Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK

“Pengembangan Kepemimpinan Stratejik: Perancangan Model Bisnis,


Pengembangan Manajemen Pengtahuan, dan Proses Operasi Ramping”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Strategik

Dosen Pengampu: Pristiana Widyastuti, S.AB,.M.AB, MBA

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Nama:

1. Muhajir Haqqiqi (1704100153)

2. Nabila Putri Wima (1704100158)


3. Nadhea Lutfi Ananda (1704100159)
4. Yudha Adi Putra (1602100251)

S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Metro
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Kepemimpinan Stratejik: Perancangan Model Bisnis,
Pengembangan Manajemen Pengtahuan, dan Proses Operasi Ramping” dengan
baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini telah kami selesaikan dengan
maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami sampikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaikan makalah ini. Diluar itu, kami
sebagai manusia biasa menyadari menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupin isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan makalah ini kami berharap dapat membantu para pembaca dalam
memahami materi ini. Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
para pembaca.

Metro, April 2019

Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perancangan model bisnis ?
2. Bagaimana pengembangan manajemen pengtahuan ?
3. Bagimana proses operasi ramping ?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa dan mahasiswi
mengetahui bagaimana perancangan model bisnis, bagaimana pengembangan
manajemen pengtahuan, dan bagaimana proses operasi ramping.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPEMIMPINAN STRATEJIK
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan faktor yang sangat strategis
dalam sebuah organisasi. Menurut Drukcer yang dikutip oleh Djokosantoso
Moeljono menyatakan bahwa pemimpin adalah individu manusianya,
sementara kepemimpinan adalah sifat yang melekat kepadanya sebagai
pemimpin.1
Kepemimpinan stratejik dapat diartikan sebagai pengaruh positif atas
perilaku stratejik yang dapat memberi kontribusi bagi keberhasilan dan
kelanjutan hidup organisasi. Pengaruh positif ialah pengaruh yang tidak
bersumber pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, tetapi lebih
merupakan daya pendorong untuk membangkitkan semangat menciptakan
profil stratejik organisasi. Perilaku pemimpin yang didorong oleh pengaruh
yang seperti itu merupakan suatu perilaku stratejik.2
a. Falsafah Kepemimpinan Stratejik
Untuk memahami hakikat kepemimpinan stratejik,
mengisyaratkan agar kelompok stratejik dalam hal ini para ahli strategi,
menghayati empat falsafah umum yang berkaitan dengan hubungan
antara mereka sebagai kelompok stratejik, sebagai berikut: Pertama,
pertanggungjawaban etis para ahli strategi di dalam masyarakat, yaitu
bagaimana mereka mengintegrasikan organisasi dengan berbagai
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Peranan ahli strategi di sini
sebagai integrator role. Kedua, The Competence Role, yaitu
pertanggungjawaban ahli strategi di dalam tubuh organisasi.3 Mereka
tidak hanya melihat ke luar, tetapi perlu juga memberi perhatian
terhadap organisasinya sendiri, terutama dalam meningkatkan kualitas
dan kompetensi internalnya. sedangkan Integrator Role
memperlihatkan bahwa organisasi itu adalah instrument untuk
menciptakan masyarakat yang lebih baik. Competence Role

1 Djokosantoso Moeljono, 13 Konsep Beyond Leadership (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,


2012).h 40
2 Rina Nuraini Selly, “Memahami Kepemimpinan Stratejik dan Kebudayaan Organisas” 7 (Maret
2013).h 64
3 Ibid.,h 65
mengisyaratkan bahwa kepemimpinan stratejik adalah instrument utama
untuk membangun organisasi. Ketiga, pertangungjawaban sosial yaitu
The Pluralistic Role. Di sini kelompok stratejik didorong untuk
menghilangkan pernyataan dan tuduhan bahwa produk dan pelayanan
organisasinya kurang baik atau kurang cocok dengan masyarakat,
bahwa operasi internal tidak cocok atau tidak baik bagi karyawannya.
Keempat, The Judgement Role, etika stratejik, yaitu suatu sikap
bijaksana yang perlu ditempuh oleh para ahli strategi dalam organisasi
untuk mengadakan evaluasi terhadap semua tingkah laku orang dan
apabila menemukan perilaku yang kontradiktif, berusaha untuk
mendamaikannya. Dengan demikian, mereka berperan sebagai juru
damai etik bagi pihak-pihak yang bertentangan.4
b. Mengembangkan Kepemimpinan Stratejik
Menurut Stoner Freeman dan Gilbert yang dikutip oleh Husein
Umar mendefinisikan strategi menjadi 2 (dua) perspektif, yaitu:
perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan
misinya; perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan
atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.5
Salah satu peran kunci kepemimpinan organisasi yang baik,
yaitu membangun organisasi dengan cara mendidik dan
mengembangkan calon pemimpin baru. Masing-masing calon nantinya
akan menjadi manajer global, agen perubahan, penyusun strategi,
motivator, pembuat keputusan stratejik, inovator, dan kolaborator jika
kegiatan tersebut tetap bertahan dan berkembang.
Hal ini akan tampak bila melihat kompetensi kunci yang
dimiliki dan dikembangkan manajer masa depan. Menurut David
Golomen dalam jenis karakteristik kepribadian menghasilkan jenis
kompetensi. Satu kelompok yang terdiri dari empat karakteristik
umumnya disebut kecerdasan emosional memainkan peran yang

4 Ibid.,h 65
5 Husein Umar, Strategik Manajemen In Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustakama, 2003).h 31
penting untuk mewujudkan kompetensi yang dibutuhkan manajer yang
dinginkan pada masa kini yaitu:
1) Kesadaran diri, dalam hal kemampuan membaca dan mengerti
emosi seseorang serta menilai kekuatan dan kelemahan seseorang,
didasarkan kepercayaan berasal dari penghargaan diri sendiri yang
positif.
2) Pengelolaan diri, dalam hal kendali, integritas, kejujuran, inisiatif,
dan berorientasi pencapaian.
3) Kesadaran sosial, berkaitan merasakan emosi lain (empati)
mempelajari organisasi (kesadaran organisasi), dan mengenali
kebutuhan pelanggan (berorientasi layanan).
4) Keahlian sosial, mempengaruhi dan menginspirasi orang lain,
berkomunikasi, berkolaborasi, dan membangun hubungan dengan
orang lain, serta mengelola perubahan dan konflik.

Pemimpin yang stratejik berusaha mengembangkan manajer


yang mengerti bahwa mereka memiliki banyak sumber kekuasaan
dan pengaruh, dalam mengendalikan kekuasaan terkait dengan posisi
dalam organisasi sering merupakan cara paling tidak efektif untuk
mempengaruhi orang agar melakukan apa yang diperlukan. Manajer
memiliki tujuh sumber kekuasaan dan pengaruh.6

B. PERANCANGAN MODEL BISNIS


1. Pemahaman Model Bisnis
Yang dimaksud dengan model adalah suatu pernyataan secara
eksplisit tentang gambaran realitas. Dengandemikian, model dapat
dipahami sebagai miniature yang mewakili fenomena yang akan
dikembangkan. Dengan pemahaman ini, maka dapatlah diketahui bahwa
model merupakan abstraksi penyerdanaan suatu realitas yang kompleks.
Sedangkan bisnis merupakan aktivitas yang dijalankan individu atau
organisasi dalam upaya untuk mendapatkan laba atau keuntungan dengan
cara menyediakan produk berupa barang atau jasa yang memuaskan

6 Rina Nuraini Selly, “Memahami Kepemimpinan Stratejik dan Kebudayaan Organisas.”,h 66


kebutuhan masyarakat.model bisnis dibutuhkan dalam menjalankan
kegiatan bisnis sebagai suatu perwujudan dari logika dasar untuk
menggambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis, dan pilihan
strategis yang mendasari penciptaan dan penangkapan nilai dalam suatu
jejaring nilai.
Model bisnis suatu perusahaan menjelaskan secara rasional tentang
apa dan bagaimana pendekatan dan strategi bisnis dapat mengejar
pendapatan atau keuntungan. Pengembangan lain dari model bisnis
adalah penggunaan dan pemanfaatan dari rantai nilai yang digunakan
sebagai sumber gagasan model bisnis. Suatu produk, jasa atau
pengalaman baru akan menjadi suatu percobaan atau eksperimen, dimana
dengan opsi yang berbeda yang dilakukan atas keterkaitan atribut produk
dan juga dari variasi yang berbeda dari produk itu.7

2. Proses Perancangan Model Bisnis


Dalam perancangan model bisnis haruslah dapat ditentukan
penciptaan pendapatan dan sekaligus dapat menciptakan laba perusahaan.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa industry. Dimana beberapa
perusahaan didalam suatu industry akan lebih menguntungkan secara
rata-rata, dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Didalam setiap
industry, terdapat adanya beberapa perusahaan yang memperoleh tingkat
keuntungan yang lebih besar dari para pesaingnya. 8

3. Penerapan Pengimplementasian Model Bisnis


Manajemen pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
menentukan suatu erusahaan untuk mempertahankan keunggulan
bersaingnya. Pengembangan yang dilakukan dalam inovasi dapat terjadi
di dalam satu atau beberapa rangkaian rantai nilai. Inovasi misalnya

7 Sofjan Assauri, STRATEGIC MANAGEMENT :Sustainable Competitive Advanteges, 2 ed.


(Depok: Rajawali Pers, 2017). h 153-154
8 Ibid. h 155-156
dilakukan dalam pengembangan rantai pasokan.selain itu dapat pula
dilakukan pengembangan produk, yaitu menghasilkan produk baru atau
melakukan diferensiasi produk yang telah ada. Penyusunan dan
pengembangan model bisnis sealalu dilakukan perusahaan dengan
mengadakan analisis dalam tahapan implementasi suatu model bisnis. 9

C. PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE


MANAGEMENT)

D. PROSES OPERASI RAMPING (LEAN OPERATION PROCESS)


Dengan bekerjanya perusahaan dalam proses operasi yang ramping
atau lean operation process, maka akan dapat dihindari proses operasi yang
panjang dengan waktu yang tidak efesien dan biaya yang besar. Tujuan dari
proses operasi ramping adalah pencapaian upaya peningkatan efesiensi
perusahaan dalam menghasilkan produk berupa barang atau jasa.

1. Pemahaman Proses Operasi yang Ramping


Proses operasi ramping menekankan pada upaya untuk dapat
memasok produk kepada pelanggan dengan tepat apa yang diinginkan
pelanggan itu, sehingga tidak terdapat pemborosan. Upaya ini dilakukan
melalui penyempurnaan yang terus berkelanjutan. Operasi yang ramping
didorong oleh arus pekerjaan yang dimulai dari daya tarikan pesanan atau
pelanggan. Dengan operasi yang ramping ini akan dapat menghilangkan
pemborosan melalui suatu fokus secara tepat terhadap apa yang diinginkan
pelanggan.10
Operasi ramping dimulai secara eksternal, yaitu dengan fokus pada
pelanggan. Jadi, dalam hal ini yang ditekankan adalah pada pemahaman
tentang apa yang diinginkan pelanggan dan memastikan input/masukan
dari pelanggan dan umpan balik yang merupakan titik mulai untuk suatu

9 Ibid.h 157
10 Ibid.h 172
operasi yang ramping. Adapun maksud dari operasi ramping adalah untuk
dapat mengidentifikasikan nilai pelanggan secara tepat, yaitu dengan
penganalisisan seluruh kegiatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk, berupa barang atau jasa. Kemudian dilakukan pengoptimalisasian
keseluruhan proses dari perspektif pelanggan.

2. Membangun Proses Operasi yang Ramping


Proses operasi yang ramping dapat dibangun dalam perusahaan
yang menghasilkan barang atau yang termasuk dalam industri mufaktur ,
maupun pada perusahaan yang menghasilkan jasa atau yang termasuk
dalam industri jasa.11
a. Proses Operasi Manufaktur yang Ramping
Bila proses operasi ramping diterapkan sebagai suatu strategi
manufaktur yang komrehensif dan dijalankan bersama pesanan tepat
waktu, yang dikenal sebagai just-in-time (JIT), maka hasilnya akan
dapat mendukung tercapainya keunggulan bersaing yang
berkesinambungan, yang sekaligus akan menghasilkan peningkatan
bagi perusahaan secara menyeluruh.
Pengoperasian yang ramping menggunakan falsafah untuk
meminimalisasi pemborosan dengan usaha pencapaian suatu
kesempurnaan, melalui pembelajaran yang berkelanjutan, kreativitas
dan kerja sama tim. Untuk mencapaai sasaran tersebut, maka perlu
dilakukan beberapa hal, antara lain:
1) Menggunakan teknik JIT untuk dapat menghilangkan adanya
persedian.
2) Mengurangi luas ruangan yang dibutuhkan dan meminimalisasi
jarak perjalanan.
3) Mengembangkan pola partnership dengan pemasok dan membantu
para pemasok memahami kebutuhan pelanggan akhir.

