Anda di halaman 1dari 12

s

Manajemen Rantai Pasokan dalam


Perusahaan Agribisnis
Dr. Ir. Agustina Shinta, MP.
Neza Fadia Rayesa, STP, M.Sc
University of Brawijaya

1. Definisi dan Konsep Manajemen 5. Pemilihan vendor


Rantai Pasokan 6. Menghitung Kinerja Rantai MODUL
2. Lembaga dan Aktivitas dalam Pasokan

10
Rantai Pasokan 7. Pengalihdayaan (outsourcing)
3. Pentingnya strategi Rantai sebagai Strategi Rantai Pasokan
Pasokan 8. Etika dalam Rantai Pasokan
4. Tantangan, Permasalahan dan
Peluang dalam Rantai Pasokan

1. DEFINISI DAN KONSEP MANAJEMEN RANTAI


PASOKAN
Pemasok (suppliers) merupakan bagian penting di dalam
system konversi dan transformasi, yang memasok input (bahan
baku) disebut sebagai pemasok persediaan bahan baku dan yang
memasok bahan pembantu dan komponen peralatan untuk mesin
disebut pemasok komponen dan onderdil ada pula yang memasok
output berupa bahan untuk pembungkus (packaging).
Pemasok output berupa barang (distributor) juga
memegang peranan penting dalam Manajemen Rantai Pasokan ini,
Karena distributor yang mendistribusikan barang-barang jadi
kepada konsumen-konsumen atau pasar.
Manajemen Rantai Pasokan adalah integrasi aktifitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang
barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Seluruh aktifitas ini mencakup aktifitas pembelian dan
pengalihdayaan (outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting
bagi hubungan antara pemasok dengan distributor.
Rantai pasokan melibatkan semua interaksi antara
pemasok, produsen, distributor dan pelanggan. Rantainya bisa
meliputi transportasi, informasi pelanggan, prediksi dan produksi,
transfer uang secara kredit dan tunai,pergudangan, serta
perpindahan ide, desain, bahan.Sebagai contoh: produsen kaleng
dan botol memiliki deretan pemasoknya sendiri yang menyediakan
komponen seperti kaca, penutup, label, wadah pengepakan, dan
lain-lain.
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
Tujuan dari Rantai Pasokan adalah membangun suatu hubungan yang memusatkan pada
perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Persaingan bukan lagi antar perusahaan,
namun antar pemasok.Saat perusahaan bekerja keras untuk meningkatkan daya saing melalui
penyesuaian produk, mutu tinggi, pengurangan biaya dan kecepatan ke pasar, mereka
memberikan penekanan tambahan pada rantai pasokan.
Manajemen rantai pasokan yang efektif menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam
strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah. Suatu keunggulan bersaing
dapat bergantung pada hubungan strategis jangka panjang yang dekat dengan sedikit pemasok.

2. LEMBAGA DAN AKTIVITAS RANTAI PASOKAN

Rantai pasokan tidak hanya meliputi perusahaan dan pemasok tetapi juga dengan
transportasi, gudang, retailer dan konsumen itu sendiri. Fungsi-fungsi yang terlibat didukung
oleh perkembagan produk baru, pemasaran, operasional dan distribusi, keuangan dan pelayanan
konsumen itu sendiri. Manajemen rantai pasokan tidak hanya berorientasi pada internal
organisasi tetapi juga kondisi eksternal yang berhubungan dengan perusahaan-perusahaan
mitra. Setiap lembaga dalam sebuah rantai pasokan akan saling berkoordinasi karena memiliki
tujuan akhir yang sama, yakni kepuasan konsumen akhir.
Idealnya, hubungan atar lembaga dalam rantai pasokan berlangsung jangka panjang.
Hubungan jangka panjang memungkinkan seluruh pihak untuk menciptakan kepercayaan yang
lebih baik dan menciptakan efisiensi karena mengurangi biaya untuk mendapatkan mitra baru.
Hal ini dikarenakan dalam banyak kasus, biaya yang dikeluarkan dalam mengevaluasi calon mitra
baru cukup besar.
Lembaga yang terlibat dalam sebuah rantai pasokan adalah sebagai berikut :
1. Produsen
Produsen berperan sebagai organisasi yang membuat produk, termasuk perusahaan
yang memproduksi bahan baku dan perusahaan yang memproses produk jadi. Lembaga
penghasil bahan baku termasuk juga petani, peternak, atau nelayan.
2. Distributor
Distributor yaitu lembaga yang membawa persediaan bahan baku dari produsen dan
lembaga yang menyalurkan produk-produk jadi ke konsumen akhir.
3. Konsumen
Konsumen merupakan pihak yang menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan dan
memberikan feedback atas produk tersebut.
4. Penyedia Jasa
Penyedia jasa merupakan lembaga-lembaga yang menyediakan jasa kepada lembaga-
lembaga dalam rantai pasokan yang berfokus pada salah satu aktivitas, misalnya
transportasi atau penggudangan.

