Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT DENGAN


EKSTRAKSI SOKHLETASI

DISUSUN OLEH:
Dzulfitri Andriawati (1182080016)
A. Latar Belakang
Kunyit adalah tanaman rempah yang banyak tumbuh di daerah tropis
seperti India, Cina, Malaysia, dan Indonesia. Kunyit memiliki banyak manfaat
yaitu sebagai bumbu masakan, zat pewarna alami, dan bahan baku obat.
Kandungan kunyit sangat banyak yang bermanfaat untuk antioksidan dan
anibakteri (Aggarwal dkk, 2006).Salah satu komponen kunyit yang sangat
bermanfaat dan jumlahya paling banyak adalah kurkumin. Kurkumin dapat
diambil dari rimpang kuyit dengan cara diekstrak. Secara umum eksraksi
didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi senyawa suatu zat degan
penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat
padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yag diinginkan bersifat larut dalam
pelarut. Sedangakn fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan
sempurna jika zat terlarut dipisaknan dari pelarutnya dengan cara distilasi
penguapan (Wahyuni dan Yamewav, 2004).
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan adalah melakukan isolasi kurkuminoid dari kunyit
dengan metode sokhletasi

C. Dasar Teori
Kunyit merupakan tanaman dari family jahe dengan nama latin Curcuma
longa Koen atau Curcuma domestica Val. Kunyit ini dikenal luas di Indonesia
sebagai bahan pewarna dan penyedap makanan, rimpangnya sudah sejak dulu
dipakai untuk mewarnai kapas, wol, sutera, tikar, dan barang-barang kerajinan
lainnya. Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah senyawa
kurkuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Kurkuminoid ini
(kebanyakan berupa kurkumin) menjadi pusat perhatian para peneliti yang
mempelajari keamanan, sifat antioksidan, antiinflamasi, efek pencegah kanker,
ditambah kemampuannya menurunkan resiko serangan jantung (Sudarsono,
2006).
Kunyit merupakan tanaman dari family jahe dengan nama latin Curcuma
longa Koenatau Curcuma domestica Val. Kunyit mempunyai banyak kandungan
kimia, diantaranya minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan
senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta
turmeron), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi
kurkumin 50 – 60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin),
protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid
tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar (Sudarsono, 2006).
Kurkumin (1,7-bis(4′ hidroksi-3 metoksifenil )-1,6 heptadien, 3,5-dion
merupakan komponen penting dari Curcuma longa Linn. yang memberikan
warna kuning yang khas. Kurkumin termasuk golongan senyawa polifenol
dengan struktur kimia mirip asam ferulat yang banyak digunakan sebagai
penguat rasa pada industri makanan (Jaruga dan Pan, 2008). Serbuk kering
rhizome (turmeric) mengandung 3-5% kurkumin dan dua senyawa derivatnya
dalam jumlah yang kecil yaitu desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksikurkumin,
yang ketiganya sering disebut sebagai kurkuminoid (Dandekar dan Gaikar,
2002).Kurkumin tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol atau
dimetilsulfoksida (DMSO).Degradasi kurkumin tergantung pada pH dan
berlangsung lebih cepat pada kondisi netral-basa (Sastry, 2010).

Gambar 1: Struktur kurkumin (Sastry, 2010).


Kurkumin merupakan salah satu senyawa aktif yang diisolasi dari
rimpang Curcuma longa (kunyit). Namun berdasarkan penelitian terbaru,
kurkumin juga dapat diisolasi dari Curcuma zedoaria dan Curcuma aromatica.
Senyawa turunan kurkumin antara lain (Hemalatha et al, 2008):

Gambar 2: Senyawa turunan kurkumin (Hemalatha et al, 2008).

Prinsip kerja dari ekstraksi Soxhlet adalah salah satu model ekstraksi
(pemisahan atau pengambilan) biasa dapat menggunakan pelarut yang selalu baru
dalam mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang kontinyu dengan adanya
jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (Fessenden,
2009).
Prinsip dari rotary evaporator terletak pada penurunan tekanan pada labu
alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat
menguap lebih cepat di bawah titik didihnya. Hasil dari instrumen ini sangat
akurat. Instrumen ini memiliki teknik yang berbeda dengan pemisahan yang
lainnya. Tekniknya bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan
menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan
kecepatan tertentu. Dengan begitu, suatu pelarut akan menguap dan senyawa
yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap. Dengan pemanasan
dibawah titik didih pelarut, senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak
oleh suhu tinggi (Sharma, 2007).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini antara lain seperangkat alat
gelas ( Labu alas bulat ukuran 250 ml, kaca arloji, gelas kimia, pipet tetes, pipet
ukur), seperangkat ekstraktor Soxhlet, panci penangas, kompor listrik, alat uji titik
leleh, pengduk magnet, spektrofotometer UV-Vis, botol sampel, neraca analitik,
batu didih, botol semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain serbuk kunyit, asam
sulfat (H2SO4) 0.2 M, Pb Asetat 0.1 M, Benang, Kertas saring, etanol teknis,
etanol p,a 96 %, kloroform, pipa kapilaer, dan akuades.
E. Diagram Alir Percobaan

5 gram serbuk kunyit


 Dibungkus dengan kertas saring ukuran 10x10 cm dan diikat dengan
benang
 Dimasukan dalam ekstraktor Soxhlet
 Ditambahkan 150 ml etanol teknis sebagai pelarut
 Dilakukan proses ekstraksi secara kontinue selama 90 menit, dicatat
jumlah siklus yang terjadi
 Dituang dan diamati warnanya
 Ditambahkan 10 ml Pb asetat 0.1 M diaduk dengan pengaduk magnet
sampai terbentuk endapan.
 Ditambahkan 10 ml Asam sulfat 0.2 M
 Disaring
 Dipindahkan kedalam gelas beker
 Ditambahkan 5 mL etanol p.a dan dipanaskan dalam penangas pada
lemari asam
 Diuapkan etanol tersebut sampai endapan kering
 Diuji titik leleh dengan melting point device, diukur panjang dengan
spektrofotometer UV-Vis,
 dihitung % randemen

Hasil

F. Data Hasil Pengamatan


Ekstraksi Soxhlet dengan Bahan Kunyit

No Perlakuan Pengamatan

1 Serbuk kunyit ditimbang Serbuk kunyit berwarna orange,


berat 5 gram
Dibungkus dengan kertas saring Kunyit berwarna kuning dengan
2 ukuran 10x10 cm dan diikat dengan kulit kecoklatan menjadi kering dan
benang mengkerut

3 Timbel berisi sampel dimasukkan ke Timbel berada di dalam Soxhlet


dalam ekstraktor Soxhlet
Etanol berbentuk cair , larutan tidak
4 Disiapkan 150 ml etanol teknis berwarna dan bau khas
Sample terendam, Etanol berbentuk
cair, tidak berwarna dan berbau.
5 Ekstraktor Soxhlet dirangkai dan Setelah terkena timbel yang berisi
ditambahkan etanol teknis kunyit, etanol berwarna orange
bening
Dipasang termometer dan dinyalakan Kondensor berjalan, air masuk dan
6
air pada kondensor air keluar melalui pipa
Dinyalakan heating mantle dan
7. Suhu pada 75 derajat Celcius
dijaga suhu 75 derajat Celcius
Dilakukan proses ekstraksi secara
8.
kontinue selama 90 menit

9. Dicatat jumlah siklus yang terjadi


Terjadi 8 siklus
Ditambahkan 10 ml Pb asetat 0.1 M
Warna larutan semakin pekat dan
10. diaduk dengan pengaduk magnet
gelap, Terbentuk endapan
sampai terbentuk endapan
Endapan yang terbentuk ditambahkan Warna larutan semakin pekat dan
11.
10 ml Asam sulfat 0.2 M gelap
12. Disaring menggunakan penyaring Filtrat terpisah dari residu. Endapan
berwarna orange
buchner
Gelas beker ditimbang dan
13. Massa : 53.1497
pindahkan lagi endapan
Diambil 5mL etanol p.a dan Larutan tidak berwarna dan bau
14.
ditambahkan pada endapan khas.
Ekstrak yang diperoleh diuapkan
15. pelarutnya pada panci penangas Endapan kering
dalam lemari asam

16. Ditimbang endapan kering Massa 53.33965

Dimasukan Endapan kering pada


Hasil uji titik leleh 189 derajat
17. pipa kapiler yang sudah disiapkan,
Celcius (teoritis 183 derajat Celcius)
dilakukan uji titik leleh
Dimasukan Endapan kering pada Endapan kering warna kuning, dan
18. gelas ukur 10 mL dan ditambahkan etanol Larutan tidak berwarna dan
etanol sampai tanda batas bau khas.
Diukur panjang gelombang Panjang gelombang maksimum 423
19.
maksimum nm
Massa botol = 53.1497 g
Massa botol + ekstrak = 53.33965 g
Massa ekstrak = 0.18995 gram
20. Dihitung persen randemen % Rendemen =
0.18995 ⋅gram
×100%
5⋅gram
= 37%
G. Pembahasan
1 Analisa Prosedur
Prinsip isolasi kurkumin dari kunyit adalah memisahkannya dengan
beberapa tahapan sehingga kurkuminoid murni.Tahapannya ialah ekstraksi
Soxhlet, evaporasi, kromatografi lapis tipis. Proses pertama ialah pemisahan
dengan ekstraksi Soxhlet yaiu destilasi uap (destilasi padat-cair) secara berulang.
Dimana pelarut etanol teknis yang digunakan akan melarutkan kurkumin dalam
kunyit, ektraksi dilakukan beberapa kali hingga kurkumin terekstrak sempurna.
Ekstrak kurkumin dan beberapa senyawa yang terlarut dalam etanol akan
tertinggal dalam labu alas bulat dan memekat semakin dengan semakin banyak
siklus ekstraksi dilakukan. Ekstrak kurkumin yang masih mengandung pelarut
etanol kemudian dipekatkan dengan metode evaporasi, dalam keadaan vakum dan
dengan pengadukan, menggunakan rotary evaporator. Ekstrak yang telah
terpekatkan dipisahkan dari komponen-komponennya dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis dengan eluen toluen:kloroform:etanol p.a. 96 %
(4,5:4,5:1). Pemisahan ini didasarkan pada kepolaran dari komponen-komponen
dalam sampel. Komponen yang memiliki sifat polar lebih besar akan tertahan
lama dalam kolom sehingga nilai Rfnya kecil. Sedangkan komponen dengan sifat
kepolaran yang relatif kecil akan lebih mudah mengelusi dan memiliki nilai Rf
yang besar. Plat KLT yang mengandung ekstrak kurkumin kemudian dikerok
untuk diambil kurkuminnya dan dilarutkan dalam etanol untuk memisahkan
kurkumin dengan silika dari plat KLT. Kurkumin yang terekstrak kemudian di uji
struktur senyawanya dengan menggunakan spektrofotometer IR dan dilakukan
pengukuran panjang gelombang maksimum dan dibandingkan dengan literatur
untuk uji kualitatif kurkumin.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kunyit, etanol,
campuran toluen:kloroform:etanol p.a. 96 % (4,5:4,5:1), plat KLT. Kunyit
digunakan sebagai bahan yang akan diekstrak kurkuminnya. Etanol berfungsi
sebagai pengekstraksi pada ekstraksi Soxhlet.Digunakan etanol karena etanol
bersifat semipolar sehingga dapat melarutkan kurkumin dengan baik, dan
mengeksraksi kurkumin dari kunyit sebanyak mungkin. Campuran
toluen:kloroform:etanol p.a. 96 % (4,5:4,5:1) digunakan sebagai eluen pada
metode pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis, dan
menurut hasil penelitian campuran toluen:kloroform:etanol (4,5:4,5:1) dapat
memisahkan kurkumin dengan komponen lainnya dengan baik. Plat KLT
digunakan sebagai fasa diam dalam kromatrografi lapis tipis, bersifat polar,
berfungsi sebagai tempat terjadinya pemisaha komponen-komponen ekstrak
kunyit.
Kunyit ditimbang dan dibungkus dengan timbel sebelum dimasukkan ke
dalam ekstraktor Soxhlet untuk mencegah tercecernya kuyit dan kontamninan
selama ekstraksi berlangsung, serta memudahkan memasukkan dan mengambil
kembali kunyit sebelum dan setelah ekstraksi.Setelah timbel dimasukkan kedalam
ekstraktor Soxhlet, kemudian dituangkan etanol hingga melebihi batas sifon atas
untuk memastikan pelarut yang digunakan cukup.Jumlah pelarut harus lebih
banyak beberapa mL dari batas sifon untuk memasikan etanol dapat turun ke labu
dasar bulat setelah penguapan dan masih tersisa sedikit larutan dalam labu alas
bulat. Labu alas bulat tidak boleh kosong karena bila kosong akan menyebabkan
ekstrak kurkumin menjadi kering dan pecahnya labu. Ekstraksi dilakukan
sebanyak 8 kali siklus, bertujuan agar semakin banyak kurkumin yang terekstrak.
Setelah ekstraksi selesai, ekstrak dipisahkan dengan pelarutnya dengan. Suhu
evaporator diset pada maksimal 75 OC, hal ini dilakukan karena dengan
menggunakan rotary evaporator, kurkumin akan menguap pada temperatur
dibawah titik didihnya karena pengaruh tekanan.
2. Analisa Hasil
Ekstrak yang dihasilkan berwarna kuning dengan rendemen sebesar 37 %,
namun menurut literatur dalam kunyit hanya terdapat 5 % kurkumin (Sudarsono,
2006). Besarnya rendemen ini diakibatkan karena ketika mengukur massa
rendemen, masih terdapat pelarut dalam jumlah yang cukup banyak serta belum
mengalami pemisahan lebih lanjut sehingga masih mengandung senyawa lain di
dalamnya.
Pada panjang gelombang 3438,84 cm-1, 3421,48 cm-1, 2977,89 cm-1,
2900,74 cm-1, 1643,24 cm-1, 1452,30 cm-1, 1392,48 cm-1, dan 1045,35 cm-1.
Spektrum yang diperoleh, dibandingkan nilainya dengan nilai pada tabel korelasi
IR. Serapan pada panjang gelombang yang cukup tajam dan melebar
menunjukkan adanya gugus fungsi –OH. Serapan pada panjan gelombang yang
cukup tajam menunjukkan adanya subtituen –CH3. Namun, secara teori, kurkumin
tidak memiliki C dengan hibridisasi sp3, serapan pada panjang gelombang ini
dimungkinkan adanya pergeseran serapan panjang gelombang ke arah panjang
gelombang yang lebih pendek, hipokromik. Serapan pada panjang gelombang
2900,74 cm-1 merupakan serapan yang cukup pendek, diperkirakan sebagai serapa
dari noise. Serapan seperti rumput pada sepanjang zona III atau pada panjang
gelombang sekitar 2142,77 cm-1 menandakan adanya gugus benzena pada
ekstrak. Serapan pada C=O. panjang gelombang 1643,24 cm -1 menunjukkan
adanya gugus fungsi karbonil, Serapan pada daerah finger print atau zona V yaitu
pada panjang gelombang 1452,30 dan 1392,51 cm-1 menunjukkan adanya gugus –
OH fenolik dan karboksilat. Serapan pada panjang gelombang 1045,35 cm-1
menunjukkan adanya ikatan C–O pada senyawa eter. Serapan yang didapat sesuai
dengan gugus-gugus yang dimiliki oleh kurkumin pada literatur, dengan struktur
sebagai literature, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Struktur Kurkumin


H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
isolasi kurkumin dari kunyit dapat dilakukan dengan metode ekstraksi Soxhlet
menggunakan pelarut etanol.Hasil kurkuminoid yang diperoleh berbentuk cair,
berwarna kuning pekat, tidak larut dalam air.Kurkuminoid terdiri dari tiga
senyawa yaitu kurkumin, dimetoksi kurkumin, dan bis-dimetoksi kurkumin.
Berdasarkan karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis diperoleh pada
panjang gelombang 3438,84 cm-1, 3421,48 cm-1, 2977,89 cm-1, 2900,74 cm-1,
1643,24 cm-1, 1452,30 cm-1, 1392,48 cm-1, dan 1045,35 cm-1 yang menunjukkan
adanya gugus kurkuminoid. Panjang gelombang yang diperoleh berdasarkan
spektrofotometer UV-Visible sebesar 423 nm dengan nilai persen randemen 37 %.

Anda mungkin juga menyukai