Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH MODEL SAVI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND

MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN


HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM
KOORDINASI DI KELAS XI MIA SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 1 KELAM PERMAI TAHUN
PELAJARAN 2019/2020

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH

WIRO RIWANSAH
NIM: 1612051386

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt. proposal

skripsi ini dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataa

rasa syukur kepada sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada

penyusun sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Model SAVI dengan Mengunakan Metode Mind Mapping

Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Kognitif Belajar Siswa

pada Materi Sistem Koordinasi di Kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Kelam Permai Tahun Pelajaran 2019/2020”

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak, tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan

ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada

kedua orang tua tercinta, Ucapan terima kasih dan pula penulis patut

menyampaikan kepada:

1. Ibu F. R. Esti Wahyuni, M. Pd sebagai dosen pebimbing pertama yang terlah

membimbing dan mengarahkan sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan

baik dan lancar.

2. Bapak Didin Syafruddin, S. P. M. Si sebagai dosen pebimbing ke-dua yang

terlah membimbing dan mengarahkan sehingga proposal ini dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar.

i
3. Semua teman sperjuangan di Prodi Pendidikan Biologi yang turut memberikan

semangat dan motivasi dalam penyusunan proposal ini.

4. Teman-teman Jurusan Prodi Biologi khususnya Angkatan 2016 yang telah

memberikan banyak motivasi.

5. Kedua orang tua dan adik saya yang telah banyak memberikan dorogan motivasi

dan supportnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari isi dalam proposal ini banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun,

sehingga proposal ini dapat memberikan manfaat dikemuadian harinya.

Sintang, 18 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 7
E. Difinisi Oprasional......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik............................................................................................... 12
1. Metode SAVI........................................................................................... 12
2. Metode Mind Mapping............................................................................. 16
3. Sistem Koordinasi pada Manusia............................................................. 19
4. Kemampuan Berpikir Kreatif................................................................... 28
5. Hasil Belajar Kongnitif............................................................................ 29
B. Kajian Penelitian yang Relevan..................................................................... 32
C. Kerangka Berfikir........................................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian.................................................................................... 39
B. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................... 41
C. Variabel Penelitian......................................................................................... 42
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.............................................................. 42
E. Teknik Analisi Data....................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 49
LAMPIRAN.............................................................................................................. 51

iii
DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Design Penelitian....................................................................................... 40

3.2. Jumlah Siswa............................................................................................. 41

3.3. Interval Penilaian Observasi Guru dan Siswa........................................... 46

3.4. Interval Penilaian Analisis Respon Siswa................................................. 48

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Sistem saraf pada manusia......................................................................... 19

2.2. Sel Saraf Pada Manusia............................................................................. 20

3.3. Bagan Gerak Sadar.................................................................................... 23

2.4. otak pada manusia...................................................................................... 24

2.5. Bagan Kerangka Berfikir dalam Penelitian............................................... 36

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus ..................................................................................................................

2. RPP........................................................................................................................

3. Istrumen soal pre-test...........................................................................................

4. Istrumen soal post-test..........................................................................................

5. Isturmen Observasi..............................................................................................

6. Jadwal Penelitian.................................................................................................

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang,

diantaranya siswa, pendidik administrator, masyarakat, dan orang tua. Agar tujuan

pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, setiap orang yang terlibat

didalamnya harus memahami perilaku individu yang terkait. Pendidikan dan

pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai

suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah

melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah

satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi

yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik (Hamdu,

2011).

Seorang guru mesti menguasai dua konsep dasar, yaitu kepengajaran

(pedagogik) dan kepemimpinan. Guru harus mengerti dan bisa mempraktikan

konsep pedagogik yang efektif agar tujuan pendidikan tercapai. Guru saat ini

harus senantiasa up-to-date terhadap perkembangan ilmu pedagogik misalnya

konsep teaching centered learning dimana konsep ini merupakan konsep yang

kegiatannya guru lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Kelam Permai kec. Sintang,

proses pembelajaran yang sering digunakan yaitu ceramah dengan bantuan buku

paket dan LKS. Akibatnya siswa merasa jenuh dan bosan karena tidak adanya

variasi media yang digunakan di sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

1
2

dilakukan oleh Sulichah (2018), yang mengatakan permasalahan yang ada di

dalam kelas diantaranya yaitu kecenderungan guru menerapkan pembelajaran

secara klasikal sehingga dapat menyebabkan siswa kurang terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mudah bosan dan sebagian besar

siswa masih terlihat kurang memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran.

Kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa terhadap pelajaran IPA berakibat

hasil belajar siswa menjadi rendah.

Salah satu upaya untuk mengatasi rasa bosan dan memberi kesempatan pada

siswa untuk lebih aktif adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan dan

diantaranya seperti SAVI (Somatic, Auditory, Visual, andIntellectual). Konsep

guru dalam mengajarkan pelajaran kepada siswa sangat menentukan kegiatan

pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan memanfaatkan seluruh indra

siswa dan intelektual siswa. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik

dan melibatkan siswa secara aktif (Sari, 2017).

Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang

menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan indra

siswa. Menjelaskan bahwa, unsur-unsur SAVI antara lain adalah somatis yang

merupakan belajar dengan bergerak dan berbuat, auditori merupakan belajar

dengan berbicara dan mendengar, visual merupakan belajar dengan mengamati,

dan intelektual merupakan belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir

Model pembelajaran SAVI merupakan model pembelajaran yang mempunyai

karakteristik yaitu somatic, auditory, visualization dan intelectual. Model

pembelajaran SAVI juga menekankan kepada siswa untuk terlibat secara aktif
3

dengan menggabungkan gerak fisik dan aktivitas intelektual serta mengarahkan

siswa dalam mencari berbagai alternatif informasi dari berbagai sumber yang

diperolehnya melalui panca indra (Puspitasari, 2018).

Hal ini sejalan apa bila dipadukan dengan media visual yang dapat

membantu siswa dalam memahami materi dan memunculkan motivasi, media

visual yang dilengkapi dengan penjelasan melalui media berbasis mind map

application dengan menggunakan berbagai variasi warna dan bentuk yang

menarik. Mind mapping merupakan suatu metode pembelajaran yang

mengembangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan dengan menggambarkan

hal- hal yang bersifat umum kemudian ke hal-hal yang bersifat khusus dalam

sebuah peta. Mind mapping memberikan kebebasan pada setiap siswa untuk

mengkonstruksi ide atau konsep siswa sendiri sehingga mudah untuk dipahami.

Menurut Sulichah (2018), Mind mapping memiliki manfaat antara lain: 1)

fleksibel, ketika guru atau orang lain menjelaskan materi, siswa dengan mudah

menambahkannya di tempat yang sesuai dalam Mind mapping mereka tanpa

kebingungan; 2) memusatkan perhatian karena menggunakan Mind mapping tidak

perlu menangkap setiap kata yang dijelaskan dari guru atau orang lain, cukup

dengan menangkap gagasan utama yang disampaikan; 3) meningkatkan

pemahaman; dan 4) menyenangkan karena Mind mapping mengkombinasikan

kreativitas dan imajinasi siswa yang tidak terbatas, hal ini lebih menyenangkan

apabila dibandingkan dengan membuat catatan biasa.

Penggunaan Metode Mind mapping mendorong siswa untuk terbiasa

membaca sekilas secara keseluruhan kemudian mencari hal-hal yang penting


4

dengan menuliskan kata kunci dari teks yang dibacanya, siswa mulai terbiasa

melengkapinya dengan gambar atau simbol untuk memudahkan pemahaman dari

benda atau keadaan-keadaan yang nyata (Sulichah, 2018).

Dari definisi di atas, maka dengan menggunakan metode mind mapping

siswa dapat mencatat pokok-pokok materi yang kemudian akan dikembangkan

dengan sendirinya. Penalaran yang dihasilkan siswa akan membentuk kreatifitas

dalam berfikir sehingga siswa akan menemukan sendiri pemikiran-pemikiran dari

konsep yang ada.

Penerapan Metode pembelajaran biologi berbasis mind map application ini

merupakan metode pembelajaran berbasis visual, yang terdiri dari aplikasi, LCD,

pada penggunaannya metode ini dipadukan warna dan gambar yang menarik.

Metode pembelajaran biologi menggunakan mind map application ini tidak

membutuhkan alat-alat yang susah digunakan pada saat proses pembelajaran.

