Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata : Pemasaran Jasa


Kuliah
Kode Mata : EKMA 4568
Kuliah
Jumlah sks : 3 SKS
Nama : Adisthy Shabrina Nurqamarani B.A. (Hons)., M.Sc
Pengembang
Nama Penelaah : Dr.E.Andriyansah, S.E., M.M.
Status : Baru/Revisi* (coret yang tidak sesuai)
Pengembangan
Tahun : 2019
Pengembangan
Edisi Ke- : 1

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Jelaskan karakteristik jasa dan implikasinya 15 Modul 1
terhadap pemasaran ! Kegiatan
Belajar 1
2 Jelaskan dampak perubahan kekuatan politik, 30 Modul 1
ekonomi, social, budaya, dan teknologi Kegiatan
terhadap peningkatan bisnis jasa Belajar 2
3 Jelaskan tiga tahapan proses konsumsi jasa 25 Modul 2
menurut Lovelock dan Writz (2014)!. Kegiatan
Berikan contoh. Belajar 1
4 Jelaskan keterkaitan antara Positioning- 20 Modul
Branding-Diferensiasi jika diapikasikan pada 2.Kegiatan
Kasus Perusahaan, misal Hotel Santika Belajar 2.
5 Jelaskan dimensi-dimensi inovasi jasa yang 10 Modul 3.
harus diperhatikan oleh penyedia jasa ! Kegiatan
Berikan contoh ! Belajar 1.
Nama Mahasiswa : Frances Erixon Malau
NIM : 041462787
Kode/ Nama Mata Kuliah : EKMA 4568/ Pemasaran Jasa
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : 54/ Manajemen - S1
UPBJJ-UT : 77 – Denpasar

1. Jelaskan karakteristik jasa dan implikasinya terhadap pemasaran !

Menurut Belly (Alma 2011: 244) mengemukakan 3 karakteristik jasa yaitu:

1. Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud (more intangible than tangible) Benda atau barang
yang dibeli atau digunakan sehari-hari adalah sebuah objek, sebuah alat atau sebuah benda (a good is an object,
a device, a thing), sedangkan jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha (a service is deed, a
performance, and effort). Bila kita membeli suatu barang, maka barang tersebut dipakai atau bahkan bisa
disimpan sebagai suatu property dan bisa ditempatkan pada suatu tempat. Tapi bila kita membeli jasa, kita tidak
bisa menyimpannya untuk dilihat dikemudian hari maka pada umumnya jasa tidak ada wujudnya,
2. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (stimultaneous production and consumption) Jasa
diproduksi dan dikonsumsi dalam rangka waktu yang sama. Pada umumnya, barang diproduksi dulu kemudian
dijual dan dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara
serempak.
3. Kurang memiliki standard dan keseragaman (less standardized and uniform) Industri jasa cenderung
dibedakan antara:
• Berdasarkan orang (people based)
• Berdasarkan perlengkapan (equipment based)

Implikasi dari perbedaan ini ialah “outomes” atau hasil jasa berdasarkan orang (people based) jasa kurang
memiliki standarisasi, dibandingkan outomes dari jasa yang berdasarkan perlengkapan (alat). Dengan kata lain,
jasa yang memakai pelayanan orang, memiliki tingkat variabilitas, tergantung pada orangnya, dan tingkat
perbedaan ini tidak ada, pada jasa yang dilayani oleh mesin.

Menurut Nasution (2015: 5) Jasa memiliki empat karakteristik utama, yaitu tidak berwujud
(intangibility), tidak terpisah (inseparability), bervariasi (variability) dan mudah lenyap (perishability). Berikut
adalah definisi dari masing-masing karakteristik tersebut :

1. Tidak Berwujud (Intangibility) Sifat jasa tidak berwujud (service intangibility) artinya jasa tidak
dapat dilihat, diraba, dirasakan, dicium atau didengar sebelum dibeli.
2. Tidak Terpisah (Inseparability) Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual dan
baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi bersamaan.
Umumnya, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tidak terpisahkan (service inseparability),
berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya atau sumbernya, apakah penyadia atau sumber itu
merupakan orang atau mesin, apakan penyedia atau sumber itu hadir atau tidak. Bila karyawan jasa
menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa baik penyedia jasa maupun pelanggan
mempengaruhi hasil jasa tadi.
3. Bervariasi atau Keanekaragaman (variability) Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena
merupakan monstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
4. Tidak Tahan Lama (perishability) Daya tahan satu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan
selalu ada dan mantap karena penghasilan jasa dimuka dengan mudah. Bila permintaan akan turun, maka
masalah yang sulit akan segera muncul.

