Anda di halaman 1dari 58

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK


KELAS XI MIPA DI SMAN 29 JAKARTA

SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Prasyarat
Lulus Mata Kuliah Seminar Pra-Skripsi

DISUSUN OLEH:
HANUM ASIH (3315161142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan


Tanggal ........ Bulan...... Tahun.....

Jakarta, ..........
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Sukro Muhab, M.Si Dra. Zulmanelis D., M.Si


NIP. 19660417 199203 1 003 NIP. 19560501 198803 2 001

Dosen Pengampu

Dr. Maria Paristiowati, M.Si.


NIP. 19671020 199203 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
berbasis STEM pada Materi Asam-Basa Kelas XI MIPA SMA”.

Proposal ini dapat terselesaikan tentunya karena adanya dukungan


dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Dr. Sukro Muhab, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah


memberikan banyak ilmu, masukan, dan bimbingannya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
2. Dra. Zulmanelis D., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan banyak ilmu, masukan, dan bimbingannya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
3. Dr. Maria Paristiowati, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar
Pra-Skripsi yang juga memberikan arahan kepada penulis

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik


dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka, penulis menerima segala saran dan kritik dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan proposal ini sehingga akhirnya proposal skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan memberikan sumbangan
ilmiah bagi penulis maupun pembaca.

Jakarta, 26 Desember 2019

Hanum Asih

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................vii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Fokus Penelitian..................................................................................................4
C. Perumusan Masalah...........................................................................................4
D. Manfaat Hasil Penelitian....................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................6
A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)...............................................................6
B. Problem Based Learning (PBL).....................................................................10
C. Materi Laju Reaksi............................................................................................13
D. Penelitian Pengembangan..............................................................................16
BAB III..................................................................................................................................21
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................21
A. Tujuan Penelitian..............................................................................................21
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................21
C. Pendekatan dan Metode Penelitian..............................................................22
D. Langkah-langkah Pengembangan LKPD.....................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................28
F. Teknik Analisis Data...........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................31
LAMPIRAN..........................................................................................................................33

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Laju raksi yang menunjukkan pengurangan molekul A


per waktu dan menambahan molekul B per waktu......................15
Gambar 2.2 Skema Langkah-langkah Penelitian..............................................27

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan LKPD berbasis


Pemecahan Masalah (Problem Based Learning).....................24

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang penting. Indonesia sendiri

mengutamakan pendidikan untuk menciptakan generasi bangsa yang

cerdas. Hal ini dapat dibuktikan melalui pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 yang menyatakan bahwa tujuan negara untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama

pembangunan dan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya

manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan (Arikunto, 2013).

Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dan strategis dalam

pembangunan nasional, Pendidikan yang berhasil digunakan sebagai

penentu kemajuan bangsa dan negara.

Negara berusaha mewujudkan lembaga pendidikan yang

digunakan sebagai tempat untuk belajar. Lembaga pendidikan tersebut

dinamakan sekolah. Sekolah merupakan tempat yang digunakan untuk

menempuh pendidikan dan menuntut ilmu agar memiliki wawasan serta

pengetahuan yang luas. Dalam sekolah terdapat kegiatan pembelajaran

untuk menunjang proses pendidikan. Pembelajaran merupakan hal

penting dalam dunia pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi

1
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar lainnya. (Arikunto,

2013).

Pembelajaran disekolah memiliki empat hal yang perlu diperhatikan

yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan. Kegiatan

pembelajaran di sekolah terdapat berbagai mata pelajaran untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik. Salah satu kegiatan terpenting

dalam pembelajaran di sekolah adalah kegiatan perencanaan. Pada

kegiatan perencanaan ini setiap sekolah harus menciptakan model

pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dan mampu

memberikan peningkatan terhadap kemampuan siswa yang lebih efektif

dan efisien.

Setiap sekolah memiliki pedoman yang digunakan dalam sistem

pembelajaran yang disebut sebagai kurikulum. Saat ini sistem pendidikan

telah menggunakan kurikulum 2014. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan

berkarakter, sehingga mampu menjadikan bangsa ini maju dan sejajar

dengan bangsa lain dalam tatanan global internasional (Abdullah, 2013).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

(competency and character based), diharapkan dapat membekali peserta

didik dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman, serta

perkembangan teknologi dan seni. Dalam pembelajaran kurikulum 2013

pola orientasi pembelajaran diubah dari teacher centered learning (TCL)

ke arah student centered learning (SCL), dan pendekatan

pembelajarannya juga berorientasi pada peserta didik (student centered

2
approach). Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan iklim pembelajaran

yang aktif, kondusif, dan dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta

didik (Hidayat, 2013).

Dalam menunjang pembelajaran yang berorientasi pada peserta

didik, guru dituntut terampil mengelola kelas dengan cara membuat

maupun mengembangkan metode, model dan strategi pembelajaran.

Salah satu keterampilan yang dapat guru lakukan yaitu membuat dan

mengembangkan LKPD. LKPD adalah lembar kerja peserta didik yang

dirancang untuk menunjang pembelajaran aktif di dalam kelas (Agustin,

2014). Salah satu kelebihan LKPD yaitu dapat didesain sendiri oleh guru

yang tentunya harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, kompetensi

dasar, model pendekatan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan

kebutuhan peserta didik (Lorena, 2019).

Namun kenyataan dilapangan pembelajaran dikelas belum

menunjukan pembelajaran seperti yang dituntut oleh kurikulum 2013.

Masalah tersebut muncul salah satunya karena guru tidak membuat

sendiri LKPD dan hanya menggunakan LKPD yang tersedia di buku-buku

teks atau yang beredar dipasaran sehingga banyak peserta didik yang

kurang aktif dan mandiri untuk memahami materi pembelajaran yang sulit

seperti pembelajaran kimia pada materi laju reaksi. Peserta perlu LKPD

untuk berlatih dan menguasai konsep materi.

Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 sebaiknya LKPD menuntun

peserta didik berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Namun LKPD yang beredar

di masyarakat lebih menekankan pada aktivitas pemahaman konsep.

3
Pembelajaran tidak hanya menakankan pada konsep melainkan juga

harus mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk

mengatasi permasalahannya. Salah satu bentuk LKPD yang dapat

membantu peserta memecahkan permasalahannya yaitu berbasis

problem based learning. LKPD berbasis pemecahan masalah dapat

membantu peserta mengimplementasikan dalam kehidupannya sehari-

hari. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian berjudul “PENGEMBANGAN LEMBAR

KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK KELAS XI MIPA DI SMAN 29

JAKARTA”

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitiian ini yaitu mengembangkan lembar kerja peserta

didik berbasis pemecahan masalah atau Problem Based Learning (PBL)

pada materi laju reaksi.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: ”Bagaimana

mengembangkan lembar kerja peserta didik berbasis pemecahan

masalah atau Problem Based Learning (PBL) pada materi laju reaksi

dengan tingkat kelayakan yang baik?”

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Bagi guru

4
Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat digunakan sebagai

inovasi dalam pembelajaran kimia dikelas, khususnya pada materi

Laju Rekasi. Mengoptimalkan dan memudahkan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran kimia yang mengacu pada

kurikulum 2013.

2. Bagi peserta didik

Manfaat penelitian ini bagi peserta didik yaitu membantu dalam

pemahaman konsep kimia khususnya materi Laju Reaksi terhadap

penerapan LKPD berbasis pemecahan masalah atau Problem Based

Learning (PBL). Membantu meningkatkan kreativitas, keaktifan dan

menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga peserta

didik dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dipelajari

sebelumnya.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik atau disingkat sebagai LKPD

merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang telah disusun sedemikian

rupa bertujuan untuk menjadikan siswa lebih mandiri dengan belajar

melalui lembar kerja tersebut. Melalui lembar kerja tersebut siswa jadi

belajar mengerjakan soal-soalnya secara mandiri (Astari, 207). LKPD

merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang bisa digunakan

untuk melatih kemampuan siswa dari sisi kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hal ini dikarenakan dalam lembar kerja tersebut terdapat

beberapa materi, ringkasan dan tugas-tugas yang memiliki keterkaitan

dengan materi. Peserta didik melalui lembar kerja ini bisa menentukan

arah yang tersistematis dalam memahami materi-materi yang telah

diberikan oleh guru kepada dirinya (Antika, 2020). Siswa juga akan

mendapatkan tugas-tugas sesuai materi yang telah diajarkan dan

diberikan sebelumnya. Selanjutnya terdapat beberapa tujuan dari

dibuatnya lembar kerja peserta didik ini yaitu sebagai berikut :

1. Bertujuan untuk memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang memang harus dimiliki oleh perserta didik tersebut.

