Percobaan III
“Pembuatan Asam Asetilsalisilat (Aspirin)”
Kelompok IV
Gandi Prasetyo 2007113924
Muhammad Vikhri Assegaft 2007113931
Rezkia Amanda Putri 2007113934
Vina Ermalinda 2007113932
Asisten:
Ivan Fadhillah
Dosen Pengampu:
Drs. Irdoni, HS. MS
Percobaan 3
“Pembuatan Asam Asetilsalisilat (Aspirin)”
Kelompok 4 Kelas B
Gandi Prasetyo 2007113924
Muhammad Vikhri Assegaft 2007113931
Rezkia Amanda Putri 2007113934
Vina Ermalinda 2007113932
Catatan Tambahan :
ABSTRAK
Aspirin merupakan senyawa turunan ester yang banyak digunakan dalam bidang farmasi,
yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat (-OH) dan diganti dengan gugus
(RCOO-) dari asam asetat anhidrat dengan katalis asam kuat (H 2 SO4 ). Praktikum ini ber-
tujuan untuk membuat aspirin dalam skala labor, mengamati dan mempelajari reaksi aset-
ilasi yang terjadi, serta menghitung yield produk. Proses pembuatan dimulai dengan me-
masukkan sedikit demi sedikit asam salisilat dan asam sulfat ke dalam labu didih yang
berisi asam asetat anhidrat. Agar reaksi asetilasi dapat berlangsung panaskan campuran
menggunakan suhu 70-100˚C. Kemudian campuran didinginkan di suhu ruang dan dit-
ambahkan aquadest serta diaduk selama 20 menit lalu didinginkan menggunakan es batu
hingga terbentuk kristal. Untuk mendapatkan aspirin, saring campuran dengan
menggunakan pompa vakum. Aspirin yang diperoleh kemudian direkristalisasi untuk di-
murnikan dan diuji kemurniannya dengan reagen ferri klorida. Pada praktikum ini di-
peroleh berat aspirin murni sebanyak 3 gram dan rendemen 46.3%.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
iv
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 4/S. Ganjil/2020-2021
DAFTAR GAMBAR
v
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 4/S. Ganjil/2020-2021
DAFTAR TABEL
vi
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 4/S. Ganjil/2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat tidak dapat terpisah dari rasa nyeri. Rasa nyeri adalah perasaan
sensorik tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan yang terjadi
dalam tubuh. Persentase penanganan nyeri di Indonesia menggunakan obat-obatan
konvensional adalah 52,1%. Asam asetil salisilat (aspirin) merupakan salah satu obat
konvensional yang sering digunakan untuk meredakan rasa nyeri (Iskandar dan
Prabawati, 2016).
Asam salisilat telah digunakan sejak lama sebagai terapi demam dan nyeri. Felix
Hoffman, salah seorang ilmuwan perusahaan Bayer, menyempurnakan struktur asam
asetil salisilat menjadi bentuk yang lebih stabil dan murni yaitu dengan asetilasi pada
gugus fenol di tahun 1897. Asetilasi pada gugus tersebut memberikan efek analgesik yang
lebih paten. Perusahaan Bayer kemudian mematenkan dengan nama paten Aspirin.
Aspirin merupakan golongan obat antiinflamasi non steroid (AINS) yang memiliki efek
analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Indikasinya yaitu nyeri (ringan-sedang),
antiplatelet pada terapi kardiovaskular dan stroke, rheumatoid artritis, osteoarthritis, dan
gout (Rahmadanita dan Sumarno, 2019).
Asam asetil salisilat atau aspirin merupakan ester salisilat hasil sintesis asam
organik dengan substitusi pada gugus hidroksil yaitu asam asetat dan asam salisilat,
reaksi yang terjadi adalah reaksi asetilasi. Reaksi asetilasi adalah reaksi memasukkan
gugus asetil (RCO-) ke dalam molekul organik seperti (-OH dan –NH2). Asam asetil
salisilat dapat disintesis dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat anhidrat.
Reaksi antara asam salisilat dan anhidrida asetat berjalan relatif lambat, hal tersebut
disebabkan lemahnya nukleofilitas gugus hidroksi dari asam salisilat dan kurang
reaktifnya asetat anhidrat sebagai pereaksi asetilasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
katalis untuk mempercepat reaksi asetalilasi tersebut. Senyawa yang umum digunakan
sebagai katalis adalah senyawa asam yang dapat menyumbangkan proton (H+) ke dalam
reaksi, salah satunya adalah asam sulfat (Rospandi, 2001).
Disamping berfungsi sebagai pereda nyeri, aspirin juga dapat menimbulkan
beberapa efek samping. Efek samping dari aspirin salah satunya yaitu gangguan pada
saluran pencernaan. Adanya gugus asam karboksilat pada aspirin memberikan efek
samping pada pencernaan (Rahmadanita dan Sumarno, 2019). Oleh karena itu dilakukan
praktikum untuk mengetahui reaksi sintesis aspirin dan senyawa-senyawa penyusunnya.
Adapun tujuan dari praktikum modul II “Sintesis Aspirin” adalah sebagai berikut:
1. Membuat aspirin dalam skala labor
2. Mengamati dan mempelajari reaksi asetilasi pembuatan aspirin dari asam
salisilat dan asetat anhidrat
3. Menghitung persentase aspirin yang dihasilkan (rendemen).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Asam Salisilat
2. 2 Asam Sulfat
Asam sulfat (H2 SO4 ) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak berwarna, tidak
berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan kimia ini dapat
larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik lebur 10,31˚C dan titik
didih pada 336,85˚C tergantung kepekatan serta pada temperatur 300˚C atau lebih
terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. Asam sulfat (H 2 SO4 ) dapat dibuat dari
belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada
umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam
konsentrasi oleum. Secara garis besar tahapan proses kontak yang terjadi diuraikan
sebagai berikut (Lutfiani, 2008):
1) Pencairan belerang padat di melt tank
2) Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3) Pengeringan udara proses
4) Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur dioksida
(SO2 )
5) Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed konverter dengan
menggunakan katalis V2 O5
6) Pendinginan gas
7) Penyerapan SO3 dengan asam sulfat 93%-98,5%.
2. 3 Reaksi Asetilasi
Reaksi asetilasi adalah reaksi memasukkan gugus asetil (CH 3 CO-) ke dalam mole-
kul organik seperti (-OH dan –NH2 ). Reagen yang umum dipakai adalah anhidrida asetat
atau etanoil klorida (CH3 COCl). Reaksi asetilasi ini merupakan reaksi yang setimbang
dengan mengambil satu arah reaksi yang menuju pada sisi ester, yang dapat diperoleh
hasil dan konversi yang tinggi dengan menghilangkan air yang terbentuk. Percobaan ini
menggunakan reaksi asetilasi karena bahan yang digunakan yaitu asam salisilat dan an-
hidrida asetat sehingga memungkinkan terjadinya reaksi asetilasi (Antonius dkk., 2021).
Asetat anhidrat ((CH3 CO)2 O) merupakan larutan aktif, tidak berwarna, serta
memiliki bau yang tajam (berbau cuka) karena reaksinya dengan kelembapan di udara
membentuk asam asetat. Asetat anhidrat mempunyai nama IUPAC etanoil etanoat dan
disingkat sebagai Ac 2 O, adalah salah satu anhidrida asam paling sederhana. Kapasitas
produksi Amerika untuk produk asetat anhidrat ini cukup besar, yaitu lebih dari 900.000
ton per tahun. Asetat anhidrat merupakan suatu senyawa yang memiliki kegunaan yang
sangat bervariasi. Asetat anhidrat digunakan dalam pembuatan cellulose acetate, serat
asetat, obat-obatan, aspirin, dan berperan sebagai pelarut dalam penyiapan senyawa
organik (Indani, 2018).
Asetat Anhidrat merupakan senyawa korosif, iritan, dan mudah terbakar. Untuk
memadamkan api yang disebabkan anhidrida asetat jangan menggunakan air, karena
sifatnya yang reaktif terhadap air. Karbon dioksida adalah pemadam yang disarankan.
Fungsi asetat anhidrat di industri adalah sebagai pelarut bahan kimia organik, terutama
digunakan dalam produksi selulosa asetat, industri farmasi, pembuatan filter rokok
plastik, pewarna, pestisida, rempah-rempah, dan industri polishing logam. Karena
kegunaannya sebagai pelarut organik, maka asetat anhidrat juga banyak digunakan untuk
kegiatan di laboratorium. Beberapa reaksi yang dapat terjadi pada asetat anhidrat adalah
(Indani, 2018):
1. Asetilasi
C6 H4 CH3 NH4 + (CH3 CO)2 O C6 H4 CH3 NHCOCH3 + H3 COOH
2. Hidrolisis menjadi asam asetat
(CH3 CO)2 O + H2 O 2CH3 COOH
3. Amonolisis manjadi acetamida
(CH3 CO)2 O + 2NH3 CH3 CONH2 + CH3 COONH4
4. Alkoholisis menjadi ester
(CH3 CO)2 O + CH3 OH CH3 COOCH3 + CH3 COOH
5. Pembentukan ketone melalui Friedel-Crafts acylation
(CH3 CO)2 O + ArH CH2 COAr + CH3 COOH
6. Reaksi kondensasi (Perkin)
C6 H5 CHO + (CH3 CO)2 O C6H5CH=CHCOOCH3 + CH3 COOH
2. 6 Aspirin
Asam asetil salisilat (asetosal) atau yang lebih dikenal dengan nama aspirin meru-
pakan ester salisilat hasil sintesis asam organik dengan substitusi pada gugus hidroksil
yaitu asam asetat dan asam salisilat. Asam asetil salisilat merupakan suatu asam denga n
nilai pKa 3,5 sehingga pada pH asam akan terionisasi dan kontak langsung dengan
mukosa lambung sehingga menyebabkan kerusakan secara langsung. Pelindungan asam
asetil salisilat dari kontak asam lambung menggunakan oral asetosal yang dikembangkan
sebagai tablet atau kapsul delayed release (salut enterik) yang tahan terhadap asam dan
dapat mengurangi gangguan saluran cerna. Asam asetil salisilat mempunyai massa jenis
1,4 gram/mL dan berat molekul 180,15 gram/mol dengan titik didih 140°C dan titik
leleh/128- 137°C (Antonius dkk., 2021).
2. 7 Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap (volatile), mudah terbakar (flammable), tak
berwarna (colorless), memiliki wangi yang khas dan merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif
dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah
salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,
dengan rumus kimia C2 H5 OH dan rumus empiris C2 H6 O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan “Et”
merupakan singkatan dari gugus etil (C2 H5 ) (Tuasikal, 2021).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Penangas air
Rangkaian alat ini digunakan pada proses pembuatan aspirin dan rekris-
talisasi aspirin. Pada rangkaian alat ini corong buchner diletakkan diatas erlenmey-
er vakum. Di dalam corong buchner diletakkan kertas saring yang berfungsi untuk
menyaring larutan dan endapan. Erlenmeyer vakum dihubungkan ke pompa va-
kum. Pompa vakum digunakan untuk mengeluarkan molekul gas dari sebuah ru-
angan tertutup ke area luar guna mencapai suatu tekanan vakum tertentu dan se-
bagai peralatan penyaringan. Aliran molekul gas masuk dari erlenmeyer vakum
dan keluar dari vakum. Erlenmeyer vakum berfungsi sebagai wadah dari bahan
kimia cair. Ketika ingin menggunakan pompa vakum tekan tombol on pada
perangkat alat.
1. Asam salisilat sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam labu didih dasar bulat
lalu ditambahkan 9 mL asetat anhidrat sedikit demi sedikit serta ditambahkan
juga 5 tetes asam sulfat.
2. Labu digoyang-goyangkan agar zat tercampur homogen (dilakukan di dalam
lemari asam).
3. Larutan dipanaskan di atas penangas air pada temperatur 70℃-100℃ sambil
diaduk selama 20 menit.
4. Campuran tersebut dibiarkan menjadi dingin pada suhu kamar, dan diaduk
sekali-sekali.
5. Kemudian 30 mL aquadest dingin ditambahkan, lalu diaduk dengan sempur-
na. Dinginkan selama 1 jam menggunakan batu es.
6. Selanjutnya endapan disaring dengan pompa pengisap atau vakum, dan dik-
eringkan dengan oven dengan suhu 70℃.
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
untuk membentuk kristal. Kristal yang telah terbentuk disaring menggunakan corong
buchner dan pompa vakum kemudian dikeringkan pada suhu ruang untuk memperoleh
kristal aspirin yang kering. Kemudian setelah kering, kristal aspirin yang didapat
ditimbang dengan timbangan analitik. Setelah kering kemudian ditimbang sebagai berat
aspirin yang terbentuk dari hasil percobaan, dan didapat berat aspirin hasil percobaan
adalah sebesar 3 gram. Sehingga persentase rendemen yang diperoleh adalah sebesar
46,3% melalui perbandingan antara massa aspirin perobaan dan massa aspirin teoritis.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Pembuatan Aspirin
(Asam Asetilsalisilat) adalah sebagai berikut:
1. Percobaan pembuatan aspirin dilakukan dalam skala labor, dengan men-
campurkan asam salisilat, asetat anhidrat, dan asam sulfat, dimana reaksi yang
terjadi dalam pembuatan aspirin adalah reaksi asetilasi.
2. Reaksi asetilasi adalah reaksi memasukkan gugus asetil (CH3CO- ) ke dalam
molekul organik seperti (-OH dan -NH2).
3. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh aspirin sebanyak 6,48 gram
dengan rendemen aspirin sebesar 46,3%.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan prak-
tikum Pembuatan Aspirin (Asam Asetilsalisilat) adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan praktikum hendaklah memahami prosedur praktikum
dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
2. Sebelum melakukan praktikum pastikan menggunakan perlengkapan laborato-
rium serta peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan baik.
3. Pada saat melakukan perhitungan dari data-data yang telah diberikan dan yang
telah didapat, diharapkan lebih teliti sehingga hasil yang didapat akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius, Afriana, A., Elgia, K., Sulistyo, L. I., Kartika, N., Fahira, R., Setianingsih, S.,
Supiana, Anugrah, Z., & Juniardi, D. R. (2021). Sintesis Aspirin. Universitas
Tanjungpura.
Campanile, et all. (2016). Development Of Versatile Laboratory Experiment to Teach to
the Metabolic Transformation of Hydrolysis. Journal Of Pharmacy, 1, 109.
Indani, D. S. (2018). Pra Rancangan Pabrik Asetat Anhidrat Dari Asam Asetat Dan
Aseton Dengan Kapasitas 24.000 Ton/Tahun Perancangan Pabrik . Universitas
islam indonesia. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/Tugas Akhir
CD.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 21 November 2021.
Iskandar, D dan Prabawati, S.Y. (2016). Sintesis Senyawa Asetil Vanilat Sebagai
Komponen Senyawa Analgesik. Jurnal Ilmu Dasar, 17(2), 73-78.
Lutfiani, A. (2008). Prarancangan Pabrik Asam Sulfat Dari Sulfur Dan Udara Dengan
Proses Kontak Kapasitas 225.000 Ton Per Tahun.
http://eprints.ums.ac.id/2634/1/D500030082.pdf. Diakses pada tanggal 21
November 2021.
Naryanto, Indana, M., Soraya, N. R., & Septi, T. P. (2014). Sintesis Asam Salisilat.
https://idoc.pub/documents/sintesis-asam-salisilat-jlk9dw2yv545. Diakses pada
tanggal 21 November 2021.
Rahmadanita, F.F dan Sumarno. (2019). Kajian Pustaka Efek Samping Aspirin : Aspirin-
Exacerbated Respiratory Disease (AERD). Pharmaceutical Journal Of Indonesia,
5(1), 1-5.
Rospandi, A. (2001). Pengaruh Penambahan Beberapa Katalisator Asam Anorganik
pada Sintesis Asam Asetilsalisilat. Skriprsi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Said dkk. (2017). Sintesis Poliolester Melalui Reaksi Asetilasi Senyawa Poliol Minyak
Jagung. Jurnal Teknik Kimia, 23(3), 202.
Saiful dkk. (2014). Pengaruh Jenis Katalisator Pada Sintesis Senyawa 2-Fenil etil
Heptanoat dari 2-Fenil Etanoat dan Asam Heptanoat Menggunakan Metode
Drean-Stark trap. Jurnal Online Kimia, 1(1), 2.
Tuasikal, M. A. (2021). Salah Kaprah dengan Alkohol dan Khomr. Rumaysho.Com.
https://rumaysho.com/812-salah-kaprah-dengan-alkohol-dan-khomr.html. Diakses
pada tanggal 21 November 2021.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
= 0,036 mol
= 0,095 mol
Rendemen
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Rendemen = 𝑥100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥100%
6,48 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 46,3 %
= 1,903 gram/jam