Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENYUSUNAN LAPORAN AUDIT SDM DAN REKOMENDASI HASIL AUDIT”

Dosen : Endang Kustini S.E. , M.M.

Disusun Oleh : Kelompok 9

Disusun Oleh :

Siti Nurul Hafizah 181010551448


Sutina 181010551173
Virsyanti 181010550873
Yuda Prasetya 181010551199

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang
telahdilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah audit budaya
perusahaan yang berjudul “Audit Budaya Perusahaan” ini dengan baik. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusidengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranganbaik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanganterbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikimakalah
ini.Harapan kami semoga makalah ini dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan
yangbermanfaat bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

Pelaporan hasil audit merupakan komponen utama dalam komunikasi dari audit internal
tentang hasil audit. Untuk mengkomunikasikan hasil audit diperlukan susunan laporan,
dimana hasil audit disusun untuk disajikan dengan rinci dan jelas terkait seluruh kegiatan
proses audit internal.
Laporan audit merupakan produk akhir yang paling penting dari proses audit internal
dan akses utama untuk menggambarkan aktivitas audit internal bagi pemangku kepentingan,
baik di dalam maupun di luar perusahaan. Laporan audit memberikan bukti tentang karakter
profesional dari kegiatan audit internal dan memungkinkan orang lain untuk mengevaluasi
kontribusi ini. Laporan audit yang efektif tentu saja harus didukung oleh pekerjaan audit
berkualitas tinggi, tetapi pekerjaan audit yang sama dapat dibatalkan oleh laporan yang
ditulis dengan buruk atau tidak disiapkan dengan baik. Penyusunan laporan yang jelas dan
efektif harus menjadi perhatian utama bagi auditor internal di semua tingkatan, dari Chief
Audit Executive (CAE) hingga anggota staf tim audit (Moeller, 2015).
Menurut (Moeller, 2015) pemahaman tentang bagaimana membangun dan menyusun
laporan audit internal yang efektif adalah persyaratan dasar pengetahuan dalam pelaporan
hasil audit. Pelaporan audit internal yang baik, lebih dari sekadar persiapan dan penampilan
laporan. Laporan audit harus mencerminkan filosofi dasar dari total pendekatan audit
internal perusahaan, termasuk tujuan ulasan yang mendasarinya, strategi pendukung dan
kebijakan utama, prosedur yang mencakup pekerjaan audit, dan kinerja profesional staf
audit. Dikarenakan laporan audit merupakan alat komunikasi utama, auditor internal akan
kurang efektif jika komunikasi mereka dengan perusahaan yang lain hanya terbatas pada
laporan yang dipublikasikan. Komunikasi juga harus dilakukan melalui wawancara selama
pekerjaan lapangan, penutupan rapat ketika temuan audit pertama kali disajikan, pertemuan
dengan manajemen senior dan komite audit untuk memberi tahu mereka tentang hasil audit,
dan banyak kontak lainnya di seluruh perusahaan. Semua anggota perusahaan audit internal
harus menjadi komunikator yang efektif baik dalam kata-kata tertulis dan lisan mereka.
Ada banyak masalah dalam pelaporan hasil audit internal yang mempengaruhi hasil
audit. Biasanya masalah muncul dalam proses penulisan pelaporan audit, seperti auditor
internal berada dibawah tekanan, kemampuan menulis yang lemah, draf audit yang buruk,
perbedaan pendapat antara auditor internal dengan supervisor, dan lainnya yang dapat
mempengaruhi efektivitas pelaporan komunikasi audit dan rekomendasi atau saran-saran
perbaikan.
Dengan demikian, pelaporan hasil audit harus dikomunikasikan tidak mengandung
kesalahan dalam penyampaiannya baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini dapat
diminimalisir dengan cara menyelaraskan tujuan laporan hasil audit internal dengan
informasi yang disampaikan dalam pelaporan hasil audit. Selanjutnya auditor internal harus
melakukan tindak lanjut audit atas laporan hasil audit dan mengkomunikasikan hasil tindak
lanjut audit kepada manajemen senior atau komite audit untuk menyampaikan konsekuensi
atas tindakan korektif yang dilakukan manajemen. Di dalam pembahasan akan dijelaskan
secara rinci tentang pelaporan hasil audit dan tindak lanjut atas pelaporan hasil audit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL AUDIT

Tahap pelaporan adalah tahap yang paling penting dari siklus pekerjaan audit kinerja.
Laporan audit harus dikomunikasikan dengan semua tingkat pada organisasi auditee supaya
menghindari adanya salah tafsir atau salah pengertian antara auditor dengan auditee,
memudahkan implementasi tindak lanjut, dan memungkinkan hasil audit digunakan sebagai alat
pengendalian sosial.

Pada dasarnya laporan audit mencakup :


1. Tahap Pra Pelaporan
Tahap pra pelaporan ini terdiri dari :
a. Tahap diskusi, di mana dilakukan pembahasan antara sesama auditor maupun
dengan pihak yang diaudit. Diskusi ini bertujuan untuk mempertajam hasil
temuan apakah sesuai atau tidak sesuai dengan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Agar mendapat pemahaman mengenai tingkat keseriusan temuan di bawah ini
akan dikemukakan penjelasan sebagai berikut.
1) Indikator ketidaksesuaian major, mencakup hal-hal yang berdampak bagi
setiap individu (pejabat, pegawai) di lingkungan perusahaan atau yang
berdampak pada kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap pelanggan.
2) Indikator ketidaksesuaian minor, hal-hal yang kurang tepat dan tidak lengkap
atau adanya ketidakpatuhan terhadap prosedur aturan yang berlaku.
b. Tahap klasifikasi, di mana hasil temuan yang telah didiskusikan diinformasikan
kembali dengan pihak auditee agar didapat kesamaan persepsi atas hasil temuan.

2. Tahap Penyusunan Laporan Audit SDM


Penyusuna laporan audit SDM sebaiknya memperhatikan minimal empat hal yaitu :
a. Makna laporan audit, dalam arti laporan audit sebaiknya memuat informasi
lengkap dan bersifat faktual, signifikan, dan relevan.
b. Bentuk atau format harus sesuai dengan rencana atau sesuai dengan kesepakatan
bersama antara tim audit dan pihak yang diaudit.
c. Sistematika laporan audit harus cermat, lengkap dan urutan penyajian mengikuti
suatu pola tertentu antara lain mencakup :
1) Pendahuluan
Merupakan excecutive summary di mana terdiri dari :
1.1 Tujuan dan ruang lingkup audit.
1.2 Ringkasan keseluruhan isi laporan.
2) Laporan inti temuan audit :
2.1 Analisa temuan.
2.2 Pendapat Auditor.
3) Penutup : Rekomendasi
4) Lampiran-lampiran antara lain berupa :
a) Program dan rencana audit.
b) Management Control Questioner.
c) Matriks temuan hasil konfirmasi dan klarifikasi yang telah disetujui dan
ditangani Auditee.
d) Korespondensi dengan auditee dalam rangka audit.
d. Penyusunan laporan audit harus ringkas dan padat dengan gaya positif yang bisa
menarik pembayar atau penerima laporan/pihak auditee.

Di samping itu perlu diperhatikan pula bahwa :


a. Persiapan, ketetapan dan kelengkapan laporan audit merupakan tanggung
jawab ketua audit.
b. Laporan audit harus diserahkan kepada klien sesuai dengan batas waktu yang
tercantum dalam kontrak, dan ditangani oleh ketua tim audit.
c. Laporan audit juga harus didiskusikan kepada klien, ditangani klien serta
menjadi hak milik klien (institusi atau perusahaan) sebagai pengguna jasa.
d. Laporan audit harus dijamin kerahasiaannya oleh seluruh anggota yang
terlibat dalam audit.
e. Laporan audit bisa dipelihara atau dihancurkan sesuai kesepakatan antara
klien dan pihak auditor.

Tujuan dan Manfaat Pelaporan Audit Kinerja

Manfaat laporan audit adalah sebagai alat komunikasi antara auditor dan auditee, serta
pejabat berwenang. Manfaat lainnya sebagai bahan atau dasar bagi auditee untuk melakukan
tindakan perbaikan dan tindak lanjut serta sebagai ukuran untuk menilai tingkat kecukupan
tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Tujuan pelaporan hasil audit adalah menyediakan informasi, rekomendasi dan penilaian
yang independen bagi para pengguna laporan mengenai pelaksanaan kegiatan entitas yang
diaudit
Karakteristik Laporan Yang Baik

Karakteristik laporan audit kinerja yang baik menurut Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) adalah sebagai berikut:

1. Tepat waktu
Laporan hasil audit harus tepat waktu agar informasi yang dimuat bermanfaat secara
maksimal.
2. Lengkap
Kelengkapan dalam laporan hasil audit berarti bahwa hubungan antara tujuan,
kriteria, tentuan dan simpulan secara jelas diungkapkan
3. Akurat
Fakta dan angka yang menyertai pernyataan harus didukung oleh bukti audit yang
cukup.
4. Objektif
Semua aspek permasalahan harus disajikan dengan cara yang tidak bias dan seimbang
dalam isi dan nada.
5. Meyakinkan
Laporan harus menjawab tujuan audit serta menyajikan temuan, simpulan, dan
rekomendasi yang logis..
6. Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan dipahami.
7. Ringkas
Laporan harus ringkas yaitu tidak lebih panjang dari yang diperlukan untuk
menyampaikan dan mendukung pesan.

Pelaporan Audit Kinerja Sebagai Suatu Proses

Pelaporan audit kinerja dapat dipandang sebagai suatu proses yang berkelanjutan. Proses
pelaporan dapat dilalui dalam :

1. Lembar Diskusi
Lembar diskusi memuat penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan oleh auditor
yang perlu dimintakan penjelasan dari pejabat yang bertanggung jawab atas kegiatan
yang sedang diaudit.
2. Observasi Audit
Berdasarkan hasil diskusi dengan pejabat yang bertanggung jawab, auditor harus
melakukan observasi audit guna meyakinkan kebenaran informasi yang disampaikan
oleh entitas.
3. Draft Laporan Audit Kinerja
Berdasarkan hasil observasu, auditor menyusun raft laporan audit kinerja.

Struktur dan Cara Penyajian Laporan

Gaya penulisan dan jumlah halaman laporan tergantung pada situasi dan kondisi entitas
yang diaudit. Struktur dan isi laporan minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Judul
2. Ringkasan
3. Pendahuluan
4. Tujuan dan Lingkup Audit
5. Waktu Pelaporan
6. Kriteria Audit
7. Metodologi
8. Temuan
9. Simpulan dan Rekomendasi
10. Daftar istilah ( Glosarium)

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Hasil Audit

Secara garis besar terdapat tiga langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan
hasil audit yaitu :

1. Menyusun Konsep Laporan


Hal-hal yang harus dilakukan untuk memperjelas proses dalam penyusunan
penyelesaian konsep laporan audit kinerja adalah :
a. Surat pengantar
b. Ringkasan Laporan
c. Susunan Laporan Hasil Audit
2. Mendapatkan Komentar Instansi
Setelah konsep laporan ausit selesai, konsep hasil audit tersebut perlu disampaikan
kepada pihak manajemen entitas yang diaudit untuk ditanggapi dalam hal ini dapat
dilakukan dengan :
a. Menanggapi respons auditee atas konsep laporan
b. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan instansi yang diaudit
c. Memanfaatkan komentar instansi untuk memperbaiki konsep laporan
d. Mengatur cara mendapatkan komentar dari instansi yang diaudit
e. Menelaah atau mengevaluasi komentar instansi yang diaudit
3. Menyusun Laporan Akhir
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun laporan akhir akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Mencocokan referensi
b. Meneelaah konsep laporan akhir
c. Mendistribusikan laporan

B. REKOMENDASI HASIL AUDIT SDM

Bagian akhir ada pelaporan audit adalah rekomendasi berupa saran-saran yang
disampaikan auditor kepada pihak auditee. Sebaiknya rekomendasi dilanjutkan dengan
aksi yang merupakan rincian dari rekomendasi dan disusun bersama antara auditee dan
auditor.
Program aksi atau program tindak lanjut bisa dilakuakan secara keseluruhan atau
bisa dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang ditetapkan. Agar program aksi
dilaksanakan secara sungguh-sungguh, tim auditor dapat mengingatkan auditee akan
tanggung jawab penyelesaian permasalahan yang telah dilaporkan. Peringatan
disampaikan secara langsung melalui telepon, e-mail atau memo.
Memperhatikan penjelasan atas program aksi tersebut, maka agar efektif sebagai
auditor, maka harus memperhatikan tahapan/proses berikut.
1. Auditor mengidentifikasi dan mencatat hal-hal yang merupakan ketidaksesuaian.
2. Auditee menyetujui ketidaksesuaian yang disampaikan auditor.
3. Auditee mengajukan proposal tindakan koreksi/perbaikan.
4. Auditor menyetujui.
5. Auditee menerapkan tindakan koreksi/perbaikan.
6. Auditee memberikan bukti-bukti pendukung kepada internal auditor.
7. Auditee menghubungi auditor dan memberi tahu bilaman tindakan koreksi/perbaikan
sudah tuntas terselesaikan.
8. Auditor melakukan review dokumen yang disampaikan auditee.
9. Auditor mengunjungi dan mengaudit penerapan dan efektivitas tindakan
koreksi/perbaikan.
10. Auditor menyatakan tindakan koreksi/perbaikan telah selesai dan bahwa benar
perbaikan membawa manfaat bagi manajemen serta memastikan permasalahan yang
sama tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang.

Tabel 2.1.
Sasaran dan Cara Memberikan Rekomendasi.
Sasaran Cara
Menginformasikan Menciptakan kesadaran
Memengaruhi Mendapat penerimaan, menciptakan dukungan
Memberikan hasil Mendorong pelaksanaan tindakan

Tujuan dari laporan audit adalah untuk menyediakan cara-cara di atas. Laporan
tersebut sebaiknya menciptakan dipikiran pembacanya keyakinan bahwa:
1) Apa yang dilaporkan dapat dipercaya, dan
2) Apa yang direkomendasikan adalah valid dan berharga (Indah, 2017).

Untuk melaksanakan cara-cara itu, dibutuhkan unsur-unsur berikut ini dalam laporan audit
menurut (Indah, 2017) yaitu:

Tabel 2.2.
Unsur-Unsur dalam Cara Melaksanakan Laporan Audit.
Cara Unsur
Kesadaran Identifikasi kesulitan dengan jelas dan dapat dipahami atau
kesempatan untuk perbaikan.
Penerimaan/dukungan Dukungan persuasif dan nyata untuk kesimpulan dan bukti
atas pentingnya nilai mereka.
Tindakan Memberikan cara yang membangun dan praktis dalam
mencapai perubahan yang diinginkan.

Pelaporan hasil audit internal menurut (Rustendi, 2017) bertujuan untuk:


1. Menginformasikan (to inform), yaitu melaporkan hasil penugasan audit sebagai
bagian dari akuntabilitasnya dan untuk memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan terhadap informasi yang andal/reliabel.
2. Meyakinkan atau mengajak (to persuade), yaitu menyampaikan bahwa informasi
yang disajikan dalam laporan hasil audit bermanfaat bagi manajemen dan
berpengaruh signifikan terhadap perbaikan organisasi sehingga memberikan
keyakinan kepada manajemen untuk mengambil langkah tindak lanjut yang
diperlukan.
3. Menghasilkan (to get result), yang mana laporan hasil audit dapat mendukung
manajemen dalam melakukan tindakan korektif yang memiliki nilai tambah bagi
organisasinya.
Guna mencapai tujuan pelaporan tersebut, informasi yang disampaikan harus
memiliki nilai, yaitu:
1. Kesimpulan harus menjawab masalah dan konsisten dengan tujuan audit.
2. Informasi yang disampaikan proporsional, dan terdapat informasi pendukung yang
konkret dan mudah ditelusuri. Dalam hal ini, auditor internal harus menyajikan dan
menyampaikan informasi dalam laporan hasil audit dengan cara:
- Menyajikan informasi pokok sesuai prioritas audit, dimana kesimpulan konsisten
dengan tujuan audit dan memiliki tautan yang jelas ke risiko dan tujuan strategi
organisasi.
- Menyajikan kesimpulan yang objektif.
- Informasi yang disajikan dan disampaikan lebih menekankan kepada manfaat
hasil audit dan solusi alternatifnya.
- Tidak menyampaikan informasi yang sudah diketahui oleh manajemen, dan
memberikan apresiasi atas tindakan korektif yang telah dilakukan oleh
manajemen. Auditor harus menghindari untuk menyajikan dan menyampaikan
informasi yang dapat ditafsirkan sebagai upaya mencari-cari masalah auditee.
3. Menggunakan gaya bahasa dan kalimat dalam paparan yang menggambarkan
konsistensi kesimpulan dengan temuan audit, bukti audit, teknik dan prosedur audit,
risiko signifikan dan tujuan penugasan audit.
4. Laporan hasil audit disusun berdasarkan perspektif yang jelas yaitu sudut pandang
auditor internal yang kompeten, independen dan melaksanakan tanggungjawabnya
secara profesional.
5. Komentar terhadap tanggapan manajemen auditee disajikan dan disampaikan secara
etis, didukung informasi yang reliabel, argumentatif tetapi harus fair dan open mind
(Rustendi, 2017).

Menurut (Cendekia, 2017) laporan audit internal memiliki tujuan dasar untuk
menggambarkan audit yang direncanakan dan dijadwalkan, juga menyampaikan hasil
audit. Secara alamiah, laporan audit internal umumnya kritis dan cenderung untuk
menekankan hal-hal yang mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal. Semua
laporan internal audit harus selalu memiliki empat tujuan dasar dan komponen, yaitu:
1. Tujuan, waktu, dan ruang lingkup review.
Laporan audit harus mengikhtisarkan high-level objectives atas review, dimana
review dilakukan, dan high-level scope audit internal.

2. Deskripsi atas temuan.


Berdasarkan kondisi yang diamati dan ditemukan selama review, laporan audit
harus menjelaskan hasil audit.
3. Saran untuk perbaikan.
Tujuan dari saran ini laporan meliputi laporan tentang perbaikan kondisi diamati
serta rekomendasi untuk meningkatkan operasi.
4. Dokumentasi atas perencanaan dan klarifikasi atas pandangan auditee.
Bagian dimana auditee dapat secara formal menanggapi temuan-temuan audit
internal dan menyatakan rencana untuk tindakan perbaikan (Cendekia, 2017).

Keberhasilan dalam menjalin komunikasi dengan manajemen senior dan komite


audit ditentukan oleh keahlian komunikasi yang demikian oleh auditor, ketersediaan akses
yang luas untuk berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak yang dipandang
berkepentingan, dan kualitas atau nilai informasi itu sendiri. Komukasi yang efektif akan
memudahkan auditor untuk menyampaikan informasi hasil audit, mendalami hasil
ekspektasi dan memperoleh feedback dari pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap fungsi audit internal, serta membantu proses pemantauan hasil
audit (Rustendi, 2017).
Keahlian untuk melakukan komunikasi yang efektif meliputi kemampuan untuk
menulis laporan hasil audit yang baik, kemampuan untuk mentransformasikannya ke dalam
komunikasi verbal, dan menentukan secara tepat bentuk dan media untuk melakukan
komunikasi. Dalam hal ini, komunikasi yang dipandang terbaik adalah komunikasi
interaktif dua arah, baik yang dilakukan secara formal maupun informal, yang
memungkinkan auditor untuk menyampaikan informasi pokok terkait hasil audit dengan
lebih menyakinkan, sekaligus mendapatkan respon yang cepat baik terikat temuan audit
berikut kesimpulan dan rekomendasinya, maupun penilaian dan ekspektasi pemangku
kepentingan berkenaan dengan kinerja fungsi audit internal (Rustendi, 2017).

Tindakan atas Rekomendasi Audit.


General Accounting Office AS pada tahun 1991 mengeluarkan sebuah laporan tindakan
sebagai hasil dari sebuah riset yang dilakukan atas area ini. Di sini dibahas beberapa
karakteristik tertentu yang disarankan akan dapat menjamin dilakukannya tindakan untuk
setiap rekomendasi audit yang diberikan. Laporan ini mengklarifikasikan saran-sarannya
menjadi empat bagian:
1. Rekomendasi-rekomendasi berorientasi pada tindakan yang efektif.
2. Komitmen pada hasil.
3. Pengawasan dan sistem penindaklanjutan.
4. Perhatian khusus untuk rekomendasi-rekomendasi utama (Indah, 2017).

Tujuan dan Manfaat Tindak Lanjut Rekomendasi Audit.


Tindak lanjut rekomendasi audit internal bertujuan untuk memberi keyakinan bahwa
manajemen telah mengambil koreksi atas berbagai temuan yang dilaporkan atau manajemen
telah menetapkan besarnya resiko yang dihadapi jika tidak dilakukan tindakan koreksi
(Tafsil, 2012).
Adapun manfaat tindak lanjut rekomendasi audit internal menurut (Tafsil, 2012) adalah
untuk meningkatkan kinerja manajerial dan perusahaan agar apabila terjadi
ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan dalam melaksanakan kegiatan
operasional dapat segera diperbaiki, sehingga kegiatan operasional perusahaan tetap
mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya.

Sifat Rekomendasi Audit.

Rekomendasi audit merupakan solusi atau saran alternatif untuk


menyelesaikan/mengatasi masalah tertentu yang dideskripsikan dalam setiap unsur temuan
audit. Maka rekomendasi harus bersifat:
1. Fisibel,
2. Operasional,
3. Spesifik,
4. Mengidentifikasi subjek yang bertanggungjawab untuk melakukan tidak lanjut.
Kesimpulan/pendapat harus menempatkan berbagai temuan audit dalam perspektif yang
didasarkan kepada implikasi dari temuan audit tersebut secara keseluruhan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Laporan hasil audit adalah media yang digunakan oleh auditor internal untuk
mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud
menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajemen terkait dengan
temuan audit, kesimpulan dan rekomendasi hasil penugasan audit (Rustendi, 2017).
Menurut The IIA (2016) dalam International Standards for Profesional Practice of
Internal Auditing yang dikutip oleh Rustendi (2017) menyatakan bahwa pada aktivitas
penjaminan, kepala bagian audit internal harus menetapkan proses tindak lanjut untuk
memantau dan memastikan bahwa manajemen senior telah melaksanakan tindakan
perbaikan secara efektif, atau menerima risiko untuk tidak melaksanakan tindakan
perbaikan. Sementara itu pada aktivitas konsultasi, kepala bagian audit internal harus
memantau disposisi hasil penugasan seperti yang disepakati dengan klien (statement 2500-
2600).
Tindak lanjut audit adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor setelah
laporan audit diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut audit merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee dalam melaksanakan
rekomendasi audit (Wahyudi, 2016b).
DAFTAR PUSTAKA

Belliany, G. (2014). Management Needs: Internal Audit’s Operational Approach.


https://www.coursehero.com/file/p2oprcf/Komunikasi-Hasil-Audit-Laporan-audit-yang-
merangkum-temuan-audit-internal-dan/.
Cendekia, A. (2017). Pelaporan Hasil Audit Internal. http://airlanggacendekia.blogspot.com/
2017/10/pelaporan-hasil-audit-internal.html.
Hasymi, M. (2016). Evaluasi Tindak Lanjut Temuan Audit Internal Sebagai Unsur
Mengoptimalkan Pengelolaan
Keuangan.
http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/7PMPREWBFI5P5XXK0FLN9
D DYS.pdf.
Indah, A. (2017). Laporan Audit Internal. http://aniesakuntan.blogspot.com/2017/07/laporan-
audit-internal.html.
Kusuma, T. (2016). Pelaporan Audit Tindak Lanjut Hasil
Audit. http://tantoapaajadech.blogspot.com/2016/03/pelaporan-audit-tindak-
lanjut-hasil.html? m=1.

Anda mungkin juga menyukai