PERENCANAAN KINERJA
7
TINGKAT SASARAN
8
2.4 Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan kegiatan awal dari manajemen kinerja.
Perencanaan kinerja adalah hasil pertemuan anatara karyawan ternilai (appraise)
dengan supervisornya atau penilai (appraiser) yang antara lain membahas:
a) tugas-pekerjaan dan tanggung ternilai serta prosedur yang harus diikuti dalam
melaksanakan pekerjaan.
b) kompetensi yang diperlukan ternilai dalam melaksanakan pekerjaan, serta
perilaku kerja dan sifat pribadi yang harus dilakukan dan dimiliki karyawan.
c) standar kinerja karyawan (ternilai) dalam melaksannnakan pekerjaannya.
d) menentukan cara kerja karyawan dalam mencapai kinerja.
e) penilai dan ternilai harus memahami teknik pengukuran kinerja.
f) merencanakan pengembangan kompetensi ternilai, dan melatih ternilai jika
ternilai belum memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
g) karyawan ternilai dan penilai juga harus memahami visi, misi, dan tujuan
atau sasaran kinerja
2.5 Stantar Kinerja
2.5.1 Pengertian Standar kinerja
Standar kinerja (performance standards) adalah persyaratan tugas, fungsi atau
perilaku yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasaran yang harus dicapai oleh
seorang karyawan.
Menurut Randall S. Schular & Susan E. Jackson (1999) “Ada tiga jenis dasar
kriteria kinerja”, yaitu:
1. Kriteria berdasarkan sifat (memusatkan diri pada karakteristik pribadi
seorang karyawan).
2. Kriteria berdasarkan perilaku (kriteria yang penting bagi pekerjaan yang
membutuhkan hubungan antar personal).
3. Kriteria berdasarkan hasil (kriteria yang fokus pada apa yang telah dicapai
atau dihasilkan).
Berikut ini diberikan beberapa keuntungan atau manfaat penggunaan standar operasi/
produksi dalam perusahaan:
1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada
dalam persediaan. dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka
9
pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan
penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi
sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal.
2. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke
konsumen akan dapat tepat waktu. Pengiriman barang tidak akan salah karena
barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya
masing-masing.
3. Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat
membantu perusahaan untuk menentukan hal- hal berikut.
4. Muatan pekerja dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja).
5. Kebutuhan staf (berapa orang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang
yang dibutuhkan).
6. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu
mengambil beragam keputusan dari perkiraan biaya hingga ke keputusan
untuk membuat sendiri atau membeli).
7. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa yang mengerjakan apa dalam
satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi).
8. Tingkat produksi yang diharapkan (jadi, baik manajer maupun pekerja tahu
apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal).
9. Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk
memberikan insentif yang tepat).
10. Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk
mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi).
11. Standar tenaga kerja yang ditetapkan secara benar ini mewakili waktu yang
dihabiskan oleh seorang pekerja rata- rata untuk melaksanakan aktivitas
tertentu di bawah kondisi kerja normal.
2.5.2 Fungsi standar kinerja
Standar kinerja pekerjaan (performance standard) menetapkan tingkat kinerja
pekerjaan yang diharapkan dari pelaksana pekerjaan dan kriteria pengukuran
kesuksesan pekerjaan. Standar kinerja pekerjaan membuat eksplisit kuantitas dan
atau kualitas kinerja yang diharapkan dalam tugas dasar yang ditentukan sebelumnya
dalam deskripsi pekerjaan. Standar kinerja pekerjaan ini biasanya berupa pernyataan
10
mengenai kinerja yang dianggap diterima dan dapat dicapai atas sebuah pekerjaan
tertentu. Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam standar kinerja
pekerjaan diantaranya adalah:
1. Standar kinerja harus relevan dengan individu dan organisasi.
2. Standar kinerja harus stabil dan handal
3. Standar kinerja harus membedakan antara pelaksanaan pekerjaan yang baik,
sedang dan buruk.
4. Standar kinerja harus dijabarkan dalam angka.
5. Standar kinerja harus mudah diukur.
6. Standar kinerja harus dipahami oleh karyawan dan penyelia.
7. Standar kinerja harus memberikan interprestasi yang tidak bias.
Standar kinerja pekerjaan ini mempunyai dua fungsi. Pertama, menjadi
tujuan atau sasaran upaya karyawan. Jikalau standar telah terpenuhi, karyawan akan
merasakan adanya pencapaian dan penyelesaian. Kedua, standar kinerja pekerjaan ini
merupakan kriteria pengukuran keberhasilan sebuah pekerjaan. Tanpa adanya
standar, tidak ada sistem pengendalian yang dapat mengevaluasi kinerja karyawan.
Beberapa diantaranya dapat menjadi disfungsional. Contoh, standar tidak tertulis
diperusahaan Jepang adalah bahwa seorang karyawan harus bekerja luar biasa
lamanya setiap hari guna membuktikan loyalitasnya kepada perusahaan. Karoshi,
atau kematian yang diakibatkan kelebihan kerja, menjadi konsekuensi yang harus
ditanggung karyawan.
SOAL-SOAL :
1. Jelaskan pengertian rencana strategis menurut beberapa pendapat ahli.
2. Sebutkan dan jelaskan proses perencanaan strategis menurut pendapat
Greenberg dan Baron.
3. Sebutkan dan jelaskan karakteristik tujuan yang baik menurut pendapat
Amstrong dan Baron.
4. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kinerja dan apa isi yang terkandung
dalam perencanaan kinerja tersebut.
5. Sebutkan dan jelaskan 2 (dua) fungsi dari adanya standar kinerja.
11
12