Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat
penting

bagi

individu

maupun

organisasi.

Pengambilan

keputusan bisa menjadi hal yang sulit. Kemudahan atau kesulitan


dalam

mengambil

alternatif

yang

keputusan

tersedia.

tergantung

Semakin

banyak

pada

banyaknya

alternatif

yang

tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil keputusan.


Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda.
Ada

keputusan

organisasi,

yang

tetapi ada

tidak

terlalu

berpengaruh

terhadap

keputusan yang dapat menentukan

kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya


mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.
Sehingga, pengambilan keputusan membutuhkan tahapan
atau proses yang cukup panjang. Karena keputusan ini nantinya
akan berpengaruh terhadap kelangsungan sebuah organisasi
atau perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
1.
2.
3.
4.

Apa Pengertian Pengambilan Keputusan Kebijakan?


Apa saja Teori Pengambilan Keputusan Kebijakan ?
Apa yang menjadi Dasar-dasar Pengambilan Keputusan?
Faktor faktor apa saja yang Mempengaruhi dalam

Pengambilan Keputusan?
5. Apa saja Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Kebijakan ?
6. Apa saja Tipe Pengambilan Keputusan Kebijakan?
7. Apa saja Jenis-jenis Keputusan
8. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan Kebijakan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Tujuan umum
Agar mengetahui

dan

memahami

tentang

teori-teori

pengambilan keputusan kebijakan lebih mendalam.


2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian Pengambilan Keputusan
Kebijakan
b. Untuk mengetahui
Kebijakan
c. Untuk
mengetahui

Teori

Pengambilan

Dasar-dasar

Keputusan
Pengambilan

Keputusan.
d. Untuk mengetahui Faktor faktor yang Mempengaruhi
dalam Pengambilan Keputusan
e. Untuk mengetahui Fungsi Dan Tujuan Pengambilan
Keputusan Kebijakan
f. Untuk mengetahui

Tipe

Pengambilan

Keputusan

Kebijakan
g. Untuk mengetahui Jenis-jenis Keputusan
h. Untuk mengetahui Proses Pengambilan

Keputusan

Kebijakan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan Kebijakan
Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan tertentu yang dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa
aktor berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan para aktor
kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya
bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil
dengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait
dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat
diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
pilihan alternatif yang tersedia
Pengambilan
keputusan

(desicion

making)

adalah

melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini


diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut
bisa

saja

meliputi

identifikasi

masalah

utama,

menyusun

alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan


keputusan yang terbaik.
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses
pemecahan masalah yang menghalangi atau menghambat
tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih
dahulu harus dikenali apa masalahnya.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam
bentuk

persoalan

yang

sama

sehingga

mudah

dilakukan

keputusan. Keputusan yang dihadapi mugnkin serupa dengan


situasi

yang

pernah

dialami,

tetapi

ada

ciri

khusus

dari

permasalahan yang baru timbul.


Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar
dan

integral dalam praktik suatu profesi dan keberadaanya

sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.


Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada.
Empat strategi

membantu

klien

dalam

mengambil

keputusan :
1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.beri
kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternative
pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap
pilihannya.
2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan
pilihan,

dengan

melihat

kembali

keuntungan

atau

konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi


negative.
3. Membantu

klien

mengevaluasi

pilihan.

Setelah

klien

menetapkan pilihan, bantu klien mencermati pilihannya.


4. Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk
menyelesaikan masalahnya.
B. Teori Pengambilan Keputusan Kebijakan
Teori

pengambilan

keputusan/kebijakan

menekankan

bahwa terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh, yaitu:


1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi
Ada

ungkapan

yang

mengatakan

bahwa

suatu

permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya dengan tepat


sesungguhnya

sudah

separo

terpecahkan.

mempunyai tiga implikasi, yaitu:

Ungkapan

ini

a. Bahwa mutlak perlu mengenali secara mendasar situasi


problematik yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam
kehidupan organisasi atau perusahaan.
b. Pengenalan secara mendasar berarti akar penyebab
timbulnya

ketidakseimbangan

harus

digali

sedalam-

dalamnya.
c. Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya dengan
diagnosis gejala-gejala yang segera tampak. Jika hanya
gejala yang diidentifikasikan, sangat mungkin terapinya
pun hanya mampu menghilangkan gejala tersebut. Padahal
yang harus dihilangkan adalah sumber penyakitnya.
2. Pengumpulan data
Berangkat dari pandangan bahwa pengambilan keputusan
memerlukan dukungan informasi yang lengkap, mutakhir, dapat
dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam
pengumpulan

data

ada

tiga

hal

yang

mutlak

mendapat

perhatian, yaitu:
a. Pentingnya menggali data dari semua sumber yang layak
digali, baik secara internal maupun secara eksternal. Dari
segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para
pengolah data terhadap semua sumber data.
b. Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan
relevan dengan permasalahan yang hendak diatasi.
c. Bahwa mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi
mungkin sehingga informasi yang dihasilkan akan bermutu
tinggi pula.
3. Analisis data
Analisis

data

harus

mampu

menunjukkan

berbagai

alternatif yang mungkin ditempuh untuk memecahkan masalah.


Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan
persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang arti data

yang dimiliki, dengan demikian memberikan interpretasi yang


sama tentang data tersebut.
4. Analisis berbagai alternatif
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengambil
keputusan ialah menemukan jawaban yang paling tepat terhadap
pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu
terdapat berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika
seorang pengambil keputusan dihadapkan kepada hanya satu
alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan alternatif
tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan.
Bahkan teori pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika
seseorang memutuskan untuk tidak mengambil keputusan,
tindakannya itu adalah pengambilan keputusan juga.
5. Pemilihan alternatif
Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif
akan memberi petunjuk tentang alternatif yang sebaiknya
digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling efektif.
Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang
tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil keputusan di
masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah
keputusan yang terbaik.
6. Implementasi (pelaksanaan)
Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang
terbaik atau tidak diuji pada waktu digunakan dalam arti mampu
tidaknya

menghilangkan

situasi

permasalahan

dan

apakah

permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara


efektif atau tidak.
7. Evaluasi (penilaian)

Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif,


rasional

dan

berdasarkan

tolok

ukur

yang

baku.

Seperti

dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang


di capai melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran
atau kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan
penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa
depan.
C. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan.
George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan
keputusan yang berlaku :
1. Institusi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan
lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh
luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah
untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang
bersifat kemanusiaan.
Pengambilan

keputusan

yang

berdasarkan

intuisi

membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang


dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi,
pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena
kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh
satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengalaman

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan


pedoman

dalam

menyelesaikan

masalah.

Keputusan

yang

berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan


praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa
yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya

sangat

membantu

dalam

memudahkan

pemecaha masalah.
3. Fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau
informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang
baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup
itu sangat sulit.
4. Wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata
maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan
praktik

dictatorial.

kadangkala

oleh

Keputusan
pembuat

berdasarkan

keputusan

wewenang

sering

melewati

permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur


atau kurang jelas.
5. Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya
guna. Masalah masalah yang dihadapi merupakan masalah
yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila
kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batasbatas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
D. Faktor

faktor

yang

Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan
1. Fisik

dalam

Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan fisik


(tidak berat dan tidak memforsir tenaga). Menghindari
tingkah

laku

yg

menimbulkan

ketidaksenangan

dan

memilih tingkah laku yg menimbulkan kesenangan.


2. Emosional
Biasa terjadi pada kaum perempuan. Sikap subjektivitas
akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
3. Rasional
Biasa didasarkan pada pengetahuan (orang terpelajar dan
intelektual).

Orang

mendapat

informasi,

situasi dan berbagai konsekuensinya.


4. Praktikal
Didasarkan
kepada
keterampilan

memahami

individu

dan

kemampuan melaksanakannya (untuk menilai potensi diri


dan kepercayaan diri)
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social. Hubungan
antara satu orang dan orang lain mempengaruhi tindakan
individu.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik.
Lingkungan bisa mendukung maupun mengkritik.
E. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan Kebijakan
1. Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambil Keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara
pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai
berikut.
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas

manusia

yang sadar dan terarah baik secara individu maupun


secara organisasional.
b. Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut
dengan hari depan , masa yang akan datang di mana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
2. Tujuan Pengambilan keputusan

Tujuan Pengambilan Keputusan dapat dibedakan atas dua,


yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal
terjadi

apabila

keputusan

yang

dihasilkan

hanya

menyangkut satu masalah satu masalah, artinya


bahwa sekali diputusakan tidak akan ada kaitanya
dengan masalah lainya.
b. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda
terjadi

apabila

keputusan

yang

dihasilkan

itu

menyangkut lebih dari satu masalah,artinya bahwa


satu

keputusan

yang

diambil

itu

sekaligus

memecahkan dua masalah (atau lebih)yang bersifat


kontradiktif atau yang bersifat tidak konteradiktif.
F. Tipe Pengambilan Keputusan Kebijakan
1. Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa
karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup.
2. Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera, langsung
diputuskan, karena keputusan tersebut dirasakan paling
tepat.
3. Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera
dilaksanakan.
4. Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan
dalam situasi marah dan tergesa-gesa.
5. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan
pada orang lain yang bertanggung jawab.
6. Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipikirkan
baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan.
G. Jenis-jenis Keputusan

10

Jenis-jenis keputusan diklasifikasikan dalam 2 kategori,


yaitu keputusan yang direncanakan/ diprogram dan keputusan
yang tidak direncanakan/ tidak terprogram.
1. Keputusan yang diprogram
Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang
bersifat rutin dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga
dapat dikembangkan suatu prosedur tertentu. Keputusan yang
diprogram terjadi jika permasalahan terstruktur dengan baik dan
orang-orang tahu bagaimana mencapainya. Permasalahan ini
umumnya agak sederhana dan solusinya relatif mudah. Di
perguruan tinggi keputusan yang diprogram misalnya keputusan
tentang

pembimbingan

Semester,

pelaksanaan

KRS,

penyelenggaraan

wisuda,

dan

lain

Ujian

Akhir

sebagainya

(Gitosudarmo, 1997).
2. Keputusan yang tidak diprogram
Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan baru,
tidak terstrutur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak
dapat dikembangkan prosedur tertentu untuk menangani suatu
masalah, apakah karena permasalahannya belum pernah terjadi
atau karena permasalahannya sangat kompleks dan penting.
Keputusan yang tidak diprogram dan tidak terstruktur dengan
baik, apakah karena kondisi saat itu tidak jelas,metode untuk
mencapai hasil yang diingankan tidak diketahui,atau adanya
ketidaksamaan tentang hasil yang diinginkan (Wijono,1999).
Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan
yang khusus dan proses pemecahan masalah dengan intuisi dan
kreatifitas. Tehnik pengambilan keputusan kelompok biasanya
dilakukan untuk keputusan yang tidak diprogram. Hal ini
disebabkan

oleh

karena

keputusan

yang

tidak

diprogram

biasanya bersifat unik dan kompleks, dan tanpa kriteria yang


jelas, dan umumnya dilingkari oleh kontroversi dan manuver

11

politik (Wijono, 1999). Gillies (1996), menyebutkan bahwa


keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan kreatif yang
tidak tersusun, bersifat baru, dan dibuat untuk menangani suatu
situasi

dimana

strategi/

prosedur

yang

ditetapkan

belum

dikembangkan.
H. Proses Pengambilan Keputusan Kebijakan
Model yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh
Herbert

A.

Simon

akan

digunakan

sebagai

dasar

untuk

menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri dari


tiga tahap pokok, yaitu:
1. Penyelidikan: Mempelajari lingkungan atas kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah,
dan

diuji

untuk

dijadikan

mengidentifikasi persoalan.
2. Perancangan:
Mendaftar,

petunjuk

yang

dapat

mengembangkan,

dan

menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi


proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan
pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3. Pemilihan: Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang
ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Jadi, proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah
arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada
pemilihan.

Tetapi

pada

setiap

tahap

hasilnya

mungkin

dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi


tahapan tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses yang
berkesinambungan.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan

keputusan

adalah

suatu

tindakan

yang

sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan


dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu
organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan
diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan
untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan
informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah,
penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang
diambil.
Selain

informasi,

dibutuhkan

perumusan

dalam

penyelesaian

masalah

13

dengan

masalah

baik.

pun

Kemudian

dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai


dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat
dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan
lebih mudah untuk diselesaikan. Dalam pengambilan keputusan
terdapat beberapa tahapan atau proses yang harus ditempuh
terlebih dahulu agar keputusan yang diambil merupakan yang
terbaik untuk kelangsungan organisasi atau perusahaan.
B. Saran
Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita
perlu mempelajari beberapa aspek yang sudah kami susun
dalam Pemabahasan makalah ini, kita

semua

pasti tidak

menginginkan keputusan yang kita ambil adalah ketusan yang


bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam
makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang
khususnya

mahasiswa

yang

masih

memerlukan

ilmu

dan

pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan


kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akrim Ridha, Cara Cerdas Mengambil Keputusan.Bandung : PT


Syaamil Cipta Media, 2003.
Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi ManajemenBagian Pengantar, Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo,
2002.
Moekijat, Pengantar Sistem Informasi Manajemen-Edisi Revisi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996.

14

Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: Bumi


Aksara, 2003.
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono, Sistem
Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.

15

Anda mungkin juga menyukai