaran Ali Baba di Bogor
penelitian ini menghasilkan kekuatan utama berupa kualitas produk makanan baik
dan memiliki cita rasa yang khas kelemahan utama berupa belum memiliki
sertifikat halal dan tidak memiliki layanan delivery. Analisis faktor lingkungan
peluang utama berupa adanya perubahan pola dan gaya hidup serta peningkatan
jumlah penduduk Kota Bogor dan ancaman utama berupa peningkatan persaingan
dalam industri.
produk, dan strategi meningkatkan promosi harus dilakukan oleh manajemen agar
dengan menganalisis faktor lingkungan internal pada matriks IFE dan didapatkan
13
kekuatan utama berupa makanan khas Aceh yang terkenal seperti roti cane dan
mie Aceh dan kelemahan utama adalah kurangnya promosi dan lokasi parkir.
Hasil analisis faktor lingkungan eksternal pada matriks EFE yaitu peluang utama
berupa permintaan yang cukup tinggi dari masakan khas Aceh di Kota Bogor dan
ancaman utama berupa kenaikan harga pokok bahan baku yang diakibatkan
Sabila Farm Ali Baba di Kota Bogor berada pada kuadran II (tumbuh dan
kembangkan) dan dihasilkan tujuh alternatif strategi dari matriks SWOT. Pada
dan pelihara). Selanjutnya dari matriks SWOT dihasilkan tujuh strategi, strategi
yang memiliki prioritas tertinggi yaitu strategi penetrasi pasar (Siregar, 2011).
perusahaan berada pada sel V yaitu pada kondisi pertahankan dan pelihara.
Selanjutnya dihasilkan tujuh alternatif strategi dari matriks SWOT dan diteruskan
2008).
14
tahap pemasukan data (tahap input) kemudian dilanjutkan dengan tahap
terletak pada objek kajian, tempat penelitian dan hasil dalam penelitian. Penelitian
sebelumnya yaitu pada alat analisis tahap input dan pencocokan yaitu
internal yang telah dilakukan oleh UD Sabila Farm, matriks EFE yang digunakan
untuk menganalisis evaluasi faktor eksternal yang telah dilakukan oleh UD Sabila
didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman, dan QSPM
B. Landasan Teori
1 Konsep Manajemen Strategi
Menurut David (2009) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka
khususnya untuk lima tahun dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki
15
yang dihadapi perusahaan.
mendatang.
dan evaluasi
16
a. Formulasi Strategi
produk, pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu
yang panjang.
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi sering kali dianggap tahap yang paling rumit dalam
c. Evaluasi Strategi
17
eksternal konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi startegi, yaitu (1)
meninjau dengan faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri dari matriks EFE, IFE, dan
Matriks Profil Kompetitif yang disebut sebagai tahap masukan (input stage).
matriks SWOT, SPACE, BCG, IE dan Matriks Grand Strategy. Tahap 3 disebut
masukan dari tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang
di defenisikan pada tahap 2. QSPM mengungkap daya tarik relatif dari strategi
alternatif, oleh karena itu menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik.
18
meminimalkan resistensi terhadap perubahan, mengembangkan budaya yang
TAHAP 2 :TAHAP
PENCOCOKAN
(SPACE)
1. Buah Naga
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari
19
marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara
dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi
mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah
buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina
dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian
diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon
2. Pemasaran
adanya peran pemasaran di dalamnya. Jika dilihat dari aspek ilmu manajemen,
pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang dapat dilakukan
20
keinginan dengan menciptakan,menawarkan, dan menukarkan produk yang
penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
2008). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami
pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan
dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan
mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat
dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani
pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan
melayani pelanggan.
yang berhasil akan memandang bisnis mereka dari luar ke dalam. Mereka
21
menyadari bahwa lingkungan UD Sabila Farm selalu menimbulkan peluang
Farm dan masyarakat. Lingkungan UD Sabila Farm dapat dibagi menjadi dua
untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul dari luar.
22
oleh UD Sabila Farmyang harus terus diperbaiki agar UD Sabila Farmmampu
berbeda-beda karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan
jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat
dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Sedangkan faktor-faktor internal
menurut (David 2009) yang dianalisis pada UD Sabila Farmada tujuh fungsi
a. Analisis Konsumen
23
b. Segmentasi pasar
karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan mungkin memerlukan produk atau
demografis membagi pasar menurut jenis kelamin, usia, dan ukuran keluarga.
kelas sosial, dan asal etnis. Segmentasi psikografis membagi pasar berdasarkan
proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu
d. Positioning
produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan relative
(2009) dengan Kotler dan Amstrong (2008), bahwa analisis konsumen dapat
24
dilakukan melalui penentuan strategi segmentasi, target, dan pemosisian produk.
menjual produk atau jasa tertentu. Penjualan meliputi banyak aktifitas pemasaran
Kemudian menurut Kotler (2008) analisis dalam penjualan produk atau jasa dapat
individualnya
1
Sumber: Manajemen Strategis, David (2009)
25
d) Penjualan secara pribadi yaitu interaksi langsung dengan satu atau lebih
menerima pesanan.
terdapat persamaan antara konsep David (2009) dengan Kotler (2008). Maka
analisis mengenai penjualan produk dan jasa akan dilakukan pada bauran promosi
terungkapnya produk yang lemah dan pendekatan pemasaran yang efektif sebelum
produksi dengan skala besar dimulai. Menurut David (2009), perencanaan produk
dan jasa mencakup berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk,
produk, gaya dan kualitas produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan
layanan konsumen. Produk adalah segala sesuatu baik barang maupun jasa yang
26
g. Penetapan harga
Diperlukan suatu keputusan yang tepat dalam penetapan harga suatu produk
atau jasa perusahaan. Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk
pengendalian atas harga yang tepat yang dibebankan kepada konsumen. Menurut
27
akan menetapkan harga dan bukan berdasarkan pada biaya atau
harga.
h. Distribusi
i. Riset pemasaran
yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pasar dapat memberikan
informasi yang tepat dalam kelemahan dan kekurangan dari suatu produk atau
jasa yang diberikan oleh perusahaan. Riset pasar diperlukan dalam menentukan
strategi perusahaan, dimana hasil dari riset tersebut akan digunakan sebagai acuan
j. Analisis peluang
biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran.. Analisis
28
peluang melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat dan risiko yang
manfaat. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah risiko, dimana UD
Bauran Pemasaran
a. Product Mix
Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan UD Sabila Farm
29
pasar yang bersangkutan. Produk merupakan alat bauran pemasaran yang
paling dasar. Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi
b. Price Mix
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
bersifat fleksibel. Harga yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah dengan
cepat. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan
jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Pada dasarnya manajer
harus berhati-hati menentukan harga yang akan dijual di pasar. Penetapan harga
yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan Produk menjadi kurang kompetitif
dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya kondisi tersebut akan merugikan
perusahaan. Penetapan harga yang lebih tinggi dari para pesaing dapat dilakukan
apabila produk memiliki diferensiasi yang kuat dan nilai yang unik dibandingkan
para pesaingnya.
c. Place Mix
dihasilkan atau dijual jangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Keputusan
penentuan lokasi dan sauran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.
30
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place (distribusi) mempunyai
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat
yang tepat.
d. Promotion Mix
salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh UD Sabila Farm
peningkatkan penjualan.
e. Process Mix
diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru
f. People Mix
yang terlibat di dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan
31
tergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen
g. Phisyc Mix
memberikan bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti
fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya.
pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.
terdiri dari komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar
serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. menurut Kotler (1993)
lingkungan makro. Menurut Kotler (1993) Lingkungan mikro terdiri atas pelaku-
32
pelaku dalam lingkungan UD Sabila Farm yang dekat yang mempengaruhi
Lingkungan Makro
Amstrong (2006), lingkungan politik terdiri atas hukum, badan pemerintah, dan
kelompok Lembaga
politik, pemerintahan, dan hukum, dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu variable
politik, pemerintahan, dan hukum yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi
pemerintah.
b) Ekonomi
Menurut David (2009) variabel ekonomi yang sering kali menjadi peluang
dan ancaman bagi organisasi diantaranya adalah tingkat suku bunga, tingkat
33
inflasi, tingkat pendapatan yang bisa dikeluarkan, nilai tukar, trend
Kotler dan Amstrong (2006) lingkungan ekonomi terdiri atas faktor-faktor yang
yaitu variabel ekonomi yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi pemasaran
c) Sosial Budaya
Menurut Kotler dan Amstrong (2006) lingkungan budaya terdiri atas institusi
dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar, persepsi, selera, dan perilaku
peluang dan ancaman bagi fungsional pemasaran UD Sabila Farm adalah unsur
d) Teknologi
e) Demografi
34
Faktor demografi menurut Kotler dan Amstrong (2006) adalah studi tentang
kelamin, ras, dan data statistik lainnya. Berdasarkan pernyataan umum tentang
yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi pemasaran adalah kepadatan dan
pertumbuhan penduduk.