Selain itu metode mind map application ini juga belum pernah digunakan di SMA

Negeri 1 Kelam Permai.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penelitin mengangkat


julul “Pengaruh Model SAVI dengan Menggunakan Metode Mind Mapping
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Kognitif Siswa
pada Materi Sistem Koordinasi di Kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kelam Permai Tahun Pelajaran 2019/2020”
5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses penerapan model SAVI dengan mengunakan metode mind

mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar kognitif siswa

pada materi sistem koordinasi di kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Kelam Permai?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kraetif siswa kelas XI MIA pada materi

sistem koordinasi sebelum dan sesudah penerapan model SAVI dengan

mengunakan metode mind mapping?

3. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa kelas XI MIA pada materi sistem

koordinasi sebelum dan sesudah penerapan model SAVI dengan mengunakan

metode mind mapping?

4. Apakah ada pengaruh model SAVI dengan mengunakan metode mind

mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar kognitif siswa

pada materi sistem koordinasi di kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Kelam Permai?

5. Bagaimana respon siswa kelas XI MIA dalam penerapan model SAVI dengan

mengunakan metode mind mapping pada materi sistem koordinasi?


6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses penerapan model SAVI dengan mengunakan metode

mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar

kognitif siswa pada materi sistem koordinasi di kelas XI MIA Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Kelam Permai.

2. Mengetahui kemampuan berfikir siswa kelas XI MIA pada materi sistem

koordinasi sebelum dan sesudah penerapan model SAVI dengan

mengunakan metode mind mapping.

3. Mengetahui hasil belajar kognitif siswa kelas XI MIA pada materi sistem

koordinasi sebelum dan sesudah penerapan model SAVI dengan

mengunakan metode mind mapping.

4. Mengetahui pengaruh model SAVI dengan mengunakan metode mind

mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar kognitif

siswa pada materi sistem koordinasi di kelas XI MIA Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Kelam Permai.

5. Mengetahui respon siswa kelas XI MIA dalam penerapan model SAVI

dengan mengunakan metode mind mapping pada materi sistem koordinasi.


7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Manfaat yang dapat diperoleh

adalah:

1. Manfaat Teoretis

`Hasil penelitian ini diharapkan menambah bidang khasanah ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan yang

berkaitan tentang media pembelajaran bagi siswa yang dapat mendukung

proses pembelajaran di sekolah.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi media biologi berbasis mind map

dan memberikan informasi media alternatif untuk penyelenggaraan

pembelajaran aktif dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

c. Bagi Siswa Meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya, menjadi informasi awal bagi peneliti yang ingin

melakukan penelitian yang sama.


8

E. Definisi Operasional

1. Model SAVI

Model SAVI merupakan singkatan dari Somatic, Auditory, Visual dan

Intellectual. SAVI adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar

haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik. Terdapat

empat unsur dalam pembelajaran SAVI yaitu Somatis (belajar dengan bergerak

dan berbuat), Auditori (belajar dengan mendengar dan berbicara), Visual (belajar

dengan mengamati dan menggambarkan) dan Intelektual (belajar memecahkan

masalah).

2. Metode Mind Mapping

Pembelajaran biologi berbasis mind map application (peta pikir) adalah

media visual yang dikembangkan untuk memudahkan proses pembelajaran

dimana materi inti pada sistem pencernaan manusia yang ditampilkan

menggunakan warna, gambar pada tiap topik dan sub-topiknya.

3. Koordinasi (Sistem saraf)

Sistem koordinasi atau sering di sebut dengan sistem saraf adalah sistem

organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf

yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas

motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis

berbagai proses fisiologis tubuh. Materi ini memuat Standar Kopetensi

“Memahami struktur dan fungsi dan mendeskripsikan komponen kimiawi sel-sel

sebagai unit terkecil kehidupan” dan Kopetensi Dasar “Menjelaskan keterkaitan

struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
9

regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)” dengan judul submateri

Sel-sel saraf (neuron) ,Struktur otak, Sistem saraf sadar dan tak adar, dan

Gangguan pada system koordinasi

4. Kemampuan Berfikir Kreatif

Kemampuan berfikir kreatif adalah proses (bukan hasil) untuk

menghasilkan ide baru dan ide itu merupakan gabungan dari ide-ide yang

sebelumnya belum disatukan. Kepekaan berfikir kreatif dapat diukur dengan

indikator-indikator yang telah ditentukan para ahli, salah satunya menurut

torrance. Menurut torrance kemampuan berfikir kreatif terbagi menjadi tiga hal,

yaitu :

1. Fluency (kelamcaran), yaitu menghasilkan banyak ide dalam

berbagai kategori/ bidang.

2. Originality (keaslian), yaitu memiliki ide-ide baru untuk

memecahkan persoalan.

3. Elaboration (penguraian), yaitu kemampuan memecahkan masalah

secara detail.

5. Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar Kognitif adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam

proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan

pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari

penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan dalam symbol, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

pada periode tertentu.


10

Upaya dalam mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran perlu

ditekankan adanya aktivitas peserta didik baik secara fisik, mental, intelektual

maupun emosional, dalam pembelajaran siswa dibina dan dikembangkan

keaktifannya melalui tanya jawab, berfikir kritis, diberi kesempatan untuk

mendapatkan pengalaman nyata dalam pelaksanaan praktikum, Pengamatan dan

diskusi juga mempertanggung jawabkan segala hasil dari pekerjaan yang

ditugaskan. Adapun Indikator hasil belajar kognitif dalam penelitian ini

didasarkan pada taksonomi Bloom yaitu “kemampuan kognitif terdiri dari enam

jejang, yaitu C1 sampai C6” antara lain:

 Pegetahuan atau kemampuan mengigat (C1), Kemampuan kognitif

meliputi pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal.

Dalam hal ini tekanan utama pada  pengenalan kembali pada fakta dan

prinsip. Kata-kata yang dapat dipakai: definisikan, ulangi, laporkan, garis

bawahi, sebutkan, daftar dan sambungkan.

 Pemahami atau kemampuan memahami (C2), Pemahaman ini meliputi

komunikasi secara akurat, kata kata yang dipakai: menterjemahkan,

nyatakan kembali, diskusikan, gambarkan, jelaskan, identifikasi,

tempatkan, review, ceritakan dan paparkan.

 Aplikasi atau kemampuan penerapan (C3), atau penggunaan prinsip atau

metode pada situasi yang baru. Kata-kata yang dapat dipakai antara lain:

interprestasikan, terapkan, laksanakan, gunakan demontrasikan, pratekan,

ilustrasikan, operasikan, jabwalkan, sketsa dan kerjakan.


11

 Analisis atau kemampuan menganalisis suatu imformasi yang luas

menjadi bagian-bagian terkecil (C4), menyangkut kemampuan anak

dalam memisah-misahkan terhadap suatu materi dalam bagian-bagian

yang membentuknya mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu

dan cara materi itu diorganisasikan. Kata-kata yang dapat dipakai:

pisahkan, analisis, bedakan, hitung, cobakan, tes bandingkan, kritik,

teliti, debatkan, hubungkan, pecahkan, kategorikan.

 Sintesis atau kemampuan menggabungkan beberapa imformasi menjadi

suatu kesimpulan (C5), Merupakan jejang yang lebih sulit dimana anak

diminta untuk menaruh atau menempatkan bagian-bagian dari elemen

satu atau bersama sehingga membentuk satu kesatuan yang koheren.

Kata-kata yang dapat dipakai: komposisikan, desain, permulakan, atur,

rakit, kumpulkan, ciptakan, susun, organisasikan, siapkan, rancang dan

sederhanankan.

 Evaluasi atau penilaian (C6), Merupakan kemampuan anak didik dalam

mengambil keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai

suatu tujuan, ide, pekerjaan, pemecahan masalah dan metode. Kata-kata

yang dapat dipakai: putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan, revisi,

skor dan perkiraan.

Berdasarkan tingkat kemampuan kognitif yang telah diuraikan diatas maka

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengetahauan C1 sampai C3.  


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik

1. Model SAVI

Model pembelajaran kooperatif tipe (Somatic Auditory Visual and Intellectual)

(SAVI) merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran

kontekstual. Pembelajaran kooperatif tipe SAVI adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan faham konstruktivis (Husita, 2014).

Pembelajaran kooperatif tipe SAVI mengutamakan gerakan tubuh (hands-on,

aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan (Somatic); Auditory

yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak,

berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi;

Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui

mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat

peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan

kemampuan berpikir (minds-on) dan belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan

berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,

mencipta,mengkonstruksi, dan memecahkan masalah (Husita, 2014).

a. Tahapan model pembelajaran SAVI

langkah-langkah model pembelajaran savi adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan (Preparation) 

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk belajar. Tujuan

tahap persiapan adalah menimbulkan minat para pembelajar, memberi mereka

peranan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan

12
13

mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Hal-hal yang dilakukan pada tahap

persiapan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran (auditori).

2. Membagi kelas dalam beberapa kelompok (somatis).

3. Membangkitkan minat, motivasi siswa dan rasa ingin tahu siswa (auditori).

2) Tahap penyampaian (Presentation) 

Tahap penyampaian mempunyai tujuan untuk membantu siswa menemukan

materi belajar yang baik dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Tahap

penyampaian dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator,

melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan siswa untuk menciptakan

pengetahuan disetiap langkahnya.

Fungsi tahap ini adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar yang

baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra,

dan cocok untuk semua gaya belajar, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada

tahap ini adalah sebagai berikut:

 Menyampaikan materi dengan cara memberi contoh nyata (somatis dan

auditori).

 Dari contoh guru menjelaskan materi secara rinci (auditori).

3) Tahap pelatihan (Practice) 

Tujuan tahap penelitian membantu siswa mengintegrasikan dan memadukan

pengetahuan atau keterampilan baru dengan berbagai cara yaitu mengajak siswa
14

berpikir, berkata dan berbuat mengenai materi yang baru dengan aktivitas pelatihan

pemecahan soal.

Adapun tahapanya sebagai berikut :

 Memberikan lembar soal untuk diselesaikan dengan berdiskusi sesuai

dengan kelompoknya masing-masing (visual dan intelektual).

 Meminta beberapa siswa mewakili kelompok untuk menampilkan hasil

pekerjaanya dan meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya

dan memberi kesempatan untuk bertanya (somatis, auditori, visual,

intelektual).

 Menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban apabila terdapat

kesalahan terhadap hasil pekerjaannya (auditori).

4) Tahap penampilan (Performance) 

Tujuan dalam penampilan hasil adalah membantu pelajar menerapkan dan

mengembangkan pengetahuan serta kererampilan baru mereka pada pekerjaan

sehingga pembelajar tetap melekat dan prestasi terus meningkat.

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penampilan adalah sebagai berikut:

yaitu dengan: 

 Memberi suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan

mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses

pembelajaran (somatis dan intelektual).


15

 Menegaskan kembali materi yang telah diajarkan kemudian menyimpulkan

dan memberikan pr (auditori).

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran SAVI

kelebihan dan kekurangan pembelajaran savi adalah sebagai berikut :

1) Kelebihan Model Pembelajaran SAVI

a) Ingatan siswa terhadap materi yang dipelajari lebih kuat, karena siswa

membangun sendiri pengetahuannya. 

b) Suasana dalam pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa merasa

diperhatikan sehingga tidak bosan dalam belajar. 

c) Memupuk kerja sama, dan diharapkan siswa yang lebih pandai dapat

membantu siswa lain yang kurang pandai. 

d) Menciptakan suasana belajar yang lebih menarik dan efektif. 

e) Mampu meningkatkan kreativitas dan kemampuan psikomotor siswa. 

f) Memaksimalkan konsentrasi siswa. 

g) Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat.

h) Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat dan

berani menjelaskan jawabannya. 

i) Meningkatkan kecerdasan secara terpadu siswa secara penuh melalui

penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual. 


16

2) Kekurangan Model Pembelajaran SAVI

a) Penerapan pembelajaran ini membutuhkan kelengkapan sarana dan

prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan harus sesuai dengan yang

dibutuhkan sehingga membutuhkan biaya pendidikan yang relatif besar. 

b) Karena siswa terbiasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga kesulitan

menemukan jawaban atau-pun gagasannya sendiri.

2. Metode Mind Maping

a. Difinisi Mind Mapping

Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari

otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan

secara harfiah akan “memetakkan” pikiran-pikiran kita. Menurut

mind map adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan

akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang

sebenaranya ada dalam otak anda yang menakjubkan. Jadi mind

map merupakan cara mudah untuk menempatakan informasi

kedalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak,

sehingga dapat menghasilkan cara untuk mencatat yang kreatif

dan efektif sesuai dengan peta pikiran kita (Iswanto, 2017).

Menurut Iswanto (2017) Mind map dapat membantu kita dalam

berberapa hal, diantaranya yaitu :

1) Merencana

2) Bekomunikasi
17

3) Menjadi lebih kreatif

4) Menghemat waktu

5) Menyelesaikkan masalah

6) Memusatkan perhatian

7) Menyusun dan menjelaskan pikiran pikiran

8) Mengingat lebih baik

9) Belajar lebih cepat dan efisien dalam Melihat “gambar

keseluruhan”

10) Menyelesaikkan gambar Mind Map

Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat ditafsirkan bahwa

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang didalamnya

terdapat prosedur dan tata cara pembealajaran yang digunakan

sebagai pedoman pembelajaran. Model pembealajaran juga

merupakan pendekatan pembelajaran yang mencakup tujuan,

sintaks, lingkungan, serta sistem pengelolaanya (Iswanto, 2017).

b. Penerapan Mind Mapping


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat
Mind Map, yaitu sebagai berikut :

a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi


panjangnya diletakkan mendatar
b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral

c. Gunakan warna
18

d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke

tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

e. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis

f. Gunakan gambar

c. Fungsi Mind Mapping

a. Mengaktifkan seluruh otak

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang saling terpisah

e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan

perincian

f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu

kita membandingkannya.
19

3. Sistem Koordinasi pada Manusia

a. Pengertian Sitem Saraf

Sistem saraf merupakan salah satu bagian dari sistem koordinasi dan

mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik. Komponen sistem saraf

terdiri dari sel saraf (neuron), sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi
20

Gambar. 2.1. Sistem saraf pada manusia.

Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup cepat tanggap terhadap

perubahanyang terjadi di lingkungan luar maupun di dalam. Dalam menanggapi

rangsangan, terdapat tiga komponen yang dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

 Reseptor

Alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh yang bertindak sebagai

reseptor yaitu organ indera.

 Penghantar impuls

Dilakukan saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung. Pada
21

serabut penghubung ada sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf

disebut neuron.

 Efektor

Bagian yang menanggapi rangsangan yang sudah diantarkan penghantar impuls.

Efektor yang penting pada manusia yaitu otot dan kelenjar

b. Sel Saraf (Neuron)

Gambar. 2.2. Sel Saraf pada Manusia.

Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut dengan neuron. Neuron

bergabung dan membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls atau rangsangan.

Satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.

1) Badan sel

Badan sel saraf adalah bagian yang paling besar dari sel saraf lainya. Badan sel

memiliki fungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit keudian meneruskannya

ke akson. Pada badan sel saraf ada inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom,

badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan sel adalah kumpulan retikulum

endoplasma tempat transportasi sintesis protein.


22

2) Dendrit

Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek dan bercabang. Dendrit adalah

perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi untuk menerima dan

mengantarkan rangsangan ke badan sel.

3) Akson

Akson disebut juga neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf panjang yang

merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Dalam neurit ada benang-benang halus

yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh lapisan selaput mielin yang

banyak mengandung zat lemak dan memiliki fungsi untuk mempercepat jalannya

rangsangan. Selaput mielin dibungkus oleh sel-sel sachwann yang membentuk suatu

jaringan dan menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan

neurit.

Lapisan mielin bagian luar disebut dengan neurilemma yang melindungi

akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus lapisan mielin.

Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan memiliki fungsi mempercepat jalannya

rangsangan.

Terdapat tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan

fungsinya, yaitu:

1. Sel saraf sensorik, yaitu sel saraf yang memiliki fungsi menerima

rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.

2. Sel saraf motorik, merupakan sel saraf yang memiliki fungsi mengantarkan

rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan

berasal atau diterima dari otak


23

3. Sel saraf penghubung yaitu sel saraf yang memiliki fungsi menghubungkan

sel dari saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di

otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan yaitu sel

saraf sensorik dan sel saraf motorik.

c. Impuls

Impuls merupakan rangsangan atau pesan yang diterima reseptor dari

lingkungan luar, lalu dibawa oleh neuron. Impuls bisa juga dikatakan sebagai

serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.

Contoh rangsangan yaitu :

 Perubahan dingin menjadi panas.

 Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

 Berbagai aroma yang tercium oleh hidung.

 Suatu benda yang menarik perhatian.

 Suara bising.

 Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.

