Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
Kelas : 7 Manajemen B2
NIM : 218123424
Kampus: Jl. Gatot Subroto No. 4 Telp./ Fax (0334) 881924 Lumajang, Jawa Timur (67352)
Berbeda halnya dengan produk pemasaran jasa ini secara kasat mata tidak terlihat jadi
banyak sekali cara dan strategi pemasaran untuk mengenalkan jasa kepada masyarakat
umum. Dari pernyataan tersebut dapat di tarik 2 pengertian yang pertama secara sosial dan
yang ke 2 secara manajerial. Definisi pemasaran Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses
sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk jasa yang bernilai dengan pihak lain. Secara manajerial, adalah proses Perencanaan,
Pelaksanaan Pemikiran, Penetapan Harga, Promosi, dan Penyaluran Gagasan tentang produk
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Jenis-jenis Jasa
1. Jasa murni (pure service). Jasa murni merupakan tawaran hanya berupa jasa. Contoh:
panti pijat, konsultasi psikologis dan lain-lain.
2. Barang berwujud dengan jasa pendukung (tangible good with accompanying
services). Barang berwujud dengan jasa pendukung merupakan tawaran terdiri atas
tawaran barang berwujud diikuti oleh satu atau beberapa jenis jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen. Contohnya penjual mobil memberikan jaminan
atau garansi, misalnya satu tahun gratis servis kerusakan.
3. Jasa campuran (Hybrid). Jasa campuran merupakan penawaran barang dan jasa
dengan proporsi yang sama. Contohnya makanan ditawarkan di restoran disertai
pelayanan yang mengesankan.
4. Jasa pokok disertai barang-barang dan jasa tambahan (major service with
accompanying minor goods and service). Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok
bersama-sama dengan jasa tambahan (pelengkap) dan atau barang-barang pendukung.
Contohnya penumpang pesawat yang membeli jasa angkutan (transportasi) selama
menempuh perjalanan ada beberapa produk fisik yang terlibat seperti makanan, koran
dan lain- lain.
Sumber: Http://repository.um-surabaya.ac.id/3361/12/(14)Buku_Pemasaran_Jasa(fulltexs).pdf
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Ratna Wijayanti a
a
Program Studi Manajemen Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
a
E-mail: wijayantiratna34@yahoo.co.id
196
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki dengan stimulasi psikomotorik dan
anak balita sampai anak usia prasekolah yang psikososial secara penuh.
mencakup pertumnuhan dan kesejahteraan 2. Tipe setengah pengasuhan (semi day care)
anak baik jasmani maupun rohani serta yaitu penitipan anak yang dilaksanakan
sosialnya. dengan kegiatan-kegiatan berupa
Pada kenyataannya, di lapangan ada penyuluhan atau pelayanan.
beberapa alasan para ibu yang menitipkan 3. Tipe pengasuhan sewaktu-waktu
anaknya pada TPA, antara lain karena (insidental day care) yaitu penitipan anak
kebutuhan unuk melepaskan diri sejenak dari yang dilaksanakan dengan kegiatan-
tanggung jawab dalam hal mengasuh anak kegiatan berupa penyuluhan, pelayanan,
secara rutin, keinginan untuk menyediakan dan pendidikan dengan stimulasi
kesempatan bagi anak untuk berinteraksi psikomotorik dan psikososial sewaktu-
dengan teman seusianya serta kebutuhan akan waktu bila diperlukan sesuai dengan
tokoh pengasuh lain yang diharapkan anak kebutuhan orangtua. (Wahyuti,2003)
mendapat stimulasi kognitif secara baik dan Pengelompokan lainnya adalah
anak mendapat pengasuhan pengganti pengelompokan berdasarkan lingkungan atau
sementara ibu atau orang tua bekerja. berlokasi yaitu penitipan anak yang berlokasi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat di lingkungan perkantoran dan perumahan
memberikan gambaran yang jelas mengenai serta di lingkungan perkebunan.
sejauh mana peran pelayanan sosial pada Pengelompokan lainnya berdasarkan
tempat penitipan anak. Hal ini dapat penyelenggara atau pengelola lembaganya
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain oleh lembaga pemerintah,
untuk menetapkan strategi pelayanan sosial organisasi masyarakat, yayasan, lembaga
pada obyek yang bersangkutan. swadaya masyarakat, dan perorangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian (Setiawan, 2002)
ini diberi judul “Analisis Perilaku Konsumen Pengelompokan lainnya adalah
Pindah Pelayanan Pada Penitipan Anak.” pengelompokan berdasarkan lingkungan atau
Adapun permasalahan yang dirumuskan adalah berlokasi yaitu penitipan anak yang berlokasi
untuk mengetahui bagaimana tingkat kesulitan, di lingkungan perkantoran dan perumahan
kegagalan layanan dan permasalahan etika serta di lingkungan perkebunan.
dengan perilaku konsumen pindah Tempat Pengelompokan lainnya berdasarkan
Penitipan anak (TPA). Sehingga tujuan yang penyelenggara atau pengelola lembaganya
ingin dicapai adalah untuk mengetahui antara lain oleh lembaga pemerintah,
bagaimana hubungan antara tingkat kesulitan, organisasi masyarakat, yayasan, lembaga
kegagalan layanan, dan permasalahan etika swadaya masyarakat, dan perorangan.
dengan perilaku konsumen pindah TPA. (Setiawan, 2002).
197
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Mempelajari perilaku konsumen tidak untuk mengalihkan pembelian dari suatu
sekedar menganalisis kegiatan- kegiatan yang produk ke produk lainnya.
tampak jelas saja, tetapi juga proses-proses Lebih lanjut Junaidi dan Dharmmesta
yang sulit diamati yang menyertai proses (2002) menjelaskan tentang keberadaan
pembelian serta menganalisis kegiatan- tentang perilaku beralih dari sisi perusahaan
kegiatan pada saat sebelum dan sesudah merupakan kemampuan perusahaan untuk
terjadinya proses pembelian. Produsen harus mengalihkan pengkonsumsian suatu produk
memiliki pengetahuan tentang perilaku yang lain ke produk yang ditawarkan
konsumen, sehingga diperoleh pandangan yang perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut
lebih mendalam tentang konsumennya dan perilaku beralih juga bisa dianggap sebagai
dapat menilai kembali kebutuhan konsumen kemampuan perusahaan untuk memperluas
sekarang dan yang akan datang, serta pasaran, karena dengan perpindahan merek
menanggapi kebutuhan tersebut, sehingga pada tersebut memungkinkan perusahaan
akhirnya perusahaan dapat memperoleh suatu mendapatkan tambahan jumlah konsumen
kedudukan kompetitif yang lebih baik. yang berasal dari konsumen perusahaan
Menurut penelitian terdahulu (Menon dan pesaing. Tetapi kemungkinan sebaliknya juga
Kahn, 1995), Switching behavior (perilaku dimungkinkan yaitu konsumen perusahaan
beralih) didefinisikan sebagai kebebasan akan beralih keproduk pesaing jika perusahaan
memilih yang lebih disukai terhadap sebuah tidak mampu meyakinkan kepada konsumen
item khusus. Perilaku beralih dapat berasal dari bahwa produk perusahaan merupakan produk
sangat beragamnya penawaran produk lain, yang terbaik diantara produk lainnya.
atau karena terjadi masalah dengan produk Van Trijp, et al. (1996:286) dalam
yang sudah dibeli. Penelitian Menurut penelitiannya juga menerangkan perilaku
Dharmmesta (1999) “Switching behavior beralih sebagai berikut, “Terdapat dua macam
adalah perilaku beralih yang dilakukan perbedaan dari perilaku beralih, yaitu motivasi
konsumen karena beberapa alasan tertentu, intrinsik (misalnya: hanya ingin mencoba
atau diartikan juga sebagai kerentanan produk baru, ingin mencoba sesuatu yang lain
konsumen untuk berpindah ke jasa lain”. hanya untuk perubahan) dan motivasi
Penilaian konsumen terhadap jasa dapat timbul ekstrinsik (misalnya: membeli untuk orang
dari berbagai variabel, seperti pengalaman lain, produk baru tersebut memiliki kemasan
konsumen dengan produk sebelumnya dan yang berbeda)”.
pengetahuan konsumen tentang produk.
