Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

(Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen RS)

Dosen Pengampuh : DEWI ASTUTI S.KM.,M.Kes (MARS)

DISUSUN OLEH:

Nama : RAMA IRFANDI DP PURBA

Nim : B1B119063

Kelas : B 2019

FAKULTAS TEKNOLOGI RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirad Tuhan Yang Maha Esa, karna telah
melimpahkan Rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
“Pengambilan Keputusan” dengan baik.

Ucapan terima kasih saya kepada Ibu Dewi Astuti S.KM.,M.Kes (MARS) Selaku dosen
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen RS, karena atas arahan dan petunjuk dalam proses
belajar mengajar dari beliau-lah makalah ini dapat disusun dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Makassar,13 Juli 2021

Rama Irfandi DP Purba


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. DEFENISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN..............................................................................6
B. MACAM-MACAM MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN................................................7
C. JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN.......................................................................11
D. DASAR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN.................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN............................................................................................................................16
B. SARAN.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi. Keputusan
adalah pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai “masalah”
sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan dari pada yang dikehendaki, direncanakan
atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya
(Atmosudirdjo, 1990: 45).

Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat dijumpai pada semua
tingkatan dan semua bidang manajemen, termasuk dalam bidang manajemen pendidikan.
Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka menyelesaikan/memecahkan
permasalahan atau persoalan (problem solving). Pengambilan keputusan hal yang sangat
urgen bagi setiap orang terutama bagi para pimpinan atau manajer. Eksistensi seorang
pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilihat dari berbagai bentuk kebijakan dan
keputusan yang diambilnya.

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan
fungsi manajemen. Misalnya, saat manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka
membuat keputusan.

Seorang pimpinan atau manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu
membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relevan. Nawawi (1993: 55-56)
mengatakan bahwa organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin memiliki
kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota
organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam model pengambilan keputusan?
3. Sebutkan dan jelaskan Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan ?
4. Sebutkan dan jelaskan Dasar dalam Pengambilan Keputusan ?

1.3 TUJUAN
1. Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai apa itu pengambilan
keputusan.
2. Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai macam-macam model
dalam pengambilan keputusan.
3. Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai Jenis-Jenis dalam
Pengambilan Keputusan.
4. Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai Dasar dalam
Pengambilan Keputusan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi.
Keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang apa yang dianggap
sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang
dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu
alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990: 45).
Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203), pengambilan keputusan merupakan
suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Menurut Salusu
(2004), pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih alternatif cara bertindak
dengan metode yang sesuai dengan situasi. Sedangkan Jannis & Mann (1977)
menyebutkan bahwa pengambilan keputusan merupakan pemecahan masalah dan
terhindar dari faktor situasional.
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakantindakan yang paling cepat (Siagian,1988). Menurut Siagian keputusan pada
dasarnya pilihan yang secara sadar dijatuhkan atas satu alternative dari berbagai
alternative yang tersedia. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, pengambilan
keputusan didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang
didasarkan atas kriteria tertentu (Dagun,2006). Adapun menurut Salusu,
pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternative cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situaisi (Salusu,1996).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pengambilan keputusan merupakan proses
memilih dari sejumlah alternative yang adadengan berbagai pertimbangan. Keputusan itu
harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia(berupa manusia dan material). Dasar
pengambilan keputusanitu bermacam-macam, tergantung dari permasalahannya.
Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dapat pula keputusan
dibuat berdasarkan rasio. Selain tergantung kepada permasalahannya, pengambilan
keputusanjuga tergantung kepada individu yang membuat keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat dijumpai pada
semua tingkatan dan semua bidang manajemen, termasuk dalam bidang manajemen
pendidikan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka
menyelesaikan/memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving).
Pengambilan keputusan hal yang sangat urgen bagi setiap orang terutama bagi para
pimpinan atau manajer. Eksistensi seorang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat
dilihat dari berbagai bentuk kebijakan dan keputusan yang diambilnya.
Seorang pimpinan atau manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang
mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relevan. Nawawi (1993: 55-
56) mengatakan bahwa organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin memiliki
kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota
organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab.

B. MACAM-MACAM MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Para ahli terus berusaha untuk mempelajari berbagai pendekatan dan cara yang
digunakan oleh para pengambil keputusan, baik yang berhasil maupun yang tidak,
khususnya dalam menghadapai situasi problematis yang kompleks. Mempelajari berbagai
kegagalan sama pentingnya dengan mempelajari keberhasilan. Sesuatu keputusan
merupakan keputusan apabila alternatif-alternatif penting tidak dipertimbangkan, terdapat
kekeliruan dalam memperkirakan keadaan yang akan timbul pada lingkungan,
ketidaktepatan dalam memperhitungkan hasil yang secara potensial mungkin diperoleh
pilihan dijatuhkan pada alternatif yang tidak paling tepat dan bahkan kesalahan dalam
menempatkan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai. Dengan kata lain,
mempelajari mengapa pengambilan keputusan adakalanya membuat keputusan yang
tidak baik untuk dikaji. Dengan ini dapat mengetahui sifat-sifat berbagai model dan
teknik pengambilan keputusan sehingga apabila diterapkan mendatangkan hasil yang
diharapkan.