2. Mengecek tingkat kemampuan dan pemahaman dari peserta didik

terkait materi-materi yang telah disajikan dan disampaikan.

6
3. Memberikan pengembangan yang cukup signifikan dengan

menerapkan materi pembelajaran yang sulit dipahami oleh peserta

didik jika disampaikan melalui lisan sehingga dengan lembar kerja

tersebut siswa dapat memahaminya.

4. Membantu peserta didik untuk memperoleh beberapa ringkasan

materi yang telah dipelajari.

Setelah menjelaskan beberapa tujuan dari dibuatnya lembar kerja peserta

didik tersebut maka selanjutnya terdapat beberapa manfaat dari lembar

kerja tersebut yaitu : (Intan, 2019).

1. Lembar kerja dapat meningkatkan keaktifan peserta didik untuk

melakukan pemrosesan pembelajaran.

2. Membantu peserta didik untuk mengembangkan beberapa konsep

dalam materi pembelajarannya.

3. Lembar kerja dapat melatih kemampuan peserta didik untuk

menemukan keterampilan yang dimilikinya serta mengembangkan

keterampilan yang dimilikinya.

4. Memberikan petunjuk dan dapat dijadikan pedoman bagi peserta

didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang baik dan tepat.

5. Membantu peserta didik untuk mendapatkan beberapa catatan

terkait materi yang telah dipelajarinya melalui aktivitas belajar.

Lembar kerja juga dapat membantu untuk menambahkan informasi

ataupun pengetahuan kepada peserta didik terkait konsep-konsep

7
dalam pembelajarannya yang didapatkan melalui cara belajar

sistematis.

Lembar kerja peserta didik juga memiliki beberapa fungsi bagi peserta

didik yaitu sebagai berikut :

1. Berfungsi sebagai bahan ajaran yang dapat meminimalkan peran

guru. Melalui lembar kerja ini maka siswa akan diajarkan lebih

mandiri dan aktif sehingga peran guru juga akan semakin

berkurang karena perserta didik yang telah aktif.

2. Berfungsi sebagai bahan ajar yang dapat memberikan kemudahan

bagi perserta didik untuk lebih mudah memahami materi yang

disampaikan oleh guru.

3. Lembar kerja berfungsi sebagai ringkasan dan tugas-tugas supaya

dapat melatih kemampuan dan keterampilan peserta didik

sehingga menjadi lebih aktif.

4. Proses pembelajaran menjadi lebih mudah melalui lembar kerja

karena lebih efektif dan efisien.

Lembar kerja peserta didik memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Kelebihan

Pembelajaran dengan menggunakan LKPD bisa membantu guru

untuk mengelola kelas dikarenakan melalui lembar kerja ini peserta

didik akan terfokus dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan

sehingga guru tidak terlalu rumit dalam menjelaskan dan

8
menyampaikan materi pembelajaran karena semua materi telah

dijelaskan dan dipaparkan dalam LKPD tersebut. Lembar kerja ini

juga dapat memancing siswa dan memotivasi dalam mencari

bahan pembelajarannya sendiri. Siswa akan mengerjakan

tugasnya secara mandiri sehingga siswa dapat mengeksplorasi

kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal dalam lembar kerja

tersebut. Siswa akhrinya dapat memiliki konsep diri dikarenakan

lembar kerja yang mangarahkan siswa agar dapat menyelesaikan

permsalahan terkait tugas-tugasnya.

2. Kekurangan

Selain lembar kerja tersebut memiliki kelebihan juga memiliki

beberapa kekurangan. Lembar kerja yang akan diberikan kepada

siswa ini harus dirancang sebaik mungkin dengan ringkas dan tidak

terlalu panjang. Jika pemaparan terlalu banyak dan panjang maka

peserta didik juga akan mengalami kebingungan dalam memahami

lembar kerja tersebut dan akan menghambat peserta didik dalam

mengerjakannya. Peserta didik akan hilang motivasi belajarnya

karena kerumitan lembar kerja tersebut. Selanjutnya, lembar kerja

juga harus dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tidak

bosan. Kelamahan lainnya yaitu lembar kerja jika tidak disimpan

secara hati-hati maka dapat hilang dan rusak terutama ketika

terkena air hujan.

9
B. Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu bentuk

model pembelajaran yang orientasinya pada kerangka teori

konstruktivisme. Model pembelajaran ini terfokus pada masalah yang

akan dipilih sehingga peserta didik tidak hanya mempelajari konsep-

konsep saja namun peserta didik akan mengkolerasikan dan menerapkan

konsep yang telah dipelajarinya dengan menghubungkan pada

permasalahan. Model pembelajaran ini juga disebut sebagai

pembelajaran berbasis masalah dengan model pengajaran memecahkan

suatu permasalahan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari.

Peserta didik akan diajarkan dengan memberikan beberapa

fenomena permasalahan yang nyata sebagai konteks peserta didik untuk

belajar dengan berfikir secara kritis . Selain peserta didik berfikir secara

kritis melalui model pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat

memecahkan permasalahan sesuai dengan kehidupan nyata yang

dialaminya (Nurdin, 2016). Peserta didik juga akan memperoleh

pengetahuan. Model pembelajaran ini juga merupakan pengembangan

kurikulum serta sistem pengajaran yang memfokuskan pada pemecahan

masalah dan dasar-dasar pengetahuan.

Selain itu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berperan

aktif menyelesaikan permasalahannya sehari-hari dengan tersistematis.

Konsep pembelajaran ini akan diawali dengan pembelajaran sesuai

10
dengan fenomena permasalahan dalam kehidupan sehari-hari kemudian

pserta didik akan dirangsang untuk mempelajari permsalahan-

permasalahan tersebut sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman

yang dimiliki sebelumnya. Model pembelajaran pemecahan masalah ini

memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut : (Endrawati, 2017).

1. Pembelajaran ini lebih berorientasi pada masalah yang auteik dan

menghindari model belajar yang mengisolasi.

2. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan jangka

waktu yang cukup lama.

3. Model pembelajaran yang interdisiplin.

4. Pembelajaran yang mengutamakan pada permasalahan yang

autentik serta terintegrasi dengan dunia nyata serta beberapa

pengalaman yang praktis pernah dilakukan.

5. Pembelajaran yang menghasilkan beberapa karya karena

keterampilan yang dikembangkan.

6. Menjadikan peserta didik dapat menerapkan apa yang dipelajari

dalam sekolah ke kehidupan nyatanya.

7. Bentuk pembelajaran akan diformulasikan dengan fokus pada

aktivtas belajar, pengembangan keterampilan serta pemecahan

permasalahan.

Model pembelajaran problem based learning juga memiliki beberapa

keunggulan. Model pembelajaran ini dapat memecahkan permasalahan

dengan menggunakan teknik memahami isi pelajaran sehingga

diterapkan ke kehidupan nyata. Proses pembelajaran dengan pemecahan

11
masalah ini dapat menantang peserta didik sehingga akan tertantang dan

berusaha menyelesaikan pembelajarannya. Peserta didik juga akan

mendapatkan kepuasan dikarenakan mampu menyelesaikan dengan

baik. Melalui pembelajaran pemecahan masalah peserta didik dapat

memiliki peningkatan terhadap aktivitas pembelajaran yang semakin

konsisten. Peserta didik menjadi mengerti dan paham terkait cara

pemecahan permasalahan sehari-hari dengan mentransfer

pengetahuannya dalam kehidupan nyata.

Pengetahuannya akan bertambah dan berkembang sehingga

peserta didik akan memiliki tanggung jawab yang lebih terkait

pembelajarannya. Peserta didik dapat mempelajari model pemecahan

masalah dengan mudah dikarenakan bentuk model belajar ini lebih

menyenangkan dan asik sehingga akan memberikan motivasi pada diri

peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga

kemampuan pengetahuannya dapat berpikir kritis dengan menyesuaikan

pada pengetahuan-pengetahuan yang baru (Haryati, 2017).

Selain keunggulan yang ada dalam model pembelajaran ini juga

terdapat beberapa kelemahan dari model pembelajaran pemecahan

masalah. Jika peserta didik tidak memiliki minat dan kepercayaan diri

yang tinggi terkait dirinya mampu memecahkan permasalahan maka

peserta didik tidak akan mencoba. Peserta didik lebih baik memilih untuk

menghindar dari pembelajaran model pemecahan masalah. Dugaan

sementara yang dimiliki oleh peserta didik dapat menghambat peserta

12
didik mencoba menyelesaikan permbelejaran berbasis pemecahan

masalah.

Model pembelajaran ini juga membutuhkan waktu dan persiapan

yang cukup panjang dan banyak. Apabila model pembelajaran ini tidak

dipersiapkan secara matang dan tersistemtis maka kegiatan

pembelajaran tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan sukses.

Model pembelajaran pemecahan masalah juga membutuhkan

pemahaman yang cukup ekstra untuk mengerti maksud dan tujuan materi

yang ditampilkan. Tanpa adanya pemahaman peserta didik juga tidak

akan mempelajarinya.

C. Materi Laju Reaksi

Laju reaksi atau dapat disebut sebagai kecepatan reaksi

merupakan perubahan zat perekasi yang menjadi sebuah produk. maka

dari itu ketika waktu reaksi berlangsung, jumlat zat pereaksi akan

berkurang. Namun, walaupun zat pereaksi tersebut berkurang tetapi

jumlah produk akan semakin bertambah (Purba, 2007). Sesuai dengan

perhitungan kimia banyak menggunakan zat kimia berupa larutan atau

biasanya gas dalam suatu ruangan yang tertutup. Pada laju reaksi ini

akan digunakan satuan khusus yaitu konsentrasi.

Persamaan laju reaksi dapat diartikan berkurangnya konsentrasi

pereaksi persatuan waktu ataupun bertambahnya suatu konsentrasi

dalam satuan waktu. Terdapat beberapa contoh laju reaksi dalam

kehidupan sehari-hari yaitu proses pembakaran kertas dan perkaratan

13
besi. Proses pembakaran kertas belangsung dalam jangka waktu yang

cepat sedangkan bagi perkaratan besi membutuhkan waktu yang lama

agar dapat berkarat. Hal ini yang diartikan sebagai lambatnya dan

cepatnya suatu laju reaksi (Chang, 2005).

Rekasi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi menjadi

hasil reaksi yang dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut :

Pereaksi (Reakta) Hasil reaksi (Produk)

Sesuai dengan persamaan rumus diatas maka laju reaksi merupakan

berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau

bertambahnya jumlah hasil reaksi di setiap satuan waktu. Ukuran jumlah

zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai molar atau molaritas

(M). Maka, laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi

atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satun waktu

(Detik). Satu mol atau molaritas merupakan satuan konsentrasi larutan

(Chang, 2020). Laju reaksi dapat ditentukan melalui pengukutan

peningkatan terhadap konsentrasi molar gas oksigen yang dihasilkan

pada setiap selang waktu.

Perubahan Konsentrasi O 2 Δ[O2]


Laju pembentukan oksigen = =
waktu Δt

Terdapat contoh reaksi perubahan molekul A menjadi molekul B, 2A B

14
Gambar 2. 1 Grafik Laju raksi yang menunjukkan pengurangan molekul A
per waktu dan menambahan molekul B per waktu

Sumber : (Chang, 2020)

Selanjutnya terdapat hukum lanju reaksi. Persamaan laju reaksi ini

menyatakan terkait hubungan kualitatif terkait laju reaksi dengan

konsentrasi pereaksi. Laju reaksi ini dapat dipengaruhi oleh konsentrasi

pereaksi bukanlah dari konsentrasi hasil reaksi. Besarnya konsentrasi dari

pereaksi maka laju reaksinya juga semakin besar. Artinya persamaan laju

reaksi ini berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi sebagai berikut :

v = k [A]x [B]y

Keterangan :

k : Konsisten laju reaksi

[A] : Konsentrasi awal A.

[B] : Konsentrasi akhir

15
x : Tingkat reaksi terhadap A.

y : Tingkat reaksi terhadap B.

Selanjutnya dalam laju reaksi terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu :

1. Luas permukaan

Luas permukaan ini dapat mengakibatkan banyaknya permukaan

yang bersentuhan dengan pereaksi karena disaat yan bersamaan

akan terdapat banyaknya partikel-partikel yang bereaksi.

2. Konsentrasi

Merupakan konsentrasi zat yang terdapat kaitannya dengan jumlah

artikel. Banyanya knsentrasi zat maka partikel tersebut juga akan

menjadi banyak sehingga seringnya pertumuhan tersebut dikarena

ruang geraksa yang semakin teratas.

3. Suhu dan Temperatur

Reaksi-reaksi kimia ini cenderung dapat berlangsung secara cepat

dengan suhu yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena jika suhu

terjadi peningkatan yang tinggi maka akan meningkatkan fraksi

molekul yang memiliki energi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan energi aktivasi. Faktor ini sangat penting sehingga

banyaknya raksi dapat mengakibatkan peningkatan laju reaksi

16
menjadi lebih cepat sekitar dua kali lipat dari semula dengan

peningkatan suhu.

4. Katalis

Katalis merupakan bentuk zat yang mengambil bagian dari reaksi

kimia dengan mempercepat reaksinya. Namun, tidak mengalami

perubahan secara permanen. Katalis ini diartikan sebagai xat yang

bisa mempercepat laju reaksi namun zat tesebut tidak mengalami

perubahan yang bersifat kekal sehingga hanya sementara saja.

Fungsi katalis pada reaksi kimia menyajikan reaksi alternative

(Chang, 2020)

D. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk

menghasilkan beberapa produk tertentu sertamenguji keefektifan dari

produk tersebut. Pada penelitian ini akan menggunakan model R&D.

Model ini merupakan model penelitian pengembangan yang digunakan

untuk menciptakan variasi yang baru serta bentuk-bentuk pembelajaran

yang baru khususnya dalam bidang pendidikan terkait pengembangan

Lembar Kerja peserta Didik (LKPD). Model pengembangan ini juga biasa

digunakan untuk menciptakan produk baru serta lebih efektif dan

bermanfaat dalam penggunaannya. Pada kegiatan penelitian ini mengkaji

terkait kebutuhan siswa hingga akan diberikan pengembangan

pembelajaran baru.

17
Dalam dalam kajian pengembangan pelajaran maka terdapat

bebagai berbagai model R&D telah dikembangkan oleh para ahli.

Beberapa model tersebut yaitu :

1. Model Borg and Gall

Penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1989) merupakan

salah satu desain metode penelitian yang memiliki tujuan dalam

pengembangan dan validasi suatu produk. Berikut adalah langkah dan

konsep penelitian pengembangan menurut Borg & Gall :

a. Penelitian dan Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahap mengkaji, meyelidiki dan

mengumpulkan informasi. Tujuannya untuk menganalisis

kebutuhan dan mengidentifikasi permasalahan yang timbul.

b. Perencanaan

Pada tahap ini mulai menyusun rancangan desain pengembangan

produk. Dalam perencanaan terdapat tujuan produk, lokasii

pengembangan, sasarn dan proses nya.

c. Pengembangan Produk Awal

Tahapini mulai mengembangkan produk dari data penelitian yang

telah didapakan kemudian akan disempurnakan melalui rangkaian

kegiatan uji.

d. Uji Coba Awal

Setelah dirancang maka akan dilakukan percobaan awal dengan

menentukan 15 subyek. Fokus uji coba ini pada materi.

e. Revisi Produk Awal

18
Mlekaukan kegiatan perbaikan dan menyempurnakan sesuai

dengan hasil uji coba produk .

f. Uji Coba Lapangan

Setelah direvisi maka akan diuji coba dengan subyek yang lebih

banyak dengan menenukan jumlah sampel yang dapat mewakili

populasi.

g. Revisi Prouk akhir

Setelah pengujian di lapangan maka akan diperbaiki hasil uji coba

untuk mendapatkan produk yang siap divalidasi.

h. Uji Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pengujian secara massal dengan

menggunakan subyek yang jumlahnya besar. Uji ini untuk

mengetahui kelayakan dan keunggulannya.

i. Penyempuranaan

Mepakan kegiatan revisi dari uji pelaksanaan. Revisi ini adalah

revisi terakhir untuk menghasilkn produk yang telah jadi.

j. Diseminasi

Merupakan langkah untuk melakukan sosisalisasi dengan

menyebar luaskan hasil produk yang telah dibuat.

2. Model ASSURE

Model ini adalah model pengembangan dengan fokus pada

perencanaan dengan suasana pembelajaran secara aktual. Berikut

konsep model ASSURE : (Pribadi, 2011).

19
a. Menganalisis Karakter

Tahap awal yang dilakukan menganalisa karaktertistik siswa

dengan melihat kemampuan awal dan gaya belajar awalnya.

b. Menentukan Tujuan

Tahap selanjutnya merupakan penentuan dari tujuan

pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi

dan mendeskripsikan kondisi yang dibutuhkan peserta didik.

c. Prencanaan Metode dan Media

Tahap ini menentukan metode, media serta bahan ajar yang

berguna untuk menunjang pembelajaran.

d. Penggunaan Media

Media yang telah ditentukan beserta bahan ajarnya, pada tahap ini

mulai digunakan dan diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.

e. Kebutuhan Partisipasi Peserta Didik

Tahap ini merupakan tahap pemrosesan dimana membutuhkan

partisipasi peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran

dengan melakukan sebuah umpan balik terkait hasil belajarnya

untuk emncapai prestasi belajar.

f. Evaluasi dan Perbaikan

Tahap ini merupakan penilaian pembelajaran melalui hasil belajar

peserta didik. Perbaikan juga perlu dilakukan jika program

pembelajaran masih belum maksimal.

3. Model ADDIE

20
Model pengembangan ini merupakan bentuk pengembangan yang

berfokus pada pengembangan perangkat dan infrastruktur program

pelatihan yang efektif serta efisien. Model pengembangan ini terdapat

beberapa proses sebagai berikut : (Aldoobie, 2015).

a. Analisis

Tahap menganalisis keperluan pengembangan produk dengan

melakukan dua tahap yaitu analisis kinerja dan kebutuhan. Analisis

kelayakan dan syarat pengembangan produk juga diperlukan.

b. Desain

Setelah mengetahui kebutuhan maka menentukan alternative dan

solusi dari rancangan produk agar pembelajaran tercapai.

c. Pengembangan

Tahap ini merupakan proses perwujudan dari desain yang telah

dirancang sehingga tahap ini telah memulai membuat struktur

modelnya dan akan membuat instrument sebagai ukurannya.

d. Implementasi

Setelah produk pengembangan telah dibuat maka selanjutnya akan

mengimplementasikan dengan peran dan fungsinya.

e. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap pemberian nilai dari produk

pengembangan tersebut. Produk pengembangan tersebut sesuai

dengan harapan atau belum memenuhi harapan sehingga tahap

evaluasi ini untuk mengetahui kekurangannya (Aldoobie, 2015).

21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan LKPD berbasis

pemecahan masalah atau problem based learning pada materi laju reaksi

dengan tingkat kelayakan yang baik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

a. Wawancara Analisis Kebutuhan di SMAN 29 Jakarta

b. Validasi LKPD oleh para ahli di Universitas Negeri Jakarta

c. Uji Coba Skala Kecil di SMAN 29 Jakarta

d. Uji Coba Skala Besar di SMAN 42 Jakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari Januari-Juni 2021.

Pada Januari dilakukan wawancara analisis kebutuhan. Kemudian

hingga maret dilakukan tahap pengembangan lembar kerja Maret

dilakukan tahap validasi LKPD berbasis pemecahan masalah atau

problem based learning oleh ahli dan revisi. April dilakukan tahap uji

coba skala kecil, revisi dan uji coba skala besar, sedangkan Juni

kegiatan analisis data dan menghasilkan LKPD berbasis pemecahan

masalah atau problem based learning.

22
C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian dan pengembangan (research and development) atau disingkat

R&D. Model penelitian dan pengembangan pada penelitian ini

menggunakan model Borg & Gall. Tahapan-tahapan penelitian

berdasarkan model Borg & Gall yaitu ada 10 tahapan. Namun

berdasarkan tujuan penelitian yaitu menghasilkan produk berupa LKPD

berbasis pemecahan masalah atau problem based learning maka tahapan

penelitian hanya dilakukan sampai tahapan ke 9. Tahapan yang mengacu

pada model Borg & Gall yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

2. Perencanaan

3. Pengembangan Produk Awal

4. Uji Coba Awal

5. Revisi Produk Awal

6. Uji Coba Lapangan

7. Revisi Produk Akhir

8. Uji Coba Skala Besar

9. Penyempurnaan

D. Langkah-langkah Pengembangan LKPD

Model pengembangan modul yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model pengembangan Borg & Gall. Dari 9 tahapan yang

dilakukan, dapat dipersempit kembali menjadi tiga poin besar, yaitu:

23
1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan untuk

mengidentifikasi kebutuhan peserta didik dan guru mengenai LKPD

berbasis pemecahan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan

wawancara kepada guru dan siswa untuk mengetahui karakter dan

konsep maupun tujuan pembelajarannya.

2. Perencanaan Pengembangan Produk

Pada tahap mulai melakukan penyusunan terkait teks acuan

yang didapatkan dari analisis kebutuhan seperti karakteristik siswa,

konsep, kurikulum dan tujuan pembelajaran. Teks acuan digunakan

untuk mengkonversikan tujuan. Selanjutnya mulai memilih media yang

tepat dalam menyajikan materi. Menyusun format dan menyusun

materi dengan konteks pemecahan masalah atau problem based

learning pada materi laju reaksi.

3. Validasi, dan Revisi Produk

Pada tahap ini, LKPD berbasis pemecahan masalah atau

problem based learning yang sudah dikembangkan divalidasi oleh

para ahli. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli bahasa, dan ahli

media. Tahapan ini digunakan instrument penilaian validasi dalam

bentuk angket yang akan diisi oleh para ahli. Setelah divalidasi,

selanjutnya dilakukan revisi terhadap LKPD sesuai dengan hasil

validasi. Tahap selanjutnya, produk di diuji cobakan kepada peserta

didik di SMA kelas XI MIPA dan guru kimia SMA. Uji coba ini dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu skala kecil dan skala besar. Uji coba skala

24
kecil terdiri atas 5 peserta didik dan guru kimia SMA, sedangkan uji

coba skala besar terdiri atas 35 peserta didik dan guru kimia SMA.

Pada tahap ini, peserta didik dan guru akan diminta untuk

mengaplikasikan LKPD berbasis pemecahan masalah atau problem

based learning yang telah dibuat dan mengisi instrument dalam bentuk

angket. Selanjutnya memasuki tahap revisi produk untuk melakukan

penyempurnaan LKPD berbasis pemecahan masalah atau problem

based learning materi laju reaksi pada pembelajaran dikelas XI MIPA.

Bentuk penyederhanaan dari tahapan penelitian sesuai dengan batasan

masalah pada Bab I secara lebih rinci dilakukan dengan 5 tahap. Kegiatan

yang dilakukan untuk setiap tahapannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 2. 1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan LKPD berbasis Pemecahan


Masalah (Problem Based Learning)

No Tahapan Tujuan Kegiatan Perangkat


 Responden:
 Mengetahui  Melakukan
Peserta didik
karakter wawancara
dan guru kimia
siswa, terbuka untuk
 Instrumen
mengetahui menjaring
penelitian:
Analisis respon guru informasi
1 Pedoman
Kebutuhan dan mengenai
wawancara
mengetahui LKPD
dan lembar
tujuan berbasis
observasi
pembelajaran pemecahan
analisis
. masalah .
kebutuhan
2 Pengembangan  Menghasilkan  Membuat  Silabus kimia
Produk rancangan analisis materi kelas XI
Lembar kerja berbasis Kurikulum
Peserta Didik pemecahan 2013 edisi

25
masalah pada
(LKPD) materi laju
sesuai hasil reaksi revisi
wawancara  Membuat  Buku-buku
dan observasi desain dan referensi
 Menghasilkan menyusun penunjang
produk LKPD format materi
berbasis  Menyusun  Jurnal
pemecahan materi LKPD penunjang
masalah pada berbasis untuk materi
materi laju pemecahan dalam LKPD
reaksi masalah.