Lingkungan Mikro
a) Perantara Pemasaran
Farm distribusi fisik serta agen jasa pemasaran seperti agen periklanan dan UD
b) Pelanggan
Menurut Kotler (2006), pelanggan terdiri atas pasar konsumen yaitu individu
dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi; pasar
produsen yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa yang diperlukan untuk
memproduksi barang dan jasa lain dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau
tujuan lain; pasar penjual yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa untuk
dijual kembali dengan mendapatkan laba, pasar pemerintah dan pasar non laba
35
yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga non laba yang membeli barang dan jasa
penjual, pasar pemerintah dan pasar non laba, pasar internasional, dan pasar
kelembagaan.
c) Persaingan
pada Gambar 2.
Produk Pengembangan
Produk Substitusi
Ancaman Masuknya
Pesaing Baru
Gambar 2. Model Lima Kekuatan bersaing, Sumber : Porter (1997)
36
Persaingan Antar Usaha Sejenis
meningkatkan iklan.
tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Oleh karena
dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan sejalan dengan biaya
konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Upaya yang dapat dilakukan
37
c. Kekuatan Tawar-Menawar Penjual atau Pemasok
pemasok untuk menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang
dibeli. Pemasok dikatakan memiliki daya tawar yang kuat apabila pemasok tidak
menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri, produk pemasok
pelanggan yang penting bagi pemasok, para pemasok didominasi oleh beberapa
informasi tentang produk dan harga, serta memegang kendali mengenai apa dan
untuk mencapai misi dan tujuan. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan
matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM.
38
Matriks EFE dan IFE
dan IFE yang telah dihasilkan pada tahap input. Matriks IE dapat dibagi menjadi
tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda, yaitu:
1) Daerah Tumbuh dan Membangun Strategi yang tepat untuk divisi-divisi yang
masuk dalam daerah ini adalah strategi intensif serta strategi integratif. Strategi
untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran
pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah georgafis yang
cara memperbaiki atau memodifikasi produk dan jasa yang ada saat ini). Strategi
memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau
39
peritel), integrasi ke belakang (mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
atas pesaing).
Strategi yang tepat untuk divisi-divisi yang masuk dalam daerah ini adalah
Strategi yang tepat untuk divisi-divisi yang masuk dalam daerah ini adalah
strategi divestasi (menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi),
diversifikasi konglomerasi (menambah produk atau jasa yang baru namun tidak
untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai alternatif strategi yang
analisis input pada tahap satu dan hasil pencocokan dari analisis tahap dua untuk
strategi alternatif.
40
hasil dari seluruh kegiatan yang menjaga agar perusahaan selalu memperhatikan
memastikan bahwa produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan dihargai oleh
dan lingkungan eksternal yang selalu berubah dan atmosfir usaha yang sangat
internal dan eksternal yang telah didapat. Alat analisis yang digunakan adalah
untuk menentukan alternatif strategi yang terbaik yang paling cocok dengan
kondisi internal dan eksternal untuk diterapkan oleh perusahaan. Berbagai alat
Sabila Farm serta prefensi dan perilaku dan pengunjung. Hal ini dilakukan
karena saat ini UD Sabila Farm menghadapi tingkat persaingan yang tinggi
dengan usaha yang berbasis sama di kota Yogyakarta. Diagram aliran kerangka
gambar 3.
41
Permasalahan yang dihadapi :
Daya saing dan kompetitor
42
BAB III. METODE PENELITIAN
penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data sekunder di dapat dari Badan Pusat Statistika, Dinas
diperoleh dari internal UD Sabila Farm yaitu pemilik dan karyawan serta
responden.
pihak yang lebih mengetahui situasi atau keadaan UD Sabila Farm itu
43
sendiri, secara aktif dan berkelanjutan penulis melakukan observasi pada tiga
administrasi.
lingkungan mikro dan makro yang akan diperlukan dalam penentuan posisi
bertahan bagi UD Sabila Farm untuk merumuskan strategi yang akan dilakukan.