Implikasi nya terhadap pemasaran :

Menurut Badriyah (2015: 35) sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dan
mempunyai peran dalam merealisasikan kesuksesan tujuan organisasi dengan segala etos kerja, kecakapan,
ketrampilan, dan daya usaha mereka. Ketidakmampuan organisasi dalam memberikan layanan terbaik kepada
masyarakat atau pelanggan dalam hal ini lebih disebabkan karena adanya kesenjangan jasa yang diterima dan
dinikmati oleh konsumen dengan jasa yang diharapkan konsumen akibat tidak terpenuhinya harapan para
pelanggan. Hal ini bisa diukur dengan beberapa dimensi yang meliputi; dimensi tangible, reliability,
responsiveness, assurence, dan empathy (Tjiptono, 2012). Nasution berpendapat bahwa pentingnya kualitas
dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari
sudut manajemen operasional, kualitas merupakan salah satu kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya
saing produk yang memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas
produk dari pesaing. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, kualitas merupakan salah satu unsur utama
dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang dapat
meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan. Setiap sistem manajemen memiliki
keinginan tinggi terhadap kualitas. Sebagai contoh penerapan Total Quality Management (TQM) di perusahaan.
Berikut dijelaskan mengapa kualitas ini menjadi penting bagi suatu bisnis, diantaranya :

1. Meningkatkan reputasi perusahaan Dengan menciptakan produk yang berkualitas, perusahaan akan
mendapatkan predikat yang bagus di mata pelanggan. Bahkan tidak menutup kemungkinan produk akan cepat
berekspansi ke pasar global.
2. Kesempatan mewujudkan cost reduction Dengan menghasilkan produk yang berkualitas, berarti
perusahaan mampu melakukan kegiatan produksi dengan efektif dan efisien. Produk yang dihasilkan sesuai
dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
3. Menjadi kunci untuk mendapat loyalitas pelanggan Kualitas menjadi kunci utama agar produk dikenal
dan dipercaya masyarakat luas. Jika ingin meningkatkan loyalitas ke level yang lebih tinggi pastikan Anda
meningkatkan kualitas terlebih dahulu. Baik kualitas produk maupun kualitas pelayanan. Kualitas harus lebih di
perhatikan seperti apa yang akan diminati pasar. Karena pada akhirnya, kualitas lah yang dinilai konsumen,
bukan yang lain. Mungkin konsumen tidak peduli bagaimana suatu perusahaan atau bisnis melakukannya, tetapi
mereka hanya peduli pada kualitas apa yang mereka dapatkan dengan produk atau layanan yang diberikan
kepadanya.
Metode pendekatan dari sisi permintaan.
Dilakukan dengan cara:
• Penetapan harga berbeda. Menetapkan harga lebih mahal pada “musim sibuk” akan mengalihkan
permintaan pelanggan ke musim normal. Contoh: tarif bus akan menaikkan harga tiket pada H+7 / H-7
saat lebaran.
• Mengembangkan permintaan pada masa sepi (tidak sibuk). Memotong tarif normal dengan memberi
diskon akan mendorong konsumen membeli pada “musim sepi”
• Menyediakan jasa pelengkap. Contoh, bank menyediakan mesin ATM untuk mengurangi antrian
panjang di meja teller.
• Sistem pemesanan. Ini paling sering diterapkan pada bisnis perhotelan, penerbangan, kereta api, travel,
dokter

Metode pendekatan dari sisi penawaran


• Merekrut karyawan paruh waktu. Pada saat permintaan sedang tinggi, merekrut karyawan tak tetap bisa
membantu menyelesaikan masalah
• Mendorong rutinitas efesiensi jam sibuk. Karyawan hanya melaksanakan tugas penting selama jam
sibuk. Tugas yang kurang penting bisa diserahkan pada orang lain. Contoh: pada jasa kesehatan:
paramedis membantu tugas dokter selama jam sibuk
• Meningkatkan partisipasi konsumen. Contoh: Mempersilahkan nasabah mengisi blanko sendiri selama
jam sibuk pada jasa perbankan
• Berbagi jasa dengan pelaku bisnis sejenis. Contoh: Peusahaan jasa ekspedisi pengiriman barang A
menitipkan barang kiriman konsumen pada perusahaan ekspedisi B pada jalur wilayah yang tidak
tercakup pada layanan ekspedisi A namun dalam area layanan ekspedisi B. Begitu juga sebaliknya.
• Menyiapkan fasilitas untuk perluasan pada masa mendatang. Contoh: Tempat rekreasi membeli lahan di
sekitarnya untuk sarana parkir atau memperluas area taman wisata

