Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang
telahdilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah audit budaya
perusahaan yang berjudul “Audit Budaya Perusahaan” ini dengan baik. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusidengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranganbaik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanganterbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikimakalah
ini.Harapan kami semoga makalah ini dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan
yangbermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Pelaporan hasil audit merupakan komponen utama dalam komunikasi dari audit internal
tentang hasil audit. Untuk mengkomunikasikan hasil audit diperlukan susunan laporan,
dimana hasil audit disusun untuk disajikan dengan rinci dan jelas terkait seluruh kegiatan
proses audit internal.
Laporan audit merupakan produk akhir yang paling penting dari proses audit internal
dan akses utama untuk menggambarkan aktivitas audit internal bagi pemangku kepentingan,
baik di dalam maupun di luar perusahaan. Laporan audit memberikan bukti tentang karakter
profesional dari kegiatan audit internal dan memungkinkan orang lain untuk mengevaluasi
kontribusi ini. Laporan audit yang efektif tentu saja harus didukung oleh pekerjaan audit
berkualitas tinggi, tetapi pekerjaan audit yang sama dapat dibatalkan oleh laporan yang
ditulis dengan buruk atau tidak disiapkan dengan baik. Penyusunan laporan yang jelas dan
efektif harus menjadi perhatian utama bagi auditor internal di semua tingkatan, dari Chief
Audit Executive (CAE) hingga anggota staf tim audit (Moeller, 2015).
Menurut (Moeller, 2015) pemahaman tentang bagaimana membangun dan menyusun
laporan audit internal yang efektif adalah persyaratan dasar pengetahuan dalam pelaporan
hasil audit. Pelaporan audit internal yang baik, lebih dari sekadar persiapan dan penampilan
laporan. Laporan audit harus mencerminkan filosofi dasar dari total pendekatan audit
internal perusahaan, termasuk tujuan ulasan yang mendasarinya, strategi pendukung dan
kebijakan utama, prosedur yang mencakup pekerjaan audit, dan kinerja profesional staf
audit. Dikarenakan laporan audit merupakan alat komunikasi utama, auditor internal akan
kurang efektif jika komunikasi mereka dengan perusahaan yang lain hanya terbatas pada
laporan yang dipublikasikan. Komunikasi juga harus dilakukan melalui wawancara selama
pekerjaan lapangan, penutupan rapat ketika temuan audit pertama kali disajikan, pertemuan
dengan manajemen senior dan komite audit untuk memberi tahu mereka tentang hasil audit,
dan banyak kontak lainnya di seluruh perusahaan. Semua anggota perusahaan audit internal
harus menjadi komunikator yang efektif baik dalam kata-kata tertulis dan lisan mereka.
Ada banyak masalah dalam pelaporan hasil audit internal yang mempengaruhi hasil
audit. Biasanya masalah muncul dalam proses penulisan pelaporan audit, seperti auditor
internal berada dibawah tekanan, kemampuan menulis yang lemah, draf audit yang buruk,
perbedaan pendapat antara auditor internal dengan supervisor, dan lainnya yang dapat
mempengaruhi efektivitas pelaporan komunikasi audit dan rekomendasi atau saran-saran
perbaikan.
Dengan demikian, pelaporan hasil audit harus dikomunikasikan tidak mengandung
kesalahan dalam penyampaiannya baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini dapat
diminimalisir dengan cara menyelaraskan tujuan laporan hasil audit internal dengan
informasi yang disampaikan dalam pelaporan hasil audit. Selanjutnya auditor internal harus
melakukan tindak lanjut audit atas laporan hasil audit dan mengkomunikasikan hasil tindak
lanjut audit kepada manajemen senior atau komite audit untuk menyampaikan konsekuensi
atas tindakan korektif yang dilakukan manajemen. Di dalam pembahasan akan dijelaskan
secara rinci tentang pelaporan hasil audit dan tindak lanjut atas pelaporan hasil audit.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap pelaporan adalah tahap yang paling penting dari siklus pekerjaan audit kinerja.
Laporan audit harus dikomunikasikan dengan semua tingkat pada organisasi auditee supaya
menghindari adanya salah tafsir atau salah pengertian antara auditor dengan auditee,
memudahkan implementasi tindak lanjut, dan memungkinkan hasil audit digunakan sebagai alat
pengendalian sosial.
Manfaat laporan audit adalah sebagai alat komunikasi antara auditor dan auditee, serta
pejabat berwenang. Manfaat lainnya sebagai bahan atau dasar bagi auditee untuk melakukan
tindakan perbaikan dan tindak lanjut serta sebagai ukuran untuk menilai tingkat kecukupan
tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Tujuan pelaporan hasil audit adalah menyediakan informasi, rekomendasi dan penilaian
yang independen bagi para pengguna laporan mengenai pelaksanaan kegiatan entitas yang
diaudit
Karakteristik Laporan Yang Baik
Karakteristik laporan audit kinerja yang baik menurut Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) adalah sebagai berikut:
1. Tepat waktu
Laporan hasil audit harus tepat waktu agar informasi yang dimuat bermanfaat secara
maksimal.
2. Lengkap
Kelengkapan dalam laporan hasil audit berarti bahwa hubungan antara tujuan,
kriteria, tentuan dan simpulan secara jelas diungkapkan
3. Akurat
Fakta dan angka yang menyertai pernyataan harus didukung oleh bukti audit yang
cukup.
4. Objektif
Semua aspek permasalahan harus disajikan dengan cara yang tidak bias dan seimbang
dalam isi dan nada.
5. Meyakinkan
Laporan harus menjawab tujuan audit serta menyajikan temuan, simpulan, dan
rekomendasi yang logis..
6. Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan dipahami.
7. Ringkas
Laporan harus ringkas yaitu tidak lebih panjang dari yang diperlukan untuk
menyampaikan dan mendukung pesan.
Pelaporan audit kinerja dapat dipandang sebagai suatu proses yang berkelanjutan. Proses
pelaporan dapat dilalui dalam :
1. Lembar Diskusi
Lembar diskusi memuat penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan oleh auditor
yang perlu dimintakan penjelasan dari pejabat yang bertanggung jawab atas kegiatan
yang sedang diaudit.
2. Observasi Audit
Berdasarkan hasil diskusi dengan pejabat yang bertanggung jawab, auditor harus
melakukan observasi audit guna meyakinkan kebenaran informasi yang disampaikan
oleh entitas.
3. Draft Laporan Audit Kinerja
Berdasarkan hasil observasu, auditor menyusun raft laporan audit kinerja.
Gaya penulisan dan jumlah halaman laporan tergantung pada situasi dan kondisi entitas
yang diaudit. Struktur dan isi laporan minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Judul
2. Ringkasan
3. Pendahuluan
4. Tujuan dan Lingkup Audit
5. Waktu Pelaporan
6. Kriteria Audit
7. Metodologi
8. Temuan
9. Simpulan dan Rekomendasi
10. Daftar istilah ( Glosarium)
Secara garis besar terdapat tiga langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan
hasil audit yaitu :
Bagian akhir ada pelaporan audit adalah rekomendasi berupa saran-saran yang
disampaikan auditor kepada pihak auditee. Sebaiknya rekomendasi dilanjutkan dengan
aksi yang merupakan rincian dari rekomendasi dan disusun bersama antara auditee dan
auditor.
Program aksi atau program tindak lanjut bisa dilakuakan secara keseluruhan atau
bisa dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang ditetapkan. Agar program aksi
dilaksanakan secara sungguh-sungguh, tim auditor dapat mengingatkan auditee akan
tanggung jawab penyelesaian permasalahan yang telah dilaporkan. Peringatan
disampaikan secara langsung melalui telepon, e-mail atau memo.
Memperhatikan penjelasan atas program aksi tersebut, maka agar efektif sebagai
auditor, maka harus memperhatikan tahapan/proses berikut.
1. Auditor mengidentifikasi dan mencatat hal-hal yang merupakan ketidaksesuaian.
2. Auditee menyetujui ketidaksesuaian yang disampaikan auditor.
3. Auditee mengajukan proposal tindakan koreksi/perbaikan.
4. Auditor menyetujui.
5. Auditee menerapkan tindakan koreksi/perbaikan.
6. Auditee memberikan bukti-bukti pendukung kepada internal auditor.
7. Auditee menghubungi auditor dan memberi tahu bilaman tindakan koreksi/perbaikan
sudah tuntas terselesaikan.
8. Auditor melakukan review dokumen yang disampaikan auditee.
9. Auditor mengunjungi dan mengaudit penerapan dan efektivitas tindakan
koreksi/perbaikan.
10. Auditor menyatakan tindakan koreksi/perbaikan telah selesai dan bahwa benar
perbaikan membawa manfaat bagi manajemen serta memastikan permasalahan yang
sama tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang.
Tabel 2.1.
Sasaran dan Cara Memberikan Rekomendasi.
Sasaran Cara
Menginformasikan Menciptakan kesadaran
Memengaruhi Mendapat penerimaan, menciptakan dukungan
Memberikan hasil Mendorong pelaksanaan tindakan
Tujuan dari laporan audit adalah untuk menyediakan cara-cara di atas. Laporan
tersebut sebaiknya menciptakan dipikiran pembacanya keyakinan bahwa:
1) Apa yang dilaporkan dapat dipercaya, dan
2) Apa yang direkomendasikan adalah valid dan berharga (Indah, 2017).
Untuk melaksanakan cara-cara itu, dibutuhkan unsur-unsur berikut ini dalam laporan audit
menurut (Indah, 2017) yaitu:
Tabel 2.2.
Unsur-Unsur dalam Cara Melaksanakan Laporan Audit.
Cara Unsur
Kesadaran Identifikasi kesulitan dengan jelas dan dapat dipahami atau
kesempatan untuk perbaikan.
Penerimaan/dukungan Dukungan persuasif dan nyata untuk kesimpulan dan bukti
atas pentingnya nilai mereka.
Tindakan Memberikan cara yang membangun dan praktis dalam
mencapai perubahan yang diinginkan.
Menurut (Cendekia, 2017) laporan audit internal memiliki tujuan dasar untuk
menggambarkan audit yang direncanakan dan dijadwalkan, juga menyampaikan hasil
audit. Secara alamiah, laporan audit internal umumnya kritis dan cenderung untuk
menekankan hal-hal yang mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal. Semua
laporan internal audit harus selalu memiliki empat tujuan dasar dan komponen, yaitu:
1. Tujuan, waktu, dan ruang lingkup review.
Laporan audit harus mengikhtisarkan high-level objectives atas review, dimana
review dilakukan, dan high-level scope audit internal.
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan hasil audit adalah media yang digunakan oleh auditor internal untuk
mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud
menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajemen terkait dengan
temuan audit, kesimpulan dan rekomendasi hasil penugasan audit (Rustendi, 2017).
Menurut The IIA (2016) dalam International Standards for Profesional Practice of
Internal Auditing yang dikutip oleh Rustendi (2017) menyatakan bahwa pada aktivitas
penjaminan, kepala bagian audit internal harus menetapkan proses tindak lanjut untuk
memantau dan memastikan bahwa manajemen senior telah melaksanakan tindakan
perbaikan secara efektif, atau menerima risiko untuk tidak melaksanakan tindakan
perbaikan. Sementara itu pada aktivitas konsultasi, kepala bagian audit internal harus
memantau disposisi hasil penugasan seperti yang disepakati dengan klien (statement 2500-
2600).
Tindak lanjut audit adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor setelah
laporan audit diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut audit merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee dalam melaksanakan
rekomendasi audit (Wahyudi, 2016b).
DAFTAR PUSTAKA