Page 2 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017

Penyedia Jasa

Gambar 1. Lembaga-lembaga dalam Sebuah Rantai Pasokan

Sebuah supply chain terdiri dari setiap tahap yang berperan baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Supply chain tidak hanya
memuat produsen dan pemasok, tetapi juga pengangkutan, penggudangan, ritel, dan
konsumen.
Pada perspektif yang lebih luas, aktivitas-aktivitas tersebut kini dipandang sebagai
bagian dari kegiatan pemenuhan kebutuhan konsumen. Supply chain management
memandang supply chain dan organisasi sebagai kesatuan entitas. Supply chain merupakan
pendekatan sistem untuk memahami dan mengelola aktivitas yang dibutuhkan untuk
menyelaraskan aliran produk dalam melayani konsumen yang tidak terbatas.
Pada sebuah supply chain, biasanya terdapat pengelolaan terhadap tiga jenis aliran,
yaitu aliran barang, uang, dan informasi. Pada aliran barang, pengelolaan dilakukan pada
aliran barang dari hulu (upstream) hingga hilir (downstream). Sebagai contoh, yaitu aliran
bahan baku dari pemasok ke industri pengolah, kemudian disalurkan melalui distributor dan
pengecer hingga sampai pada pengguna akhir. Aliran uang dan informasi juga terjadi mulai
dari hulu hingga hilir dalam sebuah supply chain.

Kegiatan yang termasuk dalam fungsi supply chain management adalah sebagai
berikut :
1. Perancangan produk baru : pelibatan pemasok dalam perancangan produk baru
2. Pengadaan bahan baku : pemilihan pemasok, evaluasi kinerja pemasok, pembelian bahan
baku, dan memelihara hubungan dengan pemasok
3. Perencanaan produksi dan persediaan : perencanaan produksi, peramalan permintaan,
perencanaan permintaan, dan perencanaan persediaan
4. Distribusi dan pengiriman : kegiatan produksi dan pengendalian kualitas
5. Pengembalian produk (return) : perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman,
dan memelihara hubungan dengan distributor dan jasa pengiriman.

Perusahaan dalam setiap rantai pasok harus membuat keputusan pada lima area dalam
sistem rantai pasok. Penerapan seluruh keputusan tersebut akan menentukan kapabilitas
dan efektifitas rantai pasok perusahaan. Lima keputusan tersebut adalah :

Page 3 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
1. Produksi
Perusahaan harus memastikan berapa produk yang harus diproduksi dan berapa jumlah
yang harus diproduksi. Keputusan ini akan menentukan jadwal induk produksi,
penjaminan kualitas, kapasitas, dan perawatan mesin.

2. Persediaan
Perusahaan harus memastikan berapa persediaan yang dalam setiap rantai, berapa
persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan produk jadi. Tujuan perencanaan
persediaan ini adalah sebagai pengaman dalam menghadapi ketidakpastian yang mungkin
terjadi dalam rantai pasok. Di sisi lain, persediaan membutuhkan biaya yang cukup besar
sehingga perusahaan harus memastikan jumlah persediaan yang optimal dalam setiap
tahap pada rantai pasok.

3. Lokasi
Perusahaan harus memutuskan dimana lokasi produksi dan penyimpanan yang paling
efisien atau paling dekat dengan pasar. Keputusan ini akan menentukan jalur pengiriman
produk.

4. Transportasi
Perusahaan harus memutuskan bagaimana seharusnya persediaan dipindahkan dari lokasi
sebuah rantai pasokan ke rantai pasokan yang lain. Keputusan ini terkait dengan ala tapa
yang harus digunakan dilihat dari tingkat kecepatan dan biaya yang minimal.

