Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBASIS POSTER


TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi


Keragaman Budaya Indonesia di Kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Metode Penelitian Pendidikan Geografi

Oleh,
RAJWA ALIMAH GUNAWAN
202170050

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan proposal penelitian. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad
SAW, semoga kita senantiasa mendapatkan risalah dan syafaatnya di hari yaumul
qiyamah kelak, aamiin.
Proposal penelitian ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (Pjbl) Berbasis Poster Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik (Penelitian Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi Sub
Materi Keragaman Budaya Indonesia di Kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota
Bekasi)”. Proposal penelitian ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Metode Penelitian Pendidikan Geografi.
Penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan
proposal penelitian ini dan menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun para pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Tasikmalaya, 30 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Contents

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Definisi Operasional.....................................................................................6
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
E. Kegunaan Penelitian.....................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORITIS............................................................................9
A. Kajian Teoritis...............................................................................................9
1. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)..............................9
2. Media Pembelajaran................................................................................12
3. Media Pembelajaran Poster.....................................................................15
4. Hasil Belajar............................................................................................18
B. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................................20
C. Kerangka Konseptual..................................................................................22
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................23
BAB III PROSEDUR PENELITIAN....................................................................25
A. Metode Penelitian.......................................................................................25
B. Variabel Penelitian......................................................................................25
C. Populasi dan Sampel...................................................................................26
1. Populasi...................................................................................................26
2. Sampel.....................................................................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................27
E. Teknik Analisis Data...................................................................................28
F. Langkah-langkah Penelitian........................................................................29
G. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................29
1. Waktu Penelitian.....................................................................................29
2. Tempat Penelitian....................................................................................30

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Penelitian Relevan...........................................................................19
Tabel 2 Jumlah Populasi Peserta Didik Kelas XI IPS di SMA Negeri 17 Kota
Bekasi.....................................................................................................................24
Tabel 3 Rencana Kegiatan Penelitian....................................................................29

iii
DAFTAR GAMBAR

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan abad 21 harus segera ditransformasikan menjadi pendidikan
modern. Tujuan pendidikan modern adalah untuk memastikan bahwa peserta
didik memperoleh pengetahuan, keterampilan belajar, keterampilan inovasi,
keterampilan untuk menggunakan teknologi pencarian dan keterampilan life skill
(Sani, 2014). Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan pemain utama
dalam menciptakan situasi belajar yang interaktif dan edukatif yaitu interaksi
antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan dengan
sumber belajar yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Proses belajar
mengajar yang relevan akan terwujud ketika guru berusaha mengaktualisasikan
kompetisinya secara profesional, sehingga guru harus mengomunikasikan materi
pembelajaran melalui model, metode bahkan teknik pembelajaran yang
menyenangkan dan mudah dipahami peserta didik guna meningkatkan
pembelajaran.
Metode pembelajaran yang masih sering digunakan dalam proses
pembelajaran saat ini adalah metode konvensional dengan ceramah dan tanya
jawab pada mata pelajaran geografi. Meskipun memiliki banyak kelemahan,
metode ini dianggap sederhana dan mudah diterapkan, tidak memerlukan alat atau
bahan praktis, cukup buku teks atau referensi lain untuk menjelaskan konsep.
Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered approach), sering
membuat peserta didik merasa jenuh karena pembelajaran tersebut hanya
menempatkan peserta didik dalam keadaan tidak aktif, yang tentu saja berdampak
pada rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut.
Guru memiliki peran sebagai pemandu, motivator dan fasilitator. Harus
memiliki banyak cara agar peserta didik menjadi lebih aktif, seperti memilih
model yang tepat dalam proses belajar mengajarnya sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar peserta didik merupakan ukuran
keberhasilan proses pembelajaran. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar peserta didik, misalnya factor internal dan eksternal.
2

Kegiatan pembelajaran di sekolah saat ini menggunakan kurikulum 2013,


dimana guru didorong untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai.
Menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016, penggunaan model Project Based
Learning (PjBL) dianjurkan untuk pembelajaran kurikulum 2013 di sekolah selain
Inquiry Learning, Discovery Learning, dan Problem Based Learning (PBL).
Model PjBL berfokus pada teori dan prinsip utama yang diambil dari disiplin ilmu
lain yang melibatkan peran peserta didik dalam tugas yang bermakna dan
memecahkan masalah lain dan mendorong peserta didik untuk bekerja secara
mandiri untuk membangun pengetahuan. Dengan adanya kesempatan, peserta
didik akhirnya menciptakan produk dunia nyata yang rasional dan realistis
(Ngalimun, et al., 2018). Dalam PjBL, peserta didik didorong untuk berpartisipasi
aktif dalam pemecahan masalah berupa proyek yang diberikan oleh guru.
Menurut Buck Institute for Education (BIE, 2013), model pembelajaran
berbasis proyek adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep dan
prinsip dari suatu disiplin akademik dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan
pemecahan masalah dan tantangan bermakna lainnya, memberikan kesempatan
kepada peserta didik bekerja secara mandiri, membangun pembelajaran sendiri,
dan pada akhirnya menghasilkan karya peserta didik yang berharga dan realistis.
Model PjBL mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya (1)
memberikan peserta didik pengalaman belajar yang bermakna; (2) memungkinkan
peserta didik menjelaskan masalah kehidupan nyata yang kompleks; (3)
memasukkan peran peserta didik dalam pembelajaran dan penelitian atau
perencanaan, pemecahan masalah, kompetensi berpikir tingkat tinggi, dan
kolaborasi; (4) membuat peserta didik lebih aktif saat belajar; (5) melatih peserta
didik menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang berbeda saat mengerjakan
proyek; (6) melatih peserta didik mengembangkan dan mempraktikkan
kemampuan komunikasi pertukaran informasi atau ide peserta didik saat bekerja
sama dalam kelompok; (7) melatih kemampuan peserta didik yang nantinya
dibutuhkan saat bekerja dan bertahan hidup; (8) mengarahkan peserta didik
berpikir kreatif dengan menggabungkan pengalaman dan pembelajaran; (9)
3

meningkatkan motivasi peserta didik untuk membuat produk terbaik; (10)


membuat lingkungan belajar lebih menyenangkan (Sani, 2014).
Penggunaan PjBL berjalan seiring dengan dukungan media yang
menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, efektif dan efektif. Media yang
dapat mendukung penerapan model PjBL adalah poster. Poster adalah kombinasi
visual yang berisi gambar dan informasi berupa iklan, informasi, atau ajakan yang
dimaksudkan untuk menarik perhatian dan memotivasi tindakan di tempat umum,
dicetak di kertas atau bahan lain dengan ukuran yang diperlukan. Poster dapat
digunakan sebagai media pembelajaran. Secara khusus dapat digunakan sebagai
bagian dari kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi perhatian
peserta didik agar tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas.
Berdasarkan penelitian terdahulu menyatakan bahwa model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Desfandi et
al., 2021) di SMA Negeri 2 Banda Aceh menyimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek (PjBL) berpengaruh positif terhadap hasil belajar
peserta didik. Peserta didik di kelas eksperimen mengalami peningkatan
pengetahuan dan ketuntasan hasil belajar daripada kelas kontrol. Hal ini
dikarenakan peserta didik selama diajarkan dengan model PjBL tidak merasa
jenuh dan dapat memahami dengan mudah materi pembelajaran yang diberikan.
SMA Negeri 17 Kota Bekasi merupakan salah satu sekolah di Kota Bekasi
yang mempunyai dua jurusan yakni IPA dan IPS dan mempunyai salah satu mata
pelajaran jurusan IPS adalah geografi. Namun, pada faktanya peserta didik kelas
XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi terdapat beberapa kendala yang dijumpai di
sekolah khususnya pada mata pelajaran geografi, diketahui bahwa hasil belajar
peserta didik pada kelas XI IPS masih tergolong rendah. Aktivitas yang dilakukan
peserta didik bukanlah aktivitas dalam belajar, tetapi aktivitas yang tidak relevan
dengan kegiatan pembelajaran seperti tidak memperhatikan saat guru menjelaskan
mata pelajaran, peserta didik sering diberi kesempatan untuk bertanya, namun
sedikit yang antusias dalam mengajukan pertanyaan karena masih takut atau
bingung dengan apa yang ditanyakan. Selanjutnya, peserta didik hanya melihat
4

referensi yang diberikan oleh guru dan peserta didik kurang mampu menyerap
pengetahuan yang mereka pelajari arena mereka diajar hanya dengan
mendengarkan dan mencatat apa yang diberikan oleh guru sehingga
mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajar yang rendah.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif peserta didik bisa dikembangkan dengan model PjBL
pada peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi. Sehingga penelitian
ini dilakukan untuk menjawab berbagai permasalaan diatas dengan judul:
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl)
Berbasis Poster Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Penelitian
Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi Keragaman Budaya
Indonesia di Kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi) “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka
dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan model pembelajaran Project Based
Learning berbasis poster pada mata pelajaran Geografi sub materi keragaman
budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi?
2. Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran Project Based
Learning berbasis poster terhadap hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Geografi sub materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS
SMA Negeri 17 Kota Bekasi?
C. Definisi Operasional
Adapun istilah yang harus dijelaskan dalam penegasan istilah ini yakni
sebagai berikut.
1. Model Project Based Learning adalah model pembelajaran untuk memperoleh
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran ini
memungkinkan peserta didik untuk tidak hanya memahami sesuatu, tetapi juga
menciptakan produk yang bermakna dan bermanfaat.
5

2. Media Pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyajikan materi


pembelajaran dengan cara yang tidak menjenuhkan proses pembelajaran dan
menarik perhatian peserta didik.
3. Poster adalah pesan tertulis dalam bentuk gambar atau tulisan yang
dimaksudkan untuk menarik perhatian banyak orang agar pesan yang
disampaikan dapat dengan mudah diteriman oleh orang lain.
4. Hasil Belajar adalah pola perilaku, nilai, pola pikir, sikap dan keterampilan
peserta didik.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui langkah-langkah penerapan model pembelajaran Project Based
Learning berbasis poster pada mata pelajaran Geografi sub materi keragaman
budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi.
2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Project Based Learning
berbasis poster terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Geografi sub materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA
Negeri 17 Kota Bekasi.

E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka manfaat penelitian
ini adalah:
1. Kegunaan secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan dan wawasan
pengetahuan yang berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran
geografi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Kegunaan secara praktis
a. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dan mengoptimalkan pemanfaatan media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Geografi.
6

b. Bagi Pihak Sekolah


Sebagai bahan masukkan dalam menyediakan media pembelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada mata pelajaran Geografi.
c. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh pengalaman baru dan menambah ilmu pengetahuan
tentang penelitian yang dikaji.
7

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Menurut (Hayati et al., 2016), model pembelajaran berbasis proyek
(PjBL) merupakan bagian pembelajaran kontekstual yang lebih berpusat pada
peserta didik yang memanfaatkan permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan belajar peserta
didik. Menurut (Stepahanie, 2010), pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
merupakan pembelajaran yang inovatif, memungkinkan peserta didik untuk
melakukan penyelidikan, bekerja dalam tim, meneliti bersama, dan
menemukan hal-hal baru serta terampil dalam menggunakan teknologi untuk
memecahkan masalah.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek adalah
salah satu model pembelajaran yang berfokus pada pelaksanaan proyek di
mana peserta didik mengeksplorasi masalah dunia nyata melalui kerja
kelompok. Pembelajaran proyek adalah metode yang digunakan beberapa
guru untuk melibatkan peserts didik dalam materi dan topik pembelajaran.
Konsep proyek ini menarik karena menggunakan gaya mengajar yang unik di
mana peserta didik memilih komponen tugas yang berbeda dan berkontribusi
yang terinspirasi oleh masalah lingkungan.
Menurut buku yang dikutip oleh (Eliza et al., 2019) dalam Rusman,
karakteristik model pembelajaran berbasis proyek diantaranya:
1) Isi sesuai dengan gagasan peserta didik
Membentuk citra diri sendiri sesuai dengan topik dan minat peserta didik
yang relevan dan sejalan dengan pengalaman peserta didik sehari-hari.
2) Kondisi untuk mendorong peserta didik belajar mandiri
Dalam mengatur tugas dan waktu belajar, peserta didik mencari informasi
secara mandiri dari berbagai sumber seperti buku dan internet saat melakukan
pembelajaran praktik.
8

3) Aktivitas yang efektik dan menarik


Aktivitas menemukan jawaban atas pertanyaan atau menggunakan
keterampilan untuk memecahkan masalah. Aktivitas juga membangun
pengetahuan peserta didik tentang transmisi sederhana dan penyimpanan
informasi. Selama proses pembelajaran, peserta didik perlu aktif dalam
menggunakan keterampilannya untuk memecahkan masalah dan mencapai
berbagai tujuan pembelajaran.
4) Hasil dari pembelajaran
Penerapan hasil produktif dalam membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan belajar dan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran penuh,
termasuk kemampuan menerapkan strategi dan strategi pemecahan masalah
kognitif serta menggabungkan kecakapan tertentu, disposisi, sikap dan
keyakinan terkait dengan pekerjaan produktif untuk membantu secara efektif
mencapai tujuan yang sulit dicapai dengan model pendidikan lainnya.
Model ini diterapkan dengan pemberian tugas mengembangkan topik
pembelajaran melalui kegiatan proyek realistik kepada peserta didik.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bender, pembelajaran dengan
menggunakan projek menjadikan pembelajaran tersebut menarik lantaran
tugas yang diberikan berhubungan dengan masalah dunia nyata. Penerapan
pembelajaran proyek mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian,
tanggung jawab, percaya diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta
didik. Hal ini membutuhkan dukungan dari lingkungan peserta didik.
Implementasi model ini diharapkan meningkatkan kemampuan berpikir dan
karakter peserta didik dengan pendekatan saintifik melalui kelompok
kolaboratif.
Kemendikbud menyebutkan keunggulan dari Model Pembelajaran
Project Based Learning dalam pembelajaran di sekolah yakni:
1) Memotivasi peserta didik untuk belajar.
2) Mendorong peserta didik untuk lebih proaktif dalam pemecahan masalah.
3) Mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan mampu memecahkan
masalah yang kompleks.
9

4) Memperkuat kerjasama.
5) Mendorong peserta didik untuk melatih keterampilan komunikasi mereka
lebih aktif.
6) Meningkatkan keterampilan dalam mengelola sumber informasi.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam mengatur proyek,
mengelola sumber, dan mengatur waktu.
8) Memberikan pengalaman belajar yang langsung melibatkan peserta didik.
9) Meminta peserta didik untuk belajar menyerap informasi,
mendemonstrasikan pengetahuan, dan menerapkannya pada dunia nyata.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran Project Based Learning
menurut Kemendikbud sebagai berikut.
1) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tidak singkat.
2) Membutuhkan waktu yang lama.
3) Pendidik terbiasa dengan bahan ajar dengan cara tradisional.
4) Membutuhkan cara yang berbeda untuk menyampaikan materi.
5) Peserta didik akan kesulitan jika keterampilan eksperimen dan
pengumpulan informasi tidak memadai.
6) Terdapat peserta didik yang tidak aktif dalam kelompok.
7) Jika diberikan topik yang berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak akan
memahami keseluruhan topik.
Kemendikbud menyebutkan bahwa sintaks model project based learning
terdiri dari 6 langkah pembelajaran yaitu:
1) Mengamati fenomena
Pada tahap ini, peserta didik mengamati penyebab masalah yang timbul
melalui lingkungan atau media pembelajaran dan menanggapi berbagai
pernyataan yang disampaikan.
2) Menentukan pertanyaan dasar
Pada tahap ini, peserta didik mengidentifikasi masalah dan
merumuskannya dalam bentuk pertanyaan.
10

3) Menyusun rencana proyek


Pada tahap ini, peserta didik bekerja sama untuk mengembangkan
prosedur yang sesuai untuk proyek yang akan dilaksanakan.
4) Membuat jadwal proyek
Pada tahap ini, peserta didik mengembangkan jadwal pelaksanaan proyek.
Mulai dari jadwal awal kegiatan proyek, jadwal kunjungan, dan jadwal
lainnya sesuai kebutuhan.
5) Memantau kemajuan proyek peserta didik
Pada tahap ini, peserta didik mulai membuat produk sesuai dengan
rencana yang telah disiapkan sebelumnya. Tugas guru hanya memantau
kemajuan peserta didik dalam membuat proyek.
6) Mengevaluasi hasil tes dan pengalaman
Pada tahap akhir ini, peserta didik mengumpulkan semua data tentang
hasil proyek dan menulis catatan singkat atau dalam bentuk laporan kegiatan
singkat untuk dipresentasikan kepada kelompok atau individu. Hasil proyek
juga dapat dibuat dalam bentuk poster dan media informasi lainnya. Selain
itu, guru dan peserta didik bersama-sama mengevaluasi semua kegiatan
proyek yang dilakukan.
2. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang berarti "perantara" atau
"pengantar". Media adalah pengenalan informasi dari guru kepada peserta
didik untuk pembelajaran yang efektif dalam konteks belajar mengajar.
Menurut Musfiqon, media pembelajaran dapat dijadikan sebagai jembatan
antara guru dan peserta didik untuk membuat materi pembelajaran sukses dan
efisien. Berdasarkan tampilan yang disajikan, media dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi selama proses belajar berlangsung.
Menurut Latuheru, media adalah benda, alat, metode, atau pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memfasilitasi kontak
komunikasi pendidikan yang relevan dan bermakna antara guru dan peserta
didik. Sedangkan Azikiwe mendefinisikan media pembelajaran sebagai “apa
yang digunakan guru untuk mengaktifkan panca indera penglihatan,
11

pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa.” media pembelajaran adalah


pembawa informasi yang dirancang khusus untuk memenuhi tujuan belajar
dan mengajar.
Berdasarkan pendapat diatas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai
perantara atau penghubung yang tujuannya adalah untuk memotivasi peserta
didik dan memperdalam pemahaman antara pemberi informasi yakni guru
dan penerima informasi yakni peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran yang bermakna secara keseluruhan. Jadi, media pembelajaran
terdapat lima komponen yaitu sebagai penyampai pesan atau bahan dalam
proses pembelajaran, sebagai sumber belajar, sebagai alat untuk merangsang
motivasi belajar peserta didik, sebagai alat yang efektif untuk mencapai hasil
belajar yang utuh dan bermakna, dan untuk meningkatkan keterampilan.
Keberhasilan pencapaian pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
direncanakan akan mempengaruhi seberapa baik komponen bekerja.
Menurut Anderson (1976), macam-macam media pembelajaran ada 10
diantaranya:
1) Media audio, seperti siaran radio, CD, kaset audio, telepon, MP3, WAV.
2) Media cetak, seperti modul, brosur, poster, gambar, buku pelajaran,
diagram.
3) Media audio-cetak, seperti kaset audio yang dilengkapi dengan bahan
tertulis.
4) Media visual diam, seperti film bingkai, overhead transparansi (OHT),
film rangkai.
5) Media audio visual diam, seperti slide bersuara, film bingkai.
6) Media visual bergerak, seperti film bisu
7) Media audio visual gerak, seperti video, VCD, televisi, film bergerak
8) Media objek fisik, seperti benda nyata
9) Media manusia dan lingkungan, seperti laboran, pustakawan, guru
10) Media komputer, seperti CAI (Computer Assisted Instruction)
12

Menurut Kemp dan Dayton (1985), fungsi media pembelajaran


diklasifikasikan menjadi 3 yakni:
1) Memotivasi minat dan Tindakan
Media pembelajaran dapat dicapai melalui teknik akting dan hiburan. Hasil
yang diharapkan adalah membangkitkan minat peserta didik atau audiens dan
menginspirasi untuk bertindak (bertanggung jawab, menjadi sukarelawan,
atau menyumbang dalam bentuk barang). Pencapaian tujuan ini
mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
2) Menyajikan sebuah informasi
Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyajikan informasi didepan
sekelompok peserta didik. Isi dan format presentasi bersifat umum dan
berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau latar belakang laporan. Presentasi
juga dapat berupa hiburan, drama, atau teknik motivasi.
3) Memberikan intruksi
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dan informasi yang dikandungnya
harus melibatkan peserta didik dalam bentuk pemikiran atau aktivitas fisik
agar pembelajaran dapat berlangsung. Materi perlu dirancang dengan cara
yang lebih sistematis dan lebih psikologis dari perspektif pembelajaran untuk
mempersiapkan pengajaran yang efektif. Media pembelajaran tidak hanya
menyenangkan, tetapi juga harus memberikan pengalaman yang nyaman dan
memenuhi kebutuhan individu peserta didik.
Dalam kegiatan interaksi peserta didik dengan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui dari segi manfaat dan kemungkinan hambatan dalam proses
pembelajaran. Terdapat tiga manfaat keterampilan media menurut Gerlach &
Ely dalam (Daryanto, 2011) sebagai berikut.
1) Kemampuan fiksatif
Suatu objek atau peristiwa dapat ditangkap, disimpan, dan ditampilkan
kembali. Dengan kemampuan ini, objek atau kejadian dapat digambar, difoto,
didokumentasikan, difilmkan dan disimpan untuk dilihat dan diamati kembali
seperti kejadian aslinya. Contohnya peristiwa banjir, tsunami, gempa bumi,
dan sebagainya dapat diabadikan melalui rekaman video.
13

2) Kemampuan manipulatif
Media dapat menampilkan ulang suatu objek atau peristiwa dengan
berbagai macam modifikasi (manipulasi) sesuai kebutuhan, seperti mengubah
ukuran, kecepatan, warna, dan dapat diulang. Contohnya proses terjadinya
gempa bumi yang kurang dari satu menit dapat diperlambat agar peserta didik
memahami bagaimana proses terjadinya gempa bumi.
3) Kemampuan distributif
Media dapat menjangkau audiens yang besar secara bersamaan dalam satu
kali penyajian melalui televisi dan radio. Contohnya rekaman video, audio
yang disampaikan melalui flash disk, atau link yang dapat diakses melalui
internet.
3. Media Pembelajaran Poster
Media pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dalam
menjelaskan materi pembelajaran. Ada banyak jenis media pembelajaran,
salah satunya adalah media pembelajaran visual. Media visual adalah media
yang menggunakan penglihatan sebagai perantara atau penyampaian pesan isi
media. Media visual dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu media visual
dua dimensi dan media visual tiga dimensi. Media visual dua dimensi adalah
media yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar, atau media yang
hanya dapat dilihat dalam satu bidang (Santyasa I.W., 2007). Contoh media
visual dua dimensi adalah media poster karena media poster sederhana dan
mudah dibuat.
Media poster adalah ilustrasi gambar sederhana yang menarik perhatian,
mudah diingat, dan mudah dipahami materi yang diajarkan. Media poster
dalam pembelajaran di kelas tidak hanya menarik perhatian dan minat peserta
didik, tetapi juga membantu peserta didik dalam bagaimana mereka tertarik
dengan materi yang disajikan dan memasukkannya ke dalam kehidupan
sehari-hari (Sadiman, 2010).
Penggunaan media poster yang dimaksud adalah untuk membantu
peserta didik menangkap makna atau materi dari poster tersebut. Hal itu
dibenarkan oleh (Sadiman, 2010) bahwa poster tidak hanya digunakan
14

sebagai alat atau media untuk menyampaikan materi, tetapi juga dapat
mempengaruhi perilaku peserta didik yang melihatnya. Poster harus berisi
ilustrasi, gambar, dan teks materi yang akan melibatkan peserta didik.
Menurut (Ewles,L., 1994), media cetak seperti poster dan brosur
mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1) Peserta didik dapat menyesuaikan diri untuk belajar mandiri.
2) Peserta didik dapat menonton konten dengan bebas.
3) Berbagi informasi dengan keluarga dan teman-teman.
4) Mudah dibuat, digandakan, diperbaiki, dan disesuaikan.
5) Mengurangi kebutuhan mencatat
6) Dapat dengan mudah diproduksi dengan biaya yang relatif rendah.
7) Tahan lama.
8) Kapasitas besar.
9) Dapat menargetkan segmen tertentu.
Adapun kelemahan dari media poster yaitu:
1) Membutuhkan keahlian khusus.
2) Diperlukan kemampuan membaca dan memahami isi poster.
3) Menampilkan pesan hanyalah elemen visual.
Pada dasarnya poster adalah media yang menekankan pada kekuatan
pesan, gambar, dan warna untuk mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang
dalam melakukan sesuatu. Poster biasanya digunakan dalam pendidikan
adalah ide yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi objek bergambar
sederhana yang dibuat dalam format besar (Dariant, 2012: 129). Tujuannya
adalah untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi, atau
memperingatkan tentang ide, fakta, atau peristiwa penting tertentu.
Menurut (Sudjana,N. dan Rivai, 2010) poster mempunyai kegunaan
diantaranya:
1) Memotivasi peserta didik, poster sebagai penggerak pembelajaran, atau
untuk memotivasi peserta didik untuk belajar.
2) Peringatan, poster berisi tentang peringatan-peringatan pemberlakuan
peraturan hukum, pendidikan atau sosial, kesehatan, bahkan agama.
15

3) Lebih banyak poster melalui pengalaman dan aktivitas kreatif dari ide
kreatif, cerita dan poster pameran.
Menurut Hess dan Brook dalam (Wulandari, 2017), ada beberapa kriteria
untuk membuat media poster yang baik dan sesuai, sebagai berikut.
1) Sederhana
Sederhana dalam hal ini berarti poster tidak menampilkan banyak tulisan
dan singkatnya hanya hal-hal penting saja yang tercakup. Namun, harus ada
tujuan yang berkelanjutan antara gambar dan teks. Tujuan dari pembuatan
poster sendiri adalah karena merupakan pesan yang dimaksudkan untuk
membuat penonton memahami makna pesan yang disampaikan oleh poster
tersebut dan untuk menarik perhatian orang yang lewat.
2) Menyajikan suatu ide untuk mencapai tujuan pokok
Tujuan pesan yang disampaikan oleh poster harus jelas dan terfokus sesuai
dengan ide yang dibuat. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan oleh poster
tidak boleh menyimpang dari tujuan awalnya.
3) Berwarna
Warna yang digunakan harus menarik perhatian dan dirancang agar sesuai
dengan gambar dan teks poster. Hal ini dikarenakan ketepatan penentuan
warna sangat mempengaruhi keindahan poster.
4) Slogan yang ringkas
Pemilihan kata sebaiknya singkat, padat, jelas dan tidak bertele-tele agar
audiens cepat memahami apa pesan poster tersebut (Sulistyono, 2015).
5) Tulisan yang jelas
Menurut Sudjana, font yang digunakan sederhana, mudah dibaca dan
komunikatif (Aziz, 2015). Font yang digunakan harus sesuai dengan tata letak
poster. Saat memilih warna, font (besar dan kecil), latar belakang, dan
gambar, semuanya harus dapat dibaca dan akurat, dan tidak menimbulkan
ambiguitas untuk menghindari kesalahpahaman.
6) Motif dan desain beragam
16

Supaya dalam menyampaikan isi poster tidak membosankan. Oleh karena


itu, poster harus didesain sekreatif mungkin agar selalu menarik bagi
penonton.
7) Sesuai/tepat guna
Sasaran yang dimaksud dalam pembuatan poster adalah audiens yang
dituju untuk poster tersebut. Poster dalam pembelajaran harus disesuaikan
dengan jenjangnya.
Dalam membuat dan menggunakan media poster, harus memperhatikan
beberapa hal untuk membantu memahami media poster, diantaranya:
1) Kesesuaian isi dengan kompetensi inti dan dasar
Hendaknya membuat media poster sesuai dengan isi dari kompetensi inti
dan kompetensi dasar.
2) Kesesuaian isi dengan tingkat pemahaman peserta didik
Jika guru tidak memperhatikan isi poster sesuai dengan tingkat
pemahaman peserta didik, maka poster tidak akan diterima oleh peserta didik,
dan sebaliknya akan sulit diterima oleh peserta didik.
3) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam poster
Pemilihan kata dalam isi poster juga harus diperhatikan. Guru perlu
memahami isi poster karena jika isi poster terlalu banyak kata, maka peserta
didik tidak akan memahaminya dan gunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh peserta didik.
4) Kualitas gambar dalam poster
Kualitas gambar juga harus diperhatikan saat membuat poster. Kualitas
gambar yang buruk akan menyulitkan peserta didik untuk membaca poster.
5) Kejelasan gambar dalam materi
Gambar yang disajikan dalam poster harus sesuai dan relevan dengan isi
uraian materi. Contoh pada materi keragaman budaya indonesia maka gambar
yang dimasukan adalah gambar rumah adat, pakaian adat, dan senjata
tradisional.
17

4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seorang peserta didik setelah
menyelesaikan proses pembelajaran. Setiap guru memiliki tujuan akhir yang
harus dicapai. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah hasil belajar
peserta didik lebih baik dari sebelumnya. Menurut Bloom (Sudjana, 2013)
secara umum mengklasifikasikan berbagai hasil belajar ke dalam tiga ranah
yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi dan berperan penting dalam perkembangan karakter dan
perilaku individu.
Menurut (Purwanto, 2010), perubahan dicapai melalui usaha (bukan
pematangan), bersifat tetap dalam jangka waktu yang relatif lama, dan
merupakan hasil dari pengalaman, serta dapat membawa perubahan perilaku
dalam pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan peserta didik.
Sedangkan menurut (Arifin, 2010) bahwa hasil belajar yang optimal dapat
dilihat dari ketuntasan belajar, terampil dalam mengerjakan tugas, dan
mempunyai apresiasi yang baik terhadap pelajaran.
Hasil belajar merupakan penilaian guru terhadap proses belajar mengajar
yang bertujuan untuk menentukan seberapa baik pencapaian belajar peserta
didik. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai hasil dari proses kegiatan
belajar mengajar yang menentukan berhasil tidaknya program pembelajaran
yang dilaksanakan, yang dicapai dengan usaha peserta didik sesuai dengan
kemampuannya sendiri. Oleh karena itu, hasil belajar dapat diartikan sebagai
upaya sadar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memberikan bukti
umpan balik daya serap peserta didik, yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan hasil belajar saat belajar.
Semua proses pembelajaran selalu mengarah pada hasil belajar. Masalah
yang dihadapi yaitu sejauh mana hasil belajar telah dicapai. Sehubung dengan
itu, Djamarah dan Zain (2006:107) mengemukakan tingkat keberhasilan
dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Maksimal: Ketika peserta didik dapat menguasai semua materi yang
diajarkan.
18

