iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Penelitian Tindakan Kelas dengan
judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lay up Bola Basket dengan Media Keset pada
Siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8 Malang” dapat terselesaikan dengan baik.
1. Anis Isrofin, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 8 Malang yang telah memberikan
izin penelitian.
2. Mingribut Kawistoro selaku Korma PJOK SMAN 8 Malang.
3. Orang tua penulis Bapak Suprijanto dan Ibu Rusnah yang tiada hentinya
memberikan doa, dorongan, semangat serta motivasi.
4. Guru, karyawan dan siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8 Malang atas
partisipasi dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
guru pendidikan jasmani pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iv
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP BOLA BASKET
DENGAN MEDIA KESET PADA SISWA KELAS XI MIPA 4
SMAN 8 MALANG
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Lay up Bola basket.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Malang.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan September sampai dengan bulan November
2022 dan dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali pertemuan sedangkan metode yang
digunakan adalah metode bermain dengan mengunakan media keset.
Dalam pelaksanaanya, penelitian ini mengunakan satu siklus 2 kali pertemuaan.
Pada pertemuan pertama siswa melakukan gerakan Lay up untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Pertemuan kedua yaitu dengan menyiapkan siswa
melakukan tahapan-tahapan pembelajaran mengunakan media keset. Sehingga
pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa dapat mengetahui bagian
per bagian teknik dasar gerakan Lay up. Kesadaran ini harus dipahami mengingat
gerakan Lay up adalah bagian dari materi pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, adanya perubahan atau
peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran Lay up menggunakan media
keset dengan perubahan kemampuan siswa dalam peningkatan hasil belajar siswa
dengan ketuntasan pembelajaran, Sebelum dilakukan PTK, ada 7 (28 %) siswa
yang tuntas belajar secara individu. Setelah dilakukan PTK siswa yang tuntas
belajar meningkat menjadi 21 (84 %) siswa. Sebelum dilakukan PTK, ketuntasan
belajar siswa yaitu 28%. Setelah dilakukan PTK, ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan 56% menjadi 84%.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode bermain dengan mengunakan media keset
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Lay up Bola Basket.
Kata kunci: Hasil belajar, Lay up, bola basket, media keset.
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i
SURAT KETERANGAN ....................................................................... ii
LEMBAR PUBLIKASI .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
ABSTRAK................................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................. 2
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 3
D. Rumusan Masalah................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian............................................................... 3
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 28
B. Saran ................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 30
Lampiran-lampiran................................................................................. 31
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka terdapat
beberapa masalah yang telah di temukan selama proses pembelajaran bola basket materi Lay
up sebagai berikut:
1. Apakah metode yang digunakan sudah cocok untuk pembelajaran Lay up bola
basket?
2. Apakah media keset dapat meningkatkan hasil belajar Lay up bola basket di SMA
Negeri 8 Malang siswa kelas XI MIPA 4?
3. Apakah mengajar dengan bola yang dimodifikasi dapat meningkatkat hasil belajar di
SMA Negeri 8 Malang siswa kelas XI MIPA 4?
4. Apakah ring basket yang digunakan sudah sesuai dengan karakteristik siswa kelas
XII MIPA 4 SMA Negeri 8 Malang?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya membahas hasil belajar bola basket
dengan menggunakan media keset pada pembelajaran Lay up.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut:”Apakah dengan penggunaan media keset
dapat meningkatkan hasil belajar Lay up pada bola basket di SMA Negeri 8 Malang siswa
kelas XI MIPA 4?”
E. MANFAAT PENELITIAN
Bagi Siswa
1. Dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mengetahui teknik Lay up pada bola
basket.
2. Dapat memberikan pengalaman gerak teknik Lay up pada bola basket dengan benar.
Bagi Guru
1. Memberikan masukan dalam menerapkan media dalam proses pembelajaran Lay up
bola basket.
2. Sebagai persyaratan dalam profesionalisme untuk meningkatkan kinerja dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani.
Bagi Sekolah
1. Dapat memberikan landasan dalam mengambil keputusan dalam peningkatan hasil
belajar Lay up bola basket.
2
BAB II
KERANGKA TEORETIS/KERANGKA BERFIKIR/
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KERANGKA TEORETIS
1. HAKIKAT HASIL BELAJAR
Setiap insan manusia pasti akan belajar. Dalam proses pembelajaran tidak akan
terlepas dari proses belajar. Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks yang terjadi di sekolah. Sehingga dalam proses belajar terjadi interaksi antara
guru dan siswa yang nantinya akan tercapai hasil belajar yang terjadi pada siswa ketika
belajar. Menurut Gagne dalam buku (Dimyati dan mudjiono) “belajar terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar”. Dengan
berkhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar.
Dimyati dan mudjiono mengatakan bahwa:
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru,
suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Yusmawati menerangkan bahwa: Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dilakukan secara berkesinambungan.
Belajar menekankan pada proses perubahan-perubahan sebagai hasil belajar yang berada
pada pengetahuan dan atau perilaku individu. Belajar yang berhubungan dengan
pembelajaran pendidikan jasmani adalah belajar gerak. Hasil akhir dari belajar gerak
berupa penguasaan keterampilan.
Jadi hasil belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh dari proses belajar guna
tercapainya tujuan dalam pembelajaran. Sehingga kemampuan atau peningkatan belajar
peserta didik dapat diketahui apakah meningkat atau malah menurun. Guru dapat
merencanakan pembelajaran yang lebih baik serta menyiapkan strategi dalam
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses belajar dalam
pembelajaran pendidikan jasmani terjadi 4interaksi antara siswa dan guru. Hasil belajar
yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan siswa dalam hal jasmani, pemikiran
(kognitif), cara pandang sampai gaya hidup peserta didik serta akan memperbaiki pola
gerak pada peserta didik.
3
yang harus di kuasai dalam bermain bola basket yaitu teknik mengoper bola (passing),
teknik menerima bola, teknik dasar menggiring bola (dribbling), teknik dasar menembak
(shooting). Tembakan dalam bola basket dapat dilakukan dengan salah satu teknik yang
disebut dengan tembakan lay up. Tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan
dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu
diletakkan ke dalam keranjang basket yang di dahului dengan gerak dua langkah.
Ahmadi mengatakan ada tiga hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan
tembakan lay up, yaitu:
(a) saat menerima bola, badan harus dalam keadaan melayang, (b) saat
melangkah, langkah pertama harus lebar atau jauh guna mendapatkan jarak
maju sejauh mungkin, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan
tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya, (c) saat melepaskan bola, bola
harus dilepas degan kekuatan kecil.
Jadi lay up merupakan tembakan dengan diawali dengan dua langkah kemudian
bola dilepaskan dengan menggunakan satu tangan secara pelan ke dalam keranjang atau
ring basket. Dalam melakukan tembakan lay up, dilakukan dengan dengan berlari dengan
langkah lebar dengan badan condong. Langkah pertama lebar kemudian langkah kedua
pendek dan di akhiri dengan lompatan setinggi-tingginya. Pada saat berhenti pada titik
tertinggi luruskan tangan memegang bola ke atas, dan pada saat berhenti lepaskan tangan
kiri yang membantu memegang bola, serta lecutkan pergelangan tangan yang memegang
bola (tangan kanan) hingga jalannya bola tidak kencang.
Gambar 1:Cara melangkah tembakan lay up, Gambar 2: Gerakan tembakan lay up,
(Muhajir, 2006:126) (Ahmadi, 2007:20)
4
a) Media keset
Media keset berukuran 30x50cm. Penggunaan keset dalam pembelajaran lay up
bola basket digunakan untuk melatih gerak dasar langkah kaki. Karena dalam gerak
dasar lay up yang diutamakan adalah langkah kaki baik pada lay up kanan atau lay up
kiri.
4. KARAKTERISTIK SISWA
Siswa SMA atau sederajat merupaka masa remaja atau adolensi yang berkisar
usia 10 sampai 18 tahun untuk perempuan dan 12 sampai 20 tahun untuk laki-laki.
Sugiyanto menjelaskan bahwa masa adolensi merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa anak-anak untuk menjadi dewasa. Kemampuan psikomotorik ini berkaitan
dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan
yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Dengan kata lain, kegiatan belajar
yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan
praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif
dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor.
Perkembangan psikomotorik yang dilalui oleh peserta didik SMA memiliki kekhususan
yang antara lain ditandai oleh perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin yang
primer, dan ciri kelamin yang sekunder. Perubahan-perubahan tersebut dikelompokkan
dalam dua kategori besar, yaitu percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Perubahan-perubahan fisik tersebut merupakan gejala umum dalam pertumbuhan
peserta didik SMA. Perubahan-perubahan fisik tersebut bukan hanya berhubungan
dengan bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh saja, akan tetapi juga
meliputi ciri-ciri yang terdapat pada kelamin primer dan sekunder serta perkembangan
gerak pada peserta didik yang masing-masing individu berbeda. Sehingga dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani secara tidak langsung sangat mempengaruhi gerak
peserta didik. Perkembangan kemampuan fisik pada masa ini yang menonjol adalah
dalam hal: Kekuatan, kecepatan, dan ketahanan kardiorespiratori. Dengan
kecenderungan peningkatan kemampuan fisik pada masa ini merupakan saat yang paling
baik untuk meningkatkan kemampuan fisik yang optimal. Pada kemampuan gerak pada
masa adolensi atau remaja, pada laki-laki cenderung mengalami peningkatan
kemampuan gerak yang lebih besar dibanding perempuan. Laki-laki memiliki kondisi
yang cenderung meningkat dalam kemampuan gerak yang memerlukan kekuatan,
kecepatan, kelincahan dan daya tahan. Sedangkan kemampuan gerak pada perempuan
tidak mengalami peningkatan lagi sesudah usia menstruasi sekitar pada usia 14 tahun.
5
5. HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PTK (penelitian tindakan kelas) adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan
pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan
dan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya
melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.
Iskandar, menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan
penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis, dan empiris reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik),
kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti.
Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK (Penelitian tindakan kelas) merupakan kegiatan
ilmiah yang dilakukan oleh guru demi menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik
yang dilakukan secara kolaborasi dengan tim ahli sesuai dengan tahapan-tahapan.. Hasil
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah dapat digunakan untuk memperbaiki mutu
proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah, siswa
dan guru.
Melalui PTK guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi,
pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber
belajar yang tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK secara
berkesinambungan diharapkan PBM di sekolah (kelas) tidak kering dan membosankan
serta menyenangkan bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
setiap pembelajaran.
B. KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan tinjauan kerangka secara teoritis bahwa proses pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan ranah daam pembelajaran pendidikan jasmani yang mengacu pada tujuan pada
aspek psikomotor, afektif dan kognitif. Melalui pendidikan jasmani diharapakan paserta didik
dapat melakukan berbagai aktifitas fisik atau ranah psikomotor yang paling dominan.
Pembelajaran pendidikan jasmani mencakup beberapa pokok materi salah satunya yaitu
pembelajaran lay up bola basket.
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan hasil belajar lay up serta dapat memungkinkan siswa terlibat aktif dan
memunculkan motivasi dalam belajar. Penggunaan media keset berfungsi sebagai alat bantu
untuk mempermudah peserta didik belajar melangkah lay up.
Berdasarkan penjelasan teori di atas dan pengamatan peneliti disimpulkan bahwa
penggunaan media keset pada pembelajaran lay up bola basket dapat memperbaiki hasil
belajar siswa serta dapat memotivasi dalam melakukan lay up bola basket. Berdasarkan
6
uraian di atas diduga media keset dapat meningkatkan hasil belajar lay up bola basket pada
siswa kelas XI MIPA 4 di SMA Negeri 8 Malang.
C. PENGAJUAN HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka hipotesis penelitian ini
sebagai berikut: Dengan menggunakan media keset diduga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam melakukan lay up pada siswa kelas XI MIPA 4 di SMA Negeri 8 Malang.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar Lay up bola
basket dengan menggunakan media keset di SMA Negeri 8 Malang siswa kelas XI
MIPA 4.
C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8 Malang
yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 21 siswa putra dan 4 siswa putri.
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan
perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru demi menciptakan
proses pembelajaran yang lebih baik yang dilakukan secara kolaborasi dengan tim ahli
sesuai dengan tahapan-tahapan. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas.
8
2. Pelaksanaan/Tindakan
Peneliti melakukan pembelajaran Lay up bola basket dengan menggunakan media
keset.
Peneliti dan kolaborator mengidentifikasi pembelajaran Lay up bola basket kepada
siswa dengan menggunakan media keset.
3. Observasi
4. Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran Lay up
bola basket dengan menggunakan media keset dari tindakan yang diberikan.
PERENCANAAN
SIKLUS 1
REFLEKSI PENGAMATAN PELAKSANAAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN
??????
9
1. Perencanaan tindakan siklus 1
Pada perencanaan siklus ini, merupakan penerapan program pembelajaran
yang berhubungan dengan bentuk-bentuk upaya meningkatkan kemampuan dalam
Lay up bola basket melalui media keset. Perencanaan disiklus ini ditekankan pada
kepada siswa dengan materi pengajarannya yaitu gerakan Lay up bola basket sesuai
dengan sasaran pencapaian kompetensi. Pada siklus pertama ini dilakukan sebanyak
1 kali pertemuan atau tatap muka. Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan
pertama atau pada siklus pertama yaitu difokuskan menggunakan ban bekas untuk
melatih atau membetulkan pada gerakan melangkah Lay up baik Lay up kiri atau
kanan. Kemudian menggunakan rumbai untuk memberikan gambaran atau
pengganti ring. Rumbai dibentangkan dengan tali rafia sesuai dengan ketinggian
yang telah disesuaikan. Jadi setelah melompat melempar bola dengan mengenakkan
rumbai dengan bola.
2. Perencanaan tindakan siklus 2
Siklus kedua merupakan lanjutan dari kegiatan siklus pertama yang sudah
dirancang sebelumnya. Materi yang dirancang harus sesuai dengan jenis yang dipilih
yaitu gerakan Lay up bola basket. Peneliti dan kolaborator memantau kemajuan
perkembangan siswa dalam penguasaan gerak Lay up bola basket dan
mempersiapkan format penilaian terhadap aspek perkembangan siswa. Pada siklus
kedua atau pertemuan kedua lebih mengarah kepada hasil Lay up yaitu
menggunakan media kerdus untuk melatih langkah dan kemudian setelah melompat
langsung memantulkan bola ke papan pantul.
Pada akhir siklus ini dilaksanakan sebuah tes untuk mengukur kemampuan
siswa setelah melakukan pembelajaran Lay up basket serta sebagai bahan diskusi
bagi peneliti dan kolaborator apakah akan dilanjutkan ke siklus berikutnya atau
sudah selesai dengan siklus kedua.
10
G. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui tes dan observasi kemampuan
siswa dalam melakukan gerakan Lay up bola basket. Adapun instrumen tes dalam
melakukan Lay up bola basket adalah sebagai berikut ini;
Kisi-kisi Instrumen tes hasil belajar Lay up bola basket
N Teknik Aspek yang Deskripsi penilaian Bobot
O Gerakan dinilai
3 2 1
1 Sikap saat Sikap tangan Tangkap bola menggunakan dua tangan
menangkap dengan posisi tangan rileks dan membuka
bola kedepan
2 Langkah 1 Sikap tungkai Langkah kanan panjang yaitu dua kali
kaki langkah biasa
3 Langkah 2 Sikap tungkai Langkah kaki kiri pendek, lutut kanan
kaki rendah
Pandangan Melihat target
4 Saat Sikap tungkai Lutut kanan diangkat tinggi, lutut kiri
menembak kaki direntangkan sampai melompat
Sikap badan Sikap badan tegak
Sikap lengan Pergelangan tangan dan jari-jari lurus,
tangan bola dilepaskan dari telunjuk jari dengan
sentuhan yang halus ke arah kotak papan,
tangan penyeimbang tetap pada bola
terlepas
5 Sikap Sikap tungkai Kedua kaki dibuka lebar, lutut di tekuk
mendarat kaki
Pandangan Lihat target
Sikap lengan Kedua tangan ke atas
tangan
6 Gerakan Rangkaian Gerakan dilakukan dengan lancar dan
keseluruhan gerakan benar
Skor Maksimal 33
11
Pedoman Penilaian hasil belajar Lay up bola basket
12
Badan condong ke depan
Keterangan:
Skor 3: Baik
Skor 2: cukup baik
Skor 1: kurang
13
H. KEABSAHAN DATA PENELITIAN
Untuk mengecek keabsahan data pada penelitian ini, peneliti bersama dua
kolaborator yaitu:
1. Mingribut Kawistoro, S.Pd (Guru pedidikan jasmani dan olahraga dan menguasai
cabang olahraga bola basket)
2. Dina Charisma Ganda Putri, S.Pd (Guru pendidikan jasmani dan olahraga menguasai
media dalam pembelajaran)
14
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
1. Garakan Lay up
a. Saat menangkap bola
b. Langkah 1
c. Langkah 2
d. Saat menembak bola
e. Saat mendarat
f. Gerakan keseluruhan
Data hasil observasi awal pembelajaran Lay up dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini
Ketuntasan belajar Siswa (y) Presentase (%)
Sudah 7 28
Belum 17 72
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel data hasil observasi awal Lay up dapat diketahui bahwa terdapat 7
siswa yang tuntas dan 17 siswa yang belum tuntas belajar secara individu. Kelas XI MIPA 4
dikatakan belum tuntas belajar karena presentasi belajar klasikal kelas XI MIPA 4 adalah
7/25 x 100% = 28%
Berdasarkan masalah yang dihadapi guru diatas, diperlukan suatu solusi yang tepat
untuk memecahkan masalah tersebut sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas dari
hasil pembelajaran. Mengingat apabila tidak18 segera diperbaiki, hal itu akan menghambat
proses pembelajaran sehingga tujuan awal pembelajaran tidak berjalan dengan baik.
15
jasmani SMA Negeri 8 Malang tersusun suatu rencana pembelajaran yang akan dituangkan
ke dalam RPP. Adapun hasil diskusi dengan guru pendidikan jasmani SMA Negeri 8 Malang
tersusun sebuah rencana pembelajaran pendidikan jasmani dengan sub pokok bahasan Lay up
sebagai berikut:
a. Penyususnan RPP sub pokok bahasan Lay up untuk kelas XII IPS 1 SMA Negeri 8
Malang yang meliputi: kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan metode
pembelajaran.
b. Pendahuluan terdiri dari streaching aktif, pemanasan dengan melakukan permainan
bola tangan mengunakan Bola Basket dengan melempar bola seperti gerakan Lay up.
c. Inti pembelajaran meliputi latihan Lay up dengan bantuan guru dan kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan media keset
d. Penutup berupa streaching pasif
2. Pelaksanaan
a) Pertemuan I
Kegiatan pembelajaran Bola Basket untuk pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 19
Oktober 2022 dengan kegiatan sebagai berikut
a. Kegiatan awal
Proses pembelajaran Lay up dilaksanakan pada jam pelajaran ke-3 yaitu jam 08:00 -
10:00. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membariskan siwa menjadi 4 saf. Setelah itu
berdoa, presensi siswa dan melakukan streaching aktif. Kemudian dilanjutkan dengan
permainan bola tangan dengan peraturan mengoper seperti gerakan Lay up, permainan ini
dimaksudkan agar membiasakan setiap siswa melakukan gerakan Lay up dengan benar.
Permaianan-permainan ini dilakukan antara waktu 15 – 20 menit dengan menggunakan
intruksi terlebih dahulu dari guru.
b. Inti pembelajaran
Dalam inti pembelajaran ini guru memberikan contoh Lay up. Selanjutnya dengan
bimbingan dari guru, setiap siswa melakukan Lay up mengunaka bola sesungguhnya .
Melalukan permainan papan pantul dengan membuat 2 kelompok kemudian peserta didik
berbanjar, orang pertama memantulkan bola ke papan bola basket kemudian disusul teman
yang di belakangnya. Melakukan gerak lay-up tangan kanan/kiri tanpa awalan dengan tanpa
menggunakan media ban bekas. Melakukan lompatan atau gerakan melangkah lay up kanan
dengan menggunakan menggunakan media keset menggunakan 2 langkah.
Selanjutnya dengan arahan dari guru setiap siswa melakukan gerakan Lay up Dengan
mengunakan media keset siswa melakukan serangkaian teknik Lay up, masing-masing siswa
melakukanya sesuai kemampuan yang dimilikinya kegiatan ini dilakukan terus-menerus.
Selanjutnya siswa melakukan gerak lay-up tangan kanan/kiri mengunakan langkah yang
selanjutya melompat dengan menjulurkan bola 20 ke ring, dan melakukan gerakan lay up dengan
awalan bola di passing dari teman kemudian dilanjutkan gerakan lay up dengan menggunakan media
keset.
c. Kegiatan ahir
16
Pada kegiatan ini siswa melakukan streaching pasif dengan intruksi dari guru serta
memberikan evaluasi pada siswa tentang pembelajaran Lay up untuk memperoleh
informasi/masukan untuk menyempurnakan proses pembelajaran.
3. Observasi
Dalam proses pembelajaran siklus I, dilakukan observasi oleh guru (pengamat)
terhadap peneliti yang tidak lain adalah sebagai guru pendidikan jasmani yang sedang
melaksanakan pembelajaran Lay up. Adapun hasil observasi tersebut antara lain:
a. Siswa bersemangat dalam proses pembelajaran tadi
b. Siswa serius atau sungguh-sungguh dalam pembelajaran tadi
c. Setiap siswa terlihat memiliki rasa percaya diri dalam proses pembelajaran tadi
d. Semua siswa terlihat senang dalam proses pembelajaran tadi
e. Sebagian besar siswa berani atau tidak ragu-ragu saat melakukan Lay up
f. Setiap siswa berusaha memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam pembelajaran
g. Dalam proses pembelajaran setiap siswa selalu berlatih dengan benar
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan perlu dibuat untuk mencatat hal-hal yang penting yang tidak
terekam selama pembelajaran berlangsung melalui observasi aktivitas siswa dan guru selama
pembelajaran. Hasil catatan yang diperoleh dari pengamatan adalah sebagai berikut:
a. Pengawasan kesemua kelompok jangan sampai ada kelompok yang tidak diawasi dan
tidak melakukan gerakan Lay up.
b. Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan
c. Pembelajaran berjalan cukup baik
d. siswa mampu melaksanakan Lay up dengan baik dan benar
5. Refleksi
17
a. Dari pengamatan
1. Kesalahan yang mendasar dari siswa yaitu saat 2 langkah terakhir gerakan Lay up
2. Tujuan pembelajaran yang diharapkan sudah tercapai
b. Dari siswa
1. Sebelum materi inti diajarkan kepada siswa, siswa terlihat senang dengan media
dan permainan yang di berikan
2. Siswa tidak punya rasa ragu saat melakukan garakan Lay up
3. Latihan Lay up dengan media keset sangat membantu proses belajar.
6. Analisis Siklus I
Pembelajaran pada siklus I telah berhasil. Hal ini dapat diketahui dari hasil
pengamatan dan evaluasi pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa kelas XI MIPA 4
SMA Negeri 8 Malang yaitu 21 siswa sudah benar dalam melakukan gerakan Lay up.
Adapun indikator keberhasilan dari pembelajaran yang sudah dilakukan di siklus I
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran sudah bisa diikuti siswa dengan antusias
b. Dengan hilangnya rasa takut siswa maka rasa percaya diri siswa muncul dan pada
intinya siswa tidak lagi enggan untuk berlatih Lay up.
c. Gerakan Lay up siswa sudah benar dengan demikian pembelajaran Lay up sudah
selesai.
C. Pembahasan
1. Hasil Penelitian
1.1. Hasil Evaluasi Lay up Pada Siklus I
a. Hasil Perencanaan
Berdasarkan paparan data pada siklus 1 hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti
pada kelas XI MIPA 4 berjumlah 25 siswa. Dari hasil tes Lay up dari 21 siswa dapat
melakukan gerakan Lay up dengan benar.
b. Hasil pelaksanaan
berdasarkan hasil pelaksanaan dapat di jelaskan sebagai berikut. Pelaksanaan
dilakukan 1 kali pertemuan pada tanggal 19 Oktober 2022 di SMA Negeri 8 Malang. Pada
hasil pelaksanaan yang peneliti lakukan ada tiga fase yaitu awal pembelajaran, inti
pembelajaran dan penutup.
Awal pembelajaran dilakukan dengan pemanasan/ streaching untuk meminimalisir
cidera karena Lay up sangat rentan akan cidera. Untuk inti pembelajaran pada siklus I di
tekankan pada teknik gerakan Lay up, Siswa sangat susah melakukan garakan Lay up, maka
peneliti menggunakan media keset pada gerakan Lay up. Untuk penutup guru dan peneliti
memberikan evaluasi dari semua kegiatan dengan cara memberi tahu kesalahan apa saja yang
banyak dilakukan dari Lay up yang sudah dilakukan tadi dan setelah itu siswa melakukan
streaching pasif.
c. Hasil observasi
Hasil observasi yang didapat pada siklus I meliputi: siswa senang, kenapa bisa dikatan
senang karena siswa berulang-ulang melakukan Lay up. Siswa serius dalam pembelajaran
karena siswa punya motivasi dalam belajar dan ingin cepat bisa melakukan Lay up yang
18
benar. Siswa mempunyai rasa percaya diri karena dengan rasa percaya diri dapat
meningkatkan semangat belajar. Siswa tidak ragu-ragu dalam pembelajaran karena peneliti
berusaha dekat dengan siswa supaya ada keterkaitan dalam pembelajaran. Siswa juga
berusaha memperbaiki kesalahan dalam Lay up.
Sedangkan hasil observasi dari peneliti meliputi; peneliti sudah berusaha keras
memberikan cara yang paling mudah dalam pembelajaran Lay up yang efektif dengan metode
“BERMAIN”. Peneliti dalam memberikan pembelajaran sudah sesuai rancangan
pembelajaran yang telah dibuat bersama guru penjaskes di SMA Negeri 8 Malang tersebut.
d. Hasil catatan lapangan
Catatan lapangan perlu dilakukan karena untuk menambah koreksi kesalahan pada
peneliti. Adapun catatan yang didapat dari guru penjas di SMA Negeri 8 Malang tersebut
antara lain; Pengawasan kesemua kelompok jangan sampai ada kelompok yang tidak diawasi,
pengelolaan kelas perlu ditingkatkan, pembelajaran berjalan cukup baik, siswa mampu
melaksanakan Lay up dengan baik dan benar.
e. Hasil refleksi
Refleksi merupakan evaluasi dari semua kegiatan yang dilakukan pada siklus ini yang
bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana siswa bisa menguasai Lay up. Dari
pengamatan yang dilakukan oleh guru kepada peneliti meliputi dari peneliti antara lain;
Kesalahan yang mendasar dari siswa yaitu saat 2 langkah terakhir, tujuan pembelajaran yang
diharapkan sudah tercapai
Refleksi dari siswa antara lain siswa sudah merasa senang dalam pembelajaran tadi
karena peneliti berusaha memberi solusi yang baik, siswa tidak punya rasa ragu-ragu saat
melakukan Lay up, dan siswa sangat menikmati latihan Lay up dengan media keset
dikarenakan menurut mereka adalah sebuah permainan.
f. Hasil analisis siklus I
Setelah pembelajaran selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes
penilaian. Tes penilaian ini berguna mengukur kemampuan siswa setelah melakukan
pembelajaran. Hasil penilaian Lay up pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Berdasarkan tabel penilaian Lay up di atas dapat diketahui bahwa siklus I terdapat 21
siswa (84 %) yang sudah tuntas belajar dan 4 siswa (16%) yang belum tuntas secara individu.
Presentase ketuntasan belajar kelas XI MIPA 4 pada siklus I adalah 21/25 x 100% = 84%.
19
1.2 Perbandingan Data Hasil Evaluasi Lay up Sebelum Dan Sesudah Dilaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Untuk mengetahui perbandingan hasil penilaian Lay up sebelum dan sesudah
dilaksanakan PTK bisa dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil evaluasi Lay up sebelum dan sesudah dilaksanakan PTK.
Hasil
Siklus I
Observasi
Ketuntasan
Belajar
∑ ∑
% %
Siswa Siswa
Sudah 7 28 21 84
Belum 17 72 4 16
Berdasarkan tabel hasil penilaian Lay up sebelum dan sesudah dilakukan PTK diatas
dapat dilihat bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang sudah tuntas secara individu dan
ketuntasan belajar ketika melakukan Lay up sebelum dan sesudah dilakukan PTK. Sebelum
dilakukan PTK, ada 7 (28 %) siswa yang tuntas belajar secara individu. Setelah dilakukan
PTK siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 21 (84 %) siswa. Sebelum dilakukan PTK,
ketuntasan belajar siswa yaitu 28%. Setelah dilakukan PTK, ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan 56% menjadi 84%.
Salah satu keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak
muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan
siswa mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal. Guru dituntut bisa menciptakan
26 terjadinya proses belajar mengajar dalam
situasi pembelajaran/kondisi yang memungkinkan
diri siswa.
Variasi pembelajaran yang dirancang dan dilakukan secara terprogram oleh guru
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran. Tanpa adanya
variasi pembelajaran yang dirancang dan dilakukan secara terprogram oleh guru dalam
sistematika pembelajaran pendidikan jasmani terdiri dari pendahuluan, inti dan penutup.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan pada awal pembelajaran sulit dicapai.
Peningkatan jumlah siswa yang sudah tuntas belajar secara individu dan ketuntasan
secara klasikal ketika melakukan gerakan Lay up sebelum dan sudah dilakukan PTK
mengindikasikan bahwa metode bermain dengan mengunakan media keset dalam sistematika
pembelajaran pendidikan jasmani terdiri dari pendahuluan, inti dan penutup berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari perbandingan hasil penilaian Lay up dari sebelum dan
20
sesudah dilakukan PTK mengalami peningkatan setelah adanya perbaikan variasi
pembelajaran
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Media keset, serta variasi pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat meningkatkan
proses pembelajaran dan hasil belajar gerakan Lay up pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA
Negeri 8 Malang. Hal itu bisa dilihat dari aktifitas siswa dan guru dari hasil pembelajaran dari
siklus I. Selain itu, bisa dilihat melalui peningkatan presentase siswa yang tuntas belajar
secara individu dan secara klasikal dari sebelum dan sesudah dilakukan PTK. Sebelum
dilakukan PTK, ada 7 (28 %) siswa yang tuntas belajar secara individu. Setelah dilakukan
PTK siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 21 (84 %) siswa. Sebelum dilakukan PTK,
ketuntasan belajar siswa yaitu 28%. Setelah dilakukan PTK, ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan 56% menjadi 84%.
B. Saran-saran
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Negeri 8
Malang untuk kelas XI MIPA 4 dalam proses pembelajaran Lay up Ada beberapa saran
antara lain:
1. Guru pendidikan jasmani diharapkan lebih kreatif dan lebih bervariasi lagi dalam
proses pembelajaran sehingga siswa merasa senang dan rasa percaya. Dengan
demikian proses pembelajaran dapat tercapai.
2. Penelitian tindakan kelas ini hendaknya dikembangkan pada pembelajaran yang
lain dan pada cabang olahraga yang lain sebagai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran pendidikan jasmani.
3. Guru pendidikan jasmani diharapkan menciptakan media dan model-model
pembelajaran yang bervariasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi nuril. 2007. Permainan bola basket. Surakarta: Era inter rmedia
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. 2011. Penelitian tindakan kelas, edisi revisi. Jakarta: PT. Rajagrafindo persada.
Muhajir. 2006. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk sma kelas x. Jakarta:
Erlangga
Sardiman. 2007. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja grafindo Persada
22
LAMPIRAN 1
23
Menangkap bola dengan dua 2
tangan dan membuka ke depan
24
Lengan kanan, pergelangan 2
tangan dan jari-jari lurus, bola
dilepaskan dari telunjuk jari
dengan dengan sentuhan yang
terlalu cepat ke papan pantul
Keterangan:
Skor 3: Baik
Skor 2: cukup baik
Skor 1: kurang
25
LAMPIRAN 2
A. Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai
anugrah Tuhan yang tidak ternilai.
2.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.2 Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam penggunaan peralatan dan
kesempatan.
3.1 Menganalisis dan mengkategorikan keterampilan gerak salah satu permainan bola besar serta
menyusun rencana perbaikan
3.2 Mempraktikkan perbaikan keterampilan salah satu permainan bola besar sesuai hasil analisis
dan kategorisasi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1 Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran .
2.1.1 Menunjukkan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran .
3.1.1 Melakukan gerak langkah kaki dan tangan secara teratur.
3.1.2 Melakukan lompatan dan mengayun lengan setinggi-tinggingnya secara harmonis
26
3.1.3 Meletakan kedua kaki dengan tepat setelah melakukan Lay-up.
3.1.4 Menjelaskan konsep keterampilan Lay-up dalam bentuk rangkaian keterampilan aktifitas
permainan Bola basket.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:
E. Materi Pembelajaran
Lay-up
Lay-up adalah teknik meletakan bola dengan cara berlari 2 langkah kemudian meletakan bolanya
ke dalam ring basket.
27
KEGIATAN DISKRIPSI Waktu
Inti Kanan
Kiri
Melakukan gerak lay-up tangan kanan / kiri mengunakan langkah
yang selanjutya melompat dengan menjulurkan bola ke ring
Melakukan gerakan lay up dengan awalan bola di passing dari teman kemudian
dilanjutkan gerakan lay up dengan menggunakan media.
28
Lampiran 3
Jumlah
Ket :
0 = jika tidak melakukan indikator di atas
1 = jika melakukan indikator di atas
29
Lampiran 4
30
No Nama Menengkap Jumlah
Langkah 1 Langkah 2 Menembak Mendarat Keseluruhan Nilai T/TL
Siswa Bola Skor
1 Ahmad Ubaidillah 3 2 3 2 3 3 16 89 L
2 Akromul Affan 3 2 3 2 3 3 16 89 L
LAMPIRAN 5
3 Alief Bagaskara Alamsyah 3 2 3 2 3 2 15 83 L RUBRIK
PENILAIAN
4 Ardan Rizky 3 2 3 2 3 3 15 89 L
LAY UP BOLA
5 Dimas Setyaji 3 1 1 1 2 2 10 56 TL BASKET
6 Dwi Yulianti 3 3 3 3 3 3 18 100 L
SMA NEGERI
8 MALANG
7 Edo Aprilianto 3 2 3 3 3 3 17 94 L KELAS XI
8 Faisal Azhari 3 2 3 3 3 3 17 94 L MIPA 4
11 Gita Rizkia 3 1 1 1 2 2 11 61 TL
14 Hanif Saprudin 3 3 2 3 3 3 94 94 L
15 Khalid Abdullah 3 3 2 3 3 2 89 89 L
16 Muhammad Afrizal 3 2 3 2 3 3 89 89 L
19 Muhammad Saifulloh 3 3 2 2 3 2 15 83 L
21 Riskiyah Makhroja 3 3 3 3 3 2 17 94 L
22 Riyan Setiawan 3 3 3 3 3 3 16 89 L
31
23 Siska Mayangsari 3 2 3 3 3 2 16 89 L
32