Impuls yang diterima reseptor lalu disampaikan ke efektor akan menyebabkan

terjadinya gerakan ataupun perubahan pada efektor. Gerakan itu adalah

1) Gerak sadar

Gerak sadar atau gerak biasa yaitu gerak yang terjadi karena disengaja atau

disadari. Impuls menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang

panjang. Bagannya yaitu:


24

Gambar 2.3. Bagan Gerak Sadar

2) Gerak refleks

Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari.

Impuls menyebabkan gerakan ini lalu disampaikan melalui jalan yang singkat dan

tidak melewati otak.

Contoh gerak refleks:

 Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika terdapat benda asing

yang masuk ke mata.

 Menutup hidung saat mencium bau busuk.

 Gerakan tangan menangkap benda yang mendadak terjatuh.

 Gerakan tangan melepaskan benda bersuhu tinggi

d. Susunan Sistem Saraf

Di dalam tubuh manusia ada miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf.

Sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem

saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi

terdiri atas sistem saraf somatis dan juga sistem saraf otonom.
25

1) Sistem saraf pusat

a) . Otak

Gambar 2.4. Otak pada Panusia

Otak adalah alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari

segala kegiatan. Otak ada dalam rongga tengkorak, beratnya sekitar 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak yaitu otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan

batang otak.

 Otak besar adalah pusat pengendali tubuh yang disadari. Otak besar dibagi

menjadi dua belahan yaitu kanan dan kiri. Masing-masing belahan otak

disebut hemister. Otak besar kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan

tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan

bagian tubuh yang sebelah kanan.

 Otak kecil ada di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar.

Otak kecil terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang berwarna kelabu

dan lapisan dalam yang berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua
26

bagian, yaitu kiri dan kanan dan dihubungkan oleh jembatan varol. Otak

kecil memiliki fungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan

mengkoordinasikan kerja otot saatr akan melakukan kegiatan.

 Batang otak tersusun atas medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang

otak ada di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan batang otak menjadi

penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut juga

dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak dibagi

menjadi dua lapisan yaitu lapisan dalam dan luar. Fungsi dari batang otak

untuk mengatur refleks fisiologis

2) Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang ada dan memanjang dalam rongga tulang

belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher hingga ruas-ruas tulang pinggang

yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan

luar yang memiliki rwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan

luar mengandung serabut saraf serta lapisan dalam mengandung badan saraf.

Dalam sumsum tulang belakang ada saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf

penghubung. Fungsinya yaitu sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak

serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.


27

3) Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun atas semua saraf yang membawa pesan dari

dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama sistem pusat dan sistem saraf tepi akan

membentuk perubahan cepat pada tubuh dalam merespon rangsangan dari

lingkungan. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem

saraf otonom.

a) Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf

sumsum tulang belakang. 12 pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu,

misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar

dari sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem

saraf pusat, dan otot-otot rangka.

Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.

 Saat mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga sampai kepada

otak. Otak menterjemahkan pesan itu dan mengirimkan ke kaki untuk

melangkah mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk

membukakan pintu.

 Saat merasakan udara di sekitar panas, kulit menyampaikan informasi ke

otak. lalu otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas

angin.
28

 Saat melihat kamar berantakan, mata menyampaikan informasi ke otak,

otak akan menterjemahkan informasi dan mengisyaratkan tangan dan

kaki untuk bergerak membersihkan kamar.

b) Sistem saraf otonom

Reaksi yang membuat respon pada situasi ketakutan ini dikontrol pada

sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ

tubuh yang tak disadari. sistem saraf otonom merupakan pembuluh darah dan

jantung. Sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik.

e. Kelainan pada Sistem Saraf

Sistem saraf mampu mengalami gangguan atau kelainan. Beberapa contoh

gangguan pada sistem saraf manusia yaitu :

1) Epilepsi

Kelainan pada sel saraf di otak hingga penderita tidak bisa merespon berbagai

rangsangan. Otot-otot rangka penderita sering berkontraksi secara tak terkontrol.

Epilepsi bisa disebabkan karena:

 cacat sejak lahir

 kelainan metabolisme

 infeksi

 adanya racun

 kecelakaan pada kepala

 tumor.
29

2) Neuritis

luka pada neuron atau sel saraf. Dikarenakan oleh infeksi, kekurangan vitamin,

karena pengaruh obat-obatan serta racun.

3) Amnesia atau penyakit lupa

yaitu sulit mengingat kejadian-kejadian yang sudah berlalu. Amnesia bisa

disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.

4) Stroke

kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya pembuluh darah

di otak. Strok umum terjadi pada orang yang menderita tekanan darah tinggi.

4. Kemampuan Berfikir Kreatif

Kreatifi merupakan hasil produk baru yang pada prinsipnya baru merupakan hasil

karya sendiri atas inisiatif sendiri dan bukan hasil mencontek atau tiruan membuat suatu

produk yang pada dasarnya baru kadangkadang lebih luas; dipakai untuk imajinasi

dimana suatu kombinasi baru dan ide-ide atau gambaran disusun secara teliti atas

inisiatif sendiri; juga untuk sintesi pikiran, dimana produk mental tidak hanya bersifat

penjumlahan. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru”.

Kemampuan ini yang memungkinkan individu kreatif untuk merubah dan memperkaya

dunianya dengan penemuan-penemuan dibidang ilmu, teknologi, seni maupun dalam

bidang-bidang lainnya yang merupakan hasil ciptaan individu kreatif (A’yuna, 2015).

Pengertian kreativitas dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu berkaitan dengan

cara atau upaya mengatasi berbagai masalah, mencari kualitas kehidupan pribadi,

masyarakat dan organisasi. Kreativitas merupakan proses berpikir menemukan hal baru,
30

hubungan baru, mengajukan dan menguji hipotesis, metoda atau cara unik dalam

memecahkan masalah (A’yuna, 2015).

Kepekaan berfikir kreatif dapat diukur dengan indikator-indikator yang telah

ditentukan para ahli, salah satunya menurut torrance. Menurut torrance kemampuan

berfikir kreatif terbagi menjadi tiga hal, yaitu :

1) Fluency (kelamcaran), yaitu menghasilkan banyak ide dalam berbagai kategori/

bidang.

2) Originality (keaslian), yaitu memiliki ide-ide baru untuk memecahkan

persoalan.

3) Elaboration (penguraian), yaitu kemampuan memecahkan masalah secara detail.

5. Hasil Belajar Kognitif

Hasil Belajar adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan manusia untuk

menjadi lebih baik. “Learning is the acquisition of new skills, attitudes and knowledge“.

Setelah belajar orang memiliki hasil belajar yang berupa ketrampilan, sikap atau

Spengetahuan baru. Orang yang belajar disekolah disebut sebagai pelajar (Iswanto,

2017).

Definisi hasil belajar lainnya bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau

diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan

dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam

berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian

terhadap sikap, pengetahuan, kecakapan dasar dan perubahan tingkah laku secara

kuantitatif.
31

Jadi, hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan

belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku

seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses

belajar dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Hasil belajar Kognitif adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses

kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah

laku seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau

proses belajar dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil

yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Upaya dalam mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran perlu

ditekankan adanya aktivitas peserta didik baik secara fisik, mental, intelektual maupun

emosional, dalam pembelajaran siswa dibina dan dikembangkan keaktifannya melalui

tanya jawab, berfikir kritis, diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman nyata

dalam pelaksanaan praktikum, Pengamatan dan diskusi juga mempertanggung jawabkan

segala hasil dari pekerjaan yang ditugaskan.

Berdasarkan Taksonomi Bloom Indikator hasil belajar kognitif “kemampuan

kognitif terdiri dari enam jejang, yaitu C1 sampai C6” antara lain:

 Pegetahuan atau kemampuan mengigat (C1), Kemampuan kognitif meliputi

pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal. Dalam hal ini

tekanan utama pada  pengenalan kembali pada fakta dan prinsip. Kata-kata

yang dapat dipakai: definisikan, ulangi, laporkan, garis bawahi, sebutkan,

daftar dan sambungkan.


32

 Pemahami atau kemampuan memahami (C2), Pemahaman ini meliputi

komunikasi secara akurat, kata kata yang dipakai: menterjemahkan, nyatakan

kembali, diskusikan, gambarkan, jelaskan, identifikasi, tempatkan, review,

ceritakan dan paparkan.

 Aplikasi atau kemampuan penerapan (C3), atau penggunaan prinsip atau

metode pada situasi yang baru. Kata-kata yang dapat dipakai antara lain:

interprestasikan, terapkan, laksanakan, gunakan demontrasikan, pratekan,

ilustrasikan, operasikan, jabwalkan, sketsa dan kerjakan.

 Analisis atau kemampuan menganalisis suatu imformasi yang luas menjadi

bagian-bagian terkecil (C4), menyangkut kemampuan anak dalam memisah-

misahkan terhadap suatu materi dalam bagian-bagian yang membentuknya

mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu dan cara materi itu

diorganisasikan. Kata-kata yang dapat dipakai: pisahkan, analisis, bedakan,

hitung, cobakan, tes bandingkan, kritik, teliti, debatkan, hubungkan, pecahkan,

kategorikan.

 Sintesis atau kemampuan menggabungkan beberapa imformasi menjadi suatu

kesimpulan (C5), Merupakan jejang yang lebih sulit dimana anak diminta

untuk menaruh atau menempatkan bagian-bagian dari elemen satu atau

bersama sehingga membentuk satu kesatuan yang koheren. Kata-kata yang

dapat dipakai: komposisikan, desain, permulakan, atur, rakit, kumpulkan,

ciptakan, susun, organisasikan, siapkan, rancang dan sederhanankan.

 Evaluasi atau penilaian (C6), Merupakan kemampuan anak didik dalam

mengambil keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai suatu


33

tujuan, ide, pekerjaan, pemecahan masalah dan metode. Kata-kata yang dapat

dipakai: putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan, revisi, skor dan perkiraan.

B. Hasil penelitian yang relavan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang model SAVI yang di

padukan dengan metode Mind Mapping untuk meningkatkan

kemampuan pikir kreatif, penulis menguntip beberapa penelitian

yang relevan, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Djamaluddin Husita (2019)

dengan judul Penerapan Metode Koperatif Tipe Savi (Somatic

Auditory Visual And Intellectual) Animasi Komputasi Sederhana

Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Kimia Pada Materi

Ikatan Kimia Siswa Kelas X-6 Man Rukoh Kota Banda Aceh.

Mendapatkan hasil Proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe SAVI menggunakan animasi

komputasi sederhana pada materi ikatan kimia dapat

meningkatkan ketuntasan belajar siswa dari 63% (dari 24 orang

siswa) meningkat menjadi 92% pada siklus II. 2. Aktivitas guru

juga meningkat dari persentase keseluruhan aktivitas guru

71,2% (kategori baik) pada siklus I meningkat menjadi 89%

(kategori baik sekali) pada siklus II. Aktivitas siswa meningkat

dari 59,3% (kategori cukup) meningkat menjadi 93% (kategori

baik sekali) pada siklus II.


34

2. Penelitian lain yang dilakukan oleh Eni Sulichah (2018) pada

jurnalnya yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Mind

Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Motivasi

Belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan, Bawa proses pembelajaran mengunakan Mind

Mapping memiliki perbedaan yang sangat signifikan hasil belajar

IPA siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari at all (2018) yang

berjudul Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatic,

Auditory,Visualization, Intellectual ) Dengan Media Hide Danseek

Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPA bawa Penerapan model

pembelajaran SAVI berbantuan media Hide dan Seek

Puzzlee dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya

ranah kognitif. Terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata

hasil belajar siswa dari sebelum perlakuan sebesar 61,82

dengan setelah perlakuan sebesar 83,77. Peningkatan hasil

belajar tersebut sebesar 21,94. Berdasarkan analisis data

pengujian hipotesis, membuktikan pada uji t paired sample t-

test diperoleh nilai sig. yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai thitung yaitu

31,324 > 21 yang berarti bahwa H0 di tolak atau Ha diterima.

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran SAVI berbantuan media Hide dan Seek Puzzle

berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar IPA.


35

C. Kerangka berfikir

Biologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berisi

konsepkonsep abstrak yang dapat membuat pola berpikir kereatif,

nalar dan keritis. Oleh sebab itu sering ditemui bahwa banyak siswa

yang tidak menyukai mata pelajaran biologi khusunya pada materi

system rangka karena sulitnya memahami konsep-konsep tersebut.

Dalam pembelajaran biologi kususnya pada materi sistem

koordinasi dikelas, guru harus mencari cara dalam kegiatan

pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode serta teknik

pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar,

sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat lebih mudah

memahami materi yang terdapat konsep-konsep abstrak didalamnya.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan pada

pembelajaran sistem koordinasi adalah dengan model SAVI dengen

memadukannya dengen teknik Mind Mapping atau yang biasa dikenal

dengan peta pikiran.

Pembelajaran sistem koordinasi dengan pendekatan SAVI akan

melibatkan siswa secara aktif dan menciptakan lingkungan yang

kondusif. Sehingga siswa mudah dalam memahami materi tersebut di

karenakan adanya pengunaan peta pikiran akan membuat proses

pembelajaran lebih mudah dipahami. Hal itu akan mengubah cara

pandang siswa terhadap pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik

sehingga mereka mampu menemukan, mengalami, menciptakan dan


36

mengevaluasi sendiri materi yang dipelajari dengan perasaan

nyaman dan aman.

Pendekatan SAVI yaitu Somatis belajar dengan bergerak dan

berbuat, Auditori belajar dengan berbicara dan mendengarkan, Visual

belajar dengan mengamati dan mendengarkan, dan Intelektual

belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi mampu

menjadi alternatif pembelajaran yang menyenangkan Mind Mapping

adalah cara mencatat yang menggabungkan kinerja otak kanan dan

kiri pada manusia. Karena cara kerja Mind Maping yaitu dengan

mencabangkan materi dari satu tema, sehingga materi yang

dijabarkan dalam bentuk Mind Mapping lebih spesifik dan lebih rinci.

Mind Mapping juga dapat meningkatkan kemampuan cara

berpikir siswa, yaitu siswa dapat lebih mengoptimalisasikan ide-ide

baru yang lebih kreatif sehingga berbeda dengan yang lainnya.

Kemudian dari terbiasanya siswa dilatih berpikir kreatif dalam proses

pembelajaran, maka pada saat diberi soal yang memungkinkan

pemahaman lebih dari siswa, siswa tersebut sudah terbiasa dan

dapat menjawab soal tersebut dengan jawaban-jawaban yang

berbeda tetapi memiliki maksud yang sama. Oleh karena itu upaya

untuk mengembangkan daya pikir kreatif terhadap hasil belajar siswa

dapat dilakukan dengan menerapkan model SAVI dengan

memadukan metode Mind Mapping. Adapaun bagan kerangka berfikir

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gamabar 2.5.


37
38

Aspek kognitif

Kemampuan berfikir kretif


dan
hasil belajar kognitif

Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran


Sistem Koordinasi Sistem Koordinasi

Penerapan MPL dengan Treatment X pada kelas


Model SAVI yang dipadukan Kontrol
dengan Mind Mapping

Tes Tes

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan

Gamabar 2.5. Bagan Kerangka Berfikir dalam Penelitian


39

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan sebuah dugaan tentatip atau sementara

yang memprediksi situasi yang akan diamati. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat pengaruh model SAVI dengan mengunakan metode mind

mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar kognitif

siswa pada materi sistem koordinasi di kelas XI MIA sekolah menengah

atas negeri 1 kelam permai.

Ho : pengaruh model SAVI dengan mengunakan metode mind mapping terhadap

kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar kognitif siswa pada materi

sistem koordinasi di kelas XI MIA sekolah menengah atas negeri 1 kelam

permai.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dengan

kegunaan dan tujuan tertentu. Berdasarkan tujuan yang ingan dicapai maka

peneliti menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang

berlandaskan pada filsafat postivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi

dan sample tertentu dengan mengunakan instrumen penelitian, analisis data

yang bersifat kuantitatif/statistik untuk mengumpulkan data. Hal ini bertujuan

untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan sebelumnya.

Jadi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian ini

menggunakan data berupa angka-angka dengan menguanakn analisis statistik.

Penerapan metode kuantitatif ini dimaksud untuk pengaruh penerapan menguji

Pengaruh Model SAVI dengan Mengunakan Metode Mind Mapping Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem

Koordinasi di Kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kelam Permai.

2. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitain bentuk berbentuk experiment, jenis

eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment,

yaitu penelitian setengah ekperimen atau sering disebut dengen eksperimen

semu.

39
40

Bentuk desain yang peneliti pilih adalah Nonequivalent Control Group

Design. Bentuk ekspeimen ini yaitu terdapat kelomopok yang di pilih tidak

dipilih secara random tetapi berdasarkan pertimbangan oleh peneliti sendiri.

