Oleh :
KELOMPOK 5
YUNUS KADIR
EKA DILASARI BASUKI P
ERNI ARIANI BALAKA
SRI ASRAWATY H. POLOTALO
ASRIATI ILO
REVON ARIYANTO NAGI
STIE 66 KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Strategi Pemasaran Perusahan Jasa salah satunya dapat dilihat dari bauran pemasaran
yaitu product, price, place atau distribution dan promotion sangat membantu dalam
pemasaran suatu produk. Namun dalam pemasaran jasa yang sebagian besar berhubngan
langsung dengan manusia sehingga membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan.
Untuk itu pemasaran jasa perlu memperhatikan unsur lainnya yaitu people, physical evidence
dan process.
Pelayanan yang baik dari penyedia jasa (people) akan membentuk suatu physical
evidence pada pelanggan akibat process pemberian jasa yang dilakukan sangat baik. Dari
physical evidence yang telah terbentuk memungkinkan untuk peningkatan jumlah pelanggan
yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama. Mengelola Mutu Jasa Terdapat suatu
strategi yang dapat ditempuh dalam memenangkan persaingan dengan pesaing usaha yaitu
dengan cara menyampaikan layanan yang bermutu tinggi secara konsisten dibanding para
pesaing dan lebih tinggi daripada harapan pelanggan. Untuk menghindari kegagalan dalam
penyampaian jasa, perlu diperhatikan kesenjangan-kesenjangan yang mungkin terjadi,
diantaranya sebagai berikut:
Kesenjangan yang terjadi antara jasa yng dialami dengan jasa yang diharapkan
(persepsi konsumen).
1.3 Tujuan
Menurut Djaslim Saladin (2007:71) bahwa definisi jasa ialah kegiatan atau manfaat
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun
Indriyo Gitosudarmo (2008:221) pengertian jasa ialah produk yang tidak berwujud yang
biasanya berupa pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen.
Menurut William J. Stanton yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:243) bahwa
definisi jasa ialah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak berwujud,
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan definisi jasa menurut Zeithalm dan
Bitner yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:243) ialah suatu kegiatan ekonomi yang
outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan
nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak wujud.
Sedangkan menurut Fajar Laksana (2008:68), jasa merupakan kegiatan, manfaat atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan yang
memberikan bermanfaat yang dapat ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang pada
dasarnya memiliki sifat tidak berwujud dan tidak dapat dipindah kepemilikannya.
1. Pembelian jasa sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi
2. Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat berwujud, dapat
dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran dan lain-lain.
3. Barang bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu
yang sama.
4. Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan.
5. Ramalan permintaan dalam marketing barang merupakan masalah, tidak demikian
halnya dengan marketing jasa.
6. Usaha jasa sangat mementingkan unsure manusia.
7. Distribusinya bersifat langsung, dari produsen kepada konsumen.
1. Tidak berwujud
Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar
dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian,
konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para
penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga jasa
produk tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut : pertama, meningkatkan visualisasi jasa
yang tidak berwujud menjadi berwujud. Kedua, menekankan pada manfaat yang diperoleh.
Ketiga, menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa dan yang. Keempat, memakai
nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.
2. Tidak terpisahkan
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya.
Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa,
maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga
penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.
3. Bervariasi
Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikannya,
kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga
kualitas jasa berdasarkan suatu standar.
4. Mudah musnah
Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah, sehingga tidak dapat dijual pada masa yang
akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah jika permintaannya stabil,
karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan
berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan
persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga
serta program promosi yang tepat untuk mengatasi ketidaksesuaian antara penawaran dan
permintaan jasa.
Leonard Berry yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:244) mengemukakan bahwa ada
3 karakteristik jasa, antara lain sebagai berikut :
• Melakukan perbedaan harga pada saat permintaan ramai dan permintaan sepi
• Menambahkan jasa sebagai pelengkap jasa yang ada selama permintaan ramai
Di dalam buku Ratih Hurriyati (2010:33) ada beberapa macam tipe kalsifikasi jasa
menurut beberapa para ahli, antara lain menurut :
• Individu (individuals)
• Jasa lainnya
a. Jasa dibedakan menjadi jasa yang berbasis manusia (people based) atau jasa yang
berbasis peralatan (equipment based)
b. Tidak semua jasa memerlukan kehadiran klien (clients presence) dalam menjalankan
kegiatannya
c. Jasa dapat dibedakan menjadi jasa untuk kebutuhan pribadi atau jasa untuk kebutuhan
bisnis.
Menurut pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa
jasa merupakan suatu proses yang menyangkut input dan output. Terdapat empat jenis input
yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut :
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu
sistem jasa. Dalam proses ini diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah
pelanggan merasakan adanya perbedaan dalam dirinya.
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa
untuk menyediakan jasa terhadap barang miliknya.
Merupakan suatu proses yang diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori
ini diantaranya mencakup dunia hiburan, pendidikan.
Merupakan proses pengolahan informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya
diolah melalui komputer. Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun
hasilnya dapat dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu.
Disamping suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut
Lovelock dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut :
Merupakan komponen yang terdapat dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur
produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik.
Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan.
Sistem ini tidak hanya meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga
hal-hal yang disiapkan pada konsumen lainnya.
c. Pemasaran jasa (service marketing)
Meliputi seluruh titik kontak atau interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan,
penagihan dan penelitian pasar.
Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri
dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan
konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain
tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan
melalui berbagai aktif media.
Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan
pertumbuhannya pun sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh
pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis
jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan zaman. Dipandang dari segi
konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan
meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi berbagai penyedia
jasa di dunai.
Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri
seperti layanan antar surat, layanan paket barang, pengiriman/transfer uang, yang kini
semakin menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan atau konsumen.
Perusahaan manufaktur kini juga telah menyadari perlunya elemen jasa pada produknya
sebagai upaya peningkatan competitive advantage bisnisnya. Implikasi penting dari fenomena
ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran
jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (barang) yang telah dikenal
selama ini.
Menurut Payne yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:42) bahwa pemasaran jasa
merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi
kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber
sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, manajemen
pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap
kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis
antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-
kegiatan para pesaing.
Fungsi pemasaran terdiri dari tiga komponen kunci, yaitu sebagai berikut :
b. Kekuatan pasar
Merupakan peluang dan ancaman eksternal dimana operasi pemasaran sebuah organisasi
berinteraksi
c. Proses penyelarasan
Merupakan proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran jasa
dan kebijakan-kebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pasar.
Penggolongan pasar yang dapat dilakukan tersebut akan sangat membantu pengusaha
dalam rangka kegiatan pemasarannya agar menjadi lebih terarah atau lebih tajam, sehingga
menjadi lebih efektif dan memuaskan konsumennya. Usaha untuk mengenal pasar seperti itu
disebut sebagai kegiatan untuk mengidentifikasikan pasar, sedangkan usaha untuk membagi
atau menggolongkan pasar tadi disebut kegiatan segmentasi pasar. Dengan melakukan
segmentasi pasar itu, maka pengusaha dapat memilih dan kemudian menentukan bagian atau
segmen pasar yang mana yang potensial yang akan dijadikannya sebagai sasaran untuk
dilayani secara efektif. Pelayanan terhadap pasar yang sudah diidentifikasikannya serta
digolong-golongkannya bahkan sudah pula ditentukan sasaran pasarnya itu merupakan
kegiatan pemasaran.
Di samping itu pemasaran dapat mengandung beberapa konsep pokok diantaranya ialah :
1. Kebutuhan, ialah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan
dan disadari
2. Keinginan, ialah hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan
yang lebih mendalam
3. Permintaan, ialah keinginan terhadap produk atau jasa tertentu yang didukung oleh
suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli produk atau jasa
4. Produk, ialah segala suatu yang dapat diberikan kepada seseorang untuk memuaskan
suatu kebutuhan atau keinginan baik yang berwujud maupun tidak berwujud
5. Pertukaran, ialah penentuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
seseorang dengan cara tertentu.
