0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
353 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep bisnis jasa dan perkembangannya. Jasa merupakan aktivitas yang ditawarkan untuk dijual dan memiliki empat karakteristik yaitu tidak berwujud, tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsi, bervariasi, dan mudah rusak. Dokumen tersebut juga membahas klasifikasi, masalah, dan strategi pengelolaan bisnis jasa.
Dokumen tersebut membahas konsep bisnis jasa dan perkembangannya. Jasa merupakan aktivitas yang ditawarkan untuk dijual dan memiliki empat karakteristik yaitu tidak berwujud, tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsi, bervariasi, dan mudah rusak. Dokumen tersebut juga membahas klasifikasi, masalah, dan strategi pengelolaan bisnis jasa.
Dokumen tersebut membahas konsep bisnis jasa dan perkembangannya. Jasa merupakan aktivitas yang ditawarkan untuk dijual dan memiliki empat karakteristik yaitu tidak berwujud, tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsi, bervariasi, dan mudah rusak. Dokumen tersebut juga membahas klasifikasi, masalah, dan strategi pengelolaan bisnis jasa.
PENGERTIAN Bila ditinjau dari sudut pandang organisasi (perusahaan, misalnya), salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa/pelayanan yang diberikan. Kini setiap konsumen tidak lagi sekedar membeli suatu produk, tetapi juga aspek jasa/pelayanan yang melekat pada produk tersebut, mulai dari tahap pra pembelian hingga tahap purnabeli. Menurut Fitzsimmons dan Sullivan (1982) : Primer (ekstraktif) : pertanian, pertambangan, dan kehutanan. Sekunder (produksi barang) : pemanufakturan dan pemasaran. Tersier (jasa domestik) : restoran, hotel, salon kecantikan, laundry, pemeliharaan, dan reparasi. Kuarter (perdagangan) : transportasi, perdagangan eceran, komunikasi, keuangan, asuransi, dan real estate. Kuiner (perbaikan & peningkatan kapasitas manusia) : kesehatan, pendidikan, riset, rekreasi, dan kesenian. Bebagai faktor bisa dikemukakan sebagai pemicu sektor jasa (menurut Shoell & Gultinan : 1992) : Adanya peningkatan sektor jasa dalam perekonomian. Waktu santai yang semakin banyak. Persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar. Tingkat harapan hidup semakin meningkat. Produk produk yang dihasilkan & dibutuhkan semakin meningkat. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi & kelangkaan sumber daya. Perubahan teknologi berlangsung dengan cepat. Berdasarkan kriteria daya tahan atau berwujud tidaknya suatu produk, diklasifikasikan ada tiga kelompok produk :
Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang berwujud
yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh : sabun, minuman, makanan, garam, gula, dsb. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya bertahan lama & memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Contoh : TV, kulkas, mobil, komputer, dsb Jasa (service) adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contoh : bengkel, reparasi, salon kecantikan, taman rekreasi, hotel, rumah sakit, dsb. Berdasarkan kriteria penawarannya pada perusahaan dibedakan menjadi lima kategori : Produk fisik murni : Penawaran hanya terdiri atas produk fisik, tanpa ada jasa/pelayanan yang menyertai produk tersebut. Contoh : sabun mandi, pasta gigi, dan samphoo, Produk fisik dengan jasa pendukung : Penawaran terdiri atas produk fisik yang disertai dengan satu/beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Contoh : mobil Hybrid : Penawaran terdiri dari barang & jasa yang sama besar porsinya. Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor: Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa tambahan & barang-barang pendukung. Contoh : penumpang pesawat yg membeli jasa transportasi. Jasa murni : Penawaran hampir seluruhnya berupa jasa. Contoh : fisioterapi, konsultan, dan pengacara. Klasifikasi Jasa :
BASIS KLASIFIKASI CONTOH
Segmen Pasar Konsumen Akhir Salon Kecantikan
Konsumen Organisasional Konsultan Manajemen Tingkat Keberwujudan Rented Goods Service Penyewa Mobil Owned Goods Service Reparasi Jam Non Good Service Pemandu Wisata Ketrampilan Penyedia Jasa Professional Service Dokter Non Professional Service Supir Taksi Tujuan Organisasi Jasa Profit Service Bank Non Profit Service Yayasan Sosial Regulasi Regulated Service Angkutan Umum Non-Regulated service Katering Tingkat intensitas karyawan Equipment-Based service ATM People-Based service Pelatih sepakbola
Tingkat kontak penyedia & High contact service Universitas
pelanggan Low contact service Bioskop Ada empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang, yaitu : Intangibility : artinya jasa bersifat tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Inseparability : Jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Variability : Jasa sangat bersifat variabel karena merupakan non standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kwalitas, dan jenis. Tergantung kepada, siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Perishability : Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan, yang apabila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Paket jasa : Merupakan suatu bundel yang terdiri atas barang dan jasa, disediakan dalam lingkungan tertentu.bundel ini memiliki empat karakteristik : 1. Fasilitas penunjang : sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Contoh : rumah sakit, pesawat terbang, dsb. 2. Barang barang pendukung : bahan bahan yang dibeli atau yang dikonsumsi oleh pembeli. Contoh : golf clubs, menu hidangan restoran,dsb. 3. Jasa jasa eksplisit : segala manfaat yang dapat diamati dan dirasakan dengan panca indera. Contoh : waktu respons barisan pemadam kebakaran. 4. Jasa-jasa implisit : manfaat psikologis yang hanya dirasakan konsumen secara samar samar. Contoh : privasi dari suatu lembaga kredit & tingkat status dari suatu sekolah favorit. Masalah-masalah bisnis Jasa 1. Masalah yang berkaitan dengan intangibility : Jasa tidak dapat disimpan. Jasa tidak bisa dilindungi dengan hak paten. Perusahaan tidak dapat dengan mudah & cepat mempertunjukan/ mempromosikan suatu jasa. Harga sukar ditetapkan. 2. Masalah yang berkaitan dengan inseparability : Konsumen terlibat dalam aktivitas produksi jasa. Kegiatan pemasaran & produksi sangat interaktif. Produksi massa yang terpusat sangat sukar dilakukan dalam jasa. 3. Masalah yang berkaitan dengan variability : Sangat sulit melakukan standardisasi & pengendalian kwalitas jasa. 4. Masalah yang berhubungan dengan perishability . Jasa tidak dapat disimpan. Strategi untuk mengatasi masalahmasalah bisnis jasa (1) 1. : . Strategi mengatasi masalah intangibility Menekankan petunjuk-petunjuk yang tampak ( tanqible cues ) seperi tempat, sumber daya, manusia, peralatan, bahan-bahan komunikasi, papan pengumuman , simbol perusahaan, dan harga. Mengunakan sumber daya personal lebih banyak dari pada sumber daya lainnya. Mensimulasikan komunikasi dari mulut ke mulut. Menciptakan citra organisasi yang kuat. Memanfaatkan akuntansi biaya dalam penetapan harga sehingga harga dapat ditetapkan sebaik mungkin. Melakukan komunikasi purnabeli. 2. Strategi mengatasi masalah variability . Mengindustrikan jasa dengan menambah dan memanfaatkan peralatan canggih serta standardisasi produksi. Melakukan service customization, yaitu meningkatkan intensitas interaksi antara perusahaan dan pelanggan. 3. Strategi mengatasi masalah inseparability . Melakukan seleksi dan pelatihan secara cermat terhadap public contact personal. Mengelola konsumen. Mengunakan berbagai macam lokasi jasa. Strategi untuk mengatasi masalahmasalah bisnis jasa (2)
4. Strategi mengatasi masalah perishability .
a. Menggunakan berbagai pendekatan untuk mengatasi permintaan yang berbentuk fluktuasi (manajemen permintaan). Contoh : mengurangi permintaan pada permintaan puncak. meningkatkan permintaan pada saat-saat sepi. menyimpan permintaan dalam sistem reservasi dan janji. menerapkan sistem antrean. mengembangkan jasa/pelayanan komplementer. b. Melakukan penyesuaian trehadap permintaan & kapasitas secara simultan sehingga tercapai kecocokan antara keduanya (manajemen penawaran). Contoh : menggunakan karyawan paruh waktu pada periode sibuk. menyewa atau berbagi fasilitas & peralatan tambahan dengan perusahaan lain. menjadwalkan aktivitas down time selama periode permintaan rendah . melakukan pelatihan silang pada para karyawan. meningkatkan partisipasi pelanggan.