Anda di halaman 1dari 14

1

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MANAJEMEN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN

Diajukan sebagai syarat mengikuti mata kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Yuliani, S.Pd

Disusun oleh:

Viki Ayu Intan P 161 340 8004

Yusril Achmadilla Bagus Wahyudi 161 340 8006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

KARYA PUTRA BANGSA

PROGRAM STUDI D3 ANALIS

2016
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang Manajemen Produksi dan
Persediaan.

Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 7 April 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan produksi, implementasi, proses dan inventory control (PPIC)


adalah pusat dari proses supply chain diberbagai jenis perusahaan trading dan
3

manufacturing. Mengelola proses produksi secara efektif bukan hanya


memastikan operasional yang mulus dan efisien tetapi juga akan menentukan
dan membedakan suatu perusahaan sebagai komponen yang besar dalam
keunggulan kompetitif.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang
digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
usahanya, meningkatkan kesejahteraan karyawannya dan memberi kepuasan
pada pemilik perusahaan dan mengembangkan usahanya, meningkatkan
kesejahteraan karyawannya dan memberi kepuasan pada pemilik perusahaan.
Sehubungan dengan pencapaian sasaran ini, masalah yang paling sering
dihadapi oleh para manajer perusahaan adalah bagaimana agar proses
produksinya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Peran manajemen disini
sangat dibutuhkan. Dalam hal ini manajemen yang akan dibahas yaitu
manajemen produksi dan manajemen persediaan.
Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian produksi itu
sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor
produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,
managerial and technical skills). Proses produksi yang berjalan dengan lancer
dan baik merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan.
Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan
produksi tersebut.
Sedangkan manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam
penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk,
harga, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja
kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah
hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Perusahaan dengan tingkat
persediaan yang lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada dalam posisi
kompetitif yang lemah. Kebijaksanaan manajemen persediaan telah menjadi
sebuah senjata untuk memenangkan kompetitif. Maka dari itu, manajemen
4

produksi dan persediaan sangat dibutuhkan dalam keseajahteraan dan


pengembangan suatu perusahaan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manajemen
produksi.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manajemen
persediaan.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pentingnya manajemen
produksi dan persediaan dalam kemajuan suatu usaha.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan?
3. Bagaimana peran manajemen produksi dan persediaan dalam kemajuan
suatu usaha?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Produksi

Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian


produksi itu sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang
membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja,
dan skills (organizational, managerial and technical skills) (Assauri,
1978). Proses produksi yang berjalan dengan lancer dan baik merupakan
suatu hal yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk
mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan
produksi tersebut.
Manajemen merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu
organisasi. Organisasi tidak akan mampu menjawab setiap tantangan yang
5

timbul sebagai akibat dari perubahan teknologi, perubahan organisasi, dan


lingkungan dalam aspek kegiatan industri jika tanpa adanya suatu
manajemen yang efektif. Menurut Manullang (1996), manajemen
merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Produksi merupakan kegiatan untuk
menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan
manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di
antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai
proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi
dalam sebuah perusahaan.
Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor
produksi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang
lebih berdaya guna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengendalian (Sumarni dan Soeprihanto, 2000).
Fungsi-fungsi manajemen menurut Ahyari (1999), terdiri dari :

1. Perencanaan
Perencanaan adalah keputusan yang diambil sekarang untuk
dikerjakan pada waktu yang akan datang. Titik berat dari perencanaan
adalah pembuatan keputusan, dimana keputusan tersebut akan
dilaksanakan pada periode pelaksanaan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan
antar komponen-komponen organisasi dengan tujuan agar segala
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian memuat bagaimana kerjasama yang baik pada
lingkungan perusahaan yang berpengaruh pada produktivitas kerja.
Pengorganisasian menjelaskan tentang garis kewenangan dari masing-
masing elemen yang terlibat dalam produksi yang digambarkan dalam
struktur organisasi.
Komponen-komponen produksi yang harus diarahkan dalam
pengorganisasian meliputi pekerjaan yang harus dilakukan, orang yang
6

harus melaksanakan pekerjaan tersebut, dan alat-alat yang harus


dipergunakan untuk menjalankan pekerjaan. Ketiga komponen itu
harus dikoordinasi dengan baik agar tujuan produksi dapat dicapai.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tujuan dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang
telah ditetapkan. Pengarahan ini dimaksudkan untuk mengamankan
pendapat dan aspirasi dari masing-masing staf dan karyawan demi
tercapainya tujuan perusahaan.

4. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian merupakan fungsi manajemen yang berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut
tenaga kerja, pengembangannya sampai pada usaha agar setiap tenaga
karyawan dapat memberi daya guna maksimal kepada perusahaan.
Fungsi ini juga merupakan suatu proses menajemen yang menyangkut
kerja sama dalam melaksanakan tugas antar bagian maupun antar
masing-masing pihak secara baik. Proses ini membutuhkan peranan
komunikasi timbal balik antar atasan dan bawahan, begitu pula
sebaliknya.
5. Pengawasan atau pengendalian
Pengawasan atau pengendalian adalah suatu proses sistematik untuk
mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas organisasi telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Apabila belum
dilaksanakan, maka dilakukan diagnosis faktor penyebabnya untuk
selanjutnya diambil tindakan perbaikan.

Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan


produksi suatu perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat
menghasilkan output yang baik pula. Manajemen yang digunakan tersebut
disebut manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur
7

penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga


proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar
manajemen produksi menurut Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh
sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir.
Perencanaan produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu
urutan kerja, penjadwalan, dan dispesing. Dispesing ini merupakan
perintah kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan
jadwal dan urutan kerja yang sudah disusun.
2. Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling
efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya
yang ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan
perencanaan produksi.
3. Fungsi Persediaan
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu,
waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya
serendah mungkin.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan
rencana produksi.
5. Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai
dengan keinginan pasar.
6. Fungsi Pengawasan biaya
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara
biaya yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
7. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan
tepat dan dengan biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat
penting sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak
berjalan sendiri-sendiri. Suatu manajemen diterapkan dalam
perusahaan agar setiap input atau faktor produksi dikombinasikan
8

dengan baik dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih


diperhatikan.

B. Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan bagian yang penting dalam operation management
karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar dana
mempengaruhi penyerahan barang-barang pada para pelanggan.
Pengaturan inventory berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis seperti
operation, marketing dan financial.
Yang dimaksud dengan inventory adalah : bahan baku, barang dalam
proses, bahan pembatu, barang jadi supplies.
Tujuan inventory controll adalah menyediakan persediaan dengan mutu
dalam jumlah dan waktu yang sesuai dengan permintaan. Jumlah yang
disediakan tidak terlalu banyak agar investasi tidak terlalu tinggi dan juga
tidak terlalu sedikit agar jika ada kekurangan, harga inventory tidak terlalu
mahal.
Permasalahan yang dihadapi dalam inventory controll adalah ;
1. Item mana saja yang harus disediakan atau disimpan di gudang.
Suatu item akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan di
Gudang atau dibeli. Yang perlu diperhatikan juga apakah item
yang ada akan terus disimpan atau sudah waktunya ditukar atau
diganti. Mungkinsaja banyak itemyang sudah rusak atau
ketinggalan jaman.
2. Berapa jumlah persediaan yang harus dibeli. Kita harus
mengetahui terlebih dahulu biaya-biaya yang berhubungan dengan
inventory
3. Kapan waktunya suatu pembelian harus dilakukan. Suatu
inventory controll yang bagaimana yang harus digunakan.

Fungsi persediaan yaitu :


1. Fungsi decoupling dilakukan oleh perusahaan yang mengadakan
pengelompokkan operasional secara terpisah. Memungkinkan
operasi internal dan eksternal mempunyai kebebasan
9

2. Fungsi economic lot size penyimpanan persediaan bahan dalam


jumlah besar dengan mempertimbangkan adanya discount pembelian,
kapasitas dan kondisi gudang serta keperluan operasi.
3. Fungsi antisipasi penyimpanan persediaan berfungsi sebagai
penyelamat jika terjadi kelambatan datangnya pesanan atau jika ada
permintaan musiman.

Biaya yang ditimbulkan oleh persediaan, yaitu :


1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carying cost)
Biaya fasilitas penyimpanan
Biaya modal
Biaya keusangan
Biaya asuransi persediaan
Biaya pajak persediaan
Biaya perhitungann fisik dan konsolidasi laporan
Biaya kecurian, rusak dan perampokan
Biaya asuransi
Biaya penanganan persediaan
2. Biaya pemesanan (ordering cost atau procurement cost)
Biaya ekspedisi
Biaya upah
Biaya telepon
Biaya surat-menyurat
Biaya pemeriksaan penerimaan
3. Biaya penyiapan atau pemasangan (set-up cost)
Biaya mesin yang menganggur
Biaya persiapan tenaga kerja langsung
Biaya penjadwalan
Biaya ekspedisi
4. Biaya kehabisan stok (Shortage cost)
Biaya kehilangan penjualan
Biaya kehilangan pelanggan
Biaya pemesanan khusus
Selisih harga
Biaya terganggunya operasi
Biaya tambahan pengeluaran kegiatan manajerial

Jenis-jenis Persediaan
Persediaan bahan baku
Persediaan barang dalam proses
10

Persediaaan MRO (maintanance and repair operation)


Persediaan barang jadi

Manajemen Persediaan
Manajer operasi dapat menetapkan suatu sistem untuk mengelola
persediaan. Terdapat 2 hal yang harus diselelsaikan oleh manajer operasi
yaitu :
1. How inventory items can be classified
2. How accurate inventory record can be maintained

How inventory items can be classified Analisis ABC


Analisis ABC membagi persediaan ke dalam tiga kelompok berdasarkan
volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan
persediaan dengan prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa
memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting walaupun
jumlahnya sedikit dan bukan pada bagian persediaan yang banyak namun
sepele.
Kelas A (70-80%) Persediaan dengan nilai uang yang tinggi >< volume
rendah
Kelas B (30%) Persediaan dengan nilai uang sedang >< volume sedang
Kelas C (5%) Persediaan dengan nilai rendah >< volume tinggi.

How accurate inventory record can be maintained


Keakuratan catatan mengenai persediaan penting dalam sistem produksi
dan persediaan. Keakuratan ini memungkinkan organisasi untuk dapat
membuat keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan
pengangkutan.
1. Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ Model adalah suatu model yang digunakan untuk menentukan
jumlah pembelian yang paling ekonomis.

2 AS
EOQ=
CP

EOQ = Economic Order Quantity


A = Kebutuhan Bahan Baku untuk Tahun yang akan datang
11

S = Biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan


C = Biaya/unit, harga faktur dan biaya angkut/unit yang dibeli

P = Biaya penyimpanan variabel yang dihitung berdasarkan % dari C

2. Reorder Point
Agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak
mengganggu kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan waktu
pemesanan kembali bahanbaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi
titik pemesanan kembali adalah :

1. Lead Time. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara


bahan baku dipesan hingga sampai diperusahaan. Lead time ini
akan mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan selama
masa lead time, semakin lama lead time maka akan semakin besar
bahan yang diperlukan selama masa lead time.
2. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.
3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan
bahan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk
menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku,
sehingga tidak terjadi stagnasi. Dari ketiga faktor di atas, maka
reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini :
LD = Lead Time
AU = Average Usage = Pemakaian rata-rata

SS = Safety Stock

3. Safety Stock

Untuk menaksir besarnya safety stock, dapat dipakai cara yang relatif
lebih teliti yaitu dengan metode sebagai berikut :
1. Metode Perbedaan Pemakaian Maksimum dan Rata-Rata. Metode
ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian
maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu
tertentu (misalnya perminggu), kemudian selisih tersebut dikalikan
dengan lead time.
12

2. Metode Statistika. Untuk menentukan besarnya safety stock


dengan metode ini, maka dapat digunakan program komputer
kuadrat terkecil (least square). Untuk menggambarkan penggunaan
metode ini, maka diberi contoh berikut ini, yaitu untuk menaksir
safety stock tahun 2001 didasarkan pada data tahun 2000.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian produksi itu
sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan
faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills
(organizational, managerial and technical skills) (Assauri, 1978). Proses
produksi yang berjalan dengan lancer dan baik merupakan suatu hal yang
sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses
13

produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu


manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
2. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan
keunggulan kompetatif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk, harga,
kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang
baik, waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah
hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Perusahaan dengan
tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada
dalam posisi kompetitif yang lemah. Kebijaksanaan manajemen
persediaan telah menjadi sebuah senjata untuk memenangkan kompetitif.
3. Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi
sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih
berdaya guna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengendalian. Persediaan merupakan bagian yang penting dalam operation
management karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar
dana mempengaruhi penyerahan barang-barang pada para pelanggan.
Pengaturan inventory berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis seperti
operation, marketing dan financial.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.


Haningsih, Luna. 2004. Manajemen Kuantitatif. Jakarta : Pusat Pengembangan
Bahan Ajar- UMB.
14

Catatan:

Anda mungkin juga menyukai