Setelah dipilih kemudian diberi pretest untuk memenuhi keadaan awal adalah

perbedan antara antara kelompok eksperimen dan kelopok kontrol. rancangan

desain dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Design penelitian


Group Pretest Treatment Postest

Experiment O1 X O2

Contol O3 - O4

Keterangan :

O1 : Nilai kelas experiment sebelum mengunakan model

O2 : Nilai kelas experiment setelah mengunakan model

O3 : Nilai kelas kontrol sebelum pembelajaran

O4 : Nilai kelas kontrol sesudah pembelajaran

X : Perlakuan mengunakan model pembelajaran Metode SAVI yang di

padukan dengan Metode Mind Mapping


41

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu mencakup keseluruhan yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Kelam Pemai pada

kelas XI MIA.

2. Sampel

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,

dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

yang representatif (mewakili). Sampel merupakan bagian dari yang dimikili

peneliti ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik Prediction Guide. Prediction Guide yaitu teknik yaitu

teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun sampel dalam

penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Kelam Pemai kelas XI MIA 1 dan XI

MIA 2

Tebel. 3.2. jumlah siswa

Kelas Pria Wanita Jumlah Total

XI 1 MIA 12 18 30

XI 2 MIA 8 22 30
Catatan :
- XI MIA 1 Sebagai Kelas Expriment
- XI MIA 2 Sebagai Kelas Kontrol
42

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek, atau

legiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Model pembelajaran SAVI yang dipadukan dengan

Metode Mind Mapping.

2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah

kemampuan berfikir kreatif dan hasil belajar kongnitif siswa.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

b. Teknik Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu. Dilihat dari kerangka kerjanya, observasi dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu:

1) Obsevasi berstruktur, yaitu semua kegiatan observer telah ditetapkan

terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang


43

telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan

dan dibatasi dengan jelas dan tegas.

2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan observer tidak dibatasi oleh

suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan observervasi hanya dibatasi oleh

tujuan observasi itu sendiri.

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai

kemampuan berpikir kreatif siswa ketika pembelajaran di kelas dengan

menggunakan model SAVI dengan memadukan metode mind mapping. Dalam

penelitian ini jenis observasi yang digunakan adalah observasi berstruktur.

Karena peneliti berfokus pada pengembangan daya pikir kreatif dan hasil

belakar dalam memecahkan masalah dalam pelajaran biologi pada materi sistem

koordinasi.

b. Teknik Pengukuran

Pengukuran berati suatu usaha untuk mengetahui suatu keadaan berupa

kecerdasan, kecakapan tanya dalam bidang kajian tertentu. “Pengukuran

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan tes, yaitu

merupakan tes hasil belajar. Pengukuran bertujuan untuk mengukur tingkat

kemampuan individu, baik dalam kemampuan dalam bidang pengetahuan

maupun ketrampilan sebagai hasil atau pengalaman belajar” (Afit, 2013: 49).

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran berupa tes sebayak dua kali

pada kelas eksperimen maupun kontrol, yaitu pretest (tes awal) dan posttest (tes

akhir). Tes awal dilakukan dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum diberikan materi pembelajaran. Sedangkan tes akhir diberikan setelah


44

kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan materi pembelajaran. Soal tes

yang dilakukan digunakan untuk teknik pengukuran yaitu dalam bentuk pilihan

ganda dengan jumlah 25 soal.

c. Teknik Komonikasi Tak Lansung

Teknik pengumpulan tak lansung merupakan cara pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak lansung atau dengan perantara

alat. Penggunaan alat bisa berupa alat yang sudah tersedia maupun alat khusus

yang digunakan untuk keperluan itu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

lembaran angket. Penggunaan angket bertujuan untuk melihat respon siswa

terhadap model dan metode yang peneliti terapkan dalam pembelajaran tersebut.

2. Instrumen Penelitian

a. Lember Observasi

Berdasarkan objek yang akan diamati, pedoman observasi penelitian

didasarakan pada keterlaksanaan pembelajaran yaitu proses belajar mengajar

didalam kelas dengan model pembelajara SAVI yang dipadukan dengan Metode

Mind Mapping. Lembar Observasi ada dua jenis yaitu lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa.

b. Soal Tes.

Tes yang digunakan peneliti dalam penelitain ini adalah tes tertulis dalam

bentuk pilihan ganda berjumlah 25 soal. Tes tertulis digunakan untuk

mengumpulkan data hasil belajar kogitif siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran dalam pendekatan model dan metode yang diginakan peneliti.

Pada kelas ekrerimen dan kalas kontrol.


45

c. Lembar angket

Lembar angket dibuat bertujuan untuk memperoleh data berupa respon

siswa pada kelas eksperimen terhadap pendekatan Model pembelajaran SAVI

yang dipadukan dengan metode Mind Maping jumlah item angkat sebanyak 10

Nomer yang di sebarkan kepada seluruh siswa yang telah mengikuti posttest.

Siswa disuruh mengisi angket dengan kenyataan yang mereka alami.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah

jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji

hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Tahapan analisis yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Observasi

Observasi untuk guru dan untuk siswa fungsinya sama yaitu untuk

mengetahui seberapa tinggi tingkat terlaksananya proses pembelajaran

menggunakan mode pembelajaran terpadu. Pengelolaan datanya

menggunakan skala Guttman yaitu Ya atau Tidak. Skala Guttman disebut

juga skala Scalogram yang sangat baik untuk meyakini peneliti tentang

kesatuan demensi dalam sikap atau sifat yang diteliti yang sering disebut

dengan sifat unversal. Untuk jawaban “Ya” poin 1 dan untuk jawaban

“Tidak” Poin 0.

n
Np = x 100 %
N
46

Keterangan:

Np : Nilai Persentase

n : Skor yang diperoleh

N : Jumlah seluruh skor

Interval Penliaian dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel. 3.3 Interval Penilaian Observasi Guru dan Siswa

Penilaian Interval
Sangagt Baik 80% - 100%
Baik 60 % - 79%
Cukup 40% - 59%
Tidak Baik 20% - 39%
Sangat Tidak Baik 0% - 19%
Sumber (Sugiono, 2008)

2. Analisis Hasil Belajar Kognitif

a. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas pada

penelitian ini diuji menggunakan aplikasi SPSS.

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas menunjuk suatu pengetian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dikatakan mempunyai

taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap. Uji Realibilitas pada penelitian ini diuji

menggunakan aplikasi SPSS.


47

c. Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau

tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang

siswa untuk mempertinggi siswa untuk memecahkannya.

Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba

lagi karena di luar jangkauannya. Uji taraf Kesukaran Soal di uji

dengan aplikasi SPSS.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Uji

daya beda pada penelitian ini di uji mengganakan aplikasi SPSS.

3. Analisis Respon Siswa

Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat respon siswa dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan Model SAVI yang

dipadukan dengan Metode Mind Maping dalam proses pembelajaran,

digunkana persentase skala Likert:

n
Np = x 100 %
N

Keterangan:

Np : Nilai Persentase

n : Skor yang diperoleh

N : Jumlah seluruh skor


48

Interval Penilaian sebagai berikut:

Tabel. 3.4. Interval Penilaian Analisis Respon Siswa

Penilaian Interval
Sangat setuju 5
Sutuju 4
Tidak tahu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber (Riduwan, 2007)
49

DAFTAR PUSTAKA

Afit.
A’yuna. Q. 2015. Kontribusi Peran Orangtua dan Guru Mata Pelajaran Terhadap
Pengembangan Kreativitas Siswa . Jurnal Ilmiah Edukasi Vol 1, Nomor 1, Juni
2015. (http://garuda.ristekdikti.go.id pada tangga 21 januari 2020).

CANDRA . A. M. K. 2017. Penerapan Media Mind Mapping untuk Meningkat


kanprestasi Belajar IPS Kelas IV SD Negeri Purwoyoso 04 kota Semarang. 2015.
Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. ISBN: 978-602-8580-
19-9. (diakses http://academia.edu pada tangga 20 januari 2020)
(http://sinta2.ristekdikti.go.id pada tangga 21 januari 2020).

Hamdu. G & Lisa A. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar
IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011.
(diakses http://academia.edu pada tangga 20 januari 2020)

Husita. D. 2014. Penerapanmetode Koperatif Tipe SAVI (Somatic Auditory Visual and
Intellectual) Animasi Komputasi Sederhana untuk Meningkatkan Ketuntasan
Belajar Kimia pada Materi Ikatankimiasiswa Kelas X-6man Rukoh Kota Banda
Aceh. Lantanida Journal, Vol. 2No. 2, 2014. (diakses http://
garuda.ristekdikti.go.id pada tangga 21 januari 2020).

