Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Gede Crisnandita Wahyu

NPM : 1832121025
Kelas : C12
Dosen Pengampu : N. Paramananda, S.E.,M.M

UAS Manajemen Pemasaran Internasional

Jawaban :
1. Faktor budaya penghambat pemasaran internasional selain bahasa :
a. Materi Hidup (Material life)
Komponen utama dari kebudayaan adalah aspek materialnya. Kehidupan material
terutama mengacu pada teknologi yang digunakan untuk memproduksi,
mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang dan jasa dalam masyarakat.
Perbedaan dalam lingkungan material menjelaskan mengenai perbedaan dalam
tingkat dan jenis permintaan barang konsumsi.
b. Interaksi sosial
Sebuah aspek penting dari budaya adalah interaksi sosial antara orang-orang.
Interaksi sosial mengacu pada cara di mana anggota masyarakat berhubungan satu
sama lain. Mungkin ungkapan yang paling penting dari interaksi sosial adalah
konsep kekerabatan. Konsep ini bervariasi secara dramatis di seluruh masyarakat.
c. Estetika
Estetika mengacu pada ide-ide dan persepsi bahwa budaya sangat menjunjung
tinggi keindahan dan rasa yang baik. Di wilayah Asia-Pasifik, ekspresi estetika
didorong oleh dua prinsip: (1) kompleksitas dan dekorasi (berbagai bentuk,
bentuk, dan warna), (2) harmoni dan pandangan mengenai alam (misalnya,
pegunungan, bunga, pohon-pohon).
d. Agama
Agama memainkan peran penting dalam banyak masyarakat. Ketika agama adalah
bagian penting dari kehidupan konsumen, perusahaan harus dapat menyadarinya.
Dalam masyarakat Islam, perusahaan dapat memperluas daya tarik merek mereka
dan mengembangkan bisnis mereka dengan terlibat dengan konsumen Muslim
dengan memastikan bahwa produk-produk yang dijual adalah halal dan
menempelkan logo halal pada setiap produk yang akan di pasarkan.
e. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu instrumen utama untuk penyaluran budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dua aspek pendidikan yang penting bagi pemasar
internasional adalah tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan tersebut.
f. Sistem Nilai
Semua budaya memiliki sistem nilai yang membentuk masyarakat norma dan
standar. Norma-noma mempengaruhi sikap masyarakat terhadap obyek dan kode
perilaku.

2. Kelompok referensi ini dapat berfungsi sebagai titik perbandingan dan


sumber informasi bagi seorang individu (konsumen). Semakin besar kepercayaan
Individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar
pula kemungkinan untuk mengikuti pendapat kelompok. Bila orang tersebut
berpendapat bahwa kelompok selalu benar, ia akan mengikuti apapun yang dilakukan
kelompok tanpa mempedulikan pendapatnya sendiri. Perilaku seorang konsumen-pun
akan berubah agar lebih sesuai dengan tindakan dan pendapat para anggota kelompok.

3. Disini saya mengambil contoh perusahaan Nestle dimana perusahaan tersebut memiki
konflik mengenai penggunaan susu bubuk formula pada bayi usia 1 – 2 tahun
khususnya dalam pemasarannya di negara-negara dunia ketiga yang mendapatkan
kecaman dari pihak-pihak yang berkepentingan. Maka dalam studi kasus ini akan
diambil langkah-langkah solusi terbaik mengingat adanya permasalahan baru terkait
dengan adanya perubahan budaya dan perilaku beberapa manusia dalam cara-cara
pemasaran susu bubuk formula bayi dan peranan dari Nestle dalam kegiatannya
melawan HIV dan AIDS pada negara-negara berkembang. Maka bagaimana
Nestlemelakukan aktifitas dan perubahan cara pemasaran dalam rangka memasarkan
produk formula bayi terkait adanya perubahan budaya masyarakat dan perilaku
konsumen ? “ . Untuk melakukan dan merealisasikan pemasaran formula bayi
khususnya di negara-negara dunia ketiga, telah diambil langkah oleh Nestle dengan
cara melobi organisasi lokal dan internasional sebagai partner kerja sama sehingga
terbentuk kolaborasi yang saling mempengaruhi. Nestle mengimplementasikan
Strategi Adaptasi dan Komunikasi dengan menggunakan Dual Adaptation dan
Product Invention dimana berusahaa mengkomunikasikan secara bersama dengan
diskusi dengan pihak-pihak terkait sebagai pengontrol maupun partner pemasaran
produknya. Sebagai pengontrol kualitas produk, Nestle bekerja bersama WHO dengan
menggunakan syarat dan requirement berdasar kode-kode WHO yang telah ditetapkan
sehingga formula bayi yang dikonsumsi telah dijamin layak konsumsi oleh
bayi.Begitu pula dengan organisasi UNESCO sebagai pihak kontroler peredaran
produk formula bayi dimana penertiban industri formula bayi haruslah memenuhi
standarisasi-standarisasi tertentu untuk mencapai hasil produk yang paling aman dan
terjamin sehingga resiko kematian bayi dapat dihilangkan atau seminim mungkin.
Kecaman dan perlawanan dari organisasi kesehatan lokal dan pemerintah setelah
adanya statement Neslte membunuh bayi di negara dunia ketiga yang disebabkan
kurangnya edukasi atau pendidikan betapa pentingnya air susu ibu sebagai nutrisi
utama sangatlah kurang. Mereka menganggap bahwa nutrisi dari formula bayi produk
Nestle adalah yang terbaik di satu sisi, akan tetapi di sisi lain pihak Nestle tidak
mengeluarkan statement seperti mereka. Yang pada akhirnya diputuskan oleh Nestle
untuk merubah cara pemasaran melalui beberapa rumah sakit bersalin sebagai partner
pemasaran produk, selain dapat memberikan masukan edukasi pada masyarakat lokal
juga dapat memberikan nilai benefit bagi Nestle. Cara pemasaran yang tepat sasaran
sangat dipengaruhi oleh perubahan perilaku konsumen serta budaya masyarakat lokal
sehingga Nestle juga perlu mengkomunikasikan secara berkala dengan pihak terkait
seperti organisasi lokal, pemerintah, serta partner pemasaran lokalnya.

4. Ketika keadaan infrastruktur di sebuah negeri lemah, itu berarti bahwa perekonomian
negara itu berjalan dengan cara yang sangat tidak efisien. Biaya logistik yang sangat
tinggi, berujung pada perusahaan dan bisnis yang kekurangan daya saing (karena
biaya bisnis yang tinggi). belum lagi adengan munculnya ketidakadilan sosial,
misalnya, sulit bagi sebagian penduduk untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan, atau
susahnya anak-anak pergi ke sekolah karena perjalanannya terlalu susah atau mahal.
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi makro seharusnya memiliki
hubungan timbal balik, karena pembangunan infrastruktur menimbulkan ekspansi
ekonomi melalui efek multiplier. Sementara ekspansi ekonomi menimbulkan
kebutuhan untuk memperluas infrastruktur yang ada, untuk menyerap makin besarnya
aliran barang dan orang yang beredar atau bersirkulasi di seluruh perekonomian.
Namun, kalau infrastrukturnya tidak dapat menyerap peningkatan kegiatan ekonomi
(dan tidak cukup banyak infrastruktur baru yang dikembangkan) maka akan terjadi
masalah.

Anda mungkin juga menyukai