diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pengantar Teori
Pendidikan yang di ampu oleh:
Dr. Pupun Nuryani, M.Pd.
Dr. Cepi Triatna, M. Pd.
Oleh:
Agustien Dwi Dayanty [1802829]
Wisnu Frediansyah [1907221]
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Pengantar Teori Pendidikan, Program Studi Pedagogik, Sekolah Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2019, dengan judul “Teknologi dan Seni
Pendidikan sebagai Teori Khusus Pendidikan Preskriptif”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Pupun Nuryani, M.Pd dan Dr. Cepi Triatna, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 3
ii
b. Rumpun Model Evaluasi .............................................. 56
c. Prinsif Evaluasi ............................................................ 60
d. Tujuan Evaluasi ............................................................ 61
e. Manfaat Evaluasi .......................................................... 61
f. Instrumen Evaluasi ....................................................... 63
2.1.2.6 Riset Pendidikan .................................................................. 63
a. Pentingnya Riset dalam Bidang Pendidikan ................... 63
b. Tujuan Riset Pendidikan ................................................. 65
c. Manfaat Riset Pendidikan ............................................... 65
d. Jenis-Jenis Riset Pendidikan ........................................... 65
e. Langkah-Langkah dalam Proses Penelitian .................... 66
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
5
6
2. Melakukan apersepsi
3. Mengadakan kompetensi yang sehat
4. Adanya hadiah dan hukuman
b. Asas Aktivitas
Pada dasarnya, pendidik dituntut memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk aktif baik secara jasmani
maupun rohani, baik dalam pembelajaran perorangan ataupun
kelompok. Keaktifan jasmani dapat ditunjukan peserta didik
dengan melakukan kegiatan penelitian, percobaan, membuat
konstruksi model, bercocok tanam, dan masih banyak lagi.
Sedangkan, yang dimaksud keaktifan rohani yaitu bekerjanya
unsur-unsur kejiwaan peserta didik, seperti: ketekunan, cermat,
mengingat, berfikir dan masih banyak lagi. Dalam
pelaksanaannya aktivitas jasmani dan rohani saling berhubungan
satu sama lain. Keterhubungan yang baik antara aktivitas
jasmani dan rohani pada dasarnya dalam rangka memperoleh
hasil pengajaran yang sebaik-baiknya.
Dalam kurikulum 2013, keaktifan jasmani dan rohani
dapat dilakukan melalui kegiatan 5M, yaitu kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
menyimpulkan. Dengan demikian, proses mengajar dan belajar
bukanlah proses yang sifatnya verbalisme, dimana peserta didik
hanya duduk dan mendengarkan pelajaran secara pasif.
Berikut ini adalah beberapa pandangan yang mendukung
azas aktivitas, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Konsep modern: Jiwa seseorang bersifat dinamis
mempunyai enersi sendiri dan dapat menjadi aktif bila di
dorong oleh berbagai macam dorongan.
2. Piaget: Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa
perbuatan anak tak berpikir, agar anak berpikir sendiri, ia
harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.
43
67
68
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis
menyimpulkan bahwa teknologi dan seni sebagai teori khusus pendidikan
preskriftif pada dasarnya telah menjadi landasan bagi praktik pendidikan di
Indonesia. Hal ini ditunjukan pada beberapa aspek, diantaranya manajemen
pendidikan yang melandaskan diri baik pada teori manajemen klasik, neo
kalasik sampai dengan modren; perkembagan kurikulum yang melandaskan
diri pada pendekatan subject matter curriculum, correlated curriculum, pola
integrated curriculum, rekonstruksialisme konservatif, humanis, dan
akutabilitas; model pembelajaran yang menghendaki proses belajar
melandaskan diri pada teori belajar kognitif, gestalt, behavioristic dan
humanistuk; standar proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang
melandaskan diri pada asas-asas didaktik metodik; dan evaluasi pendidikan
yang melandaskan diri pada model evaluasi Tyler, sumatif dan formatif, PAN
dan PAP, stake atau countenance, dan CIIP.
4.2 Implikasi
Pada dasarnya praktik pendidikan di Indonesia idealnya berusaha
melandaskan diri pada teori khusus pendidikan preskriftif. Dengan demikian,
hal ini berimplikasi pada keoptimalan pencapaian tujuan pendidikan. Sebab,
praktik pendidikan di Indonesia memiliki arah dan standar keberhasilan yang
jelas. Namun, tentunya dalam penerapan teori khusus pendidikan preskriptif
di pengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada di lapangan, yang mempengaruhi
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
81
82
4.3 Rekomendasi
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi konten maupun gaya penyajian penulis.
Keterbatasan penulis dalam menemukan sumber-sumber yang relavan
menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konten makalah ini, dan
kualitas konten dipengaruhi oleh keterbatasan kemampuan penulis dalam
menginterpretasi berbagai sumber rujukan. Sedangkan, gaya penyajian
penulis dalam memaparkan konten dipengaruhi oleh faktor kurangnya
pengalaman penulis dalam menulis. Atas dasar itu, penulis mengharapkan
adanya tindak lanjut bagi pembaca demi penyempurnaan tulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
75
76