Iswanto, P. R. 2017. Pembelajaran Model Mind Map untuk Meningkatkan Aktivitas


Dan Hasil Belajar Kompetensi Sistem Kelistrikan dan Instrumen Siswa Kelas XI
Teknik Sepeda Motor Smk Diponegoro Depok Sleman. Jurnal Taman Vokasi
Vol. 5, No. 1, Juni 2017. (http://my.jurnal.id pada tangga 21 januari 2020).

Puspitasari. A, at all. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatic,


Auditory,Visualization, Intellectual ) Dengan Media Hide Danseek Puzzle
Terhadap Hasil Belajar Ipa. Edukasi: Jurnal Pendidikan, Vol. 10 No.2, 2018.
(http://garuda.ristekdikti.go.id pada tangga 21 januari 2020).
50

Sari. W. at all. 2017. Pengaruh Pendekatansavi (Somatic, Auditory, Visual,


Andintellectual) dengan Menggunakan Mediaeducationcardterhadap Pemahaman
Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.4 Januari
2017,108-113. (http://garuda.ristekdikti.go.id pada tangga 21 januari 2020).

Sulichah. E. 2018. Efektivitas Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil


Belajar IPA Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ipa,
Vol. 5 No. 2 Bulan September Tahun 2018. (http://academia.edu pada tangga 20
januari 2020).
51

LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Nama sekolah : SMA Negeri 1 Kelam Permai

Matapelajaran : Biologi

Kelas : XI MIA

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 4. Memahami struktur dan fungsi dan mendeskripsikan komponen kimiawi sel-sel sebagai unit terkecil

kehidupan

Kopetensi Dasar : 4.4. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

Indikator Materi Pembelajaran Imtak Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Sumber/ Bahan/Alat
Waktu

 Mengidentifikasi  Sistem QS  Diskusi mengenai Persentasi  Jenis tagihan: 12 x 45 Buku kerja Biologi
struktur dan fungsi saraf 16/114: struktur, fungsi, dan dan diskusi 1. Laporan menit 2B, Lgn,
neuron 1. Sel-sel saraf 5/9:4/5 proses pada system informasi praktikum Kristiyono, Esis
 Mengidentifikasi (neuron) 6:2/145 saraf manusia dengan pengamatan  Buku Biologi
stuktur, fungsi, dan 2. Struktur otak :16/78:  Eksperimen Penerapan 2. Poster XI, Dyah
proses pada sistem 3. Sistem saraf 32/9:4/ tentang gerak refleksi model tentang Aryulina dkk,
52

saraf manusia sadar dan tak 56 dan disadari pembelajara narkoba Esis, Bab IX
 Mengkaitkan adar  Diskusi dan n 3. Uji  Gambar system
struktur, fungsi, dan  Sistem membuat poster kompetensi saraf, indera dan
proses pada sistem indera tentang narkoba tertulis system hormon
saraf manusia 1. Penglihatan  Praktikum tentang  Instrumen
 Mengidentifikasi 2. Pendengaran system indera manusia penilaian:
struktur, fungsi, dan 3. Pembau  Diskusi tentang 1. Lembar
proses sistem indera 4. Pengecap struktur dan fungsi penilaian
manusia 5. Peraba pada system indera laporan
 Mengkaitkan  Sistem manusia hasil
sturktur, fungsi, dan hormon  Studi membaca praktikum
proses sistem indra 1. Kelenjar dan diskusi mengenai 2. Lembar
manusia hipofisis system hormone penilaian
pencegahan/pengob 2. Kelenjar  Membuat poster
atan pada kelainan tiroid rangkuman tentang 3. Soal uji
atau penyakit yang 3. Kelenjar system hormon kompetensi
terjadi pada system paratiroid  Penugasan tertulis
indera manusia 4. Kelenjar terstruktur:
 Mengidentifikasi suprarenalis mengerjakan PR
stuktur, fungsi, dan 5. Kelenjar  Kegiatan mandiri
proses sistem pankreas tidak terstruktur:
hormon manusia 6. Ovarium mempelajari sistem
 Mengkaitkan 7. Testis ekskresi.
struktur, fungsi, dan
proses sistem
hormon manusia
 Menjelaskan
mekanisme umpan
53

balik dalam
pengaturan
homeostasis
manusia  Mekanisme
 Menyimpulkan pengaturan
gejala, penyebab, omeostasis
dan tubuh
pencegahan/pengob  Gangguan
atan pada kelainan pada system
atau penyakit yang koordinasi
terjadi pada sistem
koordinasi manusia
54

Lampiran 2. RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nama Sekolah : SMA N 1 Kelam Permai
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI / 2 (Dua)
Pertemuan :1
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
55

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Standar Kompetensi
4. Memahami struktur dan fungsi dan mendeskripsikan komponen kimiawi sel-sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar
4.4. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi

manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

Indikator
1.      Menjelaskan pengertian sistem koordinasi
2.      Mendeskripsikan letak struktur otak dan fungsinya
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem koordinasi seteleh mendengerkan penjelas guru dengan baik dan benar
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam truktur otak setelah memdengar penjelas guru dengan metode Mind Maping
dengan baik
56

B. Materi Pembelajran
1. Sel-sel saraf (neuron)
2. Struktur otak
C. Metode dan Model pembelajaran
Metode Pembelajaran
- Main Mapping
Model Pembelajaran
- Model SAVI
D. langkah-langkah pembelajran
Tahapan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Model SAVI Waktu
PENDAHULUA  Guru mengucapkan salam  Siswa berdo’a yang dipimpin oleh 10
N
 Guru meminta siswa salah satu perwakilan siswa Menit
Tahap Orientasi untuk berdo’a dan
mempersiapkan diri
 Guru mengabsen siswa  Siswa menunjuk jari ketika di
 Guru meminta siswa absen
untuk mengecek kerapian  Siswa melakukan sesuai arahan
dan kebersihan kelas guru, untuk cek kebersihan dan
57

kerapian kelas

 Siswa menjawab pertanyaan yang


Tahap Orientasi
diajukan guru dengan harapan
 Guru memberikan
jawaban mengarahkan ke materi
apersepsi dan motivasi
pembelajran keanekaragaman
berupa pertanyaan seputar
hayati
materi tentang Sistem
Koordinasi
 Guru memperikan
 siswa menjawab dengen versi
pertenyaan pengantar
masing-masing
tententang sistem
koordinasi : apakah sistem
koordinasi itu?, apa saja
bagian dari sistem
koordinasi?, Guru
menguatkan jawaban
siswa
 Siwa mendengarkan dengan
 Guru menyampaikan
seksama
58

tujuan pembelajaran  Siswa mencatat tujuan


pembelajaran yang disampaikan
guru
KEGIATAN Mengamati 30
INTI
 Guru menjelaskan  Siswa mengamati, mencatat dan Menit
Tahap Organisasi mengenai pengertian mendegerkan apa yang di
sistem koordinasi, konsep sampaikan oleh guru
bagian sistem koordinasi
mengunakan metode
main mapping
Tahap Organisasi
 Guru memberi arahan  Siswa membuat kelompok dan
kepada siswa untuk duduk di masing-masing
membuat kelompok siswa kelompoknya
yang ada didalam kelas
 Guru memberikan LKS  Siswa melakuka diskusi kelompok
sebagai bahan diskusi sesuai dengan arahan guru
kelompok dan
mengarahkan proses
59

diskusi

Menanyakan
Tehap  Guru memberikan  Siswa bertanya sub-materi yang
Pengenalan kesempatan kepada siswa belum di pahami oleh siswa
konsep bertanya mengenai materi
yang belum di pahami
setelah melihat dan
mendengar penjelasan
yang telah di sampaikan
oleh guru
Mengumpulkan Data
Mengasosiasi
 Guru meminta siswa
 Siswa membuat kesimpulan
untuk mengumpulkan data
singkat mengnai materi yang di
mengenai materi yang
dapakan dalam diskusi kelompok
dibahas dalam diskusi
untuk di persentasikan di depan
kelompok
kelas
Mengkomonikasikan
60

 Guru meminta kelompok  Siswa melakikan persentasi


untuk menyampaikan kelompok dan menjawab
hasil diskusi kelompok pernayaan yang di ajukan
Tahap Publikasi dan meminta kelompok kelompok lain
yang lain bertanya agar
munculnya umpan malik
di antara siswa

 Siswa mencatat penjelsaan guru


 Guru memberikan
penguatan berhubungan
dengan materi yang
dipelajari melalui
Tahap Penguatan penjelasan-penjelasan
dan Refleksi ataupun memberikan
contoh nyata dalam
kehidupan sehari-hari.

PENUTUP  Guru memberikan  pertanya jika belum memahami sub- 5 menit


61

kesempatan bertanya materi yang di bahasa


kepada siswa tentang
materi yang belum
dipahami
 Guru mengarahkan siswa  Siswa membuat kesimpulan dengan
untuk membuat bimbingan guru
kesimpulan
 Guru memberikan kuis,  Seluruh siswa mengejakan kuis yang
pada saat menjawab kuis diberikan guru
siswa tidak boleh saling
membantu
 Guru menginformasikan  Siswa menyimak informasi oleh
materi yang akan guru
dipelajari pada pertemuan
berikutnya
 Guru menutup pelajaran  Siswa berdo’a
dengan berdo’a yang  Siswa mengucapkan salam penutup
dipimpin oleh satu orang
murid yang di pilih guru
62

nya.

E. Media Pembelajaran
1. LKS, papan tulis & spidol
F. Sumber Belajar
a. LKS pengayaan Biologi untuk SMA/MA kelas X
b. Internet, majalah Trubus dst
c. Campbell

G. Penilaian
No Indikator Jenis tagihan Bentuk tagihan Instrumen
.
63

1 Merumuskan Tugas individu Produk LKS


konsep & kelompok Unjuk kerja Soal ulangan
keseragaman dan Ulangan Laporan Pilihan ganda
keberagaman dari hasil dan uraian
makhluk hidup melalui pengamatan (soal
pengamatan lingkungan Laporan terlampir)
sekitar siswa.. hasil diskusi
2. Membandingkan ciri Pengamatan
keanekaragaman hayati sikap
pada tingkat gen , jenis,dan
ekosistem
3. Mengenali berbagai tingkat
keanekaragaman di
lingkungan sekitar
64

Instrument Evaluasi Pembelajaran


Soal Esai
1. Jelaskan apa itu sistem koordinasi !
2. Sebutkan dan jelaskan bagian – bagian strukur otak!
65

Lampiran 3. RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nama Sekolah : SMA N 1 Kelam Permai
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI / 2 (Dua)
Pertemuan :2
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
66

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Standar Kompetensi
4. Memahami struktur dan fungsi dan mendeskripsikan komponen kimiawi sel-sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar
4.4. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi

manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

Indikator
1.      Menjelaskanciri-ciri virus.
2.      Mendeskripsikan struktur tubuh virus pada bakteriofag.
3. Menjelaskan cara reproduksi virus
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
E. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian stuktur tubuh virus setelah mengamati gambar virus dengan baik dan benar
4. Siswa dapat menjelaskan macam-macam proses reproduksi pada virus setalah mendengarkan penjelasan guru dengan baik
67

F. Materi Pembelajran
1. Sistem saraf sadar dan tak sadar
2. Mekanisme Pengaturan hormon
3. Ganguan pada sistem koordinasi
G. Metode dan Model pembelajaran
Metode Pembelajaran
- Main Mapping
Model Pembelajaran
- Model SAVI
H. langkah-langkah pembelajran
Tahapan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Model SAVI Waktu
PENDAHULUA  Guru mengucapkan salam  Siswa berdo’a yang dipimpin oleh 10
N
 Guru meminta siswa salah satu perwakilan siswa Menit
Tahap Orientasi untuk berdo’a dan
mempersiapkan diri
 Guru mengabsen siswa  Siswa menunjuk jari ketika di
 Guru meminta siswa absen
untuk mengecek kerapian  Siswa melakukan sesuai arahan
dan kebersihan kelas guru, untuk cek kebersihan dan
68

kerapian kelas

Tahap Orientasi
 Guru memberikan  Siswa menjawab pertanyaan yang
apersepsi dan motivasi diajukan guru dengan harapan
berupa pertanyaan seputar jawaban mengarahkan ke materi
materi tentang Sistem pembelajran keanekaragaman
Koordinasi: pernahkah hayati
kalian melihat hilang
ingatan?, Apa yang
menyebabkan itu terjadi?
 Guru memperikan  siswa menjawab dengen versi
pertenyaan pengantar masing-masing
tententang sistem
koordinasi : apakah ada
kaitan antara hilang
ingatan dengan sistem
koodinasi ?,bagain safraf
manakah yang mengalami
nganguan saat seseorang
69

hilang ingatan?, Guru  Siwa mendengarkan dengan


menguatkan jawaban seksama
siswa  Siswa mencatat tujuan
 Guru menyampaikan pembelajaran yang disampaikan
tujuan pembelajaran guru
KEGIATAN Mengamati 30
INTI
 Guru menjelaskan  Siswa mengamati, mencatat dan Menit
Tahap Organisasi mengenai sistem saraf mendegerkan apa yang di
sadar dan tak sadar dan sampaikan oleh guru
gangguannya,
mengunakan metode
main mapping
Tahap Organisasi
 Guru memberi arahan  Siswa membuat kelompok dan
kepada siswa untuk duduk di masing-masing
membuat kelompok siswa kelompoknya
yang ada didalam kelas
 Guru memberikan LKS  Siswa melakuka diskusi kelompok
sebagai bahan diskusi sesuai dengan arahan guru
70

kelompok dan
mengarahkan proses
diskusi

Menanyakan
Tehap  Guru memberikan  Siswa bertanya sub-materi yang
Pengenalan kesempatan kepada siswa belum di pahami oleh siswa
konsep bertanya mengenai materi
yang belum di pahami
setelah melihat dan
mendengar penjelasan
yang telah di sampaikan
oleh guru
Mengumpulkan Data
Mengasosiasi
 Guru meminta siswa
 Siswa membuat kesimpulan
untuk mengumpulkan data
singkat mengnai materi yang di
mengenai materi yang
dapakan dalam diskusi kelompok
dibahas dalam diskusi
71

kelompok untuk di persentasikan di depan


Mengkomonikasikan kelas

 Guru meminta kelompok  Siswa melakikan persentasi


untuk menyampaikan kelompok dan menjawab
hasil diskusi kelompok pernayaan yang di ajukan
Tahap Publikasi dan meminta kelompok kelompok lain
yang lain bertanya agar
munculnya umpan malik
di antara siswa

 Siswa mencatat penjelsaan guru


 Guru memberikan
penguatan berhubungan
dengan materi yang
dipelajari melalui
Tahap Penguatan penjelasan-penjelasan
dan Refleksi ataupun memberikan
contoh nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
72

PENUTUP  Guru memberikan  pertanya jika belum memahami sub- 5 menit


kesempatan bertanya materi yang di bahasa
kepada siswa tentang
materi yang belum
dipahami
 Guru mengarahkan siswa  Siswa membuat kesimpulan dengan
untuk membuat bimbingan guru
kesimpulan
 Guru memberikan kuis,  Seluruh siswa mengejakan kuis yang
pada saat menjawab kuis diberikan guru
siswa tidak boleh saling
membantu
 Guru menginformasikan  Siswa menyimak informasi oleh
materi yang akan guru
dipelajari pada pertemuan
berikutnya
 Guru menutup pelajaran  Siswa berdo’a
dengan berdo’a yang  Siswa mengucapkan salam penutup
73

dipimpin oleh satu orang


murid yang di pilih guru
nya.

E. Media Pembelajaran
1. LKS, papan tulis & spidol
F. Sumber Belajar
a. LKS pengayaan Biologi untuk SMA/MA kelas X
b. Internet, majalah Trubus dst
c. Campbell

G. Penilaian
No Indikator Jenis tagihan Bentuk tagihan Instrumen
.
74

1 Merumuskan Tugas individu Produk LKS


konsep & kelompok Unjuk kerja Soal ulangan
keseragaman dan Ulangan Laporan Pilihan ganda
keberagaman dari hasil dan uraian
makhluk hidup melalui pengamatan (soal
pengamatan lingkungan Laporan terlampir)
sekitar siswa.. hasil diskusi
2. Membandingkan ciri Pengamatan
keanekaragaman hayati sikap
pada tingkat gen , jenis,dan
ekosistem
3. Mengenali berbagai tingkat
keanekaragaman di
lingkungan sekitar
75

Instrument Evaluasi Pembelajaran


Soal Esai
1. Jelaskan perbedaan sistem kerja saraf sadar dan tak sadar sistem koordinasi !
2. Sebutkan dan jelaskan berbagai ganguan pada sistem koordinasi!

Anda mungkin juga menyukai