Anda di halaman 1dari 11

HAND OUT

Mata Kuliah : Etika dan Hukum Kesehatan


Kode Mata Kuliah : WP 301
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Topik : 1. Definisi pengambilan keputusan
2. Teori yang paling sering dalam pengambilan keputusan
3. Jenis pengambilan keputusan
4. Pengambilan keputusan etis
5. Menghadapi masalah etik
Pertemuan Ke : 10
Waktu : 3 X 50”
Dosen : Risa Pitriani, SST, M.Kes
Referensi : 1. Wahyuningsih HP (2009), Etika Profesi Kebidanan,
Fitranaya, Yogyakarta
2. IBI, (2005), Etika dan kode etik kebidanan, IBI
3. Undang-undang Kesehatan no 23/1992 tentang wewenang
bidan
PENGERTIAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

A. DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal
itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus
dilakukan” dan sterusnyamengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa
keputusan sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu
antara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jika
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan
mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot
dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang
harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini
juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan
adalah proses pembuatan keputusan dalam organisasi dapat didefinisikan sebagai proses
mengidentigikasi serta penyelesaian masalah. Proses ini terdiri dari dua tahapan, yaitu:
1. Tahap identifikasi masalah
Pada saat ini informasi mengenai kondisi lingkungan serta organisasi si monitor untuk
menentukan apakah kinerja organisasi memuaskan atau tidak, pada tahap ini juga
dilakukan diagnosa penyebab terjadinya kekuranagn pada organisasi, jika terjadi
kemunduran kinerja.
2. Tahap penyelesaian masalah
Adalah tahap dimana terjadi pertimbangan terhadap setiap alternatif keputusan, pada
tahap ini satu alternatif akan dipilih sebagai alternatif yang akan dilaksanakan untuk
menyelesaikan masalahyang didalam organisasi.
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam
praktik suatu profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan menentukan
tindakan selanjutnya.
Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah memilih alternatif
yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan :
1. Institusi berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpegaruh.
2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpepr suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
3. Fakta, keputusan lebil rill, valida dan baik.
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional, keputusan bersifat objektif, transparan, dan konsiten

B. TEORI YANG SERING DIGUNAKAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ada Beberapa Teori Yang Paling Sering Digunakan Dalam Mengambil Keputusan
1. Utilitarisme
Mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan, semua manusia
memiliki perasaan senang dan sakit. Terdapat dua bentuk utlitarisme yaitu
berdasarkan tindakan artinya setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan, dan
berdasarkan aturan berarti setiap tindakan didasarkan pada prinsip kegunaan dan
aturan moral.
2. Deontologi
Menurut Immanuel Kant sesuatu dikatakan baik apabila semua potensi digunakan
dijalan yang baik oleh kehendak manusia Menurut W.D. Ross setiap manusia punya
intuisi akan kewajiban dan semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita
3. Hedonisme
Menurut Aristippos sesuai kodratnya, manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak
terbawa oleh kesenangan. Menurut Epikuros menilai bukan hanya kesenangan
(hedone) inderawi tetapi juga kebebasan rasa sakit dan keresahan jiwa
4. Eudemonisme
Aristoteles berpendapat dalam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan ingin
mencapai sesuatu yang baik. Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup akhir
manusia adalah kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan dalam mencapai kebahagiaan
melalui keutamaan intelektual dan moral
5. Teori Rasional Komprheensif
Teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh banyak
kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa unsur :
a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suaatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-
masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut
prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan
sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya atau kepentingannya
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara seksama
d. Asas biaya, manfaat atau sebab akibat digunakan untuk menentukan prioritas
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyerttiainya dipakai untuk membandingkan
dengan alternatif lain
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai,
dan sasaran yang ditetapkan
Teori rasional komprehensif menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam diri
mengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil keputusan memiliki
cukup informasi mengenai berbagai alternatif sehingga mampu meramalkan secara
tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya
dan manfaatnya. Dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan,
pengambilan keputusan sering sekali memiliki konflik kepentingan antara nilai-nilai
denagn nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Teori ini mengasumsikan bahwa
fakta-fakta dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan dengan mudah, akan tetapi
kenyataannya sulit untuk membedakan antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang
ada.
6. Toori Inkremental
Dalam mengambil keputusan teori ini dengan cara menghindari banyak masalah yang
harus dipertimbangkan dan merupan model yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat
pemerintah dalam mengambil keputusan. Pokok pikiran dari teori inkremental adalah:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan hampiris yang diperlukan
untuk mencapainya merupakan hal yang saling terkait
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hnaya
dipandang berbeda secara ankremental dan marginal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan
akibatnya
d. Masalah yang dihadpi oleh pembuat keputusan didefinisikan secara teratur dan
memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan
dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalahsehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang
mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan
7. Teori Pengamatan Terpadu (mix scinning teori)
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi
yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model
inkemental dalam proses pengambilan keputusan. Dlaam membuat keputusan selain
berpedoman pada teori diatas keputusan tersebut harus dipertimbangkan dari segi etis
dan tidaknya keputusan tersebut.

C. JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Jenis-jenis Pengambilan Keputusan Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat
dikategorikan dalam dua bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak
terprogram.
a. Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung
berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram
biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak
memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
b. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada
suatu kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah
yang timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar
mengenali.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan Bidan Dalam Proses
Pengambilan Keputusan
a. Menunjang pelayanan “one to one”. Pelayanan maternitas menuntut hubungan yang
lebih mendalam antara bidan dan klien, karena dibutuhkan rasa saling percaya
khususnya mengenai masalah yang bersifat sangat pribadi. Jika bidan terlibat dalam
proses pengambilan keputusan, pelayanan per individu dapat tercapai.
b. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien. Bidan yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan akan lebih memahami klien beserta kebutuhan dan
keinginannya. Bidan akan berupaya keras memenuhi kebutuhan klien.
Perawatan berfokus ibu (women centered care) dan asuhan total (total care). Terdapat 3
Keterlambatan yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia yaitu:
a. Terlambat mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat
mengambil keputusan untuk mencari pertolongan.
b. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan karena terlambat menyediakan
transportasi.
c. Terlambat mendapatkan pelayanan setelah tiba ditempat pelayanan kesehatan.
(Soepardan, 2008)
4 Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika
Menghadapi Dilema Etik
1. Tingkatan 1Keputusan dan Tindakan : Bidan Merefleksikan pada Pengalaman
atau pengalaman rekan kerja
2. Tingkatan 2 Peraturan : Berdasarkan kaidah kejujuran (berkata benar), pricasi,
kerahasiaan dan kesetiaan (menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak
menginggalkan kode etik dan panduan praktik profesi.
3. Tingkatan 3  ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktik
kebidanan:
a. Antonomy, memperhatikan penguasaaan diri, hak kebebasan dan pilihan
individu
b. Beneticence, memperhatikan peninkatan kesejahteraan klie, selain itu berbuat
terbaik untuk orang lain
c. Non Maletince, tidak melakukan tindakan yang menimbilkan penderitaan
ataupun kerugian pada orang lain
d. Yustice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan
4. Tingkatan 4  teori pengambilan keputusan yaitu teori utilitarisme, teori
deontology, teori hedonisme, teori eudemonisme
Bentuk-Bentuk Pengambilan Keputusan:
1) Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan masa
depan, rencana bisnis dan lain-lain.
2) Cara Kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik dan
komunitas
3) Individu dan Profesi: dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standar praktik
kebidanan
Pendekatan Tradisional Dalam Pengambilan Keputusan:
1) Mengenal dan mengidentifikasi masalah
2) Menegaskan masalah dengan meunjukkan hubungan antara massa lalu dan
sekarag
3) Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai
4) Mempertimbangkan pilihan yang ada
5) Mengevaluasi pilihan tersebut
6) Memilih solusi dan menempatkan atau melaksanakannya
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan:
1) Faktor fisik, Didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh, seperti rasa sakit,
tidak nyaman, atau kenikmatan.
2) Faktor emosional, Didasarkan pada perasaan atau sikap. Individu akan bereaksi
pada suatu situasi secara subjektif.
3) Faktor rasional, Didasarkan pada pengetahuan. Individu mendapatkan informasi
dan memahami situasi serta berbagai konsekuensinya.
4) Praktik, Didasarkan pada keterampilan individu dan kemampuan dalam
melaksanakannya. Seseorang menilai potensi dan kepercayaan dirinya melalui
kemampuannya dalam bertindak.
5) Interpersonal, Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan
antar individu dapat mempengaruhi tindakan individu.
6) Struktural, Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan
mungkin memberi hasil yang mendukung atau mengkritik tingkah laku tertentu
(Soepardan, 2008).
Ciri Keputusan Yang Etis :
1) Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah.
2) Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3) Tidak mungkin dielakkan.
4) Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman, tabiat, dan lingkungan sosial.
Dasar Seseorang Dalam Membuat Atau Mengambil Keputusan Adalah :
1) Ketidaksanggupan, artinya membiarkan kejadian berlalu, tanpa berbuat apa-apa.
Pengambilan keputusan juga dapat intuitif, artinya bersifat segera keputusan yang
dibuat terasa paling tepat dan langsung diputuskan.
2) Keterpaksaan, karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu untuk segera dilakukan.
Pengambilan keputusan dapat pula bersifat relatif. Contoh bentuk keputusan
tersebut terdapat pada pernyataan berikut, “Kamu telah melakukan hal itu untuk
saya, karenanya saya juga akan melakukan untukmu”. Keputusan tersebut sering
diambil dalam situasi marah atau tergesa-gesa.
3) Pengambilan keputusan dapat ditangguhkan. Artinya keputusan dapat dialihkan
kepada orang lain dan membiarkan orang tersebut bertanggung jawab atas
keputusannya. Selain itu, keputusan dapat diambil secara hati-hati atau cermat,
artinya keputusan dipikirkan baik-baik dengan empertimbangkn berbagai pilihan.
(Soepardan, 2008)
Kerangka Pengambilan Keputusan Dalam Asuhan Kebidanan Memperhatikan
Hal-Hal sbb:
1) Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability
2) Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa
hormat
3) Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother
4) Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan
menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman
Sumber Proses Pengambilan Keputusan:
1) Knowledge
2) Ajaran intrinsic
3) Kemampuan berfikir kritis
4) Kemampuan membuat keputusan klinis yang logis

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DAN KLINIS


a) Pengambilan Keputusan Etis
Ciri-cirinya
1) Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2) Sering menyangkut pilihan yang sukar
3) Tidak mungkin dielakkan
4) Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan lingkungan sosial
Tips Pengambilan Keputusan Dalam Keadaan Kritis
1) Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh diri sendiri atau orang lain
2) Tetakan hasil apa yang diinginkan
3) Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada
4) Pilih solusi yang lebih baik
5) Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan
b) Pengambilan Keputusan Klinis
Pengertian
Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yang diambil berdasarkan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi klien sehingga semua tindakan yang dilakukan
bidan dpat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi,
antisipasi atau rutin.

Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:


1) Pengetahuan
2) Latihan praktik
3) Pengalaman
Pengambilan Keputusan Klinis Yang Benar dan Tepat:
1) Menghindari pekerjaan atau tindakan rutin yang tidak sesuai dengan kebutuhan
klien
2) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
3) Membiasakan bidan berfikir dan bertindak sesuai standar
4) Memberikan kepuasan pelanggan
Ada 2 hal dalam kasus emergensi dalam menghadapi situasi panik
1) Pertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa lampau
2) Meninjau simpanan pengetahuan yang relevan dangan keadaan tersebut
Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikatan profesional bila dapat
menerapkan etika dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu
memfasilitasi pilihann klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang
etika untuk menetapkan dalam strategi praktik kebidanan.

E. MENGHADAPI MASALAH ETIK


Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktik Kebidanan
Pengertian Masalah
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dangan suatu yang diharapkan dengan
baik agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Masalah etik merupakan kesenjangan yang terjadi antara seorang teanaga kesehatan
dengan orang lain baik dari segi etika maupun moral sehingga membutuhkan penyelesaian
dan harus dipecahkan afar tercapai tujuan yang diharapkan.
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubugan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan. Sedangkan moral adalah mengenai apa yang dianggap
baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
Langkah-langkah Penyelesaian Masalah :
1) Melakukan penyelidikan yang memadai
2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3) Memperluas pandangan tentang situasi
4) Kepekaan terhadap pekerjaan
5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan
1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan
karena :
- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik
dibutuhkan :
- Pengetahuan klinik yang baik
- Pengetahuan yang up to date
- Memahami isue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Harapan bidan dimasa depan:
- Bidan dikatan profesional apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik
kebidanan (Daryl Kehn, Ground of Profesional Ethis, 1994)
- Dengan memahami peran bidan yang merupakan tanggung jawab profesionalisme
terhadap pasien atau klien akan meningkat
- Bidan berada dala posisi baik → aktik kebidanan
Cara menghadapi masalah etik
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sabelumnya bahwa yang harus dilakukan dan
disiapkan oleh bidan agar terhindar dari permasalahan etik dalam melaksanakan prkatik
pelayanan kebidanan adalah :
1) Informed choice
2) Informed consent

Anda mungkin juga menyukai