BALANCED SCORECARD
Oleh:
Kelompok XII
Dosen Pengampu:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Lintas Fungsi
Perusahaan abad industry memperoleh keuangan kompetitif melalui
spesialisasi keahlian fungsional. Spesialisasi ini menghasilkan keuntungan
yang besar, namun pada akhirnya menimbulkan ketidakefisienan,
ketidakperluan antar departemen.
Perusahaan abad informasi beroperasi dengan proses bisnis yang
terpadu.perusahaan mengkombinasikan keunggulan spesialisasi keahlian
fungsional dengan kecepatan, efisiensi, dan mutu proses bisnis terpadu.
3. Segmentasi Pelanggan
Perusahaan abad industry menyediakan produk dan jasa standar berbiaya
murah. Perushaan abad informasi, harus belajar menyediakan produk dan
jasa yang sesuai dengan pesanan segmen pelanggan yang berbeda.
4. Skala Global
Perusahaan abad informasi bersaing dengan berbagai perusahaan terbaik di
dunia. Batas domestic tidak lagi menjadi hambatan dalam bersaing bagi
perusahaan.
5. Inovasi
Perusahaan yang bersaing dalam sebuah industry dengan inovasi teknologi
yang cepat harus pandai mengantisipasi kebutuhsn pelanggan di masa
dating, merancang produk dan jasa baru, dan secara cepat menerapkan
teknologi produk baru.
6. Pekerja yang Berpengatahuan
Perusahaan abad industry menciptakan perbedaan dua kelompok pekerja:
1) Kelompok intelektual: menggunakan keahlian analitis untuk
merancang produk dan proses, menyelia operasi perusahaan.
2) Kelompok menghasilkan produksi: tenaga kerja langsung yang
dimanfaatkan adalah kemampuan fisik saja.
Sekarang semua pekerja harus memberikan kontribusi nilai sesuai dengan
apa yang mereka ketahui dengan informasi yang dapat mereka berikan.
Melakukan investasi, mengelola dan mengembangkan pengetahuan setiap
pekerja menjadi amat penting bagi perusahaan.
Balanced scorecard adalah metode yang dikembangkan oleh Kaplan & Norton untuk
mengukur setiap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka
merealisasikam tujuan perusahaan tersebut. Balanced Scorced melengkapi seperangkat
ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (driver) kerja dimasa depan.
Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran
memandang kinerja perusahaan dari 4 perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis
internal serta pembelanjaan dan pertumbuhan, keempat perspektif ini memberi kerangka
kerja bagi balanced scorecard.
Balanced scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional.
Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah sistem manajemen
strategis untuk mengelola stategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus
pengukuran balanced scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting:
Pengembangan balanced scorecard membuat kerja sama tim dan kurangnya konsesus
menjadi lebih tampak dan juga memberikan kontribusi pada pemecahan masalah. Karena
dikembangkan oleh sekelompok eksekutif senior sebagai suatu proyek tim scorecard
minciptakan sebuah medel bersama dari bisnis keseluruhan dimana setiap orang
memberikan kontribusi. Tujuan scorecard menjadi tanggung jawab semua bersama tim
eksekutif yang memungkinkannya berfungsi sebagai kerangka kerja serangkaian proses
penting manajemen berdasarkan tim.
Mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan serta ukuran stategis
Scorecard juga memberi dasar untuk mengkomunikasikn strategi unit bisnis untuk
mendapatkan komitmen ora eksekutif korporsi dan dewan direksi. Pada akhir proses
pengkomunikasian dan pengaitan setiap orng didalam perusahaan seharusnya tujuan-
tujuan jangka pnjang unit bisnis, dan juga strategi untuk mencpi tujuan tersebut. Secara
individu para pekerja telah merumuskan berbagai tindakan lokal yang akan membrikan
kontribusi bagi tercapainya tujuan-tujuan unit bisnis.
Untuk mencapai tujuan finansial tersebut para menejer harus mengidentifikasi rentang
sasaran pelanggan, proses bisnis internal, tujuan pembelajaran dan pertumbuhan .
sasaran-sasaran ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti sasaran pelanggan berasal
dari upaya untuk memenuhi atau melampaui ekspektasi pelanggan.
Ukuran finansial
Berbagai catatan pembukuan transaksi finansial dapat ditelusuri ribuan
tahun kebelakang, ketika orang-orang Mesir, Funisia, dan Sumeria
menggunakannya untuk memfasilitasi transaksi komersial. Beberapa abad
kemudian, selama abad eksplorasi, kegiatan perusahaan dagang global diukur dan
dipantau oleh sistem akuntansi double entry. Revolusi industri abad ke-19
melahirkan berbagai perusahaan raksasa yang bergerak dibidang usaha
pertekstilan, perkeretaapian, baja, mesin perkakas dan ritel. Berbagai inovasi
pengukuran kerja finansial yang dilaksanakan perusahaan-perusahaan ini
mempunyai peran penting dalam memacu pertumbuhan perusahaan-perusahaan
tersebut secara cepat. Dan bebrbagai inovasi finansial, seperti pengembaliam
investasi (ROI) serta anggaran operasi dan kas, berperan penting bagi
keberhasilan berbagai perusahaan di awal abad ke-20 seperti DuPont dan General
Motors. Kecendrungan pasca Perang Dunia II untuk mendiversifikasi perusahaan
telah menciptakan suatu tuntutan dari dalam korporasi akan adanya pelaporan dan
evaluasi kinerja unit bisnis, suatu praktek dilaksanakan secara ekstensif oleh
berbagai perusahaan yang melaksanakan diversifikasi seperti General
Electronicdan yang paling terkenal, pelaporan dan pengawasan finansial yang
ketat oleh Harold Geneen di perusahaan IT & T.
Jadi, di akhir abad ke-20 ini, aspek finansial kinerja unit bisnis telah
dikembangkan dengan pesat. Tetapi banya pengamat telah mengkritik penggunaan
yang ekstensif bahkan ekslusif berbagai ukuran finansial dalam dunia usaha. Pada
prinsipnya, penekanan yang berlebihan kepada pencapaian berbagai hasil finansial
jangka pendek dapat mengakibatkan penanaman investasi jangka pendek yang
berlebihan dan sedikitnya investasi yang dilaksanakan untuk menciptakan nilai
tambah jangka panjang, terutama dalam aktiva tak berwujud dan aktiva dan aktiva
intelektual yang menghasilkan pertumbuhan masadepan.
Ketika para manajer didorong untuk menghasilkan kinerja finansial jangka
pendek yang konsisten dan istimewa, investasi yang dituukan untuk
memanfaatkan peluang pertumbuhan yang terhindarkan lagi menjadi terbatas.
Bahkan yang lebih buruk lagi,tekanan untuk menghasilkan kinerja finansial
jangka pendek dapat mendorong perusahaan mengurangi pengeluaran yang
digunakan untuk pengembangan produk baru, peningkatan proses, pengembangan
sumber daya manusia, teknologi informasi, data base, sistem pengembangan
pelanggan, dan pengembangan pasar. Dalam jangka pendek, model akuntansi
keungan memberikan pelaporan mengenai berkuranggnya berbagai pengeluaran
ini sebagai kenaikan laba, bahkan ketika pengurangan tersebut meng-kanibalkan
persediaan aktiva perusahaan dan kapailitas untuk menciptakan nilai ekonomis
masa depan. Selain itu, sebuah peusahaan akan memaksimalkan hasil finansial
jangka pendek dengan mengeksploitasi pelanggan melalui penetapan harga yang
tinggi atau layanan yang buruk. Dalam jangka, tindakan-tindakan ini memang
dapat meningkatkan profitabilitas dalam pelaporan keuangan, tetapi kurangnya
loyalitasdan kepuasan pelanggan akan menjadikan perusahaan tersebut sangat
rentan terhadap bebagai hantaman persaingan.
Ukuran finansial tidak cukup untuk menuntun dan mengevaluasi
perjalanan perusahaan melalui lingkungan yang kompetitif. Ukuran tersebut
adalah “lagging indicator” yang tidak akan mampu menangkap nilai yang telah
diciptakan atau dihancurkan oleh berbagai tindakan manajer dalam periode
akuntansi terakhir. Ukuran finansial menceritakan sebagian, tidak semua, tindakan
masalalu dan tidak memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan
nilai finansial masadepan yang dilaksanakan saat ini dan kemudian.
1. Perrspektif Finacial
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Proses bisnis internal
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
1.1.Perspektif Finacial
Ukuran kinerja finacial memberikan petunujuk apakah strategi perusahaan,
implementasi dan pelaksanaanya meneberikan kontribusi atau tidak kepada
peningkatan laba perusahaan. Tujuan finacial biasanya berhubungan dengan
profitabilitas, yang di ukur misalnya laba operasi ,return on capital
employeed (ROCE) atau nilai tambah ekonomis (economic value
added).Tujuan finacial lainnya mungkin berupa pertumuhan penjualan yang
cepat atau terciptanya arus kas.
1.2.Perspektif pelanggan
Dalam perspektif pelanggan Balance Scorecard, para manajer
mengidentifikasi pelanggan dengan segmen pasar dimana unit bisnis tersbut
akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen
sasaran.a Adapun ukurannya yaitu :
a. Kepuasan pelanggan
b. Retensi pelanggan
c. Akuisisi pelanggan
d. Profitabilitas pelanggan
e. Pangasa pasar d segmen sasaran
Finacial ROCE
Keahlian pekerja
Pembelajaran dan Pertumbuhan