Anda di halaman 1dari 6

Kasus Audit Atas Pelatihan Karyawan di Pt.

Indojewel

Jawaban Studi Kasus No. 1 PT. INDOJEWEL

No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat


1. Tidak tersedia cukup dana Pengelolaan Program Pelatihan yang
untuk melakukan program program pelatihan yang dilakukan hanya berupa
pelatihan karyawan. pelatihan dilakukan pelatihan klasikal
disesuaikan
Perusahaan hanya karyawan harus dikelas sehingga tidak
dengan besarnya
menganggarkan biaya pelatihan didukung dengan cukup waktu bagi
anggaran yang
sebesar 0,25% selama satu anggaran yang disetujui oleh karyawan untuk
tahun dari laba bersih setelah memadai Direktur memahami materi yang
pajak tahun sebelumnya Akuntansi dan diberikan dalam
Keuangan tanpa pelatihan tersebut
melihat apa yang
dibutuhkan
dalam pelatihan
2. Perusahaan tidak memiliki Rencana Rencana Ketidaktuntasan
rencana pelatihan periodik dan pelatihan harus pelatihan baru program pengelolaan
menentukan program pelatihan disusun secara dibuat setelah pelatihan karyawan
periodik dengan ada bagian yang hingga tahap akhir yang
menentukan membutuhkan mengarah pada
pelatihan yang pelatihan ketidaksempurnaan
dibutuhkan keterampilan dan
karyawan kemahiran karyawan
dalam mengoperasikan
mesin baru
3. Terjadi kegagalan produk pada Tujuan pelatihan perusahaan Banyaknya produk
tahun 2008 sebesar Rp. 825,25 dan tidak memiliki gagal dalam proses
juta pengembangan rencana produksi sehingga
karyawan harus pelatihan volume atau output
dirumuskan periodik dan produksi menjadi lebih
dengan jelas dan menentukan kecil yang mengarah
disosialisasikan program pada kenaikan harga
ke seluruh pelatihan pokok produksi tanpa
manajer lini berdasarkan apa peningkatan kualitas
untuk yang terhadap produk yang
menurunkan sesungguhnya dihasilkan
kegagalan dibutuhkan oleh
produk para karyawan
4. Pertanggungjawaban atas Laporan biaya Tidak ada Tidak ada dokumen
program pelatihan karyawan dan kualitas penilaian atau catatan yang bisa
tidak dapat dilakukan pelatihan harus keberhasilan dipertanggungjawabkan
terdokumentasi secara formal atas penilaian hasil
untuk tentang pelatihan yang telah
menyediakan penilaian dilakukan sehingga
informasi sebagai efektivitas dan tidak ada informasi
umpan balik efisiensi mengenai peningkatan
dalam pelaksanaan kualitas produk yang
meningkatkan pelatihan dihasilkan.
kualitas proses
dan produk yang
dihasilkan
5. Pengembalian produk oleh Tujuan pelatihan Perusahaan Menurunnya volume
pelanggan yang terjadi selama dan tidak memiliki penjualan akibat
tahun 2008 sebesar 7,5% pengembangan rencana besarnya pengembalian
karyawan harus pelatihan produk oleh pelanggan
dirumuskan periodik dan
dengan jelas dan menentukan
disosialisasikan program
ke seluruh pelatihan
manajer lini berdasarkan
untuk permintaan
menurunkan manajer lini
kegagalan yang harus
produk terealisasi dalam
waktu singkat
tanpa melalui
identifikasi
untuk
menentukan
identifikasi
untuk
menentukan
pelatihan apa
yang
sesungguhnya
dibutuhkan oleh
para karyawan

Jawaban Studi Kasus No. 2 PT. INDOJEWEL


BAB I

INFORMASI LATAR BELAKANG

PT. Indojewel bergerak di bidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas. Mutiara
yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang terintegrasi dalam rencana bisnis
perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari dalam negeri. Desain produk sudah cukup dikenal di
pasar, merupakan hasil pengembangan bagian litbang perusahaan yang dipimpin oleh tenaga ahli
di bidangnya.

Perusahaan mempekerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan kontrak yang
dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara dan cleaning service di
seluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar 250% dari UMK yang ditetapkan
pemerintah.

Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan investasi sebesar
Rp1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp500 miliar untuk membeli peranti

lunak termasuk sistem informasi, yang mengintegrasikan seluruh divisi ke dalam satu rangkaian
operasi dan sistem pelaporan.

Pelatihan karyawan bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer lini dan sesuai
dengan anggaran yang tersedia.

Susunan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

- Direktur Utama : Tn. Kevin Suparno

- Direktur Akuntansi dan Keuangan : Tn. Cecep Mulyadi

- Direktur Pemasaran : Nn. Sandra Gultom

- Direktur Produksi : Tn. Steve Handayana

- Manager SDM : Tn. Syam Nugroho

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:

1. Menilai prosedur Pelatihan Karyawan yang dilakukan Perusahaan

2. Menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas Pelatihan Karyawan yang telah dilaksanakan.

3. Memberi berbagai saran atas kelemahan dalam pelaksanaan Pelatihan Karyawan yang
ditemukan

BAB II
KESIMPULAN AUDIT

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:

1. Tidak tersedia cukup dana untuk melakukan program pelatihan karyawan. Perusahaan
hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah
pajak tahun sebelumnya

2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan

3. Terjadi kegagalan produk pada tahun 2008 sebesar Rp. 825,25 juta

4. Pertanggungjawaban atas program pelatihan karyawan tidak dapat dilakukan

5. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5%

Kriteria:

1. Pengelolaan program pelatihan karyawan harus didukung dengan anggaran yang


memadai
2. Rencana pelatihan harus disusun secara periodik dengan menentukan pelatihan yang
dibutuhkan karyawan
3. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan
disosialisasikan ke seluruh manajer lini untuk menurunkan kegagalan produk
4. Laporan biaya dan kualitas pelatihan harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi
sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan
5. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan
disosialisasikan ke seluruh manajer lini untuk menurunkan kegagalan produk

Penyebab:

1. Program pelatihan yang dilakukan disesuaikan dengan besarnya anggaran yang disetujui
oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan tanpa melihat apa yang dibutuhkan dalam
pelatihan
2. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan
3. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para karyawan
4. Tidak ada penilaian keberhasilan secara formal tentang penilaian efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan pelatihan
5. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa
melalui identifikasi untuk menentukan identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan oleh para karyawan

Akibat:

1. Pelatihan yang dilakukan hanya berupa pelatihan klasikal dikelas sehingga tidak cukup
waktu bagi karyawan untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut
2. Ketidaktuntasan program pengelolaan pelatihan karyawan hingga tahap akhir yang
mengarah pada ketidaksempurnaan keterampilan dan kemahiran karyawan dalam
mengoperasikan mesin baru
3. Banyaknya produk gagal dalam proses produksi sehingga volume atau output produksi
menjadi lebih kecil yang mengarah pada kenaikan harga pokok produksi tanpa
peningkatan kualitas terhadap produk yang dihasilkan
4. Tidak ada dokumen atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil
pelatihan yang telah dilakukan sehingga tidak ada informasi mengenai peningkatan
kualitas produk yang dihasilkan.
5. Menurunnya volume penjualan akibat besarnya pengembalian produk oleh pelanggan.

BAB III

REKOMENDASI

Hasil audit yag dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan utama adalah:

1. Kelemahan yang terjadi pada prosedur pelatihan karyawan yang belum terencana dengan
baik serta kurang terlatihnya karyawan dalam menggunakan mesin baru.
2. Kelemahan yang terjadi pada proses pendokumentasian laporan atas hasil pelatihan
karyawan.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
1. Perusahaan harus membuat program pelatihan karyawan yang dilakukan secara periodik dan
meningkatkan anggaran untuk mendukung pengelolaan pelatihan karyawan

2. Perusahaan harus melakukan penilaian terhadap pelatihan karyawan untuk perbaikan dan
melakukan benchmarking pada industri sejenis yang lebih berhasil dalam mengelola program
pelatihan karyawan

3. Perusahaan harus mendokumentasikan laporan biaya kualitas untuk menyediakan informasi


sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.

4. Pelatihan intensif dan terjadwal mesti dilakukan oleh karyawan, supaya mengefisienkan
penggunaan sumber daya dalam proses produksi yang gagal.

5. Memproduksi sedikit terlebih dahulu sampai karyawan menguasai mesin baru agar tidak
terjadi pemborosan sumber daya.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih
buruk pada Pelatihan Karyawan di masa yang akan datang.

BAB IV

RUANG LINGKUP AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan
sistem pengendalian manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam
program pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai