PENDAHULUAN
……………………………………………….………(1.6)
Serta didefinisikan sebagai penambahan jumlah produk tiap satuan waktu dan
dirumuskan sebagai berikut:
…………………………………………………...… (1.7)
Tanda minus (-) digunakan pada reaktan disebabkan jumlah reaktan setelah t detik
akan lebih kecil dibandingan dengan jumlah reaktan pada t 0 (waktu awal) sehingga
untuk mendapatkan hasil v yang bernilai positif maka harus ditambahkan tanda
minus. Nilai v yang dicarai dari keempat cara di atas yaitu dengan memakai [A], [B],
[C], dan [D] akan memiliki nilai yang sama (Moechtar. 1990).
…………………………….……(1.9)
2.3 Prosedur
2.3.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
1. Na2S2O3 0,25 M sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml.
2. Ditempatkan gelas ukur di atas sehelai kertas putih tepat di atas tanda silang
hitam, sehingga ketika dilihat dari atas melalui larutan tiosulfat tanda silang
terlihat jelas.
3. HCl 1 M sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam gelas ukur, ketika
penambahan dilakukan nyalakan stopwatch dan larutan diaduk.
4. Waktu yang diperlukan sampai tanda silang hitam tidak terlihat jika diamati
dari atas dicatat dan suhu larutan diukur lalu dicatat.
5. Langkah-langkah di atas diulangi dengan komposisi larutan yaitu 40, 30, 20,
10, dan 5 ml dengan penambahan aquades hingga volume larutan 50 ml.
50
40
Volume (ml)
30
20
10
0
20,45 22,39 28,56 40,27 92,55 202,65
Waktu (s)
Dari grafik 3.1 dapat diketahui bahwa waktu terlama agar tanda x pada kertas
tidak terlihat lagi yaitu pada volume terkecil dan waktu tercepat agar tanda x pada
kertas tidak terlihat lagi pada kertas adalah pada volume tiosulfat paling besar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi dan semakin banyak
volume larutan Na2S2O3 (tiosulfat) di dalam gelas ukur, maka waktu yang dibutuhkan
umtuk tanda x sampai tidak terlihat lagi akan semakin cepat. Hal ini dibuktikan dari
data percobaan yang didapat yaitu waktu yang dibutuhkan untuk tanda x sampai tidak
terlihat lagi adalah 20,45, 22,39, 28,56, 40,27, 92,55 dan 202,65 detik, sehingga
diperoleh waktu rata-ratanya adalah 67,811 detik.
Semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu laruan bereaksi,
maka akan mengakibatkan laju reaksi semakin besar. Hal ini disebabkan karena
banyaknya partikel yang efektif dalam bertumbukan mengakibatkan laju reaksi
semakin besar dan juga mengakibatkan orde reaksi semakin membesar. Pada
percobaan ini didapatkan orde reaksi sebesar 0,75.
60
50
40
Suhu (˚C)
30
20
10
0
47,19 41,62 32,38 22,83 18,25
Waktu (s)
4.1 Kesimpulan
1. Semakin banyak zat terlarut maka waktu yang dibutuhkan semakin kecil
sehingga laju reaksi akan semakin besar.
2. Semakin tinggi suhu maka waktu yang dibutuhkan semakin cepat sehingga
laju reaksi semakin tinggi.
3. Rata-rata waktu konsentrasi semakin kecil adalah 67,811 detik dan rata-rata
waktu saat suhu semakin meningkat adalah 32,454 detik.
4. Orde reaksi yang didapat pada percobaan ini adalah sebesar 0,75.
4.2 Saran
1. Praktikan harus teliti pada saat melakukan praktikum.
2. Praktikan harus selalu memakai alat pelindung diri (APD) yang lengkap.
2. Praktikan harus selalu memerhatikan waktu dan suhu agar hasil yang
diperoleh maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
1
3. (percobaan A)
Waktu
1
Sistem 1 : = 0,048 s-1
20,45
1
Sistem 2 : = 0,044 s-1
22,39
1
Sistem 3 : = 0,035 s-1
28,56
1
Sistem 4 : = 0,024 s-1
40,27
1
Sistem 5 : = 0,010 s-1
92,55
1
Sistem 6 : = 0,004 s-1
202,65
1
4. (K-1) (Percobaan B)
Suhu
1
a. = 0,00327 K-1
308
1
b. = 0,00314 K-1
318
1
c. = 0,00309 K-1
323
1
d. = 0,00304 K-1
328
1
e. = 0,00295 K-1
338
1
5. (Percobaan B)
Waktu
1
a. = 0,021 s-1
20,45
1
b. = 0,024 s-1
22,39
1
c. = 0,030 s-1
28,56
1
d. = 0,043 s-1
40,27
1
e. = 0,054 s-1
92,55
1
6. Log ( ) (Percobaan B)
Waktu
a. Log (0,021) = -1,677 s-1
b. Log (0,024) = -1,619 s-1
c. Log (0.030) = -1,510 s-1
d. Log (0,043) = -1,358 s-1
e. Log (0,054) = -1,267 s-1
0,19 m
125 ¿( )
0,14
m=¿ 0,75
LAMPIRAN D
JAWABAN PERTANYAAN