Menurut Philip Kotler (2007:6) yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan bahwa
definisi dari pemasaran ialah segala yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.
Didalam bukunya Philip Kotler (2007:6) yang dialih bahasakan oleh Benyamin
Molan, Asosiasi Pemasaran Amerikan mendefinisikan bahwa pemasaran ialah satu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Menurut Kotler yang dikutif oleh Fajar Laksana (2008:4) di dalam bukunya
menyatakan bahwa pemasaran ialah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Secara luas pemasaran dapat dikatakan sebagai suatu proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang telah mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Untuk
itu pemasaran dapat dipahami lebih jauh dengan mengenal konsep-konsep inti pemasaran,
antara lain sebagai berikut :
a. Kebutuhan
Konsep yang paling pokok yang melandasi pemasaran adalah suatu kebutuhan
manusia. Kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap
sesuatu.
b. Keinginan
Konsep yang selanjutnya ialah dalam pemasaran yang menyangkut hajat manusia,
yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang. Ragam dari keinginan
semakin berkembang kebudayaan.
Strategi merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan, banyak faktor
yang menyebabkan perusahaan harus mengadakan perubahan besar-besaran dalam strategi
pemasarannya.
Menurut Djaslim Saladin (2007:59) ada tiga faktor utama yang menyebabkannya, yaitu :
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan depan,
apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi (resesi).
Landasan filosofis yang mendasari definisi pemasaran dapat diartikan dalam bentuk
visi, misi dan nilai dari pemasaran itu sendiri.
Visinya ialah bahwa pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang dapat
memberi kepuasan berkelanjutan, bukan kepuasan sesaat untuk tiga stakeholder utamanya
yaitu konsumen, karyawan dan pemilik perusahaan.
Misinya ialah pemasaran akan menjadi jiwa, bukan sekedar salah satu anggota atau
bagian saja, dalam perusahaan yang harus aktif dalam marketing, tapi semua lini harus
menjadi pemasar ulung, semua harus merasa terpanggil mencapai tujuan lembaga yaitu
memberi kepuasan.
Nilainya ialah jaga merek agar lebih melekat di hati para pelanggan, setiap orang
dalam perusahaan harus merasa terlibat dalam proses pemuasan konsumen. Pegawai bukan
hanya sebagai petugas saja perpanjangan dari atasan, tetapi semua pegawai harus mampu
menambah nilai terhadap kepuasan konsumen.
Untuk merealisasikan kepuasan dan loyalitas ini, maka peranan strategi pemasaran
sangat penting sekali. Strategi pemasaran sangat mengutamakan orientasi pada pelanggan
dengan memberikan kepuasan tertinggi dan fokus pada tampilan perusahaan dalam melayani
konsumen. Dengan perencanaan yang dilakukan secara aktif dan baik akan dapat
mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, bahkan faktor di luar lingkungan
bisnis akan dapat dikuasai atau diramalkan terlebih dahulu.
Strategi pemasaran ini bermula dari strategi perencanaan yang lebih dulu menetapkan
visi, misi dan tujuan perusahaan. Setelah itu dilakukan langkah-langkah seperti berikut :
a. Analisis lingkungan
Yang aktual maupun yang potensial, dalam hal ini perlu dimonitor bagaimana gerak
langkah, taktik dan strategi yang dikembangkan oleh pesaing kita dalam mengantisipasi di
masa yang akan datang.
Visi merupakan konsep yang ideal yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, yakni
ingin menjadi suatu perusahaan yang paling unggul diantara perusahaan yang lainnya. Visi
merupakan sesuatu yang didambakan perusahaan untuk dimiliki dimasa yang akan datang.
Visi menggambarkan aspirasi masa yang akan datang tanpa mensfesifikasikan cara-cara
untuk mencapainya. Visi yang paling efektif adalah visi yang dapat memunculkan inspirasi.
Inspirasi tersebut biasanya dikaitkan dengan keinginan yang terbaik.Visi memberikan
motivasi kebanggan bagi suatu perusahaan.Suatu visi lebih nyata apabila dinyatakan dalam
bentuk misi. Jadi misi ialah apa yang didambakan oleh organisasi untuk menjadi seperti yang
diinginkan di masan yang akan datang. Tanpa ada misi, maka pimpinan hanya akan bereaksi
pada tantangan yang dihadapi seketika. Hal ini dikenal sebagai reaktor, ada unsur ketakutan,
akan ancaman dan sulit menatap masa yang akan datang.
Untuk strategi pemasaran ini perlu diatur pemasarannya dengan menempatkan orang yang
cocok dan bertanggungjawab dalam merencanakan, menggerakkan, mengevaluasi dan
pengawasan.
Menurut pendapat Kerin dan Patenson yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:261)
mengungkapkan enam langkah proses yang kompleks dan saling berhubungan dalam strategi
pemasaran, yaitu :
a. Defining the character of the organizations business. Perusahaan harus mendefinisikan
bisnisnya secara jelas, konsumen yang ingin dituju, permintaan dan kebutuhan yang ingin
dipenuhi
b. Specifying the purpose of the organization. Dapat dilihat dari definisi bisnis yang
dijalankannya. Apa yang ingin dicapai oleh organisasi dengan mengetahui terlebih dahulu
peluang dan ancaman serta kemampuan dari perusahaan
d. Formulating produck market strategies. Dalam hal ini ditetapkan strategi pemasaran
yang mana yang akan digunakan. Ini bermula dari pemilihan pasar yang hendak dituju dan
bagaimana usaha mencapai pasar sasaran tersebut dengan menggunakan bauran pemasaran
e. Budgeting financial, production and human resources. Titik puncak dari keputusan
strategis ini ialah muncul dalam bentuk penguasaan anggaran untuk perusahaan. Anggaran
yang dipersiapkan secara sempurna akan menampilkan strategi pemasaran dengan tujuan
yang terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan
f. Developing reformulation and recovery strategis. Dalam hal ini perlu dikembangkan
strategi formulasi dan strategi pemulihan. Perubahan-perubahan pasar dan prilaku dalam
persaingan dalam secara periodik, kadang-kadang secara mendadak, jadi dibutuhkan
penyesuaian.
Menurut pendapat Aeker yang dikutif oleh Buchari Alam (2009:261), beliau
memberikan kerangka besar dari manajemen strategi pemasaran ini dalam tiga aspek utama,
yakni :
a. Analisis eksternal
b. Analisis internal
Menurut Djaslim Saladin (2007:71) definisi produk ialah sekolompok sifat-sifat yang
berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) didalamnya sudah tercakup warna,
harga, kemasan, prestise perusahaan dan pelayanan yang diberikan produsen yang dapat
diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan konsumen.
Menurut Fajar Laksana (2008:67) produk adalah segala suatu baik yang bersifat fisik
maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhannya
Sedangkan menurut Kotler yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:50) menyatakan
bahwa definisi produk jasa ialah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan meliputi barang
fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat
tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
Definisi produk jasa menurut penulis merupakan segala suatu yang tidak berwujud
yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang,
lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam
proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau
jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. Apa yang ditawarkan
menunjukan sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembelian suatu barang
atau jasa, sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu sendiri dapat dibagi menjadi empat
kategori, yaitu :
a. Barang nyata
d. Murni jasa
Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk,
yaitu sebagai berikut :
a. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yanag sebenarnya dibutuhkan dan akan
dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk
b. Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi
produk yang paling dasar
c. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan
berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli
d. Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi
atau ditambahkan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan
kepuasan dan dapat dibedakan denga produk pesaing
e. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai
sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari
produk tersebut (Ratih Hurriyati, 2010:50-51).