Pengalaman konsumen dalam memakai produk 2.3. Preditor Perilaku Pelayanan Beralih
dapat memunculkan komitmen terhadap merek Tingkat Kesulitan
produk tersebut. Bagi orang tua, pemilihan tempat
Pencarian merek lain dapat dilakukan penitipan anak harus menjadi bahan
konsumen dengan mendapatkan informasi pertimbangan yang sangat penting karena
melalui media cetak, media audio ataupun harus melihat kualitas dari pengasuhan dan
melalui interpersonal, dimana tujuan akhirnya fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu, banyak
adalah perilaku untuk berpindah (Dharmmesta, ahli yang perpendapat bahwa memasukkan
1999: 83). anak dalam Tempat penitipan anak akan
Menurut Junaidi dan Dharmmesta (2002) banyak menghabiskan biaya, namun tidak
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa seimbang dengan kualitasnya. Selain itu sulit
perilaku beralih merupakan gambaran dari untuk menemukan tempat penitipan anak yang
beralihnya pengkonsumsian konsumen atas benar-benar sesuai dengan kebutuhan setiap
suatu produk ke produk lainnya. Banyak anak yang mempunyai masalah yang berbeda-
penyebab yang mengakibatkan beralihnya beda pada masanya dan yang menuntut
konsumen ke lain produk, antara lain:1. penanganan secara spesifik pula,
Berubahnya daya beli konsumen 2. Oleh karena itu, menganggap bahwa
Berubahnya variabel marketing mix suatu perubahan pelanggan telah mengalami
produk 3. Gempuran produk pesaing. Berbagai beberapa jenis masalah pelayanan,
penyebab tersebut memungkinkan konsumen kemungkinan mereka akan berbicara negatif
198
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
dari mulut ke mulut. Hal ini bisa disatukan bersama-sama dengan alasan lain dengan cara
pada seluruh jenis layanan dengan tidak menambah kecenderungan untuk
adanya alasan untuk dipercaya, bahwa menggunakan jasa dari penyedia lain.
konsumen perawatan anak seharusnya H2 : kegagalan layanan berpengaruh
dibedakan. Bagaimanapun juga, untuk terhadap perilaku konsumen pindah layanan.
membantu penyedia layanan untuk secara
efektif mengelola tingkat komunikasi dari 2.5. Permasalahan Etika
mulut ke mulut, ini dapat membuktikan Permasalahan etika bisa menjadi salah
manfaat untuk ditetapkan jika jalan ini satu pemicu adanya perilaku pelayanan beralih,
memelihara perubahan kelompok konsumen adanya beberapa permasalahan pada konsumen
demografis dalam pengertian layanan anak, sehingga konsumen akan membuat keputusan
sebagai sebuah tingkat pengajaran bagi orang untuk alternayif pelayanan pada anak-anak
tua, dapat dikatakan untuk mempengaruhi mereka, yaitu dengan cara menitipkan anak-
proses pembuatan keputusan konsumen anak mereka pada sebuah taman penitipan
perawatan anak, hal ini mungkin juga anak. Permasalahan etika antara lain yaitu
berakibat pada perilaku dari konsumen setelah tindakan penipuan, tindakan yang
timbulnya perubahan. membahayakan, dan konflik kepentingan
H1 : Tingkat kesulitan berpengaruh pada pribadi.
perilaku konsumen pindah pelayanan. Perilaku pelayanan beralih menjadi salah
satu alternatif untuk membuat perubahan yang
2.4. Kegagalan Layanan lebih maju untuk anak-anak. Dalam
Perubahan pelayanan, dalam beberapa pencapaian untuk layanan yang lebih maju,
industri, sering menjadi tujuan dari sebuah maka seharusnya diadakan pencarian layanan
ketidakefektifan dari penukaran layanan antara baru, yaitu dengan cara lisan dan komunikasi
penyedia layanan dan konsumen layanan, pemasaran.hal tersebut yang akan membantu
membedakan antara kedua belah pihak dalam para konsumen dalam mendidik anak-anak
mengatur pemahaman yang lebih baik. mereka disamping pekerjaan mereka. Hal ini
Misalkan, Folkes dan Katsos (1986) akan sangat membantu para orang tua agar
mempelajari pertalian dari kegagalan produk anak-anak mereka tidak terbengkalai dan tetap
oleh pembeli dan penjual, menemukan bahwa mendapatkan pendidikan yang baik, selain itu
penjual lebih memungkinkan dalam kesalahan, di TPA anak-anak juga dapat bermain
yang mana pembeli lebih mungkin menerima didampingi oleh pengasuh ataupun
kesalahan dari penjual. Bagaimana hal ini pendamping yang berpengalaman, ramah dan
disangkutkan pada jasa adalah secara relatif profesional.
tidak diketahui. Oleh karena itu, dapat Kategori masalah etika mencakup insiden
diasumsikan bahwa kerangka referensi yang kritis peralihan yang mengandung pelanggaran
berlawanan dari kedua belah pihak mungkin hukum, pelanggaran moral, ketidak amanan,
akan menyebabkan perbedaan persepsi dari ketidaksehatan, atau perilaku-perilaku lain
proses pelayanan. yang menyimpang dari norma-norma sosial.
Kegagalan inti jasa meliputi seluruh Terdapat empat subkategori masalah etika,
kejadian kritis yang diawali oleh kesalahan yaitu perilaku tidak jujur, perilaku
atau masalah teknis yang terjadi pada jasa itu mengancam, perlakuan yang tidak aman atau
sendiri. Hal-hal tersebut termasuk billing tidak sehat, dan konflik kepentingan.
errors, ketidaksesuaian jasa, dan kerugian H3 : Permasalahan etika berpengaruh
akibat kegagalan jasa. Kegagalan inti jasa terhadap perilaku pindah pelayanan.
merupakan hal yang telah dinyatakan sebagai
alasan utama untuk berpindah dalam penelitian 2.6. Kerangka Penelitian
tersebut terhadap sektor jasa. Sebanyak 44%
responden dalam penelitian tersebut
menyatakan kegagalan jasa ini sebagai alasan
berpindah. Kegagalan inti jasa dapat menjadi
satu-satunya alasan berpindah ataupun
199
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
analisis yang mengasumsikan bahwa data
obyek penelitian terdiri dari pasangan-
pasangan data yang bersifat numerik dan non
numerik.
Analisis korelasi rank spearman
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara antara tingkat kesulitan,
kegagalan layanan, dan permasalahan etika
dengan perilaku pindah TPA.
3. METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel penelitian 4. HASIL ANALISIS
Tingkat Kesulitan Uji validitas
Indikator tingkat kesulitan adalah Dari hasil uji validitas diperoleh tabel
kerepotan atau kesulitan mengatur waktu, sebagai berikut:
adanya janji dan diinginkannya layanan yang
lebih baik. Tabel 1: Hasil uji validitas
Kegagalan Layanan
Indikator dari kegagalan layanan tersebut
adalah ketidakpedulian, kasar, tidak ada respon
dan bodoh (buta).
Permasalahan Etika
Indikator-indikator dari permasalahan
etika, antara lain adalah penipuan, menjual
keras, membahayakan dan konflik kepentingan
pribadi.
200
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk seimbang dengan kualitasnya. Selain itu, sulit
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur menemukan TPA yang benar-benar sesuai
dapat diandalkan. Dalam penelitian ini diuji dengan kebutuhan setiap anak yang punya
reliabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner problem atau masaalah berbeda-beda pada
yang dibagikan kepada responden memenuhi masanya dan yang menuntut penanganan yang
syarat reliable. Pengujian reliabilitas dilakukan spesifik pula.
menggunakan cooficient cronbach alpha dan Belsky berpandangan, bagaimanapun juga
menggunakan bantuan software SPSS 20 preschool yang benar-benar berkualitas
dengan batas toleransi 0,6 untuk data yang memang memberikan kontribusi secara positif
dapat dianggap reliable. Hasil analisis uji pada perkembangan anak. Salah satu penelitian
reliabilitas adalah sebagai berikut : yang dilakukan di Amerika menampilkan salah
satu faktanya, bahwa anak-anak yang
Tabel 2: Hasil uji Reliabilitas diikutsertakan dalam program TPA dalam
rentang waktu yang cukup lama menunjukkan
tinkat agresivitas terhadap sesama dan
terhadap orang dewasa. Oleh karena itu,
menganggap bahwa perubahan pelanggan telah
mengalami beberapa jenis masalah pelayanan,
kemungkinan mereka akan berbicara negatif
dari mulut ke mulut. Hal ini bisa disatukan
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh seluruh pada seluruh jenis layanan dengan tidak
variabel penelitian ini dapat dinyatakan adanya alasan untuk dipercaya, bahwa
reliabel karena koefisien alpha lebih besar dari konsumen perawatan anak seharusnya
0,6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir dibedakan. Bagaimanapun juga, untuk
pernyataan dan pertanyaan dapat digunakan membantu penyedia layanan untuk secara
sebagai instrumen untuk penelitian efektif mengelola tingkat komunikasi dari
selanjutnya. mulut ke mulut, ini dapat membuktikan
manfaat untuk ditetapkan jika jalan ini
Hasil Uji Koefisien Korelasi memelihara perubahan kelompok konsumen
demografis dalam pengertian layanan anak,
Tabel 3: Hasil Koefisien Korelasi sebagai sebuah tingkat pengajaran bagi orang
tua, dapat dikatakan untuk mempengaruhi
proses pembuatan keputusan konsumen
perawatan anak, hal ini mungkin juga
berakibat pada perilaku dari konsumen setelah
timbulnya perubahan.
Berdasarkan perhitungan dengan Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan program SPSS pada Tabel diatas menggunakan program SPSS pada Tabel diatas
dapat diketahui nilai probabilitas koefisien dapat diketahui nilai probabilitas koefisien
korelasi sebesar 0.000, karena nilai korelasi sebesar 0.000, karena nilai
probabilitas koefisien korelasi < 0.05 maka H0 probabilitas koefisien korelasi < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara tingkat kesulitan dengan signifikan antara kegagalan layanan dengan
perilaku pindah TPA, sehingga hipotesis perilaku pindah TPA, sehingga hipotesis kedua
pertama penelitian ini diterima. Bagi orang tua, penelitian ini diterima. Perubahan pelayanan
pemilihan TPA juga harus menjadi bahan dan kelemahan tersebut, sering menjadi tujuan
pertimbangan penting karena harus melihat dari sebuah ketidakefektifan dari penukaran
kualitas dari pengasuhan dan fasilitas yang layanan antara penyedia layanan dan
tersedia. Oleh karena itu, banyak ahli konsumen layanan, membedakan antara kedua
berpandangan memasukkan anak dalam TPA belah pihak dalam mengatur pemahaman yang
akan banyak menghabiskan biaya, namun tidak lebih baik. Misalkan, Folkes dan Katsos (1986)
201
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
mempelajari pertalian dari kegagalan produk 3. TPA harus memperhatikan permasalahan
oleh pembeli dan penjual, menemukan bahwa etika dalam mengasuh anak karena
penjual lebih memungkinkan dalam kesalahan, permasalahan etika merupakan variabel
yang mana pembeli lebih mungkin menerima yang dominan terhadap perilaku pindah
kesalahan dari penjual. TPA dengan cara menciptakan suasana
Berdasarkan perhitungan dengan kekeluargaan antara pengasuh, anak, TPA
menggunakan program SPSS pada Tabel diatas dan orang tua anak, menciptakan pengasuh
dapat diketahui nilai probabilitas koefisien anak yang berpengalaman, ramah dan
korelasi sebesar 0.000, karena nilai profesional.
probabilitas koefisien korelasi < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian 6. DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang Cooper, David R. dan Emory, C. William.
signifikan antara permasalahan etika dengan 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jilid 1.
perilaku pindah TPA, sehingga hipotesis ketiga Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.
penelitian ini diterima. Permasalahan etika bisa Crosby, L.A. and Stephens, N. (1987). Effects
menjadi salah satu pemicu adanya perilaku of relationship marketing on satisfaction,
pelayanan berali, adanya beberapa retention, and prices in the life insurance
permasalahan pada konsumen sehingga industry, Journal of Marketing Research,
konsumen akan membuat keputusan alternatif Vol. 24, pp. 404-11.
pelayanan pada anak-anak mereka, yaitu Dharmmesta, B. S., 1999, Loyalitas Pelanggan:
dengan cara menitipkan anak-anak mereka Sebuah Kajian Konseptual Sebagai
pada sebuah taman penitipan anak. Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi
Permasalahan etika antara lain yaitu: tindakan dan Bisnis Indonesia.
penipuan, tindakan yang membahayakan, dan Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor
konflik kepentingan pribadi. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
5. PENUTUP Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Kesimpulan Multivariate dengan program SPSS.
Berdasarkan analisis diatas dapat Semarang: Badan Penerbit Universitas
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang Diponegoro.
signifikan antara tingkat kesulitan, kegagalan Iwan Setiawan. 2002. Manajemen Strategis,
layanan dan permasalahan etika dengan Edisi-2., Cetakan 2. Jakarta: PT. Gramedia
perilaku pindah TPA. Pustaka.
Keaveney, S.M. (1995). Customer switching
Saran behavior in service industries: an
1. TPA harus memperhatikan tingkat exploratory Study, Journal of Marketing,
kesulitan dari orang tua dalam mengasuh Vol. 59, April, pp. 71-82.
anak, yaitu dengan cara mengajak peran Kelley, S.W., Hoffman, K.D. and Davis, M.A.
serta orang tua dalam pola mengasuh anak (1995). A typology of retail failures and
dengan baik, memberikan pelatihan bagi recoveries, Journal of Retailing, Vol. 69,
orang tua tentang bagaimana mengasuh Winter, pp. 429-52.
anak dengan benar. Kotler, P., dan Armstrong, G. 2000. Prinsip-
2. TPA harus memperhatikan kualitas prinsip Pemasaran Jilid1, Alih bahasa
pelayanan yang diberikan kepada anak Damos Sihombing, Jakarta: Erlangga.
atau kepada orang tua yaitu dengan cara Malhotra, Naresh. 2005. Riset Penelitian.
meningkatkan kualitas ketrampilan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
pangasuh anak, meningkatkan fasilitas Munadi, Wahyudi. 2003. Media Pembelajaran.
permainan dalam TPA, meningkatkan Jakarta: Gama Persada.
pelayanan terhadap orang tua anak, dan Menon, S., dan Kahn B. E. 1995. The Impact
memperhatikan kebutuhan anak dalam hal of Context on Variety-Seeking in Product
kesehatan, perkembangan dan Choices. Journal of Consumer Research,
kenyamanan anak. 22, pp. 285-295.
202
Jurnal PPKM III (2015) 196-203 ISSN: 2354-869X
Mowen, J. C., dan Minor, M. 2001. Perilaku
Konsumen. Edisi kelima. Penerbit
Erlangga.
Moenir, HA, S. 1995. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rust, R.T. and Zahorik, A.J. (1993), Customer
satisfaction, customer retention, and
market share, Journal of Retailing, Vol. 69
No. 2, pp. 193-215.
Siegel, Sidney 1992. Statistik Non Paramaterik
Untuk Ilmu-Ilmu Sosial , jakarta:
Gramedia.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: ALFABET.
Schiffman, L. G., dan Kanuk, L. L. 2004.
Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh, Alih
bahasa Zoelkifli Kasip, Jakarta: P T
Indeks.
Van Trijp, H. C. M., Wayne D. H., dan Inman,
J. J. 1996. Why Switch? Product
Category-Level Explanations for True
Variety-Seeking Behavior, Journal of
Marketing Research, 33 (August), pp. 281-
292.
203
TUGAS BU NAWANG REVIEW ARTIKEL
Dari artikel yang saya baca banyak para orang tua yang menitipkan anaknya pada
TPA (Tempat Pengasuh Anak) hal tersebut dilakukan karena ada beberapa alasan, antara lain
karena orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak
dari tanggung jawab dalam hal mengasuh anak secara rutin, keinginanan untuk menyediakan
ksesempatan bagi anaknya untuk berinteraksi dengan teman seusianya. Dari beberapa alasan
tersebut maka orang tua tidak sembarangan dalam hal tanggung jawab pengasuhan anaknya.
Bagi orang tua, pemilihan tempat penitipan anak harus menjadi bahan pertimbangan yang
sangat penting karena harus melihat kualitas dari pengasuhan dan fasilitas yang tersedia
Maka dari itu pihak TPA (Tempat Pengasuh Anak) akan berlomba memfasilitasi dan
meningkatkan kualitas jasa mereka agar banyak orang tua yang tidak ragu untuk memberikan
tanggung jawab pengasuhan anaknya antara lain dengan cara memaksimalkan jasa pelayanan
mereka dan mengutamakan ajaran etika yang baik. Namun tidak sedikit Jasa Pengasuhan
Anak yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua terutama dalam mengajarkan etika serta
banyak terjadinya tindak kekerasan pengasuh terhadap anak. Apabila terdapat 1 pelanggan
yang merasa kecewa dengan pelayanan jasa tersebut maka secara tidak langsung di kemudian
hari akan banyak pelanggan lain yang pindah pelayanan ke TPA lain.
r OZ\rtikel
Abstract
LATAR BELAKANG
--c---.....,.---c---~--==----:i
'
d\rtikel
I. Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk in- Menerapkan konsep managerial.
formasi yang diinginkan pasar. Apa ragam informasi Kualifikasi pustakawan, ditinjau dari intelektual-
yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak nya, kepribadiannya serta kiat seninya.
dikemas dalam bentuk apa dan bagaimana bentuk
pelayanannya.
Meraih posisi produk ini dapat ditempuh melalui: KIAT MEMASARKAN JASA INFORMASI
Memahami lingkungan (kecenderungan dina-
Pad a pain terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat
mika pasar).
pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran jasa
Memusatkan perhatian; selain mengenai teknik informasi di perpustakaan.
operasional, public relation dan kepercayaan.
Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Mencari sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan
produk-produk tertentu, untuk beberapa kelom- I. Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan mengguna-
pok pemakai tertentu saja, atau mengetahui kan angket/quesioneryang disebarkan. Penyebaran
segmen sasarannya. angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebu-
tuhan serta wants (keinginan) dari konsumenlpema-
- Bereksperimen, dinamis, kreatifitas, dalam men-
ciptakan produk baru - kemasan baru perpusta- kai perpustakaan.
kaan. Misalnya mengenai layout, waktu danjenis 2. Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkun-
layanan serta kemasan informasinya. jung di perpustakaan. Kegiatan ini terbagi dalam
dua faktor:
2. Meraih posisi pasar, yaitu menciptakan keperca-
yaan/pengetahuan dari pasar (kredibilitas), produk F aktor internal, antara lain dari unsur pustakawan
yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas,
sehingga akan mendapat pujian dari pasar. mampu membujuklpersuasi atau mendorong
pemakai, mampu mendidik pemakai dengan
Upaya yang dapat dilakukan adalah: melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui
Memanfaatkan dari mulut ke mulut, menyam- perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c)
paikan pes an pesan yang positif ten tang image menimbang-nimbang untung rugi informasi
perpustakaan. terse but bagi pemakai; (d) mencoba membantu
pemakai agar tidak mendapat hambatan; (e)
- Membina infrastruktur pasar, melakukan kerja-
mengadopsi, kemampuan pustakawan untuk
sama, partnership dan menjadi pelaku komu-
membina pelanggan perpustakaan.
nikasi.
Mengembangkan hubungan-hubungan antar Faktor ekstemal, antara lain pembuatan buku
perpustakaan, membuka sistemjaringan. pedoman penggunaan perpustakaan bagi pe-
makai baru, pemasangan spanduklpenyebaran
Melayani pemakai yang tepat, ketepatan dalam brosur, dll.
menjaring pengguna, siapa sajayang seyogyanya
dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke 3. Mengelola sistem informasi manajemen (SIM)
actual user. terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan ini untuk
mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan sistem
Menjalin hubungan dengan media massa. Melaui
jaringan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk
pemberitaan di media massa, umunya mampu
kegiatan ini bisa berupa inter library loan, exchange
menyentuh masyarakat dan akhimya menimbul-
programme, ataupun union catalog. kegiatan ini
kan kepercayaan pada masyarakat.
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi
3. Meraih posisi organ~~asi, upaya yang dapat dilaku- pemakai.
kan adalah: ,.
4. Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat
Menanamkan image yang positif mengenai manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar
perpustakaan. computer enterpreneuner. Memang diakui kompu-
... :~:=:1
OZ\rtikel
terisasi telah mampu memacu sistem peredaran berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan berguna
informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik.
pemanfaatan secara maksimal dapat terselenggara
tanpa kendala.
DAFTAR PUSTAKA
5. Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu
konsumen dengan jalan mengorganisasikan dan
I. Cronin, Blaise. The marketing ofLibrary and Informa-
memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tion Services. London,ASLIB. 1981.
tingkat pemula dengan pendidikan pemakai. Mengu- 2. Edsall, Marian S. Library Promotion Handbook. Lon-
bah actual user menjadi potential user. don, Oryx Press, 1980.
6. Diperlukan kerjasama dengan organisasi atau 3. Hartono, Bambang. Pemasaran Jasa Perpustakaan:
lembaga terkait untuk mempergunakan fasilitas yang makalah seminar. Jakarta, 1992.
ada di perpustakaan. Misalnya menyediakan ruang 4. Kinnell, Margaret. Planned Public Relations for Librar-
ies. London: Taylor Graham, 1989.
untuk kegiatan seminar, rapat, dsb.
5. Kotler, Philip. Principles ofMarketing. second. Ed. New
7. Pergeseran nilai, perilaku konsumen informasi (con- Delhi:Prentice-Hall, 1984.
sumer behavior) turut membantu pustakawan 6. . Marketing for non-profit organization.
sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra Seconded. New Delhi: Prentice-Hall, 1985.
diri dari pelayanan responsifpasifmenjadi inisiatif 7. . Marketing management. Sixth ed., 1984.
aktif sebagai tenaga profesional yang dibutuhkan 8. Muchyidin, Ase S. Promosi Perpustakaan. Bandung:
masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk P3T UNPAD, 1980.
mengembangkan diri dalam mengolah data, me- 9. Me Garry, K.J. Communication Knowledge and the li-
brarian. London: Clive Bingley, 1975.
nyiapkan, mengemas, men transfer dan memasarkan
10. Nurhayati, Tuti. Pemasaran Perpustakaan Perguruan
informasi. Tinggi. Warta IKIP Yogyakarta, Vol. XXXII/1998. Hal.
11,12,14.
II. Richardson, Jerry and Margulis, Joel. The magic ofrap-
PENUTUP port how you can Gain Personal Power in Any situa-
tion. San Francisco: Harbor Publishing, 1981.
Dari uraian pemasaran perpustakaan di atas 12. Septiadi, Deri. Ana/isis bauran pemasaranjasa-resto-
diharapkan dapat membantu terselenggaranya pema- rasi Sindang Reret dalam upaya miningkatkan ke-
saran informasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana puasan para tamu pengunjung: tesis. Bandung: Pro g.
Pasca Sarjana UNPAD, 1999.
apapun bentuk layanan dan tugas layanan yang kita
PEMASARAN JASA
INFORMASI
Dl PERPUSTAKAAN
KOMPONEN PEMASARAN
Atau konsep marketing mix ada 4 macam yaitu:
1. Produk (Product)
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan
adalah:
a. Kualitas barang/jasa harus baik.
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rum it.
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen.
2. Harga (Price)
Dalam perpustakaan yang dimaksud harga di sini bukan uang, melainkan keaktualan
koleksi/informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan
ataupun utility/nilai guna informasi tersebut.
3. Tempat (Place)
Perlu diperhatikan Iokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala
kesempatan; Iokasi pemasaran yang berada dipusat Ialu Iintas dari berbagai penjuru.
4. Promosi
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau
informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
- To inform: memberitahu sesuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal ini
menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat
diberikan perpustakaan kepada pengguna.
- To influence: mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan berkunjung ke
perpustakan, tidak enggan menggunakan jasa Iayanan informasi, merubah image
pengguna tentang jasa informasi/perpustakaan.
- To persuade: membujuk atau merayu pengguna/ masyarakat untuk melakukan
kegiatan di perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan
lain sebagainya yang bertempat di perpustakaan.
STRATEGI PEMASARAN JASA INFORMASI
Tidak beda jauh dengan halnya produk, Jasa juga mempunyai strategi dalam pemasaran. Ada tiga hal yang
perlu diperhatikan dan diraih dalam pemasaran jasa :
1. Meraih posisi Jasa, yaitu menetapkan Jasa yang diinginkan pasar. (memahami lingkungan,
memusatkan perhatian, mencari sasaran yang tepat, bereksperimen).
2. Meraih posisi Pasar, yaitu menciptakan kepercayaan dan pengetahuan dari pasar dengan kata lain
jasa harus memenuhi kebutuhan pasar. Biasanya ini memanfaaatkan istilah dari mulut kemulut,
menjalin hubungan dengan media sosial, melayani pemakai yang tepat.
3. Meraih posisi Organisasi , menanamkan image yang positif, menerapkan konsep manajerial.
Abstrak
Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kebe- bersaing dengan unit lain serta sekaligus
radaan unit perpustakaan, termasuk informasi menaikkan citra organisasi induknya. Analisis
dan dokumentasi, masih dianggap sebagai status artikel hanya dibatasi pada strategi pemasaran
dan sulit untuk dikembangkan dengan kendala jasa dokinfopus, terutama perpustakaan. Aspek
utama dana dan sumber daya manusia. pemasaran harus dikembangkan dan dikait-
kan dengan prinsip manajemen modern dan
Seharusnya lingkungan akademis merupakan penyesuaian dengan perkembangan teknologi
iklim yang baik bagi berkembangnya jasa informasi. Strategi pemasaran yang diusulkan
dokinfopus karena lingkungan universitas, diterapkan adalah konsep pelayanan prima
terutama mahasiswa dan dosen selalu menuntut sehingga tercipta kepuasan pengguna dan
untuk memperoleh literatur terbaru, informasi pengelola unit dokinfopus tersebut.
terkini, dan koleksi perpustakaan yang leng-
kap. Namun, iklim membaca dan menggunakan Tujuan penulisan adalah:
koleksi perpustakaan, termasuk jasa informasi
yang ditawarkan masih rendah. Berbagai survei I. Membina layanan dokinfopus yang lebih baik
dan pengalaman memperlihatkan bahwa tingkat dan andal sehingga dapat memuaskan peng-
pemanfaatan jasa dokinfopus di lingkungan guna, pengelola, sera mampu menaikkan
perguruan tinggi masih harus dibina dan citra unit dokinfopus beserta induk
dimasyarakatkan. Semestinya iklim akademis organisasinya;
yang terdapat di sana lebih tinggi dari pada 2. Memajukan pemasaran produk unit dokinfo-
yang terdapat di lingkungan sekolah atau pus;
masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan 3. Mengantisipasi datangnya era informasi pada
sekolah dan perpustakaan umum. abad 21;
4. Sebagai bahan pembuat keputusan pengelola
Jenis layanan yang dapat dilakukan pada unit unit dokinfopus;
dokinfopus ada beberapa macam, sesuai dengan 5. Sebagai bahan penyusunan strategi pengem-
tujuan unit tersebut, antara lain memberikan bangan unit dan layanan dokinfopus.
layanan jasa dalam rangka membiasakan gemar
membaca, penelusuran literatur, dan mema- Pelayanan Prima
syarakatkan paket informasi untuk mencer-
daskan kehidupan bangsa supaya mampu Secara garis besar, pelayanan prima mengan-
bersaing dengan bangsa lain. Di Indonesia dung 4 unsur pokok yaitu:
terdapat perpustakaan umum, perpustakaan - kecepatan,
sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan - kebenaran,
perpustakaan khusus dengan tujuan, misi, dan - keramahan,
sasaran yang berbeda. Pedoman Dikti ( 1979) - kenyamanan.
mensyaratkan adanya 4 jenis layanan perpus-
takaan, yaitu: I) sirkulasi koleksi, 2) pela- Keempat unsur tersebut harus merupakan
yanan referensi, 3) pendidikan pemakai, dan suatu kesatuan layanan yang terintegrasi,
4) diseminasi informasi. sehingga pelayanan tidak dapat dikatakan
prima apabila terdapat salah satu unsur yang
Untuk menanggulangi masih rendahnya citra hilang. Sebagai contoh, di dalam melayani
unit dokinfopus diperlukan suatu strategi suatu pertanyaan referensi, seorang pengguna
pemasaran jasa yang tepat. Memperbaiki citra, perpustakaan yang berada di tempat yang
secara internal bertujuan untuk mendapatkan nyaman akan tetap kecewa meskipun dia telah
pengakuan lembaga induk dan secara menerima jawaban yang cepat dan benar tanpa
eksternal mampu membina kemampuan adanya keramahan petugas perpustakaan.
Endang Emawati (Pelayanan prima sebagai strategi pemasaran jasa ... ) 41
ezlrtikel
Pratiknyowati (1997) menambahkan bahwa dan meningkatkan pendapatan atau laba unit
keempat unsur ini akan semakin ampuh apabila dokinfopus.
dipakai sebagai penunjang kegiatan bauran
pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari Manfaat Pelayanan Prima
unsur 4P yaitu product (produks), price
(harga), place (tempat), dan promotion (pro- 1 Pengguna jasa dokinfopus akan merasa puas
mosi). karena:
- kebutuhannya terpenuhi;
Peranan Teknologi Informasi - merasa dihargai karena mendapat pelayanan
yang baik;
Senn (1995) mempunyai pendapat bahwa tekno- - merasa dipercaya sebagai mitra unit/lem-
logi informasi adalah auatu istilah yang baga.
menunjukkan pada berbagai macam hal dan
kemampuan yang digunakan dalam pemben- 2. Pengelola!karyawan akan merasa senang ka-
tukan, penyimpanan, dan penyebaran infor- rena:
masi. Teknologi Informasi mencakup kom- - lebih percaya diri karena dapat memberikan
puter, jaringan komunikasi, dan "know-how". j as a yang prima;
- mempunyai kepuasan pribadi karena telah
McLeod (1993) mendefinisikan informa- mampu menolong pengguna;
tion technology sebagai, "resources of all types - dapat meniti karier secara mantap.
hardware, software, personnel and so on that
produce information," yang artinya semua 3. Unit/lembaga merasa beruntung karena:
jenis sumberdaya, meliputi perangkat keras, - corporate image yang semakin baik;
perangkat lunak, sumberdaya manusia dan lain- - menjamin kelangsungan jasa dan produk;
lainnya yang dapat memproduksi informasi. - memotivasi pengguna untuk memakai jasa
dan produk dokinfopus;
Fletcher (1990) mengatakan, "Information - meningkatkan pendapatan atau laba;
Technology has 3 main strands, those are: - meningkatkan pengakuan induk organisa-
computing, microelectronics, and telecommuni- si/lembaga.
cations which are combined to provide a wide
variety of products and services". Dapat Pelayanan Prima
disimpulkan bahwa yang termasuk teknologi
informasi adalah komputer, jaringan infor- Pratiknyowati ( 1997) mendefinisikan bahwa.
masi, videotex,database terpasang, perangkat pelayanan prima atau pelayanan unggul adalah
lunak, faks, telepon selular, televisi, dan komu- suatu sikap atau cara petugas dokinfopus dalam
nikasi masa. melayani pengguna secara memuaskan.
Pelayanan prima sebagai ujung tombak aktivitas
Sasaran dan manfaat pelayanan prima pemasaranjasa dokinfopus.
Secara sepintas, pelayanan prima semata- Pemasaran unit dan jasa dokinfopus
mata ditujukan untuk memuaskan pengguna
informasi, tetapi kalau dikaji lebih jauh Beberapa pakar telah mendefinisikan istilah
petugas dan pimpinan unit dokinfopus juga akan pemasaran sebagai berikut.
puas apabila mampu memberikan pelayanan
prima. Sasaran Pelayanan Prima adalah Hoey (1973) melihat fungsi pemasaran sebagai
memuaskan pelanggan, meningkatkan loyali- menaksir dan mengubah kualitas daya beli
tas, meningkatkan penjualan produk dan jasa, langganan menjadi auatu kebutuhan yang efektif
42 BACA, Vol.23, No. 4, Desember 1998
o2\rt1kel
untuk suatu produk atau pelayanan tertentu Dengan memahami proses kerja peng-
dengan memberikan produk atau pelayanan yang guna para pustakawan dan dokumentalis
baik. dapat mempengaruhi perilaku pengguna
dalam memanfaatkan suatu produk pada
Cronin (1981) menyatakan bahwa pemasaran posisi yang diinginkannya, misalnya pe-
berkaitan dengan usaha untuk memuaskan layanan paket informasi untuk masyarakat
kebutuhan pelanggan dan pembeli. industri.
Edinger (1980) mengatakan bahwa istilah b. Memusatkan perhatian pada hal-hal yang
pemasaran merujuk pada manajemen yang tak terwujud.
efektif dari suatu organisasi, dalam hubungan Unit dokinfopus tidak boleh lengah
timbal balik dengan publik yang beragam. terhadap faktor penentu posisi produk
Selanjutnya ditambahkan bahwa pemasaran yang tidak nampak, misalya simpati,
memang bukan sekedar kegiatan iklan atau keramahtamahan, kepeloporan, dan keper-
promosi. cayaan petugas/pengelola terhadap peng-
guna.
Disimpulkan, bahwa pemasaran adalah kegiat-
an manajerial yang dilakukan oleh suatu orga- c. Mencari sasaran yang tepat
nisasiu untuk menciptakan tukar menukar antara Harus diupayakan pengguna yang tepat dan
pembeli dan organisasi dengan cara yang jangan terlalu beragam. Hal ini akan
efektif demi tujuan organisasi tersebut. merepotkan unit dokinfopus sendiri dalam
memberikan pelayanan prima dan
Strategi Pemasaran kepuasan bagi pengguna yang beragam
terse but.
Berdasarkan hakekat pelayanan prima, strategi
pemasaran jasa dokinfopus yang sebaiknya d. Bereksperimen dan bersedia berubah
dilakukan adalah mengacu pada pendapat Kajian terhadap posisi produk harus selalu
Regis Mckena, yang menyebutkan 3 strategi dilakukan mengingat lingkungan akan
pokok yang harus dilakukan dalam pemasaran, selalu berubah, contohnya lima tahun
yaitu: yang lalu jasa dokumentasi bisa menjadi
andalan tetapi saat ini dan masa
I. Meraih posisi produk ( product position- globalisasi mungkin jasa informasi yang
ing) harus diutamakan dengan dukungan
teknologi informasi (TI).
Sebuah unit dokinfopus harus menetapkan
produknya, misalnya jenis informasi yang 2. Meraih posisi pasar (Market positio!ling)
diinginkan pengguna, jenis literatur sekun-
der indeks, katalog induk, atau abstrak, jasa Posisi di sini berarti suatu produk dokinfopus
silang layan, penelusuran dengan sumberdata harus mendapat pengakuan pengguna. Hal ini
dari dalam dan luar negeri, ataupun informasi dapat dilakukan dengan mengingat:
terseleksi. Pustakawan dan dokumentalis
harus memperhatikan kaidah berikut dalam a. Memanfaatkan komunikasi dari mulut ke
meraih posisi produk: mulut.
