PROPOSAL TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar
Magister Pendidikan Bidang Manajemen Pendidikan
Oleh
HALIM
NIM:20196013439
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR
Segala Puji ke hadirat Allah SWT atas Rahmat, Nikmat dan Taufiknya, sehingga
dapat diselesaikannya proposal tesis yang berjudul “ Pengaruh Kepemimpinan
dan Manajemen Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP Se-Kecamatan Air
Kumbang” Proposal ini diajukan sebagai bagian dari tugas akhir dalam rangka
menyelesaikan studi di Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas
PGRI Palembang. Dalam penyelesaian proposal tesis ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih setulusnya kepada:
1. Dr. H. Edi Harapan, M.Pd selaku dosen pembimbing 1, yang telah banyak
membantu penulis dalam memberikan ide, saran dan kritiknya.
2. Dr. Dessy Wardiah, M.Pd selaku dosen pembimbing ke-2, yang telah banyak
membantu penulis dalam memberikan ide, saran dan kritiknya.
3. Dr. Happy Fitria,M.Pd selaku Ketua Prodi Magister Manajemen Pendidikan,
yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan ide, saran dan
kritiknya.
4. Rekan-rekan seperjuangan di magister manajemen PGRI yang terus
memberikan semangat dan motivasinya untuk segera merampungkan
proposal tesis ini.
Palembang, Nov 2020
Penulis
Halim
III
DAFTAR ISI
Hal
COVER ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TESIS......................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah............................................................... 6
C. Batasan Masalah .................................................................. 8
D. Rumusan Masalah................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 10
II KERANGKA TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik......................................................................... 11
1. Kepemimpinan ...................................................................... 11
2. Manajemen Kepala Sekolah.................................................. 1
3. Kinerja Guru........................................................................... 35
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 45
C. Kerangka Bepikir......................................................................... 49
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 51
Daftar Pustaka.............................................................................................. 71
IV
DAFTAR TABEL
Halaman
V
DAFTAR GAMBAR
Halaman
VI
1
I. PENDAHULUAN
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi yang dimiliki oleh peserta
didik tersebut harus meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Priansa,
guru yang memiliki kinerja yang tinggi diharapkan akan menghasilkan hasil
oleh guru yang memiliki kemampuan unggul dan motivasi yang tinggi dalam
sekolah terletak di kerjasama yang sinergis antara kepala sekolah dan guru,
suvervisi terhadap guru untuk meningkatkan kinerja guru, hal ini dikarenakan
tercapainya visi dan misi di suatu sekolah. Sekolah yang seperti ini, tidak akan
mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan memiliki daya saing di kancah
peserta didik melalui proses pembelajaran di ruang kelas. Guru juga memiliki
Tugas itu meliputi bidang profesi dan bidang kemanusiaan, serta bidang
dan kehidupan yang perlu dimiliki oleh peserta didik untuk menjadi bagian
dimiliki peserta didik untuk menjadi bagian dari masyarakat (Priansa, 2018:81).
pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu yaitu,
seorang guru tidak hanya mengajar pada waktu di kelas, tetapi seorang guru
juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendidik peserta didiknya.
sekolah dalam menjalankan visi dan misinya hal ini dikarenakan kepala sekolah
pemeliharaan sarana dan prasarana, juga sebagai supervisor pada sekolah yang
Agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, kepala
menjadi baik. Jika pembelajaran di sekolah baik maka akan dapat diharapkan
(2013:81) peran kepala sekolah antara lain sebagai pejabat formal, kepala
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Makhfudz (2010:89),
meningkatkan kinerja guru tidak akan berjalan efektif tanpa adanya kompetensi
manajerial yang mumpuni dan efektif yang dimiliki oleh kepala sekolah selaku
manajer di sekolah, serta adanya dukungan dan kerjasama yang solid antara
untuk mengadakan peningkatan mutu mengajar guru menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Untuk itu kepemimpinan Kepala Sekolah dan guru di SMP harus
Guru memiliki tanggung jawab dan fungsi yang sangat strategis dalam
Untuk itu, guru perlu memahami dengan baik apa yang dimaksud potensi siswa
sehingga memicu mendapatkan hasil belajar yang baik. Guru sangat berperan
5
Namun hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan dan manajemen yang
aktivitas lainnya. Kepala sekolah adalah supervisor yang harus bertindak sebagai
pemimpin yang demokratis, berwibawa, dan menjadi suri teladan bagi semua
Dari data hasil penilaian kinerja guru yang telah dilakukan oleh penilai di
rata-rata tingkat kompetensi guru SMP yang diperoleh sebesar 46,17. Hal ini
menunjukkan tingkat kompetensi yang dimiliki guru tergolong cukup. Namun, ada
2020 mengatakan bahwa masih banyak guru SMP Se-Kecamatan Air Kumbang
bervariasi tersebut, kinerja guru juga menjadi bermacam-macam. Ada yang baik
Kumbang pada tanggal 15 Oktober 2020 yang mengatakan bahwa kinerja guru
rendahnya disiplin kerja beberapa guru yang cenderung dibiarkan berakibat pada
B. Identifikasi Masalah
1. Kinerja sebagian guru SMP Se-Kecamatan Air Kumbang yang masih kurang
dan perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priansa (2018:7)
pendidikan S1/D4. Selain itu, masih banyak guru yang belum mampu
biasa, sehingga hal ini la yang memicu kinerja guru menjadi rendah.