 Menganalisis  Responden:
 Memperoleh
data dari ahli ahli materi dan
umpan balik
materi dan Bahasa, ahli
Validasi Ahli (Uji berupa kritik
Bahasa media
kelayakan oleh konstruktif
maupun dari  Instrumen
3 ahli materi, ahli dan saran
ahli media penelitian:
Bahasa, dan guna evaluasi
 Mengolah dan lembar
ahli media) sebagai
merevisi kuesioner uji
landasan
sesuai saran kualitas oleh
revisi produk.
yang diberikan ahli.

26
Analisis
Kurikulum

Analisis
Analisis Peserta Analisis Kebutuhan
Didik Konsep

Perumusan Analisis Tugas


Tujuan
Pembelajaran

Penyusunan Tes Pemilihan


Acuan Patokan Media
Perancangan
Pengembangan
Produk

Pemilihan
Format

Revisi Produk Validasi Tim


Ahli

Uji Coba Revisi Produk Validasi dan Revisi


Produk Produk

Penyempurna
an

Gambar 2. 2 Skema Langkah-langkah Penelitian

27
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dan

penting pada sebuah penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data-data

peneltian. data-data ini akan digunakan peneliti dalam memecahkan

permasalahannya dan mencapai keberhasilan dalam penelitian. Beberapa

teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :

1. Validasi

Validasi merupakan suatu ukuran untuk mengetahui tingkat akurat dari

suatu tes. Tes tes tersebut akan dianggap sesuai valid dan akurat jika

sesuai dengan hasil pengukurannya. Pada validasi ini akan dimulai

dari kegiatan menilai dan mengukur produk LKPD berbasis

pemecahan masalah atau problem based learning yang telah

dikembangkan. Validasi ini selanjutnya akan diberikan pada tiga pakar

ahli yaitu ahli media, ahli bahasa dan ahli materi.

2. Angket

Angket merupakan lembar yang berisikan pertanyaan-pertanyaan

secara tertulis tujuannya untuk mendapatkan informasi dari

responden. peneliti menggunakan angket ini untuk mengetahui

tanggapan atau respon dari guru dan peserta didik terkait

pengembangan LKPD berbasis pemecahan masalah atau problem

based learning pada matri laju reaksi di SMAN 29 Jakarta. Angket

yang akan diberikan kepada guru dan peserta didik berupa angke

terbuka sehingga guru dan peserta didik dapat menilai produk

pengembangan LKPD tersebut berbasis pemecahan masalah atau

28
problem based learning pada materi laju reaksi. Angket akan dinilai

dengan menggunakan skala likert.

F. Teknik Analisis Data

Setelah mendapatkan data-data maka selanjutnya akan

dilakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan tujuannya

untuk merumuskan hasil penelitian. Hasil analisa data ini merupakan

jawaban terkait pertanyaan dari masalah yang ada. Data yang dianalisis

dalam penelitian ini adalah hasil validasi pakar terhadap LKPD berbasis

peecahan masalah problem based learning serta respon dari guru dan

peserta didik melalui angket.

1. Lembar Validasi

Analisis data lembar validasi dengan menggunakan skala likert. skor

penilaian yang digunakan yaitu (1) sangat kurang, (2) kurang, (3)

cukup, (4) baik dan (5) sangat baik. Berikut tabelnya : (Creswell, 2016)

Tabel 1. Interpretasi Skor Rating Scale

Persentase Interpretasi
0% - 25% Sangat Kurang
25,1% - 50% Kurang
50,1% - 75% Baik
75,1% - 100% Sangat Baik

Selanjutnya, setelah diberikan skor maka persentase hasil validasi


akan dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

29
Σx
P = ΣX X 100

keterangan :
P = Persentase
Σx = Jumlah skor dari validator
ΣX = Jumlah total skor ideal

2. Angket

Data terkait tanggapan guru dan peserta didik dapat diperoleh melalui

hasil pengisian lembar angket serta tanggapan guru dan peserta didik.

Skor yang digunakan dalam penilaian ini yaitu (1) sangat tidak tertarik

(2) tidak tertarik, (3) cukup tertarik, (4) tertarik dan (5) sangat tertarik.

Data perolehan tersebut selanjutnya akan dianlisis dengan rumus

sebagai berikut :(Sugiyono, 2016).

F
P= x 100%
N

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah frekuensi (Creswell, 2016).

Tabel 2. Kategori Reliabilitas

Nilai reliabilitas Kesepakatan


0.0 – 0.25 Sangat Tidak Tertarik
0.26 – 0.50 Tidak Tertarik
0.51 – 0,75 Cukup
0.76 – 1.00 Tertarik

30
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan seperti yang telah

diuraikan pada bab III, bahwa perangkat pada penelitian ini disusun dan

dikembangkan berdasarkan pengembangan (research and development) atau

disingkat R&D Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti hingga

akhirnya dapat menghasilkan suatu produk adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan LKPD

a. Analisa Kebutuhan

Analisis awal-akhir bertujuan untuk menetapkan masalah dasar yang terjadi pada

proses pembelajaran sehingga diperlukan pengembangan LKPD berbasis problem

based learning. Analisis yang dilakukan pada tahap ini yaitu analisis masalah

pembelajaran laju reaksi.

1. LKPD yang digunakan di sekolah hanya mengambil soal yang ada pada buku

paket yang digunakan untuk mengajar sebagai tugas siswa pada kegiatan

diakhir pembelajaran. Isi dari LKPD tersebut sebatas soal-soal latihan berupa

tes pilihan ganda dan essai. Akibatnya peserta didik merasakan kejenuhan dan

pasif, tidak kreatif dan tidak termotivasi untuk belajar buktinya siswa malas

31
untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan terkadang

siswanya hanya mengerjakan sebagian dari keseluruhan soal yang diberikan.

Padahal kita mengharapkan agar peserta didik selalu aktif dalam proses

pembelajaran terutama terbiasa melakukan pengamatan, menanya dan

mencari informasi.

2. Adanya pola pengajaran yang monoton pada kemampuan kognitif, yang

membuat siswa bosan dan malas untuk belajar hanya dengan mendengarkan

gurunya yang menjelaskan tanpa diperlihatkan gambar atau kegiatan yang

membuat siswa semangat untuk belajar dan mengerjakan tugas. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman pendidik terhadap

metode maupun pendekatan pembelajaran yang tepat dan kurang tersedianya

perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.

Hasil analisis awal tersebut menunjukkan bahwa permasalahan-permasalahan

yang ditemui dalam proses pembelajaran yang membuat siswa malas untuk

belajar dan kurangnya semangat untuk mempelajari materi yang diajarkan dapat

dipecahkan dengan menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis

model pembelajaran problem based learning. LKPD tersebut memiliki ciri khas

dapat mengaktifkan peserta didik, karena didalamnya terdapat kegiatan

(Mengintegrasikan, konstektual, konstruktif, pembelajaran lebih menarik).

a. Analisa Materi

32
Analisis materi dilakukan untuk mengetahui pada pokok bahasan sistem

peredaran darah yang akan dipelajari, materi ini cocok untuk dibuatkan LKPD

yang berbasis model pembelajaran problem based learning karena siswa yang

berperan aktif untuk mencari informasi sendiri dari materi yang diajarakan dan

pendidik hanya sebagai fasilitator dalam membimbing siswa untuk menganalisis

dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

b. Analisa Tugas

Analisis tugas dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang

diperlukan untuk merancang tugas-tugas yang harus dimiliki peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran berdasarkan analisis materi (konsep). Keterampilan

tersebut seperti keterampilan mencari sendiri informasi tentang materi yang sudah

diajarkan agar lebih cepat mengerti atau memahami materi tersebut. Hasil analisis

tugas tertuang dalam LKPD yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh peserta

didik dalam proses pembelajaran.

b. Perancangan dan Pengembangan

Tahap ini berisi kegiatan perancangan lembar kerja peserta didik (LKPD)

berbasis model problem based learning. Dimana ditahap inilah penentuan bentuk

atau model LKPD yang akan dikembangkan untuk dikerjakan oleh siswa sebagai

proses pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu; penyusunan tes, pemilihan media,

33
pemilihan format dan perancangan awal LKPD berbasis model problem based

learning yaitu:

a. Penyusunan Tes

Berdasarkan analisis materi dan perumusan tujuan pembelajaran, disusunlah tes dan

rubrik yang menjadi instrumen pengumpul data tentang tingkat penguasaan peserta

didik terhadap materi sistem peredaran darah yang akan diajarkan. Pemilihan tes

disesuaikan dengan hasil analisis materi dan fasilitas yang ada disekolah. Kegiatan ini

dilakukan untuk menentukan tes yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran.

Pemilihan tes ini harus dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami materi.

b. Pemilihan Format

Lembar kerja peserta didik memuat petunjuk dan langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik. Tugas-

yang diberikan kepada peserta didik berupa tes. LKPD yang dikembangkan dari

tahapan model pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari 5 tahapan yaitu;

Orientasi siswa pada masalah, yang dalam tahapan ini, LKPD menyajikan masalah

pada siswa yang dapat membimbing siswa menemukan konsep sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Kemudian tahapan berikutnya adalah mengorganisasi siswa dalam

belajar, pada tahapan ini diaplikasikan berupa petunjuk dalam LKPD yang dapat

mengorganisasikan siswa untuk belajar. Tahapan selanjutnya adalah membimbing

penyelidikan individu maupun kelompok, dalam LKPD ini terdapat kegiatan “Mari

34
Cari Solusi!” yang membimbing siswa untuk melakukan proses penyelesaian masalah

yang disajikan. Pada tahapan berikutnya adalah mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, isi dalam tahapan ini diaplikasikan berupa petunjuk dalam LKPD yang

membimbing siswa untuk dapat mengembangkan dan menyajikan proses pemecahan

masalah.

Tahapan selanjutnya adalah membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok, dalam LKPD ini terdapat kegiatan “Mari Cari Solusi!” yang membimbing

siswa untuk melakukan proses penyelesaian masalah yang disajikan. Pada tahapan

berikutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya, isi dalam tahapan ini

diaplikasikan berupa petunjuk dalam LKPD yang membimbing siswa untuk dapat

mengembangkan dan menyajikan proses pemecahan masalah.

Tahapan selanjutnya adalah membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok, dalam LKPD ini terdapat kegiatan “Mari Cari Solusi!” yang membimbing

siswa untuk melakukan proses penyelesaian masalah yang disajikan. Pada tahapan

berikutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya, isi dalam tahapan ini

diaplikasikan berupa petunjuk dalam LKPD yang membimbing siswa untuk dapat

mengembangkan dan menyajikan proses pemecahan masalah.

c. Perancangan Awal

LKPD yang dirancang sesuai dengan materi dalam pertemuan dengan komponen-

komponen yang sama. LKPD ini memuat permasalahan-permasalahan yang

35
diharapkan dapat mengaktifkan peserta didik, membantu peserta didik

mengembangkan, memperoleh, menemukan konsep, melatih peserta didik kearah

belajar mandiri serta membantu peserta didik menambah informasi tentang konsep

yang dipelajari melalui studi literatur.

Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil pengembangan lembar kerja

peserta didik (LKPD) berbasis model problem based learning yang sesuai, maka

penting untuk disiapkan instrumen-instrumen pengumpulan data. Suatu perangkat

yang dihasilkan dapat dinilai kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya melalui

instrumen-instrumen yang terkait. Instrumen yang dirancang meliputi; instrumen

kevalidan, instrumen kepraktisan dan instrumen keefektifan

c. Validasi dan Revisi Produk

Tahap ini merupakan tahapan ketiga dari model Thiangarajan (4-D). Tahap

pengembangan ini menghasilkan naskah final LKPD yang telah direvisi berdasarkan

masukan para validator ahli yaitu Dr. Andi Maulana, M. Si dan Ahmad Ali, S.Pd,

M.Pd dan data yang diperoleh dari uji coba kepraktisan dan uji lapangan. Proses

pengembangan ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap uji validitas, uji kepraktisan dan

uji efektivitas.

1. Tingkat Kevalidan

a. Hsil Validasi

36
Salah satu kriteria utama untuk menilai suatu perangkat pembelajaran layak atau tidak

untuk digunakan adalah berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli, Perangkat yang

divalidasi oleh validator ahli yaitu:

1. Lembar kerja peserta didik (LKPD)

Aspek-aspek yang diamati dalam lembar kerja peserta Didik (LKPD) secara umum

adalah: konstruksi isi, teknik penyajian, kelengkapan penyajian, waktu, bahasa dan

manfaat/ kegunaan. Hasil validasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.

Berikut ini adalah analisis hasil validasi lembar kerja peserta didik (LKPD) untuk

setiap aspek pengamatan

Tabel 4.1

Hasil Isi LKPD

No Aspek Penilaian X Keterangan


1 Konstruk isi 3,21 Valid
2 Teknik Penyajian 3,50 Valid
3 Kelengkpan penyajian 3,33 Valid
4 Waktu 3,00 Valid
5 Manfaat 3,38 Valid

Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai rata-rata kevalidan LKPD untuk aspek konstruksi isi adalah 𝑥 = 3,21,

dinyatakan dalam kategori “valid” (2,5 ≤ M ≤ 3,5).

37
b) Nilai rata-rata kevalidan LKPD untuk aspek teknik penyajian adalah 𝑥 = 3,50,

dinyatakan dalam kategori “valid” (2,5 ≤ M ≤ 3,5).

c) Nilai rata-rata kevalidan LKPD untuk aspek kelengkapan penyajian adalah 𝑥 =

3,33, dinyatakan dalam kategori “valid” (2,5 ≤ M ≤ 3,5).

d) Nilai rata-rata kevalidan LKPD untuk aspek waktu adalah 𝑥 = 3,00, dinyatakan

dalam kategori “valid” (2,5 ≤ M ≤ 3,5)

f) Nilai rata-rata kevalidan LKPD untuk aspek manfaat/kegunaan adalah 𝑥 = 3,50,

dinyatakan dalam kategori “valid” (2,5 ≤ M ≤ 3,5).

Berdasarkan uraian hasil analisis nilai rata-rata total kevalidan LKPD dapat

dinyatakan dalam kategori “valid”. Jadi ditinjau dari keseluruhan aspek, maka LKPD

dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan.

2. Angket Respon Peserta didik

Instrumen angket respon peserta didik bertujuan untuk menilai kepraktisan perangkat

yang telah dibuat. Instrumen ini divalidasi oleh 2 orang validator ahli. Hasil validasi

angket respon peserta didik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4. Rincian

hasil analisis validasi angket respon peserta didik untuk setiap aspek pengamatan

yaitu sebagai berikut

Tabel 4.2 Hasil Validasi Angket

No Aspek Penilaian X Keterangan


1 Konstruk isi 3,30 Valid

38
2 Teknik Penyajian 3,50 Valid

Hasil analisis pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa: (1) rerata total aspek kevalidan

angket respon peserta didik dapat dinyatakan dalam kategori “sangat valid” (2)

karena telah memenuhi nilai kevalidan, maka angket respon peserta didik menurut

validator ahli I dapat digunakan dengan revisi kecil, sedangkan menurut validator

ahli II dapat digunakan dengan revisi kecil.

b. Hasil Revisi/perbaikan Perangkat Pembelajaran

erangkat pembelajaran dan instrumen pada umumnya dinyatakan telah memenuhi

kriteria kevalidan dengan penilaian umum dapat digunakan dengan revisi kecil,

akan tetapi ada beberapa saran ahli yang perlu diperhatikan. Saran validator ahli

untuk perbaikan LKPD adalah: a) sebaiknya gambar yang digunakan gambar

berwarna, b) sebaiknya format penulisan diperbaikai, c) sebaiknya setiap gambar

diberikan keterangan sumber dan d) diberikan identitas Hasil revisi LKPD adalah:

a) gambar sudah diganti dengan yang berwarna, b) format penulisan sudah

diperbaiki, c) sudah diberikan keterangan sumber dan d) sudah diberikan identitas

3. Tingkat Kepraktisan

Data kepraktisan LKPD diperoleh dari angket respon peserta didik terhadap

LKPD selanjutnya dianalisis dengan analisis kualitatif (persentase). Kegiatan

yang dilakukan untuk menganalisis data respon peserta didik adalah menghitung

banyaknya peserta didik yang memberi respon sesuai dengan aspek yang

39
ditanyakan pada angket respon pserta didik, kemudian menghitung persentasenya.

Berdasarkan angket yang diberikan kepada peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dapat dilihat

pada lampiran 4.

Data terkait tanggapan guru dan peserta didik dapat diperoleh melalui hasil

pengisian lembar angket serta tanggapan guru dan peserta didik. Skor yang

digunakan dalam penilaian ini yaitu (1) sangat tidak tertarik (2) tidak tertarik, (3)

cukup tertarik, (4) tertarik dan (5) sangat tertarik. Data perolehan tersebut

selanjutnya akan dianlisis dengan rumus sebagai berikut :(Sugiyono, 2016).

No Aspek Penilaian X Keterangan


1 Konstruk isi 0,61 Cukup
2 Teknik Penyajian 0,88 Tertarik
3 Kelengkpan penyajian 0,78 Tertarik
4 Waktu 0,61 Cukup
5 Manfaat 0,87 Tertarik

Dilihat dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil yang di dapat adalah dari

5 penilaian dengan LKPD adalah 2 penilaian dengan nilai cukup dan 2 penilaian

dengan nilai tertarik

4. Tingkat Kefektifan

Keefektivan bahan ajar yang dikembangkan dianalisis melalui data pengukuran

hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar diarahkan pada pencapaian secara

individu. Siswa dikatakan berhasil (tuntas) apabila memperoleh nilai lebih besar

40
atau sama dengan nilai KKM (Nilai ≥KKM). Pembelajaran dikatakan berhasil

secara klasikal jika minimal 80% siswa mencapai nilai tuntas. Data tes hasil

belajar siswa dianalisis secara kuantitatif deskriptif. Adapun rangkuman data hasil

ketuntasan hasi belajar biologi menggunakan LKPD berbasis problem based

learning peserta didik yaitu sebagai berikut:

No Skor Katagori Frekuensi Persentase


1 0-75 Tidak Tuntas 20 16,6 %
2 75-100 Tuntas 100 84,4 %

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik

yaitu 16,6% peserta didik dikatakan tidak tuntas dan 84,4% peserta didik

dikatakan tuntas. Data ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik terhadap

LKPD berbasis problem based learning dikatakan tinggi.

B. Pembahasan

1. Pengambangan LKPD berbasis problem based learning

Pada hasil analisis uji coba yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai acuan

kelayakan suatu perangkat pembelajaran yang telah dirancang untuk

diimplementasikan dalam proses belajar mengajar. Perangkat pembelajaran yang

dirancang dievaluasi berdasarkan nilai kevalidan, nilai kepraktisan dan nilai

keefektifan dari perangkat tersebut. LKPD yang dihasilkan peneliti merupakan

LKPD yang berbasis problem based learning. Problem based learning suatu

41
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan

pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial

dari materi pelajaran.3 Problem based learning adalah model pembelajaran yang

layak dugunakan untuk mengajar dan untuk memfasilitasi keterampilan kerja

siswa.

Karakteristik kegiatan belajar yang memungkinkan menghasilkan penemuan

adalah kegiatan pembelajaran di mana ada kegiatan yang memungkinkan siswa

untuk dapat melakukan pengamatan. Tentu saja, pengamatan ini berdasarkan

tugas/kegiatan dan masalah yang memungkinkan siswa untuk memperoleh

berbagai hasil, membuat kesalahan, melakukan perbaikan dan menyimpulkan

hasil yang telah diperoleh. Salah satu pendekatan alternatif untuk pembelajaran

yang memiliki karakteristik ini adalah berbasis masalah-learning (PBL). 5

Problem based learning perspektif terhadap aspek kompleks mengajar dan proses

belajar, dalam hubungannya dengan teori pedagogis, umumnya dapat

meningkatkan kualitas pengajaran disiplin teknis

Pembelajaran berbasis masalah mempunyai 5 karakteristik antara lain: Melalui

kegiatan kolaboratif, siswa diposisikan sebagai pemecah masalah, mendorong

siswa untuk mampu menemukan masalah dan mengelaborasinya dengan

mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian, siswa difasilitasi

agar dapat mengekspolarasi berbagai alternatif penyelesaian dan impikasinya

42
serta mengumpulkan dan mendistribusikan informasi, siswa dilatih untuk terampil

menyajikan temuan, serta membiasakan siswa untuk merefleksikan tentang

efektivitas cara berpikir mereka dan menyelesaikan masalah

2. Kevalidan

mendorong siswa untuk mampu menemukan masalah dan mengelaborasinya

dengan mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian, siswa

difasilitasi agar dapat mengekspolarasi berbagai alternatif penyelesaian dan

impikasinya serta mengumpulkan dan mendistribusikan informasi, siswa dilatih

untuk terampil menyajikan temuan, serta membiasakan siswa untuk

merefleksikan tentang efektivitas cara berpikir mereka dan menyelesaikan

masalah

Meskipun keseluruhan perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah

memenuhi kriteria kevalidan, tetapi ada beberapa komponen yang perlu direvisi

kecil untuk penyempurnaan perangkat-perangkat tersebut. Revisi untuk LKPD

diantaranya: sebaiknya gambar yang digunakan gambar berwarna, sebaiknya

format penulisan diperbaikai, sebaiknya setiap gambar diberikan keterangan

sumber, dan diberikan identitas. Media/perangkat pembelajaran harus melibatkan

peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang

nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih

sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat

menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media

43
pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan

memenuhi kebutuhan perorangan peserta didik

Berdasarkan pendapat tersebut dan berdasarkan saran dari validator maka

dilakukan revisi atau perbaikan. Hasil perbaikan LKPD adalah gambar sudah

diganti dengan yang berwarna, format penulisan sudah diperbaiki, sudah

diberikan keterangan sumber, dan sudah diberikan identitas

3. Kepraktisan

Kepraktisan bahan ajar diukur berdasarkan hasil penilaian pengamat terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung dengan bahan ajar yang dikembangkan.

Kepraktisan bahan ajar diukur berdasarkan hasil penilaian pengamat terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung dengan bahan ajar yang dikembangkan.

Kepraktisan bahan ajar diukur berdasarkan hasil penilaian pengamat terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung dengan bahan ajar yang dikembangkan.

penilaian para ahli, (2) perangkat yang dikembangkan dapat diterapkan secara riil

di lapangan. Hal ini didukung oleh hasil validasi untuk setiap perangkat rata-rata

berada pada kategori valid, serta hasil validasi keseluruhan instrumen (lembar

pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran, angket respon peserta didik)

berada pada kategori valid. Setelah melakukan validasi LKPD, peneliti

melakukan uji coba pada siswa dan mendapat beberapa saran dari para siswa yang

dijadikan responden. Kemudian saran-saran tersebut diguankan peneliti untuk

44
memperbaiki modul yang dikembangkan. Selanjutnya peneliti melakukan uji coba

kelompok besar (uji coba lapangan) untuk melihat apakah LKPD yang

dikembangkan praktis atau tidak. Yang digunakan dalam uji coba ini adalah

angket respon siswa dengan menggunakan skala model likert dengan 4 pilihan

yaitu A, B, C, dan D. Dari hasil uji coba ini dapat dilihat bahwa LKPD berbasis

problem based learning yang dikembangkan peneliti bisa dikatakan praktis

dengan melihat respon dari siswa yang belajar menggunakan LKPD tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Lukmanul Hakim. 2013. Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013:


Kajian Dokumen Terhadap Kurikulum
Agustin, M., dan Amy, T. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Saintifik. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha p-ISN: 2614-
1088 Vol. 2 No. 1.
Aldoobie. 2015. ADDIE Model. American International Journal of
Contemporary Research , Vol.2, No.6
Antika, S.V., Rudiana, A. 2020. Pengembangan LKPD Berorientasi
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
Melatihkan Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Materi Koloid
Sma. Unesa Journal of Chemical Education. Vol. 9, No. 1.

45
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Astari, T. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Berbasis Pendekatan Realistik
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Kelas VI. Jurnal Pelangi.
Vol 9, No 2.
Borg, W.R., & Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction,Fifth
Edition. New York: Longman
Endrawati, N. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tilil Bandung pada Sub Tema
Keberagaman Budaya Bangsaku. Skripsi. Universitas Pasundan
Bandung.
Haryanti, Y.D. 2017. Model Probelam Based Learning Membangun
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala
Pendas. Vol.3, No. 2.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Intan, P.M., Tika, I.N., & Sudiana, I.K. 2019. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dengan Model Discovery Learning pada Materi Sifat
Koligatif Larutan. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha, Vol. 3, No. 2.
Lorena, M., Kasrina dan Ariefa. 2019. Pengembangan LKPD Model
Discovery Learning Berdasarkan Identifikasi Mangrove di TWA Pantai
Panjang Bengkulu. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi Vol. 3
No.1,
Nurdin, S. & Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok:
Rajagrafindo Persada
Pribadi, B. A. 2011. Model ASSURE Untuk Mendisain Pembelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat
Purba, M. 2007. Kimia Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

46
Raymond Chang. 2020. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Sudarmo,. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Surakarta: Erlangga
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kulitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan LKPD untuk Peserta


Didik

1. Apakah dalam pembelajaran kimia bapak/ibu menggunakan LKPD?


2. Bagaimana respon peserta didik terhadap pembelajaran kimia
menggunakan LKPD? Mengapa?
3. Apakah peserta didik suka jika menggunakan LKPD saat
pembelajaran kimia? Mengapa?
4. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan dalam bentuk soal-soal atau
tugas-tugas tertulis? Mangapa?
5. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan dalam bentuk bahan bacaan
atau artikel ilmiah? Mengapa?
6. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan dalam bentuk tugas-tugas
proyek atau hanya tugas-tugas dilaboratorium? Mengapa?
7. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan susunan kalimatnya sederhana
dan mudah dimengerti atau bertele-tele? Mengapa?
8. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan susunan kata-katanya singkat
dan jelas atau panjang dan jelas? Mengapa?

47
9. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan terdapat gambar atau ilustrasi
daripada kata-kata? Mengapa?
10. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan tata letak urutan-urutan
kegiatan tersusun secara sistematis atau secara acak? Mengapa?
11. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan susunan materinya terkait satu
sama lain dari bagian awal hingga akhir atau tidak terkait sama sekali?
Mengapa?
12. Apakah LKPD yang bapak/ibu berikan menggunakan Bahasa baku
atau Bahasa sehari-hari? Mengapa?
13. Apakah bapak/ibu sudah pernah membuat LKPD dengan
mengintegrasikan beberapa bidang keilmuan? Bagaimana respon
peserta didik? Mengapa demikian?
14. Kalau dibuat LKPD dengan mengintegrasikan beberapa bidang
keilmuan, apakah bapak/ibu tertarik menggunakannya dalam
pembelajaran kimia? Mengapa?
15. LKPD yang mengintegrasikan beberpa bidang disiplin ilmu, salah satu
cirinya peserta didik dapat melakukan sebuah kegiatan proyek.
Kegiatan proyek seperti apa yang bapak/ibu inginkan? Mengapa?
16. Terkait pada pertanyaan pada no 15, apakah proyek-proyek yang
bapak/ibu inginkan sulit dalam pengerjaanya atau mudah dalam
pengerjaannya? Mengapa?
17. Apakah proyek-proyek yang bapak/ibu inginkan, pengerjaanya hanya
dapat dilakukan di luar sekolah atau didalam sekolah atau keduanya?
Mengapa?
18. Apakah proyek-proyek yang bapak/ibu inginkan hanya sekedar
membuat sebuah produk atau membuat produk hasil dari solusi
sebuah masalah dikehidupan sehari-hari? Mengapa?
19. Apakah bapak/ibu mengharapkan penyimpulan pada hasil
pembelajaran setelah peserta didik menyelesaikan tugas melalui
LKPD?
20. Apakah bapak/ibu tetap membantu peserta didik apabila mengalami
kesulitan dalam pengerjaan LKPD berbasis pemecahan masalah?
21. Apakah dengan LKPD anda dapat memecahkan permasalahan dalam
sehari-hari?
22. Bagaimana proyek yang bapak/ibu inginkan dimulai dari suatu
permasalahan atau fenomena yang nyata ?
23. Apakah bapak/ibu juga membentuk kelompok kecil dalam memberikan
tugas dalam LKPD?

48
24. Bagaimana cara yang bapak/ibu lakukan jika masih terdapat
pesertadidik yang tidak bertanggung jawab menyelesaikan tugas
dalam LKPD berbasis pemecahan masalah ?
25. Apakah proyek yang bapak/ibu inginkan dapat menjadikan peserta
didik mandiri dalam menyelesaikan permasalahannya sehari-hari?

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan LKPD untuk Guru

1. Apakah dalam pembelajaran kimia guru mu menggunakan LKPD?


2. Bagaimana respon mu terhadap pembelajaran kimia menggunakan
LKPD?
3. Bagaimana kalau dalam pembelajaran kimia dibantu dengan LKPD?
4. Apakah kamu suka jika menggunakan LKPD saat pembelajaran
kimia?
5. Apakah LKPD yang kamu sukai dalam bentuk soal-soal atau tugas-
tugas tertulis? Mangapa?
6. Apakah LKPD yang kamu sukai dalam bentuk bahan bacaan atau
artikel ilmiah? Mengapa?
7. Apakah LKPD yang kamu sukai dalam bentuk tugas-tugas proyek atau
hanya tugas-tugas dilaboratorium? Mengapa?
8. Apakah LKPD yang kamu sukai susunan kalimatnya sederhana dan
mudah dimengerti atau bertele-tele? Mengapa?
9. Apakah LKPD yang kamu sukai susunan kata-katanya singkat dan
jelas atau panjang dan jelas? Mengapa?

49
10. Apakah LKPD yang kamu sukai terdapat gambar atau ilustrasi
daripada kata-kata? Mengapa?
11. Apakah LKPD yang kamu sukai tata letak urutan-urutan kegiatan
tersusun secara sistematis atau secara acak? Mengapa?
12. Apakah LKPD yang kamu sukai susunan tata letak materinya terkait
satu sama lain dari bagian awal hingga akhir atau tidak terkait sama
sekali? Mengapa?
13. Apakah LKPD yang kamu sukai menggunakan Bahasa baku atau
Bahasa sehari-hari? Mengapa?
14. Kalau dibuat LKPD dengan mengintegrasikan beberapa bidang
keilmuan, apakah kamu tertarik menggunakannya dalam
pembelajaran kimia? Mengapa?
15. Apakah guru mu sudah pernah menggunakan LKPD yang
mengintegrasikan beberapa bidang keilmuan?
16. Apakah kamu ingin menggunakan LKPD seperti yang dimaksud dalam
pertanyaan no 15? Apakah kamu jadi lebih tertarik mempelajari kimia?
Mengapa?
17. LKPD yang mengintegrasikan beberpa bidang disiplin ilmu, salah satu
cirinya kamu dapat melakukan sebuah kegiatan proyek. Kegiatan
proyek seperti apa yang kamu inginkan?
18. Terkait pada pertanyaan pada no 17, apakah proyek-proyek yang
kamu inginkan sulit dalam pengerjaanya atau mudah dalam
pengerjaannya? Mengapa?
19. Apakah proyek-proyek yang kamu inginkan, pengerjaanya hanya
dapat dilakukan di luar sekolah atau didalam sekolah atau keduanya?
Mengapa?
20. Apakah proyek-proyek yang kamu inginkan hanya sekedar membuat
sebuah produk atau membuat produk hasil dari solusi sebuah masalah
dikehidupan sehari-hari? Mengapa?
21. Apakah kamu dapat menyimpulkan hasil pembelajaran setelah
menyelesaikan tugas melalui LKPD?
22. Apakah kamu berkomunikasi dengan aktif ketika mendapat kesulitan
dalam mengerjakan LKPD berbasis pemecahan masalah?
23. Apakah dengan LKPD anda dapat memecahkan permasalahan dalam
sehari-hari?
24. Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas-tugas LKPD yang dimulai
dari suatu permasalahan atau fenomena yang nyata ?
25. Apakah bapak/ibu juga membentuk kelompok kecil dalam memberikan
tugas dalam LKPD?

50
26. Apakah kamu bertanggung jawab menyelesaikan tugas dalam LKPD
berbasis pemecahan masalah ?
27. Apakah kamu dapat memahami hubungan antara materi LKPD
dengan kenyataan dalam kehidupan? Bagaimana proses anda dalam
memahami hubungan tersebut dan implementasinya?

51

Anda mungkin juga menyukai