Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1

TUGAS KESEKRETARISAN

NAMA KELOMPOK :
DEVI MARETA L (D1515027)
MUHAIMUNAH D (D1515065)
NUR QOMARIAH Y (D1515071)
PUTRI ZALFA A (D1515075)
SILVA ASRI LIANA (D1515093)

D3 MANAJEMEN ADMINISTRASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN 2016/2017
KAS KECIL (PETTY CASH)

Pengertian Kas Kecil


Kas kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil, dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Dana kas kecil dipisahkan
dari kas besar dan diserahkan kepada seorang kasir kas kecil, yang akan
mempertanggungjawabkan setiap pengeluaran. Adapun pemegang kas kecil bisa diserahkan
kepada staf yang ada di unit-unit kerja. Kas kecil ini biasa disimpan di dalam cash register, dan
besarnya jumlah kas kecil berdasarkan kebutuhan atau pengeluaran yang sifatnya relatif tetap
dari masing-masing unit kerja dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan Dibentuknya Kas Kecil
Untuk menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dilakukan oleh suatu bagian
di kantor biasanya berdasarkan langkah-langkah berikut :
a) Untuk menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang relatif kecil dan
mendadak, yang tidak ekonomis dan tidak praktis.
b) Meringankan beban para staf dalam memberikan pelayanan secara optimal kepada
pelanggan termasuk relasi bisnis pimpinan. Contoh : pimpinan kedatangan tamu
mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis dan tidak praktis
kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.
c) Untuk mempercepat kegiatan atasan yang mempergunakan dana secara mendadak dan
tidak terencana.

Karakteristik Kas Kecil


a) Jumlahnya dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah
ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan
jumlah yang berbeda sesuai dengan sekala operasional perusahaan (biasanya antara Rp
500,000,- sampai dengan Rp 5,000,000,- )
b) Dipergunakan untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari
c) Disimpan di tempat khusus, misalnya di kotak kecil, yang biasa disebut dengan petty cash
box atau di dalam sebuah amplop.
d) Ditangani atau dipegang oleh petugas keuangan di tingkatan pemula (Junior Cashier).

Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dengan Kas Kecil


a) Fungsi Kas : bertanggung jawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi terhadap cek, dan
menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dan pengisian
kembali dana kas kecil.
b) Fungsi Akuntansi : bertanggung jawab mengenai pencatatan pengeluaran, transaksi,
pengisian kembali dana kas kecil, dan pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas.
c) Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil : bertanggungjawab terhadap penyimpanan dana kas
kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertunjuk dan
permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
d) Fungsi yang Memerlukan Pembayaran Tunai : bertanggung jawab terhadap pemakaian
dana kas kecil serta mempertanggung jawab kan kepada pemegang dana kas kecil.
e) Fungsi Pemeriksa Intern : bertanggung jawab terhadap perhitungan dana kas kecil (cash
count) secara periodic dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas.
Pembayaran Kas Kecil
Pembayaran melalui kas kecil dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut :
a) Pengeluaran kas kecil, biasanya sudah ditentukan batas maksimum setiap terjadi
pengeluaran-pengeluaran
b) Pengeluaran kas kecil tidak dibolehkan untuk pemberian pinjaman pada staf
c) Bukti pengeluaran kas kecil harus ditandatangani oleh pemengang kas kecil
d) Bila ada bukti-bukti pembayaran, seperti kwitansi, faktur atau bukti-bukti pendukung
lainnya harus dilampirkan pada bukti pengeluaran kas.

Pengisian Kas Kecil


Jadi bila jumlah uang yang terdapat dalam kas kecil sudah menipis, maka dana harus diisi
dengan cara :
a) Pemegang kas kecil mengajukan permintaan pada bendahara kas
b) Pemegang kas kecil menyiapkan daftar pengeluaran yang dilampiri bukti-bukti
pengeluaran kas kecil.
c) Apabila sudah sesuai dengan ketentuan, maka bendahara kas akan memberi tanda
persetujuan pada formulir permintaan dan memberikan dana sebesar jumlah kas kecil
yang telah dikeluarkan.

Perlengkapan Mengelola Administrasi Dana Kas Kecil

Pengelola administrasi dana kas kecil memerlukan beberapa perlengkapan


antara lain :

a. Bukti Transaksi Penerimaan atau Pengisian Kembali Dana Kas Kecil seperti Cek
b. Bukti transaksi
c. Peralatan Menulis
d. Alat untuk menghitung
e. Formulir Jurnal
f. Formulir penerimaan dan pengeluaran atau mutasi dana kas kecil
Peralatan/Dokumen Yang Dibutuhkan :
a. Bukti Kas Keluar
b. Cek
c. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
d. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
e. Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

Catatan Akuntansi Yang Digunakan :


a. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
b. Register Cek (Check Register)
c. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil (Petty Cash Book)
Prosedur Pengelolaan Kas Kecil

a. Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil


Dana kas kecil dibentuk berdasarkan surat keputusan kepala bagian keuangan. Dalam
perusahaan yang memiliki standar prosedur operasional, semua jenis pengeluaran kas
melibatkan bagian Hutang sehingga unit organisasi yang terlibat dalam prosedur
pembentukan dana kas kecil adalah bagian hutan, bagian kasa, pemegang dana kas kecil.
Tugas masing-masing sbb :

1) Bagian Hutang :
a) Menerima surat keputusan pembentukan dana kas kecil dari Kepala bagian keuangan
b) Membuat bukti pengeluaran kas dalam rangkap 3.
Lembar 1 dan 3 diserahkan ke bagian kasa, dilampiri surat keputusan pembentukan dana kas
kecil
Lembar 2 diserahkan ke bagian buku pembantu yang terkait misalnya bagian kartu biaya dan
bagian kartu sediaan untuk di arsipkan.
c) Mencatat bukti pengeluaran kas dalam daftar bukti kas keluar yang belum dibayar
(berfungsi sebagai buku pembantu hutang)
d) Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 yang telah di cap lunas dari baigan kasa,
dilampiri surat keputusan pembentukan dana kas kecil.
e) Mencatat nomor cek dan tanggal pembayaran sesuai data bukti pengeluaran kas yang
telah dicap lunas dalam daftar bukti kas keluar pada kolom yang disediakan.
f) Menyerahkan bukti kas pengeluaran kas lembar 1 yang telah dicap lunas ke bagian
jurnal dan laporan

2) Bagian Kasa :

a) Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 dan 3 dilampiri surat keputusan pembentukan
dana kas kecil dari Bagian Hutang.
b) Menyediakan cek sebesar jumlah yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas untuk
ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwenagn mengeluarkan kas.
c) Membubuhkancap tanda lunas pada bukti pengeluaran kas lembar 1 da 3 serta surat
pembentukan dana kas kecil.
d) Menyerahkan bukti pengeluaran kas lembar 1 dan 3 yang telah di cap lunas:
Lembar 1, diserahkan ke bagian hutang dilampiri surat bukti pembentukan dana kas kecil.
Lembar 3, bersama dengan cek yang bersangkutan diserahkan ke pemegang dana kas kecil.

3) Bagian Jurnal dan Laporan :


a) Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 yang telah dicap lunas dilampiri surat
pembentukan dana kas kecil dari bagian hutang.
b) Mencatat bukti pengeluaran kas dalam buku jurnal pengeluaran kas (register cek).
c) Mengarsipkan bukti pengeluaran kas bersama surat keputusan pembentukan dana kas
kecil dalam map arsip bukti pengeluaran kas (voucher) yang sudah dibayar.

4) Pemegang Dana Kas Kecil :


a) Menerima cek dan bukti pengeluaran kas lembar 3 dari bagian kasa.
b) Menguangkan cek ke bank dan menyimpan dana kas kecil.
c) Mengarsipkan bukti pengeluaran kas berdasarkan urutan tanggal.
b. Prosedur Pengeluaran Dana Kas Kecil

1) Pemakai Dana Kas Kecil :


a) Mengisi formulir surat permintaan pengeluaran dana kas kecil sebanyak 2 lembar untuk
selanjutnya diserahkan ke pemegang dana kas kecil.
b) Menerima uang tunai dan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 dari
pemegang dana kas kecil.
c) Mengumpulkan bukti-bukti penggunaan dana kas kecil untuk dijadikan pendukung bukti
pengeluaran kas kecil.
d) Mengisi formulir bukti pengeluaran kas kecil berdasrkan data bukti pendukung.
e) Menyerahkan bukti pengeluaran kas kecil, bukti-bukti pendukung dan surat permintaan
pengeluaran dana kas kecil lembar 1 ke pemegang dana kas kecil.
f) Menerima surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 2 yang telah di cap lunas
dari pemegang dana kas kecil untuk di arsipkan.

2) Pemegang Dana Kas Kecil :


a) Menerima surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 dan 2 dari bagian yang
memerlukan dana (pemakai).
b) Menyerahkan uang tunai dan surat permintaan pengeluaran dan kas kecil lembar 1 ke
pemakai dana kas kecil.
c) Menerima bukti pengeluaran kas kecil, bukti pendukung dan surat permintaan
pengeluaran kas kecil lembar 1 dari pemakai dana kas kecil sebagai bukti
pertanggungjawaban.
d) Membubuhkan cap lunas pada bukti pengeluaran kas kecil, bukti-bukti pendukung dan
surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 dan 2
e) Menyerahkan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 2 yang telah dicap
lunas ke pemakai dana kas kecil.
f) Menyimpan bukti pengeluaran kas kecil, bukti-bukti pendukung dan surat permintaan
pengeluaran dana kas kecil lembar 1. Dokumen-dokumen tersebut diserahkan ke bagian
hutang saat pengajuan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

c. Prosedur Pengisian Kembali Dana Kas Kecil


Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan apabila sisa dana kas kecil dipandang tidak akan
cukup untuk memenuhi permintaan bagian-bagian pemakai dana kas kecil.

1) Pemegang Dana Kas Kecil :


a) Mengisi formulir permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebanyak dua lembar.
b) Menyerahkan formulir permintaan pengisian kembali dana kas kecil yang telah diisi
kepada bagian hutang, dilampiri dengan bukti pengeluaran kas kecil beserta dokumen
pendukung untuk dana yang telah digunakan.
c) Menerima cek dan bukti pengeluaran kas lembar 3 dari bagian kasa.
d) Menguangkan cek ke bank untuk disimpan sebagai dana kas kecil.
e) Mengarsipkan bukti kas keluar lembar 3 menurut urutan tanggal.
2) Bagian Hutang :
a) Menerima surat permintaan pengisian kembali dana kas kecil dari pemegang dana kas
kecil sebanyak 2 lembar, dilampiri bukti pengeluarankas kecil beserta dokumen
pendukungnya.
b) Membuat bukti pengeluaran kas sebanyak 3 lembar.
c) Mencatat bukti pengeluaran kas dalam daftar bukti pengeluaran kas.
d) Mendistribusikan bukti pengeluaran kas,
Lembar 1 dan 3, diserahkan ke bagian kasa dengan surat permintaan pengisian kembali kas
kecil lembar 2
Lembar 2 diserahkan ke bagian buku pembantu serta dilampiri surat permintaan pengisian
kembali kas kecil lembar 1
e) Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 yang telah di cap lunas bagian kasa, dilampiri
surat permintaan pengisian kembali dana kas kecil lembar 2.
f) Mencatat nomor cek dan tanggal pembayaran sesuai dengan data bukti pengeluaran kas
dalam daftar bukti pengeluaran kas.
g) Menyerahkan bukti pengeluaran kas lembar 1, surat permintaan pengisian kembali dana
kas kecil lembar 2 beserta dokumen pendukung ke bagian jurnal dan laporan

3) Bagian Kasa :
a) Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 dan 3 dari bagian hutang serta surat
permintaan pengisian kembali kas kecil lembar 2
b) Menyediakan cek sebesar jumlah yang tertulis dalam bukti pengeluaran kas, untuk di
otorisasi pejabat perusahaan berwenang.
c) Menyerahkan cek dan bukti pengeluaran kas lembar 3 yang telah di cap lunas ke
pemegang dana kas kecil.
d) Menyerahkan bukti pengeluaran kas lembar 1 yang telah dicap lunas dan surat
permintaan pengisian kembali kas kecil lembar 2 ke bagian hutang.

4) Bagian Jurnal dan Laporan :


a) Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1, SPPK Kas kecil lembar 2.
b) Mencatat bukti dalam buku jurnal pengeluaran kas atau cek register.
c) Mengarsipkan bukti pengeluaran kas 1, surat permintaan pengisian kembali dana kas
kecil lembar 2 beserta dokumen pendukungnya dalam arsip bukti pengeluaran kas (voucher)
yang sudah dibayar.

Mutasi Dana Kas Kecil

Mutasi atau perubahan kas pada dasarnya adalah akibat adanya penerimaan dan
pengeluaran dana. Dana kas kecil diterima dari kas umum dan dikeluarkan melalui bagian-
bagian pemakai dana. Transaksi yang mengakibatkan terjadinya mutasi dana kas kecil yaitu :

a. Transaksi pembentukan dana kas kecil sebesar jumlah menurut keputusan kepala bagian
keuangan. Dokumen transaksi tersebut ialah sebagai berikut :

1) Bukti pengeluaran kas oleh bagian hutang


2) Surat keputusan kepala bagian keuangan
b. Transaksi pemakaian dana kas kecil melalui bagian-bagian pemakai dana, dengan
dokumen :
1) Bukti pengeluaran kas kecil yang dibuat dibagian-bagian pemakai dana.
2) Bukti penggunaan dana.
3) Surat permintaan pengeluaran dana kas kecil
c. Transaksi pengisian kembali kas kecil, dengan dokumen:
1) Bukti pengeluaran kas oleh bagian hutang.
2) Surat permintaan pengisian kembali dana kas kecil oleh pemegang dana kas kecil
3) Bukti pengeluaran kas kecil

Metode Pencatatan Kas Kecil

a) Metode Imprest
Adalah metode pembukuan kas kecil dimana jumlah rekening kas kecil selalu tetap. Setiap
terjadi pengeluaran, pemegang kas kecil tidak langsung melalukan pencatatan, tapi hanya
mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya.
Pada waktu yang telah ditetapkan, bila dana kas kecil sudah hampir habis baru dilakukan
pembukuan berdasarkan bukti-bukti pengeluaran, kemudian pemegang kas kecil mengajukan
pembentukan dana kas kecil kepada bendahara kas yang besarnya sesuai dengan pembukuan
dan bukti-bukti pengeluaran, sehingga dana kas kecil tetap dalam jumlah semula.

Langkah-langkah operasional metode imprest sbb :

1. Pembentukan dana kas kecil dimana pemegang kas kecil diserahi sejumlah uang tunai
untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang diprediksikan dapat memenuhi
kebutuhan dalam jangka waktu tertentu.
2. Dana kas kecil digunakan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran .
3. Setelah dana kas kecil habis, kasir kas kecil melakukan pembentukan dana kas kecil
kembali yaitu dengan mengisi sebesar jumlah pengeluaran.

Keuntungan metode imprest :

Menghemat waktu bagi kasir kas kecil, karena tidak diganggu setiap kali terjadi
pembelian atau pengeluaran kas kecil.
Menghemat waktu dalam pembukuan pengeluaran rekening nominal.

Contoh jurnal kas kecil dengan menggunakan metode imprest adalah sebagai berikut :
1 Kas Kecil Rp xxx,-
Kas Rp xxx,-
(Jurnal Untuk Mencatat Pembentukan Kas Kecil)

2 Pada saat terjadi pengeluaran pada kas kecil


perusahaan tidak mencatat dalam jurnal laporan
keuangan. Perusahaan hanya menyimpan faktur
pembelian atas sejumlah kas yang dikeluarkan.
Pembelian dan biaya dicatat ketika perusahaan
mengisi kas kecil kembali

3 Beban Perlengkapan Kantor Rp xxx,


Beban Perangko Rp xxx,
Beban Representasi Rp xxx,-
Kas Rp xxx,-
(Jurnal mencatat beban perusahaan apabila
perusahaan mengisi kas kecil kembali)

4 Kas Rp xxx,-
Kas Kecil Rp xxx,-
(Jurnal Untuk penutupan Kas Kecil Perusahaan pada
akhir periode)

b) Metode Fluktuasi

Pengisian kas kecil pada waktu tertentu selalu sama setiap terjadi pengeluaran.
Pemengang kas kecil harus melakukan pencatatan dengan mengkredit kas kecil setiap terjadi
pengeluaran kas kecil. Karena pengeluaran setiap periode tidak sama, sedangkan pengisian
dana kas kecil pada setiap periode dalam jumlah yang sama, maka jumlah rekening kas kecil
akan selalu berubah sesuai dengan fluktuasi pengeluaran yang terjadi.

Kas Kecil Rp. xxx

Bank Rp. xxx


(mencatat pembentukan Dana Kas Kecil

Beban langganan Surat Kabar Rp. xxx

Kas Kecil Rp. xxx

(Mencatat pembayaran Langganan surat Kabar Pada Surat kabar langganan)

Beban Listrik Rp. xxx

Kas Kecil Rp. xxx


(membayar beban Listrik)

Kas Kecil Rp. xxx

Bank Rp. xxx


(Mencatat pengisian Kembali kas kecil)
Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut :

1. Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat
jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas
kecil di buat jurnal.
2. Dalam metode dana tetap, besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah
dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode
fluktuasi pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
3. Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam
metode fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap).

Penghitungan Selisih Dana Kas

Selisih kas ataupun kas kecil merupakan perbedaan yang terjadi antara jumlah kas menurut
perhitungan fisik dengan catatan kas yang ada pada rekening bank maupun catatan buku
besar kas pada perusahaan.

Terjadinya selisih kas dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :


Adanya uang palsu
Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya kekeliruan saat
melakukan pengembalian uang kepada pelanggan
Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehannya
Kesalahan pencatatan yang dilakukan baik pada saat melakukan penerimaan kas maupun
pengeluaran kas sehingga harus dilakukan jurnal koreksi

Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui


Apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih besar bila dibandingkan dengan catatan
buku besar kas kecil maka hal itu disebut sebagai selisih kas lebih (cash overage) tetapi
apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih kecil dibandingkan menurut catatan buku
besar kas kecil maka disebut selisih kas kurang (cash shortage). Jurnal untuk mencatat selisih
kas adalah sebagai berikut :

a. Selisih kas lebih (cash overage)


Kas Kecil Rp xxx -
Selisih kas Kecil - Rp xxx

b. Selisih kas kurang


Selisih kas Kecil Rp xxx -
Kas Kecil - Rp xxx

Selisih kas kecil lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kecil kurang dianggap
sebagai beban atau kerugian. Dalam laporan Laba/Rugi selisih kas lebih akan diinformasikan
sebagai pendapatan di luar usaha dan selisih kas kurang akan diinformasikan sebagai beban
di luar usaha.
Selisih kas yang terjadi saat terjadinya transaksi namun belum dicatat dalam jurnal maka
tidak perlu dibuat jurnal koreksi, tetapi kalau sudah dicatat dalam jurnal atau karena
kesalahan pencatatan maka harus dilakukan jurnal koreksi.
Contoh soal 1 :
Misalnya adalah pada tanggal 1 Juni 2009 perusahaan melakukan pembayaran beban sewa
toko sebesar Rp 350.000,00 secara tunai, namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata
terjadi kekeliruan untuk pembayaran sewa toko yang seharusnya Rp 350.000,00 tetapi
tercatat Rp 530.000,00 maka jurnal koreksinya adalah sebagai berikut :

Jurnal yang salah/dicatat dalam buku besar kas perusahaan


Beban sewa toko Rp 530.000,00 -
Kas kecil - Rp 530.000,00

Jurnal yang seharusnya/benar


Beban sewa toko Rp 350.000,00 -
Kas kecil - Rp 350.000,00

Jurnal koreksi
Kas Kecil Rp 180.000,00 -
Beban sewa toko - Rp 180.000,00
Keterangan : karena terjadi pencatatan kas yang terlalu besar dari yang seharusnya maka kas
harus ditambah sebesar selisihnya yaitu Rp 530.000,00 Rp 350.000,00 = Rp 180.000,00

Contoh soal 2 :
Misalnya adalah pada tanggal 1 Juni 2009 perusahaan melakukan pembayaran beban sewa
toko sebesar Rp 350.000,00 secara tunai, namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata
terjadi kekeliruan untuk pembayaran sewa toko yang seharusnya Rp 350.000,00 tetapi
tercatat Rp 530.000,00 dan yang seharusnya untuk pembayaran beban sewa toko tetapi
tercatat pada akun pembayaran sewa kantor, maka jurnal koreksinya adalah sebagai berikut :

Jurnal yang salah/dicatat dalam buku besar kas perusahaan


Beban sewa kantor Rp 530.000,00 -
Kas kecil - Rp 530.000,00

Jurnal yang seharusnya/benar


Beban sewa toko Rp 350.000,00 -
Kas Kecil - Rp 350.000,00

Jurnal koreksi
Kas Kecil Rp 180.000,00 -
Beban sewa toko Rp 350.000,00 -
Beban sewa kantor - Rp 530.000,00
Referensi :

http://nurfitriani18.blogspot.co.id/2013/12/materi-kas-kecil-petty-pash_3725.html

http://belajarteori.blogspot.co.id/2014/06/pengelolaan-dana-kas-kecil.html

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=275&mnu=
Materi3&kl=13

http://vinda-mystory.blogspot.co.id/2011/12/pencatatan-selisih-kas.html

http://vannyumal.blogspot.co.id/

http://292199.blogspot.co.id/

Dr. Sedianingsih, S.E., M.Si., Ak., Dra. Ec. Farida Mustikawati, dan Nieke Prihardini Soetanto.
2010. Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai