Indojewel
PT. Indojewel bergerak di bidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas. Mutiara
yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang terintegrasi dalam rencana bisnis
perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari dalam negeri. Desain produk sudah cukup dikenal di
pasar, merupakan hasil pengembangan bagian litbang perusahaan yang dipimpin oleh tenaga ahli
di bidangnya.
Perusahaan mempekerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan kontrak yang
dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara dan cleaning service di
seluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar 250% dari UMK yang ditetapkan
pemerintah.
Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan investasi sebesar
Rp1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp500 miliar untuk membeli peranti
lunak termasuk sistem informasi, yang mengintegrasikan seluruh divisi ke dalam satu rangkaian
operasi dan sistem pelaporan.
Pelatihan karyawan bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer lini dan sesuai
dengan anggaran yang tersedia.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas Pelatihan Karyawan yang telah dilaksanakan.
3. Memberi berbagai saran atas kelemahan dalam pelaksanaan Pelatihan Karyawan yang
ditemukan
BAB II
KESIMPULAN AUDIT
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Tidak tersedia cukup dana untuk melakukan program pelatihan karyawan. Perusahaan
hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah
pajak tahun sebelumnya
2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
3. Terjadi kegagalan produk pada tahun 2008 sebesar Rp. 825,25 juta
5. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5%
Kriteria:
Penyebab:
1. Program pelatihan yang dilakukan disesuaikan dengan besarnya anggaran yang disetujui
oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan tanpa melihat apa yang dibutuhkan dalam
pelatihan
2. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan
3. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para karyawan
4. Tidak ada penilaian keberhasilan secara formal tentang penilaian efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan pelatihan
5. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa
melalui identifikasi untuk menentukan identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan oleh para karyawan
Akibat:
1. Pelatihan yang dilakukan hanya berupa pelatihan klasikal dikelas sehingga tidak cukup
waktu bagi karyawan untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut
2. Ketidaktuntasan program pengelolaan pelatihan karyawan hingga tahap akhir yang
mengarah pada ketidaksempurnaan keterampilan dan kemahiran karyawan dalam
mengoperasikan mesin baru
3. Banyaknya produk gagal dalam proses produksi sehingga volume atau output produksi
menjadi lebih kecil yang mengarah pada kenaikan harga pokok produksi tanpa
peningkatan kualitas terhadap produk yang dihasilkan
4. Tidak ada dokumen atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil
pelatihan yang telah dilakukan sehingga tidak ada informasi mengenai peningkatan
kualitas produk yang dihasilkan.
5. Menurunnya volume penjualan akibat besarnya pengembalian produk oleh pelanggan.
BAB III
REKOMENDASI
Hasil audit yag dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan utama adalah:
1. Kelemahan yang terjadi pada prosedur pelatihan karyawan yang belum terencana dengan
baik serta kurang terlatihnya karyawan dalam menggunakan mesin baru.
2. Kelemahan yang terjadi pada proses pendokumentasian laporan atas hasil pelatihan
karyawan.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan harus membuat program pelatihan karyawan yang dilakukan secara periodik dan
meningkatkan anggaran untuk mendukung pengelolaan pelatihan karyawan
2. Perusahaan harus melakukan penilaian terhadap pelatihan karyawan untuk perbaikan dan
melakukan benchmarking pada industri sejenis yang lebih berhasil dalam mengelola program
pelatihan karyawan
4. Pelatihan intensif dan terjadwal mesti dilakukan oleh karyawan, supaya mengefisienkan
penggunaan sumber daya dalam proses produksi yang gagal.
5. Memproduksi sedikit terlebih dahulu sampai karyawan menguasai mesin baru agar tidak
terjadi pemborosan sumber daya.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih
buruk pada Pelatihan Karyawan di masa yang akan datang.
BAB IV
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan
sistem pengendalian manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam
program pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.