PERTEMUAN 4
PEMASARAN JASA
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Manajemen Pemasaran 50
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
2. Produk Jasa
Saat ini, konsumen memilih berbagai produk dan layanan dengan harga
dan pemasok yang berbeda. Ini menimbulkan pertanyaan bagi produsen
“Bagaimana konsumen menentukan pilihan produk yang akan dibelinya?”,
maksudnya Produsen perlu lebih fokus pada kualitas/mutu dari sudut pandang
konsumen. Karena produsen memercayai konsumen, penting untuk mengenali
dan memahami persyaratan pelanggan. Pelanggan selalu mencari nilai terbaik
untuk beberapa produk atau hantaran layanan. Mereka membentuk asumsi
tentang nilai yang dapat diperoleh dan, pada akhirnya, kepuasan yang dirasakan
mereka.
Pelanggan adalah fokus utama dibahas tentang bagaimana kepuasan dan
kualitas layanan yang diberikan, karena pelanggan memainkan peran penting
dalam mengukur kepuasan tersebut melalui produk dan layanan/jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan.
ISO 9004:2000 sendiri dalam Juhani Anttila, n.d. telah Menuntut
keterlibatan pelanggan (customer engagement) dan focus kepada pelanggan
Manajemen Pemasaran 51
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
adalah salah satu prinsip utama untuk meningkatkan kinerja manajemen. Ini
dijelaskan didalam ISO 9004: 2000; “Organization depend on their customers
and therefore should understand current and future customer needs…”. Dengan
kata lain, setiap organisasi percaya pada pelanggan dan perlu memahami dan
mengerti akan kebutuhan konsumen sekarang dan di masa depan.
Undang-undang PRESIDEN_RI UU RI No.8 TH.99 tentang perlindungan
konsumen mendefinisikan konsumen/pelanggan sebagai setiap orang atau
pengguna barang dan/atau jasa yang tersedia di masyarakat. Menurut
Cambridge International Dictionaries; “a person who buys goods or A service”.
Sementara Webster‟s Dictionary menyatakan bahwa pelanggan adalah “ one
who frequents any place of sale for the sake or purchasing goog or wares.
Dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara terus menerus
dan teratur mengunjungi suatu tempat untuk memuaskan keingin dengan
harapan mememiliki suatu atau mendapatkan sesuatu layanan dengan
membayar produk atau jasa yang diberikan.
Dalam menentukan kepuasan pelanggan, pelanggan sering melihat nilai
produk dan kinerja layanan yang diterima selama pembelian atas produk dan
layanan yang diberikan. Nilai tambah yang diberikan dalam hantaran produk atau
layanan adalah jawaban atas pertanyaan mengapa pelanggan menentukan
pilihannya, tujuannya adalah mencari nilai maksimum yang ditawarkan oleh
produk atau layanan tersebut.
Produk jasa/pelayanan memiliki suatu perberbedaan dengan produk
barang (fisik). Griffin, 2013 menyatakan perbedaan produk barang dengan jasa
melalui tiga hal dalam karakteristiknya, yaitu;
a. Intangibility.
Jasa tidak terlihat,dirasa,diraba,didengar,atau dicium sebelum
membelinya. Nilai penting dari ini adalah nilai tak berwujud yang dihadapi
konsumen dalam bentuk kesenangan, kepuasan atau kenyamanan.
Manajemen Pemasaran 52
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
c. Customization (kustomisasi).
Dalam kebanyakan bisnis, layanan atau jasa dibuat khusus untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Karakteristik Jasa
Produk layanan memiliki fitur dan kemampuan khusus yang memungkinkan
mereka untuk lebih mengembangkan industri layanan/jasa. Kualitas layanan/jasa
memiliki pengaruh kuat pada pemasok dan waktu layanan yang tersedia, serta
perilaku spesifik pelanggan, dan sebagai akibatnya perusahaan jasa
Manajemen Pemasaran 53
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Manajemen Pemasaran 54
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Sisi lainnya, menurut Kotler, Keller, & Lane, 2007 karakteristik layanan
dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori berikut.
c. Berbeda/variatif.
a. Layanan tidak berwujud. Ini berarti layanan nyata yang tidak dapat dilihat,
dirasakan, atau disentuh seseorang sebelum dibeli. Layanan hanya
dikonsumsi tetapi tidak dimiliki.
b. Layanan tidak dapat dipisahkan dari penyedia layanan, karena layanan dibuat
dan dikonsumsi secara bersamaan.
Manajemen Pemasaran 55
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
c. Layanan ini adalah alat yang fleksibel, tergantung pada bentuk, kualitas dan
jenis layanan. Kapan dan di mana layanan itu dibuat.
d. Karena layanan memiliki fitur/karakteristik yang tidak stabil dan tidak dapat
diprediksi, penanganan khusus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan di industri layanan/jasa tersebut.
a. Segmen pasar
Manajemen Pemasaran 56
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
e. Regulasi
Manajemen Pemasaran 57
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Manajemen Pemasaran 58
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Tidak ada definisi kualitas yang diterima secara umum, tetapi definisi ini
memiliki sejumlah kesamaan:
Manajemen Pemasaran 59
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Salah satu cara untuk menjual produk perusahaan (jasa) adalah dengan
memberikan keunggulan kualitas dengan kualitas layanan yang lebih baik
daripada pesaing dan memenuhi minat dan kebutuhan dari para konsumennya.
Pelanggan memilih penyedia layanan berdasarkan peringkat minat mereka dan
dapat membandingkannya dengan apa yang mereka harapkan ketika mereka
menggunakan layanan tersebut. Jika ternyata layanan mereka sukai jauh lebih
rendah dari yang diharapkan, konsumen akan kecewa dan kehilangan minat
terhadap layanan/jasa tersebut. Sebaliknya, produk layanan cenderung
digunakan kembali jika layanan yang digunakan berada pada tingkat
kepentingan atau lebih tinggi dari harapanya.
Kualitas layanan dapat diukur dengan harga. Banyak manajer bisnis
percaya bahwa semakin tinggi kualitas, semakin tinggi harganya. Pelopor
kualitas lainnya mempertanyakan pandangan ini dengan mempertimbangkan
implikasi ekonomi dari peningkatan kualitas, Para pionir kualitas membuat
penelitan dengan menyimpulkan bahwa manfaat kualitas yang dicapai jauh lebih
tinggi daripada biaya atas kualitas (Gantino & Erwin, 2010).
Selain menghitung biaya, kualitas juga dapat diukur dengan mensurvei
persepsi pelanggan tentang kualitas layanan (Ismanto, 2019). Pertanyaan
konsumen dapat digunakan dalam berbagai cara, termasuk sistem pengaduan
dan saran, pembelian fiktif, ulasan pelanggan yang hilang, dan pertanyaan
pelanggan.
Metrik yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen yang berbeda
mencakup dimensi yang diusulkan oleh (Davἰd A. Garvἰn, 1984) pada kualitas
produk. Di sisi lain, kualitas layanan dapat diukur menggunakan model
SERVQUAL (kualitas layanan) yang dikembangkan oleh penelitian Parasuraman,
Zeithaml, & Berry, 2009.
Dalam penelitian mereka, Parasuraman et al., 2009 mampu
mengidentifikasi lima kelompok karakteristik berikut yang digunakan pelanggan
untuk mengevaluasi kualitas layanan, antara lain;
Manajemen Pemasaran 60
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Manajemen Pemasaran 61
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Manajemen Pemasaran 62
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
yang bermanfaat bagi manajemen kecuali jika pada akhirnya mengarah pada
kepuasan pelanggan. Ada beberapa manfaat untuk kepuasan pelanggan:
Manajemen Pemasaran 63
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
C. LATIHAN SOAL
1.
Manajemen Pemasaran 64
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
D. DAFTAR PUSTAKA
David A. Garvin. (1984). “What Does ‘Product Quality’ Really Mean?” MIT Sloan
Management Review, 26(No.1 (fall 1984).), 25–43.
https://www.hbs.edu/faculty/Pages/item.aspx?num=11446
Gantino, R., & Erwin. (2010). Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan Pada Pt.
Guardian Pharmatama. Journal of Applied Finance and Accounting, 2(2), 138–
167.
Goetsch, D. L., & Davis, S. (2014). Quality Management for Organizational Excellence:
Introduction to Total Quality (Seventh Ed). Pearson Education Limited.
Griffin, R. and R. J. E. (2013). Study Guide for Business Essentials (9th ed).
Grönroos, C. (2001). The perceived service quality concept – a mistake? Managing
Service Quality: An International Journal, 11(3), 150–152.
https://doi.org/10.1108/09604520110393386
Ismanto, J. (2019). ANALISIS SERVQUAL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN
DENGAN LOYALITAS SEBAGAI VARIABEL KONTROL. Jurnal Disrupsi Bisnis,
2(1), 45–64.
http://www.openjournal.unpam.ac.id/index.php/DRB/article/view/3641/2835
Juhani Anttila. (n.d.). ISO 9004:2000, Quality Management Systems – Guidelines for
Performance Improvements.
Kang, G. (2006). The hierarchical structure of service quality : integration of technical
and functional quality. Managing Service Quality, 16(1), 37–50.
https://doi.org/10.1108/09604520610639955
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga.
Kotler, P., & Keller. (2012). Marketing Management (14 th). New Jersey.
Kotler, P., Keller, & Lane, K. (2007). Manajemen pemasaran Jilid 2 (Benyamin
Molan“Marketing Management” (ed.); Edisi 12). PT. Indeks.
Nofri, O., & Hafifah, A. (2018). ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
MELAKUKAN ONLINE SHOPPING DI KOTA MAKASSAR. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1), 113–132.
https://doi.org/10.24252/minds.v5i1.5054
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (2009). A Conceptual Model of Service
Quality and Its Implications for Future Research. The Journal of Marketing,
49(4), 41–50.
Manajemen Pemasaran 65
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Manajemen Pemasaran 66