Ada beberapa model dan teknik pengambilan keputusan :


1. Model Optimasi
Sasaran yang ingin dicapai dengan model optimasi adalah bahwa dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada, organisasi memperoleh hasil terbaik yang
paling mungkin dicapai. Sikap pengambil keputusan, norma-norma serta kebijaksanaan
organisasi berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang dimaksud dengan hasil
terbaik yang mungkin dicapai itu.
Menurut Rainey (1991) rasionalitas memiliki arti dan dimensi yang bermacam-
macam, tetapi dalam ilmu-ilmu sosial rasionalitas itu meliputi komponen-komponen
sebagai berikut:
1) Para pembuat keputusan mengetahui secara jelas tujuan-tujuannya secara
relevan.
2) Pembuat keputusan mengetahui dengan jelas kriteria untuk menilai tujuan-
tujuan itu dan dapat menyususn peringkat dari tujuan-tujuan tersebut.
3) Mereka memeriksa semua alternatif untuk mencapai tujuan mereka.
4) Mereka memilih alternatif yang paling efisien untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan.

Kelebihan dari teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:

1) Dapat memfokuskan diri pada pengumpulan data dan kriteria yang telah
ditetapkan.
2) Dapat mengurangi subyektifitas, yaitu mengambil keputusan berdasarkan opini
seseorang.
3) Efisien, karena berdasarkan pemilihan alternatif yang terbaik.

Kekurangan dari teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:

1) Diasumsikan atau dianggap bahwa ada pengetahuan yang telah dihasilkan.


2) Model optimasi ini tidak dinamis, harus mengikuti langkah-langkah yang
terkait
3) Dimunculkan sebagai obyektif namun pengambilan keputusan oleh siapapun
membutuhkan justifikasi pribadi (tidak bebas nilai).
2. Model satisficing

Salah satu perkembangan baru dalam teori pengambilan keputusan ialah


berkembangnya pendapat yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan
untuk mengoptimalkan hasil dengan menggunakan berbagai kriteria yang telah dibahas
diawal. Tidak dapat disangkal bahwa aksentuasi pada pendekatan kuantitatif
mempunyai tempat dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidak dapat
didekati semata-mata dengan prosedur yang sepenuhnya didasarkan pada rasionalitas
dan logika. Kenyataan sering menunjukan bahwa para pengambil keputusan tidak
selalu berpikir dalam kerangka pertanyaan: “ Alternatif- alternatif apa yang tersedia,
informasi yang bagaimana yang diperlukan, serta analisis bagaimana yang diperlikan
sehingga pilihan dapat dijatuhkan pada alternatif yang paling tepat?” Memang sukar
membayangkan adanya situasi dimana seorang pengambil keputusan dapat memastikan
semua konsekuensi tindakan yang akan diambil, baik yang menguntungkan maupun
tidak.

Model satisficing berarti pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama


yang memenuhi criteria keputusan minimal. Dengan tidak berusaha untuk mengejar
seluruh alternative untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk memaksimalkan
pengembalian ekonomi, manajer akan memilih solusi pertama yang muncul untuk
memecahkan masalah, bahkan jika solusi yang lebih baik diperkirakan akan ada
kemudian. Pengambil keputusan tidak dapat menjustifikasi waktu dan pengorbanan
untuk mendapatkan kelengkapan informasi. Masalah kompleks disederhanakan (hanya
mengambil inti masalahnya saja / bounded rationality) sampai pada tingkat dimana
pengambil keputusan siap menyelesaikannya.

Model satisficing, para pengambil keputusan merasa cukup bangga dan puas
apabila keputusan yang diambilnya membuahkan hasil yang memadai, asalkan
persyaratan minimal tetap terpenuhi. Ide pokok dari model ini adalah bahwa usaha
ditujukan pada apa yang mungkin dilakukan “sekarang dan disini” dan bukan pada
sesuatu yang mungkin optimal tetapi tidak realistis dan oleh karenanya tidak mungkin
dicapai. Model ini terdapat dua keyakinan:

1) Ketidakmampuan pengambil keputusan untuk menganilisis semua informasi.