Sumber :
- http://digilib.polban.ac.id/

- Kotler, Philip & Kevin Lane Keller "Manajemen Pemasaran edisi 12 jilid 2" hal: 45-49, cetakan II, 2008, PT
Indexs- Tjiptono, Fandy "Manajemen Jasa" hal 15-18, edisi pertama 1996, penerbit Andi, Yogyakarta
2. Jelaskan dampak perubahan kekuatan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
teknologi terhadap peningkatan bisnis jasa!

POLITIK
Mempertimbangkan risiko politik dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan
karena perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan
dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut.

Risiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di
suatu negara. Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasi charity atau sosial.
Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik
mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar.

Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika
situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis. Dalam konteks ini,
kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa
ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau
bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan kompromi-
kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan internasional.

Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik. Budaya politik merupakan
serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di
suatu negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis.

Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah dalam bidang
perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya demokratis. Ada politik yang bersifat
intervensionis secara penuh dengan dukungan pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung
mengarahkan agar pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis.

Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau turut campur tangan
dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
untuk menunjang perekonomian dan bisnis.
TEKNOLOGI

Teknologi berbasis komputer (computer based technology”) yang mengalami kemajuan pesat
mendorong secara dramatis komunikasi bisnis dan mempercepat pengambilan keputusan. Kurang dari 10
tahun lalu mesin fax telah mendorong pengambilan keputusan bisnis lebih cepat. Namun perkembangan 5
tahun terakhir bahwa kontrak bisnis internasional dapat direview dan disetujui dalam waktu singkat dengan
menggunakan internet dan dunia WWW (World Wide Web). Selain itu produktivitas dapat ditingkatkan sebab
waktu yang dapat dihemat untuk menunggu dokumen dan
kecepatan informasi. Teknologi secara mudah dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi keadaan
pasar terutama perubahan pada konsumen. Dengan menggunakan teknologi komputer perusahaan jasa dapat
mengembangakan sistim Informasi konsumen yang sangat penting dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan serta harapan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang paling kuat
berasal dari integrasi komputer dan telekomunikasi. Perusahaan jasa dapat beroperasi dengan menggunakan
information-based, seperti “electronic delivery siystem” yang membantu perusahaan finansial sangat terbantu
dalam melakukan bisnis internasional. Perusahaan Amazon.com sukses menjual buku keseluruh dunia melalui
website. Walaupun pecinta buku mungkin mengeluh Amazon.com tidak memberikan kesempatan kepada
pembeli melihat rak seperti layaknya toko buku tradisional (friendly bookshop), tetapi dapat menawarkan
banyak pilihan dan kenyamanan akses global dengan harga murah sebagai keunggulan bersaingnya

EKONOMI

Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi penting di suatu negara. Tingginya tingkat inflasi
berdampak penurunan daya beli masyarakat dan menurunnya pengeluaran konsumen untuk membeli
barang/jasa. Beberapa perusahaan mencoba mengatasi inflasi melalui cost cutting , dengan cara mereview
semua aspek dalam bisnisnya sehingga dapat memberikan produk berkualitas kepada konsumen dengan
harga rendah. Perusahaan jasa perlu mencermati lingkungan ekonomi yang sangat dinamis karena berdampak
pada perubahan perilaku konsumen dan pesaing. Dengan memahami lingkungen ekonomi secara baik,
perusahaan dapat mengidentifikasi perubahan, dapat meramalkan penjualan potensial dan mengetahui
ancaman. Sebagai ilustrasi, Era pasca krisis di Indonesia keadaan ekonomi belum pulih, hal ini ditandai dengan
inflasi yang tinggi sampai mencapai 2 digit dan meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan yang cukup
besar
SOSIAL BUDAYA