11 Ibid.h 173
4) Menghilangak seluruh kegaiatan yang tidak menambah nilai
produk.
5) Mengembangkan karyawan dengan perbaikan desain tugas secara
terus-menerus, melakukan pelatihan, membuat komitmen
karyawan dan pemberian kewenangan karyawan.
6) Membangun sistem yang dapat membantu karyawan menghasilkan
sesuatu secara sempurna setiap saat.
Disamping itu terdapat upaya untuk memberikan imbalan yang
cukup besar bagi yang berhasil menjadi produsen ramping. Produsen
ramping tersebut sering digunakan untuk menjadi benchmark
performa.12
b. Proses Operasi yang Ramping dalam Industri Jasa
Penerapan operasi yang ramping terkait dengan para pemasok,
tata letak atau layout, persediaan dan penjadwalan dalam sektor jasa.
Pada dasaranya operasi perusahaan jasa adalah tidaklah berbeda
dengan perusahaan manufaktur, dan tetap dapat berhasil dalam operasi
yang ramping, terdapat beberapa hal yang harus diperhatiakan bagi
keberhasilan penerapan operasi itu.13
Untuk penerapan operasi jasa yang ramping dibutuhkan upaya-
upaya antara lain adalah: mengorganisasi grup pemecahan masalah
yang membahas pendekatan untuk meningkatkan layanan yang
diberikan. Dalam hal ini ada perusahaan yang menggunakan
pendekatan lingkaran mutu sebagai bagian yang mendasar dari
strateginya untuk mengimplementasikan praktik layanan baru.
Disamping itu dilakukan peningkatan kegiatan kerumahtanggan yang
lebih baik dengan melakukan kegiatan kebersihan, dimana item yang
dibutuhkan dijaga dalam didaerah kerja, merupakan tempat yang harus
selalu tetap bersih untuk semua yang menggunakannya. Pekerja
haruslah secara terus-menerus membersihkan daerah tempat kerja

12 Ibid.h 173-175
13 Ibid.h 176
masing-masing, seperti yang telah dijalankan oleh perusahaan jasa
ternama, yaitu MCDonald.

3. Strategi Pengembangan Proses Operasi yang Ramping


Strategi perkembangan proses operasi yang ramping sebenarnya
telah digariskan dan harus sejalan dengan strategi perusahaan. Strategi
perusahaan yang mengarahkan pada strategi pertumbuhan, pengembangan
dan konsolodasi haruslah didukung oleh proses operasi yang ramping.
Strategi ini mengacu penghematan atau efesiensi, umumnya untuk
meningkatkan dan membangun proses operasi yang ramping.
Kunci dari penerapan strategi pengembangan proses operasi yang
ramping didasarkan pada strategi menejemen yang menekankan pada
efesiensi. Dengan strategi manajemen ini diupayakan untuk
meminimalisasi penggunaan sumber daya yang tidak menambah nilai
hasil.sasaran dari strategi ini adalah untuk dapat menghasilkan produk
berupa barang atau jasa dengan biaya murah, sehingga dapat disampaikan
kepada pelanggan dengan harga yang lebih murah.
Strategi proses operasi yang ramping tidaklah hanya mengejar
biaya operasi yang murah. Sasaran operasi yang ramping dijalankan
dengan strategi yang komprehensif bersama dengan program just-in-time
(JIT) yang berpola pada pesanan yang tepat waktu. Disamping itu
diupakan dapat dihilangkannya pemborosan waktu, persediaan, dan hasil
kerja atau output yang rusak.14
Upaya yang dijalankan sekaligus untuk menjaga kualitas hasil,
dengan melakukan perbaikan yang berkelanjutan sehingga dapat dicapai
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Dengan proses operasi ini,
perusahaan juga membangun budaya organisasi dalam mendorong
peningkatan produktifitas para pekerja, memperkuat kewenangan pekerja,
dan meningkatkan proses pembelajaran. Semua upaya yang dilakukan ini

14 Ibid. h 177
akan bermuara pada pencapaian sasaran operasi yang ramping, yaitu
terciptanya keunggulan bersaing yang berkesinambungan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Djokosantoso Moeljono. 13 Konsep Beyond Leadership. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo, 2012.
Husein Umar. Strategik Manajemen In Action,. Jakarta: PT. Gramedia Pustakama,
2003.
Rina Nuraini Selly. “Memahami Kepemimpinan Stratejik dan Kebudayaan
Organisas” 7 (Maret 2013).
Sofjan Assauri. STRATEGIC MANAGEMENT :Sustainable Competitive
Advanteges. 2 ed. Depok: Rajawali Pers, 2017.

Anda mungkin juga menyukai