“MENGELOLA JASA”
Manajemen Pemasaran
Kelas A
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Definisi Jasa 2
2.2 Karakteristik Jasa 3
2.3 Kualitas Jasa 6
2.4 Strategi Pemasaran Jasa 7
BAB III PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
DAFTAR TABEL
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Mengelola Jasa"
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini memberikan panduan dalam pembelajaran
Manajemen Pemasaran bagi para mahasiswa maupun masyarakat umum. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Pemasaran
dan menambah wawasan kami dan para pembaca.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Andriani Kusumawati, S.Sos., M.Si.,
DBA. selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang telah memberi bantuan dengan
arahan dan petunjuk yang jelas sehingga mempermudah penulis menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya
makalah ini tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga paper ini dapat
ditulis lebih baik lagi. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal Manajemen Pemasaran .
BAB I
PENDAHULUAN
Pada suatu pasar produk terdaopat dua jenis yang ditawarkan yaitu dapat berupa barang
(good) atau pun jasa (service). Baik barang ataupun jasa tentunya memerlukan pengelolaan
yang baik agar dapat menghasilkan profit yang maksimal. Pada zaman dahulu, bisnis identik
dengan suatu produk barang yang nyata, namun kini bisnis dibidang jasa ternyata memiliki
potensi keuntungan yang sangat besar apabila dikembangkan dengan baik. Bisnis sektor jasa
setiap tahunnya mengalami perkembangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 5,17%. Pertumbuhan
tersebut sebagian besarnya ditopang oleh bisnis di sektor jasa atau non-tradable.
Saat ini bisnis dalam bidang jasa banyak digemari oleh kalangan muda. Bisnis bidang
jasa relatif tidak memerlukan biaya yang terlalu besar. Bidang ini dapat menjadi pilihan yang
tepat apalagi jika memiliki keahlian khusus. Beberapa contoh usaha di bidang jasa yang banyak
dilakukan kaum milenial seperti web developer, event organizer, editor, digital marketing dan
lain-lain. Di era digitalisasi ini bisnis jasa memiliki peluang yang besar untuk berkembang.
Berdasarkan penelitian dari Andry Satrio Nugroho, peneliti Institute for Development of
Economics and Finance (Indef), ekonomi Indonesia saat ini sudah menuju pada sektor jasa.
Bahkan sektor jasa mengalami pertumbuhan jauh lebih tinggi dibandingkan sektor Industri
sejak lima tahun terakhir. Sektor jasa memiliki prospek yang cukup menjanjikan, maka dari itu
perlu untuk memahami tentang pengelolaan bisnis jasa itu sendiri meliputi karakteristik jasa,
kualitas jasa, hingga strategi pemasaran jasa yang baik dan efisien.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian jasa.
2. Untuk mengetahui karakteristik dalam jasa.
2. Untuk mengetahui berbagai kualitas suatu jasa.
3. Untuk mengetahui berbagai strategi pemasaran pada jasa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Intangibility
Intangibility memiliki arti sulit atau tidak bisa dilihat, dirasakan, diraba,
dicium, maupun di dengar sebelum para pengguna jasa mencoba, membeli ,atau
merasakan secara langsung. Hal tersebut terjadi karena sifat jasa tidak dapat
disentuh dan dirasakan serta sangat sulit untuk di definisikan, dipahami secara
rohani, maupun diinformasikan. Dalam hal ini perusahaan jasa akan
menghadapi suatu tantangan.
2. Variability
Keragaman atau yang biasa disebut sebagai Variability memiliki arti
bahwa jasa memiliki sifat yang sangat variabel karena jasa terdiir dari beragam
jenis, mutu, serta bentuk yang memiliki ketergantungan ke seseorang, waktu,
maupun tempat suatu jasa dihasilkan. Penyedia jasa bisa menggunakan tiga
macam pendekatan dalam mengendalikan kualitas jasa seperti: berinvestasi,
seleksi, serta melatih personalia. Bovee, Houston & Thill (1995) menyebutkan
bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan menyebarnya nilai variabel mutu
yaitu:
1) Partisipan maupun kerja sama oleh para penikmat jasa selama jasa
disampaikan,
2) Motivasi dan moral dari seorang karyawan dalam memberikan
pelayanan dan memperlakukan pelanggan,
3) Terdapat beberapa beban kerja yang datang dari perusahaan.
3. Inseparability
Umumnya jasa dijual terlebih dahulu selanjutnya baru dilakukan suatu
proses produksi dan selanjutnya digunakan pada tempat dan waktu yang sama.
Hal tersebut sangat tidak sama dengan barang, dimana barang dibuat dahulu,
dijual selanjutnya dikonsumsi. Contohnya ialah seorang tenaga kesehatan tidak
mungkin dapat memproduksi atau menjalankan jasanya tanpa kehadiran
seorang pasien. Pasien secara tidak langsung memiliki keterlibatan di dalam
suatu proses produksi yang dijalankan, dengan tujuan yaitu membantu
menjawab pertanyaan tenaga kesehatan dan menjelaskanpula apa saja gejala
penyakit yang pasien rasakan.
4. Perishability
Perishability merupakan jasa yang tidak bisa disimpan atau berjangka
waktu pendek.. Jika permintaan sifatnya konstan, maka situasi ini tak bisa
menjadi permasalahan dikarenakan staff serta jumlah penyedia jasa dapat
dilakukan perencanaan dalam memenuhi keinginan. Tetapi, disayangkan bahwa
keinginan pengguna jasa memiliki sifat fluktuatif. Contohnya, permintaan jasa
transportasi antar kota melonjak seiring datangnya hari lebaran, natal, dan tahun
baru. Hal tersebut menyebabkan permintaan akan jasa hiburan atau rekreasi
mengalami peningkatan.
2.3 Kualitas Jasa
Definisi dari kualitas jasa sampai saat ini masih berupaya untuk merumuskan
ukuran-ukuran kualitas seperti yang sudah lama diluaskan serta digunakan produk yang
memiliki wujud. Karena definisi serta penjabaran dari mutu jasa lebih sukar untuk
dirumuskan daripada definisi dari kualitas barang-barang berwujud. Menurut Gronroos
lewat konsep perceived service quality serta model mutu jasa total dalam literatur
pemasaran jasanya, beliau menjelaskan bahwa pendekatan tersebut berdasarkan riset
tentang kebiasaan pengguna jasa serta pengaruh harapan atau harapan mengenai
performa terhadap evaluasi pemakaian barang atau jasa secara menyeluruh. Hal penting
pada pendekatan perceived service quality sampai saat ini yakni membentuk bangunan
untuk riset mutu jasa serta pengembangan pada teori memasarkan jasa.
Gronroos pada tahun 1990 berdasarkan hasil risetnya juga memaparkan bahwa kualitas
jasa terdapat enam kriteria yang dapat dipersepsikan baik, diantaranya:
1. Reputation and Credibility. Pelanggan memberikan kepercayaan mereka
terhadap pelayanan jasa yang dilakukan oleh penyedia jasa dan atas pemberian
value/feedback yang diterima sepadan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
pelanggan.
2. Reliability and Trustworthiness. Pelanggan mengandalkan penyedia jasa dalam
memenuhi janji yang telah disepakati dan memahami bahwa penyedia jasa
melakukan segala sesuatunya dengan memprioritaskan kepentingan pelanggan.
3. Professionalism and Skills. Pelanggan mempercayai bahwa penyedia jasa dan
segala sistem operasinya mempunyai pengetahuan serta keterampilan untuk
menyelesaikan permasalahan pelanggan secara profesional.
4. Recovery. Pelanggan meyakini jika terjadi suatu kesalahan yang tidak dapat
diperkirakan maka penyedia jasa akan segera menyelesaikan masalah tersebut
dan mengambil tindakan serta solusi yang tepat.
5. Attitudes and Behavior. Pelanggan memberi kepercayaan bahwa para penyedia
jasa akan senantiasa memberi perhatian besar kepada pelanggan dan
semaksimal mungkin membantu menyelesaikan masalah pelanggan dengan
efektif dan santun..
6. Accessibility and Flexibility. Pelanggan meyakini jika para penyedia jasa, lokasi
pelayanan, sistem operasional, serta jam operasional sudah direncanakan
sestrategis mungkin sehingga pelanggan bisa dengan mudah menghubungi jasa
tersebut.
Dalam melakukan pemasaran jasa hal yang harus dilakukan tidak hanya
menggunakan konsep 4P dengan penambahan 3P, tetapi para penyedia jasa juga
perlu memperhatikan cara-cara memasarkan secara internal dan melalui aksi
dalam pelaksanaannya. Memasarkan secara internal merupakan aktivitas
memasarkan serta memberikan gambaran bekerja guna memberi pelatihan dan
motivasi kepada bawahannya dalam melaksanakan pelayanan pengguna jasa
secara tepat. Sedangkan, memasarkan secara interaksi memberi gambaran
berupa kemampuan yang dimiliki bawahan dalam memberikan pelayanan
pengguna jasa, dikarenakan pelanggan tersebut bukan semata-mata
memberikan penilaian jasa melalui kualitas operasionalnya, tetapi juga melalui
kualitas serta fungsinya.
a) Keandalan
Kemampuan memberikan pelayanan yang telah disepakati secara
bertanggung jawab dan tepat.
b) Daya Menangkap
Kesigapan untuk memberikan bantuan kepada pengguna jasa serta
memberikan pelayanan jasa yang efektif dan efisien.
c) Jaminan
Untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan untuk membeli
jasa, suatu pengetahuan serta sopan santun dari karyawan serta kemampuan
dalam penyampaian perlu diperhatikan.
d) Empati
Perusahaan jasa hendaknya memberikan perhatian khusus pada setiap
pelanggan sebagai bentuk empati. Hal tersebut dapat dilakukan seperti
dengan pendapat, review, serta kritik ataupun saran dari pelanggan setelah
merasakan jasa yang ditawarkan.
e) Wujud Fisik
Sebagai upaya untuk menarik pelanggan menggunakan jasa yang ditawarkan
penampilan fisik perlu diperhatikan. Mulai dari fasilitas, perlengkapan yang
digunakan serta, karyawan menjadi aspek utama agar pelanggan tertarik
untuk membeli jasa.
3.1 Kesimpulan
Sektor jasa memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi pada era
digitalisasi saat ini banyak bisnis-bisnis jasa digital. Hal tersebut terbukti berdasarkan
data beberapa lembaga dan penelitian yang telah dilakukan. Dalam beberapa tahun ini
sektor jasa berkembang dengan cukup pesat. Maka dari itu penting untuk memahami
tentang bisnis jasa itu sendiri serta bagaimana pengelolaan jasa yang baik agar
memperoleh profit dengan maksimal.
3.2 Saran
Bisnis dalam sektor jasa akan terus mengalami perubahan serta perkembangan,
maka dari itu diharapkan untuk terus adanya studi-studi baru mengenai jasa ini agar
dapat menambah wawasan yang juga dapat digunakan dalam praktik langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. A. 1991. Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand name.
New York: The free prize.
Aaker, D. A. 1995. Building Strong Brands. New York: the free prize.
Amstrong Gary and Kotler Philip, 2005. Th edition. Marketing: an Introduction,
Pearson, Prentice Hall.
Amstrong Gary and Kotler Philip. (2014). Principles of Marketing. Global edition.
Pearson.
Anderson dan Vincze, 2000. Strategic Marketing Management, New York, Houhton
Milfin Company.
Achmad Bachrudin & Harapan L. Tobing, 2003. Analisis Data Untuk Penelitian Survei
dengan Menggunakan Lisreal & dilengkapi Contoh Kasus, jurusan statistika,
FMIPA-UNPAD, Bandung
Fandy Tjiptono, 1995, Manajemen Jasa, Andi Offset, Yogyakarta
Fatihudin, D., & Firmansyah, A. (2019). Pemasaran Jasa:(Strategi, Mengukur
Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan). Deepublish.
Kotler, Philip. Merancang dan Mengelola Jasa Buku 2 Bab 13
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2012 “Marketing Management 14th E”. Prentice-
Hall Inc : New Jersey