(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Energi dan Kalor
2. Sistem dan lingkungan
3. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
E. PENDEKATAN STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific Approach
Model Pembelajaran : Problem Basic Learning (PBL), 5M (Mengamati,
Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan)
Metode : Demonstrasi, diskusi dan Ceramah, tanya jawab dan
penugasan
F. SUMBER BELAJAR
1. Media:
Buku Paket
LKPD
Demonstrasi
Google
2. Alat/Bahan:
Whiteboard dan Spidol
Smartphone
Alat bahan untuk demonstrasi
3. Sumber Belajar:
Modulku (Emi Liawati, dkk. 2016. Modulku Kimia. Surakarta: CV
Mediatama
Dwikora Hayuati, dkk. 2016. Guru Pembelajar Modul Kimia Laju Reaksi,
Termokimia dan Kesetimbangan. Jakarta: PPPPTK
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama : (2 jam pelajaran / 2 x 45 Menit)
Materi ajar:
Energi dan Kalor
Sistem dan Lingkungan
Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Fase Orientasi : 15 menit
Memberikan salam pembuka.
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin doa.
Memeriksa kehadiran siswa.
Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar.
Memberikan motivasi kepada siswa.
Menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
Membagi siswa menjadi 4 kelompok
Siswa diminta untuk duduk dikelompoknya masing-masing.
Inti 50 menit
Mengamati (Observing)
Menanya (Questioning)
Apasajakah sistem yang terdapat dalam termokimia ?
Apakah perbedaan dari sistem terbuka, sistem tertutup, dan
sistem terisolasi ?
Apa perbedaan dari reaksi eksoterm dan reaksi endoterm ?
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Membahas reaksi yang terjadi terkait demonstrasi
Mengkomunikasikan (Communicating)
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas dan diberikan penguatan oleh guru
Peserta didik melakukan tanya jawab.
Penutup Fase Evaluasi: 25 menit
Mengucapkan salam.
Lampiran 1. Materi Pembelajaran
TERMOKIMIA
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi.
fokus bahasannya meliputi jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah pereaksi
tertentu dan cara pengukuran reaksi tersebut.
Karena dalam sebagian besar reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan
energi yang berwujud perubahan kalor, baik kalor yang dilepaskan maupun diserap.
Kalor merupakan salah satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889)
merumuskan Asas Kekekalan Energi:
“Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain”.
Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi kimia, ataupun proses fisika, hanya
merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu dikaji beberapa hal
yang berhubungan dengan:
Energi yang dimiliki oleh suatu zat
Bagaimana energi tersebut berubah
Bagaimana mengukur perubahan energi tersebut
Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian yang kita pelajari
perubahan energinya.
Sedangkan yang disebut lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem.
Contoh : Reaksi antara logam seng dengan larutan asam klorida (HCl) dalam suatu
tabung reaksi disertai dengan munculnya gelembung-gelembung gas.
Pada contoh di atas yang menjadi pusat perhatian adalah logam seng dan
larutan HCl. Jadi, logam seng dan larutan HCl disebut sistem, sedangkan tabung
reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Sistem Terbuka, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
dan zat (materi) antara lingkungan dan sistem.
b. Sistem Tertutup, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
antara sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi.
c. Sistem Terisolasi (tersekat), suatu sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.
Jika suatu sistem mengalami perubahan dan dalam perubahan tersebut terjadi
penyerapan kalor, sebagian energi kalor yang diserap digunakan untuk melakukan
kerja (w). Sebagian lain energi tersebut disimpan dalam sistem yang sebut dengan
energi dalam (U). Energi dalam (U) adalah jumlah energi potensial (Ep) dan energi
kinetik (EK) yang ada dalam sistem. Oleh karena itu, energi dalam (U) bisa
dirumuskan dengan persamaan :
U = EP + EK
Besarnya energi potensial dan energi kinetik sebuah sistem tidak dapat diukur
sehingga besar energi dalam dari suatu sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat
ditentukan adalah besar perubahan energi dalam.
Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan mengukur kerja (w) dan kalor (q),
yang akan timbul jika suatu sistem bereaksi. oleh karena itu, perubahan energi dalam
dirumuskan dengan persamaan :
∆U = q + w
Jika sistem melakukan kerja, w pada rumus tersebut bernilai negatif,
sedangkan jika sistem dikenai kerja oleh lingkungan, w bernilai positif. Jika sistem
menyerap kalor, q bernilai positif, sedangkan jika sistem membebaskan kalor, q
bernilai negatif. Besarnya kalor suatu sistem dapat diukur dari perubahan suhu (∆T)
dan kapasitas kalor (C) sistem tersebut.
q = C x ∆T
Kerja pada suatu sistem merupakan perkalian antara tekanan (P) dengan perubahan
volume (∆V). Dapat dituliskan sebagai berikut :
w = P x ∆V
2. Entalpi Perubahan
Perubahan yang terjadi pada suatu sistem akan selalu disertai perubahan
energi, dan besarnya perubahan energi tersebut dapat diukur. Oleh karena itu,
perubahan entalpi suatu sistem dapat diukur bila sistem mengalami perubahan. Jika
sistem mengalami perubahan pada tekanan tetap, besarnya perubahan kalor disebut
dengan perubahan entalpi (∆H). Perubahan entalpi tersebut sama dengan kalor yang
dilepaskan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar suhu sistem kembali ke
keadaan semula.
∆H = qp
Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain. Kita tidak dapat mengukur besarnya energi suatu
materi, tetapi yang dapat diukur hanyalah perubahan energi (ΔE). Demikian juga
dengan entalpi, entalpi tidak dapat diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan
entalpi (ΔH). Entalpi merupakan fungsi keadaan. Oleh karena itu, nilai perubahan
entalpi tergantung pada keadaan akhir dan awal saja, dan tidak tergantung pada
jalannya reaksi atau bagaimana proses perubahan itu terjadi. Nilai perubahan entalpi
(∆H) suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem sebelum
perubahan dilakukan, pada tekanan tetap.
Pada reaksi kimia, Hawal adalah jumlah entalpi zat-zat pereaksi, sedangkan
Hakhir adalah jumlah entalpi dari zat-zat produk reaksi, sehingga nilai ∆H dapat
dirumuskan sebagai berikut :
∆H = Hakhir – Hawal
∆H =Hproduk – Hreaktan
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh jumlah zat,
keadaan fisik dari zat tersebut, suhu, dan tekanan
B. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
1.Reaksi Eksoterm (-) adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan
energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih rendah dari
zat semula).
Contoh:
Reaksi antara kalsium oksida (kapur tohor) dengan air Kapur tohor
dimasukkan ke dalam air dalam tabung reaksi. Reaksi ini berlangsung ditandai dengan
kenaikan suhu campuran (sistem). Karena suhu sistem lebih tinggi dari lingkungan,
maka kalor akan keluar dari sistem ke lingkungan sampai suhu keduanya menjadi
sama.
CaO(s) + H2O(l)Ca(OH)2(aq)
2.Reaksi Endoterm (+) adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi.
Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat
semula).
Contoh:
Reaksi antara kristal barium hidroksida oktahidrat dengan kristal amonium
klorida. Ketika kristal barium hidroksida oktahidrat, Ba(OH)2. 8H2O dicampur dengan
Kristal amonium klorida (NH4Cl), reaksi segera berlangsung yang ditandai dengan
penurunan suhu campuran dan pembentukan gas amonia. Oleh karena suhu campuran
(sistem) menjadi lebih rendah daripada lingkungan, maka kalor akan mengalir dari
lingkungan ke dalam sistem sampai suhu keduanya menjadi sama.
Ba(OH)2. 8H2O(s) + 2NH4Cl BaCl2.2H2O(s) + 2NH3(g) + 8H2O(l)
. penilaian afektif
Lampiran 2
Rubrik dan Pedoman Penilaian Sikap
Nama Aspek Sikap Yang Dinilai NP NA Ket
No Peserta Ingin Komunikas
Kerjasama
Didik Tahu i
1
2
3
Deskripsi penilaian sikap
Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa PPL