Dalam bukunya Djaslim Saladin (2007:95), ia menyatakan bahwa definisi harga ialah
sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan
beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai
dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar
juga harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan akan
bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai jasa ditentukan
oleh manfaat dari jasa tersebut. Prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithalm dan Bitner
yang dikutif oleh Ratna Hurriyati (2010:52) ialah sebagai berikut :
Menurut Zeithhalm dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:54), menyatakan
bahwa ada tiga dasar untuk menetapkan harga yang biasa digunakan dalam menentukan
harga, yaitu :
Sedang menurut Djaslim Saladin (2007:107), bahwa definisi saluran pemasaran ialah
terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan
untuk menyalurkan produk dan jasa dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.
Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak lokasi
menjadi sangat penting. Didalam interaksi itu penyedia jasa yang menginginkan pertumbuhan
dapat mempertimbangkan menawarkan jasa mereka di beberapa lokasi. Jika penyedia jasa
mendatangi pelanggan, maka letak lokasi menjadi tidak begitu penting meskipun perlu
dipertimbangkan pula kedekatan terhadap pelanggan untuk menjaga kualitas jasa yang akan
diterima. Sementara itu, dalam kasus penyedia jasa dan pelanggan menggunakan media
perantara dalam berinteraksi, maka letak lokasi dapat diabaikan meskipun beberapa media
perantara memerlukan interaksi fisik antara mereka dengan pelanggan. (Ratih Hurriyati,
2010:55-56)
Definisi promosi menurut Fajar Laksana (2008:133) ialah suatu bentuk komunikasi
dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal,
sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk dan jasa tersebut.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
pernah membelinya.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk
serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara
rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Menurut Ratih Hurriyati (2010:62), bahwa definisi orang (people) dalam bauran
pemasaran jasa ialah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga
dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari “people” adalah pegawai
perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan
karyawan bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh
terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut sebagai tenaga
penjual. Pemasaran merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu,
sangat penting semua prilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada konsumen. Itu
berarti organisasi jasa harus merekrut dan mempertahankan karyawan yang mempunyai skill,
sikap, komitmen dan kemampuan dalam membina hubungan baik dengan konsumen. People
dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan aktivitas
perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi.
Oleh perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memegang peranan penting dalam bidang
produksi atau operasional saja, tetapi dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan
konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam
mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan yang bersangkutan.
Elemen-elemen people ini memiliki aspek, yaitu :
1. Service People
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu
mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat ramah, teliti
dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang
akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan
2. Costumer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan.
Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada pelanggan lain tentang kualitas jasa yang
pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan
seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia.
Pentingnya sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah mengarah perhatian
yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran internal semakin diakui perusahaan jasa
dalam menentukan suksesnya pemasaran ke pelanggan eksternal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jasa merupakan kegiatan yang memberikan bermanfaat yang dapat ditawarkan kepada
konsumen atau pelanggan yang pada dasarnya memiliki sifat tidak berwujud dan tidak dapat
dipindah kepemilikannya.
2. Klasifikasi Jasa
Industri jasa sangat beragam, sehingga tidak mudah untuk menyamakan cara
pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat membentu memahami batasan-batasan dari industri jasa
dan memanfaatkan pengalam industri jasa lainnya yang mempunyai masalah dan
karakteristik yang sama untuk diterapkan pada suatu bisnis jasa
Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri
dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan
konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain
tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan
melalui berbagai aktif media.
4. Pemasaran Jasa
5. Strategi Pemasaran
6. Produk Jasa
Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai
sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari
produk tersebut
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan
beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai
dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar
juga harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan akan
bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai jasa ditentukan
oleh manfaat dari jasa tersebut.
9. Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
pernah membelinya
10. Orang
Pentingnya sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah mengarah perhatian
yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran internal semakin diakui perusahaan jasa
dalam menentukan suksesnya pemasaran ke pelanggan eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://nulz-
e.blogspot.com/2012/04/manajemen-pemasaran-jasa-dan-bauran.html
http://rajapresentasi.com/2008/12/pemasaran-produk-jasa-service-marketing/