Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURUL IFA FAHDINA

NIM : 14220041

MK/SEM. : TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN/7

NAMA DOSEN : Hj. Ratna Balqis Nasution, SE, MBA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MAKALAH TEORI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Selama proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hj. Ratna Balqis

Nasution, SE, MBA

Saya menyadari dalam Tugas makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, saya

mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan tugas ini. Akhir kata semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan karunia-NYA kepada kita semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Medan, November 2017

NurulIfaFahdina
1.4 Definisi

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa
alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang
mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian
tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam
hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih
( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil
dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu
harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Teori pengambilan keputusan merupakan dasar-dasar yang menjadi acuan dalam mengambil
keputusan dalam menghadapi berbagai persoalan baik di organisasi umum atau di dalam
perusahaan bisnis.

Melalui berbagai sumber referensi, teori pengambilan keputusan dapat diartikan dengan berbagai
pemahaman dengan tujuan yang sama, yaitu mencari sebuah solusi dari hal atau permasalahan
oleh para ahli atau para pemimpin dan pembuat keputusan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:
 Apa yang dimaksud dari teori pengambilan keputusan?
 Manfaat apa saja yang dapat dari teori prngambilan keputusan?
 Unsur dan tujuan apa yang didapat dati teori pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut:
 Mengetahui apa itu tentang teori pengambilan keputusan
 Mengetahui manfaat dari teori pengambilan keputusan
 Mengetahui unsur dan manfaat dari teori pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi


Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat
Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan
pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.

2. Pengambilan Keputusan Rasional


Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas
nilai masyarakat yang di akui saat itu.

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta


Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan
yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat
apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri
melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan
tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.
Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi
masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah
dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang


Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-
keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin
dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala
oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru
menjadi kabur atau kurang jelas.
B. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut George R.Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil
keputusan sebagai berikut:

1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain
4. Jangan sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian
harus diubah menjadi tindakan fisik
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.

C. Jenis - Jenis Keputusan

 Keputusan Terprogram. Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan


prosedur. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.

 Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang
tidak mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya,
masalah yang membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat
diprediksi.

 Keputusan tidak terstruktur. disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui


pemecahannya karena ketidakjelasan masalahnya.

D. Menghadapi Kepastian dan Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah bahwa manajer mengetahui tujun mana yang ingin dicapainya, tetapi
informasi tentang alternatif-alternatif dan peristiwa dimasa depan tidaklah
lengkap. Keputusan terprogram dan tidak terprogram berbeda karena ketidakpastian :

 Kepastian merupakan semua informasi yang diperlukan telah tersedia


 Risiko merupakan keputusan memiliki tujuan yang jelas dan informasi tersedia,
tapi hasil dimasa yang akan datang belum pasti.
 Ketidakpastian merupakan informasi tentang alternatif dan peristiwa di masa
yang akan datang tidak lengkap.
 Ambigu dan Konflik merupakan tujuan atau masalah tidak jelas dan sulit untuk
dipecahkan  Manajer berusaha untuk memperoleh informasi tentang alternatif
keputusan.
E. Model pengambilan keputusan

Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan


biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik, model administrative atau
model politik.

 Model Klasik

Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan
keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat
asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan nilai. Mencoba
untuk memaksimalkan tujuan organisasi.

 Model Administratif

Model Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang


menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang
dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model
administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang
mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil keputusan. Model
Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan
dalam pembentukannya yaitu :
· Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki keterbatasan atau batas-batas
dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
· Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama
yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administrative.
Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di
masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di organisasi
yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut
yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang
adanya konsensus di antara para manajer.
2. Prosedur rasional tidak selalu digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan keterbatasan sumber
daya.
4. Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang
paling baik
 Model Politik

Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika
situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer
tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model politik
dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk menentukan tujuan dan
alternatif.

F. UNSUR-UNSUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Tujuan dan pengambilan keputusan


 Dentifikasi alternatif-alternatif, keputusan untuk pemecahan masalah
 Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui,
 Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil.

G. Keputusan Individual dan Kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung


bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan
kelompok dibedakan dalam :

 Sekelompok pimpinan
 Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
 Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok

H. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan


 Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara institusional
ataupun organisasional, sifatnya futuristik.
 Tujuan Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan
tidak berkaitan dengan masalah lain) Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling
berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).
BAB III

Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan
bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan
tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi.
Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang
bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang
lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah
dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan
konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari `````secara
tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra, yang
pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim Pencari
Fakta (TPF). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang
yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori
pengambilan keputusan.
SARAN
Sebagaimana yang sudah di jelaskan pada makalah tersebut alangkah baiknya bila sebelum
mengambil sebuah keputusan kita memperhatikan faktor-faktor diatas guna mengambil
keputusan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
www.antaranews.com diakses Senin, 16 November 2009
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... …i
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Perumusan Masalah................................................................................ 5


1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................... 6

1.4. Definisi...................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Pengambilan Keputusan........................................................................ 8
B. Faktor Yang Mempengaruhi Pemambilan Keputusan...................................... 9
C. Jenis – jenis Keputusan.................................................................................12
D. Menghadapi Kepastian Dan Tidakkepastian................................................ 13
E. Model Pengambilan Keputusan................................................................... 14
F. Unsur – unsur Pengambilan Keputusan.......................................................15
G. Keputusan Individual Dan Kelompok......................................................... 16
H. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan...............................................17

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.....................................................................................

2. Saran...............................................................................................

ii. DAFTAR PUSAKA...........................................................................

Anda mungkin juga menyukai