Anda di halaman 1dari 45

PRE TEST

MANAJEMEN PEMASARAN JASA

Dosen Pengampuh :

Nawangsih, S.AB., M.M.

Disusun Oleh :

Nama : DENDI IRAWAN

Kelas : 7 Manajemen B2

NIM : 218123424

Yayasan Pembina Pendidikan Semeru

Institut Teknologi dan Bisnis WIDYA GAMA LUMAJANG

Kampus: Jl. Gatot Subroto No. 4 Telp./ Fax (0334) 881924 Lumajang, Jawa Timur (67352)

Email: info@itbwigalumajang.ac.id., Website: itbwigalumajang.ac.id.


TUGAS 1 Review Buku

Pengertian Pemasaran Jasa

Berbeda halnya dengan produk pemasaran jasa ini secara kasat mata tidak terlihat jadi
banyak sekali cara dan strategi pemasaran untuk mengenalkan jasa kepada masyarakat
umum. Dari pernyataan tersebut dapat di tarik 2 pengertian yang pertama secara sosial dan
yang ke 2 secara manajerial. Definisi pemasaran Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses
sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk jasa yang bernilai dengan pihak lain. Secara manajerial, adalah proses Perencanaan,
Pelaksanaan Pemikiran, Penetapan Harga, Promosi, dan Penyaluran Gagasan tentang produk
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Karakteristik Pemasaran Jasa


1. Intangibility (Tidak Berwujud),
Barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa merupakan suatu perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha yang menyebabkan jasa bersifat intangible
yaitu:
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami
secara rohaniah. tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli atau
dikonsumsi.
2. Inseperability (tidak terpisahkan),
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Barang biasanya diproduksi,
kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa di lain pihak, umumnya dijual terlebih
dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak
mempengaruhi hasil (out come) dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan
pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan
unsur penting. Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran
pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien bersangkutan secara aktual juga berperan
sebagai co producer dalam operasi jasa, dengan jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan
dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan spesifiknya.
Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen,
kompensasi, pelatihan, dan pengembangan dari karyawannya.
3. Varability/Heterogenity/Inconsistency (Keanekaragaman),
Jasa bersifat sangat Variability karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat
banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa
tersebut diproduksi atau dihasilkan. Para pembeli dan pemakai jasa sangat peduli dengan
variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum
memutuskan untuk memilih. Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan
kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka
inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi
kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon yang sama dan
meminta model rambut yang sama tidak akan mendapatkan hasil yang seratus persen identik
(kecuali kalau keduanya minta rambutnya dibuat plontos).
4. Perishability (Tidak Tahan Lama),
Untuk karakteristik ini menjelaskan bahwa jasa tidak dapat disimpan dan juga tidak tahan
lama. Ini tidak akan menjadi masalah apabila permintaannya tetap karena mudah untuk
menyiapkan pelayanan permintaan tersebut sebelumnya. Seperti contoh tukang urut, tidak
mungkin kan setelah kita pijat urut 1 kali akan merasakannya seumur hidup.

Jenis-jenis Jasa
1. Jasa murni (pure service). Jasa murni merupakan tawaran hanya berupa jasa. Contoh:
panti pijat, konsultasi psikologis dan lain-lain.
2. Barang berwujud dengan jasa pendukung (tangible good with accompanying
services). Barang berwujud dengan jasa pendukung merupakan tawaran terdiri atas
tawaran barang berwujud diikuti oleh satu atau beberapa jenis jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen. Contohnya penjual mobil memberikan jaminan
atau garansi, misalnya satu tahun gratis servis kerusakan.
3. Jasa campuran (Hybrid). Jasa campuran merupakan penawaran barang dan jasa
dengan proporsi yang sama. Contohnya makanan ditawarkan di restoran disertai
pelayanan yang mengesankan.
4. Jasa pokok disertai barang-barang dan jasa tambahan (major service with
accompanying minor goods and service). Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok
bersama-sama dengan jasa tambahan (pelengkap) dan atau barang-barang pendukung.
Contohnya penumpang pesawat yang membeli jasa angkutan (transportasi) selama
menempuh perjalanan ada beberapa produk fisik yang terlibat seperti makanan, koran
dan lain- lain.

Mengelompokkan Proses Jasa


Terdapat dua kategori besar dalam proses jasa, yaitu: Orang dan Objek. Dengan melihat
jasa dari perspektif operasional semata, pemrosesan jasa dapat dikategorikan menjadi empat
kelompok besar, yaitu:
1. Pemrosesan orang, meliputi tindakan yang berwujud terhadap tubuh manusia. Contoh
jasa pemrosesan orang mencakup transportasi penumpang, pemeliharaan kesehatan,
penginapan.
2. Pemrosesan barang milik, meliputi tindakan yang berwujud pada barang dan benda
fisik lain yang menjadi milik pelanggan. Contoh pemrosesan barang milik adalah
pengiriman barang, pengisian bahan bakar, reparasi dan pemeliharaan.
3. Pemrosesan perangsangan pikiran, merujuk ke tindakan tidak berwujud yang
ditujukan pada pikiran manusia. Jasa dalam kategori ini mencakup hiburan, olahraga
tontonan, pertunjukkan teater.
4. Pemrosesan informasi, menggambarkan tindakan tidak berwujud yang ditujukan pada
aset pelanggan. Contoh jasa dalam kategori ini: asuransi, perbankan, konsultasi.

Pemasaran Perusahaan Jasa


Terdapat tiga tipe Pemasaran Perusahaan Jasa dalam dunia usaha, antara
lain:
1. Pemasaran Eksternal (External Marketing), strategi pemasaran eksternal ini dikenal
dengan 4P (product, price, promotion, place).
2. Pemasaran Internal (Internal Marketing), pemasaran jasa tidak cukup hanya dengan
pemasaran eksternal (4P) tetapi harus diikuti pula dengan peningkatan kualitas atau
keterampilan para personil yang ada dalam perusahaan. Selain itu, juga harus ada
kekompakan atau suatu tim yang tangguh dari personil yang ada dalam perusahaan
tersebut, khususnya dalam menghadapi para pelanggan sehingga membawa kesan
tersendiri yang meyakinkan pelanggan.
3. Pemasaran Interaktif (Interaktif Marketing), kepuasan konsumen tidak hanya terletak
pada mutu jasa, misalnya restorannya yang megah dan makanannya yang bergizi,
tetapi juga harus dipadukan dengan melakukan service quality improvement supaya
peningkatan pelayanan benar-benar meyakinkan.

Klasifikasi Pemasaran Jasa


Jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, yaitu:
1. Berdasarkan sifat tindakan jasa Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang
terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu Vertikal-nya menunjukkan sifat tindakan jasa
(tangible actions dan intangible actions), sedangkan sumbu horizontalnya adalah
penerima jasa (manusia dan benda).
2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah
matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe
hubungan antara perusahaan jasa dan pelanggannya (hubungan keanggotaan dan tak
ada hubungan formal), sedangkan sumbu horizontalnya adalah sifat penyampaian jasa
(penyampaian secara berkesinambungan dan penyampaian diskret).
3. Berdasarkan tingkat customization dan judgment dalam penyampaian jasa Jasa
dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu
vertikalnya menunjukkan tingkat customization

Konsep Pemasaran Jasa


1. Konsep Produksi atau Production Concept
Konsep pemasaran ini menjelaskan, setiap konsumen akan lebih respect atau
lebih menyukai suatu produk jasa apabila produk jasa tersebut ada dan tersedia
dibanyak tempat atau dimana-mana serta harganya relatif murah sesuai dengan
kemampuan si konsumen tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran
ini berorientasi pada produksi dan memaksimalkan produk jasa tersebut dengan
efisien serta memaksimalkan jangkauan distribusi produk tersebut kepada masyarakat
luas.
2. Konsep Produk atau Product Concept
Konsep pemasaran ini menjelaskan setiap konsumen akan lebih respect atau
menyukai suatu produk jasa apabila produk jasa tersebut memiliki manfaat yang
bagus, ciri khas yang unik dibandingkan denganproduk jasa lain. Jadi dapat
disimpulkan bahwa konsep pemasaran ini berorientasi pada produk dan
memaksimalkan kualitas dan kelebihankelebihan dari suatu produk jasa sehingga
terlihat berbeda dan sangat menarik jika dibandingkan dengan produk jasa lainnya
yang sejenis.
3. Konsep Penjualan atau Selling Concept
Konsep pemasaran ini menerangkan bahwa setiap konsumen lebih respect
atau lebih menyukai suatu produk apabila produk jasa tersebut tersedia secara lengkap
sarananya dan banyak serta perusahaan melakukan kegiatan penjualan serta promosi
dengan gencar kepada konsumen. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran
ini berorientasi pada kegiatan penjualan serta promosi dengan gencar sehingga
konsumen tersebut baru akan merasa tertarik.
4. Konsep Pemasaran Atau Marketing Concept
Konsep pemasaran ini menerangkan bahwa setiap konsumen lebih respect
atau lebih menyukai suatu produk jasa apabila produk jasa tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya serta konsumen merasa puas. Jadi dapat disimpulkan
bahwa konsep pemasaran ini berorientasi pada kepuasan konsumen yang diperoleh
dari pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang sesuai harapan si konsumen tersebut
serta berdasarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh produk tersebut.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Konsep pemasaran ini menerangkan bahwa setiap konsumen lebih respect
atau lebih menyukai suatu produk jasa apabila produk jasa tersebut menghasilkan
suatu manfaat lebih dan konsumen turut diajak untuk ikut berpartisipasi dengan
produk jasa tersebut sehingga keuntungan dan kepuasan dirasakan bersama-sama.

Teknik Pemasaran Jasa


Untuk menghasilkan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
optimal. Berikut adalah teknik pemasaran jasa:
1. Berikan pelayanan secara efisien.
2. Meningkatkan kinerja karyawan.
3. Harga masuk akal.
4. Manfaatkan teknologi.
5. Sesuaikan budaya yang sedang berkembang.
6. Memuaskan Keluhan Pelanggan.
7. Manjakan Pelanggan Untuk Media Marketing Kita.
8. Berikan Reward atas referensi pelanggan

Sumber: Http://repository.um-surabaya.ac.id/3361/12/(14)Buku_Pemasaran_Jasa(fulltexs).pdf
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PINDAH PELAYANAN PADA


PENITIPAN ANAK

Ratna Wijayanti a
a
Program Studi Manajemen Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
a
E-mail: wijayantiratna34@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat
Diterima : 28 Juni 2015 kesulitan, kegagalan layanan dan permasalahan etika
Disetujui : 21 Juli 2015 terhadap perilaku konsumen. Populasi dalam penelitian ini
Kata Kunci : Perilaku, Tempat adalah orang tua wali anak yang ada di taman penitipan
Penitipan Anak, Etika anak di kabupaten Temanggung. Sedangkan sampel
penelitian yang diambil dengan metode convenience
sampling sebesar 96 responden, dengan menggunakan
analisis korelasi rank spearman. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat kesulitan berhubungan
signifikan dengan perilaku pindah Tempat Penitipan Anak,
kegagalan layanan berhubungan signifikan dengan perilaku
pindah Tempat penitipan Anak dan permasalahan etika juga
berhubungan dengan perilaku pindah Tempat penitipan
Anak.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Riwayat Artikel : This study aims to determine the effect of the level of
Diterima : June 28, 2015 difficulty, the failure of service and ethical issues on
Disetujui : July 21, 2015 consumer behavior. The population in this study is the
Key words: Behavior Move parent guardian child in a crèche in Waterford district.
Child Care, Failure Services, While the sample is taken with convenience sampling
and Ethics Problems
method by 96 respondents, using the Spearman rank
correlation analysis. The results of this study showed that a
significant degree of difficulty associated with behavior
change Daycare, service failures associated significantly
with behavioral move storage Child and ethical issues are
also related to the behavior of moving storage Child.

1. PENDAHULUAN pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam


Seiring dengan kemajuan zaman yang bentuk penitipan anak ini berlaku lewat
semakin kompleks maka dalam diri manusia pertolongan bantuan baik secara material
semakin banyak tuntutan-tuntutan yang harus maupun non material. Pertolongan dan bantuan
dipenuhi dalam upaya mengikuti arus ini dapat dilakukan oleh suatu usaha yang
perkembangan zaman. Dalam rangka dikelola dan ditujukan untuk melayani
pemenuhan tuntutan-tuntutan hidupnya, kepentingan masyarakat dengan demikian
manusia semakin membutuhkan jasa-jasa usaha itu mempunyai fungsi sosial.
pelayanan dari orang-orang disekitarnya. Dalam penelitian ini akan membahas
Melalui pelayanan sosial dalam bentuk tentang bagaimana pelayanan sosial dalam
penitipan anak, keluarga dan masyarakat bentuk penitipan anak. TPA adalah suatu
khususnya anak - anak usia dini memiliki wadah pembinaan kesejahteraan anak yang
kesejahteraan lahir dan batin. Proses memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu

196
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki dengan stimulasi psikomotorik dan
anak balita sampai anak usia prasekolah yang psikososial secara penuh.
mencakup pertumnuhan dan kesejahteraan 2. Tipe setengah pengasuhan (semi day care)
anak baik jasmani maupun rohani serta yaitu penitipan anak yang dilaksanakan
sosialnya. dengan kegiatan-kegiatan berupa
Pada kenyataannya, di lapangan ada penyuluhan atau pelayanan.
beberapa alasan para ibu yang menitipkan 3. Tipe pengasuhan sewaktu-waktu
anaknya pada TPA, antara lain karena (insidental day care) yaitu penitipan anak
kebutuhan unuk melepaskan diri sejenak dari yang dilaksanakan dengan kegiatan-
tanggung jawab dalam hal mengasuh anak kegiatan berupa penyuluhan, pelayanan,
secara rutin, keinginan untuk menyediakan dan pendidikan dengan stimulasi
kesempatan bagi anak untuk berinteraksi psikomotorik dan psikososial sewaktu-
dengan teman seusianya serta kebutuhan akan waktu bila diperlukan sesuai dengan
tokoh pengasuh lain yang diharapkan anak kebutuhan orangtua. (Wahyuti,2003)
mendapat stimulasi kognitif secara baik dan Pengelompokan lainnya adalah
anak mendapat pengasuhan pengganti pengelompokan berdasarkan lingkungan atau
sementara ibu atau orang tua bekerja. berlokasi yaitu penitipan anak yang berlokasi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat di lingkungan perkantoran dan perumahan
memberikan gambaran yang jelas mengenai serta di lingkungan perkebunan.
sejauh mana peran pelayanan sosial pada Pengelompokan lainnya berdasarkan
tempat penitipan anak. Hal ini dapat penyelenggara atau pengelola lembaganya
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain oleh lembaga pemerintah,
untuk menetapkan strategi pelayanan sosial organisasi masyarakat, yayasan, lembaga
pada obyek yang bersangkutan. swadaya masyarakat, dan perorangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian (Setiawan, 2002)
ini diberi judul “Analisis Perilaku Konsumen Pengelompokan lainnya adalah
Pindah Pelayanan Pada Penitipan Anak.” pengelompokan berdasarkan lingkungan atau
Adapun permasalahan yang dirumuskan adalah berlokasi yaitu penitipan anak yang berlokasi
untuk mengetahui bagaimana tingkat kesulitan, di lingkungan perkantoran dan perumahan
kegagalan layanan dan permasalahan etika serta di lingkungan perkebunan.
dengan perilaku konsumen pindah Tempat Pengelompokan lainnya berdasarkan
Penitipan anak (TPA). Sehingga tujuan yang penyelenggara atau pengelola lembaganya
ingin dicapai adalah untuk mengetahui antara lain oleh lembaga pemerintah,
bagaimana hubungan antara tingkat kesulitan, organisasi masyarakat, yayasan, lembaga
kegagalan layanan, dan permasalahan etika swadaya masyarakat, dan perorangan.
dengan perilaku konsumen pindah TPA. (Setiawan, 2002).

2. KAJIAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Pelayanan Beralih Perilaku


2.1. Taman Penitipan Anak Konsumen
Taman penitipan anak (TPA) adalah Suatu Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:6),
tempat pelayanan yang dapat melaksanakan “Perilaku konsumen dapat didefinisikan
kegiatan pengasuhan anak, dengan penuh kasih sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen
sayang, sekaligus mendidiknya, serta memberi dalam mencari, membeli, menggunakan,
kesejahteraan anak pada saat-saat orang tua mengevaluasi, menentukan barang, jasa, dan
bekerja atau sedang berhalangan. Menurut ide yang diharapkan dapat memuaskan
Wahyuti (2013), Taman Penitipan Anak kebutuhan mereka”. Menurut Mowen dan
sekarang ini dapat dikelompokkan menjadi tiga Minor (2001), perilaku konsumen
tipe yaitu: didefinisikan sebagai studi tentang unit
1. Tipe pengasuhan penuh (full day care) pembelian (buying units) dan proses
yaitu penitipan anak yang dilaksanakan pertukaran yang melibatkan perolehan,
dengan kegiatan-kegiatan berupa konsumsi, dan pembuangan barang, jasa,
penyuluhan, pelayanan, dan pendidikan pengalaman, serta ide-ide.

197
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Mempelajari perilaku konsumen tidak untuk mengalihkan pembelian dari suatu
sekedar menganalisis kegiatan- kegiatan yang produk ke produk lainnya.
tampak jelas saja, tetapi juga proses-proses Lebih lanjut Junaidi dan Dharmmesta
yang sulit diamati yang menyertai proses (2002) menjelaskan tentang keberadaan
pembelian serta menganalisis kegiatan- tentang perilaku beralih dari sisi perusahaan
kegiatan pada saat sebelum dan sesudah merupakan kemampuan perusahaan untuk
terjadinya proses pembelian. Produsen harus mengalihkan pengkonsumsian suatu produk
memiliki pengetahuan tentang perilaku yang lain ke produk yang ditawarkan
konsumen, sehingga diperoleh pandangan yang perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut
lebih mendalam tentang konsumennya dan perilaku beralih juga bisa dianggap sebagai
dapat menilai kembali kebutuhan konsumen kemampuan perusahaan untuk memperluas
sekarang dan yang akan datang, serta pasaran, karena dengan perpindahan merek
menanggapi kebutuhan tersebut, sehingga pada tersebut memungkinkan perusahaan
akhirnya perusahaan dapat memperoleh suatu mendapatkan tambahan jumlah konsumen
kedudukan kompetitif yang lebih baik. yang berasal dari konsumen perusahaan
Menurut penelitian terdahulu (Menon dan pesaing. Tetapi kemungkinan sebaliknya juga
Kahn, 1995), Switching behavior (perilaku dimungkinkan yaitu konsumen perusahaan
beralih) didefinisikan sebagai kebebasan akan beralih keproduk pesaing jika perusahaan
memilih yang lebih disukai terhadap sebuah tidak mampu meyakinkan kepada konsumen
item khusus. Perilaku beralih dapat berasal dari bahwa produk perusahaan merupakan produk
sangat beragamnya penawaran produk lain, yang terbaik diantara produk lainnya.
atau karena terjadi masalah dengan produk Van Trijp, et al. (1996:286) dalam
yang sudah dibeli. Penelitian Menurut penelitiannya juga menerangkan perilaku
Dharmmesta (1999) “Switching behavior beralih sebagai berikut, “Terdapat dua macam
adalah perilaku beralih yang dilakukan perbedaan dari perilaku beralih, yaitu motivasi
konsumen karena beberapa alasan tertentu, intrinsik (misalnya: hanya ingin mencoba
atau diartikan juga sebagai kerentanan produk baru, ingin mencoba sesuatu yang lain
konsumen untuk berpindah ke jasa lain”. hanya untuk perubahan) dan motivasi
Penilaian konsumen terhadap jasa dapat timbul ekstrinsik (misalnya: membeli untuk orang
dari berbagai variabel, seperti pengalaman lain, produk baru tersebut memiliki kemasan
konsumen dengan produk sebelumnya dan yang berbeda)”.
pengetahuan konsumen tentang produk.
Pengalaman konsumen dalam memakai produk 2.3. Preditor Perilaku Pelayanan Beralih
dapat memunculkan komitmen terhadap merek Tingkat Kesulitan
produk tersebut. Bagi orang tua, pemilihan tempat
Pencarian merek lain dapat dilakukan penitipan anak harus menjadi bahan
konsumen dengan mendapatkan informasi pertimbangan yang sangat penting karena
melalui media cetak, media audio ataupun harus melihat kualitas dari pengasuhan dan
melalui interpersonal, dimana tujuan akhirnya fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu, banyak
adalah perilaku untuk berpindah (Dharmmesta, ahli yang perpendapat bahwa memasukkan
1999: 83). anak dalam Tempat penitipan anak akan
Menurut Junaidi dan Dharmmesta (2002) banyak menghabiskan biaya, namun tidak
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa seimbang dengan kualitasnya. Selain itu sulit
perilaku beralih merupakan gambaran dari untuk menemukan tempat penitipan anak yang
beralihnya pengkonsumsian konsumen atas benar-benar sesuai dengan kebutuhan setiap
suatu produk ke produk lainnya. Banyak anak yang mempunyai masalah yang berbeda-
penyebab yang mengakibatkan beralihnya beda pada masanya dan yang menuntut
konsumen ke lain produk, antara lain:1. penanganan secara spesifik pula,
Berubahnya daya beli konsumen 2. Oleh karena itu, menganggap bahwa
Berubahnya variabel marketing mix suatu perubahan pelanggan telah mengalami
produk 3. Gempuran produk pesaing. Berbagai beberapa jenis masalah pelayanan,
penyebab tersebut memungkinkan konsumen kemungkinan mereka akan berbicara negatif

198
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
dari mulut ke mulut. Hal ini bisa disatukan bersama-sama dengan alasan lain dengan cara
pada seluruh jenis layanan dengan tidak menambah kecenderungan untuk
adanya alasan untuk dipercaya, bahwa menggunakan jasa dari penyedia lain.
konsumen perawatan anak seharusnya H2 : kegagalan layanan berpengaruh
dibedakan. Bagaimanapun juga, untuk terhadap perilaku konsumen pindah layanan.
membantu penyedia layanan untuk secara
efektif mengelola tingkat komunikasi dari 2.5. Permasalahan Etika
mulut ke mulut, ini dapat membuktikan Permasalahan etika bisa menjadi salah
manfaat untuk ditetapkan jika jalan ini satu pemicu adanya perilaku pelayanan beralih,
memelihara perubahan kelompok konsumen adanya beberapa permasalahan pada konsumen
demografis dalam pengertian layanan anak, sehingga konsumen akan membuat keputusan
sebagai sebuah tingkat pengajaran bagi orang untuk alternayif pelayanan pada anak-anak
tua, dapat dikatakan untuk mempengaruhi mereka, yaitu dengan cara menitipkan anak-
proses pembuatan keputusan konsumen anak mereka pada sebuah taman penitipan
perawatan anak, hal ini mungkin juga anak. Permasalahan etika antara lain yaitu
berakibat pada perilaku dari konsumen setelah tindakan penipuan, tindakan yang
timbulnya perubahan. membahayakan, dan konflik kepentingan
H1 : Tingkat kesulitan berpengaruh pada pribadi.
perilaku konsumen pindah pelayanan. Perilaku pelayanan beralih menjadi salah
satu alternatif untuk membuat perubahan yang
2.4. Kegagalan Layanan lebih maju untuk anak-anak. Dalam
Perubahan pelayanan, dalam beberapa pencapaian untuk layanan yang lebih maju,
industri, sering menjadi tujuan dari sebuah maka seharusnya diadakan pencarian layanan
ketidakefektifan dari penukaran layanan antara baru, yaitu dengan cara lisan dan komunikasi
penyedia layanan dan konsumen layanan, pemasaran.hal tersebut yang akan membantu
membedakan antara kedua belah pihak dalam para konsumen dalam mendidik anak-anak
mengatur pemahaman yang lebih baik. mereka disamping pekerjaan mereka. Hal ini
Misalkan, Folkes dan Katsos (1986) akan sangat membantu para orang tua agar
mempelajari pertalian dari kegagalan produk anak-anak mereka tidak terbengkalai dan tetap
oleh pembeli dan penjual, menemukan bahwa mendapatkan pendidikan yang baik, selain itu
penjual lebih memungkinkan dalam kesalahan, di TPA anak-anak juga dapat bermain
yang mana pembeli lebih mungkin menerima didampingi oleh pengasuh ataupun
kesalahan dari penjual. Bagaimana hal ini pendamping yang berpengalaman, ramah dan
disangkutkan pada jasa adalah secara relatif profesional.
tidak diketahui. Oleh karena itu, dapat Kategori masalah etika mencakup insiden
diasumsikan bahwa kerangka referensi yang kritis peralihan yang mengandung pelanggaran
berlawanan dari kedua belah pihak mungkin hukum, pelanggaran moral, ketidak amanan,
akan menyebabkan perbedaan persepsi dari ketidaksehatan, atau perilaku-perilaku lain
proses pelayanan. yang menyimpang dari norma-norma sosial.
Kegagalan inti jasa meliputi seluruh Terdapat empat subkategori masalah etika,
kejadian kritis yang diawali oleh kesalahan yaitu perilaku tidak jujur, perilaku
atau masalah teknis yang terjadi pada jasa itu mengancam, perlakuan yang tidak aman atau
sendiri. Hal-hal tersebut termasuk billing tidak sehat, dan konflik kepentingan.
errors, ketidaksesuaian jasa, dan kerugian H3 : Permasalahan etika berpengaruh
akibat kegagalan jasa. Kegagalan inti jasa terhadap perilaku pindah pelayanan.
merupakan hal yang telah dinyatakan sebagai
alasan utama untuk berpindah dalam penelitian 2.6. Kerangka Penelitian
tersebut terhadap sektor jasa. Sebanyak 44%
responden dalam penelitian tersebut
menyatakan kegagalan jasa ini sebagai alasan
berpindah. Kegagalan inti jasa dapat menjadi
satu-satunya alasan berpindah ataupun

199
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
analisis yang mengasumsikan bahwa data
obyek penelitian terdiri dari pasangan-
pasangan data yang bersifat numerik dan non
numerik.
Analisis korelasi rank spearman
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara antara tingkat kesulitan,
kegagalan layanan, dan permasalahan etika
dengan perilaku pindah TPA.
3. METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel penelitian 4. HASIL ANALISIS
Tingkat Kesulitan Uji validitas
Indikator tingkat kesulitan adalah Dari hasil uji validitas diperoleh tabel
kerepotan atau kesulitan mengatur waktu, sebagai berikut:
adanya janji dan diinginkannya layanan yang
lebih baik. Tabel 1: Hasil uji validitas

Kegagalan Layanan
Indikator dari kegagalan layanan tersebut
adalah ketidakpedulian, kasar, tidak ada respon
dan bodoh (buta).

Permasalahan Etika
Indikator-indikator dari permasalahan
etika, antara lain adalah penipuan, menjual
keras, membahayakan dan konflik kepentingan
pribadi.

Pengambilan Populasi dan Sampel


Penelitian
Populasi adalah konsumen atau ibu-ibu
yang menitipkan anaknya pada empat
penitipan anak di TPA yang ada di kabupaten
temanggung, yaitu TPA Kalisat, TPA Mawar,
TPA Az-Zahra dan TPA Bunda. Teknik
pengambilan sample yang digunakan adalah
non probability sampling berupa convenience
sampling. Dalam penelitian ini, maka jumlah
sampel yang akan diteliti mengikuti rumus di Dengan melihat tabel di atas, dapat
bawah ini: diketahui besarnya koefisien korelasi dari
seluruh butir pernyataan variabel-variabel
penelitian. Dari hasil perhitungan koefisien
korelasi seluruh butir pernyataan variabel
penelitian mempunyai r hitung yang lebih
besar dari r tabel (r tabel = 0,199), yang artinya
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah seluruh butir pernyataan dan pertanyaan pada
sampelnya adalah 96 orang. variabel penelitian dinyatakan valid, sehingga
seluruh butir pernyataan dan pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner dapat dinyatakan layak
Metode Analisis Data sebagai instrumen untuk mengukur data
Penelitian ini menggunakan korelasi penelitian
Rank Spearman. Menurut Sugiyono (2005),
korelasi Rank Spearman merupakan salah satu Uji Reliabilitas

200
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk seimbang dengan kualitasnya. Selain itu, sulit
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur menemukan TPA yang benar-benar sesuai
dapat diandalkan. Dalam penelitian ini diuji dengan kebutuhan setiap anak yang punya
reliabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner problem atau masaalah berbeda-beda pada
yang dibagikan kepada responden memenuhi masanya dan yang menuntut penanganan yang
syarat reliable. Pengujian reliabilitas dilakukan spesifik pula.
menggunakan cooficient cronbach alpha dan Belsky berpandangan, bagaimanapun juga
menggunakan bantuan software SPSS 20 preschool yang benar-benar berkualitas
dengan batas toleransi 0,6 untuk data yang memang memberikan kontribusi secara positif
dapat dianggap reliable. Hasil analisis uji pada perkembangan anak. Salah satu penelitian
reliabilitas adalah sebagai berikut : yang dilakukan di Amerika menampilkan salah
satu faktanya, bahwa anak-anak yang
Tabel 2: Hasil uji Reliabilitas diikutsertakan dalam program TPA dalam
rentang waktu yang cukup lama menunjukkan
tinkat agresivitas terhadap sesama dan
terhadap orang dewasa. Oleh karena itu,
menganggap bahwa perubahan pelanggan telah
mengalami beberapa jenis masalah pelayanan,
kemungkinan mereka akan berbicara negatif
dari mulut ke mulut. Hal ini bisa disatukan
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh seluruh pada seluruh jenis layanan dengan tidak
variabel penelitian ini dapat dinyatakan adanya alasan untuk dipercaya, bahwa
reliabel karena koefisien alpha lebih besar dari konsumen perawatan anak seharusnya
0,6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir dibedakan. Bagaimanapun juga, untuk
pernyataan dan pertanyaan dapat digunakan membantu penyedia layanan untuk secara
sebagai instrumen untuk penelitian efektif mengelola tingkat komunikasi dari
selanjutnya. mulut ke mulut, ini dapat membuktikan
manfaat untuk ditetapkan jika jalan ini
Hasil Uji Koefisien Korelasi memelihara perubahan kelompok konsumen
demografis dalam pengertian layanan anak,
Tabel 3: Hasil Koefisien Korelasi sebagai sebuah tingkat pengajaran bagi orang
tua, dapat dikatakan untuk mempengaruhi
proses pembuatan keputusan konsumen
perawatan anak, hal ini mungkin juga
berakibat pada perilaku dari konsumen setelah
timbulnya perubahan.
Berdasarkan perhitungan dengan Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan program SPSS pada Tabel diatas menggunakan program SPSS pada Tabel diatas
dapat diketahui nilai probabilitas koefisien dapat diketahui nilai probabilitas koefisien
korelasi sebesar 0.000, karena nilai korelasi sebesar 0.000, karena nilai
probabilitas koefisien korelasi < 0.05 maka H0 probabilitas koefisien korelasi < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara tingkat kesulitan dengan signifikan antara kegagalan layanan dengan
perilaku pindah TPA, sehingga hipotesis perilaku pindah TPA, sehingga hipotesis kedua
pertama penelitian ini diterima. Bagi orang tua, penelitian ini diterima. Perubahan pelayanan
pemilihan TPA juga harus menjadi bahan dan kelemahan tersebut, sering menjadi tujuan
pertimbangan penting karena harus melihat dari sebuah ketidakefektifan dari penukaran
kualitas dari pengasuhan dan fasilitas yang layanan antara penyedia layanan dan
tersedia. Oleh karena itu, banyak ahli konsumen layanan, membedakan antara kedua
berpandangan memasukkan anak dalam TPA belah pihak dalam mengatur pemahaman yang
akan banyak menghabiskan biaya, namun tidak lebih baik. Misalkan, Folkes dan Katsos (1986)

201
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
mempelajari pertalian dari kegagalan produk 3. TPA harus memperhatikan permasalahan
oleh pembeli dan penjual, menemukan bahwa etika dalam mengasuh anak karena
penjual lebih memungkinkan dalam kesalahan, permasalahan etika merupakan variabel
yang mana pembeli lebih mungkin menerima yang dominan terhadap perilaku pindah
kesalahan dari penjual. TPA dengan cara menciptakan suasana
Berdasarkan perhitungan dengan kekeluargaan antara pengasuh, anak, TPA
menggunakan program SPSS pada Tabel diatas dan orang tua anak, menciptakan pengasuh
dapat diketahui nilai probabilitas koefisien anak yang berpengalaman, ramah dan
korelasi sebesar 0.000, karena nilai profesional.
probabilitas koefisien korelasi < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian 6. DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang Cooper, David R. dan Emory, C. William.
signifikan antara permasalahan etika dengan 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jilid 1.
perilaku pindah TPA, sehingga hipotesis ketiga Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.
penelitian ini diterima. Permasalahan etika bisa Crosby, L.A. and Stephens, N. (1987). Effects
menjadi salah satu pemicu adanya perilaku of relationship marketing on satisfaction,
pelayanan berali, adanya beberapa retention, and prices in the life insurance
permasalahan pada konsumen sehingga industry, Journal of Marketing Research,
konsumen akan membuat keputusan alternatif Vol. 24, pp. 404-11.
pelayanan pada anak-anak mereka, yaitu Dharmmesta, B. S., 1999, Loyalitas Pelanggan:
dengan cara menitipkan anak-anak mereka Sebuah Kajian Konseptual Sebagai
pada sebuah taman penitipan anak. Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi
Permasalahan etika antara lain yaitu: tindakan dan Bisnis Indonesia.
penipuan, tindakan yang membahayakan, dan Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor
konflik kepentingan pribadi. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
5. PENUTUP Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Kesimpulan Multivariate dengan program SPSS.
Berdasarkan analisis diatas dapat Semarang: Badan Penerbit Universitas
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang Diponegoro.
signifikan antara tingkat kesulitan, kegagalan Iwan Setiawan. 2002. Manajemen Strategis,
layanan dan permasalahan etika dengan Edisi-2., Cetakan 2. Jakarta: PT. Gramedia
perilaku pindah TPA. Pustaka.
Keaveney, S.M. (1995). Customer switching
Saran behavior in service industries: an
1. TPA harus memperhatikan tingkat exploratory Study, Journal of Marketing,
kesulitan dari orang tua dalam mengasuh Vol. 59, April, pp. 71-82.
anak, yaitu dengan cara mengajak peran Kelley, S.W., Hoffman, K.D. and Davis, M.A.
serta orang tua dalam pola mengasuh anak (1995). A typology of retail failures and
dengan baik, memberikan pelatihan bagi recoveries, Journal of Retailing, Vol. 69,
orang tua tentang bagaimana mengasuh Winter, pp. 429-52.
anak dengan benar. Kotler, P., dan Armstrong, G. 2000. Prinsip-
2. TPA harus memperhatikan kualitas prinsip Pemasaran Jilid1, Alih bahasa
pelayanan yang diberikan kepada anak Damos Sihombing, Jakarta: Erlangga.
atau kepada orang tua yaitu dengan cara Malhotra, Naresh. 2005. Riset Penelitian.
meningkatkan kualitas ketrampilan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
pangasuh anak, meningkatkan fasilitas Munadi, Wahyudi. 2003. Media Pembelajaran.
permainan dalam TPA, meningkatkan Jakarta: Gama Persada.
pelayanan terhadap orang tua anak, dan Menon, S., dan Kahn B. E. 1995. The Impact
memperhatikan kebutuhan anak dalam hal of Context on Variety-Seeking in Product
kesehatan, perkembangan dan Choices. Journal of Consumer Research,
kenyamanan anak. 22, pp. 285-295.

202
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Mowen, J. C., dan Minor, M. 2001. Perilaku
Konsumen. Edisi kelima. Penerbit
Erlangga.
Moenir, HA, S. 1995. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rust, R.T. and Zahorik, A.J. (1993), Customer
satisfaction, customer retention, and
market share, Journal of Retailing, Vol. 69
No. 2, pp. 193-215.
Siegel, Sidney 1992. Statistik Non Paramaterik
Untuk Ilmu-Ilmu Sosial , jakarta:
Gramedia.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: ALFABET.
Schiffman, L. G., dan Kanuk, L. L. 2004.
Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh, Alih
bahasa Zoelkifli Kasip, Jakarta: P T
Indeks.
Van Trijp, H. C. M., Wayne D. H., dan Inman,
J. J. 1996. Why Switch? Product
Category-Level Explanations for True
Variety-Seeking Behavior, Journal of
Marketing Research, 33 (August), pp. 281-
292.

203
TUGAS BU NAWANG REVIEW ARTIKEL

Judul Artikel : ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PINDAH PELAYANAN PADA


PENITIPAN ANAK

Nama : Dendi Irawan


Kelas : 7 Manajemen B2
NIM : 218123424

Dari artikel yang saya baca banyak para orang tua yang menitipkan anaknya pada
TPA (Tempat Pengasuh Anak) hal tersebut dilakukan karena ada beberapa alasan, antara lain
karena orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak
dari tanggung jawab dalam hal mengasuh anak secara rutin, keinginanan untuk menyediakan
ksesempatan bagi anaknya untuk berinteraksi dengan teman seusianya. Dari beberapa alasan
tersebut maka orang tua tidak sembarangan dalam hal tanggung jawab pengasuhan anaknya.
Bagi orang tua, pemilihan tempat penitipan anak harus menjadi bahan pertimbangan yang
sangat penting karena harus melihat kualitas dari pengasuhan dan fasilitas yang tersedia

Maka dari itu pihak TPA (Tempat Pengasuh Anak) akan berlomba memfasilitasi dan
meningkatkan kualitas jasa mereka agar banyak orang tua yang tidak ragu untuk memberikan
tanggung jawab pengasuhan anaknya antara lain dengan cara memaksimalkan jasa pelayanan
mereka dan mengutamakan ajaran etika yang baik. Namun tidak sedikit Jasa Pengasuhan
Anak yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua terutama dalam mengajarkan etika serta
banyak terjadinya tindak kekerasan pengasuh terhadap anak. Apabila terdapat 1 pelanggan
yang merasa kecewa dengan pelayanan jasa tersebut maka secara tidak langsung di kemudian
hari akan banyak pelanggan lain yang pindah pelayanan ke TPA lain.
r OZ\rtikel
Abstract

In general, marketing relates with distributing the real prod-


ucts such as products with have profit oriented. Marketing is
important not only for business, but also for non-profit ori-
ented institution or organization like library. Marketing in
library does not distribute goods products but service prod-
ucts like information services for users. Library may opti-
mize the services for users by doing some tricks in distribut-
ing information services. So, library will have better infor-
mation types and kinde of works.

Keyword: Library; Information services

PEMASARAN JASA Abstrak


INFORMASI Pemasaran, umumnya berkaitan erat dengan produk nyata
seperti barang dan bersifat profit oriented. Pemasaran tidak
Dl PERPUSTAKAAN terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi
lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit
oriented termasuk perpusta-kaan. Pemasaran di perpustakaan
tidak memasarkan produk barang, tapi produkjasa informasi
guna kepen-tingan pemakai. Agar perpustakaan dapat opti-
mal dalam layanannya bagi pemakai, perlu kiat-kiat tertentu
yang berkaitan dengan pemasaran jasa informasi. Dengan
demikian bentuk layanan jasa dan tugas layanana yang
diberikan dapat terorganisasi dengan baik.

Kata kunci: Library; Information services

LATAR BELAKANG

Pemasaran, seperti yang kita ketahui merupakan


Noorika Retno Wid uri rangkaian kegiatan manajemen. Umumnya berkaitan
erat dengan memasarkan suatu produk yang nyata
Jasa lnformasi Teknologi PDII-LIPI dalam hal ini seperti barang dan bersifat profit oriented.
Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun
juga penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi
yang bersifat non-profit oriented termasuk perpusta-
kaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasar-
kan untuk kepentingan konsumen.
Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan
produk barang, tapi produk jasa, dalam hal ini adalah
jasa informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan yang
bisa dipasarkan guna kepentingan user/pemakai
perpustakaan. Koleksi buku-buku baru,jurnal/majalah,
dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa
layanan penelusuran. Kesemuanya itu merupakan
komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara
memasarkannya.

68 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72)


c:Artikel
Maka bukan hal yang berlebihan bila pemasar- 2. Keinginan mendapatkan informasi berarti ke-
an jasa informasi di perpustakaan perlu dibicarakan. butuhan manusia yang dibentuk oleh budaya ke-
Informasi punya relevansi yang sangat tinggi dalam pribadian seseorang untuk mendapatkan pengeta-
proses pengambilan keputusan. Setiap individu membu- huan.
tuhkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Permintaan informasi berarti keinginan manusia
Nah, bagaimana perpustakaan mengoptimalkan la-
untuk mengetahui dan mendapatkan informasi, ilmu
yanannya bagi para pemburu informasi? Sebab tidak
pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yang
semua orang menyadari bahwa informasi dapat
timbul dari aktivitas interaksi manusia, kegiatan
diperoleh di perpustakaan.
belajar, dan sebagainya.

4. Produksi informasi yang berarti kebutuhan, ke-


HAKEKATPEMASARAN
inginan dan permintaan informasi yang terpenuhi
mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer
Membicarakan pemasaran informasi, terlebih
kepada orang lain.
dulu harus kita ketahui batasan pemasaran. Ada
beberapa pendapat mengenai hakekat pemasaran. Philip 5. Dengan tercapainya bauran informasi yang didapat
Kotler, 1984 dalam Principles of Marketing hal.44 dari keempat unsur tersebut, manusia dapat menge-
mengungkapkan bahwa pemasaran adalah suatu valuasi diri sampai di mana daya serap dan imaj ina-
orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa sinya dalam menerima pengetahuan dan hasilnya
tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat
dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan menaikkan kualitas diri.
tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan.
Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran
yang merancang bagaimana untuk merencanakan, tersebut, diharapkan keberhasilan misi pustakawan
memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan sebagai penjaga informasi tercapai dalam melayani
jasa/barang, mampu memberikan kepuasan atas ke- masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi.
inginan pasar (Stanton,1985 : 21). Pemasaran mempu-
nyai arti suatu kegiatan man usia yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui proses pertu- KONTRIBUSI PEMASARAN BAGI
karan. Pendapat lain menyatakan bahwa pemasaran PERPUSTAKAAN
merupakan proses managemen yang bertanggungjawab
pad a pengenalan, pemenuhan dan pemuasan kebutuhan Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya
konsumen secara menguntungkan (Ritchie, Sheila, termasuk kegiatan pelayananjasa informasi, pemasaran
1982. Modern Library Practise p.ll ). mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap
perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi
pemasaran terse but antara lain:
ASPEK PEMASARAN JASA INFORMASI
- Dapat memberikan masukan dalam pengambilan
keputusan, jenis serta bentuk pelayanan yang akan
Untuk mengetahui rumusan pemasaran kita
diterapkan atau yang akan dijalankan di lembaga
tinjau lima aspek yang menunjang arti pemasaran yaitu
atau organisasi tersebut.
kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil.
Kelima aspek pemasaran informasi perpustakaan Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan
menjadi: penyaj ian menu dokumentasi serta informasi yang
market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna
l. Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk
perpustakaan.
mendapatkan, mengetahui hal-hal di luar pengeta-
huan yang dimiliki,(ferson knowledge); misalnya Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga
berusaha mendapatkan dengan melalui cara mem- dapat menentukan model yang paling tepat untuk
baca koran, atau majalah, melihat televisi, men- sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa
dengarkan radio dan sebagainya. informasi.

Noorika Retno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan) 69


OZ\rtikel

KOMPONEN PEMASARAN 3. Tempat (Place)


Merupakan perencanaan dan pelaksanaan pro-
Atau konsep marketing mix ada 4 macam yaitu:
gram penyaluranjasa/produk melalui lokasi Iaywan
I. Produk (Product) yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
Merupakan barang fisik ataupun kombinasi konsumen.
keduanya, yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Pacta kegiatan pemasaranjasa informasi perlu
Produk merupakan elemen marketing mix yang diperhatikan Iokasi yang strategis, mudah dijangkau
pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat me- oleh semua pihak dalam segala kesempatan; Iokasi
nyusun proses pemasaran selanjutnya yang sesuai pemasaran yang berada dipusat Ialu Iintas dari
dengan produk tersebut. berbagai penjuru.
Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi
di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produk- 4. Promosi (Promotion)
nya adalah koleksi sertajasa layanan yang dimiliki Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi
perpustakaan yang bersangkutan. penyampaian pesan-pesan atau informasi yang
Prinsip pemilihan produk ataujasa, dalam hal meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
ini bila diaplikasikan di perpustakaan adalah:
- To inform: memberitahu sesuatu yang tidak
a. Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan ko- tahu sebelumnya dalam hal ini menginformasi-
Ieksi yang lengkap, dan aktual mempunyai nilai kan mengenai perpustakaan, apa yang dimi-
relevansi tinggi. likinya, apa yang dapat diberikan perpustakaan
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi kepada pengguna. Memberitahukan kepada
tidak rum it. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, pengguna informasi yang tepat untuk disuguh-
seperti katalog. kan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan erat
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dengan felt need dari masyarakat pengguna
dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. jasa informasi.
Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pema- To influence: mempengaruhi pengguna agar
saran jasa informasi adalah prosedur pemin- mereka tidak enggan berkunjung ke perpustakan,
jaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat, tidak enggan menggunakan jasa Iayanan infor-
tepat dan akurat. masi, merubah image pengguna tentang jasa
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin. informasi/perpustakaan. Dalam kegiatan mem-
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi pengaruhi ini, perlu usaha dari dalam perpusta-
oleh konsumen. kaan/jasa informasi untuk membuat mereka me-
rasa membutuhkan perpustakaan/jasa informasi,
Menciptakan suatu iklim suasana Iingkungan perlujuga menonjolkan citra positif dari Iembaga
perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebe- kita ke Iuar.
tahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
- To persuade: membujuk atau merayu pengguna/
masyarakat untuk melakukan kegiatan di
2. Harga (Price)
perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun
Harga merupakan sejumlah uang yang harus kegiatan seminar dan lain sebagainya yang
dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk bertempat di perpustakaan.
hasil perusahaan.
Namun dalam perpustakaan yang dimaksud
harga di sini bukan ui:ihg, melainkan keaktualan ko- STRATEGI PEMASARAN JASA INFORMASI
leksi/informasi, relevansi informasi yang dibutuh-
kan pengguna dengan yang ditawarkan ataupun util- Regis M Kenna (1985) memaparkan tiga stra-
ity/nilai guna informasi tersebut. tegi dalam pemasaran, yakni:

70 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72)

--c---.....,.---c---~--==----:i
'
d\rtikel

I. Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk in- Menerapkan konsep managerial.
formasi yang diinginkan pasar. Apa ragam informasi Kualifikasi pustakawan, ditinjau dari intelektual-
yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak nya, kepribadiannya serta kiat seninya.
dikemas dalam bentuk apa dan bagaimana bentuk
pelayanannya.
Meraih posisi produk ini dapat ditempuh melalui: KIAT MEMASARKAN JASA INFORMASI
Memahami lingkungan (kecenderungan dina-
Pad a pain terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat
mika pasar).
pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran jasa
Memusatkan perhatian; selain mengenai teknik informasi di perpustakaan.
operasional, public relation dan kepercayaan.
Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Mencari sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan
produk-produk tertentu, untuk beberapa kelom- I. Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan mengguna-
pok pemakai tertentu saja, atau mengetahui kan angket/quesioneryang disebarkan. Penyebaran
segmen sasarannya. angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebu-
tuhan serta wants (keinginan) dari konsumenlpema-
- Bereksperimen, dinamis, kreatifitas, dalam men-
ciptakan produk baru - kemasan baru perpusta- kai perpustakaan.
kaan. Misalnya mengenai layout, waktu danjenis 2. Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkun-
layanan serta kemasan informasinya. jung di perpustakaan. Kegiatan ini terbagi dalam
dua faktor:
2. Meraih posisi pasar, yaitu menciptakan keperca-
yaan/pengetahuan dari pasar (kredibilitas), produk F aktor internal, antara lain dari unsur pustakawan
yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas,
sehingga akan mendapat pujian dari pasar. mampu membujuklpersuasi atau mendorong
pemakai, mampu mendidik pemakai dengan
Upaya yang dapat dilakukan adalah: melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui
Memanfaatkan dari mulut ke mulut, menyam- perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c)
paikan pes an pesan yang positif ten tang image menimbang-nimbang untung rugi informasi
perpustakaan. terse but bagi pemakai; (d) mencoba membantu
pemakai agar tidak mendapat hambatan; (e)
- Membina infrastruktur pasar, melakukan kerja-
mengadopsi, kemampuan pustakawan untuk
sama, partnership dan menjadi pelaku komu-
membina pelanggan perpustakaan.
nikasi.
Mengembangkan hubungan-hubungan antar Faktor ekstemal, antara lain pembuatan buku
perpustakaan, membuka sistemjaringan. pedoman penggunaan perpustakaan bagi pe-
makai baru, pemasangan spanduklpenyebaran
Melayani pemakai yang tepat, ketepatan dalam brosur, dll.
menjaring pengguna, siapa sajayang seyogyanya
dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke 3. Mengelola sistem informasi manajemen (SIM)
actual user. terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan ini untuk
mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan sistem
Menjalin hubungan dengan media massa. Melaui
jaringan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk
pemberitaan di media massa, umunya mampu
kegiatan ini bisa berupa inter library loan, exchange
menyentuh masyarakat dan akhimya menimbul-
programme, ataupun union catalog. kegiatan ini
kan kepercayaan pada masyarakat.
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi
3. Meraih posisi organ~~asi, upaya yang dapat dilaku- pemakai.
kan adalah: ,.
4. Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat
Menanamkan image yang positif mengenai manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar
perpustakaan. computer enterpreneuner. Memang diakui kompu-

Noorika Retno Wid uri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan) 71

... :~:=:1
OZ\rtikel
terisasi telah mampu memacu sistem peredaran berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan berguna
informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik.
pemanfaatan secara maksimal dapat terselenggara
tanpa kendala.
DAFTAR PUSTAKA
5. Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu
konsumen dengan jalan mengorganisasikan dan
I. Cronin, Blaise. The marketing ofLibrary and Informa-
memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tion Services. London,ASLIB. 1981.
tingkat pemula dengan pendidikan pemakai. Mengu- 2. Edsall, Marian S. Library Promotion Handbook. Lon-
bah actual user menjadi potential user. don, Oryx Press, 1980.
6. Diperlukan kerjasama dengan organisasi atau 3. Hartono, Bambang. Pemasaran Jasa Perpustakaan:
lembaga terkait untuk mempergunakan fasilitas yang makalah seminar. Jakarta, 1992.
ada di perpustakaan. Misalnya menyediakan ruang 4. Kinnell, Margaret. Planned Public Relations for Librar-
ies. London: Taylor Graham, 1989.
untuk kegiatan seminar, rapat, dsb.
5. Kotler, Philip. Principles ofMarketing. second. Ed. New
7. Pergeseran nilai, perilaku konsumen informasi (con- Delhi:Prentice-Hall, 1984.
sumer behavior) turut membantu pustakawan 6. . Marketing for non-profit organization.
sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra Seconded. New Delhi: Prentice-Hall, 1985.
diri dari pelayanan responsifpasifmenjadi inisiatif 7. . Marketing management. Sixth ed., 1984.
aktif sebagai tenaga profesional yang dibutuhkan 8. Muchyidin, Ase S. Promosi Perpustakaan. Bandung:
masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk P3T UNPAD, 1980.
mengembangkan diri dalam mengolah data, me- 9. Me Garry, K.J. Communication Knowledge and the li-
brarian. London: Clive Bingley, 1975.
nyiapkan, mengemas, men transfer dan memasarkan
10. Nurhayati, Tuti. Pemasaran Perpustakaan Perguruan
informasi. Tinggi. Warta IKIP Yogyakarta, Vol. XXXII/1998. Hal.
11,12,14.
II. Richardson, Jerry and Margulis, Joel. The magic ofrap-
PENUTUP port how you can Gain Personal Power in Any situa-
tion. San Francisco: Harbor Publishing, 1981.
Dari uraian pemasaran perpustakaan di atas 12. Septiadi, Deri. Ana/isis bauran pemasaranjasa-resto-
diharapkan dapat membantu terselenggaranya pema- rasi Sindang Reret dalam upaya miningkatkan ke-
saran informasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana puasan para tamu pengunjung: tesis. Bandung: Pro g.
Pasca Sarjana UNPAD, 1999.
apapun bentuk layanan dan tugas layanan yang kita

72 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72)


TUGAS 2 REVIEW ARTIKEL

PEMASARAN JASA
INFORMASI
Dl PERPUSTAKAAN
KOMPONEN PEMASARAN
Atau konsep marketing mix ada 4 macam yaitu:

1. Produk (Product)
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan
adalah:
a. Kualitas barang/jasa harus baik.
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rum it.
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen.
2. Harga (Price)
Dalam perpustakaan yang dimaksud harga di sini bukan uang, melainkan keaktualan
koleksi/informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan
ataupun utility/nilai guna informasi tersebut.
3. Tempat (Place)
Perlu diperhatikan Iokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala
kesempatan; Iokasi pemasaran yang berada dipusat Ialu Iintas dari berbagai penjuru.
4. Promosi
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau
informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
- To inform: memberitahu sesuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal ini
menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat
diberikan perpustakaan kepada pengguna.
- To influence: mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan berkunjung ke
perpustakan, tidak enggan menggunakan jasa Iayanan informasi, merubah image
pengguna tentang jasa informasi/perpustakaan.
- To persuade: membujuk atau merayu pengguna/ masyarakat untuk melakukan
kegiatan di perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan
lain sebagainya yang bertempat di perpustakaan.
STRATEGI PEMASARAN JASA INFORMASI
Tidak beda jauh dengan halnya produk, Jasa juga mempunyai strategi dalam pemasaran. Ada tiga hal yang
perlu diperhatikan dan diraih dalam pemasaran jasa :
1. Meraih posisi Jasa, yaitu menetapkan Jasa yang diinginkan pasar. (memahami lingkungan,
memusatkan perhatian, mencari sasaran yang tepat, bereksperimen).
2. Meraih posisi Pasar, yaitu menciptakan kepercayaan dan pengetahuan dari pasar dengan kata lain
jasa harus memenuhi kebutuhan pasar. Biasanya ini memanfaaatkan istilah dari mulut kemulut,
menjalin hubungan dengan media sosial, melayani pemakai yang tepat.
3. Meraih posisi Organisasi , menanamkan image yang positif, menerapkan konsep manajerial.

TEKNIK PEMASARAN JASA

1. Survei pemakai jasa,


2. Melakukan promosi baik dari internal maupun eksternal ,
3. Mengelolah sistem manajemen terpadu,
4. Mengoptimalkan peran dari bidang jasa yang di jalankan,
5. Melakukan kerjasama antar organisasi baik yang menempu bidang jasa tersebut maupun yang
tidak.
OZ\rtikel

Abstrak

Artikel menguraikan konsep pelayanan


prima yang diterapkan pada unit dok-
infopus agar mampu memuaskan peng-
guna, meningkatkan daya saing, dan
pengakuan dari induk organisasi. Uraian
meliputi pengenalan konsep pemasaran,
pelayanan prima, dukungan teknologi
informasi dan disertai contoh produk
Pelayanan Prima pelayanan prima seperti kartu multi-
fungsi elektronik, kios informasi, layanan
internet, dan keberadaan petugas yang
sebagai Strategi andal. Dijelaskan etos kerja pustaka-
wan dan cara rekruitmen yang seharusnya
dilaksanakan oleh suatu unit dokinfopus.
Pemasaran Jasa Pendahuluan

Dokumentasi, Latar Belakang

Hampir semua orang mengatakan


Informasi, dan bahwa keberadaan lembaga dokumen-
tasi, informasi dan perpustakaan sangat
diperlukan demi kemajuan bangsa,
Perpustakaan terlebih untuk menghadapi era globalisasi
yang sebentar lagi akan dialami bersama.
Namun pemyataan ini temyata masih
hanya sekedar "slogan", masih banyak
yang harus diperjuangkan untuk memper-
tahankan dan mengembangkan keberada-
an lembaga atau unit dokumentasi,
informasi, dan perpustakaan (dokinfo-
pus) tersebut, termasukjugajasanya.

Endang Emawati Lingkungan perguruan tinggi mempunyai


pendapat yang kuat bahwa keberadaan
unit perpustakaan, yang juga bisa
berfungsi sebagai unit informasi dan
dokumentasi, merupakan jantung univer-
sitas yang harus mampu menunjang Tri
dharma Perguruan Tinggi. Semua
pimpinan, dosen, mahasiswa, dait karya-
wan universitas mengatakan hal itu,
bahkan mereka merasa malu dianggap
ilmuwan tanpa pengenalan terhadap
keberadaan lembaga di atas.
40 BACA, Vol.23, No.4, Desember 1998
d\rtikel

Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kebe- bersaing dengan unit lain serta sekaligus
radaan unit perpustakaan, termasuk informasi menaikkan citra organisasi induknya. Analisis
dan dokumentasi, masih dianggap sebagai status artikel hanya dibatasi pada strategi pemasaran
dan sulit untuk dikembangkan dengan kendala jasa dokinfopus, terutama perpustakaan. Aspek
utama dana dan sumber daya manusia. pemasaran harus dikembangkan dan dikait-
kan dengan prinsip manajemen modern dan
Seharusnya lingkungan akademis merupakan penyesuaian dengan perkembangan teknologi
iklim yang baik bagi berkembangnya jasa informasi. Strategi pemasaran yang diusulkan
dokinfopus karena lingkungan universitas, diterapkan adalah konsep pelayanan prima
terutama mahasiswa dan dosen selalu menuntut sehingga tercipta kepuasan pengguna dan
untuk memperoleh literatur terbaru, informasi pengelola unit dokinfopus tersebut.
terkini, dan koleksi perpustakaan yang leng-
kap. Namun, iklim membaca dan menggunakan Tujuan penulisan adalah:
koleksi perpustakaan, termasuk jasa informasi
yang ditawarkan masih rendah. Berbagai survei I. Membina layanan dokinfopus yang lebih baik
dan pengalaman memperlihatkan bahwa tingkat dan andal sehingga dapat memuaskan peng-
pemanfaatan jasa dokinfopus di lingkungan guna, pengelola, sera mampu menaikkan
perguruan tinggi masih harus dibina dan citra unit dokinfopus beserta induk
dimasyarakatkan. Semestinya iklim akademis organisasinya;
yang terdapat di sana lebih tinggi dari pada 2. Memajukan pemasaran produk unit dokinfo-
yang terdapat di lingkungan sekolah atau pus;
masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan 3. Mengantisipasi datangnya era informasi pada
sekolah dan perpustakaan umum. abad 21;
4. Sebagai bahan pembuat keputusan pengelola
Jenis layanan yang dapat dilakukan pada unit unit dokinfopus;
dokinfopus ada beberapa macam, sesuai dengan 5. Sebagai bahan penyusunan strategi pengem-
tujuan unit tersebut, antara lain memberikan bangan unit dan layanan dokinfopus.
layanan jasa dalam rangka membiasakan gemar
membaca, penelusuran literatur, dan mema- Pelayanan Prima
syarakatkan paket informasi untuk mencer-
daskan kehidupan bangsa supaya mampu Secara garis besar, pelayanan prima mengan-
bersaing dengan bangsa lain. Di Indonesia dung 4 unsur pokok yaitu:
terdapat perpustakaan umum, perpustakaan - kecepatan,
sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan - kebenaran,
perpustakaan khusus dengan tujuan, misi, dan - keramahan,
sasaran yang berbeda. Pedoman Dikti ( 1979) - kenyamanan.
mensyaratkan adanya 4 jenis layanan perpus-
takaan, yaitu: I) sirkulasi koleksi, 2) pela- Keempat unsur tersebut harus merupakan
yanan referensi, 3) pendidikan pemakai, dan suatu kesatuan layanan yang terintegrasi,
4) diseminasi informasi. sehingga pelayanan tidak dapat dikatakan
prima apabila terdapat salah satu unsur yang
Untuk menanggulangi masih rendahnya citra hilang. Sebagai contoh, di dalam melayani
unit dokinfopus diperlukan suatu strategi suatu pertanyaan referensi, seorang pengguna
pemasaran jasa yang tepat. Memperbaiki citra, perpustakaan yang berada di tempat yang
secara internal bertujuan untuk mendapatkan nyaman akan tetap kecewa meskipun dia telah
pengakuan lembaga induk dan secara menerima jawaban yang cepat dan benar tanpa
eksternal mampu membina kemampuan adanya keramahan petugas perpustakaan.
Endang Emawati (Pelayanan prima sebagai strategi pemasaran jasa ... ) 41
ezlrtikel

Pratiknyowati (1997) menambahkan bahwa dan meningkatkan pendapatan atau laba unit
keempat unsur ini akan semakin ampuh apabila dokinfopus.
dipakai sebagai penunjang kegiatan bauran
pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari Manfaat Pelayanan Prima
unsur 4P yaitu product (produks), price
(harga), place (tempat), dan promotion (pro- 1 Pengguna jasa dokinfopus akan merasa puas
mosi). karena:
- kebutuhannya terpenuhi;
Peranan Teknologi Informasi - merasa dihargai karena mendapat pelayanan
yang baik;
Senn (1995) mempunyai pendapat bahwa tekno- - merasa dipercaya sebagai mitra unit/lem-
logi informasi adalah auatu istilah yang baga.
menunjukkan pada berbagai macam hal dan
kemampuan yang digunakan dalam pemben- 2. Pengelola!karyawan akan merasa senang ka-
tukan, penyimpanan, dan penyebaran infor- rena:
masi. Teknologi Informasi mencakup kom- - lebih percaya diri karena dapat memberikan
puter, jaringan komunikasi, dan "know-how". j as a yang prima;
- mempunyai kepuasan pribadi karena telah
McLeod (1993) mendefinisikan informa- mampu menolong pengguna;
tion technology sebagai, "resources of all types - dapat meniti karier secara mantap.
hardware, software, personnel and so on that
produce information," yang artinya semua 3. Unit/lembaga merasa beruntung karena:
jenis sumberdaya, meliputi perangkat keras, - corporate image yang semakin baik;
perangkat lunak, sumberdaya manusia dan lain- - menjamin kelangsungan jasa dan produk;
lainnya yang dapat memproduksi informasi. - memotivasi pengguna untuk memakai jasa
dan produk dokinfopus;
Fletcher (1990) mengatakan, "Information - meningkatkan pendapatan atau laba;
Technology has 3 main strands, those are: - meningkatkan pengakuan induk organisa-
computing, microelectronics, and telecommuni- si/lembaga.
cations which are combined to provide a wide
variety of products and services". Dapat Pelayanan Prima
disimpulkan bahwa yang termasuk teknologi
informasi adalah komputer, jaringan infor- Pratiknyowati ( 1997) mendefinisikan bahwa.
masi, videotex,database terpasang, perangkat pelayanan prima atau pelayanan unggul adalah
lunak, faks, telepon selular, televisi, dan komu- suatu sikap atau cara petugas dokinfopus dalam
nikasi masa. melayani pengguna secara memuaskan.
Pelayanan prima sebagai ujung tombak aktivitas
Sasaran dan manfaat pelayanan prima pemasaranjasa dokinfopus.

Secara sepintas, pelayanan prima semata- Pemasaran unit dan jasa dokinfopus
mata ditujukan untuk memuaskan pengguna
informasi, tetapi kalau dikaji lebih jauh Beberapa pakar telah mendefinisikan istilah
petugas dan pimpinan unit dokinfopus juga akan pemasaran sebagai berikut.
puas apabila mampu memberikan pelayanan
prima. Sasaran Pelayanan Prima adalah Hoey (1973) melihat fungsi pemasaran sebagai
memuaskan pelanggan, meningkatkan loyali- menaksir dan mengubah kualitas daya beli
tas, meningkatkan penjualan produk dan jasa, langganan menjadi auatu kebutuhan yang efektif
42 BACA, Vol.23, No. 4, Desember 1998
o2\rt1kel

untuk suatu produk atau pelayanan tertentu Dengan memahami proses kerja peng-
dengan memberikan produk atau pelayanan yang guna para pustakawan dan dokumentalis
baik. dapat mempengaruhi perilaku pengguna
dalam memanfaatkan suatu produk pada
Cronin (1981) menyatakan bahwa pemasaran posisi yang diinginkannya, misalnya pe-
berkaitan dengan usaha untuk memuaskan layanan paket informasi untuk masyarakat
kebutuhan pelanggan dan pembeli. industri.

Edinger (1980) mengatakan bahwa istilah b. Memusatkan perhatian pada hal-hal yang
pemasaran merujuk pada manajemen yang tak terwujud.
efektif dari suatu organisasi, dalam hubungan Unit dokinfopus tidak boleh lengah
timbal balik dengan publik yang beragam. terhadap faktor penentu posisi produk
Selanjutnya ditambahkan bahwa pemasaran yang tidak nampak, misalya simpati,
memang bukan sekedar kegiatan iklan atau keramahtamahan, kepeloporan, dan keper-
promosi. cayaan petugas/pengelola terhadap peng-
guna.
Disimpulkan, bahwa pemasaran adalah kegiat-
an manajerial yang dilakukan oleh suatu orga- c. Mencari sasaran yang tepat
nisasiu untuk menciptakan tukar menukar antara Harus diupayakan pengguna yang tepat dan
pembeli dan organisasi dengan cara yang jangan terlalu beragam. Hal ini akan
efektif demi tujuan organisasi tersebut. merepotkan unit dokinfopus sendiri dalam
memberikan pelayanan prima dan
Strategi Pemasaran kepuasan bagi pengguna yang beragam
terse but.
Berdasarkan hakekat pelayanan prima, strategi
pemasaran jasa dokinfopus yang sebaiknya d. Bereksperimen dan bersedia berubah
dilakukan adalah mengacu pada pendapat Kajian terhadap posisi produk harus selalu
Regis Mckena, yang menyebutkan 3 strategi dilakukan mengingat lingkungan akan
pokok yang harus dilakukan dalam pemasaran, selalu berubah, contohnya lima tahun
yaitu: yang lalu jasa dokumentasi bisa menjadi
andalan tetapi saat ini dan masa
I. Meraih posisi produk ( product position- globalisasi mungkin jasa informasi yang
ing) harus diutamakan dengan dukungan
teknologi informasi (TI).
Sebuah unit dokinfopus harus menetapkan
produknya, misalnya jenis informasi yang 2. Meraih posisi pasar (Market positio!ling)
diinginkan pengguna, jenis literatur sekun-
der indeks, katalog induk, atau abstrak, jasa Posisi di sini berarti suatu produk dokinfopus
silang layan, penelusuran dengan sumberdata harus mendapat pengakuan pengguna. Hal ini
dari dalam dan luar negeri, ataupun informasi dapat dilakukan dengan mengingat:
terseleksi. Pustakawan dan dokumentalis
harus memperhatikan kaidah berikut dalam a. Memanfaatkan komunikasi dari mulut ke
meraih posisi produk: mulut.
Komunikasi informal dengan pengguna
a. Memahami lingkungan, misalnya kecende- dapat dibina dengan memberikan pela-
rungan dan dinamika pasar. . yanan prima sehingga kepuasan mereka
dapat disebarluaskan kepada yang lain.
Endang Emawati (Pelayanan prima sebagai strategi pemasaranjasa ... ) 43
cflrtikel

b. Membina infrastruktur pasar masi (TI). Beberapa jasa yang dapat dikem-
Infrastruktur pasar adalah semua pihak atau bangkan untuk melaksanakan pelayanan prima
orang yanag berada di unit dokinfopus sebagai berikut.
dan para pemakainya yang memiliki
pengaruh terhadap proses penggunaanjasa I. Kartu Anggota Elektronik
dokinfopus.
Seiring dengan kemajuan TI, kartu anggota
3. Meraih posisi organisasi (corporate posi- sudah saatnya dialhkan dari kartu yang
tioning) berbahan kertas ke bahan plastik yang
berfungsi sebagai alat elektronik untuk
Tujuannya untuk memperoleh citra unit melakukan beberapa transaksi di lingkungan
dokinfopus yang baik, sehingga harus diper- unit dokinfopus tersebut.
hatikan:
Kartu ini merupakan produk peningkatan
a. Riwayat organisasi layanan untuk memeudahkan pengguna menik-
Apabila suatu unit atau organisasi pemah mati jasa dan mengurangi petugas unit layan-
dipimpin oleh pemimpin yang kurang an karena kartu tersebut mempunyai multifungsi,
ramah atau berpengalaman di bidang seperti:
dokinfopus sehingga kinerja unit kurang
baik, maka unit m1 harus mampu a. Kartu Parkir
mengubah citra dengan strategi pelayanan Secara fisik, kartu elektronik ini berbentuk
prima sehingga akan diperoleh kembali seperti kartu ATM yang dilengkapi
kinerja organisasi yang baik tersebut. dengan foto pemiliknya. Apabila sistem
perparkiran belum secara otomasi, petugas
b. Keandalan manajemen parkir atau keamanan bisa melihat foto di
Hal 1m tercermin dari pengaturan kartu tersebut dan mencatat kendaraan yang
organisasi secara keseluruhan. Manajemen dibawanya. Lebih baik lagi apabila di unit
yang andal adalah manajemen yang dokinfopus tersebut sudah diterapkan sistem
berpegang pada teori-teori yang benar jaringan sehingga data anggota dapat
dan diwarrnai dengan gaya manajemen diakses dari sistem komputer yang ada di sub
yang tepat. unit perparkiran. Alat pembaca barcode bisa
mempercepat proses ini di pintu masuk dan
c. Kepribadian para petugas keluar arena parkir.
Petugas yang ramah. sopan, JUJUr, dan
suka menolong tentu akan membangun b. Kartu masuk gedung dan ruang layanan khu-
citra unit yang menyenangkan. Petugas sus
yang cerdas, dan berpendidikan tinggi Pengguna dapat memasuki gedung perpus-
akan bisa diajak diskusi oleh para takaan melalui pintu khusus yang bisa
pengguna jasa dan produk sehingga tecipta dibuka dengan kartu elektronik tersebut
kinelja yang baik. sehingga keamanan terjamin dan mengurangi
jurnlah petugas keamanan. Begitu pula kartu
Perpaduan Pelayanan Prima dan Teknologi ini juga berfungsi untuk memasuki ruang
lnformasi koleksi khusus, seperti layanan CDROM,
Audio Visual, mikrofis/film, referensi,
Unit dokinfopus dapat meningkatkan strategi laporan penelitian, dan database terpasang.
pemasaran jasanya dengan memadukan bauran Koleksi khusus dan mahal milik unit dok-
pemasaran dengan penerapan teknologi infor- infopus akan terkurangi frekuensi hilangnya
44 BACA, Yol.23, No.4, Desember 1998
d\rtikel

apabila disimpan di ruang khusus dan Pemasaran suatu produk memang memerlukan
hanya dapat diakses dengan cara yang khusus keahlian khusus dengan mengingat prinsip
pula. "bauran pemasaran" yang harus diterap-kan
dengan tepat. Pihak pengelola memerlukan
c. Kartu peminjaman dan pengembalian koleksi sesuatu yang bervariasi dan berbeda dari yang
Transaksi sirkulasi dan jasa silang layan lain untuk menarik pengguna. Suatu kios
bisa dilakuakn menggunakan kartu ini. Apa- informasi berbasiskan multimedia akan dapat
bila perpustakaan atau unit dokinfopus lain menarik minat pengguna serta membantunya
juga sudah menerapkan sistem jaringan, data dalam pemenuhan kebutuhan informasi, mereka
pengguna dapat dikirimkan sehingga jasa akan puas karena dapat melihat dan lebih bebas
rujukan pada unit tersebut dapat dinikmati memilih membeli produk atau layanan yang
pengguna secara lebih cepat. ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya.

d. Kartu diskon Kios informasi berisi tata tertib, cara pemin-


Unit dokinfopus dapat bekelja sama dengan jaman, denah ruang koleksi, jenis jasa dokin-
beberapa tok buku sehingga terjadi fopus yang tersedia, koleksi terbaru, ataupun
kesepakatan apabila pembeli dapat menun- paket informasi dengan presentasi yang indah,
jukkan kartu anggota tersebut mereka akan yaitu merupakan perpaduan gambar, tulisan,
mendapatkan potongan harga untuk buku suara, dan animasi yang mampu menarik
yang dibelinya. Pihak toko buku pun akan minat pengguna untuk memper-gunakan jasa
merasa beruntung karena mengharapkan ataupun membeli produk yang tersedia.
akan semakin bayak pembeli karena diskon
yang ditawarkannya. Selain toko buku, unit 3. Layanan Internet
dokinfopus dapat pula bekerja sama dengan
toko komputer, unit perpustakaan khusus Perkembangan diseminasi jasa dokinfopus
lain, agen perjalanan, atau bahkan kantin dan yang berkembang dari sistem LAN, WAN,
restoran yang berada di lingkungan unit dan kemudian WWW ditujukan untuk
layanan tersebut atau di kota dan tempat lain memuaskan penggunanya di samping mem-
pada toko yang mempunyai banyak cabang. punyai fungsi promosi jasa pula. Jasa yang
Semakin luas kartu anggota tersebut dapat diberikan oleh suatu unit dokinfopus dapat
dipakai, secara tidak langsung promosi dinilai dari cepatnya informasi yang diberikan
keberadaan unit dokinfopus tersebut telah kepada penggunanya, semakin cepat suatu
dilakukan dan meluas dengan sendirinya. informasi dapat diberikan akan semakin baik
pula citra institusi tersebut. Data base koleksi
e. Kartu yang awet yang bisa diakses dari rumah, sistem pemesan-
Berbahan plastik dan berbentuk seperti kartu an buku dan pembelian jasa/produk lewat email
ATM ataupun kartu kredit, pastilah kartiu akan membantu terselenggaranya pelayanan
ini banyak diminati karena awet, indah, dan prima. Beberapa jasa tertentu ( misalnya paket
bergengsi. informasi, fulltext artikel) dapat dipajang di
internet, dan bagi pengguna yang menginginkan
2. Kios lnformasi layanan lebih lanjut harus dilakukan dengan
password dan tarif tertentu.
Selain bertujuan memuaskan pengguna jasa,
pengelola unit dokinfopus harus mampu men- 4. Petugas informasi yang andal
ciptakan ide yang menarik, bervariasi, dan tidak
moncton untuk memasarkan produk dan Jantung aktivitas unit dokinfopus terletak
layanannya. pada sumberdaya manusianya, yang terdiri dari
Endang Ernawati (Pelayanan prima sebagai strategi pemasaran jasa ... ) 45
OZ\rtikel

pustakawan, dokumentalis, subjek spesialis, Kesimpulan


dan karyaman biasa. Mereka dituntut mem-
punyai etos kerja yang tinggi agar mampu Era globalisasi akan memacu bertambabnya
memberikan pelayanan prima. . Suwarso (1996) keberadaan unit dokinfopus di Indonesia
mengatakan babwa etos kerja pustakawan sehingga persaingan antarunit akan semakin
(karyawan) harus mempunyai motivasi untuk tajam, dengan diterapkan dan dihayatinya
memenuhi kebutuhan pengguna, mendapatkan pelayanan prima maka persaingan tersebut bisa
nilai dari pengguna, mengikat pengguna diatasi.
sebagai aset yang berharga, hubungan kerja
dengan bawaban atau atasan juga dilayani seperti Keempat kesatuan unsur Pelayanan prima ialab
kustomer, pelaksanaan kerja sebagai ibadah, pengetabuan produk, kecepatan (ketrampilan),
tolok ukur kerja diukur dari proses, hadiahl kebenaran, keramaban, dan kenyamanan perlu
penghargaan tidak selalu dengan materi, dihayati oleh semua petugas dan pimpinan
pimpinan bertindak sebagai "resource person", sehingga bisa tercipta corporate image yang
membina unit sebagai suatu organisasi yang baik dan mampu menghasilkan masukan dan
luwes dan adaptif, serta senior harus mampu pengakuan dari induk organisasinya.
sebagai teladan.
Peranan teknologi informasi sangat dominan
Untuk mencapai etos kerja di atas, rekruitmen untuk menunjang kelangsungan pelayanan
karyawan harus dipikirkan dengan masak, prima karena kemajuan teknologi informasi
seperti: akan memudabkan manusia dalam menjalan-
kan aktivitasnya dan melihat dunia informasi
a. Menentukan karyawan yang diperlukan secara mudab.
sesuai dengan jenis pekerjaan yang tersedia;
b. Jenjang pendidikan, pelatihan, dan penga- Rekruitmen yang terencana dengan baik dan
laman kerja disesuaikan dengan pekerjaan; melalui seleksi yang ketat akan membantu
c. Memakai jasa psikolog untuk menentukan terlaksananya pelayanan prima.
kepribadian, bakat, dan minat caJon karyawan
tersebut.
d. Wawancara dengan pimpinan untuk menge- Pus taka
tabui pandangannya terhadap bidang kerja
yang akan ditekuninya beserta konsep Calion, Jack D. Competitive Advantage through
pengembangannya. Information technology. New York, the Me
e. Memperkirakan babwa caJon karyawan ter- Grow- Hill Companies, Inc., 1996
sebut bisa dikembangkan sesuai dengan
bidang pekerjaannya, baik melalui pen- Fletcher, Keith. Marketing Management and
didikan formal, pelatihan, ataupun kunjungan Information Technology. UK: Prentice Hall
ke unit dokinfopus lainnya. International, 1992.

Dengan adanya keterpaduan unsur fungi McLeod, Raymond. Management Information


manajemen, sumber daya, yang berwawasan System: A Study of Computer Based Iriformation
lingkungan maka keberadaan pelayanan prima Systems. ih edition. Singapore : Maxwell
akan bisa dipertahankan. Unit dokinfopus akan Macmillan, 1995.
mampu bersaing dengan unit lainnya apabila
mampu melaksanakan pelayanan prima sebagai Mustafa, Badollabi. Promosi Jasa Perpustakaan.
strategi pemasaran jasa dan produknya. Jakarta : Universitas Terbuka, 1996.

46 BACA, Vol.23, No.4, Desember 1998


d\rtikel

Kotler, Philip. Marketing management: Ana- Setiarso, Bambang. Pemberdayaan Organisasi


lysis, Planning, Implementation and Control. !PI dalam Menyongsong Era Iriformasi pada
New York: Prentice Hall, 1994. Abad 21, dalam Prosiding Rakerpus IPI ke-9 dan
Seminar Ilmiab tabun 1997, Jakarta 9 - 11
Pratiknyowati, Endang M. Teknologi Informasi Desember 1997: 67-76.
dan Pelayanan Prima sebagai Ujung Tombak
Pemasaran Bank. Jurnal Binus. Vol. V no. 2 Suwarso, Cuk. Kiat Kerja Pustakawan dalam
April 1997: 29- 38. Menghadapi Perkembangan Teknologi !nfor-
masi, dalam Prosiding Kongres VII Ikatan
Senn, James A. Information Technology in Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiab
Business: Principles, Practice, and Opportuni- Nasional, Jakarta, 20 - 23 November 1995: 75 -
ties. Englewood: Prentice Hall, 1995. 86.

--ooOoo--

Endang Emawati (Pelayanan prima sebagai strategi pemasaran jasa ... ) 47


PELAYANAN PRIMA SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN JASA
DOKUMENTASI, INFORMASI, DAN PERPUSTAKAAN

Sasaran dan manfaat pelayanan prima.

Sasaran Pelayanan Prima adalah memuaskan pelanggan, meningkatkan loyalitas, meningkatkan


penjualan produk dan jasa, dan meningkatkan pendapatan atau laba unit dokinfopus.

Manfaat Pelayanan Prima.

1. Pengguna jasa dokinfopus akan merasa puas karena:


- kebutuhannya terpenuhi
- merasa dihargai karena mendapat pelayanan yang baik
- merasa dipercaya sebagai mitra unit/lembaga.
2. Pengelola karyawan akan merasa senang karena:
- lebih percaya diri karena dapat memberikan jasa yang prima
- mempunyai kepuasan pribadi karena telah mampu menolong pengguna
- dapat meniti karier secara mantap.
3. Unit/lembaga merasa beruntung karena:
- corporate image yang semakin baik
- menjamin kelangsungan jasa dan produk
- memotivasi pengguna untuk memakai jasa dan produk dokinfopus
- meningkatkan pendapatan atau laba
- meningkatkan pengakuan induk organisasi/lembaga.

Pelayanan Prima

Pratiknyowati ( 1997) mendefinisikan bahwa. pelayanan prima atau pelayanan unggul adalah
suatu sikap atau cara petugas dokinfopus dalam melayani pengguna secara memuaskan.

Pemasaran unit dan jasa dokinfopus

pemasaran adalah kegiatan manajerial yang dilakukan oleh suatu orga nisasiu untuk
menciptakan tukar menukar antara pembeli dan organisasi dengan cara yang efektif demi tujuan
organisasi tersebut.
Strategi Pemasaran

3 strategi pokok yang harus dilakukan dalam pemasaran, yaitu:

1. Meraih posisi produk ( product positioning).


Unit dokinfopus harus menetapkan produknya, misalnya jenis informasi yang diinginkan
pengguna, jenis literatur sekun der indeks, katalog induk, atau abstrak, jasa silang layan,
penelusuran dengan sumberdata dari dalam dan luar negeri, ataupun informasi terseleksi.
2. Meraih posisi pasar (Market positioning)
Hal ini dapat dilakukan dengan mengingat:
a. Memanfaatkan komunikasi dari mulut ke mulut.
b. Membina infrastruktur pasar
3. Meraih posisi organisasi (corporate positioning)
Tujuannya untuk memperoleh citra unit dokinfopus yang baik, sehingga harus diperhatikan:
a. Riwayat organisasi
Apabila organisasi pernah dipimpin oleh pemimpin yang kurang berpengalaman sehingga
kerja unit kurang maksimal, maka unit ini harus mampu mengubah citra dengan srategi
pelayanan baik sehingga diperoleh kinerja organisasi yang lebih baik.
b. Keandalan manajemen
Manajemen yang andal adalah manajemen yang berpegang pada teori-teori yang benar dan
diwarrnai dengan gaya manajemen yang tepat.
c. Kepribadian para petugas
Petugas harus memiliki perilaku yang sopan, jujur, suka menolong, cerdas dan berwawasan
tinggi.

Perpaduan Pelayanan Prima dan Teknologi lnformasi

Beberapa jasa yang dapat dikem bangkan untuk melaksanakan pelayanan prima sebagai
berikut.

1. Kartu Anggota Elektronik.


kartu tersebut mempunyai multifungsi, seperti:
a. Kartu Parkir
b. Kartu masuk gedung dan ruang layanan khu sus
c. Kartu peminjaman dan pengembalian koleksi
d. Kartu diskon
e. Kartu yang awet
2. Kios lnformasi
3. Layanan Internet
4. Petugas informasi yang andal.
Untuk mencapai etos kerja di atas, rekruitmen karyawan harus dipikirkan dengan masak,
seperti:
a. Menentukan karyawan yang diperlukan sesuai dengan jenis pekerjaan yang tersedia.
b. Jenjang pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja disesuaikan dengan pekerjaan
c. Memakai jasa psikolog untuk menentukan kepribadian, bakat, dan minat calon karyawan
tersebut.
d. Wawancara dengan pimpinan untuk mengetahui pandangannya terhadap bidang kerja yang
akan ditekuninya beserta konsep pengembangannya.
e. Memperkirakan babwa calon karyawan tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan bidang
pekerjaannya, baik melalui pen didikanformal, pelatihan, ataupun kunjungan ke unit
dokinfopus lainnya.

Dengan adanya keterpaduan unsur fungi manajemen, sumber daya, yang berwawasan lingkungan
maka keberadaan pelayanan prima akan bisa dipertahankan. Unit dokinfopus akan mampu
bersaing dengan unit lainnya apabila mampu melaksanakan pelayanan prima sebagai strategi
pemasaran jasa dan produknya.
Review PPT

Chapter 1

a. Latar belakang
Konsep Pemasaran adalah konsep yang digunakan oleh perusahaan produsen
barang atau jasa untuk mempromosikan barang atau jasanya ke pada konsumen. Jasa
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak
lain, pada dasarnya bersifat intangible (Tidak Berwujud). Pemasaran jasa adalah
suatau tindakan yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen berupa jasa yang
tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen.
b. Faktor Pendorong bisnis Jasa.
1. Perubahan demografis, yaitu : meningkatnya jumlah populasi usia pensiunan yang
menyebabkan permintaan baru akan jasa menghabiskan waktu luang seperti jasa
travel dan menimbulkan permintaan yang meningkat pada jasa.
2. Perubahan sosial, peningkatan jumlah wanita dalam angkatan kerja sehingga
menghasilkan pertumbuhan yang cepat dalam industri jasa tertentu.
3. Perubahan ekonomi, meningkatkan spesialisasi dalam suatu perekonomian
menghasilkan ketergantungan yang lebih besar terhadap penyedia jasa yang
bersifat spesialis.
4. Perubahan politik dan hukum international menghasilkan penngkatan dan
permintaan baru akan jasa yang lebih profesional.
c. Jenis-jenis Jasa
 Jasa murni (pure service). Jasa murni merupakan tawaran hanya berupa jasa.
Contoh: panti pijat, konsultasi psikologis dan lain-lain.
 Barang berwujud dengan jasa pendukung (tangible good with accompanying
services). Barang berwujud dengan jasa pendukung merupakan tawaran terdiri
atas tawaran barang berwujud diikuti oleh satu atau beberapa jenis jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen. Contohnya penjual mobil memberikan
jaminan atau garansi, misalnya satu tahun gratis servis kerusakan.
 Jasa campuran (Hybrid). Jasa campuran merupakan penawaran barang dan jasa
dengan proporsi yang sama. Contohnya makanan ditawarkan di restoran disertai
pelayanan yang mengesankan.
d. Karakteristik Pemasaran Jasa
 Intangibility (Tidak Berwujud),
Barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa merupakan suatu
perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha yang menyebabkan
jasa bersifat intangible yaitu:
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau
dipahami secara rohaniah. tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau
diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.
 Inseperability (tidak terpisahkan),
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Barang biasanya
diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa di lain pihak,
umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri
khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (out come) dari
jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas
individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan unsur penting.
Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran
pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien bersangkutan secara aktual
juga berperan sebagai co producer dalam operasi jasa, dengan jalan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan
spesifiknya.
Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen,
kompensasi, pelatihan, dan pengembangan dari karyawannya.
 Varability/Heterogenity/Inconsistency (Keanekaragaman),
Jasa bersifat sangat Variability karena merupakan non-standarized output,
artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi atau dihasilkan. Para pembeli dan
pemakai jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali
mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih.
Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang
menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka
inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah
memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon
yang sama dan meminta model rambut yang sama tidak akan mendapatkan hasil
yang seratus persen identik (kecuali kalau keduanya minta rambutnya dibuat
plontos).
 Perishability (Tidak Tahan Lama),
Untuk karakteristik ini menjelaskan bahwa jasa tidak dapat disimpan dan juga
tidak tahan lama. Ini tidak akan menjadi masalah apabila permintaannya tetap
karena mudah untuk menyiapkan pelayanan permintaan tersebut sebelumnya.
Seperti contoh tukang urut, tidak mungkin kan setelah kita pijat urut 1 kali akan
merasakannya seumur hidup.
Chapter 3 Perilaku konsumen dalam konteks bisnis jasa
a. Proses pembelian jasa
Adalah sistem yang meliputi sadar akan kebutuhan pencarian alternatif, evaluasi
alternatif, keputusan pembeli, penilaian atas jasa yang diterima (PUAS atau TIDAK).
b. Pengaruh Kelompok atau Individu lain
Pada kebanyakan jasa, konsumen saling berinteraksi dengan konsumen lain di
tempat jasa diproses. Contoh flesibilitas : konsumen akan secara fisik berdekatan
dengan yang lain, terkadang konsumen harus menunggu jasa, kosumen diharapkan
dapat berbagi waktu, ruangan, atau alat jasa dengan yang lain.
c. Pengaruh Klasifikasi Jasa
 Jumlah informasi yang diperlukan konsumen sebelum melakukan pembelian dan
konsekwensinya.
 Waktu yang diperlukan selama proses pembelian.
d. Pengaruh Situasional
1. Lingkungan Fisik, berupa karakteristik yang paling jelas dalam suatu situasi.
2. Lingkungan Sosial, memberikan tambhan kedalam deskripsi suatu situasi,
3. Perspektif Temporal, suatu situasi yang mencakutp waktu dalam sehari sampai
kemusim dalam setahun,
4. Definisi Tugas, Suatu situasi yang mencakup maksud atau keperluan untuk
memilih membeli atau memperoleh informasi tentang pembelian umum maupun
khusus,
5. Keadaan antaseden memperbaiki karakteristik yang memberi pengaruh tertentu
suatu situasi.
e. Kepuasan Konsumen
Adalah suatu hasil dari suatu pembelian produk atau jasa yang sifatnya
membandingkan antara apa yang dia terima dengan apa yan diharapkan.
Jenis harapan konsumen : a. Konsumen yang selalu berfikir ekonomis (Murah
tapi kualitas bagus), b. Konsumen yang etis (Menghargai suatu barang atau jasa sesuai
dengan kualitas atau pelayanan yang diberikan), c. Konsumen yang membutuhkan
pelayanan personal( Biasanya ini merupakan konsumen yang palig ruwet)
f. Harapan Konsumen yang tidak realistis
1. Permintaan yang tidak beralasan
2. Permintaan yang bertentangan dengan kebijakan,
3. Melanggar norma sosial,
4. Kebutuhan khusus konsumen (Request barang/jasa diluar nalar manusia)
Chapter 5 Positioning dan Segmentasi dalam Pemasaran Jasa
a. Definisi Positioning Pemasaran Jasa
Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai, dimana konsumen di dalam suatu
segmen tertentu/mengerti dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan
dibandingkan perusahaan lainnya.
b. Konsep Positioning
 Functional positions
Pemecahan masalah, menyediakan manfaat bagi konsumen dan memperoleh
persepsi yang menyenangkan dari investor
 Syimbolic positions
Peningkatan citra diri, identifikasi, rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan
lingkungan terhadap perusahaan.
 Lanjutan 1
Membangun pengaruh yang cukup kuat, dalam segmen pasar tertentu
 Product positioning
Mampu menstilmuli sensor motorik dan mampu menstimuli sensor kognitif
c. Proses positioning
a. Positiong harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai prosuk
positioning yang kuat suatu perusahaan, perlu melakukan diferensiasi, dalam
banyak faktor, yaitu : tekhnologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran
konsumennya
b. Rumusan positioning, sewaktu melakukan product positioning, perlu
mempertimbangkan 4 (empat) hal sebagai kunci utama
d. Strategi positioning Produk
Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan, inilah yang digunakan
sebagai unsur yang ditonjolkan.
Penentuan posisi menurut kategori dan penentuan harga atau kualitas
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk dan
produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik.
Penentuan posisi menurut manfaat
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu
Penentuan posisi, menurut pemakai dan pesaing
Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok
pemakai. Dan produk ditonjolkan secara keseluruhan dengan menonjolkan nama
merek secara utuh dan posisi yang lebih baik
Penentuan posisi menurut atribut
Apabila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk
yang lebih unggul.
e. Klasifikasi posisi perusahaan menurut peranannya dalam pasar sasaran
 Pemimpin pasar
Perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin
dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan
intensitas promosi
 Penantang pasar
Posisi perusahaan berada setelah pemimpin pasar atau berada pada posisi ke 2
 Pengikut pasar
Perusahaan model ini, lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin
pasar
 Penceruk pasar
Alternatif dari pengikut pasar adalah pemimpin dalam pasar kecil atau ceruk
f. Peran Positioning
 Sistem terorganisisr
Menemukan sesuatu secara cepat, tepat dan pada waktu yang tepat
 Posisi
Mempertimbangkan tidak adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
 Total situational analysis
Semakin beragamnya barang, media maupun iklan
 Cerdik
Menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain
 Persepsi konsumen
Kemampuan dalam menciptakan loyalitas pelanggan agar konsumen tidak pindah
ke lain produk
g. Langkah positioning produk yang tepat
 Identifikasi target pasar yang relevan
Melihat secara dalam dan jeli tentang perilaku konsumen, yang menjadi
sasarannya
 Merumuskan point of difenerent
Menetapkan kekhusussan produknya, dibandingkan dengan produk
pesaingnya.
 Menetapkan keunggulan kompetitif produk
Upaya meyakinkan konsumen bahwa ciri khas yang ditampilkan bukan hanya
permukaan saja, tetapi benar-benar dapat dinikmati sesuatu secara berbeda
Chapter 7 BUKTI FISIK JASA

a. BUKTI FISIK JASA


Karakteristik utama yang membedakan barang dan jasa adalah intangibilitas
relatif dari kebanyakan jasa, karena barang dapat dilihat, dirasakan dan disentuh,
tetapi kebanyakan jasa tidak demikian, jasa harus dialami konsumen terlebih dahulu,
sebelum jasa dievaluasi
b. RUANG LINGKUP BUKTI JASA
Orang
Semua orang yang terlibat dalam penyajian jasa, menjadi tanda bagi
konsumen berkenaan dengan jasa itu sendiri
Proses
Langkah aktual yang dialami konsumen atau aliran operasional jasa
Bukti fisik
Tanda bukti memberikan kesempatan pada perusahaan dalam mengirimkan
pesan yang kuat dan konsistem pada segmen pasar yang dituju pada karakteristik
suatu jasa
c. PERAN SERVICE SCAPES
Service scapes berperan sebagai paket, dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara
yang berbeda, dengan cara menawarkan barang
Peran lain service scapes adalah memfasilitasi/fasilitator unjuk kerja atau
tindakan individual, maupun independen dari orang-orang yang berbeda dalam
lingkungan service scape yaitu konsumen dan karyawan
Design service scapes membantu sosialisasi, baik konsumen maupun karyawan
sehingga dapat membangkitkan dan menuntun konsumen dan karyawan untuk
melakukan peran-peran tertentu yang diharapkan untuk berperilaku sosial tertentu
dan dalam membangun hubungan antara dan diantara mereka
Dengan fasilitas fisik, dapat membedakan perusahaan dari jasa pesaing, serta
menjadi tanda dari segmen pasar yang dituju
d. KEGUNAAN SERVICE SCAPES
Siapa yang secara aktual akan tSerpengaruh service scapes adalah berbeda untuk
setiap organisasi
Segmentasi dimensi service jarak jauh, dimana tidak ada atau hanya sedikit saja,
melibatkan karyawan dengan service scapes
e. KOMPLEKSITAS SERVICE SCAPES
Dalam lingkungan yang rumit obyektifitas pemasaran dan organisasinya yang
menyeluruh secara teoritis dapat didekati melalui pengelolaan service scapes
Service scapes yang lain adalah sangat kompleks, melibatkan banyak elemen dan
bentuk, dimensi ini disebut lingkungan rumit
Untuk service scapes yang sederhana, keputusan design nya secara relatif
langsung, khususnya untuk jasa swalayan atau jasa jarak jauh, dimana tidak ada
interaksi antara konsumen dan karyawan
Sejumlah service scapes adalah sangat sederhana, elemennya sedikit, sejumlah
kecil ruang dan peralatnnya pun sedikit/ lingkungan sederhana/linen
Outlet penjualan tiket dianggap sebagai lingkungan yang sederhana, karena kedua
pihak yang memberi jasa dari satu struktur yang sederhana
f. STRATEGI BUKTI FISIK
Memahami dampak strategi bukti jasa dan memperjelas peran service scapes
Menilai dan mengidentifikasi kesempatan-kesempatan bukti dan bersedia untuk
mengupdate dan memodernisir bukti
Fungsionalitas silang pekerjaan
Implikasi-implikasi tipologis

Anda mungkin juga menyukai