3. Pola pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru masih
masing, sehingga membuat pola pembinaan yang berbeda, akan tetapi arah
8
yang dibutuhkan oleh guru guna menghadapi tantangan masa depan pada
era globalisasi.
5. Lokasi SMP Se-Kecamatan Air Kumbang yang jauh dari pusat kota membuat
kinerja sebagian guru menjadi tidak maksimal. Lokasi sekolah yang jauh
membuat kinerja guru menjadi rendah hal ini dikaitkan rendahnya dengan
menjadi kurang optimal. Masih terdapat ratusan ribu guru kontrak / honorer
pedesaan hal inila yang menyebabkan kinerja yang dihasilkan guru menjadi
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak keluar dari pembahasan yang telah ditetapkan oleh
peneliti, maka peneliti memberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu
9
pembelajaran
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan dan pembatasan masalah, dapat
Kumbang?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi Sekolah
A. DESKRIPSI TEORITIK
1. KEPEMIMPINAN
a. Definisi Kepemimpinan
ilmu terapan dari ilmu - ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dari rumusannya
2018: 73).
berkreasi dalam bekerja dan hasilnya lebih bermakna bagi organisasi dengan
istilah sifat - sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola
interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan
paling efektif dalam perilaku kelompok bagi yang lain dia adalah proses
dengan sistem sosial untuk mencapai suatu tujuan. Tercapai tidaknya suatu
Pengaruh itu dihasilkan dari interaksi atas dasar posisi formal ataupun informal.
pendidikan sehingga tujuan atau sasaran sesuai dengan apa yang telah
mencapai tujuan.
secara bersama tanpa paksaan dalam mencapai tujuan dari suatu organisai.
perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian
peran, tempatnya pada suatu posisi administrasi, serta persepsi oleh orang lain
b. Tipe Kepemimpinan
Menurut Shulhan & Soim (2013: 36) ada beberapa tipe kepemimpinan
Kepala Sekolah.
sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa ada perintah. Pemimpin
disiplin terhadap instruksi yang telah ditetapkan. Dalam tindakan dan perbuatan,
pemimpin tidak dapat diganggu gugat. Supervisi bagi pemimpin yang otokratis
segala perintah pemimpin. Dalam hal ini, berarti bukan supervise yang dilakukan
akan tetapi sebagai inspeksi, yaitu mencari kesalahan dari para anggota.
Jika ada anggota yang tidak patuh akan diberikan hukuman, begitupun
sebaliknya jika ada yang patuh maka akan diberikan penghargaan. Kepemimpina
1. Anggota akan menjadi pengikut yang tidak mampu dan tidak mau berinisiatif,
atau ketentuan hukum yang mengikat. Disamping itu, kepemimpinan ini sering
15
pula terlihat pada kepemimpinan dictator sebagaimana yang terjadi di masa Nazi
Pemimpin dengan tipe ini termasuk pemimpin yang sama sekali tidak
tugas dan kerjasama diserahkan kepada anggotanya tanpa ada petunjuk atau
dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari
jelas. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa
kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usahanya selalu
saran dari anggotanya. Pun kritik yang membangun sebagai umpan balik dan
sifatnya yang lebih lunak. Sifat otoriter tersebut diperlukan sebagai perwujudan
17
adalah atas dasar hubungan antara pemimpin dan kelompok yang dipimpinnya.