Budaya Dan Sosial Keadaan sosial yang sangat berpengaruh perkembangan industri jasa adalah
meningkatnya populasi lansia, pertumbuhan dual income family, dan meingkatnya jumlah wanita bekerja dan
berkarir, bertambahnya jumlah single parent. Pada saat generasi baby boomer dewasa, persentase jumlah
penduduk Indonesia usia tua bertambah dalam jumlah besar. Di Indonesia jumlah penduduk lansia
diproyeksikan akan meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk lansia juga dapat ditengarai dari
meningkatnya jumlah pensiunan yang sebenarnya masih cukup produktif untuk beker part-time. Pada masa
yang akan datang, jika perusahaan kekurangan tenaga kerja dapat menggunakan pensiunan paling tidak part-
time basis. Penduduk lansia yang pada saat ini hidup lebih panjang dan punya kehidupan aktif, situasi ini akan
mendorong permintaan jasa seperti pusat kesehatan, transportasi publik yang nyaman dan sarana rekreasi.
Kecenderungn perubahan sosial lainnya adalah meningkatnya jumlah wanita bekerja sehingga dapat
memperkuat pendapatan rumah tangga, sehingga menciptakan permintaan berbagai usaha jasa seperti
penitipan anak, preschool, jasa penyalur pembantu, makanan siap saji dan lainnya. Bagi dual income family
waktu sangat penting dan mereka mau membayar jasa yang dapat membantu mereka lebih merasa free time,
sebagai hasil berbagai jasa baru diciptakan dengan memfokuskan pada eksklusifisme terhadap pelayanan
waktu bagi mereka seperti pelayanan order ke rumah, pelayanan belanja personal dan berbagai jasa yang
berhubungan dengan rekreasi

Perubahan sosial lain yang muncul berkaitan dengan perubahan preferensi konsumen terhadap jasa,
misalnya trend terhadap jasa konsultan, kecantikan, kesehatan dan permasalahan gizi. Beberapa tahun lalu
jasa-jasa seperti ini belum berkembang. Pada saat ini suatu keluarga menyewa jasa konsultan mendapatkan
advis bagaimana caranya menggunakan waktu luang. Selain itu meningkatnya jumlah kelompok pria/wanita
yang belum menikah yang mempunyai penghasilan memadai telah mendorong permintaan terhadap jasa-jasa
baru seperti rekreasi sport, arum jeram, bunji jumping, delivery order seperti Pizza HUT. Menyikapi kondisi
berbagai perubahan sosial dan tersebut, maka pemasar jasa harus menyesuaikan penawaran dan Bauran
Pemasaran. Misalnya pada saat ini mulai muncul usaha jasa berhubungan dengan kehamilan (maternity)
dimana rumah sakit dan dokter secara aktif mengundang pasien hamil untuk berdiskusi ataupun konsultasi
mengenai kehamilan. Jasa ini sangat potensial karena menciptakan relationship jangka panjang, bahwa ibu
hamil akan mempunyai anak dan seterusnya mempunyai cucu.

Sumber :
http://repository.ut.ac.id/
https://bbs.binus.ac.id/
3. Jelaskan tiga tahapan proses konsumsi jasa menurut Lovelock dan Writz (2014)!.
Berikan contoh.

Dalam konteks jasa menurut Lovelock dan Wirtz (2011 : 58), kita harus mengerti bagaimana seseorang
membuat keputusan mengenai pembelian dan penggunaan jasa untuk menentukan kepuasan setelah
mengkonsumsi jasa tersebut. Konsumsi suatu jasa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Pre-Purchase
Tahap sebelum pembelian dimana pelanggan sadar akan adanya kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga ia
mencari informasi dan mengevaluasi alternatif – alternatif yang ada untuk selanjutnya menentukan jasa apa
yang akan mereka beli.
2. Service Encounter
Tahap berlangsungnya serangkaian hubungan dengan jasa yang pelanggan telah pilih. Disini, pelanggan benar
– benar merasakan bagaimana kinerja yang perusahaan berikan kepada pelanggan.
3. Post – Encounter
Tahap dimana pelanggan melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan yang telah mereka rasakan dan
membandingkannya dengan ekspektasi mereka. Disinilah di mana pelanggan memutuskan apakah mereka
puas atau tidak, dan adakah tindakan selanjutnya yang mereka lakukan berkaitan dengan itu.

Contohnya : Ketika seorang ingin melakukan pengiriman barang ke sebuah kota/ luar kota, dimana pelanggan
akan memilih dan membandingkan kurir satu dengan lainnya termasuk dari segi kecepatan waktu, harga dan
lokasi counter untuk drop barang ( pre - purchase). Pada tahap Service encounter, pelanggan dapat melakukan
pelacakan paket yang diikirim yang disediakan perusahan kurir secara real time/ online. Di Tahap post –
Encounter, pelanggan akan dapat notifikasi pengiriman paket berhasil dan pelanggan dapat menilai apakah
keseuaian waktu pengiriman sesuai dang estimasi pengiriman, pelanggan juga bisi mengisi umpan balik ke
perusahaan kurir/ kargo.