2) Pada tahap tertentu dalam proses pengambilan keputusan , timbul berbagai
beban yang tidak dapat dipikul dalam bentuk waktu, uang, tenaga, dan frustasi
dalam usaha memperoleh informasi tambahan.

3. Model Mixed Scanning


Scanning berarti usaha mencari, mengumpulkan, memproses, menilai, dan
menimbang-nimbang informasi dalam kaitannya dengan menjatuhkan pilihan tertentu.
Model mixed scanning berarti bahwa setiap kali seorang pengambil keputusan
mengahadapi dilemma dalam memilih suatu langkah tertentu, satu keputusan
pendahuluan harus dibuat tentang sampai sejauh mana berbagai sarana dan prasarana
organisasi akan digunakan untuk mencari dan menilai berbagai fungsi dan kegiatan
yang akan dilaksakan. Para ahli berpendapat bahwa, dalam penggunaan model ini
keputusan- keputusan yang fundamental dibuat setelah terlebih dahulu melakukan
pengkajian terhadap berbagai alternatif yang paling relevan, yang kemudian dikaitkan
dengan tujuan dan sasaran organisasi. Unsur-unsur dari pendekatan yang rasional dan
incremental digabungkan, dan penggabungan ini dipandang dapat saling isi mengisi,
dalam arti kelebihan pendekatan yang rasional memperkuat kelebihan pendekatan yang
inkremental.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para
pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin
besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna
mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya
untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif
pengambilan keputusa tersebut. Dengan demikian, model pengamatan terpadu ini pada
hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan
model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam proses pengambilan
keputusan.
Keputusan ini dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar yang
mempunyai dampak jangka panjang, dan juga keputusan-keputusan dengan ruang
lingkup terbatas. Mereka dapat menggabungkan kedua perspektif tersebut, yaitu yang
berjangka panjang dan luas dengan yang sempit bertahap dengan maksud mencegah
mereka membuat keputusan inkremental yang kurang melihat jauh ke depan.
4. Model Heuritis
Pada hakikatnya model ini berarti, bahwa faktor-faktor internal yang terdapat
dalam diri seseorang pengambil keputusan lebih berpengaruh dari pada faktor- faktor
eksternal. Dengan kata lain, seorang pengambil keputusan lebih mendasarkan
keputusannya pada konsep-konsep yang dimilikinya, berdasarkan persepsi sendiri
tentang situasi problematic yang dihadapi. Dalam praktek model ini digunakan apabila
para pengambil keputusan tidak tersedia kemampuan untuk melakukan pendekatan
yang matematikal atau apabila bagi pengambil keputusan tidak tersedia kesempatan
untuk memanfaatkan berbagai sumber oraganisasional untuk melakukan pengkajian
yang sifatnya kuantitatif.

5. Model Matematika
Model matematika ini menggunakan teknik seperti misalnya, linear programming
( linear and dynamic programming ), teori jaringan kerja ( netmork theory ) dan
sebagainya. Computer dapat digunakan, begitu pula halnya dengan kalkulator dapat
juga digunakan tetapi hanya sebagai alat Bantu perhitungan saja, bukan sebagai
simulator ( tiruan yang memegang peranan penting ). Dengan demikian, factor
matematika tetap merupakan factor penentu, yang memegang peranan utama dalam
penyelesaian dalam menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan.

C. JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Menurut Usman ada tiga jenis pengambilan keputusan, yaitu (1) keputusan
stategis, (2) keputusan taktis, dan (3) keputusan operasional (Usman, 2014).
1. Keputusan Strategis
Keputusan strategis adalah keputusan untuk menjawab tantangan dan
perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan ini
diambil oleh manajemen atas. Keputusan Strategis mengandung karakteristik
khusus yang membedakan keputusan strategis dengan keputusan keputusan yang
lain. Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic decision
making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan kompetitif
jangka panjang dapat tercapai. Berikut adalah karakteristik khusus yang
terkandung dalam Keputusan Strategis :
1) Rare, keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang
tidak dapat ditiru oleh organisasi, perusahaan, atau instansi lainnya.
2) Consequential, keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber
daya penting dan menuntut banyak komitmen dari instansi terkait.
3) Directive, keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang
dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa
yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.

2. Keputusan Administratif / Taktik


Keputusan Administratif / Taktik adalah keputusan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik). Keputusan ini diambil oleh
manajemen menengah. Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making)
terdiri dari pemilihan di antara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung
atau terbatas yang dapat dilihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang
lebih rendah dari harga jual normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur
dan meningkatkan laba tahun ini merupakan suatu contoh. Beberapa keputusan
taktis cenderung bersifat jangka pendek seringkali mengandung konsekuensi
jangka panjang.
Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic
decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan
kompetitif jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus
mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka
pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala
kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen).
3. Keputusan Operasional
Keputusan Operasional adalah keputusan yang berkaitan dengan kegiatan
operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen bawah.
Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang
dimabil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995). Keputusan operasional
ini dilakukan untuk menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan
dalam rutinitas organisasi demi berjalannya organisasi tersebut. Keputusan ini
biasanya diputuskan tanpa meminta pendapat dari pimpinan terlebih dahulu,
jadi langsung diputusankan saat itu juga. Contoh: customer service yang harus
melayani setiap keluhan pelanggan dan memberikan solusi saat itu juga.

Jenis-jenis pengambilan keputusan dilihat dari personal yang melakukannya


dapat dibagi kepada dua, yaitu: keputusan individual dan keputusan kelompok (Sabri,
2013).
Keputusan individual merupakan pengambilan keputusanyang dilakukan oleh
pemimpin atau manajer secara sendiri; sedangkan keputusan kelompok adalah
keputusan yang dibuatoleh sekelompok orang berdasarkan hasil musyawarah
mufakat.
Pengambilan keputusan secara kelompok dapat pula dibedakan kepada
beberapa bentuk yaitu: (1) sekelompok pimpinan, (2) sekelompok orang-orang
bersama pimpinannya dan (3) sekelompok orang yang mempunyai kedudukan samadan
keputusan kelompok.
Beberapa kebaikan dari pengambilan keputusan secara kelompok adalah:
(1) keputusan dapat lebih cepat ditentukan atau diambil karena tidak perlu menunggu
persetujuan darirekan lainnya, (2) memperkecil kemungkinan terjadinya
pertentangan pendapat dan (3) jika pimpinan atau manajer yang mengambil keputusan
itu memiliki kemampuan yangtinggi dan berpengalaman luas dalam bidang
yang akan diputuskan, maka keputusannya berkemungkinan besar tepat.
Di samping beberapa kebaikan di atas, terdapat pula beberapa
kelemahan pengambilan keputusan secara kelompok,yaitu: (1) bagaimanapun
tingginya kepandaian dan kemampuan pimpinan atau manajer, tetap memiliki
berbagai keterbatasan, (2) keputusan yang terlalu cepat diambil dantidak meminta
pendapat orang lain seringkali kurang tepat dan(3) jika terjadi kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat menjadi beban yang berat bagi pimpinan itu sendiri.
Tampak jelas bahwa secara garis besar jenis-jenis pengambilan
keputusan itu ada dua, yaitu keputusan secara individu dan keputusan secara
kelompok. Kedua jenis pengambilan keputusan tersebut tentu saja memiliki
kebaikan dankelemahan masing-masing. Kendati demikian kelemahan-
kelemahan tersebut akan dapat diatasi jika pemimpin atau manajer dapat mengetahui
dan memahami dengan baik.

D. DASAR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan,
yaitu: intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional.
a. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan
yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan
keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk
mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan
seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar
pertimbangan lainnya.
b. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang,
maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan
untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
c. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil
keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas,
mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati
permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
kekaburan.
d. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
e. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya
dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional
terdapat beberapa hal sebagai berikut:
1) Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
2) Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
3) Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya.
4) Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
5) Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi.
Keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang apa yang dianggap
sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang
dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu
alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990: 45).
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat dijumpai pada
semua tingkatan dan semua bidang manajemen, termasuk dalam bidang manajemen
pendidikan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka
menyelesaikan/memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving).
Pengambilan keputusan hal yang sangat urgen bagi setiap orang terutama bagi para
pimpinan atau manajer. Eksistensi seorang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat
dilihat dari berbagai bentuk kebijakan dan keputusan yang diambilnya.
Seorang pimpinan atau manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang
mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relevan. Nawawi (1993: 55-
56) mengatakan bahwa organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin memiliki
kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota
organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab.
George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan,
yaitu: intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional.
B. SARAN
Diharapkan dengan ada jenis-jenis dan macam-macam model pengambilan
keputusan ini sesuai dengan tujuan awal dari suatu organisasi. Harapan saya semoga
dapat diimplementasikan dengan baik dan lebih pada keuntungan yang didapatkan dari
pengambilan keputusan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Sari, I. P., & Afriansyah, H. (2019). Pengertian, Jenis, Prinsip-prinsip Dalam Pengambilan
Keputusan.
Suryadi, M. P. Model Pengambilan Keputusan Dan Ketrampilan Pengambilan
Keputusan. Journal of Molecular Biology, 301(5), 1163-1178.
H Suparno, M. (2018). PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN. Mimbar Administrasi FISIP UNTAG Semarang, 6(9).
https://osf.io/y2nk9/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai