Anda di halaman 1dari 47

 

SISTEM DUKUNGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENDAHULUAN
• Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran
tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui
proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN???

• Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif


cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi.
Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi.
• Setiap keputusan haruslah diikuti dengan pelaksanaan, dan
orang yang membuat keputusan itulah yang pertama-tama
bertanggung jawab
TUJUAN
• Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini
semua berintikan pada hubungan kemanusiaan
• Untuk suksesnya pengambilan keputusan itu maka "sepuluh hukum"
hubungan kemanusiaan hendaknya menjadi acuan dari setiap
pengambilan keputusan. Dimana ke "sepuluh hukum" hubungan
kemanusiaan itu adalah :
1.Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dan tujuan masing-
masing anggota organisasi tersebut
2.Harus ada suasana dan iklim kerja yang mengembirakan.
3.Interaksi antara atasan dan bawahan hendaknya memadu informalitas
dengan formalitas
4.Manusia tidak boleh diperlakukan seperti mesin
5. Kemampuan bawahan harus dikembangkan terus hingga titik yang
optimum
6. Pekerjaan dalam organisasi hendaknya yang bersifat menantang
7. Hendaknya ada pengakuan dan penghargaan terhadap mereka yang
berprestasi
8. Kemudahan-kemudahan dalam pekerjaan hendaknya diusahakan
untuk memungkinkan setiap orang melaksanakan tugasnya dengan
baik
9. Sehubungan dengan penempatan hendaknya digunakan prinsip the
right man on the right place
10.Tingkat kesejahteraan hendaknya juga diperhatikan antara lain dengan
pemberian balas jasa yang setimpal.
Dasar Pengambilan Keputusan
(Menurut Terry)

Keputusan
berdasarkan
sasaran dan Keputusan
nilai-nilai instrumental
(the ends) (the means)

{
Intuisi
Rasional
Dasar Fakta
Pengalaman
Wewenang

{
Operating research
Linear programming
Teknik Gaming
Probability
Ranking and Statistical weighting

Dasar Umum dan Teknik


Pengambilan Keputusan Manajerial
Dasar Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan, lebih


bersifat subjektif. Inner Feeling yang bersifat subjektif ini mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, rasa lebih suka yang satu daripada
yang lain (preferences), dan faktor kejiwaan lainnya
Keuntungan dari keputusan intuitif

1. karena yang memutuskan itu seseorang, maka dapat segera


dilaksanakan
2. jika pimpinan yang bersangkutan mempunyai ‘olah rasa’ yang cukup
tinggi, maka keputusannya banyak yang tepat
3. keputusan intuitif ini lebih tepat untuk masalah-masalah yang
bersifat kemanusiaan
Kelemahan dari keputusan intuitif

1. adanya kecenderungan kurang correct (kurang benar)


2. keputusan intuitif sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari alat pembandingnya
3. dengan menggunakan dasar intuitif, maka dasar-dasar lainnya
seringkali diabaikan.
Dasar Pengambilan Keputusan

2. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Rasional


Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan
pertimbangan dari segi daya guna. Masalah-masalah yang
dihadapinya juga merupakan masalah-masalah yang memerlukan
pemecahan rasional
Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan yang rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional itu dapat
terasa apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam
batas-batas nilai kemasyarakatan yang diakui saat ini.
Dasar Pengambilan Keputusan

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta


Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data, atau informasi
yang cukup memang merupakan keputusan yang dapat dikatakan
sehat, solid, dan baik, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu pun sering kali sulit. Informasi yang terpercaya itu datanya
lebih dahulu harus diolah dengan cermat. Pengolahan dengan
cermat melalui : diagnosis, pengelompokkan, dan interpretasi
Dasar Pengambilan Keputusan

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman


Pengalaman juga dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan
praktis. Pengalaman dan kemampuan memperkirakan apa yang menjadi latar
belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam
memudahkan penyelesaian masalah
Dasar Pengambilan Keputusan

5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang


Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang yang dimiliki seseorang.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang
untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya
tujuan organisasi dengan berhasil guna dan berdaya guna
keuntungan pengambilan keputusan berdasarkan wewenang

1. banyak diterima oleh bawahan, terlepas apakah penerimaan itu


dilakukan dengan senang hati atau terpaksa
2. memiliki otentisitas / ke-otentikan
3. karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanen
sifatnya.
kelemahan pengambilan keputusan berdasarkan wewenang

• keputusan yang bersandarkan pada wewenang belaka akan


menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik
diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang pun kadang oleh
pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang seharusnya
dipecahkan sehingga malaha dapat mengaburkan.
FA K TO R - FA K TO R
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Keadaan Intern Organisasi


2. Tersedianya Informasi yang Diperlukan
3. Keadaan Ekstern Organisasi
4. Kepribadian dan Kecakapan Pengambil Keputusan
faktor-faktor pengambilan keputusan

1. Keadaan Intern Organisasi


Keadaan intern organisasi akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Keadaan intern itu meliputi : dana yang tersedia, kemampuan
karyawan, kelengkapan dari peralatan, struktur organisasinya, tersedianya
informasi yang dibutuhkan pimpinan, dan lain sebagainya
FA K TO R - FA K TO R
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

2. Tersedianya Informasi yang Diperlukan


Informasi yang diperlukan harus lengkap sesuai dengan kebutuhan, terpercaya
kebenarannya, dam masih aktual. Berdasarkan informasi inilah pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan baik
FA K TO R - FA K TO R
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

3. Keadaan Ekstern Organisasi


Dalam sistem organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak dapat terlepas dari
pengaruh luar. Antara organisasi dan lingkungan ekstern saling mempengaruhi.
Oleh karena itu pengambilan keputusan harus mempertimbangkan lingkungan di
luar organisasi. Keadaan atau lingkungan di luar organisasi itu dapat berupa
keadaan ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum, dan lain sebagainya. Keputusan
yang diambil tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku
FA K TO R - FA K TO R P E N G A M B I L A N K E P U T U S A N

4. Kepribadian dan Kecakapan Pengambil Keputusan


Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat
tergantung kecakapan dan kepribadian pengambil
keputusan. Hal ini meliputi : penilaiannya, kebutuhannya,
tingkatan intelegensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya,
keterampilannya, dan lain sebagainya
Tipe pengambilan keputusan Berdasarkan
kepribadian

a. Tipe Ketergantungan (The Defensive or Receptive


Type)
b. Tipe Eksploitatif (The Exploitative or Agressive
Type)
c. Tipe Tabungan (The Hoarding Type)
d. Tipe Produktif (The Productive Type)
a. Tipe Ketergantungan (The Defensive or Receptive
Type)

Pada tipe ini, pengambil keputusan tidak mempunyai


pendirian yang tegas. Ketidaktegasan ini akibat dari kurang
cakapnya dan kurang menguasai masalah yang harus
diputuskan. Ia justru memandang orang lain atau
bawahanlah yang lebih cakap dan lebih mampu. Dengan
demikian ia sangat tergantung dari bawahannya atau orang
lain.
B. Tipe Eksploitatif (The Exploitative or Agressive Type)

Pada tipe ini, pengambil keputusan


mengeksploitasi orang lain atau bawahan untuk
kepentingannya sendiri. Sebenarnya ide keputusan
itu berasal dari bawahan, karena pengambil
keputusan tidak mampu. Namun kemudian ia
mengatakan kepada pihak lain bahwa itu semua
adalah idenya sendiri. Ini berarti ia ‘mencuri’ ide
orang lain.
c. Tipe Tabungan (The Hoarding Type)

Pada tipe ini, pengambil keputusan cenderung untuk


‘menabung’ idenya bagi kepentingan dirinya untuk memperkuat
posisinya dan wibawanya dalam organisasi. Ia tidak mau
membeberkan dan membagi kepandaiannya kepada orang lain.
D. Tipe Produktif (The Productive Type)

Pada tipe ini, pengambilan keputusan memiliki


kemampuan baik pengetahuan maupun
keterampilan, dan pandangan jauh ke depan. Ia
sangat peduli dan dapat bekerja sama dengan
bawahan, penuh inisiatif dan kreatif.
FA K T O R - FA K T O R P E N G A M B I L A N
K E P U T U S A N M E N U R U T T E R RY

1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional, perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus
lebih mementingkan kepentingan organisasi
4. Jarang sekali ada satu pilihan yang memuaskan (oleh karena itu selalu buatlah
alternatif-alternatif tandingan)
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini
kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waku yang cukup lama
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik
8. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul atau salah
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian mata rantai
FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (Menurut : MILLET)
1. Kita harus memperhatikan perbedaan antara individu pria dan wanita,
di mana pria umumnya lebih tegas (berani dan cepat mengambil
keputusan), sedangkan wanita umumnya sering ragu-ragu.
2. Peranan bagi orang yang mengambil keputusan itu juga perlu
diperhatikan. Kemampuan mengumpulkan data atau fakta yang cukup
mendetail, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi dengan
mantap, kemampuan menggunakan konsep yang cukup luas tentang
perilaku manusia secara fisik untuk memperkirakan perkembangan-
perkembangan hari depan yang lebih baik.
3. Perlu kita menyadari adanya kemampuan yang terbatas dalam
mengambil keputusan di bidang manajemen. Keterbatasan ini dapat
bersifat institusional dan dapat juga bersifat pribadi
Tahap-tahap pengambilan keputusan

Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap-tahap


yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai
berikut
1. Tahap Pemahaman (Inteligence Phase )
2. Tahap Perancangan (Design Phase)
3. Tahap Pemilihan (Choice Phase)
4. Tahap Impelementasi (Implementation Phase )
1. Tahap pemahaman(Inteligence Phase )

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan


pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan
diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan (Design Phase)

Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif


tindakan/solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi
kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses
validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam
meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan (Choice Phase)

Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap


diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan
pada tahap perencanaan agar ditentukan/dengan
memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan
yang akan dicapai.

4. Tahap Impelementasi (Implementation


Phase )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem
yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan
alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan
PROSES DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONAL HAMPIR
SAMA DENGAN PROSES PERENCANAAN STRATEGIS FORMAL

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Identifikasi Pengumpulan Pemilihan Implementa


Pengembang Evaluasi Evaluasi
dan diagnosa dan analisa alternatif si
an alternatif alternatif hasil
masalah data terbaik keputusan

Umpan baik
TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
•Tahap 1 : Pemahaman dan perumusan masalah.
•Tahap 2 : Pengumpulan dan analisis data yang relevan.
•Tahap 3 : Pengembangan alternatif-alternatif.
•Tahap 4 : Evaluasi alternatif-alternatif.
•Tahap 5 : Pemilihan alternatif terbaik.
•Tahap 6 : Implementasi keputusan.
•Tahap 7 : Evaluasi hasil-hasil keputusan.
Jenis Keputusan

Keputusan Individual dan Kelompok

Keputusan yang Keputusan Kelompok


dibuat oleh seseorang (Group Decision)
(Individual Decision)
Keputusan yang dibuat oleh seseorang (Individual Decision)

Kebaikannya
• Keputusan cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah
menunggu persetujuan dari rekan lainnya
• Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
• Jika pimpinan yang mengambil keputusan itu mempunyai
kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang
yang akan diputuskan, keputusannya cenderung tepat.
Keputusan yang dibuat oleh seseorang
(Individual Decision)

Kelemahannya
• Sebaik apapun kemampuan dan kepandaian pimpinan, tetap saja ada keterbatasan;
• Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak minta nasihat orang lain kerap kali meleset, dan sering kali
tidak sesuai dengan harapannya
• Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan, hal ini akan menjadi beban berat bagi pimpinan seorang diri.
Keputusan Kelompok (Group Decision)

Ciri-ciri keputusan yang perlu diambil oleh suatu tim atau kelompok,
adalah :
a. apabila masalah atau tujuan yang ingin dicapai itu akan menyangkut
kelangsungan hidup organisasi
b. apabila masalah atau tujuan membawa resiko berat bagi organisasi
c. apabila menyangkut berbagai aspek atau bidang dimana seorang diri tidak
mungkin menguasainya dengan baik dan tidak cukup diberi masukan dari para
ahli dalam bidangnya
Keputusan Kelompok (Group Decision)
Kebaikannya

• Tugas dan tanggung jawab pucuk pimpinan menjadi lebih ringan. Tanggung jawab dalam hal ini terutama
tanggung jawab moral

• Pemikiran oleh beberapa orang akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan dengan pikiran oleh seorang diri

• Kerja sama di antara pimpinan menjadi lebih baik, karena rasa tanggung jawab bersamanya (integrasi)
terpatri dalam bentuk keputusan kelompok

• Hasil pemikiran beberapa orang itu saling melengkapi

• Pertimbangan lebih matang.


Keputusan Kelompok (Group Decision)
Kelemahannya
• Jika tidak terdapat kata sepakat dan masing-masing tetap bertahan pada pendiriannya, maka
akan menimbulkan ketegangan
• Ketegangan yang timbul kerap kali menimbulkan rasa tidak senang secara pribadi, sehingga
dalam banyak hal akan selalu berusaha saling menjatuhkan
• Keputusan yang diambil oleh kelompok biasanya memakan waktu lama
• Jika keputusan yang diambil oleh kelompok itu kerap kali dilakukan, maka akan mengurangi
kewibawaan pucuk pimpinan, apalagi jika dalam proses pengambilan keputusan ternyata
pucuk pimpinan kurang berperanan (karena kurang mampu dibandingkan dengan anggota
kelompok lainnya)
• Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang
• Jika terjadi kegagalan, mungkin akan saling melemparkan kesalahan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(Menurut : DUNN)

a) Masalah kebijakan (policy problems)


b) Alternatif kebijakan (policy alternativesi)
c) Tindakan kebijakan (policy actions)
d) Hasil kebijakan (policy outcomes)
e) Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)
PEDOMAN CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
YANG EFEKTIF

1. Mengetahui penyebab timbulnya masalah


2. Mengetahui akibatnya jika masalah itu dibiarkan berlarut-larut
3. Merumuskan masalah dengan jelas
4. Usahakanlah bahwa tujuan keputusan itu tidak bertentangan
dengan tujuan organisasi sebagai keseluruhan.
5. Melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan
6. Harus yakin bahwa pelaksanaan keputusan akan berhasil baik
7. Menilai hasil pelaksanaan keputusan
8. Pendekatan yang fleksibel
Optimasi Pengambilan Keputusan

OPTIMASI ??

Optimasi adalah upaya untuk mendapatkan


keputusan terbaik sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan dan kendala yang ada.
BERBAGAI METODA UNTUK MENYELESAIKAN
MASALAH BERDASARKAN PENGALAMAN

1. Metoda program linier,


2. Metoda program dinamik,
3. Metoda antrian,
4. Algoritma lorong, dan
5. Metoda permainan
METODA PROGRAM LINIER

Di dalam metoda ini diambil asumsi kelinieran. Fungsi tujuan dan pembatas dinyatakan
dalam ketidaksamaan linier. Fungsi tujuan dinyatakan dalam bentuk maksimasi dan minimasi
sementara fungsi pembatas selalu sama atau lebih besar dari nol.
METODA PROGRAM LINIER

Contoh soal :
Suatu pabrik tekstil memperkirakan keuntungan dari produksi kemeja
tangan panjang Rp 30.000 / helai dan dari kemeja tangan pendek Rp
15.000 / helai. Kapasitas penuh mesin tekstil setiap hari adalah 40.000
kemeja tangan panjang dan 60.000 kemeja tangan pendek. Karena ada
perbedaan cara pengolahannya, setiap jam dihasilkan 5.000 kemeja
tangan panjang dan 7.500 kemeja tangan pendek. Tetapi pewarna
khusus untuk memproduksi kemeja tangan panjang hanya tersedia
untuk mengolah 30.000 kemeja tangan panjang, dan bagian
pengemasan hanya mampu mengemas 50.000 kemeja per hari.
Berapa kemeja dari masing-masing jenis harus dibuat agar tercapai
keuntungan maksimum (waktu kerja 8 jam per hari) ?
Jawab :

Maksimasi (fungsi tujuan) : Z = 30.000 x + 15.000 y


Pembatas : (1) x < 40.000 dan y < 60.000
(2) x / 5.000 + y / 7.500 < 8
(3) x + y < 50.000
(4) x < 30.000
(5) x > 0 dan y > 0
Pembatas 1 Pembatas 2
y y

x = 40
60 60
y = 60
x/5 + y/7,5 < 8
x = 30
3x + 2y < 120 y x = 40

x x
40 40 60
3x + 2y = 120
50

x + y = 50
Pembatas 3 Pembatas 4
y y
30 40 50
x

50 x = 30
x + y = 50

x x
50 30
Fungsi tujuan, memaksimumkan keuntungan Z =
30.000 x + 15.000 y
Alternatif keuntungannya :
• Titik 0 → x = 0
y = 0 → Z = 0 (ribu)
• Titik A → x = 0
y = 50 → Z = 750 (ribu)
• Titik B → Perpotongan pembatas 2 dan 3
3x + 2y = 120 → x = 20
x + y = 50 → y = 30 → Z = 1.050 (ribu)
Titik C → Perpotongan pembatas 2 dan 4
3x + 2y = 120 → y = 15
3x = 90 → x = 30 → Z = 1.125 (ribu)
Titik D → x = 30
y = 0 → Z = 900 (ribu)
Ternyata titik C memberikan keuntungan maksimal sebesar Rp 1.125.000

Anda mungkin juga menyukai