2) Optimal: Sebagian besar materi (76%-99%) pelajaran yang diajarkan dapat


dikuasai oleh peserta didik.
3) Minimal: Apabila peserta didik hanya menguasai (60%-75%) materi yang
diajarkan.
4) Rendah : Kurang dari 60% materi yang diajarkan dikuasai oleh peserta
didik.
Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik adalah:
1) Faktor internal terdiri dari faktor fisik, seperti kesehatan dan kecacatan,
dan faktor psikologis, seperti kecerdasan, motivasi, kedewasaan dan
kemantapan.
2) Faktor eksternal terdiri dari:
a) Faktor keluarga, meliputi pola asuh, suasana keluarga, pemahaman
orang tua, kondisi sosial ekonomi keluarga, latar belakang budaya, dan
lain-lain.
b) Faktor sekolah, meliputi interaksi guru dengan peserta didik, penyajian
materi pembelajaran, kurikulum, kondisi gedung, waktu sekolah,
metode pengajaran, dan tugas pokok.
Menurut Thobroni (2015:21-22), taksonomi hasil belajar secara garis
besar dapat dibagi oleh Benjamin Bloom menjadi tiga bidang:
1) Domain Kognitif: mengacu pada sikap terhadap hasil belajar intelektual
dan terdiri dari enam dimensi diataranya pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Domain Afektif: mengacu pada sikap yang terdiri dari 5 aspek diantaranya
penerimaan, tanggapan terhadap reaksi, evaluasi, organisasi, dan
internalisasi.
3) Domain Psikomotor berkenaan dengan keterampilan dan tindakan. Ranah
psikomotor memiliki enam aspek diantaranya gerakan refleks,
keterampilan motorik dasar, keterampilan perseptual, koordinasi atau
presisi, keterampilan motorik kompleks, serta gerakan ekspresif dan
interpretatif.
19

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian relevan yang dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian
ini, yang dilakukan oleh Mirza dkk dan Desy dkk untuk lebih jelasnya
perbandingan penelitian disajikan dalam tabel.

Tabel 1 Hasil Penelitian Relevan

ASPEK PENELITIAN 1 PENELITIAN 2


Penulis (Eka Sari et al., 2022) (Harizah et al., 2021)
Pengaruh Model Pembelajaran
Pengaruh Model Pembelajaran
Projek Based Learning (PjBL)
Project Based Learning
Judul Terhadap Hasil Belajar Geografi
Terhadap Kreativitas Dan
Kelas X SMA PGRI 1
Hasil Belajar Geografi Siswa
Palembang
Tahun 2022 2021
Instansi Universitas PGRI Palembang Universitas Negeri Malang
Hasil Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian ini
bahwa penerapan model menunjukkan bahwa model
pembelajaran Project Based PjBL cukup efektif untuk
Learning (PJBL) mendapat hasil digunakan sehingga dapat
yang lebih baik dari pada kelas meningkatkan hasil belajar.
kontrol yang tidak diterapkan Dimana, untuk pre test kelas
model pembelajaran Project kontrol 60,37 lebih rendah
Based Learning (PJBL). Dimana, daripada pre test kelas
hasil belajar peserta didik kelas X eksperimen 61,37. Begitu juga
IPS 1 lebih baik dari pada kelas untuk post test kelas kontrol
X IPS 3, dapat dilihat dari nilai 76,81 lebih rendah daripada
rata-rata hasil belajar peserta post test kelas eksperimen
didik yang diajarkan yakni 84,48. Kemudian, pada
menggunakan model gain score yang diperoleh
pembelajaran berbasis Project menunjukan bahwa kelas
sebesar 82,3 dan nilai rata-rata kontrol 39,98 lebih rendah
20

hasil belajar peserta didik yang dibandingkan dengan gain


diajarkan menggunakan model score kelas eksperimen yaitu
pembelajaran ceramah sebesar 59,96.
72,5.
Metode
Penelitia Metode eksperimen Metode eskperimen
n

C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan pada
penelitian ini yang didukung oleh kajian teoritis dan penelitian yang relevan,
maka dapat ditentukan skema kerangka konseptual untuk menentukan hipotesis
yang akan dilakukan. Kerangka konseptual pada penelitian yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl)
Berbasis Poster Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
(Penelitian Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi Keragaman
Budaya Indonesia di Kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi)” adalah sebagai
berikut:
1) Bagaimanakah langkah-langkah penerapan model pembelajaran Project
Based Learning berbasis poster pada mata pelajaran Geografi sub materi
keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi.
Dapat dilihat kerangka konseptualnya pada gambar 1 berikut.

Model Pembelajaran Langkah-Langkah Model Pembelajaran


Project Based Learning Project Based Learning

1. Pemberian materi oleh guru


2. Membuat rencana projek
3. Membuat jadwal
4. Memantau peserta didik dan
kemajuan projek
5. Melakukan penilaian hasil
6. Evaluasi pengalaman peserta didik
21

Gambar 1 Kerangka Konseptual 1


Kerangka konseptual yang kedua didasarkan pada rumusan masalah
kedua yaitu: Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran Project
Based Learning berbasis poster terhadap hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Geografi sub materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS
SMA Negeri 17 Kota Bekasi?, Penerapan model pembelajaran project based
learning dilakukan pada sampel penelitian yaitu kelas eksperimen untuk
dilakukan penarikan kesimpulan sedangkan kelas kontrol dengan model
konvensional metode ceramah.
2) Pengaruh penerapan model pembelajaran Project Based Learning berbasis
poster terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi sub
materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota
Bekasi?

Penerapan Model Pembelajaran

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol dengan model


model PjBL berbasis poster konvensional metode ceramah

Post Test

Materi Keragaman Budaya


Indonesia

Hasil Belajar
22

Kesimpulan

Gambar 2 Kerangka Berpikir 2


D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning berbasis poster pada
mata pelajaran geografi materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS
SMA Negeri 17 Kota Bekasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut penyampaian materi dengan ceramah, pembentukan kelompok yang
terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik, membuat rencana projek,
membuat jadwal, memantau peserta didik dan kemajuan projek, melakukan
penilaian hasil dan evaluasi pengalaman peserta didik
2. Pengaruh model pembelajaran Project Based Learning berbasis poster
terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi materi
keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi
dapat dilihat dari hasil belajar pada aspek kognitif yang meliputi Ranah
Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis
(C5), dan Evaluasi (C6). Pada aspek afektif yang meliputi Menerima (A1),
Menanggapi (A2), dan Menilai (A3). Pada aspek psikomotor yang meliputi
Meniru (P1), Manipulasi (P2), Presisi (P3), dan Artikulasi (P4).
Ha : terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Project Based
Learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi
materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota
Bekasi.
Ho : tidak terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Project
Based Learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
geografi materi keragaman budaya Indonesia di kelas XI IPS SMA Negeri 17
Kota Bekasi.
23

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut (Arikunto, 2010) penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode yang berusaha menyelidiki apakah
terdapat hubungan sebab akibat dengan membandingkan satu atau lebih
kelompok eksperimen yang menerima perlakuan dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja baik
sifat, nilai atau objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2015). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis
yaitu:
1) Variabel Bebas (Independent)
Menurut (Sugiyono, 2015) variabel bebas (X) ialah variabel yang
memengaruhi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependent).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Project Based
Learning berbasis poster (X).
2) Variabel Terikat (Dependent)
Menurut (Sugiyono, 2015) variabel terikat (Y) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, lantaran adanya variabel bebas.
Dengan kata lain variabel terikat (Y) yang menjadi akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel pada penelitian ini adalah hasil
belajar (Y1). Dalam mengumpulkan data pada variabel terikat ini yakni
dengan menggunakan tes berupa posttest.
24

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2015) Populasi adalah kumpulan objek penelitian, bisa
berupa kumpulan orang (kelompok, individu, masyarakat, dan lain-lain); benda
(jumlah bangunan, gedung, dan lain-lain). Dalam penelitian ini, yang menjadi
populasi adalah peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 17 Kota Bekasi.
Tabel 2 Jumlah Populasi Peserta Didik Kelas XI IPS di SMA Negeri 17
Kota Bekasi
Jumlah Siswa
No Kelas
L P Total
1 XI IPS 1 13 21 34
2 XI IPS 2 12 18 30
3 XI IPS 3 13 19 32
4 XI IPS 4 9 17 26
Jumlah Populasi 47 75 122

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili dengan karakteristik
tertentu (Sugiyono, 2015). Ketentuan lain dari penarikan sampel adalah pada
jumlah mengenai besar kecilnya dan tidak terdapat ketentuan angka yang pasti,
besar angkanya berkisar antara 10-25%. Semakin besar populasi, maka jumlah
sampelnya akan semakin kecil dan demikian sebaliknya. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Non
Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling yakni pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan hal-hal tertentu dan ditujukan pada informan
tertentu.
Sampel penelitian yang diambil berdasarkan pertimbangan dari guru mata
pelajaran geografi yang mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam
menerima mata pelajaran rata-rata sama. Sampel pada penelitian ini adalah
peserta didik kelas XI IPS 2 dengan jumlah 30 peserta didik. Untuk memperoleh
data hasil belajar kelas XI IPS 2 digunakan instrumen tes hasil belajar berupa
25

soal dalam bentuk pilihan ganda dan essai dengan total soal sebanyak 20 butir
dengan 15 soal pilihan ganda dan 5 soal essai.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian sangat penting, karena
tersedianya data yang dibutuhkan menjadi suatu jawaban dalam permasalahan
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam proposal penelitian ini yakni teknik
pengumpulan data tidak baku dengan data primer seperti observasi, tes,
kuesioner, dan studi dokumentasi langsung.
1) Observasi
Metode observasi direncanakan dengan pengamatan langsung, mencatat hasil
observasi langsung dalam buku catatan, dan pengambilan dokumentasi. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data observasi menggunakan observasi
langsung yakni dilakukan pada awal kegiatan pembelajaran hingga akhir
pembelajaran.
2) Teknis Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang mengevaluasi hasil proses.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda dan essai. Tes
pilihan ganda dalam penelitian ini terdiri dari 15 butir soal dengan lima opsi a, b,
c, d, dan e, dan tes esai terdiri dari 5 soal. Persyaratan dasar pengujian yaitu
validitas dan reliabilitas.
Teknik tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik.
Hal ini dilakukan dengan melakukan tes setelah diberikan perlakuan (post test).
Setiap peserta didik yang menjawab benar semua, maka akan mendapatkan nilai
100 dan apabila salah semua akan mendapat nilai 0. Teknik tes ini digunakan
untuk memperoleh dan mengukur data kemampuan akhir peserta didik sesudah
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.
3) Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh
respon. Dalam penelitian ini kuesioner sebagai instrumen untuk memperoleh
data peserta didik yang sudah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran
26

Project Based Learning. Untuk pemilihan alternatif jawaban dan penilaiannya


yaitu sangat setuju (SS) dengan skor 1, setuju (S) dengan skor 2, netral (N)
dengan skor 3, tidak setuju (TS) dengan skor 4, dan sangat tidak setuju (STS)
dengan skor 5.
4) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara peneliti dalam proses pengumpulan data
dengan memanfaatkan bantuan data yang direkam dengan baik dari
dokumentasi, tulisan, rekaman, dan video.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah mengumpulkan data dari seluruh responden
atau sumber data lainnya. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan analisis statistik yang meliputi analisis deskriptif untuk mengolah data
penelitian.
1) Uji Validitas Instrumen
Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap skor item dengan
skor keseluruhan. Skor total adalah penjumlahan dari semua item. Item
pertanyaan yang memiliki korelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
bahwa item tersebut membantu menangkap apa yang ingin diungkapkan. Untuk
mengetahui validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan korelasi
produk moment Pearson.

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara skor pada setiap item dengan skor
total
N = Banyaknya subjek
x = Skor pada setiap item
y = Skor total
27

Untuk mengetahui validitas setiap item maka nilai r xy yang telah diperoleh
konsultasikan dengan nilai rtabel apabila rxy > rtabel maka item pertanyaan valid dan
jika rxy < rtabel maka item pertanyaan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas
Metode ini sangat baik untuk skor dikotomi (0 dan 1) dan menghasilkan
perhitungan yang sebanding dengan menggunakan metode KR-20 dan Anova
Hoyt. Reliable yaitu dapat dipercaya. Artinya alat tersebut dapat memberikan
hasil yang baik. Suatu alat ukur memberikan hasil pengukuran yang konstan
apabila memiliki hasil pengukuran yang terbukti, sehingga membuktikan bahwa
alat ukur tersebut benar-benar dapat di pertanggung jawabkan. Karena pada skor
tes bersifat dikotomi yang berarti untuk jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban
salah diberi skor 0. Maka rumus dari KR-20 adalah sebagai berikut.

Keterangan:
rtt = Realibitas tes
k = Banyaknya butir soal yang valid
vt = Varian total
p = Perbandingan subjek yang menjawab soal benar
q = Perbandingan subjek yang menjawab soal salah
Σpq = Jumlah hasil dari perkalian p dan q
Instrumen dapat dinyatakan valid apabila memenuhi kriteria r hitung > rtabel 5%.
Menurut Guilford (1956:145) kategori koefisien reliabilitas adalah:
 0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
 0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
 0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
 0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
 -1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah
3) Analisis Hasil Belajar Peserta didik
28

Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dianalisis menggunakan statistik


deskriptif dengan perhitungan berikut. Nilai ketuntasan klasikal dihitung
menggunakan rumus berikut:

TK = Jumlah peserta didik yang tuntas


x 100%
Jumlah peserta didik yang mengikuti tes
Keterangan:
TK = Tuntas Klasikal

Dapat dinyatakan tuntas apabila TK pada kelas tersebut > 80%


4) Uji Hipotesis
Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian eksperimen ini
menggunakan uji regresi linier sederhana untuk menentukan persamaan linier
hubungan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dengan hasil belajar
geografi. Keputusan hipotesis dibuat berdasarkan kriteria hasil pengujian.
 Ha ditolak: jika nilai sig > 0.05
 Ha diterima: jika nilai sig < 0.05
Setiap hipotesis penelitian harus diuji. Tujuannya adalah untuk membuktikan
kebenaran hipotesis yang dibuat sebelumnya.
F. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian merupakan tahapan yang dilakukan oleh
peneliti dengan maksud untuk memudahkan jalannya penelitian sesuai tujuan
penelitian. Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis melakukan
beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan supaya penelitian ini berjalan
dengan lancar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti yakni sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Dimulai dengan mempersiapkan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian termasuk kelengkapan administrasi untuk melakukan
penelitian. Pada tahap ini nantinya akan menjadi acuan dalam proses
penelitian selanjutnya.
2. Tahap Pelaksanaan
29

Tahap lanjutan dari tahap persiapan yang sudah dilakukan oleh peneliti.
Dalam tahap ini terbagi menjadi 3 proses yakni mengumpulkan data,
manajemen dan pengelompokkan, serta menganalisis dan mengolah data
yang telah didapat.
3. Tahap Penulisan dan Pembuatan Hasil Penelitian
Tahap lanjutan dari tahap pelaksanaan dalam penelitian ini. Pada tahap
ini dimulai dengan Menyusun dan menulis naskah skripsi sesuai dengan data
yang telah diolah dan dianalisis sebelumnya sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam penelitian.
4. Tahap Sidang Hasil Penelitian
Tahap akhir dari penelitian dan menjadi tahap yang mempunyai tujuan
untuk menguji hasil penelitian supaya mengetahui kelayakan penelitian yang
telah dilakukan.
G. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan mulai dari bulan
September 2023 sampai Februari 2024.
Tabel 3 Rencana Kegiatan Penelitian
N Bulan
Kegiatan
o. Sept Okt Nov Des Jan Feb
Pengajuan Rencana
1.
Penelitian

2. Observasi Lapangan

Penyusunan Proposal
3.
Penelitian

Bimbingan Proposal
4.
Penelitian

5. Seminar Proposal

6. Ujian Proposal

7. Uji Instrumen

8. Penelitian Lapangan
30

Pengelolaan Hasil
9.
Lapangan

10 Penyusunan Hasil
. Penelitian dan Pembahasan

11 Sidang Skripsi
.

12 Revisi
.

Sumber: Penelitian Penulis, 2022


2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan September 2023 hingga bulan Februari 2024
dengan tempat penelitian yaitu SMA Negeri 17 Kota Bekasi.

Sumber: Lokasi Penelitian_Google Earth


31

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Alfabeta.
BIE. (2013). Introduction To Project Basic. Buck Institude for Education.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Satu Nusa.
Desfandi, M., Azis, D., & Fadhlurrahman, M. (2021). Penerapan Metode Project
Based Learning Berbantuan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Geografi Peserta Didik Sma Negeri 2 Banda Aceh. Sosio-
Didaktika: Social Science Education Journal, 7(1), 27–36.
https://doi.org/10.15408/sd.v7i1.16955
Eka Sari, A. S., Wardiah, D., & Nuranisa, N. (2022). Pengaruh Model
Pembelajaran Projek Based Learning (Pjbl) Terhadap Hasil Belajar
Geografi Kelas X Sma Pgri 1 Palembang. Faktor : Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 9(1), 43–50. https://doi.org/10.30998/fjik.v9i1.13348
Eliza, F., Suriyadi, S., & Yanto, D. T. P. (2019). Peningkatan Kompetensi
Psikomotor Siswa Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) di SMKN 5 Padang. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan
Teknologi, 19(2), 57–66. https://doi.org/10.24036/invotek.v19i2.427
Ewles,L., dan S. I. (1994). Promosi kesehatan petunjuk praktis (2nd ed.). UGM
Press.
Harizah, D., Sumarmi, & Bachri, S. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran
Project Based Learning Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Geografi
Siswa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 6(5),
767–771. https://doi.org/DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI
Hayati, W. I., Utaya, S., & Astina, K. (2016). EFEKTIVITAS STUDENT
WORKSHEET BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DALAM
MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATA PELAJARAN GEOGRAFI. Pendidikan, 1(3), 468–474.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6174/2615
Ngalimun, Muhammad Fauzani Salabi, A. (2018). Strategi Dan Model
Pembelajaran (Cetakan II). Aswaja Pressindo.
Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar.
32

Sadiman, A. S. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan dan


Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada.
Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Bumi Aksara.
Santyasa I.W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sudjana,N. dan Rivai, A. (2010). Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cetakan
ke). ALFABETA, cv.

Anda mungkin juga menyukai