Anda di halaman 1dari 96

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN METODE

RESITASI MELALUI BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA


( STUDENT WORK SHEET ) PADA SISWA KELAS XI-IPS
SMA NEGERI 08 BOMBANA

Oleh :

AHMAD ZULKIFLIN, SE

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 08 BOMBANA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang
dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan SMA Negeri 08 Bombana, hasil karya
dari :
Nama : AHMAD ZULKIFLIN, SE
NUPTK : 8654766667120002
Guru Mata pelajaran : Ekonomi
Unit kerja : SMAN 08 Bombana
Lama Penelitian : 3 Bulan
Judul PTK : Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi dengan Metode Resitasi
Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) pada Siswa kelas XI-IPS SMAN
08 Bombana

Lengora Selatan, 19 Juli 2021


KEPALA SEKOLAH
SMAN 08 BOMBANA

Drs. LA RINDA
NIP.196512311994031093
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah adalah kata paling indah yang pantas diucapkan sebagai tanda

kesyukuran kita kepada Allah Azza wa Jallah yang maha Rahman dan Rahim atas

segala nikmat-Nya. Dengan usaha dan doa semua pihak, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Peneletian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Prestasi

Belajar Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa

(Student Work Sheet) pada Siswa Kelas XI SMAN 08 BOMBANA Kabupaten Bombana”.

Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulis menyadari

bahwa masih jauh dari kesempurnaan mulai dari sistematika penulisan, pengumpulan

data, sampai penyusunan banyak mengalami hambatan dan kendala. Hal ini dapat

teratasi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsug. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. DR. LA RINDA selaku kepla sekolah yang telah memberikan arahan dalam

penulisan Penelitain Tindakan Kelas (PTK).

2. Rekan-rekan akta Guru SMAN 08 Bombana sebagai pihak lain yang telah

membantu.

Harapan penulis semoga PTK ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang memerlukannya dan bernilai ibadah disisi Allah Yang Maha Esa. Amin!

Bombana, 20 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... ... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7
C. Rumusan Masalah .................................................................... 7
D. Cara Pemecahan Masalah ........................................................ 7
E. Hipotesis Tindakan .................................................................. 8
F. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian.................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 10
A. Proses Pembelajaran Akuntansi .............................................. 10
1. Pengertian Belajar ............................................................... 10
2. Pengertian Mengajar ........................................................... 12
3. Prestasi Belajar ................................................................... 13
4. Teori-teori pembelajaran Untuk meningkatkan Prestasi
Belajar .................................................................................. 23
5. Karekteristik Mata Pelajaran Akuntansi ............................ 31
B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
1. Metode .......
2. Metode........
3. Metode........
4. Metode........
5. Metode........
6. Metode........
7. Metode........
8. Metode........
9. Metode........
10. Metode........
C. Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa
(Student Work Sheet) ............................................................... 32
1. Pengertian Metode .............................................................. 32
2. Pengertian Metode Resitasi ................................................. 34
3. Jenis-Jenis Resitasi ............................................................... 36

ii
4. Syarat-syarat Resitasi yang Baik ......................................... 37
5. Petunjuk Pelaksanaan Resitasi ............................................ 39
6. Langkah-langkah Menggunakan Metode Resitasi .............. 39
7. Pelaksanaan Resitasi ........................................................... 40
8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi ...................... 41
9. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Resitasi ..................... 42
10. LembarKerja Siswa (LKS) .................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 48
A. Setting Penelitian...................................................................... 48
B. Persiapan Penelitian ................................................................. 48
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 49
D. Sumber dan Jenis Data ............................................................. 49
1. Sumber Data ......................................................................... 49
2. Jenis Data ............................................................................. 49
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 50
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 50
2. Alat pengumpulan Data ....................................................... 51
F. Indikator Penelitian ................................................................... 51
G. Analisis Data ............................................................................ 51
H. Prosedur Penelitian ................................................................... 53
1. Siklus I ................................................................................. 54
2. Siklus II ............................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan suasana pembelajaran

dan pengembangan diri baik secara fisik maupun non fisik yang dapat

diterapkan dikehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan sebagai pranata pembangunan sumber daya manusia yang berperan

dalam pembentukan peserta didik agar menjadi aset bangsa yang diharapkan,

supaya menjadi manusia yang produktif.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain:

melalui peningkatan metode pembelajaran, meningkatkan kualitas manajemen

pengelolaan kelas. Upaya peningkatan kemampuan meneliti terhadap

manajemen kelas, cenderung dirancang dengan pendekatan Classroom Action

Research (CAC). Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian

yang bersifat action di kelas. Paradigma demikian dirasakan sesuai dengan

perkembangan pemikiran baru, khususnya Manajemen Mutu Berbasis Sekolah

(MMBS) yang menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu yang inisiatifnya

berasal dari motivasi internal peserta didik (an effort to internally initiate

endeavors for quality improvement), dan bersifat pragmatis naturalistik.

Melalui Penelitian Berbasis Tindakan (PBT) masalah-masalah

pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan,

sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian

tujuan pendidikan, dapat diaktualisasikan secara sistematis. Upaya Penelitian

1
Berbasis Tindakan (PBT) diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar

(learning culture) di lingkungan sekolah. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

manawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab

pendekatan penelitian ini menempatkan tenaga pendidik sebagai peneliti dan

sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif

(collaborative).

Oleh karena itu, pendidikan selalu berusaha menempatkan manusia

sesuai dengan proporsi dan hakekat kemanusiaannya. Hampir semua

kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kegemaran, sikap dan kebiasaan

manusia terbentuk dan berkembang karena belajar. Belajar adalah suatu

perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru

daripada reaksi yang berkecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu

pengertian.

Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang

sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pakar pendidik sehingga proses

pembelajaran yang ditempuh akan benar-benar mendapatkan hasil yang

optimal. Pendidik hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan

bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik

itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang

masing-masing. Karena belajar adalah suatu proses dimana peserta didik harus

aktif. Dalam proses pembelajaran tidak semua anak didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap anak didik terhadap

bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat. ada

yang sedang dan ada yang lambat. Perbedaan kemampuan siswa sebagaimana

2
kenyataan diatas, diperlukan strategi dan metode pengajaran yang tepat dan

sesuai dengan karakter mata pelajaran.

Dengan menggunakan banyak metode dalam proses pembelajaran,

dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar

menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga

semuanya aktif.. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan

adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin akan berlangsung

dengan baik.

Suatu metode dalam pembelajaran. atau istilah yang digunakan dalam

teori pendidikan bertujuan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar serta

terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta banyak

mengandung makna, sehingga proses pembelajaran mengalami perubahan

menjadi proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk lebih memberikan

bobot serta makna yang dalam agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran

serta berdampak pada perubahan tingkah laku baik menyangkut unsur kognitif,

efektif maupun psikomotor.

Salah satu contoh kondisi pembelairan yang seringkali disajikan guru

dalam pembelajaran Akuntansi dinilai masih belum tepat sasaran dan bahkan

cenderung penerapannya masih dibatasi dengan konteks buku tertentu saja.

Dari kekurangan pembelajaran tersebut mengakibatkan timbulnya verbalitas

serta kurang berkembangnya wawasan maupun pengetahuan pada siswa itu

sendiri.

Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila guru

memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Oleh karena

3
inilah suatu proses belalar mengajar tentang suatu bahan atau materi pelajaran

dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator maupun tujuan pembelajaran dari materi tersebut

dan memenuhi Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM).

Penulisan penelitian ini bermula dari pengamatan dan penilaian penulis

pada mata pelajaran Akuntansi yang sangat rendah dan proses belajarnya yang

dilakukan secara verbal dan dominasi metode ceramah. Hal ini menunjukkan

bahwa guru masih belum memanfaatkan secara maksimal berbagai metode

yang tepat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena itu penulis

mencoba melakukan pengkajian untuk meningkatkan hasil belajar siswa

melalui metode pemberian tugas (resitasi) dengan menggunakan bahan ajar

Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet).

Metode Pemberian tugas merupakan cara penyajian bahan pelajaran.

Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan

peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok dengan

menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa ( LKS ).

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak

tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu

kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara

akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Keberhasilan siswa sangat diharapkan mengingat mereka merupakan

generasi yang akan menentukan pembangunan bangsa dimasa mendatang.

4
Proses pendidikan siswa disekolah pada intinya adalah melaksanakan proses

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam pendidikan, setiap siswa memiliki

kemampuan yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam

mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Sehuhungan dengan hal itu terdapat

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar

antara lain adanya faktor intern dan ekstern.

Faktor intern merupakan faktor yang datang dari dalam individu siswa

yang bersangkutan diantaranya, kemampuan, kematangan, kecerdasan, bakat

dan minat yang dimiliki siswa. Sementara faktor ekstern adalah faktor yang

datangnya dari luar diri siswa dalam proses belajar mengajar misalnya

pengaruh lingkungan, pergaulan maupun iklim dan letak geografis.

Siswa yang lebih matang dapat memiliki prestasi kecerdasan tertentu,

didukung oleh bakat dan minat yang sangat tinggi cenderung lebih berhasil

menangkap dan menjabarkan berbagai konsep dan mengetahui yang

diterimanya. Sehubungan dengan hal tersebut Syah, Muhibbin, M. Ed

mengemukakan : dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya

menggunakan metode, yang dewasa ini digalakan mengajar Child pendekatan

humanistic, pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif, pendekatan multimedia dan

menggunakan belajar kelompok.

Prestasi belajar yang dicapai merupakan salah satu tolak ukur yang

mengembangkan tinggi rendahnya tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Sering kita jumpai di masyarakat, bahwa prestasi

belajar siswa khususnya mata pelajaran Akuntansi masih rendah. Akuntansi

5
sebagai salah satu bagian dalam bidang studi ilmu pengetahuan sosial

diperlukan oleh setiap orang sebagai sarana untuk perfikir.

Berdasarkan pola penalaran yang dibutuhkan, maka konsep terbagi

menjadi dua golongan yaitu konsep konkrit dan konsep formal. Konsep konkrit

adalah konsep yang diturunkan dari hasil pengamatan langsung dan

menggunakan penalaran konkrit, sedangkan konsep formal adalah konsep yang

bukan merupakan basil pengamatan dan untuk memahaminya dibutuhkan pola

penalaran formal. Perkembangan intelektualitas, seseorang mengalami

beberapa tingkatan sesuai dengan usianya antara lain Siswa SMA dengan usia

14-16 tahun pada umumnya berada pada tingkat perkemkembangan

operasional formal. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu berpikir mn

memahami konsep-konsep abstrak tanpa pertolongan benda atau praktek secara

langsung.

Bagi sebagian Siswa SMA bukanlah suatu hal yang mudah untuk

memahami suatu konsep yang abstrak, khususnya konsep-konsep dalam mata

pelajaran Akuntansi. Kenyataannya di lapangan mengisyaratkan bahwa

prestasi belajar Akuntansi Siswa di negara kita pada umumnya masih rendah.

Berdasarkan kenyataan diatas, maka diperlukan usaha-usaha yang yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa SMA dalam Pelajaran Akuntansi. Salah

satunya yaitu dengan mengembangkan metode yang tepat dalam pembelajaran

akuntansi, agar siswa mudah memahami akuntansi dengan benar dan

cepat.(Mulyasa, 2005 : 99), sebuah pendekatan dan metode yang dapat

membantu memahami konsep-konsep abstrak tersebut dengan suatu konsep

konkrit yang mirip atau sejenis dengan konsep abstrak yang sedang dipelajari.

6
Pendekatan tersebut dinamakan pendekatan keterampilan proses dan Metode

Resitasi.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), yaitu “Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi dengan

Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet)

pada Siswa kelas XI SMA Negeri 08 Bombana”.

B. Identifikasi Masalah

Atas dasar latar belakang masalah, di mana telah diungkapkan berbagai

permasalahan yang perlu dipecahkan untuk dicarikan jalan keluarnya, maka pada

pembahasan ini identifikasi permasalahan di batasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Motivasi belajar siswa sangat rendah yang ditunjukan dengan tidak adanya

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Siswa kesulitan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru.

4. Rendahnya aktivitas belajar siswa.

5. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mengikuti mata palajaran Akuntansi.

C. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah yang

muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Metode Resitasi

Melalui Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dapat meningkatan prestasi

belajar siswa kelas XI SMA Negeri 08 Bombana dalam pembelajaran

Akuntansi.

D. Cara Memecahkan Masalah

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu metode resitasi melalui bahan ajar lembar kerja

7
siswa (Student Work Sheet). Dengan metode pembelajaran ini, diharapkan

prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 08 Bombana dalam pembelajaran

akuntansi dapat meningkat.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan diterpakan metode

resitasi melalui lembar kerja siswa (student work sheet) dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 08 Bombana dalam mata pelajaran

Akuntansi.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar

Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dapat meningkatan aktivitas dan

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Akuntansi.

b. Untuk mengetahui tanggapan siswa dalam penerapan Metode Resitasi

Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dalam

pembelajaran Akuntansi.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penyusunan penelitian tentang peningkatan prestasi belajar

Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa

(Student Work Sheet) terhadap prestasi belajar Akuntansi pada siswa SMA

adalah :

1. Manfaat Teoritis

Apabila penulisan ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala

Sekolah, dosen dan para tenaga kependidikan, diharapkan dapat menambah

khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan informasi yang

8
selanjutnya dapat memberi motivasi tentang pengkajian masalah pendidikan guna

penyempurnaan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Dengan penerapan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa

(Student Work Sheet) diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Akutansi dapat meningkat.

b. Manfaat bagi guru

Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work

Sheet) dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses

pembelajaran Akuntansi serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam meningkatkan prestasi atau hasil belajar Akuntansi.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Proses Pembelajaran Akuntansi


1. Pengertian Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku, akibat

interaksi individu dengan lingkungan. Dalam proses pembelajaran unsur belajar

memegang peranan penting. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2010:2).

Belajar merupakan suatu proses dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami,

hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan

(Hamalik, 2009:27). Sudjana (2009:28) menyatakan bahwa belajar bukan

menghafal dan bukan pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan,

daya reaksi, daya penerima dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Perubahan perilaku mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencangkup

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya. Setiap perilaku

ada yang nampak (bisa diamati), ada pula yang tidak nampak (tidak bisa diamati).

Perilaku yang dapat diamati disebut penampilan atau behavioral performance,

sedangkan yang tidak bisa diamati disebut kecenderungan perilaku atau

10
bahavioral tendency. De Cecco dan Crawford (dalam Ali, 2008:14)

menyatakan bahwa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya

yang dimiliki seseorang tidak dapat diidentifikasi karena ini merupakan

kecenderungan perilaku saja. Hal ini dapat diidentifikasi bahkan dapat diukur dari

penampilan (behavioral performance). Penampilan ini dapat berupa kemampuan

menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan suatu perbuatan. Jadi, kita

dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui penampilan. Namun demikian,

individu dapat dikatakan telah menjalani proses belajar, meskipun pada dirinya

hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku.

Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Ali, 2008:14), sifat perubahan perilaku

dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasi

dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang

dengan hasil yang sama. Dari hal ini, dapat di bedakan antara perubahan perilaku

hasil belajar dan yang terjadi secara kebetulan. Orang yang secara kebetulan dapat

melakukan sesuatu, tentu tidak dapat mengulangi perbuatan itu dengan hasil yang

sama. Sedangkan orang yang dapat melakukan sesuatu karena hasil belajar dapat

melakukannya secara berulang-ulang dengan hasil yang sama, bahkan bisa

melebihinya.

Tidak semua perubahan perilaku sebagaimana digambarkan di atas itu

merupakan hasil belajar. Ada di antaranya yang terjadi dengan sendirinya, karena

proses perkembangan. Seperti halnya bayi yang dapat memegang sesuatu setelah

mencapai usia tertentu. Keadaan semacam ini pun bukan hasil belajar, melainkan

kematangan atau maturation. Ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi

hasil belajar. Artinya, belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik bila ia telah

11
matang melakukan hal itu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang dilakukan individu secara sadar dalam interaksi dengan

lingkungannya, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku seseorang sebagai

hasil dari pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tingkah laku inilah yang merupakan hasil

kegiatan belajar.

1. Pengertian Mengajar

Istilah mengajar dan belajar merupakan dua peristiwa yang berbeda, akan

tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara

keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Mengajar merupakan suatu

proses yang kompleks, tidak hanya menyampaikan informasi dari guru kepada

siswa. Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yakni proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat

menumbuhkan dan mendorong siswa untuk melakukan proses belajar (Sudjana,

2009:29).

Sanjaya (2006:96) mengemukakan bahwa secara deskriptif mengajar diartikan

sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.

Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.

Dalam konteks ini, mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, seperti

misalnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentrasfer uang,

maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan

hilang setelah ditransfer pada orang lain.

Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan

12
hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Oleh karena itu rumusan

pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti membutuhkan rumusan yang

dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu

sendiri. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi

kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan

yang telah dirumuskan. Rumusan pengertian ini sejalan dengan pandangan

William H Burton (dalam Ali, 2008:12-13) yang menyatakan bahwa ”Mengajar

adalah upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”.

Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru akan

menciptakan terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran (terjadi proses

pengajaran). Sehingga, proses pembelajaran tidak datang begitu saja dan tidak

dapat tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang sistematis. Dari uraian di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu

proses atau upaya yang disengaja guna memperoleh perubahan perilaku siswa

akibat adanya interaksi antar individu sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi

dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh

karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini

diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan

pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga

13
untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi

belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi

dan belajar menurut para ahli. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah,

1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah

(1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,

hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan

pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang

dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,

yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara

kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang

dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang

hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai

mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam

belajar.

14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

1. Faktor dari dalam diri siswa (intern)

a) Faktor Jasmani

Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan

dan faktor cacat tubuh.

1) Faktor kesehatan

Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika

kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada

gangguan kelainan alat inderanya.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta,

tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003 : 55).

b) Faktor psikologis

Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan,

kesiapan.

1) Intelegensi, Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi atau

kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat efektif

mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

2) Perhatian Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa

perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan

15
semata-mata kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek. Untuk

menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak

lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku

pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.

3) Bakat, bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat

adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi

pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.

Kemudian menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah

kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang.

4) Minat, bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih

secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas

belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh

berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan

bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau

pencapaian prestasi belajar siswa yang SEOptimal mungkin karena siswa

yang memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari

dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya.

5) Motivasi, bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang

akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat

disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,

16
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri

sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

6) Kematangan, bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam

pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap

melaksanakan kecakapan baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka

kematangan adalah suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah

matang apabila dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk

menjalankan fungsinya masing-masing kematang itu datang atau tiba

waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih

berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses

belajar mengajar.

7) Kesiapan adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk

memberikan respon atau reaksi.

c) Faktor kelelahan

Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani

dan kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai

berikut:

“Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena ada

substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada

bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena

memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena

terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian”.

17
2. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)

a) Faktor keluarga

Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari

keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang

kebudayaan dan suasana rumah.

1) Cara orang tua mendidik, Cara orang tua mendidik besar sekali

pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, bahwa keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar

artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan

mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan

negara. Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya peranan

keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya

akan berpengaruh terhadap belajarnya.

2) Relasi antar anggota keluarga, bahwa yang penting dalam keluarga

adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan

saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar

anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian,

sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.

3) Keadaan keluarga, bahwa keadaan keluarga sangat mempengaruhi

prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari

keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur

keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang

tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.

18
4) Pengertian orang tua, bahwa anak belajar perlu dorongan dan pengertian

orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas

rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua

wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk

mengatasi kesulitan yang dialaminya.

5) Keadaan ekonomi keluarga, bahwa keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain

terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian,

perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar

seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan

sebagainya.

6) Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam

keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu perlu

kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong

tercapainya hasil belajar yang optimal.

7) Suasana rumah, suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar,

bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi

di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah

yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan

terhadap diri anak untuk belajar. Suasana ini dapat terjadi pada keluarga

yang besar terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan

sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga yang lain

yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang

akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah.

19
b) Faktor sekolah

1) Guru dan cara mengajar, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan

faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya

pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu

mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut

menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Sedangkan

menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada

hakikatnya adalah suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan

dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Dalam kegiatan

belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai

pembimbing, guru harus berusaha menhidupkan dan memberikan

motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian

cara mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik

dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang

akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar

dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan

siswa dalam proses belajar mengajar

2) Model pembelajaran, model atau metode pembelajaran sangat penting

dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada

pelajaran matematika. Dalam hal ini model atau metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model

pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan

konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama

20
pada guru matematika. Dimana guru matematika harus bisa menilih dan

menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam

pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu, misalnya : model

pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik matematika

problem solving dan lain sebagainya.

3) Alat-alat pelajaran, untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-

alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan,

laboratorium, dan sebagaianya. Menjelaskan bahwa sekolah yang cukup

memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar

ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan

guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan

mempercepat belajar anak.

4) Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa,

kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa

menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

5) Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari.

Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.

6) Interaksi guru dan murid, bahwa guru yang kurang berinteraksi dengan

murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang

lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan

berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.

21
7) Disiplin sekolah, kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan

kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003 :

67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru

dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas

atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau

keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.

8) Media pendidikan, kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak

yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu

lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar pula (Roestiyah, 1989 :

152). Media pendidikan ini misalnya seperti buku-buku di perpustakaan,

laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainya

prestasi belajar dengan baik.

c) Faktor Lingkungan Masyarakat

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat, bahwa kegiatan siswa dalam

masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.

Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang telalu

banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,

belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam

mengatur waktunya.

2) Teman Bergaul, anak perlu bergaul dengan anak lain, untik

mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai

mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan tidak

baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol

dengan siapa mereka bergaul. Agar siswa dapat belajar, teman bergaul

22
yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga

sebaliknya, teman bergaul yang jelek perangainya pasti mempengaruhi

sifat buruknya juga, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman

bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.

3) Cara Hidup Lingkungan, cara hidup tetangga disekitar rumah di mana

anak tinggal, besar pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Hal ini

misalnya anak tinggal di lingkungan orang-orang rajib belajar, otomatis

anak tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa disuruh.

3. Teori-teori pembelajaran Untuk meningkatkan Prestasi Belajar

Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar

yang bersumber dari aliran-aliran psikologi.Namun dalam kesempatan ini hanya

akan dikemukakan lima jenis teori belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b)

teori belajar kognitif menurut Piaget; (4) teori pemrosesan informasi dari Gagne,

dan (5) teori belajar gestalt.

a. Teori Behaviorisme

Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme merupakan

salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme

memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek

–aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya

kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa

belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi

kebiasaan yang dikuasai individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari

pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

23
1) Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan

hukum-hukum belajar, diantaranya:

a. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang

memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat.

Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka

semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

b. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa

kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar

(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang

mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

c. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons

akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang

apabila jarang atau tidak dilatih.

2) Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing

menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

a. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang

dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang

salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus

lainnya akan meningkat.

b. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang

dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent

24
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer,

maka kekuatannya akan menurun.

3) Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya

terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

a. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi

dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan

meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah

diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus

penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan

musnah. Menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah

sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap

lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa

didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh

reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang

meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu,

namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya

seperti dalam classical conditioning.

4) Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah

sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori

belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura

memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus

25
(S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi

antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar

belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar

sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh

perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning.

Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan

memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar

behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan

prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang

menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The

Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response

Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

b. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan

kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3)

concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar

akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif

peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan

eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman

sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak

memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan

lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran :

26
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena

itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara

berfikir anak.

2. b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi

lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat

berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

3. c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi

tidak asing.

4. d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5. e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling

berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

c. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor

yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil

kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi

proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan

keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya

interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.

Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk

mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan

kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu

dalam proses pembelajara

27
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1)

motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan

kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

d. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai

“bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau

peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang

terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang

terpenting yaitu :

1) Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu

menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu

figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti

ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar

belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi

kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

2) Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik

waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai

satu bentuk tertentu.

3) Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan

cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

4) Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang

pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan

dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

28
5) Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang

pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan

cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan

simetris dan keteraturan; dan

6) Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi

kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

1) Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan

perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam

bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku

“Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar.

Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa

perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding

dengan perilaku “Molecular”.

2) Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara

lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan

geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan

behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang

nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan

behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang

penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).

3) Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau

suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek

atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti :

29
sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari

prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau

binatang tertentu.

4) Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan

suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis.

Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam

memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

1) Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang

penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta

didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal

keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan

unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam

proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan

makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam

kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan

pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta

didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses

kehidupannya.

3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada

tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons,

tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses

pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan

30
yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari

tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik

dalam memahami tujuannya.

4) Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki

keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi

yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan

kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

e. Transfer dalam Belajar

pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi

lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan

pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian

menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd

menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam

pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi).

Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-

prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian

digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru

hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok

dari materi yang diajarkannya

4. Karekteristik Mata Pelajaran Akuntansi

a. Definisi Akuntansi

Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:

1. Fungsi dan Kegunaan, Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi

memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi

31
terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan.

2. Proses Kegiatan, Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan

mengikhtisarkan transaksi-transaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau

sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.

Sedangkan menurut Kieso, akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan

menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1) pengidentifikasian,

pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas

ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini

telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun. Namun,

dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah berubah secara signifikan

baik dari segi ukuran maupun komplekstitas, dan pemakai yang

berkepentingan juga telah bertambah secara substansial .

b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi

Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa

beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh

kegiatan siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan

guru dalam pembelajaran akuntansi dengan metode resitasi melalui bahan ajar

lembar kerja siswa ( Student Work Sheet).

B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran

1. Metode Kerja kelompok


Cara mengajar , dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu
kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Adapun pengelompokkan itu
berdasarkan :
 Adanya alat peraga yang tidak mencukupi jumlahnya

32
 Kemampuan belajar siswa
 Minat Khusus
 Memperbesar partisipasi siswa
 Pembagian tugas atau pekerjaan
 Kerjasama yang efektif

Keuntungan penggunaan metode kelompok :


 Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah
 Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi
 Dapat memberikan kesempatan pada para sisw untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus
 Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih
aktif partisipasi dalam diskusi
 Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai panda[pat orang lain

Kekurangan metode ini adalah :


 Kerja kelompok sering kali hanya menlibatkan kepada siswa yang mampu
sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan yang kurang
 Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk
yangberbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula
 Keberhasilan kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan sisw
memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri

2. Metode Penemuan ( Discovery)


Proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental adalah mengamati, mencerna,
mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan.
Kelebihan metode discovery adalah :

33
 Mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan
, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa
 Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa
 Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing
 Mampu mengarahkan cara siswa belajar , sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar giat
 Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri
 Berpusat pada siswa tiadk pada guru

Kelemahan metode penemuan ini adalah :


 Siswa harus ada kesiapan dankematangan metal
 Bila kelas terlalu besar penggunaan tehnik ini kurang berhasil
 Bagi guru dan siswa yangsudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode ini
 Proses mental terlalu mementingkan proses pengertian saja ,
kurangmemperhatikan perkembangan / pembentukan sikap dan
keterampilann nagi siswa
 Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif

3. Metode Unit Teaching


Tehnik ini memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru dapat
mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.
Pengajaran unti ini ada 3 fase :
 Fase perencanaan/permulaan
o Guru membagi kelas ke beberapa kelompok
o Membagi tugas dengan masalah yang akan dibahas
o Setiap kelompok menunjukkan pencatatn laporankemajuan
dan hasil kerja kelompok
o Guru menunjukan sumber-sumber untuk memecahkan masalah
 Fase pengerjaan unit

34
o Siswa terjun kelapangan,belajar diperpustakaan, meneliti
laboratorium, mengamati
o Guru mengntrol apa yang dikerjakan siswa, memberi
saran/pertanyaan, membantu merumuskan kesimpulan bila
perlu
 Fase kulminasi
o Hasil kerja siswa dibawa kembali kesekolah
o Hasil informasi disusn ,diolah, sehingga menghasilkan sesuatu
yang bisa dilihat orang banyak misalnya hasil kerajinan, hasil
perkebunan atau lainnya

Keunggulan Unit Teaching adalah :


 Siswa dapat belajar secara keseluruhan yang bulat sehingga hasil
pelajarannya menjadi lebih berarti baginya
 Pengajaran menimbulkan suasana kelas demokratis
 Siswa bisa menggunakan sumber-sumber materi pelajaran secara luas
 Dapat direalisir prinsip-prinsip psikologi belajar modern

Kelemahan metode ini :


 Untuk merencanakan unti tidak mudah
 Memerlukan seorang ahli yang betul-betul menguasai masalah
 Memerlukan kecakapan, ketekunan
 Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja
siswa
 Kemungkinan pelajaran disajikan tidak mendalam karena terlalu luas
sehinga pengetahuan siswa hanya bersifat mengambang

4. Micro Teaching
Mikro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segala dikecilkan
atau disederhanakan, yaitu :
 Jumlah murid , 5 sampai 6 orang
 Waktu mengajar antara 5 sampai 10 menit

35
 Bahan pelajaran hanya mencangkup satu atau dua unit kecil yang
sederhana
 Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus
saja

Kebaikan Micro teachingadalah:


 Pengalaman Laboratories
 Menunjang pelaksanaan praktek keguruan
 Mengurangi kesulitan /kerumitan dalam pengajaran di kelas
 Memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi
yang mantap, teliti dan obyektif
 Mahaiswa dilatih bersifat kritis
 Memupuk percaya diri sendiri bagi mahasiswa
 Mengembangkan mahasiswa untuk aktif, kreatif serta bekerja efektif,
produktif , efisien yang disertai penuh tanggung jawab
 Sebagai wadah untuk mencari model keterampilan mengajar yang sesuai
 Menampung proses mengajar ulangan sehingga ada kesempatan untuk
memperbaiki secara langsung
 Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan /kebaikan
serta mendorong untuk memperbaikinya
 Tempat yang baik untuk mengembangkan dan mengadakan research
dalam kegiatan belajar mengajar
 Merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar
 Menggalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru
 Merupakan arena pengabdian masyarakat

Kelemahan Micro Teaching adalah :


 Dapat menimbulkan efek departementalisasi akan keterampilan mengajar
 Dsalah tafsirkan dapat hanya menitik beratkan pada keterampilan guru
sebagai pengajar bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu pendidik
dam senagai pengajar

36
 Memerlukan biaya yang banyak , peralatan mahal serta tenaga ahli dalam
bidangh teknis maupun bidang pendidikan pengajaran pada umumnya
dan metodologi pengajaran pada khususnya

5. Metode Inquiri

Keunggulan tehnik inquiri adalah :


 Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept’ pada diri siswa
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih
baik
 Membantu dalam menggunaka ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru
 Mendorong siswa untuk berpikirr dan bekerja atas inisiatif sendiri
 Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesa
sendiri
 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang
 Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic
 Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
 Dapat memberi waktu siswa scukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi

6. Metode Penampilan
Metode Penampilan berbentuk pelasanaan paktek oleh siswa dibawah
bimbingan dari dekat oleh Pengajar.
Jika metode ini dipergunakan dalam pengajaran harus :
 Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama berpraktek
 Melakukan tindakan pengamana sebelum kegiatan praktek dimulai untuk
keselamatan siswa yang menggunakan

Metode Penampilan digunakan :


 Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
 Kegiatan pembelajaran bersifat normal, latihan kerja atau magang

37
 Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajari
kedalam situasi yang sesungguhnya
 Kondisi praktek sama dengan kondisi kerja
 Adanya bimbingan selama praktek
 Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa

Keterbatasan penggunaan metode ini adalah :


 Membutuhkan waktu yang lama
 Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit
diperoleh dan dipelihara secara terus menerus
 Membutuhkan pengajar yang lebih banyak

7. Metode Diskusi

Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk
menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau
permasalahan tertentu.Yang dibutuhkan bila menggunakan metode ini adakah :
 Menyediakan bahan/topik atau masalah yang akan didiskusikan
 Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan
penugasan studi khusus kepada siwa sebelum menyelenggarakan diskusi
 Menugaskan siswa untuk menjelaskan , menganalisa dan meringkas.
 Membimbing diskusi , tidak memberi ceramah
 Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya
 Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan
dengan tidak menentu
 Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain

Model ini cocok digunakan :


 Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar
 Pelajaran normal atau magang
 Perluasan pengetahuan yang telah didiskusikan
 Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta
mengambil keputusan.

38
8. Metode Ceramah

Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir
perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa . Metode
ini dapat dilakukan :
 Untuk memberikan pengarahan , petunjuk diawal pembelajaran
 Waktu terbatas, sedangkan materi / informasi banyak yang akan
disampaikan.
 Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar dengan siswa yang
banyak
Kelebihan Metode Ceramah :
 Guru mudah menguasai kelas
 Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas
 Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar
 Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
 Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

Keterbatasan metode ceramah adalah :


 Keberhasilan siswa tidak terukur
 Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
 Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
 Pembicara sering melantur
 Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan

9. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui
bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa.
Kelebihan metode ini :
 Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah
 Siswa akan lebih cepat mengerti , karena memberi kesempatan siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti
sehingga guru dapat menjelaskan kembali

39
 Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat
 Mengetahui perbedaan pendapat anatar siswa dan guru , dan akan
membawa kearah suatu diskusi
 Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa

Keterbatasan metode ini adalah :


 Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit
 Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang
topik atau maslah yang didiskusikan
 Dapat menimbulkan beberapa masalah baru
 Mudah menyimpang dari pokok persoalan
 Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila
siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru
 Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum

10. Metode Studi Mandiri


Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau
penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.Metode ini
digunakan :
 Pada tahap akhir
 Dapat digunakan pada semua mata pelajaran
 Menunjang metode pembelajaran yang lain
 Meningkatkan kemampuan kerja siswa
 Mempersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya
tanpa dicampuri siswa lain

C. Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student


Work Sheet)
1. Pengertian Metode

Metode (method) secara harfiah berarti cara, selain itu metode atau

40
metodik berasal dari bahasa Greeka, Metha, (melalui atau melewati), dan

Hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus

dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Winarno Surachmad, metode adalah cara, yang di dalam

fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, makin baik metode

itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menerapkan lebih dahulu

apakah sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber

dari beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan

dicapai. Khusus mengenai metode mengajar di dalam kelas selain dari faktor

tujuan, juga faktor murid, faktor situasi dan faktor guru ikut menentukan

efektif tidaknya sebuah metode. Dengan demikian pengertian secara umum

mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai seorang guru akan lebih

mudah menetapkan metode manakah yang paling serasi untuk situasi kondisi

pengajaran yang khusus.

Pasiburi dan Simanjuntak mengatakan bahwa metode adalah cara

sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Cara yang sistematik

ini merupakan bentuk konkrit dari pada penerapan petunjuk-petunjuk

umum pengajaran pada proses pengajaran tertentu. Disamping berpegang pada

prinsip- prinsip umum harus mampu merumuskan petunjuk khusus sesusai

dengan kekhususan mata pelajaran. Itulah sebabnya metodik lapangannya

terbatas. Metodik merupakan istilah satu segi dari dasar penyusunan sistem

pengajaran, sedang sistem pengajaran merupakan salah satu aspek

keseluruhan sistem pendidikan. Metode berpengaruh dalam proses belajar.

Dalam hubungan ini Johns Brubacher berkata: “In yet another form, the problem

41
of instructional method is a mafter of devising ways to motivate learning so that

learning will occur easily and rembered”.

Berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan

metode yang tepat. Dalam proses pengajaran tujuan yang hendak dicapai ialah

perubahan diri di dalam soal skill, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pengertian.

Jadi metode pelajaran adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan.

2. Pengertian Metode Resitasi

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru

memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, yang mana

kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, laboratorium,

perpustakaan, rumah ataupun di mana saja asal tugas itu dapat diselesaikan.

Kemudian tugas tersebut harus dipertanggung jawabkan.

Tugas merupakan refleksi kehidupan. Setiap orang dalam kehidupan sehari-

hari tidak terlepas dari tugas-tugas yang seharusnya dikembangkan dalam

kehidupan di sekolah sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang penuh

dengan berbagai tugas kelak. Sudah barang tentu tugas yang diberikan adalah

yang berhubungan dengan topik yang sedang atau yang akan dipelajari.

Menurut Sudirman metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran

di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Setelah tugas diberikan langkah selanjutnya siswa memberikan

pertanggungjawaban dari tugas yang diberikan dalam bentuk laporan.

Laporan itu berupa laporan lisan dan laporan tertulis, laporan tindakan.

Laporan yang diberikan siswa itu sudah sewajarnya diberi penilaian yang

42
dijadikan salah satu pertimbangan dalam menentukan nilai akhir bidang studi

yang diajarkan guru. Tugas yang dilaporkan, tapi tidak jelas bagi siswa dinilai

atau tidak, akan mengurangi motivasi belajar siswa apabila ada tugas-tugas

selanjutnya yang diberikan guru.

Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan

tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantap, dan untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh

pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan

memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah melalui kegiatan

luar sekolah.

Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan

rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain

a. Pendidik memberi tugas

b. adak didik melaksanakan tugas (belajar)

c. Siswa mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari

Metode ini diharapkan siswa dapat belajar bebas tapibertanggungjawab, dan

siswa akan berpengalaman dan bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan

metode ini siswa mendapatkan kesempatan untuk saling membandingkan

dengan hasil siswa yang lain, menarik anak didik agar belajar lebih baik, punya

tanggungjawab dan berdiri sendiri.

Metode resitasi ini digunakan atau diberikan untuk merangsang anak didik

agar lebih tekun, aktif, rajin, dan giat belajar. Selain itu metode ini diberikan

karena dirasa bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit, dalam

artian bahan banyak tapi waktu kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan

43
dapat sesuai dengan waktu yang ada maka metode ini bisa diberikan.

3. Jenis-jenis Resitasi

Tugas-tugas yang diberikan bermacam-macam jenisnya dan sukar digolong-

golongkan. Tugas-tugas tersebut meliputi sebagai berikut:

a. Tugas latihan, tugas ini terdiri dari soal-soal yang sudah dijelaskan,

akan tetapi memerlukan latihan yang lebih banyak di luar jam pelajaran.

b. Tugas mempelajari sejumlah halaman, guru menyuruh murid-murid

mempelajari sejumlah halaman dari buku.

c. Tugas mempelajari satu bab sebenarnya tugas ini sama dengan di atas,

hanya meliputi suatu bab tertentu.

d. Tugas mempelajari satu topik atau pokok, tentang mata pencaharian bangsa

Indonesia, tentang iklim, atau tentang binatang buas. Untuk itu anak-

anak dapat disuruh mempelajari bermacam-macam buku atau menyelidiki

sumber-sumber lain.

e. Tugas unit atau proyek, Tugas ini diberikan berhubungan dengan unit

yang dibicarakan di dalam kelas.

f. Tugas eksperimen, Anak-anak disuruh membuat suatu percobaan, misalnya

dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

g. Tugas praktis, anak-anak ditugaskan membuat sesuatu dengan menggunakan

keterampilan motoris.

h. Tugas individu, tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing murid.

i. Tugas kelompok, tugas yang harus dilakukan oleh sekelompok murid.

Pemberian tugas dapat diberikan diawal pelajaran ataupun diakhir

pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, di dalam kelas

44
atau di luar.

4. Syarat-syarat Resitasi yang Baik

Dalam pemberian tugas agar dapat berhasil dalam pelaksanaannya, maka

seorang guru harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Tugas itu harus jelas dan tegas:

Tugas yang kabur akan mengacaukan dan menyukarkan siswa. Banyak waktu

terbuang karena tidak tahu benar apa yang harus dilakukan. Sebaiknya untuk

jelasnya tugas itu ditulis di papan tulis, apa yang harus dilakukan, siapa yang

harus melakukannya, bila tugas itu harus selesai. Murid-murid harus mengerti

tugas apa yang harus mereka lakukan. Sering diperlukan suatu daftar

pertanyaan untuk membimbing murid dalam menyelesaikan tugas tersebut.

Bahasanya harus cukup sederhana, agar dapat dipahami benar. Kadang-kadang

perlu ditanyakan kepada murid yang kurang pandai apakah ia sudah mengerti

apa yang harus dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Itu sebabnya tugas

yang diberikan secara tergesa-gesa salah.

b. Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan mengenai kesulitan- kesulitan

yang dihadapi.

Sebelum memberikan tugas, guru harus menyelidiki terlebih dahulu

kesulitan-kesulitan bahan itu, dan berilah penjelasan dan saran-saran cara

mengatasinya. Tugas yang tidak dapat dikerjakan anak akan menimbulkan

frustasi dan rasa tidak senang terhadap pelajaran itu.

c. Tugas itu harus berhubungan (relevan) dengan apa yang dipelajari.

Dalam suatu pelajaran misalnya, dihadapi suatu masalah yang menarik dan

memerlukan penyelidikan lebih lanjut atau dihadapi kesulitan- kesulitan dan

45
kelemahan-kelemahan yang perlu dikuasai. Dengan demikian murid-murid

melihat perlu dan pentingnya tugas itu. Ini berarti bahwa tugas itu harus

menarik minat anak. Ia harus mengerti bahwa tugas itu ada maknanya bagi

perkembangannya. Motivasi ini akan mendorong untuk melakukan tugas itu

dengan senang hati. Tugas yang dipaksakan hanya menimbulkan kejengkelan.

d. Tugas hendaknya didiskusikan oleh guru dan murid.

Dengan diskusi itu akan memberikan kejelasan tentang tugas itu.

Dengan adanya diskusi itu murid akan berpartisipasi dengan tugas itu dan

bukanya merupakan suatu paksaan.

e. Tugas harus di sesuaikan dengan kesanggupan dan jika mungkin juga

dengan minat siswa. Pengajaran yang baik harus menyesuaikan dan

memperhatikan perbedaan indivdual. Baik kesanggupannya atau minatnya.

f. Tugas hendaknya dilakukan karena yakin akan nilai pelajaran itu baginya

penting bukan karena takut hukuman atau ingin mencapai angka yang

tinggi.

g. Tugas harus disesuikan dengan waktu yang dimiliki siswa.