5. Informasi
Perusahaan harus menentukan data yang harus dikumpulkan dan berapa banyak
informasi yang harus dibagikan dalam setiap rantai. Informasi yang akurat dan tepat
waktu akan menjamin koordinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

2. PERSEDIAAN
1. PRODUKSI
Berapa yang diproduksi
What, how, and when
dan berapa yang
to produce
disimpan

5. INFORMASI
Dasar pengambilan
seluruh keputusan

4. TRANSPORTASI
3. LOKASI
Bagaimana dan kapan
Dimana lokasi terbaik
untuk menyalurkan
untuk aktivitas tertentu
produk

Gambar 2. Penggerak Utama Sistem Rantai Pasokan


Sumber : Hugos, M. (2006)

Page 4 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
3. PENTINGNYA STRATEGI RANTAI PASOKAN
Strategi rantai pasokan sangatlah penting, karena pemasok merupakan faktor penentu
dalam pemenuhan pesanan permintaan pasar. Apabila sumber bahan baku ini tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan, maka akan terjadi stagnasi pada proses konversi dan transformasi
barang. Akibatnya pesanan pelanggan tidak terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
diperlukan strategi rantai hubungan dengan pemasok yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan, sekaligus menciptakan keunggulan bagi perusahaan menghadapi persaingan di
pasar. Saat ini, rantai pasokan pada lingkungan global harus mampu:
1. Menanggapi perubahan mendadak dalam hal ketersediaan komponen, saluran distribusi
atau pengiriman, bea impor dan nilai mata uang
2. Menggunakan tehnologi transmisi dan computer tercanggih untuk menjadwalkan serta
mengelola pengiriman komponen dan produk jadi ke luar
3. Memiliki karyawan lokal yang terampil menangani tugas-tugas, perdagangan, pengiriman,
imigrasi dan permasalahan politis.

Pada kebanyakan industri, perusahaan – perusahaan beroperasi secara mandiri,


khususnya usaha mikro dan usaha kecil. Saat ini, penerapan manajemen rantai pasokan sangat
penting dilaukan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk dan jasa yang
diharapkan dapat membangun keunggulan bersaing suatu perusahaan. Untuk dapat
memenangkan persaingan, maka rantai pasokan harus dapat menyediakan produk yang murah,
berkualitas, tepat waktu, dan variatif.
Salah satu pemicu keberhasilan rantai pasokan adalah perusahaan mampu memahami
sifat permintaan terhadap produknya dan kemudian mampu mendisain rantai pasok untuk
memenuhi permintaan tersebut. Terdapat dua jenis rancangan rantai pasokan yang berbeda
untuk menciptakan keunggulan bersaing perusahaan, yaitu :
1. Efficient Supply Chain
Rancangan rantai pasokan yang efisien ini diterapkan pada perusahaan dengan tingkat
permintaan yang dapat diprediksi, contohnya permintaan bahan pokok pada sebuah toko.
Pada kondisi ini, strategi yang diterapkan adalah Buid to Stock (BTS), yaitu berfokus pada
efisiensi penggunaan modal dan material serta meminimalkan persediaan.
2. Responsive Supply Chain
Rantai pasokan yang responsif didisain untuk merespon permintaan secara cepat dalam
rangka menghindari ketidakpastian. Rancangan ini efektif diterapkan pada perusahaan
yang memiliki variasi produk yang tinggi dan kepastiaan permintaan yang rendah.

Keputusan taktis untuk masing-masing strategi tersebut dikaitkan dengan sistem penggerak
rantai pasokan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Keputusan Taktis Dan Strategi Rantai Pasokan (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010)
Keputusan Strategi Efisien Strategi Responsif
Produksi Tingkat utilitas sistem produksi harus Sistem produksi harus fleksibel dan
tinggi memiliki kapasitas ekstra
Persediaan Perlu upaya minimasi tingkat Diperlukan persediaan pengaman
persediaan yang cukup di lokasi yang tepat

Page 5 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
Transportasi Pengiriman beban penuh (container Diperlukan transportasi cepat
load atau truck load)
Lokasi Tempatkan pabrik pada lokasi Cari lokasi yang dekat dengan pasar,
dengan ongkos tenaga kerja yang memiliki akses tenaga terampil, dan
murah teknologi yang memadai
Pengembangan Fokus pada minimasi ongkos Gunakan disain modular dan tunda
produk diferensiasi produk sebisa mungkin

4. TANTANGAN, PERMASALAHAN DAN PELUANG DALAM RANTAI


PASOK
Tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola rantai pasokan, diantaranya :
1. Kompleksitas struktur rantai pasok
Suatu rantai pasok melibatkan banyak pihak yang memiliki kepentingan berbeda-beda,
bahkan tidak jarang bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Konflik antar pihak ini
merupakan tantangan besar dalam mengelola sebuah rantai pasok. Sebagai contoh, sering
terjadi perubahan jadwal produksi karena bagian pemasaran menyepakati perubahan order
dari pelanggan secara mendadak. Contoh lain yaitu pemasok menginginkan produsen untuk
memesan produk jauh-jauh hari sebelum waktu pengiriman dan tanpa ada perubahan order,
di sisi lain perusahaan menginginkan fleksibilitas yang tinggi dalam jumlah maupun jadwal
pengiriman produk. Kompleksitas rantai pasok juga dipengaruhi oleh perbedaan Bahasa,
zona waktu, dan budaya antar saru perusahaan dengan perusahaan lain.
2. Ketidakpastian
Terdapat 3 klasifikasi ketidakpastian dalam rantai pasokan, yaitu :
1) Ketidakpastian permintaan
2) Ketidakpastian supplier, berupa lead time pengiriman, harga bahan baku, serta
ketidakpastian kuantitas dan kualitas produk yang dikirim
3) Ketidakpastian internal, yang disebabkan oleh kerusakan mesin, ketidakhadiran tenaga
kerja, serta ketidakpastian kuantitas dab kualitas produksi
Selain itu, terdapat tiga permasalahan yang membuat pengembangan rantai pasokan
yang efisien dan terintegrasi menjadi rumit, yaitu:
1. Optimasi local, para anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian mereka untuk
memaksimalkan keuntungan local atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan
pengetahuan mereka yang terbatas.
2. Insentif, merupakan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yangbelum
terjadi, seperti insentif penjualan, potongan karena kuantitas, kuota dan promosi), hal ini
menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.
3. Lot besar, penyimpangan dalam lot berukuran besar sering terjadi sebab hal ini cenderung
mengurangi biaya perunit. Manajer logistic ingin mengirimkan lot yang besar, terutama
dengan truk yang penuh dengan muatan dan manajer produksi menginginkan produksi
berjalan jangka panjang. Kedua hal ini menurunkan biaya pengiriman dan produksi perunit,
tetap gagal menunjukkan penjualan yang nyata dan meningkatkan biaya penimbunan.

Ketiga kejadian tersebut diatas berperan dalam penyimpangan informasi mengenai


kejadian sebenarnya dalam rantai pasokan sehingga informasi yang tidak akurat akan
Page 6 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
menyebabkan EFEK BULLWHIP. Efek Bullwhip adalah meningkatnya fluktuasi dalam
pemesanan yang sering terjadi saat pesanan bergerak melalui rantai pasokan.

Sedangkan peluang dalam rantai pasokan terintegrasi adalah:


a. Data tarikan yang akurat
b. Pengurangan ukuran lot
c. Kontrol pengisian ulang satu tahap
d. Persediaan yang dikelola vendor
e. Blanket order
f. Standardisasi
g. Penangguhan
h. Drop Shipping dan Pengemasan khusus
i. Fasilitas pass through
j. Perakitan saluran