Analisis Kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks, IE, matriks
Analisis Deskriptif
pemasaran yang telah dilakukan pihak UD Sabila Farm yaitu dengan menggunakan
variabel 7P yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi, orang, sarana fisik
dan proses. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal UD Sabila Farm
dan hasil observasi didapatkan indikator yang digunakan dalam melakukan evaluasi
1) Produk
Berdasarkan sumber teori dan hasil studi terdahulu serta hasil observasi di lapangan
44
a) Kualitas produk
b) Ketersediaan produk
c) Keragaman produk
2) Harga
Berdasarkan sumber teori dan hasil studi terdahulu serta hasil observasi di lapangan
a) Daftar harga
3) Distribusi
Berdasarkan sumber teori dan hasil studi terdahulu serta hasil observasi di lapangan
a) Delivery order
4) Promosi
Berdasarkan sumber teori dan hasil studi terdahulu serta hasil observasi di
lapangan maka indikator strategi bauran promosi yang akan dianalisis adalah :
a) Periklanan
b) Promosi penjualan
c) Hubungan masyarakat
5) Orang
a) Jumlah karyawan
45
6) Sarana Fisik
Berdasarkan sumber teori dan hasil studi terdahulu serta hasil observasi di lapangan
dianalisis adalah :
7) Proses
Berdasarkan sumber teori dan hasil studi terdahulu serta hasil observasi di lapangan
dianalisis adalah :
b) Kemudahan transaksi
,’sangat tidak setuju’ yang kemudian akan dianalisis mengenai persepsi konsumen
konsumen ini juga sebagai bahan evaluasi strategi bauran pemasaran yang telah
diterapkan UD Sabila Farm. Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil persepsi
46
Farm. ditetapkan dari total skor yang diperoleh dari masing-masing variabel bauran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert
produk atau jasa (sangat setuju, setuju, sedang, kurang setuju, tidak setuju).
Informasi yang diperoleh dari skala likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh
karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa
besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lainnya (Durianto
tendensi tertentu.
RS =
Keterangan: m = Skor maksimum
N = Skor minimum
B = Banyaknya kelas yang terbentuk
47
Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini merupakan skala seimbang.
keefektifan penilaian konsumen dari m=skor maksimum sebesar 150 yang didapat
dari perkalian responden yang menjawab sangat setuju dan jumlah total
dari responden yangb menjawab sangat tidak setuju dan jumlah total responden,
dan B=banyaknya kelas yang terbentuk sebesar 5. Maka didapat nilai rentang
skala sebesar 24 dengan selang sangat efektif sebesar 126-150, efektif sebesar
102-126, cukup efektif 78-102, tidak efektif 54-78, dan sangat tidak efektif
sebesar 30-54.
mendapatkan gambaran umum, visi dan misi perusahaan. Analisis ini dapat pula
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang dihasilkan pada
penelitian ini adalah nilai bobot, rating, dan skor daya tarik. Sedangkan analisis
48
penafsiran skor pada matriks EFE, IFE, dan IE, serta penafsiran skor daya tarik
pada QSPM.
Faktor kunci sukses dari hasil analisis eksternal dimasukkan ke dalam matriks
2009) alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
dan eksternal UD Sabila Farm dalam matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan
Langkah awal yang dilakukan dalam hal ini adalah identifikasi faktor
eksternal dan internal perusahaan. Untuk menentukan faktor strtegis internal dan
wawancara yang telah dilakukan. Faktor strategis internal dan eksternal pun
diperoleh dari referensi pada penelitian terdahulu. Setelah diperoleh faktor strategis
internal dan eksternal kemudian diidentifikasi untuk faktor strategis nternal dengan
49
cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan
2) Teknik Pembobotan
sebelum membuat matriks IFE dan EFE. Penentuan bobot dilakukan dengan cara
identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen dengan
untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan
Farm dapat dilihat pada Tabel 4 dan penlian bobot faktor strategis eksternal
UD Sabila Farm pada Tabel 5. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom
adalah:
50
Sumber : Kinnear dan Taylor, (1991)
Keterangan:
ai : bobot variabel ke-i
xi : Nilai variabel ke-i untuk seluruh faktor horizontal i
: 1, 2, 3...., n
n : Jumlah variabel
kemudian ancaman.
(terpenting) pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor
51
Peluang sering mendapat bobot lebih besar dari ancaman. Tetapi ancaman dapat
juga menerima bobot tertinggi jika sangat mengancam. Jumlah seluruh bobot yang
perusahaan. Nilai 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukkan
seberapa efektif strategi UD Sabila Farm saat ini menjawab faktor ini. Skala
strategis eksternalnya. Total skor matriks EFE berkisar antara 1,0 (terendah) sampai
4,0 (tertinggi). Total skor 1 menunjukkan bahwa UD Sabila Farm tidak mampu
sedangkan total skor 4 berarti bahwa UD Sabila Farm dapat bertahan dan tetap
eksis dalam usahanya dengan semua peluang dan ancaman yang terjadi dalam
industri. Strategi UD Sabila Farm secara efektif memanfaatkan peluang yang ada
52
nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi UD Sabila Farm
(Skor)
PELUANG
-
ANCAMAN
-
1
TOTAL
- 1,0
Sumber : David (2008)
-
Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dalam David (2008) dapat
internal. Menggunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup
2) Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang
53
dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot
sedangkan 1 dan 2 hanya untuk kelemahan. Skala peringkat yang digunakan yaitu:
matriks IFE berkisar antara 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dan skor rata- rata
adalah 2,5. Total skor lebih tinggi dri 2,5 menunjukkan bahwa UD Sabila
Farmdalam kondisi yang cukup baik, sedangkan total skor yang lebih rendah dari
2,5 berarti UD Sabila Farm dalam keadaan lemah. Matriks IFE dapat dilihat pada
Tabel 7.
54
KELEMAHAN
1
2
TOTAL 1,0
Sumber : David (2008)
sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai bobot dari
matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks ini untuk memperoleh
strategi bisnis di tingkat unit bisnis yang lebih detail. Matriks IE dapat
ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak
1) Divisi yang termasuk ke dalam sel I, II, IV dapat menggunakan strategi tumbuh
dan membangun (growth and build). Strategi yang tepat untuk keadaan ini adalah
2) Divisi yang masuk ke dalam sel III, V, VII, dapat menggunakan strategi
3) Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, atau IX, strategi yang dapat
didasarkan pada dua dimensi kunci, total nilai IFE yang diberi bobot pada
sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Pada sumbu-x
55
matriks IE, total nilai, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0-
1,99menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0-2,99 dianggap sedang
dan 3,0-4,0 kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot
1,0- 1,99 dianggap rendah, nilai 2,0-2,99 sedang dan 3,0-4,0 tinggi (David,
ada satu analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik
relatif dari alternatif yang layak. Teknik tersebut adalah matriks perencanaan
1) Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal kunci
UD Sabila Farm dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil langsung
56
3) Mengevaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif
numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif
tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain
Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang
akan dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi.
ditetapkan sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya
tarik (TAS) (langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin
6) Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam setiap
kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umum yang paling
menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi
Besarnya perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set strategi alternatif tertentu
57
Tabel 8. Matriks QSPM
Faktor-faktor Bobot Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Kunci
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal:
1. Peluang
2. Ancaman
Total Bobot
-...........
Faktor Internal :
-...........
1. Kekuatan
2.Kelemahan
Total Bobot
-...........
Jumlah Total
Daya Tarik
-...........
Sumber : David (2008)
58
DAFTAR PUSTAKA
David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Dono Sunardi, penerjemah; Palupi
Wuriarti, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Concepts of
Strategic Management. Ed ke-12.
Sukardi. 1992. Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran. Yogyakarta (ID): PAU
Pangan dan Gizi, UGM.
Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek cetakan ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Edisi Ketiga. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
Porter, M.E. 1997. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan pesaing,
Terjemahan. Jakarta : Erlangga.
Sumarwan U et al. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor (ID): IPB Press.
Siagian D, Sugiarto. 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta (ID): PT
Gramedia Pustaka Utama.
Steiner, GA dan Miner, JB. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Sugiono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : UD. Alfabeta Tersina, M. 2000.
59