Tugas-tugas hendaknya jangan terlampau banyak memakan waktu, sehingga ia

masih sempat bermain, berekreasi atau melakukan kegiatan lain yang berguna

baginya. Tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan anak.

Selain beberapa poin di atas yang harus diperhatikan oleh guru setiap kali

memberikan tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah

dikerjakan apa belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan

untuk mengetahui hasil kerja siswa

46
5. Petunjuk Pelaksanaan Resitasi

Beberapa petunjuk yang banyak bertalian dengan syarat-syarat tentang

cara memberikan tugas yang baik, antara lain:

a. Setiap tugas harus dipikirkan dan dipersiapkan lebih dahulu oleh guru.

b. Guru harus berusaha, agar tugas itu diterima dengan baik oleh murid

karena melihat manfaatnya bagi dirinya

c. Guru harus dapat mengukur taraf kesulitan yang diberikannya. Ia harus

menganalisa kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam tugas.

d. Guru harus berusaha, tugas itu dipahami oleh setiap murid.

e. Tugas itu jangan terlalu banyak memakan waktu untuk membuatnya.

f. Tugas itu harus disesuaikan dengan perbedaan kesanggupan dan minat

anak. Jadi sediakan tugas yang berbeda-beda.

g. Guru harus memberi petunjuk tentang cara membuat tugas. Ini berarti,

guru harus membuat apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh murid

h. Guru harus menyedikan bahan atau sumber tambahan berupa buku- buku.

i. Guru juga harus memusatkan perhatian anak kepada soal-soal penting atau

baru dalam tugas itu.

j. Tugas itu hendaknya juga mengandung unsur yang mendorong anak

untuk berpikir dan menyelidiki.

k. Sedapat mungkin guru memberikan alat atau cara kepada murid untuk

menilai hasil pekerjaan.

6. Langkah-langkah Menggunakan Metode Resitasi

a. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan

47
1) Tujuan yang akan dicapai

2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut.

3) Sesuai dengan kemampuan siswa.

4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut

b. Langkah pelaksanaan tugas

1. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru

2. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

3. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

lain

4. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik

dan sistematik.

c. Fase mempertanggungjawabkan

1. Laporan siswa baik lisan ataupun tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya

2. Ada tanya jawab atau diskusi kelas

3. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau

cara lainya.

7. Pelaksanaan Resitasi

Pada langkah ini siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Selama siswa

mengerjakan tugas, guru hendaknya melakukan hal-hal yang diperlukan,

antara lain:

a. Memberikan bimbingan, barangkali ada siswa yang mengalami kesulitan,

48
hambatan, atau salah arah dalam mengerjakan tugas.

b. Memeberikan dorongan, terutama bagi siswa yang lambat atau kurang

bergairah mengerjakan tugas.

8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu

pula dengan metode resitasi.

a. Kelebihan metode resitasi antara lain:

1) Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan

semakin berkurang.

2) Siswa lebih mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang

dicarinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan

jiwanya.

3) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu

atau kelompok

4) Dap at mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.

5) Dapat menumbuh kan kreatifitas, usaha, tanggungjawab, dan sikap

mandiri siswa, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman

siswa.

6) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil percobaan

atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau

bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan

lama dan otentik.

7) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian

mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri.

49
8) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar, dilakukan

dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

b. Kelemahan metode resitasi antara lain:

1) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya

meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar

sendiri.

2) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas sendiri atau

orang lain yang mengerjakan.

3) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan

tanggung jawab bagi guru, apabila tugas itu sukar dilaksankan

ketegangan mental mereka dapat terpengaruh.

4) Kalau tugas diberikan secara umum mungkin anak didik akan

mengalami kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan tugas

dengan adanya perbedan individu, kelemahan ini lebih dititik

beratkan pada siswa, tetapi ada juga kelemahan guru.

5) Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjakan dan

menjelaskan hanyalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang

lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.Sering memberikan tugas yang

monoton, dan menimbulkan kebosanan.

9. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Resitasi

Beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode resitasi

antara lain:

a. Tugas yang diberikan ke siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti

apa yang harus dikerjakan.

50
b. Tugas yang diberikan kesiswa dengan memperlihatkan perbedaan individu

masing-masing.

c. Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.

d. Kontrol atau pengawasan yang sistematis atau tugas yang diberikan

mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

e. Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan.

1) Menarik minat dan perhatian siswa.

2) Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan.

3) Diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah

4) Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang

dikenal siswa.

10. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pengertian Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi

dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan

belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar

untuk mencapai suatu tujuan”.Beberapa Pandangan Tentang Lembar Kerja Siswa

(LKS):

Pandangan pertama tentang Lembar Kerja Siswa (LKS), Saat ini di sekolah-

sekolah banyak ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang

sebenarnya merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan

kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga

harus dikerjakan di rumah sebagai Pekerjaan Rumah (PR) siswa.Dalam Lembar

Kerja Siswa (LKS), materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam bentuk

51
uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting

saja. Akibatnya, ketika menggunakan Lembar Kerja Siswa, siswa cenderung

langsung mengerjakan soal-soal, yang pada umumnya berupa soal-soal pilihan

ganda dan essay.

Jika siswa tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka siswa akan mencari

jawabannya dalam rangkuman materi pelajaran di Lembar Kerja Siswa tersebut.

Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin bahwa kemampuan

siswa untuk memahami bacaan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif tidak akan

berkembang. Masalah ini menarik juga karena ini terjadi pada anak-anak di SD

bukan di jenjang pendidikan tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi yang

semestinya banyak dilatih untuk memiliki kemampuan membaca yang baik,

berpikir kritis, dan berpikir kreatif.

Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat

pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam melaksanakan

kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan Indikator serta

standar kompetensi.

Pandangan kedua tentang Lembar Kerja Siswa dikatakan sebagai sarana

belajar, karena dengan Lembar Kerja Siswa, maka siswa dapat melaksanakan

kegiatan belajar untuk mencapai suatu Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar. Selain itu Lembar Kerja Siswa juga mendorong siswa untuk mengolah

sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya dalam suatu bentuk

diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang menggunakan Lembar Kerja Siswa

(LKS) memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan

52
kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing berbuat sendiri untuk

mengembangkan proses berpikirnya.

a. Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: berfungsi

sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar kelas

sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan,

menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri untuk

mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui Lembar Kerja Siswa

(LKS), guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah

menerapkan metode “membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student active

learning) yang tinggi. Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk

jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk

memecahkan masalah.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media

yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran

mata pelajaran, media ini banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar

siswa. Karena siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril untuk

menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi

apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa.

b. Komponen Lembar Kerja Siswa (LKS)

Sebagian besar buku Lembar Kerja Siswa (LKS) hanya menyajikan rangkuman

materi yang berupa poin-poin penting saja, bukan suatu bacaan yang lengkap.

Dengan model ini, siswa diibaratkan hanya dibekali dengan fakta dan informasi

53
saja, tanpa diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menyimpulkan sendiri

materi pelajaran tersebut.

Model rangkuman seperti ini mungkin saja baik bagi siswa yang sudah terlebih

dulu membaca materi pelajaran yang ada di dalam buku teks. Akan tetapi,

masalahnya adalah bahwa banyak sekolah - terutama sekolah negeri yang

menjadikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai satu-satunya buku pelajaran.

Dengan demikian, melalui bacaan yang berupa rangkuman materi tersebut

dalam Lembar Kerja Siswa (LKS), kesempatan siswa untuk membaca kritis tidak

tersedia. Bacaan-bacaan seperti itu hanya mengajarkan kepada siswa untuk

menghafalkan fakta-fakta yang ada tanpa memberikan kesempatan untuk

memikirkannya lebih jauh.

Kemudian bagaimana dengan model soal pilihan ganda yang terdapat dalam

buku Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut? Pada tahun 1991 badan American

Education Reform menyatakan bahwa soal-soal pilihan ganda tidak dapat

digunakan untuk menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan

problem solving, kreativitas, dan sikap inisiatif. Jenis soal pilihan ganda hanya

dapat melatih kemampuan berpikir tingkat rendah seperti menghafal.

c. Solusi Pemecahan dalam Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berdasarkan paparan kasus pemakaian Lembar Kerja Siswa jenis tertentu

terhadap kemampuan membaca dan berpikir kritis pada siswa SD tingkat rendah,

dapat ditawarkan beberapa alternatif solusi yang dapat diterapkan.

Buku-buku Lembar kerja Kerja Siswa jenis tersebut tidak digunakan oleh siswa

secara mandiri (misalnya dalam bentuk penugasan PR), tetapi digunakan dalam

proses pembelajaran, di mana guru mengajak siswa untuk mendiskusikan

54
rangkuman materi yang disajikan dengan anak, dan memperkaya wawasan siswa

dengan pendapat-pendapat siswa.

Dalam kaitannya dengan soal-soal pilihan ganda yang diberikan, sebaiknya

dibahas di dalam kelas secara bersama-sama, dan dikembangkan kebiasaan

mengemukakan alasan (reasoning) kenapa siswa menjawab pilihan jawaban

tertentu. Jadi, soal-soal pilihan ganda dalam Lembar Kerja Siswa tersebut bukan

digunakan sebagai bentuk tugas, melainkan sebagai sarana memahami materi

pelajaran. Untuk penugasan, guru harus memberikan model yang lainnya,

misalnya model pemecahan masalah atau bentuk Essay.

Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut diperbaiki dan dikembalikan lagi

kepada peran yang sebenarnya, yaitu sebagai lembar kerja siswa, yang merupakan

pendamping dari buku teks pelajaran dan tidak perlu terdapat rangkuman materi

pelajaran karena materi pelajaran sudah ada di buku teks, soal-soalnya bukan

merupakan soal pilihan ganda, tetapi soal-soal yang mengembangkan ketrampilan

berpikir kritis dan kreatif.

55
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi:

1. Lokasi penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 08

Bombana untuk mata pelajaran Ekonomi Akuntansi tahun pelajaran 2020/2021.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 2 bulan (semester genap), yaitu

dari bulan Januari sampai bulan Maret 2021

3. Siklus penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk

melihat untuk melihat aktivitas belajar dan peningkatan prestasi belajar siswa

dalam mengikuti mata pelajaran akuntansi dengan metode resitasi melalui Bahan

Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet).

B. Persiapan Penelitian

Input Instrument yang akan digunakan untuk memberikan perlakuan dalam

penelitian, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan Penelitian Tidakan

Kelas (PTK), yaitu kompetensi dasar (KD) (1). Mendeskripsikan akuntansi

sebagai system informasi; (2) menafsirkan persamaan akuntansi; (3) mencatat

akuntansi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.

Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran pada mata pelajaran

Akuntansi kelas XI yang berupa : (1). Lembar Kerja siswa; (2) Lembar

pengamatan diskusi, Lembar evaluasi.

C. Subjek Penelitian

56
Yang menjadi subjek Penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 dengan jumlah

siswa 17 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa

perempuan yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda.

D. Sumber dan Jenis Data

1. Sumber data

a. Siswa

Untuk mendapatkan sumber data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa

dalam proses belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode resitasi melalui Bahan

Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dan aktivitas serta prestasi siswa

dalam proses pembelajaran.

c. Teman sejawat/ kolaborator

sumber data ketiga untuk penelitian ini adalah teman sejawat dan kolaborator

dimaksudkan sebagi sumber data untuk melihat implementasi Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru serta unsur

pegawai di sekolah..

2. Jenis data

a. Data kualitatif

Data hasil observasi mengenai keaktifan ketika siswa dalam mengikuti proses

pembelajara.

b. Data kuantitatif

data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada setiap siklus yaitu data

awal, siklus I dan siklus II.

57
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,

wawancara dan diskusi.

a. Tes

Tes diberikan kepada siswa setelah semua materi pelajaran diberikan untuk

mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.

b. Observasi

untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam belajar akuntansi dengan

mengguanakan metode resitasi melalaui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student

Work Sheet), pengamatan ini mengukur secara individual maupun kelas bagi

keaktifan mereka belajar.

c. Penugasan

Memberikan tugas-tugas rumah sebagai tindak lanjut selama pembelajaran

untuk mengetahui seberapa besar perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga

perlu diberikan tindak lanjut.

d. Wawancara dan diskusi : untuk merefleksi hasil siklus PTK.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara,

kuesioner dan diskusi.

a. Tes : menggunakan butir soal untuk mengukur hasil belajar sisiwa.

b. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat

aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

58
c. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui

pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran

akuntansi dengan mengguanakan metode resitasi melalaui Bahan Ajar

Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet).

d. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.

F. Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini yang dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru,

sebagai fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa.

1. Siswa

a. Tes : Nilai ulangan harian

b. Observasi : Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

2. Guru

a. Dokumentasi : Kehadiran siswa

b. Observasi : Hasil observasi

G. Analisis Data

Untuk menganalisis data pada penelitan ini menggunakan metode deskriptif

dengan cara membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil

belajar siswa setelah tindakan pada siklus I dan siklus II sehingga dapat

mengetahui sejauh mana pesentase peningkatan hasil belajar yang dialami siswa

kemudian dideskripsikan untuk diambil suatu kesimpulan.

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Merekapitulasi hasil nilai tes siswa tiap akhir siklus I dan siklus II

59
2. Menghitung nilai atau persentase hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada

siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas dan

prestasi belajar.

Data nilai hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan rumus yang

sesuai dengan standar yang dipakai di sekolah dan ditetapkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional, yaitu:


= × %

Dengan kriteria:

85% - 100% : sangat tinggi

70 % - 84 % : tinggi

55 % - 65 % : sedang

40 % - 54 % : rendah

Kita menganalisis dari setiap siklus, apakah ada peningkatan atau tidak ?

Apakah penelitian tindakan kelas ini berhasil atau tidak ? Siswa yang mendaptkan

nilai 65% ke atas maka pembelajaran metode resitasi melalui bahan ajar Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet) oleh guru berhasil. Dari lima kategori yang

telah ditentukan diberi bobot nilai secara keseluruhan 100. Masing-masing

kategori tersebut seperti pada table berikut.

Tabel 1 Evaluasi Postest pembelajaran akuntansi (tiap akhir siklus I dan II)

Butir Soal Bobot

Soal pertama 10

Soal dua 15

60
Soala tiga 20

Soal empat 25

Soal lima 30

Jumlah 100

Berdasakan table di atas skor dan nilai pembelajaran akuntansi siswa dapat

dilihat jelas pada lampiran table 2 (Siklus I) dan table 3 (Siklus I)

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dirancang pelaksanaannya dalam 2 siklus, yaitu: Siklus I (selama

4 minggu ); dan Siklus II (selama 4 minggu). Tiap siklus dilaksanakan sesuai

dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor

yang diselidiki.

Skema prosedur penelitian tindakan kelas disajikan dalam gambar

Gambar 2 : Skema prosedur penelitian

Tahap – Tahap Dalam Pelakasanaan Siklus

1. SIKLUS SATU
a. Perencanaan (Planning)

Dalam perncanaan tindakan ada beberapa langkah-langkah yang harus

61
diperhatikan sebelum diadakan penelitian diantaranya sebagai berikut:

1) Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi dalam

proses pembelajaran di kelas XI IPS SMA Negeri 08 Bombana.

2) Setelah masalah dirumuskan peneliti membuat skenario pembelajaran

untuk pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran

resitasi melalui bahan ajar lembar kerja siswa ( Student Work Sheet).

3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan

Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk mata pelajaran

Akuntansi Kelas XI.

4) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan pada setiap tindakan.

5) Menyusun Lembar kerja siswa

6) Menyiapkan alat/media yang diperlukan

7) Menyusun format format penilaian dan observasi.

b. Tindakan (Acting)

Tindakan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran kelompok sesuai dengan perencanaan pada

siklus I, yang terdiri dari 2 pertemuan sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

a) Kegiatan Awal

1) Apersepsi : Guru memberikan penjelasan singkat tentang kompetensi

dasar yang harus dicapai dan esensi dari materi yang harus dikuasai.

2) Motivasi : Pemahaman mengenai akuntansi sebagai sistem informasi

sangat penting agar siswa terdorong untuk mempelajari ilmu akuntansi

lebih lanjut.

62
b) Kegiatan Inti

Siswa diberi tugas untuk membuat ringkasan tentang akuntansi sebagai

sistem informasi.

c) Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Penilaian

a) Hasil kerja individu (kognitif)

b) Lembar pengamatan (afektif)

c) Lembar pengamatan (psiko motorik)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks

Ekonomi Grafindo

4) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet)

2. Pertemuan Dua

a) Kegiatan Awal

1) Apersepsi : Guru mengulas kembali pembahasan materi yang lalu

tentang akuntansi sebagai sistem informasi. Kemudian guru memberi

penjelasan yang singkat dan jelas tentang persamaan akuntansi.

2) Motivasi : Pemahaman tentang persamaan akuntansi akan

mempermudah pemahaman materi selanjutnya dan pemahaman

mengenai jurnal sangat penting karena banyak digunakan dalam

aplikasi ilmu akuntansi

b) Kegiatan Inti

1) Siswa menggolongkan suatu transaksi keuangan menurut pihak yang

63
melakukan transaksi tersebut.

2) Siswa diminta untuk membuat jurnal dari berbagai transaksi.

3) Siswa menjelaskan persamaan akuntansi

4) Siswa diberi tugas untuk menyusun laporan laba- rugi, laporan

perubahan modal, neraca.

5) Tiap siswa diberi kesempatan untuk mempersentasikan tugasnya di

depan kelas, sedangkan siswa yang lain menanggapi.

6) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.

c) Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Penilaian

a) Hasil kerja kelompok (kognitif)

b) Lembar pengamatan (afektif)

c) Lembar pengamatan (psiko motorik)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks

Ekonomi Grafindo

4) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet)

3. Pertemuan Ketiga

a) Kegiatan Awal

1) Apersepsi : Guru mengarahkan pemikiran siswa pada kompetensi

dasar.

2) Motivasi : Pemahaman mengenai jurnal sangat penting karena banyak

digunakan dalam aplikasi ilmu akuntansi.

64
b) Kegiatan Inti

Siswa diminta untuk membuat jurnal dari berbagai transaksi

c) Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Penilaian

a) Hasil kerja individu (kognitif)

b) Lembar pengamatan (afektif)

c) Lembar pengamatan (psiko motorik)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks

Ekonomi Grafindo

4) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet)

Penilaian proses dan hasil belajar siklus 1

a. Teknik penilaian

1. Penugasan

2. Tes tulisan

3. Observasi

b. Bentuk instrument

1. Tugas rumah

2. Daftar pertanyaan

3. Lembar observasi

c. Contoh instrument

1. Penugasan (terlampir)

2. Tes tulisan (terlampir)

65
3. Lembar observasi

c. Pengamatan ( Observation)

Pada tahap ini guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung,

diantaranya :

1) Mengamati interaksi belajar yang sedang berlangsung (aktifitas,

motivasi)

2) Menilai lembar kerja siswa yang telah dikerjakan.

3) Laporan siswa baik lisan ataupun tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya

4) Ada tanya jawab atau diskusi kelas

5) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes..

d. Reflesksi ( Reflecting)

Pada tahap ini dilakukan untuk mengevalusi seluruh tindakan yang dilakukan

berdasarkan hasil pengamatan :

1) Apakah materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa?

Indikator yang dapat dilakukan adalah melihat hasil pada lembar kerja

siswa. (jika hasilnya belum mencapai 65% sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran akuntsnsi) maka akan

dilakukan perbaikan pada siklus kedua dengan materi yang sama, dan

jika hasilnya mengalami peningkatan maka pada siklus kedua akan

disampaikan materi kedua)

66
2) Apakah terjadi interaksi belajar? Hal ini terlihat dari respon siswa, baik

itu dalam bentuk tanya jawab, maupun dalam pengerjaan latihan pada

lembar kerja siswa.

3) Menyusun rencana perbaikan sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang

terjadi berdasarkan hasil pengamatan untuk digunakan pada siklus kedua.

2. SIKLUS KEDUA

a. Perencanaan (Planning)

1) Mengidentifikasi masalah pada siklus pertama dan menyusun alternatif

pemecahannya.

2) Menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan.

3) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan pada setiap tindakan.

4) Menyusun Lembar kerja siswa ( Student Work Sheet)

5) Mengadakan tes terhadap pembelajaran akuntansi yang telah dipelajari

untuk mengukur peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan

metode resitasi melalui lembar kerja siswa ( Student Work Sheet).

b. Tindakan (Acting)

Tindakan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran kelompok sesuai dengan perencanaan pada

siklus I, yang terdiri dari 2 pertemuan sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

a) Kegiatan Awal

1) Apersepsi : Guru memberikan penjelasan singkat tentang kompetensi

dasar yang harus dicapai dan esensi dari materi yang harus dikuasai.

2) Motivasi : Pemahaman mengenai akuntansi sebagai sistem informasi

67
sangat penting agar siswa terdorong untuk mempelajari ilmu akuntansi

lebih lanjut.

b) Kegiatan Inti

Siswa diberi tugas untuk membuat ringkasan tentang akuntansi sebagai

sistem informasi.

c) Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Penilaian

a) Hasil kerja individu (kognitif)

b) Lembar pengamatan (afektif)

c) Lembar pengamatan (psiko motorik)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks

Ekonomi Grafindo

4) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet)

2. Pertemuan Dua

a) Kegiatan Awal

1) Apersepsi : Guru mengulas kembali pembahasan materi yang lalu

tentang akuntansi sebagai sistem informasi. Kemudian guru memberi

penjelasan yang singkat dan jelas tentang persamaan akuntansi.

2) Motivasi : Pemahaman tentang persamaan akuntansi akan

mempermudah pemahaman materi selanjutnya dan pemahaman

mengenai jurnal sangat penting karena banyak digunakan dalam

aplikasi ilmu akuntansi

68
b) Kegiatan Inti

1) Siswa menggolongkan suatu transaksi keuangan menurut pihak yang

melakukan transaksi tersebut.

2) Siswa diminta untuk membuat jurnal dari berbagai transaksi.

3) Siswa menjelaskan persamaan akuntansi

4) Siswa diberi tugas untuk menyusun laporan laba- rugi, laporan

perubahan modal, neraca.

5) Tiap siswa diberi kesempatan untuk mempersentasikan tugasnya di

depan kelas, sedangkan siswa yang lain menanggapi.

6) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.

c) Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Penilaian

a) Hasil kerja kelompok (kognitif)

b) Lembar pengamatan (afektif)

c) Lembar pengamatan (psiko motorik)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks

Ekonomi Grafindo

4) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet)

3. Pertemuan Ketiga

a) Kegiatan Awal

1) Apersepsi : Guru mengarahkan pemikiran siswa pada kompetensi

dasar.

69
2) Motivasi : Pemahaman mengenai jurnal sangat penting karena banyak

digunakan dalam aplikasi ilmu akuntansi.

b) Kegiatan Inti

Siswa diminta untuk membuat jurnal dari berbagai transaksi

c) Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Penilaian

a) Hasil kerja individu (kognitif)

b) Lembar pengamatan (afektif)

c) Lembar pengamatan (psiko motorik)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks

Ekonomi Grafindo

4) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar

Kerja Siswa (Student Work Sheet)

Penilaian proses dan hasil belajar siklus II

a. Teknik penilaian

1. Penugasan

2. Tes tulisan

3. Observasi

b. Bentuk instrument

1. Tugas rumah

2. Daftar pertanyaan

3. Lembar observasi

c. Contoh instrument

70
1. Penugasan (terlampir)

2. Tes tulisan (terlampir)

3. Lembar observasi

c. Pengamatan ( Observation)

Guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya :

1) Mengamati interaksi belajar yang sedang berlangsung (aktifitas,

motivasi) dalam mengerjakan tugas yang diberikan dengan metode

resitasi melalui bahan ajar lembar kerja siswa( Student Work Sheet).

2) Menilai lembar kerja siswa yang dikerjakan.

d. Reflesksi (Reflecting)

Pada tahap ini dilakukan untuk mengevalausi serta membuat kesimpulan

terhadap seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dengan

membandingkan peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada siklus 1 dan

siklus ke 2 dalam pembelajaran akuntansi di tingkat SMA dengan metode bahan

ajar lembar kerja siswa (Student Work Sheet).

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1) Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) siswa mengarah pada

pembelajaran akuntansi dengan metode resitasi melalui bahan ajar

Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet). Aktivitas belajar siswa

meningkat. Sebagian besar siswa berani dan mampu menjawab

pertanyaan dari guru.

2) Penyelesaian tugas indidvidu yang diberikan diselesaikan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan.

71
3) Siswa aktif bertanya tentang materi pelajaran akuntansi yang tidak

dimengerti, dibandingkan pada siklus 1 kebanyakan siswa hanya diam

dalam PBM.

4) Meningkatnya aktivitas belajar siswa mempengaruhi peningkatan

prestasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil evaualsi dari rata- rata

nilai tugas harian 5,40 sebelum menggunakan metode resitasi melalui

bahan ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) menjadi 6,00

(tugas II) dan 6,30 (tugas III) setelah menggunakan metode resitasi pada

pembelajaran akuntansi

72
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi Belkaoui, 2004, Acconting Theory, ed. Ke-5, Cengage Learning EMEA,
Terjemahan. Jakarta : Erlangga

Ali, Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi


Aksara.

Anonim. 2008. Panduan Bimbingan, Penyusunan, Pelaksanaan Ujian, dan


Penilaian Skripsi Mahasiswa. Semarang. Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya


Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis
Portofolio. Bandung: PT. Genesindo

Darsono , Max, dkk. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang : CV. IKIP
Semarang Press.

Dimiati, Marjono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Syaiful. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Eldon S. Hendriksen, Accounting Theory, ed. Ke-5, Richard D. Irwin, terjemahan,


Jakarta : Erlangga

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri


Surabaya University Press.

Ismail, 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan


Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

Lie, 2002. Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo.

Miles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI PRESS.

Moleong, J Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Mulyasa, Enco. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Muslich, Mansur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan


Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia.

Purwanto, M.Ngalim, Prof. Dr, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2006

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses


pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Soedirman, Arief. Media Pendidikan. CV. Rajawali, Jakarta,1990, hlm. 142

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Sugiyanto. 2008. Modul PLPG (Model-Model Pembelajaran Inovatif). Surakarta:


Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.

Suharto. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif.

Syah, Muhibbin, M. Gd. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada


(Rajawali Pers).
Rusoni Elin. 2001. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika.
http://www.depdiknas.go.id. (13 Februari 2007)

Usman, Husaini & Akbar, Purnomo S. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.


Jakarta: Bumi Aksara.

http://drssuharto.wordpress.com/pengembangan-model-pembelajaran-yangefektif.
(27/09/2010).

(http://hasmansulawesi01.blogspot.com/2009/03/meningkatkan-prestasi-
belajar.html)

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi
Lampiran 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DENGAN TES TULISAN

(FreeTest)

Siklus I

1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi?

2. Jelaskan bahwa akuntansi sebagai system informasi!

3. Sebutkan bidang – bidang akuntansi!

4. Apa perbedaan antara pemakai informasi akuntansi internal dan eksternal?

5. Jelaskan kegunaan SAK (Standar Akuntansi Keuanagan) bagi akuntan!

Siklus II

1. Tuliskan persamaan akuntansi!

2. Sebutkan 5 contoh transaksi akuntansi!

3. Buatlah jurnal berdasarkan jawaban transaksi pada soal no.2!

4. Bagaimana cara menyusun laporan laba/rugi, perubahan modal, dan

laporan neraca?
Lampiran 2

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DENGAN PENUGASAN

Siklus I

1. Carilah 3 contoh transaksi akuntansi yang terjadi dalam kehidupan sehari –

hari!

2. Menurut pendapat anda, apa kegunaan mempelajari akuntansi?

3. Jika suatu perusahaan kekurangan informasi akuntansi, apa akibat yang akan

ditimbulakan dalam manajemen perusahaan? Jelaskan!

Siklus II

1. Buatlah jurnal untuk transaksi – transaksi berikut ini:

a. Tanggal 4 Maret 2011 Tuan Rangga menyetorkan uang ke perusahaan

sebesar Rp. 50.000.0000,- sebagai setoran modal.

b. Tanggal 7 Maret 2011 dibeli perlengkapan sebesar Rp. 2.000.000,- secara

tunai.

c. Tanggal 15 Maret 2011 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 90.000.000,- secara

kredit dengan uang muka sebesar Rp. 10.000.000,-.

d. Tanggal 17 Maret 2011 dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 30.000.000,-

tunai.

e. Tanggal 19 Maret 2011 diterima pendapatan sebesar Rp. 15.000.000,-

f. Tanggal 22 Maret 2011 dibayar beban telepon sebesar Rp. 500.000,-

g. Tanggal 26 Maret 2011 diterima pendapatan sebesar Rp. 10.000.000,-

h. Tanggal 29 Maret 2011 dijual sebuah mesin fotokopi seharga

Rp.25.000.000,- secara kredit.

i. Tanggal 31 Maret 2011 dibayar gaji pegawai sebesar Rp.2.000.000,


2. Buatlah laporan keuangan dari jurnal transaksi no.1 berupa laporan Laba/

Rugi, laporan perubahan modal dan laporan neraca per 31 Maret 2011.

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI UNTUK AKTIVITAS SISWA DALAM


PEMBELAJARAN AKUNTANSI METODE RESITASI MELALAUI
BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISIWA ( STUDENT WORK SHEET)
Sekolah : SMAN 08 Bombana
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Kelas/Semester : XI/ genap
Mata Pelajaran : Akuntansi

Nama Siswa Minat Perhatian Partisipasi Presentase


4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Aflianti Siska √ √ √ √
Dino Syahputra √ √ √ √
Faris Respati √ √ √ √
Femas Danel. S √ √ √ √
Ipung Yudayani √ √ √ √
Muh. Amir hamzah √ √ √ √
Ningsih Anggraini √ √ √ √
Resti Anugerah √ √ √ √
Rezha Herdiansyah √ √ √ √
Rio Febrian √ √ √ √
Rizki Aulia √ √ √ √
Safrudin √ √ √ √
Siti Fadilah √ √ √ √
Siti Zulaika √ √ √ √
Tri mayu Desta. P √ √ √ √
Uzlifa Siti Nurjana √ √ √ √
Keterangan :

SB (Sangat Baik) dengan skor = 4

B (Baik) dengan skor =3

C (Cukup) dengan skor =2

K (Kurang) dengan skor =1

Tabel 2 Skor dan nilai pembelajaran akuntansi


secara individu siswa kelas XI SMAN 08 Bombana pada siklus I

Butir soal
No Nama Skor/bobot Nilai akhir
1 2 3 4 5
1 Aflianti siska 7 10 10 15 10 52/100x100 52%

2. Dino syahputra 8 15 10 15 10 58/100x100 58%

3. Faris respati 10 10 15 15 10 60/100x100 60%

4. Femas danel. S 10 10 10 10 10 50/100x100 50%

5 Femas febrial 8 10 10 10 10 48/100x100 48%

6 Ipung yudayani 20 15 10 15 20 80/100x100 80%

7 Muh. Amir hamzah 15 20 20 10 20 85/100x100 85%

8 Ningsih anggraini 15 15 12 15 15 72/100x100 72%

9 Resti anugerah 25 20 15 15 10 85/100x100 85%

10 Rezha herdiansyah 10 10 15 10 10 55/100x100 55%

11 Rio febrian 8 7 10 10 10 45/100x100 45%

12 Rizki aulia 15 15 15 15 10 70/100x100 70%


13 Safruddin 10 15 15 10 10 60/100x100 60%

14 Siti fadilah 15 15 13 15 10 68/100x100 68%

15 Siti zulaika 10 10 10 8 8 46/100x100 46%

16 Tri mayu desta. P 20 15 10 15 15 75/100x100 75%

17 Uzlifa siti nurjana 10 13 10 13 8 54/100x100 54%

Dari hasil penilaian berdasarkan interval nilai yang ditetapkan, 10

orang siswa yang mendapatkan nilai di bawah 65%, 7 orang siswa yang

mendapatkan nilai di atas 65%. Jadi berdasarkan interval nilai yang ditetapkan

sebagian besar siswa mempunyai nilai di bawah 65%, artinya strategi

pembelajaran metode resitasi melalui bahan ajar Lembar Kerja Siswa (Student

Work Sheet) pada mata pelajaran Akuntansi SMAN 08 Bombana pada siklus I

perlu perbaikan pada siklus 2. Sedangkan 7 orang siswa yang mempunyai nilai

di atas 65% minimal dipertahankan pada siklus 2 bahkan perlu ditingkatkan.

Tabel 3 Skor dan nilai pembelajaran akuntansi


secara individu siswa kelas XI SMAN 08 Bombana pada siklus II

Butir soal
No Nama Skor/bobot Nilai akhir
1 2 3 4 5
1 Aflianti siska 10 15 10 15 10 60/100x100 60%

2. Dino syahputra 10 15 10 15 10 58/100x100 60%

3. Faris respati 10 10 15 15 10 60/100x100 60%

4. Femas danel. S 10 15 15 13 15 68/100x100 68%

5 Femas febrial 15 15 15 13 10 68/100x100 68%

6 Ipung yudayani 20 15 15 15 20 85/100x100 85%

7 Muh. Amir hamzah 15 20 20 15 20 90/100x100 90%

8 Ningsih anggraini 15 15 15 15 15 72/100x100 75%


9 Resti anugerah 25 20 15 15 15 90/100x100 90%

10 Rezha herdiansyah 10 15 15 10 10 60/100x100 60%

11 Rio febrian 8 7 15 10 10 45/100x100 50%

12 Rizki aulia 15 15 15 15 10 70/100x100 70%

13 Safruddin 12 15 15 15 10 67/100x100 67%

14 Siti fadilah 15 15 13 15 10 68/100x100 68%

15 Siti zulaika 14 15 10 15 15 69/100x100 69%

16 Tri mayu desta. P 20 15 10 15 15 75/100x100 75%

17 Uzlifa siti nurjana 10 15 15 13 10 63/100x100 63%

Dari hasil penilaian berdasarkan interval nilai yang ditetapkan, 6 orang

siswa yang mendapatkan nilai di bawah 65%, 11 orang siswa yang

mendapatkan nilai di atas 65%. Jadi masih ada siswa yang mempunyai nilai di

bawah 65%, artinya strategi pembelajaran akuntansi metode resitasi melalui

bahan ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) pada siswa kelas XI

SMAN 08 Bombana mengalami peningkatan pada siklus 2. Sedangkan 7

orang siswa yang mendapatkan nilai di atas 65% pada siklus 1 mengalami

peningkatan nilai dan bahkan jumlahnya bertambah dari 7 orang siswa

menjadi 11 orang siswa.

\
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 08 Bombana


Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas/Semester : XI/ 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
C. Materi Pembelajaran
 Definisi Akuntansi
 Siklus akuntansi
 Akuntansi sebagai sistem informasi
D. Kegiatan Pembelajaran
 Kontekstual
 Tanya jawab
 Diskusi Kelompok
E. Indikator
 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi.
 Menjelaskan syarat-syarat kualitas sistem informasi.
 Membedakan antara pemakai informasi akuntansi internal dan eksternal
 Menjelaskan bidang-bidang dalam akuntansi.
 Menjelaskan kegunaan SAK bagi akuntan.
F. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi.
 Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat kualitas sistem informasi.
 Siswa dapat membedakan antara pemakai informasi akuntansi internal dan
eksternal.
 Siswa dapat menjelaskan bidang-bidang dalam akuntansi.
 Siswa dapat menjelaskan bidang-bidang profesi dalam akuntansi.
 Siswa dapat menghubungkan prinsip etika profesi akuntan dengan
kenyataan pelanggaran etika yang terjadi.
 Siswa dapat menjelaskan kegunaan SAK bagi akuntan.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. . Kegiatan Awal
a. Apersepsi
 Guru memberikan penjelasan singkat tentang kompetensi dasar
yang harus dicapai dan esensi dari materi yang harus dikuasai.
b. Motivasi
 Pemahaman mengenai akuntansi sebagai sistem informasi sangat
penting agar siswa terdorong untuk mempelajari ilmu akuntansi
lebih lanjut.
2. Kegiatan Inti
 Siswa diberi tugas untuk membuat ringkasan tentang akuntansi
sebagai sistem informasi.
3. . Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi
b. Penilaian
 Hasil kerja individu (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks
Ekonomi Grafindo
d. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar
Kerja Siswa (Student Work Sheet)
H. Media Pembelajaran
 Buku teks Ekonomi Grafindo
 Lembar Kerja Siswa ( Student Work Sheet)
 Buku referensi yang relevan

Mengetahui, Bombana, Maret 2021


Kepala Sekolah SMAN 08 Bombana Guru Mata Pelajaran ekonomi

Drs. LA RINDA AHMAD ZULKIFLIN, SE


NIP:196512311994031093
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 08 BOMBANA


Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas/Semester : XI/ 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

B. Kompetensi Dasar
Menafsirkan persamaan akuntansi

C. Materi Pembelajaran
 Persamaan akuntansi
 Mencatat transaksi
 Membuat jurnal transaksi
D. Kegiatan Pembelajaran
 Kontekstual
 Pemberian Tugas
 Diskusi Kelompok
E. Indikator
 Menggolongkan suatu transaksi keuangan menurut pihak yang melakukan
transaksi tersebut.
 Memahami persamaan akuntansi.
 Membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi
 Menyusun laporan laba- rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.

F. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menggolongkan suatu transaksi keuangan menurut pihak yang
melakukan transaksi tersebut.
 Siswa dapat memahami persamaan akuntansi.
 Siswa dapat menjelaskan fungsi jurnal.
 Siswa dapat membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi
 Siswa dapat menyusun laporan laba- rugi, laporan perubahan modal, dan
neraca.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
 Guru mengulas kembali pembahasan materi yang lalu tentang
akuntansi sebagai sistem informasi. Kemudian guru memberi
penjelasan yang singkat dan jelas tentang persamaan akuntansi.
b. Motivasi
 Pemahaman tentang persamaan akuntansi akan mempermudah
pemahaman materi selanjutnya
 Pemahaman mengenai jurnal sangat penting karena banyak
digunakan dalam aplikasi ilmu akuntansi
2. . Kegiatan Inti
 Siswa menggolongkan suatu transaksi keuangan menurut pihak
yang melakukan transaksi tersebut.
 Siswa diminta untuk membuat jurnal dari berbagai transaksi.
 Siswa menjelaskan persamaan akuntansi
 Siswa diberi tugas untuk menyusun laporan laba- rugi, laporan
perubahan modal, neraca.
 Tiap siswa diberi kesempatan untuk mempersentasikan
tugasnya di depan kelas, sedangkan siswa yang lain
menanggapi.
 Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi
b. Penilaian
 Hasil kerja kelompok (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks
Ekonomi Grafindo
d. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar
Kerja Siswa (Student Work Sheet)
H. Media Pembelajaran
 Buku teks Ekonomi Grafindo
 Lembar Kerja Siswa ( Student Work Sheet)
 Buku referensi yang relevan

Mengetahui, Bombana, Maret 2021


Kepala Sekolah SMAN 08 Bombana Guru Mata Pelajaran ekonomi

Drs. LA RINDA AHMAD ZULKIFLIN, SE


NIP:196512311994031093
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 08 BOMBANA


Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas/Semester : XI/ 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
B. Kompetensi Dasar
Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit
Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
C. Materi Pembelajaran
 Jurnal
D. Kegiatan Pembelajaran
 Kontekstual
 Tanya jawab
 Diskusi Kelompok
E. Indikator
 Menjelaskan fungsi jurnal
 Membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi
F. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menjelaskan fungsi jurnal.
 Siswa dapat membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. . Kegiatan Awal
a. Apersepsi
 Guru mengarahkan pemikiran siswa pada kompetensi dasar.
b. Motivasi
 Pemahaman mengenai jurnal sangat penting karena banyak
digunakan dalam aplikasi ilmu akuntansi.
2. Kegiatan Inti
 Siswa diminta untuk membuat jurnal dari berbagai transaksi
3. . Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi
b. Penilaian
 Hasil kerja individu (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks
Ekonomi Grafindo
d. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan Lembar
Kerja Siswa (Student Work Sheet)
H. Media Pembelajaran
 Buku teks Ekonomi Grafindo
 Lembar Kerja Siswa ( Student Work Sheet)
 Buku referensi yang relevan

Mengetahui, Bombana, Maret 2021


Kepala Sekolah SMAN 08 Bombana Guru Mata Pelajaran ekonomi

Drs. LA RINDA AHMAD ZULKIFLIN, SE


NIP:196512311994031093
BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada hari ini : Senin


Tanggal : 19 Juli 2021
Pukul : 08.00 WIB s.d Selesai
Bertempat di ruang : Perpustakaan SMAN 08 BOMBANA
Pada Sekolah : SMAN 08 BOMBANA
Dengan alamat : Jl. Poros Sikeli-Dongkala

Telah diselenggarakan acara Seminar Hasil Penelitian:


Dengan Judu : Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi dengan Metode
Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work
Sheet) pada Siswa kelas XI-IPS SMAN 08 Bombana

Hasil Karya : AHMAD ZULKIFLIN, SE.


Jabatan : Guru
Tempat Tugas : SMAN 08 BOMBANA
Alamat Rumah : DESA Lengora, Kec. Kabaena Tengah Kab. Bombana

Pada Acara Seminar tersebut :


Sebagai Penyaji : AHMAD ZULKIFLIN, SE
Sebagai Moderator : MASRUL, S.Pd
Sebagai Pembahas :
Susunan Acara Semina :
(a) Pembukaan, (b) Sambutan Kepala Sekolah dan / atau Pengawas Sekolah, (c)
Pemaparan Singkat Laporan Hasil Penelitian Oleh Penyaji/ Penulis Laporan, (d)
Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta Seminar dan Tanggapan dari
Penyaji, (e) Penutup.

Adapun Notulen Jalannya Acara Seminar, Print Ouat Bahan Tayang Paparan Penyaji
serta Foto Kegiatan Seminar sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Bombana, Maret 2021


Kepala Sekolah SMAN 08 Bombana Guru Mata Pelajaran ekonomi

Drs. LA RINDA AHMAD ZULKIFLIN, SE


NIP:196512311994031093

Anda mungkin juga menyukai