Anda di halaman 1dari 17

SUBSTANTIVE PLAN

PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

Dosen Pengampu:
Dra. Endang Tri Widyarti, M.M

Kelas A
Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3

S-1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
SUBSTANTIVE PLAN
PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

VISI

Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap
orang Indonesia setiap harinya.

MISI

 Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
 Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
 Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila
digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
 Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami
tumbuh dua kali lipat sambal mengurangi dampak terhadap lingkungan, dan meningkatkan
dampak sosial.

FOKUS PERUSAHAAN

Untuk mewujudkan visi, kami telah berinvestasi dalam strategi untuk kategori dan merek
jangka panjang yang menghasilkan kemajuan yang menguntungkan semua pemangku
kepentingan.

TUJUAN PERUSAHAAN

Menyatakan bahwa untuk bisa sukses perlu "standar perilaku perusahaan tertinggi terhadap
siapasaja yang bekerja dengan kami, masyarakat yang terlibat dengan kami, dan lingkungan
yangmenerima dampak dari kami."

STRATEGI PERUSAHAAN

Tahun Strategi Perusahaan


2017 Dengan menambah portopolio produk baru Hal ini dilakukan seiring dengan
minat dan tren pasar. Misalnya saja seperti produk Hijab Fresh yang
diluncurkan pada 27 September 2017.
Selain menambah portofolio, untuk memperkuat penjualan UNVR akan
memperkuat brand setiap segmen.
2018 Memasuki bisnis dikategori baru. beberapa produk inovatif seperti saus
sambal jawara, produk perawatan tubuh baru yaitu sabun Korea Glow dan
peluncuran Cornetto dengan harga yang lebih terjangkau peluncuran produk-
produk itu sebagai bentuk upaya dari perusahaan untuk memahami,
menganalisis pergeseran perilaku dan preferensi konsumen.
2019 Purpose-Led dan Future-Fit senantiasa mengembangkan bisnis yang
berlandaskan tujuan mulia (purpose-led) serta relevan dan mampu bersaing di
masa depan (future-fit) adalah kunci untuk memenangkan pasar.
Contohnya pada segmen Home & Personal Care, Perseroan meluncurkan
Love Beauty & Planet, sebuah produk perawatan tubuh yang mengusung
kampanye #smallactsoflove untuk mengajak konsumen lebih peduli terhadap
kelestarian planet bumi. Sedangkan pada segmen Foods & Refreshment,
Perseroan meluncurkan es krim Wall’s Brownie Alpukat sekaligus
mengumandangkan tujuan mulianya untuk mendorong semangat persatuan
melalui kampanye ‘Merah Putih Menyatukan Kita’.

2020 -Memastikan ketersediaan produk di pasaran di masa pandemi covid-19


terutama produk kebersihan diri dan rumah menjadi kian penting bagi
konsumen di tengah pandemi.
- Memprioritaskan Stock Keeping Unit (SKU) yang mendukung kesehatan
dan kebersihan masyarakat Indonesia.
- Melakukan Inovasi Sahaja. Brand yang mengambil positioning sebagai
produk untuk menjawab kebutuhan umat muslim ini pun dengan cepat
berinovasi di tengah situasi pandemi.
- Unilever juga memastikan agar kesehatan dan keselamatan seluruh karyawan
tetap terjaga. Unilever memantau kondisi para karyawan secara harian
bersama dengan tim dokter perusahaan, dan memastikan kelengkapan atribut
alat pelindung diri yang memadai.
SUBSTANTIVE PLAN
PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

2. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan

2.1 Sasaran yang ingin dicapai perusahaan

Tahu Volume Volume Market


n Penjualan Penjualan Share
Industri Perusahaan Perusahaan

2016 1000 100 10%


2017 3000 500 16,67%
2018 5000 1000 20%
2019 9000 3000 33,3%
2020 12000 6000 50%

2.2 Trend Perkiraan Permintaan

Trend merupakan gerakan lamban yang berjangka dan cenderung menuju satu
arah, menaik atau menurun.

a. Metode Jumlah Kuadrat Terkecil (Metode least square) adalah metode analisa
yang ditujukan untuk melakukan suatu peramalan pada masa yang akan datang
dengan menentukan persamaan trend data mencakup analisis time series dengan
dua kasus, yaitu kasus data genap dan ganjil.

Rumus yang digunakan , formula untuk ∑ X ≠ 0 :


Y = a +bX
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
b= 2 2
n ∑ X −(∑ X )

∑Y ∑X
a= −b[ ]
n n
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
A = Nilai konstan
B = Koefisien arah regresi
N = Banyaknya data

4 x 253.578−6 x 165.984 1.014 .312−995.904


b= =
4 x 14 – ( 6 )
2
56−36
18.408
¿ =920
20

6
4
] = 41.496−1.380=40.116 unit
165.984
¿ – 920¿
4
PT.Unilever (2016-2019)

no Tahun Penjualan Perusahaan (milliar X X2 XY


rupiah)
(Y)
1 2016 40.054 0 0 0
2 2017 41.205 1 1 41.205
3 2018 41.802 2 4 83.604
4 2019 42.923 3 9 128.769
∑ 165.984 6 14 253.578

Persamaan tren garis lurus Y = a + bX


Ramalan penjualan tahun 2020 = 40.116+6 ( 4 )=40.140 unit
Jadi, perkiraan permintaan dengan menggunakan metode jumlah kuadrat terkecil
pada PT. Unilever tahun 2020 sebesar 40.140 unit.

b. Metode moment adalah analisa yang digunakan untuk keperluan peramalan


dengan membentuk persamaan Y= a + bX

Rumus yang digunakan :


Y= a + bX
∑ Y =na+b ∑ X
2
∑ XY =a ∑ X +b ∑ X
PT.Unilever (2016-2019)

n Tahun Penjualan Perusahaan (milliar X X2 XY


o rupiah)
(Y)
1 2016 40.054 0 0 0
2 2017 41.205 1 1 41.205
3 2018 41.802 2 4 83.604
4 2019 42.923 3 9 128.769
∑ 165.984 6 14 253.578

Cara Eliminasi:
165.984 = 4a + b6 (dikali 3 untuk eliminasi b)
253.578 = 8a + b6
414.042 = 12a + b6
253.578 = 8a + b6 –
160.464 = 4a
a = 160.464: 4
a = 40.116
a = 40.116

165.984 = (4 x 40.116) + b6
165.984 = 160.464 + b6
6b = 165.984 – 160.464
b = 5.520 : 6
b = 920

Y = 40.116 + 6(x)
Y = 40.116 + 6(4)
Y = 40.140 unit
Jadi, perkiraan permintaan dengan menggunakan metode moment pada PT.
Unilever tahun 2020 sebesar 40.140 unit.
2.3 Penjualan yang diharapkan perusahaan

TAHUN RENCANA % MARKET SHARE PENJUALAN


KAPASITAS (ton) YANG DIHARAPKAN PERUSAHAAN (milliar
rupiah)
2016 260.000 24,13% 40.054
2017 500.000 24,82% 41.205
2018 601.400 25,18% 41.802
2019 780.800 25,86% 42.923
Rencana Kapasitas adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi yang
diperlukan sebuah organisasi (perusahaan) untuk memenuhi permintaan yang terus berubah.
Perbedaan antara kapasitas organisasi dan permintaan pelanggan akan menghasilkan
inefisiensi, baik sumber daya yang menganggur atau pelanggan yang tidak puas. Sasaran
perencanaan kapasitas adalah meminimalkan perbedaan tersebut.

Market Share atau pangsa pasar adalah menggambarkan penjualan perusahaan


sebagai persentase dari total volume penjualan di industri, pasar atau area produk
tertentu. Market pasar membantu manajemen memahami keberhasilan upayanya untuk
menembus pasar dibandingkan dengan para pesaingnya. Pangsa pasar yang meningkat
pada umumnya bertanda baik, meskipun harus memenuhi beberapa persyaratan.

Rumus market share :


Mit = Sit / St

Keterangan :

 Mit : pangsa pasar perusahaan (i) dalam waktu (t)


 Sit : penjualan perusahaan (i) dalam waktu (t)
 St : jumlah semua penjualan dalam waktu (t)

` Market share yang didaptkan oleh PT.Unilever dari tahun 2016 – 2019 adalah
sebagai berikut :
40.054
 2016 = = 24,13%
165.984
41.205
 2017 = = 24,82%
165.984
41.802
 2018 = = 25,18%
165.984
42.923
 2019 = = 25,86%
165.984

Dari data diatas, maka didapatkan market share atau pangsa pasar dari
PT.Unilever setiap tahunnya mengalami peningkatan, yaitu ditahun 2016 – 2017
meningkat sebesar 0,69%, ditahun 2017 – 2018 meningkat sebesar 0,36%, dan ditahun
2018 – 2019 meningkat sebesar 0,68%. Peningkatan market share tertinggi terjadi
ditahun 2016 – 2017 yaitu sebesar 0,69%.
Dikarenakan setiap tahunnya market share atau pangsa pasar mengalami
peningkatan, maka akan berpengaruh pada Penjualan Perusahaan. Dimana penjualan
di PT.Unilever setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2016 – 2019 yaitu
40.054 ditahun 2016, 41.205 ditahun 2017, 41.802 ditahun 2018, dan 42.923 ditahun
2019 (dalam satuan milliard rupiah).
2.4 ROI yang diharapkan

Tahun ROI

2019 35,80%
2018 44,68%
2017 35,29%
2016 38,16%

2.5 Sasaran yang ingin dicapai pemerintah melalui Unilever


Unilever Sustainable Living Plan ditetapkan untuk memisahkan pertumbuhan dari
jejak lingkungan kami, seraya meningkatkan dampak sosial yang positif.
Program kami mengandung tiga sasaran besar untuk dicapai, didasari oleh
sembilan komitmen dan target yang mencakup kinerja sosial, lingkungan, dan ekonomi
kami di seluruh rantai nilai. Kami akan melanjutkan bekerja bersama pihak-pihak lain
untuk fokus pada bidang-bidang tempat dimana kami dapat mendorong perubahan
terbesar dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDG).

*target lingkungan kami diukur 'per penggunaan konsumen'. Ini berarti satu kali
penggunaan, satu porsi, atau satu sajian produk.
*di tujuh negara yang mengalami kelangkaan air, yang mewakili separuh populasi
dunia.
2.6 Mutu pemeliharaan mesin PT Unilever Indonesia
PT. Unilever sendiri sangat memperhatikan masalah pemeliharaan ini, pada tahun
1992 Total Productive Maintenance (TPM) mulai diaplikasikan di pabrik Angke
Jakarta, hingga mendapatkan penghargaan TPM Excellence Award yang merupakan
kategori pertama dari Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM). TPM merupakan
sistem peningkatan efisiensi kinerja yang meliputi seluruh aspek, yang bertujuan untuk
membentuk kultur perusahaan PT. Unilever Indonesia yang mampu mencapai efisiensi
maksimum dari seluruh sistem produksi dan membentuk suasana kerja untuk mencapai
zero failure, zero accident, dan zero defect. PT. Unilever menggunakan pedoman Total
Productive Maintenance (TPM) dalam menjalankan perusahaannya. TPM berasal dari
Negara Jepang yang sudah digunakan sejak tahun 70-an. Dimulai dengan dibentuknya
sistem JIT (just in time) supply chains yang diciptakan oleh industri-industri
manufaktur di Jepang. TPM dapat diartikan sebagai perawatan untuk meningkatkan
produktivitas dengan melibatkan semua orang yang terlibat dalam proses produksi,
mulai dari tingkat top management hingga operator dan berasal dari semua departemen
yang berada di dalam pabrik. Kegiatan TPM dilakukan melalui kegiatan kelompok
kecil (circle) yang bertujuan agar semua orang dapat terlibat, terdengar dan berperan
serta meningkatkan produktivitas kerja di bagian masing-masing. TPM memiliki
beberapa tujuan yaitu, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (karyawan)
dan perusahaan, memanusiakan manusia produktif dan meningkatkan kemampuan dan
perawatan mesin. Tujuan tersebut akan berjalan seiring dengan sasaran TPM yaitu zero
failure, zero accident, dan zero defect. Pencapaian tujuan dan target tersebut didasari
dengan gerakan kaizen (perbaikan) yaitu, 5 S :

1. Seiri (clearing up), menyingkirkan benda-benda yang tidak diperlukan.


2. Seiton (organizing), menempatkan barang-barang yang dibutuhkan dengan rapi.
3. Seiso (cleaning), membersihkan peralatan dan daerah kerja.
4. Seiketsu (standardizing), membuat standar kebersihan, pelumasan dan inspeksi.
5. Shitsuke (training & discipline), meningkatkan ketrampilan dan moral.
TPM dapat berdiri dari 9 (sembilan) pilar yang menjadi dasar-dasar penerapan
dan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya
pelaksanaan TPM. TPM menjadi penting untuk diimplementasikan karena TPM efektif
untuk mengurangi kerugian - kerugian (looses) yang terjadi pada perusahaan. Sembilan
Pilar TPM antara lain:

1. Pemeliharaan Mandiri (Autonomous Maintenance), yaitu mengubah pola pikir


karyawan, sehingga akan tercapai self maintenance, penggunaan peralatan secara
efektif dan maksimum.
2. Peningkatan Bagian (Focused Improvement), yaitu dilakukan perbaikan mesin
setelah diketahui kerusakan, loss dan bagian-bagian mesin untuk meningkatkan
hasil dan efisiensi dari setiap lini.
3. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance), yaitu pemeliharaan mesin-mesin
produksi secara periodik agar kinerja mesin menjadi tinggi, ekonomis dan efektif.
4. Pelatihan (Training), pelatihan dilakukan terhadap karyawan perusahaan agar
diperoleh karyawan yang berkualitas dan berbobot.
5. Kontrol Awal dan Pencegahan Perawatan, Didesain secara cermat untuk
menentukan spesifikasi mesin baru dengan biaya operasional rendah,
perencanaan proses, dan mempertimbangkan loss yang akan terjadi.
6. Pemeliharaan Mutu (Quality Maintenance) Pemeliharaan peralatan berdasarkan
prinsip dasar dalam perolehan seluruh mutu produk dalam keadaan baik.
Pemeliharaan meliputi 4M (Man, Machine, Materials dan Methods)
7. TPM di perkantoran (TPM in office) Memperbaiki sistem kerja dan sistem
pendokumentasian dalam kantor
8. Keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja (safety, health and environment)
Setiap karyawan harus memiliki pengetahuan dalam keselamatan, kesehatan dan
lingkungan kerja agar dapat menunjang produktivitasnya.
9. Manajemen Rantai Suplai (Supply Chain Management) memperbaiki sistem
untuk menghilangkan biaya-biaya dan losses manajemen.
Total Productive Maintenance berperan sebagai sistem kerja yang memfokuskan
pada perbaikan produktivitas dengan meletakkan fondasi yang baik dan kuat.
Pendekatan TPM dilakukan melalui komitmen total, komunikasi atas ke bawah dan
sebaliknya, serta selangkah demi selangkah. Pelaksanaan TPM secara terus menerus
diharapkan menjadi budaya kerja bagi karyawan PT. Unilever, sehingga para karyawan
memiliki kebiasan dalam bekerja yang dapat merealisasikan tujuan dan sasaran TPM.
Target dan sasaran TPM dibuat realistis dan terukur, direfleksikan pada produktivitas,
quality, cost, delivery, safety serta moral dan semangat.

Circle TPM dibentuk dengan foreman-foreman sebagai circle leader, bila jumlah
anggota circle terlalu besar, maka dipecah atas sub-circle dengan anggota 5 hingga 6
orang. Circle leader disini merupakan titik-titik pengikat dari organisasi yang
bersinggungan dengan semua karyawan yang berpartisipasi. Standar yang berada
diperusahaan haruslah tetap atau dipertahankan, tidak berubah-ubah. Apabila kondisi
tersebut sudah tercapai maka standar dapat diperbaharui (inovasi) untuk mencapai
kualitas yang lebih baik. Penetapan standar menyangkut faktor 4M yaitu Machine,
Man, Material, dan Method, serta Procedure.

Tujuh kerugian yang dapat terjadi pada efektifitas peralatan adalah:

 Kerugian yang disebabkan Breakdown,


 Kerugian saat pengaturan dan penyesuaian peralatan,
 Kerugian saat pergantian Cutting tool,
 Kerugian saat awal produksi,
 Kerugian yang disebabkan Minor stop,
 Kerugian karena Kecepatan produksi, dan
 Kerugian karena Quality defect dan rework.
Menggunakan sistem TPM pada produksi akan meminimalisasi kerugian dan
memaksimalkan efektifitas dari peralatan atau mesin.

3. Berbagai sumber yang relevan

3.1. Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia

Pendapatan Per
Tahun (lalu)
Kapita
2016 Rp47,96 juta
2017 Rp 51,9 juta
2018 Rp 56 juta
2019 Rp 59,1 juta

Rata-rata pendapatan penduduk Indonesia terus meningkat seiring laju


pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pendapatan per kapita
penduduk Indonesia pada 2019 sebesar Rp 59,1 juta atau setara US$ 4.174,9. Kepala
BPS Suhariyanto menjelaskan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pendapatan
per kapita pada 2018 sebesar Rp 56 juta rupiah, atau setara US$ 3.927,2. Sementara
pada 2017, PDB per kapita sebesar Rp 51,9 juta, setara US$ 3.877.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) diyakini kembali gencar meluncurkan
produk baru guna menopang pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang 2020.
Sedangkan efisiensi belanja operasional diharapkan berimbas terhadap peningkatan
margin keuntungan perseroan ke depan.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan kenaikan laba bersih Unilever


Indonesia menjadi Rp 7,94 triliun pada 2020, dibandingkan perolehan tahun lalu
sebesar Rp 7,39 triliun. Pendapatan juga diperkirakan meningkat dari Rp 42,92 triliun
menjadi Rp 46,22 triliun.

Sedangkan Danareksa Sekurtas memperkirakan peningkatan laba bersih


Unilever Indonesia menjadi Rp 8 triliun pada 2020, dibandingkan perkiraan tahun
2017 senilai Rp 7,39 triliun. Pendapatan juga diharapkan naik menjadi Rp 46,35 triliun
tahun ini, dibandingkan perkiraan tahun lalu sebesar Rp 42,92 triliun

3.2. Jenis industri yang mendorong pemakaian produk

PT Unilever Indonesia memiliki beberapa jenis produk industri diantaranya :


produk makanan, produk minuman, produk kecantikan, serta produk kebersihan dan
perawatan.

Produk yang dihasilkan PT Unilever diantaranya :

- Produk makanan : Kecap Bango, Sambal (Jawara), dsb


- Produk minuman : Buavita, Lipton, dsb
- Produk kecantikan : Vaseline, Pond’s, Citra, dsb
- Produk kebersihan dan perawatan : Pembersih lantai (WIPOL), Lifeboy, dsb
3.3 Jenis industri yang mengurangi/menggantikan

Di masa pandemi seperti ini, mengubah banyak gaya hidup masyarakat indonesia
dan menjadi peluang usaha tersendiri bagi perusahaan manufaktur seperti PT Unilever
Indonesia.

Industri yang mengantikan produk di masa pandemi diantaranya adalah produk


makanan, dimana sebagian besar masyarakat indonesia beralih pada makanan instan
yang mudah untuk disimpan dan lebih tahan lama. Contoh : Sambal ulek digantikan
oleh sambal kemasan (Jawara) dan Bumbu ulek digantikan oleh bumbu kemasan/cepat
saji (Royco).

3.4 Kapasitas pabrik PT Unilever Indonesia


PT Unilever Indonesia memiliki 9 pabrik yang berlokasi di Cikarang, Rungkut,
dan Surabaya. Pabrik yang ke-9 yang baru didirikan pada tahun 2015 memiliki luas 6
hektar di Cikarang, yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 7 juta unit bumbu
masak dan kecap setiap tahunnya.
4. Kebijaksanaan Direksi Tentang :

4.1 Mutu produksi

Operasional usaha kami berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen dengan


persyaratan mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik operasional dan sistem-
sistem internal kami telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 selama lebih dari sepuluh
tahun, yang diverifikasi setiap tahun. Bahkan kami telah menerapkan ISO 22000 Food
Safety System untuk proses fabrikasi Foods & Beverages kami, sedangkan sistem
manajemen lingkungan kami telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management
Standard.
Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama kami, dan kami telah
membangun lembaga Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC) guna
memberikan penilaian sekaligus jaminan terhadap produk maupun proses yang
berlangsung. Produk-produk baru dan teknologi baru menjalani proses keamanan
secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan proses inovasi produk dihadapkan pada
penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif, termasuk dari aspek penilaian
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan maupun persyaratan legal. Serangkaian
penilaian tersebut dilakukan kembali sebelum peluncuran suatu produk. Kadangkala,
suatu produk secara insidental diluncurkan ke pasar tanpa melalui standar keamanan
dan kualitas yang tinggi. Produk-produk demikian mungkin mengalami cacat kualitas,
kontaminasi bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah.
Untuk memastikan terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para
pemasok hanya dapat diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan
produk, manajemen mutu dan kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik
bisnis yang wajar dan berkelanjutan. Setiap pasokan bahan mentah harus melalui
serangkaian checkpoint untuk memastikan keamanan dan kepatuhannya dengan
ketentuan peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku.
4.2 Hubungan dengan customer
Unilever berkomitmen untuk secara konsisten menyediakan produk dan layanan
yang menawarkan nilai yang baik dari segi harga maupun kualitas, serta aman sesuai
tujuan penggunaannya. Produk dan layanan akan diberi label, diiklankan dan
dikomunikasikan secara akurat dan benar.
4.3 Program promosi perusahaan
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT.Unilever yaitu:
 Periklanan
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa
yangdibayar oleh suatu sponsor tertentu.
 Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginanmencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
 Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan ataumelindungi citra perusahaan
atau produk individualnya.
 Penjualan Secara Pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untukmelakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
 Pemasaran Langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubungnon personal lain
untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkantanggapan
langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,
berkembangnyaberbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka
Strategi Promosi dirumuskan menjadi:

 Advertising
 Consumer Sales Promotion
 Trade Promotion and Co-Marketing
 Packaging. Point Of Purchase
 Personal Selling
 Public relations
 Brand Publicity
 Corporate Advertising
 The Internet
 Direct Marketing
 Experiantial contact: Event, sponsorship
 Customer Service
 Word Of Mouth
Consumer market sales promotion techniques :
 Kupon
Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat
penguranganharga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu.
 Price-Off Deals
Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.
 Premium and Advertising Specialties
Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai
insentif untuk membeli produk tertentu.
 Contest and Sweeptakes
Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uangtunai, perjalanan,
atau barang-barang karena membeli sesuatu.
 Sampling and Trial Offers
Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa (pemberiancontoh produk).
 Brand Placement
Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar denganmemasukkan
produk pada sebuah acara televisi atau film.
 Rebates
Memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada
tokopengecer.
 Frequency
Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program
yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah
langsunggratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau
langganan dari merkatau perusahaan yang sama.
 Event Sponsorship
Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangatditonjolkan
pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkatbersamaan
dengan para penonton di acara.
4.4 Distribusi PT Unilever Indonesia

5. Risiko-Risiko
5.1 Risiko-risiko yang relevan dengan bisnis PT Unilever Indonesia

Berikut ini penjelasan atas beberapa risiko yang penting dan relevan berikut mitigasi
risiko terkait :
1. Keuangan
Perubahan nilai mata uang dapat berfluktuasi secara tajam dan berdampak secara
signifikan pada kinerja bisnis. Nilai tukar yang tidak stabil juga dapat mengakibatkan
naik turunnya harga bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk-produk
kami.
Mitigasi risiko :
Kami mengelola paparan terhadap mata uang dalam batas yang ditentukan dan
dengan menggunakan kontrak valuta berjangka. Selain kontrak tersebut, kami juga
melakukan lindung nilai beberapa paparan kami melalui penggunaan pinjaman mata
uang asing atau kontrak berjangka.
2. Aspek hukum dan peraturan
Unilever patuh terhadap hukum dan peraturan lokal, regional, dan global yang
berlaku di berbagai bidang seperti keamanan produk, klaim produk, merek dagang,
hak cipta, paten, persaingan, kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, tata kelola
perusahaan, keterbukaan informasi, ketenagakerjaan, serta pajak. Tidak mematuhi
peraturan yang berlaku dapat mengakibatkan adanya tuntutan perdata dan / atau
pidana yang menyebabkan kerusakan, denda dan sanksi. Hal ini dapat mempengaruhi
reputasi Perseroan, dan membebani biaya kami dalam berbisnis
Mitigasi risiko :
Unilever berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Pada area-area khusus, tim yang relevan di tingkat global,
regional atau lokal bertanggung jawab untuk menetapkan standar terperinci dan
memastikan bahwa semua karyawan memahami dan mematuhi peraturan dan undang-
undang yang spesifik dan relevan dengan peran mereka. Tenaga spesialis kami di
bidang hukum dan regulasi sangat terlibat dalam memantau dan meninjau praktek
kami untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa kami tetap memahami dan
sejalan dengan seluruh peraturan dan kewajiban hukum terkait.
3. Hubungan Industri
Dengan peraturan ketenagakerjaan yang terus berubah-ubah,, kami wajib menjalin
hubungan yang baik dengan para karyawan dan serikat pekerja kami. Gangguan
terhadap hubungan industrial dapat mempengaruhi kegiatan operasional, biaya, dan
reputasi kami.
Mitigasi risiko :
Untuk mengurangi risiko ini, kami senantiasa memantau perubahan peraturan
ketenagakerjaan dan menjalin komunikasi yang baik dengan serikat pekerja kami.
Kami melakukan diskusi secara rutin untuk lebih memahami setiap kepentingan dan
menjaga keharmonisan diantara para pemangku kepentingan industri kami.
4. Karyawan dan Talenta
Penting bagi kami untuk dapat menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
orang-orang yang berkualitas dalam jumlah yang tepat untuk dapat bersaing dan
berkembang secara efektif. Di negara berkembang, bisa ada persaingan yang ketat
untuk mendapatkan talenta-talenta berbakat yang jumlahnya terbatas. Lepasnya
talenta pada posisi manajemen atau posisi inti lainnya, atau ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi, menarik atau mempertahankan karyawan yang berkualitas, akan
mempersulit pengelolaan bisnis dan mempengaruhi operasi dan hasil keuangan.
Mitigasi risiko :
Kami telah membentuk dan menerapkan komite sumber daya manusia di seluruh
lini bisnis kami. Komite ini memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi jenis-
jenis keterampilan dan kemampuan yang diperlukan di masa mendatang,
mengembangkan jalur karir dan mengidentifikasi talenta utama dan pemimpin di
masa depan. Kami memiliki proses pengembangan manajemen terpadu yang meliputi
penilaian kinerja rutin yang ditopang oleh seperangkat perilaku kepemimpinan,
keterampilan dan kompetensi. Selain itu, kami juga telah menerapkan program yang
ditargetkan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik dan kami secara aktif
memantau kinerja dalam mempertahankan talenta dalam Unilever.
5. Produk yang Aman dan Berkualitas Tinggi
Pada proses manufaktur Unilever Indonesia , juga ada risiko bahan baku
terkontaminasi secara sengaja maupun tidak sengaja ; atau cacat produk lainnya.
Risiko ini dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan peralatan atau faktor
lainnya.
Mitigasi risiko :
Kami memiliki proses dan kontrol kualitas produk yang komprehensif, dari hulu
sampai hilir, mulai dari produk dirancang sampai produk tersebut ada di rak toko.
Kami memverifikasi proses dan kontrol tersebut setiap tahun, dan secara teratur
memantau melalui indikator kinerja yang mendorong kegiatan perbaikan terus-
menerus. Pemasok utama kami telah bersertifikat secara eksternal dan kami
memantau kualitas bahan yang diterima secara teratur untuk memastikan bahwa kami
memenuhi standar kualitas tinggi yang diperlukan oleh produk kami. Jika terjadi
insiden yang berkaitan dengan keselamatan konsumen atau kualitas produk, kami
mengaktifkan tim manajemen insiden di bawah arahan mereka yang berkompeten
dalam hal kualitas produk, sains dan komunikasi , untuk memastikan kami melakukan
tindakan yang tepat dan efektif.
6. Supply Chain (Safety)
Pembelian bahan baku, pabrik yang efisien, dan pendistribusian produk dengan
segera kepada para pelanggan adalah elemen penting dalam bisnis kami. Rantai
pasokan kami terpapar dengan berbagai risiko lingkungan yang berpotensi merugikan,
kecelakaan industri, dan gangguan fisik lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuan kami untuk mengirimkan produk kepada pelanggan kami.
Mitigasi risiko :
Kami merancang rencana mitigasi yang memungkinkan kami dapat mengamankan
alternatif pasokan dari bahan utama kami dan menggunakan bahan pengganti dalam
formulasi dan resep produk kami. Rencana tersebut juga memastikan bahwa kami
memiliki fleksibilitas untuk mengalihkan atau berbagi produksi antar pabrik. Kami
memiliki kebijakan dan prosedur untuk memastikan kesehatan dan keselamatan
karyawan dan produk kami. Kebijakan dan prosedur tersebut juga mencakup rencana
keberlangsungan bisnis dan pemulihan dari bencana jikalau Perseroan harus
menghadapi insiden besar.
7. Hubungan dengan pelanggan
Pertumbuhan bisnis kami secara berkesinambungan, bergantung pada keberhasilan
kami membangun hubungan yang erat dengan pelanggan kami. Untuk memastikan
bahwa brand kami tersedia setiap saat dan tampil secara menarik di mata pelanggan,
kami perlu mempertahankan hubungan baik dengan para pelanggan setia dan
membangun hubungan baru dengan pelanggan yang terkait dengan perubahan
kebiasaan berbelanja konsumen. Kualitas hubungan yang baik dengan para
pelanggan, juga menentukan kemampuan kami dalam mengamankan harga dan
membuat perjanjian kerjasama yang menguntungkan. Kegagalan untuk
mempertahankan hubungan yang erat dengan pelanggan dapat berdampak negatif
terhadap perjanjian kerjasama kami dengan pelanggan yang bersangkutan, sehingga
dapat mengurangi ketersediaan produk terhadap konsumen.
Mitigasi risiko :
Kami mengembangkan dan mempertahankan hubungan bisnis di berbagai saluran
penjualan, mulai dari pengecer multinasional besar hingga pedagang kecil berbasis
keluarga yang kami jangkau melalui distributor. Kamimemantau perubahan kebiasaan
konsumen dan membina hubungan dengan pelanggan baru yang tepat, seperti dengan
saluran e-commerce. Kami bekerja sama dengan para pelanggan utama kami untuk
mengembangkan rencana bisnis bersama yang mencakup rincian rencana investasi
serta tujuan dari pelayanan pelanggan kami. Kami pun memantau pelaksanaan
kerjasama ini secara teratur. Kami mengembangkan berbagai inisiatif baru untuk
mendukung perbaikan dalam kerjasama dan memperkuat hubungan dengan
pelanggan. Inisiatif-inisiatif tersebut berasal dari kemampuan kami dalam merancang
outlet penjualan, program penjualan kepada pelanggan dan lain sebgainya. Kami
berinvestasi secara strategis untuk menggunakan teknologi yang akan membuat
proses pemesanan dan pengelolaan stok menjadi lebih efektif dan efisien bagi para
pelanggan kami.

Anda mungkin juga menyukai