Sumber : https://www.pustaka.ut.ac.id
4. Jelaskan keterkaitan antara Positioning-Branding-Diferensiasi jika diapikasikan
pada Kasus Perusahaan, misal Hotel Santika!

Digital Branding Indonesia – Perusahaan perlu membangun keunggulan bersaing yang solid untuk
memenangkan persaingan. PDB (Positioning, Differentiati on, Brand) Analysis merupakan salah satu
alat yang dapat digunakan untuk menformul asi keunggul an bersaing. Bahkan PDB bisa diartikan sebagai
inti dari marketing.

1. Positioning
Positioning, merupakan proses menempatkan keberadaan perusahaan di benak pelanggan.
Dalam membuat positioning statement, ada beberapa elemen yang harus diperhatikan,
antara lain:
o Target market, merupakan deskripsi prospek pasar dimana produk atau layanan akan
ditawarkan).
o Brand, merupakan cerminan value yang diberikan kepada pelanggan.
o Frame of reference, berupa ide atau asumsi yang menentukan bagaimana sesuatu akan
dicapai, diterima, atau dipahami.
o Point of difference merupakan alasan-alasan mengapa pelanggan lebih memilih produk kita
dibanding pesaing.
o Competitive edge adalah alasan/nilai kompetitif brand sampai di benak konsumen.
Positioning harus didukung oleh differensiasi yang kuat agar memiliki brand i ntegrity.

2. Defferentiation
Differentiati on mengubah perusahaan menjadi unik dan mendukung positioning perusahaan, sehi ngga
tercipta integritas yang kuat bagi perusahaan. Elemen yang harus ada dalam menciptakan differensiasi
adalah content, context dan infrastructre.

3. Brand
Brand bukan hanya sebuah nama, logo atau si mbol, tetapi juga berperan sebagai payung representasi
produk barang atau jasa, perusahaan atau orang, bahkan negara.
Brand harus diposisikan sec ara jelas dalam benak pelanggan, agar memiliki brand identity yang jelas.

Pada Kasus Perusahaan, misal Hotel Santika,

Positioning yang akan kita bangun maka itu mejadi sangat penting. Hotel santika adalah Hotel dengan
Konsep yang menarik dengan standar rating 3 – 4 untuk pelanggan kelas menengah.

a. Strategi Biaya Termurah (Cost Leadership Strategy) Beberapa strategi yang dilakukan oleh Hotel
Santika untuk meminimalkan biaya yaitu :Pertama menciptakan dan membangun hotel baru
kelas budjet yaitu brand Santika group dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh
konsumen. Kedua memberikan penawaran kepada investor untuk bekerjasama dengan
operator hotel Santika melalui manajemen kontrak dengan modal yang murah. Ketiga diskon
untuk konsumen yaitu sebesar 10 % khusus hotel bintang 4, 3 dan 2, jika tamu telah memesan
kamar minimal 3 hari sebelum kedatangan.

b. Diferensiasi (Differentiation Strategy) Beberapa hal yang dilakukan hotel Santika melalui
diferensiasi adalah pertama menyediakan beberapa pilihan hotel melalui brand hotel yang
dimiliki dengan fasilitas yang berbeda, yang terdiri dari The Royal Collection yaitu The Kayana
dan The Samaya yang merupakan properti villavilla mewah yang mengedepankan personal
service. Kemudian The Anvaya merupakan hotel untuk segmen bintang lima, Hotel Santika
Premiere untuk segmen hotel bintang 4, Hotel Santika untuk segmen hotel bintang 3 dan
Amaris Hotel untuk hotel berkonsep smart hotel berbintang 2.

c. Strategi Fokus (Focus Strategy) Prospek budjet hotel Indonesia menjadi fokus Grahawita Santika
untuk memperluas brand Amaris di setiap provinsi Indonesia. Budjet hotel menjadi minat
wisatawan yang lebih memilih jenis tempat menginap yang relatif lebih murah dan
menyediakan fasilitas memadai bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang melakukan
perjalanan secara backpacker yang hanya membuntuhkan tempat menginap. Sedangkan bagi
investor, budjet hotel merupakan konsep minimalis dengan cara pengelolaannya yang simple
dan murah dalam segi permodalannya. Sehingga pada tahun 2007 Grahawita Santika
melakukan rebranding kembali untuk memperluas dan memperbanyak jaringan budjet hotel
atau hotel bintang dua melalui brand Amaris Hotel.

Strategi rebranding yang tel telah dilakukan oleh Grahawita Santika merupakan keunggulan Grahawita Santika
untuk dapat bersaing dengan jaringan operator hotel lain. Hal ini dapat dilihat melalui tabel dan diagram
perbandingan perluasan jaringan operator hotel di Indonesia dan jaringan operator hotel Grahawita Santika
sejak melakukan strategi rebranding hingga 2016, sebagai berikut :

Strategi rebranding menjadikan operator hotel Santika dapat mempertahankan eksistensinya sebagai operator
hotel Indonesia yang bersaing dengan operator lain, meskipun melalui strategi ini santika belum mampu
mengalahkan dominasi Accor Group, namunberdasarkan riset yang dilakukan Majalah Property and The City,
Santika Indonesia Hotels & Resorts (Grahawita Santika) adalah operator hotelyang dapat bersaing dengan
jaringan operator hotel terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti ketika Grahawita Santika mendapat penghargaan
yang diberikan oleh Bloomberg Businessweek Magazine dalam Corporate Image Award2013 sebagai The Best
in Building and Managing Corporate Image untuk kategori National Hotel Chain. Strategi rebranding Grahawita
Santika berupaya mengedepankan nuansa Indonesia dan mempertahankan loyalitas konsumen melalui
pariwisata Indonesia yang dikenal kaya akan budaya, tradisi dan kuliner, sehingga hal ini menjadi keunggulan
eksistensi operator hotel Grahawita Santika untuk mempertahankan jaringannnya dan bersaing dengan jaringan
operator hotel di Indonesia.

Sumber : https://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/

1. Jelaskan dimensi-dimensi inovasi jasa yang harus diperhatikan oleh penyedia jasa !
Berikan contoh !
Inovasi jasa adalah sebagai perkembangan dan implementasi dari ide baru, dalam proses perkembangan
produk dan jasa. Dimensi penting yang harus diperhatikan :

a. Ide-ide baru, adanya permasalah yang dihadapi oleh konsumen selama ini, pemilik produk jasa harus
bisa memberikan solusi dengan menggunakan ide – ide baru yang ditawarkan kepada konsumen. Misal : Jika
selama ini tiket pesawat dinilai mahal, maka ada ide baru untuk membuat maskapai penerbangan berbiaya
murah (Low Cost Carrier) dengan cara mengurangi sedikit kenyamanan di kabin penumpang, contoh :
meniadakan makan dan minuman. Dan ide ini coba ditawarkan oleh maskapai Citilink Indonesia, yang
merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia

b. Interaksi dengan Konsumen Baru, pemilik produk jasa harus mampu membangun interaksi yang efektif
dengan konsumen agar dapat memperoleh informasi dari konsumen mengenai apa - yang benar-benar
dibutuhkan. Misalnya di penerbangan Citilink , penumpang bisa berinteraksi dengan pihak maskapai melalui
website atau aplikasi android untuk memesan fasilitas tambahan (add-on) berupa pemesanan menu makanan
yang merupakan permintaan dari penumpang dan sekaligus memberikan masukkan tentang fasilitas tambahan
lain yang diinginkan.

c. Keterlibatan konsumen dalam menciptakan jasa baru (co-cretion) dapat memberikan manfaat baik bagi
konsumen sendiri dan perusahaan. Misal :Karena adanya permintaan yang tinggi tentang penginapan di suatu
tempat tujuan akibat adanya tiket murah, maka dibuatkanlah usaha baru yang menyediakan hotel dan
pemesanan hotel yaitu kerjasama airline dengan pihak hotel.

d. Potensi sumber daya yang ada di dalam perusahaan seperti SDM, budaya dan organisasi harus
dimanfaatkan secara total agar dapat mendukung implementasi inovasi jasa. Misal : SDM yang berjiwa muda
dengan latar budaya kerja yang dinamis, akan menarik minat kalangan muda untuk membeli jasa perusahaan
tersebut.

e. Teknologi Informasi Komunikasi, perkembangan ICT harus benar-benar dimanfaatkan oleh penyedia
jasa untuk mengembangkan inovasi jasa yang ditujukan untuk memberikan kemudahan, kenyamanan,
ketepatan, kecepatan dan akurat. Misalnya : penggunaan website atau aplikasi android untuk pemesanan tiket
pesawat, sehingga bisa mengurangi jumlah loket pemesanan fisik.

Sumber : http://www.tabungananak.com/

Anda mungkin juga menyukai