Dosen Pengampu:
Dra. Endang Tri Widyarti, M.M
Kelas A
Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
S-1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
SUBSTANTIVE PLAN
PT. UNILEVER INDONESIA Tbk
VISI
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap
orang Indonesia setiap harinya.
MISI
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila
digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami
tumbuh dua kali lipat sambal mengurangi dampak terhadap lingkungan, dan meningkatkan
dampak sosial.
FOKUS PERUSAHAAN
Untuk mewujudkan visi, kami telah berinvestasi dalam strategi untuk kategori dan merek
jangka panjang yang menghasilkan kemajuan yang menguntungkan semua pemangku
kepentingan.
TUJUAN PERUSAHAAN
Menyatakan bahwa untuk bisa sukses perlu "standar perilaku perusahaan tertinggi terhadap
siapasaja yang bekerja dengan kami, masyarakat yang terlibat dengan kami, dan lingkungan
yangmenerima dampak dari kami."
STRATEGI PERUSAHAAN
Trend merupakan gerakan lamban yang berjangka dan cenderung menuju satu
arah, menaik atau menurun.
a. Metode Jumlah Kuadrat Terkecil (Metode least square) adalah metode analisa
yang ditujukan untuk melakukan suatu peramalan pada masa yang akan datang
dengan menentukan persamaan trend data mencakup analisis time series dengan
dua kasus, yaitu kasus data genap dan ganjil.
∑Y ∑X
a= −b[ ]
n n
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
A = Nilai konstan
B = Koefisien arah regresi
N = Banyaknya data
6
4
] = 41.496−1.380=40.116 unit
165.984
¿ – 920¿
4
PT.Unilever (2016-2019)
Cara Eliminasi:
165.984 = 4a + b6 (dikali 3 untuk eliminasi b)
253.578 = 8a + b6
414.042 = 12a + b6
253.578 = 8a + b6 –
160.464 = 4a
a = 160.464: 4
a = 40.116
a = 40.116
165.984 = (4 x 40.116) + b6
165.984 = 160.464 + b6
6b = 165.984 – 160.464
b = 5.520 : 6
b = 920
Y = 40.116 + 6(x)
Y = 40.116 + 6(4)
Y = 40.140 unit
Jadi, perkiraan permintaan dengan menggunakan metode moment pada PT.
Unilever tahun 2020 sebesar 40.140 unit.
2.3 Penjualan yang diharapkan perusahaan
Keterangan :
` Market share yang didaptkan oleh PT.Unilever dari tahun 2016 – 2019 adalah
sebagai berikut :
40.054
2016 = = 24,13%
165.984
41.205
2017 = = 24,82%
165.984
41.802
2018 = = 25,18%
165.984
42.923
2019 = = 25,86%
165.984
Dari data diatas, maka didapatkan market share atau pangsa pasar dari
PT.Unilever setiap tahunnya mengalami peningkatan, yaitu ditahun 2016 – 2017
meningkat sebesar 0,69%, ditahun 2017 – 2018 meningkat sebesar 0,36%, dan ditahun
2018 – 2019 meningkat sebesar 0,68%. Peningkatan market share tertinggi terjadi
ditahun 2016 – 2017 yaitu sebesar 0,69%.
Dikarenakan setiap tahunnya market share atau pangsa pasar mengalami
peningkatan, maka akan berpengaruh pada Penjualan Perusahaan. Dimana penjualan
di PT.Unilever setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2016 – 2019 yaitu
40.054 ditahun 2016, 41.205 ditahun 2017, 41.802 ditahun 2018, dan 42.923 ditahun
2019 (dalam satuan milliard rupiah).
2.4 ROI yang diharapkan
Tahun ROI
2019 35,80%
2018 44,68%
2017 35,29%
2016 38,16%
*target lingkungan kami diukur 'per penggunaan konsumen'. Ini berarti satu kali
penggunaan, satu porsi, atau satu sajian produk.
*di tujuh negara yang mengalami kelangkaan air, yang mewakili separuh populasi
dunia.
2.6 Mutu pemeliharaan mesin PT Unilever Indonesia
PT. Unilever sendiri sangat memperhatikan masalah pemeliharaan ini, pada tahun
1992 Total Productive Maintenance (TPM) mulai diaplikasikan di pabrik Angke
Jakarta, hingga mendapatkan penghargaan TPM Excellence Award yang merupakan
kategori pertama dari Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM). TPM merupakan
sistem peningkatan efisiensi kinerja yang meliputi seluruh aspek, yang bertujuan untuk
membentuk kultur perusahaan PT. Unilever Indonesia yang mampu mencapai efisiensi
maksimum dari seluruh sistem produksi dan membentuk suasana kerja untuk mencapai
zero failure, zero accident, dan zero defect. PT. Unilever menggunakan pedoman Total
Productive Maintenance (TPM) dalam menjalankan perusahaannya. TPM berasal dari
Negara Jepang yang sudah digunakan sejak tahun 70-an. Dimulai dengan dibentuknya
sistem JIT (just in time) supply chains yang diciptakan oleh industri-industri
manufaktur di Jepang. TPM dapat diartikan sebagai perawatan untuk meningkatkan
produktivitas dengan melibatkan semua orang yang terlibat dalam proses produksi,
mulai dari tingkat top management hingga operator dan berasal dari semua departemen
yang berada di dalam pabrik. Kegiatan TPM dilakukan melalui kegiatan kelompok
kecil (circle) yang bertujuan agar semua orang dapat terlibat, terdengar dan berperan
serta meningkatkan produktivitas kerja di bagian masing-masing. TPM memiliki
beberapa tujuan yaitu, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (karyawan)
dan perusahaan, memanusiakan manusia produktif dan meningkatkan kemampuan dan
perawatan mesin. Tujuan tersebut akan berjalan seiring dengan sasaran TPM yaitu zero
failure, zero accident, dan zero defect. Pencapaian tujuan dan target tersebut didasari
dengan gerakan kaizen (perbaikan) yaitu, 5 S :
Circle TPM dibentuk dengan foreman-foreman sebagai circle leader, bila jumlah
anggota circle terlalu besar, maka dipecah atas sub-circle dengan anggota 5 hingga 6
orang. Circle leader disini merupakan titik-titik pengikat dari organisasi yang
bersinggungan dengan semua karyawan yang berpartisipasi. Standar yang berada
diperusahaan haruslah tetap atau dipertahankan, tidak berubah-ubah. Apabila kondisi
tersebut sudah tercapai maka standar dapat diperbaharui (inovasi) untuk mencapai
kualitas yang lebih baik. Penetapan standar menyangkut faktor 4M yaitu Machine,
Man, Material, dan Method, serta Procedure.
Pendapatan Per
Tahun (lalu)
Kapita
2016 Rp47,96 juta
2017 Rp 51,9 juta
2018 Rp 56 juta
2019 Rp 59,1 juta
Di masa pandemi seperti ini, mengubah banyak gaya hidup masyarakat indonesia
dan menjadi peluang usaha tersendiri bagi perusahaan manufaktur seperti PT Unilever
Indonesia.
Advertising
Consumer Sales Promotion
Trade Promotion and Co-Marketing
Packaging. Point Of Purchase
Personal Selling
Public relations
Brand Publicity
Corporate Advertising
The Internet
Direct Marketing
Experiantial contact: Event, sponsorship
Customer Service
Word Of Mouth
Consumer market sales promotion techniques :
Kupon
Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat
penguranganharga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu.
Price-Off Deals
Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.
Premium and Advertising Specialties
Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai
insentif untuk membeli produk tertentu.
Contest and Sweeptakes
Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uangtunai, perjalanan,
atau barang-barang karena membeli sesuatu.
Sampling and Trial Offers
Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa (pemberiancontoh produk).
Brand Placement
Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar denganmemasukkan
produk pada sebuah acara televisi atau film.
Rebates
Memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada
tokopengecer.
Frequency
Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program
yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah
langsunggratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau
langganan dari merkatau perusahaan yang sama.
Event Sponsorship
Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangatditonjolkan
pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkatbersamaan
dengan para penonton di acara.
4.4 Distribusi PT Unilever Indonesia
5. Risiko-Risiko
5.1 Risiko-risiko yang relevan dengan bisnis PT Unilever Indonesia
Berikut ini penjelasan atas beberapa risiko yang penting dan relevan berikut mitigasi
risiko terkait :
1. Keuangan
Perubahan nilai mata uang dapat berfluktuasi secara tajam dan berdampak secara
signifikan pada kinerja bisnis. Nilai tukar yang tidak stabil juga dapat mengakibatkan
naik turunnya harga bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk-produk
kami.
Mitigasi risiko :
Kami mengelola paparan terhadap mata uang dalam batas yang ditentukan dan
dengan menggunakan kontrak valuta berjangka. Selain kontrak tersebut, kami juga
melakukan lindung nilai beberapa paparan kami melalui penggunaan pinjaman mata
uang asing atau kontrak berjangka.
2. Aspek hukum dan peraturan
Unilever patuh terhadap hukum dan peraturan lokal, regional, dan global yang
berlaku di berbagai bidang seperti keamanan produk, klaim produk, merek dagang,
hak cipta, paten, persaingan, kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, tata kelola
perusahaan, keterbukaan informasi, ketenagakerjaan, serta pajak. Tidak mematuhi
peraturan yang berlaku dapat mengakibatkan adanya tuntutan perdata dan / atau
pidana yang menyebabkan kerusakan, denda dan sanksi. Hal ini dapat mempengaruhi
reputasi Perseroan, dan membebani biaya kami dalam berbisnis
Mitigasi risiko :
Unilever berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Pada area-area khusus, tim yang relevan di tingkat global,
regional atau lokal bertanggung jawab untuk menetapkan standar terperinci dan
memastikan bahwa semua karyawan memahami dan mematuhi peraturan dan undang-
undang yang spesifik dan relevan dengan peran mereka. Tenaga spesialis kami di
bidang hukum dan regulasi sangat terlibat dalam memantau dan meninjau praktek
kami untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa kami tetap memahami dan
sejalan dengan seluruh peraturan dan kewajiban hukum terkait.
3. Hubungan Industri
Dengan peraturan ketenagakerjaan yang terus berubah-ubah,, kami wajib menjalin
hubungan yang baik dengan para karyawan dan serikat pekerja kami. Gangguan
terhadap hubungan industrial dapat mempengaruhi kegiatan operasional, biaya, dan
reputasi kami.
Mitigasi risiko :
Untuk mengurangi risiko ini, kami senantiasa memantau perubahan peraturan
ketenagakerjaan dan menjalin komunikasi yang baik dengan serikat pekerja kami.
Kami melakukan diskusi secara rutin untuk lebih memahami setiap kepentingan dan
menjaga keharmonisan diantara para pemangku kepentingan industri kami.
4. Karyawan dan Talenta
Penting bagi kami untuk dapat menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
orang-orang yang berkualitas dalam jumlah yang tepat untuk dapat bersaing dan
berkembang secara efektif. Di negara berkembang, bisa ada persaingan yang ketat
untuk mendapatkan talenta-talenta berbakat yang jumlahnya terbatas. Lepasnya
talenta pada posisi manajemen atau posisi inti lainnya, atau ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi, menarik atau mempertahankan karyawan yang berkualitas, akan
mempersulit pengelolaan bisnis dan mempengaruhi operasi dan hasil keuangan.
Mitigasi risiko :
Kami telah membentuk dan menerapkan komite sumber daya manusia di seluruh
lini bisnis kami. Komite ini memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi jenis-
jenis keterampilan dan kemampuan yang diperlukan di masa mendatang,
mengembangkan jalur karir dan mengidentifikasi talenta utama dan pemimpin di
masa depan. Kami memiliki proses pengembangan manajemen terpadu yang meliputi
penilaian kinerja rutin yang ditopang oleh seperangkat perilaku kepemimpinan,
keterampilan dan kompetensi. Selain itu, kami juga telah menerapkan program yang
ditargetkan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik dan kami secara aktif
memantau kinerja dalam mempertahankan talenta dalam Unilever.
5. Produk yang Aman dan Berkualitas Tinggi
Pada proses manufaktur Unilever Indonesia , juga ada risiko bahan baku
terkontaminasi secara sengaja maupun tidak sengaja ; atau cacat produk lainnya.
Risiko ini dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan peralatan atau faktor
lainnya.
Mitigasi risiko :
Kami memiliki proses dan kontrol kualitas produk yang komprehensif, dari hulu
sampai hilir, mulai dari produk dirancang sampai produk tersebut ada di rak toko.
Kami memverifikasi proses dan kontrol tersebut setiap tahun, dan secara teratur
memantau melalui indikator kinerja yang mendorong kegiatan perbaikan terus-
menerus. Pemasok utama kami telah bersertifikat secara eksternal dan kami
memantau kualitas bahan yang diterima secara teratur untuk memastikan bahwa kami
memenuhi standar kualitas tinggi yang diperlukan oleh produk kami. Jika terjadi
insiden yang berkaitan dengan keselamatan konsumen atau kualitas produk, kami
mengaktifkan tim manajemen insiden di bawah arahan mereka yang berkompeten
dalam hal kualitas produk, sains dan komunikasi , untuk memastikan kami melakukan
tindakan yang tepat dan efektif.
6. Supply Chain (Safety)
Pembelian bahan baku, pabrik yang efisien, dan pendistribusian produk dengan
segera kepada para pelanggan adalah elemen penting dalam bisnis kami. Rantai
pasokan kami terpapar dengan berbagai risiko lingkungan yang berpotensi merugikan,
kecelakaan industri, dan gangguan fisik lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuan kami untuk mengirimkan produk kepada pelanggan kami.
Mitigasi risiko :
Kami merancang rencana mitigasi yang memungkinkan kami dapat mengamankan
alternatif pasokan dari bahan utama kami dan menggunakan bahan pengganti dalam
formulasi dan resep produk kami. Rencana tersebut juga memastikan bahwa kami
memiliki fleksibilitas untuk mengalihkan atau berbagi produksi antar pabrik. Kami
memiliki kebijakan dan prosedur untuk memastikan kesehatan dan keselamatan
karyawan dan produk kami. Kebijakan dan prosedur tersebut juga mencakup rencana
keberlangsungan bisnis dan pemulihan dari bencana jikalau Perseroan harus
menghadapi insiden besar.
7. Hubungan dengan pelanggan
Pertumbuhan bisnis kami secara berkesinambungan, bergantung pada keberhasilan
kami membangun hubungan yang erat dengan pelanggan kami. Untuk memastikan
bahwa brand kami tersedia setiap saat dan tampil secara menarik di mata pelanggan,
kami perlu mempertahankan hubungan baik dengan para pelanggan setia dan
membangun hubungan baru dengan pelanggan yang terkait dengan perubahan
kebiasaan berbelanja konsumen. Kualitas hubungan yang baik dengan para
pelanggan, juga menentukan kemampuan kami dalam mengamankan harga dan
membuat perjanjian kerjasama yang menguntungkan. Kegagalan untuk
mempertahankan hubungan yang erat dengan pelanggan dapat berdampak negatif
terhadap perjanjian kerjasama kami dengan pelanggan yang bersangkutan, sehingga
dapat mengurangi ketersediaan produk terhadap konsumen.
Mitigasi risiko :
Kami mengembangkan dan mempertahankan hubungan bisnis di berbagai saluran
penjualan, mulai dari pengecer multinasional besar hingga pedagang kecil berbasis
keluarga yang kami jangkau melalui distributor. Kamimemantau perubahan kebiasaan
konsumen dan membina hubungan dengan pelanggan baru yang tepat, seperti dengan
saluran e-commerce. Kami bekerja sama dengan para pelanggan utama kami untuk
mengembangkan rencana bisnis bersama yang mencakup rincian rencana investasi
serta tujuan dari pelayanan pelanggan kami. Kami pun memantau pelaksanaan
kerjasama ini secara teratur. Kami mengembangkan berbagai inisiatif baru untuk
mendukung perbaikan dalam kerjasama dan memperkuat hubungan dengan
pelanggan. Inisiatif-inisiatif tersebut berasal dari kemampuan kami dalam merancang
outlet penjualan, program penjualan kepada pelanggan dan lain sebgainya. Kami
berinvestasi secara strategis untuk menggunakan teknologi yang akan membuat
proses pemesanan dan pengelolaan stok menjadi lebih efektif dan efisien bagi para
pelanggan kami.