Komunikasi informal dengan pengguna
a. Memahami lingkungan, misalnya kecende- dapat dibina dengan memberikan pela-
rungan dan dinamika pasar. . yanan prima sehingga kepuasan mereka
dapat disebarluaskan kepada yang lain.
Endang Emawati (Pelayanan prima sebagai strategi pemasaranjasa ... ) 43
cflrtikel
b. Membina infrastruktur pasar masi (TI). Beberapa jasa yang dapat dikem-
Infrastruktur pasar adalah semua pihak atau bangkan untuk melaksanakan pelayanan prima
orang yanag berada di unit dokinfopus sebagai berikut.
dan para pemakainya yang memiliki
pengaruh terhadap proses penggunaanjasa I. Kartu Anggota Elektronik
dokinfopus.
Seiring dengan kemajuan TI, kartu anggota
3. Meraih posisi organisasi (corporate posi- sudah saatnya dialhkan dari kartu yang
tioning) berbahan kertas ke bahan plastik yang
berfungsi sebagai alat elektronik untuk
Tujuannya untuk memperoleh citra unit melakukan beberapa transaksi di lingkungan
dokinfopus yang baik, sehingga harus diper- unit dokinfopus tersebut.
hatikan:
Kartu ini merupakan produk peningkatan
a. Riwayat organisasi layanan untuk memeudahkan pengguna menik-
Apabila suatu unit atau organisasi pemah mati jasa dan mengurangi petugas unit layan-
dipimpin oleh pemimpin yang kurang an karena kartu tersebut mempunyai multifungsi,
ramah atau berpengalaman di bidang seperti:
dokinfopus sehingga kinerja unit kurang
baik, maka unit m1 harus mampu a. Kartu Parkir
mengubah citra dengan strategi pelayanan Secara fisik, kartu elektronik ini berbentuk
prima sehingga akan diperoleh kembali seperti kartu ATM yang dilengkapi
kinerja organisasi yang baik tersebut. dengan foto pemiliknya. Apabila sistem
perparkiran belum secara otomasi, petugas
b. Keandalan manajemen parkir atau keamanan bisa melihat foto di
Hal 1m tercermin dari pengaturan kartu tersebut dan mencatat kendaraan yang
organisasi secara keseluruhan. Manajemen dibawanya. Lebih baik lagi apabila di unit
yang andal adalah manajemen yang dokinfopus tersebut sudah diterapkan sistem
berpegang pada teori-teori yang benar jaringan sehingga data anggota dapat
dan diwarrnai dengan gaya manajemen diakses dari sistem komputer yang ada di sub
yang tepat. unit perparkiran. Alat pembaca barcode bisa
mempercepat proses ini di pintu masuk dan
c. Kepribadian para petugas keluar arena parkir.
Petugas yang ramah. sopan, JUJUr, dan
suka menolong tentu akan membangun b. Kartu masuk gedung dan ruang layanan khu-
citra unit yang menyenangkan. Petugas sus
yang cerdas, dan berpendidikan tinggi Pengguna dapat memasuki gedung perpus-
akan bisa diajak diskusi oleh para takaan melalui pintu khusus yang bisa
pengguna jasa dan produk sehingga tecipta dibuka dengan kartu elektronik tersebut
kinelja yang baik. sehingga keamanan terjamin dan mengurangi
jurnlah petugas keamanan. Begitu pula kartu
Perpaduan Pelayanan Prima dan Teknologi ini juga berfungsi untuk memasuki ruang
lnformasi koleksi khusus, seperti layanan CDROM,
Audio Visual, mikrofis/film, referensi,
Unit dokinfopus dapat meningkatkan strategi laporan penelitian, dan database terpasang.
pemasaran jasanya dengan memadukan bauran Koleksi khusus dan mahal milik unit dok-
pemasaran dengan penerapan teknologi infor- infopus akan terkurangi frekuensi hilangnya
44 BACA, Yol.23, No.4, Desember 1998
d\rtikel
apabila disimpan di ruang khusus dan Pemasaran suatu produk memang memerlukan
hanya dapat diakses dengan cara yang khusus keahlian khusus dengan mengingat prinsip
pula. "bauran pemasaran" yang harus diterap-kan
dengan tepat. Pihak pengelola memerlukan
c. Kartu peminjaman dan pengembalian koleksi sesuatu yang bervariasi dan berbeda dari yang
Transaksi sirkulasi dan jasa silang layan lain untuk menarik pengguna. Suatu kios
bisa dilakuakn menggunakan kartu ini. Apa- informasi berbasiskan multimedia akan dapat
bila perpustakaan atau unit dokinfopus lain menarik minat pengguna serta membantunya
juga sudah menerapkan sistem jaringan, data dalam pemenuhan kebutuhan informasi, mereka
pengguna dapat dikirimkan sehingga jasa akan puas karena dapat melihat dan lebih bebas
rujukan pada unit tersebut dapat dinikmati memilih membeli produk atau layanan yang
pengguna secara lebih cepat. ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya.
--ooOoo--
Pelayanan Prima
Pratiknyowati ( 1997) mendefinisikan bahwa. pelayanan prima atau pelayanan unggul adalah
suatu sikap atau cara petugas dokinfopus dalam melayani pengguna secara memuaskan.
pemasaran adalah kegiatan manajerial yang dilakukan oleh suatu orga nisasiu untuk
menciptakan tukar menukar antara pembeli dan organisasi dengan cara yang efektif demi tujuan
organisasi tersebut.
Strategi Pemasaran
Beberapa jasa yang dapat dikem bangkan untuk melaksanakan pelayanan prima sebagai
berikut.
Dengan adanya keterpaduan unsur fungi manajemen, sumber daya, yang berwawasan lingkungan
maka keberadaan pelayanan prima akan bisa dipertahankan. Unit dokinfopus akan mampu
bersaing dengan unit lainnya apabila mampu melaksanakan pelayanan prima sebagai strategi
pemasaran jasa dan produknya.
Review PPT
Chapter 1
a. Latar belakang
Konsep Pemasaran adalah konsep yang digunakan oleh perusahaan produsen
barang atau jasa untuk mempromosikan barang atau jasanya ke pada konsumen. Jasa
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak
lain, pada dasarnya bersifat intangible (Tidak Berwujud). Pemasaran jasa adalah
suatau tindakan yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen berupa jasa yang
tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen.
b. Faktor Pendorong bisnis Jasa.
1. Perubahan demografis, yaitu : meningkatnya jumlah populasi usia pensiunan yang
menyebabkan permintaan baru akan jasa menghabiskan waktu luang seperti jasa
travel dan menimbulkan permintaan yang meningkat pada jasa.
2. Perubahan sosial, peningkatan jumlah wanita dalam angkatan kerja sehingga
menghasilkan pertumbuhan yang cepat dalam industri jasa tertentu.
3. Perubahan ekonomi, meningkatkan spesialisasi dalam suatu perekonomian
menghasilkan ketergantungan yang lebih besar terhadap penyedia jasa yang
bersifat spesialis.
4. Perubahan politik dan hukum international menghasilkan penngkatan dan
permintaan baru akan jasa yang lebih profesional.
c. Jenis-jenis Jasa
Jasa murni (pure service). Jasa murni merupakan tawaran hanya berupa jasa.
Contoh: panti pijat, konsultasi psikologis dan lain-lain.
Barang berwujud dengan jasa pendukung (tangible good with accompanying
services). Barang berwujud dengan jasa pendukung merupakan tawaran terdiri
atas tawaran barang berwujud diikuti oleh satu atau beberapa jenis jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen. Contohnya penjual mobil memberikan
jaminan atau garansi, misalnya satu tahun gratis servis kerusakan.
Jasa campuran (Hybrid). Jasa campuran merupakan penawaran barang dan jasa
dengan proporsi yang sama. Contohnya makanan ditawarkan di restoran disertai
pelayanan yang mengesankan.
d. Karakteristik Pemasaran Jasa
Intangibility (Tidak Berwujud),
Barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa merupakan suatu
perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha yang menyebabkan
jasa bersifat intangible yaitu:
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau
dipahami secara rohaniah. tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau
diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.
Inseperability (tidak terpisahkan),
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Barang biasanya
diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa di lain pihak,
umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri
khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (out come) dari
jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas
individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan unsur penting.
Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran
pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien bersangkutan secara aktual
juga berperan sebagai co producer dalam operasi jasa, dengan jalan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan
spesifiknya.
Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen,
kompensasi, pelatihan, dan pengembangan dari karyawannya.
Varability/Heterogenity/Inconsistency (Keanekaragaman),
Jasa bersifat sangat Variability karena merupakan non-standarized output,
artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi atau dihasilkan. Para pembeli dan
pemakai jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali
mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih.
Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang
menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka
inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah
memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon
yang sama dan meminta model rambut yang sama tidak akan mendapatkan hasil
yang seratus persen identik (kecuali kalau keduanya minta rambutnya dibuat
plontos).
Perishability (Tidak Tahan Lama),
Untuk karakteristik ini menjelaskan bahwa jasa tidak dapat disimpan dan juga
tidak tahan lama. Ini tidak akan menjadi masalah apabila permintaannya tetap
karena mudah untuk menyiapkan pelayanan permintaan tersebut sebelumnya.
Seperti contoh tukang urut, tidak mungkin kan setelah kita pijat urut 1 kali akan
merasakannya seumur hidup.
Chapter 3 Perilaku konsumen dalam konteks bisnis jasa
a. Proses pembelian jasa
Adalah sistem yang meliputi sadar akan kebutuhan pencarian alternatif, evaluasi
alternatif, keputusan pembeli, penilaian atas jasa yang diterima (PUAS atau TIDAK).
b. Pengaruh Kelompok atau Individu lain
Pada kebanyakan jasa, konsumen saling berinteraksi dengan konsumen lain di
tempat jasa diproses. Contoh flesibilitas : konsumen akan secara fisik berdekatan
dengan yang lain, terkadang konsumen harus menunggu jasa, kosumen diharapkan
dapat berbagi waktu, ruangan, atau alat jasa dengan yang lain.
c. Pengaruh Klasifikasi Jasa
Jumlah informasi yang diperlukan konsumen sebelum melakukan pembelian dan
konsekwensinya.
Waktu yang diperlukan selama proses pembelian.
d. Pengaruh Situasional
1. Lingkungan Fisik, berupa karakteristik yang paling jelas dalam suatu situasi.
2. Lingkungan Sosial, memberikan tambhan kedalam deskripsi suatu situasi,
3. Perspektif Temporal, suatu situasi yang mencakutp waktu dalam sehari sampai
kemusim dalam setahun,
4. Definisi Tugas, Suatu situasi yang mencakup maksud atau keperluan untuk
memilih membeli atau memperoleh informasi tentang pembelian umum maupun
khusus,
5. Keadaan antaseden memperbaiki karakteristik yang memberi pengaruh tertentu
suatu situasi.
e. Kepuasan Konsumen
Adalah suatu hasil dari suatu pembelian produk atau jasa yang sifatnya
membandingkan antara apa yang dia terima dengan apa yan diharapkan.
Jenis harapan konsumen : a. Konsumen yang selalu berfikir ekonomis (Murah
tapi kualitas bagus), b. Konsumen yang etis (Menghargai suatu barang atau jasa sesuai
dengan kualitas atau pelayanan yang diberikan), c. Konsumen yang membutuhkan
pelayanan personal( Biasanya ini merupakan konsumen yang palig ruwet)
f. Harapan Konsumen yang tidak realistis
1. Permintaan yang tidak beralasan
2. Permintaan yang bertentangan dengan kebijakan,
3. Melanggar norma sosial,
4. Kebutuhan khusus konsumen (Request barang/jasa diluar nalar manusia)
Chapter 5 Positioning dan Segmentasi dalam Pemasaran Jasa
a. Definisi Positioning Pemasaran Jasa
Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai, dimana konsumen di dalam suatu
segmen tertentu/mengerti dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan
dibandingkan perusahaan lainnya.
b. Konsep Positioning
Functional positions
Pemecahan masalah, menyediakan manfaat bagi konsumen dan memperoleh
persepsi yang menyenangkan dari investor
Syimbolic positions
Peningkatan citra diri, identifikasi, rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan
lingkungan terhadap perusahaan.
Lanjutan 1
Membangun pengaruh yang cukup kuat, dalam segmen pasar tertentu
Product positioning
Mampu menstilmuli sensor motorik dan mampu menstimuli sensor kognitif
c. Proses positioning
a. Positiong harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai prosuk
positioning yang kuat suatu perusahaan, perlu melakukan diferensiasi, dalam
banyak faktor, yaitu : tekhnologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran
konsumennya
b. Rumusan positioning, sewaktu melakukan product positioning, perlu
mempertimbangkan 4 (empat) hal sebagai kunci utama
d. Strategi positioning Produk
Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan, inilah yang digunakan
sebagai unsur yang ditonjolkan.
Penentuan posisi menurut kategori dan penentuan harga atau kualitas
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk dan
produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik.
Penentuan posisi menurut manfaat
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu
Penentuan posisi, menurut pemakai dan pesaing
Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok
pemakai. Dan produk ditonjolkan secara keseluruhan dengan menonjolkan nama
merek secara utuh dan posisi yang lebih baik
Penentuan posisi menurut atribut
Apabila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk
yang lebih unggul.
e. Klasifikasi posisi perusahaan menurut peranannya dalam pasar sasaran
Pemimpin pasar
Perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin
dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan
intensitas promosi
Penantang pasar
Posisi perusahaan berada setelah pemimpin pasar atau berada pada posisi ke 2
Pengikut pasar
Perusahaan model ini, lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin
pasar
Penceruk pasar
Alternatif dari pengikut pasar adalah pemimpin dalam pasar kecil atau ceruk
f. Peran Positioning
Sistem terorganisisr
Menemukan sesuatu secara cepat, tepat dan pada waktu yang tepat
Posisi
Mempertimbangkan tidak adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
Total situational analysis
Semakin beragamnya barang, media maupun iklan
Cerdik
Menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain
Persepsi konsumen
Kemampuan dalam menciptakan loyalitas pelanggan agar konsumen tidak pindah
ke lain produk
g. Langkah positioning produk yang tepat
Identifikasi target pasar yang relevan
Melihat secara dalam dan jeli tentang perilaku konsumen, yang menjadi
sasarannya
Merumuskan point of difenerent
Menetapkan kekhusussan produknya, dibandingkan dengan produk
pesaingnya.
Menetapkan keunggulan kompetitif produk
Upaya meyakinkan konsumen bahwa ciri khas yang ditampilkan bukan hanya
permukaan saja, tetapi benar-benar dapat dinikmati sesuatu secara berbeda
Chapter 7 BUKTI FISIK JASA