5. PEMILIHAN VENDOR

Pemasok atau leveransir atau vendor perlu dipilih dengan menilai profil perusahaannya
dan pengalaman berusahanya. Pemilihan vendor mempertimbangkan banyak faktor yaitu
kesesuain strategis, kemampuan penjual, pengiriman dan kinerja berkualitas.
Proses pemilihan dapat menjadi menantang karena suatu perusahaan memiliki
sejumlah kemampuan dalam semua bidang dan kemampuan yang sangat baik dalam satu
bidang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memilih vendor adalah:
1. Evaluasi vendor: setiap perusahaan dalam mengevaluasi pemasok akan berbeda-beda,
tetapi ada yang melakukan skoring pada tiap bidang yang ada di dalam organisasi
pemasok tersebut.
2. Pengembangan vendor; dapat mencakup segalanya, mulai dari pelatihan, bantuan teknis
dan produksi hingga prosedur perpindahan informasi.
Perusahaan memastikan vendor tersebut menghargai persyaratan kualitas, perubahan
teknis, jadwal dan pengiriman, sistem pembayaran pembeli serta kebijakan pengadaannya.
Nyoman dan Mahendrawathi (2010), mengemukakan beberapa kriteria yang digunakan dalam
mengevaluasi calon-calon vendor atau supplier, yaitu :
1. Inovasi, kemampuan untuk menyesuaikan rancangan produk yang baru
2. Ketepatan waktu pengiriman
3. Kualitas, yaitu mampu menghasilkan bahan baku yang berkualitas
4. Kemampuan berkomunikasi
5. Aspek finansial, dievaluasi berdasarkan harga penawaran saat ini serta potensi untuk
melakukan penghematan di masa yang akan datang
Pendekatan yang dilakukan oleh petugas rantai pasokan untuk mengembangkan
hubungan kontak dengan pemasok dapat dilakukan melalui negosiasi. Strategi negoisasi dalam
pemilihan vendor (Render, 2001), yaitu:
1. Model Harga Berdasarkan Biaya
Model harga berdasarkan biaya mengharuskan pemasok untuk membuka catatan catatan
keuangannya kepada pembeli. Kemudian harga kontrak didasarkan pada waktu dan bahan
baku atau berdasarkan biaya tetap dengan sebuah klausul tertentu untuk mengakomodasi
Page 7 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
perubahan tenaga kerja dan biaya bahan baku dari vendor.
2. Model harga berdasarkan pasar
Membuat harga berdasarkan harga yang diumumkan, lelang, atau indeks. Banyak
komoditas dihargai dengan cara ini.
3. Penawaran yang kompetitif
Ketika para pemasok tidak ingin mendiskusikan biaya atau dimana tidak terdapat pasar
yang nyaris sempurna, maka pendekatan yang sesuai adalah penawaran yang kompetitif.

6. KINERJA RANTAI PASOKAN

Salah satu aspek fundamental dalam manajemen rantai pasokan adalah manajemen
kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Sistem pengukuran kinerja rantai pasokan
diperlukan untuk :
1. Melakukan monitoring dan pengendalian
2. Mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada fungsi-fungsi rantai pasok
3. Mengetahui dimana posisi suatu organisasi relative terhadap pesaing maupun tujuan
yang hendak dicapai
4. Menentukan arah perbaikan untuk mencapai keunggulan bersaing

Model SCOR merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai model acuan dalam
mengukur kinerja rantai pasokan. Model ini mengintegrasikan tiga elemen utama yaitu :
- Business Engineering
Menangkap proses kompleks yang terjadi dan mendefinisikan proses yang diinginkan
- Benchmarking
Mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis
- Process Measurement
Mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses-proses rantai pasok

SCOR membagi-bagi proses rantai pasok ke dalam lima proses inti, yaitu :
1. Plan, yaitu menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan
terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi, dan pengiriman.
2. Source, yaitu proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan :
termasuk proses penjadwalan pengiriman dari supplier, menerima, mengecek, dan
memberikan otorisasi pembayaran untuk barang yang siap dikirim, memilih supplier,
serta mengevaluasi kinerja supplier.
3. Make, yaitu proses mentransformasikan bahan baku menjadi produk yang diinginkan
pelanggan.
4. Deliver, yaitu proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang maupun jasa :
meliputi order management, transportasi, dan distribusi. Proses yang terlibat
diantaranya menangani pesanan dari pelanggan, memilih perusahan jasa pengiriman,
penggudangan produk, dan mengirim tagihan ke pelanggan.
5. Return, yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena
berbagai alasan.

Adapun dimensi umum pengkuran kinerja berdasar model SCOR yaitu :


- Relibilitas

Page 8 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
- Responsifitas
- Fleksibilitas
- Biaya
- Aset

7. PENGALIHDAYAAN (OUTSOURCING) SEBAGAI SIASAT RANTAI


PASOKAN

Outsourcing adalah upaya memperoleh produk atau jasa yang biasanya merupakan
bagian dari suatu organisasi dari pemasok luar. Dengan kata lain, perusahaan mengalihkan
fungsi-fungsi yang dulunya dilakukan di dalam perusahaan itu (seperti : fungsi pembukuan,
pemeliharaan gedung, atau layanan telpon, dan jasa-jasa yang lain) agar dilakukan oleh
perusahaan lain.
Apabila suatu perusahaan mempunyai dua pabrik dalam merealokasikan produksinya
dari pabrik satu ke pabrik lainnya, hal ini tidak dapat disebut sebagai pengalihdayaan). Di
samping itu, apabila suatu perusahaan memindahkan sebagian proses usahanya ke Negara
asing tetapi tetap memegang kendalinya disebut Offshoring.
Perusahaan yang mengalihdayakan kegiatan usaha internalnya dinamakan perusahaan
klien (client firm) dan perusahaan yang menyediakan jasa pengalihdayaan disebut penyedia
alih daya (outsource provider).

Perusahaan memilih untuk outsourching (Ferry, 2010), karena:


1. Legal. Salah satu komponen penting dalam outsourcing adalah kontrak sebagaimana
seperti yang dikatakan oleh Tafti. Didalam kontrak dijelaskan mengenai layanan vendor
kepada penyedia, diskusi financial, dan legal issue. Ini akan dijadikan blueprint sebagai
bentuk persetujuan mereka. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam
melakukan pembuatan kontrak yaitu service level agreements, penalties for non-
performance, contract length, flexibility, post-outsourcing, dan vendor standart contract.
Dan ini merupakan resiko yang perlu di perhatikan dengan sebaik-baiknya, jika tidak
maka IT outsourcing akan menjadi masalah bagi perusahaan.
2. Informasi merupakan aset berharga bagi perusahaan, jika tidak dikelola dengan baik
maka akan menjadi masalah bagi perusahaan tersebut.
3. Dalam menetapkan strategi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan IT outsourcing
(outsourcing scope), yang meliputi total outsourcing dan selective outsourcing.
4. Maintaining the relationship.
5. Loss of flexibility. Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3
tahun, maka dapat megnurangi fleksibilitas. Seandainya ada kebutuhan bisnis yang
berubah, perkembangan teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya
penurunan harga maka klien harus meeundingkan kembali kontraknya.
6. Managerial Control Issue. Tafti mengatakan bahwa pengambilan keputusan hanyalah di
kendalikan oleh sebagian kecil para eksekutif senior saja, sedangkan para departement
IT yang lebih mengetahui kebutuhan IT perusahaan dikendalikan oleh atasan saja.
7. Financial Ada biaya yang dikenal dengan hidden cost, yaitu biaya seperti biaya diluar jasa
standar, biaya pencarian vendor(melibatkan aktivitas yang mahal seperti riset,
wawancara, evaluasi dan kunjungan lokasi luar negri, dan pemilihan akhir suatu
penjualan), biaya transisi(transisi meliputi penyusunan, penarikan kembali dan
penampungan yang dilakukan oleh vendor), dan biaya post outsourcing.
8. Status ketenagakerjaan yang tidak pasti.
Page 9 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
9. Adanya perbedaan kompensasi dan benefit antara tenaga kerja internal dengan tenaga
kerja outsourcing.
10. Career path dari outsourcing kurang terencana dan kurang terarah.
11. Para pihak pengguna jasa dapat memungkin untuk memutuskan hubungan kerjasama
dengan pihak outsourcing provider secara sepihak sehingga dapat mengakibatnya status
mereka menjadi tidak jelas.

Kelebihan dan kelemahan jika perusahaan menggunakan sistem outsourcing adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Kelebihan dan kelemahan outsourcing
Kelebihan Kelemahan
• Biaya lebih murah karena perusahaan tidak • Memungkinkan terjadinya konflik antara
berinvestasi tetapi menyerahkannya kepada perusahaan dan pihak ketiga (perancang
pihak ketiga. sistem informasi) karena perbedaan persepsi
• Mengurangi waktu proses, karena beberapa • Kebocoran sistem, perusahaan kehilangan
outsourcer dapat dipilih untuk bekerja kendali terhadap sistem. Karena bisa saja
bersama-sama menyediakan jasa ini kepada pihak outsourcer menjual data ke pesaing
perusahaan. yang menjadi kliennya.
• Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih • Tidak terjadi transfer Knowledge di dalam
berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri perusahaan yang optimal.
secara internal, karena outsourcer memang
• Besar kemungkinan terjadi ketidak puasan
spesialisasi dan ahli dibidang tersebut.
pada pihak klien (perusahaan) akan sistem
• Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan informasi yang telah dikembangkan oleh
tentang sistem teknologi ini dan pihak outsourcer disaat terjadi diskomunikasi,
outsourcer mempunyainya.
• Kontrak jangka panjang, dengan biaya yang
• Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan mahal dan penalti pemutusan kontrak yang
atau tidak melakukan investasi. menyebabkan perusahaan tidak memiliki
pilihan selain menjalankan kontrak sampai
• Mengurangi resiko kegagalan investasi yang
selesai.
mahal.
• Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi
• Penggunaan sumber daya sistem informasi
ketika vendor menjanjikan banyak hal pada
optimal.
awal perjanjian, namun tidak dapat
• Perusahaan dapat menfokuskan pada direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan.
pekerjaan lain yang lebih penting.
• Pengambilan keputusan hanya dikuasai oleh
• Memungkinkan terjadinya konflik antara pihak eksekutif perusahaan dan karyawan
perusahaan dan pihak ketiga (perancang hanya sebagai input dalam sistem.
sistem informasi) karena perbedaan persepsi.
• Tidak terjadi transfer Knowledge di dalam
perusahaan yang optimal.
• Besar kemungkinan terjadi ketidak puasan
pada pihak klien (perusahaan) akan sistem
informasi yang telah dikembangkan oleh
outsourcer disaat terjadi diskomunikasi,
• Kontrak jangka panjang, dengan biaya yang
mahal dan penalti pemutusan kontrak yang
menyebabkan perusahaan tidak memiliki
pilihan selain menjalankan kontrak sampai
selesai.
• Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi
ketika vendor menjanjikan banyak hal pada

Page 10 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017
awal perjanjian, namun tidak dapat
direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan.
• Pengambilan keputusan hanya dikuasai oleh
pihak eksekutif perusahaan dan karyawan
hanya sebagai input dalam sistem.

8. ETIKA RANTAI PASOKAN

Etika dalam rantai pasokan (Maheswari, 2008) antara lain, yaitu:


a. Bekerja secara tertib dengan mematuhi peraturan yang berlaku dan melaksanakan
prinsip-prinsip dasar rantai pasokan, penuh rasa tanggung jawab, profesional dengan
menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian dan menjaga informasi yang bersifat rahasia.
b. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan
persaingan yang tidak sehat dan penurunan kualitas hasil pekerjaan.
c. Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengelolaan rantai pasokan.
d. Dalam pengambilan keputusan tidak melebihi batas kewenangan yang telah ditetapkan
dan tidak terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan lain diluar kepentingan perusahaan
dan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar (Efektif, efisien, kompetitif, transparan, adil,
bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan).
e. Mencegah terjadinya kerugian negara dan perusahaan.
f. Tidak menyalahgunakan wewenang atau melakukan kegiatan bersama secara langsung
atau tidak langsung dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain.
g. Tidak menerima/memberi, tidak menawarkan, tidak meminta atau berjanji memberi
imbalan/hadiah berupa apa saja kepada/dari siapapun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan pengelolaan rantai pasokan.
h. Tidak menggunakan dokumen-dokumen yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
keaslian dan kebenarannya.

REFERENSI
Handoko. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yogjakarta.
Hugos, Michael. 2006. Essential of Supply Chain Management, Inc: John Wiley & Sons.
Jay Heizer dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.
Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pujawan, I.P. dan Mahendrawathi E.R. 2010. Supply Chain Management Edisi Kedua.
Penerbit Guna Widya, Surabaya.
Pangestu Subagyo. 2000. Manajemen Operasi. BPFE. Yogyakarta
Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas
Zulian Yamit. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII.
Yogyakarta.

Page 11 of 12
Manajemen Produksi dan Operasi : Rantai Pasokan University of Brawijaya 2017

PROPAGASI
Evaluasi mandiri :
1. Sebutkan lembaga-lembaga yang ada dalam sebuah rantai pasok! Jelaskan
fungsi masing-masing lembaga tersebut di dalam rantai pasokan!
2. Jelaskan lima keputusan krusial yang harus diambil dalam perencanaan rantai
pasok!
3. Sebutkan perbedaan strategi efisien dan responsif dalam rantai pasok!
4. Mengapa kinerja rantai pasok perlu diukur? Jelaskan!
5. Bila perusahaan memutuskan untuk outsorcing, apa resiko yang kira-kira akan
timbul? Sebutkan berdasarkan literature yang anda baca!

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai