Anda di halaman 1dari 68

IMPLEMENTASI METODE BERMAIN DAN MEDIA

BANTU DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN


GERAK DASAR LOMPAT DAN LONCAT PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
KOTA JAKARTA TIMUR
TAHUN PELAJARAN
2022/2023

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Diajukan Untuk Memantapkan Pengelolaan Pembelajaran yang Dilaksanakan


oleh Guru Agar Praktik Pembelajaran Berkualitas

Oleh:

MUHAMMAD MAHMUD NUR ANSYYORI,


S.Pd NIP. 199305032022211008

PEMERINTAH KOTA JAKARTA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
Jl. Albaidho II No.1A, RT.4/RW.6, Lubang Buaya, Cipayung, Kota Jakarta
Timur, Jakarta 13810

2022
PENGESAHAN

Judul : “Implementasi Metode Bermain Dan Media Bantu Dalam Upaya


Meningkatkan Penguasaan Gerak Dasar Lompat Dan Loncat Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran
2022/2023”.

Identitas Peneliti :
1. Nama : MUHAMMAD MAHMUD NUR ANSYYORI, S.Pd
2. NIP 199305032022211008
3. Gol/Ruang IX
4. Jabatan : Guru Mapel
5. Unit Kerja : SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi
6. Lokasi Penelitian : SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi

Biaya Penelitian : Mandiri

Jakarta, 4 November 2022

Disahkan oleh :

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya


dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan dengan judul “Implementasi Metode Bermain Dan Media Bantu
Dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Gerak Dasar Lompat Dan Loncat Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Tahun Pelajaran 2022/2023”
dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan
motivasi serta bantuan orang lain dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bpk. Drs. H. Udit, Pengawas Wilayah SD Negeri/Swasta Kecamatan


Cipayung, Kota Jakarta Timur yang telah memberi kesempatan dan fasilitas
yang memadai demi kelancaran pelaksanaan penelitian.
2. Segenap Dewan guru Sekolah Dasar Negeri Lubang Buaya 12 Pagi yang turut
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
3. Istri dan Anak tercinta yang selalu memberikan semangat dan untaian do’a
yang tiada henti kepada penulis.
4. Seluruh pihak yang membantu terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
dan waktu yang tersedia, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca untuk kesempurnaan penulisan laporan ini. Do’a penulis
semoga laporan yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi penyusun dan
bermanfaat bagi yang membaca sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
saat ini dan yang akan datang. Aamiin.
Jakarta, 5 Juli 2022
Penulis
Muhammad Mahmud Nur Ansyyori, S.Pd.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5

B. Kerangka Berpikir ................................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 14

B. Subjek Penelitian.................................................................. 15

C. Data dan Sumber Data.......................................................... 16

D. Pengumpulan Data ............................................................... 16

E. Uji Validitas Data................................................................. 16

F. Analisis Data........................................................................ 17

G. Indikator Kinerja Penelitian ................................................. 18


iii
H. Prosedur Penelitian .............................................................. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan ......................................................... 26

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus................................... 26

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ............................ 29

D. Pembahasan ......................................................................... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................ 33

B. Saran .................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1. Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki..........................................................7

2.2. Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki............................................................7

2.3. Melompat dan Meloncat dengan Media Ban Bekas.....................................12

2.4. Melompat dan Meloncat dengan Media Bilah Bambu.................................12

3.1. Daur Penelitian Tindakan Kelas...................................................................19

4.1. Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa.........................................30

v
DAFTAR TABEL

3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian...........................................................................15

3.2. Indikator Kinerja Penelitian..........................................................................18

4.1. Persentase Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan Loncat Siswa

Pratindakan...................................................................................................26

4.2. Persentase Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan Loncat Siswa Siklus I . 27

4.3. Persentase Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan Loncat Siswa Siklus II 28

vi
ABSTRAK

Muhammad Mahmud Nur Ansyyori, S.Pd, 2022. “Implementasi Metode Bermain


Dan Media Bantu Dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Gerak Dasar Lompat
Dan Loncat Pada Siswa Kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta
Timur Tahun Pelajaran 2022/2023”.

Kata Kunci: Pendekatan Bermain, Media Bantu, Minat Belajar, Keaktifan Siswa

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar


lompat dan loncat melalui pendekatan bermain dan media bantu pada siswa
kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran
2022/2023.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran
2022/2023yang berjumlah 32 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan wawancara. Validitas
data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan
teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur
penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain dan
media bantu dapat meningkatkan minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar
lompat dan loncat siswa dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus
II. Proses pembelajaran pada pratindakan belum menggunakan pendekatan
bermain dan media bantu sehingga minat, keaktifan, dan penguasaan gerak
dasar lompat dan loncat siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Minat,
keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa meningkat
walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan minat, keaktifan,
dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa meningkat menjadi tinggi
sehingga bisa mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.
Simpulan penelitian ini adalah melalui pendekatan bermain dan media
bantu meningkatkan minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan
loncat siswa Kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang ada di dalam
kurikulum pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan jasmani
merupakan proses pendidikan yang memberikan perhatian pada aktivitas
pengembangan jasmani manusia. Walaupun pengembangan utamanya adalah
jasmani, namun tetap berorientasi pada pendidikan, pengembangan jasmani
bukan merupakan tujuan akan tetapi alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani membentuk manusia seutuhnya, baik lahir maupun
batin. Segi lahir atau jasmani meliputi pertumbuhan dan perkembangan fisik,
kesehatan dan rehabilitasi. Pertumbuhan dan perkembangan fisik akan lebih
cepat melalui perkembangan jasmani. Dari segi kesehatan pendidikan jasmani
membentuk siswa agar mempunyai gaya hidup berolahraga, sehinga menjadi
perilaku hidup sehat, sedangkan rehabilitasi, dalam hal ini maksudnya
perbaikan sikap tubuh, misalnya sikap jalan yang kurang baik, sikap duduk
yang salah dan sebagainya, hal ini dapat dibenahi sebelum menjadi sikap yang
permanen. Segi batin atau rohani yang dapat dibentuk melalui Pendidikan
Jasmani meliputi kejujuran, disiplin, percaya diri, kerjasama dan
menghilangkan egoisme.
Pendidikan jasmani di sekolah meliputi pembelajaran permainan, atletik,
senam, aktivitas luar sekolah dan budaya hidup sehat. Pembelajaran yang ada
unsur permainan seperti permainan bola besar maupun bola kecil, siswa sangat
antusias dan bersemangat dalam mengikutinya, hal ini merupakan modal utama
yang sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan antusias atau rasa
senang tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Keadaan sebaliknya
apabila siswa kurang suka dalam mengikuti pembelajaran maka tujuan
pembelajaran akan sulit tercapai, karena ketidaksukaan ini menyebabkan siswa
menjadi malas dalam beraktivitas.
Cabang atletik merupakan salah satu materi pembelajaran yang kurang
disukai siswa, padahal atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang
1
terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan sarana
untuk pendidikan jasmani dalam upaya untuk meningkatkan daya tahan,
kekuatan, kecepatan, kelincahan dan aspek lainnya.
Sesuai dengan Kurikulum 2013 (Kurtilas) bahwa pembelajaran atletik di
Sekolah Dasar adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dan pada dasarnya
beratletik sudah tercermin pada kehidupan kita sehari-hari, mengingat jalan,
lari, lompat dan lempar merupakan aktivitas yang kita lakukan setiap hari.
Karena pentingnya pembelajaran atletik, maka sudah sepantasnya guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tidak mementingkan pembelajaran
atletik, melainkan guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus
kreatif agar pembelajaran dapat menyenangkan bagi siswa. Selama ini
pembelajaran yang paling diminati dan ditunggu-tunggu siswa adalah
permainan, sebaliknya pembelajaran atletik siswa kurang antusias bahkan
terkesan terpaksa dalam mengikuti pembelajaran. Lebih parah lagi selalu saja
ada siswa yang izin tidak mengikuti pembelajaran dengan berbagai alasan yang
seolah-olah dibuat- buat agar terhindar dari pembelajaran tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah
satunya adalah kurang kreatifnya guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan dalam membuat media pembelajaran yang sederhana, dan
kurangnya model- model pembelajaran, sehingga proses pembelajaran kurang
menarik bagi siswa. Berdasarkan pengamatan tersebut, peneliti sebagai guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertanya-tanya dan hal itu
menjadi masalah yang belum terjawab. Mengapa pembelajaran permainan
lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa dibandingkan pembelajaran
atletik khusunya nomor lompat dan loncat? Sejalan dengan hal tersebut,
peneliti mencoba pembelajaran dengan pendekatan bermain yang diharapkan
menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran lompat dan loncat,
sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran,
dengan kata lain tujuan pembelajaran
akan lebih mudah tercapai.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pratindakan, diketahui

2
bahwa, minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa

3
kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur masih sangat
kurang.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan diketahui bahwa
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa hanya 31,25% dari seluruh
siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa. Kurangnya keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran akan menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam
belajar, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan
peran aktif siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul Upaya Meningkatkan Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan
Loncat melalui Pendekatan Bermain dan Media Bantu pada Siswa Kelas V SD
Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta
Timur dikarenakan setiap pembelajaran atletik, khususnya nomor lompat dan
loncat, siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang berorientasi
pada gerak dasar, hal itu menyebabkan siswa menjadi malas dan bosan dalam
mengikuti pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah
meningkatkan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat melalui pendekatan
bermain dan media bantu dalam pembelajaran PJOK pada siswa kelas V SD
Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2022/2023.

4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan gerak
dasar lompat dan loncat melalui pendekatan bermain dan media bantu pada
siswa kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun
Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk peningkatan penguasaan gerak dasar
lompat dan loncat melalui pendekatan bermain dan media bantu pada siswa
kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran
2022/2023. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak, yaitu:
1. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, Guru PJOK dapat menerapkan strategi dan
model pembelajaran yang menyenangkan dan menarik untuk meningkatkan
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat.
2. Bagi Siswa
Melalui hasil penelitian ini, siswa yang semula tidak tertarik dan
bermasalah dengan pembelajaran lompat dan loncat, menjadi lebih antusias
dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan model
pembelajaran dan membantu memperbaiki serta meningkatkan pembelajaran
PJOK di sekolah.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah
maupun rohaniahnya. Usaha tersebut dilakukan secara sengaja dari orang
dewasa untuk meningkatkan kedewasaan anak dan mampu memikul
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. (Soegardo dan Harahap.
1981:257).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa, pendidikan
adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Menurut Raka Joni (1981: 14) hakikat pendidikan adalah sebagai
berikut:
a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
keseimbangan subyek didik dengan kewibawaan pendidik.
b. Pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi
lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
c. Pendidikan meningkatkan kualitas pribadi dan masyarakat.
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
e. Pendidikan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

2. Hakikat Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesegaran jasmani dan kesehatan peserta didik di sekolah. Menurut Abdul
Gafur (dalam Arma Abdullah dan Agus Manadji. 1994: 5) pendidikan
5
jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang yang dilakukan secara
sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dan intensif dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani,
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak, jadi hakikat dari
pendidikan Jasmani adalah satu proses pendidikan yang dilakukan secara
sadar melalui kegiatan jasmani dan intensif.
Menurut Nixon dan Jewett (1980: 27), pendidikan jasmani adalah
satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan
dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang
dilakukan atas kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau
respon yang terkait langsung dengan mental, emosi, dan sosial.
Menurut Frost (1975: 33), pendidikan jasmani terdiri dari perubahan
dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari
gerak, yaitu merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melempar,
dan gerakan lain yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permainan, senam,
tari, renang, serta berenang dan berlari.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, pengetahuan, perilaku hidup sehat dan
kecerdasan emosi. Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang aktif dan
afektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
yaitu jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa.

3. Pengertian Lompat dan Loncat


Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke
titik lain dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan kaki. Loncat adalah
suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain dengan
tumpuan dua kaki dan mendarat dengan kaki.

6
Gambar 1. Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki

Gambar 2 Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki

Gerak dasar lompat dan loncat merupakan bagian dari gerak


lokomotor, yaitu gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang
lain. Macam-macam gerak lokomotor yaitu lari, lompat, loncat, leaping,
jingkat, menderap, sliding, skipping, rolling, dan memanjat. Melompat dan
meloncat adalah gerakan memindahkan tubuh dengan menggunakan dua
atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus dengan
menggunakan kaki. Tujuan utama dari pembelajaran gerak dasar lompat dan
loncat bukan untuk meningkatkan prestasi para siswa, tetapi lebih ditekankan
pada upaya untuk memperkaya gerak dasar lompat dan loncat. Siswa

7
diharapkan lebih terampil, efektif dalam menggunakan atau memfungsikan
anggota badannya.
Karakteristik gerak dan struktur gerak lompat dan loncat dalam
atletik berdasarkan buku Pedoman Lomba Atletik Seri Lompat dan loncat
(PEPASI, 1996) adalah sebagai berikut:
a. Dengan tumpuan dua kaki
b. Loncat ke depan
c. Loncat ke belakang
d. Loncat ke samping kiri atau ke kanan
e. Loncat ke atas
f. Loncat berputar
g. Melompat dengan tumpuan satu kaki
h. Lompat ke depan, ke belakang, ke samping, ke bawah, ke atas, dan
lompat berputar
i. Sendirian, berpasangan, atau berkelompok
j. Bersama anak-anak lain atau melawan anak-anak lain
k. Melewati rintangan menggunakan lapangan rumput, matras, atau bak
pasir
l. Di hutan, di kebun atau di jalan, dan lain-lain.

4. Bermain
Teori Relaksi dari Patrick (dalam Soetoto pontjopoetro. 2002: 1.7)
teori ini mengemukakan bahwa, “Permainan adalah menyenangkan dan
dilakukan karena ingin bermain. Karena bermain adalah cara untuk
melepaskan diri dari segala kehidupan dan segala macam paksaan”. Teori
kelebihan tenaga dari Herbert Spencer (dalam Soetoto pontjopoetro, 2002:
1.7) teori ini mengatakan bahwa, “Tenaga yang berlebihan yang ada pada
anak itu menuntut jalan keluar dan pada disalurkan dalam permainan”.
Ahli-ahli pendidikan seperti Gutsmuths, Montessori da Frobel (dalam
Soetoto pontjopoetro, 2014: 1.10) menganjurkan supaya permainan itu
menjadi alat pendidikan yang utama, untuk menuntun pertumbuhan jasmani

8
dan rohani. Anak-anak bermain dalam suasana jiwa bebas, lepas dari segala
rintangan dan tekanan, serta mencerminkan jiwa mereka kepada kita,
sehingga mudah bagi kita untuk mengetahui tabiat anak. Maka tepat sekali
jika para ahli pendidikan mengatakan bahwa anak yang sedang bermain
adalah sebagai buku yang sedang terbuka yang mudah terbaca.
Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, maka dapat kita ambil
suatu definisi bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang menarik,
menantang dan menimbulkan kesenangan, karena dengan adanya rasa
senang memudahkan dalam mengajar dan mengarahkan anak untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi permainan dalam pendidikan sangat mendukung keberhasilan
pendidikan. Anak-anak suka bermain dan permainan itu dilakukan dengan
gembira. Oleh karena itu segala sesuatu yang diajarkan waktu itu dapat
ditangkapnya dengan mudah. Maka, sebaiknya semua pembelajaran kepada
anak-anak diberikan dalam suasana gembira atau sambil bermain.
Dalam permainan seorang anak belajar memberi dan menerima,
belajar mengukur kekuatan atau kecepatan sendiri dengan orang lain, belajar
bergaul dengan orang lain, belajar jujur dan sportifitas, belajar bekerjasama
sehingga akan timbul rasa persatuan.
Pembelajaran atletik yang hanya berorientasi kepada hasil tanpa
memperhatikan variasi dalam proses pengembangannya dapat menjebak
siswa dalam kebosanan dan kejenuhan. Bermain dalam hal ini sebagai
pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan dan jenis permainannya
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Misalnya, dalam materi
lompat dan loncat, contohnya adalah memindahkan benda ke tempat lain,
melompat dan meloncat dengan melewati rintangan dan sebagainnya.
Dengan bermain diharapkan siswa menjadi termotivasi dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran atletik.

9
5. Media Bantu
Media pembelajaran diartikan sebagai bentuk yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran perasaan, perhatian
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-
bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar
menjadi lebih konkrit. (Basyirudin Usman. 2002: 12).
Media bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh
seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan
pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya alat bantu lebih sering disebut
sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan
sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media menurut Arsyad (2002) adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan atau alat.
Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan agar siswa
mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu belajar yang bisa digunakan
sendiri oleh siswa atas bimbingan guru, dalam pembelajaran media
digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam
memberikan atau menyampaikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan ini disusun menggunakan patokan atau
berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh sebab itu, semakin
banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu materi yang
diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan
perkataan lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera
sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi
dari siswa.
Target sasaran pendidikan di dalam proses pendidikan dapat
memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat

1
bantu pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas
yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang.

1
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Susilana (2009: 9) adalah
sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Alat bantu dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan
untuk merubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep,
mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan
yang baru, selain itu, alat bantu harus efisien dan efektif dalam
penggunaannya yaitu memberikan hasil guna yang ditinjau dari segi pesan
dan kepentingannya, serta alat bantu harus komunikatif, yaitu bahwa media
tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga siswa mudah
menerima pelajaran dari guru.
Pemilihan media bantu yang tepat dan sesuai dengan materi
pembelajaran sangat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan. Media bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
gerak dasar lompat dan loncat penelitian tindakan kelas ini berupa ban bekas
dan bilah bambu. Pembelajaran menggunakan media bantu ban bekas dan
bilah bambu membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
dan menantang bagi siswa bila dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan media bantu.

1
Gambar 3 Melompat dan Meloncat dengan Media Ban Bekas

Gambar 4 Melompat dan Meloncat dengan Media Bilah Bambu

B. Kerangka berpikir
Penelitian ini menggunakan pendekatan bermain dan media bantu
pembelajaran. Pendekatan bermain dan media bantu diharapkan dapat
mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah
tercapai.
Penelitian ini memfokuskan pada upaya peningkatan penguasaan gerak
dasar lompat dan loncat dengan pendekatan permainan, terhadap sikap siswa

1
dalam mengikuti pembelajaran, dalam ini minat, kegembiraan dan keaktifan
siswa serta untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar pada gerak
dasar lompat dan loncat.

1
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas tentang gerak dasar lompat dan loncat
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Tahun
Pelajaran 2022/2023. Sekolah Dasar Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota
Jakarta Timur terletak ± 31 km sebelah barat Kota Administrasi Jakarta
Timur. Lokasi Sekolah Dasar Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta
Tinur terletak di pinggir jalan Jl. Albaidho II No.1A, RT.4/RW.6, Lubang
Buaya, Cipayung, Kota Jakarta Timur, Jakarta 13810, sehingga mudah
dijangkau oleh para siswanya.
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian, sarana dan
prasarananya cukup tersedia dengan lengkap. Halaman sekolah sangat luas,
sehingga sangat mendukung pembelajaran penjaskes. Sebagai sumber data
pendukung, perpustakaan telah menyediakan berbagai buku. Sarana olahraga
seperti peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap.
Lapangan olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian
tentang gerak dasar lompat dan loncat.

2. Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian adalah 4
(empat) bulan. Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan Juli sampai
dengan Oktober 2022 Kegiatan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan,
dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan meliputi observasi, identifikasi
masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan
Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan meliputi seminar proposal
dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan meliputi penulisan
laporan dan pengembangan diri pendidik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas berikut ini:
14
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan Ke

No Rencana Kegiatan Juli AgustusSeptemberOktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 23 41 2 3 4

1. Persiapan

Observasi

Identifikasi masalah
Penentuan tindakan
Pengajuan judul

2.Pelaksanaan

a. Pengumpulan data
Penyusunan laporan
3.

a. Penulisan laporan

B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi
Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 32 siswa yang
terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Siswa Kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur
mayoritas berasal dari keluarga pekerja, oleh karena itu sebagian waktunya di
rumah kurang mendapat perhatian dari orang tua, sehingga mereka jarang
melakukan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi yang berhubungan
dengan gerak dasar lompat dan loncat. Kegiatan olahraga yang sering dilakukan
di rumah adalah bermain gadget, bermain sepak bola, dan bermain layang -
layang.

1
C. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis dan sumber data.
Jenis data yang digunakan meliputi data apa saja yang menjadi fokus penelitian,
sedangkan sumber data adalah meliputi dari mana saja data tersebut diperoleh.
Jenis data penelitian ini meliputi minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar
lompat dan loncat siswa.
Sumber data penelitian diambil dari siswa kelas V SD Negeri Lubang
Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2022/2023, kebiasaan siswa
dalam berlatih gerak dasar lompat dan loncat, dan dokumen berupa buku-buku
sumber yang di antaranya buku mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V
Kurikulum 2013 dan buku-buku lain tentang gerak dasar lompat dan loncat dari
perpustakaan.

D. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
meliputi wawancara dengan siswa kelas V dan guru, observasi atau pengamatan
langsung ke tempat pembelajaran untuk mencatat data tentang kondisi belajar
siswa yang meliputi minat, keaktifan, dan penguasaan siswa terhadap
pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat.

E. Uji Validitas Data


Teknik pengujian validitas data dilakukan dengan triangulasi yang
meliputi triangulasi data, metode, teori, dan peneliti data yang sudah terkumpul
merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data
yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan
masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data,
maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana
dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian
pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid,
sahih, benar, dan beretika.

1
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan
triangulasi, yaitu:
1. Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat dianalisis dengan menggunakan
triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan
siswa.
2. Minat dan keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang
diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4. Penggunaan pendekatan bermain dan media bantu dianalisis dengan
menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil belajar penguasaan gerak dasar lompat dan loncat sebelum
tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.

F. Analisis Data
Data penelitian meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan
hasil hitung dari statistik deskriptif, misalnya persentase penguasaan gerak
dasar lompat dan loncat siswa pada satu siklus dengan siklus berikutnya. Data
kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan
tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk menyusun rencana
perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan
angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan
angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif
komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah
diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan
menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.

1
G. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan
kondisi pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan dapat
diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 2 Indikator Kinerja Penelitian

Presentase siswa
Aspek yang diukur Cara mengukur
yang ditargetkan
Minat belajar siswa 80% Diamati saat pembelajaran
dan dihitung jumlah siswa
yang memfokuskan
perhatiannya pada
pembelajaran gerak dasar
lompat dan loncat yang
dipraktekkannya
Keaktifan siswa 80% Diamati saat pembelajaran
dalam mempelajari dan dihitung jumlah siswa
gerak dasar lompat yang menampakkan keaktifan
dan loncat dalam mempelajari gerak
dasar lompat dan loncat
Penguasaan gerak 75% Diukur dari hasil tes
dasar lompat dan melakukan gerak dasar lompat
loncat siswa dan loncat dan dihitung
jumlah siswa yang dapat
melakukan gerak dasar
lompat dan loncat dengan baik
minimal 75% lompatan dan
loncatan dilakukan dengan
awalan dan pendaratan
dengan kaki yang tepat sesuai
petunjuk

Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan Cara Mengukur minat
belajar siswa 80% diamati saat pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang
memfokuskan perhatiannya pada pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat
yang dipraktekannya.

1
Keaktifan siswa dalam mempelajari gerak dasar lompat dan loncat 80%
Diamati saat pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang menampakan
keaktifan dalam mempelajari gerak dasar lompat dan loncat.
Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa 75% Diukur dari hasil
tes melakukan gerak dasar lompat dan loncat dan dihitung jumlah siswa yang
dapat melakukan gerak dasar lompat dan loncat dengan baik minimal 75%
lompatan dan loncatan dilakukan dengan awalan dan pendaratan dengan kaki
yang tepat sesuai petunjuk.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi
kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut
gambar daur penelitian tindakan kelas:

Putaran 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan

Putaran 2
Tindakan/ Observasi

Rencana yang direvisi


Refleksi

Tindakan/ Observasi Putaran 3

Rencana yang direvisi


Refleksi

Tindakan/ Observasi

Gambar 1 Daur Penelitian Tindakan Kelas

1
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan
prosedur kegiatan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang meliputi RPP dibuat dengan skenario yang jelas dan
rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan jenis permainan dan
media bantu pembelajaran berupa ban bekas, bilah bambu, dan peluit,
serta mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau
instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan diawali dengan kegiatan awal yang
meliputi membariskan siswa menjadi 4 bersaf, memberi salam,
memimpin do’a, melakukan presensi, dan memimpin pemanasan.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan permainan “Berburu
Kelelawar”, yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
putra dan kelompok putri dan masing-masing kelompok membentuk
formasi lingkaran besar, kemudian mencari pasangan dan menempatkan
di posisi depan atau belakang pasangannya. Peneliti memerintahkan dua
orang anak secara sukarela ke tengah lingkaran untuk diundi. Yang
menang menjadi kampret dan yang kalah menjadi pemburu, setelah ada
aba-aba dari peneliti kampret berlari dikejar oleh pemburu, apabila
kelelawar hinggap di depan salah satu kelompok teman yang berjumlah
dua anak tersebut maka anak yang berada di belakang harus lari
menggantikan menjadi kampret dan apabila kampret tertangkap, maka
posisi kampret bergantian menjadi pemburu.
Kegiatan inti tindakan siklus I adalah peneliti memberikan
penjelasan tentang materi pembelajaran. Peneliti bertanya kepada siswa
tentang teknik dasar melompat dan meloncat, kemudian siswa menjawab
pertanyaan. Peneliti membariskan siswa menjadi dua berbanjar
menghadap lingkaran ban. Siswa memperagakan melompat pada

2
lingkaran ban secara

2
bergantian dan kembali membentuk barisan, dengan sikap badan tegak,
pandangan ke depan, bertumpu pada satu kaki dan berat badan berada
pada kaki tumpu, dilakukan berulang-ulang dengan posisi ban semakin
direnggangkan.
Siswa melakukan gerakan melompat melewati bilah bambu yang
dibentuk seperti gergaji dengan sikap badan tegak, pandangan mata ke
depan bawah, dan bertumpu pada satu kaki mendarat dengan kaki yang
lain, gerakan dilakukan berulang-ulang sesuai perintah.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat
melewati ban. Siswa melakukan gerakan meloncat melewati barisan ban
dengan posisi badan condong ke depan, bertumpu dan mendarat dengan
dua kaki, pandangan ke depan, serta ayunan kedua lengan rileks, gerakan
dilakukan berulang-ulang, dari posisi ban berdempetan sampai posisi ban
yang renggang.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat
melewati bilah bambu yang dibuat seperti gergaji. Siswa melakukan
gerakan meloncat melewati bilah bambu dengan tumpuan dua kaki dan
mendarat dengan dua kaki, kemudian lari dan kembali pada barisan paling
belakang. Gerakan dilakukan berulang-ulang sampai siswa dapat
meloncat tanpa menginjak bilah bambu.
Siswa melakukan gerakan melompat melewati barisan ban dan
kembali dengan gerakan meloncat melewati bilah bambu secara berurutan
sesuai perintah dan setelah selesai, siswa melakukan tos dengan teman
yang akan melakukan gerakan selanjutnya. Gerakan dilakukan berulang-
ulang dan terakhir dilombakan.
Selama kegiatan berlangsung, peneliti mengawasi siswa, peneliti
memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan, memberikan kesempatan siswa berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, bertindak tanpa rasa takut,
memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab
dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.

2
Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan
kembali menjadi 4 bersaf untuk melakukan pendinginan (Cooling Down),
siswa mendengarkan ulasan materi pembelajaran yang telah dilakukan.
Peneliti memimpin siswa untuk berdo’a dan membubarkan barisan.
c. Observasi
Pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat melalui pendekatan
bermain dan media bantu, siswa kelas V sudah mulai menampakan
ketertarikan terhadap pembelajaran. Siswa yang pada kegiatan
pratindakan bermain sendiri, pada siklus I ini mulai berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat
siswa, keaktifan siswa, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat
siswa dalam lembar pengamatan, sebagai bahan analisis untuk mengambil
tindakan selanjutnya.
d. Refleksi
Minat dan keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran gerak
dasar lompat dan loncat diamati, dihitung, dan kemudian dicatat dalam
lembar pengamatan sebagai data penelitian dan bahan analisis. Pada
siklus I siswa yang menunjukkan minat dan keaktifan terhadap
pembelajaran tercatat sebanyak 19 siswa (59,38%), demikian juga dengan
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa. Minat, keaktifan, dan
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa pada siklus I ini telah
meningkat, namun peningkatannya belum seperti yang diharapkan sesuai
indikator kinerja penelitian, untuk itu perlu diadakan tindakan berikutnya
pada siklus II.
Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siswa
melakukan latihan gerak dasar lompat dan loncat dengan membawa cone
yang berisi bola tenis. Hal ini berbeda dengan pembelajaran siklus I yang
dilakukan hanya dengan tos kepada teman setelah melakukan gerak
lompat dan loncat.

2
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang meliputi RPP yang dibuat dengan skenario
yang jelas dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan jenis
permainan dan media bantu pembelajaran berupa ban bekas, bilah bambu,
dan peluit, serta mempersiapkan lembar pengamatan, serta
mempersiapkan alat atau instrumen penilaian. Pembelajaran siklus II
dilakukan dengan menambah media bantu berupa cone dan bola tenis
untuk meningkatkan semangat siswa untuk berkompetisi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II diawali dengan kegiatan awal yang meliputi
membariskan siswa menjadi 4 bersaf, memberi salam, memimpin do’a,
melakukan presensi, dan memimpin pemanasan.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan permainan “Berburu
Kelelawar”, yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
putra dan kelompok putri dan masing-masing kelompok membentuk
formasi lingkaran besar, kemudian mencari pasangan dan menempatkan
di posisi depan atau belakang pasangannya. Peneliti memerintahkan dua
orang anak secara sukarela ke tengah lingkaran untuk diundi. Yang
menang menjadi kampret dan yang kalah menjadi pemburu, setelah ada
aba-aba dari peneliti kampret berlari dikejar oleh pemburu, apabila
kelelawar hinggap di depan salah satu kelompok teman yang berjumlah
dua anak tersebut maka anak yang berada di belakang harus lari
menggantikan menjadi kampret dan apabila kampret tertangkap, maka
posisi kampret bergantian menjadi pemburu.
Kegiatan inti pembelajaran siklus II dilakukan peneliti dengan
memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran. Peneliti bertanya
kepada siswa tentang teknik dasar melompat dan meloncat, kemudian
siswa menjawab pertanyaan. Peneliti membariskan siswa menjadi dua
berbanjar menghadap lingkaran ban. Siswa memperagakan melompat

2
pada

2
lingkaran ban secara bergantian dan kembali membentuk barisan, dengan
sikap badan tegak, pandangan ke depan, bertumpu pada satu kaki dan
berat badan berada pada kaki tumpu, dilakukan berulang-ulang dengan
posisi ban semakin direnggangkan.
Siswa melakukan gerakan melompat melewati bilah bambu yang
dibentuk seperti gergaji dengan sikap badan tegak, pandangan mata ke
depan bawah, dan bertumpu pada satu kaki mendarat dengan kaki yang
lain, gerakan dilakukan berulang-ulang sesuai perintah.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat
melewati ban. Siswa melakukan gerakan meloncat melewati barisan ban
dengan posisi badan condong ke depan, bertumpu dan mendarat dengan
dua kaki, pandangan ke depan, serta ayunan kedua lengan rileks, gerakan
dilakukan berulang-ulang, dari posisi ban berdempetan sampai posisi ban
yang renggang.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat
melewati bilah bambu yang dibuat seperti gergaji. Siswa melakukan
gerakan meloncat melewati bilah bambu dengan tumpuan dua kaki dan
mendarat dengan dua kaki, kemudian lari dan kembali pada barisan
paling belakang. Gerakan dilakukan berulang-ulang sampai siswa dapat
meloncat tanpa menginjak bilah bambu.
Siswa melakukan gerakan melompat melewati barisan ban dan
kembali dengan gerakan meloncat melewati bilah bambu secara berurutan
sesuai perintah dengan membawa cone yang berisi bola tenis untuk
diberikan kepada teman lainnya. Gerakan dilakukan berulang-ulang dan
terakhir dilombakan.
Selama kegiatan berlangsung, peneliti mengawasi siswa, peneliti
memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan, memberikan kesempatan siswa berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, bertindak tanpa rasa takut,
memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab
dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.

2
Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan
kembali menjadi 4 bersaf untuk melakukan pendinginan (Cooling Down),
siswa mendengarkan ulasan materi pembelajaran yang telah dilakukan.
Peneliti memimpin siswa untuk berdo’a dan membubarkan barisan.
c. Observasi
Pada siklus II, pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat melalui
pendekatan bermain dan media bantu, siswa kelas V menunjukkan minat
dan ketertarikan terhadap pembelajaran yang sangat tinggi. Pendekatan
bermain dan penggunaan media bantu ban bekas dan bilah bantu yang
ditambah dengan cone dan bola tenis berefek positif terhadap minat,
keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa dalam
pembelajaran. Penambahan media bantu cone dan bola tenis merubah
suasana pembelajaran lebih hidup, suasana kompetisi telah berhasil
membangkitkan minat dan keaktifan seluruh siswa. Siswa sudah tidak lagi
bermain sendiri, semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, dan
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa dalam lembar
pengamatan, sebagai bahan analisis untuk mengambil kesimpulan.
d. Refleksi
Minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat
siswa diamati, dihitung, dan dicatat sebagai data penelitian. Pada siklus II,
seluruh siswa yang berjumlah 32 anak, telah menunjukkan minat yang
tinggi terhadap pembelajaran (100%). Selain itu, seluruh siswa juga telah
aktif mengikuti pembelajaran (100%), tingkat ketuntasan belajar telah
mencapai 96,77%, masih terdapat 1 siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar, hal ini disebabkan karena fisik kedua anak tersebut
dalam kondisi kurang sehat, meskipun demikian, karena pembelajaran
telah mencapai tingkat ketuntasan sesuai indikator kinerja penelitian yang
disyaratkan, maka penelitian dihentikan pada siklus II.

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian tentang penguasaan gerak dasar lompat dan loncat ini dimulai
dengan kegiatan pratindakan, yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan
untuk mendapatkan data awal sebagai dasar pengambilan tindakan tiap
siklusnya. Hasil belajar pratindakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Persentase Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan Loncat Siswa Pratindakan

No Tuntas/Belum Tuntas Jumlah Siswa Persentase Keterangan


1 Tuntas 10 32,26%
2 Belum Tuntas 21 67,74%
Jumlah 31 100%

Tabel di atas menunjukkan tingkat ketuntasan yang belum mencapai


KKM yang diharapkan, dari 32 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan, baru 11 siswa (32,26%) yang telah dapat menguasai gerak
dasar lompat dan loncat dengan baik dan sisanya 21 siswa (67,74%) masih
belum menguasai gerak tersebut dengan baik.
Pada pratindakan, siswa terlihat masih banyak yang menginjak media
bantu dalam melakukan pendaratan, siswa masih belum bisa berkonsentrasi dan
masih ragu dalam melakukan lompatan maupun loncatan, sehingga akibatnya
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa sangat rendah.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus


1. Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I dilakukan dengan menggunakan
pendekatan bermain dan media bantu berupa ban bekas dan bilah bambu
untuk
2
meningkatkan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa. Siklus I

2
diperoleh persentase penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa sebagai
berikut:
Tabel 2
Persentase Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan Loncat Siswa Siklus I

No Tuntas/Belum Tuntas Jumlah Siswa Persentase Keterangan


1 Tuntas 19 61,29%
2 Belum Tuntas 12 38,71%
Jumlah 31 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa, 19 siswa (61,29%) telah


menguasai gerak dasar lompat dan loncat dengan baik dan sisanya 13 siswa
(38,71%) masih belum menguasai gerak tersebut dengan baik.
Keberhasilan tindakan pembelajaran siklus I dicapai setelah peneliti
melakukan pembelajaran melalui pendekatan bermain dan media bantu
berupa ban bekas dan bilah bambu. Siswa memperlihatkan minat yang cukup
tinggi dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat,
sehingga penguasaan gerak dasar lompat dan loncat sedikit demi sedikit
meningkat, namun belum semua siswa dapat menguasai gerak dasar lompat
dan loncat dengan baik, ini dikarenakan masih banyak siswa yang tidak
konsentrasi pada pembelajaran, mereka bermain sendiri dan bahkan ada yang
masih bercanda dengan teman.
Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat telah meningkat, akan
tetapi persentase peningkatannya belum mencapai kriteria ketuntasan yang
diharapkan, oleh karena itu, untuk memaksimalkan pembelajaran dan
mencapai tingkat ketuntasan belajar yang disyaratkan perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran selanjutnya, yaitu tindakan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Tindakan pembelajaran siklus II merupakan lanjutan tindakan
perbaikan pembelajaran siklus I. Tindakan siklus II, peneliti menggunakan
pendekatan bermain dan media bantu berupa ban bekas dan bilah bambu

2
untuk

2
meningkatkan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa. Penguasaan
gerak dasar lompat dan loncat siswa siklus II sebagai berikut:
Tabel 3
Persentase Penguasaan Gerak Dasar Lompat dan Loncat Siswa Siklus II

No Tuntas/Belum Tuntas Jumlah Siswa Persentase Keterangan


1 Tuntas 30 96,77%
2 Belum Tuntas 1 3,23%
Jumlah 31 100%

Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa pada siklus II telah
mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan, yaitu 32 siswa (96,77%) telah
dapat menguasai gerak dasar lompat dan loncat dengan baik, sehingga
kegiatan pembelajaran siklus II ini telah berhasil sesuai dengan kriteria
ketuntasan yang disyaratkan.
Keberhasilan tindakan pembelajaran siklus II dicapai setelah peneliti
melakukan pembelajaran melalui pendekatan bermain dan media bantu
berupa ban bekas dan bilah bambu. Siswa terlihat antusias mengikuti
pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat, siswa merasa tertantang dan
bersaing untuk dapat melakukan gerak dasar lompat dan loncat dengan baik
dan melakukan pendaratan pada daerah yang telah ditentukan tanpa
menyentuh media bantu.
Kegiatan pembelajaran semakin hidup, siswa berkompetisi dengan
sehat untuk dapat melakukan gerak dasar lompat dan loncat dengan baik.
Suasana pembelajaran menjadi semakin kondusif, semua siswa terlihat
antusias melakukan gerak dasar lompat dan loncat berulang-ulang dengan
baik.
Pendekatan bermain dan media bantu berupa ban bekas dan bilah
bambu dalam pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat telah berhasil
menarik minat belajar seluruh siswa, sehingga tingkat penguasaan gerak
dasar lompat dan loncat meningkat. Persentase peningkatan penguasaan

3
gerak dasar

3
lompat dan loncat tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan yang
diharapkan, oleh karena itu, pembelajaran telah dapat dikatakan berhasil,
untuk itu kegiatan perbaikan pembelajaran ini dihentikan pada siklus II.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus


Perbandingan perkembangan antarsiklus dilakukan untuk
mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari satu siklus ke siklus berikutnya,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Hasil deskripsi tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan penguasaan
gerak dasar lompat dan loncat siswa dari siklus ke siklus. Kegiatan
pembelajaran pratindakan diperoleh hasil yang tidak menggembirakan, yaitu
dari 32 siswa hanya 11 siswa yang telah menguasai gerak dasar lompat dan
loncat dengan baik dan sisanya 21 siswa belum menguasai gerak tersebut. Hal
ini jika dibandingkan dengan siklus I terdapat peningkatan yang
menggembirakan, yaitu menjadi 19 siswa yang telah menguasai gerak dasar
lompat dan loncat dengan baik.
Persentase peningkatan ketuntasan belajar dari pratindakan ke siklus I
adalah dari 32,26% menjadi 61,29%, itu berarti mengalami peningkatan
28,13%. Ini adalah peningkatan yang signifikan. Peningkatan belajar ini terjadi
setelah peneliti menggunakan pendekatan bermain dan media bantu berupa ban
bekas dan bilah bambu.
Kegiatan penelitian siklus II merupakan tindakan lanjutan untuk
memperbaiki hasil belajar siklus I. Siklus II menunjukkan bahwa, penguasaan
gerak dasar lompat dan loncat siswa sangat bagus. Penguasaan gerak dasar
lompat dan loncat siswa meningkat dan telah sesuai dengan yang diharapkan,
yaitu 30 siswa (96,77%) telah tuntas belajar dan sisanya masih terdapat 2 siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini disebabkan karena fisik kedua
anak tersebut dalam kondisi kurang sehat ketika pembelajaran berlangsung.
Peningkatan angka ketuntasan dari siklus I ke siklus II cukup tinggi,
yaitu dari 61,29% pada siklus I menjadi 96,77% pada siklus II, ini berarti
mengalami peningkatan ketuntasan belajar 34,37%. Peningkatan persentase

3
penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa terjadi setelah peneliti
menambah media

3
bantu dengan cone dan bola tenis yang harus dibawa oleh siswa ketika
melakukan gerak lompat dan loncat yang kemudian harus diberikan kepada
siswa lain tanpa menjatuhkan bola tenis, sehingga siswa merasa tertantang dan
semakin aktif mengikuti pembelajaran yang semakin menyenangkan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

35

30

25

20

15 Tuntas
Tidak Tuntas

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 1 Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa

D. Pembahasan
Pendekatan bermain dan media bantu pada pembelajaran gerak dasar
lompat dan loncat pada siswa kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota
Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2022/2023 dapat meningkatkan minat dan
keaktifan siswa, suasana kelas menjadi lebih kondusif, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
Pendekatan bermain dan media bantu ban bekas dan bilah bambu pada
pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat serta penambahan media bantu
berupa cone dan bola tenis merupakan pendekatan yang dapat membangkitkan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga para siswa dapat

3
melakukan gerak dasar lompat dan lompat dengan baik dan optimal yang pada
akhirnya dapat meningkatkan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa.
Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa kelas V SD Negeri
Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran siklus I dan siklus II meningkat secara signifikan. Hal ini
dikarenakan siswa lebih berminat dan aktif dalam pembelajaran. Mereka
tertarik pada penggunaan media bantu dan latihan yang berbeda-beda tiap
siklusnya. Siswa merasa tidak jenuh, bahkan merasa tertantang dengan latihan
dan permainan tersebut. Ternyata media bantu yang berupa ban bekas, bilah
bambu, cone, dan bola tenis dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan analisis data, pembelajaran menggunakan media bantu
dapat meningkatkan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa, hal ini
sejalan dengan pendapat Arsyad (2002) bahwa, media bantu pendidikan ini
disusun menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca
indera. Oleh sebab itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin
jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan.
Dengan perkataan lain media bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera
sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari
siswa.
Keaktifan belajar siswa telah meningkat, penguasaan gerak dasar lompat
dan loncat siswa juga meningkat, siswa lebih berminat, apalagi dengan suasana
kompetisi yang tercipta akibat penggunaan media bantu tambahan berupa cone
dan bola tenis, sehingga nilai hasil belajarpun secara otomatis meningkat.
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran sebanyak 2 siklus, persentase
ketuntasan belajar telah mencapai 96,77%.
Meskipun demikian, pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya
mementingkan nilai kuantitatif saja, akan tetapi yang paling penting adalah
prosesnya. Setelah dilakukan pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat

3
menggunakan pendekatan bermain dan media bantu ban bekas, bilah bambu,

3
cone, dan bola tenis, proses pembelajaran menjadi kondusif, siswa terlihat
antusias, aktif, dan semangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dampak
akhir yang ingin dicapai berupa meningkatnya kebugaran dan kesehatan siswa
dapat tercapai dengan baik.

3
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah pendekatan bermain dan media bantu
dapat meningkatkan minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan
loncat siswa kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur
Tahun Pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini berimplikasi bagi perkembangan pembelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga kesehatan di SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota
Jakarta Timur. Guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan dapat
menerapkan pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat melalui pendekatan
bermain dan media bantu. Pendekatan bermain dan media bantu dapat pula
digunakan pada materi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
kesehatan lainnya, terutama pada cabang atletik, sehingga siswa merasa tertarik
dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan akhirnya dapat
tercapai.

B. Saran
1. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menerapkan pendekatan bermain dan
melengkapi media bantu pembelajaran agar guru dapat menerapkan
pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga minat,
keaktifan, dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Bagi Guru
Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran diharapkan
menggunakan pendekatan yang sesuai dengan materi dan media bantu yang
telah tersedia atau menyediakan alat bantu sendiri yang sesuai dengan materi
pembelajaran, sehingga materi dapat disampaikan dengan mudah dan
menyenangkan bagi siswa.

33
3. Bagi Siswa
Siswa dalam mengikuti pembelajaran diharapkan lebih berminat dan
aktif, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah
diterima dan dikuasai, sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat.

34
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Olih Solihin, dkk. (2015). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Arsyad. (2012). Media dan Alat Bantu Pembelajaran. Jakarta: CV Mandiri

Dadang Heryana, Giri Verianti. (2015). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.

Gafur Abdul. (1994). Olahraga Gerak dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta:
Persindo.

http://binoracom.wordpress.com/2015/08/21/lompat-dan-loncat/

https://oriflameid.com/contoh-variasi-gerak-dasar-lompat-dan-loncat/.

http://ramliunmul.blogspot.com/2017/10/konsep-dasar
gerak.html?zx=8daff32c8ac6b69b

PEPASI. (1996). Pedoman Lomba Atletik seri Lompat dan Loncat. Jakarta: PEPASI.

Pontjopoetro Soetoto. (2014). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Soegardo, Harahap. (2016). Pengetahuan Olahraga. Jakarta: CV Baru

Susilana. (2016). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta:


Erlangga.

Usman Basyirudin. (2014). Materi Pokok Dasar-Dasar Atletik. Jakarta: Universitas


Terbuka
PEMERINTAH KOTA JAKARTA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
Jl. Albaidho II No.1A, RT.4/RW.6, Lubang Buaya, Cipayung,
Kota Jakarta Timur, Jakarta 13810

SURAT IZIN PENELITIAN


Nomor : 045/1.851.029/XI/2022
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi
Kota Jakarta Timur, Menerangkan bahwa :

Nama : Muhammad Mahmud Nur Ansyyori, S.Pd


NIP 199305032022211008
Pangkat IX
Jabatan : Guru Mata Pelajaran

Guru tersebut diatas telah melakukan penelitian di SD Negeri Lubang Buaya 12


Pagi Kota Jakarta Timur, guna menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas
yang berjudul: “Implementasi Metode Bermain Dan Media Bantu Dalam Upaya
Meningkatkan Penguasaan Gerak Dasar Lompat Dan Loncat Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi Kota Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2022/2023”

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagimana


mestinya.

Jakarta, 12 Juli 2022


PEMERINTAH KOTA JAKARTA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
Jl. Albaidho II No.1A, RT.4/RW.6, Lubang Buaya, Cipayung,
Kota Jakarta Timur, Jakarta 13810

SURAT KETERANGAN KEASLIAN


Nomor : 045/1.851.029/XI/2022

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SD Negeri Lubang Buaya 12


Pagi, Jakarta Timur;
Nama : Mujiyati, S.Pd
NIP 196905311998032004
Pangkat IV
Jabatan : Kepala Sekolah
Menerangkan dengan sungguh- sungguhnya bahwa hasil Penelitian
Tindakan Kelas yang berjudul: “Implementasi Metode Bermain Dan Media Bantu
Dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Gerak Dasar Lompat Dan Loncat Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Lubang Buaya 12 Pagi, Kota Jakarta Timur Tahun
Pelajaran 2022/2023” adalah benar- benar hasil karya:
Nama : Muhammad Mahmud Nur Ansyyori, S.Pd
NIP 199305032022211008
Pangkat IX
Demikian Surat Keterangan keaslian hasil Penelitian Tindakan Kelas ini
dibuat untuk dapat dipergunakan sebagimana mestinya.

Jakarta, 12 Juli 2022


DAFTAR HADIR SISWA KELAS V
SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI KOTA JAKARTA TIMUR
MATA PELAJARAN PJOK
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PRA SIKLUS SIKLUS


NO NAMA
SIKLUS I II
1 AFRILIA DINI RAMADINI V V V
2 AMELIYA PUSFITA V V V
3 ANDINI PANGASTUTI V V V
4 ARIS WIDHI ARTONO V V V
5 ARUM NAESYA BEWANTY V V V
6 DECHA SALMA ANASTASYA V V V
7 DENNYS NOVITA SAPUTRI V V V
8 DIMAS AGUS SAPUTRA V V V
9 ELSA SYAFIRA V V V
10 FALENTINA PUTRI V V V
11 FARREL BAGAS PRAMUDYA V V V
12 IIS NURAINI V V V
13 JANU WIBOWO V V V
14 KARIMATUL HUDA V V V
15 MUHAMMAD AGASTIYA N. F. P. V V V
16 M. BAGUS ANGGORO S. V V V
17 MUHAMMAD FACHRY RAKA A. V V V
18 M. ZAKQI BAROKAH V V V
19 NOVITA AMELIA PUTRI V V V
20 NUGROHO MUKTI WIBISONO V V V
21 SEREN OKTAVIA V V V
22 STEVANY SYINANG AURELIA S. V V V
23 TRI WIJAYANTO V V V
24 VAYSAL RAMDHANI V V V
25 WESLEY MUSI YAHYA V V V
26 WIWIK WULANDARI V V V
27 WULAN FITRI RATNO AJI V V V
28 SYIFA QOLBI NUR A. V V V
29 HARVIAN ADITYA PANCA W. V V V
30 AINI SALBIYAH V V V
31 RAIHAN PRATAMA V V V
32 SAKTI KURNIAWAN PUTRA V V V
DAFTAR KETUNTASAN KEMAMPUAN PRAKTIK MAPEL PJOK
SISWA KELAS V SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
PADA MATERI AJAR GERAK DASAR LONCAT DAN LOMPAT
TAHUN AJARAN 2021/2022
PRA SIKLUS

No Nama Tuntas Tidak Tuntas Keterangan

1 AFRILIA DINI RAMADINI V


2 AMELIYA PUSFITA V
3 ANDINI PANGASTUTI V
4 ARIS WIDHI ARTONO V
5 ARUM NAESYA BEWANTY V
6 DECHA SALMA ANASTASYA V
7 DENNYS NOVITA SAPUTRI V
8 DIMAS AGUS SAPUTRA V
9 ELSA SYAFIRA V
10 FALENTINA PUTRI V
11 FARREL BAGAS PRAMUDYA V
12 IIS NURAINI V
13 JANU WIBOWO V
14 KARIMATUL HUDA V
15 MUHAMMAD AGASTIYA N. F. P. V
16 M. BAGUS ANGGORO S. V
17 MUHAMMAD FACHRY RAKA A. V
18 M. ZAKQI BAROKAH V
19 NOVITA AMELIA PUTRI V
20 NUGROHO MUKTI WIBISONO V
21 SEREN OKTAVIA V
22 STEVANY SYINANG AURELIA S. V
23 TRI WIJAYANTO V
24 VAYSAL RAMDHANI V
25 WESLEY MUSI YAHYA V
26 WIWIK WULANDARI V
27 WULAN FITRI RATNO AJI V
28 SYIFA QOLBI NUR A. V
29 HARVIAN ADITYA PANCA W. V
30 AINI SALBIYAH V
31 RAIHAN PRATAMA V
32 SAKTI KURNIAWAN PUTRA V
DAFTAR KETUNTASAN KEMAMPUAN PRAKTIK MAPEL PJOK
SISWA KELAS V SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
PADA MATERI AJAR GERAK DASAR LONCAT DAN LOMPAT
TAHUN AJARAN 2021/2022
SIKLUS I

No Nama Tuntas Tidak Tuntas Keterangan

1 AFRILIA DINI RAMADINI V


2 AMELIYA PUSFITA V
3 ANDINI PANGASTUTI V
4 ARIS WIDHI ARTONO V
5 ARUM NAESYA BEWANTY V
6 DECHA SALMA ANASTASYA V
7 DENNYS NOVITA SAPUTRI V
8 DIMAS AGUS SAPUTRA V
9 ELSA SYAFIRA V
10 FALENTINA PUTRI V
11 FARREL BAGAS PRAMUDYA V
12 IIS NURAINI V
13 JANU WIBOWO V
14 KARIMATUL HUDA V
15 MUHAMMAD AGASTIYA N. F. P. V
16 M. BAGUS ANGGORO S. V
17 MUHAMMAD FACHRY RAKA A. V
18 M. ZAKQI BAROKAH V
19 NOVITA AMELIA PUTRI V
20 NUGROHO MUKTI WIBISONO V
21 SEREN OKTAVIA V
22 STEVANY SYINANG AURELIA S. V
23 TRI WIJAYANTO V
24 VAYSAL RAMDHANI V
25 WESLEY MUSI YAHYA V
26 WIWIK WULANDARI V
27 WULAN FITRI RATNO AJI V
28 SYIFA QOLBI NUR A. V
29 HARVIAN ADITYA PANCA W. V
30 AINI SALBIYAH V
31 RAIHAN PRATAMA V
32 SAKTI KURNIAWAN PUTRA V
DAFTAR KETUNTASAN KEMAMPUAN PRAKTIK MAPEL PJOK
SISWA KELAS V SD NEGERI LUBANG BUAYA 12 PAGI
PADA MATERI AJAR GERAK DASAR LONCAT DAN LOMPAT
TAHUN AJARAN 2021/2022
SIKLUS II

No Nama Tuntas Tidak Tuntas Keterangan

1 AFRILIA DINI RAMADINI V


2 AMELIYA PUSFITA V
3 ANDINI PANGASTUTI V
4 ARIS WIDHI ARTONO V
5 ARUM NAESYA BEWANTY V
6 DECHA SALMA ANASTASYA V
7 DENNYS NOVITA SAPUTRI V
8 DIMAS AGUS SAPUTRA V
9 ELSA SYAFIRA V
10 FALENTINA PUTRI V
11 FARREL BAGAS PRAMUDYA V
12 IIS NURAINI V
13 JANU WIBOWO V
14 KARIMATUL HUDA V
15 MUHAMMAD AGASTIYA N. F. P. V
16 M. BAGUS ANGGORO S. V
17 MUHAMMAD FACHRY RAKA A. V
18 M. ZAKQI BAROKAH V
19 NOVITA AMELIA PUTRI V
20 NUGROHO MUKTI WIBISONO V
21 SEREN OKTAVIA V
22 STEVANY SYINANG AURELIA S. V
23 TRI WIJAYANTO V
24 VAYSAL RAMDHANI V
25 WESLEY MUSI YAHYA V
26 WIWIK WULANDARI V
27 WULAN FITRI RATNO AJI V
28 SYIFA QOLBI NUR A. V
29 HARVIAN ADITYA PANCA W. V
30 SALBIYAH V
31 RAIHAN PRATAMA V
32 SAKTI KURNIAWAN PUTRA V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS I )
Satuan Pendidikan : SD Negeri Lubang Buaya 12
Pagi Kelas/ Semester : 5 / 1 (Satu)
Materi Pokok : Gerak Dasar Loncat dan Lompat Pada Aktivitas
Atletik
Pembelajaran 3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 35 Menit)
Tgl Pelaksanaan : 6 Oktober 2022

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan fak tual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


PJOK
Kompetensi Dasar:
3.3 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam atletik
nomor lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi
dan atau olahraga tradisional.
4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam atletik nomor
lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau
olahraga tradisional.
Indikator:
3.3.1 Menjelaskan cara melompat mencapai sasaran dengan gaya yang benar.
4.3.1 Lompat mencapai sasaran dengan gaya yang benar.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati langkah-langkah bermain lompat katak, siswa mampu
menjelaskan cara melompat mencapai sasaran dengan gaya yang benar
dengan percaya diri.
2. Dengan bermain lompat katak, siswa mampu melompat mencapai sasaran
dengan gaya yang benar dengan mandiri.

D. Materi Pembelajaran
1. Lompat Katak

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran


Metode : Demontrasi, tanya jawab dan diskusi
Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
eksperimen,
mengasosiasi/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan).
Model : Problem Based Learning (PBL)

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


Media dan Alat :
- Buku, Gambar lompat katak
Sumber:
 Afriki dkk. 2013. Buku Siswa Tema 3 “Kerukunan Dalam Bermasyarakat”.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan - Guru membuka menyapa siswa dan menanyakan 10 Menit
keadaan mereka.
- Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa
- Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang
akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai
dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan
dapat dipahami.
Kegiatan Inti - Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat 120
pada buku siswa. Menit

- Siswa diminta untuk menjelaskan kegiatan yang terdapat


pada gambar yang sedang diamati.
- Guru menstimulus pengetahuan siswa dengan
memberikan pertanyaan-pertanyan pancingan seperti:
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Apakah kamu suka melompoat? Sebutkan olah raga yang
menggunakan teknik melompat yang kamu ketahui!
- Siswa diminta pedapatnya tentang gambar yang diamati.
- Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan.
- Siswa diminta untuk melakukan lompatan yang meniru
lompatan katak.
- Siswa diminta untuk melompat pada sasaran yang sudah
disiapkan.
- Siswa diminta untuk mengikuti instruksi guru. Guru
memeragakan gerakan melompat katak.
- Siswa diminta untuk mengikuti instruksi guru.
Penutup - Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 10 Menit
simpulan dari kegiatan hari itu.
- Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
- Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Penilaian Sikap: kerjasama, tanggung jawab, dan teliti
Penilaian Pengetahuan : tertulis
2. Bentuk Instrumen Penilaian

Mengetahui, Jakarta, 15 Juli 2022


Guru PJOK

(Muhammad Mahmud Nur Ansyyori, S.Pd)


NIP. 199305032022211008
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS II )

Satuan Pendidikan : SD Negeri Lubang Buaya 12


Pagi Kelas/ Semester : 5 / 1 (Satu)
Materi Pokok : Gerak Dasar Loncat dan Lompat Pada Aktivitas
Atletik
Pembelajaran 3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 35 Menit)
Tgl Pelaksanaan : 20 Oktober 2022

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan fak tual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
PJOK
Kompetensi Dasar:
3.3 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam atletik
nomor lompat dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi
dan atau olahraga tradisional
4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam atletik nomor
lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau
olahraga tradisional
Indikator :
3.3.3 Menjelaskan cara melompat mencapai sasaran dengan gaya yang benar
4.3.3 Lompat mencapai sasaran dengan gaya yang benar..

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan cara melompat
mencapai sasaran dengan gaya yang benar.
2. Dengan berlatih melompat, siswa mampu melompat mencapai sasaran
dengan gaya yang benar.

D. Materi Pembelajaran
1. Melompat mencapai sasaran dengan gaya yang benar.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran


Metode : Demontrasi, tanya jawab
Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
eksperimen, mengasosiasi/mengolah informasi, dan
mengkomunikasikan).
Model : Problem Based Learning (PBL)
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Media dan Alat : Buku
Sumber:
 Afriki dkk. 2013. Buku Siswa Tema 3 “Kerukunan Dalam Bermasyarakat”.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan - Guru membuka menyapa siswa dan menanyakan 10 Menit
keadaan mereka.
- Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
doa
- Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan
yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan
dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami.
Kegiatan Inti - Siswa diarahkan untuk kegiatan selanjutnya. 120 Menit
- Siswa diminta untuk melakukan lompatan
yang tepat sasaran.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

- Siswa diminta untuk melmpat pada


sasaran yang sudah disiapkan.
- Siswa diminta untuk mengikuti instruksi guru.
- Guru memeragakan gerakan melompat katak.
- Siswa diminta untuk mengikuti instruksi
guru. (Kegiatan Mencoba)
Penutup - Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 10 Menit
simpulan dari kegiatan hari itu.
- Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
- Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
doa.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Penilaian Sikap: kerjasama, tanggungjawab, dan teliti
Penilaian Pengetahuan : tertulis
2. Bentuk Instrumen Penilaian

Mengetahui, Jakarta, 22 Juli 2022


Guru PJOK

Muhammad Mahmud Nur Ansyyori, S.Pd


NIP. 199305032022211008

Anda mungkin juga menyukai