Berpijak dari teori dan tipe kepemimpinan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa agar seseorang dapat tampil sebagai pemimpin yang baik dan sukses
walaupun sifatnya yang lebih lunak. Sifat otoriter tersebut diperlukan sebagai
kegiatan pengontrolan dan pengawasan. (Shulhan, 2013: 41) Dari beberapa tipe
(Shulhan, 2013: 45) Berdasarkan dari teori dan tipe kepemimpinan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa agar seseorang dapat tampil sebagai pemimpin
a. Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “ Manus” yang artinya “
tangan” dan “ agere’ yang bearti “ melakukan. Kata -kata ini digabung menjadi “
suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melalui orang
lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu organisasi (Danim & Suparno,
2019:3)
19
dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
Pengertian manajemen telah banyak dibahas para ahli yang bisa dijelaskan
pengarahan, dan pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, apabila
penganggaran, dan pengawasan itu kurang baik, maka proses manajemen itu
secara keseluruhan juga kurang baik, maka proses manajemen itu keseluruhan
juga kurang baik. Dengan demikian, proses pencapaian tujuan organisasi juga
b. Fungsi Manajemen
organisasi. Dalam hal ini tentunya tujuan untuk mencapai tujuan yang telah
popular POAC.
Menurut Terry (2010: 9), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat
1. Perencanaan (Planning)
seluruh warga sekolah dan masyarakat melalui komite sekolah, dengan tujuan
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penggerakan (Actuating)
21
menyangkut pihak yang memimpin dan pihak yang dipimpin. Tanpa ada kerja
sama yang baik dan harmonis antara kedua belah pihak maka sulit untuk
aktivitas mempengaruhi orang lain agar orang tersebut dengan suka rela mau
actuating adalah :
perpustakaan sekolah.
4. Pengawasan (controlling)
meneliti di mana letak terjadinya penyimpangan itu dan bagaimana cara atau
dibuat;
sebagai berikut :
1) Perencanaan
dilaksanakan pada masa yang akan datang dan harus ada sebelum kegiatan
berlangsung.
2) Pengorganisasian
organisasi.
3) Pelaksanaan
rencana yang sudah disusun secara matang dan teperinci. Pelaksanaan ini
4) Pengendalian
dilaksanakan dengan cara menilai hasil atau prestasi dan kalau terdapat
usaha perbaikan, sehingga hasil atau prestasi yang dicapai sesuai dengan
rencana.
dan fungsi sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “
kepala” dan “ sekolah”. kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin
dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan
(Basri, 2014:40)
setelah sekian lama menjabat sebagai guru. Seseorang diangkat dan dipercaya
proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
tambahan dari jabatan guru . hal ini berdasarkan S.K Mempan No. 0296 tahun
karena ada legitimasi dari pihak yang berkuasa dan berwenang baik dari
untuk menduduki jabatan struktural (Kepala Sekolah) di sekolah. (Aedi, 2016: 35)
sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) yang bukan sekolah bertaraf
guru yang di beri tugas karena mempunyai kualifikasi dan kompetensi untuk
Tabel 1.
Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Kepala Sekolah
madrasah
2) Berpartisipasi dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap
orang atau kelompok lain
2007, tentang standar kepala sekolah / madrasah belum cukup untuk menjamin
keberhasilan sekolah dalam mencapai visi dan misi yang ditetapkan. Karena itu
manusia, unsur sarana, unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur
selama menjadi kepala sekolah. Adapun tugas dan fungsi kepala sekolah antara
lain:
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman
Salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai seorang pejabat formal
atau sebagai pemimpin formal. Oleh sebab itu, kedudukannya yang formal,
internal dan eksternal, interkasi antarsumber daya manusia dan sumber material
yang ada, efektivitas, kekuatan dan kelemahan serta integritas dan pengalaman
(Wahjosumdijo, 2013:129).
rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus
sekolah. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
31
dimaksud dikaitkan dengan pengubahan pola pikir dan pola sikap. Bagi sebagian
besar kepala sekolah hal tersebut akan dirasakan sebagai suatu yang tidak
mudah, tetapi bagi sebagian kepala sekolah yang lain hal tersebut dapat
dianggap sebagai suatu bentuk tanggung jawab dan komitmen untuk menjadikan
perubahan peran sebagai indikator dari keinginan untuk selalu berubah dari
kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar madrasah dapat
sifat, pendekatan perilaku, maupun pendekatan situsional. Dalam hal ini, kepala
32
sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada. Meskipun demikian, pada hakiketnya kepala sekolah harus lebih
terhadap tugas, kepala sekolah juga harus menjaga hubungan manusia dengan
Peran kepala sekolah sebagai leader adalah kepala sekolah harus mampu
kepala sekolah sebagai inovator adalah kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
Peran kepala sekolah sebagai motivator adalah harus memiliki strategi yang
tugas utama Kepala Sekolah. Perhatian Kepala Sekolah lebih tercurah untuk
berbibit
f. Mengkondisikan kurikulum
yang telah disebutkan diatas, Kepala sekolah memiliki tugas administrative, yakni
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru
menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya
a. Para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukan menarik
dan menyenangkan.
b. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada guru
diperlukan.
memperoleh keputusan.
Kepala Sekolah dengan sikap kewirausahaan yang kuat akan berani melakukan
kebebasan.
tujuan.
kelompok.
eksistendi organisasi.
3. KINERJA GURU
kinerja (perstasi) adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas yang dicapai oleh
dan ketepatan waktu. Hal ini diperkuat oleh Supardi (2016:54) bahwa kinerja
oleh hasil kerja akan tetapi juga ditunjukkan oleh perilaku dalam bekerja, mulai
bahwa kinerja guru merupakan gambaran hasil kerja seseorang. Hasil kerja ini
berkaitan dengan tugas yang menjadi tangggung jawab seorang individu. Bagi
guru tugas rutin dalam kinerjanya adalah tugas pembalajaran dikelas, dan disisi
lain guru memiliki tugas untuk merencanakan, pengelolaan dan administrasi atas
Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau pengelola sekolah dapat
pembelajaran.
jawaban terhadap segala hal yang telah dikerjakan. Ivancevich dalam Rusman
(2011:89) patokan tersebut meliputi: (a) Hasil, mengacu pada ukuran output
ketrampilan guru dalam mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru, karena jika guru
mampu melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik, maka kinerja guru akan
Dan kinerja itu sendiri dapat dilihat dari bagaimana seseorang guru dalam
menjelaskan bahwa kinerja guru itu terlihat dari aktifitas dilakukan dalam
EYD.
tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam
dengan baik, ada banyak hal yang harus dilakukan dan diperlihatkan guru dalam
maupun yang tidak tertulis. Sehingga sebagai guru harus bisa memahami akan
mengajar.
pencapaian kinerja atau prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
a) Faktor kemampuan
(IQ) dan kemampuan reality (knowledge and skill). Artinya, seseorang yang
41
Dengan kata lain, seseorang akan lebih mudah untuk menunjukkan kinerja
b) Faktor motivasi
karena faktor inilah yang dapat menggerakkan diri seseorang untuk dapat
Menurut Barnawi dan Arifin (2017:43) kinerja guru tidak terwujud dengan
begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari guru itu sendiri,
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar guru seperti gaji, sarana dan
2010: 11) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru terdiri dari faktor intrinsik
kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap guru. Dari
uraian diatas dapat dilihat bahwa kinerja guru tidak akan terwujud dengan
42
sendiri, tetapi terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang
penting adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri yaitu meliputi
Menurut Baruningsih (2011: 19), ada beberapa indikator yang dapat dilihat
b) Tahap intruksional
a) Evaluasi normative
b) Evaluasi formatif
mengajar
Menurut Hasibuan (dalam Barnawi & Arifin, 2017: 43) penilaian kinerja
yang telah dilakukan. Menurut Uhar (2012: 164) penilaian kinerja merupakan
suatu kegiatan guna menilai perilaku karyawan dalam pekerjaannya, baik secara
proses menilai hasil kerja guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru
tujuan pendidikan.
moral dipundaknya. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung
melaksanakan proses pembelajaran (Syatra, 2013: 86). Selain itu, guru juga
media pendidikan yang akan dipakai serta alat penilaian yang digunakan di
Menurut Barnawi dan Arifin (2017: 43), secara umum penilaian kinerja guru
analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat
guru dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam periode tertentu. Hasil
penilaian ini berguna untuk memperbaiki kinerja guru, memotivasi kerja guru,
lulusan yang bermutu, namun proses pendidikan tidak berjalan dengan baik.
guru itu sendiri. Jadi kinerja guru yang berkualitas dalam proses belajar
Managerial Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMP
terhadap kinerja guru; 2) Kinerja guru menyumbang 53.6% secara positif dan
kepala sekolah dan kinerja guru sebesar 60,5%. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan di teliti adalah sama sama menjadikan kepala
sekolah dan guru sebagai variabel penelitian. Penelitian ini juga sama sama
Guru Pada SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan SMA Negeri 3
Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan SMA Negeri 3
ini terbukti dari kurikulum, kesiswaan, saran prasara dan prestasi belajar
siswa yang berjalan dengan baik dan sesuai standar kinerja guru.
dilakukan kepala sekolah di SMA Negeri 4 Wira bangsa Meulaboh dan SMA
Raja. Hal ini dikarenakan keeratan hubungan korelasi berada pada positif
hubungan korelasi berada pada negarif lemah; dan tidak terdapat pengaruh
lagi motivasi dan etos kerja para guru-guru SMK SANDIKTA untuk
penelitian yang akan diteliti adalah sama – sama meneliti tentang pengaruh
C. KERANGKA BEPIKIR
Pada era Globalisasi saat ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini
guru dituntut untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kratif, dan
seseorang dan lebih dari itu kinerja juga bermakna sebagai kerja yang
mengatur guru merupakan salah satu faktor internal yang perlu dipertimbangkan
dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Hal ini sesuai dengan penelitian
tugasnya sebagai pendidik dan pengajar bukan tidak disadari atau diketahui oleh
memiliki kekurangan dan kelemahan yang ada pada dirinya dalam melakukan
guru sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik bagi siswa. Hal ini diperkuat
D. HIPOTESIS PENELITIAN
membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah
kebenaran). Inilah hipotesis peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat
diuji.
berikut.
guru
A. Tempat Penelitian
lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk
lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini,
Kecematan Air Kumbang yang terdiri dari 7 Sekolah Menengah Pertama, yang
B. Metode Penelitian
penelitian kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi tentang gejala
yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai, merencanakan
atau angket mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita
teliti. Melalui angket dan sebagainya kita mengumpulkan data untuk menguji
kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data
terjadi mengenai keadaan sekarang ini yang sedang diteliti. Hal ini juga
SMP Se-Kecamatan Air Kumbang. Variabel penelitian yang akan dikaji dalam
penelitian ini dibagi menjadi tiga variabel utama, yaitu Kepemimpinan (X1) dan
Manajemen Kepala Sekolah (X2) terhadap kinerja Guru (Y), sedangkan pengujian
Kepala Sekolah (X2) terhadap kinerja guru (Y), kemudian seluruh data yang
MANAJEMEN
KEPALA
SEKOLAH
KEPEMIMPINAN
KINERJA GURU
54
1.Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh guru
SMP Se-kecamatan Air Kumbang. Adapun jumlah guru tersebut dapat dilihat
Tabel 2.
Populasi Guru SMP Se-Kecamatan Air Kumbang
2. Sampel Penelitian
integral yang tak dapat dipisahkan dengan populasi dan menjadi cermin dari
ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu secara acak tanpa
dengan cara undian "Cointoss" yaitu peneliti memilih sejumlah sampel n dari
N
n=
N . d 2 .+1
Keterangan :
n= Jumlah sampel
N= Jumlah Populasi
N 140 140
n= = = =103 , 7=104
N . d +1 140 . 0 , 05 +1 1 , 35
2 2
orang
Yamane maka didapatkan jumlah sampel sebesar 104 orang dari SMP Se-
56
Keterangan :
dibawah ini:
Tabel 3
Rincian Sampel Guru SMP Se-Kecamatan AIr Kumbang
random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota 104 orang dengan
dengan cara undian "Cointoss" yaitu peneliti memilih sejumlah sampel n dari
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Observasi
valid dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode pengumpulan
yaitu peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan objek, tetapi peneliti
tidak aktif dan ikut serta secara langsung. Observasi dilakukan untuk
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah
berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian
dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian adalah
2017:391).
3. Kuisioner
Pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini untuk setiap variabel sebanyak
menggunakan sistem daring yaitu lewat media whatsaap kepada guru yang
dijadikan sampel penelitian yaitu guru SMP Se-kecamatan Air Kumbang yang
nilai. Adapun nilai yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:
Tabel. 4
Daftar Pembobotan Angket
yang paling efektif dalam perilaku kelompok bagi yang lain dia adalah proses
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah (Jawangga, 2019:1)
2016:54).
setiap jenis penelitian. Menurut Arikunto (2013:159) variabel sebagai gejala yang
Definisi operasional variabel adalah salah satu unsur dari penelitian yang
penyusunan penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yang terdiri dari dua
variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang pertama yaitu (X1)
Sekolah. Kemudian satu-satunya variabel terikat dalam penelitian ini adalah (Y)
Kinerja Guru. Adapun indikator variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian
Tabel 5.
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kepemimpinan (X1)
No Variabel Sub Variabel Indikator No
Item
1 Kepemimpinan Conseptual Skill Merencanakan 1-6
(x1) semua 61kegiatan
sekolah
Kemampuan
mendiaknosa
permasalahan di
sekolah
Kemampuan
memecahkan
masalah
Mengkoordinasi
kegiatan sekolah
Mengembangkan
kurikulum
Mengembangkan
staf untuk
mencapai tujuan
sekolah
Tabel 6
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Manajemen Kepala Sekolah (X2)
Tabel 7.
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)
guru SMP yang ada dikecamatan Air Kumbang, di luar sampel. Jumlah
responden sebanyak 35 orang ini dianggap memenuhi syarat untuk uji coba
(Sugiyono, 2019:177). Untuk sampel uji coba instrumen pada penelitian ini
64
akan di ambil dari populasi yang tidak digunakan sebagai sampel, hal ini dapat
Tabel 8.
Sampel Uji Coba Instrumen
reliabilitasnya
Uji validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian
instrument yang digunakan sudah tepat mengukur apa yang seharusnya diukur
atau belum, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi validitas suatu
test, maka alat test tersebut akan semakin tepat mengenai sasaran.
Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi. Oleh karena itu, untuk
menguji validitas dilakukan dengan teknik korelasi item total yang merupakan
N Σ XY −( Σ X ) (Σ Y )
r xy =
√ { N Σ X −( Σ X ) } {N Σ Y − ( Σ Y )
2 2 2 2
Keterangan :
N = jumlah responden
Menurut Sugiono (2012:89) bila korelasi tiap faktor (r xy) tersebut positif
dan besarnya > 0,3 maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat
(valid), demikian pula sebaliknya, jika r xy< 0,3 maka dikatakan tidak valid.
66
Untuk uji reliabilitas digunakan metode belah dua (Split Half Method) dari
Spearman Brown. Metode belah dua ini dilakukan dengan cara membagi
instrument menjadi dua belahan, bisa ganjil-genap dan bisa pula belahan
2 rb
r 11 =
1+ r b
Keterangan ;
N Σ XY −( Σ X ) (Σ Y )
r xy =
√ { N Σ X −( Σ X ) } {N Σ Y − ( Σ Y )
2 2 2 2
persyaratan analisis yang merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi agar
analisis dapat dilakukan, baik untuk keperluan prediksi maupun untuk pengujian
hipotesis. Ada 3 syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, menurut Duwi (2016:
Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0,05. Apabila Asymp. Sig.
bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan One-way Anova pada program
dilakukan dengan ketentuan jika F hitung < F tabel, maka variabel bebas dengan
a.Hipotesis pertama
kinerja guru.
guru .
b.Hipotesis kedua
guru
guru
r √n−2
t=
√ 1−r 2
Keterangan :
t = nilai thitung
n = jumlah responden
69
c.Hipotesis ketiga
variabel terikat.
(Y)
(Y).
Kriteria pengujian:
R 2(n−m−1 )
Fhit=
m. (1 . R 2 )
\
Keterangan :
R2 = Nilai Korelasi
70
n = Jumlah Sampel
J. Jadwal Penelitian
Tabel 9.
Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Duwi, P. (2016). Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahnnya Dengan
SPSS Praktis dan Mudah Dipahami untuk Tingkat Pemula dan
Menengah. Yogyakarta: Gava Media
Hendraman dan Rohanim. (2019). Kepala Sekolah Sebagai Manajer (Teori dan
Praktik). Bandung : PT. Rosda Karya
Mulyasa, (2017). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung : PT.
Rosda Karya
Syatra YN. (2013). Desain Relasi Efektif guru dan Murid. Jogjakarta:Buku Biru
Terry, GR. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. Jakarta : Penerbit Kencana
Uno, HB. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Yamin, M & Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada
Yuliana, KE. (2018). Pengaruh Biaya Pendidikan Dan Kinerja Guru Terhadap
Pencapaian Siswa (Analisis Deskriptif Pada Sma Negeri Di Kabupaten
Purwakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Volume 2, No.1, Hal: 125-143